Oleh
Dewinta Isabora Gustrianingsih Purba
132500002
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi (Ketidakefektifan Pemberian
ASI) pada Ibu Nifas di Lingkungan I Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan
Medan Amplas”. Karya Tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat selaku Dosen Penguji
yang telah meluangkan waktunya dalam sidang KTI saya.
8. Keluarga kelolaan saya yang telah memberikan waktunya untuk melakukan
Asuhan Keperawatan.
Penulis
LAMPIRAN
Catatan Perkembangan
Leaflet
Satuan Acara Penyuluhan
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa setelah
melahirkan 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan masa nifas,
dan penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan
rahim, sama halnya seperti masa haid. Darah nifas mengandung trombosit, sel-sel
degeneratif, sel-sel nekrosis atau sel mati, dan sel-sel endometrium yang sisa.
Mungkin ada ibu yang merasa heran ketika darah nifasnya cepat berhenti,
sementara ada pula yang waswas dan khawatir karena darah nifasnya masih keluar
melewati masa 40 hari (Hutahaean, 2009).
Salah satu adaptasi fisiologi yang dialami saat nifas adalah pengeluaran ASI.
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin ini merupakan hormon
laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan skresi air
ibu (Ambarwati, 2009).
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila
makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan
mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar ASI tidak dapat bekerja dengan
sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik,
makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta
mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8-
12 gelas/hari (Ambarwati, 2009).
Faktor-faktor yang berperan terhadap produksi ASI adalah nutrisi. Nutrisi atau
gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%,
karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk
memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan
meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa (Ambarwati, 2009).
Menu seimbang ibu nifas adalah susunan makanan yang diperlukan oleh ibu
nifas sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam tubuh supaya tubuh dalam
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. E dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas
penulis mampu:
- Melakukan pengkajian kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan
pemberian ASI) pada ibu nifas.
- Menegakkan diagnosa kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan
pemberian ASI) pada ibu nifas.
- Melakukan intervensi masalah kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan
pemberian ASI) pada ibu nifas.
- Melakukan implementasi berdasarkan rencana keperawatan yang sudah
dibuat untuk masalah kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian
ASI) pada ibu nifas.
- Melakukan evaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan pada masalah nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada
ibu nifas.
C. Manfaat
− Bagi kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat dijadikan masukan untuk
menambah dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa
keperawatan serta pembaca pada umumnya dalam memberikan asuhan
keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
untuk mengevaluasi keadaan ibu. Merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi pasien (Potter & Perry, 2005).
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan selama pengkajian yaitu (Roito,
2013):
a. Tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi.
b. Payudara dan puting susu.
c. Lokea seperti warna , jumlah, bau.
d. Perineum seperti edema, inflamasi, hematoma, pus, bekas luka.
e. Episiotomi atau robek, jahitan, memar, hemoroid seperti wasir atau
ambeien.
f. Ekstremitas seperti varises, betis apakah lemah dan panas, edema.
Perawat dapat menanyakan riwayat kesehatan dan keluhan ibu terkait
ketidakefektifan pemberian ASI seperti:
a. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu,
apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang
diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuatan
ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup.
Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut
(Saleha, 2009):
1. Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
dan vitamin yang cukup.
d. Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi
hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin (Rukiyah,
2011).
e. Anatomis payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain
itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau puting susu ibu.
f. Pola istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan
fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang
(Ambarwati, 2009).
2. Analisa Data
Pengumpulan data adalah informasi tentang pasien yang dilakukan secara
sitematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan pasien. Dari informasi yang terkumpul,
didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien (Potter
& Perry, 2005).
Batasan karakteristik yang terkait dengan ketidakefektifan pemberian ASI
menurut NANDA adalah:
a. Subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah abortus atau tidak,
keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya
mengenai ketidakefektifan pemberian ASI, contohnya:
− Persepsi suplai ASI yang dikeluarkan kurang dari harapan
− Ketidakpuasan proses menyusui
− Keterlambatan produksi ASI
− Menolak menyusu
b. Objektif
Data yang dapat dikukur, dapat diperoleh menggunakan panca indra (lihat
dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Data-data yang terkait
ketidakefektifan pemberian ASI yaitu:
− Ketidakadekuatan suplai ASI
− Menggeliat dan menangis di payudara ibu
− Rewel dan menangis dalam waktu satu jam setelah menyusui
− Ketidakmampuan bayi untuk menempel pada payudara ibu dengan
benar
4. Perencanaan
Perencanaan adalah teori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Perencanaan yang diberikan terkait dengan ketidakefektifan pemberian
ASI berdasarkan NIC:
− Bantuan pemberian ASI: Menyiapkan seorang ibu baru untuk menyusui
bayinya.
− Konseling laktasi: menggunakan proses bantuan interaktif untuk
membantu memperhatikan keberhasilan menyusui.
− Supresi laktasi: memfasilitasi penghentian prosuksi ASI dan
meniminalkan kongesti payudara setelah melahirkan
Pengkajian:
a. Kaji pengetahuan dan pengalaman ibu dalam pemberian ASI.
b. Kaji kemampuan bayi untuk latch on dan mengsap secara efektif.
c. Kaji pada periode awal pranatal untuk adanya faktor resiko
ketidakefektifan pemberian ASI (misalnya usia dibawah 20 tahun, status
sosioekonomi yang rendah, puting inversi).
d. Kaji ketidaknyamanan (seperti puting lecet, kongesti payudara).
e. Konseling laktasi (NIC):
− Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui
− Evaluasi pemahaman ibu tentang syarat menyusu dari bayi (misalnya,
refleks rooting, mengisap, dan terjaga)
− Pantau keterampilan ibu dalam menempelkan bayi ke puting
− Pantau integritas kulit puting
1. Pengkajian
A. BIODATA
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 26 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Pembangunan, Lingkungan I, Kelurahan Siti
Rejo II, Kecamatan Medan Amplas
Nifas : Nifas hari ke 14
Tanggal Persalinan : 11 Mei 2016
Tanggal Pengkajian : 24 Mei 2016
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan setelah melahirkan ASI tidak keluar selama seminggu
sehingga bayi diberi susu formula (keterlambatan produksi ASI), klien
mengatakan bayi menolak menyusu, klien mengatakan puting susu tidak
keluar, klien mengatakan ASI nya keluar setelah seminggu persalinan tetapi
produksi ASI nya hanya sedikit, klien mengatakan tidak tahu cara perawatan
payudara, isapan bayi pada payudara tidak kontinue dan bayi menolak untuk
lacth on.
E. KESEHATAN KELUARGA
a. Orang tua
Orang tua pasien tidak memiliki penyakit berat.
b. Saudara kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit.
c. Penyakit keturunan yang ada
Pada garis keturunan, keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan.
d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada keluarga klien yang memiliki riwayat atau mengalami gangguan
jiwa.
e. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada anggota keluarga pasien yang meninggal
f. Penyebab meninggal
Tidak ada.
b. Konsep diri:
− Gambaran diri
Klien menerima seluruh bagian tubuhnya, tanpa merasa ada yang kurang
− Ideal diri
Klien menginginkan mampu memberi ASI kepada bayinya
− Harga diri
Klien cukup dihargai di lingkungan sekitar dan dalam pengambilan
keputusan di lingkungan keluarga
− Peran diri
Klien berperan sebagai orang tua dan sebagai istri yang memiliki satu
anak.
− Identitas
Semenjak melahirkan pasien hanya melakukan aktivitas di rumah seperti
merawat bayinya.
e. Spirilual
− Nilai dan keyakinan
Klien meyakini Allah SWT sebagai Tuhan yang berkuasa atas segalanya
dan hanya kepada-Nya tempat memohon.
− Kegiatan ibadah
Klien rajin mengerjakan shalat 5 waktu.
H. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran klien baik
b. Tanda-tanda vital
− Suhu tubuh : 36,8 oC
− Tekanan darah : 110/70 mmHg
− Nadi : 78 x/menit
− Pernapasan : 20 x/menit
− TB : 158 cm
− BB : 55 kg
Rambut
− Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran merata, dengan rambut
lurus
− Bau : Rambut klien tidak bau
− Warna kulit : Hitam
Wajah
− Warna kulit : Putih
− Struktur wajah : Simetris
Mata
− Kelengkapan dan kesimetrisan : Normal, simetris antara dextra dan
sinistra
− Palpebra : Normal, dapat menutup dan
membuka mata, tidak ada kemerahan.
− Konjungtiva dan skela : Konjungtiva tidak anemis, sklera
putih tidak ikterik
− Pupil : Isokor (sama kanan kiri), posisi di
tengah
− Cornea dan iris : Tidak dilakukan pemeriksaan
− Visus : penglihatan pasien bagus
− Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Telinga
− Bentuk telinga : Simetris antara dextra dan sinistra
− Ukuran teringa : Normal
− Lubang telinga : Normal, tidak ada lateralisasi telinga kanan dan
kiri
Leher
− Posisi trachea : Berada di tengah
− Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
− Suara : Suara klien jelas
− Kelenjar limfa : Tidak ada pembesaran kelenjar limfa
− Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
− Denyut nadi karotis : Teraba kuat
Pemeriksaan integumen
− Kebersihan : Kulit klien bersih
− Kehangatan : Akral hangat
Pemeriksaan payudara
− Ukuran dan betuk : Normal, ukuran sama
− Warna payudara dan aerola : aerola berwarna hitam.
− Kondisi payudara dan puting : Kondisi payudara kotor, puting klien tidak
menonjol keluar
− Produksi ASI : Produksi ASI klien hanya sedikit.
Pemeriksaan thoraks/dada
− Pernapasan (frekuensi, irama) : Pola napas pasien teratur, RR: 20
x/mentit
− Tanda kesulitas bernapas : Tidak ada
Pemeriksaan paru
− Palpasi getaran suara : Simetris antara dextra dan sinistra saat klien
bernapas
− Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
− Auskultasi : Tidak terdapat suara tambahan
Pemeriksaan abdomen
− Inspeksi : Normal, tidak ada massa, tidak ada trauma
− Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak dijumpai massa, tanda acites
(−)
Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
− Kesimetrisan : Simetris antara dextra dan sinistra
− Kekuatan otot : Kuat
− Edema : Tidak ada edema
Fungsi motorik
Klien dapat mengangkat tangan, mengangkat kaki, duduk, dan berganti
posisi.
b. Aktivitas/Istirahat
Sebelum melahirkan
− Tidur malam : 6-8 jam yaitu pukul 23.00 – 06.00 WIB
− Tidur siang : klien tidak terbiasa tidur siang
− Kwantitas : kadang klien terbangun di malam hari karena ingin BAK
Setelah melahirkan
− Tidur malam : klien tidur lebih awal yaitu pukul 21.00 – 01.00 WIB
− Tidur siang : pukul 11.00 – 14.00 WIB
d. Pola kegiatan/aktivitas
− Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti
pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total
Aktivitas sehari-hari klien dilakukan seicara mandiri. Kegiatan atau
aktivitas setiap harinya yaitu mengurus bayi nya.
J. POLA ELIMINASI
a. BAB
− Pola BAB : Normal, 1 kali sehari
− Karakteristik feses : Normal, feses berbentuk dan berwarna kuning
− Riwayat pendarahan : Tidak ada riwayat pendarahan
− BAB terakhir : 1 hari yang lalu
− Diare : Tidak ada
− Penggunaan laktasif : Tidak ada
K. MEKANISME KOPING
Adaptif, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan anggota keluarga.
DO:
− Riwayat obstetri: G1P1A0 Ketidakefektifan
suplai ASI
− Puting susu klien tidak
menonjol keluar
− Payudara dan puting tampak
kotor
− Isapan bayi pada payudara
tidak kontinue
− Bayi menolak untuk lacth on
DO:
− TTV:
TD: 110/70 mmHg
HR: 78 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,8 0C
− Riwayat obstetri: G1P1A0
− Klien tampak lelah
− Klien tampak mengantuk
− Klien tampak kurang energi
− Klien tampak kurang minat
3. Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria
yang harus ditangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul
berdasarkan analisa data:
1. Ketidakefektifan pemberian ASI
2. Keletihan
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pemberian ASI b/d anomali payudara ibu d/d klien
mengatakan setelah melahirkan ASI tidak keluar selama seminggu
sehingga bayi diberi susu formula (keterlambatan produksi ASI), bayi
menolak menyusu, produksi ASI hanya sedikit setelah seminggu
melahirkan, klien mengatakan kurang mengetahui cara perawatan
payudara, puting susu tidak menonjol keluar, payudara dan puting tampak
kotor, isapan bayi pada payudara tidak kontinue, bayi menolak untuk lacth
on, tampak ketidakadekuatan suplai ASI dan riwayat obstetri: G1P1A0
A. KESIMPULAN
Berdasarkan studi kasus pada Ny. E berusia 26, dengan riwayat obstetri
G1P1A0 dan masa nifas yang ke-14. Berdasarkan pengkajian klien mengeluhkan
bahwa setelah melahirkan ASI tidak keluar selama seminggu sehingga bayi diberi
susu formula (keterlambatan produksi ASI), bayi menolak menyusu, karena
puting susu tidak keluar. Produksi ASI keluar sedikit setelah seminggu
melahirkan dan klien juga tidak tahu cara perawatan payudara. Hasil pemeriksaan
tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 36,8 oC, nadi 78 x/menit, pernapasan
20 x/menit, TB 158 cm dan BB 55 kg. Payudara simetris, warna aerola hitam,
kondisi puting tidak menonjol keluar, ketidakadekuatan produksi ASI, bayi
menolak latching on dan isapan bayi pada payudara tidak kontinue. Saat ini
lochea berwarna putih kekuningan (lochea alba), terdapat episiotomi dan
pereniumnya sudah membaik. Tanda REEDA tidak ada yaitu redness
(kemerahan), edema (bengkak, echimosis (perdarahan di bawah kulit), drainage
(rembesan), dan approximatly (jahitan tidak menyatu) tidak ada.
Setelah dilakukan pengkajian keperawatan pada Ny. E ditemukan masalah
keperawatan yaitu ketidakefektifan pemberian ASI b/d anomali peyudara ibu.
Setelah itu dilakukan intervensi dan implementasi yang direncanakan selama 2
hari. Intervensi yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi pasien yaitu kaji
penyebab kurang produksi ASI, ajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya,
jelaskan kepada klien tentang pentingnya manfaat ASI, lakukan perawatan
payudara menurut HOFFMAN dan berikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan payudara untuk puting datar dengan menggunakan leaflet. Intervensi
yang tidak dapat dilakukan karena kodisi klien tidak sesuai yaitu anjurkan kepada
klien untuk melatih bayi agar dapat menghisap puting susu dengan baik karena
dapat merangsang puting ibu keluar, intervensi ini tidak dilakukan karena puting
ibu masih masuk ke dalam sehingga terlebih dahulu dilakukan perawatan
payudara, jika puting ibu sudah keluar maka dapat dilakukan intervensi tersebut.
Kemudian intervensi instruksikan kepada ibu tentang alat pemompa payudara
B. SARAN
a. Bagi Instansi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan agar lebih banyak menyediakan buku yang
berhubungan dengan kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian
ASI) pada ibu nifas sebagai bahan acuan bagi mahasiswa guna meningkatkan
kualitas pendidikan khususnya mahasiswa DIII keperawatan
c. Bagi Mahasiswa
Agar menggali lebih dalam lagi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas.
Potter, Pratricia A, dan Anne Griffin Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta:
EGC
Roito, J. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.
Jakarta: EGC
Rukiyah, Ai Y. (2011). Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
P: Intervensi dilanjutkan
A. Judul Kegiatan
Sekilas Tentang Perawatan Payudara pada Ibu Nifas
B. Identifikasi Masalah
Ketika wanita sedang hamil banyak yang dipersiapkan untuk kelahiran dan
untuk selama melahirkan. Payudara pun juga harus dipersiapkan sejak kehamilan
yaitu perawatan payudara karena untuk menyiapkan diri ketika memberikan air
susu ibu (ASI) untuk si buah hati saat dia lahir kelak. Hal ini merupakan salah
satu bagian yang penting yang harus diperhatikan oleh ibu hamil sebagai
persiapan untuk menyusui nantinya dan wajib dilakukan selama kehamilan. Saat
kehamilan payudara akan membesar dan warna di daerah sekitar putting akan
lebih gelap dan lebih sensitive / peka. Sehingga jika terkena sentuhan sedikit saja
akan terasa sakit dan tegang karena tubuh sedang bekerja mempersiapkan diri
untuk memberikan makanan pada bayinya kelak.
Perawatan payudara sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah
melahirkan. Dengan perawatan yang benar, hasilnya bukan cuma produksi yang
cukup, tapi juga bentuk payudara akan tetap baik selama menyusui. Sebagaimana
diketahui, payudara selama kehamilan akan mengalami perubahan. Antara lain
terasa lebih kencang, lebih besar, dan lebih penuh. Konon, menjelang kelahiran
berat setiap payudara mencapai 1,5 kali lebih besar dibandingkan sebelum hamil.
Oleh sebab itu perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai
masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI
yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahirsehingga harus dilakukan
sedini mungkin.
D. Bentuk Kegiatan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Sasaran
Pasien (Ny. E)
F. Media
Leaflet
3 5 menit Evaluasi :
J. Materi
a. Pengertian perawatan payudara
Perawatan payudara pada nifas adalah merawat sedini mungkin payudara
ibu pada saat kenifasan untuk mempersiapkan payudara sebagai penghasil
ASI serta kebersihannya dan teknik perawatannya.
b. Tujuan perawatan payudara
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting
3. Mengatasi puting susu datar/masuk
4. Memperlancar pengeluaran ASI
K. Daftar Pustaka
Roito, J. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.
Jakarta: EGC
NIM : 13250002