Anda di halaman 1dari 148

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DEMONSTRASI


TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG SADARI PADA IBU-IBU PKK
DI DESA KEPET KECAMATAN DAGANGAN
KABUPATEN MADIUN

Oleh :
PUTRI VALENTINE
NIM : 201402037

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018

i
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DEMONSTRASI


TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG SADARI PADA IBU-IBU PKK
DI DESA KEPET KECAMATAN DAGANGAN
KABUPATEN MADIUN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan dalam Mencapai Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :
PUTRI VALENTINE
NIM : 201402037

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018

ii
iii
iv
PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

atas dukungan dan doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat di

selesaikan dengan baik dan tepat waktu pada waktunya. Oleh karena itu, dengan

rasa bangga dan bahagia saya haturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada :

Tuhan YME, karena atas izin dan karuniaNya lah maka skripsi ini dapat

dibuat dan di selesaikan pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada

Tuhan penguasa alam meridhoi dan mengabulkan segala doa.

Bapak dan Ibu dan saya yang telah memberikan dukungan moril maupun

materi serta doa yang tidak henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah

lantunan doa dan tiada yang paling khusus selain doa yang terucap dari kedua

orang tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku untuk kalian Bapak

dan Ibuku.

Sahabatku Kholistyawati terimakasih banyak atas dukungan, bantuan, doa,

nasehat, serta hiburan semoga kita menjadi orang yang sukses dan berguna bagi

orang-orang di sekitar.

v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Putri Valentine


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 14 Februari 1997
Agama : Islam
Alamat : Ds. Sumberejo Rt 18 Rw 09 Kec. Geger Kab.
Madiun

Riwayat Pendidikan
1. 2002-2003 : SDN Gambut 8
2. 2004-2008 : SDN Purworejo 01
2. 2008 – 2011 : SMPN 2 Kebonsari
3. 2011 – 2014 : SMAN 1 Dagangan
4. 2014 – Sekarang : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja

vii
Program Studi Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2018

ABSTRAK

Putri Valentine

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE


DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG SADARI PADA
IBU-IBU PKK DI DESA KEPET KECAMATAN DAGANGAN KABUPATEN
MADIUN

127 halaman + 9 tabel + 11 gambar + lampiran

Kanker payudara termasuk penyakit mematikan pada wanita nomor 2


didunia, penyakit ini muncul karena sel-sel abnormal terbentuk pada payudara
dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Kanker payudara dicegah
dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), dengan metode ini membantu
pengobatan kanker lebih cepat sehingga kemungkinan sembuh meningkat. Tujuan
penelitian ini mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode
demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa
Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.
Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode pre experimental design
menggunakan one grup pretest posttest design. Populasi 40 Ibu-Ibu PKK di Desa
Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Sampel 36 Ibu-Ibu PKK dengan
tehnik accidental sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang
dianalisis dengan uji wilcoxon signed rank test.
Hasil penelitian pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar dari Ibu-Ibu PKK yaitu sebanyak
17 Ibu-Ibu PKK (47,23%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI
dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar dari Ibu-Ibu PKK
yaitu sebanyak 21 Ibu-Ibu PKK (58,34%) memiliki pengetahuan yang baik
tentang SADARI.
Analisa uji statistik dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank test di
dapatkan nilai p value 0,000 < α = 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh
pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang
SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten
Madiun.
Kesimpulan terdapat peningkatan pengetahuan terhadap Ibu-Ibu PKK dari
sebelumnya belum mengetahui tentang SADARI setelah dilakukan pendidikan
kesehatan SADARI dengan menggunakan metode demonstrasi dan phantom
payudara Ibu-Ibu PKK jadi lebih paham tentang SADARI. Saran untuk Ibu-Ibu
PKK dibantu oleh petugas kesehatan diharapkan bisa menularkan ilmu yang
diperoleh tentang SADARI pada masyarakat di Desa Kepet agar kanker payudara
dapat diketahui sejak dini.

Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Metode Demonstrasi, Pengetahuan, SADARI

viii
Nursing Program Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2018

ABSTRACT

Putri Valentine

THE INFLUENCE OF HEALTH EDUCATION BY THE METHOD OF


DEMONSTRATION TO THE KNOWLEDGE ABOUT THE AWARENESS TO
THE MOTHERS PKK IN THE KEPET VILLAGE DAGANGAN DISTRICT
MADIUN REGENCY.

127 pages + 9 tables + 11 pictures + enclosures

Breast cancer including deadly disease in women number 2 in the world,


arises because abnormal cells are formed in the breast with uncontrolled and
irregular speed. Breast cancer is prevented by breast self-examination (BSE),
with this method of helping cancer treatment more quickly so the chances of
healing increase. The purpose of this research is to know the effect of health
education by the method of demonstration to the knowledge about BSE to the
Mothers of PKK in Kepet Village Dagangan District Madiun Regency.
This type of research is quantitative with pre experimental design method
using one group pretest posttest design. Population 40 Mothers of PKK in Kepet
Village Dagangan District Madiun Regency. Sample 36 Mothers PKK with
accidental sampling technique. Data collection using questionnaire analyzed by
wilcoxon signed rank test test.
The results of knowledge research on breast self-examination in the Mothers
of PKK before the health education 17 Mothers PKK (47.23%) had less
knowledge about BSE and after health education 21 Mothers PKK (58.34%) have
a good knowledge about BSE.
Statistical test analysis using wilcoxon signed rank test in p value 0.000 < α
= 0,05 indicates that there is influence of health education with demonstration
method to knowledge about BSE Mothers of PKK in Kepet Village Dagangan
District Madiun Regency.
Counseling for PKK Mothers from previous not yet know about SADARI
after health education SADARI by using method of demonstration and phantom
breast PKK Mothers become more understanding about BSE. Suggestions for
PKK Mothers assisted by health workers are expected to transmit science related
to SADARI to people in Kepet Village for breast cancer can be listened to early.

Keywords: Health Education, Demonstration Method, Knowledge, BSE.

ix
DAFTAR ISI

Sampul Depan .................................................................................................. i


Sampul Belakang ............................................................................................. ii
Lembar Persetujuan .......................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iv
Lembar Persembahan ....................................................................................... v
Lembar Keaslian Penelitian ............................................................................. vi
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................. viii
Abstract ............................................................................................................ ix
Daftar Isi........................................................................................................... x
Daftar Tabel ..................................................................................................... xii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv
Daftar Istilah..................................................................................................... xv
Daftar Singkatan............................................................................................... xvii
Kata Pengantar ................................................................................................. xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.3.1.Tujuan Umum ........................................................................... 4
1.3.2.Tujuan Khusus .......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................ 5
1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
2.1 Pendidikan Kesehatan ......................................................................... 7
2.1.1 Definisi Pendidikan Kesehatan ................................................. 7
2.1.2 Metode Pendidikan Kesehatan .................................................. 7
2.1.3 Media Pendidikan Kesehatan .................................................... 9
2.2 Kanker Payudara ................................................................................ 10
2.2.1 Definisi Kanker Payudara ......................................................... 10
2.2.2 Gejala Kanker Payudara ........................................................... 10
2.2.3 Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara .................................... 14
2.2.4 Jenis-Jenis Kanker Payudara..................................................... 23
2.2.5 Stadium Kanker Payudara......................................................... 26
2.2.6 Pencegahan Kanker Payudara ................................................... 28
2.2.7 Deteksi Dini Kanker Payudara.................................................. 29
2.2.8 Operasi Pencegahan Kanker Payudara ..................................... 37
2.2.9 Pengobatan Medis Kanker Payudara ........................................ 38
2.3 Pengetahuan ....................................................................................... 42
2.3.1 Definisi Pengetahuan ................................................................ 42
2.3.2 Jenis-Jenis Pengetahuan ............................................................ 43
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..................... 43

x
2.3.4 Tingkat Pengetahuan ................................................................. 45
2.3.5 Pengukuran Tingkat Pengetahuan............................................. 47
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ..... 48
3.1 Kerangka konseptual ........................................................................... 48
3.2 Hipotesis ............................................................................................. 49
BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................... 50
4.1 Desain Penelitian................................................................................. 50
4.2 Populasi dan Sampel ........................................................................... 51
4.2.1 Populasi ..................................................................................... 51
4.2.2 Sampel....................................................................................... 51
4.3 Tehnik Sampling ................................................................................. 52
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .................................................................. 53
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...................... 54
4.5.1 Identifikasi Variabel.................................................................. 54
4.5.2 Definisi Operasional Variabel................................................... 54
4.6 Instrumen Penelitian ........................................................................... 55
4.6.1 Jenis Instrumen ......................................................................... 55
4.6.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ......................................... 56
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 57
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 57
4.9 Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 58
4.10 Teknik Analisis Data ......................................................................... 61
4.11 Etika Penelitian ................................................................................. 62
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 63
5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ............................................ 63
5.2 Hasil Penelitian ................................................................................... 64
5.2.1 Data Umum ............................................................................... 64
5.2.2 Data Khusus .............................................................................. 66
5.3 Pembahasan ......................................................................................... 69
5.4 Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 79
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 80
6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 80
6.2 Saran ................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 82
LAMPIRAN - LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian ........................................................... 50


Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 54
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur .......................................... 64
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Perkawinan ..................... 64
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ................................... 65
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ................................. 65
Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Sebelum Pendidikan Kesehatan ................. 66
Tabel 5.6 Distribusi Pengetahuan Sesudah Pendidikan Kesehatan ................. 67
Tabel 5.7 Analisa Pengaruh Pendidikan Kesehatan ......................................... 68

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah-langkah SADARI ...................................................... 30


Gambar 2.2 Langkah-langkah SADARI ...................................................... 30
Gambar 2.3a Langkah-langkah SADARI ...................................................... 31
Gambar 2.3b Langkah-langkah SADARI ...................................................... 31
Gambar 2.3c Langkah-langkah SADARI ...................................................... 31
Gambar 2.4a Langkah-langkah SADARI ...................................................... 32
Gambar 2.4b Langkah-langkah SADARI ...................................................... 33
Gambar 2.5 Langkah-langkah SADARI ...................................................... 33
Gambar 2.6 Langkah-langkah SADARI ...................................................... 34
Gambar 3.1 Kerangka konseptual ................................................................ 48
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................ 53

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Pencarian Data Awal.................................... 84


Lampiran 2 Surat Permohonan Uji Validitas dan Reabilitas ......................... 85
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 86
Lampiran 4 Surat Balasan Ijin Penelitian....................................................... 87
Lampiran 5 Surat Bukti Penelitian ................................................................. 88
Lampiran 6 Lembar Penjelasan Penelitian ..................................................... 89
Lampiran 7 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ................................... 90
Lampiran 8 Kuesioner Penelitian ................................................................... 91
Lampiran 9 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................................... 96
Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan ........................................................... 98
Lampiran 11 Materi Pendidikan Kesehatan ..................................................... 101
Lampiran 12 Leaflet SADARI ......................................................................... 107
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas ...................................................................... 109
Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 112
Lampiran 15 Kesimpulan Uji Validitas ........................................................... 113
Lampiran 16 Tabulasi Data Demografi............................................................ 114
Lampiran 17 Tabulasi Pengetahuan Sebelum Pendidikan Kesehatan ............. 118
Lampiran 18 Tabulasi Pengetahuan Sesudah Pendidikan Kesehatan ............. 120
Lampiran 19 Uji Normalitas ............................................................................ 123
Lampiran 20 Uji Wilcoxon .............................................................................. 125
Lampiran 21 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 126

xiv
DAFTAR ISTILAH

Adenokarsinoma : Karsinoma yang berasal dari jaringan kelenjar


atau karsinoma yang di dalamnya sel-sel tumor
membentuk struktur seperti kelenjar.
Atipikal duktus hiperplasia : Kondisi jinak (bukan kanker) terdapat sel-sel
normal berlebihan dalam lapisan saluran
payudara dal sel-sel abnormal.
Carcinoma in situ : Neoplasma di mana sel-sel tumor masih
terbatas pada epitel asal tanpa invasi ke
membran basal.
Dietilstilbestrol : Estrogen nonsteroid sintetik, digunakan untuk
meringankan gejala-gejala vasomotor yang
berkaitan dengan menopause, hipogonadisme
pada wanita, vaginitis atrofikans, kraurosis
vulva, kastrasi pada wanita, kegagalan ovarium
primer, pengobatan paliatif terhadap karsinoma
buah dada wanita, dan untuk meringankan
gejala-gejala karsinoma prostat.
Goserelin : Obat yang digunakan dalam terapi kanker
payudara.
Lobular carcinoma in situ : Jenis kanker menyerang jaringan di sekitar
payudara dan masih belum menembus dinding
lobulus atau masih berada di dalam kelenjar air
susu.
Lobules : Segmen atau lobus kecil terutama segmen lebih
kecil yang membentuk lobus.
Lymphedema : Pembengkakan kronis suatu bagian karena
penimbunan cairan interstisial (edema) yang
merupakan akibat sekunder terhadap obstruksi
pembuluh limfatik atau nodus limfe.
Mammografi : Proses pemeriksaan payudara manusia
menggunakan sinar-X untuk melihat tumor dan
kista.
Melatonin : Hormon katekolamin yang disintesis dan
dilepaskan oleh korpus pineal. Pada manusia
melatonin berimplikasi pada regulasi tidur afek,
pubertas dan siklus ovarium.
Metastasis : Transfer penyakit dari satu organ atau bagian
tubuh ke organ atau bagian lainnya yang tidak
langsung berhubungan dengannya, dapat
disebabkan oleh transfer mikroorganisme
patogenik atau transfer sel-sel.
Parenchyma : Unsur penting atau fungsional organ yang
dibedakan dengan kerangkanya atau
stromanya.

xv
Sarcomas : Setiap kelompok tumor yang biasanya timbul
dari jaringan ikat walaupun pada masa
sekarang meliputi beberapa jaringan epitel
sebagian besar bersifat ganas.
Skrining : Deteksi dini suatu penyakit untuk
mengidentifikasi penyakit.
Tamoksifen : Antiestrogen oral nonsteroid yang digunakan
dalam bentuk garam sitrat pada pengobatan
paliatif kanker payudara dan untuk merangsang
ovulasi pada infertilitas.

xvi
DAFTAR SINGKATAN

ACS : American Cancer Society


BRCA : Breast Cancer
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Dinkes : Dinas Kesehatan
MRI : Magnetic Resonance Imaging
PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
SADARI : Pemeriksaan Payudara Sendiri
SIRS : Sistem Informasi Rumah Sakit
WHO : World Health Organization

xvii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap

pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan

Dagangan Kabupaten Madiun”. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari

bimbingan, saran dan dukungan moral kepada saya, untuk itu saya sampaikan

ucapan terimakasih kepada :

1. Muhaimin, S.E., M.Hum selaku Kepala Desa Kepet yang telah

memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Desa Kepet

Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

2. Sumarmi, S.ST selaku Bidan Desa yang telah membantu melakukan

penelitian di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

3. Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun

yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian.

4. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) sebagai Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

5. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai Ketua Prodi S-1

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

6. Heni Eka Puji Lestari, S.ST., M.Kes selaku Dewan Penguji terimakasih

atas saran dan kritik yang membangun demi memperbaiki skripsi ini.

xviii
7. Sesaria Betty M., S.Kep., Ns., M.Kes sebagai Pembimbing I yang

dengan kesabaran dan ketelitian dalam membimbing, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Hariyadi, S.Kp., M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan

banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam

menyusun skripsi.

9. Keluarga dan teman-teman yang selalu bersama dalam suka maupun

duka dalam menyelesaikan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan

demi kesempurnaan skripsi ini.

xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal

terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak

beraturan. Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru,

hati, dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun

supraklavikula membesar akibat dari penyebaran kanker payudara melalui

pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening. Tanda yang

muncul pada stadium dini yaitu teraba benjolan kecil di payudara yang tidak

terasa nyeri. Gejala saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak

seperti timbul benjolan pada payudara, nyeri saat payudara ditekan, bentuk,

ukuran atau berat payudara berubah karena pembengkakan, pembesaran

kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil dibawah ketiak,

bentuk puting susu tertarik ke dalam dan berubah warna yang tadinya warna

merah muda menjadi kecoklatan, keluar darah, nanah, atau cairan encer dari

puting susu pada wanita yang sedang tidak hamil (Priyoto, 2015).

Memiliki gejala kanker payudara atau tidak setiap wanita sebaiknya

mendeteksi kanker payudara secara rutin. Deteksi yang dilakukan sedini

mungkin dapat membantu pengobatan kanker dengan lebih cepat sehingga

kemungkinan sembuh juga meningkat. Deteksi rutin yang bisa dilakukan

seperti pemeriksaan SADARI. (Savitri, dkk 2015).

1
Pemeriksaan SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan seorang

wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya. Hal ini

memberikan kesempatan kepada seorang wanita untuk memahami tubuhnya

sendiri dan membentuk kebiasaan yang baik untuk masa depan di kemudian

hari. Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI ini adalah membantu

mengidentifikasi perubahan abnormal pada payudara sehingga dapat lebih

cepat dilaporkan kepada tenaga kesehatan (Priyoto, 2015).

Data WHO tahun 2013, prevalensi kanker payudara di dunia

sebanyak 12,7 juta kasus. Data WHO tahun 2013, angka kematian kanker

payudara di dunia sebanyak 521 ribu kasus. Kanker payudara adalah

penyakit kanker yang menempati urutan teratas pada wanita di dunia dan

meningkat secara teratur pada beberapa negara berkembang. Sebagian besar

kasus kanker payudara terdiagnosa pada stadium akhir (WHO, 2017). Data

American Cancer Society (ACS) tahun 2015, sekitar 40.290 wanita

meninggal karena kanker payudara. Tahun 2012 di negara berkembang,

memiliki angka kematian akibat kanker payudara yang tinggi yaitu terdapat

324,300 kematian (Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi

Kesehatan, 2015). Kanker payudara di Indonesia tahun 2013, terdapat

19,731 kematian (Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi

Kesehatan, 2015). Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di

Indonesia tahun 2014, jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap yang

mengidap kanker payudara berjumlah 12.014 orang. Kanker payudara di

Provinsi Jawa Timur tahun 2013 sebanyak 9.688 penderita (Depkes RI,

2
2014). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2017, terdapat

101 kasus kanker payudara di Kabupaten Madiun, dari data 101 kasus

kanker payudara tersebut ditemukan 2 kasus kanker payudara dengan

stadium 2 di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun (Dinkes

Kabupaten Madiun, 2017).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Kepet

Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun melalui wawancara terhadap 10

Ibu didapatkan hasil bahwa 100% Ibu mengatakan tidak mengetahui cara

mendeteksi dini kanker payudara, dan tidak mengetahui manfaat dari

pemeriksaan payudara sendiri.

Kurang informasi cara pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI

tentang bagaimana cara meraba yang tepat pada payudara serta

ketidaksiapan mental dan takut apabila ditemukan adanya benjolan atau

kanker didalam tubuhnya menjadi faktor penyebab wanita tidak melakukan

pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI (Fifi, 2011). Minimnya

pengetahuan masyarakat mengenai kanker payudara membuat pencegahan

dan penanganan dini sulit dilakukan (Siregar, 2012). Pengetahuan dapat

dipengaruhi beberapa faktor yaitu pendidikan, informasi atau media massa,

sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman, usia (Budiman dan Agus

Riyanto, 2014).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Simanjuntak, dkk (2013)

dengan judul pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang

periksa payudara sendiri pada Mahasiswi Psikologi menunjukkan nilai p

3
value = 0,000 < α = 0,05. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti

tertarik untuk meneliti pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode

demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK di

Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi

terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet

Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi

terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet

Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

1.3.2.Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :

1) Mengidentifikasi pengetahuan Ibu-Ibu PKK sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan SADARI dengan metode demonstrasi tentang

SADARI di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

4
2) Mengidentifikasi pengetahuan Ibu-Ibu PKK sesudah dilakukan

pendidikan kesehatan SADARI dengan metode demonstrasi tentang

SADARI di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

3) Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan SADARI dengan metode

demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK

di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang pengaruh pendidikan

kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang

SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan

Kabupaten Madiun.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Manfaat Bagi Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet

Memberikan informasi tentang pengaruh pendidikan kesehatan

SADARI dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang

SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan

Kabupaten Madiun.

2) Manfaat Bagi Civitas Akademika STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun

Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur di keperawatan dan menjadi

tambahan informasi tentang pengaruh pendidikan kesehatan SADARI

5
dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI

pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten

Madiun.

3) Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan penulis serta lebih

memahami tentang teori dan aplikasi pengaruh pendidikan kesehatan

dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI

pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten

Madiun.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Kesehatan

2.1.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau

individu. Harapan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau

individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih

baik (Notoadmodjo S, 2010). Pendidikan kesehatan yaitu meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang hidup sehat

(Handayani, 2012). Kesimpulannya, pendidikan kesehatan adalah proses

pembelajaran dalam memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar

masyarakat memahami pentingnya menjaga kesehatan.

2.1.2 Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Sanjaya (2011), metode pendidikan kesehatan ada

ceramah, permainan peran, diskusi, dan metode yang sering dilakukan

tenaga kesehatan seperti, demonstrasi adalah suatu cara penyajian

pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan

bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan atau menggunakan

prosedur. Penyajian ini disertai alat peraga.

7
a) Tujuan demonstrasi :

Meningkatkan minat orang untuk belajar dengan prosedur yang

didemonstrasikan.

b) Pelaksanaan demonstrasi antara lain :

Persiapan :

1) Menentukan maksud dan tujuan,

2) Menentukan materi yang akan didemonstrasikan,

3) Menentukan sasaran,

4) Menentukan waktu dan perkiraan lamanya demonstrasi,

5) Menentukan alat peraga yang digunakan untuk demonstrasi

yang dianggap menarik dan cocok,

6) Mengecek secara keseluruhan persiapan serta peralatan yang

sudah disediakan.

Pelaksanaan :

1) Menciptakan suasana akrab dengan menampilkan sikap ramah,

2) Menjelaskan materi yang didemonstrasikan dengan

memperlihatkan ilustrasi atau alat-alat yang dipakai secara teliti

dan sabar,

3) Memberi tekanan pada hal-hal yang dianggap penting dengan

cara mengulang-ulang agar sasaran benar-benar mengerti dan

mudah mengingatnya,

4) Pergunakan bahasa sederhana,

5) Ciptakan suasana santai,

8
6) Tutuplah demonstrasi dengan mengucapkan terima kasih.

2.1.3 Media Pendidikan Kesehatan

Media sebagai alat peraga digunakan dalam rangka atau bertujuan

kemudahan dalam menyampaikan pesan. Alat peraga disusun

berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada manusia diterima

atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang

digunakan akan semakin jelas (Hikmawati, 2011).

Menurut Sanjaya (2011), media pendidikan kesehatan ada radio,

gambar, video, dan media yang digunakan dalam penelitian ini

phantom payudara adalah alat bantu sederhana yang digunakan untuk

memenuhi proses pembelajaran.

Kelebihan phantom payudara :

a) Dikenal masyarakat,

b) Mengikutsertakan semua panca indra,

c) Mudah dimengerti,

d) Tidak menimbulkan salah persepsi.

Kelemahan phantom payudara:

a) Rumit,

b) Membutuhkan keterampilan dalam penggunaannya.

9
2.2 Kanker Payudara

2.2.1 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah salah satu kanker penyebab kematian

wanita. Banyak wanita terlambat menyadari bahwa ia terserang kanker dan

biasanya baru disadari setelah kanker masuk pada stadium lanjut, sehingga

tidak ada proses deteksi dini yang dapat memperlambat atau

menyembuhkan kanker sejak dini (Savitri, dkk 2015). Kanker payudara

merupakan penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.

Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk

pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-

sel tersebut adalah hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk,

ukuran maupun fungsinya. Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain

seperti paru-paru, hati, dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah

bening aksila ataupun supraklavikula membesar akibat dari penyebaran

kanker payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh dikelenjar

getah bening (Priyoto, 2015). Kesimpulannya, kanker payudara yaitu

kanker yang ada di payudara yang disebabkan karena adanya

perkembangan sel-sel abnormal, sel-sel tersebut bisa menyerang dan

menyebar ke organ lain melalui pembuluh darah.

2.2.2 Gejala Kanker Payudara

Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi

karena awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui

dengan mudah. Gejala umumnya baru diketahui setelah stadium kanker

10
berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini biasanya tidak

menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan

tidak mengganggu aktivitas (Priyoto, 2015).

Menurut Savitri, dkk (2015), tanda-tanda awal kanker payudara

tidak sama pada setiap wanita. Tanda yang paling umum terjadi adalah

perubahan bentuk payudara dan puting, perubahan yang terasa saat

perabaan dan keluarnya cairan dari puting. Beberapa gejala kanker

payudara yang dapat terasa dan terlihat cukup jelas, antara lain :

1) Munculnya Benjolan pada Payudara

Banyak wanita mungkin merasakan munculnya benjolan pada

payudaranya. Dalam banyak kasus, benjolan jangan terlalu

dikhawatirkan. Benjolan terasa lunak serta terasa diseluruh payudara

dan juga payudara disebelahnya, mungkin hal tersebut hanya jaringan

payudara normal.

Benjolan payudara atau ketiak yang muncul setelah siklus

menstruasi seringkali menjadi gejala awal kanker payudara yang

paling jelas. Benjolan yang berhubungan dengan kanker payudara

biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, meskipun kadang-kadang

dapat menyebabkan sensasi tajam pada beberapa penderita.

Jika benjolan terasa keras atau tidak terasa di payudara

sebelahnya, kemungkinan hal tersebut adalah tanda dari kanker

payudara atau tumor jinak. Segera temui dokter apabila :

11
a) Menemukan benjolan atau perubahan yang terasa berbeda

dengan bagian disekitarnya,

b) Menemukan benjolan atau perubahan yang terasa berbeda

dengan payudara sebelahnya, dan

c) Merasakan sesuatu pada payudara yang berbeda dari yang

biasanya.

Jika tidak yakin apakah benjolan tersebut harus diperiksa atau

tidak, sebaiknya periksa ke dokter.

2) Munculnya Benjolan di Ketiak

Kadang-kadang benjolan kecil dan keras muncul di ketiak dan

bisa menjadi tanda bahwa kanker payudara telah menyebar hingga

kelenjar getah bening. Benjolan ini terasa lunak, tetapi seringkali

terasa menyakitkan.

3) Perubahan Bentuk dan Ukuran Payudara

Bentuk dan ukuran salah satu payudara mungkin terlihat

berubah, bisa lebih kecil atau lebih besar daripada payudara

sebelahnya, bisa juga lebih turun.

4) Keluarnya Cairan dari Puting

Jika puting susu ditekan, secara umum tubuh bereaksi dengan

mengeluarkan cairan, apabila cairan keluar tanpa menekan puting

susu, terjadi hanya pada salah satu payudara, disertai darah atau nanah

berwarna kuning sampai kehijauan, mungkin itu merupakan tanda

kanker payudara.

12
5) Perubahan pada Puting Susu

Puting susu terasa seperti terbakar, gatal, dan muncul luka yang

sulit atau lama sembuh, puting terlihat tertarik masuk ke dalam,

berubah bentuk atau posisi, merah atau berkerak. Kerak, bisul atau

sisik pada puting susu mungkin merupakan tanda dari beberapa jenis

kanker payudara yang jarang terjadi.

6) Kulit Payudara Berkerut

Muncul kerutan-kerutan seperti jeruk purut pada kulit payudara,

dan pada kulit payudara terlihat memerah dan terasa panas.

7) Tanda-Tanda Kanker Telah Menyebar

Pada stadium lanjut bisa timbul tanda-tanda dan gejala yang

menunjukkan bahwa kanker telah tumbuh membesar atau menyebar

ke bagian lain dari tubuh lainnya. Tanda-tanda yang muncul seperti

nyeri tulang, pembengkakan lengan atau luka pada kulit, penumpukan

cairan disekitar paru-paru, mual, kehilangan nafsu makan, penurunan

berat badan, penyakit kuning, sesak napas, atau penglihatan ganda.

Segera hubungi dokter, klinik atau rumah sakit terdekat apabila

merasakan gejala-gejala awal kanker payudara. Barangkali tanda-

tanda tersebut sama sekali bukan petunjuk adanya kanker payudara

dalam tubuh, namun selalu lebih baik mencegah sedini mungkin.

13
2.2.3 Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara

Menurut Savitri, dkk (2015) adalah sebagai berikut :

1) Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi :

a) Gender

Kanker payudara 100 kali lebih umum dialami wanita

daripada pria, karena pria memiliki lebih sedikit hormon

estrogen dan progesteron yang menjadi pemicu tumbuhnya sel

kanker.

b) Pertumbuhan Usia

Semakin tua usia wanita semakin tinggi risiko menderita

kanker payudara. Lebih dari 80% kanker payudara terjadi pada

wanita berusia 50 tahun ke atas dan telah mengalami

menopause. Hanya sekitar 1 dari 8 kasus kanker payudara

menyebar pada wanita usia kurang dari 45 tahun.

c) Genetik

Wanita yang memiliki one degree relatives atau keturunan

diatasnya yang menderita atau pernah menderita kanker

payudara memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi. Kanker

payudara bukan penyakit turunan, namun gen yang yang dibawa

wanita penderita kanker payudara mungkin saja dapat

diturunkan.

Sekitar 5-10% kasus kanker payudara diturunkan. Artinya

bibit kanker tersebut merupakan hasil langsung dari kelainan

14
gen atau mutasi gen yang diturunkan dari orang tuanya.

Beberapa gen yang dapat bermutasi dan bisa diturunkan adalah :

1) Gen BRCA1 dan BRCA2

Dalam kebanyakan kasus kanker payudara,

penyebab yang paling umum yaitu mutasi dalam gen yang

disebut BRCA1 dan BRCA2. Seseorang mewarisi gen

yang bermutasi dari orangtuanya, ia berisiko tinggi

menderita kanker payudara sepanjang hidupnya.

Wanita yang membawa mutasi gen BRCA1 risiko

kanker payudara sebesar 80%, sedangkan wanita yang

mewarisi mutasi gen BRCA2 risiko lebih rendah sekitar

45%. Kanker payudara yang berhubungan dengan mutasi

gen ini lebih sering pada wanita muda. Kanker umumnya

muncul di kedua payudara bukan hanya salah satu seperti

diakibatkan karena faktor lain.

2) Gen TP53

Gen TP53 bertugas memberi instruksi tubuh untuk

memproduksi protein p53. Protein p53 bekerja

menghentikan pertumbuhan sel-sel abnormal. Mutasi gen

TP53 menyebabkan sindroma Li-Fraumeni. Seseorang

yang mengalami Li-Fraumeni mempunyai risiko tinggi

menderita kanker payudara.

15
3) Gen CHEK2

Sindroma Li-Fraumeni disebabkan karena mutasi

gen CHEK2 yang diwariskan dari orangtua, jika mutasi

gen CHEK2 tidak menyebabkan sindroma Li-Fraumeni

maka risiko kanker payudara meningkat dua kali lipat.

4) Gen PTEN

Gen PTEN membantu mengatur pertumbuhan sel.

Seseorang yang mewarisi mutasi gen PTEN mengalami

sindroma Cowden. Sindrom Cowden menyebabkan

penderita mengalami risiko tinggi tumor payudara jinak

dan ganas pada saluran pencernaan, tiroid, uterus, dan

ovarium.

5) Gen CDH1

Wanita dengan mutasi gen CDH1 mempunyai

peningkatan risiko kanker payudara lobular invasif.

6) Gen STK11

Kelainan gen ini menyebabkan sindrom Peutz-

Jeghers. Seseorang yang mengalami sindrom Peutz-

Jeghers menderita bintik-bintik pigmen pada bibir dan

mulut, polip di saluran kemih juga masalah pada lambung

dan pencernaan. Wanita yang membawa mutasi gen

STK11 mengalami peningkatan risiko berbagai jenis

kanker termasuk kanker payudara.

16
7) Gen PALB2

Gen ini membuat protein berinteraksi dengan protein

yang dibuat oleh gen BRCA2. Mutasi pada gen ini

menyebabkan peningkatan risiko kanker payudara.

d) Riwayat Kanker Payudara dari Keluarga

Risiko kanker payudara lebih tinggi pada wanita yang

memiliki kerabat dekat sedarah yang menderita kanker

payudara. Hanya 15% wanita penderita kanker payudara

memiliki anggota keluarga dengan penyakit kanker payudara, ini

berarti sebagian besar kasus kanker payudara justru diakibatkan

karena faktor risiko lain.

e) Riwayat Pribadi Kanker Payudara

Wanita yang pernah mengalami kanker payudara bisa

mengalami penyakit kanker payudara lagi suatu saat. Seorang

wanita dengan kanker di satu payudara mempunyai 3-4 kali lipat

peningkatan risiko kanker baru di payudara sebelahnya atau

dibagian lain dari payudara yang sama.

f) Riwayat Tumor

Wanita yang menderita tumor jinak mungkin mempunyai

risiko kanker payudara.

g) Ras dan Etnis

Wanita ras kulit putih mempunyai risiko sedikit lebih

tinggi mengalami kanker payudara dibandingkan wanita dari ras

17
Afrika, Asia dan Hispanik, tapi wanita dari ras Afrika, Asia dan

Hispanik yang menderita kanker payudara risiko kematian yang

lebih tinggi.

h) Jaringan Payudara yang Padat

Seseorang yang mempunyai lebih banyak jaringan

kelenjar dan fibrosa daripada jaringan lemak yang disebut

jaringan payudara yang padat. Wanita yang memiliki jaringan

payudara padat mempunyai risiko kanker payudara dua kali dari

wanita dengan kepadatan jaringan payudara rata-rata.

i) Paparan Hormon Estrogen

Produksi hormon estrogen dimulai ketika wanita

mengalami menstruasi pertama kali. Produksi hormon estrogen

menurun secara drastis saat wanita memasuki menopause.

Wanita yang mengalami menstruasi dini di usia yang sangat

muda atau memasuki masa menopause lebih lambat dari

umumnya memiliki risiko lebih tinggi menderita kanker

payudara. Ini disebabkan tubuh lebih lama terpapar hormon

estrogen.

j) Paparan Radiasi

Bekerja dengan peralatan sinar X dan sinar Gamma bisa

meningkatkan risiko seorang wanita menderita kanker payudara.

Wanita yang pernah terpapar radiasi dibagian dada sebagai

18
terapi kanker yang dideritasaat anak-anak atau remaja juga bisa

risiko kanker payudara.

Jika pasien anak perempuan kemoterapi mungkin berhenti

produksi hormon ovarium untuk beberapa waktu sehingga

risikonya menurun. Risiko tertinggi kanker payudara terjadi jika

radiasi diberikan selama masa remaja ketika payudara masih

berkembang. Pengobatan radiasi setelah usia 40 tahun tidak

meningkatkan risiko kanker payudara.

k) Paparan Dietilstilbestrol

Wanita yang mendapatkan obat Dietilstilbestrol memiliki

peningkatan risiko kanker payudara dan wanita yang ibunya

pernah mengkonsumsi obat Dietilstilbestrol selama

kehamilannya mungkin mengalami risiko sedikit lebih tinggi

kanker payudara.

2) Faktor Risiko yang Berkaitan dengan Pilihan dan Gaya Hidup :

a) Tidak Punya Anak dan Tidak Menyusui

Wanita yang tidak pernah punya anak dan tidak pernah

menyusui mempunyai risiko lebih tinggi terkena kanker

payudara. Aktif menyusui menyebabkan bebas kanker dan

memperlancar sirkulasi hormonal.

b) Tidak Menikah atau Berhubungan Seks

Wanita yang tidak menikah atau tidak berhubungan seks

atau wanita menikah yang jarang berhubungan seksual juga

19
berisiko tinggi terkena kanker payudara. Apalagi jika secara

genetis mempunyai keluarga sedarah yang pernah menderita

kanker. Tingkat keseringan seorang wanita melakukan

hubungan seksual mempengaruhi kelancaran sirkulasi hormonal.

Semakin sering wanita melakukan hubungan seksual

mempengaruhi kelancaran sirkulasi hormonal dan semakin

rendah risiko kanker payudara.

c) Kehamilan dan Jenis Kanker Tertentu

Hamil diusia produktif atau memiliki banyak anak saat

usia produktif bisa menurunkan risiko kanker payudara.

Beberapa jenis kanker payudara yang tidak terpengaruh dengan

kehamilan misal jenis kanker payudara yang dikenal dengan

sebutan kanker triple-negatif. Kehamilan justru meningkatkan

risiko kanker triple-negatif.

d) Kehamilan Pertama setelah Berumur 30 Tahun

Wanita yang punya anak pertama diusia 30 tahun keatas

mengalami risiko tinggi menderita kanker payudara. Risiko

meningkat 3% saat bertambah usia. Semakin tua usia wanita saat

hamil dan melahirkan semakin tinggi risikonya mengalami

kanker payudara.

e) Kontrasepsi Hormonal

Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral atau pil KB

punya risiko sedikit lebih besar terkena kanker payudara

20
dibandingkan wanita yang tidak pernah menggunakannya.

Risiko dapat menurun setelah penggunaan pil dihentikan.

Wanita yang berhenti menggunakan kontrasepsi oral lebih dari

10 tahun cenderung tidak mempunyai peningkatan risiko kanker

payudara. KB suntik yang diberikan setiap 3 bulan juga

memberikan efek risiko kanker payudara. Risiko dapat menurun

jika berhenti menggunakan KB suntik lebih dari 5 tahun.

f) Obesitas

Wanita yang obesitas setelah menopause mengalami risiko

lebih tinggi menderita kanker payudara. Wanita menopause

yang mengalami obesitas tingkat estrogen lebih tinggi daripada

seharusnya, hal itu yang menyebabkan peningkatan risiko

kanker payudara.

Sebelum menopause, indung telur bersama-sama jaringan

lemak menghasilkan sebagian estrogen. Setelah menopause

indung telur berhenti memproduksi estrogen sehingga sebagian

besar estrogen wanita berasal dari jaringan lemak. Lebih banyak

jaringan lemak setelah menopause berarti meningkatkan kadar

estrogen sehingga risiko kanker payudara pun menjadi lebih

tinggi.

Wanita kelebihan berat badan memiliki kadar insulin darah

lebih tinggi. Tingkat insulin yang lebih tinggi juga dikaitkan

dengan beberapa jenis kanker termasuk kanker payudara.

21
g) Konsumsi Alkohol

Risiko meningkat kanker payudara seiring dengan jumlah

alkohol yang dikonsumsi.

h) Asap Tembakau

Perokok berat mempunyai risiko lebih tinggi terkena kanker

payudara.Wanita yang mulai merokok sebelum memiliki anak

pertama berisiko menderita kanker payudara.

Asap rokok mengandung bahan kimia dalam konsentrasi

tinggi menyebabkan kanker payudara. Bahan kimia dalam asap

tembakau mencapai jaringan payudara dan ditemukan dalam

ASI.

i) Terapi Hormon Setelah Menopause

Terapi hormon estrogen dan terapi hormon kombinasi

setelah menopause meningkatkan risiko kanker payudara dan

kemungkinan kematian akibat kanker payudara. Kondisi tiap

wanita berbeda jadi peningkatan risiko kanker payudara akibat

terapi hormon setelah menopause tidak selalu tinggi pada setiap

orang.

22
2.2.4 Jenis-Jenis Kanker Payudara

Menurut Savitri, dkk (2015), kebanyakan kanker payudara adalah

karsinoma yaitu jenis kanker yang berawal dari sel epitel yang

menyambungkan organ dan jaringan seperti payudara. Kanker payudara

seringkali berjenis karsinoma yang dinamai adenokarsinoma yaitu

karsinoma yang berawal pada jaringan glandular. Jenis kanker payudara

lainnya misal sarcomas yang dimulai pada sel otot, sel lemak atau jaringan

penghubung.

1) Jenis-Jenis Kanker Payudara Paling Umum :

a) Ductal Carcinoma in Situ

Ductal Carcinoma in Situ atau dikenal dengan Intraductal

Carcinoma dianggap sebagai kanker payudara non-invasif atau

pre-invasif. Ductal Carcinoma in Situ berarti sel pembentuk

saluran susu berubah bentuk seperti sel kanker. Perbedaan

Ductal Carcinoma in Situ dan kanker invasif yaitu sel-sel belum

menyebar melalui dinding saluran susu atau jaringan sekitar

payudara. Ductal Carcinoma in Situ tidak bisa menyebar di luar

payudara. Ductal Carcinoma in Situ dianggap pra-kanker karena

bisa menjadi kanker invasif.

b) Invasive Ductal Carcinoma

Berawal dari saluran susu kemudian menembus dinding

saluran dan tumbuh pada jaringan lemak payudara. Invasive

Ductal Carcinoma bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh

23
melalui sistem getah bening dan aliran darah. Sekitar 8 dari 10

kanker payudara invasif adalah infiltrating ductal carcinomas.

c) Invasive Lobular Carcinoma

Dimulai dari lobules yaitu jaringan yang memproduksi

susu dan menyebar ke bagian lain dari tubuh. Invasive Lobular

Carcinoma lebih sulit dideteksi melalui mammogram.

2) Jenis-jenis Kanker Payudara yang Jarang Terjadi :

a) Inflammatory Breast Cancer

Inflammatory Breast Cancer menyebabkan kulit payudara

terlihat merah dan terasa sedikit panas, selain itu kulit payudara

menebal dan muncul kerutan kulit yang terlihat mirip kulit jeruk.

Perubahan yang mirip infeksi disebabkan karena sel

memblokir pembuluh getah bening pada kulit. Hal tersebut yang

membuat payudara terlihat membengkak, terasa lembek, lunak

atau gatal. Tidak ada benjolan yang terasa atau terlihat pada

mammogram. Inflammatory Breast Cancer sulit ditemukan pada

tahap awal. Jenis kanker payudara ini berpeluang lebih besar

untuk menyebar dan memburuk.

b) Penyakit Paget Puting Susu

Jenis kanker payudara paget puting susu bermula dari

saluran payudara dan menyebar ke kulit puting dan areola. Kulit

puting dan areola terlihat bersisik dan kemerahan dengan sedikit

24
perdarahan keluar dari puting. Penderita juga merasa terbakar

dan gatal pada puting.

Penanganan penyakit paget puting susu membutuhkan

mastektomi atau pengangkatan payudara. Tidak ada benjolan

yang terasa pada jaringan payudara dan biopsi menunjukkan

Ductal Carcinoma in Situ tidak ada kanker menyebar, maka

penampilannya baik. Kanker invasif ada maka tampilannya tidak

akan baik dan kanker mungkin harus diperlakukan seperti jenis

kanker invasif lainnya.

c) Tumor Phyllodes

Tumor yang berkembang pada storma atau jaringan

penghubung pada payudara. Nama lain dari tumor phyllodes

adalah tumor phylloides dan cystosarcoma phyllodes. Tumor ini

biasanya jinak tapi bisa berkembang jadi ganas.

Pemeriksaan pada tumor phyllodes jinak akan diangkat

bersama dengan sedikit bagian jaringan payudara normal yang

terkena. Tumor phyllodes ganas dilakukan pengangkatan dengan

jaringan normal. Tumor phyllodes ganas menyebar, maka

kemoterapi dilakukan pada jaringan lunak sarcoma.

d) Angiosarcoma

Berawal dari sel yang membentuk pembuluh darah atau

pembuluh limfa. Angiosarcoma dapat terjadi di lengan wanita

25
yang menderita lymphedema akibat radiasi atau operasi kelenjar

getah bening.

2.2.5 Stadium Kanker Payudara

Menurut Savitri, dkk (2015) adalah sebagai berikut :

1) Stadium 0

Pada stadium 0 disebut juga Carcinoma in situ. Ada tiga jenis yaitu

carcinoma in situ, lobular carcinoma in situ dan penyakit paget

puting susu.

2) Stadium I

Kanker payudara dibagi 2 bagian tergantung ukuran dan beberapa

faktor lainnya

a) Stadium IA

Tumor berukuran 2 cm atau lebih kecil dan belum menyebar

keluar payudara.

b) Stadium IB

Tumor berukuran sekitar 2 cm dan tidak berada di payudara

melainkan di kelenjar getah bening.

3) Stadium II

Kanker tumbuh besar. Stadium II dibagi 2 bagian yaitu :

a) Stadium IIA

Kanker berukuran 2-5 cm berada di 3 lajur kelenjar getah

bening.

26
b) Stadium IIB

Kanker berukuran 2-5 cm dan menyebar di 1-3 lajur kelenjar

getahbening dan terletak di dekat tulang dada.

4) Stadium III

Kanker dibagi menjadi tiga stadium yaitu :

a) Stadium IIIA

Kanker berukuran lebih dari 5 cm di 4-9 lajur kelenjar getah

bening dan area dekat tulang dada.

b) Stadium IIIB

Ukuran kanker beragam dan telah menyebar ke dinding dada

mencapai kulit jadi menyebabkan infeksi pada kulit payudara.

c) Stadium IIIC

Ukuran kanker beragam dan menyebar ke dinding dada dan kulit

payudara yang mengakibatkan pembengkakan atau luka. Kanker

pada stadium ini juga menyebar ke 10 lajur kelenjar getah

bening atau kelenjar getah bening yang berada dibawah tulang

selangka atau tulang dada.

5) Stadium IV

Kanker menyebar dari kelenjar getah bening menuju aliran darah dan

mencapai organ lain dari tubuh seperti otak, paru-paru, hati atau

tulang.

27
2.2.6 Pencegahan Kanker Payudara

Berikut ini ada beberapa hal yang dapat menurunkan risiko kanker

payudara menurut Savitri, dkk (2015) antara lain :

1) Perubahan Gaya Hidup

Pola makan banyak sayuran, buah-buahan, ikan, dan produk

susu rendah lemak dapat menurunkan risiko kanker payudara. Pola

makan dan aktivitas yang bisa menurunkan risiko kanker payudara

antara lain :

a) Olahraga rutin dan teratur,

b) Mengurangi berat badan dan membatasi kalori yang masuk dan

ditambah olahraga dan aktifitas fisik untuk membakar kalori,

c) Hindari asupan alkohol.

2) Menyusui

Wanita yang menyusui 3-6 bulan dapat mengurangi risiko kanker

payudara.

3) Tidak melakukan terapi hormon

Tidak melakukan terapi hormon pengganti setelah menopause bisa

membantu menghindari risiko kanker payudara.

4) Mengurangi penggunaan bahan kimia

Hindari produk yang menggunakan zat kimia yang memiliki sifat

estrogen seperti yang ada di botol plastik, kosmetik dan produk

perawatan tertentu yang meningkatkan risiko kanker payudara.

28
2.2.7 Deteksi Dini Kanker Payudara

Menurut Savitri, dkk (2015), adanya gejala kanker payudara atau

tidak setiap wanita sebaiknya mendeteksi kanker payudara secara rutin.

Deteksi yang dilakukan sedini mungkin dapat membantu pengobatan

kanker dengan lebih cepat. Deteksi rutin yang bisa dilakukan antara lain :

1. Pemeriksaan SADARI

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri. Wanita harus

segera menceritakan setiap perubahan payudara yang terjadi kepada

dokter ketika dugaan kanker payudara muncul.

Manfaat SADARI untuk mengetahui adanya kelainan dini pada

payudara. SADARI dilakukan teratur setiap bulan yaitu hari ke 14

setelah waktu mestruasi selesai. SADARI dilakukan sendiri dengan

alat bantu cermin di rumah kapan saja, saat mandi atau berpakaian.

Jika menemukan perubahan seperti terasa benjolan atau

pembengkakan, iritasi kulit, nyeri puting, retraksi, kemerahan pada

puting dan kulit payudara, atau keluar cairan selain ASI temui dokter

untuk pemeriksaan lebih lanjut. Berikut langkah-langkah SADARI

menurut Kementerian Kesehatan RI (2015) antara lain :

29
Inspeksi :

1. Lihatlah bentuk dan ukuran payudara (lihat gambar 2.1). Perhatikan apakah ada

perbedaan bentuk, ukuran, puting atau kerutan atau lekukan pada kulit (lihat

gambar 2.2).

Gambar 2.1 SADARI

Gambar 2.2 SADARI

2. Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah jatuhnya

misalnya apakah kedua payudara menggantung secara seimbang? (lihat gambar

2.1). Periksa juga apakah terdapat ruam atau nyeri pada kulit dan apakah keluar

cairan dari puting (lihat gambar 2.2)

3. Minta ibu untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala (lihat gambar 2.3a)

kemudian menekan kedua tangan di pinggang untuk mengencangkan otot

dadanya (lihat gambar 2.3b). Pada setiap posisi, periksa ukuran, bentuk dan

simetris, lekukan puting atau kulit payudara dan lihat apakah ada kelainan.

(Kedua posisi tersebut juga dapat terlihat jeruk atau lekukan pada kulit jika

30
ada.) Kemudian minta Ibu untuk membungkukkan badannya ke depan untuk

melihat apakah kedua payudara tergantung secara seimbang (lihat gambar

2.3c).

Gambar 2.3a SADARI

Gambar 2.3b SADARI

Gambar 2.3c SADARI

31
Palpasi :

1. Minta Ibu untuk berbaring di kasur (lihat gambar 2.4a).

2. Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi yang akan

diperiksa akan membuat jaringan ikat payudara menyebar, sehingga dapat

membantu pemeriksaan payudara (lihat gambar 2.4a).

3. Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya untuk melihat

apakah tampak sama dengan payudara sebelah kanan dan apakah terdapat

lipatan atau lekukan (lihat gambar 2.4a).

4. Gunakan permukaan tiga jari tengah Anda (lihat gambar 2.4a), lakukan palpasi

payudara dengan menggunakan teknik spiral. Mulai pada sisi terluar payudara.

Tekan jaringan ikat payudara dengan kuat pada tulang rusuk setelah selesai tiap

satu putaran dan secara bertahap pindahkan jari-jari Anda menuju areola.

Lanjutkan sampai semua bagian selesai diperiksa. Perhatikan apakah terdapat

benjolan atau nyeri (lihat gambar 2.4b).

Gambar 2.4a SADARI

32
Gambar 2.4b SADARI

5. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, tekan puting payudara sebelah

kanan dengan lembut (lihat gambar 2.5). Lihat apakah keluar cairan: bening,

keruh, atau berdarah. Cairan keruh atau berdarah yang keluar dari puting harus

ditulis dalam catatan ibu.

Gambar 2.5 SADARI

6. Ulangi langkah kelima (lihat gambar 2.5) pada payudara sebelah kiri.

7. Untuk mempalpasi bagian pangkal payudara kanan, minta ibu mengangkat

lengan kanannya. Tekan sisi luar dari otot pektoralis sambil bertahap

menggerakkan jari-jari ke pangkal ketiak untuk memeriksa apakah terdapat

pembesaran kelenjar getah bening (lihat gambar 2.6). Penting untuk melakukan

palpasi pada pangkal payudara karena disini biasanya terdapat kanker.

33
Gambar 2.6 SADARI

8. Ulangi langkah ketujuh (lihat gambar 2.6) untuk payudara sebelah kiri.

2. Pemeriksaan Klinis Payudara

Menurut Savitri, dkk (2015), wanita berusia diatas 20 tahun

sebaiknya melakukan pemeriksaan klinis payudara sebagai bagian

pemeriksaan kesehatan secara berkala. Pemeriksaan klinis payudara

sebaiknya dilakukan setiap tiga tahun sekali dimulai sejak usia 40

tahun.

Pemeriksaan klinis payudara dilakukan bersama dengan

mammogram memberikaan manfaat untuk wanita agar mengetahui

perubahan pada payudara dengan dokter sedini mungkin. Pemeriksaan

klinis meliputi pendidikan kesehatan yang mengajarkan wanita untuk

mengenali payudaranya sendiri.

3. Pemeriksaan Mammogram

Menurut Savitri, dkk (2015), wanita yang telah berusia 40 tahun

atau lebih sebaiknya melakukan pemeriksaan mammogram setiap

tahunnya. Seseorang berada dalam kesehatan kondisi yang baik

pemeriksaan mammogram tetap dilakukan.

34
Pemeriksaan mammogram secara teratur bisa menemukan

kanker dini pada stadium awal. Mammogram juga memiliki

keterbatasan. Mammogram mungkin tidak dapat mendeteksi beberapa

jenis kanker tertentu. Mammogram masih menjadi alat yang sangat

efektif dan sangat berguna untuk mengurangipenderitaan dan

kematian akibat kanker payudara.

Pemeriksaan mammogram harus dilakukan secara kontinyu

tanpa memandang usia wanita. Selama tidak memiliki kesehatan

serius seperti gagal jantung kongestif, penyakit ginjal stadium akhir,

penyakit paru kronik atau sedang menderita demensia berat. Wanita

dengan masalah kesehatan yang serius atau harapan hidup yang

rendah tetap harus konsultasi dengan dokter apakah melakukan

pemeriksaan mammogram atau tidak.

4. Pemeriksaan MRI

Menurut Savitri, dkk (2015), wanita yang berisiko tinggi kanker

payudara seumur hidupnya harus melakukan pemeriksaan MRI dan

mammografi setiap tahun. Wanita yang masuk kategori antara lain :

a) Mempunyai riwayat keluarga kanker payudara,

b) Mempunyai gen BRCA1 atau BRCA2 gen yang dikenal mudah

bermutasi,

c) Mempunyai keluarga tingkat pertama seperti orangtua, kakak,

adik, atau anak dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2,

35
d) Pernah melakukan terapi radiasi di dada ketika antara usia 10

dan 30 tahun, dan

e) Pernah menderita sindrom Li-Fraumeni, sindrom Cowden atau

sindrom Bannayan-Riley-Ruvalcaba atau memiliki kerabat

tingkat pertama dengan salah satu sindrom ini.

Skrining MRI sebaiknya dilakukan oleh wanita yang memiliki

peningkatan risiko kanker payudara seperti :

a) Mempunyai riwayat pribadi kanker payudara, duktal karsinoma

in situ, lobular karsinoma in situ, atipikal duktus hiperplasia,

atau atipikal lobular hiperplasia,

b) Mempunyai jaringan payudara padat dan terlihat pada

mammogram,

Skrining MRI dilakukan bersama pemeriksaan mammogram.

MRI tidak dapat mendeteksi beberapa jenis kanker yang jenisnya

memang tidak dapat terdeteksi.

Wanita yang berisiko tinggi, skrining MRI dan mamografi

dimulai pada usia 30 tahun. Skrining harus dilakukan selama hidupnya

meskipun dalam kedaan sehat. Konsultasi dengan dokter untuk

mengetahui kondisi tubuh.

5. Pemeriksaan dengan Alat Lain

Menurut Savitri, dkk (2015), alat penilaian risiko seperti Gail,

model Tyrer-Cuzick untuk membantu dokter memperkirakan risiko

kanker payudara. Model Gail mendasarkan perkiraan risiko seperti

36
usia saat haid pertama, sejarah biopsi payudara sebelumnya dan

riwayat keluarga dengan kanker payudara. Model Claus mendasarkan

perkiraan risiko pada riwayat keluarga kanker payudara di kedua

kerabat pertama dan tingkat dua saja. Kedua model penilaian tersebut

memberikan hasil yang berbeda untuk pasien yang sama.

2.2.8 Operasi Pencegahan Kanker Payudara

Menurut Savitri, dkk (2015), wanita yang memiliki risiko sangat

tinggi menderita kanker payudara. Operasi mengangkat payudara atau

indung telur bisa menjadi pencegahan terbaik :

1) Pengangkatan Payudara

Wanita yang menderita kanker pada salah satu payudara

memilih mengangkat payudara satunya yang sehat untuk mencegah

kanker payudara menyebar. Pengangkatan payudara tidak sepenuhnya

mencegah kanker payudara karena seorang ahli bedah mungkin

meninggalkan beberapa sel payudara. Sel-sel tersebut dapat berubah

menjadi kanker. Beberapa alasan untuk mempertimbangkan jenis

operasi antara lain :

a) Gen BRCA bermutasi ditemukan melalui tes genetik,

b) Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara,

c) Lobular karsinoma in situ terlihat dengan cara biopsi,

d) Kanker sebelumnya dalam satu payudara dan pada seseorang

yang mempunyai riwayat keluarga penderita kanker payudara.

37
2) Pengangkatan Ovarium

Wanita dengan mutasi BRCA bisa mengurangi risiko kanker

payudara sekitar 50% dengan pengangkatan indung telur sebelum

menopause. Operasi ini bertujuan menghilangkan sumber utama

estrogen dalam tubuh, yaitu indung telur. Wanita dengan mutasi

BRCA mempunyai risiko tinggi kanker ovarium.

2.2.9 Pengobatan Medis Kanker Payudara

Menurut Savitri, dkk (2015), kanker dapat dideteksi melalui

pemeriksaan rutin pada stadium awal. Kanker yang terdeteksi akibat gejala

fisik yang muncul sudahstadium lanjut. Kanker stadium lanjut tidak dapat

disembuhkan dan penangannya untuk mengurangi gejala penderita.

Kanker payudara disebut primer jika sel kanker berawal dari sel

payudara bukan dari hasil penyebaran kanker organ lain. Kanker payudara

primer bisa disembuhkan secara total jika didiagnosis dan diobati sejak

dini. Penanganan yang pertama biasanya operasi, jenis operasi tergantung

jenis kanker payudara yang diderita. Proses operasi biasanya

ditindaklanjuti dengan kemoterapi, radioterapi, atau perawatan biologis

untuk beberapa kasus tertentu.

Apabila pada stadium lanjut setelah menyebar ke bagian tubuh

lain, kanker payudara tidak dapat disembuhkan. Jenis pengobatan yang di

anjurkan berbeda dan bertujuan meringankan beban bagi penderitanya

antara lain :

38
1) Operasi Kanker Payudara :

a) Operasi untuk Menyelamatkan Payudara

Operasi pengangkatan tumor di mana payudara secara

keseluruhan tidak diangkat melainkan dibiarkan utuh. Operasi

meliputi pengangkatan tumor dan sedikit jaringan di sekitarnya

sampai pengangkatan seperempat bagian payudara. Jaringan

yang sehat di sekitar tumor juga diangkat untuk memeriksa

keberadaan sel-sel kanker, jika ditemukan sel-sel kanker maka

diangkat. Kemudian radioterapi untuk menghancurkan sisa-sisa

sel kanker.

b) Mastektomi

Pengangkatan seluruh jaringan payudara termasuk puting.

Penderita dianjurkan menjalani pengangkatan kelenjar getah

bening di ketiak jika kanker sudah menyebar ke bagian itu.

c) Operasi Plastik Rekonstruksi

Operasi membuat payudara baru yang mirip dengan

payudara satunya. Pembuatannya dilakukan menggunakan

implan payudara atau jaringan dari bagian tubuh lain.

2) Kemoterapi

Ada dua jenis yaitu kemoterapi setelah operasi untuk

menghancurkan sel-sel kanker dan kemoterapi sebelum operasi untuk

mengecilkan tumor. Kemoterapi menggunakan obat-obat anti kanker.

39
Efek samping kemoterapi mempengaruhi sel-sel yang sehat,

misalnya sel kekebalan tubuh. Obat dari dokter dapat mencegah atau

mengendalikan sebagian efek samping. Berikut efek samping

kemoterapi seperti hilang nafsu makan, mual, muntah, sariawan, lelah,

rambut rontok. Obat dalam kemoterapi mengakibatkan menghambat

produksi hormon estrogen tubuh. Penderita yang belum menopause

maka menstruasi terhenti selama kemoterapi.

Jika bagian tubuh lain sudah terkena penyebaran kanker

payudara, kemoterapi tidak akan bisa menyembuhkan kanker.

Kemoterapi dapat mengecilkan tumor, meringankan gejala-gejala, dan

memperpanjang usia.

3) Radioterapi

Terapi untuk menghilangkan sisa-sisa sel-sel kanker dengan

dosis radiasi yang terkendali. Proses ini diberikan sekitar satu bulan

setelah operasi dan kemoterapi. Efek samping radioterapi adalah iritasi

sehingga kulit payudara perih, merah, dan berair, warna kulit payudara

menjadi gelap, kelelahan berlebih serta limfedema.

4) Terapi hormon mengatasi kanker payudara

Untuk kanker payudara yang pertumbuhannya dipicu estrogen

dan progesteron alami, terapi hormon digunakan untuk menurunkan

tingkat atau menghambat efek hormon tersebut. Langkah ini bisa

dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor agar mudah di

angkat, umumnya dilakukan setelah operasi dan kemoterapi.

40
Jika kondisi kurang sehat penderita tidak bisa menjalani operasi,

kemoterapi, atau radioterapi, oleh sebab itu terapi hormon menjadi

alternatif pengobatan. Durasi terapi hormon maksimal lima tahun

setelah operasi.

Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase adalah obat yang

digunakan dalam terapi hormon. Tamoksifen berfungsi menghambat

estrogen agar tidak mengikatkan diri pada sel-sel kanker. Penghambat

enzim aromatase untuk yang sudah mengalami menopause karena

fungsinya supaya menghalangi kinerja aromatase yaitu substansi yang

membantu produksi estrogen dalam tubuh setelah menopause. Contoh

penghambat enzim aromatase dalam bentuk tablet seperti letrozol,

eksemestan, dan anastrozol.

Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase menyebabkan

efek samping seperti sakit kepala, mual, muntah serta sensasi rasa

panas, berkeringat, dan kemerahan pada wajah. Efek samping khusus

pada tamoksifen adalah perubahan siklus menstruasi pada penderita

kanker payudara.

5) Ablasi atau supresi ovarium

Menghentikan kinerja ovarium untuk memproduksi estrogen.

Ablasi dilakukan dengan operasi atau radioterapi. Ablasi ovarium

menghentikan kinerja ovarium secara permanen dan memicu

menopause dini.

41
Supresi ovarium menggunakan agonis luteinising hormone

releasing hormone yang bernama goserelin. Pemakaian obat ini bisa

menghentikan menstruasi untuk sementara, tapi yang mendekati usia

menopause atau sekitar 45 tahun menstruasi berhenti permanen.

Suntikan goserelin diberikan sebulan sekali. Efek samping obat

ini menyerupai masa menopause seperti perasaan emosional, kesulitan

tidur dan sensasi panas disertai jantung berdebar-debar.

6) Terapi biologis dengan trastuzumab

Terapi ini menghentikan efek HER2 juga bisa membantu sistem

imun untuk melawan sel-sel kanker. Antibodi trastuzumab

memusnahkan sel-sel kanker positif HER2.

Tidak untuk penderita penyakit jantung seperti angina, tekanan

hipertensi atau penyakit katup jantung. Efek samping trastuzumab

adalah alergi pemakaian awal menimbulkan mual, sesak napas,

menggiggil, demam, nyeri dan sakit.

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo dalam Budiman dan Agus Riyanto (2014),

pengetahuan yaitu hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang tersebut

melakukan pengindraan ke suatu objek tertentu. Kamus Besar Bahasa

Indonesia dalam Budiman dan Agus Riyanto (2014), pengetahuan yaitu

sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses

42
belajar ini dipengaruhi faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar

berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya.

Menurut Erbil (2012), pengetahuan memberikan pengaruh positif tentang

kesehatan, sikap, dan perilaku. Kesimpulannya, pengetahuan adalah

kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu melalui pendidikan

ataupun pengalaman yang didapatkan.

2.3.2 Jenis-Jenis Pengetahuan

Menurut Budiman dan Agus Riyanto (2014) antara lain :

1) Pengetahuan implisit

Pengetahuan implisit merupakan pengetahuan yang masih tertanam

dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang

tidak bersifat nyata. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan

dan budaya bahkan bisa tidak disadari.

2) Pengetahuan eksplisit

Pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau disimpan dalam wajud nyata, bisa dalam

wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan pada

tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman dan Agus Riyanto (2014) antara lain :

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan seseorang. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

43
makin tinggi pendidikan sesorang, makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Pendidikan yang tinggi, maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain atau

media massa. Semakin banyak informasi semakin banyak juga

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan diperoleh

di pendidikan formal dan nonformal. Pengetahuan tentang sesuatu

objek mengandung aspek positif dan negatif.

2) Informasi atau media massa

Informasi merupakan sesuatu yang bisa diketahui. Menurut

Undang-Undang Teknologi Informasi dalam Budiman dan Agus

Riyanto (2014), informasi sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,

menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.

Berkembangnya teknologi menyediakan bermacam-macam media

massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru. Bentuk-bentuk media massa seperti video, televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

3) Sosial, budaya, dan ekonomi

Tradisi yang dilakukan seseorang tanpa penalaran apakah yang

dilakukan baik atau buruk. Seseorang akan bertambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi

seseorang menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk

44
kegiatan tertentu jadi status sosial ekonomi juga mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan merupakan semua yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

lingkungan itu.

5) Pengalaman

Pengalaman merupakan cara mendapatkan kebenaran pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang didapatkan dari

masa lalu.

6) Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuannya.

2.3.4 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo dalam Budiman dan Agus Riyanto (2014) :

1) Tahu (Know)

Tahu adalah proses mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

45
2) Memahami (Comprehention)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan dengan

benar tentang obyek yang diketahui dan bisa menginterprestasikan

secara benar. Seseorang yang paham terhadap materi bisa

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan terhadap suatu

objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang

sudah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan materi

kedalam komponen-komponen tapi masih di dalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk melaksanakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu suatu kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi. Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

46
2.3.5 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Skinner dalam Budiman dan Agus Riyanto (2014), jika

seseorang mampu menjawab materi secara lisan ataupun tulisan, maka

seseorang tersebut mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang

diberikan tersebut dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot

pengetahuan seseorang ditetapkan menurut hal-hal sebagai berikut antara

lain :

1) Bobot I : Tahap tahu dan pemahaman,

2) Bobot II : Tahap tahu, pemahaman, aplikasi, dan analisis,

3) Bobot III : Tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.

Menurut Arikunto dalam Budiman dan Agus Riyanto (2014), kategori

tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan

pada nilai persentase sebagai berikut :

1) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya ≥ 75%,

2) Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56-74%,

3) Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤ 55%.

47
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan tentang SADARI :
1. Pendidikan
2. Informasi atau media massa
3. Sosial, budaya, dan ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia

Pengetahuan Ibu-Ibu PKK


Pendidikan kesehatan dengan tentang SADARI
metode demonstrasi tentang Pengetahuan meliputi :
SADARI 1. Baik
2. Cukup
3. Kurang

Keterangan :

: : Diteliti

: Tidak diteliti

: Berpengaruh

: Berhubungan

Gambar 3.1 : Kerangka konseptual pengaruh pendidikan kesehatan


dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang
SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan
Dagangan Kabupaten Madiun.

48
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang SADARI terdiri dari pendidikan,

informasi atau media massa, sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman,

dan usia. Dilakukannya pendidikan kesehatan dapat merubah tingkat pengetahuan

seseorang, tingkat pengetahuan seseorang meliputi baik, cukup, kurang. Penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode

demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa

Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

3.2 Hipotesis

H1 : Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi

terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa

Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

49
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini penelitian kuantitatif, dengan metode penelitian

Pre Experimental Design, karena desain ini belum eksperimen sunguh-

sungguh. Penelitian ini mengunakan One grup pretest posttest design,

menjelaskan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu

kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan

intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam,2016).

Design penelitian menggunakan skema rancangan penelitian sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian

Subyek
Pre-Test (O1) Perlakuan (X) Post-Test (O2)
(S)
Pendidikan
Ibu Evaluasi tingkat kesehatan SADARI Evaluasi tingkat
PKK pengetahuan dengan metode pengetahuan
demonstrasi

Keterangan :

S : Subyek
O1 : Evaluasi tingkat pengetahuan sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan SADARI dengan metode
demonstrasi
X : Intervensi (pendidikan kesehatan SADARI)
O2 : Evaluasi tingkat pengetahuan setelah dilakukan
pendidikan kesehatan SADARI dengan metode
demonstrasi

50
4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 40 Ibu-Ibu PKK di Desa

Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

4.2.2 Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus menurut

Nursalam (2016) :

n= N

1 + N (d)²

n= 40

1 + 40 (0,0025)

n= 40

1 + 0,1

n = 40

1,1

n = 36,3 = 36

Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sampel

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 36

Adapun kriteria inklusi dan dan eksklusi dalam penelitian sebagai

berikut :

1. Kriteria inklusi

a) Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten

Madiun

51
b) Bersedia menjadi responden

c) Bisa membaca dan menulis

d) Tidak mengganggu ruang dan waktu

2. Kriteria eksklusi

a) Tidak berada ditempat : sedang berpergian dan repot

4.3 Tehnik Sampling

Menggunakan tehnik accidental sampling. Pengambilan sampel

secara accidental dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan

ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian

(Notoatmodjo, 2012).

52
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi :

Ibu-Ibu PKK yang ada di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten


Madiun yang berjumlah 40 Ibu-Ibu PKK

Sampel :

Sebagian Ibu-Ibu PKK yang ada di Desa Kepet Kecamatan Dagangan


Kabupaten Madiun yang berjumlah 36 Ibu-Ibu PKK

Sampling : Accidental Sampling

Desain Penelitian : Pre Experimental Design (one grup pretest posttest


design)

Pengumpulan data : kuesioner (pretest dan posttest)

Pretest Demonstrasi Posttest

Pengolahan data :

Editing, Coding, Scoring, Entry, Cleaning, Tabulating

Analisa data : uji wilcoxon

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka kerja tentang pengaruh pendidikan kesehatan


dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang
SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan
Dagangan Kabupaten Madiun.

53
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ada 2 variabel menurut Nursalam (2016) yaitu :

a) Variabel independen (bebas)

Variabel independen dalam penelitian ini pendidikan kesehatan

SADARI dengan metode demonstrasi.

b) Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini pengetahuan tentang SADARI.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 4.2 Definisi operasional tentang pengaruh pendidikan kesehatan


dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang
SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan
Dagangan Kabupaten Madiun.
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Skor
Oprasional Ukur
Independen : Penyampaian Memberikan - - -
Pendidikan pesan tentang pendidikan
kesehatan SADARI kesehatan
SADARI dengan SADARI
dengan memperaga- dengan metode
metode demonstrasi
kan
demonstrasi terhadap
mengguna- pengetahuan
kan phantom tentang
payudara SADARI pada
Ibu-Ibu PKK di
Desa Kepet
Kecamatan
Dagangan
Kabupaten
Madiun.

54
Dependen : Kemampuan Memberikan Kuesioner Ordinal Menurut
Pengetahuan menjawab lembar Arikunto
Ibu-Ibu PKK kuesioner kuesioner dalam
tentang tentang kepada Ibu-Ibu Budiman
SADARI SADARI PKK di Desa dan Agus
Kepet Riyanto
Kecamatan (2014)
Dagangan 1) Baik :
Kabupaten jika
Madiun. nilainya ≥
Pertanyaan 75%,
kuesioner 2) Cukup :
meliputi : jika
1. Pengertian nilainya 56-
SADARI 74%,
2. Manfaat 3) Kurang :
SADARI jika
3. Waktu nilainya ≤
55%.
pelaksanaan
Scoring
SADARI mengguna-
4. Alat bantu kan skala
SADARI Guttman :
5. Langkah- Benar : 1
Langkah Salah : 0
SADARI

4.6 Instrumen Penelitian

4.6.1 Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuesioner. Menurut Arikunto dalam Budiman dan Agus Riyanto (2014),

kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang

didasarkan pada nilai persentase sebagai berikut :

1) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya ≥ 75%,

2) Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56-74%,

3) Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤ 55%.

55
4.6.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Menurut Budiman dan Agus Riyanto (2014) uji validitas adalah

untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan

membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Apabila r hasil > r

tabel maka pertanyaan tersebut valid. Teknik uji yang digunakan adalah

product moment. Penentuan uji validitas jika r hasil > r tabel 0,361

maka pertanyaan dinyatakan valid. Pelaksanaan uji validitas dilakukan

untuk instrumen pengetahuan SADARI yang dilakukan kepada 30 Ibu-

Ibu PKK di Desa Joho Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Hasil

uji validitas 15 soal valid karena r hasil > r tabel 0,361

No Uraian Nilai Kesimpulan


1. Soal 1 0,377 Valid
2. Soal 2 0,472 Valid
3. Soal 3 0,628 Valid
4. Soal 4 0,738 Valid
5. Soal 5 0,469 Valid
6. Soal 6 0,425 Valid
7. Soal 7 0,613 Valid
8. Soal 8 0,530 Valid
9. Soal 9 0,474 Valid
10. Soal 10 0,515 Valid
11. Soal 11 0,415 Valid
12. Soal 12 0,492 Valid
13. Soal 13 0,490 Valid
14. Soal 14 0,459 Valid
15. Soal 15 0,381 Valid

56
2. Reliabilitas

Menurut Budiman dan Agus Riyanto (2014) uji reliabilitas

dilakukan dengan cronbach’s alpha ≥ 0,6 dikatakan reliabel.

Pelaksanaan uji reliabilitas dilakukan untuk instrumen pengetahuan

SADARI kepada 30 Ibu-Ibu PKK di Desa Joho Kecamatan Dagangan

Kabupaten Madiun. Hasil uji reliabilitas 15 soal reliabel karena 0,788 ≥

0,6

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

1) Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Kepet Kecamatan Dagangan

Kabupaten Madiun.

2) Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 April 2018

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini prosedur yang ditetapkan adalah

sebagai berikut :

1. Mengurus surat pengantar dari kampus Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun ditunjukkan kepada Kepala

Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

2. Memberikan surat ijin untuk melakukan penelitian ke Kepala Desa

Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

57
3. Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan penelitian

dan apabila responden bersedia menjadi responden penelitian

4. Kemudian responden di arahkan untuk mengisi “inform consent” atau

surat persetujuan sebagai tanda bukti bahwa responden bersedia untuk

dijadikan responden penelitian dan diberi lembar kuesioner.

5. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI untuk

dilakukan pretest, responden diminta untuk mengisi kuesioner.

6. Peneliti melakukan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi

tentang SADARI kepada Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan

Dagangan Kabupaten Madiun.

7. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI untuk

dilakukan posttest, responden diminta untuk mengisi kuesioner.

8. Peneliti melakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisa data.

4.9 Teknik Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi :

1. Editing (Pengecekan data)

Dalam penelitian ini dilakukan pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner, meliputi :

a. Mengecek semua pertanyaan apakah sudah terisi

b. Mengecek semua tulisan apakah cukup jelas atau terbaca

Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, kalau

memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk

melengkapi jawaban-jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak

58
memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabnya tidak lengkap

tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data

missing”

2. Pemberian kode data (coding)

Pengetahuan :

Kode 3 = Baik jika nilainya ≥ 75%

Kode 2 = Cukup jika nilainya 56-74%

Kode 1 = Kurang jika nilainya ≤ 55%

Umur :

1 = 20-30 tahun

2 = 31-40 tahun

3 = 41-50 tahun

4 = 51-60 tahun

Status Perkawinan :

1 = Belum menikah

2 = Sudah menikah

Pekerjaan :

1 = Ibu rumah tangga

2 = Petani

3 = Swasta

4 = PNS

Pendidikan :

1 = SD

59
2 = SMP

3 = SMA / SMK

4 = STRATA / Sejenis

3. Scoring

Benar = 1

Salah = 0

Baik jika nilainya ≥ 75%

Cukup jika nilainya 56-74%

Kurang jika nilainya ≤ 55%

4. Entry

Entry atau pemrosesan data, pada kegiatan ini yaitu data dari

jawaban masing-masing responden yang dalam bentuk kode seperti

angka atau huruf dimasukkan ke dalam program komputer.

5. Cleaning

Cleaning atau pembersihan data apabila semua data dari setiap

sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali

untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.

6. Tabulating

Tabulating dengan membuat tabel-tabel data.

60
4.10 Teknik Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2012), analisis data suatu penelitian

biasanya melalui prosedur bertahap antara lain :

1. Analisis Univariat

Karakteristik variabel pengetahuan yang meliputi baik, cukup,

kurang. Distribusi frekuensi dalam penelitian ini sebagai berikut:

umur, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan. Variabel

pengetahuan dalam bentuk distribusi dan presentase dengan rumus :

𝑓
P = 𝑛 x 100%

Keterangan :

P : Persentase

f : Frekuensi dari variabel pengetahuan yang diteliti

n : Jumlah responden

2. Analisis Bivariat

Analisa yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji non

parametrik yaitu uji wilcoxon. Menurut Swarjana (2016) syarat uji

berpasangan wilcoxon data tidak harus berdistribusi normal, data

bersifat kategorikal nominal atau ordinal. Dalam proses

perhitungannya dibantu program komputer SPSS pada signifikan 0,05

sehingga penarikan kesimpulannya :

1) Jika p value > 𝛼 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak yang berarti

tidak ada pengaruh

61
2) Jika p value < α 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima yang berarti

ada pengaruh

4.11 Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2012), prinsip-prinsip etika penelitian meliputi :

1) Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity).

Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan responden (inform

concent) yangmeliputi :

a) Persetujuan responden dapat mengundurkan diri sebagai objek

penelitian kapan saja.

b) Peneliti menjaga rahasia identitas yang diberikan oleh

responden.

2) Keadilan dan keterbukaan (respect for justice an inclusiveness).

Responden dalam penelitian ini memperoleh perlakuan dan

keuntungan yang sama, tanpa membedakan gender, agama, dan

sebagainya.

3) Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits).

Peneliti melakukan penelitian berdasarkan hati nurani,

kejujuran, tanggung jawab, tidak membahayakan responden dan

terhindar dari segala sesuatu yang menimbulkan kerugian.

62
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan

Tentang SADARI Pada Ibu-Ibu PKK Di Desa Kepet Kecamatan Dagangan

Kabupaten Madiun” pada tanggal 23-30 April 2018 dengan jumlah sampel dari

penelitian ini adalah 36 Ibu-Ibu PKK.

5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kepet Kecamatan Dagangan

Kabupaten Madiun Provinsi Jawa Timur. Adapun batas-batas wilayah Desa

Kepet yaitu :

a. Sebelah Timur : Desa Joho Kecamatan Dagangan

b. Sebelah Barat : Desa Purworejo Kecamatan Geger

c. Sebelah Utara : Desa Dagangan Kecamatan Dagangan

d. Sebelah Selatan : Desa Sareng Kecamatan Geger

Luas wilayah Desa Kepet yaitu 181.205 Ha. Desa Kepet terdiri dari 11

RT dan 3 RW. Jumlah penduduk di Desa Kepet ada 2.205 jiwa. Di Desa

Kepet ada 1 Polindes terdiri dari 1 bidan. Di Desa Kepet mempunyai 1 bidan

Desa dan terdapat 1 Puskesmas di Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun

63
5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

5.2.1.1 Karakteristik Ibu-Ibu PKK Berdasarkan Umur

Karakteristik Ibu-Ibu PKK berdasarkan umur di Desa Kepet

Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel 5.1

dibawah ini.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Ibu-Ibu PKK Berdasarkan Umur Di Desa Kepet
Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun Tanggal 23-30 April 2018.

Umur Frekuensi (f) Persentase (%)


20-30 tahun 3 8,33
31-40 tahun 19 52,78
41-50 tahun 11 30,56
51-60 tahun 3 8,33
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.1 dari 36 Ibu-Ibu PKK dapat diketahui bahwa

sebagian besar yaitu 19 orang (52,78%) berusia 31-40 tahun dan yang

terkecil ada 3 orang (8,33%) berusia 20-30 tahun dan berusia 51-60

tahun.

5.2.1.2 Karakteristik Ibu-Ibu PKK Berdasarkan Status Perkawinan

Karakteristik Ibu-Ibu PKK berdasarkan status perkawinan di Desa

Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel

5.2 dibawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Ibu-Ibu PKK Berdasarkan Status Perkawinan Di Desa
Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun Tanggal 23-30 April 2018.

Status Perkawinan Frekuensi (f) Persentase (%)


Belum Menikah 2 5,6
Sudah Menikah 34 94,4
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2018

64
Berdasarkan tabel 5.2 dari 36 Ibu-Ibu PKK dapat diketahui bahwa

sebagian besar yaitu 34 orang (94,4%) status perkawinan sudah menikah.

5.2.1.3 Karakteristik Ibu-Ibu PKK Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik Ibu-Ibu PKK berdasarkan pekerjaan di Desa Kepet

Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel 5.3

dibawah ini

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Ibu-Ibu PKK Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Kepet
Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun Tanggal 23-30 April 2018.

Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)


Ibu Rumah Tangga 26 72,22
Petani 4 11,11
Swasta 5 13,89
PNS 1 2,78
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.3 dari 36 Ibu-Ibu PKK dapat diketahui bahwa

sebagian besar yaitu 26 orang (72,22%) Ibu Rumah Tangga dan yang

terkecil ada 1 orang (2,78%) PNS.

5.2.1.4 Karakteristik Ibu-Ibu PKK Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik Ibu-Ibu PKK berdasarkan pendidikan di Desa Kepet

Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel 5.4 di

bawah ini.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Ibu-Ibu PKK Berdasarkan Pendidikan Di Desa Kepet
Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun Tanggal 23-30 April 2018.

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


SD 8 22,22
SMP 7 19,44
SMA / SMK 16 44,44
Strata / Sejenis 5 13,9
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2018

65
Berdasarkan tabel 5.4 dari 36 Ibu-Ibu PKK dapat diketahui bahwa

sebagian besar yaitu 16 orang (44,44%) berpendidikan SMA / SMK dan

yang terkecil ada 5 orang (13,9%) berpendidikan Strata / Sejenis.

5.2.2 Data Khusus

5.2.2.1 Pengetahuan Tentang SADARI Pada Ibu-Ibu PKK Sebelum Dilakukan

Pendidikan Kesehatan

Dari hasil penelitian pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu

PKK sebelum dilakukan pendidikan kesehatan Di Desa Kepet

Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel 5.5

dibawah ini.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang SADARI Pada Ibu-Ibu PKK
Sebelum Dilakukan Pendidikan Kesehatan Di Desa Kepet Kecamatan
Dagangan Kabupaten Madiun Tanggal 23-30 April 2018.

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 3 8,33
Cukup 16 44,44
Kurang 17 47,23
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.5 dari 36 Ibu-Ibu PKK dapat diketahui bahwa

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar yaitu 17 orang

(47,23%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI dan yang

terkecil ada 3 orang (8,33%) memiliki pengetahuan yang baik tentang

SADARI.

66
5.2.2.2 Pengetahuan Tentang SADARI Pada Ibu-Ibu PKK Sesudah Dilakukan

Pendidikan Kesehatan

Dari hasil penelitian pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu

PKK sesudah dilakukan pendidikan kesehatan Di Desa Kepet Kecamatan

Dagangan Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang SADARI Pada Ibu-Ibu PKK
Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan Di Desa Kepet Kecamatan
Dagangan Kabupaten Madiun Tanggal 23 -30 April 2018.

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 21 58,34
Cukup 12 33,33
Kurang 3 8,33
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.6 dari 36 Ibu-Ibu PKK dapat diketahui bahwa

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar yaitu 21 orang

(58,34%) memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI dan yang

terkecil ada 3 orang (8,33%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang

SADARI.

67
5.2.2.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang

SADARI Pada Ibu-Ibu PKK

Dari hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK Di Desa Kepet

Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel 5.7

dibawah ini.

Tabel 5.7 Analisa Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang


SADARI Pada Ibu-Ibu PKK Di Desa Kepet Kecamatan Dagangan
Kabupaten Madiun Tanggal 23-30 April 2018.

Wilcoxon Alpha (α) Mean


Pretest 1,61
Posttest 0,000 0,05 2,50
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2018

30

25

20

15 Post Test
Pre Test
10

0
Baik Cukup Kurang

68
Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan hasil uji wilcoxon signed rank

test didapatkan nilai p value = 0,000 < α = 0,05 maka H0 ditolak H1

diterima artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode

demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK

di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuesioner terhadap

Ibu-Ibu PKK tanggal 23-30 april 2018 dan setelah diolah, maka penulis

akan membahas mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dengan

metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-

Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

5.3.1 Pengetahuan Tentang SADARI Pada Ibu-Ibu PKK Sebelum Dilakukan

Pendidikan Kesehatan Di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten

Madiun.

Berdasarkan tabel 5.5 dari 36 Ibu-Ibu PKK dapat diketahui bahwa

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar yaitu 17 orang

(47,23%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI.

Menurut Huda (2015), rendahnya pengetahuan SADARI

menyebabkan banyak wanita yang belum tertarik atau kurang berminat

untuk melakukan SADARI. Pendidikan kesehatan sangat dibutuhkan

untuk meningkatkan pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2012), apabila

seseorang tersebut tidak memiliki pengetahuan yang baik maka

menyebabkan perilaku yang buruk. Menurut Ekanita (2013),

69
pengetahuan yang kurang menyebabkan seseorang tersebut tidak pernah

melakukan SADARI.

Menurut peneliti adalah, sebagian besar dari Ibu-Ibu PKK memiliki

pengetahuan yang kurang tentang SADARI sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan. Hal ini bisa disebabkan karena, pendidikan

sebagian besar dari Ibu-Ibu PKK yaitu berpendidikan SMA / SMK

meskipun banyak yang berpendidikan menengah tetapi tidak menjamin

sesorang akan mengerti tentang sesuatu hal seperti tentang SADARI atau

pemeriksaan payudara sendiri. Hal tersebut dikarenakan ketika

bersekolah belum diajarkan tentang SADARI sehingga saat keluar dari

sekolah pemahaman Ibu-Ibu PKK masih kurang. Ibu-Ibu PKK sebagian

besar sebagai Ibu Rumah Tangga hal tersebut yang menyebabkan kurang

memahami tentang SADARI karena Ibu-Ibu PKK melakukan berbagai

aktivitas rumah tangga sehingga Ibu-Ibu PKK sudah merasa letih dan

waktu untuk mencari informasi tentang SADARI terabaikan. Rasa ingin

tahu Ibu-Ibu PKK mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan

kesehatan yang kurang karena tidak akan mencari tahu mengenai

berbagai hal utamanya kesehatan bila mereka tidak ada keluhan yang

sangat mengganggu kesehatan badannya.

Berdasarkan tabel 5.5 dari 36 Ibu-Ibu PKK dapat diketahui bahwa

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan yang terkecil ada 3 orang

(8,33%) memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI.

70
Menurut Wawan (2011), beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang adalah pendidikan, informasi atau media massa,

sosial, budaya, ekonomi, lingkungan pengalaman, usia. Semakin

bertambah usia semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai sehingga semakin menambah pengetahuannya (Budiman dan

Riyanto, 2014). Pengetahuan setiap orang terhadap suatu objek pasti

berbeda. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor. Faktor yang

mempengaruhinya terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan

eksternal, pada faktor internal misalnya pendidikan dan pekerjaan

sedangkan untuk faktor eksternal misalnya lingkungan (Nisman, 2011).

Menurut peneliti adalah, sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

sebagian kecil dari Ibu-Ibu PKK memiliki pengetahuan yang baik tentang

SADARI. Hal ini bisa disebabkan karena, pendidikan terkecil dari Ibu-

Ibu PKK berpendidikan Strata / Sejenis, Ibu-Ibu PKK mengetahui

tentang SADARI saat bersekolah mendapatkan ilmu atau mencari sendiri

informasi tentang kesehatan seperti SADARI. Sebagian kecil dari Ibu-Ibu

PKK pekerjaan adalah PNS hal tersebut yang menyebabkan Ibu-Ibu PKK

bisa mendapatkan ilmu kesehatan seperti SADARI dari pekerjaan atau

bisa dari teman kerja yang mempengaruhi pengetahuan dan rasa ingin tau

tentang kesehatan seperti SADARI dan mencari sendiri informasi tentang

kesehatan seperti SADARI.

Kesimpulannya menurut peneliti adalah, pendidikan mempengaruhi

pengetahuan, semakin tinggi pendidikan maka akan semakin mudah

71
menerima informasi tentang kesehatan seperti SADARI, sehingga

menurut saran peneliti adalah dengan meningkatkan pendidikan baik

dengan pendidikan formal atau dari pendidikan non formal yang

diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan kesehatan

seperti tentang SADARI.

5.3.2 Pengetahuan Tentang SADARI Pada Ibu-Ibu PKK Sesudah Dilakukan

Pendidikan Kesehatan Di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten

Madiun.

Berdasarkan tabel 5.6 dari 36 Ibu-Ibu PKK dapat diketahui bahwa

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar yaitu 21 orang

(58,34%) memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Susi (2015), bahwa ada

pengaruh penerapan promosi kesehatan metode demonstrasi dan

keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) bagi Ibu-Ibu PKK

di kota malang. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun nonformal dapat memberikan pengaruh sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan (Budiman dan Agus Riyanto,

2014). Pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang berarti

dalam pendidikan itu terjadi proses perubahan atau peningkatan

pengetahuan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik pada diri individu,

kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Menurut Susi (2015),

pengetahuan tentang pendidikan kesehatan sangat penting bagi seorang

ibu, hal ini terjadi karena dengan pengetahuan yang baik tentang sesuatu

72
hal maka ibu dapat mengerti dan memahami tentang apa pun khususnya

dalam menjaga kesehatan diri. Pengetahuan tentang SADARI termasuk

cara langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini

adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi

tingkat kematian karena penyakit kanker.

Menurut peneliti adalah, sesudah dilakukan pendidikan kesehatan

sebagian besar dari Ibu-Ibu PKK memiliki pengetahuan yang baik

tentang SADARI. Perubahan tingkat pengetahuan pada penelitian ini,

dapat disebabkan oleh penyampaian materi yang menggunakan metode

demonstrasi dan media phantom payudara karena mempertimbangkan

bahwa pengetahuan yang ada pada manusia diterima atau ditangkap

melalui panca indra sehingga semakin banyak indra yang digunakan akan

semakin jelas dan dapat meningkatkan pengetahuan Ibu-Ibu PKK karena

lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan mengurangi

kesalahan-kesalahan bila dibandingkan hanya dengan membaca atau

mendengarkan karena Ibu-Ibu PKK mendapatkan gambaran yang jelas

dari hasil pengamatannya. Metode demonstrasi dan media phantom

payudara membuat Ibu-Ibu PKK lebih memperhatikan materi pendidikan

kesehatan dan mengurangi rasa bosan jika hanya mendengarkan saja

tanpa adanya media phantom payudara. Kelebihan metode demonstrasi

peneliti lebih mudah menjelaskan SADARI karena pada penyajian materi

SADARI disertai alat bantu phantom payudara dengan alat bantu

phantom payudara ini Ibu-Ibu PKK lebih mudah menangkap informasi

73
sesuai materi yang dijelaskan oleh peneliti tentang SADARI. Langkah

yang dilakukan dalam pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan

metode demonstrasi adalah, peneliti di depan Ibu-Ibu PKK dengan

memperagakan langkah-langkah SADARI menggunakan media phantom

payudara. Hasil dari pendidikan kesehatan ini didapatkan sebagian besar

Ibu-Ibu PKK antusias dengan pendidikan kesehatan tentang SADARI

dengan metode demonstrasi dan media phantom payudara. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan Ibu-Ibu PKK memperhatikan saat dilakukan

pendidikan kesehatan tentang SADARI.

Berdasarkan tabel 5.6 dari 36 Ibu-Ibu PKK dapat diketahui bahwa

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan yang terkecil ada 3 orang

(8,33%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI.

Menurut Wawan dan Dewi (2011), pengetahuan yang kurang akan

berdampak pada sikap yang negatif karena kurang mengetahui cara

melakukan pemeriksaan SADARI sehingga minat untuk melakukan

pemeriksaan SADARI juga berkurang. Menurut Indah (2015),

pengetahuan yang kurang dapat menimbulkan rasa malas untuk

mengetahui dan melakukan Sadari. Kurangnya pengetahuan tentang

SADARI maka mengakibatkan pendeteksian kanker payudara sudah

mencapai stadium akhir sehingga memperkecil harapan hidup (Nisman,

2011).

Menurut peneliti adalah, sesudah dilakukan pendidikan kesehatan

sebagian kecil dari Ibu-Ibu PKK memiliki pengetahuan yang kurang

74
tentang SADARI. Hal ini yang menyebabkan kurang memahami dan

kurang bisa menjawab pertanyaan tentang SADARI dengan benar .

Kesimpulannya menurut peneliti adalah, pengetahuan sangat

mempengaruhi pola pikir, semakin tinggi pengetahuan maka akan

semakin baik memahami informasi tentang SADARI, sehingga menurut

saran peneliti adalah perlu secara aktif mencari informasi untuk

meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan seperti SADARI .

5.3.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi Terhadap

Pengetahuan Tentang SADARI Pada Ibu-Ibu PKK Di Desa Kepet

Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dengan menggunakan analisis

wilcoxon signed rank test menunjukkan hasil uji statistik di dapatkan

nilai p = 0,000 < α = 0,05 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1

diterima yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode

demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK

di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Utut (2016), bahwa ada

pengaruh pendidikan kesehatan SADARI dengan media slide dan benda

tiruan terhadap perubahan pengetahuan WUS. Menurut Sanjaya (2011),

demonstrasi adalah metode pendidikan kesehatan dengan cara penyajian

pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk

memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan

atau menggunakan prosedur dengan alat peraga. Menurut Hikmawati

75
(2011), Alat peraga sebagai media pendidikan kesehatan bertujuan

memudahkan dalam menyampaikan pesan. Pendidikan kesehatan adalah

penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Pendidikan

adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi

proses perubahan atau peningkatan pengetahuan ke arah yang lebih

dewasa, lebih baik pada diri individu, kelompok atau masyarakat.

Seseorang dapat dikatakan belajar apabila dalam dirinya terjadi

perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Menurut

Andita (2014), menyatakan bahwa tingkat pendidikan pada setiap

individu sangat berpengaruh terhadap kehidupannya, apabila seseorang

semakin tinggi pendidikannya, maka mereka memiliki kesempatan yang

lebih besar untuk mendapatkan informasi terbaru. Hal ini terjadi karena

semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula

kemampuan seseorang untuk mendapatkan informasi. Sehingga secara

tidak langsung hal ini akan mempengaruhi banyaknya pengetahuan yang

didapatkan oleh setiap individu. Menurut Mubarak (2011), pengetahuan

adalah hasil mengingat sesuatu hal, termasuk mengingat kembali hal

yang pernah dilakukan baik yang disengaja atau tidak disengaja dan hal

ini terjadi setelah orang tersebut melakukan pengamatan terhadap suatu

objek tertentu. Sehingga pengetahuan adalah hasil tahu (know) yang

dimiliki seseorang akibat pengamatan pada suatu objek.

76
Menurut peneliti adalah, pendidikan kesehatan tentang SADARI

dengan metode demonstrasi telah terbukti dapat meningkatkan

pengetahuan Ibu-Ibu PKK. Perubahan tingkat pengetahuan pada

penelitian ini, dapat disebabkan oleh penyampaian materi yang

menggunakan metode demonstrasi dan media phantom payudara karena

mempertimbangkan bahwa pengetahuan yang ada pada manusia diterima

atau ditangkap melalui panca indra sehingga semakin banyak indra yang

digunakan akan semakin jelas dan dapat meningkatkan pengetahuan Ibu-

Ibu PKK karena lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan

mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan hanya dengan

membaca atau mendengarkan karena Ibu-Ibu PKK mendapatkan

gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya. Metode demonstrasi dan

media phantom payudara membuat Ibu-Ibu PKK lebih memperhatikan

materi pendidikan kesehatan dan mengurangi rasa bosan jika hanya

mendengarkan saja tanpa adanya media phantom payudara. Kelebihan

metode demonstrasi peneliti lebih mudah menjelaskan SADARI karena

pada penyajian materi SADARI disertai alat bantu phantom payudara

dengan alat bantu phantom payudara ini Ibu-Ibu PKK lebih mudah

menangkap informasi sesuai materi yang dijelaskan oleh peneliti tentang

SADARI. Langkah yang dilakukan dalam pendidikan kesehatan tentang

SADARI dengan metode demonstrasi adalah, peneliti di depan Ibu-Ibu

PKK dengan memperagakan langkah-langkah SADARI menggunakan

media phantom payudara. Hasil dari pendidikan kesehatan ini didapatkan

77
sebagian besar Ibu-Ibu PKK antusias dengan pendidikan kesehatan

tentang SADARI dengan metode demonstrasi dan media phantom

payudara. Hal ini dapat ditunjukkan dengan Ibu-Ibu PKK memperhatikan

saat dilakukan pendidikan kesehatan tentang SADARI.

Menurut peneliti, peningkatan pengetahuan tidak hanya didapatkan

dari metode pendidikan kesehatan, faktor usia sebagian besar dari Ibu-

Ibu PKK berusia 31-40 tahun menjadi salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi terjadinya peningkatan pengetahuan karena usia dapat

mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia, semakin betambah pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Menurut peneliti, faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang yaitu, tingkat pendidikan sebagian besar dari Ibu-

Ibu PKK berpendidikan SMA / SMK hal ini dapat mempengaruhi pola

pikir dan daya cerna seseorang terhadap informasi yang diterima.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula

informasi yang dapat diserap dan tingginya informasi yang diserap

mempengaruhi tingkat pengetahuan Ibu-Ibu PKK tentang SADARI,

demikian juga sebaliknya. Orang yang berpendidikan tinggi lebih besar

kepeduliannya terhadap masalah kesehatan dan peningkatan

pengetahuan.

Kesimpulannya menurut peneliti adalah, dilakukannya pendidikan

kesehatan dengan metode demonstrasi dan media phantom payudara

78
dapat membantu meningkatkan pengetahuan, sehingga menurut saran

peneliti adalah diharapkan aktif mencari tau dengan bantuan berbagai

sumber seperti dari buku, internet dan dari tenaga kesehatan yang bisa

meningkatkan pengetahuan kesehatan seperti SADARI yang bermanfaat

mengetahui adanya kelainan dini pada payudara.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengakui adanya

banyak kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang

ada belum optimal atau bisa dikatakan belum sempurna. Setiap penelitian

pasti memiliki hambatan dalam proses pelaksanaannya, dalam penelitian

ini memiliki keterbatasan yaitu ada Ibu-Ibu PKK yang tidak membawa

bolpoin sehingga menunggu pinjaman bolpoin dari Ibu-Ibu PKK lain

yang menyebabkan melebihi waktu penelitian yang sudah ditentukan.

79
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan

dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tentang SADARI pada

Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun

sudah menjawab tujuan peneliti sebagai berikut :

1. Pengetahuan Ibu-Ibu PKK sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

SADARI dengan metode demonstrasi, dari 36 Ibu-Ibu PKK sebagian

besar yaitu 17 orang (47,23%) memiliki pengetahuan yang kurang

tentang SADARI.

2. Pengetahuan Ibu-Ibu PKK sesudah dilakukan pendidikan kesehatan

SADARI dengan metode demonstrasi, dari 36 Ibu-Ibu PKK sebagian

besar yaitu 21 orang (58,34%) memiliki pengetahuan yang baik

tentang SADARI.

3. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi

terhadap pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu PKK di Desa

Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Hasil tersebut

berdasarkan uji wilcoxon signed rank test dengan nilai p value = 0,000

< α = 0,05 maka 𝐻0 ditolak 𝐻1 diterima

80
6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin

menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Bidan Desa di Desa Kepet

Bidan Desa diharapkan dapat memberikan informasi kesehatan

tentang SADARI kepada masyarakat melalui kegiatan

kemasyarakatan seperti, kumpulan PKK dan arisan RT atau RW.

2. Bagi Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet

Ibu-Ibu PKK perlu secara aktif mencari informasi dan

meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan terutama SADARI

melalui berbagai sumber seperti, mengikuti pendidikan kesehatan,

membaca buku, internet dan dari tenaga kesehatan yang bisa

meningkatkan pengetahuan kesehatan seperti SADARI yang

bermanfaat mengetahui adanya kelainan dini pada payudara.

3. Bagi Civitas Akademika STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan

digunakan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian

selanjutnya, sehingga mahasiswa akan mampu mengetahui mengenai

pembelajaran pemberian pendidikan kesehatan tentang SADARI.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan

penelitian serupa dengan pengembangan penelitian lebih lanjut seperti

dengan menggunakan metode pendidikan kesehatan yang berbeda.

81
DAFTAR PUSTAKA

ACS. 2015. Breast Cancer Facts & Figures 2015-2016. Atlanta : American
Cancer Society, Inc.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Budiman dan Riyanto Agus. 2014. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

Depkes RI. 2014. Kasus Kanker di Indonesia. www.depkes.go.id. [diakses 10


Desember 2017]

Desi Kurniawati. 2015. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan Dan Sikap Wanita


Usia Subur (WUS) Dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Dara Juanti Kabupaten Sintang. Jurnal. Stikes
Kapuas Raya. Journal.stikes-kapuasraya.ac.id [diakses 2 Maret 2018]

Handayani. 2012. Pengetahuan Remaja Putri tentang Cara Melakukan Sadari.


Jurnal. Universitas Diponegoro Semarang. https://ejournal3.undip.ac.id
[diakses 26 Desember 2017]

Hikmawati, Isna. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha


Medika

Huda Nuri Suraya, Ilhami Romus, Suyanto. 2015. Pengaruh Penyuluhan Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pkk Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI). Jurnal. Fakultas Universitas Riau. https://jom.unri.ac.id [diakses
2 Maret 2018]

Indah Puji Astuti. 2015. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Pemeriksaan


Payudara Sendiri Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Wanita Usia
Subur Di Dusun Kwarasan Nogotirto Gamping Sleman. Jurnal. STIKES
‘Aisyiyah Yogyakarta. digilib.unisayogya.ac.id [diakses 2 Maret 2018]

Kementerian Kesehatan RI (2015). Panduan Program Nasional Gerakan


Pencegahan Dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara.
Jakarta : Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat
Jenderal PP & PL.

Mubarak, W.I. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba


Medika.

Nisman Wenny Artanty. 2011. Lima Menit Kenali Payudara. C.V Andi :
Yogyakarta

82
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka


Cipta

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

Priyoto. 2015. Perubahan dalam Perilaku Kesehatan Konsep dan Aplikasi.


Yogyakarta : Graha Ilmu

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran : Berorientasi Pada Standar Proses


Pendidikan. Jakarta : PT. Bina Sumber Daya Manusia

Savitri, Larasati Alina, Dewi Eko. 2015. Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher
Rahim, dan Rahim. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Simanjuntak, Eka Agus, Dewi Nur. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan


Terhadap Pengetahuan Tentang Periksa Payudara Sendiri Pada Mahasiswi
Psikologi. Jurnal. FK UNS. https://eprints.uns.ac.id [diakses 12 Desember
2017]

Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :


Penerbit Gava Media

Susi Milwati, Sugianto Hadi, Ngesti W. Utami. 2015. Penerapan Promosi


Kesehatan Metode Demonstrasi Dan Keterampilan Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) Bagi Ibu-Ibu PKK Di Kota Malang. Jurnal. Poltekkes
Kemenkes Malang. Jurnal.poltekkes-malang.ac.id [diakses 2 Maret 2018]

Swarjana, I Ketut. 2016. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Andi

Utut Andita. 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Sadari Dengan Media Slide
Dan Benda Tiruan Terhadap Perubahan Pengetahuan WUS. Jurnal.
Universitas Airlangga. https://e-journal.unair.ac.id [diakses 2 Maret 2018]

Wawan, A. dan Dewi, M., 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

WHO. 2017. Breast Cancer: Prevention and Control.


http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html. [diakses
15 Desember 2017]

83
LAMPIRAN 1

84
LAMPIRAN 2

85
LAMPIRAN 3

86
LAMPIRAN 4

87
LAMPIRAN 5

88
LAMPIRAN 6

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi Terhadap


Pengetahuan Tentang SADARI Pada Ibu-Ibu PKK Di Desa Kepet Kecamatan
Dagangan Kabupaten Madiun

Assalammu’alaikum Wr. Wb
Saya adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti
Husada Mulia madiun yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan Tentang SADARI Pada Ibu-
Ibu PKK Di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Saya
mengharapkan partisipasi Ibu yang menjadi subjek dalam penelitian ini dengan
menjawab pernyataan-pernyataan yang ada pada kuesioner. Identitas dan jawaban
Ibu akan dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk pengembangan ilmu
keperawatan. Responden dapat memilih untuk menolak berpatisipasi dalam
penelitian ini kapan pun tanpa ada tekanan dari siapa pun.
Jika Ibu bersedia menjadi responden penelitian ini perhatikan petunjuk
pengisian kuesioner untuk menjawab pertanyaan yang ada dan menandatangani
formulir persetujuan ini. Terimakasih atas partisipasinya.

Dagangan, April 2018


Peneliti

PUTRI VALENTINE

89
LAMPIRAN 7

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk berpatisipasi dalam pengambilan data atau

sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa “Program

Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun” bernama Putri

Valentine yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode

Demonstrasi Terhadap Pengetahuan Tentang SADARI Pada Ibu-Ibu PKK Di

Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun”

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini besar manfaatnya

bagi peningkatan ilmu keperawatan dan akan dijamin kerahasiaannya,

Dagangan, April 2018

Peneliti Responden

PUTRI VALENTINE ( )

90
LAMPIRAN 8

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DEMONSTRASI


TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG SADARI PADA IBU-IBU PKK
DI DESA KEPET KECAMATAN DAGANGAN
KABUPATEN MADIUN

A. IDENTITAS

Nama :

Umur :

Alamat :

Status : Belum menikah Sudah menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga PNS

Swasta Petani

Pendidikan : SD SMP

SMA / SMK Strata / Sejenis

91
B. PERNYATAAN

Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban pernyataan di bawah ini :

No PERNYATAAN BENAR SALAH

1. SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri.

2. Manfaat SADARI untuk mengetahui adanya

kelainan dini pada payudara.

3. SADARI dilakukan pada hari ke 25 setelah

menstruasi.

4. SADARI menggunakan alat bantu cermin

untuk melihat payudara.

5. Langkah pertama SADARI pada inspeksi

adalah lihatlah bentuk dan ukuran payudara.

Perhatikan apakah ada perbedaan bentuk,

ukuran, puting atau kerutan atau lekukan pada

kulit

6. Langkah kedua SADARI pada inspeksi adalah

lihat payudara bagian atas dan perhatikan

ukuran dan bentuknya serta arah jatuhnya

misalnya apakah kedua payudara menggantung

secara seimbang?. Periksa juga daerah ketiak

7. Langkah ketiga SADARI pada inspeksi adalah

mengangkat satu tangan ke atas kepala

kemudian menekan satu tangan di pinggang

92
untuk mengencangkan otot dadanya. Pada

setiap posisi, periksa ukuran, bentuk dan

simetris, lekukan puting atau kulit payudara

dan lihat apakah ada kelainan. (Kedua posisi

tersebut juga dapat terlihat jeruk atau lekukan

pada kulit jika ada.) Kemudian Ibu

membungkukkan badan ke depan untuk

melihat apakah kedua payudara tergantung

secara seimbang

8. Langkah pertama SADARI pada palpasi adalah

Ibu berbaring di kasur.

9. Langkah kedua SADARI pada palpasi adalah

dengan meletakkan sebuah bantal di bawah

punggung pada sisi yang akan diperiksa akan

membuat jaringan ikat payudara menyebar,

sehingga dapat membantu pemeriksaan

payudara

10. Langkah ketiga SADARI pada palpasi adalah

letakkan lengan kiri ibu ke bawah. Perhatikan

payudaranya untuk melihat apakah tampak

sama dengan payudara sebelah kanan dan

apakah terdapat lipatan atau lekukan

93
11. Langkah keempat SADARI pada palpasi

adalah gunakan permukaan satu jari tengah

Anda, lakukan palpasi payudara dengan

menggunakan teknik spiral. Mulai pada sisi

puting payudara. Tekan jaringan ikat payudara

dengan kuat pada tulang rusuk setelah selesai

tiap satu putaran dan secara bertahap pindahkan

jari-jari Anda menuju areola. Lanjutkan sampai

semua bagian selesai diperiksa. Perhatikan

apakah terdapat benjolan atau nyeri

12. Langkah kelima SADARI pada palpasi adalah

dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk,

tekan puting payudara sebelah kanan dengan

lembut. Lihat apakah keluar cairan: bening,

keruh, atau berdarah. Cairan keruh atau

berdarah yang keluar dari puting harus ditulis

dalam catatan ibu.

13. Langkah keenam SADARI pada palpasi adalah

ulangi langkah kelima SADARI pada palpasi

pada payudara sebelah kiri.

14. Langkah ketujuh SADARI pada palpasi adalah

untuk mempalpasi bagian pangkal payudara

kanan, ibu mengangkat lengan kanannya.

94
Tekan sisi luar dari otot pektoralis sambil

bertahap menggerakkan jari-jari ke pangkal

ketiak untuk memeriksa apakah terdapat

pembesaran kelenjar getah bening. Penting

untuk melakukan palpasi pada pangkal

payudara karena disini biasanya terdapat

kanker.

15. Langkah ke delapan SADARI pada palpasi

adalah ulangi langkah ketujuh SADARI pada

palpasi pada puting saja.

TOTAL NILAI (di isi oleh peneliti)

Nilai = X 100%
15

95
LAMPIRAN 9

KISI-KISI KUESIONER

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DEMONSTRASI


TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG SADARI PADA IBU-IBU PKK
DI DESA KEPET KECAMATAN DAGANGAN
KABUPATEN MADIUN

NO KISI-KISI NO SOAL KETERANGAN

1. Pengertian SADARI 1 Benar

2. Manfaat SADARI 2 Benar

3. Waktu pelaksanaan SADARI 3 Salah

4. Alat bantu SADARI 4 Benar

5. Langkah-langkah SADARI 5 Benar

6. Langkah-langkah SADARI 6 Salah

7. Langkah-langkah SADARI 7 Salah

8. Langkah-langkah SADARI 8 Benar

9. Langkah-langkah SADARI 9 Benar

10. Langkah-langkah SADARI 10 Salah

11. Langkah-langkah SADARI 11 Salah

12. Langkah-langkah SADARI 12 Benar

13. Langkah-langkah SADARI 13 Benar

14. Langkah-langkah SADARI 14 Benar

15. Langkah-langkah SADARI 15 Salah

96
KETERANGAN JUMLAH SOAL NOMOR SOAL

Pernyataan Positif 9 1,2,4,5,8,9,12,13,14

Pernyataan Negatif 6 3,6,7,10,11,15

97
LAMPIRAN 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Pokok Bahasan

SADARI

B. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian SADARI

2. Manfaat SADARI

3. Waktu pelaksanaan SADARI

4. Alat bantu SADARI

5. Langkah-langkah SADARI

C. Sasaran

Ibu-Ibu PKK di Desa Kepet Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun

D. Metode

Demonstrasi

98
Pre test
Alat dan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
Media
1. Pembukaan 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam 10 menit -
salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan 3. Memperhatikan
diri
3. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
4. Menyampaikan
kontrak waktu
2. Pre test Membagikan soal Melakukan pre test 25 menit Kuesioner
pre test dalam
bentuk kuesioner
yang akan di isi oleh
Ibu-Ibu PKK
3. Penutup Mengucapkan Menjawab salam 10 menit -
terimakasih atas
partisipasi Ibu-Ibu
PKK dan
mengucapkan salam

Post test
Alat dan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
Media
1. Pembukaan 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam 10 menit -
salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan 3. Memperhatikan
diri
3. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
4. Menyampaikan
kontrak waktu
2. Demonstrasi Menyampaikan 1. Mendengarkan 50 menit Phantom
Langkah- materi dengan 2. Memperhatikan payudara
langkah bantuan phantom
SADARI payudara
1. Pengertian
SADARI
2. Manfaat SADARI
3. Waktu
pelaksanaan
SADARI
4. Alat bantu
SADARI
5. Langkah-langkah

99
SADARI
3. Post test Membagikan soal Melakukan post test 25 menit Kuesioner
post test dalam
bentuk kuesioner
yang akan di isi oleh
Ibu-Ibu PKK
4. Penutup Mengucapkan Menjawab salam 10 menit -
terimakasih atas
partisipasi Ibu-Ibu
PKK dan
mengucapkan salam

100
LAMPIRAN 11

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Pengertian SADARI

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri. Wanita harus

segera menceritakan setiap perubahan payudara yang terjadi kepada

dokter ketika dugaan kanker payudara muncul.

2. Manfaat SADARI

Manfaat SADARI untuk mengetahui adanya kelainan dini pada

payudara.

3. Waktu Pelaksanaan SADARI

SADARI dilakukan teratur setiap bulan yaitu hari ke 14 setelah

waktu mestruasi selesai.

4. Alat bantu SADARI

SADARI dilakukan sendiri dengan alat bantu cermin di rumah

kapan saja, saat mandi atau berpakaian. Jika menemukan perubahan

seperti terasa benjolan atau pembengkakan, iritasi kulit, nyeri puting,

retraksi, kemerahan pada puting dan kulit payudara, atau keluar cairan

selain ASI temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

101
5. Langkah-langkah SADARI

Berikut langkah-langkah SADARI menurut Kementerian

Kesehatan RI (2015) antara lain :

Inspeksi :

1. Lihatlah bentuk dan ukuran payudara (lihat gambar 2.1). Perhatikan

apakah ada perbedaan bentuk, ukuran, puting atau kerutan atau lekukan

pada kulit (lihat gambar 2.2).

Gambar 2.1 SADARI

Gambar 2.2 SADARI

2. Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah

jatuhnya misalnya apakah kedua payudara menggantung secara

seimbang? (lihat gambar 2.1). Periksa juga apakah terdapat ruam atau

nyeri pada kulit dan apakah keluar cairan dari puting (lihat gambar 2.2)

3. Minta ibu untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala (lihat gambar

2.3a) kemudian menekan kedua tangan di pinggang untuk

102
mengencangkan otot dadanya (lihat gambar 2.3b). Pada setiap posisi,

periksa ukuran, bentuk dan simetris, lekukan puting atau kulit payudara

dan lihat apakah ada kelainan. (Kedua posisi tersebut juga dapat terlihat

jeruk atau lekukan pada kulit jika ada.) Kemudian minta Ibu untuk

membungkukkan badannya ke depan untuk melihat apakah kedua

payudara tergantung secara seimbang (lihat gambar 2.3c).

Gambar 2.3a SADARI

Gambar 2.3b SADARI

103
Gambar 2.3c SADARI

Palpasi :

1. Minta Ibu untuk berbaring di kasur (lihat gambar 2.4a).

2. Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi yang

akan diperiksa akan membuat jaringan ikat payudara menyebar,

sehingga dapat membantu pemeriksaan payudara (lihat gambar 2.4a).

3. Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya untuk

melihat apakah tampak sama dengan payudara sebelah kanan dan

apakah terdapat lipatan atau lekukan (lihat gambar 2.4a).

4. Gunakan permukaan tiga jari tengah Anda (lihat gambar 2.4a), lakukan

palpasi payudara dengan menggunakan teknik spiral. Mulai pada sisi

terluar payudara. Tekan jaringan ikat payudara dengan kuat pada tulang

rusuk setelah selesai tiap satu putaran dan secara bertahap pindahkan

jari-jari Anda menuju areola. Lanjutkan sampai semua bagian selesai

diperiksa. Perhatikan apakah terdapat benjolan atau nyeri (lihat gambar

2.4b).

104
Gambar 2.4a SADARI

Gambar 2.4b SADARI

5. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, tekan puting payudara

sebelah kanan dengan lembut (lihat gambar 2.5). Lihat apakah keluar

cairan: bening, keruh, atau berdarah. Cairan keruh atau berdarah yang

keluar dari puting harus ditulis dalam catatan ibu.

Gambar 2.5 SADARI

6. Ulangi langkah kelima (lihat gambar 2.5) pada payudara sebelah kiri.

105
7. Untuk mempalpasi bagian pangkal payudara kanan, minta ibu

mengangkat lengan kanannya. Tekan sisi luar dari otot pektoralis

sambil bertahap menggerakkan jari-jari ke pangkal ketiak untuk

memeriksa apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening (lihat

gambar 2.6). Penting untuk melakukan palpasi pada pangkal payudara

karena disini biasanya terdapat kanker.

Gambar 2.6 SADARI

8. Ulangi langkah ketujuh (lihat gambar 2.6) untuk payudara sebelah kiri.

106
Lampiran 12 3. Minta ibu untuk mengangkat kedua tangan ke
atas kepala (lihat gambar 2.3a) kemudian
Inspeksi :
menekan kedua tangan di pinggang untuk
1. Lihatlah bentuk dan ukuran payudara (lihat mengencangkan otot dadanya (lihat gambar
gambar 2.1). Perhatikan apakah ada perbedaan 2.3b). Pada setiap posisi, periksa ukuran, bentuk
bentuk, ukuran, puting atau kerutan atau dan simetris, lekukan puting atau kulit payudara

lekukan pada kulit (lihat gambar 2.2). dan lihat apakah ada kelainan. (Kedua posisi
tersebut juga dapat terlihat jeruk atau lekukan
pada kulit jika ada.) Kemudian minta Ibu untuk
membungkukkan badannya ke depan untuk
melihat apakah kedua payudara tergantung
Gambar 2.3b SADARI
secara seimbang (lihat gambar 2.3c).

Gambar 2.1 SADARI

Gambar 2.2 SADARI

2. Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan


bentuknya serta arah jatuhnya misalnya apakah
kedua payudara menggantung secara seimbang? Gambar 2.3a SADARI
Gambar 2.3c SADARI
(lihat gambar 2.1). Periksa juga apakah terdapat
ruam atau nyeri pada kulit dan apakah keluar
cairan dari puting (lihat gambar 2.2)
107
Palpasi : 6. Ulangi langkah kelima (lihat gambar
2.5) pada payudara sebelah kiri.
1. Minta Ibu untuk berbaring di kasur 7. Untuk mempalpasi bagian pangkal
(lihat gambar 2.4a). payudara kanan, minta ibu mengangkat
2. Dengan meletakkan sebuah bantal di lengan kanannya. Tekan sisi luar dari
Gambar 2.4a SADARI otot pektoralis sambil bertahap
bawah punggung pada sisi yang akan
menggerakkan jari-jari ke pangkal
diperiksa akan membuat jaringan ikat ketiak untuk memeriksa apakah terdapat
payudara menyebar, sehingga dapat pembesaran kelenjar getah bening (lihat
membantu pemeriksaan payudara (lihat gambar 2.6). Penting untuk melakukan
gambar 2.4a). palpasi pada pangkal payudara karena
disini biasanya terdapat kanker
3. Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala.
Perhatikan payudaranya untuk melihat Gambar 2.4b SADARI
apakah tampak sama dengan payudara
5. Dengan menggunakan ibu jari dan jari
sebelah kanan dan apakah terdapat
telunjuk, tekan puting payudara sebelah
lipatan atau lekukan (lihat gambar 2.4a). kanan dengan lembut (lihat gambar
4. Gunakan permukaan tiga jari tengah 2.5). Lihat apakah keluar cairan: bening,
keruh, atau berdarah. Cairan keruh atau
Anda (lihat gambar 2.4a), lakukan
berdarah yang keluar dari puting harus
palpasi payudara dengan menggunakan ditulis dalam catatan ibu.
teknik spiral. Mulai pada sisi terluar
payudara. Tekan jaringan ikat payudara Gambar 2.6 SADARI
dengan kuat pada tulang rusuk setelah
selesai tiap satu putaran dan secara
bertahap pindahkan jari-jari Anda
8. Ulangi langkah ketujuh (lihat gambar
menuju areola. Lanjutkan sampai semua
2.6) untuk payudara sebelah kiri
bagian selesai diperiksa. Perhatikan
apakah terdapat benjolan atau nyeri
(lihat gambar 2.4b).
Gambar 2.5 SADARI
108
LAMPIRAN 13
UJI VALIDITAS
Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 itam_10 item_11 item_12 item_13 item_14 item_15 skor_total
item_1 Pearson
1 .853** .146 .185 -.154 .223 .191 .123 -.031 .185 .010 -.185 .023 .107 -.053 .377*
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .441 .329 .415 .236 .311 .517 .872 .329 .956 .329 .905 .575 .780 .040
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_2 Pearson
.853** 1 .245 .289 -.056 .190 .331 .144 .144 .289 .049 -.144 -.053 .050 -.100 .472**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .193 .122 .770 .314 .074 .447 .447 .122 .797 .447 .780 .793 .599 .009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_3 Pearson
.146 .245 1 .932** .420* .312 .296 .198 .339 .226 .005 .339 .010 .049 .196 .628**
Correlation
Sig. (2-tailed) .441 .193 .000 .021 .094 .113 .295 .067 .230 .980 .067 .956 .797 .300 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_4 Pearson
.185 .289 .932** 1 .450* .384* .355 .250 .389* .306 .056 .389* .123 .144 .289 .738**
Correlation
Sig. (2-tailed) .329 .122 .000 .012 .036 .055 .183 .034 .101 .767 .034 .517 .447 .122 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_5 Pearson
-.154 -.056 .420* .450* 1 .164 .274 .193 .193 .129 -.093 .193 .333 .223 .223 .469**
Correlation
Sig. (2-tailed) .415 .770 .021 .012 .385 .143 .307 .307 .498 .626 .307 .072 .236 .236 .009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_6 Pearson
.223 .190 .312 .384* .164 1 .279 .027 .165 -.027 -.172 .165 .233 .238 -.048 .425*
Correlation
Sig. (2-tailed) .236 .314 .094 .036 .385 .136 .885 .384 .885 .363 .384 .215 .206 .803 .019
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

109
item_7 Pearson
.191 .331 .296 .355 .274 .279 1 .736** .055 .491** .259 .327 .111 -.047 -.047 .613**
Correlation
Sig. (2-tailed) .311 .074 .113 .055 .143 .136 .000 .775 .006 .167 .077 .560 .804 .804 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_8 Pearson
.123 .144 .198 .250 .193 .027 .736** 1 -.111 .528** .367* .444* .185 .000 .144 .530**
Correlation
Sig. (2-tailed) .517 .447 .295 .183 .307 .885 .000 .559 .003 .046 .014 .329 1.000 .447 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_9 Pearson
-.031 .144 .339 .389* .193 .165 .055 -.111 1 .111 .367* .167 .185 .289 .144 .474**
Correlation
Sig. (2-tailed) .872 .447 .067 .034 .307 .384 .775 .559 .559 .046 .379 .329 .122 .447 .008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
itam_10 Pearson
.185 .289 .226 .306 .129 -.027 .491** .528** .111 1 .339 .250 -.031 .000 .000 .515**
Correlation
Sig. (2-tailed) .329 .122 .230 .101 .498 .885 .006 .003 .559 .067 .183 .872 1.000 1.000 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_11 Pearson
.010 .049 .005 .056 -.093 -.172 .259 .367* .367* .339 1 .367* .302 .245 .098 .415*
Correlation
Sig. (2-tailed) .956 .797 .980 .767 .626 .363 .167 .046 .046 .067 .046 .104 .193 .607 .023
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_12 Pearson
-.185 -.144 .339 .389* .193 .165 .327 .444* .167 .250 .367* 1 .185 .144 .289 .492**
Correlation
Sig. (2-tailed) .329 .447 .067 .034 .307 .384 .077 .014 .379 .183 .046 .329 .447 .122 .006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_13 Pearson
.023 -.053 .010 .123 .333 .233 .111 .185 .185 -.031 .302 .185 1 .693** .533** .490**
Correlation
Sig. (2-tailed) .905 .780 .956 .517 .072 .215 .560 .329 .329 .872 .104 .329 .000 .002 .006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

110
item_14 Pearson
.107 .050 .049 .144 .223 .238 -.047 .000 .289 .000 .245 .144 .693** 1 .400* .459*
Correlation
Sig. (2-tailed) .575 .793 .797 .447 .236 .206 .804 1.000 .122 1.000 .193 .447 .000 .029 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item_15 Pearson
-.053 -.100 .196 .289 .223 -.048 -.047 .144 .144 .000 .098 .289 .533** .400* 1 .381*
Correlation
Sig. (2-tailed) .780 .599 .300 .122 .236 .803 .804 .447 .447 1.000 .607 .122 .002 .029 .038
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

skor_tot Pearson
.377* .472** .628** .738** .469** .425* .613** .530** .474** .515** .415* .492** .490** .459* .381* 1
al Correlation
Sig. (2-tailed) .040 .009 .000 .000 .009 .019 .000 .003 .008 .004 .023 .006 .006 .011 .038
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).

111
LAMPIRAN 14

UJI RELIABILITAS

Reliability

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.788 15

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
item_1 7.07 12.340 .228 .788
item_2 7.00 12.000 .311 .782
item_3 6.70 11.252 .539 .764
item_4 6.73 10.823 .669 .752
item_5 7.10 12.024 .354 .779
item_6 6.77 11.978 .296 .784
item_7 6.87 11.223 .525 .765
item_8 6.93 11.444 .466 .770
item_9 6.93 11.857 .338 .780
itam_10 6.73 11.651 .401 .775
item_11 6.97 11.964 .313 .782
item_12 6.93 11.582 .423 .773
item_13 6.60 11.834 .397 .776
item_14 6.67 11.885 .348 .779
item_15 6.67 12.092 .283 .785

112
LAMPIRAN 15
KESIMPULAN UJI VALIDITAS

Jumlah responden 30 orang


N = 30, Df =28
r tabel = 0,361

No Uraian Nilai Kesimpulan


1. Soal 1 0,377 Valid
2. Soal 2 0,472 Valid
3. Soal 3 0,628 Valid
4. Soal 4 0,738 Valid
5. Soal 5 0,469 Valid
6. Soal 6 0,425 Valid
7. Soal 7 0,613 Valid
8. Soal 8 0,530 Valid
9. Soal 9 0,474 Valid
10. Soal 10 0,515 Valid
11. Soal 11 0,415 Valid
12. Soal 12 0,492 Valid
13. Soal 13 0,490 Valid
14. Soal 14 0,459 Valid
15. Soal 15 0,381 Valid

113
LAMPIRAN 16
TABULASI DATA DEMOGRAFI

Nama Umur Status Pekerjaan Pendidikan


Ny. S 2 2 1 3
Ny. M 2 2 1 4
Ny. M 1 1 3 4
Ny.B 3 2 1 3
Ny.K 2 2 1 3
Ny. I 2 2 1 3
Ny. S 3 1 1 1
Ny. I 3 2 1 1
Ny. M 2 2 1 3
Ny. N 3 2 1 2
Ny. S 2 2 1 1
Ny. M 2 2 3 2
Ny. S 3 2 3 1
Ny. A 2 2 3 3
Ny. U 2 2 1 3
Ny. S 2 2 1 3
Ny. E 2 2 1 3
Ny. M 4 2 2 1
Ny. A 2 2 1 2
Ny. I 2 2 1 2
Ny. N 4 2 1 1
Ny. I 3 2 1 2
Ny. Z 2 2 1 1
Ny. J 3 2 1 2
Ny. S 3 2 1 2
Ny.M 4 2 4 4
Ny.S 3 2 1 1
Ny. U 1 2 2 3
Ny. T 2 2 2 3
Ny. P 3 2 1 3
Ny. R 2 2 3 4
Ny. N 2 2 1 3
Ny. S 3 2 1 3
Ny. R 2 2 1 3
Ny. K 2 2 2 3
Ny. M 1 2 1 4

114
Keterangan :

Uraian Jumlah % Koding


Umur
20-30 tahun 3 8,33 1
31-40 tahun 19 52,78 2
41-50 tahun 11 30,56 3
51-60 tahun 3 8,33 4
36 100

Status
Perkawinan
Belum Menikah 2 5,6 1
Sudah Menikah 34 94,4 2
36 100

Pekerjaan
Ibu Rumah
26 72,22 1
Tangga
Petani 4 11,11 2
Swasta 5 13,89 3
PNS 1 2,78 4
36 100

Pendidikan
SD 8 22,22 1
SMP 7 19,44 2
SMA/SMK 16 44,44 3
STRATA/Sejenis 5 13,9 4
36 100

115
DEMOGRAFI

Frequencies

Statistics

Status_Perkawin
Umur an Pekerjaan Pendidikan

N Valid 36 36 36 36

Missing 0 0 0 0

Mean 2.39 1.94 1.47 2.50

Median 2.00 2.00 1.00 3.00

Mode 2 2 1 3

Std. Deviation .766 .232 .845 1.000

Skewness .397 -4.051 1.598 -.272

Std. Error of Skewness .393 .393 .393 .393

Kurtosis .004 15.260 1.367 -.994

Std. Error of Kurtosis .768 .768 .768 .768

Minimum 1 1 1 1

Maximum 4 2 4 4

Sum 86 70 53 90

Frequency Table

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-30 tahun 3 8.3 8.3 8.3

31-40 tahun 19 52.8 52.8 61.1

41-50 tahun 11 30.6 30.6 91.7

51-60 tahun 3 8.3 8.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

116
Status_Perkawinan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Belum Menikah 2 5.6 5.6 5.6

Sudah Menikah 34 94.4 94.4 100.0

Total 36 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ibu Rumah Tangga 26 72.2 72.2 72.2

Petani 4 11.1 11.1 83.3

Swasta 5 13.9 13.9 97.2

PNS 1 2.8 2.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 8 22.2 22.2 22.2

SMP 7 19.4 19.4 41.7

SMA/SMK 16 44.4 44.4 86.1

STRATA/sejenis 5 13.9 13.9 100.0

Total 36 100.0 100.0

117
LAMPIRAN 17
TABULASI PENGETAHUAN TENTANG SADARI PADA IBU-IBU PKK
SEBELUM DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN
SOAL Skor Skor
Nama % Kategori Koding
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Responden Maksimal
Ny. S 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 9 15 60 Cukup 2
Ny. M 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 8 15 53 Kurang 1
Ny. M 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 9 15 60 Cukup 2
Ny.B 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 7 15 47 Kurang 1
Ny.K 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8 15 53 Kurang 1
Ny.I 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 11 15 73 Cukup 2
Ny.S 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 9 15 60 Cukup 2
Ny.I 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 9 15 60 Cukup 2
Ny.M 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 15 53 Kurang 1
Ny.N 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 9 15 60 Cukup 2
Ny.S 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 8 15 53 Kurang 1
Ny.M 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 9 15 60 Cukup 2
Ny.S 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 5 15 33 Kurang 1
Ny.A 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 9 15 60 Cukup 2
Ny.U 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 8 15 53 Kurang 1
Ny.S 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 9 15 60 Cukup 2
Ny.E 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 11 15 73 Cukup 2
Ny.M 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 7 15 47 Kurang 1
Ny.A 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 7 15 47 Kurang 1

118
Ny.I 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 9 15 60 Cukup 2
Ny.N 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 8 15 53 Kurang 1
Ny.I 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 9 15 60 Cukup 2
Ny.Z 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 7 15 47 Kurang 1
Ny.J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 9 15 60 Cukup 2
Ny.S 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 9 15 60 Cukup 2
Ny.M 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 9 15 60 Cukup 2
Ny. S 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 9 15 60 Cukup 2
Ny. U 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 12 15 80 Baik 3
Ny. T 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 6 15 40 Kurang 1
Ny. P 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 7 15 47 Kurang 1
Ny. R 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 7 15 47 Kurang 1
Ny. N 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 12 15 80 Baik 3
Ny. S 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8 15 53 Kurang 1
Ny. R 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 7 15 47 Kurang 1
Ny. K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 12 15 80 Baik 3
Ny. M 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 8 15 53 Kurang 1

Keterangan :
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 3 8,33
Cukup 16 44,44
Kurang 17 47,23
Jumlah 36 100

119
LAMPIRAN 18
TABULASI PENGETAHUAN TENTANG SADARI PADA IBU-IBU PKK
SESUDAH DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN
SOAL Skor Skor
Nama % Kategori Koding
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Responden Maksimal
Ny.S 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12 15 80 Baik 3
Ny. M 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 10 15 67 Cukup 2
Ny.M 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 15 87 Baik 3
Ny.B 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 10 15 67 Cukup 2
Ny.K 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 15 80 Baik 3
Ny.I 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 15 80 Baik 3
Ny.S 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 15 80 Baik 3
Ny.I 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 12 15 80 Baik 3
Ny.M 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 15 67 Cukup 2
Ny.N 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 15 87 Baik 3
Ny.S 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 10 15 67 Cukup 2
Ny. M 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 15 87 Baik 3
Ny.S 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 8 15 53 Kurang 1
Ny.A 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 15 80 Baik 3
Ny.U 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 15 67 Cukup 2
Ny.S 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 15 80 Baik 3
Ny.E 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13 15 87 Baik 3
Ny.M 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 10 15 67 Cukup 2
Ny.A 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 11 15 73 Cukup 2
Ny.I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 13 15 87 Baik 3

120
Ny.N 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 15 93 Baik 3
Ny.I 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 15 87 Baik 3
Ny.Z 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 15 67 Cukup 2
Ny.J 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 15 80 Baik 3
Ny.S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 13 15 87 Baik 3
Ny.M 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 15 80 Baik 3
Ny.S 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 12 15 80 Baik 3
Ny. U 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 15 93 Baik 3
Ny. T 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 8 15 53 Kurang 1
Ny. P 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 15 73 Cukup 2
Ny. R 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 10 15 67 Cukup 2
Ny. N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 13 15 87 Baik 3
Ny. S 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 11 15 73 Cukup 2
Ny. R 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 8 15 53 Kurang 1
Ny. K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 13 15 87 Baik 3
Ny. M 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 15 73 Cukup 2

Keterangan :
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 21 58,34
Cukup 12 33,33
Kurang 3 8,33
Jumlah 36 100

121
Hasil Pretest dan Posttest
Frequencies
Statistics
PRE TEST POST TEST
PENKES PENKES
N Valid 36 36
Missing 0 0
Mean 1.61 2.50
Median 2.00 3.00
Mode 1 3
Std. Deviation .645 .655
Skewness .575 -.970
Std. Error of Skewness .393 .393
Kurtosis -.549 -.090
Std. Error of Kurtosis .768 .768
Minimum 1 1
Maximum 3 3

Frequency Table

PRE TEST PENKES


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KURANG 17 47.2 47.2 47.2
CUKUP 16 44.4 44.4 91.7
BAIK 3 8.3 8.3 100.0
Total 36 100.0 100.0

POST TEST PENKES


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KURANG 3 8.3 8.3 8.3
CUKUP 12 33.3 33.3 41.7
BAIK 21 58.3 58.3 100.0
Total 36 100.0 100.0

122
LAMPIRAN 19
UJI NORMALITAS

Explore

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest_pendkes 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%
Posttest_pendkes 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error


Pretest_pendkes Mean 1.61 .107
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.39
Mean
Upper Bound 1.83
5% Trimmed Mean 1.57
Median 2.00
Variance .416
Std. Deviation .645
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness .575 .393
Kurtosis -.549 .768
Posttest_pendkes Mean 2.50 .109
95% Confidence Interval for Lower Bound 2.28
Mean
Upper Bound 2.72
5% Trimmed Mean 2.56
Median 3.00
Variance .429
Std. Deviation .655
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range 1

123
Skewness -.970 .393
Kurtosis -.090 .768

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pretest_pendkes .301 36 .000 .755 36 .000
Posttest_pendkes .361 36 .000 .712 36 .000
a. Lilliefors Significance Correction

124
LAMPIRAN 20
UJI WILCOXON

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


Posttest_pendkes - Negative Ranks 0a .00 .00
Pretest_pendkes
Positive Ranks 30b 15.50 465.00
Ties 6c
Total 36
a. Posttest_pendkes < Pretest_pendkes
b. Posttest_pendkes > Pretest_pendkes
c. Posttest_pendkes = Pretest_pendkes

Test Statisticsb
Posttest_pendke
s-
Pretest_pendkes
Z -5.324a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

125
LAMPIRAN 21

DOKUMENTASI PENELITIAN

126
LAMPIRAN 22

Lembar Konsultasi Bimbingan

127
128
Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan
No Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan dan
konsul judul
2 Penyusunan proposal
3 Bimbingan proposal
4 Ujian proposal
5 Revisi proposal
6 Pengambilan data
7 Penyusunan dan
konsul skripsi
8 Ujian skripsi
9 Revisi skripsi

129

Anda mungkin juga menyukai