PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
Fiki Hidayati
6411417004
i
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP
PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI LAHIR STUNTING PUSKESMAS
SE- KECAMATAN REMBANG, KABUPATEN REMBANG
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
Fiki Hidayati
6411417004
ii
RANGKUMAN
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan masyarakat tingkat pertama
yang salah satunya memiliki kegiatan gizi. Stunting merupakan kasus yang hingga
saat ini masih tinggi prevalensinya yang mana penurunan stunting merupakan
salah satu prioritas nasional pemerintah dalam sektor kesehatan. Prevalensi balita
gizi pendek mengalami kenaikan dari tahun 2016-2018 yaitu 27,5% pada tahun
2016, 29,6% pada tahun 2017, menjadi 30,8% pada tahun 2018 menurut riskesdas
2018. Di tahun 2019 angka prevalensi stunting nasional turun menjadi 27,67%.
Meski terlihat ada penurunan angka prevelensi, tetapi stunting dinilai masih
menjadi permasalahan serius di Indonesia karena menurut WHO batas stunting
disuatu negara yaitu 20% saja. Menurut Riskesdas tahun 2018 Kabupaten
Rembang memiliki prevalensi balita stunting di persentase 26 persen. Berdasarkan
arahan Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, maka dua UPT Puskesmas yang
berada di Kecamatan Rembang yakni Puskesmas Rembang 1 dan Puskesmas
Rembang 2 memiliki pelayanan kunjungan bayi lahir stunting yang dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas secara langsung ke rumah pasien yang dilakukan oleh
petugas gizi puskesmas dengan bantuan Bidan Desa dan kader kesehatan setempat
dengan sasaran bayi lahir stunting sampai dengan anak usia 23 bulan.
Dikarenakan stunting merupakan akibat dari kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin
hingga anak berusia 23 bulan, maka program ini merupakan program yang
memiliki dampak penting. Kecamatan Rembang dalam hal ini merupakan
kecamatan dengan kasus bayi lahir stunting tertinggi di Kabupaten Rembang,
yaitu 62 kasus. Salah satu indicator keberhasilan suatu pelayanan adalah kepuasan
pasien. Kepuasan pasien pada suatu pelayanan dapat diketahui dari beberapa
factor, diantaranya adalah bukti langsung (tangible), jaminan (assurance), empati
(emphaty), daya tanggap (responsiveness), dan Kehandalan (Reability). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kunjungan bayi lahir stunting Puskesmas Se-Kecamatan Rembang, Kabupaten
Rembang. metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan
rancangan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sejumlah 60 orang. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber primer yang
berasal dari wawancaraterhadap penanggung jawab program dan sumber data
sekunder yang berasal dari data kunjungan bayi stunting UPT Puskesmas
Rembang 1 dan UPT Puskesmas Rembang 2, serta data kasus bayi lahir stunting
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner.
iii
PENGESAHAN
iv
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
Skripsi ini dapat terselesaikan tentunya dengan doa, bantuan dan motivasi
perkuliahan.
5. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, atas izin observasi skripsi yang
diberikan.
v
7. Kepala Puskesmas Rembang 1, yang telah memberikan data dan izin
penelitian.
arahan penelitian.
10. Bu Ima Dinkes Rembang yang telah memberikan data dan motivasi.
11. Orangtua tercinta Bapak Djasman dan Ibu Muslikhah, atas doa, kasih
sayang dan dukungan yang tak terhingga sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
12. Adik kandung tersayang Khoirina Daulati dan Candra Hilwa L., atas
mengerjakan skripsi.
14. Sahabat army Eka May Salama Putri dan Balqisza Dima A.Z sang
terselesaikan.
vi
18. Rekan-rekan seperjuangan jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
berarti.
19. Kardus Aqua tercinta yang menjadi saksi bisu dan serial ANTV yang
20. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan dan
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan dari pihak-pihak yang
telah membantu. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
RANGKUMAN......................................................................................................iii
PENGESAHAN......................................................................................................iv
PRAKATA...............................................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................6
1.4 Manfaat......................................................................................................7
2.1.1 Puskesmas...........................................................................................10
viii
4.1.4 Bayi Lahir Stunting..........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
LAMPIRAN...........................................................................................................33
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
terdiri dari: (1) Upaya promosi kesehatan; (2) Upaya kesehatan lingkungan; (3)
Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana; (4) Upaya perbaikan
gizi; (5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular; (6) Upaya
pengobatan.
1
2
stunting yaitu pada ibu hamil dan persalinan dilakukan intervensi pada 1.000 hari
transformasi KMS ke dalam Buku KIA, konseling IMD dan ASI eksklusif, serta
bawah 20 persen. Dimana saat ini berdasarkan data pemantauan status gizi (PSG),
dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Prevalensi
balita gizi pendek mengalami kenaikan dari tahun 2016-2018 yaitu 27,5% pada
tahun 2016, 29,6% pada tahun 2017, menjadi 30,8% pada tahun 2018 menurut
riskesdas 2018. Di tahun 2019 angka prevalensi stunting nasional turun menjadi
27,67%. Meski terlihat ada penurunan angka prevelensi, tetapi stunting dinilai
stunting disuatu negara yaitu 20% saja. Menurut Riskesdas tahun 2018 Kabupaten
indikator TB/U diperoleh data balita dengan status gizi pendek sebesar 0,2 % dan
sangat pendek 0,4 % maka UPT Puskesmas Rembang 1 dan UPT Puskesmas
Rembang 2 menjalankan program yang diberi nama kunjungan bayi baru lahir
(BBL) stunting dan Program Kunjungan Bayi Lahir Stunting yang dilaksanakan
Bayi Baru Lahir (BBL) Stunting UPT Puskesmas Rembang 1 merupakan program
Rembang termasuk dalam program yang baru dilaksanakan yaitu UPT Puskesmas
pada bulan Januari 2020. Berdasarkan laporan data bayi lahir stunting di Dinas
kesehatan Rembang Tahun 2020, terdapat sejumlah 339 kasus bayi lahir stunting
kasus tersebut telah dilakukan kunjungan yang tersebar di 13 Desa yaitu di Desa
Tireman, Desa Gegunung Wetan, serta Desa Kabongan Lor yang masuk dalam
wilayah Puskesmas Rembang 1 dan Desa Waru, Desa Pulo, Desa Turus Gede,
Desa Mondoteko, dan Desa Weton yang masuk dalam wilayah Puskesmas
Rembang 2.
adalah saat sudah sampai dirumah pasien yang akan dilakukan kunjungan,
ternyata pasien tersebut tidak sedang berada dirumah sehingga petugas harus
mengatur jadwal kunjungan kembali. Selain itu petugas juga pernah mengalami
penolakan oleh salah satu keluarga pasien saat melakukan kunjungan ke rumah
pasien.
bahwa konsep mutu layanan yang berkaitan dengan kepuasan pasien ditentukan
oleh lima unsur yang biasa dikenal dengan istilah mutu layanan “SERVQUAL”
dan reliability. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang
(Imbolo, 2007). Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa
5
dan tidak puas. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas.
Sedangkan kinerja yang melebihi harapan, pelanggan akan merasa sangat puas.
kesehatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian dari
kualitas pelayanan kesehatan yang diterima oleh seorang pasien, dimana mutu
dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Semakin sempurna
kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan, dan sebaliknya.
yang diberikan oleh pihak Puskesmas tersebut. Menurut Irham (2017), Berry dan
Zeitham (1990) dalam dalam Pasolong (135:2007), ada lima dimensi kepuasan
yang dapat digunakan sebagai tolak ukur kepuasan pasien, yakni bukti fisik
kepastian (assurance) yang berkaitan dengan kepuasan dalam hal ini kepuasan
dengan baik. Penelitian oleh Hadi, et.all (2019) mengatakan bahwa hasil
daya tanggap dalam pelayanan home care berhubungan dengan kepuasan keluarga
pasien., Kemudian pada penelitian Achmad Rizal dan Agus Jalpi (2017)
Puskemas Kota Banjarmasin Tahun 2016 dengan hasil sebanyak 51,2 % pasien
Rembang.
1.3 Tujuan
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan tingkat
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Puskesmas
Sebagai sarana referensi yang dapat dijadikan bahan kajian dan rujukan
Ranc
anga Hasil
Variabel
No Peneliti Judul n peneliti
penelitian
Penel an
itian
1 Muhamm Kepuasan Kualit Kepuasan Hasil penelitian
ad Irham, Pasien Terhadap atif pasien menunjukkan dimensi-
2017) Pelayanan Deskr terhadap dimensi bukti fisik
Home Care iptif pelayann (tangibles),
Puskesmas homecare memberikan perhatian
Antara (emphaty), keandalan
Kecamatan (reliability), ketanggapan
Tamalanrea (responsivennes), jaminan
Kota kepastian (assurance) yang
8
dengan yang peneliti lakukan. Selai itu juga metide yang dipakai dalam
Irham (2017).
2. Penelitian ini hampir sama dengan penelitan Febriana Ika Saputri (2018),
3. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhaeti,
kepuasan pasien.
1
4. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian Yuniar, Yuyun dan Rini Sasanti
2.1.1 Puskesmas
6) Puskesmas ialah unit pelaksana teknis Dinas atau UPTD yang merupakan
kecamatan.
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang
dapat diusahakan oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat
10
1
pelaksana teknis dinas kabupaten atau kota yang memiliki tanggung jawab
daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana
kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
normal.
1
di wilayah kerjanya.
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
Pelayanan gizi
Rawat jalan
Rawat inap
Definisi standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang
diharapkan (Efendi dan Makhfudli, 2009 dalam Adawiyah R, 2015). Fungsi dari
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
bagi masyarakat baik fisik, mental, dan sosial serta harapan berumur panjang
bahasa Latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau
Tjiptono dan Chandra (2011) berpendapat bahwa semua orang mengerti apa itu
aktivitas yang menciptakan kesadaran pelanggan yang lebih baik pada karyawan
telepon, faks atau surat dan dengan memberikan jawaban cepat untuk pertanyaan
ini.
harapan, maka pasien akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, maka
pasien akan puas. Harapan pasien dapat dibentuk oleh pengalaman masa lalu, dan
komentar dari kerabatnya. Pasien yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif
Menurut Janet H.Y. Ng dan Bronya H.K. Luk (2018), bahwa kepuasan
kesehatan, penggunaan hasil survei kepuasan pasien dari tolok ukur hingga
harapannya.
a. Mutu produk atau jasa, yaitu mengenai mutu produk atau jasa yang
penyerahan produk atau jasa dari perusahaan bisa tepat waktu dan sesuai
e. Keamanan, pelanggan akan merasa puas bila produk atau jasa yang
tersebut.
factor yaitu biaya, pengalaman, kualitas produk, dan image atau citra.
langsung dirasakan oleh pasien yang dapat memberikan rasa aman dan
nyaman
digunakan aman
kenyamanan
Menurut Wong (2003), bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan
a. Masa neonatal (0-28hari) yang terdiri dari masa neonatal dini (0-7
Menurut Saifuddin (2002), bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir
selama 1 jam pertama kelahiran, sedangkan menurut Wong (2003), bayi baru lahir
adalah bayi yang lahir sampai usia 4 minggu setelah kelahiran. Berdasarkan
Depkes RI (2007) bayi baru lahir normal ialah bayi yang lahir pada umur
kandungan 37 minggu hingga 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai
4.1.4.2 Stunting
anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK)1. Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan
kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai
terutama dalam 1.000 HPK. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi
badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Standar
dimaksud terdapat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa
dokumen lainnya.
2
Stunting Tahun 2018 bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak
berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin
hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi
badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak
seumurnya.
Penanganan Stunting Tahun 2017 yaitu kurangnya supan gizi dalam jangka waktu
yang lama sejak konsepsi sampai anak usia 2 tahun, anak sering sakit terutama
sakit diare, campak, TBC dan penyakit infeksi lainnya, keterbatasan air bersih dan
menyebabkan stunting ialah pengetahuan ibu yang rendah dan peran puskesmas
Intervensi Dini Tumbuh Kembang anak ditingkat Pelayanan Dasar Tahun 2018,
faktor, yaitu :
1. Faktor internal yang terdiri dari ras, keluarga, umur, jenis kelamin, dan
genetic
a. Faktor prenatal yang terdiri dari gizi, mekanis, toksin atau zat kimia,
psikologi ibu.
otot.
c. Faktor Pasca Persalinan yang terdiri dari factor gizi, penyakit kronis
obatan.
meneyebutkan bahwa dampak yang bisa ditimbulkan dari adanya stunting yaitu :
stroke, dan disabilitas pada usia tua). Dampak jangka panjang ini dapat
stunting hingga usia 2 tahun agar dapat mengejar tumuh kembang anak
kondisi keadaan tubuh pendek sebagai akibat dari malnutrisi kronik. Stunting
bayi baru lahir dikatakan stunting bila saat lahir ia memiliki panjang badan lahir <
46,1 cm untuk laki-laki dan < 45,4 cm untuk perempuan. Sedangkan menurut
Acuan Kerja (KAK) Program Kunjungan Bayi Baru Lahir (BBL) Stunting UPT
menangguangi masalah stunting yatitu pada anak yang ditandai dengan index
panjang badan dianding dengan umur (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) dengan
adalah:
Tahun 2018,
dan Gizi,
Tahun 2019,
Sehat,
2014 tentang Tim Teknis Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, dan
lembaga desa,PKK, karang taruna, kader posyandu, bidan desa, serta elemen lain
harus peduli terhadap monitoring seluruh sasaran stunting pada 1.000 Hari
pertama Kehidupan (HPK) dalam mendapatkan intervensi pada sasaran anak baru
1. Pendampingan kepada semua ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan
agar mampu memberikan ASI Eksklusif pada anak baru lahir hingga
untuk ibu dalam bentuk kelaas ibu, kunjungan rumah dan konselling
kesehatan-Puskesmas).
3. Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak usia 0-59 bulan noleh kader
lanjut).
KepuasanFaktor
pasienkepuasan
Kunjungan Bayi Lahir Stunting di Puskesmas se-Kecematan Rembang (Puskesmas
pasien
1. Bukti langsung (tangible) Rembang 2)
2. Keandalan (reability)
3. Ketanggapan (responsive)
4. Jaminan (assurance)
5. Empati (emphaty)
Faktor stunting
1. jenis kelamin
2. pendidikan ibu
3.2 Variabel Penelitian
3. BBLR
Karakteristik obyek penelitian yang diteliti dimana karakteristik tersebut
Rukman, & Munasir, 2014). Variabel yang ada dalam penelitian ini dibagi
Kecematan Rembang
27
2
Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain bukti langsung (tangible),
(emphaty), serta variable karakteristik pasien yakni jenis kelamin, BBLR, dan
pendidikan ibu.
Kadri, & Pudjiarto, 2014). Menurut jenisnya dibagi menjadi hipotesis mayor dan
hipotesis minor.
Kecamatan Rembang.
Rembang.
2
Kecamatan Rembang.
data yang dilakukan pada variabel bebas dan terikat dengan bersamaan dalam
rapi
- media
informasi
yang jelas
2. Keandalan Kemampuan yang Kuesioner 1. Tidak Ordinal
(reability) diberikan petugas Puas
dalam memberikan 2. Kurang
pelayanan kepada Puas
pasien sebagaimana 3. Puas
yang telah 4. Sangat
dijanjikan. Indikator Puas
reability dalam
penelitian ini adalah
:
- waktu
pelayanan
dan
konsultasi
- fasilitas
lengkap
- jadwal
pelayanan
yang jelas
3. Ketanggapa Kemampuan untuk Kuesioner 1. Tidak Ordinal
n membantu pasien Puas
(responsive) dan memberikan 2. Kurang
pelayanan dengan Puas
cepat. Indikator 3. Puas
Responsiveness 4. Sangat
dalam penelitian ini Puas
yaitu :
- kecepatan
menangani
keluhan dan
kendala
pasien
- kecepatan
dalam
pelayanan
- waktu
pelayanan
yang flexible
4. Jaminan Kemampuan petugas Kuesioner 1. Tidak Ordinal
(assurance) dalam Puas
menumbuhkan rasa 2. Kurang
percaya kepada Puas
3
kecewa setalah
membandingkan
pelayanan yang
didapatkan dengan
harapan yang
diinginkan pasien.
7 Jenis Sifat genetic yang Kuesioner 1. laki-laki Nominal
diturunkan dari 2. perempu
kelamin orang tua kepada an
anak melalui gamet.
(BBLR)
dalam penelitian. Dalam penelitian ini bayi lahir stunting yang dilakukan
3
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Budiatuti &
a. Kriteria Inklusi
Klasifikasi yang harus ada pada tiap anggota populasi agar dapat menjadi
3. Bersedia diwawancarai
b. Kriteria Eksklusi
dapat menjadi responden pada penelitian karena beberapa hal yang bertujuan agar
hasil penelitian tidak terjadi bias disebut sebagai kriteria eksklusi. Kriteria
𝛼2𝑁𝑃𝑄
𝑆=
𝑑2(62 − 1) + 𝛼 𝑃𝑄
Keterangan :
59,5355
𝑆=
0,1525 + 0,96025
59,5355
𝑆=
1,11275
𝑆 = 53,50 = 54
Data primer adalah data yang didapat dari hasil wawancara dengan
pelaksana program kunjungan bayi lahir stunting yaitu petugas gizi Puskesmas
2. Puskesmas Rembang 1
3. Puskesmas Rembang 2
data.
3
1. Kuesioner
beberapa pertanyaan yang disusun dengan baik oleh peneliti yang mana
kategori yang dikuantifikasi berdasarkan skoring yakni skor 1 untuk tidak puas,
skor 2 untuk kurang puas, skor 3 untuk puas, dan skor 4 untuk sangat puas. Alat
tulis digunakan peneliti untuk mengisi pertanyaan yang tersusun dalam kuesioner.
a. Uji Validitas
alat memang betul mengukur apa yang diukur (Rizki & Nawangwulan, 2018a).
Untuk mengetahui kuesioner yang telah disusun bisa mengukur atau tidak,
sehingga harus diuji menggunakan uji korelasi nilai pada tiap item pertanyaan
dengan nilai total dari kuesioner. Jika seluruh pertanyaan mempunyai korelasi
yang bermakna (contruct validity), maka seluruh item dalam kuesioner mengukur
apa yang diukur. Pengujian validitas menggunakan cara dimana hasil akhirnya
(r hasil) dibandingkan dengan r tabel. Jika r hasil > r tabel, maka item
pertanyaan tersebut valid. Jika r hasil < r tabel maka item pertanyaan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
3
Sebuah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur bisa dipercaya,
bila dilakukan pengukuran lagi, dua kali tau lebih pada masalah yang sama (Rizki
Yang disebut teknik pengambilan data adalah cara yang digunakan oleh
masalah yang ada dan melakukan penentuan populasi serta jumlah sampel.
Melakukan wawancara kepada bidan desa dan petugas gizi puskesmas sebagai
studi pendahuluan untuk memperkuat masalah. Selain itu, peneliti meminta data
jumlah bayi lahir stunting dan jumlah kunjungan bayi lahir stunting di wilayah
kerja puskesmas. .
penelitian.
3
penelitian.
dilakukan analisis data. Setelah data dianalisis maka dilakukan penulisan hasil
agar mudah dimengerti dan berguna untuk menemukan solusi masalah disebut
sebagai teknik analisis data. Analisis data dilakukan setelah memasukkan data
dalam aplikasi SPSS. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari sebagai
berikut.
pada jenis datanya. Hasil analisis univariat umumnya berupa distribusi frekuensi
hasilnya berupa distribusi pada tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Kegunaan dari
3
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang
digunakan adalah uji Chi Square karena skala data nominal dan ordinal dengan
taraf signifikan yang ditentukan peneliti adalah 95% dan nilai kemaknaan 5%. Uji
chi square dilakukan untuk mengetahui nilai antara kepuasan pasien terhadap
pelayanan kunjungan bayi lhair stunting Puskesmas. Ketentuan pada uji Chi-
Square adalah:
1. Dalam uji ini tidak boleh terdapat nilai observed yang nol (0) dan
maksimal nilai expected (E) < 5 adalah 20% dari jumlah seluruh sel.
Square. Jika menggunakan uji Fisher maka yang dibaca Fisher Exact Test.
3. Hasil analisis yang dilihat adalah nilai p. Apabila p value ≥ α (0,05) maka
variabel bebas dan variabel terikat. Jika p value < α (0,05) maka
Budiatuti, D., & Bandur, A. (2018). Validitas dan Reliabilitas Penelitian. Mitra
Wacana Media. Retrieved from www.mitrawacanamedia.com
30
3
Janet H.Y. Ng, Bronya H.K. Luk. (2018). Patient satisfaction: concept analysis in
the healthcare. Patient Education and Counseling, 1--25.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (1st ed.). Jakarta:
PENERBIT RINEKA CIPTA.
Kemenkes RI. (2013). Pedoman Peralatan Medik bagi Pelayanan Kesehatan Bayi
Baru Lahir, Bayi dan Balita Pengoperasian dan Pemeliharaan. Jakarta :
Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA.
Lestary, Made Martini Widi, et. all. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhin
Kepuasan Paisen Rawat Inap. e-Joournal Bisma Universitas Pendidikan
Ganesha. Volume 4 : 1-9.
Tjiptono, F., & Chandra, G. (2011). Service, Quality & Satisfaction (edisi ketiga)
Yogyakarta: Penerbit Andi.
33
KUESIONER
Tanggal Penelitian :
Nomor Responden :
A. Identitas Responden
Nama bayi :
Nama Orang Tua :
Tanggal Lahir :............, bulan….........,tahun……
Umur :
Jenis Kelamin : laki-laki/perempuan
Alamat :
Pendidikan ibu :
Anak ke : ………. dari……bersaudara
BB lahir anak :
B. PETUNJUK PENGISIAN :
Kuesioner ini dijawab seluruhnya pada kolom pertanyaan yang sudah
disediakan. Isilah pertanyaan dengan memberi tanda (√) pada jawaban yang sesuai
dengan pendapat bapak/ibu/saudara, dengan alternatif jawaban yang tersedia.
Alternatif Jawaban :
1 = Sangat Baik
2 = Baik
3 = Sedang
4 = Buruk
5 = Sangat Buruk
No Pertanyaan Jawaban
1 2 3 4
1 Memberikan pelayanan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan
2 Membantu pasien secara tulus ikhlas
dalam mengatasi masalah
3 Memberikan penjelasan yang dibutuhkan
pasien
4 Petugas selalu siap datang kerumah
pasien untuk melayani pasien
5 Petugas menyediakan fasilitas sesuai
dengan kebutuhan pasien
6 Petugas pelayanan memiliki jadwal yang
jelas
7 Memberikikan waktu yang khusus
kepada pasien untuk berkonsultasi
Assurance (Jaminan)
1 Memiliki petugas yang ahli
2 Memiliki petugas yang terdidik
3 Perilaku petugas memberikan rasa aman
dan percaya
4 Memiliki petugas yang hormat dan sopan
terhadap pasien
5 Memiliki petugas yang bersifat ramah
6 Biaya pelayanan tidak berat
Tangible (Nyata/Bukti Langsung)
1 Memiliki peralatan pelayanan yang
lengkap dan modern
2 Memiliki petugas yang berseragam yang
bersih dan rapi
3 Memiliki buku catatan yang rapi
4 Memiliki media informasi yang jelas
Empathy (Perhatian)
1 Mampu memberikan pelayanan secara
individual
2 Memiliki peraturan pelayanan yang tidak
terlalu ketat
3 Mempunyai petugas yang selalu
memperhatikan kebutuhan pribadi pasien
4 Menyediakan kebutuhan spesifik dari
pasiennya
5 Mudah menghubungi patugas bila
membutuhkan bantuan
6 Memiliki petugas yang hormat dan sopan
terhadap pasien
Responsiveness (Daya Tanggap)
1 Petugas merespon keluhan dan kendala
pasien dengan cepat
2 Mempunyai petugas yang siap
menyesuaikan dengan jadwal pasien saat
berkunjung ke rumah pasien
3 Tidak membuat pasien menunggu terlalu
lama
4 Mengutamakan pelayanan terhadap
kebutuhan pasien