Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TUMBUH KEMBANG ANAK

Dosen Pengampu:
Ns. La Saudi, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.an

Disusun oleh:
Kelompok 5
Putri Aulia Lismayanti (14401KH27007)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT yang telah begitu
banyak melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tugas ini berisikan materi-materi
pengantar ilmu sejarah dimana dalam setiap tulisannya mengandung motivasi
yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi mereka yang
membacanya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan- kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi. Hal ini
dikarenakan kebatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu Saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak
guna perbaikan dalam pembuatan tugas-tugas selanjutnya. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Amin…

Jakarta , Desember 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yangsifatnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk
tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang
yang merupakanhasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor
genetik,lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasilakhir
yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.Oleh karena itu,
tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan
masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal.
Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua.
Untuk mewujudkan nya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,mengawasi,dan
merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara
alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepadaorang dewasa atau orang tua.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini
pertumbuhan dasar akanmempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya.Pada masa balita ini perkembangan kemampuan
berbahasa,kreativitas,kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat
cepatdan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moralserta
dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada masa periodekritis ini,
diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakansesuai dengan kebutuhan anak
pada berbagai tahap perkembangannya, bahkansejak bayi masih dalam kandungan. Untuk
bisa merawat dan membesarkananak secara maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak
hal yang berkaitandengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang
sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati kita.
II. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penulisan makalah
ini adalah :

1. Defenisi Tumbuh Kembang Bayi dan Balita.


2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbang
3. Fase Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
4. Jenis – jenis stimulasi yang dibutuhkan oleh anak
5. Gangguan tumbuh kembang anak
6. Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
7. Tahap Perkembangan Anak Menurut Umur dan Aspek Kemampuan
III. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk

1. Mengetahui pengertian dari tumbuh kembang

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

3. Mengetahui ciri-ciri tumbu kembang anak

4. Mengetahui tahap-tahap tumbuh kembang anak

5. Mengetahui prinsip penilaian tumbuh kembang anak

6. Mengetahui fungsi dari penilaian tumbuh kembang anak

7. Mengetahui metode penilaian tumbuh kembang anak

8. Mengetahui peningkatan kualitas tumbuh kembang

9. Mengetahui upaya untuk meningkatkan tumbuh kembang


BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI TUMBUH KEMBANG BAYI & BALITA

a. Pengertian tumbuh kembang bayi dan balita

1. Defenisi PertumbuhanPertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata


yang berbeda,namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan
(growth)merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel pada membelah diri
dansintesis protein baru, menghasilkan peningkatan ukurandan berat
seluruhatau sebagian sel (Wong,2008, hlm.109).

2. Defenisi PerkembanganPerkembangan (development) merupakan perubahan


dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari
yang lebih rendah keyang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas
seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran
(Wong,2008, hlm.109)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap


tumbuh kembang anak, yaitu :
a. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil


akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor
bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui
genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas
dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
b. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau


tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat
anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak.
Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan
merupakan lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial” yang memepengaruhi
individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :

 Faktor yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam


kandungan (faktor pranatal). Faktor lingkungan pranatal yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi
sampai lahir, antara lain :
1) Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada


waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati,
menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia
pada bayi baru lahir,bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan
sebagainya.
2) Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus
dapat kelainan bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis
kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
3) Toksin/zat kimia

Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi


antara lain obat anti kanker, rokok, alkohol beserta logam berat
lainnya.
4) Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin,


adalah somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida
lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon
tersebut mengalami defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya
gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat sehingga terjadi
retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.
5) Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat


menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat
bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki dapat
menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.
6) Infeksi

Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi


intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH,
sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit
pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza dan lain-lain.
7) Stres

Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan
dan lain-lain.
8) Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,


hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
9) Anoksia embrio

Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta


atau tali pusat, menyebabkan BBLR.

 Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak


setelah lahir (faktor postnatal)
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu
sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ
ibunya,ke suatu sistem yang tergantung pada kemempuan genetik dan
mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
secara umum dapat digolongkan menjadi :

1) Lingkungan biologis

Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis


kelamin, umur, gizi,, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.
2) Faktor fisik

Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca,
musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik
dari struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, serta
radiasi.
3) Faktor psikososial

Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak,


selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan
memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau
hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat menimbulkan
motivasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak kelak di
kemudian hari,
Dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan
teman sebaya, stres juga sangat berpengaruh terhadap anak, selain
sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orangtua dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.
4) Faktor keluarga dan adat istiadat

Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak


yaitu pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang
tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua
kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder, pendidikan
ayah/ibu yang baik dapat menerima informasi dari luar terutama
tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan, dan
pendidikan yang baik pula, jumlah saudara yang banyak pada keluarga
yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan
berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak, jenis
kelamin dalam keluarga seperti pada masyarakat tradisonal masih
banyak wanita yang mengalami malnutrisi sehingga dapat
menyebabkan angka kematian bayi meningkat, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu,
agama, urbanisasi yang banyak menyebabkan kemiskinan dengan
segala permasalahannya, serta kehidupan politik dalam masyarakat
yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain-
lain.

c. Fase perkembangan dan tumbuh kembang anak


- Dari Lahir sampai 3 Bulan
- Belajar mengangkat kepala
- Belajar mengikuti objek dengan matanya
- Melihat ke muka orang dengan tersenyum
- Bereaksi terhadap suara/bunyi
- Melihat ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran
dankomtak
- Menahan barang yang dipengannya.

- Dari 3 sampai 6 Bulan


- Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan tangan
- Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya
ataudi luar jangkauannya
- Menaruh benda-benda di mulut
- Berusaha memperluas lapangan pandangan
- Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
- Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.

 Dari 6 sampai 9 Bulan


- Dapat duduk tanpa dibantu
- Dapat tengkurep dan berbalik sendiri
- Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
- Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
 Dari 9 sampai 12 Bulan
- Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Menirukan suara
- Mengulang bunyi yang didengarnya
- Belajar mengatakan satu atau dua kata
- Mengerti perintah sederhana larangan.

- Dari 12 sampai 18 bulan


- Berjalan dan mengeksplorasi rumah sekeliling rumah
- Menyusun 2 atau 3 kotak.- Dapat mengatakan 5-10 kata.-
Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.

 Dari 18 sampai 24 bulan


- Naik turun tangga
- Menyusun 6 kotak.sss
- Menunjuk mata dan hidungnya
- Menyusun dua kata
- Belajar makan sendiri
- Menggambar garis di kertas atau pasir.

 Dari 2 sampai 3 Tahun


- Belajar meloncat, memanjat, melompat, dengan satu kaki
- Membuat jembatan dengan 3 kotak
- Mampu menyusun kalimat
- Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata
yangditujukan kepadanya.

 Dari 3 sampai 4 Tahun


- Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga.
- Berjalan pada jari kaki
- Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
- Menggambar garis silang
- Menggambar orang hanya kepala dan badan
- Mengenal 2 atau 3 warna
- Bicara dengan baik.- Menyebut namanya, jenis kelamin dan
umurnya.- Banyak bertanya.

Dari 4 sampai 5 Tahun


- Melompat dan menari
- Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan
- Menggambar segi tiga dan segi empat
- Pandai bicara
- Dapat menghitung jari-jarinya.

d. Jenis-Jenis simulasi pada anak

1. Stimulasi aspek fisik


Rangsangan untuk fisik bayi dan balita amat diperlukan, karena pada usiamereka
perkembangan syaraf-syaraf motorik sangat pesat. Melakukangerakan-gerakan
sederhana seperti berlari, berjalan, menari akan sangatmembantu perkembangan
mereka.
2. Stimulasi aspek emosi
Kenalkan mereka dengan bentuk emosi dasar, bahagia dan sedih.
Denganmenghiburnya pada saat menangis karena mainannya rusak
akanmembantu. Ajari pula mereka untuk berbagi dengan teman
sebayanya,misalnya dengan bernagi mainan, sehingga dapat menimbulkan
kepekaanuntuk bertoleransi dan berperilaku menyenangkan.
3. Stimulasi aspek spiritual
Ajarilah anak untuk berdoa dengan menggunakan kata-kata yangsederhana,
mengucapkan terimakasih kepada tuhan atas makanan, hariyang indah, dan
meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan hari itu.Akan membuat anak
semakin peka. Ajak juga mereka ke tempat ibadah,dan membacakan dongeng dan
kisah-kisah para nabi juga akan membantumeningkatkan moral.
4. Stimulasi aspek intelektual
Rangsangan intelektual dapat dilakukan dengan sering memberikan buku bacaan,
mengajak anak melakukan permainan, dan rekreasi bersama, dan juga dengan
rajin menjawab keingintahuan anak. Jadi sebagai orangtua juga harus rajin belajar
agar sanggup memenuhi dan menjawabkeingintahuan anak dengan baik dan
benar.
5. Stimulasi aspek social
Anak pun harus diajari untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya.Membantu
menjaga adik, membantu orangtua yang sedang sibuk, akanmerangsang kepekaan
alaminya. Agar stimulasi ini dapat menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh
melupakan istirahat yang cukup danasupan nutrisinya. Gizi yang baik amat sangat
dibutuhkan oleh anak,karena mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan.
Jadi asupannutrisi tentunya amat dibutuhkan untuk perkembangan fisik, daya
tahantubuh, pencernaan, dan juga tentunya untuk perkembangan otak mereka.

e.Gangguan tumbuh kembang anak


Ada 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu diketahui :
1.Gangguan bicara dan bahasa
2.Cerebral palsy, merupkan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yangtidak
progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel - sel motorik pada susunan
saraf pusat yang sedang tumbuh.
3.Sindrom down, individu yang dapat dikenal dari fenotipnya danmempunyai
kecerdasan yang terbatas
4.Parawakan pendek, penyebabnya dapat dikarenkan variasi normal,ganggua gizi,
kelainan kromosom, penyakit sistemik, atau karena kelainanendokrin.
5.Gangguan social, marupakan gangguan perkembangan pada anak yanggejalanya
muncul sebelum anak berumur 3 tahun
6.Retardasi mental, merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensiayang
rendah ( IQ < 70 ) yang masyarakat atas kemampuan yang dianggapnormal
7.Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH ),
merupakangangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk pemusatan
perhatianyang seringkali disertai hiperaktivitas.

f. Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


 Proses Pertumbuhan yang Dialami Pertumbuhan paling cepat terjadi
pada masa bayi adalah sejak ia lahirsampai berumur 1 tahun. Hal ini
terlihat dari pertumbuhan BB saat bayiumur 6 bulan BB nya 2x lipat
dari BB saat lahir dan usia 12 bulan BB nya+ 3x lipat
dari BB waktu lahir
 Proses Perkembangan yang Dialami Perkembangan motorik
- Perkembangan yang berhubungan dengan kemampuan duduk,
berjalan,melompat, menulis, mengambil sesuatu.
- Perkembangan BahasaBerhubungan dengan kemampuan
mendengar, mengerti danmenggunakan bahasa.
- Perkembangan Sosial Untuk berhubungan dengan orang lain,
contoh : bermain dengan teman
g. penilaian perkembangan anak

Dalam pendidikan, hasil yang dicapai biasanya dinilai dengan metode-


metode tertentu, sehingga pencapaian tujuan yang diharapkan dapat
diketahui dengan baik. Dalam rentang kehidupan seseorang, hasil belajar
yang dicapai umumnya disebut perkembangan. Untuk menilai apakah
perkembangan yang dicapai seorang anak sudah memadai, sesuai dengan
norma pada umumnya, ataukah ada hambatan-hambatan tertentu dalam
proses perkembangannya, semuanya dapat diperoleh datanya dengan
metode-metode tertentu.
Berikut ini akan diuraikan tentang pengertian pengukuran dan
penilaian, prinsip-prinsip penilaian, fungsi penilaian dan metode-metode
penilaian perkembangan yang umum digunakan, disertai dengan contoh-
contoh dari masing-masing metode. Pengukuran dan Penilaian Masyarakat
sering menggunakan istilah pengukuran dan penilaian sebagai pengertian
yang sama, padahal keduanya memang saling berhubungan erta, tetapi
berbeda satu dengan yang lain.
Pengukuran ialah suatu tindakan untuk mengidentifikasi besar
kecilnya gejala (Hadi, 1997). Hasil pengukuran dapat berupa angka
(kuantitatif) dan atau uraian tentang kenyataan yang menggambarkan
derajat kualitas (kualitatif) (Sugihartono dkk., 2007). Sebagai contoh, hasil
pengukuran terhadap panjang bayi yang baru dilahirkan ialah 57 cm, hasil
pengukuran berat badan seorang anak berusia 10 tahun ialah 20 kg, dan
hasil pengukuran terhadap kondisi seorang anak 2 tahun yang belum dapat
berjalan, belum dapat berbicara, dan sebagainya. Hasil pengukuran ini
tidak ada maknanya apabila tidak ditafsirkan dengan cara membandingkan
hasil pengukuran dengan norma, patokan, atau criteria tertentu. 2 Penilaian
ialah suatu tindakan untuk menginterpretasikan hasil pengukuran
berdasarkan norma tertentu dengan tujuan untuk mengetahui tinggi
rendahnya sesuatu, berat ringannya suatu benda, atau baik buruknya suatu
kondisi (Sugihartono dkk., 2007).
Dengan demikian, apabila bayi yang baru lahir memiliki panjang
badan 57 cm dapat dinilai panjang atau tinggi menurut rata-rata panjang
badan bayi Indonesia. Demikian pula kondisi anak 2 tahun yang belum
dapat berjalan, belum dapat berbicara dapat dinilai terlambat
perkembangannya menurut norma perkembangan anak yang normal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah
pengidentifikasian suatu gejala, sedang penilaian adalah peinterpresian
terhadap data hasil pengukuran berdasarkan norma tertentu.

a. Prinsip-prinsip Penilaian

Agar penilaian yang dilakukan mencapai hasil yang memadai, dan


bermanfaat bagi anak yang dinilai maupun bagi program yang
dilaksanakan, maka penilaian harus memenuhi beberapa persyaratan:
1. Komprehensif (menyeluruh),

Penilaian yang dilakukan harus meliputui seluruh aspek dari tujuan


pendidikan, dalam hal ini ialah aspek perkembangan yang menjadi
sasaran penilaian, meliputi aspek :
a. Perkembangan moral dan nilai-nilai agama,

b. Perkembangan fisik,

c. Perkembangan bahasa,

d. Perkembangan kognitif

e. Perkembangan social emosional,

f. Perkembangan seni.

Dengan gambaran yang komprehensif, akan memberikan gambaran


yang lebih bermakna tentang perkembangan anak, baik bagi pendidik
maupun orangtua (Depdiknas, 2002; Sugihartono dkk., 2007; Waseso,
2005).
2. Berkesinambungan,

Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus


untuk mendapatkan gambaran perkembangan yang akurat, dan
menyangkut tentang perkembangan anak yang bersangkutan
(epdiknas, 2002; Sugihartono dkk., 2007; Waseso, 2005).
3. Obyektif,

Penilaian terhadap suatu gejala harus apa adanya, dan menghindari


subyektivitas. Contoh, apabila yang dinilai anaknya sendiri, hasilnya
cenderung baik (Depdiknas, 2002; Sugihartono dkk., 2007; Waseso,
2005). Penilaian yang subyektif justru akan merugikan bagi usaha
pengembangan anak.
4. Penilaian atas dasar penggunaan alat ukur yang baik, yaitu:

a. Valid (sahih)

mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya mengukur tinggi


badan dengan alat ukur meteran, bukan dengan timbangan.
b. Reliable (handal)

hasil penilaian memiliki taraf kepercayaan yang tinggi, terlepas


dari siapa orang yang menilai, serta kapan penilaian dilaksanakan.
Contoh, apabila anak 5 tahun yang tingginya 120 cm dinilai tinggi
oleh siapapun yang menilai, dan kapanpun orang menilainya hasil
penilaiannya tetap ajeg (Sugihatono dkk., 2007; Waseso, 2005).

5. Bermakna,

Hasil penilaian memiliki arti bagi pendidk, orangtua, anak yang


bersangkutan, serta pihak-pihak yang memerlukan (Depdiknas, 2002;
Waseso, 2005).

b. Fungsi Penilaian Perkembangan

Penilaian memiliki beberapa fungsi, namun khusus berkaitan dengan


perkembangan, Palmer (1983) menyatakan bahwa fungsi utama penilaian
pada anak pra sekolah adalah:
 Fungsi diskriptif: penilaian yang digunakan untuk menggambarkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
 Fungsi prediktif: penilaian yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan anak dimasa depan.

Dengan demikian fungsi penilaian perkembangan pada anak pra


sekolah adalah untuk menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan
anak dan memprediksikan atau mengetahui kemampuan anak dimasa
depan berdasar gambaran pertumbuhan dan perkembangannya tersebut.

c. Metode-metode Penilaian

Perkembangan Penilaian yang dilakukan pada anak usia dini tentu


lebih sulit daripada penilaian yang dilakukan pada anak yang lebih besar
atau orang dewasa. Permasalahan pokok yang membedakan ialah anak
usia dini belum dapat membaca dan menulis, di samping itu mereka sulit
mempertahankan konsentrasi dalam jangka waktu yang cukup lama untuk
suatu kegiatan yang formal. Oleh karena itu, menurut Waseso (2005) ada
beberapa metode yang dapat diterapkan untuk penilaian terhadap
perkembangan anak usia dini, yaitu:
1. Observasi atau Pengamatan

merupakan bagian kesatuan dari kegiatan pembelajaran.


Sesungguhnya untuk mengerti anak-anak didik, cara yang lazim
digunakan ialah mengamati perilaku mereka, antara lain
perilakuperilaku khusus anak didik, misalnya, anak suka melakukan
tindakan agresif, baik secara verbal maupun fisik. Selain itu juga
mengamati interaksi kelompok kecil anak didik untuk mengungkap
apa yang mereka lakukan.
Agar dapat merekam data observasi secara sistematis, maka dapat
digunakan format-format tertentu yang dipersiapkan terlebih dahulu,
antara lain:
 Catatan anecdotal

adalah suatu tulisan singkat mengenai suatu peristiwa yang


penting, bermakna dalam kehidupan sehari-hari anak. Biasanya
ditulis secara factual, dan pencatatan dilakukan secepat mungkin
setelah ada waktu. Untuk menghindari kelupaan, maka dapat
dibuat catatan singkat di kartu catatan anecdotal seukuran kartu
pos. Begitu ada waktu segera ditulis secara lengkap dengan
menggunakan format catatan 5 anecdotal. Disarankan setiap
minggu ada satu catatan anecdotal untuk setiap anak. Dengan
demikian kumpulan informasi itu akan membantu pendidik
memahami perubahan perilaku anak yang terkait dengan
perkembangan.
 Ceklis

adalah daftar catatan tentang sesuatu hal yang menjadi rujukan


untuk mengecek apakah sesuatu terjadi atau tidak. Ceklis dapat
digunakan untuk menilai pencapaian perkembangan anak. Ceklis
hendaknya dirancang untuk memotret criteria yang sudah baik
rumusannya. Sebagai contoh ceklis tentang perkembangan bahasa
untuk anak 1-2 tahun, criteria yang digunakan ialah “Menu
Pembelajaran Generik” dari Depdiknas tahun 2002,
 Skala jenjang (Rating scale)

Hasil dari observasi dapat dituangkan dalam format skala


jenjang, dengan syarat pengamatnya memahami benar kategori
“sesuatu” yang sedang diamati; bisa dinyatakan dengan angka
(misalnya: 1, 2, 3), bisa juga dengan naratif (Tidak pernah,
Kadangkadang, Selalu).
 Sampling waktu

ialah cara mengambil contoh sebagian dari keseluruhan waktu


yang ada. Yang dicatat dalam kurun waktu tertentu, apakah suatu
perilaku tertentu muncul atau tidak , dan berapa kali munculnya
perilaku itu. Pengamat menentukan sendiri kapan waktu
dilaksanakannya observasi, berapa interval waktunya, dan
bagaimana perilaku akan dicatat. Contoh sampling waktu tentang
frekuensi perilaku konsentrasi
 Sampling peristiwa

Pengamat merekam data tentang contoh peristiwa atau kategori


peristiwa yang terjadi. Pertama pengamat menentukan dahulu
peristiwa apa yang ingin dicata, kemudian merekam setiap
peristiwa itu apabila teramati.
2. Wawancara

Wawancara bukanlah “interogasi”, melainkan interaksi dialogis


yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Apabila
wawancara dilaksanakan dengan pendekatan yang baik dan alami,
misalnya sambil bermain, maka metode ini dapat membantu menambah
pengetahuan yang mendalam mengenai pengalaman masa lalunya,
minatnya, motivasinya, dan perilaku lainnya yang berkaitan dengan
aspek-aspek perkembangannya.

3. Portofolio

ialah penilaian yang mendasarkan pada kumpulan catatan dan hasil


kerja anak. Kumpulan informasi ini dapat memberi gambaran pada
penilai tentang sejauh mana perilaku dan keterampilan anak
berkembang. Catatan yang dilihat dapat berupa catatan-catatan
anecdotal, ceklis, skala jenjang, serta format-format lain yang
menggambarkan perkembangan keterampilan atau perilaku anak.
Sementara hasil karya anak yang dapat dilihat secara nyata ialah karya-
karya melipat, menggambar, menempel, meronce dan karya-karya
lainnya.
Manfaat portofolio: Portofolio dapat mengungkapkan dan
mendokumenkan hasil belajar dan perkembangan anak dalam aspek
perkembangan yang berbeda-beda dan dalam kurun waktu tertentu.
Kumpulan dokumen dapat disimpan dalam map yang berlipat-lipat,
diberi daftar isi per aspek sehingga memudahkan melihatnya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Hasil pengukuran dapat berupa angka (kuantitatif) dan atau uraian
tentang kenyataan yang menggambarkan derajat kualitas (kualitatif)
(Sugihartono dkk., 2007).
Pengertian bayi yaitu masa dimana usia bayi dimulai dari 0 - 12 bulan
yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat
disertaidengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi ( Notoatmodjo, 2007 ).
Pengertian balita yaitu anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
( Muaris. H, 2006 ).
Kemampuan motorik bayi dan balita meliputi kemampuan motorik
halusdan kasar, dan perubahan pada bayi dan balita meliputi ukuran tubuh,
tinggitubuh, dan berat tubuh. Selain itu pada bayi dan balita yang tidak
diperhatikandengan benar tumbuh kembangnya maka akan menimbulkan
gangguan - gangguan fisik maupun mental bayi dan balita.
B.Saran
1.Tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah,
tenagakesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia
dapatmencapai kesehatan yang optimal.
2.Diharapkan kepada orangtua dan keluarga agar memberi
makananseimbang kepada bayi dan balita untuk mencegah terjadinya
kekurangangizi yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
dan perkembangan
Penilaian ialah suatu tindakan untuk menginterpretasikan hasil
pengukuran berdasarkan norma tertentu dengan tujuan untuk mengetahui
tinggi rendahnya sesuatu, berat ringannya suatu benda, atau baik buruknya
suatu kondisi (Sugihartono dkk., 2007).
DAFTAR PUSTAKA

1. Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak.


Jakarta:Salemba

2. MedikaFeiby, D.A. (2001). Tahap Perkembangan Anak Bayi Hingga Pra


Sekolah.Jakarta: Dian Rakyat

3. Hurlock, E. B. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga1998.Tumbuh


Kembang Anak. EGC, Jakarta

4. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-muksing2a2-5767-
2- babii.pdf

5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27110/4/Chapter%20II.pdf

6. http://lieliyen.blogspot.com/2012/10/makalah-stimulasi-tumbuh-kembang- ba
yi.html

Anda mungkin juga menyukai