Oleh :
Oleh :
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirohirohmanirrahim..
Alhamdulillah kupanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kesempatan
untuk menyelesaikan tugas akhir dengan segala kekuranganku. Segala syukurku
ku ucapkan kepadaMu karena telah menghadirkan mereka yang selalu memberiku
semangat dan doa disaat kutertatih. karenaMu lah mereka ada, dan karenaMu
tugas akhir ini terselesaikan. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-
orang yang sangat aku sayangi dan aku kasihi.
Ayah dan Ibuku, apa yang ananda peroleh hari ini belum mampu membayar
setetes keringat dan semangat dalam hidup ananda. Terimakasih atas semua
dukungan, baik moril maupun materil. Karya ini kupersembahkan untuk ibu dan
ayah tercinta. Aku takkan pernah lupa semua pengorbanan dan jerih payah yang
ibu dan ayah berikan untukku agar dapat menggapai cita-cita dan semangat serta
doa yang kau lantunkan untukku di setiap sujudmu sehingga dapat kurai
kesuksesan.
Bharada Ibnu Khajar Kafiana sebagai partner hidup, tiada waktu yang paling
berharga selain bersama denganmu, disaat kita berjauhan kita saling merindukan.
Terimakasih untuk semangat, bantuan, pengertian, dan perhatian darimu sehingga
aku berada pada titik ini semoga menjadi awal dari kesuksesanku yang akan
membahagiakan dan membanggakanmu.
Sahabatku, Anindyah Evrita Swasta Tasari, Anita Sefti Rahayu, Devi Purwati,
Defri Indriani, Ika Wahyuningrum, terimakasih selalu mendampingiku, kita
bertemu diawal perkuliahan. Terimakasih atas motivasi , kerjasama dan
kebersamaan kita selama in.
v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Nim : 201302057
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Madiun, 2017
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Magetan
Email : elaanggi08@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan : -
vii
ABSTRAK
Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan asupan nutrisi ASI
mulai dari bayi umur 0 tahun hingga 6 bulan tanpa menambahkan/mengganti
dengan makanan atau minuman lain. Seorang ibu dengan bayi pertamanya akan
mengalami berbagai masalah seperti cara memegang dan menaruh bayi, cara
menyusui yang benar, putting susu lecet. Pendidikan kesehatan tentang cara
menyusui yang benar harus ditekankan pada ibu primigravida sehingga ibu bisa
mempersiapkan menyusui bayi pertama kalinya. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang cara menyusui yang benar
terhadap perilaku ibu dalam menyusui di Ruang Nifas RSUD Kota Madiun.
Masih banyaknya perilaku ibu dalam menyusui yang sangat kurang akan
kebersihan putting payudara diharapkan petugas kesehatan memberikan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang cara menyusui yang benar untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku ibu dalam menyusui.
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
x
2.2.6 Lama dan Frekuensi Menyusui ................................................................. 28
2.2.7 ASI Eksklusif ............................................................................................ 29
2.2.8 Menyusui ................................................................................................... 32
2.2.9 Cara Menyusui yang Benar ....................................................................... 33
2.2.10 Masalah dalam Menyusui ........................................................................ 37
2.3 Perilaku Kesehatan
2.3.1 Pengertian ................................................................................................. 42
2.3.2 Bentuk Perilaku ......................................................................................... 42
2.3.3 Klasifikasi Perilaku ................................................................................... 43
2.3.4 Faktor yang Mempengaruhi ...................................................................... 44
2.3.5 Proses Adopsi Perilaku............................................................................... 46
2.3.6 Perilaku Ibu dalam Menyusui.................................................................... 47
2.3.7 Pengukuran Perilaku ................................................................................. 47
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................................ 49
3.2 Hipotesis ............................................................................................................ 50
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian .............................................................................................. 51
4.2 Populasi dan Sampel .......................................................................................... 53
4.3 Teknik Sampling ................................................................................................ 55
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ................................................................................. 56
4.5 Variabel dan Definisi Operasional .................................................................... 58
4.6 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 60
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................. 62
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................. 62
4.9 Teknik Analisa Data .......................................................................................... 63
4.10 Etika Penelitian ................................................................................................ 66
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ……………………………………... 69
5.2 Hasil Penelitian ……………………………………………………………….. 70
5.2.1 Data Umum …………………………………………………………....... 70
5.2.2 Data Khusus …………………………………………………………….. 71
5.3 Pembahasan …………………………………………………………………... 73
5.3.1 Perilaku Ibu dalam Menyusui Sebelum Pendidikan Kesehatan ………... 74
5.3.2 Perilaku Ibu dalam Menyusui Setelah Pendidikan Kesehatan …………. 77
5.3.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Ibu ……………….. 79
5.4 Keterbatasan Penelitian ………………………………………………………. 80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan …………………………………………………………………… 82
6.2 Saran ………………………………………………………………………….. 82
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
DAFTAR ISTILAH
xvi
Estrogen : Hormon seks wanita
Evaluation : Evaluasi
Freezer : Lemari es
Guidance : Pembimbing
Health maintenance : Perilaku pemeliharaan kesehatan
Health seeking behavior : Perilaku pencarian fasilitas kesehatan
Hipofisis : Kelenjar endokrin penghasil hormon
Informed consent : Lembar persetujuan
Input : Masuk
Karsinoma : Kanker
Know : Tahu
Korelasi : Hubungan
Laktogenik : Hormon untuk merangsang produksi susu
Mammae : Payudara
Massage : Pemijatan
Non probability : Pengambilan sampel tidak secara acak
One group pretest posttest : Pretes posttest dalam 1 kelompok
Oksitosin : Hormon perangsang kontraksi otot polos
Output : Keluar
Overt behavior : Perilaku terbuka
Predisposing : Predisposisi
Progesteron : Hormon yang berfungsi memlihara kehamilan
Prolaktin : Hormon produksi sumsum
Purposive sampling : Pengambilan sampel secara sengaja
Rating scale : Skala penilaian
Recall : Mengingat kembali
Reinforcing : Pemungkin
xvii
Rooting reflek : Reflek mencari puting
Scholar : Sarjana
Simple random sampling : Pengambilan sampel acak sederhana
Sinus lactiferous : Saluran air susu
Tabulating : Penyusunan data dalam bentuk tabel
Trial : Mencoba
Visual aid : Alat bantu lihat
xviii
KATA PENGANTAR
Mulia Madiun.
Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati
1. Zaenal Abidin, SKM., M.Kes selaku ketua STIKes Bhakti Husada Mulia
Madiun.
skripsi ini.
ini.
xix
7. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
penyusunan proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
proposal ini.
Peneliti
xx
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif merupakan pilihan asupan nutrisi yang sangat
baik bagi bayi. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 33 Tahun 2012 tentang
pemberian Air Susu Eksklusif, ASI Ekskusif adalah Air susu ibu yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan tanpa menambahkan dan/atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain. Seorang ibu dengan bayi
bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting susu
terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain (Romiyati, 2015)
Angka kematian bayi di seluruh dunia setiap tahun mencapai empat juta
dan Filiphina 170 per 100.000 kelahiran (Swamurti, 2007). Berdasarkan Survei
1.000 kelahiran hidup. Data di badan statistik menunjukkan angka kematian ibu
dan bayi di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara, mendominasi lebih dari 75%
total kematian anak dibawah 5 tahun. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS, 2015) menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang
artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.
Begitu pula dengan Angka Kematian Balita (AKABA) hasil SUPAS 2015 sebesar
1
26,29 per 1.000 kelahiran hidup, juga sudah memenuhi target MDG 2015 sebesar
kematian bayi baru lahir dan balita adalah karena kelainan congenital sebanyak
29,4%, diare 17,65%, dan BBLR sebanyak 11,76% (Profil Dinkes Kota Madiun,
2016). Diare yang terjadi pada bayi bisa akibat dari salah cara memberikan ASI.
Berdasarkan data dari United Nations Children’s Fund (UNICEF) pada tahun
2012 hanya 39% bayi di bawah usia 6 bulan yang mendapat ASI secara eksklusif
di seluruh dunia. Angka tersebut juga tidak mengalami kenaikan pada tahun 2015,
Mengacu pada target program tahun 2014 sebesar 80%, maka secara nasional
cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 52,3% belum mencapai target dari
4.749.791 bayi 0 tahun. Hanya terdapat satu provinsi yang berhasil mencapai
target yaitu Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%. Untuk provinsi Jawa Timur
belum memenuhi target renstra yaitu sebesar 74% pemberian ASI Eksklusif
(Ditjen Gizi dan KIA Kemenkes RI, 2015). Cakupan ASI Eksklusif di Kota
Madiun pada tahun 2014 sebesar 67,16% dari 2.810 kelahiran hidup. Cakupan ini
mengalami peningkatan 1,43% dibanding cakupan pada tahun 2013 yakni 65,7%,
namun masih dibawah target nasional yaitu 75% (Profil Kesehatan Kota Madiun,
2014). Persalinan yang dilakukan di RSUD Kota Madiun selama setahun terdapat
responden di Ruang Nifas RSUD Kota Madiun tanggal 22 April 2017 masih
banyak perilaku menyusui yang kurang sebanyak 30%, perilaku menyusui cukup
2
40%, dan perilaku menyusui baik hanya 30%. Perilaku ibu dalam menyusui yang
Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif
sejak lahir sampai berusia enam bulan. Upaya pemerintah ini lantas mendapat
sambutan positif dari dunia internasional. Tetapi pada kenyataannya, realisasi dari
menyusui disebabkan karena timbulnya beberapa faktor, antara lain faktor ibu,
bayi, psikologis, tenaga kesehatan, dan sosial budaya. Penelitian yang dilakukan
berupa keyakinan yang keliru tentang makanan bayi, promosi susu formula, dan
masalah kesehatan pada ibu dan bayi menyebabkan gagalnya pemberian ASI
Eksklusif.
kesehatan dan gizi pada keluarga miskin, berbagai langkah dan upaya terus
peningkatan pengetahuan ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi
kembang secara optimal. Untuk itu diperlukan peran serta tenaga kesehatan untuk
3
dan benar pada ibu hamil dan menyusui. Salah satunya ialah cara menyusui yang
benar meliputi posisi badan dan ibu bayi, posisi mulut bayi dan puting susu ibu,
serta posisi menyusui yang benar. Pendidikan kesehatan ASI eksklusif sebaiknya
maupun tempat tinggal. Mengacu pada latar belakang diatas peneliti ingin
Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang cara menyusui yang benar
terhadap perilaku ibu dalam menyusui di Ruang Nifas RSUD Kota Madiun?
benar terhadap perilaku ibu dalam menyusui di Ruang Nifas RSUD Kota
Madiun.
kesehatan.
pendidikan kesehatan.
4
3. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang cara menyusui
2. Bagi Responden
3. Bagi Peneliti
5
4. Bagi Institusi
keperawatan maternitas.
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran sendiri atas masukan berasal
dari berbagai pihak serta jurnal yang bersangkutan. Telah diketahui dan ditelusuri
Pendidikan Kesehatan Tentang Cara Menyusui yang Benar terhadap Perilaku Ibu
dalam Menyusui di Ruang Nifas RSUD Kota Madiun belum pernah diteliti oleh
ini maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah asli.
Apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat
dipertanggungjawabkan sepenuhnya.
Sikap Ibu di RSIA Pertiwi Makassar. Jenis penelitian ini adalah quasi
6
kuesioner. Analisis data menggunakan McNemar. Hasil penelitian,
pengetahuan kategori cukup. Sikap ibu hamil sebelum edukasi yaitu 65,0%
yang positif. Meningkat menjadi 98,3% setelah post dua hari, peningkatan
Ibu Tentang Cara Menyusui Dengan Perilaku Menyusui Bayi Usia 0-6
uji statistik koefisien korelasi spearman rank didapat hasil nilai koefisien
harga t ini signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan table t
untuk dk=48 yaitu 2,021. Karena t hitung > table (4,492 > 2,021) maka ada
7
purposive sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan
pemberian ASI adalah postif 90% dan negatif 10%. Selanjutnya, sikap
setuju 13,3% setuju 20% ragu-ragu 20% tidak setuju 43,3% dan sangat
adalah sangat setuju 23% setuju 63,3% ragu-ragu 13,4% tidak setuju 0%
dan sangat tidak setuju 0%. Hasil uji statistik untuk pengetahuan dengan
nilai t = -5,889 (p 0,000 < 0,05), untuk sikap dengan nilai t = -4,743 (p
0,000 < 0,05). Jadi baik untuk pengetahuan maupun sikap artinya ho
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini
tersirat unsur -unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses (upaya
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa
yang diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan
(Notoatmodjo, 2012).
