Anda di halaman 1dari 106

SKRIPSI

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN SIKLUS


MENSTRUASI PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN
ASSALAFINURUL HUDA KECAMATAN SUGIO

DITA PUSPITA SARI


NIM : 18.02.01.2543

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2022

1
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN SIKLUS
MENSTRUASI PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN
ASSALAFINURUL HUDA KECAMATAN SUGIO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi S1-Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Lamongan Sebagai Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

DITA PUSPITA SARI


NIM. 18.02.01.2543

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2022

i
ii
iii
iv
KURIKULUM VITAE

Nama : Dita Puspita Sari

Tempat Tgl. Lahir : Lamongan, 01 November 1999

Alamat Rumah : Dsn. Suruhan RT.02 RW.07, Ds. Gembong Kec. Babat,

Kab.Lamongan

Riwayat Pendidikan :

1) TK Al Wardah XXII Suruhan, Gembong, Babat, Kab. lulus tahun 2006

Lamongan

2) MI Ma’arif NU Gembong, Babat, Kab. Lamongan lulus tahun 2012

3) SMP Negeri 3 Babat, Kab. Lamongan lulus tahun 2015

4) SMK Muhammadiyah 5 Babat, Kab. Lamongan lulus tahun 2018

5) S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lamongan Tahun 2018 – sekarang

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah


untuk dirinya sendiri” (Q.S Al Ankabut : 6)
“Setiap orang pasti mempunyai mimpi, begitu juga saya, namun bagi saya yang
paling penting adalah bukan seberapa besar mimpi yang kamu punya, tapi adalah
seberapa besar usaha kamu untuk mewujudkan mimpi itu”

PERSEMBAHAN

Alhamdulilah, sesungguhnya tiada kata yang lebih pantas diucapkan selain puji
syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
kesehatan, kekuatan, kesabaran, kemudahan, dan petunjuk kepada saya untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan segala kekurangan dan keterbatasan.

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya tercinta, Ayahku
Sucipto dan Ibuku Lisnawati dan juga kepada keluargaku tersayang yang ikut
serta dalam memberikan nafkah lahir batin untuk mendorong saya dalam
menuntut ilmu yang telah berjuang mencari nafkah, memberikan semangat serta
yang selalu mendoakan dengan ikhlas, menyemangati, memberikan kasih dan
sayang yang luar biasa kepada saya sampai bisa dititik ini.

Terimakasih untuk sahabat-sahabat dan teman-teman yang sudah memberikan


dukungan dan motivasi serta membantu saat suka dan duka.
Terimakasih kepada dosen pembimbing yang selalu memberikan nasehat dan
bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sampai saya bisa sampai
dititik ini.

Terimakasih kepada seluruh dosen Universitas Muhammadiyah Lamongan yang


telah memberikan ilmunya dan mendidik dengan keikhlasan dan kesabaran selama
ini

vi
ABSTRAK

Sari, Dita Puspita. 2022. Hubungan Status Gizi Dan UsiaMenarche Dengan
Siklus Menstruasi Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Assalafi
Nurul Huda Kecamatan Sugio. Skripsi Progam Studi S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan. Pembimbing (1) Diah Eko
Martini, S.Kep., Ns., M.Kep. (2) Lilis Maghfuroh, S.Kep., Ns., M.Kes.

Pada remaja putri masih banyak yang memiliki siklus menstruasi yang bervariasi
dan tidak selalu normal, gangguan siklus menstruasi yang umum terjadi adalah
oligomenorea, polimenorea dan amenorea, hal ini sering terjadi pada santriwati
karena beberapa faktor salah satunya karena status gizi dan usia menarche.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi dan usiamenarche
dengan siklus menstruasi pada santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul
Huda Kecamatan Sugio. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross
Sectional, dengan tehnik simple random sampling didapatkan 59 responden.Data
penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner terbuka dan lembar
observasi. Setelah ditabulasi data dianalisis dengan menggunakan uji spearman
rank (rho) dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan hampir sebagian santriwati mempunyai status
gizi kurus sebanyak 28 (47,5%), sebagian besar santriwati mempunyai usia
menarche lambat sebanyak 42 (71,2%), dan sebagian besar santriwati mengalami
siklus menstruasi oligomenorea sebanyak 43 (72,9%). Sedangkan dari hasil uji
statistic diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05) artinya ada hubungan status gizi dengan
siklus menstruasi dan diperoleh nilai p=0,004 (p<0,05) artinya ada hubungan usia
menarche dengan siklus menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan
santriwati dapat mengontrol status gizi agar siklus menstruasinya normal.

Kata Kunci :status gizi, usia menarche, siklus menstruasi

vii
ABSTRACT

Sari, Dita Puspita. 2022. The Relationship Between Nutritional Status and Age
Of Menarche with The Menstrual Cycle in Female Student at
Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio. Thesis of
the S1 Nursing Study Progam, University of Muhammadiyah
Lamongan. Supervisor (1) Diah Eko Martini, S.Kep., Ns., M.Kep. (2)
Lilis Maghfuroh, S.Kep., Ns., M.Kes.

Many young women still have menstrual cycles that vary and are not always
normal, menstrual cycle disorders that commonly occur are oligomenorrhea,
polymenorrhea and amenorrhea, this often occurs in female students due to
several factors, one of which is nutritional status and age atmenarche. The
purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status
and age of menarche with menstrual cycle in female students at the Assalafi Nurul
Huda Islamic Boarding School,Sugio District. This study used a cross sectional
research design, with a simple random sampling technique obtained 59
respondents. The research data was taken using an open questionnaire and
observation sheets. After tabulating the data were analyzed using the Spearman
rank (rho) test with a significance level of 0.05. The results of this study showed
that most of the female students had a thin nutritional status of 28 (47.5%), most
of the female students had a late menarche age of 42 (71.2%), and most of the
female students experienced oligomenorrhea menstrual cycle disorders as much as
43 (72.9%). Meanwhile the statistical test results obtained p value =0.001 (<0.05)
meaning that there was a relationship between nutritional status and the menstrual
cycle and p value =0.004 (<0.05) meaning that there was a relationship between
the age of menarche and the menstrual cycle. Based on the results of this study, it
is expected that female students can control their nutritional status so that their
menstrual cycles are normal.

Keywords :nutritional status, age of menarche, menstrual cycle.

viii
1.

ix
x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


SURAT PERNYATAAN ............................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
CURRICULUM VITAE ............................................................................... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... vi
ABSTRAK................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL ................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus .............................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
1.4.1. Bagi Akademis.............................................................. 5
1.4.2. Bagi Praktisi ................................................................. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6
2.1. Konsep Siklus Menstruasi....................................................... 6
2.1.1. Pengertian ..................................................................... 6
2.1.2. Fase Menstruasi ............................................................ 7
2.1.3. Gangguan Pada Menstruasi dan Pada Siklus Menstruasi 9

xi
2.1.4. Faktor yang Mempegaruhi Siklus Menstruasi ................ 10
2.1.5. Cara Menghitung Siklus Menstruasi .............................. 13
2.1.6. Kategori Siklus Menstruasi ........................................... 14
2.2. Konsep Status Gizi ................................................................. 14
2.2.1. Pengertian Status Gizi ................................................... 14
2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi......................... 15
2.2.3. Klasifikasi Status Gizi ................................................... 17
2.2.4. Indikator Status Gizi ..................................................... 17
2.2.5. Penilaian Status Gizi ..................................................... 17
2.3. Konsep Usia Menarche ........................................................... 19
2.3.1 Pengertian ..................................................................... 19
2.3.2 Fisiologi Menarche ....................................................... 20
2.3.3 Usia Terjadinya Menarche ............................................ 21
2.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Menarche ......................... 21
2.3.5 Tanda-Tanda Sebelum Menarche .................................. 24
2.4. Konsep Remaja ...................................................................... 25
2.4.1 Pengertian Remaja ........................................................ 25
2.4.2 Batasan Usia Remaja .................................................... 25
2.4.3 Karakteristik Remaja ..................................................... 26
2.4.4 Ciri-Ciri Remaja ........................................................... 27
2.4.5 Tugas Perkembangan Remaja ....................................... 27
2.4.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Remaja .......................................................................... 28
2.5. Kerangka Konsep ................................................................... 30
2.6. Hipotesis Penelitian ................................................................ 31
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................... 32
3.1. Desain Penelitian .................................................................... 32
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 32
3.3. Kerangka Kerja ...................................................................... 33
3.4. Populasi, Sampel, dan Sampling ............................................ 34
3.4.1. Populasi Penelitian ........................................................ 34

xii
3.4.2. Sampel Penelitian.......................................................... 34
3.4.3. Sampling Penelitian ...................................................... 35
3.5. Identitas Variabel dan Definisi Operasional ............................ 36
3.5.1. Identitas Variabel .......................................................... 36
3.5.2. Definisi Operasional ..................................................... 36
3.6. Pengumpulan Data dan Analisa Data ...................................... 38
3.6.1. Pengumpulan Data ........................................................ 38
3.6.2. Instrumen Penelitian ..................................................... 39
3.6.3. Pengolahan Data ........................................................... 40
3.6.4. Analisa Data ................................................................. 44
3.6.5. Penyajian Data .............................................................. 44
3.6.6. Piranti dalam Analisa Data ............................................ 44
3.7. Etika Penelitian ...................................................................... 44
3.7.1. Informed Consent .......................................................... 45
3.7.2. Confidentiality (Kerahasiaan) ........................................ 45
3.7.3. Anonimity (Tanpa Nama) .............................................. 45
3.7.4. Fidelity (Menepati Janji) ............................................... 46
3.7.5. Autonomy (Otonomi) ..................................................... 46
3.7.6. Justice (Keadilan) ......................................................... 46
3.7.7. Non Malefience (Tidak Merugikan) ............................... 46
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 47
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 47
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................. 47
4.1.2 Data Umum .................................................................. 49
4.1.3 Data Khusus .................................................................. 49
4.2 Pembahasan............................................................................ 53
4.2.1 Status Gizi Pada Santriwati Di Pondok Pesantren
Assalafi Nurul Huda Sugio ............................................ 53
4.2.2 Usia Menarche Pada Santriwati Di Pondok Pesantren
Assalafi Nurul Huda Sugio ............................................ 54

xiii
4.2.3 Siklus Menstruasi Pada Santriwati Di Pondok
Pesantren Assalafi Nurul Huda Sugio ............................ 55
4.2.4 Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada
Santriwati Di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda
Sugio ............................................................................ 56
4.2.5 Hubungan Usia Menarche Dengan Siklus Menstruasi
Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Assalafi Nurul
Huda Sugio ................................................................... 58
BAB 5 PENUTUP ....................................................................................... 60
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 60
5.2 Saran ..................................................................................... 60
5.2.1 Bagi Akademik ............................................................. 60
5.2.2 Bagi Praktisi ................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 62
LAMPIRAN ................................................................................................ 64

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Hubungan Status Gizi


Dan UsiaMenarche Dengan Siklus Menstruasi Pada
Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda
Kecamatan Sugio........................................................... 37

Tabel 4.1 Distribusi Usia Responden di Pondok Pesantren


Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio .......................... 49

Tabel 4.2 Distribusi Status Gizi Responden di Pondok Pesantren


Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio .......................... 49

Tabel 4.3 Distribusi UsiaMenarche Responden di Pondok


Pesantren Assalafi NurulHuda Kecamatan Sugio ........... 50

Tabel 4.4 Distribusi Siklus Menstruasi Responden di Pondok


Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio ......... 50

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi Dengan Siklus


Menstruasi Pada Santriwati di Pondok Pesantren
Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio .......................... 51

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Hubungan UsiaMenarche Dengan


Siklus Menstruasi Pada Santriwati di Pondok Pesantren
Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio .......................... 52

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Status Gizi Dan


UsiaMenarche Dengan Siklus Menstruasi Pada
Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda
Kecamatan Sugio........................................................... 30

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Status Gizi Dan


UsiaMenarche Dengan Siklus Menstruasi Pada
Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda
Kecamatan Sugio........................................................... 33

xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SINGKATAN
Cm : Centimeter
DUB : Dysfungsional Uterin Bleding
FSH : Follicle Stimulating Hormone
GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone
IMT : Indeks Masa Tubuh
Kg : Kilogram
LH : Lutenizing Hormone
LPPM : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
M : Meter
M. Kep : Magister Keperawatan
M. Kes : Magister Kesehatan
N : Jumlah data
Ns : Ners
p : Signifikansi
S.Kep : Sarjana Keperawatan
SPSS : Statistical Product and Service Solution
UMLA : Universitas Muhammadiyah Lamongan
WHO : World Health Organization

DAFTAR SIMBOL
- : Sampai
% : Persen
< : Kurang dari
= : Sama dengan
> : Lebih dari
∑ 𝑑2 : Total kuadrat selisih antar ranking

xvii
√ : Centang
≤ : Kurang dari sama dengan
≥ : Lebih dari Sama Dengan
N : Besar populasi
n : Besar sampel

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan Skripsi

Lampiran 2 : Surat Ijin Survey Dari Ketua LPPM Universitas


Muhammadiyah Lamongan

Lampiran 3 : Surat Balasan Survey Awal Dari Pondok Assalafi


Nurul Huda Kecamatan Sugio

Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian Dari Ketua LPPM Universitas


Muhammadiyah Lamongan

Lampiran 5 : Surat Balasan Ijin Dari Pondok Assalafi Nurul Huda


Kecamatan Sugio

Lampiran 6 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 8 : Lembar Kuesioner

Lampiran 9 : Lembar Observasi

Lampiran 10 : Lembar Tabulasi Data

Lampiran 11 : Lembar Hasil Analisa Data

Lampiran 12 : Lembar Konsultasi

xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menstruasi merupakan terjadinya peluruhan dinding rahim atau

endometrium yang disertai dengan perdarahan sebagai akibat terjadinya proses

pembuahan (Sinaga, 2017). Menstruasi yang terjadi secara berulang disetiap bulan

pada akhirnya akan membentuk sebuah siklus menstruasi (Putri Bintari,

2018).Siklus menstruasi yang normal rata-rata selama 21-35 hari (Sitoayu, Pertiwi

and Mulyani, 2017).

