2. DIAGNOSA FISIOTERAPI
Diagnosa fisioterapi adalah penentuan jenis kelainan atau gangguan gerak dan fungsi gerak tubuh
yang disusun berdasarkan pengkajian berupa pemeriksaan fisioterapi yang ilmiah dan berbasis bukti
3. PROGRAM FISIOTERAPI
Suatu rencana tindakan fisioterapi yang tersusun secara sistematis yang diambil dari masalah
fisioterapi yang terkait dengan gangguan gerak dan fungsi gerak suatu fisiologi tertentu
4. INTERVENSI FISIOTERAPI
Penerapan atau implementasi program fisioterapi yang telah disusun dan direncanakan
5. EVALUASI FISIOTERAPI
Suatu kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan kondisi patofisiologis antara sebelum dan
setelah intervensi fisioterapi
6. MODIFIKASI FISIOTERAPI
Suatu upaya pelaksanaan tindakan fisioterapi selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi dalam rangka
menyusun tindakan fisioterapi yang efektif dan efisien berdasarkan perubahan patofisiologi
tertentu
7. DOKUMENTASI FISIOTERAPI
Sekumpulan data yang tersusun secara sistemis yang dijadikan bukti terhadap adanya suatu kegiatan
yang telah dilaksanakan sesuatu peruntukannya
8. PENGEMBANGAN
KEMITERAAN FISIOTERAPI
Tissue Impairment
a. Muskulotendinogen : Weakness mm. Quadreiceps, Mm. Hamstring, Mm. Gastrocnemius
b. Osteoarthrogen : Fraktur oblique 1/3 proximal femur dextra
Spesific Test
Pemeriksaan radiologi pada tanggal 05 oktober 2018 Pemeriksaan radiologi pada tanggal 10 Oktober 2018,
Kesan foto femur AP / lateral: Kesan Foto Femur Dextra AP/ Lateral :
• Absent caput dan collum os femur dextra dengan terpasang total • Abscent caput et neck os femoris dextra dengan terpasang protesa
hip arthroplasty pada os femur dextra dengan kedudukan baik pada acetabulum
• Fraktur oblique 1/3 proximal os femur dextra dextra
• Osteoarthritis genus dextra • Osteoporosis senillis
• Terpasang plate and screws pada 1/3 proximal os femur dextra
• Terpasang drain
Kesan :
Leukositosis
Diagnosis Fisioterapi
Gangguan aktivitas fungsional hip berupa walking, toileting dan dressing et causa fraktur
oblique 1/3 proximal femur dextra
Problem Fisioterapi
6. Limfosit
Pemberian exercise pada pasien dengan kadar gula darah >300 mg/dl
harus dihindari. Namum karena pasien HW memiliki nilai GDS <300 mg/dl
dapat dilakukan pemberian exercise pada pasien.
INTERVENSI FISIOTERAPI
F : 1x sehari
I : selama pasien fokus
Trauma Healing
1 Komunikasi Teraupetik T : Interpersonal Approach (Memberi
(Kecemasan)
Motivasi)
T : 10 Menit
F : 1x sehari
I : 8 hitungan/3x repetisi
2 Mempertahankan pola pernafasan Breathing Exercise T : Deep breathing
T : 10 Menit
F : 1x sehari
I : 8 hitungan/3x repetisi
3 Limitasi ROM Exercise Therapy
T : PROMEX
T : 10 Menit
F : 1x sehari
I : 8 hitungan/3x repetisi
4 Muscle weakness Exercise Therapy
T : static kontraksi
T : 5 menit
F : 1x sehari
I : 8 x hitungan/ 2x repitisi
T : non weight bearing, partial weight
5. Memelihara ADL dan Keseimbangan Exercise Therapy
beraing, full weight bearing
T : 5 menit
EVALUASI DAN MODIFIKASI FISIOTERAPI