9
peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun
sendiri dengan tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi
a. Tingkat Pendidikan
10
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
c. Adat Istiadat
d. Kepercayaan Masyarakat
penyuluhan.
11
Metode ini bersifat individual dan biasanya digunakan untuk membina
perilaku baru, atau membina seorang yang mulai tertarik pada suatu
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
2) Wawancara
dari metode ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan
12
(d) Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan
dominan. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar
13
c. Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
14
1) Alat bantu lihat (visual aid) yang berguna dalam membantu
2) Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk
pendidikan/pengajaran
1) Alat peraga atau media yang rumit, seperti film, film strip, slide, dan
bahan setempat
1) Media Cetak
(a) Leaflet
15
Sementara itu ada beberapa kelemahan dari leaflet yaitu : tidak
cocok untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama dan
baik.
(b) Booklet
akan disampaikan.
adalah :
cepat.
16
8. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
2) Media Elektronik
17
membutuhkan ahli profesional agar gambar mempunyai makna
biaya.
(b) Slide
Keunggulan:
Kelemahan:
papan tulis
18
(3) Demonstrasi dan ilustrasi yang disajikan di papan tlis
perilaku
cenderung mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan
Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap yang semakin positif
pula. Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari
19
proses belajar mengajar adalah perubahan perilaku. Dengan dmikian, pendidikan
berpendidikan rendah.
2.2 ASI
2.2.1 Pengertian
Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik pada awal usia kehidupan bayi.
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam
organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini
1. Kolostrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bahyi
kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan khasiat
20
a. Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap
3. ASI mature
a. Bagi Bayi
mengurangi obesitas.
2. Mengandung antibodi
21
pernapasan yang ditransfer disebut Bronchus associated
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri
dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang
Insiden karies gigi pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih
dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan
gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam
5. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara
22
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu
alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3
Wulandari, 2010).
b. Bagi Ibu
1. Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung saraf sensorik
23
98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah
menstruasi kembali.
eksklusif.
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
hamil, badan bertambah berat selain karena ada janin juga karena
24
akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak menyusut, berat badan
4. Aspek psikologis
untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
c. Bagi keluarga
1. Aspek ekonomi
2. Aspek psikologi
3. Aspek kemudahan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol
dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain
d. Bagi negara
25
2. Menghemat devisa negara
2010).
setiap hari, jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut :
1. Makanan
yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih
8 – 12 gelas/hari.
bawang.
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu
26
bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan
tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik
4. Perawatan payudara
hormon oxytocin.
Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobus pun berkurang.
6. Fisiologi
7. Faktor istirahat
27
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan
berkurang.
berkurang.
9. Faktor obat-obatan
dengan cukup.
28
7. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai
menyusu.
8. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI.
a. Menyusui bayi tidak perlu dijadwal. Saat bayi sudah lahir segera disusui.
b. ASI ada dalam lambung bayi hingga habis diserap berlangsung dalam 2
jam, oleh karena itu usahakan bayi menyusu lagi dalam 2 jam.
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih serta
tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan sampai anak usia 2 tahun atau
lebih. Pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia 6 bulan dan bukan 4
dan benar sampai bayi berumur 6 bulan. Namun, pada kenyataannya 60%
29
2. Bayi pada saat umur 6 bulan sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan
Pori-pori pada usus bayi ini akan tertutup rapat setelah bayi berumur 6
bulan. Dengan demikian, usus bayi setelah 6 bulan mampu menolak faktor
Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus
melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok dilatih 1 minggu sebelum
Ibu sudah harus belajar memerah ASI segera setelah bayi lahir. Sediakan
waktu yang cukup dan suasana tenang agar ibu dapat dengan santai
cangkir atau gelas yang bersih. Walaupun jumlah ASI yang dikeluarkan
sedikit tetap sangat berguna bagi bayi. Tinggalkan sekitar setengah cangkir
penuh (100 ml) untuk sekali minum bayi saat ibu keluar rumah. Di dalam
sedangkan dalam lemari es pada suhu 0-4oC akan tahan selama 1-2 hari.
disimpan dalam suhu ruangan sampai 8 jam. Jika disimpan di dala freezer
30
(pintu terpisah) dapat bertahan hingga 6 bulan, sedangkan di freezer1 pitu
dalam botol atau wadah yang direndamkan ke dalam air hangat (suhu kurang
lebih 50oC). Jika tidak mempunyai lemari es perahan ASI dapat ditaruh pada
botol kaca bekas selai dengan tutup plastik dan dibungkus dalam kantung
plastik atau plastik klip yang tebal dan simpan dalam coolbox untuk
2010).
Ada beberapa cara mengeluarkan ASI yaitu mengeluarkan ASI dengan tangan
4) Letakkan ibu jari pada batas areola mammae dan letakkan jari telunjuk
5) Tekan kedua jari ini ke dalam ke arah dinding dada tanpa menggeser
6) Pijat daerah diantara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan
lactiferous.
31
8) Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan
telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola
bagian payudara.
10) Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan
1) Pompa manual/tangan
a. Tipe silindris
atau Horn)
32
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena dapat menyakitkan
2) Pompa elektrik
2.2.8 Menyusui
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar
33
c. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala
depan.
payudara.
d. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari
cara menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut
bayi.
34
g. Bila mengambil posisi telungkup, bayi ditidurkan di meja dengan
Angsuko, 2009).
diganti menyusui pada payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi :
a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi
atau,
5. Menyendawakan bayi
menyendawakan bayi:
35
b. Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usap-
6. Faktor-faktor
4) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara.
6) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam satu
1) Payudara dipegang dengan cara ibu jari diatas jari yang lain
36
4) Kemudian masukkan putting susu ibu menelusuri langit-langit
mulut bayi.
elus bayi.
3) Dagu bayi menemoel pada dada ibu yang berada di dasar payudara
(bagian bawah).
4) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi.
37
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau
malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula
pompa ASI.
Perasaan sakit akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut
bayi dan putting susu ibu benar, perasaan nyeri akan segera hilang.
Cara menangani :
38
3) Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di putting
Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan
oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh
dermatitis).
tadi.
begitu sakit.
kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
39
7) Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap
menyembuh.
10) Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan
pembentukan ASI.
c. Payudara bengkak
Penyebab bengkak :
3) Terlambat menyusui.
40
Perbedaan payudara penuh dan payudara bengkak adalah :
1) Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas, dan keras. Bila
kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila di priksa atau dihisap
tengah).
Cara mengatasinya :
(1) Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan
41
(4) Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi
oedema.
7-10 hari.
2.3.1 Pengertian
42
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamatilangsung, maupun yang
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
43
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
kelompok :
bilamana sakit.
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
44
Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-
faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek.Menurut Lawrence Green (1980)
masih ada yang percaya dengan pengobatan alternatif bukan medis yang
tindakan artinya bahwa faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
45
Adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
fisik maupun psikis lebih baik, dengan sering berinteraksi akan sangat
kolostrum lebih besar daripada ibu yang tidak mendapat dukungan dari
b. Dukungan keluarga
46
mengenai manfaat pemberian ASI untuk bayi, biasanya suami akan
bagi dirinya).
Novelia, 2012).
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).
sedang perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh faktor predisposisi salah satunya
kesehatan.
47
Melalui kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
yang benar. Setelah timbul kesadaran akan termotivasi dan timbul ketertarikan
untuk melakukan perilaku menyusui yang benar. Setelah ibu hamil mendapat
perilaku menyusui yang benar dan dianggap bermanfaat bagi ibu yang akan
menyusui.
Dengan ketentuan:
µ = ½ (X maks + Xmin) x total item pertanyaan
= ½ (4 + 1) x 14
= 35
48
σ = 1/6 (Imaks – Imin)
= 1/6 (56 - 14)
=7
49
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA
50
3.2 Hipotesa
hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan dua variabel, variabel bebas
51
BAB IV
METODE PENELITIAN
yang dilakukan untuk mencari berbagai variabel dan menganalisis setiap variabel
yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini juga digunakan untuk meneliti pada
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk
2010).
posttest dalam satu kelompok (one group pretest posttest design), dalam
52
rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah
01 x 02
Kelemahan dari rancangan ini antara lain tidak ada jaminan bahwa perubahan
yang terjadi pada variabel depndent karena intervensi atau perlakuan. Tetapi perlu
dicatat bahwa rancangan ini tidak terhindar dari berbagai macam (kelemahan)
(Notoatmodjo, 2012).
tujuan serta informed consent. Responden yang terpilih diminta untuk mengisi
cara pengisian kuesioner serta tiap item pernyataan pada kuesioner. Kuesioner
yang telah diisi secara lengkap selanjutnya diserahkan kepada peneliti untuk
menyusui yang benar dan dihari kedua setelah pendidikan kesehatan peneliti
53
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Ruang Bersalin
RSUD Kota Madiun berjumlah 636 ibu melahirkan primigravida selama satu
tahun dengan rata-rata perbulan 53 ibu melahirkan primi gravida (normal maupun
SC).
4.2.2 Sampel
(Arikunto, 2010). Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat
Setiap sampel harus memenuhi syarat sesuai dengan kriteria dalam penelitian:
54
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1) Kriteria Inklusi adalah kriteria umum subjek penelitian dari satu populasi
target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011). Kriteria inklusi
adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota
(Nursalam, 2011).
b. Besar Sampel
dalam penelitian ini sehingga jika t-1 maka sampel yang digunakan :
(t - 1) (n - 1) ≥ 15
(1 - 1) (n - 1) ≥ 15
(n - 1) ≥ 15
n – 1 = 15
n = 15 + 1
55
n = 16
Maka besar sampel untuk kelompok pada penelitian ini adalah 16 responden.
Untuk menghindari adanya Drop Out dalam proses penelitian, maka perlu
penambahan jumlah sampel agar besar sampel tetap terpenuhi dengan rumus
berikut :
n’ = n
(1 - f )
= 16
(1 – 0,1)
= 16
0,9
= 17,7
= 18
Keterangan :
n’ = ukuran sampel setelah revisi
n = ukuran sampel asli
1-f = perkiraan proporsi Drop Out, yang di perkirakan 10% (f = 0,1)
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel akhir yang dibutuhkan dalam
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
56
menggunakan teknik probability sampling bahwa setiap subjek dalam populasi
sampel random sampling. Caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi
dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel.
Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak
jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya sebagai interval X, maka yang terkena
dipilih dengan menetapkan kriteria yaitu ibu menyusui anak pertama dan dengan
Kerangka kerja atau kerangka operasional adalah suatu yang abstrak, logical
57
Populasi
Seluruh ibu menyusui sebanyak 53 di Ruang Nifas RSUD Kota Madiun
Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah 18 ibu menyusui anak pertama di Ruang Nifas
Teknik Sampling
Sistematis random sampling
Pengumpulan Data
Kelompok Eksperimen
Pretest
Intervensi
Posttest
Pengolahan Data
Coding, Editing, Entry, Cleaning, Tabulating
Analisis Data
Dependent t-test
58
4.5 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan
lain. Variabel respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-
variabel lain. Dalam ilmu perilaku, variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang
diamati dari suatu organisme yang dikenei stimulus. Dengan kata lain, variabel
terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya
hubungan atau pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
59
4.5.2 Definisi Operasional
yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2009). Adapun
60
4.6 Instrumen Penelitian
validitas dan reliabilitas. Uji validitas instrument penelitian ini berupa kuesioner
perilaku ibu dalam menyusui terdiri dari 14 pernyataan yang dilakukan di RSUD
dr. Soedono Kota Madiun bulan Juli 2017 sebanyak 18 ibu menyusui. Metode
korelasi pearson product moment dengan menggunakan software SPSS 16. Hasil
uji validitas pada kuesioner perilaku ibu dalam menyusui ini seluruh pernyataan
perhitungan r hitung. Apabila r hitung > r tabel (0,468) maka pernyataan tersebut
digunakan untuk mengukur gejala yang sama di tempat lain (Sugiyono 2010). Uji
reliabilitas pada penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Soedono Kota Madiun
menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan software SPSS 16. Hasil uji
61
menunjukkan nilai Alpha 0,923, nilai rtabel N 18 adalah 0,468 pada signifikansi
5%, kesimpulannya Alpha 0,923 > rtabel 0,468 artinya item-item pernyataan
dikatakan reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data penelitian. Teori
lain menyebutkan suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.923 14
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas
secara tertulis. Jenis kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup (closed ended) yaitu pertanayan yang variasi jawaban sudah disediakan
62
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Nifas RSUD Kota Madiun. Penelitian ini
tergantung dari desain penelitian dan teknik instrumen yang digunakan. Selama
(Nursalam, 2013).
