Anda di halaman 1dari 4

Minyak Astiri

I. Tujuan
 Memproduksi minyak atsiri kulit jeruk dari tanaman jeruk manis
 Melakukan analisa kandungan sitronellol di dalam minyak kulit jeruk yang dihasilkan
II. Dasar Teori
Minyak atsiri merupakan hasil metabolisme sekunder yang dihasilkan oleh tanaman,
bersifat volatil pada suhu kamar, dan berbau wangi (Sudaryanti dan Sugiharti, 1990). “Minyak
atsiri” merupakan istilah yang digunakan untuk minyak bersifat mudah menguap,
yang terdiri dari campuran beberapa zat dengan komposisi dan titik didih yang berbeda.
Minyak ini terdapat di dalam kelenjar minyak yang harus dikeluarkan sebelum dilakukan
penyulingan, yaitu dengan memotong kecil-kecil / menghancurkan jaringan pada tanaman
dan membuka kelenjar minyak sebanyak mungkin, sehingga mengakibatkan minyak dapat
dengan mudah diuapkan pada saat penyulingan (Suryaningrum, 2009).
Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, ethereal oils atau volatile
oils adalah senyawa yang mudah menguap yang tidak larut di dalam air dan merupakan
ekstrak alami dari tanaman, baik yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian, ataupun
kulit buah (Adityo dkk., 2008).
Kulit jeruk mengandung minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris
(aetheric oil) banyak dimanfaatkan oleh industri kimia parfum, menambah aroma jeruk pada
minuman dan makanan, serta di bidang kesehatan digunakan sebagai anti oksidan dan anti
kanker. Dalam kurun waktu tersebut teknologi yang digunakan telah berkembang dari
semula penyulingan dilakukan dengan alat yang sederhana dari drum biasa sekarang ini
sudah ada yang menggunakan ketel yang terbuat dari stainless steel. Bahkan, teknologi
tersebut dikembangkan dengan menggunakan microwave dimana dapat menjadi alternatif
pengganti teknik penyulingan yang konvensional sehingga lebih efektif dan efisien (chemat
2008)
Proses ekstraksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 (tiga) cara, yaitu: (1)
pengempaan (pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (3)
penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan
untuk mendapatkan minyak atsiri (Molide, 2009).
Penyulingan atau distilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu
(Bangkaha, 2011).
Kulit jeruk mengandung minyak atsiri yang terdiri dari berbagai golongan senyawa
seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol. Kulit jeruk memiliki kandungan
senyawa yang berbeda-beda, bergantung varietas, sehingga aromanya pun berbeda. Namun,
senyawa yang dominan adalah limonene (C10H16). Kandungan limonene bervariasi untuk
tiap varietas jeruk, berkisar antara 70-92% (Mizu, 2008)
Limonene merupakan sebuah hidrokarbon yang diklasifikasikan sebagai siklus
terpene. Limonene adalah cairan berwarna pada suhu kamar dengan bau yang sangat kuat
dari jeruk. Dinamakan limonene karena diambil nama dari lemon sebagai kulit dari jeruk,
seperti berbagai jenis buah jeruk, mengandung banyak sekali senyawa kimia ini (limonene).
Rumus struktur dari limonene dapat dilihat pada Gambar 1.
Lama penyulingan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tekanan uap yang
dipergunakan dan faktor kondisi terutama kadar air daun sereh. Pada prinsipnya, tekanan
yang dipergunakan tidak boleh terlalu tinggi untuk menghindari pengeringan bahan yang
disuling.
Penyulingan pada tekanan dan suhu yang terlalu tinggi akan menguraikan komponen
kimia minyak, dan dapat mengakibatkan proses resinifikasi minyak, terutama pada waktu
penyulingan yang terlalu lama. Suatu hal yang penting dalam penyulingan minyak sereh yaitu
menjaga agar suhu dan tekanan dalam kondisi tetap dan seragam (Ariyani, 2017).
III. Metodologi
A. Alat
B. Bahan
C. Skema Kerja
IV. Hasil Data
V. Pembahasan
Menurut hasil penelitian Safaatul, M dan Prima, A. (2010) kulit jeruk manis dapat
menghasilkan minyak atsiri. “Minyak atsiri” merupakan istilah yang digunakan untuk minyak
bersifat mudah menguap, yangterdiri dari campuran beberapa zat dengan komposisi dan titik
didih yang berbeda. Minyak ini terdapat di dalam kelenjar minyak yang harus dikeluarkan
sebelum dilakukan penyulingan, yaitu dengan memotong kecil-kecil / menghancurkan
jaringan pada tanaman dan membuka kelenjar minyak sebanyak mungkin, sehingga
mengakibatkan minyak dapat dengan mudah diuapkan pada saat penyulingan
(Suryaningrum, 2009).
Teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh minyak atsiri ada beberapa proses,
yaitu dengan proses : pengepresan, penyulingan, ekstraksi pelarut, maserasi dan enfleurasi
(Guenther 1987). Proses ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan
menggunakan pelarut organik yang bersifat mudah menguap. Ekstraksi umumnya dapat
dilakukan dalam tempat yang disebut ”extractor”. Ekstraksi menggunakan pelarut organik
biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak karena pemanasan
dengan uap dan air,misalnya untuk mengekstrak minyak atsiri dari bunga-bungaan misalnya
bunga melati, mawar, cempaka, kenanga, lily, dan lainlain. Pelarut yang digunakan dalam
proses ekstraksi yaitu: alkohol, petroleum eter, dan benzene (Guenther, 1987).

Langkah pertama yang kita lakukan adalah merangkai alat destilasi uap air. Setalah
dirangkai kami memasukkan air aquades sebanyak 400 mL ke dalam residual water.
Penggunaan air aquadest ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi karena memiliki kadar
mikroorganisme yang lebiih sedikit dibandingkan dengan air kran dan air aquadest memiliki
tingkat kemurnian yang lebih tinggi. Kemudian melapisi bawah distilled plant material
menggunakan kasa (bagian lubang) agar kulit jeruk atau sampel yang kami gunakan tidak
jatuh ke dalam residual water. Kami menggunakan kulit jeruk manis sebanyak 148 gram yang
telah dipotong kecil kecil . kemudian kami melapisi pipa kaca penghubunga kondensor
dengan distillade plant material menggunakan aluminium foil, hal ini bertujuan untuk
mencegah kehilangan uap ketika proses destilasi berlangsung dan untuk menjaga suhu dalam
pipa paca penghubung . essention oil yang keluar pertama kali pada menit ke 42 menit dan
suhu 98C. kami melakukan destilasi selama 183 menit dimana pada menit ke 120 kami
menambahkan air aquades sebanyak 200 mL kedalam residual water.
Setelah percobaan ini selesai, dihasilkan volume distilat sebanyak 70 ml. kami tidak
melakukan analisa sitrosenoll menggunakan kromatografi gas untuk menghitung yield yang
ada pada minyak atsiri dikarenakan distilat yang kami peroleh tidak mengandung minyak
hanya kandungan air dan kandungan yang ada pada kulit jeruk.
Senyawa kimia yang terdapat dalam kulit jeruk manis dapat dimanfaatkan karena
memiliki gugus penyusun pektin (Srivastava dan Malviya, 2011) dan minyak atsiri. Komponen
minyak atsiri dari kulit jeruk manis terdiri dari limonene (95%), mirsen (2%), oktanal (1%),
dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial (0,1%), valensen (0,05%), sinnsial
(0,02%), dan sinensial (0,01%) (Seputri dkk, 2010). Senyawa limonene yang terdapat di dalam
kulit jeruk inilah yang membuat minyak atsiri kulit jeruk mahal karena beraroma yang khas
dan dapat digunakan untuk obat pengusir nyamuk bila dibakar. Oleh karena itu, kulit jeruk
akan sangat bermanfaat jika diekstrak untuk mendapatkan minyak atsirinya.

VI. Kesimpulan
 Untuk memproduksi minyak atsiri yang pertama dilakukan adalah merangkai alat
destilasi uap air, kemudian memasukkan air aquadest kedalam residual water
sebanyak 400 ml. Kemudian melapisi bawah distilled plant material menggunakan
kasa (bagian lubang) agar kulit jeruk atau sampel yang kami gunakan tidak jatuh ke
dalam residual water. kulit jeruk manis yang diperlukan sebanyak 148 gram yang
telah dipotong kecil kecil . kemudian melapisi pipa kaca penghubunga kondensor
dengan distillade plant material menggunakan aluminium foil. essention oil yang
keluar pertama kali pada menit ke 42 menit dan suhu 98C. kami melakukan destilasi
selama 183 menit dimana pada menit ke 120 kami menambahkan air aquades
sebanyak 200 mL kedalam residual water. Setelah percobaan ini selesai, dihasilkan
volume distilat sebanyak 70 ml.
 Dikarenakan destilat tidak mengandung minyak atsiri hanya air dan kandungan di
kulit jeruk manis, sehingga tidak dilakukan Analisa sitrosenoll. namun dalam kulit
jeruk mengandung yang terdiri limonene (95%), mirsen (2%), oktanal (1%), dekanal
(0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial (0,1%), valensen (0,05%), sinnsial
(0,02%), dan sinensial (0,01%).
VII. Daftar Pustaka
 Adityo, Kurniawan, dkk. 2008.”Ekstraksi Minyak Kulit Jeruk dengan Metode Distilasi,
Pengepresan, dan Leaching”. Widya Teknik. Vol. 7 No. 1. Surabaya: Universitas Katolik
Widya Mandala.
 Ariyani, F., Setiawan, L.E., Soetaredjo, F.E., 2017. Ekstraksi Minyak Atsiri dari Tanaman
Sereh dengan menggunakan pelarut methanol, aseton dan n-heksana, Jurnal
Ilmiah Widya Teknik.
 Bangkaha. 2011. Pengertian Distilasi (Penyulingan).
bangkaha.blogspot.com/2011/12/ pengertian-distilasi-penyulingan.html
 cccc
 F. Chemat dan M. E. Lucchesi, “Microwave-Assisted Extraction of Essential Oils,” in
Microwaves in Organic Synthesis, A. Loupy, Ed. Weinheim, Germany: Wiley-VCH
(2008).
 Guenther, T. 1987. Minyak atsiri Jilid 1. UI Pers. Jakarta.
 Mizu, I. 2008. Minyak Atsiri Jeruk: Peluang Meningkatkan Nilai Ekonomi Kulit Jeruk.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 30(6).
http://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/minyak-jeruk/artikel/.
 Molide, R., M.S. Rusli dan A. Mulyadi. 2009. Minyak Atsiri Indonesia. Dewan Atsiri
Indonesia dan IPB. http://minyakatsiriindonesia. wordpress.com
 Safaatul, M dan Prima, A. 2010.Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.)
Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana.Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1.
 Sudaryanti, T dan Sugiharti, E. 1990. Budidaya dan Penyulingan Nilam. Penebar
Swadaya. Jakarta
 Suryaningrum, S. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Buah Jeruk Purut
Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Skripsi. Fakultas Farmasi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
 Megawati, Kurniawan, R.D. 2015. Ekstraksi Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus
Sinensis) Dengan Metode Vacuum Microwave Asissted Hydrodistillation. Jurnal
Bahan Alam Terbarukan

Anda mungkin juga menyukai