Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UAS

AROMA THERAPI PEPPERMINT

Disusun untuk memenuhi tugas UAS


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Komplementer I
Dosen Pengampu : Dr.Rukmaini, SST., M.Keb

Disusun Oleh :

Intan Nur Sholikah (215401446121)

Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Nasional

Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas UAS yang berjudul “Aroma therapi peppermint”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari Tugas UAS ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Komplementer I. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang  Aroma therapi peppermint bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr.Rukmaini, SST., M.Keb, selaku dosen
mata kuliah Asuhan Kebidanan Komplementer I yang telah memberikan tugas ini sehingga
saya dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas UAS ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan Tugas
UAS ini.

Jakarta, 4 Februari 2022


Penulis
AROMA THERAPI PEPPERMINT

A. DEFINISI PAPPERMINT

Tanaman mint berasal dari benua Eropa. Tanaman ini bisa tumbuh di mana

saja seperti di benua Eropa, Asia, Afrika, Australia dan Amerika Utara. Tanaman mint

adalah tanaman aromatic dikenal sebagai salah satu tanaman herbal tertua di dunia.

Daun mint (Mintha Piperita) dapat digunakan sebagai obat herbal dan tumbuhan ini

berfungsi juga sebagai bahan penyegar pada makanan dan minuman agar makanan

berbau khas dan segar serta daun mint ini memiliki kandungan yang anti mikroba

Aromaterapi peppermint adalah salah satu aromaterapi yang dapat digunakan

untuk melemaskan otot-otot yang kram, memperbaiki gangguan ingestion, digestion,

menurunkan terjadinya mual dan muntah serta mengatasi ketidakmampun flatus.

Daun mint adalah salah satu contoh dari tanaman yang dapat mengahasilkan minyak

astiri. Aroma khas dari daun mint memberikan efek relaksasi yang dapat berpengaruh

terhadap tekanan darah dan hipertensi.

Aromaterapi peppermint adalah salah satu terapi komplementer yang

menggunakan minyak esensial peppermint. Mekanisme kerja aromaterapi bermula

dari absorsi molekul yang menguap melalui mukosa nasal. Molekul-molekul bau lalu

ditransmisikan ke sinyal kimia yang bergerak melewati olfaktorius dan memicu

reseptor di epitel hidung sehingga merangsang sistem 2ariab dan thalamus untuk

melepaskan endorphin dan serotonin, berinteraksi dengan neurospikologik untuk

memproduksi karakteristik psikologis dan efek psikologi yang akhirnya menimbulkan

persepsi yang segar dan nyaman.

Aromaterapi berarti penggunaan minyak wangi esensial untuk tujuan

terapeutik atau medis. Hal itu efektif untuk relaksasi, mengurangi rasa sakit dan stres,

meningkatkan mekanisme koping dan meningkatkan kebugaran. Mekanisme kerja


perawatan aromaterapi dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem

fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman.Wewangian dapat

mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat dan emosi seseorang. Organ penciuman

merupakan sarana komunikasi alamiah 5 pada manusia. Hanya sejumlah 8 molekul

yang dapat memacu impuls elektrik pada ujung saraf. Sedangkan secara kasar terdapat

40 ujung saraf yang harus dirangsang sebelum seseorang sadar bau apa yang dicium.

Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap ke udara dan akan masuk ke

rongga hidung melalui penghirupan sehingga akan direkam oleh otak sebagai proses

penciuman. Ialah salah satu kinerja aromaterapi yang dapat mengurangi nyeri adalah

aromaterapi peppermint.

Aroma terapi merupakan salah satu terapi komplementer dengan kategori

mind body therapy yang terbukti efektif dalam mengatasi kecemasan. Aromaterapi

termasuk jenis pengobatan komplementer teknik non farmakologi yang biasa

digunakan untuk mengurangi tigkat kecemasan dengan menggunakan

bau-bauan/wewangian minyak esensial aromaterapi.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dan pengertian dari pappermint

2. Untuk mengetahui kalsifikasi dari pappermint

3. Untuk mengetahui manfaat dari pappermint

4. Untuk mengetahui kandungan dari pappermint

5. Untuk mengetahui kontraindikasi dari pappermint


C. KLASIFIKASI DAUN PEPPERMINT

secara ilmiah daun mint atau dengan nama lain (Mentha piperita) termasuk suku

lamiaceace, dengan klasifikasi mentha piperita, sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Family : Lamiaceae

Genus : Mentha

Spesies : Mentha piperita linn

Daun mint merupakan herbal berakar rizoma serta berbatang halus yang tumbuh

mencapai tinggi antara 30-90 cm. Daunnya memiliki panjang antara 4-9 cm dan lebar

antara 1,5-4 cm, berwarna hijau gelap dengan pembuluh daun kemerah-merahan,

ujungnya tajam dan tepi kasar seperti gigi. Daun dan batangnya teraba bulu yang

kecil-kecil. Bunga daun mint bewarna ungu dengan panjang 6-8 mm, bermahkota

empat lobus berdiameter sekitar 5 mm. Di sekitar batang terdapat duri tebal tapi

tumpul tersusun melingkar. Bunga muncul pada pertengahan akhir musim panas.
D. MANFAAT

Aromaterapi peppermint adalah salah satu aromaterapi yang dapat digunakan

untuk melemaskan otot-otot yang kram, memperbaiki gangguan ingestion, digestion,

menurunkan terjadinya mual dan muntah serta mengatasi ketidakmampun flatus.

aromaterapi jenis pepermint yang diberikan secara inhalasi, efektif menurunkan mual

dan muntah. Aroma dari minyak esensial peppermint dapat mempengaruhi serotonin

yang menyebabkan seseorang dalam keadaan rileks dan nyaman, dimana kondisi ini

akan menekan stimuls stress yang menyebabkan tubuh merasa nyaman dan menekan

mual dan muntah.

Peppermint berfungsi sebagai anti konvulsi.Salah satu mekanisme anti

konvulsi adalah spasmolitik atau anti kejang kontraksi otot. Peppermint mempunyai

aktifitas spasmolitik secara in vitro dan juga dapat menurunkan regangan otot skeletal

serta dapat berfungsi sebagai penyehat mental dan penurun kecemasan.

Daun mint bermanfaat sebagai antibakteri untuk mengatasi kesehatan organ

mulut dan gigi serta merangsang produksi air liur. Selain itu, daun mint mengatasi

masalah pernapasan dan peradangan, meningkatkan kerja sistem pencernaan,

mencegah heartburn, meringankan rasa mual dan kembung, merelaksasikan kerja otot

polos di perut sehingga terhindar dari kram otot. Daun mint juga dapat meningkatkan

kelembapan kulit, mengobati jerawat, mengangkat sel mati, menghaluskan kulit. Serta

vitamin A mampu mengontrol minyak berlebih. Daun mint banyak dimanfaatkan

dalam industri farmasi, rokok, makanan antara lain untuk pembuatan pasta gigi,

minyak angin, balsam, kembang gula dan lain-lain.

Ujung daun yang segar dari seluruh jenis mint juga digunakan dalam

minuman, buah, saus apel, es krim, jeli, salad dan sayur. Sedangkan, dalam dunia

kedokteran, kandungan ekstrak minyak daun mint yang mudah menguap yaitu
menthol digunakan untuk sakit perut, pereda batuk, inhalasi, pasta gigi, dan

sebagainya. Daun mint (Mentha piperita)digunakan oleh para herbalis sebagai

antiseptic, antipruritik, dan obat karminatif. Sedangkan ekstrak tanamannya memiliki

kandungan radioprotektif, antioksidan, antikarsinogenik, antialergi, antipasmodik.

Selain itu, aroma dari daun mint dapat digunakan sebagai inhalan untuk sesak nafas

bahkan the daun mint digunakan untuk pengobatan batuk, bronchitis, dan inflamasi

pada mukosa oral dan tenggorakan

E. KANDUNGAN PAPPERMINT

Kandungan utama dari minyak daun mint (Mentha piperita) adalah minyak

atsiri,menthol,menthone dan metil aseta, dengan kandungan menthol yang tinggi (73,7-

85,8%). Selain itu, kandungan mototerpene, menthofuran, sesquiterpene, triterpene,

flavonoid, karatenoid, tannin dan beberapa mineral juga ditemukan dari minyak daun mint

Dari semua spesies yang ada peppermint paling banyak mengandung menthol

(90%), yaitu jenis fitokimia. Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang),

antispasmodic (anti batuk) dan diaforetik(menghangatkan dan menginduksi keringat). Selain

itu, daun mint juga mengandung flavonoid, phenolic acids, triterpenes, vitamin C dan

provitamin (precursor vitamin) A, mineral fosfor, besi, kalsium dan potassium. Berikut ini

adalah struktur kimia dari (Gambar) menthol yang terdapat pada tanaman daun mint :
F. KONTRAINDIKASI PAPPERMINT

1. Adanya alergi terhadap daun mint

2. Adanya penyakit maag

3. Adanya sakit kepala

4. Adanya luka di mulut

G. KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian aromaterapi peppermint efektif

menangani mual muntah, sehingga dapat disarankan pemberian aromaterapi

peppermint menjadi alternatif tindakan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan

kenyamanan pasien yang menunjukkan caring perawat terhadap pasien kanker

payudara yang menjalani kemoterapi. Pemberian aromaterapi peppermint menjadi

salah satu bentuk pelayanan rumah sakit terhadap keluhan mual muntah pasien kanker

yang menjalani kemoterapi.

H. PATHWAY

Mekanisme kerja aromaterapi bermula dari absorsi molekul yang menguap melalui

mukosa nasal. Molekul-molekul bau lalu ditransmisikan ke sinyal kimia yang

bergerak melewati olfaktorius dan memicu reseptor di epitel hidung sehingga

merangsang sistem 2ariab dan thalamus untuk melepaskan endorphin dan serotonin,

berinteraksi dengan neurospikologik untuk memproduksi karakteristik psikologis dan

efek psikologi yang akhirnya menimbulkan persepsi yang segar dan nyaman.
I. REFERENSI

1. Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357 [1] PENGARUH
PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT INHALASI TERHADAP MUAL
MUNTAH PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM

2. Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 15, No.1, Maret 2021: 1-7 INFORMASI ARTIKEL
Received: September, 30, 2020 Revised: March, 18, 2021 Available online: March, 19,
2021at:http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistikDOI:https://doi.org/10.33024/
hjk.v15i1.3313 1 Efektifitas aromaterapi peppermint terhadap mual muntah pada pasien
kanker payudara yang menjalani kemoterapi

3. Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 11 Nomor 2, Juli-Desember 2019 Hal 17 - 25; website :
www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113 17 PENGARUH AROMATERAPI
PEPPERMINT TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR
4. Jurnal Keperawatan Volume 13 Nomor 3, September 2021 e-ISSN 2549-8118; p-ISSN
2085-1049 http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan APAKAH
AROMATERAPI PEPPERMINT EFEKTIF TERHADAP PENURUNAN
KECEMASAN MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID-19?

5. PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON DAN


AROMATERAPI PEPPERMINT TERHADAP IBU HAMIL DENGAN MUAL
MUNTAH TRIMESTER I DI BPM NINA MARLINA BOGOR, JAWA BARAT,
TAHUN 2020 Siti Rizco Khadijah, Nurul Husnul Lail, Dewi Kurniawati Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Nasional, Jakarta, Indonesia Email: rizco.khadijah@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai