TESIS
Oleh :
Tutuk Wijayantiningrum
0613517010
Motto
Ada 3 Kunci Keberhasilan:
1. Man Jadda Wajada (Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil)
2. Man Shobaro Zafiro (Siapa yang bersabar akan beruntung)
3. Man Saaro ‘Alaa Darbi Washola (Siapa yang berjalan dijalanNya akan
sampai)
Persembahan
Bismillahirrahmanirrahim…
Tesis ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya(Bapak Rochmani SB
dan Ibu Siti Walmunah, Alm) yang telah membesarkan dan mendidik saya hingga
menjadi pribadi seperti sekarang ini, suami (Sukamto, S. Kom, MT) dan anak-
anak saya (Muhammad Abiyyu Sukamto, Sarah Aushaf Sukamto dan Muhammad
Asyam Ra’if Sukamto) yang selalu menyayangi dan memberikan dukungannya
selama ini, kakak (Windu Retnoningrum, S. Tr. Keb, Puji Retnoningrum) , adik
(Luthfie Roberto, SH) yang selalu ada buat saya, mertua dan kakak ipar saya
(Teguh Waryono, S. Hut, Alm) yang selalu menyayangi sejak pertama kali
bertemu semoga Alloh SWT memberikan tempat terbaik disisiNya, serta saudara-
saudara saya lainnya yang senantiasa menemani dalam suka maupun duka,
sahabat dan teman-teman yang tidak bias saya sebutkan satu persatu terimakasih
atas support-nya kepada saya selama ini.
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
Akreditasi di Puskesmas Wilayah Kota Semarang Tahun 2019”. Tesis ini disusun
sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Kesehatan Masyarakat pada
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
Ucapan terimakasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah
ini.
vi
3. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, yang telah
pendidikan.
6. Kepala dan staf Puskesmas wilayah Kota Semarang yang telah bersedia
dr. Purwani yang telah bersedia diwawancarai serta berbagi ilmu dan
vii
Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan,
baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian
Tutuk Wijayantiningrum
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN……………………….…….…………………..…ii
ABSTRAK………………………………………….…..………..………………iv
ABSTRACT..……………………………………........…………………………..v
PRAKATA……………………………….…..…………………………………..vi
DAFTAR ISI……………………………….…………………..……………...…ix
DAFTAR GAMBAR…………..…………………………….…………………..xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………...…….……………….xiii
BAB I. PENDAHULUAN.....………………………….……...………………….1
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................1
ix
2.3 Kerangka Berfikir...........................................................................................96
3.1 PendekatanPenelitian.....................................................................................99
3.2 DesainPenelitian............................................................................................100
4.2 Pembahasan……………………..………………………………………….152
BAB V. PENUTUP………………………..……………………………………169
5.1 Simpulan………………………..…………………………………….……169
5.2 Saran…………………………………………………………………….….171
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..………………173
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5 Persepsi Key Person tentang Siklus Perbaikan Mutu Klinis................141
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
secara fisik disentuh, dirasakan, dilihat, dihitung atau diukur seperti barang-
kuantitatif, karena mereka dapat dicontoh dan diuji untuk kualitas di seluruh
untuk diukur tergantung penilaian subjektif konsumen. Hal ini yang sering
pengguna layanan termasuk waktu dan tempat. Perbedaan ini terjadi karena
Stern, 2005).
penting untuk pasien antara lain: Patien centered care, akses, kesopanan,
bukan hal yang mustahil (Alaradi, Limya Khalil. 2017). Secara umum
pelayanan secara signifikan (Al Kuwaiti, Ahmed. 2016). Selain hal itu
puskesmas maka diperlukan kualitas mutu pelayanan yang baik, untuk itu
pasien dan tenaga kesehatan harus terjamin, adanya perbaikan kinerja secara
sesuai standar dan sebagai salah satu syarat kredensial dengan Badan
3
hal ini ditambah lagi dari hasil penelitian tingkat kepuasan pasien peserta
(WHO, 2017).
Kota Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah dari tahun 2015
mereka; dan implementasi RCA yang tidak sesuai dengan prosedur (Islami,
2017).
tersebut per tanggal 31 Oktober 2018 baru 5.227 (57,75%) puskesmas yang
akreditasi pertama selama periode tahun 2015 s.d 2018 terdapat puskesmas
reakreditasi pada tahun 2018 dengan kategori madya dan utama. Dari data
diatas masih banyak puskesmas yang berstatus dasar dan madya baik tingkat
dilakukan oleh Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan hal ini
no. 71 tahun 2013), sehingga tujuan utama akreditasi sebagai sarana untuk
sampai monitoring dan evaluasi yang ada di puskesmas harus tetap terjamin
manusia yang cukup dan dana yang berkelanjutan, komitmen yang kuat, dan
dapat memiliki rasa keamanan yang sama seperti halnya pelayanan di RS,
(3) Survey akreditasi puskesmas yang baru dilakukan pertama kali yang
mutu klinis.
akreditasi puskesmas.
puskesmas
9
yang baik dengan adanya kontrol dari pihak ketiga (hasil penelitian)
pasca akreditasi
10
BAB II
BERFIKIR
pengguna layanan (Haron S.N, dkk 2012) juga harus diimbangi dengan
sistem pelayanan yang baik disertai sistem monitoring dan evaluasi kualitas
pelayanan, serta sumber daya yang digunakan. Hal ini perlu dilakukan
kesehatan yang aman dan bermutu. Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu,
risiko. Tentu saja akreditasi ini bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan
sertifikat akreditasi.
terdiri dari ketua, sekretaris, dan koordinator mutu admen, UKM dan
terjadinya masalah.
keselamatan pasien
pasien.
obat.
puskesmas:
14
Puskesmas.
Puskesmas meliputi:
Fasyankes
- Pemberian imunisasi
dilaksanakan melalui:
- Penatalaksanaan peralatan
- Postur kerja
- Shift kerja
- Durasi kerja
undangan.
ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi,
dari IPCN/ Perawat PPI, IPCD/ Dokter PPI dan anggota lainnya.
Susunan organisasi Tim PPI adalah Ketua dan anggota yang terdiri
Prevention and Control Link Nurse ) dari tiap unit, terutama yang
21
pengendalian infeksi
bulan sekali
program tersebut
antibiotika
menyusun kebijakan
proses
PPI
Puskesmas
risiko infeksi
- Membantu koordinasi
Kriteria IPCD:
Tugas IPCD:
resistensi antibiotika
sakit
pasien
27
PPI
Kriteria IPCN :
- Bekerja purnawaktu
Komite/Tim PPI
KLB
infeksi
28
tentang PPI
re –use
29
Kriteria IPCLN:
harian/penghubung bertugas:
masing-masing
masing
denganIPCN
dalam PPI
30
Tugas:
terkait PPI
diberikan seaman mungkin, dan jika terjadi sesuatu hal yang tidak
Kesehatan
unit.
unit anda
terjadi
Kesehatan:
risiko klinis dan non klinis, dan pastikan hal ini sudah
pimpinan
manajemen
dilakukan tindakan
meminimalisasinya
35
register.
Kesehatan:
yang terjadi
sebagai akibatnya
keluarganya.
terjadi insiden
Kesehatan:
masalahnya
Analysis (RCA)
Kesehatan:
eksternal
kesehatan
berikut:
diharapkan.
tinjauan manajemen.
pertemuan
tinjauan manajemen.
ditindak lanjuti.
ditindaklanjuti.
(k) Penutup.
antaralain adalah:
lanjut perbaikan.
UKM.
UKM.
olehpelanggan
tindaklanjut perbaikan.
diberikan.
kepentingan.
audit.
berikut:
50
dana uditee
di FKTP.
intuisi.
51
digunakan
apakah fakta yang ada sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria
kerja.
adalah:
audit
acuan.
dalam organisasi.
dengan cara:
kegiatan.
(b) Observasi.
55
auditee.
yang dilakukan.
wawancara.
kepada pelanggan.
kesimpulan.
pelayanan.
danbijaksana
alternatif
memahami situasi
(f) Luwes, yaitu selalu siap menyesuaikan diri untuk situasi yang
berbeda
tugas:
digunakan.
tepat waktu sesuai dengan jadual audit baik pada saat memulai
maupun mengakhiri.
permasalahan
menelusur dokumen
59
sampling.
yang digunakan.
(l) Komunikasi.
temuan.
kesehatan meliputi:
(c) Risiko yang terkait dengan petugas non klinis yang memberikan
pelayanan.
(d) Risiko yang terkait dengan sarana tempat pelayanan: adalah risiko
pelayanan.
(f) Risiko lain diluar 5 (lima) risiko di atas: adalah risiko-risiko lain
digunakan.
klinis, risiko yang terkait dengan staf lain, risiko yang terkait
dengan fasilitas.
tersebut.
investigasi sederhana.
(b) Root Cause Analysis (RCA): Root Cause Analysis (RCA) adalah
(c) Failure Mode and Effect Analysis (FMEA): Failure Mode and
sebagai berikut:
pemilik proses
FMEA
dengan FMEA
tersebut
kesalahan
yang direncanakan
Periksa – Aksi).
harapan pasien
apa yang diharapkan, dan bagaimana kondisi saat ini. FKTP dapat
kesehatannya, maka dari flowchart yang ada kita bisa melihat tahap
atau bagian mana saja di FKTP yang dilalui pasien tersebut. Kita
bisa mengetahui siapa saja yang ditemui pasien mulai dari datang
hingga pulang serta hal-hal apa saja yang dibahas dalam setiap
pareto, dll.
ketentuan minum obat yang dibawa pulang, dari hasil test tersebut
interview staf.
dilaksanakan
cara:
- Buat plan of action yang terdiri dari daftar kegiatan yang akan
serta melaporkan apa saja hasil yang sudah dicapai. Kita mengecek
langkah-langkah berikut.
awal.
Ada tiga kemungkinan dari hasil uji coba yang dilakukan, yaitu:
kesimpulan:
- Bagaimana caranya?
apa yang telah kita kerjakan masih ada yang kurang atau belum
aksi ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih jauh
kesehatan.
cara:
dipahami
akan dilakukan
perubahan
Puskesmas
78
lain
perubahan yang terjadi pada status kesehatan pasien baik saat ini
- Menentukan responden
- Melaksanakan survei
melalui surat
- Tujuan SKM berisi tentang hasil akhir yang akan dicapai dari
(b) Analisis
Penetapan Pelaksana
survei. Selain itu perlu dilakukan perikatan perjanjian kerja sama antara
tersebut dapat dilaksanakan oleh unit independen, yang terdiri dari BPS,
terpercaya.
disesuaikan dengan jenis layanan yang disurvei dan data yang ingin
Bentuk Jawaban
Data
disesuaikan dengan jenis layanan, tujuan survei dan data yang ingin
atau melalui media cetak, media pemberitaan online, website unit, atau
analisa terhadap unsur yang disurvei baik yang bersifat teknis dan non
objektif dari SKM itu sendiri. Hasil pengelohan data SKM tidak
pelayanan publik. Oleh karena itu, hasil analisa ini perlu dibuatkan dan
dapat dilakukan dengan prioritas dimulai dari unsur yang paling buruk
secara komprehensif dan teru menerus namun juga dipengaruhi oleh sistem
secara tepat berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan
dalamwaktu yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya kesehatan yang
eksternal dengan mitra lintas sektor. Koordinasi dengan lintas sektor sangat
ada di puskesmas.
lebih banyak meneliti tentang kepuasan pengguna layanan dalam hal ini
pengguna layanan dalam gedung yaitu pasien. Berikut adalah kajian hasil
sampai 3 tahun pasca akreditasi (2012) dengan total sampel 150 bed dari
Namun demikian, ada manfaat residu kenaikan kinerja sebanyak 20% yang
yang diambil selama pra akreditasi, masa akreditasi dan pasca akreditasi.
telepon dari bulan 2 juli sampai dengan 14 Desember 2012. Hasil dari
penilaian akreditasi baik yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota/ Kab
dibuat.
pengguna layanan saja dalam hal ini pasien atau hanya pengguna layanan
93
dalam gedung, seperti yang sudah diketahui bahwa fungsi utama puskesmas
tahun 2014) dimana sasaran pelayanan adalah masyarakat hal ini justru
maupun pasien di RS
adalah semua aspek mutu pelayanan menjadi obyek penelitian baik sejak
yang baik, implementasi yang terukur sampai dengan tindak lanjut terhadap
proses monitring dan evaluasi yang telah dilakukan. Dalam meneliti aspek
mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan
Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun
dengan BPJS.
Peraturan perundangan
Pedoman yang disusun
pemerintah dan/ atau
Organisasi Perangkat Daerah
INTERNAL
CQI
Indikator
Input (Spatu)
PPKI PROSES Monitoring dan
SOP PELAYANAN Penilaian Kinerja
Manajemen Program
Manajemen Mutu
Manajemen Pelayanan
OUTCOME
EKSTERNAL
AKREDITASI PUSKESMAS
yang:
secara berkesinambungan.
survey oleh tim surveior dari Komisi Akreditasi Pusat bahwa Puskesmas
lain status akreditasi puskesmas merupakan salah satu syarat bagi puskesmas
agar dapat bekerjasama dengan BPJS. Namun hal ini bukanlah menjadi
masyarakat.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
menjadi BLUD hal ini sangatlah vital, dimana sebagian besar pendapatan
kesehatan masyarakat.
kesehatan Barber (S. L., Gertler, P. J., & Harimurti, P; 2007). Pemahaman
dilaksanakan program orientasi bagi anggota Tim Mutu yang baru agar
yang dilaksanakan secara terstruktur dan continue adalah bagian yang penting
bahwa akreditasi puskesmas bukanlah alat ajaib yang dapat dengan serta
mencukupi, sarana prasarana yang memadai, SDM yang cukup baik kualitas
puskesmas.
5.2 Saran
Berikut ini adalah saran dari penulis bagi Puskesmas maupun Dinas
Puskesmas
(h) Perlu adanya satu bidang khusus di dinas Kesehatan yang menangani
Akreditasi di Puskesmas