PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda tapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ. Untuk tercapainya
tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Selain itu
untuk mengetahui apakah pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan
optimal bisa dilakukan penilaian tumbuh kembang.
Tujuan dari penilaian tumbuh kembang ini yaitu untuk mempelajari tentang
berbagai hal yang berhubungan dengan proses perkembangan dan mengoptimalkan
tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial juga menegakkan diagnosis dini
terhadap kelainan tumbuh kembang dan penanganan yang efektif, serta mencari
penyebab dan mencegah terjadinya keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.
Skining merupakan prosedur rutin dalam pemerikasaan tumbuh kembang
sehari-hari, yang dapat memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang perlu
mendapat perhatian, sehingga diperlukan anamnese yang baik, pemerikasaaan fisik
yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar intervensi dapat dilakukan
sebaik-baiknya. Dengan alasan tersebut maka penulis mengangkat penilaian
perkembangan anak dengan menggunakan metode DDST.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek penilaian perkembangan anak dengan menggunakan
metoda DDST diharapkan mahasiswa mampu membuat laporan secara
komprehensif.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengadakan penilaian perkembangan anak dengan menggunakan
metode DDST, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian data
2. Menentukan identifikasi diagnosa dan masalah
3. Membuat intervensi yang komprehensif
4. Melaksanakan tindakan yang sesuai dengan intervensi
5. Menilai hasil tindakan
C. METODE PENULISAN
Laporan penilaian pada anak ini disusun dengan cara :
1. Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada anak
2. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung pada ibu guna mengetahui keluhan-keluhan
yang dirasakan oleh ibu, sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat
sesuai dengan masalah perkembangannya
3. Praktek
Melakukan penilaian langsung pada anak dengan menggunakan metode DDST
4. Studi Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya asuhan dan dapat
membandingkan teori dan praktek
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TEORI MEDIS
1. Definisi
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap
makhluk. Pada manusia terutama anak-anak, proses tumbuh kembang ini terjadi
dengan sangat cepat, terutama pada periode tertentu.
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran – ukuran tubuh yang meliputi BB,
TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel – sel pada
semua sistem organ tubuh.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitas, yang
mengacu pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang menyangkut
ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil proses pematangan.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua system
organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi system
organ tubuh.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.
b) Keuntungan DDST
1) Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia.
2) Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun.
3) Monitor anak dengan resiko perkembangan.
4) Menjaring anak terhadap adanya kelainan.
5) Memastikan apakah anak dengan persangkaan pada kelainan
perkembangan atau benar-benar ada kelainan.
c) Alat yang digunakan.
1) Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna
merah, kuning, ungu, biru, permainan anak, botol kecil-kecil, bola tenis,
bel kecil, kertas, dll.
2) Lembar DDST.
3) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan
tugas dan cara penilaiannya.
d) Prinsip pelaksanaan DDST.
1) Bertahap dan berkelanjutan.
2) Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
3) Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana.
4) Suasana nyaman dan bervariasi.
5) Perhatikan gerakan spontan anak.
6) Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum.
7) Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test.
8) Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu diatas meja.
9) Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan.
e) Sektor perkembangan / parameter yang digunakan.
1) Personal, social (kepribadian/tingkah laku sosial).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mendiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
2) Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat.Misalnya kemampuan untuk menggambar,
memegang sesuatu benda, dll.
3) Bahasa (language).
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah, dan berbicara spontan.
4) Perkembangan motorik kasar.
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
f) Prosedur DDST
1) Lulus (pass)
(a) Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.
(b) Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya
bahwa anak dapat melakukan dengan baik.
2) Gagal (failed)
(a) Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
(b) Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat
melakukan tugas dengan baik.
3) Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba
karena ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.
4) Menolak (refusal).
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena
faktor sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.
h) Pelaksanaan DDST
1) Menetapkan umur anak dengan patokan
(a) 30 hari = 1 bulan
(b) 12 bulan = 1 tahun
(c) ≥15 hari = 1 bulan
Perhitungan umur :
Missal : tanggal test : 2008 – 08 – 28
Tanggal lahir : 2006 – 06 – 14
---------------------
02 – 02 – 14
Berarti umur anak saat test dilakukan yaitu 2 tahun 2 bulan.
2) Menarik garis vertical saat test dilakukan pada lembar DDST yaitu 2
tahun 2 bulan.
3) Memperlihatkan tanda / kode pada ujung kotak sebelah kiri.
R tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tua.
Nomor/angka tugas perkembangan di test sesuai petunjuk dibalik
formulir.
4) Menyimpulkan hasil DDST
Normal / abnormal / questionable / untestable.
VII. EVALUASI
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan,
apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam
diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan rencana asuhan tersebut dapat
dianggap efektif apabila anak menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan
yang lebih baik, terjadi pencapaian dalam tugas perkembangan sesuai dengan
batasan ideal anak.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana dengan
efektif dan mungkin sebagian belum efektif. Karena proses manajemen asuhan
ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu dievaluasi,
kenapa asuhan yang diberikan belum efektif. Dalam hal ini mengulang kembali
setiap asuhan yang belum efektif, melalui proses manajemen untuk
mengidentifikasi mengapa proses tersebut tidak efektif serta melakukan
penyesuaian dan modifikasi apabila memang diperlukan. Langkah-langkah
proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses
berfikir yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis
karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik.
Manajemen kebidanan yang terdiri atas tujuh langkah ini merupakan
proses berfikir dalam mengambil keputusan klinis dalam memberikan asuhan
kebidanan yang dapat diaplikasikan/diterapkan dalam setiap situasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Februari 2019
Jam : 08.30 WIB
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Anak
Nama anak : An. “T”
Tempat & tanggal lahir : Malang, 07 Oktober 2016
Usia : 29 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : I (Satu)
Orang Tua
Nama ibu : Ny. “Y” Nama ayah : Tn. “W”
Umur : 26 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa
Pendidikan : Diploma 1 Pendidikan : Diploma I
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Perangkat Desa
Penghasilan : - Penghasilan : Rp. 1.500.000/bln
Alamat : Dusun Dawan RT.03 RW.01 Pandan Mulyo
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan tumbuh kembang anaknya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada anaknya.
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular maupun menurun.
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit parah sampai opname. Ibu mengatakan
anaknya pernah sakit pilek, batuk dan panas. Bila anak sakit ibu segera memeriksakan
ke bidan atau puskesmas dan sembuh setelah minum obat dari bidan atau puskesmas.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini anaknya sehat, tidak sakit apapun.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarganya maupun suami tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti penyakit kuning, TBC, dan penyakit typoid. Serta dalam
keluarga ada yang menderita penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis,
jantung dan tidak ada riwayat kembar.
Genogram :
Ny
Y
TnW
An.
T
Keterangan :
= Responden = Meninggal
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bentuk normal, rambut hitam, bersih
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak kuning.
Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva merah muda.
Hidung : Bersih, tidak ada sekret
Gigi dan Mulut : Bersih, tumbuh gigi susu, gigi tidak ada karies, lidah bersih
Leher : Tidak terlihat adanya pembesaran pada kelenjar limfe, kelenjar tiroid,
maupun vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak tampak retraksi dada
Abdomen : Bentuk normal, tidak tampak pembesaran hepar
Ekstremitas : Atas : simetris, gerak aktif , tidak ada polidaktil dan sidaktil
Bawah : simetris, gerakan aktif, tidak ada polidaktil dan sidaktil
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembekakan kelenjar tyroid, kelenjar limfe maupun vena
jugularis.
Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal.
Ekstremitas : Atas : tidak oedem
Bawah : tidak oedem
c. Auskultasi
Abdomen : Bising usus (+)
d. Perkusi
Abdomen : tidak kembung
e. Perhitungan Umur anak
Tanggal Test : 22 Februari 2019
Tanggal Lahir : 07 Oktober 2010
Perhitungan umur sebagai berikut : 2019 – 02 – 22
2010 – 10 – 07 _
2 - 5 - 15
III. ANALISA
Anak “T” Usia 29 bulan dengan Tumbuh Kembang Normal
IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada orang tua anak yaitu dari hasil pemeriksaan
dengan metode DDTK
2. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan dengan
menggunakan metode DDTK yang sangat diperlukan karena apabila ada
keterlambatan perkembangan dapat segera dikonsultasikan dan segera dapat
dilakukan penanganan dengan cepat.
3. Memotivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang sesuai dengan usia anak
supaya anak mendapat gizi dan nutrisi yang baik dan menarik untuk proses
perkembangannya.
4. Memotivasi orang tua untuk tetap melatih motorik kasar anak agar dapat mencapai
tingkat perkembangan yang sesuai dengan usianya.
5. Menyarankan ibu untuk segera kontrol bila terdapat kelainan–kelainan dalam
perkembangan anak supaya ibu bisa mengerti dan tahu apa yang harus dilakukan
untuk meningkatkan apa yang terjadi pada anaknya.
6. Memberitahu ibu tugas perkembangan selanjutnya yaitu :
Berdiri dengan satu kaki dengan waktu tertentu
Untuk perkembanagan sosial anak lebih dilatih kegiatan bersosial dengan banyak
orang salah satunya memasukkan anak di PAUD
7. Menganjurkan ibu untuk menimbang berat badan anaknya setiap bulan untuk
memonitor pertumbuhan anak.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Anak “T” usia 29 bulan ditemukan
bahwa anak sekarang dalam keadaan sehat. Dalam penilaian didapatkan hasil masih
terdapat kegagalan pada beberapa point penilaian KPSP. Sehingga setelah melakukan
pengkajian dari data subyektif dan obyektif melalui tahap pengumpulan data dengan
wawancara observasi, pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan
diagnosa yaitu Anak ”T” usia 29 bulan dengan tumbuh kembang meragukan, tidak ada
kesenjangan teori dengan prakteknya, terbukti semua anamnesa sudah terkaji dengan
baik.
Dalam identifikasi masalah tidak ditemukan masalah yang dialami klien. Pada
masalah potensial tidak ditemukan suatu masalah sehingga dalam identifikasi kebutuhan
segera tidak memerlukan tindakan segera.
Setelah diketahui diagnosa pada langkah berikutnya yaitu intervensi didapatkan
penulis mengintervensi sesuai apa yang dibutuhkan klien, pada dasarnya intervensi yang
disusun sesuai dengan penatalaksanaan pada umumnya. Dan pada langkah ini tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
Setelah merencanakan dalam langkah berikutnya yaitu implementasi telah
dilakukan tindakan sesuai protap dan kebutuhan klien serta senantiasa menghargai klien
sehingga hubungan antara petugas dan klien terjalin dengan baik, dan tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek. Pada langkah terakhir yaitu evaluasi petugas
melakukan penilaian kembali dengan wawancara serta observasi keadaan klien dan
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Anak “T” Usia 29 bulan dengan
Tumbuh Kembang Normal, maka:
1. Pada pengkajian data asuhan yang diberikan sudah komprehensif untuk dapat
menegakkan diagnosa.
2. Pada identifikasi masalah/diagnosa asuhan yang diberikan sudah sesuai
komprehensif dan dapat menegakkan diagnosa.
3. Pada identifikasi masalah potensial juga dilakukan sesuai komprehensif dan langkah
ini tidak muncul masalah potensial.
4. Pada Identifikasi kebutuhan segera tidak dilakukan dengan komprehansif karena
dalam kasus ini tidak memerlukan kebutuhan yang segera.
5. Pada intervensi/perencanaan asuahan yang diberikan sudah dilakukan sesuai
komprehansif dan menyeluruh sesuai dengan teori dan praktek.
6. Pada implementasi/pelaksanaan asuhan sudah dilakukan sesuai komprehansif dan
menyeluruh sesuai dengan teori dan praktek.
7. Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan komprehensif.
Data yang diperoleh pada asuhan kebidanan ini yaitu dari hasil wawancara dan
observasi langsung.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Petugas
1. Perlu ditingkatkan kerjasama yang baik antara pasien, keluarga pasien, serta
paramedis dalam proses asuhan kebidanan agar pelayanan kebidanan bertambah baik.
2. Dalam melakukan proses kebidanan perlu dilakukan asuhan secara menyeluruh
agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
3. Etika dan sopan santun diperhatikan dan diterapkan dalam menghadapi pasien
maupun keluarga pasien agar mereka tidak cemas dan percaya pada petugas kesehatan.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak balita. Jakarta : Salemba
Medika
Mansur, Herawati. 2011. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan.Jakarta : Salemba
Medika
Pemkot Malang, Dinkes. 2015. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Malang
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC