Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN GIZI DAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG

DENGAN PERKEMBANGAN ANAK

NURFADILLAH AS’AD
C105212001

PROGRAM SPESIALIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU KESEHATAN ANAK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan anak adalah proses pematangan yang menghasilkan
perkembangan yang teratur dari keterampilan persepsi, motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional, dan pengaturan diri. Berbagai faktor mempengaruhi
perolehan kompetensi dan keterampilan, termasuk kesehatan, gizi, keamanan
dan keselamatan, pemberian asuhan yang responsif, dan pembelajaran dini [1].
Gizi kurang pada anak berkontribusi terhadap morbiditas, mortalitas,
gangguan perkembangan intelektual, kapasitas kerja orang dewasa yang
kurang optimal, dan peningkatan risiko penyakit di masa dewasa karenanya
merupakan salah satu masalah kesehatan global utama [2,3]. Dapat berupa
wasting, stunting atau underweight [2,4].
Survei Demografi dan Kesehatan Ethiopia (EDHS) 2016 menunjukkan
bahwa telah terjadi peningkatan status gizi anak-anak dalam 15 tahun terakhir.
Stunting merupakan masalah global tetapi lebih terkonsentrasi di negara-
negara berkembang di Afrika dan Asia di mana, misalnya, Burundi, Eritrea
dan Timor-Leste memiliki tingkat kejadian melebihi 50% pada usia hingga 60
bulan [5]. Demikian pula, 24% anak di bawah usia lima tahun kekurangan
berat badan dan 7% sangat kurus. Namun, tidak ada perubahan dalam
prevalensi wasting, karena tetap sekitar 10% dan 2% sangat wasting [6].
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018 melaporkan
bahwa hasil pengukuran tumbuh kembang anak diperoleh (3,9%) yang
mengalami gizi buruk, (13,8%) gizi buruk, (79,2%) gizi baik dan (3,1%)
kelebihan nutrisi. Untuk skala nasional khususnya di Provinsi Sulawesi
Selatan yaitu (4,6%) mengalami gizi buruk, (18,4%) gizi buruk, (74,2%) gizi
baik, dan (2,9%) gizi lebih [7]. Prevalensi Anak Kurang Berat Badan pada
tahun 2019 sebesar 11%, telah melampaui target yang ditetapkan (22%) dan
mengalami penurunan (peningkatan kinerja) jika dibandingkan dengan tahun
2018 (18,10%). Pencapaian tahun 2019 jika dibandingkan dengan capaian
nasional masih di bawah prevalensi nasional yaitu 17,7% (kinerja lebih tinggi
dari capaian nasional). Namun demikian, meskipun Sulawesi Selatan telah
berhasil menurunkan angka prevalensi secara berkesinambungan masih
diperlukan peningkatan upaya yang lebih optimal dalam meningkatkan status
gizi masyarakat khususnya pada kelompok balita [8].
Penelitian menunjukkan bahwa stimulasi dan status gizi sangat penting
untuk perkembangan anak usia 3-6 tahun. Penelitian ini menyarankan orang
tua lebih aktif bergabung dengan pusat pelayanan kesehatan sehingga dapat
memberikan stimulasi yang tepat dan meningkatkan status gizi bagi anaknya,
sehingga dapat tumbuh kembang secara optimal [9]. Penelitian lain
menunjukkan bahwa status gizi anak berpengaruh terhadap domain
perkembangan tertentu terhadap anak. Intervensi untuk meningkatkan status
gizi balita akan sangat membantu perkembangan anak [10]. Oleh karena itu
penelitian ini dirancang untuk menentukan hubungan antara gizi dan stimulasi
tumbuh kembang dengan perkembangan anak

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana hubungan gizi dan stimulasi tumbuh kembang dengan
perkembangan anak?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisis hubungan gizi dan stimulasi tumbuh kembang dengan
perkembangan anak
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi hubungan gizi dengan perkembangan anak
2. Mengidentifikasi hubungan stimulasi tumbuh kembang dengan
perkembangan anak
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah referensi dan informasi kepada peneliti, memberikan
pengetahuan tentang hubungan gizi dan stimulasi tumbuh kembang dengan
perkembangan anak.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat dan
pengetahuan kepada masyarakat, orang tua dan tenaga Kesehatan tentang
cara mendeteksi permasalahan perkembangan anak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan

1. Definisi Perkembangan

Perkembangan merupakan perubahan secara bertahap dari yang lebih

rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang

melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran [1]. Perkembangan merupakan

proses perubahan progresif yang bersifat kualitatif fungsional dan terjadi pada

aspek fisik dan psikis. Contoh perkembangan misalnya munculnya kemampuan

berdiri dan berjalan, meningkatnya kemampuan bicara, berpikir dan berimajinasi

[2]. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan, struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari

proses pematangan. Perkembangan juga menyangkut adanya proses diferensiasi

sel tubuh, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya [3].

