)
SEBAGAI AROMATERAPI
Abstrak
Cengkeh merupakan tanaman yang banyak manfaatnya, salah satunya dengan memanfaatkan
bunganya. Kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam bunga cengkeh mencapai 21,3% dengan kadar
eugenol antara 78-95%. Cengkeh memiliki rasa yang hangat disebabkan kandungan minyak atsiri. Bunga
cengkeh yang digunakan sebagai aromaterapi yaitu dengan pengambilan minyak atsiri yang didapat
dengan penyulingan atau destilasi. Bunga cengkeh dipilih sebagai zat aktif sediaan aromaterapi karena
aromanya berkhasiat untuk menyehatkan dan memperkuat ingatan serta membantu mengatasi
kegelisahan. Untuk mendapatkan minyak atsiri bunga cengkeh dilakukan ekstraksi dengan menggunakan
metode destilasi air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak atsiri pada cengkeh
(Syzygium aromaticum L.) dapat dibuat sediaan aromaterapi dan untuk mengetahui pada konsentrasi
berapa minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum L.) yang paling baik digunakan sebagai sediaan
aromaterapi.Penelitian dilakukan dengan metode destilasi air ,sampel yang digunakan adalah cengkeh
(Syzygium aromaticum L.), teknik sampling pada penelitian ini dilakukan secara acak sederhana (simple
random sampling), membagi tiga formula dengan konsentrasi minyak atsiri cengkeh (Syzygium
aromaticum L.) yang berbeda yaitu 1%, 2%, 3% yang kemudian diuji sifat fisik untuk mengetahui
konsentrasi yang paling baik digunakan untuk sediaan aromaterapi. Uji sifat fisik meliputi uji
organoleptis, uji pH, uji homogenitas dan kuisioner.Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa terdapat
konsentrasi minyak atsiri cengkeh yang paling baik digunakan sebagai sediaan aromaterapi yaitu pada
Formula II dengan konsentrasi 2%.
Kata Kunci : Bunga cengkeh, Destilasi, Minyak atsiri, Aromaterapi, Uji Sifat Fisik.
Standar
Sampel (Gustira,
Hasil nilai Rf menunjukan antara 2016: 35)
sampel dan standar tidak menunjukan Replikasi
perbedaan yang berarti, hal ini menunjukan Rf hRf Rf hRf
bahwa didalam sampel tersebut mengandung
minyak atsiri. Halini dilihat pada sinar UV Replikasi 0,83
dengan panjang gelombang 366nm 83
menghaslkan warna ungu.Minyak atsiri yang I
digunakan untuk membuat sediaan
aromaterapi kemudian dilakukan uji evaluasi Replikasi
0,86 86 0,85 85-
sediaan aromaterapi. Uji yang dilakukan II
meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, -0,9 90
uji pH, dan uji kesukaan dengan kuisioner. Replikasi
0,87 87
III
Tabel 5. Hasil Uji Organoleptis
Rata-rata 0,85 85
pustak
Formula Bentuk Warna Bau Rasa
a berbentuk cair.
Formula Cair
Kuning Khas Hangat Uji homogenitas dilakukan untuk
jernih cengkeh dikulit
I mengetahui sedian yang dibuat homogen
(Gustir atau tidak, yang ditunjukan dengan tidak
Sangat a,
Formula
Cair
Kuning Khas
hangat 2016: adanya butiran kasar. Hasil uji
II jernih Cengkeh
Dikulit 36) homogenitas dapat dilihat pada tabel
berikut :
Sangat
Formula Kuning Khas
Cair hangat
III jernih Cengkeh
Dikulit
Sampel Depkes RI,
Formula I Formula II Formula III 1979
Aromaterapi
Homogen Homogen Homogen Homogen
Keterangan :
Formula I = Minyak atsiri cengkeh dengan Tabel 6. Hasil uji homogenitas
konsentrasi 1%
Berdasarkan tabel pengamatan
Formula II = Minyak atsiri cengkeh dengan
diatas menunjukan bahwa semua formula
konsentrasi 2%
mempunyai susunan yang homogen. Hal ini
Formula III = Minyak atsiri cengkeh dengan
menunjukan bahwa pencampuran tiap bahan
konsentrasi 3%
pada masing-masing formula telah
Pada tabel hasil uji organoleptis dapat tercampur baik sehingga aromaterapi terlihat
dilihat bahwa setiap formula memiliki hasil homogen.
yang berbeda-beda. Aromaterapi pada
Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat
formula I menghasilkan rasa hangat saja
asam dan basa sediaan agar menjamin
dikulit hal ini di sebabkan karena minyak
sediaan tidak menyebabkan iritasi pada
atsiri cengkeh yang digunakan hanya 1%.
kulit, pH sediaan yang memenuhi kriteria
Sedangkan pada aromaterapi dengan
pH kulit yaitu interval 4,2 – 6,5.Data yang
formula II dan formula III menghasilkan
diperoleh yaitu sebagai berikut :
rasa aromaterapi yang sangat hangat dikulit,
karena minyak atsiri cengkeh yang Tabel 7. Hasil Uji pH
digunakan konsentrasinya lebih tinggi.
Semua sediaan aromaterapi memiliki warna
Uji pH
Berdasarkan tabel hasil pengukuran pH
Pustaka
Formula
Responden Formula Formula
I II III
Formula I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
Rata-rata 3,05 4,2 – 6,5
6 6 6 (Sulaiman dan
Formula 2 Responden Kuswahyuning
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 , 16
2008: 9)17 18 19 20
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
Rata-rata 3,25
Formula 3 Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
Rata-rata 3,15
menunjukan bahwa pada masig-masing melakukan kuisioner terhadap 20 responden
formula masih dalam standar pH sediaan (Feris , 2013) dengan mencoba mengoleskan
topikal. Hal ini menunjukan bahwa sediaan sediaan aromaterapi dan mengamati rasa
aromaterapi semua formula dalam penelitian dikulit dengan formula yang berbeda-beda.
ini sesuai dengan persyaratan pH untuk Tingkat kesukaan dilihat dari nilai rata-rata
sediaan topikal yaitu berkisar antara 4,2-6,5. tertinggi pada masing-masing formula
Responden
Uji Iritasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Formula 1 Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti
Formula 2 Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti
Formula 3 Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti
Hasil uji pH sediaan diharapkan sesuai sediaan. Hasil uji kesukaan dapat dilihat
dengan pH kulit sehingga tidak mengiritasi pada tabel berikutini :
kulit pemakai. Tabel 8. Hasil Uji Kuisioner
Uji iritasi ini bertujuan untuk Keterangan :
mengetahui tingkat keamanan pada saat 1 = sangat tidak suka
pemakaian sediaan yang melibatkan 20 2 = tidak suka
orang responden (Maulana, 2013), apabila 3 = suka
tidak terjadi reaksi kulit yang tidak 4 = sangat suka
diinginkan maka sediaan aromaterapi dapat Berdasarkan tabel hasil uji
digunakan. Hasil uji iritasi dapat dilihat pada kuisioner menunjukan bahwa antara
tabel berikut ini : Formula I, Formula II, dan Formula III
yang paling banyak diminati adalah
Formula II. Hal ini menunjukan bahwa
Tabel 9. Hasil Uji Iritasi rata-rata responden memilih sediaan
aromaterapi Formula II yaitu 3,25.
Keterangan :
Ti = Tidak iritasi
I = Iritasi Tabel 10. One-Sample Test
Berdasarkan tabel hasil uji iritasi One-Sample Test
menunjukan bahwa semua Formula aman Test Value = 0
untuk di aplikasikan di kulit. Hal ini 95% Confidence
Interval of the
menunjukan bahwa semua Responden tidak Mean Difference
mengalami iritasi kulit pada saat pengujian t df Sig. (2-tailed) Difference Lower Upper
rata_rata_hasil_
sediaan. uji_kuisioner
62,643 2 ,000 8,77000 8,1676 9,3724
4. Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan :
4. Daftar Pustaka