Pada kenyataannya pada remaja putri masih banyak yang memiliki siklus

menstruasiyang bervariasi dan tidak selalu normal. Gangguan siklus menstruasi

yang umum terjadi pada remaja putri adalah siklus memanjang atau lebih dari 35

hari (oligomenorea), siklus menstruasi memendek atau kurang dari 21 hari

(polimenorea) bahkan ada juga yang tidak menstruasi selama 3 bulan (amenorea)

berturut-turut. Remaja putri juga belum mengetahui apa yang menjadi penyebab

gangguan pada siklus menstruasi tersebut.

Menurut World Health Organization (WHO) 2019) rata-rata lebih dari 75%

perempuan mengalami gangguan siklus menstruasi. Di Indonesia berdasarkan data

memperlihatkan persentase kejadian gangguan siklus menstruasi pada usia 10-29

tahun sebesar 31,6%. Gangguan siklus menstruasi ditaksirkan amenorea primer

sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%, oligomenorea 50% dan polimenorea

10,5% (Sianipar et al (2019). Prevalensi wanita yang mengalami gangguan siklus

menstruasi di Jawa Timur adalah 13,3%.

1
Berdasarkan hasil studi pendahuluan wawancara dan membagikan kuesioner

kepada santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda pada tanggal15

November 2021, peneliti menemukan data bahwa terdapat dari (66%) santriwati

mengalami gangguan siklus menstruasi, (30%) diantaranya mengalami

polimenorea dan (70 %) mengalami oligomenorea. Dapat disimpulkan bahwah

jumlah santriwati yang memiliki siklus menstruasi yang tidak normal masih cukup

tinggi.

Peningkatan jumlah gangguan siklus menstruasi pada remaja putri

kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah stres,

status gizi, aktivitas fisik, diet, paparan lingkungan dan kondisi kerja, interaksi

sosial dan lingkungan (Kusmiran, 2018).Salah satu faktor yang paling

mempengaruhi adalah status gizi. Status gizi merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi menstruasi terutama melalui penyediaan kembali bahan untuk

membuat lapisan endometrium dan berpengaruh terhadap kadar hormon

perempuan. Status gizi lebih pada remaja putri dapat menyebabkan gangguan

siklus menstruasi, hal ini disebabkan terjadinya peningkatan produksi estrogen,

peningkatan cepat kadar estrogen menimbulkan umpan balik positif terhadap

hipotalamus dan kelenjar hipofisis sehingga terjadi peningkatan LH (Luteinizing

Hormone). Sedangkan status gizi yang kurang pada remaja juga dapat

menyebabkan gangguan siklus menstruasi, hal ini disebabkan terjadinya

penurunan hormone gonadotropin untuk pengeluaran LH (Luteinizing Hormone)

dan FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang mengakibatkan estrogen turun

sehingga berdampak negatif pada siklus menstruasi.


Gangguan siklus menstruasi pada santriwati sering kali menimbulkan

dampak diantaranya adalah terdapat gangguan kesuburan, tubuh terlalu

kehilangan banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia yang ditandai

dengan mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dan tanda-tanda anemia lainnya

(Rohan, 2017).Gangguan siklus menstruasi juga merupakan indikator penting

untuk menunjukkan adanya gangguan sistem reproduksi yang nantinya dapat

dikaitkan dengan peningkatan resiko berbagai penyakit dalam system reproduksi,

diantaranya kanker rahim, dan infertilitas. Perubahan siklus menstruasi ini harus

lebih diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kualitas hidup remaja kedepannya

(Sharma, 2018).

Dengan adanya permasalahan diatas maka upaya yang perlu dilakukan

adalah dengan beberapa cara diantaranya memberikan konseling, informasi dan

edukasi kesehatan kepada semua remaja yang mengalami menstruasi, dimana

pencegahannya dengan cara mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

gangguan siklus menstruasi agar terbentuk perilaku yang baik. Sehingga jika

remaja mengetahui tentang menstruasi seperti hal-hal yang menyebabkan

terjadinya gangguan siklus menstruasi, maka remaja atau individu tersebut akan

melakukan tindakan untuk menghindari hal tersebut (Simanjuntak, 2014).

Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk mengetahui

lebih jauh mengenai “Hubungan status gizi dan usiamenarchedengansiklus

menstruasi pada santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan

Sugio”.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi masalah dalam penelitian

ini adalah “Apakah ada hubungan status gizi dan usiamenarchedengansiklus

menstruasi pada santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda di

Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status

gizi dan usia menarchedengan siklus menstruasi pada santriwati di Pondok

Pesantren Assalafi Nurul Huda di Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi status gizi pada santriwati di Pondok Pesantren Assalafi

Nurul Huda Kecamatan Sugio.

2) Mengidentifikasi usiamenarche pada santriwati di Pondok Pesantren Assalafi

Nurul Huda Kecamatan Sugio.

3) Mengidentifikasi siklus menstruasi pada santriwati di Pondok Pesantren

Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio.

4) Menganalisis hubungan status gizidengansiklus menstruasi pada santriwati di

Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio.

5) Menganalisis hubungan usiamenarche dengan siklus menstruasi di Pondok

Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio.


1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan khususnya dalam hal hubungan status gizi, usiamenarchedan siklus

menstruasi pada remaja, dan sebagai sarana memperkaya ilmu pengetahuan

tentang status gizi, usia menarchedan siklus menstruasi.

1.4.2. Bagi Praktisi

1) Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dan dapat menerapkan

sebagai pengalaman baru bagi peneliti dalam melakukan penelitian, sehingga

memahami dalam penelitian khususnya tentang hubungan status gizi dan

usiamenarchedengan siklus menstruasi.

2) Bagi Profesi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkuat teori keperawatan dalam

mengembangkan asuhan keperawatan khususnya pada lingkup maternitas

khususnya tentang Hubungan status gizi dan usiamenarchedengan siklus

menstruasi.

3) Bagi Praktik Keperawatan

Memberikan informasi bagi petugas kesehatan guna meningkatkan

pelayanan khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi.

4) Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang Hubungan status gizi dan

usiamenarchedengan siklus menstruasi sebagai masukan atau bahan pembanding

bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis atau penelitian yang

lebih luas.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas tentang beberapa konsep yang berkaitan dalam

penelitian meliputi: 1) Konsep Siklus Menstruasi, 2) Konsep Status Gizi, 3)

Konsep Usia Menarche, 4) Konsep Remaja 5) Kerangka Konsep, 6) Hipotetsis.

2.1 Konsep Siklus Menstruasi

2.1.1 Pengertian

Siklus menstruasi adalah jumlah hari antara periode menstruasi yang satu

dengan periode menstruasi yang berikutnya (Nuhrah, Ari Andayani, 2019).

Dengan kata lain, siklus haid adalah jumlah hari sebelum haid berikutnya terjadi.

Hari pertama perdarahan dihitung sebagai permulaan siklus haid (Kurniawan et

al., 2016).Siklus menstruasi terjadi selama masa reproduksi dari masa pubertas

hingga masa menopause sebagai reaksi terhadap variasi-variasi gerak hormone

(Setiawati, 2015).Siklus haid yang normal terjadi setiap 21-35 hari, dengan lama

haid berkisar 3-7 hari. Jumlah darah haid normal berkisar 30-40 mililiter (mL)

(Nurrohmah Dwi Prestyani, 2017).

Siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal menstruasi yang lalu dan

mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari

pertama siklus, karena jam mulainya menstruasi tidak diperhitungkan dan

tepatnya waktu keluar menstruasi dari ostiumetri eksternum tidak dapat diketahui,

maka panjang siklus mengandung kesalahan kurang lebih 1 hari. Panjang siklus

menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang klasik ialah

28 hari. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada remaja 12 tahun ialah 25,1 hari,

6
pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita 55 tahun 51,9 hari. Jadi,

sebenarnya panjang siklus menstruasi itu tidak sering dijumpai (Prawihardjo,

2014). Dan 10-25 % perempuan memiliki siklus 28 hari (Nurrohmah Dwi

Prestyani, Rumpiati, 2017).

Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh perempuan yang terjadi

secara berkala dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi.Periode ini penting

dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini sering terjadi setiap bulan antara usia

pubertas dan menopause (Fitria, 2016).

Menstruasi merupakan suatu siklus alamiah yang menunjukkan

kesempurnaan seorang peremuan.Seseorang yang mengalami menstruasi

menunjukkan bahwa hormonnya sudah bekerja. Darah yang keluar waktu

menstruasi merupakan darah yang berasal dari dinding rahim atau disebut

endometrium, karena terdapat penurunan kadar hormone estrogen dan

progesterone maka terjadilah gangguan pada endometrium sehingga timbulah

mens atau disebut haid (Haryono, 2016).

2.1.2 Fase Menstruasi

Mekanisme terjadinya perdarahan menstruasi terjadi dalam satu siklus

terdiri atas 4 fase (Proverawati dan Misaroh, 2016):

1) Fase Folikuler/ Proliferasi

Fase ini terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-14.Pada masa ini adalah masa

paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari hari 1 sampai sekitar sebelum

kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase

folikuler karena pada saat ini terjadi folikel didalam ovarium. Pada pertengahan
fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan

sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1

folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian

endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormone

estrogen dan progesterone. Endometrium terdiri dari 3 lapisan.Lapisan paling atas

dan lapisan tengan dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan

dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang

telah dilepaskan. Pada akhir dari fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormone

LH yang sangat meningkat yang menyebabkan terjadinya proses ovulasi.

2) Fase Luteal/ Fase Sekresi/ Fase Pramenstruasi

Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28. Pada fase ini

menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa

folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum pada saat terjadinya

proses ovulasi. Pada fase ini terjadi peningkatan hormone progesterone yang

bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormone- 8 hormone FSH, estrogen

dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk

mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi

kehamilan, dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada

akhir fase ini.

3) Fase Menstruasi

Fase ini terjadi hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3. Pada fase ini

menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri

disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan
aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya

hormon LH dan pengaruhnya karena produksinya telah dihentikan oleh

peningkatan kadar hormon progesterone secara maksimal.

4) Fase Regenerasi/Pasca Menstruasi

Fase ini terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-5. Pada fase ini terjadi proses

pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan

ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung

didalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang

sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.

2.1.3 Gangguan Pada Menstruasi dan Pada Siklus Menstruasi

Nurrohmah Dwi Prestyani, Rumpiati, (2017) mengatakan gangguan pada

menstruasi dan siklus menstruasi dibagi menjadi:

1) Polimenorea

Polimenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memendek dari panjang

siklus menstruasi klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara

volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume

perdarahan menstruasi biasanya.

2) Oligomenorea

Oligomenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari

panjang siklus menstruasi klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya.Volume

perdarahan umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan menstruasi

biasanya.Siklus menstruasi biasanya juga bersifat ovulatory dengan fase


proliferasi yang lebih panjang disbanding fase proliferasi siklus menstruasi

biasanya.

3) Amenorea

Amenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari panjang

siklus menstruasi klasik (oligomenorea) atau tidak terjadinya perdarahan

menstruasi minimal 3 bulan berturut-turut. Amenorea dibedakan menjadi dua

jenis:

(1) Amenorea Primer

Amenorea primer yaitu tidak terjadinya menstruasi sekalipun pada

perempuan yang mengalami amenorea.

(2) Amenorea Sekunder

Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya menstruasi yang di selingi dengan

perdarahan menstruasi sesekali pada perempuan yang mengalami amenorea.

(3) Hipermenorea (Menoragia)

Hipermenorea adalah terjadinya perdarahan menstruasi yang terlalu banyak

dari normalnya dan lebih dari normalnya (lebih dari 8 hari).

(4) Hipomenorea

Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih sedikit dari biasanya

tetapi tidak mengganggu fertilitasnya.

2.1.4 Faktor yang Memengaruhi Siklus Menstruasi

(Andriana, 2018), mengatakan penelitian mengenai faktor risiko dari

variabilitas siklus menstruasi adalah sebagai berikut:

1) Status Gizi
Status gizi pada perempuan ketika dalam kondisi kelebihan maupun

kekurangan dapat menyebabkan fungsi hipotalamus menurun sehingga tidak

memberikan stimulasi kepada hipofisis anterior untuk mengekskresi FSH

(Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Leuteinizing Hormone) (Wiknjoastro,

2018).Pada remaja yang mengalami gizi lebih terjadi peningkatan jumlah hormon

estrogen dalam darah dikarenakan meningkatnya jumlah lemak tubuh.Kadar

hormone estrogen yang tinggi memberikan feedback negative terhadap produksi

GnRH (Gonadotropin Hormone) melalui sekresi protein inhibitor yang dapat

menghambat kerja hipofisis anterior untuk memproduksi hormone FSH.Hambatan

tersebut menyebabkan gangguan proliferasi folikel sehingga folikel tidak dapat

terbentuk secara matang yang berakibat pada terjadinya pemanjangan siklus

menstruasi (Oligomenorea) (Dewi, Rakhmawati, 2018).

