Anda di halaman 1dari 22

Penatalaksanaan fisoterapi pada kasus post

orif humerus 1/3 tengah


Disusun Oleh :
Bimo Anggoro Putro (P27226019158)
Galih
Nadini Dian Setya Pramesti (P27226101
PENGERTIAN
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Fraktur

dibagi menjadi dua, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup

adalah jenis fraktur yang tidak disertai luka pada bagian luar kulit sehingga

bagian fraktur tidak berhubungan dengan bagian luar. Sedangkan fraktur

terbuka, merupakan fraktur yang berhubungan dengan lingkungan luar melalui

kulit, dapat berupa tusukan tulang yang keluar atau oleh karena objek dari luar

(Apley et al., 2010).


ETIOLOGI
01 02
Trauma
Tekanan yang
berulang-ulang
03 04
Kelainan
abnormal pada Faktor Patologik
tulang
TANDA DAN GEJALA

1 Deformitas 5 Memar

2 Pembengkakan 6 Syok
FRAKTUR

3 Kehilangan Fungsi 7 Gerakan abnormal

4 Nyeri 8 Krepitasi
PATOFISIOLOGI
Keparahan dari fraktur bergantung pada penyebab fraktur. Jika ambang fraktur suatu
tulang hanya sedikit terlewati, maka tulang mungkin hanya retak saja bukan patah. Jika
penyebab sangat ekstrem, seperti tabrakan mobil, maka tulang dapat pecah berkeping-
keping.
Selain itu, periosteum dan pembuluh darah di korteks serta sumsum dari tulang
yang patah juga terganggu sehingga dapat menyebabkan sering terjadi cedera jaringan
lunak. Perdarahan terjadi karena cedera jaringan lunak atau cedera pada tulang itu sendiri.
Jaringan tulang disekitar lokasi fraktur akan mati dan menciptakan respon peradangan
yang hebat sehingga akan terjadi vasodilatasi, edema, nyeri, kehilangan fungsi, eksudasi
plasma dan leukosit. Respon patofisiologis juga merupakan tahap penyembuhan tulang.
(Black dan Hawks, 2014)
STATUS KLINIS
KETERANGAN UMUM PASIEN

Nama : Tn.M
Usia : 69 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Semolowaru Bahari 6/4,
Surabaya
No. CM : 676545
DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
1. Diagnosis Medis : Fraktur pada humerus kanan 3. Radiologi
1/3 tengah post orif ● (23/07/2022)
Pemeriksaan :
2. Hasil labolatorium (22/07/2022) Shoulder kanan dewasa 1 posisi
● Hematologi darah lengkap
- Hb : 12.0 g/dl Kesimpulan :
- Leukosit : 7,860/mm3 Displaced fracture di mid os humerus.
- Hematrokit : 36.4 % Trabekulasi tulang baik.
- Trombosit : 223,000/mm3 Kesan slight narrowing glenohumeral joint curiga
osteoarthritis
● K/NA/CL
- Kalium : 4.3 mmol/L ● (27/02/2022)
Pemeriksaan :
● Imuno-serologi Humerus dewasa 2 posisi
- HBS Ag device : NEGATIF
- SWAB ANTIGEN : NEGATIF Kesimpulan :
Fraktur humerus kanan 1/3 tengan dengan internal
● Anti HIV fiksasi masih tampak garis fraktur
- Reagen I : NON REAKTIF
SEGI FISIOTERAPI
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
1. Keluhan utama
Pasien mengeluhkan bahu, siku, pergelangan, dan jari-jari tangan kanan kaku untuk digerakkan

2. Riwayat Penyakit
Pada hari jumat bulan Juli 2022 pasien mengalami jatuh dari sepeda motor. Pasien merasakan
sakit pada lengan atas kanan dan dibawa ke IGD RSUD Haji Surabaya. Pasien opname selama
beberapa hari, dan dari dokter bedah orthopedi dilakukan tindakan operasi. Operasi dilakukan pada
hari mingu bulan Juli 2022, tindakan operasi berjalan dengan lancar. Keluhan sekarang beberapa
bulan setelah dilakukan tindakan operasi merasakan kaku pada bahu, siku, pergelangan tangan, dan
jari-jari tangan kanan.

3. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada


4. Riwayat penyakit penyerta : Epilepsi
5. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. Pemeriksaan tanda vital
3. Palpasi
BP : 130/80 mmHg
-Spasme otot bicep, tricep, dan
HR : 78x/menit
otot ekstensor pergelangan
SPO2 : 99%
tangan kanan
RR : 24x/menit
-Nyeri tekan pada otot bicep,
Suhu : 36,6 o C
tricep, dan ekstensor pergelangan
2. Inspeksi tangan kanan.
a) Inspeksi statis
- Bahu kanan dan kiri simetris
- Siku kanan cenderung fleksi
- Pasien memakai wrist splint

b) Inspeksi dinamis
- Keterbatasan gerak pada bahu, elbow,wrist dan
jari-jari tangan kanan
- Adanya nyeri gerak pada elbow dan pergelangan
tangan kanan terlihat dari ekpresi wajah
4. JOINT TEST
a) Gerak aktif
- Pasien mengalami keterbatasan gerak pada bahu, elbow, wris dan jari-jari tangan kanan
- Adanya nyeri pada gerakan fleksi elbow dan pergelangan tangan kanan
b) Gerak pasif
- Adanya keterbatasan gerak pasif pada bahu, elbow, wrist dan jari-jari tangan kanan
- Adanya nyeri gerak pasif pada Gerakan fleksi elbow dan pergelangan tangan kanan
c) Gerak isometrik
Pasien mampu melawan tahanan maksimal

5. MUSCLE TEST
a) Pemeriksaan Kekuatan Otot
- Shoulder - Wrist
Fleksor : 5/5 Eksorotator : 5/5 Dorsal Fleksor : 5/5
Esktensor : 5/5 Endorotator : 5/5 Palamar Fleksor : 5/5
Abduktor : 5/5 Ulnar Deviasi : 5/5
Adduktor : 5/5 Radial Deviasi : 5/5
- Elbow
Fleksor : 5/5 Pronator : 5/5
Esktensor : 5/5 Supinator : 5/5
 
C. UNDERLYING PROCCESS
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
- Adanya spasme otot bicep, tricep, dan otot-otot ekstensor pergelangan tangan
kanan
- Keterbatasan LGS pada shoulder, elbow, wrist, dan jari-jari tangan kanan
- Adanya nyeri tekan dan gerak karena spasme otot

2. Functional Limitation

3. Disability/Participation Restiction
Pasien masih mampu dalam bersosialisasi dan mengikuti kegiatan di masyarakat.

1. Tujuan Jangka Pendek E. PROGAM FISIOTERAPI


- Mengurangi spasme otot bicep, tricep, dan otot-otot ekstensor pergelangan
tangan kanan
- Meningkatkan LGS pada shoulder, elbow, wrist, dan jari-jari tangan kanan
- mengurangi nyeri karena spasme otot
2. Tujuan Jangka Panjang
- Melanjutkan tujuan jangka pendek
- Meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional
3. Teknologi Intervensi Fisioterapi G. PROGNOSIS
Sebagian besar cidera fraktur dapat sembuh dengan
a) TENS baik, namun beberapa tidak dapat sembuh dengan total.
b) Muscle release dan stretching Tergantung dari pengobatan, jenis fraktur, lokasi, usia,
c) Terapi Manipulasi (gliding) dan juga ganguan yang dapat menunda penyembuhan.
d) Aktif ROM (Danielle Kampanya, 2022 “Overview Of Fracture”).
e) Edukasi
f) Home Progam Quo Ad Vitam : Bonam
Quo Ad Sanam : Bonam
F. RENCANA EVALUASI Quo Ad Cosmeticam : Bonam
g) Pengukuran tingkat nyeri menggunakan VAS Quo Ad Fungsionam : Bonam
h) Pengukuran LGS menggunakan goniometer
i) Pengukuran kekuatan otot dengan MMT
H. PELAKSANAAN TERAPI
● TENS
- Posisi pasien bisa duduk atau tidur terletang tergantung kenyaman pasien
- berikan 2 channel atau 4 elektrode pada otot fleksor dan ekstensor yang mengalami spasme
- Dengan intensitas 18,7 mA, arus asimetris, waktu 10 menit

● Muscle Release dan stretching exercise


- Posisi pasien duduk
- Berikan muscle release pada otot-otot yang mengalami spasme dengan cara membuka serabut ototnya
- Berikan stretching exercise pada otot-otot yang megalami spasme dengan cara melakukan gerakan
yang mengulur otot
- Lakukan stretching 8 kali hitungan, 3 set

● Terapi manipulasi (gliding)


Gliding diberikan pada bahu, elbow, wrist, dan jari-jari tangan kanan. Tujuannya untuk meningkatkan
LGS.

Shoulder
- Posisi pasien tidur terlentang
- Pada gerakan fleksi gliding diberikan kearah posterior inferior, gerakan ekstensi arah gliding ke
anterior
superior.
Elbow
- Posisi pasien tidur tengkurap
- Gliding diberikan untuk gerakan flesi dan ekstensi elbow
- Gerakan gliding searah dengan gerakan sendi
 
Wrist
- Posisi pasien duduk
- Gliding diberikan untuk gerakan dorsal dan palmar fleksi wrist
- Untuk gerakan dorsal arah gliding ke inferior, sedangkan untuk gerakan palmar arah giliding ke
superior
 
Metacarpalphalangeal
- Posisi pasien duduk
- Gliding diberikan pada gerakan fleksi dan ektensi
- Gerakan gliding searah searah dengan gerakan fleksi dan ekstensi

● Aktif ROM
- Posisi pasien duduk
- Pasien diminta untuk gerak aktif pada shoulder, elbow, wrist, dan jari-jari tangan tangan kanan
- Lakukan gerakan 6-8 kali repetisi, 2 set
● Edukasi
Pasien diminta untuk sering melakukan Latihan di rumah, sering melakukan erak aktif agar tidak
terjadi kekakuan sendi dan penurunan kekuatan otot.

● Home progam
- Muscle release dan stretching exercise
- Aktif ROM
I. EVALUASI

● VAS

Terapi Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Gerak


T1 ( 0 3 5

T2 ( 0 2 4

T3 ( 0 1 2
I. EVALUASI
● LGS

Terapi Shoulder Elbow Wrist Metacarpalphalangeal


T1 (
S : 50°-0°-
160° S : 0°-70°- 130° S : 40°-0°- 50° S : 85°-0°- 50°
F : 150°-0°-75° R : 90°-0°-80° F : 20°-0°-30° F : 45°-0°-90°
R : 90°-0°-80°
T2 (
S : 50°-0°-
165° S : 0°-65°-135° S : 45°-0°-50° S : 90°-0°-50°
F : 160°-0°-75° R : 90°-0°-80° F : 20°-0°-30° F : 45°-0°-90°
R : 90°-0°-80°
T3 (
S : 50°-0°-
165° S : 0°-50°-140° S : 45°-0°-50° S : 90°-0°-50°
F : 160°-0°-75° R : 90°-0°-80° F : 20°-0°-30° F : 45°-0°-90°
R : 90°-0°-80°
I. EVALUASI
● Kekuatan Otot

AGA
Otot-otot Nilai Otot
Sinsitra

Shoulder Fleksor 5/5


  Ekstensor 5/5
  Abduktor 5/5
  Adduktor 5/5
  Eksorotator 5/5
  Endorotator 5/5
Elbow Fleksor 5/5
  Ekstensor 5/5
  Pronator 5/5
  Supinator 5/5
Wrist Dorsal Fleksor 5/5
  Palmar Fleksor 5/5
  Ulnar Deviasi 5/5
  Radial Deviasi 5/5
J. HASIL TERAPI AKHIR

Pasien atas nama Tn.M berusia 69 tahun dengan diagnose Fraktur


pada humerus kanan 1/3 tengah post orif diberikan tindakan fisioterapi
sebanyak 3 pertemuan dengan intervensi yang diberikan berupa TENS,
muscle release, stretching exercise, terapi manipulasi (gliding), aktif
ROM, edukasi, dan home progam didapatkan hasil akhir terapi adanya
penurunan nyeri, peningkatan LGS, dan penurunan spasme otot.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai