Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN MINYAK ATSIRI DAUN MINT (Mentha Piperita L.

) DENGAN
KULIT JERUK PURUT (Cytrus hystrix DC) SEBAGAI SEDIAAN AROMATERAPI

Isna muftikhatun rizqa

Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal

INTISARI

Mint merupakan tanaman yang banyak manfaatnya,salah satunya dengan memanfaatkan


daunnya. Kandungan yang terdapat dalam daun mint antara lain minyak atsiri (0,5-4%), yang
mengandung menthol (30-55%) dan menthone (14-32%). Daun mint mempunyai aroma wangi
dan cita rasa dingin menyegarkan. Aroma wangi dan semriwing daun mint disebabkan
kandungan minyak atsiri berupa minyak menthol. Sedangkan pada kulit jeruk purut mengandung
tannin 1,8, steroid triterpenoid dan minyak atsiri 1-15%. Kulit buah mengandung saponin, tannin
1%, steroid triterpenoid dan minyak atsiri yang mengandung sitrat 2-2,5%. Daun mint dan kulit
jeruk purut yang digunakan sebagai sediaan aromaterapi yaitu dengan pengambilan minyak atsiri
yang didapat dengan penyulingan atau destilasi. Daun mint dan kulit jeruk purut dipilih sebagai
zat aktif sediaan aromaterapi karena dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh,
pikiran dan jiwa. Untuk mendaaptkan minyak atsiri daun mint mint dan kulit jeruk purut yaitu
dengan menggunakan metode destilasi air.
Penelitian dilakukan dengan membuat tiga formula dengan konsentrasi kombinasi
minyak atsiri kombinasi daun mint dan kulit jeruk purut yang berbeda yaitu 1:2%, 1,5:1,5%,
2:1% yang kemudian diuji sifat fisika untuk mengetahui konsentrasi yang paling diminati
digunakan sebagai sediaan aromaterapi. Uji sifat fisika meliputi uji organoleptis, uji pH, uji
homogenitas, dan uji kesukaan.
Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa terdapat konsentrasi kombinasi minyak atsiri
daun mint dan kulit jeruk purut yang paling diminati yang digunakan sebagai sediaan
aromaterapi yaitu pada formula III dengan konsentrasi kombinasi 2:1%.

Kata Kunci : Minyak atsiri, Daun mint, kulit jeruk purut, Aromaterapi

ABSTRACT

Mint is a plant that has many benefits, one of them is by using the leaves. The content of
mint, leaves are as follows: essential oil (0.5-4%), containing menthol (30-55%) and menthone
(14-32%). Mint leaves have a fragrant and refreshing cool taste. The Fragrant cool feeling of
mint leaves are because the content of essential oils such as menthol oil. While the lime peel
contains tannin 1.8, steroids triterpenoids and volatile oil 1-15%. Lime peels contain saponins,
tannins 1%, steroids triterpenoids and volatile oil containing citrate 2-2.5%. Mint leaves and lime
peel which are used as an aromatherapy preparations namely by making essential oil obtained by
distillation. Mint leaves and lime peel selected as the active ingredient for the preparation of
aromatherapy because can improve the health and well-being of body, mind and soul. To get
mint essential oil of mint leaves and lime peel is by using the method of water distillation.
Research carried out by making three formulas with concentrations of essential oil
combined with mint leaves and different lime that is 1: 2%, 1.5 to 1.5%, 2: 1% then tested to
determine the concentration of physical properties most desirable used as aromatherapy
preparations. Physical properties test include organoleptic test, pH test, homogeneity test, and
preferences test.
Based on the research show that the combination of essential oils, mint leaves and lime
peel concentrations most desirable used as aromatherapy preparations namely the combination of
formula III with a concentration of 2: 1%.

Keywords: Essential oils, mint leaves, lime peel, Aromatherapy

PENDAHULUAN atsiri memiliki komponen volatil pada


Penggunaan obat alam sebagai obat beberapa tumbuhan dengan karakteristik
tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh tertentu. Minyak atsiri didapat dengan cara
nenek moyang kita sejak berabad-abad yang penyulingan atau destilasi (Buchbauer,
lalu terbukti adanya naskah lama pada daun 1991).
lontar husodo (Jawa), usada (Bali), lontarak Penyulingan merupakan cara yang
paburra (Sulawesi Selatan), dokumen serat paling sering dilakukan orang untuk
primbon Jampi, serat racikan Boreh Wulang mendapatkan minyak atsiri dalam suatu
nDalem dan relief Candi Borobudur yang bahan. Penyulingan (destilasi) adalah proses
menggambarkan orang yang sedang meracik pemisahan komponen-komponen campuran
obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan dari dua atau lebih cairan berdasarkan
bakunya. Menurut WHO hingga 65% dari perbedaan tekanan uap masing-masing
penduduk negara maju 80% penduduk dari komponen (Taufiq, 2008 : 26).
negara berkembang telah menggunakan obat Minyak atsiri dari daun mint adalah
herbal. Faktor pendorong terjadinya efeknya terhadap system pencernaan
penggunaan obat herbal di negara maju tubuh. Aromanya yang khas, dapat
adalah usia harapan hidup yang lebih mengaktifkan kelenjar ludah dan enzim
panjang pada saat prevalensi penyakit kronik pencernaan dalam tubuh kita. Mint banyak
meningkat. Pada tahun 2000 diperkirakan dipakai orang-orang yang sering berpergian
penjualan obat hrerbal dunia mencapai US $ jauh untuk mencegah mual dan stimulan,
60 milyar (Republika, 2010). oleh karena itu dapat berguna dalam
Daun mint (mentha piperitaL.) adalah mengobati depresi, stress dan sakit kepala.
sebuah tanaman herbal yang sangat terkenal Daun mint dapat membantu menurunkan
di seluruh dunia. Daun mint sering berat badan, karena merangsang pencernaan
digunakan sebagai obat penyegar mulut lemak. Aroma mint yang kuat juga
seperti obat kumur, permen pelega memberikan manfaat kesehatan pada system
tenggorokan, pasta gigi, permen karet. pernapasan dan digunakan untuk mengobati
Pemanfaatan daun mint sering digunakan berbagai gangguan pernapasan. Kesehatan
salah satunya adalah sebagai sediaan mulut, karena daun mint memiliki sifat anti
aromaterapi. Dimana dalam pembuatan kuman(Poentyanti, 1992).
sediaan aromaterapi mengandung minyak Minyak atsiri jeruk dapat digunakan
atsiri sebagai bahan utama (Suseno,2013 : sebagai pengharum ruangan, bahan parfum,
126). dan mengubah cita rasa makanan menjadi
Minyak atsiri merupakan zat yang lebih menarik. Selain itu, minyak atsiri
memberikan aroma pada tumbuhan,minyak jeruk juga memiliki manfaat kesehatan yang
digunakan sebagai aromaterapi. Aroma batang pengaduk, botol kaca roll on
jeruk dapat menstabilkan system syaraf, aromaterapi.
menimbulkan perasaan senang dan tenang, Bahan
meningkatkan nafsu makan, dan Bahan yang digunakan dalam
penyembuhan penyakit (Istianto dan penelitian ini antara lain : Daun mint, kulit
Muryati, 2014). jeruk purut, aquadest, Na2SO4 anhidrat,
Tujuan dalam penelitian ini adalah sudan III, fase gerak : (Etil asetat : n-
untuk mengetahui pemanfaatan minyak heksana) dengan perbandingan (10 : 90),
atsiri daun mint ( Mentha piperita L.) dan benzena : etil asetat (90 : 10).
kulit jeruk purut (Citrus hystrix DC) yang
digunakan sebagai sediaan aromaterapi dan CARA KERJA
untuk mengetahui konsentrasi kombinasi
minyak atsiri daun mint ( Mentha piperita Destilasi
L.) dan kulit jeruk purut (Citrus hystrix DC) Menyiapkan alat destilasi seperti pipa
yang paling diminati sebagai sediaan T, kondensor, pipa alonga, statif, klem,
aromaterapi. beaker glass, dan kemudian pasang alat
destilasi dirakit menjadi satu. Menyiapkan
METODE PENELITIAN bahan yang akan digunakan untuk proses
isolasi minyak atsiri seperti : Daun mint
Obyek Penelitian (Mentha piperita L,), kulit jeruk purut
Sebagai objek dari penelitian ini (Citrus hystrix DC), aquadest, Na2SO4
adalah hasil minyak atsiri pada daun mint anhidrat. Kemudian menimbang daun mint
(Mentha piperita L) dan kulit jeruk purut atau kulit jeruk purut yang sudah dirajang
(Citrus hystrix DC), yang dimanfaatkan tipis-tipis sebanyak 500g dengan
sebagai sediaan aromaterapi yang diisolasi menggunakan timbangan analitik, kemudian
dengan metode Destilasi air. memasukan daun mint atau kulit jeruk purut
Sampel dan Teknik Sampling yang sudah ditimbang ke dalam labu alas
Sampel yang digunakan adalah daun mint bulat kemudian ditambahkan aquadest 1
(Mentha piperita L.) dan kulit jeruk purut Liter lalu memulai melakukan proses
(Citrus hystrix DC) teknik sampling pada destilassi air, kemudian mencatat suhu
penelitian ini dilakukan secara acak menggunakan termometer pada waktu
sederhana (simple random sampling) tetesan pertama keluar.
(Arikunto, 2013: 177), karena pengambilan Proses dilanjutkan dengan
sampel dari populasi dilakukan secara acak memisahkan minyak atsiri dan aquadest
tanpa memperhatikan ukuran sampel yang tertampung dalam erlenmeyer.
tersebut yang kemudian diisolasi dengan Pemisahan dilakukan menggunakan corong
metode Destilasi air. pisah dengan penambahan Na2SO4 anhidrat
Alat dan Bahan yang akan terbentuk menjadi dua lapisan
Alat yang mana lapisan atas berupa minyak atsiri
Alat-alat yang digunakan dalam dan lapisan bawahberupa air. Fungsi
penelitian ini yaitu: Seperangkat alat penambahan Na2SO4 anhidrat adalah untuk
destilasi (kondensor, pipa T, pipa alonga, mengikat air yang ikut masuk kedalam
labu alas bulat, selang, klem, statif) oven, erlenmeyer pada proses destilasi sehingga
Erlenmeyer, corong pisah, vial, plastik, menghasilkan minyak atsiri murni. Setelah
chamber, plat KLT, pipa kapiler, pipa melakukan isolasi minyak atsiri, kemudian
volume, pipet tetes, sinar UV, beaker glass,
kaki 3, asbes, kompor spiritus, gelas ukur,
minyak atsiri tersebut dihitung rendemenya pengamatan alat indera manusia meliputi
dan menganalisa KLT. bentuk, warna, dan bau dari sabun cair.
Pengujian pH
Formula Sediaan Aromaterapi Dilakukan untuk mengetahui pH dari
Tabel 1. Formulasi Sediaan Aromaterapi sediaan Penentuan pH aromaterapi dapat
Nama bahan Formula Formula Formula Standar
I II III pemakaian dilakukan dengan indikator kertas pH. Hasil
Minyak atsiri 0,05 – 3%
warna yang terbentuk dibandingkan dengan
daun mint 1% 1,5% 2% (Koensoemardiyah, warna pada kertas indikator, pH aromaterapi
2009 : 13)
harus sesuai dengan pH kulit 4,2 – 6,5 .
Minyak atsiri Pengujian Homogenitas
kulit jeruk purut 2% 1,5% 1%
Uji homogenitas dilakukan dengan
Menthol 10% 10% 10%
0,05% - 10%
(Rowe, 2009 : 436)
cara menaruh sediaan dibawah Lampu
natrium, kemudian mengamati apakah
1-11%
Camphora 4% 4% 4% (Depkes RI, 1995 :
sediaan menunjukan susunan yang homogen
167) atau tidak. Dikatakan homogen apabila
sediaan yang dibuat tidak ada butiran kasar.
Propilenglikol 5% 5% 5% < 15
(Handbook : 592)
Pengujian Kesukaan
Uji kesukaan dengan menggunakan
Olive oil Ad 10
mL
Ad 10
mL
Ad 10
mL
- kuisoner.Alat yang diisi responden,
kemudian digunakan untuk mengetahui data
Pembuatan Sediaan Aromaterapi demografik dan untuk mengetahui sediaan
Dalam pembuatan aromaterapi yang paling banyak diminati oleh responden.
langkah awal yang dilakukan dengan Kategori baik dengan skor 81%-100%,
menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kategori cukup 61%-80%, dan kategori
alatnya seperti : mortir, stamper, gelas ukur, kurang diminati bila memperoleh skor 20%-
beaker glass, timbangan analitik, pipet 60%..
volume, pipet tetes, batang pengaduk, botol
kaca roll on. Bahanya seperti : minyak atsiri HASIL DAN PEMBAHASAN
daun mint, minyak atsiri kulit jeruk purut,
camphora, menthol, olive oil. Yang pertama A. Hasil Uji Organoleptis
yaitu memasukan olive oil ke dalam beaker Uji organoleptis bertujuan untuk
glass panaskan dengan penangas, kemudian mengamati adanya bentuk, bau dan warna
memasukan camphora dan menthol di ikuti dari sediaan aromaterapi yang
kedalam beaker glass aduk ad homogen. telah dibuat.
Memasukan propilenglikol aduk ad
homogen, selanjutnya memasukan minyak
atsiri kulit jeruk purut dan minyak atsiri
daun mint dalam mortir aduk sampai
homogen kemudian dimasukan kedalam
wadah yang tertutup yang terakhir
melakukan uji evaluasi fisika.
Pengujian Organoleptis
Evaluasi organoleptis aromaterpi minyak
atsiri daun mint dengan kulit jeruk purut
dilakukan secara visual berdasarkan
Tabel 1. Hasil Uji Organileptis. B. Hasil Uji pH
Formula Replikasi Bentuk Warna Bau Rasa
Uji pH dilakukan bertujuan untuk
Replikasi Cair Kekuningan Khas mint Hangat dikulit mengetahui apakah sabun cair yang
I dan jeruk
Formula purut dibuat bersifat asam, basa atau netral. Uji
I Replikasi
II
Cair Kekuningan Khas mint
jeruk purut
Hangat dikulit pH dilakukan dengan menggunakan
Replikasi Cair Kekuningan Khas mint Hangat dikulit kertas pH dan indikator pH. Hasil yang
III jeruk purut diperoleh dari penelitian dapat dilihat
Replikasi Cair Kekuningan Khas mint Hangat dikulit
I jeruk purut pada tabel berikut:
Formula
II
Replikasi Cair Kekuningan Khas mint Hangat dikulit Tabel 2. Hasil Uji pH
II jeruk purut
Uji pH
Replikasi Cair Kekuningan Khas mint Hangat dikulit Replikasi Formula Formula Formula Pustaka
III jeruk purut I II III
Replikasi Cair Kekuningan Khas mint Sangat hangat 1 6 6 6
I jeruk purut dikulit 4,2-6,5
2 6 6 6 (Sulaiman dan
Replikasi Cair Kekuningan Khas mint Sangat hangat Kuswahyuning,
Formula II jeruk purut dikulit 2008 : 9)
III 3 6 6 6
Replikasi Cair Kekuningan Khas mint Sangat hangat
III jeruk purut dikulit Berdasarkan tabel hasil pengukuran
pH menunjukan bahwa pada masing-
Keterangan : masing formula masih dalam standar pH
Formula I = Kombinasi Minyak Atsiri daun sediaan topikal yaitu 6. Hal ini
mint 1% dan minyak atsiri menunjukan sediaan aromaterapi semua
kulit jeruk purut 2% formula dalam penelitian ini sesuai
Formula II = Kombinasi Minyak Atsiri daun dengan persyaratan pH untuk sediaan
mint 1,5% dan minyak atsiri topikal yaitu berkisar antara 4,2-6,5.
kulit jeruk purut 1,5%
Formula III= Kombinasi Minyak Atsiri daun C. Hasil Uji Homogenitas
mint 2% dan minyak atsiri Uji homogenitas dilakukan untuk
kulit jeruk purut 1% mengetahui sediaan yang dibuat
Pada tabel hasil uji organoleptis dapat homogen atau tidak, yang ditunjukan
dilihat bahwa setiap formula memiliki hasil dengan tidak adanya butiran kasar.
yang berbeda-beda. Aromaterapi dengan Hasil yang diperoleh sebagai berikut:
formula I dan formula II menghasilkan rasa Tabel 3.Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas Syarat FI
hangat saja dikulit, hal ini disebabkan karena Replikasi Formula I Formula II Formula III Edisi III
konsentrasi kombinasi minyak atsiri yang
1 Homogen Homogen Homogen Homogen
dipakaiminyak atsiri daun mint (Mentha
piperita L.) : minyak atsiri kulit jeruk purut 2 Homogen Homogen Homogen Homogen
(Cytrus hystrix DC) yaitu pada formulasi I 3 Homogen Homogen Homogen Homogen
adalah 1:2% dan formulasi II dengan
perbandingan 1,5:1,5%. Pada formula III Berdasarkan tabel pengamatan diatas
dengan konsentrasi kombinasi 2:1% yang menunjukan bahwa semua formula
menghasilkan rasa sangat hangat dikulit mempunyai susunan yang homogen. Hal
karena konsentrasi kombinasi minyak atsiri ini menunjukan bahwa adanya
daun mint lebih tinggi dibandingkan dengan pencampuran tiap bahan pada masing-
minyak atsiri kulit jeruk purut. Semua masing formula telah tercampur baik
aromaterapi memiliki warna kekuningan, sehingga aromaterapi terlihat homogen
bau khas mint dan kulit jeruk purut dan dan memiliki tekstur yang kasar.
berbentuk cair.
D. Hasil Uji Kesukaan 8,85 artinya sediaan pada formula III
Uji kesukaan dengan menggunakan yang paling banyak disukai.
kuisoner bertujuan untuk mengetahui
tingkat kesukaan dengan melakukan Saran
kuisoner terhadap 20 orang (10 orang Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti
laki – laki dan 10 orang perempuan) menyarankan :
dengan mencoba mengoleskan sediaan 1. Dilakukan penelitian pembuatan sediaan
aromaterapi dan mengamati rasa dikulit aromaterapi dengan menggunakan zat
dengan formula kombinasi yang aktif yang sama tetapi dengan
berbeda-beda. Tingkat kesukaan dilihat kombinasi perbandingan yang berbeda.
dari nilai rata-rata tertinggi pada masing- 2. Dilakukan efek farmakologi minyak
masing formula sediaan. atsiri kombinasi daun mint (Mentha
Hasil yang diperoleh yaitu sebagai piperita L.) dengan kulit jeruk purut
berikut : (Cytrus hystrix DC.) pada hewan uji.
Tabel 4. Uji Kesukaan
DAFTAR PUSTAKA
Formula Rata-rata Panelis
Arikunto, S 2010. Prosedur Penelitian
Formula I 8,7 Pendekatan Praktik. Jakarta.
Formula II 8,4
Buchbauer, G., W.Jager, H. Dietrich, Ch.
Formula III 8,85 Plank, and E. Karamat.
1991.Aromatherapy: Evidence for
Dari tabel hasil kuisoner menunjukan
bahwa tingkat kesukaan tertinggi pada Sedative Effect Essensial Oil of
formula III dengan nilai rata-rata Lavender after Inhalation. Journal of
tertinggi yaitu 8,85 artinya sediaan pada Biosciences
formula III paling baik dan banyak
disukai dari pada formula I dan formula Departemen Kesehatan RI, 1979.
II. Farmakope Indonesia. Edisi III.
Jakarta : Depkes RI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Hadipoentyanti E. 1992. Budidaya Mentha
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa: Balai Penelitian Tanaman Rempah
1. Adanya kandungan minyak atsiri pada dan Obat Bogor
daun mint (Mentha piperita L.) dan kulit
jeruk purut (Cytrus hystrix DC.) Koensoemardiyah, 2009. Aromaterapi
berdasarkan hasil uji identifikasi minyak Untuk Kesehatan, Kebugaran dan
atsiri yaitu secara organoleptis dan
Kecantikan. Edisi I. Yogyakarta: Lily
kualitatif yang menunjukan hasil positif
terdapat minyak atsiri yang dapat Publisher
dimanfaatkan sebagai sediaan
Rowe, et Al. 2009. Handbook of
aromaterapi.
2. Hasil kuisoner menunjukan bahwa Pharmaceutical Excipients. USA:
tingkat kesukaan tertinggi pada formula Pharmaceutical Press
III dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu
Sulaiman, T., Kuswahyuning, R.
2008.Teknologi dan Formulasi
Sediaan Semi Padat. Yogyakarta :
Pustaka Laboratorium Teknologi
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Gajah Mada

Suseno, M. 2013. Sehat dengan Daun. Edisi

I. Yogyakarta: Buku Pintar

Taufiq, A. 2008. Menyuling Minyak Atsiri .


Yogyakarta: Citra Aji Parama

Anda mungkin juga menyukai