DISUSUN OLEH :
KRISE YUSIANA
NIM: P05140317017
OLEH :
KRISE YUSIANA
NIM: P05140317017
ii
iii
iv
v
Motto dan persembahan
Motto
Masa depan bisa jadi lebih baik dari hari ini dan kemarin
Saya punya kemampuan untuk mewujudkannya
Persembahan
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih
kesah yang aku alami menjadi pendukung terdepan setiap langkah baikku.
Terima kasih atas semua cinta yang telah ayah dan mamak berikan
kertas yang bertulis kata cinta. Inilah bukti doa-doa kalian sehingga aku
berada dititik ini hanya ini yang bisaku persembahkan untukmu ayah dan
kalian selalu diberi kesehatan dan umur yang panjang agar dapat
dapat membuat ayah dan mamak bangga. Aku begitu bersyukur memiliki
orang tua yang lebih memahamiku dari pada diriku sendiri. Terima kasih
vi
Kakakku Kori Kamsine dan ayukku Enjang Reffiana yang selalu memberi
yang sangataku sayangi terimakasih untuk doa dan dukungan yang kalian
berikan.
Sahabat-sahabatku Tersayang gank Love Kuning Rizka, Annisa, Keket,
dan Gendis yang dengan tulus memberi semangat, dukungan dan bantuan
dan indah yang kalian ciptakan tak akan pernah terhapus tetap menjadi
vii
BIODATA
viii
Program Studi Diploma IV, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
KRISE YUSIANA
ABSTRAK
Prevelansi KEK masih cukup tinggi yaitu 351 (9,2%) kasus dari 3.812 ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) Pada Ibu Hamill di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota
Bengkulu Tahun 2020.
Desain penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan case
control. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu yang hamil tahun
2020 di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu sebanyak 320 orang
dengan kejadian KEK sebanyak 33 orang dan yang tidak KEK 287 orang Untuk
mengambil sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 orang yaitu diperoleh 33
orang yang Tidak KEK dengan teknik sistematic radom sampling dengan
kelipatan 8 dan 33 yang mengalami KEK dengan teknik. Teknik analisis
menggunakan Univariat dan bivariat (Chi square).
Hasil penelitian ini didapatkan: Ada hubungan antara usia ibu, anemia dan
emesisi gravidarum dengan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK)
pada Ibu Hamil, kategori hubungan erat, Tidak ada hubungan antara umur
kehamilan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu tahun 2020. Dari hasil regresi
logistik diketahui bahwa anemia dan emesis gravidarum secara bersamaan
memiliki pengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil di
Puskesmas Kandang Kota Bengkulu Tahun 2020. Oleh karena itu diharapkan hasil
penelitian ini dapat meningkatkan dukungan petugas kesehatan dalam
melaksanakan tugas pelayanan KIA untuk pemberian makanan tambahan dan gizi
ibu hamil dalam pecegahan terjadinya KEK pada ibu hamil
ix
Diploma IV Study Program, Department of Midwifery Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
KRISE YUSIANA
ABSTRACT
Mothers with Chronic Energy Deficiency (KEK) which can cause their
nutritional status to decrease and have a negative impact on the fetus they are
carrying. This study aims to determine the factors associated with the incidence of
Chronic Energy Deficiency (KEK) in Pregnant Women in the Work Area of the
Kandang Health Center, Bengkulu City in 2020.
The design of this study used an analytical survey with a case control
approach. The population in this study were all pregnant women in 2020 in the
Work Area of the Kandang Health Center, Bengkulu City, as many as 320 people
with 33 people who did not SEZ and 287 people who did not. To take samples in
this study as many as 88 people, namely 33 people who did not have SEZ with
systematic random sampling technique with multiples of 8 and 33 who
experienced SEZ with the technique. The analysis technique used univariate and
bivariate (Chi square).
The results of this study were obtained: There is a relationship between
maternal age, anemia and emesis gravidarum with the incidence of Chronic
Energy Deficiency (KEK) in Pregnant Women, close relationship category, There
is no relationship between gestational age and the incidence of Chronic Energy
Deficiency (KEK) in Pregnant Women in Work Area of the Kandang Health
Center in Bengkulu City in 2020. From the results of logistic regression, it is
known that anemia and emesis gravidarum simultaneously have an influence on
the incidence of chronic energy deficiency in pregnant women at the Kandang
Health Center in Bengkulu City in 2020. Therefore, it is hoped that the results of
this study can increase the support of staff health in carrying out MCH service
tasks for providing additional food and nutrition for pregnant women in
preventing the occurrence of SEZ in pregnant women
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
berhubungan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamill
terimakasih kepada:
Bengkulu.
Kemenkes Bengkulu.
xi
7. Seluruh dosen dan civitas akademika Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kebidanan ( bunda teti, bunda lusi, bunda rahma, bunda baska dan mbak
nisa) yang dengan sabar membimbing dan mengajarkan ilmu yang sangat
berbuat nakal.
9. Kedua orang tuaku tercinta yang sangat tulus dan tidak pernah purtus asa
keluh kesahku dari kecil hingga saat ini. Terimakasih ayah dan mamak aku
10. Kakak dan ayukku tersayang yang selalu memberi dukungan, doa dan
11. Keluarga besarku tersayang “ Ngatman Jaya” yang selalu berdoa dan setia
Gendis yang dengan setia mendengarkan keluh kesahku, selalu ada dalam
xii
13. Rekan seperjuangan D4 Kebidanan angkatan 2017 tetap solid dari awal
baik dari segi materi maupun teknis penulisan, sehingga penulis mengharapkan
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................................vi
BIODATA................................................................................................................................viii
ABSTRAK ...............................................................................................................................ix
ABSTRACT ............................................................................................................................x
KATA PENGANTAR .........................................................................................................xi
DAFTAR ISI...........................................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................................................xvi
DAFTAR BAGAN ................................................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................5
E. Keaslian Penelitian .................................................................................................6
xiv
A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 49
B. Pembahasan ........................................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 72
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 72
B. Saran ........................................................................................................................ 72
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Definisi Operasional ..................................................................... …….. 42
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi variabel independen dan dependen (table kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK), umur, anemia, umur kehamilan,
emesisi gravidarum……………………………………………........ 50
Tabel 4.2 Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian KEK (KEK) pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu Tahun
2021…………………………………………………………………. 51
Tabel 4.3 Hubungan Anemia dengan Kejadian KEK (KEK) pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu Tahun 2021 ........ 52
Tabel 4.5 Hubungan Umur Kehamilan dengan Kejadian KEK (KEK) pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu Tahun
2021……. .................................................................................................... 53
Tabel 4.6 Hubungan Emesisi Gravidarum dengan Kejadian KEK (KEK) pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu Tahun
2021….. ....................................................................................................... 53
Tabel 4.7 Hubungan (Umur ibu, umur kehamilan, anemia, emesis gravidarum)
dengan variabel dependen (Kejadian Kekurangan Energi Kronik
(KEK) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota
Bengkulu Tahun 2021 ................................................................................. 55
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
: Ethichal Cleareance
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat
Health Organization (WHO) pada tahun 2018 setiap hari, 830 ibu di dunia (di
2019).
Data dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 sebanyak 53,9% ibu
mengalami defisit protein (<80% AKP) dan 18,8% mengalami defisit ringan
(80-90% AKP), salah satu cara mengidentifikasi ibu hamil Kekurangan energi
Kronik (KEK) dengan melihat ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5 cm
tahun 2018 sebanyak 3.666 orang dan mengalami penurunan pada tahun 2019
angka Kejadian KEK sebanyak 1.536 orang dengan jumlah ibu hamil KEK
1
2
270 orang, Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 160 orang dan Kota
Data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2019 diketahui sebanyak
351 (9,2%) kasus ibu hamil yang mengalami KEK dari 3.812 ibu hamil yang
(11%) kasus dan Puskesmas Pasar Ikan sebanyak 31 (8,8%) kasus (Dinkes
peningkatan dari tahun 2017 sebanyak 27 kasus, tahun 2018 sebanyak 34 kasus
dan tahun 2019 sebanyak 44 kasus. Data demografi yang diperoleh mayoritas
wanita yang telah menikah merupakan ibu rumah tangga, berusia 20-40 tahun,
kesehatan, keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan.
kematian ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadi kematian janin
(keguguran), prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan
kematian bayi. Ibu hamil KEK dapat mengganggu tumbuh kembang janin,
3
kekurangan zat besi atau anemia, usia pertama yang terlalu muda atau masih
remaja dan yang biasanya memiliki status gizi lebih rendah apabila tidak di
imbangi dengan asupan makanan dalam jumlah yang cukup, jarak kelahiran
yang terlalu dekat menyebabkan buruknya status gizi pada ibu hamil, usia
dengan kejadian KEK. pada ibu yang usianya terlalu muda (<20 tahun) atau
terlalu tua (>35 tahun) berisiko mengalami KEK pada saat hamil sebesar 4,089
kali dibandingkan ibu hamil pada usia 20-35 tahun. Penelitian Renjani (2017)
hamil jadi ibu membutuhkan gizi dan nutrisi lebih banyak, tapi kebanyakan
orang salah memaknainya, ibu muda dianggap masih kuat, energik dan dalam
masa pertumbuhan, jadi ketika hamil banyak ibu yang tidak mau minum susu,
makan semau mereka tanpa memperhatikan nilai gizi, tidak mau minum tablet
tambah darah, sehingga ibu rentan sekali mengalami KEK karena metabolisme
yang tinggi masa pertumbuhan dan kehamilan tidak diimbangi dengan asupan
KEK dari faktor terdapat hubungan ynag bermakna antara usia ibu hamil
4
dengan kejadian KEK dengan nilai p = 0,015 dan odds ratio 0,240. Penelitian
Usia Kehamilan Terhadap Resiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu
Hamil.
hasil uji statistic chi square terdapat hubungan anemia dengan kejadian KEK.
Dari hasil penelitian Vira Kartika Mahirawati terdapat hubungan anemia yaitu
24% ibu hamil yang mengalami anemia dari ibu hamil yang mengalami
Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang
B. Rumusan Masalah
ini adalah terjadinya peningkatan kejadian Kekurangan Energi Kronik pada ibu
Maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor apa saja yang
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2020.
D. Manfaat Penelitian
Kesehatan dan Tenaga Medis terutama bagi bidan atau perawat yang
E. Keaslian Penelitian
Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Puskemas Sidomulyo Kota
(KEK) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ipuh Kabupaten Muko-
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian
lahir normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat
sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Eva, S.
2016).
melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi) yang
ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur. Saat
8
9
dalam sel telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang
mengembang dari tuba falopii. Pada sekeliling sel telur banyak berkumpul
masuklah 11 12 satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi ini segera
membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba menuju ruang rahim
2. Tanda-Tanda Kehamilan
e) Fatique
i) Sering meludah
palmar erythema).
d) Perut membesar.
ke-8.
k) Tanda Hegar: Isthmus melunak dan bisa dipegang oleh dua tangan
b. Komplikasi Kehamilan
apabila sel telur yang sudah dibuahi tidak menempel di rahim, namun
Kematian bayi adalah kondisi kematian bayi setelah berusia dua puluh
yang dialami oleh ibu hamil. Hal ini mendatangkan dampak yang serius
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan
berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai
6) Pemeriksaan Hb (T6)
(T13)
13) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
B. Kekurangan Energi
Kronik 1. Pengertian
absolut satu atau lebih zat gizi (Supriasa, 2014). KEK adalah keadaan
gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur
(WUS) dan ibu hamil (bumil) tentunya selang waktu dari KEK ini cukup
lama. karena mulai dari usia subur dengan status gizi buruk akan
KEK merupakan salah satu masalah kurang gizi yang sering terjadi
jangka waktu yang cukup lama. KEK pada wanita di negara berkembang
merupakan hasil komulatif dari keadaan kurang gizi sejak masa janin,
penjelasannya:
a. Umur Kehamilan
lebih tinggi, dan hormon HCG yang dapat menimbulkan rasa mual
(Andriana, 2016).
b. Anemia
difesiensi besi yang berakibat kekurangan zat besi dalam darah. Jika
rendah lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk sel-sel darah
2018).
d. Emesis gravidarum
mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini
dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang
b. Umur
untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ
c. Pekerjaan
gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada
ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang
2015).
d. Penyakit /infeksi
f. Pendapatan keluarga
3. Pathogenesis
faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka
Apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpan zat gizi akan habis
4. Patofisiologi KEK
pertama, ketidak cukupan zat gizi. Apabila ketidak cukupan zat gizi ini
fungsi yang ditandai dengan tanda yang khas. Kelima, terjadi perubahan
anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda klasik. Proses terjadinya
KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan dan faktor manusia yang
didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat gizi
berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
Tanda dan gejala adalah berat badan kurang dari 40 kg atau tampak
kurus dan LILA kurang dari 23,5cm (Supariasa, 2014). Kategori KEK
adalah apabila LILA kurang dari 23,5cm atau di bagian merah pita LILA
(WUS) adalah salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan
usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun. LILA adalah suatu cara untuk
yang tepat sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil
ibu. Kuncinya adalah perencanaan menu dan pola makan yang teratur.
(Sibagariang,2016)
agar ibu sehat dan bayinya pun lahir dalam keadaan sehat. sementara
gizinya pun belum begitu besar, sehingga boleh dibilang kebutuhan gizi
ibu relatif sama dengan wanita dewasa umumnya. namun ibu harus
itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin
tumbuh tidak sempurna. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi
adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium
(Irianto, 2014).
22
7. Dampak KEK
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan berat
kehamilan 16 minggu.
1) Pada ibu
c) Anemia
c) Perdarahan postpartum
3) Pada janin
a) Keguguran (abortus)
c) Cacat bawaan
g) BBLR
b) Anemia
C. Umur
1. Pengertian
lahir sampai saat ini. Umur merupakan salah satu variabel dari model
24
remaja, dimana menurut Piaget secara psikologi, masa remaja adalah umur
sikap dan prilaku, sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap
2. Klasifikasi Umur
2014).
Pada umur ini disebut umur reproduksi sehat dikenal bahwa umur
aman untuk kehamilan dan melahirkan dengan jarak 2-4 tahun (Afiyanti,
2016).
adalah semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar
D. Umur Kehamilan
adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43
yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk
(Wiknjasastro, 2018).
a. Trimester I (pertama)
Yaitu saat kehamilan berusia 1-3 bulan (0-12 minggu) adalah masa
berlangsung lambat, sehingga kebutuhan zat gizi masih relatif kecil. Pada
tahap ini terjadi penurunan nafsu makan ibu sebagai akibat pengaruh
(nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
26
pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Hal ini
HCG yang dilepaskan lebih tinggi, dan hormon HCG yang dapat
menimbulkan rasa mual dan muntah pada masa awal kehamilan sehingga
gr% (Andriana, 2016). Penyebab terjadinya mual dan muntah pada masa
b. Trimester II (Kedua)
perut dan pinggul. Pada masa ini plasenta mulai berfungsi, sehingga
asupan gizi yang cukup sangat diperlukan oleh ibu, dan biasanya ibu
hamil pada trimester II sudah mulai beradaptasi dan nafsu makan mulai
meningkat.
ini ibu mulai menyiapkan lemak dan zat gizi lain sebagai cadangan
27
pembentukan air susu ibu (ASI). Masa ini penambahan berat badan
pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
gr%. Ibu hamil akan mengalami peningkatan volume darah selama dalam
kebanyakan wanita sehat dengan simpanan zat besi adalah 11 g/dl atau
penurunan nafsu makan akibat nausea dan atau vornitus. Gejala ini
perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar HCG dalam darah
(Winkjosastro, 2018).
E. Anemia
1. Pengertian
ibu pada saat proses persalinan. Kondisi ibu hamil dengan kadar
hemoglobin kurang dari 11 gr% pada trimester I dan III dan <10,5gr%
ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai
normal yaitu dibawah 11 g/dl pada trimester I dan III dan kurang dari
1) Tidak Anemia : Hb 11 g r%
2) Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr %
3) Anemia sedang : Hb 7 – 8 gr %
2. Penyebab
oleh:
3. Klasifikasi
perdarahan.
defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi B12. Hal itu
Tanda dan gejala anemia antara lain adalah pusing, rasa lemah,
kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal
perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang
anemia yaitu konjungtiva pucat dan warna pucat pada mukosa bibir,
5. Dampak Anemia
6. Pencegahan Anemia
F. Emesis Gravidarum
1. Pengertian
Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum
dkk, 2012). Dari hasil penelitian Lecasse (2009) dari 367 wanita hamil,
78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama, dengan derajat mual
mual muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat. Pada
trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah dengan rincian
sedang dan 0,8% mengalami mual muntah berat (Irianto, dkk, 2014).
2. Klasifikasi
a. Morning Sickness
Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat
turunnya aliran darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf
pusat berkurang. Cara mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat
sehingga pusing berkurang, minum teh hangat agak manis, setelah pusing
b. Emesis Gravidarum
Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak
sama dengan morning sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual,
c. Hiperemesis Gravidarum
Dampak mual muntah pada ibu hamil seperti ibu akan kekurangan
nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat
peredaran darah janin berkurang. Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi
hanya di awal kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang
(Manuaba, 2014).
(KEK)
mengalami kehamilan pada usia muda (< 20 tahun) atau usia tua (> 35
34
tahun) membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dari pada ibu yang hamil
pada saat usia reproduksi sehat (usia 20-35 tahun). Kehamilan yang terjadi
antara janin dan ibunya. Ibu yang hamil pada saat usia remaja atau kurang
kebutuhan gizi ibu dan janin yang sedang dikandungnya.Hal ini terjadi
2011). Adapun ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun memiliki organ
mulai muncul. Kondisi ini ditandai adanya penyakit hipertensi dan diabetes
plasenta. Oleh karena itu wanita yang hamil pada usia lebih dari 35 tahun
dkk, 2016).
besar ibu hamil termasuk dalam kelompok usia reproduksi sehat yaitu usia
20-35 tahun, baik pada kelompok ibu hamil yang mengalami KEK maupun
diperoleh nilai p=0,03 dan nilai rasio prevalens sebesar 4,089. Artinya ibu
yang usianya terlalu muda ( 35 tahun) berisiko mengalami KEK pada saat
hamil sebesar 4,089 kali dibandingkan ibu hamil pada usia 20-35 tahun.
35
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh usia ibu hamil terhadap kejadian
KEK.
Kronik (KEK)
(nausea) dan muntah (emesis gravidarum). Pada tahap ini terjadi penurunan
berat badan ibu hamil diperkirakan kurang lebih 1 kg. Pada trimester I
adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester I.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Hal ini disebabkan oleh pengaruh meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG yang dilepaskan lebih tinggi, dan hormon HCG yang
dapat menimbulkan rasa mual dan muntah pada masa awal kehamilan
diketahui secara pasti. Gejala yang mengganggu ini biasanya dimulai sekitar
(KEK)
Anemia yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu anemia difesiensi
besi yang berakibat kekurangan zat besi dalam darah. Jika simpanan zat
besi dalam tubuh seseorang sangat rendah, berarti orang tersebut mendekati
fisiologi. Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan
tersebut jika berlangsung lama maka akan rentan mengalami penyakit dan
(Erlinawati, 2018).
anemia dengan kejadian KEK, keadaan hamil jadi ibu membutuhkan gizi
dan nutrisi lebih banyak, tapi kebanyakan orang salah memaknainya, ibu
muda dianggap masih kuat, energik dan dalam masa pertumbuhan, jadi
ketika hamil banyak ibu yang tidak mau minum susu, makan semau mereka
tanpa memperhatikan nilai gizi, tidak mau minum tablet tambah darah,
sehingga ibu rentan sekali mengalami KEK karena metabolisme yang tinggi
Kronik (KEK)
Dampak mual muntah pada ibu hamil seperti ibu akan kekurangan
nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah
janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan
nausea dan atau vornitus. Gejala ini muncul sekitar sekitar setengah jumlah
signifikan sehingga jika terjadi mual dan muntah akan menyebabkan ibu
hamil kurang asupan nutrisi, yang berakibat pada kekurangan energy kronik
yang berdampak pada janin, dimana kebutuhan energi ibu hamil dibutuhkan
triwulan I ketika janin belum tumbuh besar sehingga kebutuhan gizi ekstra
38
belumlah mendesak. Pada triwulan II dan III emesis jarang terjadi lagi tetapi
G. Kerangka Teori
KEK
H. Kerangka Konsep
berikut:
Umur,
I. Hipotesis Penelitian
2020
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan survey analitik dengan rancangan
2014)
40
41
Berisiko
Umur Kehamilan
Tidak berisiko
Anemia
Anemia KEK
Tidak anemia
Tidak berisiko
Berisiko
Umur Kehamilan
Tidak berisiko
Tidak
Anemia
Anemia KEK
Tidak anemia
Tidak ikut KB
42
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (Umur, umur
(Kejadian KEK).
Umur,
Umur kehamilan
Anemia Kejadian KEK
Emesis gravidarum
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang hamil tahun 2020 di
dengan kejadian KEK sebanyak 33 orang dan yang tidak KEK 287 orang.
44
2. Sampel
Data yang diambil perbadingan kelompok kasus dan control adalah 1:1
a. Kelompok Kasus
b. Kelompok kontrol
i=
i=
Keterangan:
i : interval
akan diambil adalah setiap kelipatan 8 dari daftar populasi yang ada
Data 1. Pengumpulan
Kandang Kota Bengkulu tentang kejadian KEK dan faktor apa saja yang
2. Pengolahan Data
2012):
a. Pemeriksaan (Editing)
data.
b. Pengkodean (Coding)
Memberikan kode terhadap hasil yang diperoleh dari data yang ada
diperoleh.
c. Entry Data
d. Cleaning Data
3. Analisis Data
a. Univariat
(Notoatmodjo, 2014).
b. Bivariat
kejadian KEK.
mempengaruhi).
c. Multivariat
A. Hasil Penelitian
1. Jalannya Penelitian
Januari tahun 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang hamil
sebanyak 320 orang dengan kejadian KEK sebanyak 33 orang dan yang
tidak KEK 287 orang. Untuk mengambil sampel dalam penelitian ini
tentang kejadian KEK dan faktor apa saja yang menyebabkan kejadian
2. Hasil Penelitian
a. Analisis Univariat
49
50
berikut :
b. Analisis Bivariat
Tabel 4.2 Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian KEK (KEK) pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu
Tahun 2021
Usia Ibu KEK
KEK Tidak Total
KEK P C OR
F % F % F %
artinya ibu yang berusia berisiko (<20 atau >35 tahun) 30,118 kali
Emesis
13 39,4 2 6,1 15 22,7
Gravidarum
Tidak Emesis 10.075
20 60,6 31 93,9 51 77,3 0,003 0,370
Gravidarum
Total 33 100,0 33 100,0 66 100,0
emesis gravidarum.
c. Analisis Multivariat
Variabel 95%CI
Β S.E. Sig. Exp(B) Upper Lower
Anemia -2.485 0.813 0.002 0.083 0.447 0.644
Emesis 0.677 0.869
-2.803 1.105 0.011 0.061
gravidarum
Constant 1.861 0.573 0.001 6.432
anemia dan emesis gravidarum yaitu nilai p-value= 0,002 dan 0,011 <
0,05, sedangkan pada variabel umur ibu dan umur kehamilan dikeluarkan
55
0,828 >0,05.
juga ODDS RATIO (OR). Variabel anemia dengan OR= 0.083 (CI 95%
sebesar 0.083 kali lipat jika di bandingkan dengan responden yang tidak
anemia. Variabel emesis gravidarum dengan OR= 0.061 (CI 95% 0.677-
B. Pembahasan
obesitas sebelum hamil, sering BAK, mual muntah dan kram kaki di
relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Supriasa, 2014). KEK
berat badan kurang dari 40kg atau tampak kurus dan dengan LILA-nya
anemia pada ibu hamil menyebutkan bahwa ada pengaruh anemia dan
anemia. Ini disebabkan karena pola konsumsi dan absorbsi makanan yang
gravidarum yang membuat nutrisi yang masuk sangat berkurang. Jika ibu
18 tahun, 9 responden usia 19 tahun. Pada usia <20 tahun karena pada
kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih
usia ibu kurang dari 20 tahun dan lebih tua usia ibu dari 35 tahun yang
energi yang besar pula karena fungsi organ yang melemah dan
berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun
usia 15-19 tahun dengan KEK dari 31,1% pada tahun 2013 menjadi
ibu hamil dengan umur berisiko 7 kali lipat lebih beresiko mengalami
KEK dari pada ibu hamil dengan umur berisiko yang tidak mengalami
KEK.salah satu faktor pendorong para ibu hamil diusia muda adalah
karena ibu menikah di umur yang terlalu muda, sehingga pada saat ibu
belum siap dan secara psikis juga belum matang, karena dalam masa
bahkan terjadi kekurangan gizi, begitu juga halnya pada ibu yang hamil
pada usia tua, tubuh membutuhkan energi lebih banyak karena sistem
mengalami anemia. Hal ini menunjukkan bahwa masih bayak ibu yang
satu masalah kesehatan pada ibu hamil yang paling sering terjadi.
bahwa anemia yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu anemia
difesiensi besi yang berakibat kekurangan zat besi dalam darah. Jika
simpanan zat besi dalam tubuh seseorang sangat rendah, berarti orang
rendah lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk sel-sel darah
sering terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea dan atau vornitus.
(Winkjosastro, 2018).
berusia 1-3 bulan (0-12 minggu) adalah masa penyesuaian ibu terhadap
gizi masih relatif kecil. Pada tahap ini terjadi penurunan nafsu makan
trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
tinggi, dan hormon HCG yang dapat menimbulkan rasa mual dan
mual dan muntah pada masa kehamilan tidak diketahui secara pasti.
12 minggu kemudian.
berdampak pada nutrisi dan gizi ibu hamil yang dapat menyebabkan ibu
oleh Ruri (2016) menyebutkan bahwa dari hasil uji statistik terdapat
berat. Pada trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah
terdapat 3,0% responden usia berisiko (<20 atau >35 tahun) di Wilayah
diketahui bahwa ada hubungan antara usia ibu dengan dengan kejadian
63
dengan KEK pada ibu hamil diantaranya adalah paritas fisik ekonomi yang
atau masih remaja dan yang biasanya memiliki status gizi lebih rendah
adalah ibu muda tidak tahu atau tidak memahami masalah kehamilan. Ibu
tidak memahami kebutuhan gizi bagi ibu hamil. Kondisi ini dapat
menyebabkan anak yang dilahirkan menjadi kurang gizi yaitu bayi lahir
hubungan umur ibu dengan kejadian KEK. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa ibu dengan umur berisiko lebih banyak mengalami KEK, karena
pada usia <20 tahun ibu merupakan masih dalam masa pertumbuhan dan
sekaligus dalam keadaan hamil jadi ibu membutuhkan gizi dan nutrisi
dianggap masih kuat, energik dan dalam masa pertumbuhan, jadi ketika
hamil banyak ibu yang tidak mau minum susu, makan semau mereka
64
tanpa memperhatikan nilai gizi, tidak mau minum tablet tambah darah,
nutrisi yang kurang seimbang. Begitu juga halnya dengan ibu yang hamil
pada usia >35 tahun ibu mengalami kekurangan gizi karena selama hamil
ibu makan seperti biasa saat belum hamil dan bahkan pada trimester 1 ibu
terpenuhi untuk kehamilan dan masa usia > 35 tahun ini juga merupakan
usia yang berisiko mengalami KEK karena pada usia ini, tubuh
bermetabolisme lebih tinggi karena karena sistem tubuh yang mulai lemah,
jadi apabila asupan gizi ibu kurang maka akan rentan sekali terjadi KEK
maupun energi.
dengan umur berisiko 7 kali lipat lebih beresiko mengalami KEK daripada
ibu hamil dengan umur berisiko yang tidak mengalami KEK.salah satu
faktor pendorong para ibu hamil diusia muda adalah karena ibu menikah di
umur yang terlalu muda, sehingga pada saat ibu memasuki masa
secara psikis juga belum matang, karena dalam masa pertumbuhan tubuh
tubuh ibu dan kebutuhan janin tidak seimbang bahkan terjadi kekurangan
65
gizi, begitu juga halnya pada ibu yang hamil pada usia tua, tubuh
membutuhkan energi lebih banyak karena sistem tubuh yang mulai lemah.
menyebutkan bahwa ibu hamil dengan umur berisiko 3 kali lipat lebih
beresiko mengalami KEK daripada ibu hamil dengan umur berisiko yang
tidak mengalami KEK, maka umur merupakan salah satu faktor penting
kurang dari 20 tahun dan pada umur 20-35 tahun tidak beresiko terjadinya
Kekurangan Energi Kronis (KEK). Semakin muda dan semakin tua umur
kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang
artinya ibu yang mengalami anemia 17.500 kali lebih berisiko mengalami
KEK dibandingkan ibu yang tidak mengalami anemia. Anemia yang sering
terjadi pada ibu hamil yaitu anemia difesiensi besi yang berakibat
kekurangan zat besi dalam darah. Jika simpanan zat besi dalam tubuh
Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk
tersebut jika berlangsung lama maka akan rentan mengalami penyakit dan
(Erlinawati, 2018).
67
membutuhkan gizi dan nutrisi lebih banyak, tapi kebanyakan orang salah
memaknainya, ibu muda dianggap masih kuat, energik dan dalam masa
pertumbuhan, jadi ketika hamil banyak ibu yang tidak mau minum susu,
makan semau mereka tanpa memperhatikan nilai gizi, tidak mau minum
tablet tambah darah, sehingga ibu rentan sekali mengalami KEK karena
Kandang Kota Bengkulu tahun 2021. Dari hasil penelitian ini menunjukan
bahwa ibu hamil yang memiliki umur kehamilan berisiko belum tentu
mengalami KEK hal ini karena adanya faktor bawaan ibu, adanya anemia
artinya ibu yang mengalami emesis gravidarum 10.075 kali lebih berisiko
gravidarum.
Dampak mual muntah pada ibu hamil seperti ibu akan kekurangan
nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah
perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai
(Manuaba, 2014).
nausea dan atau vornitus. Gejala ini muncul sekitar sekitar setengah
jumlah kehamilan dan merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan
signifikan sehingga jika terjadi mual dan muntah akan menyebabkan ibu
kronik yang berdampak pada janin, dimana kebutuhan energi ibu hamil
2018).
kebutuhan gizi ekstra belumlah mendesak. Pada triwulan II dan III emesis
jarang terjadi lagi tetapi kebutuhan gizi ekstra untuk petumbuhan juga
perlu.
70
yaitu nilai p-value= 0,002 dan 0,011 < 0,05, sedangkan pada variabel umur
Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan nilai Exp (B) atau disebut juga
ODDS RATIO (OR). Variabel usia dengan OR= 0.182 maka rsponden yang
usia <20 tahun atau >35 tahun lebih beresiko mengalami KEK sebesar 0.182
anemia dengan OR= 0.083 maka responden yang anemia beresiko terjadinya
anemia sebesar 0.083 kali lipat jika di bandingkan dengan responden yang
tidak anemia. Variabel umur kehamilan dengan OR= 1.202 maka rsponden
yang umur kehamilan TM I dan III lebih beresiko mengalami KEK sebesar
III. Variabel emesis gravidarum dengan OR= 0.061 maka responden yang
emesis gravidarum. Dari hasil regresi logistik diketahui bahwa anemia dan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa risiko KEK yang besar erjadi
hal ini dapat terjadi karena pengelompokan yang didasarkan pada umur
terjadi Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG yang dilepaskan lebih tinggi, dan hormon HCG yang dapat
menimbulkan rasa mual dan muntah pada masa awal kehamilan sehingga
gr%.
BAB V
A. Kesimpulan
KEK, sebagian kecil (25,8%) memiliki usia berisiko (<20 atau 35 tahun),
memiliki umur kehamilan berisiko (TM I dan III) dan sebagian kecil
2. Ada hubungan antara usia ibu dengan dengan kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada Ibu Hamil, kategori hubungan erat serta ibu yang
berusia berisiko (<20 atau >35 tahun) 30.118 kali lebih berisiko mengalami
Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil, dengan kategori hubungan erat serta
72
73
gravidarum.
5. Dari hasil regresi logistik diketahui bahwa anemia dan emesis gravidarum
kronik pada ibu hamil di Puskesmas Kandang Kota Bengkulu Tahun 2021.
B. Saran
2. Bagi Akademik
kerja, menindak lanjuti program bina keluarga sehat bahagia pada saat
dapat terjadi ibu dengan kehamilan KEK, sehingga topik ini dan
hamil, akan tetapi pada variabel umur kehamilan tidak ada hubungan
sehingga peneliti lain dapat menggali lebih dalam lagi faktor-faktor lain
penyebab KEK.
75
DAFTAR PUSTAKA
Amin & Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA Jilid I edisi Revisi. Jogjakarta: Mediaction Jogja
Dinkes Kota Bengkulu. (2019). Dinkes Kota Bengkulu Tahun 2019. Kota
Bengkulu
Ernawati, A. (2018). Hubungan Usia dan Status Pekerjaan Ibu dnegan Kejadian
Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang: Media Informasi
Penelitian, Pengembangan Dan IPTEK.
https://doi.org/10.33658/jl.v14i1.106
78
76
Herlina. (2013). Faktor Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Higeia Journal of
Public Health Research and Development.
Kemenkes RI. (2019). Data dan Informasi: Profil Kesehatan Indonesia 2019. In
Kementerian Kesehatan RI.
Proverawati, A., Asfuah, S. (2014). Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta:
Numed Medika
Surasih. (2015). Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Kurang Energi Kronis (Kek)
Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda. Jurnal
SKOLASTIK KEPERAWATAN.
No Nama Pekerjaan Pendidikan KEK Usia K Anemia K Umur Kehamilan K Emesis Gravidarum K Keterangan Register
Inisial o o o o
d d d d
Ya Tidak K Anemia Ti Berisik Tidak Emesis Tidak
o e d e o (TM I Berisiko e e
d a dan III) (TM III)
e k
1
1 Ny.Y. IRT SMA 22,5cm 0 9 0 √ 0 √ 0 √ 0 Nafsu makan
kurang, Anemia
2 Ny.R Tani D3 22 cm 0 20 1 √ 0 √ 1 √ 1
3 Ny.S IRT SMA 20,5cm 0 17 0 √ 0 √ 0 √ 0
4 Ny.P IRT SMA 22,5cm 0 17 0 √ 0 √ 0 √ 0
5 Ny.K Swasta SMA 21cm 0 18 0 √ 0 √ 1 √ 1
6 Ny.F Dagang SMA 21 cm 0 23 1 √ 0 √ 0 √ 1
7 Ny.R IRT SMA 21,5cm 0 19 0 √ 0 √ 1 √ 1
2
8 Ny.R IRT SMA 21cm 0 3 1 √ 1 √ 0 √ 0 Mual muntah
9 Ny.F Swasta S1 22cm 0 21 1 √ 0 √ 1 √ 1
10 Ny.D Swasta SMA 23cm 0 20 1 √ 0 √ 1 √ 1
11 Ny.A IRT SMP 23cm 0 20 1 √ 0 √ 1 √ 1
1 1
2 Ny.D IRT SMP 20 cm 0 9 0 √ 0 √ 0 √ 0 Hiperemesis
gravidarum
13 Ny.W IRT SMA 22cm 0 19 0 √ 0 √ 1 √ 1
14 Ny.A IRT SMA 21cm 0 21 1 √ 0 √ 1 √ 1
1 2
5 Ny.M Buruh SMA 23 cm 0 2 1 √ 1 √ 0 √ 0 Mual muntah, nafsu
makan kurang
1 2
6 Ny.A Tani SMP 21 cm 0 3 1 √ 1 √ 0 √ 1 Kurang nafsu makan
17 Ny.D Dagang SMP 21 cm 0 21 1 √ 0 √ 1 √ 1
18 Ny.E Swasta SD 22 cm 0 22 1 √ 0 √ 0 √ 0
19 Ny.S Dagang SMA 22 cm 0 21 1 √ 0 √ 0 √ 0
20 Ny.N Tani SMA 21 cm 0 19 0 √ 0 √ 1 √ 1 Kurang tidur
dimalam hari, sering
BAK
21 Ny.L IRT SMA 22 cm 0 19 0 √ 0 √ 1 √ 1
22 Ny.Y IRT SMP 22 cm 0 16 0 √ 0 √ 0 √ 1
23 Ny.R IRT SMA 20 cm 0 16 0 √ 0 √ 1 √ 0
24 Ny.R IRT SMP 20 cm 0 18 0 √ 0 √ 0 √ 1
25 Ny.C IRT SMA 21 cm 0 19 0 √ 0 √ 0 √ 0
26 Ny.P Swasta 21 cm 0 21 1 √ 1 √ 0 √ 0
80
27 Ny.E Swasta 20 cm 0 23 1 √ 1 √ 1 √ 0
28 Ny.R Buruh 23 cm 0 19 0 √ 0 √ 0 √ 0
29 Ny.N Dagang 21 cm 0 17 0 √ 0 √ 1 √ 1
30 Ny.M IRT 23 cm 0 16 0 √ 0 √ 0 √ 1
31 Ny.E IRT 22 cm 0 22 1 √ 1 √ 1 √ 1
32 Ny.E Swasta 20 cm 0 24 1 √ 1 √ 0 √ 1
33 Ny.p Buruh 23 cm 0 23 1 √ 1 √ 1 √ 1
34 Ny.E IRT SMP √ 1 26 1 √ 1 √ 1 √ 1
35 Ny.W IRT SMA √ 1 33 1 √ 1 √ 1 √ 1
36 Ny.W Tani SMA √ 1 31 1 √ 1 √ 1 √ 1
37 Ny.R IRT SMP √ 1 20 1 √ 1 √ 0 √ 0 Hiperemesis
gravidarum
38 Ny.S Swasta SMA √ 1 26 1 √ 1 √ 1 √ 1
39 Ny.I IRT SMA √ 1 23 1 √ 1 √ 0 √ 1
40 Ny.T Tani SMP √ 1 23 1 √ 1 √ 1 √ 1
41 Ny.S IRT SMA √ 1 34 1 √ 1 √ 1 √ 1
42 Ny.E Tani SMP √ 1 32 1 √ 1 √ 1 √ 1
43 Ny.R Tani SMA √ 1 30 1 √ 1 √ 1 √ 1
44 Ny.S IRT SMA √ 1 29 1 √ 1 √ 1 √ 1
45 Ny.I IRT SMA √ 1 22 1 √ 0 √ 1 √ 1 Mengalami obesitas
sebelum hamil
46 Ny.M IRT SMA √ 1 28 1 √ 1 √ 1 √ 1
47 Ny.H IRT SMA √ 1 27 1 √ 1 √ 0 √ 1
48 Ny.A IRT SMA √ 1 25 1 √ 1 √ 1 √ 1 Sering BAK
49 Ny.R Swasta SMA √ 1 22 1 √ 1 √ 1 √ 1
50 Ny.Y Buruh SMA √ 1 28 1 √ 1 √ 0 √ 0 Mual muntah
51 Ny.T IRT SMA √ 1 27 1 √ 1 √ 1 √ 1
52 Ny.K IRT SMP √ 1 30 1 √ 1 √ 1 √ 1
53 Ny.N PNS SMA √ 1 26 1 √ 1 √ 0 √ 1
54 Ny.N IRT SMP √ 1 19 0 √ 0 √ 0 √ 1 Tidak ada keluhan
55 Ny.N Buruh SMA √ 1 30 1 √ 1 √ 1 √ 1
56 Ny.P Swasta SMA √ 1 32 1 √ 1 √ 1 √ 1 Kram kaki
57 Ny.Y Swasta SD √ 1 35 1 √ 1 √ 0 √ 1
58 Ny.F Tani SMA √ 1 32 1 √ 1 √ 1 √ 1
59 Ny.D Buruh SMA √ 1 22 1 √ 1 √ 0 √ 1
60 Ny.I Swasta SMA √ 1 23 1 √ 1 √ 1 √ 1
61 Ny.S Swasta SMP √ 1 32 1 √ 0 √ 1 √ 1
62 Ny.M Dagang SMP √ 1 30 1 √ 1 √ 1 √ 1
63 Ny.C Dagang SMA √ 1 28 1 √ 1 √ 1 √ 1
64 Ny.D Buruh SMP √ 1 28 1 √ 0 √ 1 √ 1
65 Ny.A Dagang D3 √ 1 26 1 √ 1 √ 0 √ 1
66 Ny.L Swasta SI √ 1 29 1 √ 0 √ 0 √ 1
81
1. Analisis Univariat
82
2. Analisis Bivariat
83
84
85
86
87
88
3. Analisis Multuvariat
89
90
LEMBAR CEKLIST
15 Ny. M Mual
muntah,
91
nafsu
makan
kurang
16 Ny. A Kurang
nafsu
makan
17 Ny. D
18 Ny. E
19 Ny. S
20 Ny. N Kurang
tidur
dimalam
hari, sering
BAK
21 Ny. L
22 Ny. Y
23 Ny. R
24 Ny. R
25 Ny. C
26 Ny. P
27 Ny. E
28 Ny. R
29 Ny. N
30 Ny. M
31 Ny. E
32 Ny. E
33 Ny. P
92
LEMBAR CEKLIST
17 Ny. W Bengkak
pada kaki
18 Ny. S
19 Ny. D
20 Ny. E
21 Ny. N
22 Ny. I
23 Ny. E
24 Ny. P
25 Ny. N
26 Ny. R Obesitas
sebelum
hamil
27 Ny. D
28 Ny. A
29 Ny. I Sering BAK
30 Ny. A
31 Ny. A
32 Ny. R
33 Ny. D