Periode penting dalam perkembangan anak adalah pada saat anak berusia

di bawah lima tahun. Masa tersebut merupakan pertumbuhan dasar yang akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini,

perkembangan terjadi sangat cepat dan merupakan landasan bagi perkembangan

berikutnya. Tahun-tahun pertama kehidupan merupakan waktu kritis bagi anak

karena tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial berlangsung sangat cepat

sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama akan menentukan hari anak di masa

yang akan datang [4].


2. Ciri-ciri Perkembangan Anak Usia 0-5 Tahun.

Perkembangan khusus pada anak usia 0-5 tahun memiliki ciri- ciri yaitu

[5]:

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan biasanya berjalan beriringan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan akan diikuti dengan perubahan fungsi.

b. Perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan

Pertumbuhan yang berlangsung cepat akan diikuti dengan perkembangan

yang juga demikian. Misalnya terjadinya peningkatan mental, memori, daya

nalar, asosiasi, dan lain-lain.

c. Perkembangan memiliki pola yang tetap

Pola tetap yang dimaksud adalah perkembangan terjadi dengan pola

sefalokaudal, terjadi lebih dahulu di daerah kepala kemudian menuju ke arah

kaudal/anggota tubuh. Disamping itu, perkembangan juga terjadi dengan pola

proksimodistal atau terjadi lebih dahulu di daerah proksimal kemudian

berkembang ke daerah distal seperti jari-jari yang mempunyai gerak halus

setelah kemampuan gerak kasar terlampaui.

d. Perkembangan memiliki pola teratur

Proses perkembangan seorang anak mengikuti pola berurutan dan teratur.

3. Prinsip-prinsip Perkembangan

Proses perkembangan yang terjadi khususnya pada anak usia 0-5 tahun

memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut [5]:

a. Perkembangan merupakan hasil dari proses kematangan dan belajar


Kematangan merupakan proses dari dalam diri anak dan terjadi dengan

sendirinya, sesuai dengan pontensi yang ada dalam diri mereka. Belajar adalah

perkembangan yang didapatkan dari proses latihan dan usaha.

b. Pola perkembangan dapat diramalkan

Pola perkembangan pada setiap anak terdapat persamaan. Oleh karena itu,

perkembangan seorang anak dapat diramalkan sebelumnya. Perkembangan

terjadi dari tahapan umum ke tahapan lebih spesifik dan berkesinambungan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Perkembangan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu [2]:

a. Faktor Internal

1) Ras/etnik atau bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika memiliki faktor herediter

yang berbeda dengan anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Indonesia. Hal

ini tentu mempengaruhi perbedaan perkembangan anak di antara keduanya.

2) Keluarga

Anak yang dilahirkan dari keluarga yang memiliki postur tinggi, pendek,

gemuk, atau kurus dapat memiki perawakan yang mirip dengan

keluarganya. Begitu juga dengan perkembangan anak.

3) Usia

Perkembangan anak paling optimal ada pada masa awal kehidupan anak,

yaitu usia 0-5 tahun.


4) Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan lebih cepat berkembang daripada

anak laki-laki. Akan tetapi, setelah memasuki masa pubertas, pertumbuhan

anak laki-laki akan lebih cepat.

5) Genetik

Genetik merupakan potensi bawaan anak yang akan menjadi ciri khasnya.

Beberapa kelainan genetik dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak,

contohnya seperti kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom pada umumnya disertai kegagalan pertumbuhan dan

perkembangan, misalnya pada anak Sindrom Down dan Sindrom Turner.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor prenatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal dapat menyebabkan kelainan kongenital

seperti club foot yang dapat berpengaruh pada perkembangan motorik

anak di masa yang akan datang.

c) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin atau Thalidomid dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskikis yang dapat

menyebabkan gangguan perkembangan bahasa pada anak.

d) Endokrin

Penyakit yang disebabkan karena kelainan endokrin misalnya diabetes

melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, dan hiperplasi

adrenal.

e) Radiasi

Paparan radiasi dan sinar rontgent dapat mengakibatkan kelainan seperti

mikrosefali, retardasi mental, spina bifida, deformitas anggota gerak,

kelainan kongenital mata serta kelainan jantung. Hal tersebut tentu dapat

menyebabkan gangguan perkembangan pada anak.

f) Infeksi

Infeksi pada kehamilan trimester pertama dan kedua oleh TORCH

(Toksoplasma, Rubella, Citomegalo virus, Herpes simpleks) dapat

menyebabkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali,

retardasi mental dan kelainan jantung.

g) Kelainan imunologi

Eritroblastosis fetalis muncul karena perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah

janin, kemudian masuk melalui plasenta ke dalam peredaran darah janin

dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya akan menyebabkan

kerusakan jaringan otak.


h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu.

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan yang salah atau kekerasan

mental pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan

perkembangan janin selanjutnya.

2) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan seperti asfiksi dan trauma kepala dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak. Kerusakan otak tentu berpengaruh

besar terhadap perkembangan.

3) Faktor pascapersalinan

a) Gizi

Makanan dengan gizi adekuat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi

yang optimal.

b) Penyakit kronis atau kelainan kongenital

Anemia, tuberkulosis atau kelainan jantung bawaan dapat menyebabkan

retardasi pertumbuhan maupun perkembangan.

c) Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan yang sering disebut milieu adalah tempat anak hidup yang

berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi

lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar


radioaktif dan zat kimia tertentu (seperti timbal, merkuri, rokok, dan lain-

lain) memiliki efek negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitar dapat mempengaruhi

pekembangan. Seorang anak yang tidak dikehandaki orang tua akan

merasa tertekan dan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon seperti pada penyakit hipertiroid dapat menyebabkan

anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

f) Sosioekonomi

Kemiskinan hampir selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta

kesehatan lingkungan yang kurang baik dan ketidaktahuan. Hal tersebut

menghambat pertumbuhan dan mempengaruhi perkembangan anak.

g) Lingkungan pengasuhan

Interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan dan stimulasi, khususnya dalam

keluarga. Stimulasi dapat diberikan dalam bentuk penyediaan mainan,

sosialisasi anak, serta keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap

kegiatan anak.
B. Stimulasi Perkembangan

1. Definisi Stimulasi Perkembangan

Stimulasi perkembangan merupakan kegiatan merangsang kemampuan

dasar anak usia 0-6 tahun agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal

[6]. Anak yang kurang mendapat stimulasi dapat mengalami penyimpangan

tumbuh kembang atau bahkan gangguan secara menetap. Stimulasi pada anak

dapat dilakukan oleh orang tua, pengasuh, keluarga atau orang-orang yang berada

di sekitar anak. Stimulasi yang diberikan dapat berupa verbal, auditori, visual,

taktil, dan lain-lain. Kasih sayang yang diberikan oleh orang tua menjadi hal

penting pada awal tahap perkembangan. Stimulasi yang diberikan akan

memberikan dampak optimal apabila diberikan pada masa peka dan disesuaikan

dalam segala aspek tumbuh kembang [7]. Usia 0-5 tahun merupakan saat yang

baik bagi anak untuk menerika stimulasi. Ibu maupun pengasuh anak perlu

melakukan stimulasi untuk kemejuan perkembangan. Hal ini disebabkan jika

tanpa stimulus, penyelesaian tugas perkembangan sulit dicapai [4].

2. Prinsip-prinsip Dasar Stimulasi Perkembangan

Stimulasi perkembangan yang diberikan kepada anak mencakup empat

aspek yaitu kemampuan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan psikososial.

Prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan ketika memberikan stimulasi kepada

anak adalah sebagai berikut [8]:

a. Lakukan dengan cinta dan kasih sayang


b. Tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak cenderung menirukan

sikap dan perilaku orang terdekatnya

c. Berikan stimulasi sesuai dengan usia anak

d. Lakukan stimulasi dengan cara bermain, bernyanyi, dan melakukan hal

menyenangkan lainnya dengan tanpa paksaan dan hukuman

e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan usia anak

f. Gunakan alat bantu atau permainan yang aman dan sederhana yang ada di

sekitar anak

g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan

h. Berikan selalu anak pujian atas keberhasilan anak

3. Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-5 tahun

Berbagai stimulasi perkembangan yang dapat dilakukan oleh ibu kepada

anak usia 0-5 tahun [6]:

a. Motorik Kasar

b. Motorik Halus

c. Bahasa

d. Personal sosial

C. Status gizi

1. Pengertian gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ,


serta menghasilkan energi [9]. Status gizi (nutrien status) adalah ekspresi dari

keadaan-keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu [9].

2. Manfaat Gizi

Menurut Kartasapoetra (2003) manfaat gizi yaitu:

a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama

bagi mereka yang masih dalam pertumbuhan.

b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari.

