Anda di halaman 1dari 24

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

PADA KASUS ANTERIOR CRUCIATE


LIGAMENT RECONTRUCTION DI
KLINIK ESA UNGGUL

Disusun untuk memenuhi syarat ujian


preklinik mahasiswa Fakultas Fisioterapi

Disusun Oleh:

Ailsa Amany (201566022)


Definisi

– Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah ligamen


yang terdapat pada sendi lutut. Ligamen ini
berfungsi sebagai stabilisator yang mencegah
pergeseran ke depan yang berlebih dari tulang
tibia terhadap tulang femur yang stabil, atau
mencegah pergeseran ke belakang yang berlebih
tulang femur terhadap tulang tibia yang stabil.
– Cedera ACL adalah cedera lutut tersering yang
dialami oleh atlet. Cedera ini umumnya terjadi
pada olahraga yang melibatkan gerakan-gerakan
zig-zag, perubahan arah gerak, dan perubahan
kecepatan yang mendadak (akselerasi-deselerasi)
seperti sepak bola, basket, bola voli, dan futsal.
Mayoritas cedera yang terjadi adalah non-kontak
de`ngan mekanisme valgus lutut dan twisting
(puntiran).
Patofisiologi

– Howell (2008) mengatakan bahwa secara mekanis, cedera ACL terjadi ketika ada
gaya tegangan yang berlebihan pada ACL. Cedera ACL non-kontak terjadi ketika
seseorang menghasilkan kekuatan besar atau momen di lutut sehingga terdapat
beban berlebih pada ACL.
Berikut adalah penjelasan gejala klinis
dan klasifikasi tingkat cedera ACL:

– Gejala Klinis Klasifikasi Cedera ACL :


Ketika seseorang mengalami cedera ACL A. Derajat 1: Robekan mikro pada ligamen.
kebanyakan akan merasa atau mendengar Umumnya tidak menimbulkan gejala
bunyi "pop" di lutut pada saat cedera yang ketidakstabilan dan dapat kembali bermain
sering terjadi pada saat mengganti arah, setelah proses penyembuhan.
memotong, atau mendarat dari melompat
B. Derajat 2: Robekan parsial dengan
(biasanya kombinasi hiperekstensi atau
perdarahan. Terjadi penurunan fungsi dan
poros) (Spindler & Wright, 2008). Terjadi
dapat menimbulkan gejala ketidakstabilan.
ketidakstabilan mendadak di lutut (lutut
terasa goyah). Hal ini bisa terjadi setelah C. Derajat 3: Robekan total dengan gejala
lompatan atau perubahan arah atau setelah ketidakstabilan yang sangat bermakna. Tata
pukulan langsung ke sisi lutut. laksana cedera ACL berupa terapi non-
operatif dan operatif.
Epidemiologi

– Lebih dari dua juta anterior cruciate ligament (ACL) cedera terjadi di seluruh
dunia setiap tahunnya. Statistik menunjukkan bahwa cedera ACL berlangsung di
setiap 100, 000 warga di masyarakat. ACL adalah yang paling umum, cedera
ligament yang terjadi pada persendian kaki. Di Amerika Serikat, cedera ACL
terjadi setidaknya sekali dalam 3, 500 orang setiap tahun, dan sekitar 125, 000-
200, 000 rekonstruksi ACL dilakukan setiap tahun. kecelakaan ACL dan operasi
rekonstruksi umum di kalangan atlet muda (di bawah 25 tahun), yang sering
terlibat dalam kegiatan olahraga (Gasibat dan Jahan,2017).
Tanda dan gejala

– Gejala-gejala cedera ligamen mungkin terlihat seperti kondisi lainnya atau


masalah medis. Selalu temui dokter Anda untuk diagnosis. Orang yang punya
cedera ACL menggambarkan gejala yang sama. Setiap individu dapat mengalami
gejalanya berbeda. Gejala-gejala ini mungkin:
• Merasa atau mendengar sembulan di lutut pada saat cedera
• Saat menekuk kaki tiba-tiba atau "memberi" ketika mencoba untuk berdiri di
atasnya
• Nyeri di bagian luar dan belakang lutut
• Peningkatan pembengkakan dalam beberapa jam pertama cedera
• Gerakan lutut terbatas karena pembengkakan dan / atau nyeri
Laporan kasus

