M DENGAN GANGGUAN
SISTEM MOSKULOSKETAL : FRAKTUR CLAVICULA SINISTRA
DI RUANG CEMPAKA RSUD BANYUMAS
DISUSUN OLEH :
Telah Disyahkan
Pada Tanggal:
Mengetahui:
Pembimbing akademik Pembimbing Klinik
(...................................) (...................................)
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk
dan kontraksi otot ekstrem. Saat tulang patah, jaringan disekitar akan
terpengaruh, yang dapat mengakibatkan edema pada jaringan lunak, dislokasi
sendi, kerusakan saraf. Organ tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang
disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen tulang (Brunner & Suddart,
2013). Fraktur menurut Smeltzer (2013) adalah terputusnya kontiunitas tulang
dan ditentukan sesuai jenis nya.
Fraktur ekstremitas adalah fraktur yang, lengan, siku, lengan atas,bahu dan
jari) dan ekstremitas bawah (pinggul, paha, lutut, kaki bagian bawah,
pergelangan kaki) (UT Southwestern Medical Center, 2016).
B. Etiologi
Penyebab fraktur ketika kekuatan (tekanan terjadi pada tulang yang
membentuk lokasi ekstremitas atas (tangan, pergelangan tangan) yang
diberikan pada tulang melebihi kemampuan tulang untuk meredam syok
(Marlene Hurst, 2016). Sedangkan menurut (A.Aziz Alimul Hidayat, 2013)
penyebab fraktur terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kekerasan langsung Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang
pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat
fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
2. Kekerasan tidak langsung Kekerasan tidak langsung menyebabkan
patah tulang di tempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasa. Yang
patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran
vektor kekerasan.
3. Kekerasan akibat tarikan otot Patah tulang akibat tarikan otot sangat
jarang terjadi. Kekeuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya dan penarikan
C. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,
pemendekan ekstermitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna
(Lukman dkk, 2017). Sementara manifestasi klinis dari fraktur secara
terperinci adalah:
1. Nyeri terus menerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk
bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar
fragmen tulang.
2. Setelah terjadi fraktur, bagian – bagian yang tidak dapat di gunakan
cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukan
nya tetap rigit secara normalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur
lengan atau tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba)
ektremitas yang bisa diketahui dengan membandingkan ekstremitas
normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi
normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya
otot.
3. Pada fraktur tulang panjang terjadi pemendekan tulang yang
sebenarnya terjadi karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melinkupi satu sama lain
2,5- 5 cm (1-2 inchi).
4. Saat ekstremitas diraba dengan tangan, teraba adanya derik tulang
dinamakan krepitus yang teraba akibat geseran antara fragmen satu
dengan yang lainnya. Uji krepitus dapat mengakibatkan kerusakan
jaringan lunak yang lebih berat.
5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai
akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa
terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.
D. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya
pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih
besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang
yang mengakibatkan rusaknya atau putusnya kontinuitas tulang. Setelah
terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks,
marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusuk. Pendarahan
terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang
patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya
respon inflamasi yang di tandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan
leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan
dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya (A.Aziz Alimul Hidayat,
2013).
E. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai
seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa
keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan
keperawatan. Diagnosis keperawatan sejalan dengan diagnosis medis
sebab dalam mengumpulkan data-data saat melakukan pengkajian
keperawatan yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa keperawatan
ditinjau dari keadaan penyakit dalam diagnosa medis.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan post op fraktur
meliputi:
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan
fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat
traksi/immobilisasi, stress, ansietas.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea,
kelemahan/keletihan, ketidakedekuatan oksigenasi, ansietas, dan
gangguan pola tidur.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan
status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi
dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat
badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak
nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan
penurunan kekuatan/tahanan.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons
inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan,
luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan.
6. Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterb1atasan kognitif, kurang
terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.
DO:
Pasien tampak meringis
Pasien tampak kesulitan
menggerakkan ekstremitas atas
- TD: 131/90 mmhg
- N: 72 x/menit
- SB: 36,60c
- RR :22 x/menit
- SPO2 :98
- P: nyeri jika digerakan
Q: nyeri seperti di tusuk
R: nyeri di bagian bahu kiri
S: nyeri dengan sekala 8
T: nyeri hilang timbul
- kesadaran composmentis
- hasil pemeriksaaan Ro :
14/01/2023
a. Fraktur clavikula sinistra
aspek lateral
b. Apposisi dan alignment baik
DO:
- pasien tampak kesulitan
menggerakkan badannya terutama
ekstremitas atas
- TD: 131/90 mmhg
- N: 72 x/menit
- SB: 36,60c
- RR :22 x/menit
- SPO2 :98
- R.thorax : 14/01/2023
a. Fraktur clavicula sinistra
aspek lateral
b. Apposisi dan aligament baik
- hasil pemeriksaan lab :
Hb 14.0; Ht 40.2; AL 6.72; AT
219; eritrosit 4.91
DO:
- TD: 131/90 mmhg
- N: 72 x/menit
- SB: 36,60c
- RR :22 x/menit
- SPO2 :98
- R.thorax : 14/01/2023
a. Fraktur clavicula sinistra
aspek lateral Apposisi dan
aligament baik
- hasil pemeriksaan lab :
Hb 14.0; Ht 40.2; AL 6.72; AT
219; eritrosit 4.91
F. Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
Intervensi dan implementasi keperawatan yang muncul pada pasien.
G. Daftar Pustaka
Retika Widiantari, R. W. (1970, January 1). Asuhan Keperawatan Pada
Klien NY D dengan SINDROM Geriantri + Anoreksia di Ruang Rawat
inap interne ambun Suri Lantai 3 RSAM bukittinggi tahun 2019.
Repository Universitas Perintis Indonesia.
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.M
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kali bagor, Banyumas
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk RS : Sabtu, 14 Januari 2023 06.00 WIB
Tanggal Pengkajian : Sabtu, 14 Januari 2023 08.10 WIB
DX Medis : Fraktur Clavicula Sinistra
C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : pasien mengatakan terjatuh terpeleset 2
jam sebelum masuk rumah sakit dan bahu kiri terasa nyeri dengan
sekala 8 untuk digerakan TD: 131/90 mmhg, N: 72 x/menit ,SB:
36,60c, RR :22 x/menit,SPO2 :98 ,P: nyeri jika digerakan, Q: nyeri
seperti di tusuk, R: nyeri di bagian bahu kiri, S: nyeri dengan sekala 8,
T: nyeri hilang timbul
3. Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit terdahulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan keluarganya tidak
memiliki penyakit menular turun temurun
5. Pola Fungsional Kesehatan
a. Pola Bernafas
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan dapat bernapas dengan
normal
Saat dikaji : Pasien mengatakan dapat juga bernapas dengan
normal dan tidak ada tanda-tanda gangguan
b. Nutrisi
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan
porsi yang cukup dan minum 6-8 gelas per hari
Saat dikaji : Pasien mengatakan tetap makan 3 kali sehari dan
minum 6-8 gelas per hari
c. Eliminasi
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan BAB 1-2 kali per hari dan
BAK 5-6 kali per hari
Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB 1 kali per hari dan BAK 4-5
kali per hari
d. Gerak dan keseimbangan tubuh
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan dapat bergerak dengan
leluasa
Saat dikaji : Pasien mengatakan ruang geraknya terbatas karena
nyeri pada bahu kirinya
e. Istirahat dan tidur
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan tidur 7-8 jam per hari
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidur 6-7 jam perhari
f. Berpakaian
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan dapat berpakaian secara
mandiri tanpa bantuan
Saat dikaji : Pasien mengatakan berpakaian dengan dibantu oleh
keluarga
g. Mempertahankan Suhu Tubuh
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan jika dingin menggunakan
pakaian yang tebal dan ketika merasa panas menggunakan
pakaian yang cenderung berbahan tipis
Saat dikaji : Pasien mengatakan jika dingin menggunakan selimut
dan jika panas pasien tidak menggunakan selimut
h. Personal hygiene
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan mandi 2 kali sehari tanpa
bantuan
Saat dikaji : Pasien mengatakan hanya diseka dengan bantuan
keluarga
i. Rasa aman dan nyaman
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan bahwa perasaan dan keadaan
fisiknya baik- baik saja dan merasa nyaman dengan keadaan
tersebut
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak nyaman dengan penyakit
yang dideritanya
j. Berkomunikasi
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan
baik
Saat di kaji : Pasien mengatakan masih dapat berkomunikasi
dengan baik
k. Kebutuhan spiritual
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan dapat beribadah tanpa
kendala
Saat dikaji : Pasien mengatakan dapat beribadah dengan posisi
duduk
l. Kebutuhan bekerja
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan bekerja wiraswasta
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak dapat bekerja karena sakit
yang dideritanya
m. Kebutuhan hiburan
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan dapat berlibur dengan
keluarga 2-3 kali per bulan
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak dapat berlibur karena sakit
yang dideritanya
n. Kebutuhan belajar
Sebelum dikaji : Pasien mengatakan sudah mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya dan juga resiko komplikasinya
Saat dikaji : Pasien mengatakan sudah mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya dan juga resiko komplikasinya
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : E4V5M6
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV :
a) TD : 131/90 mmHg
b) RR : 20x/menit
c) N : 72x/menit
d) S : 36,6 oC
e) SpO2 : 98%
d. Kepala : Bentuk mesocepal, tidak ada benjolan, rambut
bersih, tidak ada lesi
e. Mata : simetris, konjungtiva anemis, pupil mata rangsang
cahaya kanan kiri positif tidak mnegecil dab berdiameter 2mm
f. Hidung : tidak ada sumbatan serta pembesaran kelenjar
polip dan tidak ada nyeri tekan
g. Bibir : mukosa bibir lembab normal, tidak terdapat
sariawan
h. Mulut : gigi lengkap, lidah bersih tidak kotor, tenggorokan
tidak ada pembersaran amandel
i. Telinga : tidak terdapat penumpukan serumen dan simetris
j. Leher : Tidak terdapat pembesaran teroid dan pembesaran
getah bening, tidak terdapat pembesaran vena jubularis.
k. Thorax
a) Paru-paru :
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada kelainan otot bantu nafas,
pengembangan dada simetris
b) Jantung :
Inpeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas luka, tidak ada pe
mbesaran pada jantung
Auskultasi : bunyi I (lup) dan bunyi II (dup), tidak ada suara tambahan,
teratur dan tidak ada bunyi tambahan seperti mur-mur dan gallop
c) Abdomen
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas operasi, warna kul
it sama, tidak terdapat lesi
7. Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium Darah lengkap
Radiologi
NO TANGGAL PEMERIKSAAN
1 14 januari 2023 Articula humeri : fraktur clavicula sinistra
aspek lateral apposisi dan aligament baik
2 16 januari 2023 Clavicula (s) : fraktur clavicula sinistra
8. Program Terapi :
Sebelum operasi
1 katerolac 3 x 30mg IV
Setelah operasi
2 Katerolac 3x30 mg IV
DO:
Pasien tampak meringis
Pasien tampak kesulitan
menggerakkan ekstremitas atas
- TD: 131/90 mmhg
- N: 72 x/menit
- SB: 36,60c
- RR :22 x/menit
- SPO2 :98
- P: nyeri jika digerakan
Q: nyeri seperti di tusuk
R: nyeri di bagian bahu kiri
S: nyeri dengan sekala 8
T: nyeri hilang timbul
- kesadaran composmentis
- hasil pemeriksaaan Ro :
14/01/2023
Fraktur clavikula sinistra aspek
lateral Apposisi dan alignment
baik
DO:
- pasien tampak kesulitan
menggerakkan badannya terutama
ekstremitas atas
- TD: 131/90 mmhg
- N: 72 x/menit
- SB: 36,60c
- RR :22 x/menit
- SPO2 :98
- R.thorax : 14/01/2023
Fraktur clavicula sinistra aspek late
ral Apposisi dan aligament baik
- hasil pemeriksaan lab :
Hb 14.0; Ht 40.2; AL 6.72; AT
219; eritrosit 4.91
DO:
- TD: 131/90 mmhg
- N: 72 x/menit
- SB: 36,60c
- RR :22 x/menit
- SPO2 :98
- R.thorax : 14/01/2023
Fraktur clavicula sinistra aspek
lateral Apposisi dan aligament
baik
- hasil pemeriksaan lab :
Hb 14.0; Ht 40.2; AL 6.72; AT
219; eritrosit 4.91
E. INTERVENSI
Nyeri 3 5 Terapeutik
F. IMPLEMENTASI
G. EVALUASI
P : lanjutkan intervensi
Kolaborasi analgetik
17-01-2023 2 S:
07.00
- O : P: nyeri jika digerakan
Q: nyeri seperti di tusuk
R: nyeri di bagian bahu kiri
S: nyeri dengan sekala 8
T: nyeri hilang timbul
- TTV :
TD : 130/77mmHg
N : 80x/ menit
S : 36,4 c
RR : 20x/menit
Spo : 96
P : lanjutkan intervensi
Kolaborasi analgetik
17-01-2023 3 S:
07.00
O : P: nyeri jika digerakan
Q: nyeri seperti di tusuk
R: nyeri di bagian bahu kiri
S: nyeri dengan sekala 8
T: nyeri hilang timbul
- TTV :
TD : 130/77mmHg
N : 80x/ menit
S : 36,4 c
RR : 20x/menit
Spo : 96
A : masalah teratasi sebagian
Indikator Awal Hasil Target
Kerusakan 2 3 5
jaringan
Kerusakan 2 3 5
lapisan kulit
Nyeri 2 4 5
Perdarahan 4 4 5
P : lanjutkan intervensi
Kolaborasi analgetik