c. Setelah mendapat ijin dari bagian Tata Usaha RSUD Kota Madiun, surat ijin
63
e. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden peneliti membagikan
1. Editing
apakah isian pada lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai
upaya menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut. Pada saat
64
melakukan penelitian, apabila ada soal yang belum diisi oleh responden
2. Coding
2012).
3. Entry
(Hidayat, 2009). Proses ini memasukkan data dalam bentuk kode ke dalam
program komputer.
4. Cleaning
Cleaning data adalah proses pengecekan kembali data yang sudah di entry
apakah ada kesalahan atau tidak. Tahapan cleaning data terdiri dari
2009). Proses ini dilakukan apabila semua data responden sudah selesai
65
5. Tabulating
Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel nilai statistik. Setelah
yang merupakan uji terhadap dua variabel yang diduga barhubungan atau
kesehatan tentang cara menyusui yang benar terhadap perilaku ibu dalam
menyusui dengan uji dependent t-test dengan kemaknaan α = 0,05. Adapun uji
Hasil ini akan diuji signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95% (Sugiyono, 2011).
Dengan demikian hasil analisa yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
66
1) Menolak Ho (Menerima Ha) bila diperoleh nilai p < α 0,05
67
2. Tanpa nama (Anonimity)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi kode dalam bentuk
3. Kerahasiaan (Confidentility)
Data informasi yang di dapat oleh peneliti dari responden akan dijamin
68
BAB V
Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasan penelitian tentang
perilaku ibu dalam menyusui di Ruang Nifas RSUD Kota Madiun. Hasil
penelitian diuraikan secara deskriptif sesuai dengan tujuan umum dan tujuan
khusus pada penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Juli 2017 - 01
pada kelompok eksperimen, dan di hari ketiga kelompok diberi posttest. Data
menyusui.
Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu data umum dan data
khususnya menyajikan hasil perilaku ibu dalam menyusui sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen dan hasil uji statistik
68
5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian
mempunyai luas tanah 45.000 m² dengan luas bangunan 10.966,74 m². Di RSUD
Kota Madiun terdapat 217 tempat tidur yang terdiri dari : 14 tempat tidur kamar
VIP, 36 tempat tidur kamar kelas I, 32 tempat tidur kamar kelas II, 85 tempat tidur
kamar kelas III, 6 tempat tidur kamar ICU, 10 tempat tidur kamar HCU, 16 tempat
tidur di IGD, 11 tempat tidur kamar bersalin, 5 tempat tidur ruang operasi, 2
tempat tidur ruang isolasi. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan yang ada di RSUD
Nifas RSUD Kota Madiun memiliki 2 ruang kelas 1, 1 ruang kelas 2, Ruang
obsevarsi dengan 8 tempat tidur, ruang rawat gabung 13 tempat tidur, terdapat
fasilitas kesehatan masyarakat yang terjangkau. Misi RSUD Kota Madiun yaitu
yang akan melahirkan. Saat penelitian, peneliti yang melakukan penyuluhan atau
pendidikan kesehatan tentang cara menyusui yang benar. Data penelitian yang
69
diperoleh seluruhnya merupakan data primer yang diperoleh dari jawaban
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di RSUD Kota Madiun pada
tanggal 25 juli – 01 agustus 2017
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa rata-rata usia responden yaitu
1 SMP 2 11,1
2 SMA 13 72,2
3 SARJANA 3 16,7
TOTAL 18 100
70
Berdasarkan tabel 5.2 Pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA dengan 13
orang (72,2%), Sarjana 3 orang (16,7%), dan pendidikan terendah adalah SMP 2
orang (11,1%).
2 Wiraswasta 6 33,3
3 PNS 1 5,6
TOTAL 18 100
Data khusus menyajikan data hasil pretest dan posttest perilaku ibu dalam
71
5.2.2.1 Hasil Analisis Univariat
(Sumber : Lembar kuesioner perilaku ibu dalam menyusui di Ruang Nifas RSUD
Kota Madiun)
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui rata-rata yang diperoleh dari hasil pretest
adalah 30,44 dengan skor yang paling banyak adalah 29. Skor terendah dari
pretest 24 dan skor tertinggi adalah 39. Perilaku yang masih kurang dari
payudara, membasahi putting susu ibu dengan ASI setelah menyusui, dan
menyendawakan bayi.
(Sumber: Lembar kuesioner perilaku ibu dalam menyusui di Ruang Nifas RSUD
Kota Madiun)
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui rata-rata dari hasil posttest adalah 45,89
dengan skor yang paling banyak adalah 44. Skor terendah dari hasil posttest
adalah 36 dan skor tertinggi adalah 53. Perilaku ibu dalam menyusui yang masih
72
putting payudara, membasahi putting dengan ASI setelah menyusui, dan
menyendawakan bayi.
Tabel 5.6 Hasil pretest dan posttest perilaku ibu dalam menyusui di Ruang
Nifas RSUD Kota Madiun dengan uji Paired T-Test
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui dari hasil pretest berbeda dengan
posttest. Dapat dilihat hasil pretest yang rata-rata skor nya 30,44 menjadi 45,89
di hasil posttest. Skor yang paling banyak 29 saat pretest dan saat posttest skor
yang paling banyak adalah 44. Skor terendah dan tertinggi saat pretest 24-39,
dan saat posttest skor terendah dan tertinggi adalah 36-53. Sehingga ada
perbedaan antara hasil pretest dan posttest pendidikan kesehatan. Hasil uji
karena nilai P < α 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima yaitu ada perbedaan
antara pretest dan posttest yang berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang cara menyusui yang benar terhadap perilaku ibu dalam menyusui di
73
5.3 Pembahasan
pendidikan kesehatan tentang cara menyusui yang benar dengan skor terendah 24
dan skor tertinggi 39 dengan rata-rata 30,44 yang berarti dalam kategori cukup
Perilaku yang kurang dari responden karena responden kurang mengerti cara
peralatan, seperti kapas, air hangat, bantal, dan penopang kaki ibu (membersihkan
daerah putting dan sekitar putting dengan kapas dan air hangat sebelum
94,44% dan jawaban sering 5,55%. Hal ini menjelaskan bahwa sebagian besar
menyusui. Hal ini mungkin disebabkan pengetahuan yang masih kurang dari
74
Pada pernyataan “setelah menyusui, menyendawakan bayi dengan cara:”,
seluruh responden memilih jawaban tidak pernah 100%. Hal ini menjelaskan
menyusui.
oleh ASI dan membiarkan kering sendiri”, sebagian besar responden memilih
jawaban tidak pernah sebesar 94,44% dan sisanya memilih jawaban sering sebesar
5,55%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum melakukan
membasahi putting dan sekitarnya oleh ASI. Menyusui sesering mungkin dan
melanjutkan dengan mengeluarkan ASI ibu dari payudara setiap kali selesai
Meihartati, 2016)
sesuai dengan teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) bahwa
perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi adalah
faktor yang ada dalam diri individu (pengetahuan, sikap, kepercayaan), faktor
prasarana), dan faktor penguat adalah faktor yang memperkuat terjadinya perilaku
Perilaku baik yang harus dimiliki ibu yaitu mau menerima praktik perilaku
cara menyusui yang benar mulai dari membersihkan putting payudara sebelum
75
menyusui dengan rutin dan benar. Menerima dapat diartikan bahwa subjek mau
Dari hasil penelitian didapatkan perilaku ibu yang masih kurang seperti
dengan ASI setelah menyusui. Hal ini dikarenakan pengetahuan ibu yang masih
kurang, sehingga perilaku ibu masih dalam rentang cukup. Pendidikan ibu yang
masih banyak pada tingkat Sekolah Menengah Atas dan dengan kehamilan
dalam mencari informasi tentang ASI dan menyusui. Dari pengetahuan ibu dan
sikap yang kurang sehingga menyebabkan perilaku ibu dalam menyusui berada
Hasil penelitian perilaku ibu dalam menyusui juga didukung oleh hasil
sebagian besar perilaku ibu dalam menyusui dalam rentang 65% sebelum
45,89.
76
Pengalaman pribadi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kuat. Media massa juga berpengaruh terhadap perilaku seseorang karena beritanya
faktor pengalaman pribadi dari media massa, ada tahap motivasi yang mengubah
masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup bersih dan sehat. Sama halnya
mengubah perilaku ibu untuk selalu hidup bersih dan sehat guna meningkatkan
kesehatan bayi dan mencegah penyakit pada bayi seperti diare, sehingga dapat
rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2007). Alasan peningkatan skor perilaku pada
ibu dalam menyusui di sini adalah karena terjadi peningkatan pengetahuan yang
77
menjadi salah satu faktor predisposisi perilaku, pengetahuan diperoleh dari
pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh peneliti dengan metode ceramah dan
dengan kapas dan air hangat. Keuntungan dari metode ceramah dan demonstrasi
yaitu dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret
lebih mudah memahami sesuatu, lebih menarik, peserta didik dirangsang untuk
(Suliha dkk 2001 dalam Viviyawati 2014). Selain kedua metode tersebut peneliti
juga menggunakan metode pembagian leaflet tentang ASI, seperti manfaat ASI,
waktu dan frekuensi menyusui, cara menyusui yang benar, dan cara penyimpanan
ASI perah.
pengetahuan para ibu dalam meningkatkan perilaku dalam menyusui yang benar,
sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat guna menurunkan dan mencegah timbulnya penyakit pencernaan pada bayi.
Dari hasil penelitian ini didapatkan perilaku ibu dalam menyusui sudah
meningkat. Hal ini dikarenakan pengetahuan ibu yang meningkat dan informasi
yang didapat melalui pendidikan kesehatan. Ibu semakin mengerti tentang ASI
dan menyusui sehingga perilaku ibu dalam menyusui pun juga berubah dari yang
berada pada rentang skor 24-39 berubah saat posttest dengan berada pada rentang
skor 36-53.
78
Hasil penelitian perilaku ibu dalam menyusui juga didukung oleh hasil
Hasil uji statistik dengan Paired T Test untuk menguji perilaku sebelum dan
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan diperoleh nilai p = 0,000 karena nilai p <
α 0,05, dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
cara menyusui yang benar terhadap perilaku ibu dalam menyusui di Ruang Nifas
kesehatan.
keterampilan sekaligus sikap mantap yang menjurus kepada perilaku yang lebih
79
menjelaskan suatu perilaku belum tentu mewujudkan suatu tindakan (overt
Kota Madiun, perilaku ibu dalam menyusui pada kelompok eksperimen setelah
dilakukan pendidikan kesehatan sudah lebih baik. Hal ini disebabkan oleh
dari pasien lain yang tidak menjadi sampel sehingga terdengar ramai dan
80
BAB 6
6.1 Kesimpulan
menyusui yang benar terhadap perilaku ibu dalam menyusui dapat dirumuskan
sebagian besar berada pada rentang skor terendah 24 dan skor tertinggi 39.
sebagian besar berada pada rentang skor terendah 36 dan skor tertinggi 53.
5.2 Saran
Ruangan/Poli tentang ASI dan cara menyusui yang benar sehingga ibu yang
68
2. Bagi Responden
Responden harus harus mentaati cara menyusui yang benar yang telah
mahasiswa.
82
DAFTAR PUSTAKA
Amalia. 2017. Upaya Mengaktifkan Proses Menyusui Pada Ibu Nifas. Surakarta :
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Depkes. 2007. Majalah Informasi & Referensi Promosi Kesehatan I No. 3/Tahun
IX. Penerbit Pusat Promosi Kesehatan DepKes RI, Jakarta
http://asilaktasi.com/2015/04/09/cara-mempersiapkan-payudara-sebelum-
menyusui/ di akses pada 1 agustus 2017
83
Novelia, F. 2012. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Tentang Cara Menyusui
Terhadap Perilaku Menyusui Bayi. Surakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
Profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf
Wawan dan Dewi. 2011. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
84
Lampiran 1
85
86
87
Lampiran 2
Nama :
Usia :
Alamat :
Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan untuk
keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi responden
penelitian ini.
Yang Menyatakan
( )
88
Lampiran 3
No Kode Responden :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
No Pertanyaan SL SR K TP
4. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus serta
kepala tidak menengadah
89
8. Mempertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman sehingga
memungkinkan bayi dapat menghisap dengan benar
Keterangan:
SR : Sering (dari anjuran 8 kali menyusui, ibu hanya melakukan 4-6 kali dari
semua prosedur menyusui)
90
Lampiran 4
Hari/Tanggal : -
Waktu : 30 menit
I. Analisa Data
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif merupakan pilihan asupan nutrisi yang sangat
baik bagi bayi. Namun, masih banyak ibu yang salah mengartikan pengertian
dari ASI Eksklusif, dimana mereka biasanya hanya memfokuskan bahwa ASI
Ekskusif hanya tidak memperbolehkan pemberian makanan tambahan saja.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian Air
Susu Eksklusif, ASI Ekskusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak
dilahirkan selama 6 (enam) bulan tanpa menambahkan dan/atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain.
91
Berdasarkan data dari United Nations Children’s Fund (UNICEF) pada tahun
2012 hanya 39% bayi di bawah usia 6 bulan yang mendapat ASI secara
eksklusif di seluruh dunia. Angka tersebut juga tidak mengalami kenaikan pada
tahun 2015, yaitu hanya 40% keberhasilan pemberian ASI eksklusif di seluruh
dunia. Mengacu pada target program tahun 2014 sebesar 80%, maka secara
nasional cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 52,3% belum mencapai
target dari 4.749.791 bayi 0 tahun. Hanya terdapat satu provinsi yang berhasil
mencapai target yaitu Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%. Untuk provinsi
Jawa Timur belum memenuhi target renstra yaitu sebesar 74% pemberian ASI
Eksklusif (Ditjen Gizi dan KIA Kemenkes RI, 2015). Cakupan ASI Eksklusif
di Kota Madiun pada tahun 2014 sebesar 67,16% dari 2.810 kelahiran hidup.
Cakupan ini mengalami peningkatan 1,43% dibanding cakupan pada tahun
2013 yakni 65,7%, namun masih dibawah target nasional yaitu 75% (Profil
Kesehatan Kota Madiun, 2014).
Dalam rangka menanggulangi dampak krisis ekonomi terhadap status
kesehatan dan gizi pada keluarga miskin, berbagai langkah dan upaya terus
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Salah satu upayanya adalah
peningkatan pengetahuan ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada
bayi melalui pendidikan kesehatan, sehingga diharapkan terjadi peningkatan
tumbuh kembang secara optimal. Untuk itu diperlukan peran serta tenaga
kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI
eksklusif yang baik dan benar pada ibu hamil dan menyusui. Salah satunya
ialah cara menyusui yang benar meliputi posisi badan dan ibu bayi, posisi
mulut bayi dan puting susu ibu, serta posisi menyusui yang benar. Pendidikan
kesehatan ASI eksklusif sebaiknya ditargetkan ke semua lapisan masyarakat
baik di perkotaan maupun pedesaan dengan tidak membedakan tingkat
pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, umur maupun tempat tinggal.
92
sebagai upaya peningkatan pemberian ASI Eksklusif yang belum mencapai
target untuk wilayah Kota Madiun. Penyuluhan kesehatan ini akan menambah
pengetahuan ibu hamil dan merubah perilaku ibu dalam menyusui sebagai
upaya peningkatan pemberian ASI dengan benar.
93
4. Waktu dan frekuensi menyusui
5. Cara penyimpanan ASI perah
6. Cara menyusui yang benar
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
94
c. Posisi menyusui berpartisipasi
aktif dalam
d. Waktu dan frekuensi menyusui demonstrasi
e. Cara menyusui yang benar cara menyusui
f. Cara penyimpanan ASI perah yang benar
Demonstrasi cara menyusui yang
benar
3 Evaluasi Meminta ibu hamil untuk menjawab Menyebutkan
5 menit pertanyaan penyuluh dan
Memberikan post test berupa menjelaskan
kuesioner tentang perilaku menyusui jawaban
Menjawab Post
Test
4 Penutup Mengucapkan terimakasih dan salam Memperhatikan
5 menit penutup Menjawab
salam
VIII. Referensi
95
LAMPIRAN MATERI SAP CARA MENYUSUI YANG BENAR
Pengertian
Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik pada awal usia kehidupan bayi.
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam
organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama bayi.
mengurangi obesitas.
2. Mengandung antibodi
apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi
Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibodi terhadap bakteri
96
dalam tinja bayi tersebut juga rendah. Di dalam ASI kecuali antibodi
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri
dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang
Insiden karies gigi pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih
dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi
lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang
5. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu
dan bayi.
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu
97
alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3
Wulandari, 2010).
b. Bagi Ibu
1. Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung saraf sensorik
menstruasi kembali.
98
2. Aspek kesehatan ibu
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil,
badan bertambah berat selain karena ada janin juga karena penimbunan
Logikanya, jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat
99
4. Aspek psikologis
untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
c. Bagi keluarga
1. Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih
2. Aspek psikologi
3. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot
d. Bagi negara
100
4. Peningkatan kualitas generasi penerus (Ambarwati dan Wulandari
2010).
Posisi Menyusui
Posisi badan ibu dan bayi :
d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara.
f) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis
g) Jauhkan hidung bayi pada payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
a) Payudara dipegang dengan cara ibu jari diatas jari yang lain menopang
101
f) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-elus
bayi.
b) ASI ada dalam lambung bayi hingga habis diserap berlangsung dalam 2
jam, oleh karena itu usahakan bayi menyusu lagi dalam 2 jam.
jam, sedangkan dalam lemari es pada suhu 0-4oC akan tahan selama 1-2 hari.
Setelah selesai menyusui, payudara harus dikosongkan dan ASI dapat disimpan
dalam suhu ruangan sampai 8 jam. Jika disimpan di dalam freezer (pintu
botol atau wadah yang direndamkan ke dalam air hangat (suhu kurang lebih
50oC). Jika tidak mempunyai lemari es perahan ASI dapat ditaruh pada botol
kaca bekas selai dengan tutup plastik dan dibungkus dalam kantung plastik
atau plastik klip yang tebal dan simpan dalam coolbox untuk penyimpanan di
102
Cara menyusui yang benar
1. Cara menyusui dengan sikap duduk :
a. Duduk dengan posisi santai dan tegak menggunakan kursi yang rendah
agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala
depan.
payudara.
d. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari
103
e. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan
cara menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut
bayi.
diganti menyusui pada payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi :
bayi atau,
104
4. Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
5. Menyendawakan bayi
menyendawakan bayi:
105
Lampiran 5
TABULASI DATA
HASIL PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN
No Usia Pekerjaan Pendidikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total
Responden Skor
1 26 IRT SMK 1 4 4 4 4 4 3 2 2 2 1 1 3 4 39
2 28 Wiraswasta SMA 3 3 3 2 1 1 1 4 4 4 1 1 4 2 24
3 32 Wiraswasta SMA 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 4 29
4 24 Wiraswasta SMK 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 4 29
5 24 Wiraswasta SMP 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 25
6 25 IRT SMA 1 2 3 2 1 1 2 4 4 3 3 1 3 2 32
7 30 IRT SMP 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 4 4 27
8 28 IRT SMA 1 2 2 2 4 2 1 2 2 2 1 1 3 4 29
9 30 Wiraswasta S1 1 2 2 2 3 1 2 3 3 2 1 1 4 4 31
10 22 IRT SMK 1 2 1 2 4 2 2 2 4 2 1 1 4 4 32
11 28 Wiraswasta SMK 1 1 2 2 4 2 2 2 3 3 1 1 4 4 32
12 35 IRT S1 1 1 2 2 4 2 2 2 3 3 1 1 4 4 32
13 34 PNS S1 1 2 3 3 4 2 3 3 3 3 1 1 3 4 36
14 24 IRT SMK 1 1 2 2 4 2 2 2 3 3 1 1 4 4 32
15 26 IRT SMK 1 1 1 2 4 2 2 2 3 3 1 1 4 4 31
16 24 IRT SMK 1 1 1 2 4 2 2 2 3 3 1 1 4 2 29
17 28 IRT SMA 1 1 1 2 4 2 2 3 3 3 1 1 3 3 30
18 26 IRT SMK 1 1 1 2 4 2 2 2 3 3 1 1 3 3 29
106
TABULASI DATA
HASIL POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN
No Usia Pekerjaan Pendidikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total
Responden Skor
1 26 IRT SMK 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 53
2 28 Wiraswasta SMA 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 49
3 32 Wiraswasta SMA 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 48
4 24 Wiraswasta SMK 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 45
5 24 Wiraswasta SMP 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 50
6 25 IRT SMA 2 3 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 4 39
7 30 IRT SMP 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 46
8 28 IRT SMA 2 3 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 4 36
9 30 Wiraswasta S1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 52
10 22 IRT SMK 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 49
11 28 Wiraswasta SMK 2 2 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 44
12 35 IRT S1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 4 4 50
13 34 PNS S1 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 4 47
14 24 IRT SMK 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 4 4 44
15 26 IRT SMK 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 47
16 24 IRT SMK 3 2 3 2 4 3 2 3 4 4 3 2 4 3 41
17 28 IRT SMA 3 3 2 3 4 3 2 3 4 4 3 2 4 4 44
18 26 IRT SMK 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 4 4 42
107
Lampiran 6
HASIL DISTRIBUSI FREKUENSI
USIA
Statistics
usia
N Valid 18
Missing 0
Mean 27.44
Median 27.00
a
Mode 24
Minimum 22
Maximum 35
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
108
HASIL ANALISIS
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN
Cases
Count
PEKERJAAN
PENDIDIKAN SMP 1 1 0 2
SMA 9 4 0 13
SARJANA 1 1 1 3
Total 11 6 1 18
Statistics
PENDIDIKAN PEKERJAAN
N Valid 18 18
Missing 0 0
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
109
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
110
DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL PRETEST DAN POSTTEST
Statistics
hasil_pretest
N Valid 18
Missing 0
Mean 30.44
Median 30.50
a
Mode 29
Minimum 24
Maximum 39
Percentiles 95 39.00
hasil_pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
111
Statistics
hasil_posttest
N Valid 18
Missing 0
Mean 45.89
Median 46.50
Mode 44
Minimum 36
Maximum 53
Percentiles 95 53.00
hasil_posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
112
Lampiran 7
HASIL UJI PAIRED T TEST
N Correlation Sig.
Paired Differences
113
Lampiran 8
SPSS 16
N %
Total
18 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.923 .917 14
114
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
115
116
Lampiran 9
SPSS 16
Cases
Descriptives
Median 31.00
Variance 10.353
Minimum 25
Maximum 39
Range 14
Interquartile Range 3
117
5% Trimmed Mean 46.04
Median 46.50
Variance 20.222
Minimum 36
Maximum 53
Range 17
Interquartile Range 6
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
perilaku_
menyusui Statistic df Sig. Statistic df Sig.
a. Lilliefors Significance
Correction
118
Lampiran 10
JADWAL KEGIATAN
Bulan
No
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
Pembuatan dan
1.
Konsul Judul
Penyusunan
2.
Proposal
Bimbingan
3.
Proposal
Ujian
4.
Proposal
Revisi
5.
Proposal
Pengambilan
6.
Data
Penyusunan dan
7.
Konsul Skripsi
Ujian
8.
Skripsi
119
Lampiran 11
Leaflet
120