Status gizi yang kurang juga dapat menyebabkan gangguan fungsi

reproduksi. Penurunan berat badan dapat menyebabkan penurunan produksi

GnRH untuk pengeluaran hormone estrogen mengalami penurunan sehingga

berdampak negative pada siklus menstruasi yaitu menghambat terjadinya proses

ovulasi. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pemanjangan siklus menstruasi

(Oligomenorea) (Nikmawati dan Dieny, 2018).

2) Aktifitas Fisik

Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi

menstruasi. Aktifitas fisik yang berat merangsang InhibisiGonadotropin Releasing

Hormon (GnRH) dan aktivitas Gonaotropin sehingga menurunkan level dari

serum estrogen.
3) Stres

Stres akan memicu pelepasan hormone kortisol dimana hormone kortisol ini

dijadikan tolak ukur untuk melihat derajat stress seseorang. Hormon kortisol di

atur oleh hipotalamus otak dan kelenjar pituitary, dengan di mulainya aktivitas

hipotalamus, hipofisis mengeluarkan estrogen FSH (Follicle Stimulating

Hormone) dan proses stimulus ovarium akan menghasilkan estrogen. Jika terjadi

gangguan pada hormone FSH (Follicle Stimulating Hormone) maka akan

mempengaruhi produksi estrogen dan progesterone yang menyebabkan

ketidakteraturan siklus menstruasi.

4) Diet

Diet dapat memengaruhi fungsi menstruasi.Vegetarian berhubungan dengan

anovulasi, penurunan respons hormone pituitary, fase folikel pendek, tidak

normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun).Diet rendah lemak

berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan periode perdarahan.Diet

rendah kalori seperti daging merah dan rendah lemak berhubungan dengan

amenorea.

5) Paparan Lingkungan dan Kondisi Kerja

Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak menstruasi yang panjang

dibandingkan dengan beban kerja ringan dan sedang.Wanita yang berkerja di

pertanian mengalami jarak menstruasi yang lebih panjang di bandingkan dengan

wanita yang bekerja perkantoran.Paparan suara bising di pabrik dan intensitas

tinggi dari pekerjaan berhubungan dengan keteraturan dari siklus menstruasi.

Paparan agen kimiawi dapat mempengaruhi/meracuni ovarium, seperti berapa


obat anti kanker (obat sitoksik) merangsang gagalnya proses ovarium termasuk

hilangnya folikel-folikel, anovulasi, oligomenorea, dan amenorea, neuroleptik,

berhubungan dengan amenorea.

6) Gangguan Endokrin

Adanya penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes, hipotiroid, serta

hipertiroid yang berhubungan dengan gangguan menstruasi.Prevalensi amenorea

dan oligomenorea lebih tinggi pada pasien diabetes.Penyakit polytic ovarium

berhubungan dengan obesitas, retensi insulin dan oligomenorea.Amenorea dan

oligomenorea pada perempuan dengan penyakit polytic ovarium berhubungan

dengan insensivitas hormone insulin dan menjadikan perempuan tersebut

obesitas.Hipertiroid berhubungan dengan oligomenorea dan lebih lanjut menjadi

amenorea.Hipotiroid berhubungan dengab polymenorea dan menoraghia.

7) Gangguan Perdarahan

Gangguan perdarahan terbagi menjadi tiga, yaitu perdarahan yang

berlebihan/banyak, perdarahan yang panjang, dan perdarahan yang

sering.Dysfungsional Uterin Bleding (DUB) adalah gangguan perdarahan dalam

siklus mesntruasi yang tidak berhubungan dengan kondisi patologis. DUB

(Dysfungsional Uterin Bleding) meningkat selama proses menopause.

2.1.5 Cara Menghitung Siklus Menstruasi

Menghitung jumlah hari dalam siklus menstruasi dengan cara menandai hari

pertama keluarnya darah menstruasi sebagai “siklus hari ke-1”. Panjang siklus

menstruasi rata-rata wanita adalah 28 hari. Namun rata-rata panjang siklus

menstruasi berubah sepanjang hidup dan jumlah mendekati 30 hari saat seseorang
wanita mencapai usia 20 tahun, dan rata-rata 26 hari saat seorang wanita

mendekati masa menopause, yaitu di sekitar usia 50 than. Hanya sejumlah kecil

wanita yang benar-benar mengalami sekitar 28 hari (Fatonah, 2017).

2.1.6 Kategori Siklus Menstruasi

Satu siklus menstruasi rata-rata 21 hari, tapi panjang siklus 21-35 hari masih

dikategorikan normal.Perdarahan menstruasi yang normal berlangsung kurang

lebih 4-7 hari. Sistem kerja tubuh wanita berubah-ubah dari bulan ke bulan tapi

ada beberapa wanita yang memiliki jumlah hari yang sama persis dalam setiap

siklus menstruasinya (Noor, Verawaty, Sri, dkk, 2017). Kategori siklus

menstruasi:

1 : Normal, jika jarak menstruasi berikutnya 21-35 hari

0 : Polimenorea dan oligomenorea, jika jarak menstruasi berikutnya <21 hari dan

>35 hari

2.2 Konsep Status Gizi

2.2.1 Pengertian Status Gizi

Gizi atau nutrisi merupakan makanan dan minuman yang mengandung

unsur-unsur yang sangat dibutuhkan tubuh yang berhubungan dengan kesehatan

(Hesti Widuri, 2017).

Status gizi merupakan suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang

dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam

tubuh.Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi

normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2018).


Status gizi merupakan suatu keadaan atau konsekuensi yang diakibatkan

oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang

dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk fungsi berbagai fungsi biologis seperti

pertumbuhan, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan (Suyatno, 2019).

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi remaja antara lain :

1) Asupan Makanan

Asupan makanan dapat mempengaruhi status gizi secara langsung (Ulya,

2016).Asupan makanan yang mengandung zat gizi seimbang dan sesuai dengan

kebutuhan remaja dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan secara

optimal.Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan kecukupan gizi dapat

menimbulkan masalah status gizi (Soetijiningsih, 2017).

2) Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi dan kedaan gizi merupakan dua hal yang sangat

mempengaruhi status gizi.Infeksi dapat menyebabkan nafsu makan menurun dan

konsumsi makanan berkurang, sehingga mengakibatkan zat gizi yang diperoleh

berkurang (Supariasa, 2018).Penyakit infeksi seperti diare dapat mengakibatkan

cairan dan zat gizi didalam tubuh berkurang (Moehji, 2018).

3) Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan suatu rangkaian gerak tubuh yang membutuhkan

tenaga atau energi.Remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik menyebabkan

pengeluaran energi dari tubuh kurang (Brown, 2019).Kelebihan energi dalam


tubuh karena aktivitas fisik yang rendah dapat meningkatkan resiko kegemukan

dan obesitas (Mahardika dan Roosita, 2020).

4) Jenis Kelamin

Laki-laki mebutuhkan zat gizi lebih banyak dibandingkan dengan

perempuan karena laki-laki memiliki postur dan luas permukaan tubuh lebih besar

atau lebih luas dibandingkan perempuan.Perempuan mudah mengalami kelebihan

berat badan dibandingkan laki-laki.Hal ini disebabkan jumlah sel lemak pada laki-

laki lebih sedikit daripada perempuan dan perempuan mempunyai BMR (Basal

Metabolise Rate) yang lebih rendah daripada laki-laki (Gibney, 2020).Status gizi

lebih pada remaja putri dapat disebabkan oleh faktor endokrin dan terjadinya

perubahan hormonal (Arisman, 2020).

5) Tingkat Sosial Ekonomi

Faktor yang dapat mempengaruhi dalam menentukan status kesehatan

seseorang adalah tingkat social ekonomi.Masyarakat yang memiliki pendapatan

rendah merupakan kelompok yang paling rawan gizi.Pendapatan yang rendah

berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan makanan sesuai gizi

seimbang rendah (Sebarataja dkk, 2017).

6) Pendidikan dan Pengetahuan

Masalah gizi dapat timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi

tentang gizi yang memadai.Pendidikan sangat diperlukan seseorang untuk lebih

tanggap terhadap adanya masalah gizi (Imtihani, 2019).Tingkat pengetahuan gizi

remaja berpengaruh.

2.2.3 Klasifikasi Status Gizi


Untuk mengetahui klasifkasi status gizi diperlukan ada batasan-batasan

yang disebut dengan ambang batas.Batasan setiap negara relatif berbeda, hal ini

tergantung dari kesepakatan para ahli gizi di negara tersebut, berdasarkan hasil

penelitian empiris dan keadaan klinis.

2.2.4 Indikator Status Gizi

Indikator status gizi yaitu tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran

tentang keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi oleh

tubuh.Indikator status gizi umumnya secara langsung dapat terlihat dari kondisi

fisik atau kondisi luar seseorang.

2.2.5 Penilaian Status Gizi

1) Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Menurut Hanum Marimbi (2018) Penilaian status gizi secara langsung dapat

dibagi menjadi empat penilaian yaitu perhitungan IMT, antropometri, klinis,

biokimia, dan biofisik.

(1) Antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi

tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Dalam bidang gizi antropometri digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran

yang sering digunakan adalah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,

tinggi duduk, lingkar perut, lingkar panggul, dan lapisan lemak bawah kulit.

Parameter indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status

gizi adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks Massa Tubuh (IMT) ialah

menentukan atau melihat status gizi seseorang dengan cara mengukur berat
badan dan tinggi badan seseorang. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai

berikut : (Supariasa et al., 2019).

IMT = Berat Badan (kg)


Tinggi Badan (m2)
Kategori IMT
Sangat Kurus <17,0
Kurus 17,0- 18,5
Normal >18,5- 25,0
Gemuk >25,0- 27,0
Sangat Gemuk >27,0

(2) Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status

gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat.

(3) Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang

diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.

Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga

beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

(4) Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat

perubahan struktur jaringan.

2) Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Menurut Hanum Marimbi (2018) Penilaian gizi secara tidak langsung dapat

dibagi menjadi tiga penilaian yaitu, survei konsumsi makanan, statistik vital dan

faktor ekologi.

(1) Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak

langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
(2) Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data

beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka

kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang

berhubungan dengan gizi.

(3) Faktor ekologi malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi

beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang

tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi

dan lain-lain.

2.3 Konsep Usia Menarche

2.3.1 Pengertian

Menstruasi adalah perdarahan periodic dan siklik dari uterus disertai

pengelupasan (deskuamasi) endometrium.Menarchemerupakan suatu tanda awal

adanya perubahan lain seperti pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut

daerah pubis dan aksila, serta distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini

sebagian masyarakat merasa tabu untuk membicarakan tentang masalah

menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja awal kurang memiliki pengetahuan

dan sikap yang cukup baik tentang perubahan-perubahan fisik dan psikologis

terkait menarche. Kesiapan mental sangat diperlukan sebelum menarche karena

perasaan cemas dan takut akan muncul, selain itu juga kurangnya pengetahuan

tentang perawatan diri yang diperlukan saat menstruasi.

Menarche merupakan pertanda adanya suatu perubahan status sosial dari

anak-anak ke dewasa.Pada studi antar budaya, menarche mempunyai variasi

makna termasuk rasa tanggungjawab, kebebasan, dan harapan untuk memulai


berproduksi.Menarche merupakan suatu tanda yang penting bagi seorang wanita

yang menunjukkan adanya produksi hormone yang normal yang dibuat oleh

hypothalamus dan kemudian diteruskan pada ovarium dan uterus. Selama sekitar

dua tahun hormon-hormon ini akan merangsang pertumbuhan tanda-tanda seks

sekunder seperti pertumbuhan payudara, perubahan-perubahan kulit, perubahan

siklus, pertumbuhan rambut ketiak dan rambut pubis serta bentuk tubuh menjadi

bentuk tubuh yang ideal (Proverawati, 2016).

2.3.2 Fisiologi Menarche

Perubahan ovarium yang terjadi selama siklus sek bergantung seluruhnya

pada hormone-hormon gonadotropik, FSH, dan LH yang disekresi oleh kelenjar

hipofisis anterior.Tanpa hormon-hormon tersebut ovarium tetap tidak aktif, yaitu

masa kanak-kanak, ketika hamper tidak ada hormone-hormon gonadtropin

hipofisis yang disekresi. Pada usia 9 sampai 12 tahun, hipofisis secara progresif

mulainya menyekresi lebih banyak FSH dan LH, yang menyebabkan dimulainya

siklus seks bulanan normal yang terjadi antara usia 11 dan 15 tahun. Periode

perubahan ini disebutkan pubertas, dan saat terjadinya siklus menstruasi pertama

disebut menarche.FSH maupun LH merupakan glikoprotein kecil dengan berat

molekul sekitar 30.000 (Guyton dan Hall, 2016).

Sebenarnya terdiri dari dua siklus yang berbeda yaitu : siklus ovarium dan

siklus endometrium.Siklus ovarium berurusan dengan perkembangan folikel

sedangkan siklus endometrium dengan perubahan yang terkait dalam dinding

endometrium.Kedua dikendalikan dan diatur oleh poros hipotalamus-

hipofisisovarium (Preston, 2016).


2.3.3 Usia Terjadinya Menarche

1) Usia terjadinya menarche

Usia seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi sangat bervariasi.

Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi yang pertama

kali pada usia yang lebih muda, ada yang berusia 12 tahun, tapi ada juga yang

mendapat menstruasi pertama pada usia 8 tahun.

Menurut Fitrianingtyas (2017) menarche di kategorikan menjadi:

1) Menarche cepat: usia <11 tahun

2) Menarche normal: 11-13 tahun

3) Menarche lambat: usia >13 tahun

2.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Menarche

Menarche atau menstruasi pertama yang merupakan ciri kematangan anak

perempuan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi

menarche yaitu genetik: usiamenarche remaja, status gizi, sosial ekonomi, dan

gaya hidup mempengaruhi terjadinya menarche. Selain itu, stimulan eksternal

menyebabkan kematangan seksual seorang remaja yang memicu terjadinya

menarche(Kartono K, 2015).

1. Faktor Internal

1) Genetik: Usia Menarche

Usiamenarche dipengaruhi oleh hereditas, terapi gen spesifik yang

menentukan belumdiketahui. Bukti yang menunjukkan bahwa genetic

mempengaruhi usiamenarche berasal dari penelitian yang menunjukkan


kecenderungan usia menarche ibu untuk memprediksi usia menarche anak

perempuannya (Karapanou, 2017).

2) Status Gizi

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang

dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi dalam

tubuh. Remaja merupakan kelompok umur yang rentan terhadap masalah gizi

karena beberapa alasan, diantaranya: percepatan pertumbuhan dan perkembangan

tubuh (growth spurt) memerlukan energi lebih banyak, perubahan gaya hidup dan

kebiasaan makan menuntut penyesuaian masukan energi dan zat gizi,

keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan obat-obatan meningkatkan

kebutuhan energi dan zat gizi (Arisman, 2018).

2. Faktor Eksternal

1) Sosial Ekonomi

Usiamenarche dapat dikatakan berhubungan dengan status sosial ekonomi.

Pendapatan di dalam suatu keluarga seringkali dihubungkan dengan bagaimana

kemampuan keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi dimana hal

pemenuhan gizi tersebut akan berkaitan pula dengan pematangan seksual pada

remaja. Oleh karena itu biasanya keluarga yang mempunyai pendapatan lebih dari

cukup akan secara otomatis mempengaruhi keadaan status gizinya apalagi untuk

anak perempuan yang berkorelasi terhadap cepatnya menarche (Hidayat A.,2016).

2) Gaya Hidup

Gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang.Gaya

hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin

berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau

negative bagi yang menjalankannya,tergantung pada bagaimana orang tersebut

menjalaninya(Mugawati A.,2016).

3) Olahraga/Aktivitas Fisik

Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur

yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditunjukan untuk

meningkatkan kebugaran jasmani.Sementara itu, kesehatan dan kebugaran

merupakan aspek yang menjadi target dalam olahraga.Sehat adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.Bugar adalah kemampuan tubuh untuk

melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental

yang berlebihan (Nahrawi I., 2019).

3. Faktor Predisposisi

1) Stimulan Eksterna

Menurut Kartono (2018) menyebutkan bahwa salah satu terjadinya

menarche pada remaja putri disebabkan oleh rangsangan-rangsangan psikologis

dari luar. Rangsangan psikologis tersebut dapat berupa film-film dewasa, buku-

buku dan majalah yang memuat gambar untuk dewasa, godaan dan rangsangan

lawan jenis dan pengamatan langsung terhadap perbuatan seksual, rangsangan-

rangsangan tersebut akan mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat

pada remaja putri (Kartono, 2018).


2.3.5 Tanda-Tanda Sebelum Menarche

Perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman seluruh tubuh menyelimuti

perasaan seorang wanita yang mengalami menstruasi untuk pertama kali

(menarche).Gejala yang dirasakan adalah sakit kepala, pegal-pegal di kaki dan di

pinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut.Sebelum periode ini

terjadi, biasanya ada beberapa perubahan emosional seperti perasaan suntuk,

marah dan sedih yang oleh adanya pelepasan beberapa hormon.

Gejala menjelang menstruasi terjadi hampir di seluruh bagian tubuh dan

berbagai sistem yang ada dalam tubuh, pegal linu, perasaan seperti kembung,

muncul jerawat, lebih sensitif, mudah marah (emosional) dan kadang timbul

perasaan malas.Berbagai perubahan selama pubertas bersamaan dengan terjadinya

menarche meliputi thelarche, adrenarche, pertumbuhan tinggi badan lebih cepat,

dan perubahan psikis.

Thelarche (pertumbuhan payudara) terjadi paling awal ada usia kurang dari

10 tahun (8-13 tahun). Pembesaran payudara pada saat pubertas terutama

disebabkan oleh sekresi hormone estrogen yang mendorong terjadinya

penimbunan lemak dijaringan payudara.Sedangkan adrenarche (pubertas atau

perkembangan rambut aksila dan pubis) terjadi ketika anak berusia 11 tahun dan

karena lonjakan sekresi adrenal endogen.Kemudian diikuti oleh pertumbuhan

tinggi badan yang cepar, bisa terjadi 2 tahun setelah thelarche atau 1 tahun

sebelum menarche. Hal ini karena dipengaruhi oleh growth hormone, esstradol

dan insulin like-growth factors (IGF-1) atau somatomedin- C (Proverawati, 2016).

2.4 Konsep Remaja


2.4.1 Pengertian Remaja

Pengertian Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain,

seperti puberteit, adolescene, dan youth. Remaja atau adolescene (Inggris), berasal

dari bahasa latin “adolescene” yang berarti tumbuh kearah kematangan,

kematangan yang dimaksud bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan

social dan psikologi (Sarwono, 2021).

Menurut WHO, masa remaja adalah masa pelatihan kanak-kanak menuju

masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk

fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan

perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial.

Masa remaja merupakan masa pancaroba penuh dengan kegelisahan serta

perkembangan dan kebingungan.Keadaan ini adalah disebabkan oleh

pertumbuhan yang sangat pesat, terutama hal fisik, perubahan dalam pergaulan

social, perkembangan intelektual, adanya perhatian dan dorongan pada lawan

jenis (Sarwono, 2021).

2.4.2 Batasan Usia Remaja

Menurut Sarwono (2021) batasan usia remaja dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Remaja Awal (Early Adolescene)

Masa remaja awal berada pada rentang usia 10-13 tahun ditandai dengan

adanya peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik, sehingga

intelektual dan emosional pada masa remaja awal ini sebagian besar pada

penilaian kembali dan restrukturisasi dari jati diri. Pada tahap remaja awal ini

penerimaan kelompok sebaya sangatlah penting.


2) Remaja Madya (Middle Adolescene)

Masa remaja madya berada pada rentang usia 14-16 tahun ditandai dengan

hamir lengkapnya pertumbuhan pubertas, dimana timbulnya keterampilan-

keterampilan berpikir yang baru, adanya peningkatan terhadap persiapan

datangnya masa dewasa, serta keinginan memaksimalkan emosional dan

psikologis dengan orang tua.

3) Remaja Akhir (Late Adolescene)

Masa remaja akhir berada pada rentang usia 16-19 tahun. Masa ini

merupakan masa konsolidasi menuju periode-periode dewasa.

2.4.3 Karakteristik Remaja

Menurut Jahja (2021) karakteristik yang membedakannya dengan masa –

masa yang lain, yaitu:

1) Perubahan dramatais pada taraf perkembangan fisik

2) Cara berpikir kuasalitas (menyangkut hubungan sebab akibat)

3) Perkembangan seksual (dengan ciri-ciri khasnya masing-masing laki-laki

produksi sperma, perempuan menstruasi)

4) Emosi yang meluap-luap

5) Mulai tertarik dengan lawan jenis

6) Menarik perhatian lingkungan

7) Terikat dengan kelompok

2.4.4 Ciri-Ciri Remaja


Menurut Jahja (2021) memperhatikan perkembamgan yang dimiliki oleh

atau pada masa remaja ini baik dari segi fisik dan psikisnya maka dapat dikatakan

ciri-ciri pada remaja memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Terjadi ketidakstabilan

2) Sering merasa tidak bahagia

3) Mengetahui dan memiliki banyak masalah

4) Memiliki perkembangan motorik

5) Pertumbuhan dan perkembangan seks

6) Perkembangan emosi

7) Perkembangan sosial

8) Perkembangan minat

9) Perkembangan moral

10) Perkembangan kepribadian

11) Perkembangan berpikir

2.4.5 Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Jahja (2021) tugas-tugas perkembangan pada masa remaja adalah

sebagai berikut:

1) Menerima perbedaan fisiknya dan menerima perannya sebagai pria atau

wanita

2) Hubungan-hubungan baru dengan teman sebaya dari kedua jenis tersebut

3) Kebebasan dari ketergantungan emosional dari orang tua, ataupun dari

dewasa lainnya

4) Memperoleh jaminan kebebasan ekonomi


5) Memilih dan mempersilahkan diri untuk semua jabatan

6) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang

diperlukan dalam kehidupan

7) Menciptakan dan mencapai tingkah laku social yang bertanggung jawab

8) Mempersiapkan diri untuk keluarga

9) Membentuk nilai-nilai dan kata hati yang sesuai dengan gambaran kehidupan

ilmiah.

2.4.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja

Menurut Jahja (2021) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

remaja yaitu:

1) Faktor Endogen atau Nature

Didalam pandangan ini dinyatakan bahwa perubahan-perubahan fisik

maupun psikis dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat herediter yaitu

diturunkan oleh orang tuanya misalnya postur tubuh (tinggi badan, berat badan)

bakat, minat, kecerdasan kepribadian san sebagainya. Kalau kondisi fisik individu

dalam keadaan normal yaitu tidak memiliki gangguan atau penyakit. Hal ini dapat

dipastikan orang tersebut akan memiliki pertumbuhan dan perkembangan fisik

yang normal, hal ini juga berpengaruh untuk aspek psikis atau psikologisnya.

Perlu diketahui bahwa kondisi fisik, psikis atau psikologisnya yang sehat, normal

dan baik menjadi presdiposisi bagi perkembangan kompetensi kognitif, afektif

maupun kepribadian dalam proses penyesuaian diri dilingkungan hidupnya.

2) Faktor Eksogen atau Mature


Pandangan faktor eksogen menyatakan bahwa perubahan-perubahan dari

perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari

luar individu itu sendiri.Faktor ini berupa lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial.Lingkungan fisik misalnya tersedia sarana dan fasilitas, letak geografis dan

sebagainya.Sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan dimana individu atau

kelompok mengadakan relasi atau interaksi individu atau kelompok

didalamnya.Lingkungan sosial dapat berupa keluarga, tetangga, teman dan

sebagainya. Seorang individu yang hidup dalam lingkungan keluarga yang

berkecukupan yakni memiliki status social ekonmi menengah keatas serta orang

tua member perhatian, kasih sayang atau pola asuh yang baik maka ia akan

tumbuh berkembang menjadi individu yang mampu menghasilkan aktualisasi

potensinya dengan baik pula. Sebaiknya mereka yang tidak memperoleh kasih

sayang dengan bak cenderung akan menjadi anak yang sulit untuk mempercayai

lingkungannya. Dengan demikian akan sulit untuk mengembangkan potensi

kognitif maupun kemampuan yang lain.

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu yang abstrak dari suatu realita agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara

variabel (Nursalam, 2015).

Faktor yang
mempengaruhi
Faktor yang
status gizi:
1. Asupan makanan mempengaruhi
siklus Polimenorea
2. Penyakit infeksi
3. Aktivitas fisik menstruasi:
1. Aktivitas fisik
4. Jenis kelamin Siklus Normal
2. Status gizi
menstruasi
Faktor yang 3.Usiamenarche
Oligomenorea
mempengaruhi 4. Stres
usiamenarche: 5. Diet
1. Genetik Amenorea
Keterangan :

: Di ukur

: Tidak di ukur

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Status Gizi dan


UsiaMenarchedenganSiklus Menstruasi Pada Santriwati di Pondok
Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio

Dari kerangka konsep diatas dapat dijelaskan lima faktor yang

mempengaruhi siklus menstruasi pada remaja putri yaitu aktivitas fisik, status

gizi, usia menarche, stress, diet. Empat faktor yang mempengaruhi status gizi

yaitu, asupan makanan, penyakit infeksi, aktivitas fisik, dan jenis kelamin. Empat

faktor yang mempengaruhi usiamenarche yaitu, genetic, status gizi, social

ekonomi dan gaya hidup. Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan gangguan

siklus menstruasi pada remaja putri, siklus menstruasi yaitu normal apabila siklus

menstruasi 21-35 hari, polimenorea apabila siklus menstruasi <21 hari,

oligomenorea apabila siklus menstruasi >35 hari, dan amenorea apabila tidak

menstruasi selama 3 bulan berturut-turut.Maka dapat dinyatakan status gizi dan

usiamenarche dapat mempengaruhi siklus menstruasi.

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan

penelitian (Nursalam, 2016). Dari konsep penelitian diatas dapat dirumuskan

hipotesis pada penelitian ini yaitu:

H1 diterima: Ada hubungan status gizi dan usiamenarchedengan siklus menstruasi

pada santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio.


BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang: 1) Desain Penelitian, 2) Waktu dan

Tempat Penelitian, 3) Kerangka Kerja, 4) Populasi, Sampel dan Sampling, 5)

Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional, 6) Pengumpulan Data dan Analisis

Data, 7) Etika Penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka acuan bagi peneliti untuk mengkaji

hubungan antar variabel dalam suatu penelitian (Nursalam, 2016).Desain dalam

penelitian ini adalah corelasi analitik yaitu untuk mencari hubungan antar variabel

dan dilakukan dengan analisis data yang telah dikumpulkan. Desain penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional dilakuan

dengan menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan

dependen hanya satu kali pada satu saat (Saifullah, 2017). Penelitian ini

menganalisa hubungan status gizi dan usiamenarchedengan siklus menstruasi

pada santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

1) Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021 sampai Mei

2022.Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2022.

2) Tempat

Tempat penelitian dilakukan di Pondok PesantrenAssalafi Nurul Huda

KecamatanSugio.

31
3.3 Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah langkah atau pentahapan dalam suatu aktivitas ilmiah

dimulai dari penerapan populasi, sampel, dan seterusnya, merupakan kegiatan

sejak awal penelitian akan dilaksanakan (Nursalam, 2016).

Populasi : Seluruh santriwati Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda


KecamatanSugio sebanyak 69 Orang

.
Sampling : Simple Random Sampling

Sampel : Santriwati Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda KecamatanSugio


sebanyak 59 Orang

Variabel Independent: Variabel Dependent:


Status Gizi dan Usia Siklus Menstruasi
Menarche

Pengumpulan Data : Lembar Observasi dan Lembar Kuesioner

Pengolahan data dengan editing, scoring, tabulating, dan dianalisis dengan Uji
Rank Spearmen

Penyajian data

Penarikan kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Status Gizi Dan


UsiaMenarcheDenganSiklus Menstruasi Pada Santriwati di Pondok
Pesantren Assalafi Nurul Huda KecamatanSugio Tahun 2022.
3.4 Popuasi, Sampel, dan Sampling

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016).Populasi dibagi

menjadi dua yaitu, populasi target dan terjangkau. Populasi target adalah populasi

yang memenuhi kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi

terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria penilaian dan dapat dijangkau

oleh peneliti dari kelompoknya (Nursalam, 2016).Populasi terjangkau pada

penelitian ini adalah Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda

KecamatanSugio sebanyak 69 orang.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang dapat digunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampel (Nursalam, 2016). Besar sampel

merupakan banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel (Notoadmojo, 2010).

Sampel dalam penelitian ini adalah santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul

Huda KecamatanSugio yang kemudian diambil secara simple random

sampling.Jadi, sampel yang digunakan sebanyak 59 responden karena penelitian

ini menggunakan simple random sampling.

Dengan menggunakan perhitungan sampel :

n= N.Z2.p.q
d2(N-1)+ Z2.p.q

Keterangan : n : Jumlah sampel

N : Perkiraan jumlah sampel

d : Tingkat Signifikasi (0,05)


p : Perkiraan populasi

q : 1-p

Diketahui : N = 69, maka n adalah?

n= N.Z2.p.q
d2(N-1)+ Z2.p.q

= 69.(1,96) 2. (0,5).(0,5)
(0,05) 2.(69-1)+(1,96) 2.(0,5).(0,5)

= 69.(0,9604)
0,17 + 0,9604

= 66,2676
1,1304

= 58,6

= 59 responden

3.4.3 Sampling Penelitian

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel

yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam, 2016).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling

yaitu dengan pengambilan secara acak sederhana dimana setiap anggota populasi

memiliki kesempatan untuk terpilih menjadi sampel (Notoadmojo, 2010).

1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2014). Pada

penelitian ini kriteria inklusi adalah:


(1) Santriwati Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda KecamatanSugio berusia

15-17 tahun.

(2) Bersedia menjadi responden dan mendatangani informed consent.

2) Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dari studi dikarenakan sebagai sebab (Nursalam, 2014). Pada

penelitian ini kriteria ekslusi adalah :

(1) Santriwati yang tidak mengisi kuesioner secaca lengkap.

3.5 Identitas Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Identitas Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai yang

beda terhadap sesuatu (Nursalam, 2016).

1) Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang nilainya menentukan

variabel lain (Nursalam, 2016).Pada penelitian ini variabel independennya adalah

adalah status gizi dan usiamenarche.

2) Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain (Nursalam, 2016).Variabel dependen pada penelitian ini adalah

siklus menstruasi.

3.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi berdasarkan suatu karakteristik

yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut dan memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran terhadap suatu objek atau fenomena

yang kemudian dapat diulang oleh orang lain (Nursalam, 2016).

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah hubungan status gizi dan

usiamenarchedengansiklus menstruasi pada santriwati di Pondok Pesantren

Assalafi Nurul Huda KecamatanSugio.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Status Gizi dan UsiaMenarchedengan


Siklus Menstruasi pada Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul
Huda KecamatanSugio.

Variabel Definisi
Indikator AlatUkur Skala Skor
Penelitian Operasional
Independen Status gizi Indeks masa 1.Lembar Interval Kategori:
Status gizi remaja putri tubuh observasi Sangat Kurus:
yang diukur berdasarkan 2.Timbangan <17,0
berdasarkan Berat Badan BB (Kode 1)
indeks masa dan Tinggi manual Kurus: 17,0-18,5
tubuh. Badan 3.Pengukur (Kode 2)
tinggi Normal: >18,5-
badan 25,0(Kode 3)
(stature Gemuk
meter) (Overweight):
>25,0-27,0 (Kode
4)
Sangat Gemuk
(Obesitas): >27,0
(Kode 5)
Independen Usia 1.Usia Kuesioner Ordinal Kategori:
Usia menarche menarche 1.Usia
Menarche berdasarkan cepat: usia menarchecepat
rentan umur <11 tahun 2.Usia menarche
2.Usia normal
menarche 3.Usia menarche
normal: usia lambat
11-13 tahun
3.Usiamenarc
he lambat:
usia >13
tahun.
Dependen Jumlah hari 1. Siklus Kuesioner Ordinal Dengan kategori :
Siklus dalam satu menstruasi 1. Polimenorea :
menstruasi siklus apabila siklus
menstruasi menstruasi <21
dalam satu hari (Kode 1)
bulan terakhir. 2.Normal: apabila
siklus menstruasi
21-35 hari (Kode
2)
3.Oligomenorea :
apabila siklus
menstruasi >35
hari (Kode 3)
4.Amenorea :
apabila tidak
menstruasi selama
3 bulan berturut-
turut (Kode 4)

3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini melewati beberapa tahapan, pada penelitian ini

mengajukan surat permohonan untuk dapat membuat skripsi penelitian kemudian

diberikan ijin untuk melakukan penelitian dengan mencari data melalui surat oleh

LPPM Universitas Muhammadiyah Lamongan dan surat dikirim ke tempat tujuan

penelitian yaitu Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda KecamatanSugio maka,

penulis dapat melakukan penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti kontrak waktu terlebih

dahulu dengan pengurus pondok untuk melakukan penelitian, jika waktu sudah

pasti peneliti datang ke Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda KecamatanSugio

pada tanggal 15 Maret 2022. Kemudian meminta izin dan mendapatkan izin dari

pengurus pondok untuk mengumpulkan santriwati pada satu ruangan untuk

memberikan waktu sebentar untuk memperkenalkan diri, lalu setelah

memperkenalkan diri melakukan pendekatan dengan santriwati dan meminta

persetujuan menjadi responden.Dengan demikian penelitian dapat di lanjutkan ke

tahap berikutnya dengan melakukan pengumpulan data.Proses pengumpulan


datadapat dimulai dengan membagikan lembar kuesioner siklus menstruasi

kepada responden. Setelah responden mengisi kuesioner dan peneliti sudah

mendapatkan data kemudian peneliti mengucapkan terimakasih pada responden

atas keterlibatan dalam penelitian.

Pada tanggal 10 April 2022 peneliti menghubungi pengurus pondok untuk

melakukan penelitian yang kedua, setelah di ijinkan besoknya peneliti datang ke

pondok. Kemudian peneliti meminta izin dan mendapatkan izin dari pengurus

pondok untuk mengumpulkan santriwati pada satu ruangan untuk memberikan

waktu sebentar untuk memperkenalkan diri. Setelah itu peneliti melakukan proses

pengumpulan data yang kedua dengan membagikan kuesioner siklus menstruasi

kepada responden. Setelah kuesioner diisi oleh responden, langkah selanjutnya

adalah melakukan observasi status gizi dengan mengukur berat badan dan tinggi

badan responden dan mencatat di lembar observasi tersebut.Setelah data

terkumpul data ditabulasi dan di analisa menggunakan perangkat lunak

komputer.Setelah semua tahap selesai dilakukan, kemudian peneliti mengucapkan

terimakasih pada responden atas keterlibatan dalam penelitian.

3.6.2 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis

(Nursalam, 2016). Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel

independen penelitian ini menggunakan lembar observasi status gizi yang diisi

oleh peneliti dengan menggunakan skala interval, lembar kuesioner

usiamenarcheyang diisi oleh responden dengan menggunakan skala ordinal.


Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen

penelitian ini menggunakan lembar kuesionersiklus menstruasi yang di isi oleh

responden, dimana didalam kuesioner terdapat pertanyaan positif yang berjumlah

3 soal yang menggunakan skala ordinaluntuk mengetahui Hubungan Status Gizi

dan Usia Menarchedengan Siklus Menstruasi pada santriwati di Pondok Pesantren

Assalafi Nurul Huda KecamatanSugio.

3.6.3 Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dari lembar observasi dan lembar kuesioner yang

telah diisi oleh peneliti kemudian diolah dengan tahapan sebagai berikut:

1) Editing

Langkah ini dilakukan dengan maksud mengantisipasi adanya kesalahan

dari data yang telah terkumpil dan jangan sampai terjadi kekosongan data dari

data yang dibutuhkan. Pada saat editing, peneliti melakukan kegiatan sebagai

berikut :

(1) Memeriksa kembali daftar pertanyaan (kuesioner) yang diserahkan oleh

responden,

(2) Memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner satu persatu apakah kuesioner di

isi sesuai dengan petunjuk yang telah dilakukan,

(3) Mengelompokkan data sesuai variabel.

2) Coding

Peneliti akan memberikan kode pada masing-masing identitas responden

berupa angka untuk menjaga kerahasiaan. Coding dilakukan pada data untuk

memudahkan dalam penyajian data.Langkah ini yakni pemberian kode numerik


(angka) terhadap data terdiri atas beberapa kategori. Pada variabel independen

status gizi diberikan kode 1: sangat kurus, kode 2: kurus, kode 3: normal, kode 4:

gemuk, kode 5: sangat gemuk. Pada variabel independen usiamenarche diberikan

kode 1: usia menarche cepat, kode 2: usia menarche normal, kode 3: usia

menarche lambat. Sedangkan pada variabel dependen siklus menstruasi diberikan

kode 1: polimenorea, kode 2: normal, kode 3: oligomenorea, kode 4: amenorea.

3) Scoring

Setelah data terkumpul dari hasil pengisian kuesioner kemudian diberi skor

setiap jawaban responden dengan menggunakan skala interval untuk lembar

observasi status gizi, skala ordinal untuk kuesioner usiamenarchedan skala ordinal

untuk kuesioner siklus menstruasi (Nursalam, 2016). Untuk variabel independen

status gizi dengan indikator indeks masa tubuh berdasarkan berat badan dan tinggi

badan dan memiliki penilaian skor : 1) Sangat kurus : 1, 2) Kurus: 2, 3) Normal:

0, 4) Gemuk (Overweight): 3, 5) Sangat gemuk (Obesitas): 4. Dengan kategori

skor:Sangat kurus: <17,0 , Kurus: 17,0-18,5, Normal: >18,5-25,0, Gemuk

(Overweight): >25,0-27,0, Sangat gemuk (Obesitas): >27,0. Untuk variabel

independen usiamenarche mengguanakan skala ordinal dengan penilaian usia

menarchecepat: 1, usia menarche normal: 2, usia menarche lambat: 3.

Sedangkan untuk variabel dependen siklus menstruasi dengan menggunakan

skala ordinal, kemudian diberi skor polimenorea: 1, normal: 2, oligomenorea: 3,

amenorea: 4 dengan kategori: polimenorea apabila siklus menstruasi <21 hari,

normal apabila siklus menstruasi 21-35 hari, oligomenorea apabila siklus


menstruasi >35 hari, dan amenorea apabila tidak menstruasi selama 3 bulan

berturut-turut.

4) Tabulating

Penyusunan data (tabulating) merupakan pengorganisasian data sedemikian

rupa agar dengan mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan

dianalisis (Budiarto, 2009). Setelah data dikumpulkan dilakukan proses editing,

coding, dan scoring lalu meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data

dengan tujuan agar dimengerti dan lebih mempunyai makna (Hidayat, 2010).

Data yang sudah terkumpul akan diolah dan diidentifikasi menggunakan

progam SPSS 16.0 selanjutnya dalam bentuk tabel distribusi yang

dikonfirmasikan dalam bentuk presentase dan narasi. Dengan rumus (Arikunto,

2010).