– Nama : Tn. R
– Umur : 27 Tahun
– JenisKelamin : Laki-Laki
– Agama : Islam
– Pekerjaan : TNI dan Atlet Karate
– Alamat : Tanah Abang II
– No. RM : -
SEGI FISIOTERAPI
a. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF :
– Body Chart – History Taking
– Cidera pada ACL terjadi pada saat mengikuti pertandingan
karate tahun 2013, pada saat pasien berdiri kemudian di
banting dari arah kiri oleh lawan main sehingga pasien
mencoba menahan berat tubuh agar tidak terjatuh dengan
lutut kanan. Pasien merasakan nyeri pada saat berdiri dengan
kaki lurus dan menumpu serta terasa lebih nyeri saat naik dan
turun tangga setelah 5 tahun. Pasien operasi pada tanggal 10
Desember 2018, menjalani fisioterapi dengan modalitas
elektro terapi dan tidak menjalani exercise selama 2 bulan.
Kemudian pasien baru memulai fisioterapi pada tanggal 8
Maret 2019. Pasien hanya mengurut bagian lutut kanan setelah
cedera. Kemudian pasien melakukan banyak aktivitas olahraga
lain yaitu renang, futsal dan basket tetapi dengan titik tumpuan
tubuh berada pada sisi kiri tubuh.
– Keluhan Utama : Sehabis latihan selalu bunyi dan nyeri, naik turun tangga
terasa ngilu. Kaki sulit untuk menekuk dan meluruskan.
– Riwayat Penyakit Keluarga & Status Sosial : Riwayat keluarga tidak ada, status
sosial pasien merupakan TNI dan atlet karate sehingga pasien aktif latihan.
– Riwayat Penyakit Dahulu : -
– Riwayat Penyakit Penyerta :-
b. PEMERIKSAAN OBYEKTIF :

1. Pemeriksaan Tanda Vital – 2. Pemeriksaan fisik


– Tekanan darah : 110/80 a. Inspeksi (Statis & Dinamis) (Posture,
mmHg Bengkak, Gait, Dll)
– denyut nadi : 78 – Inspeksi statis : Adanya bekas
kali/menit operasi pada knee dextra, ankle
– pernapasan : 22 pasien normal. Pasien berdiri dengan
kali/menit posisi semifleksi pada knee dextra.

– temperatur : 360 C – Inspesi Dinamis : Pasien


dapat berjalan tanpa alat bantu.
– tinggi badan : 177 cm Pasien berjalan dengan pola Antalgic
– berat badan : 70 kg gait.
Antropometri Lingkar Otot Pada
Tungkai
Jarak Sinistra (cm) Dekstra (cm) Selisih (cm)

20 52 51 1

15 45 44 0,1

10 42,5 41,7 0,8

5 37 36,5 0,5

P 34,5 36 0,5

5 32 31,1 1,1

10 33,5 32,6 0,9

15 34 34,5 0,5

20 30 33 3
– C. Palpasi F. Rom Test
– -Terdapat penumpukan cairan pada bagian – Knee Dextra : (S) = 50-00-1250
anterolateral knee dextra
– Knee Sinistra : (S) = 00-00-1300
– -Terdapat Thightness pada M. Hamstring
G. Pemeriksaan nyeri dengan menggunakan
– - Pada m. quadricep terdapat kontraksi yang tidak VAS saat melakukan aktivitas sehari-hari
seimbang antara knee dextra dan sinistra ditandai dengan skala 5.
dengan adanya shacking karena terjadi penurunan
massa otot pada knee dextra. H. Pemeriksaan Penunjang : MRI

– D. Standing balance dextra 10detik dan sinistra


14detik
E. Test Gerak Aktif : nyeri (+) kaku saat fleksi sisi
sinistra, kaku saat ekstensi sisi dextra
Test Gerak Pasif : nyeri (+) ROM terbatas firm end feel
ICF ACL Rupture

Body structure & Body Participation


function Activity Limitation restriction
- Terdapat Rupture pada
ligament - Kesulitan untuk - Pasien
- Adanya penurunan menekuk lutut sisi mengalami
massa otot pada sinistra. gangguan aktivitas
tungkai atas bagian - Kesulitan untuk olahraga.
dextra. meluruskan lutut sisi
- Adanya Tightness pada dextra.
M.Hamstring. - Kesulitan untuk
- Adanya keterbatasan melakukan aktivitas
ROM pada knee dextra. sehari-hari ;
- Terdapat Inflamasi berlari,berjalan lama
- Terdapat atrofi otot atau jauh,naik turun
tangga.
Diagnosis fisioterapi
– Nyeri,kaku dan keterbatasan gerak akibat post rekontrusi ACL sisi dextra
Planning

1. Jangka Pendek
– Meningkatkan kontraksi m. Quadricep dan m. Hamstring
– Meningkatkan kekuatan otot grup otot quadriceps dan hamstring (otot
penggerak knee)
– Meningkatkan lingkup gerak sendi pada regio knee
2. Jangka Panjang
– Meningkatkan fungsi aktivitas sehari - hari seperti jongkok
– Meningkatkan stabilisasi, endurance, kelincahan, kecepatan pasien
untuk mengembalikan performa pasien sebagai atlet karate
Pelaksanaan Intervensi
Fisioterapi Yang Dilakukan
1) Kompre es pre-post exercise selama 15 menit.
2) Bed exercise (phase 1)
a. Quad set : 3 set x 10 repetisi, 10 sec hold time, 10 sec rest.
b. Ham set : 3 set x 10 repetisi, 10 sec hold time, 10 sec rest.
c. Gluteus set : 2 set x 10 repetisi, 10 sec hold time, 10 sec rest.
d. Hip exc : 3 set x 10 repetisi, 10 dengan beban 2,5 kg.
f. Ankle theraband : 3 set x 10 repetisi
g. Mobilisasi patella
h. Wall Slide : 100 x repetisi
3) Phase 2 exercise
a. Core exercise
- Frekuensi : 2 set x 2 repetisi
- Hold time : 45 sec (prone plank dan bridging 2 leg), 30 sec (side plank kanan
dan kiri), 20 sec (bridging 1 leg)
- Teknik : Bridging with ball 5 kg (2 leg) di tahan dan ankle dorsofleksi
b. Calf raise : 3 set x 15 repetisi (2 leg) dan 1 set x 10 repetisi (1 leg kanan dan
kiri)
c. RDL : 1 set (kanan dan kiri) x 10 repetisi, 10 sec hold, 8 sec rest.
d. Wall squat : 2 set x 10 repetisi, 10 sec hold, 10 sec rest
Teknik : wall squad with wight ball 5 kg
e. Quadriceps Eccentric : 2 set 16 repetisi, 8 sec hold, 8 rest
f. Prone Hang :15 menit
g. Static bycicle : 25 menit
EVALUASI

1. Evaluasi ROM
2. Evaluasi Antropometri
3. Evaluasi Nyeri
ALGORITMA
Recommendation of Evidence
Based Physcal Therapy
3. Intervensi
1. Pemeriksaan Phase 1 (0-6 weeks) : Phase 2 (7-14)
-Lachman test -Patella Mobilisasi -Patella mobilisasi
-Pivot-shift Test -Supine on ball
-Manual soft Tissue Massage -Wall slide
-Mc.Murray Test -Isometric Quadriceps activation -Quad sets
2. Spesifik Test in terminal extension -Gluet sets
-Transversus abdominus
-Anterior Drawer Test -Weight Bearing Progression sets
-Quadriceps Active Test -Lyphedema massage,distal to -Calf Raise
proximal -Edema management /
-MRI Soft tissue massage
-Ankle Pumps (3 set of 20 rep) -Gait training Partial
-Balance progression Weight Bearing
Phase 3 (15-21 weeks) Phase 4 (22+ weeks)
-Single leg squat -Wall squat holds (Quad)
-Front squat with dumbbell -Total Body Resistance Exercise
-Nordic hamstring curl squat (Quad)

-Single leg shates 3 way -Single leg shuttle squats (Quad)


(Gluets) -Supine Bridge with Hamstring
-Bilateral Shuttle Jumps curl
(Quads) -Resisted lateral steps (Gluets)
-Alternating lunge holds (Quad)

Referensi Jurnal :
-Bousquet.A.Brett. et al(2018) . Post Operative Criterion Based Rehabilitation Of ACL Repairs
: A Clinical Commentary. Volume 13(2)
-Johnson.Dons (2003). ACL Made Simple. Journal of United States of America. Ebook ACL
Daftar Pustaka

– Gasibat ,Qais. et al (2017). Pre and post-Operatie Rehabilitation Of Anterior Cruciate Ligament
Reconstruction in Young Athlets. Volume 3(1)
– Hauser, R.A., et., al. (2013) Ligament Injury and Healing. The Open rehabilitation Journal.
– Howell, S.M., et., al. (2007). The Anterior Cruciate Ligament: Reconstruction and Basic Science1:
Expert Consult. Saunders.
– Kyritsis & Witvrouw. (2014). Return to Sport after Anterior Cruciate Ligament Reconstruction: A
Literature Review. J Nov Physiother. 4 (1), 193.
– Paschos, N.K. & Howell, S.M. (2016). Anterior Cruciate Ligament Reconstruction: Principles of
Treatment. Effort Open Reviews. 1.
– Spindler, K. P., & Wright, R. W. (2008). Anterior Cruciate Ligament Tear. New England Journal of
Medicine. 359 (20), 2135–2142.
– Suriani, S. et al (2013). Latihan Theraband lebih baik menurunkan nyeri dari pada latihan Quadriceps
bench pada osteoarthritis genu, Volume 13(1).
– Zaffagnini, S., et.,al. (2015). Return to Sport After ACL Reconstruction. The New England Journal of
Medicine. 3 (1), 25-30.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai