Anda di halaman 1dari 29

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ilmiah asuhan kebidanan nifas dan menyusui fisiologis pada Ny. I, 25
Tahun, P2A0, 2 Jam Postpartum Normal, Fase Taking In, telah diperiksa dan
disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Blora, 2021

Pembimbing Klinik Praktikan

Suwisi, S.ST Farah Jessica Choirinnisa

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Marlynda Happy Nurmalita Sari, S.ST, MKM

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufik serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ilmiah ini
dengan judul “Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Fisiologis Pada Ny. I, 25
Tahun, P2A0, 2 Jam Postpartum Normal, Fase Taking In Di Puskesmas Todanan”
tanpa halangan suatu apapun. Terselesaikanya laporan ilmiah ini tidak terlepas
dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Krisdiana Wijayanti, M.Mid selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Blora Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang.
2. Ibu Marlynda Happy Nurmalita Sari, S.ST, MKM selaku Pembimbing
Akademik yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing kami dalam penyusunan laporan ilmiah ini.
3. Ibu Suwisi, S.ST selaku Pembimbing Klinik yang telah memberikan
pengarahan serta masukan dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Orang tua yang telah membantu dalam memberikan dukungan baik moral
maupun material.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih belum
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisanya. Oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi
acuan dan bekal pengalaman bagi saya untuk menjadi lebih baik dimasa yang
akan datang. Semoga laporan ilmiah yang saya buat ini dapat bermaanfaat sebagai
ilmu pengetahuan bagi para pembaca khususnya dalam bidang kesehatan.

Blora, 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
C. Manfaat Penulisan................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................4
A. Pengertian Nifas Menurut Beberapa Ahli..........................................................4
B. Tahapan Masa Nifas............................................................................................4
C. Tujuan Asuhan Masa Nifas.................................................................................5
D. Perubahan Fisiologis Masa Nifas........................................................................5
E. Adaptasi Psikologis Ibu Nifas............................................................................11
BAB III............................................................................................................................13
TINJAUAN KASUS........................................................................................................13
BAB IV............................................................................................................................21
PEMBAHASAN..............................................................................................................21
BAB V.............................................................................................................................22
PENUTUP.......................................................................................................................22
A. Kesimpulan.........................................................................................................22
B. Saran...................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masa Nifas atau puerperium merupakan masa dimulainya sejak 1
jam stelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi. Meliputi upaya pencegahan, deteksi
dini dan pengobatan komplikasi penyakit yang mungkin terjadi,
penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi serta nutrisi bagi ibu (Sarwono, 2009)
Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi
dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara
maju maupun negara berkembang perhatian utama bagi ibu dan bayi
terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan (Mochtar
Rustam, 1998)
Resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi
pada masa pascapersalinan. Keadanan ini terutama disesbabkan oleh
konsekuensi ekonomi, disamping ketidaktersediaan pelayanan atau
rendahnya pelayanan peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan
pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas (Sarwono, 2009)
Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan
rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta
penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah, penyakit, penyulit serta
komplikasi yang mungkin timbul pascapersalinan (Sarwono, 2009)
Masa pascapersalinan seorang ibu memerlukan informasi dan
konseling tentang perawatan bayi, pemberian ASI, personal hygiene,
kehidupan seksual, kontrasepsi,nutrisi. Sehingga peran tenaga kesehatan
sangat berpengaruh demi terpenuhinya kebutuhan ibu pascapersalinan
(Sarwono, 2009)
Status nutrisional pada masa remaja, kehamilan dan laktasi
memiliki dampak langsung pada kesehatan maternal dan bayi selama masa
nifas. Masukan nutrisi pascapersalinan harus ditingkatkan untuk mengatasi
kebutuhan energi selama ibu menyusui bayinya.
Tiga defisiensi kebutuhan vitamin dan mineral adalah kelainan
yang sering terjadi akibat kekuangan iodine, kekurangan vitamin A serta
anemia defisiensi Fe. Defisiensi yang terjadi terutama disebabkan intake
yang kurang, gangguan pnyerapan atau penggunaan yang tidak tepat.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan makan makanan yang sesuai,
penggunaan obat suplemen selama kehamilan dan menyusui.
Latar belakang diatas penulis jadikan acuan untuk memberikan
asuhan kebidanan pada ibu nifas yaitu Ny. I, umur 25 tahun, P2A0, 2 jam
postpartum, di Puskesmas Todanan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
normal
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif pada Ny.
I, umur 25 tahun, P2A0, 2 jam postpartum
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data obyektif pada Ny. I
c. Mahasiswa mampu merumuskan analisa berdasarkan data
subyektif dan data obyektif pada Ny. I
d. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan yang sesuai
berdasarkan kebutuhan pada Ny. I
e. Membandingkan teori dengan kasus yang ada di lapangan / lahan
praktik

C. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian dalam laporan ilmiah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pelayanan kesehatan, institusi pendidikan dan
penulis
1. Tenaga Kesehatan
a. Mengembangkan pelayanan sesuai dengan evidanced based
b. Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien sehingga
mencegah adanya intervensi berlebihan
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan khususnya puskesmas sebagai salah satu media
pemasukan ilmu bagi institusi dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan yang akan datang demi menciptakan kenyamanan pasien
sesuai dengan kebutuhannya
3. Institusi Pendidikan
a. Laporan ilmiah ini dijadikan sebagai sumber bacaan untuk
menambah wawasan bagi mahasiswa
b. Laporan ilmiah ini dijadikan sebagai salah satu media dalam
kegiatan belajar mengajar
4. Pasien
a. Mengetahui kondisi kesehatan terutama kondisi selama masa nifas
b. Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya
5. Penulis
a. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan bagi penulis selama
melakukan pengkajian sehingga dapat mengaplikasikannya di
lapangan
b. Untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas dalam melakukan proses penelitian
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Nifas Menurut Beberapa Ahli


Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
(Sulistyawati, 2009)
Masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-
kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono, 2009)
Masa nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Rini dan Kumala, 2017)
Masa nifas disebut juga masa postpartum atau puerperium, adalah
masa sesuadah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan dan
pengembalian alat-alat kandungan/reproduksi, seperti sebelum hamil yang
lamanya 6 minggu atau 40 hari pascapersalinan (Jannah, 2011)
Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan
selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya
traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Varney, 2008)

B. Tahapan Masa Nifas


Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini,
puerperium intermedial, dan remote puerperium. Dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, dimana ibu
diperbolehkan berdiri dan berjalan serta menjalankan aktivitas
layaknya wanita normal lainnya (40 hari).
2. Puerperium Intermediate
Puerperium intermediate merupakan masa kepulihan menyeluruh
alat-alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3. Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat
berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun. (Rini dan Kumala, 2017)

C. Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk :
1. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas
2. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
3. Melaksanakan skrining secara komprehensif
4. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.
5. Konseling laktasi dan perawatan payudara
6. Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.
7. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bila perlu
8. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta memungkinkan ibu
untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan
budaya yang khusus.
9. Imunisasi ibu terhadap tetanus.
10. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan
anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu
dan anak. (Rini dan Kumala, 2017)

D. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


Dikutip dari buku Sinopsis Obstetri Jilid 1 edisi 2 oleh Prof. Dr.
Rustam Mohtar, MPH, 1998 :
1. Peubahan sistem reproduksi
a. Uterus
Pengerutan rahim (involusi)
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada
kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari
desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neurotic
(layu/mati). Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan palpasi untuk meraba TFU.
Proses Involusi Uterus

Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus Keadaan Serviks


Uteri (gr)
Bayi lahir Setinggi pusat 1000
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 Lembek
Satu Pertengahan pusat 500 Beberapa hari
minggu dan simfisis setelah postpartum
Dua Tak teraba diatas 350
dapat dilalui 2 jari.
minggu simfisis
Akhir minggu
Enam Bertambah kecil 50-60
pertama dapat
minggu
Delapan Sebesar normal 30 dimasuki 1 jari
minggu

b. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik
dari dalam uterus. Lochea mempunyai reaksi basa/ alkalis yang
dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada
kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lochea berbau amis atau anyir dengan volume yang
berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau dan tidak
sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan
warna dan volume karena adanya proses involusi. (Sulistyawati,
2009)
Berikut ini adalah beberapa jenis lokea yang terdapat pada
wanita saat masa nifas yaitu :
1) Lochea rubra (cruenta)
Lochea ini keluar pada hari pertama sampai hari keempat
masa postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena
terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta
berlangsung dari hari keempat sampai hari ketujuh postpartum.
3) Locha serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada
hari ketujuh sampai hari ke-14 pascapersalinan.
4) Lochea alba
Lochea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokea
alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.
5) Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau
busuk.
6) Lochiostatis, lochea yang tidak lancar keluarnya.
c. Perubahan di serviks dan Segmen bawah uterus
Setelah kelahiran, miometrium segmen bawah uterus yang
sangat menipis berkontraksi tetapi tidak sekuat korpus uteri. Segera
setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan
berbentuk seperti corong.
Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan
serviks tidak berkontraksi sehingga perbatasan antara korpus dan
serviks uteri berbentuk cincin (Rukiyah.at.all, 2011).
d. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam
keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali pada
keadaan seperti tidak hamil dan ruage dalam vagina.
e. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh kepala bayi yang bergerak maju. Pada
postnatal hari ke lima, perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian tonusnya, sekalipun tetap kendur daripada keadaan
sebelum hamil.
Perineum adalah daerah antara vulva dan anus. Biasanya
setelah melahirkan, perineum menjadi agak bengkak atau edema
dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomi, yaitu
sayatan untuk memperluas jalan pengeluaran bayi (Anik
Maryuyani, 2010)
Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya
luka perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi
luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari postpartum. Kriteria
penilaian luka yang pertama dikatakan baik jika luka kering,
perineum menutup dan tidak ada tanda infeksi (merah, bengkak,
panas, nyeri, fungsioleosa).
Kedua dikatakan sedang, jika luka basah, perineum
menutup, tidak ada tanda-tanda infeksi (merah, bengkak, panas,
nyeri, fungsioleosa). Ketiga diakatakan buruk, jika luka basah,
perineum menutup/membuka dan ada tanda-tanda infeksi (merah,
bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa).
2. Perubahan Sistem Percernaan
Ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini
disebabkan karena pada waktu persalinan, alat percernaan mengalami
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan
berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan
makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh.
3. Perubahan sistem perkemihan
Ibu akan sulit buang air kecil dalam 24 jam pertama.
Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme
sfinkter dan edema leher kandung kemih sesudah bagian ini
mengalami kompresi (tekanan) antar kepala janin dan tulang pubis
selam persalinan berlangsung.
Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam
postpartum. Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut
“diuresis”. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6
minggu.
4. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada
waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi
ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang
dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor.
5. Perubahan Sistem Endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan
pada sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan
dalam proses tersebut.
6. Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang.
Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam
pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga
mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI
dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali ke bentuk
normal.
7. Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya
kelenjar pituitary bagian belakang utuk mengeluarkan prolaktin,
hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang
produksi susu.
8. Estrogen dan Progesteron
Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun
mekanisme secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan bahwa
tingkat estrogen yang tngg memperbesar hormon antidiuretik yang
meningkatkan volume darah. Disamping itu, progesteron
mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan
peningkatan pembuluh darah. Hal ini sangat mempegaruhi saluran
kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva,
serta vagina. (Saleha, 2009)
9. Perubahan Tanda-Tanda Vital
a. Suhu badan
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat
celsius, sesudah partus dapat naik kurang dari 0,5 derajat celsius
dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi dari 8 derajat
celsius. Sesudah 2 jam pertama melahirkan, umumnya suhu badan
akan kembali normal. Bila suhu ibu lebih dari 38 derajat celsius,
mungkin terjadi infeksi pada klien.
b. Nadi dan pernafasan
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit setelah
partus, dan suhu tubuh tidak panas mungkin ada perdarahan
berlebihan atau ada vitium kordis pada penderita. Pada masa nifas
umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh,
sedangkan pernafasan akan sedikit meningkat setelah partus
kemudian kembali seperti keadaan semula.
c. Tekanan darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi pstpartum
dan akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat
penyakit-penyakit lain yang menyertai dalam ½ bulan tanpa
pengobatan. (Saleha, 2009;hal. 61)
10. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah
dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar
estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas,
namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal (Mochtar
Rustam, 1998)
Plasma darah tidak begitu mengandung cairan, dengan
demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah
dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini
(Mochtar Rustam, 1998)
11. Perubahan Payudara
Wanita yang telah melahirkan akan terjadi proses laktasi secara
alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu
produksi susu dan sekresi susu atau let down. Manfaat pemberian ASI :
1. Bagi bayi
a. Komposisi sesuai kebutuhan
b. Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan
c. ASI mengandung zat pelindung
d. Perkembangan psikomotorik lebih cepat
e. Menunjang perkembangan kognitif
f. Menunjang perkembangan penglihatan
g. Memperkuat ikatan batin ibu dan anak
h. Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat
i. Dasar untuk perkembangan kepribadian dan percaya diri (Ai
Yeyeh Rukiah, 2013)
2. Bagi ibu
a. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat
kembalinya rahim kebentuk semula
b. Mecegah anemia defisiensi besi
c. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
d. Menunda kesuburan
e. Menimbulkan perasaan dibutuhkan
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium (Ai
yeyeh Rukiah, 2013)
3. Manfaat bagi keluarga
a. Mudah dalam proses pemberiannya
b. Mengurangi biaya rumah tangga
c. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat
menghemat biaya untuk berobat (Ai Yeyeh Rukiah, 2013)
4. Manfaat bagi negara
a. Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-
obatan.
b. Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan
perlengkapan menyusui.
c. Mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas (Ai Yeyeh
Rukiah, 2013)

E. Adaptasi Psikologis Ibu Nifas


1. Fase taking in
Periode ketergantungan yang berlangsung hari pertama sampai
hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu fokus perhatian ibu
terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan
sering berulang diceritakannya, hal ini membuat cenderung pasif
terhadap lingkungannya. Kehadiran suami dan keluarga sangat
diperlukan pada fase ini, karena masih perlu banyak bantuan keluarga
dalam melakukan aktivitas apapun.
2. Fase taking hold
Fase/periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan
rasa tanggung jawab nya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu
mempunyai perasaan yang sensitive sehingga mudah tersinggung dan
mudah marah.
3. Fase letting go
Fase menerima tanggung jawab akan peran baru nya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan
diri, merawat diri dan bayinya. (Rini dan Kumala, 2017)
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS


Ny. I USIA 25 TAHUN P2A0 2 JAM POST PARTUM FASE TAKING IN
DI UPTD PUSKESMAS TODANAN

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 8 Maret 2021
Waktu : 07.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas

II. IDENTITAS PASIEN


Identitas pasien Hubungan dengan pasien: suami
Nama : Ny. I Nama : Tn. T
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Alamat : Tinapan Alamat : Tinapan

III. DATA SUBYEKTIF


1. ALASAN DATANG : Ibu mengatakan telah melahirkan 2 jam yang lalu
KELUHAN UTAMA : Ibu mengatakan perutnya masih mules
2. RIWAYAT KESEHATAN :
Sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular
seperti hepatitis B dan TBC (Tuberculosis), HIV (Human
Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome). Tidak sedang menderita
penyakit menurun seperti hipertensi, DM (Diabetes Mellitus),
dan asma. Tidak sedang menderita penyakit sistemik seperti
ginjal, paru-paru dan jantung.
Dahulu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti hepatitis B dan TBC (Tuberculosis), HIV (Human
Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome). Tidak pernah menderita
penyakit menurun seperti hipertensi, DM (Diabetes Mellitus),
dan asma. Tidak pernah menderita penyakit sistemik seperti
ginjal, paru-paru dan jantung.
Keluarga : Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti hepatitis B dan TBC (Tuberculosis),
HIV (Human Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome). Tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti hipertensi, DM (Diabetes Mellitus),
asma. Tidak ada yang menderita penyakit menahun seperti
ginjal, paru-paru dan jantung.
3. Riwayat Perkawinan
Status nikah pertama : sah secara hukum dan agama, menikah 1x
Usia nikah pertama : 20 tahun
Lama pernikahan : 5 tahun
4. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Nyeri haid : tidak ada
Banyaknya : Hari 1-3 ganti pembalut 3-4x/hari
Hari 4-7 ganti pembalut 2-3x/hari
Haid teratur/ tidak : Teratur
b. Riwayat kehamilan/persalinan
Yang lalu :

Keadaan Anak
Penyu
Umur Jenis Keada
N Abor Penol lit/ko Hidup Mati
kehami persali an
o tus ong mplik
lan nan nifas Um J B Um B
asi JK
ur K B ur B

1 38 mgg - Spont Bidan - Baik 3 L 32 - - -


. an tah 00
un

Sekarang :
P2A0
Tempat persalinan : PONED Puskesmas Todanan
Jenis persalinan : Spontan UK 38+3
Komplikasi persalinan : Tidak ada komplikasi
Keadaan plasenta dan tali pusat: Normal, berat ±500gr, panjang
tali pusat ±50 cm.
Lama persalinan :
- Kala I : 7 jam
- Kala II : 30 menit
- Kala III : 5 menit
- Kala IV : 2 jam
Jumlah perdarahan :

- Kala I : 50 cc
- Kala II : 100 cc
- Kala III : 150 cc
- Kala IV : 50 cc
+
Total : 350 cc

Keadaan bayi
Ditolong oleh :Bidan

Jenis kelamin :Laki-laki, UK 38+3 aterm, spontan

Tanggal/jam lahir : 8 Maret 2021/ 05.00 WIB

BB = 3255 gram, PB = 50 cm, LK = 34 cm, LD = 34 cm

APGAR score : 8 9 10

Appearance Pulse Grimace Activit Respiratory Score


y
1 menit 1 1 2 2 2 8
5 menit 2 1 2 2 2 9
ke 1

5 menit 2 2 2 2 2 10
ke 2

Kelainan bawaan : tidak ada kelainan bawaan

5. Riwayat KB
N Jenis Mulai memakai Berhenti/ganti metode
O Kontras
epsi

T Oleh/te Kelu La T Oleh/te Kelu La


gl mpat han ma gl mpat han ma

1. KB - Bidan - 3,5 - - - -
suntik 3 tah
bulan un

6. Pola Kebutuhan Dasar Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan sudah makan nasi, lauk, dan sayur (porsi sedang).
Frekuensi 3x/hari, minum 1 gelas/hari air putih
b. Pola eliminasi
Ibu mengatakan sudah BAK pasca post partum dan belum BAB
c. Pola istirahat
Ibu mengatakan biasanya tidur malam lamanya 6-8jam/hari, tidur
siang 1 jam. Dan ibu mengatakan sudah dapat tidur setelah persalinan.
d. Pola aktivitas
Ibu mengatakan sudah mampu miring ke kanan dan ke kiri. Ibu sudah
mampu duduk, memangku bayi dan sudah mampu menyusui bayinya
e. Pola seksual
Ibu mengatakan belum melakukan hubungan dengan suami pasca post
partum
f. Pola personal hygiene
Ibu mengatakan sudah ganti baju, memakai pembalut
g. Pola kebiasaan hidup bersih
Ibu mengatakan tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak minum
jamu, tidak konsumsi obat bebas, dan narkoba.
h. Pola menyusui
Ibu mengatakan menyusui bayi nya segera setelah lahir
7. Psiko, sosial, spiritual, cultural
a. Tanggapan ibu terhadap dirinya
Ibu mengatakan menerima bayinya dan ibu senang karena kelahiran
bayi dan kondisinya sehat
b. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya
Ibu mengatakan belum mengetahui tanda bahaya pada masa nifas
c. Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi
Ibu mengatakan keluarganya merasa senang dan bahagia atas
kelahiran bayi
d. Ketaatan beribadah
Ibu melakukan sholat 5 waktu dan saat ini ibu tidak sholat.
e. Koping
Ibu mengatakan cara koping terhadap masalah yaitu dengan cara cerita
dengan suami dan keluarganya.
f. Pengambil keputusan
Ibu mengatakan pengambil keputusan untuk dirinya adalah suaminya
g. Lingkungan yang berpengaruh
Ibu tidak menganut budaya disekitarnya seperti tarak (memakan
makanan tertentu)
h. Ekonomi
Ibu mengatakan penghasilan suami cukup untuk kebutuhan sehari-hari

IV. DATA OBYEKTIF


1. Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,6oC
3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesochepal, bersih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan,
tidak ada ketombe, tidak rontok, rambut berwarna hitam.
Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
putih, reflek pupil baik, tidak ada kelainan.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, bersih, tidak
ada kelainan
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran.
Mulut : Simetris, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak
ada kelainan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, dan vena
juguralis.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
ronchi dan wheezing.
Perut : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas operasi
Ekstermitas
Atas : Simetris, jari lengkap, turgor kulit baik, tidak odema
Bawah : Simetris, jari lengkap, turgor kulit baik, tidak ada
trombofebilitis, tidak varises.
Genetalia : Terdapat jahitan pada perineum, bersih, tidak ada tanda-
tanda infeksi, tidak ada pembengkakan
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.
4. Pemeriksaan Obstetri
 Muka
- Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, reflek pupil
baik, tidak ada kelainan.
- Edema wajah : tidak ada oedema wajah.
 Payudara
- Pembesaran mammae : Mamae terjadi pembesaran
- Areola mammae : Hiperpigmentasi pada areola dan puting
- Putting susu : Puting susu menonjol
- ASI : Sudah keluar
 Abdomen
- Pembesaran : Uterus keras, TFU : 2 jari dibawah pusat
- Bekas luka : Tidak ada bekas luka
 Genetalia
- PPV : Lochea
- Jumlah : ±50 cc
- Jenis : Loche rubra
- Warna : Merah segar
- Bau : Khas
 Ekstremitas :
Atas : Simetris, tidak ada oedema, turgor kulit baik, jari
lengkap.
Bawah : Simetris, turgor kulit baik, tidak ada varises, tidak ada
trombofebilitis.
5. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

V. ANALISA
Ny. I umur 25 tahun P2A0 2 jam post partum fase taking in

VI. PLANNING
Tanggal : 8 Maret 2021
Jam : 10.30 WIB

1. Memberitahu ibu
hasil pemeriksaan bahwa dalam keadaan normal
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,6oC
Hasil: Ibu merasa senang bahwa hasil pemeriksaannya normal
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang dirasakan ibu normal dan ibu
tidak perlu cemas karena proses kembalinya uterus ke bentuk semula.
Hasil : ibu paham penjelasan bidan
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti miring kiri kanan, duduk,
berdiri dan berjalan.
Hasil : ibu paham dan bersedia melakukannya
4. Memberitahu ibu untuk makan-makanan yang berprotein tinggi seperti
telur, ikan dan daging untuk membantu proses pemulihan luka jahitan
dan jangan tarak pada makanan
Hasil: ibu mengerti dan bersedia melakukannya
5. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang cara perawatan luka
perineum yaitu membersihkan vagina dan area perineum setelah buang
air, mengeringkan vagina dan area perineum menggunakan kain bersih,
ganti pembalut secara rutin jika sudah penuh
Hasil : ibu paham dan bersedia melakukannya
6. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu
tentang tanda bahaya nifas yaitu perdarahan lebih dari 500cc hingga ganti
pembalut 2x dalam 30 menit, nyeri ulu hati, pandangan kabur, sakit
kepala menetap, bengkak diwajah, tangan dan kaki, serta menganjurkan
ibu ke pelayanan kesehatan apabila mengalami salah satu dari tanda
tersebut
Hasil: ibu paham dan mengerti penjelasan bidan
7. Memberikan amoxilin 3x1, vitamin A diminum 1x
sehari diminum selama 2 hari diberikan 2 kapsul vit. A, dan tablet Fe
(penambah darah) diminum 1xsehari pada malam hari sebelum tidur dan
dianjurkan minum dengan air putih/air jeruk hindari minum dengan
teh,kopi, atau susu, paracetamol 3x1.
Hasil: telah diberikan dan ibu bersedia meminumnya
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 3 hari lagi atau jika ada keluhan
Hasil: ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN

Pelaksanaan asuhan kebidanan nifas pada Ny. I, 25 Tahun, P2A0, 2 Jam


Postpartum Fase Taking In. Berdasarkan pengkajian data dari data subyektif,
obyektif maka dapat dibandingkan antara teori yang sudah didapatkan dengan
kasus yang ada di lapangan.
Pengkajian pada data subyektif didapatkan keluhan utama Ny. I adalah
merasakan perutnya mules, hal ini merupakan kondisi yang normal pada ibu yang
telah melahirkan
Pengkajian data obyektif pada pemeriksaan fisik umum, status present
dan pemeriksaan obstetric baik inspeksi maupun palpasi tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan. Sehingga berdasarkan pengkajian
data subyektif dan obyektif dapat diambil kesimpulan diagnosa bahwa Ny. I, 25
Tahun, P2A0, 2 Jam Postpartum Fase Taking In. Hal ini sesuai dengan teori Rini
dan Kumala (2017) bahwa pada masa awal nifas fase taking in ini ditandai dengan
ibu banyak membicarakan proses persalinan yang dialaminya dan masih perlu
banyak bantuan keluarga dalam melakukan aktivitas apapun.
Berdasarkan data obyektif, subyektif dan analisa yang telah ditegakkan.
Penatalaksanaan yang dilakukan tidak ada kesenjangan. Sesuai dengan teori
Heryani Reni (2012) penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien
selama awal masa nifas khususnya terhadap Ny. I yaitu memberitahu ibu hasil
pemeriksaan, menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang dirasakan ibu normal
dan ibu tidak perlu cemas, menganjurkan untuk mobilisasi dini, menganjurkan ibu
untuk tidak pantang makan, makan-makanan yang mengandung protein tinggi
untuk mempercepat pemulihan, memberikan penkes tentang perawatan perenium,
memberikan penkes tanda bahaya ibu nifas dan segera ke faskes bila mengalami
salah satu tanda bahaya, menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 hari lagi dan
minum obat rutin.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan asuhan kebidanan nifas pada Ny. I, dapat disimpulkan:
1. Pengkajian data subyektif bahwa ibu adalah Ny. I berusia 25 tahun
seorang IRT dan Tn. T umur 28 tahun seorang swasta keduanya beralamat
di Tinapan, Todanan. Ny. I baru saja mengalami proses persalinan.
Mengatakan perutnya masih terasa mules, masih mengeluarkan darah nifas
berupa lochea rubra dan merasa sakit ketika melakukan mobilisasi dini.
Riwayat kesehatan ibu sekarang dan kesehatan yang lalu baik, serta
riwayat kesehatan keluarga baik. Riawayat haid ibu normal .
2. Pengkajian data obyektif bahwa keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tanda-tanda vital normal, status present dalam batas normal
dan status obstetrik didapatkan perubahan fisiologis masa nifas yaitu
pembesaran mammae, kolostrum sudah keluar, perubahan ukuran tinggi
fundus uteri menjadi dua jari dibawah pusat dan pengeluaran lochea rubra.
3. Analisa berdasarkan pengkajian data subyektif dan obyektif disimpulkan
diagnosa bahwa Ny.I Umur 25 Tahun, P2A0, 2 Jam Postpartum Fase
Taking In.
4. Penatalaksanaan yang telah dilakukan diantaranya memberitahu ibu hasil
pemeriksaan, menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang dirasakan ibu
normal dan ibu tidak perlu cemas, menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini,
menganjurkan ibu untuk tidak pantang makan, makan-makanan yang
mengandung protein tinggi untuk mempercepat pemulihan, memberikan
penkes tentang perawatan perenium, memberikan penkes tanda bahaya ibu
nifas dan segera ke faskes bila mengalami salah satu tanda bahaya,
menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 hari lagi dan minum obat
rutin.
5. Berdasarkan pembahasan diatas dapat diperoleh pengkajian pada kasus
Ny. I dengan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan. Hal ini dibuktikan
dengan teori menurut Rini dan Kumala, 2017 menjelaskan bahwa ibu nifas
normal pasti akan mengalami ketidaknyamanan seperti nyeri luka jahitan,
perut terasa mules, proses awal menjadi orang tua, masa awal ditandai
dengan senang menceritakan kejadian yang dialaminya, serta kebutuhan
yang masih harus dibantu yang dapat ditatalaksana dengan baik sesuai
dengan kebutuhan.

B. Saran
Berdasarkan pelaksanaan asuhan kebidanan nifas agar dapat dilakukan
perbaikan kemudian hari sebaiknya :
1. Tenaga kesehatan
Sebaiknya selalu memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan evidenced
based sesuai dengan kebutuhan pasien secara aman dan memperhatikan
kenyamanan pasien agar dapat mencegah intervensi yang berlebihan
2. Pelayanan kesehatan khususnya puskesmas
Sebaiknya selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih
profesional dan komprehensif serta sebaiknya berkoordinasi dengan pasien
dalam memberikan asuhan kebidanan agar pasien dapat mengetahui apa
yang harus diperhatikan, khususnya pada masa persalinan dan masa
pengawasan 2 jam.
3. Institusi pendidikan
Sebaiknya dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang berkualitas
dan profesional agar kualitas pengetahuan dan keterampilan serta
komunikasi mahasiswa lebih baik lagi. Sehingga dapat tercipta tenaga
kesehatan yang inovatif, terampil dan bermutu yang mampu memberikan
asuhan secara komprehensif sesuai dengan kode etik.
4. Pasien
Sebaiknya selalu memperhatikan kesehatannya terutama dalam masa
menjelang persalinan bersama tenaga kesehatan sehingga dapat dilakukan
pencegahan terhadap komplikasi dan penyulit yang mungkin terjadi selama
persalinan.
5. Penulis atau mahasiswa praktikan
Sebaiknya lebih memperdalam ilmu pengetahuan tentang masa nifas
sehingga dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam memberikan
asuhan kebidanan, khususnya asuhan nifas normal.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo
Prawirohardjo, S. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Rini S., Kumala F.D. 2017. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice.
Yogyakarta: Deepublish.
Yeyeh, R. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai