Anda di halaman 1dari 3

NAMA: GETTI PRATIWI

NIM: 191440111

MATA KULIAH: AGAMA ISLAM

DOSEN: KARTIKA SARI, M.PD I

KEBUDAYAAN ISLAM

A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN ISLAM


Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi mempunyai arti akal, kelakuan, dan norma
dan “daya” berarti hasil karya cipta manusia. Kebudayaan adalah semua hasil karya,
karsa dan cipta manusia di masyarakat. Kebudayaan Islam adalah kejadian atau
peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang
didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.

B. SEJARAH INTELEKTUAL ISLAM


Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, periodisasi sejarah kebudayaan Islam dapat di
kelompokkan menjadi tiga masa, yaitu
• masa klasik, antara tahun 650 -1250 M
• Masa pertengahan, antara tahun 1250 – 1800 M
• Masa modern atau kebangkitan intelektual Islam kembali, antara tahun 1800 M
hingga sekarang dan seterusnya.

C. MASA KLASIK 650-1250M


Pada masa klasik lahir ulama-ulama besar seperti:
 Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafi’i, dan Imam Maliki merupakan tokoh
yang hidup dan mengembangkan pemikiran keagamaannya pada periode ini.
 Dalam Bidang Filsafat, pada periode ini tercatat nama-nama besar seperti Al
Kindi (801 M), Al-Razi (865 M), Al-Farabi (870 M), Ibnu maskawaih (930 M),
Ibnu Sina (1037 M), Ibnu Bajjah (1138M), Ibnu Tufail (1147 M), dan Ibnu Rusyd
(1126 M)
 Pada masa ini, Islam sedang dalam masa puncak kejayaannya, baik dalam bidang
ilmu filsafat maupun ilmu keagamaan.
D. MASA PERTENGAHAN 1250-1800M
Pada masa ini Islam bisa dikatakan sedang mengalami masa kemunduran. Hal ini di
tandai dengan munculnya kecenderungan untuk mempertentangkan antara:
- Akal dengan wahyu
- Iman dengan Ilmu
- Dunia dan akhirat

E. MASA 1800-SEKARANG
Merupakan masa yang ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan pembaharuan
dalam pemikiran Islam. Periode ini sekaligus menandai berkembangnya resistensi
terhadap pemikiran al-Gazali yang menyatakan pintu Ijtihad dalam Islam telah
tertutup.

F. MASJID SEBAGAI PUSAT PERADABAN ISLAM


Dalam bahasa Arab, masjid berarti tempat sujud atau tempat ibadah. Dalam
perjalanan sejarah Islam, masjid bukan sekadar tempat untuk menunaikan ibadah
shalat (terutama shalat berjamaah), namun juga berperan lebih fenomenal dan krusial
dalam menunjang kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad SAW mensucikan jiwa
kaum muslimin, membina sikap dasar kaum muslimin terhadap orang yang berbeda
agama atau ras, hingga upaya – upaya meningkatkan kesejahteraan umat justru melaui
Masjid. Masjid dijadikan symbol kesatuan dan persatuan umat Islam. Selama sekitar
700 tahun sejak Nabi Muhammad mendirikan masjid pertama.

G. NILAI-NILAI ISLAM DALAM BUDAYA INDONESIA


Transmisi Islam ke Indonesia bukan hanya pada sisi ajaran tentang keagamaan,
melainkan juga di barengi oleh proses akulturasi budaya antara para pembawa ajaran
Islam dengan budaya lokal setempat. Masyarakat awam menyamakan antara perilaku
yang ditampilkan oleh orang Arab dengan perilaku ajaran islam. Seolah-olah apa yang
dilakukan orang Arab tersebut mencerminkan ajaran islam, bahkan hingga kini
budaya Arab masih melekat pada tradisi masyarakat Indonesia. Karena kehebatan
para wali Allah dalam mengemas ajaran islam dengan budaya setempat sehingga
masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi teradisi
dalam kehidupan sehari-hri mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai islam sudah
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan mereka seperti dalam
upacara-upacara, adab dan penggunaan bahasa sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai