Anda di halaman 1dari 8

FORMULASI MINYAK ATSIRI CENGKEH (Syzygium aromaticum L.

)
SEBAGAI AROMATERAPI

Doni Yulianto, Rosaria Ika Pratiwi, Yusnita Apriliyana


Email : Dohlett3@gmail.com, Pratiwi_rosaria@gmail.com, Apriliyana_yusnita@gmail.com
DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama
Jln. Mataram No. 09 Tegal
Telp./Fax (0283) 352000

Abstrak

Cengkeh merupakan tanaman yang banyak manfaatnya, salah satunya dengan memanfaatkan
bunganya. Kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam bunga cengkeh mencapai 21,3% dengan kadar
eugenol antara 78-95%. Cengkeh memiliki rasa yang hangat disebabkan kandungan minyak atsiri. Bunga
cengkeh yang digunakan sebagai aromaterapi yaitu dengan pengambilan minyak atsiri yang didapat
dengan penyulingan atau destilasi. Bunga cengkeh dipilih sebagai zat aktif sediaan aromaterapi karena
aromanya berkhasiat untuk menyehatkan dan memperkuat ingatan serta membantu mengatasi
kegelisahan. Untuk mendapatkan minyak atsiri bunga cengkeh dilakukan ekstraksi dengan menggunakan
metode destilasi air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak atsiri pada cengkeh
(Syzygium aromaticum L.) dapat dibuat sediaan aromaterapi dan untuk mengetahui pada konsentrasi
berapa minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum L.) yang paling baik digunakan sebagai sediaan
aromaterapi.Penelitian dilakukan dengan metode destilasi air ,sampel yang digunakan adalah cengkeh
(Syzygium aromaticum L.), teknik sampling pada penelitian ini dilakukan secara acak sederhana (simple
random sampling), membagi tiga formula dengan konsentrasi minyak atsiri cengkeh (Syzygium
aromaticum L.) yang berbeda yaitu 1%, 2%, 3% yang kemudian diuji sifat fisik untuk mengetahui
konsentrasi yang paling baik digunakan untuk sediaan aromaterapi. Uji sifat fisik meliputi uji
organoleptis, uji pH, uji homogenitas dan kuisioner.Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa terdapat
konsentrasi minyak atsiri cengkeh yang paling baik digunakan sebagai sediaan aromaterapi yaitu pada
Formula II dengan konsentrasi 2%.

Kata Kunci : Bunga cengkeh, Destilasi, Minyak atsiri, Aromaterapi, Uji Sifat Fisik.

1. Pendahuluan pemberi aroma pada makanan, permen,


Cengkeh termasuk suku Myrtaceae coklat dan parfum. Bunga cengkeh
yang banyak ditanam di beberapa negara digunakan pula sebagai bahan baku
termasuk Indonesia. Tanaman ini berpotensi pembuatan rokok (Hadi, 2012: 1).
sebagai penghasil minyak atsiri. Minyak Minyak cengkeh dapat diisolasi dari
cengkeh dapat diperoleh dari bunga cengkeh daun (1-4%), batang (5-10%), maupun
(Clove Oil), tangkai atau gagang bunga bunga cengkeh (10-20%). Minyak atsiri dari
cengkeh (Clove Steam Oil) dan dari daun bunga cengkeh memiliki kualitas terbaik dan
cengkeh (Clove Leaf Oil). Kandungan harganya mahal karena rendemennnya tinggi
minyak atsiri didalam bunga cengkeh dan mengandung eugenol mencapai 80-90%.
mencapai 21,3% dengan kadar eugenol Kelimpahan komponen-komponen dalam
antara 78-95%, dari tangkai atau gagang minyak cengkeh bergantung dari jenis, asal
bunga mencapai 6% dengan kadar eugenol tanaman, metode isolasi dan metode analisa
antara 89-95%, dan dari daun cengkeh yang digunakan. Minyak cengkeh umumnya
mencapai 2-3% dengan kadar eugenol antara diisolasi dari bunga cengkeh kering. Proses
80-85%. Kandungan terbesar minyak pengeringan bertujuan sebagai teknik
cengkeh adalah eugenol yang bermanfaat pengawetan bunga cengkeh setelah panen
dalam pembuatan vanilin, eugenil metil eter untuk keperluan berbagai industri makanan,
dan eugenil asetat. Vanilin merupakan bahan farmasi dan kosmetik. Pada penelitian
Memmou dan Mahboub (2012), bunga variabel terkendali. Variabel bebas pada
cengkeh segar didestilasi dan dihasilkan penelitian ini adalahkonsentrasi minyak
minyak cengkeh dengan eugenol sebanyak atsiri pada cengkeh (Syzygium aromaticum
47,57%, β-karyofilen 35,42%, dan eugenil L.). Variabel terikat pada penelitian ini
asetat 13,42%. Namun selama ini belum ada adalah sifat fisik minyak atsiri pada cengkeh
riset tentang pengaruh pengeringan terhadap (Syzygium aromaticum L.) meliputi uji
perubahan komponen dalam minyak organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji
cengkeh (Prianto, 2013: 270). iritasi dan uji kesukaan. Variabel terkendali
Menurut Koensoemardiyah Apt, SU pada penelitian ini adalahmetode
ahli aromaterapi, senyawa pada minyak penyulingan dengan cara destilasi air dan
atsiri itu masuk kedalam tubuh dan identifikasi minyak atsiri dengan
mempengaruhi sistem limbik alias pengatur Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
emosi. Molekul-molekul senyawa minyak Pada pemanfaatan minyak atsiri
atsiri sangat halus dan berukuran kecil atau cengkeh (Syzygium aromaticum L.)sebagai
nano partikel. Ketika aroma minyak atsiri sediaan aromaterapi dengan menggunakan
tercium oleh hidung, molekul itu akan metode destilasi membutuhkan beberapa
berkaitan dengan reseptor-reseptor proses antara lain:Cengkeh (Syzygium
penangkap aroma yang terdapat dalam aromaticum L.) yang akan digunakan
hidung. Selanjutnya senyawa itu akan melalui sortasi basah. Cengkeh dicuci
mengirim sinyal-sinyal kimiawi melalui dengan air mengalir sampai terpisah dari
jalur syaraf ke sistem limbik di otak. Sistem kotoran-kotoran yang melekat sebanyak tiga
itulah yang mengatur keadaan emosi kali, selanjutnya dilakukan perajangan guna
seseorang. Dengan membangkitkan mempermudah proses isolasi. Pada proses
semangat, tubuh terdorong untuk isolasi ini cengkeh (Syzygium aromaticum
menyembuhkan diri sendiri. Salah satu L.) yang digunakan tanpa pengeringan.
tanaman yang digunakan sebagai Menyiapkan alat destilasi seperti pipa
aromaterapi adalah cengkeh T, kondensor, pipa alonga, statif, klem,
(Koensoemardiyah, 2009). beaker glass, dan selang kemudian pasang
Penelitian ini dilakukan karena tanaman alat destilasi dirakit menjadi satu.
cengkeh banyak dijumpai di Indonesia, dan Menyiapkan bahan yang akan digunakan
kelebihan minyak cengkeh dapat menyatu untuk proses isolasi minyak atsiri seperti :
dengan baik dengan berbagai minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum), aquadest,
esensial lainnya antara lain : minyak esensial Na2SO4 anhidrat, kemudian menimbang
rosemary, minyak mawar, minyak esensial cengkeh yang sudah dirajang sebanyak 250
kayu manis, minyak esensial jeruk, minyak gram dengan menggunakan timbangan
esensial lemon, minyak esensial pala, analitik, kemudian memasukan cengkeh
minyak esensial peppermint, minyak yang sudah ditimbang kedalam labu alas
esensial lavender, dan minyak geranium. Hal bulat kemudian ditambahkan aquadest
ini membuat minyak cengkeh sebagai 500ml lalu memulai melakukan proses
elemen yang populer dalam aromaterapi dan destilasi air, kemudian mencatat suhu
kombinasi herbal lainnya. menggunakan termometer pada waktu
2. Metode Penelitian tetesan pertama keluar.
Sampel yang digunakan adalah cengkeh Proses dilanjutkan dengan memisahkan
(Syzygium aromaticum L.) yang didapat di minyak atsiri dan aquadest yang tertampung
Pasar langon, Kota Tegal. Teknik sampling dalam erlenmeyer. Pemisahan dilakukan
pada penelitian ini dilakukan secara acak menggunakan corong pisah dengan
sederhana (simple random sampling), karena penambahan Na2SO4 anhidrat yang akan
pengambilan sampel dari populasi dilakukan terbentuk menjadi dua lapisan yang mana
secara acak tanpa memperhatikan ukuran lapisan atas berupa minyak atsiri dan lapisan
sampel tersebut yang kemudian diisolasi bawah berupa air. Fungsi penambahan
dengan metode destilasi air (Margono, Na2SO4 anhidrat ini adalah untuk mengikat
2004). Penelitian ini mempunyai 3 variabel, air yang ikut masuk ke dalam erlenmeyer
yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan pada proses destilasi sehingga menghasilkan
minyak atsiri murni. Setelah melakukan memberikan pendapat atau respon terhadap
isolasi minyak atsiri, kemudian minyak atsiri tingkat kesukaannya pada sediaan
tersebut dihitung rendemennya dan aromaterapi.
menganalisis secara KLT. 3. Hasil dan Pembahasan
Tahap awal pembuatan aromaterapi Dalam penelitian ini sampel yang
dapat dilakukan dengan menyiapkan alat dan digunakan adalah cengkeh (Sizygium
bahan terlebih dahulu. Alat yang digunakan aromaticumL.) karena cengkeh mengandung
antara lain : mortir, stemper, gelas ukur, minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai
beaker glass, timbangan analitik, pipet sediaan aromaterapi. Metode yang
volume, pipet tetes, batang pengaduk, dan digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri
botol kaca roll on. Bahan yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode destilasi
antara lain : minyak atsiri cengkeh, air karena untuk mempermudahkan proses
camphora, menthol, dan olive oil. Tahap pemisahan antara fase air dan minyak.
berikutnya olive oil dimasukan ke dalam Langkah awal yang dilakukan adalah bunga
motir sebagai (campuran I), kemudian kenanga diperoleh dari pasar tradisional
dimasukan camphora dan menthol ke dalam Sawojajar, Desa Sawojajar, Kecamatan
beaker glass yang tertutup rapat agar tidak Wanasari, Kabupaten Brebes. Bunga
menguap sebagai (campuran II), dimasukan kenanga yang digunakan dalam penelitian
campuran II dalam mortir yang berisi olive adalah bunga kenanga yang sudah tua.
oil dan diaduk sampai homogen, selanjutnya bunga yang diperoleh lalu dicuci dengan air
dimasukan minyak atsiri cengkeh ke dalam mengalir sampai benar-benar bersih,
mortir dan diaduk sampai homogen, penggunaan air mengalir bertujuan untuk
kemudian dimasukan ke dalam wadah yang menghilangkan kotoran yang menempel
tertutup. Tahap terakhir melakukan uji pada bunga. Selanjutnya dilakukan
evaluasi fisika yang meliputi uji penyortiran untuk memisahkan bunga
organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji kenanga segar dengan bunga kenanga yang
iritasi dan ujin kesukaan. rusak.
Uji organoleptis dilakukan secara visual Dalam melakukan destilasi untuk
dengan mengamati bentuk, warna, bau dan menghasilkan minyak atsiri langkah awal
rasa di kulit yang perlu dilakukan adalah pengumpulan
Uji homogenitas dilakukan dengan cara bahan baku dengan membeli cengkeh yang
mengoleskan sediaan pada objeck glass dan masih segar kemudian melakukan sortasi
menutupnya dengan objeck glass lainnya basah sebanyak tiga kali dengan mencuci
kemudian mengamati apakah sediaan cengkeh dengan air mengalir yang berfungsi
menunjukan susunan yang homogen atau untuk memisahkan kotoran-kotoran atau
tidak. Sediaan dikatakan homogen apabila bahan-bahan asing lainya yang melekat pada
sediaan yang dibuat tidak ada partikel. cengkeh kemudian melakukan perajangan
Uji pH dilakukan untuk mengetahui yang berfungsi untuk mempermudah proses
kestabilan pH dari sediaan penentuan pH isolasi sehingga minyak atsiri yang
aromaterapi dapat dilakukan dengan didapatkan lebihbanyak. Sampel yang
indikator kertas pH. Hasil warna yang digunakan untuk proses destilasi yaitu
terbentuk dibandingkan dengan warna pada sebanyak 250 gram dengan menggunakan
kertas indikator. pH sediaan aromaterapi pelarut aquadest karena titik didihnya tidak
harus sesuai dengan kulit yaitu 4,2-6,5. terlalu tinggi sehingga minyak yang
Uji iritasi dilakukan untuk mengetahui dihasilkan akan bermutu baik (Prianto,
efek iritasi terhadap 20 orang responden 2013).
dengan cara mengoleskan sediaan pada Proses destilasi dilakukan selama
lengan atas bagian dalam apakah timbul kurang lebih 3 jam. Prinsip metode ini
warna merah dan terasa panas atau tidak. adalah merebus bahan secara langsung, yang
Uji kesukaan ini dilakukan untuk kemudian uapnya didinginkan kembali oleh
menilai sediaan aromaterapi yang telah kondensor dan menjadi tetesan air dan
dibuat dengan melibatkan 20 orang minyak melalui pipa alonga. Destilat yang di
responden yang kemudian diminta untuk dapat dilakukan pemisahan dengan corong
pisah dengan penambahan Na2SO4 yang Tabel 3. Hasil Uji Identifikasi Minyak
bertujuan sebagai pengikat air, sehingga
kandungan air dan minyak yang terdapat
dalam destilat terpisah. Pada destilat akan No Uji Hasil Pustaka Hasil
tampak dua lapisan cairan yang mana bagian penelitian
bawah merupakan fase air dan bagian atas
merupakan fase minyak atau minyak atsiri Sampel Merah Positif
dari cengkeh (Prianto, 2013). Hal ini minyak
dikarenakan bobot jenis minyak atsiri 1 atsiri + Merah (Stahl, (+)
umumnya lebih rendah jika dibandingkan 1 tetes 1985 :
dengan bobot jenis aquadest. Hasil minyak 50) Minyak
sudan atsiri
atsiri cengkeh yang diperoleh 10,93 gram.
Kemudian dilakukan uji organoleptis III
meliputi bentuk, warna, bau rasa. Hasil uji
organoleptis yaitu pada tabel berikut : Atsiri

Keterangan : (+) menunjukan bahwa minyak


Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis Minyak atsiri tersebut sama dengan
Atsiri Cengkeh pustakanya.
Minyak Dari tabel hasil uji identifikasi minyak
Organol atsiri atsiri didapatkan bahwa secara organoleptis
Pustaka Hasil dan reaksi identifikasi menggunakan
eptis Hasil
pereaksi Sudan III menunjukan bahwa
Destilasi minyak atsiri hasil yang digunakan benar-
benar minyak atsiri.
Cairan Minyak atsiri yang diperoleh dilakukan
jernih indentifikasi secara KLT (Kromatografi
Bentuk Cairan (+)
jernih (Megawati, Lapis Tipis) dengan menggunakan fase
2010) gerak (Etil asetat : n-heksana) dengan
perbandingan (10:90). Fase gerak berfungsi
Kuning sebagai pelarut pengembang yang akan
Kuning muda bergerak sepanjang fase diam karena
Warna (+) pengaruh kapiler pada pengembang secara
muda (Megawati,
menaik (ascending).Data Rf yang diperoleh,
2010)
tertera dalam tabel dibawah ini :
Hangat Hangat
Rasa pada pada kulit (+)
kulit (Megawati,
2010)
Khas
Khas cengkeh
Bau (+)
cengkeh (Megawati,
2010)

Keterangan : (+) menunjukan bahwa minyak


atsiri cengkeh tersebut sama
dengan pustakanya
Selanjutnya hasil minyak atsiri cengkeh
dilakukan identifikasi minyak atsiri dengan
menggunakan pereaksi Sudan III yang
tertera pada tabel berikut :
Tabel 4. Hasil Rf Sampel dan Standar kuning jernih, bau khas cengkeh, dan

Standar
Sampel (Gustira,
Hasil nilai Rf menunjukan antara 2016: 35)
sampel dan standar tidak menunjukan Replikasi
perbedaan yang berarti, hal ini menunjukan Rf hRf Rf hRf
bahwa didalam sampel tersebut mengandung
minyak atsiri. Halini dilihat pada sinar UV Replikasi 0,83
dengan panjang gelombang 366nm 83
menghaslkan warna ungu.Minyak atsiri yang I
digunakan untuk membuat sediaan
aromaterapi kemudian dilakukan uji evaluasi Replikasi
0,86 86 0,85 85-
sediaan aromaterapi. Uji yang dilakukan II
meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, -0,9 90
uji pH, dan uji kesukaan dengan kuisioner. Replikasi
0,87 87
III
Tabel 5. Hasil Uji Organoleptis
Rata-rata 0,85 85
pustak
Formula Bentuk Warna Bau Rasa
a berbentuk cair.
Formula Cair
Kuning Khas Hangat Uji homogenitas dilakukan untuk
jernih cengkeh dikulit
I mengetahui sedian yang dibuat homogen
(Gustir atau tidak, yang ditunjukan dengan tidak
Sangat a,
Formula
Cair
Kuning Khas
hangat 2016: adanya butiran kasar. Hasil uji
II jernih Cengkeh
Dikulit 36) homogenitas dapat dilihat pada tabel
berikut :
Sangat
Formula Kuning Khas
Cair hangat
III jernih Cengkeh
Dikulit
Sampel Depkes RI,
Formula I Formula II Formula III 1979
Aromaterapi
Homogen Homogen Homogen Homogen
Keterangan :
Formula I = Minyak atsiri cengkeh dengan Tabel 6. Hasil uji homogenitas
konsentrasi 1%
Berdasarkan tabel pengamatan
Formula II = Minyak atsiri cengkeh dengan
diatas menunjukan bahwa semua formula
konsentrasi 2%
mempunyai susunan yang homogen. Hal ini
Formula III = Minyak atsiri cengkeh dengan
menunjukan bahwa pencampuran tiap bahan
konsentrasi 3%
pada masing-masing formula telah
Pada tabel hasil uji organoleptis dapat tercampur baik sehingga aromaterapi terlihat
dilihat bahwa setiap formula memiliki hasil homogen.
yang berbeda-beda. Aromaterapi pada
Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat
formula I menghasilkan rasa hangat saja
asam dan basa sediaan agar menjamin
dikulit hal ini di sebabkan karena minyak
sediaan tidak menyebabkan iritasi pada
atsiri cengkeh yang digunakan hanya 1%.
kulit, pH sediaan yang memenuhi kriteria
Sedangkan pada aromaterapi dengan
pH kulit yaitu interval 4,2 – 6,5.Data yang
formula II dan formula III menghasilkan
diperoleh yaitu sebagai berikut :
rasa aromaterapi yang sangat hangat dikulit,
karena minyak atsiri cengkeh yang Tabel 7. Hasil Uji pH
digunakan konsentrasinya lebih tinggi.
Semua sediaan aromaterapi memiliki warna
Uji pH
Berdasarkan tabel hasil pengukuran pH
Pustaka
Formula
Responden Formula Formula
I II III
Formula I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
Rata-rata 3,05 4,2 – 6,5
6 6 6 (Sulaiman dan
Formula 2 Responden Kuswahyuning
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 , 16
2008: 9)17 18 19 20
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
Rata-rata 3,25

Formula 3 Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
Rata-rata 3,15
menunjukan bahwa pada masig-masing melakukan kuisioner terhadap 20 responden
formula masih dalam standar pH sediaan (Feris , 2013) dengan mencoba mengoleskan
topikal. Hal ini menunjukan bahwa sediaan sediaan aromaterapi dan mengamati rasa
aromaterapi semua formula dalam penelitian dikulit dengan formula yang berbeda-beda.
ini sesuai dengan persyaratan pH untuk Tingkat kesukaan dilihat dari nilai rata-rata
sediaan topikal yaitu berkisar antara 4,2-6,5. tertinggi pada masing-masing formula
Responden
Uji Iritasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Formula 1 Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti
Formula 2 Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti
Formula 3 Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti Ti
Hasil uji pH sediaan diharapkan sesuai sediaan. Hasil uji kesukaan dapat dilihat
dengan pH kulit sehingga tidak mengiritasi pada tabel berikutini :
kulit pemakai. Tabel 8. Hasil Uji Kuisioner
Uji iritasi ini bertujuan untuk Keterangan :
mengetahui tingkat keamanan pada saat 1 = sangat tidak suka
pemakaian sediaan yang melibatkan 20 2 = tidak suka
orang responden (Maulana, 2013), apabila 3 = suka
tidak terjadi reaksi kulit yang tidak 4 = sangat suka
diinginkan maka sediaan aromaterapi dapat Berdasarkan tabel hasil uji
digunakan. Hasil uji iritasi dapat dilihat pada kuisioner menunjukan bahwa antara
tabel berikut ini : Formula I, Formula II, dan Formula III
yang paling banyak diminati adalah
Formula II. Hal ini menunjukan bahwa
Tabel 9. Hasil Uji Iritasi rata-rata responden memilih sediaan
aromaterapi Formula II yaitu 3,25.
Keterangan :
Ti = Tidak iritasi
I = Iritasi Tabel 10. One-Sample Test
Berdasarkan tabel hasil uji iritasi One-Sample Test
menunjukan bahwa semua Formula aman Test Value = 0
untuk di aplikasikan di kulit. Hal ini 95% Confidence
Interval of the
menunjukan bahwa semua Responden tidak Mean Difference
mengalami iritasi kulit pada saat pengujian t df Sig. (2-tailed) Difference Lower Upper
rata_rata_hasil_
sediaan. uji_kuisioner
62,643 2 ,000 8,77000 8,1676 9,3724

Uji kesukaan bertujuan untuk


mengetahui tingkat kesukaan dengan
Berdasarkan hasil analisis one- [5] Gustira. A. 2016. Pemanfaatan Minyak
sample test di atas dihasilkan nilai t hitung > Atsiri Daun Mint (Mentha
t tabel (62,643>4,302653), hal ini piperita L.) Sebagai Sediaan
menunjukan bahwa ada konsentrasi minyak Aromaterapi. Tegal: PHB.
atsiri cengkeh (Syzygium aromaticumL.)
yang paling baik sebagai sediaan
aromaterapi.

4. Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan :

1. Minyak atsiri pada cengkeh


(Syzygium aromaticumL.) dapat
dibuat sebagai sediaan aromaterapi.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa
sediaan aromaterapi pada formula II
paling disukai dibandingkan
Formula I dan Formula III.

4. Daftar Pustaka

[1]Hadi, S. 2012. Pengambilan Minyak


[6] Departemen Kesehatan RI. 1979.
Atsiri Bunga Cengkeh (Clove
Farmakope Indonesia Edisi
Oil) Menggunakan Pelarut n-
ketiga. Jakarta: DepKes RI.
Heksana Dan Benzena.

[7]Maulana. A. 2013. Pembuatan Sabun


[2]Memmou, F., R. Mahboub, 2012,
Transparan Aromaterapi
Composition of Essential Oil
Minyak Atsiri Akar Wangi
from Fresh Flower of Clove,
(Chrysopogon zizanoides L.)
Jour. Of Sci. Res. In Phar, 1(2),
Roberty. Bogor: Universitas
pp. 33-35.
Pakuan Bogor.

[3] Henny, P. 2013. Isolasi Dan


[8]Firdaus. F. 2013. Variasi Kadar Manitol
Karakterisasi Dari Minyak
Dan Corn Syrup Sebagai Basis
Bunga Cengkeh (Syzygium
Dalam Formulasi Nutraseutikal
aromaticum) Kering Hasil
Sediaan Gummy Candies Sari
Destilasi Uap.
Buah Markisa Kuning
(Passiflora edulis
var.Flavicarpa). Jurnal
[4]Koensoemardiyah, 2009. Aromaterapi
Penelitian Saintek, vol. 18,
Untuk Kesehatan, Kebugaran
Nomor 1.Yogyakarta:
dan Kecantikan. Edisi I.
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta: Lily Publisher.

Anda mungkin juga menyukai