3. Penilaian Gizi

Menurut Supariasa [9], penilaian status gizi dibagi 2 yaitu :

a. Secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu :

1) Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh. Ditinjau dari sudut

pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai

macam pengukuran dimensi tubh dan komposisi tubuh dan berbagai

tingkat umur dan tingkat gizi. Beberapa indeks antrometri yang sering

digunakan yaitu :

a) Berat badan menurut umur

b) Tinggi badan menurut umur

c) Berat badan menurut tinggi badan

d) Lingkar lengan atas menurut umur

2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai

status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan

yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini

dapat dilihat pada jaringan kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau

padaorgan-organ yang dekat permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat.

Survei dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum

dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan

untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan

pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat

penyakit.

3) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang

diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai jaringan tubuh.

Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, hati dan

otot.Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan

akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala

klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faal lebih banyak

menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4) Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat

perubahan struktur dan jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam


situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night

blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

b. Secara tidak langsung

1) Survei Konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara

tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan

gambaran tentang kondisi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga

dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan

kekurangan zat gizi.

2) Status vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis

data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan

umur, angka kematian dan kesakitan akibat penyebab tertentu dan data

lainnya yang berhubungan dengan gizi.

3) Faktor Ekologi

Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa

faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang

tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,

irigasi dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting

untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar

untuk melakukan program intervensi gizi.


BAB III

Kerangka Konsep

Stimulasi:
Motorik kasar
Status gizi Motorik halus
pada anak Bahasa
Personal sosial

Perkembangan
anak

Variabel Independen

Variabel Antara

Variabel Dependen
Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau


pertanyaan penelitian (Nursalam, 2014)
Hipotesis Alternatif (Ha)
1. Ada hubungan status gizi pada anak dengan perkembangan dan stimulasi
motorik kasar
2. Ada hubungan status gizi pada anak dengan perkembangan dan stimulasi
motorik halus
3. Ada hubungan status gizi pada anak dengan perkembangan dan stimulasi
personal sosial
4. Ada hubungan status gizi pada anak dengan perkembangan dan stimulasi
bahasa
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan cross-sectional adalah jenis penelitian yang
menggunakan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat. Antara variabel independen (status gizi
pada anak usia 1-3 tahun) dengan variabel dependen melalui pengujian hipotesis
yang telah dirumuskan untuk mengetahui kejadian berdasarkan data yang telah
dikumpulkan
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Wahidin sudirohusido
Makassar
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 385.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling . Teknik sampling yang digunakan adalah
Purposive Sampling suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai yang ditentukan oleh peneliti. Responden yang dipilih
memiliki kriteria sebagai berikut:
Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Anak usia 1-3 tahun yang ada di Rumah Sakit Wahidin sudirohusido
Makassar
b) Bersedia menjadi subjek penelitian
2. Kriteria ekslusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a) Anak yang memiliki sakit fisik maupun cacat bawaan
b) Tidak hadir atau pindah tempat tinggal

D. Variabel Penelitian
1. Identifikasi variabel
a) Variabel independen
Variabel bebas pada penelitian ini adalah status gizi pada anak usia 1-3
tahun.
b) Variabel dependen
Variabel terikat pada penelitian ini adalah perkembangan motorik kasar,
motorik halus, personal sosial, dan bahasa pada anak usia 1- 3 tahun
2. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif
a) Status gizi adalah penilain status gizi yang diukur dari berat badan, tinggi
badan dengan menggunakan alat ukur antropometri WHO 2007.
Kriteria objektif:
Berdasarkan indikator BB/U
- Gizi Buruk : < - 3 SD
- Gizi Kurang : > -3 SD sampai dengan < -2 SD
- Gizi Baik : > -2 SD sampai dengan < 2 SD
- Gizi Lebih : > 2 SD
Berdasarkan indikator TB/U
- Sangat Pendek: Z-score <-3.0
- Pendek : Z-score >3.0 s/d Z-score <-2.0
- Normal : Z-score >-2.0
b) Perkembangan anak usia 1-3 tahun
Perkembangan anak merupakan masa terbaik berkembangannya
kemampuan fungsi tubuh dan dapat diperkirakan lingkungan memiliki
pengaruh paling besar terhadap perkembangan individu. Perkembangan
balita terdiri aspek motorik kasar, motorik halus, personal sosial serta
bahasa yang dinilai berdasarkan Denver II.
E. Proses pengumpulan data dan Instrumen penelitian
1. Proses pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu pendekatan kepada subjek dan
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2014). Penelitian ini menggunakan antropometri dan tes skrining
berupa DDSTII/ Denver II. Peneliti memilih responden kemudian melakukan
informed consent dan dilanjutkan dengan penilaian perkembangan dengan
melakukan skrining berdasarkan usia dan melakukan kunjungan rumah
responden.
2. Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk pengumpulan
data, dimana peneliti mendapat keterangan atau informasi secara lisan dari
seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan
muka dengan orang tersebut (face to face). Wawancara sebagai pembantu
utama dari metode observasi. Wawancara pada penelitian ini digunakan untuk
menggali informasi yang dibutuhkan peneliti mengenai keadaan anak yang
ditujukan pada orang tua ataupun pengasuh anak
3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
berupa timbangan berat badan menggunakan seca portabel (timbangan injak)
dan sedangkan tinggi badan menggunakan microtoise, dan penilaian status
gizi menggunakan aplikasi software who anthro. Sedangan perkembangan
menggunkan Denver II yang merupakan data primer. Instrumen tersebut telah
baku diberlakukan untuk mengukur perkembangan anak maka dalam
penelitian ini tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
F. Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Rancangan Pengolahan data
a. Editing
Pada penelitian ini setelah data terkumpul dilanjutkan dengan kegiatan
editing yaitu dengan memeriksa setiap lembaran skrining Denver II
mengenai kebenaran data yang sesuai dengan variabel, serta pemeriksaan
terhadap ukuran/dimensi dan dijelaskan data serta pembuktiaanya.

b. Pengkodean (coding)
Proses memberikan kode pada lembaran skrining Denver II untuk
membedakan responden dan ukuran-ukuran yang diperoleh dari unit analisis
sesuai dengan rancangan awal.
c. Tabulasi data
Mengelompokkan data ke dalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang
dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian pada SPSS Versi 21.
d. Cleaning
Pengecekan kembali data yang sudah diproses apakah ada kesalahan,
ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan koreksi.
2. Analisa data
a. Analisis univariat
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi
masing-masing kategori beresiko dari variabel dependen dan masing-masing
variabel dependen. Di samping itu perlu diperhatikan apakah ada data yang
relative homogeny apabila salah satu kategori dari variable independen
bernilai <15%
b. Analisis bivariat
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan
hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen
dengan menggunakan uji statistik yang digunakan adalah uji Spearman pada
tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) yaitu untuk menganalisis dua variabel
yang saling berkaitan, antara hubungan status gizi dengan perkembangan
motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan bahasa. Kekuatan
hubungan dua variabel dinilai berdasarkan effect size menggunakan uji
cramers V
Uji analisis pada penelitian ini menggunakan program SPSS dengan taraf
signifikansi atau batas kepercayaan adalah 0,05. Kemudian pengambilan
keputusan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi atau probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka
hipotesis penelitian diterima.
2) Jika nilai signifikansi atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka
hipotesis penelitian ditolak.
Daftar Pustaka
1. Menu E, Exchange F. 2016. Advancing early childhood development: from
science to scale.
2. Black R, Alderman H, Bhutta Z, Gillespie S, Haddad L, Horton S. 2013.
Executive summary of the Lancet Maternal and Child Nutrition Series. Matern
Child Nutr.
3. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Caulfield LE, De Onis M, Ezzati M, et al.
2008. Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and
health consequences. The lancet.
4. Black RE, Victora CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, De Onis M, et al.
2013. Maternal and child undernutrition and overweight in low-income and
middle-income countries. The lancet.
5. Clark, David C.; Cifelli, Christopher J.; Pikosky, Matthew A.
2020. Growth and Development of Preschool Children (12 - 60 Months):
A Review of the Effect of Dairy Intake. Nutrients, 12(11),
3556–. doi:10.3390/nu12113556 
6. Ethiopia CS, Macro OR. 2016. Ethiopia demographic and health survey.
Addis Ababa: Central Statistical Agency.
7. Kemenkes. 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018.
Jakarta: Kementerian Republik Indonesia.
8. Dinas Kesehatan Kota Makassar. 2019.
http://dinkeskotamakassar.com/index.php/2017-02-09-09-30-56
9. Saputro, H., Fazrin, I., & Yalestyarini, E. A. 2020. The Correlation Between
Stimulation, Nutritional Status and Child Development. Jurnal Ners, Special
Issues, 96-100.
10. Jimoh, Adenike Oluwayemisi; Anyiam, Jane Oowo; Yakubu, Alhassan Mela
2017. Relationship between child development and nutritional status of under-
five Nigerian children. South African Journal of Clinical Nutrition, (), 1–5.

Anda mungkin juga menyukai