N = Sp x 100%

Sm

Keterangan : N : Nilai yang didapat

Sp : Skor yang didapat

Sm : Skor tertinggi

Hasil persentasi tersebut dapat diintreprestasikan dengan menggunakan criteria

kualitatif sebagai berikut: 1) 100% yaitu seluruh atau sempurna, 2) 76-99% yaitu

hampir seluruhnya, 3) 51-75% yaitu sebagian besar, 4) 50% yaitu sebagian, 5) 26-

49% yaitu hamoir sebagian, 6) 1-25% yaitu sebagian kecil, dan 7) 0% yaitu tidak

satupun (Nursalam, 2016).


5) Uji Statistika

Mengingat penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi

dan usiamenarchedengan siklus menstruasi pada santriwati, dimana status gizi

merupakan skala interval, usia menarche skala ordinal, dan siklus menstruasi

menggunakan skala ordinal, maka analisa datanya digunakan adalah uji Rank

Spearmen. Untuk menganalisis hubungan status gizi dan usia menarchedengan

siklus menstruasi pada santriwati, dimana status gizi skala datanya interval, usia

menarche skala datanya ordinal dan siklus menstruasi skala datanya ordinal, maka

analisa datanya yang digunakan adalah uji Rank Spearmen, yaitu dengan rumus :

Rrank = 1 =6 ∑ d2
n (n2 – 1)

Keterangan :

d2 = selisih dari pasangan rank

n = jumlah pengumpulan data

Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat

lunak komputer progam Statistical Product and Sevice Solutions (SPSS) 16 for

windows dengan taraf signifikan ≤0,05.

6) Cara Penarikan Kesimpulan

Dari hasil tersebut Uji dilakukan dengan taraf signifikan ≤ 0,05 yang berarti

jika ≤ 0,05 maka H1 diterima yang artinya ada Hubungan Status Gizi Dan Usia

MenarcheDengan Siklus Menstruasi Pada Santriwati Di Pondok Pesantren

Assalafi Nurul Huda KecamatanSugio.


Proses pengolahan data dibantu dengan menggunakan perangkat lunak

komputer yang bernama Statistical Product and Sevice Solutions (SPSS) 16.0 for

windows.

3.6.4 Analisa Data

Analisa data menjelaskan metode statistic yang digunakan dalam

menganalisis data dari hasil penelitian, termasuk perlu tidaknya menggunakan uji

statistic. Jika diperlukan maka akan menggunakan tongkat kemagnaan berapa,

progam yang akan digunakan untuk menganalisis data (Alimul Hidayat A.A.,

2010). Pada penelitian ini skala data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan data interval dan ordinal, kemudian dianalisis menggunakan uji

Rank Spearmen.

3.6.5 Penyajian Data

Dari hasil penelitian disajikan dalam dua bentuk yaitu data karakteristik

responden dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, prosentase serta narasi.Data

bivariat disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

3.6.6 Piranti dalam Analisa Data

Proses pengolahan data dibantu dengan menggunakan perangkat lunak

komputer Statistic Product and Service Solution atau SPSS 16.0 for Windows.

3.7 Etika Penelitian

Setelah mendapat ijin dari Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan,

peneliti melakukan intervensi berupa membagikan kuesioner.Masalah etika

penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian.Pada


penelitian ini karena berhubungan dengan manusia, maka segi etika penelitian

harus diperhatikan (Riyanto, 2011).

Etika penelitian adalah prinsi-prinsip tentang bagaimana peneliti harus

berperilaku ketika berhadapan dengan responden (Budiharto, 2010).

3.7.1 Informent Consent

Informent consent merupakan persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed consent tersebut

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan

untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini seluruh responden akan

mendapatkan informed consent. Sebelumnya peneliti menjelaskan tujuan dari

penelitian ini dan responden berhak menolak atau menerima, jika menerima

responden dimintai untuk mendatangani informed consent.

3.7.2 Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti meberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupum masalah-masalah lainnya.Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiannya oleh peneliti.

3.7.3 Anonimity (Tanpa Nama)

Penelitimemberikanjaminan kepada responden dengan tidak

mencamtumkan nama responden secara terang pada lembar alat ukur dan hanya

mencantumkan kode tertentu pada lembar alat ukur dan hanya mencantumkan

kode tertentu pada lembar pengumpulan data.


3.7.4 Fidelity (Menepati Janji)

Peneliti dan responden memiliki kewajban untuk bertanggung jawab

terhadap kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Peneliti akan menepati

janji sesuai yang disepakati sebelumnya dengan responden.

3.7.5 Autonomy (Otonomi)

Prinsip otonomi menegaskan bahwa inividu mempunyai kebebasan untuk

menentukan keputusan dirinya menurut pilihannya sendiri dan bertanggung jawab

dengan apa yang tekah dipilihnya. Responden diberikan kebebasan untuk memiih

dan menenntkan pilihanya sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

3.7.6 Justice (Keadilan)

Penelitian yang dilakukan kepada responden tidak menimbulkan bahaya

maupun kerugian bagi responden, apalagi sampa menganjam jiwa responden,

karena penelitian ini hanya memberikan lembar kuesioner yang berisikan

pertanyaan yang harus diisi oleh responden.

3.7.7 Non Maleficence (Tidak Merugikan)

Penelitian yang dilakukan kepada responden tidak menimbulkan bahaya

maupun kerugian bagi responden, apalagi sampai mengancam jiwa responden,

karena penelitian ini hanya ingin mengetahui hubungan status gizi dengan siklus

menstruasi pada responden.


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan

tentang hubungan status gizi dan usia menarche dengan siklus menstruasi pada

santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio. Penyajian

data dimulai dari data umum meliputi: usia. Sedangkan data khusus meliputi:

status gizi, usiamenarche dan siklus menstruasi. Data khusus disajikan

berdasarkan variabel yang diukur yaitu: status gizi, usiamenarche dan siklus

menstruasi pada santriwati yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pondok

Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan.Pondok

Pesantren Assalafi Nurul Huda inimerupakan sebuah nama pondok pesantren

yang berada di Dusun Suci Desa Jubellor Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan

RT 002 RW 005 Jl. Sawah Rejo. Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda berdiri

pada tanggal 2 April 1986 M yang didirikan oleh Romo KH.M. Mashum Bin

Syarifin.

Letak geografis Pondok Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda berlokasi di

Dusun Suci Desa Jubellor Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan dengan luas

bangunan ± 18 Ha. Secara geografis letak pondok pesantren berada pada ± 16 KM

dari kota Lamongan. Pondok ini berada didalam desa sebelah timur yang

dikelilingi sawah-sawah dengan pemandangan yang begitu asri, karena memang

46
letaknya di pedesaan.Jumlah santri yang berdomisili di pondok pesantren ini ada

300 yakni santri putra 150 dan santri putri 150.Di dalam area pondok pesantren

juga terlihat bangunan yakni Lembaga Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah

Aliyah, dan terdapat asrama.Asrama putra dan putri disediakan bagi santri yang

mondok di pesantren ini, letak asrama santri putra dan putri terpisah oleh sebuah

masjid.Selain asrama, di dalam Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda ini

terdapat bangunan berupa perpustakaan, ruang UKS, koperasi, dapur, gudang, dan

tempat jemur pakaian.Adapun bentuk-bentuk kegiatan aktivitas di Pondok

Pesantren Assalafi Nurul Huda yaitu : sholat berjamaah, wiridan, istighosah,

mengaji Al-Qur’an, khotibah dan silaturrahmi ke Alim Ulama.

Untuk Visi Misi Pondok Pesanten Assalafi Nurul Huda yaitu Visi :

Mencetak generasi masa depan yang bertaqwa, berilmu dan berakhlaqul karimah,

Kemudian Misi : 1) Menegakkan dan menjungjung tinggi nilai-nilai ajaran islam

yang bermaktub dalam Al-Quran dan Al-Hadist serta keteladanan ulama sholeh,

2) Menanamkan akhlaqul karimah dalam bersikap, berbuat, berkata dan berbusana

yang sopan di lingkungan pondok pesantren, 3) Memberikan dasar, arah dan

pedoman berperilaku selama belaja di pondok pesantren.

4.1.2 Data Umum

1) Distribusi Berdasarkan Usia Santriwati

Tabel 4.1 Distribusi Usia Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda
Kecamatan Sugio Bulan Maret 2022

No Usia Santriwati Frekuensi Persentase (%)


1 15 tahun 23 39,0%
2 16 tahun 22 37,3%
3 17 tahun 14 23,7%
Jumlah 59 100 %
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 59 santriwati di

Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio hampir sebagian

santriwati berumur 15 tahun (39,0%) dan sebagian kecil santriwati berumur 17

tahun (23,7%).

4.1.3 Data Khusus

1) Status Gizi Pada Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda

Kecamatan Sugio

Tabel 4.2 Distribusi Status Gizi Pada Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi
Nurul Huda Kecamatan Sugio Pada Bulan Maret 2022

No Status Gizi Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Kurus 10 16,9%
2 Kurus 28 47,5%
3 Normal 17 28,8%
4 Gemuk 2 3,4%
5 Sangat Gemuk 2 3,4%
Jumlah 59 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 59 santriwati di

Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio hampir sebagian

mengalami status gizi kurus (47,5%) dan sebagian kecil mengalami status gizi

sangat gemuk (3,4%).

2) Usia Menarche Pada Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda

Kecamatan Sugio

Tabel 4.3 Distribusi UsiaMenarche Pada Santriwati di Pondok Pesantren


Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio

No Usia Menarche Frekuensi Persentase (%)


1 Usia Cepat 7 11,9%
2 Usia Normal 10 16,9%
3 Usia Lambat 42 71,2%
Jumlah 59 100 %
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 59 santriwati di

Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio sebagian besar

mengalami usia menarche lambat (71,2%) dan sebagian kecil mengalami usia

menarche cepat (11,9%).

3) Siklus Menstruasi Pada Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda

Kecamatan Sugio

Tabel 4.4 Distribusi Siklus Menstruasi Pada Santriwati di Pondok Pesantren


Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio

No Siklus Menstruasi Frekuensi Persentase (%)


1 Polimenorea 0 0%
2 Normal 13 22,0%
3 Oligomenorea 43 72,9%
4 Amenorea 3 5,1%
Jumlah 59 100%

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 59 santriwati di

Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio sebagian besar

mengalami siklus menstruasi oligomenorea (72,9%) dan sebagian kecil

mengalami siklus menstruasi amenorea (5,1%).

4) Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Santriwati di Pondok

Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi Pada
Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan
Sugio Pada Bulan Maret 2022

Siklus Menstruasi
No. Status Normal Oligomenorea Amenorea Jumlah
Gizi N % N % N % N %
1 Sangat 0 0% 9 90,0% 1 10,0% 10 100%
Kurus
2 Kurus 0 0% 27 96,4% 1 3,6% 28 100%
3 Normal 13 76,5% 3 17,6% 1 5,9% 17 100%
4 Gemuk 0 0% 2 100% 0 0% 2 100%
5 Sangat 0 0% 2 100% 0 0% 2 100%
Gemuk
Total 13 22,0% 43 72,9% 3 5,1% 59 100%
Uji Spearmen rs: 0,407 p: 0,001

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh data bahwa hampir sebagian

santriwati mempunyai status gizi kurus mengalami siklus menstruasi

oligomenorea (96,4%). Dan sebagian kecil santriwati mempunyai status gizi

sangat gemuk mengalami siklus menstruasi diantaranya oligomenorea (100%).

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji spearmen rank (Rho)

dan analisa menggunakan progam SPSS 16.0 dengan nilai a= 0,05 dan nilai

signifikan 0,001 yang artinya H1 diterima. Dengan nilai r = 0,407 yang berarti ada

Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Santriwati di Pondok

Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio, memiliki tingkat keeratan

hubungan kuat.

5) Hubungan Usia Menarche Dengan Siklus Menstruasi Pada Santriwati di

Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Hubungan UsiaMenarche dengan Siklus Menstruasi


Pada Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan
Sugio Pada bulan Maret 2022

Siklus Menstruasi
No. Usia Normal Oligomenorea Amenorea Jumlah
Menarche N % N % N % N %
1 Usia Cepat 1 14,3% 6 85,7% 0 0% 7 100%
2 Usia Normal 9 90,0% 1 0% 0 0% 10 100%
3 Usia Lambat 3 7,1% 36 85,7% 3 7,1% 42 100%
Total 13 22,0% 43 72,9% 3 5,1% 59 100%
Uji Spearmen rs: 0,372 p: 0,004
Berdasarkan tabel 4.6 diatas diperoleh data bahwa sebagian besar

santriwati mempunyai usia menarche lambat mengalami siklus menstruasi

oligomenorea (85,7%). Dan sebagian kecil santriwati yang mempunyai usia

menarche cepat mengalami siklus menstruasi oligomenorea (85,7%).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji spearmen rank

(Rho) dan analisa menggunakan SPSS 16.0 dengan nilai a = 0,05 dan nilai

signifikan 0,004 yang artinya H1 diterima. Dengan nilai r = 0,372 yang berarti ada

Hubungan UsiaMenarche dengan Siklus Menstruasi Pada Santriwati di Pondok

Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio, memiliki tingkat keeratan

hubungan kuat.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Status Gizi Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda

Kecamatan Sugio

Berdasarkan tabel 4.2 hasil penelitian yang didapatkan dari data santriwati

di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio diperoleh bahwa

santriwati hampir sebagian mempunyai status gizi kurus.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti berasumsi bahwa status gizi kurus yang

dialami oleh santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan

Sugio dipengaruhi olehfaktor internal yaitu faktor psikologis dan aktivitas pondok

yang berlebihan, stress pada santriwati dapat terjadi akibat banyaknya tugas

sekolah sedangkan aktivitas yang berlebihan karena banyaknya aktivitas di

sekolah dan pada saat di pondok, kegiatan yang dilakukan yaitu sholat berjamaah,

wiridan, istighosah, mengaji Al-Qur’an, dan khotibah. Dimana jika santriwati


psikologisnya terganggu dan terlalu banyak aktivitas yang dilakukan makaakan

mempengaruhi nafsu makannya, jika nafsu makan berkurang maka status gizi

tidak tercukupi sehingga semakin kurus berat badan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Arisman (2018) bahwa perkembangan

perekonomian dan teknologi menyebabkan perbaikan gizi jika dibandingkan

dengan beberapa dekade sebelumnya.Faktor-faktor yang mempengaruhi status

gizi kurus pada dasarnya ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

internal terdiri dari faktor stress dan aktivitas fisik. Faktor eksternal terdiri dari

faktor pertanian, faktor ekonomi, faktor social budaya, dan pengetahuan

gizi.Selain itu, banyak hal yang turut mempengaruhi keadaan status gizi.Faktor

teknologi juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi status gizi

remaja (Suhardjo, 2017). Gizi kaum remaja yang dicerminkan oleh pola

makannya akan sangat menentukan apakah mereka bisa mencapai pertumbuhan

fisik yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Pertumbuhan

fisik remaja akan sangat ditentukan oleh asupan kalori dan protein. Dengan

mengkonsumsi kalori dan protein secara cukup maka pertumbuhan badan yang

menyangkut pertambahan berat badan dan tinggi badan akan dapat dicapai dengan

baik (Dieny, 2018).

4.2.2 Usia Menarche Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Assalafi Nurul

Huda Kecamatan Sugio

Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian yang didapatkan dari data santriwati

di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio diperoleh bahwa

santriwati sebagian besar mengalami usiamenarche lambat.


Berdasarkan uraian diatas, peneliti berasumsi bahwa usiamenarche lambat

yang dialami perempuan di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan

Sugio dikarenakan akibat dari beberapa faktor yaitu pengaruh genetic dan status

gizi. 1) pengaruh genetik, faktor genetik merupakan faktor yang tidak bisa

dimodifikasi dan adanya hubungan yang juga berkaitan dengan lokus yang

mengatur estrogen yang mewarisi. 2) Status gizi, status gizi semakin rendah

Indeks Massa Tubuh (IMT) pada perempuan maka usiamenarche nya semakin

lambat.

Hal ini sesuai dengan teori Proverawati dan Maisaro (2019) bahwa

usiamenarche adalah umur seseorang wanita mengalami menarche atau

perdarahan dari uterus. Usia saat perempuan mulai mendapat menstruasi sangat

bervarias yang dikategoerikan menjadi usia menarche awal terjadi pada usia <11

tahun, menarche normal pada usia 11-13 tahun dan usia menarche lambat pada

usia >13 tahun. Menarche lambat merupakan menstruasi pertama yang dialami

pada usia diatas 13 tahun. Kondisi menarche lambat terjadi karena produksi

hormon estrogen kurang dibanding wanita lain pada umumnya. Usiamenarche

yang lambat kemungkinan dipengaruhi oleh faktor keturunan, gangguan kesehatan

dan kurang gizi.

4.2.3 Siklus Menstruasi Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Assalafi Nurul

Huda Kecamatan Sugio

Berdasarkan tabel 4.4 hasil penelitian yang didapatkan dari data santriwati

di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio diperoleh bahwa

santriwati sebagian besar mengalami siklus menstruasi oligomenorea.


Berdasarkan uraian diatas, peneliti berasumsi bahwa siklus menstruasi

oligomenorea yang dialami oleh santriwati kemungkinan dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya adalah status gizi, stress, aktivitas fisik, diet, paparan

lingkungan dan kondisi kerja, gangguan endokrin serta gangguan perdarahan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Gustinah dan Djannah (2019) bahwa

menstruasi merupakan salah satu faktor yang mencerminkan potensi fungsional

seorang perempuan yang dapat dipengaruhi oleh sejumlah variabel yang meliputi

usia, riwayat keluarga, status social-ekonomi, pendidikan, aktivitas fisik,

kepribadian, olahraga, berat badan, tinggi badan, stress, infeksi, persentase

distribusi lemak maupun hormonal (Osayande, 2018). Faktor-faktor lain yang

mempengaruhi gangguan siklus menstruasi adalah faktor hormone, enzim,

vascular, prostaglandin, psikologi, penyakit kronis, gizi buruk, aktivitas fisik dan

konsumsi obat-obatan (Kusmiran, 2011).

Dampak yang timbul dari gangguan siklus menstruasi yang tidak ditangani

segera dan secara benar adalah terdapatnya gangguan kesuburan, tubuh terlalu

kehilangan banyak darah sehingga memicu terjadinbya anemia yang ditandai

dengan mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dan tanda-tanda anemia

lainnya.Gangguan siklus menstruasi juga merupakan indikator penting untuk

menunjukkan adanya gangguan system reproduksi yang nantinya dapat dikaitkan

dengan peningkatan resiko berbagai penyakit dalam system reprosuksi,

diantaranya kanker rahim, dan infertilitas.Perubahan siklus menstruasi ini harus

lebih diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kualitas hidup remaja kedepannya

(Sharma, 2020).
4.2.4 Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi Pada Santriwati

Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa hampir sebagian

santriwati memiliki status gizi kurus mengalami siklus oligomenorea.Dari kedua

variabel tersebut diuji signifikasinya dengan menggunakan uji SPSS 16.0 Uji

Spearmen dengan nilai α = 0,05 dan nilai significant 0,001, yang artinya H0

ditolak dan H1 diterima, dengan rs = 0,407 yang berarti ada hubungan status gzi

dengan siklus menstruasi pada santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul

Huda Kecamatan Sugio dengan tingkat keeratan hubungan kuat.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti berasumsi bahwa status gizi kurus

berhubungan dengan siklus menstruasi hal ini kemungkinan disebabkan oleh

berbagai faktor diantaranya adalah faktor psikologis dan aktivitas yang

berlebihan.Faktor psikologis yaitu dengan banyaknya tugas sekolah, sedangkan

aktivitas yang berlebihan yaitu dengan adanya aktivitas di sekolah maupun

dipondok, kegiatan yang dilakukan pada saat dipondokdiantaranya sholat

berjamaah, wiridan, istighosah, mengaji Al-Qur’an, dan khotibah. Dimana jika

santriwati psikologisnya terganggu dan terlalu banyak aktivitas akan

mempengaruhi nafsu makannya, jika nafsu makan berkurang makan status gizi

tidak tercukupi sehingga semakin kurus berat badan maka siklus menstruasi tidak

normal, hal ini berkaitan dengan kurangnya nafsu makan yang dapat memicu

kurangnya lemak sehingga dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak

normal.Berdasarkan fakta diatas dapat disimpulkan bahwa semakin baik status

gizi santriwati maka siklus menstruasinya normal.


Hal ini sejalan dengan teori Prathita (2019) yang menyatakan bahwa Indeks

Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu ukuran untuk memprediksi presentase

lemak di dalam tubuh manusia yang diperoleh dari perbandingan berat badan

dalam kilogram dengan tinggi badan dalam sentimeter. Jika terjadi berat badan

kurang maka, tidak dapat menyimpan lemak didalam tubuh, dimana lemak

merupakan salah satu senyawa di dalam tubuh yang mempengaruhi proses

pembentukan hormone estrogen, dan salah satu faktor dominan penyebab

gangguan menstruasi adalah hormone estrogen. Memiliki IMT yang rendah dapat

menyebabkan gangguan menstruasi diantaranya tidak adanya menstruasi atau

amenorea, menstruasi tidak normal dan nyeri saat menstruasi.Siklus menstruasi

yang tidak normal ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan

hormonal, status gizi, tinggi rendahnya IMT dan tingkat stress (Retissu, 2020).

Hal ini dapat terjadi karena perempuan yang mengalami kekurangan gizi

akan berdampak pada penurunan fungsi hipotalamus yang tidak memberikan

rangsangan kepada hipofisa anterior untuk menghasilkan FSH (Follicle

Stimulating Hoemone) dan LH (Luteinizing Hormone) , dimana FSH ini

berfungsi merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing

mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang tumbuh yang lainnya hancur.

Sedangkan LH berfungsi dalam pematangan sel telur atau ovulasi (fase sekresi)

yang nantinya jika tidak dibuahi akan mengalami peluruhan (menstruasi),

sehingga apabila produksi FSH dan LH terganggu maka siklus menstruasi juga

akan terganggu (Caroline, 2020).


4.2.5 Hubungan Usia Menarche dengan Siklus Menstruasi Pada Santriwati

Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

santriwati memiliki usiamenarche lambat mengalami siklus menstruasi

oligomenorea. Dari kedua variabel tersebut diuji signifikasinya dengan

menggunakan uji SPSS 16.0 Uji Spearmen dengan nilai α = 0,05 dan nilai

significant 0,004, yang artinya H1 diterima, dengan rs = 0,372 yang berarti ada

hubungan usia menarche dengan siklus menstruasi pada santriwati di Pondok

Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio dengan tingkat keeratan

hubungan kuat.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti berasumsi bahwa usiamenarche yang

lambat berhubungan dengan siklus menstruasi, hal ini kemungkinan disebabkan

oleh berbagai faktor diantaranya adalah faktor suku, genetik, gizi, sosial, ekonomi

dan lain-lain. Berdasarkan fakta diatas dapat disimpulkan bahwa semakin

usiamenarche normal maka siklus menstruasinya normal.

Hal ini sesuai dengan penelitian Wallace et al (2019) yang menyatakan

bahwa ada hubungan positif antara usiamenarche dengan siklus menstruasi.

Menurutnya terdapat perbedaan pada siklus menstruasi pada perempuan dengan

menarche dini dan lambat. Perempuan dengan menarche dini menunjukkan siklus

menstruasi yang regular atau normal daripada perempuan dengan usiamenarche

lambat. Perempuan dengan menarche yang lambat memiliki siklus menstruasi

yang panjang dan bervariasi. Dan sependapat dengan Anai et al (2019)

mendapatkan bahwa keterlambatan usia pertama menstruasi sebagai resiko tinggi


terjadinya gangguan siklus menstruasi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi

hubungan usiamenarche dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri,

diantaranya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu antara lain faktor suku,

genetic, gizi atau nutrisi, social, ekonomi, dan lain-lain.


BAB 5

PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran hasil penelitian tentang

“Hubungan Status Gizi dan Usia Menarche dengan Gangguan Siklus Menstruasi

Pada Santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio”.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1) Hampir sebagian santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda

Kecamatan Sugio mengalami status gizi kurus.

2) Sebagian besar santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda

Kecamatan Sugio mengalami usiamenarche lambat.

3) Rata-rata santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan

Sugio mengalami siklus menstruasi oligomenorea.

4) Terdapat Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi Pada Santriwati di

Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio.

5) Terdapat Hubungan UsiaMenarche dengan Siklus Menstruasi Pada Santriwati

di Pondok Pesantren Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Akademik

Dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajianataupun referensi di

perpustakaan serta mengembangkan pengetahuan tentang hubungan status gizi

59
dan usiamenarche dengan siklus menstruasi pada santriwati di Pondok Pesantren

Assalafi Nurul Huda Kecamatan Sugio.

5.2.2 Bagi Praktisi

1) Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu, wawasan dan pengalaman peneliti serta dapat

mengembangkan ilmu yang telah didapat dalam perkuliahan dan merupakan

syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana keperawatan.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat memberikan bahan kajian untuk melakukan penelitian

selanjutnya dan dapat menyempurnakan penelitian ini sebagai pembanding atau

dengan metode lain dengan menggunakan jumlah responden yang lebih besar,

serta dapat meneliti dari faktor lain.

3) Bagi Responden

Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para remaja dalam upaya

mengontrol status gizi.


DAFTAR PUSTAKA

Access, O. (2019).Hubungan antara Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada


Siswi MAN 1 Lamongan The Correlation between Nutritional Status and
Menstrual Cycle of Female Students at Islamic Senior High School 1
Lamongan.310-314. https://doi.org/10.2473/amnt.v3i4.2019.

Afi Lutfiyati dan Dwi Susanti. (2021). Hubungan Status Gizi dengan Gangguan
Siklus Menstruasi di SMPN 1 Sleman Yogyakarta.Riset Informasi
Kesehatan, 10(1).18-24. https://doi.org/10.30644/rik.v8i2.514.

Andriana.(2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi pada


Mahasiswi di Universitas Pasir Pengarian.Jurnal Maternity and Neonatal.

Basili, I., & Dewi, T. P. (2017).Mahasiswi Berstatus Gizi Obesetas Dengan Status
Gizi.2(November), 23-27.

Felicia, Esther H, Rina K. (2017). Hubungan Status Gizi dengan Siklus


Menstruasi pada Remaja Putri di PSIK FK UNSRAT Manado.e-Jurnal
Keperawatan (e-Kp), 3(1).1-7.

Fitri, I. (2017). Lebih Dekat Dengan Sistem Reproduksi Wanita. Gosyen


Publishing.

Fitrianingtya, Eno, Dkk. 2017.Usia Menarche, Status Gizi, Dan Siklus Menstruasi
Santri Putri: Jurnal Preventia Universitas Negeri Malang Volume 2 No 2.

Hardiningsih A& K. 2016.Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status


Menarche pada Siswi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Islam As-Syafi’iyah Bekasi Tahun 2016.

Gustina, E., & Djannah, S.N. (2015).Sumber Informasi Dan Pengetahuan Tentang
Menstrual Hygiene Pada Remaja Putri.Jurnal Kesehatan Masyarakat,
10(2), 147.https://doi.org/10.15294/kemas.vl0i2.3375.

Kurniawan, A. F., Trisetiyono, Y., & Pramono, D. (2016).Menstruasi Pada


Mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Tahun 2016.5(4), 298-306.

Laras S, Dewi A.P, Erry Y.M. (2017). Kecukupan Zat Gizi Makro, Status Gizi,
Stress, dan Siklus Menstruasi pada Remaja.Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
13(3).121-128.
Lestari, M., & Amal, F. (2019).Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus
Haid Tidak Teratur Pada Mahasiswi Kebidanan Poltekes Kemenkes
Jayapura.Jurnal Sehat Mandiri, 14(2), 57-63.https://doi.org/
10.33761/jsm.vli4.107.

Notoadmojo, S. (2010).Metodeologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.


Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2016). MetodeologiPenelitian Ilmu Keperawatan (4and ed). Jakarta:
Salemba Medika.

Olaf S, Adjie S, Nur C, Natasha R. (2019). Prevalensi Gangguan Menstruasi dan


Faktor-Faktor yang Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo
Gadung Jakarta Timur.

Olivia, F. (2013).Mengatasi Gangguan Haid.In Jakarta, PT Alex Media


Komptindo.

Sari, E. P. (2019).Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perubahan Siklus


Menstruasi Pada Mahasiswi Dharma Husada Pekanbaru Tahun 2019. 27,
417-429.
Yana, A. P., Syahredi, & Nur, I. L. (2017).Hubungan Status Gizi dengan Siklus
Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas.Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1).

Yuli Trisnawati, T. A. (2018). Korelasi Indeks Masa Tubuh dengan Siklus


Menstruasi pada Mahasiswi Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto.
Jurnal Publikasi Kebidanan.

Yuliati A, Nurul F. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada
Remaja di Bandar Lampung.Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik,
14(2).194-199.

Zulfahm, Z., & Juliandika, R. (2019).Hubungan Status Gizi Dengan Perubahan


Siklus Haid Pada Mahasiswi Tingkat III Kebidanan U’budiyah Banda
Aceg. Journal Of Healthcare Technology And
Medicine.https://doi.org/10.33143/jhtm.v4il.998.
63
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 8

KUESIONER

SIKLUS MENSTRUASI

No Responden :

Nama :

Usia :

Daftar Pertanyaan

1. Pada tanggal berapa Anda menstruasi pada bulan Maret ?

Jawaban :

2. Pada tanggal berapa Anda menstruasi pada bulan April?

Jawaban :

3. Pada usia berapa Anda pertama menstruasi (Usia Menarche)?

Jawaban :

4. Siklus Menstruasi (Diisi oleh peneliti)

Jawaban :

Kategori :
Lampiran 9

LEMBAR OBSERVASI

STATUS GIZI

A. Identitas Klien

No Responden :

Nama :

Umur :

Berat Badan (Kg) :

Tinggi Badan (Cm) :

Score :

Kategori :
Lampiran 10

TABULASI DATA

STATUS GIZI, USIA MENARCHE DAN SIKLUS MENSTRUASI

No. Status Gizi Klasifikasi Usia Siklus


Resp Usia BB TB IMT IMT Menarche Menstruasi
1 16 76 kg 159 cm 30 Sangat Lambat Normal
tahun gemuk
2 15 48 kg 155 cm 20 Normal Normal Oligomenorea
tahun
3 15 47 kg 150 cm 21 Normal Lambat Normal
tahun
4 16 86 kg 161 cm 33 Sangat Lambat Oligomenorea
tahun gemuk
5 15 45 kg 156 cm 18 Kurus Normal Normal
tahun
6 16 36 kg 157 cm 15 Sangat Lambat Oligomenorea
tahun kurus
7 16 40 kg 150 cm 18 Kurus Lambat Normal
tahun
8 17 38 kg 150 cm 17 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
9 16 44 kg 156 cm 18 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
10 15 49 kg 149 cm 22 Normal Lambat Normal
tahun
11 17 33 kg 142 cm 16 Sangat Lambat Oligomenorea
tahun kurus
12 15 50 kg 158 cm 20 Normal Normal Oligomenorea
tahun
13 15 61 kg 160 cm 24 Normal Lambat Oligomenorea
tahun
14 17 38 kg 150 cm 17 Kurus Normal Oligomenorea
tahun
15 16 38 kg 145 cm 18 Kurus Lambat Normal
tahun
16 16 38 kg 154 cm 16 Sangat Normal Oligomenorea
tahun kurus
17 16 43 kg 154 cm 18 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
18 16 45 kg 149 cm 20 Normal Lambat Normal
tahun
19 15 45 kg 151 cm 18 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
20 16 45kg 150 cm 20 Normal Lambat Amenorea
tahun
21 17 34 kg 151 cm 15 Sangat Lambat Oligomenorea
tahun kurus
22 16 62 kg 154 cm 26 Gemuk Cepat Oligomenorea
tahun
23 17 41 kg 153 cm 17 Kurus Cepat Oligomenorea
tahun
24 15 40 kg 148 cm 18 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
25 15 43 kg 153 cm 18 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
26 16 40 kg 152 cm 17 Kurus Normal Normal
tahun
27 17 33 kg 150 cm 15 Sangat Lambat Oligomenorea
tahun kurus
28 16 48 kg 156 cm 20 Normal Cepat Oligomenorea
tahun
29 16 49 kg 158 cm 20 Normal Lambat Oligomenorea
tahun
30 16 41 kg 154 cm 17 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
31 16 42 kg 151 cm 18 Kurus Cepat Oligomenorea
tahun
32 17 44 kg 155 cm 18 Kurus Lambat Normal
tahun
33 16 41 kg 151 cm 18 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
34 15 44 kg 155 cm 18 Kurus Normal Oligomenorea
tahun
35 15 45 kg 152 cm 19 Normal Normal Oligomenorea
tahun
36 15 35 kg 150 cm 15 Sangat Normal Oligomenorea
tahun kurus
37 15 50 kg 148 cm 23 Normal Lambat Oligomenorea
tahun
38 16 53 kg 152 cm 23 Normal Lambat Oligomenorea
tahun
39 16 35 kg 150 cm 15 Sangat Lambat Oligomenorea
tahun kurus
40 17 39 kg 148 cm 18 Kurus Lambat Amenorea
tahun
41 15 41 kg 149 cm 18 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
42 17 42 kg 159 cm 17 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
43 15 53 kg 155 cm 22 Normal Lambat Amenorea
tahun
44 17 45 kg 156 cm 18 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
45 15 41 kg 155 cm 17 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
46 16 47 kg 150 cm 21 Normal Lambat Normal
tahun
47 17 39 kg 150 cm 17 Kurus Cepat Oligomenorea
tahun
48 17 45 kg 157 cm 18 Kurus Lambat Normal
tahun
49 17 58 kg 159 cm 23 Normal Cepat Oligomenorea
tahun
50 15 39 kg 157 cm 16 Sangat Lambat Oligomenorea
tahun kurus
51 15 57 kg 150 cm 25 Normal Lambat Oligomenorea
tahun
52 15 41 kg 155 cm 17 Kurus Normal Oligomenorea
tahun
53 16 38 kg 153 cm 16 Sangat Lambat Oligomenorea
tahun kurus
54 15 40 kg 151 cm 17 Kurus Lambat Normal
tahun
55 17 49 kg 152 cm 21 Normal Cepat Oligomenorea
tahun
56 15 39 kg 154 cm 16 Sangat Lambat Normal
tahun kurus
57 15 40 kg 154 cm 17 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
58 15 42 kg 151 cm 18 Kurus Lambat Oligomenorea
tahun
59 16 58 kg 150 cm 26 Gemuk Lambat Oligomenorea
tahun
Keterangan :
Usia : Status Gizi :
1) 15 tahun : kode 1 1) Sangat kurus : kode 1
2) 16 tahun : kode 2 2) Kurus : kode 2
3) 17 tahun : kode 3 3) Normal : kode 3
4) Gemuk : kode 4
5) Sangat gemuk : kode 5

Usia Menarche :
1) Usia Cepat : kode 1
2) Usia Normal : kode 2
3) Usia Lambat : kode 3

Siklus Menstruasi :
1) Polimenorea : kode 1
2) Normal : kode 2
3) Oligomenorea : kode 3
4) Amenorea : kode 4
Lampiran 11

HASIL SPSS

Frequency

Statistics
Usia Status Gizi Usia Menarche Siklus Menstruasi
N Valid 59 59 59 59
Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15 tahun 23 39.0 39.0 39.0
16 tahun 22 37.3 37.3 76.3
17 tahun 14 23.7 23.7 100.0
Total 59 100.0 100.0

Status Gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat kurus 10 16.9 16.9 16.9
Kurus 28 47.5 47.5 64.4
Normal 17 28.8 28.8 93.2
Gemuk 2 3.4 3.4 96.6
Sangat gemuk 2 3.4 3.4 100.0
Total 59 100.0 100.0
Usia Menarche
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cepat 7 11.9 11.9 11.9
Normal 10 16.9 16.9 28.8
Lambat 42 71.2 71.2 100.0
Total 59 100.0 100.0

Siklus Menstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 13 22.0 22.0 22.0
Oligomenorea 43 72.9 72.9 94.9
Amenorea 3 5.1 5.1 100.0
Total 59 100.0 100.0

Crosstabulation

Status Gizi * Siklus Menstruasi Crosstabulation


SiklusMenstruasi
Normal Oligomenorea Amenorea Total
Status Sangat Count 0 9 1 10
Gizi kurus % within Status Gizi .0% 90.0% 10.0% 100.0%
%
withinSiklusMenstru .0% 20.9% 33.3% 16.9%
asi
% of Total .0% 15.3% 1.7% 16.9%
Kurus Count 0 27 1 28
% within Status Gizi .0% 96.4% 3.6% 100.0%
%
withinSiklusMenstru .0% 62.8% 33.3% 47.5%
asi
% of Total .0% 45.8% 1.7% 47.5%
Normal Count 13 3 1 17
% within Status Gizi 76.5% 17.6% 5.9% 100.0%
%
withinSiklusMenstru 100.0% 7.0% 33.3% 28.8%
asi
% of Total 22.0% 5.1% 1.7% 28.8%
Gemuk Count 0 2 0 2
% within Status Gizi .0% 100.0% .0% 100.0%
%
withinSiklusMenstru .0% 4.7% .0% 3.4%
asi
% of Total .0% 3.4% .0% 3.4%
Sangat Count 0 2 0 2
gemuk % within Status Gizi .0% 100.0% .0% 100.0%
%
withinSiklusMenstru .0% 4.7% .0% 3.4%
asi
% of Total .0% 3.4% .0% 3.4%
Total Count 13 43 3 59
% within Status Gizi 22.0% 72.9% 5.1% 100.0%
%
withinSiklusMenstru 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
asi
% of Total 22.0% 72.9% 5.1% 100.0%

Usia Menarche * Siklus Menstruasi Crosstabulation


Siklus Menstruasi
Normal Oligomenorea Amenorea Total
Usia Cepat Count 1 6 0 7
Menarche % within Usia 100.0
14.3% 85.7% .0%
Menarche %
% within Siklus
7.7% 14.0% .0% 11.9%
Menstruasi
% of Total 1.7% 10.2% .0% 11.9%

Normal Count 9 1 0 10
% within Usia 100.0
90.0% 10.0% .0%
Menarche %
% within Siklus
69.2% 2.3% .0% 16.9%
Menstruasi
% of Total 15.3% 1.7% .0% 16.9%
Lambat Count 3 36 3 42
% within Usia 100.0
7.1% 85.7% 7.1%
Menarche %
% within Siklus
23.1% 83.7% 100.0% 71.2%
Menstruasi
% of Total 5.1% 61.0% 5.1% 71.2%
Total Count 13 43 3 59
% within Usia 100.0
22.0% 72.9% 5.1%
Menarche %
% within Siklus
Menstruasi 100.0
100.0% 100.0% 100.0%
%

% of Total 100.0
22.0% 72.9% 5.1%
%

Correlations
SiklusMenstr
Status Gizi uasi
Spearman's rho Status Gizi Correlation
1.000 -.407**
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .001
N 59 59
Siklus Correlation
-.407** 1.000
Menstruasi Coefficient
Sig. (2-tailed) .001 .
N 59 59
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Usia SiklusMenstr
Menarche uasi
Spearman's rho Usia Menarche Correlation
1.000 -.372**
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .004
N 59 59
Siklus Correlation
-.372** 1.000
Menstruasi Coefficient
Sig. (2-tailed) .004 .
N 59 59
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai