Anda di halaman 1dari 110

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN

PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS SINGGANI KOTA PALU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program


Pendidkan Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palu Jurusan Kebidanan

Oleh :

Nurul Muthoharoh
NIM. PO7124320093

SAMPUL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

Nurul Muthoharoh. 2021 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Singgani Kota Palu.
Skripsi Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Palu. Pembimbing : (1) Sri Yanti Kusika (2) Gusman Arsyad.

ABSTRAK

(i-x+ 63 halaman + 7 tabel + 4 gambar + 20 lampiran)

Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia terbilang masih sangat rendah pada tahun
2018, khususnya di Puskesmas Singgani dengan cakupan ASI terendah di kota Palu
yaitu sebesar 31,37% tahun 2020, penyebab rendahnya yaitu ibu yang IRT sebanyak
93,9% dengan jumlah pendidikan SMA sebanyak 60,6 %. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Singgani Kota Palu.
Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi berumur 6-12 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Singgani Kota Palu berjumlah 103 orang. Besar sampel 51 orang,
diambil menggunakan teknik Probability Sampling dengan metode Proportional
Stratified random sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan
bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square.
Hasil penelitian menunjukan dari 51 responden sebagian besar berpengetahuan
baik yaitu 36 responden (70,6%), sikap ibu dengan pemberian ASI Esklusif sebagian
besar ibu memiliki sikap negatif tentang ASI Eksklusif yaitu 26 responden (51,0%).
Hasil analisis uji statistik chi-square, bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu
dengan pemberian ASI Eksklusif (p-value = 0,020 < 0,05), terdapat hubungan sikap
ibu dengan pemberian ASI Eksklusif (p-value = 0,008 < 0,05).
Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa pengetahuan dan sikap ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif cenderung lebih banyak berpengetahuan baik dan memiliki
sikap negatif, ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif. Saran untuk Puskesmas Singgani, yaitu untuk lebih meningkatkan promosi
kesehatan tentang pentingnya ASI eksklusif bagi bayi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pemberian ASI Eksklusif


Daftar Pustaka: 36 (2008 – 2020)

iii
HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF PALU
DEPARTMENT OF MIDWIFERY
STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY

Nurul Muthoharoh.(2021). Mother's Knowledge and Attitude Relationship with Giving


Exclusive Breast Milk in the Singgani Health Center
Area, Palu City. Skripsi of Midwifery Study Program,
Department of Midwifery, Health Polytechnic Ministry of
Palu. Supervisors: (1) Sri Yanti Kusika (2) Gusman
Arsyad.

ABSTRACT

(i-x+ 63 pages + 7 tables + 4 pictures + 20 attachments)

Exclusive breastfeeding in Indonesia was still very low, especially at the


Singgani Health Center with the lowest breastfeeding coverage in the city of Palu
which was 31.37% in 2020. It is because 93.9% of mothers who as a housewife with
high school education level is 60.6%. The purpose of this research was to determine
the relationship between mother's knowledge and attitudes with exclusive
breastfeeding in the Singgani Health Center area of Palu City.
This research was an analytic study with a cross sectional approach. The
population was all mothers who had babies aged 6-12 months in the work area of the
Singgani Health Center, Palu City. The total was 103 mothers. The sample was 51
people, it was taken by using the Probability Sampling technique with the
Proportional Stratified random sampling method. The rsesearcehr used univariate
and bivariate analysis using chi-square statistical test.
The results showed that most of the 51 respondents had good knowledge, namely
36 respondents (70.6%). The attitude of mothers with exclusive breastfeeding, most of
the mothers had negative attitudes about exclusive breastfeeding. It was 26
respondents (51.0%). The results of the chi-square statistical test analysis showed that
there was a relationship between mother's knowledge and exclusive breastfeeding
with (p-value = 0.020< 0,05), there was a relationship between mother's attitude and
exclusive breastfeeding with (p-value = 0.008< 0,05).
The conclusion in this research showes that the knowledge and attitudes of
mothers with exclusive breastfeeding is tend to be more and have negative attitudes,
there was a relationship between knowledge and attitudes of mothers with exclusive
breastfeeding. Suggestions for the Singgani Health Center in the future, they needed
to improve health promotion about the importance of exclusive breastfeeding for
infants.
Keywords: Knowledge, Attitude, Exclusive Breastfeeding
Bibliography : 36 (2008 – 2020)

iv
v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-

nya. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW Beserta keluarganya beserta para sahabatnya Sehingga Penulis

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu

Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Singgani Palu ”

sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir program Sarjana Terapan

Kebidanan pada Politeknik Kesehatan Palu.

Ucapan terima kasih serta penghargaan yang tak ternilai penulis ucapkan

kepada yang terhormat Kedua Orang Tua tercinta yaitu ayahanda Hi Nurdin Baso,

ibunda Suraidah,S.Sos, dan saudara tercinta kakak Nurfadhilah.,S.Kep,Ns dan adik

Afgan dan Fadel Mohammad yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa

yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan pendidikan, walaupun terdapat

rintangan dan hambatan yang kadang kala membuat peneliti ingin menyerah namun,

tetap bangkit dan berusaha lagi. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas pula bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Nasrul, SKM., M.Kes Direktur Politeknik Kementrian Kesehatan Palu.

2. Sumiaty, SST., MPH Ketua Jurusan kebidanan Politeknik Kementrian Kesehatan

Palu.

3. Muliani, S.Kep., Ns., MSc Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Kementrian Kesehatan Palu sekaligus penguji III yang telah meluangkan

vi
waktu untuk menguji, memberikan arahan dan bimbingan.

4. Sri Yanti Kusika, S.SiT.,M.Kes pembimbing I dan Gusman Arsyad, S.SiT.,M.Kes

pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penelitian

kepada penulis.

5. Niluh Nita Silfia, SST.,M.Keb sebagai penguji I, dan Udin M, SKM., M.Si sebagai

penguji II yang telah menyempatkan waktu untuk menguji, memberikan arahan

dan bimbingan.

6. Staf dosen jurusan kebidanan yang selama ini telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan serta bimbingan kepada Penulis.

7. dr. Nurjana Aslah sebagai kepala Puskesmas beserta staf Puskesmas Singgani Kota

Palu yang telah meberikan izin dalam pengambilan data awal dan pelaksanaan

penelitian.

8. Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan

informasi.

9. Semua rekan- rekan angkatan 2020 pada Prodi Sarjana Terapan Kebidanan yang

selalu memberikan motivasi dalam penyusunan Skripsi.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan, semua bantuan

dan dukungan yang diberikan merupakan amal ibadah dan mendapat balasan dari

Allah SWT.. Aamiin

Wassalamualaikum Wr.Wb

Palu, September 2021


Penulis

vii
Nurul Muthoharoh
DAFTAR ISI

SAMPUL...................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI...........................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..............................................................................................v
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
D. Manfaat penelitian........................................................................................7
E. Keaslian Penelitian.......................................................................................8
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep ASI Eksklusif................................................................................11
B. Konsep Pengetahuan..................................................................................24
C. Konsep Tentang Sikap................................................................................29
D. Kerangka Pikir............................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Desain Penelitian.......................................................................36
B. Waktu Dan Tempat Penelitian....................................................................36
C. Populasi Dan Sampel..................................................................................37
D. Variabel penelitian......................................................................................40
E. Definisi Oprasional.....................................................................................41
F. Teknink Pengumpulan Data.......................................................................42
G. Analisis Data..............................................................................................44
H. Etika Penelitian...........................................................................................45
I. Tahapan Penelitian.....................................................................................46
J. Pengolahan Data.........................................................................................47
BAB IV HASIL
A. Gambaran Lokasi Penelitian.......................................................................50
B. Hasil Penelitian...........................................................................................52
C. Pembahasan................................................................................................55
D. Keterbatasan Peneliti..................................................................................64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................................66
B. Saran...........................................................................................................66

viii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Volume ASI Yang Dberikan Di Usia Awal Kelahiran…......….…….…...21
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Di Puskesmas Singgani

Palu Pada Tahun 2021…………………………………..………......……

51

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Di

Puskesmas Singgani Palu Pada Tahun 2021.……..……………......…….52

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Di Puskesmas

Singgani Palu Pada Tahun 2021……………………………………....…52

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Puskesmas

Singgani Palu Pada Tahun 2021………………………….……...………52

Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di

Puskesmas Singgani Palu Pada Tahun 2021…….……………………….53

Tabel 4.9 Hubungan Sikap Ibu dengan pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di

Puskesmas Singgani Palu Pada Tahun 2021………………….…………54

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Refleks Oksitosin Dan Prolaktin………………………………………...20

Gambar 2.2 Proses Pembentukan ASI………………………………………………..20

Gambar 2.3 Kerangka Pikir…………………………………………………………..34

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 Surat Permohonan Data Awal Dinas Kesehatan Provisnsi Sulawesi

Tengah

Lampiran 02 Surat Balasan Permohonan Data Awal Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tengah

Lampiran 03 Surat Permohonan Data Awal Dinas Kesehatan Kota Palu

Lampiran 04 Surat Balasan Permohonan Data Awal Dinas Kesehatan Kota Palu

Lampiran 05 Surat Permohonan Data Awal Puskesmas Singgani

Lampiran 06 Surat Balasan Permohonan Data Awal Puskesmas Singgani

Lampiran 09 Lembar Kuisioner

Lampiran 10 Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran 11 Rencana Kegiatan Penelitian

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian air susu ibu secara eksklusif di Indonesia terbilang masih sangat

rendah, Penyebab rendahnya adalah salah satunya penurunan produksi ASI pada

hari-hari pertama setelah melahirkan yang disebabkan oleh kurangnya rangsangan

hormon oksitosin dan prolaktin (Pilaria & Sopiatun, 2018). Dalam upaya

pengeluarannya ada dua hal yang mempengaruhi yaitu produksi dan pengeluaran.

Produksi dipengaruhi oleh hormon prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi

oleh hormon oksitosin (Wulandari et all., 2018).

Air Susu Ibu (ASI) sangat ideal untuk bayi yang masih tergantung pada air

susu untuk mempertahankan kehidupannya. Pemberian air susu ibu akan berjalan

dengan baik bila bayi diberikan sesering mungkin dan ibu mau menyusuinya serta

mempunyai kepercayaan diri bahwa ibu mampu melakukan hal tersebut (Hartatik,

2019).

Pengetahuan ibu yang kurang tentang manfaat ASI serta mangatur laktasi

sejak masa kehamilan sampai melahirkan akan berdampak pada perilaku terhadap

pemberian air susu ibu secara eksklusif yang dipengaruhi sikap ibu tersebut. Pada

ibu bekerja dan tidak bekerja juga terdapat pengaruh atau perbedaan keberhasilan

pemberian air susu ibu secara eksklusif, meskipun tidak terlepas dari dukungan

keluarga dan faktor lainnya, keberhasilan tersebut sangat mempengaruhi angka

pencapaian ASI Eksklusif yang tergolong rendah (Ningsi, 2020).

faktor-faktor tidak diberikannya air susu ibu secara eksklusif pada bayi

adalah karena pengetahuan ibu yang kurang, sikap ibu terhadap pemberian asi

1
2

eksklusif, ibu sibuk bekerja, pendidikan ibu yang rendah, gencarnya periklanan

tentang penggunaan susu formula, kurangnya sekresi air susu ibu, persepsi tentang

bayi tanpa diberi makanan tambahan akan menjadi lapar dan pengetahuan ibu

tentang ASI kurang ( Rahman, 2019).

Penelitian yang dilakukan oleh Winda, et all., (2020) yang berjudul

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada

bayi Usia 0-6 Bulan Didesa Lawe Dua Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh

Tenggara, menyatakan bahwa pengetahuan seseorang yang baik akan ada

hubungan dengan tindakan sehari-hari yang sesuai dengan anjuran seperti

pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang diberikan dari lahir hingga 6 bulan.

Peneliti berasumsi bahwa penelitian Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif

memiliki hubungan signifikan dengan tindakan pemberian ASI eksklusif

sehingga semakin baik pengetahuan semakin besar peluang memberikan ASI

eksklusif.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurleli et all., (2018) yang berjudul

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Tindakan Pemberian ASI

Eksklusif Di Puskesmas Rambung Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai,

menggunakam desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan

crossectional study, Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif memiliki hubungan

signifikan dengan tindakan pemberian ASI eksklusif sehingga semakin baik

pengetahuan semakin besar peluang memberikan ASI eksklusif, dalam penelitian

ini, Sikap juga memiliki hubungan signifikan dengan tindakan pemberian ASI

eksklusif sehingga semakin positif sikap pengetahuan semakin besar peluang

memberikan ASI eksklusif.


3

Menurut penelitian dari Putri et all., (2020), yang berjudul The Relationship

Of Knowledge And Attitude Of Mother’s Breasfeeding With Exclusive Givin

menggunakam desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan

crossectional study Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.

Sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna

antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Responden ibu menyusui

memiliki sikap positif 83.8% dibandingkan yang memiliki sikap negatif sebesar

16.2%. sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

sikap dengan pemberian ASI eksklusif.

Menurut American Academy of Pediatrics, penurunan berat badan pada bayi

lebih besar 7% dari berat badan lahir dapat menunjukkan bahwa terdapat masalah

menyusui (Meilin & Nasamsir, 2016).

Dalam beberapa bulan pertama yang penting, anak-anak yang disusui enam

kali lebih mungkin untuk bertahan hidup dibandingkan anak-anak yang tidak

disusui. Namun secara global hanya 36% bayi di bawah enam bulan yang disusui

secara eksklusif, dan dinegara berkembang termasuk kurangnya pemberian ASI

eksklusif hingga enam bulan dan kegagalan untuk memulai menyusui pada jam

pertama, hal ini berkontribusi pada kematian 800.000 anak di bawah umur lima

tahun setiap tahun (World Health Organization, 2014).

Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 proporsi pola pemberian ASI pada bayi

umur 0-6 bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI eksklusif, 9,3% ASI parsial, dan

3,3% ASI predominan. Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah

memberikan sedikit air atau minuman berbasis air misalnya teh, sebagai
4

makanan/minuman prelakteal sebelum ASI keluar. Sedangkan menyusui parsial

adalah menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI seperti susu

formula, bubur atau makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan, baik diberikan

secara kontinyu maupun sebagai makanan prelakteal (Kemenkes Ri, 2018).

Secara rata-rata Persentase cakupan Bayi usia Kurang dari 6 Bulan mendapat

ASI Eksklusif di Provinsi Sulawesi Tengah dari tahun 2015 sampai tahun 2019

mengalami trend kenaikan yang tidak terlalu signifikan dari tahun ke tahun, pada

tahun 2015 sebesar 56%, tahun 2016 sebesar 56,3%, tahun 2017 sebesar 56,6%,

dan tahun 2018 sebesar 57,7%, namun pada tahun 2019 menurun menjadi 54,7%

walaupun telah tercapai target masih perlu adanya penguatan yang dilakukan

diantaranya yaitu melakukan konseling menyusui, bekerjasama dengan kader

kesehatan dalam hal penyuluhan tentang ASI Eksklusif kepada masyarakat

khususnya ibu hamil dan ibu menyusui mengoptimalkan peran keluarga dalam

meningkatkan pemberian ASI eksklusif (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tengah, 2019).

Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun

2019, Jumlah pemenuhan ASI di Kota Palu, pada bayi dibawah umur 6 bulan

hanya mencakup sebesar 57,8% saja, yang artinya masih ada dari beberapa bayi

dibawah umur 6 bulan, tidak mendapatkan atau belum mendapatkan ASI eksklusif

(Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2019).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palu,tahun 2019 dari jumlah sasaran

bayi sebanyak 3055 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 1765 atau

57,8%, Cakupan terendah ASI eksklusif terdapat pada Puskesmas Bulili Palu

sebesar 31,17% dan tertinggi di Puskesmas Sangurara sebesar 75,31%. Tahun


5

2020 terjadi penurunan pemberian ASI eksklusif dari jumlah sasaran bayi

sebanyak 2747 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 1440 atau

52,42%, Cakupan terendah ASI eksklusif terdapat pada Puskesmas Singgani Palu

sebesar 31,37% dan tertinggi di Puskesmas Tipo sebesar 76,77% (Dinas

Kesehatan Kota palu, 2020).

Berdasarkan studi pendahuluan dan data rekam medik Puskesmas Singgani

Kota Palu, termasuk Puskesmas dengan cakupan ASI yang terendah di kota palu

yaitu sebesar 31,37% di tahun 2020. Data pada bulan Februari 2021 terdapat

22,4% bayi yang ASI Eksklusif dan 47,2% bayi yang tidak ASI Eksklusif,

(Puskesmas Singgani Palu, 2021).

Melalui studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, bahwa mayoritas ibu

di wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu merupakan IRT. Selain itu, di

Puskesmas Singgani, masih banyak ibu yang primipara serta hamil di usia yang

relatif masih muda sehingga cenderung tidak memberikan ASI Eksklusif, hal ini

dikarenakan belum ada pengalaman ibu dalam memberikan ASI Eksklusif

sehingga mengalami kesulitan dalam pemberian ASI dan juga dicurigai karna

tingkat pengetahuannya dalam pemberian ASI mungkin masih kurang. Disamping

itu, tidak sedikit ibu di wilayah kerja Puskesmas ini memiliki tingkat pendidikan

yang sangat rendah sehingga kurangnya pengetahuan dalam pemberian ASI

(Puskesmas Singgani Palu, 2021).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Idris & Edgar (2020),

menyatakan bahwa, jumlah ibu yang berpendidikan SD di Puskesmas Singgani

yaitu 27,3%, berpendidikan SMA 60,6%, dan perguruan tinggi 20,1%, dan status

pekerjaan ibu di Puskesmas Singgani Palu yaitu URT 93,9% dan PNS 3,0% dan
6

Honorer 3,0%. Sehingga hal ini membuat kebanyakan ibu di wilayah kerja

Puskesmas Singgani Kota palu, kurang pengetahuan mengenai pemberian ASI.

Manfaat ASI eksklusif paling penting ialah bisa menunjang sekaligus

membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Hal tersebut dikarenakan, di

usia 0 sampai 6 bulan seorang bayi tentu saja sama sekali belum diizinkan

mengonsumsi makanan dan minuman apapun selain ASI. Oleh karenanya, selama

enam bulan berturut-turut, ASI yang diberikan pada sang buah hati tentu saja

memberikan dampak yang besar pada pertumbuhan otak dan fisik bayi selama ke

depannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: Apakah ada Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Singgani Kota Palu?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI

eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu.

2. Tujuan Khusus

a. Telah diidentifikasi pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di

wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu.

b. Telah diidentifikasi sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah

kerja Puskesmas Singgani Palu.

c. Telah dianalisis hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI

eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu.


7

d. Telah dianalisis hubungan dan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif

di wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Hubungan

Pengetahuan Dan Sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Singgani Palu

Memberikan gambaran mengenai Adanya Hubungan Pengetahuan

Dan Sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. Memberikan informasi

yang dapat digunakan dalam mencegah stunting pada bayi yang tidak

mendapatkan ASI pada ibu.

b. Bagi Poltekes Kemenkes Palu

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan

bahan pustaka tambahan dalam proses pembelajaran bagi peneliti

selanjutnya.

c. Bagi Peneliti Selanjunya

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka tambahan untuk

penelitian selanjutnya.
8

E. Keaslian Penelitian

No Judul Desain Hasil Perbedaan


1. Hubungan PengetahuanPenelitian ini merupakan Hasil penelitian ini menunjukkan Jenis penelitian ini merupakan
Dan Sikap Ibu Denganpenelitian kuantitatif dengan bahwa pengetahuan seseorang Penelitian kuantitatif, dengan
Pemberian ASI
desain deskriptif dengan yang baik ada hubungan dengan desain penelitian observasional
Eksklusif Pada Bayi rancangan cross-sectional, tindakan sehari-hari yang sesuai analitik dan Rancangan
Usia 0-6 Bulan Di Desa
dilakukan di Desa Lawe dua dengan anjuran seperti pemberian penelitian cross sectional.
Lawe Dua Kecamatan pada tahun 2020. Penentuan ASI Eksklusif pada bayi yang Lokasi penelitian dilakukan di
Bukit Tusam
teknik pengambilan sampel diberikan dari lahir hingga 6 Puskesmas Singgani Palu
Kabupaten Aceh
menggunakan total sampling bulan. Peneliti berasumsi bahwa Populasi dalam penelitian ini
Tenggara dengan jumlah sampel 30 penelitian Sikap dengan adalah seluruh bayi yang
responden. Alat ukur Pemberian ASI Eksklusif berumur 6-12 bulan.
Rahmayuni, Winda , penelitian adalah kuisioner. memiliki hubungan signifikan Pengambilan sampel
Syahradesi, Yessy , dengan tindakan pemberian ASI menggunakan probability
Junaida, Sri eksklusif sehingga semakin baik sampling dengan metode
pengetahuan semakin besar Proportional starified random
Jurnal Ners Nurul peluang memberikan ASI sampling yang berjumlah
Hasanah, Vol.8 No.2 eksklusif berjumlah 51 bayi. Alat ukur
September 2020 penelitian ini adalah kuisioner
Variabel dalam penelitian ini
adalah pengetahuan dan sikap.
2. Hubungan Pengetahuan Penelitian ini merupakan Hasil penelitian menunjukkan Jenis penelitian ini merupakan
Dan Sikap Ibu Dengan penelitian analitik bahwa Pengetahuan ibu tentang Penelitian kuantitatif, dengan
Tindakan Pemberian observasional dengan ASI eksklusif memiliki hubungan desain penelitian observasional
ASI Eksklusif Di pendekatan cross sectional signifikan dengan tindakan analitik dan Rancangan
Puskesmas Rambung yang bertujuan untuk pemberian ASI eksklusif sehingga penelitian cross sectional.
Kecamatan Binjai mengetahui Hubungan semakin baik pengetahuan Lokasi penelitian dilakukan di
Selatan. Pengetahuan Dan Sikap Ibu semakin besar peluang Puskesmas Singgani Palu
Dengan Tindakan Pemberian memberikan ASI eksklusif, dalam Populasi dalam penelitian ini
Nurleli , Jenny ASI Eksklusif. Populasi dalam penelitian ini, Sikap juga adalah seluruh bayi yang
9

No Judul Desain Hasil Perbedaan


Marlindawani Purba , penelitian ini adalah seluruh memiliki hubungan signifikan berumur 6-12 bulan.
Rinawati Sembiring ibu yang memiliki anak usia 6 dengan tindakan pemberian ASI Pengambilan sampel
bulan sampai dengan 12 bulan eksklusif sehingga semakin positif menggunakan probability
Jurnal Riset Hesti di Puskesmas Rambung yakni sikap pengetahuan semakin besar sampling dengan metode
Medan, Vol. 3, No. 1 687 orang, dengan teknik peluang memberikan ASI Proportional starified random
Januari-Juni 2018 pengambilan sampel eksklusif sampling yang berjumlah
consecutive sampling dan berjumlah 51 bayi. Alat ukur
penentuan sampel dilakukan penelitian ini adalah kuisioner.
dengan menggunakan rumus Variabel dalam penelitian ini
Lameshow sehingga ada 90 adalah pengetahuan dan sikap.
sampel penelitian yang terdiri
dari ibu menyusui instrument
penelitian ini adalah kuisioner.

3. The Relationship Of Jenis penelitian ini adalah Hasil dalam penelitian ini adalah Jenis penelitian ini merupakan
Knowledge And Deskriptif analitik dengan ada hubungan yang bermakna Penelitian kuantitatif, dengan
Attitude Of Mother’s menggunakan pendekatan antara pengetahuan dengan desain penelitian observasional
Breasfeeding With cross sectional. Teknik pemberian ASI eksklusif. analitik dan Rancangan
Exclusive Giving pengambilan sampel dengan Responden ibu menyusui penelitian cross sectional.
cara simple random sampling. memiliki sikap positif 83.8% Lokasi penelitian dilakukan di
Monifa Putri, Deni Sehingga dapat jumlah sampel dibandingkan yang memiliki Puskesmas Singgani Palu
Listi sebanyak 68 responden. sikap negatif sebesar 16.2%. Populasi dalam penelitian ini
Analisa data dilakukan dengan sehingga dapat dikatakan bahwa adalah seluruh bayi yang
10

No Judul Desain Hasil Perbedaan


Jurnal Proteksi menggunakan uji Chi-Square ada hubungan yang bermakna berumur 6-12 bulan.
Kesehatan Vol.9, No.1, pada tingkat signifikansi antara sikap dengan pemberian Pengambilan sampel
Mei 2020, pp. 44-51 p<0,05 ASI eksklusif menggunakan probability
ISSN 2580-0191 sampling dengan metode
(Online), ISSN 2338 – Proportional starified random
5634 (Print) sampling yang berjumlah
berjumlah 51 bayi. Alat ukur
penelitian ini adalah kuisioner.
Variabel dalam penelitian ini
adalah pengetahuan dan sikap.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep ASI Eksklusif

1. Pengertian ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik dan yang paling

ideal untuk bayi, karena mengandung semua zat gizi yang diperlukan dalam

jumlah dan pertimbangan yang tepat. Menyusui adalah metode yang tepat

untuk memberikan makanan pada bayi karena memberikan manfaat

kesehatan untuk ibu dan bayi yang tergantung pada gabungan kerja hormon,

refleks dan perilaku yang dipelajari ibu dan bayi baru lahir yang terjadi

secara alami (Susianti & Usman, 2019).

Air susu ibu secara Eksklusif adalah makanan yang terbaik bagi bayi

pada 6 bulan pertama kehidupannya. Semua kebutuhan nutrisi yaitu protein,

Karbohidrat,Lemak, vitamin dan meneral sudah tercukupi dari air susu ibu.

ASI awal mengandung zat kekebalan tubuh dari ibu yang dapat melindungi

bayi dari penyakit penyebab kematian bayi diseluruh dunia, seperti Diare,

ISPA, dan radang paru paru (Fikawati et all., 2016).

2. Tujuan Pemberian ASI Eksklusif

Tujuan pemberian air susu ibu secara eksklusif adalah melindungi bayi

dari resiko infeksi akut seperti diare,pneunomia, infeksi telinga, haemophilus

infulenza, meningitis dan infeksi lainnya, air susu ibu secara eksklusif juga

melindungi bayi dari penyakit kronis dimasa depan seperti diabetes melitus

tipe 1 (Fikawati et all., 2016).

11
12

3. Manfaat ASI

Menurut Fikawati et all ( 2016), Manfaat air susu ibu bagi bayi terbagi

menjadi beberapa bagian diantaranya yaitu :

a. Bagi Bayi

a) Air Susu Ibu Merupakan Sumber Gizi Yang Ideal

Komposisi air susu ibu sangat tepat baik kebutuhan tumbuh

kembang bayi berdasarkan usianya. Setelah usia 6 bulan, bayi harus

mulai diberikan makanan pendamping dan dapat diteruskan hingga

usia 2 tahun.

b) Menurunkan Resiko Kematian Neonatal

Bayi belum memiliki komponen kekebalan tubuh yang lengkap

layaknya orang dewasa, sehingga bakteri dan vius lebih mudah

berkembang. Makanan minuman selain air susu ibu yang diberikan

kepada bayi berpotensi menjadi prantara masuknya bakteri dan virus

ketubuh bayi. Selain itu, bayi dapat memproleh kekebalan tubuh ibu

yang diproleh melalui air susu ibu. Studi membuktikan bayi yang

hanya mengonsumsi air susu ibu memiliki resiko yang lebih rendah

untuk mengalami diare dan penyakit lainnya.

c) Air Susu Ibu Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi

Bayi yang diberikan Kolostrum, secara alamiah akan

mendapatkan Ig A (zat kekebalan tubuh) yang tidak didapatkan dalam

susu sapi.
13

d) Komposisi Sesuai Kebutuhan

Pemberian air susu ibu saja selama 6 bulan pertama kehidupan,

sudah dapat memenuhi kebutuhan bayi. Jumlah dan proposi zat gizi

yang terkandung pada air susu ibu dengan status gizi baik sudah tepat

dan ideal untuk kebutuhan bayi. Air susu ibu juga memiliki

kandungan gizi yang berbeda dari waktu ke waktu, yaitu dalam

bentuk kolostrum hingga ASI matur.

e) Mudah Dicerna, Diserap, Dan Mengandung Enzim Pencernaan

Komposisi zat gizi dari air susu ibu bukan hanya tepat dalam hal

jumlah, tetapi proposi zat gizi yang juga membuat air susu ibu mudah

dicerna oleh bayi. Air susu ibu mengandung protein dan asam lemak

dengan rasio yang pas, sehingga lebih mudah dicerna oleh bayi.

Adanya goood flora atau bakteri pencernaan yaitu bifidobakteri pada

ASI juga merupakan faktor penting bagi pencernaan manusia, salah

satu perannya adalah mempermudah proses pencernaan sehingga

penyerapan at gizi lebih mudah dan lebih cepat.

f) Mengandung Zat Penangkal Penyakit

Saat lahir, bayi memiliki zat antibodi yang berasal dari tubuh ibu,

namun jumlahnya menurun segera setelah kelahirannya. Penelitian

menunjukan bahwa pemberian air susu ibu dapat melindungi bayi dari

berbagai penyakit infeksi, serta diare. Efek perlindungan terhadap

penyakit infeksi dikarenakan adanya kandungan imonoglobulin (Ig A,

Ig M, Ig D, Ig E).
14

g) Mencegah Maloklusi/Kerusakan Gigi

Air susu ibu mengandung kalsium dalam jumlah yang cukup dan

sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat langsung dimetabolisme

oleh sistem pencernaan bayi untuk pembentukan jaringan sel tulang

rahang dan tulang lainnya. Saat aktif mengisap, mulut bayi bergerak

teratur dan berkesinambungan yaitu membantu proses pemadatan sel

tulang rahang dan tulang lainya.

b. Bagi Ibu

Bagi ibu diantaranya sebagai kontrasepsi alami saat ibu menyusui

dan sebelum menstruasi, menjaga kesehatan dengan mengurangi risiko

terkena kanker payudara dan membantu ibu untuk menjalin ikatan batin

kepada anak. Pemberian air susu ibu dapat membantu mengurangi

Pengeluaran Keluarga Karena Tidak Membeli Susu Formula Yang

Harganya Mahal (Yusrina & Devy, 2017).

Menurut Fikawati et all (2016), Manfaat air susu ibu bagi seorang

ibu, yaitu sebagai mencegah perdarahan, mempercepat involusi uterus,

mengurangi anemia, sebagai metode kontrasepsi, dan mengurangi resiko

kanker ovarium dan payudara diantaranya yaitu :

1) Mencegah Perdarahan Pasca Persalinan

Pemberian air susu ibu segera setelah lahir, merupakan metode

yang efektif untuk mencegah perdarahan pasca persalinan. Isapan

bayi pada puting payudara ibu, akan merangsang kelenjar hipofise

bagian posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin yang akan

menyebabkan kontraksi otot polos disekitar payudara untuk


15

mengeluarkan air susu ibu dan kontraksi oror polos disekitar rahim

untuk mengkerut sehingga mencegah terjadinya perdarahan pasca

persalinan yang merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu.

2) Mempercepat Involusio Uterus Involusio uterus atau pengerutan

Uterus

Adalah suatu kembalinya uterus kekondisi sebelum hamil,

Memberikanair susu ibu segera setelah ibu melahirkan atau

memperaktikan inisiasi menyusui dini (IMD) merupkan salah satu

faktor yang mempengaruhi involusio uterus. Hal ini dipicu oleh

hormon oksitosin yang dihasilkan saat menyusui. Oksitosin tidak

hanya berperan meraangsang kontraksi otot-otot polos payudara,

namun juga menyebabkan terjadinya kontraksi dan intraksi otot

uterus, sehingga memicu rahim untuk kembali ke posisi semula.

3) Sebagai Metode Keluarga Berencana Sementara

Pemberian Air susu ibu, dapat mempengaruhi kerja hormon

pada tubuh ibu yang dpat menghambat ovulasi. Diketahui

pemberiannya dapat menjadi alat kontrasepsi alami yang efektif

dengan beberapa ketentuan, yaitu :

a) Bayi berusia kurang dari 6 bulan;

b) bayi diberi air susu ibu secara eksklusif dengan frekuensi

minimal 10 kali/hari;

c) Ibu belum menstruasi kembali.


16

4) Mengurangi Anemia

Setelah melahirkan, ibu beresiko mengalami anemia, hal ini

karena banyaknya darah yang keluar dari tubuh ibu saat proses

melahirkan. Pemberian air susu ibu segera setelah lahir, memicu

involusio Uterus. Hal ini dikarenakan isapan bayi akan merangsang

pengeluaran hormon oksitosin yang merangsang otot polos payudara

sehingga terjadi kontraksi dan retraksi uterus yang dapat mencegah

perdarahan dan mengurangi resiko anemia.

5) Mengurangi Resiko Kanker Ovarium Dan Payudara

Tedapat beberapa penelitian yang menunjukan bahwa semakin

lama dan sering ibu menyusui, akan memberikan efek protektif

terhadap kangker ovarium dan kangker payudara.

4. Komposisi Air Susu Ibu

Menurut Fikawati et all (2016), Komposisi air susu ibu tidak sama dari

waktu kewaktu. Komposisinya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

yaitu stadium laktasi, status gizi, dan asupan ibu. Menurut stadium laktasi, air

susu ibu terbagi menjadi kolostrum, ASI transisi/peralihan, dan ASI matur.

Komposisi Air susu ibu juga dipengaruhi oleh status gizi dan asupan gizi

karena energi dan zat gizi didalamnya berasal dari dua sumber yaitu cadangan

lemak dalam tubuh dan asupan gizi ibu.

a. Kolostrum

Kolostrum merupakan air susu ibu yang kental bewarna kuning yang

dihasilkan sejak hari pertama sampai dengan hari ke-7 hingga hari ke-10

setelah ibu melahirkan. Warna kuning dari kolostrum berasal dari beta
17

karoten.Volume kolostrum berkisar antara 2-20 ml dalam 3 hari pertama

melahirkan. Rata rata energi yang dapat diproleh dari 100 ml kolostrum

adalah 67 kalori. Kadar karbohidrat dan lemak pada kolostrum lebih

rendah, jika dibandingkan dengan ASI matur, namun kadar

natrium,kalium dan kalorinya lebih tinggi. Total kandungan protein pada

kolostrum lebih tinggi dari lemak dan laktosa, dengan protein utama yaitu

globilin(gamma globulin). Keistimewaan kolostrum adalah memiliki

kandungan imonologlbulin A yang dapat memberikan perlindungan bagi

bayi hingga usia 6 bulan.

b. Air Susu Ibu Transisi/ Peralihan

Air susu ibu transisi merupakan peralihan dari kolostrum sampai

menjadi matur. Air susu ibu transisi diproduksi pada hari ke-7 atau ke-10

sampai dengan 2 minggu pasca bersalin. Kandungan vitaminnya lebih

rendah dari kolostrum. Kadar protein makin merendah sedangkan kadar

karbohidrat dan lemak semakin tinggi dan volume semakin meningkat.

c. Air Susu Ibu Matur

Air susu ibu matur merupakan kandungan terbesar yang disekresi

pada minggu ke-2 setelah melahirkan dan seterusnya. Air susu ibu matur

menghasilkan energi sekitar 75 Kal/100 ml. Komposisinya relatif konstan

dan seluruhnya laut air yang bewarna putih kekuningan dikarenakan

adanya garam Ca-caseinat, riboflavin, dan karoten.

5. Kandungan Dalam ASI

Kandungan air susu ibu antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan,

enzim pencernaan, hormon dan protein yang sangat cocok untuk memenuhi
18

kebutuhan hingga bayi berumur 6 bulan. Air susu ibu mengandung

karbohidrat, protein, lemak, multivitamin, air, kartinin dan mineral secara

lengkap yang sangat cocok dan mudah diserap secara sempurna dan sama

sekali tidak mengganggu fungsi ginjal bayi yang sedang dalam tahap

pertumbuhan. Komposisi ASI dipengaruhi oleh stadium laktasi, ras, dan

keadaan nutrisi (Yusrina & Devy, 2017).

6. Indikator Keberhasilan Menyusui

Saat ini keberhasilan menyusui haya dilihat dari pemberian air susu ibu

saja selama 6 bulan kepada Bayi. Namun, Keberhasilan menyusui seharusnya

bukan hanya dilihat dari aspek durasinya semata, Tetapi juga dari aspek

outcome lain yang sama pentingnya (Fikawati et all., 2016).

7. Laktasi

Laktasi merupakan proses pengeluaran air susu ibu, Atau proses

menyusui yang diproduksi oleh hormon prolactin dan di keluarkan oleh

hormon oxytosin hingga masuk kedalam mulut bayi(Juliastuti & Sulastri,

2018).

Hormon yang mempengaruhi air susu ibu, ada 2 hal yaitu produksi dan

pengeluaran. Produksi dipengaruhi oleh hormon prolaktin sedangkan

pengeluaran dipengaruhi oleh hormon oksitosin . Hormon oksitosin akan

keluar melalui rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi atau

melalui pijatan pada tulang belakang ibu bayi, dengan dilakukan pijatan pada

tulang belakang ibu akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa

nyeri dan mencintai bayinya , sehingga dengan begitu hormon oksitosin

keluar dan ASI pun cepat keluar .24 Produksi (Juliastuti & Sulastri, 2018).
19

8. Faktor Pengeluaran Air Susu Ibu

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengeluaran air susu ibu di

antaranya perubahan sosial budaya, faktor psikologis, faktor fisik ibu,

meningkatnya promosi susu formula, factor petugas kesehatan, makanan ibu,

berat badan lahir bayi, penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan sosial budaya

dimana ibu-ibu yang bekerja atau ibu-ibu yang mempunyai kesibukan

lainnya, meniru teman atau tetangga yang menggunakan susu botol, merasa

ketinggalan zaman jika menyusui. Produksi air susu ibu sangat dipengaruhi

oleh faktor kejiwaan karena perasaan ibu dapat menghambat atau

meningkatkan pengeluaran oksitosin, bila ibu dalam keadaan tertekan, sedih,

kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional dapat

menurunkan produksi dari air susunya. sehingga ibu yang sedang menyusui

sebaiknya jangan terlalu banyak dibebani oleh urusan pekerjaan rumah

tangga, urusan kantor, dan lainnya (Fahra, 2017).

9. Proses pengeluaran Air Susus Ibu

Pengeluaran air susu ibu merupakan suatu proses Rangsangan yang

disebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu

dilanjutkan ke bagian depan kelenjar hipofise yang memacu pengeluaran

hormon prolaktin ke dalam darah kemudian hormon oksitosin mengalirkan

air susu yang sudah diproduksi melalui hormon prolaktin yang akan keluar

melalui rangsangan ke putting susu melalui isapan mulut bayi, melihat bayi,

mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan untuk menyusui

bayi akan menghasilkan refleks let down (Oktafirnanda et all., 2019).


20

Gambar 2.1 refleks Oksitosin dan prolaktin

Gambar 2.2 Proses pembentukan air susu ibu

Refleks Penting Pada Proses Laktasi

a.Refleks Prolaktin: Merangsang produksi ASI. Impuls saraf dari puting susu

Hipotalamus Hipofisis anterior Prolaktin Alveolus

ASI

b. Refleks Aliran (let down reflex) : Sekresi ASI. Impuls saraf dari puting

susu

Hipotalamus Hipofisis Posterior ksitosin Kontraksi

otot polos ASI Keluar

10. Frekuensi Menyusui

Saat bayi baru lahir, bayi membutuhkan sekitar 150 ml Air susu ibu untuk

setiap 1 kg berat badan badannya. Pada minggu pertama kelahiran, bayi yang

baru lahir membutuhkan sekitar 400-500 ml ASI\air susu ibu per hari.
21

Jumlah tersebut tidak dapat dipenuhi secara mendadak. Secara fisiologispada3

hari pertama setelah persalinan, produksinya masih sangat sedikit karena

adanya proses adaptasi hormonal ibu. Adaptasi itu adalah perubahan dari

hormon estrogen dan progesteron yang dominan pada masa kehamilan,

menjadi hormon prolaktin dan oksitosin pada menyusui (Fikawati et all.,

2016).

Saat bayi baru lahir, ibu seringkali mngeluhkan sedikitnya air susunya

yang keluar, bahkan beberapa ibu menyatakan air susunya nya tidak keluar

sama sekali. Biasanya saat itu bayi menangis terus menerus dan ibu berpikir

bahwa bayi haus dan akhirnya bayi diberikan susu formula. Hal tersebut

seharusnya tidak boleh dilakukan. Sesunggguhnya bayi tidak memerlukan air

susu ibu dalam jumlah banyak pada hari hari pertama setelah kelahiran.

Jumlah Air susu yang diproduksi ibu, walaupun hanya sedikit sudah

memenuhi kebutuhan bayi. Oleh karena itu, pada hari hari pertama setelah

kelahiran, cukup diberikan dalam jumlah sedikit terlebih dahulu tetapi

kemudian ditingkatkan dari hari kehari (Fikawati et all., 2016).

Tabel 2.1 Volume ASI Yang Diberikan Di Usia Awal Kelahiran

Volume ASI setiap kali


Usia Bayi
menyusui
Hari ke-1(0-24 jam) 7 ml (sekitar 1sdm)
Hari ke-2 14 ml (<3 sdm)
Hari ke-3 38 ml
Harike-4 48 ml
Hari ke-7 65 ml
sumber (Fikawati et all., 2016).
22

11. Faktor Kegagalan ASI

Faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian Air susu ibu yang

pertama adalah karena kurangnya pengetahuan ibu (32%) yaitu ibu-ibu

menghentikan pemberian air susu ibu secara eksklusif karena produksi yang

kurang. Sebenarnya hal ini tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi

air susu yang cukup melainkan karena kurangnya pengetahuan ibu, kedua

disebabkan oleh ibu bekerja (28%), ketiga disebabkan oleh gencarnya

promosi susu formula (16%),Sedangkan lainnya disebabkan oleh faktor sosial

budaya (24%) yang meliputi nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat yang

menghambat keberhasilan ibu dalam pemberian air susu ibu secara eksklusif.

Faktor dukungan dari tenaga kesehatan (24%) dimana kegegealan juga

disebabkan kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan yang dianggap paling

bertanggungjawab dalam keberhasilan penggalakan ASI dan yang terakhir

adalah faktor dari keluarga (24%) dimana ibkegagalan juga terjadi karena

orang tua, nenek atau ibu mertua mendesak untuk memberikan susu tambahan

formula (Oktafirnanda et all., 2019).

12. Cara Menilai Produksi ASI

Jumlah air susu ibu yang disekresikan pada 6 bulan pertama 750 cc

sehari. Sekresi pada hari pertama hanya terkumpul sebanyak 50 cc yang

kemudian meningkat menjadi 500, 650 dan 750 cc, masing-masing pada hari

ke lima, bulan pertama dan ketiga. Volume air susu ibu pada 6 bulan

berikutnya menyusut menjadi 600 cc. Banyak anggapan bahwa ibu dengan

status gizi kurang akan tetap mampu menyusui bayinya sama dengan ibu

yang status gizi normal, walaupun sebenarnya komposisi air susunya tetap
23

sama tetapi volume yang dikeluarkan ibu status gizi kurang dengan status gizi

normal berbeda (Oktafirnanda et all., 2019).

Penilaian terhadap produksi air susu ibu dapat dilihat dari bayi baru

lahir yang cukup mendapatkan maka BAK-nya selama 24 jam minimal 6-8

kali, warna urin kuning jernih, jika air susu ibu cukup setelah menyusu maka

bayi tertidur atau tenang selama 2- 3 jam (Marmi & Rahardjo, 2018).

Produksi air susu ibu merujuk pada volume yang dikeluarkan

oleh payudara. cukup/ tidak sebagai berikut: air susu ibu yang banyak

dapat merembes keluar melalui putting, sebelum disusukan payudara

terasa tegang, berat badan bayi naik sesuai umur, Jika air susu ibu

cukup, setelah menyusui bayi akan tertidur / tenang selama 3 - 4 jam,

bayi kencing lebih sering, sekitar 8 kali sehari (Oktafirnanda et all., 2019).

Indikator lain untuk melihat bahwa produksi air susu ibu mencukupi

bagi bayi adalah karakteristik dari Buang Air Besar bayi. Pada 24 jam

pertama bayi mengeluarkan buang air besar yang berwarna hijau pekat,

kental dan lengket, yang dinamakan dengan mekonium, yang berasal dari

saluran pencernaan bayi, serta cairan amnion. Pola eliminasi bayi tergantung

dari intake yang bayi dapatkan, bayi yang meminum air susu ibu, umumnya

pola buang air besarnya 2-5 kali perhari, yang dihasilkan adalah berwarna

kuning keemasan, tidak terlalu encer dan tidak terlalu pekat, sedangkan bayi

yang mendapatkan susu formula, umumnya pola buang air besarnya hanya 1

kali sehari, berwarna putih pucat. Berat badan bayi meningkat rata- rata 500

gram per bulan (Marmi & Rahardjo, 2018).


24

Air susu ibu yang telah diproduksi disimpan di dalam gudang ASI.

Selanjutnya dikeluarkan dari payudara kemudian dialirkan ke bayi,

banyaknya air susu yang dikeluarkan oleh payudara dan diminum oleh bayi,

diasumsikan sama dengan produksi (Oktafirnanda et all., 2019).

B. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” , dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Wawan & Dewi, 2010).

2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Wawan & Dewi (2010), Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent

behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan. Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkat yaitu :

a. Tahu (know), Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima;

b. Memahami (comprehension),Memahami diartikan sebagai suatu

kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar;


25

c. Aplikasi (application), Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan berbagai abstraksi pemahaman / materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi konkrit / kondisi riil (sebenarnya);

d. Analisis (analysis), Analisis adalah suatu kemampuan menguraikan atau

menjabarkan suatu integritas atau suatu obyek menjadi unsur-unsur atau

bagian- bagian sehingga susunannya dapat dimengerti. Untuk dapat

melakukan analisis ini harus dilandasi oleh kemampuan ibu pada ketiga

tingkatan sebelumnya. Sebab, kemampuan analisis ini menyangkut

pemahaman yang komprehensif untuk dapat memilah menjadi bagian-

bagian yang terpadu;

e. Sintesis (synthesis), Sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan

kembali unsur-unsur atau bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Atau

dengan istilah lain, sintesis ini menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen ,yang

jawabannya sering tidak pasti, tetapi kemampuan ini akan dapat

meningkatkan kreatifitas yang diakibatkan seseorang menemukan

hubungan kausal dari suatu kejadian;

f. Evaluasi (evaluation), Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi.

3. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap


26

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidika diperlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup;

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah

sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari

nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.

Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarga;

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun (Wawan & Dewi 2010).

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (3

lingkungan) merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok;


27

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan & Dewi,

2010).

4. Kategori Tingkat Pengetahuan

Menurut (Budiman & Riyanto, 2014), Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancaraatau angket yang menanyakan tentang isi materi

yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan

seseorang dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada

nilai presentase, yaitu:

1) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥75%.

2) Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%.

3) Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya <55%.

Menurut Arikunto (2006) dalam buku Budiman & Riyanto (2014),

Menyatakan bahwa dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga

dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu kelompok masyarakat

umum dan petugas kesehatan.

2) Masyarakat Umum :

a) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya >50%

b) Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya ≤50%

3) Petugas Kesehatan

a) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya >75%

b) Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya ≤75%


28

5. Pengukuran Pengetahuan

Skala Guttman merupakan skala kumulatif yang dapat digunakan dalam

pengukuran sikap seseorang. Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang

berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaan yang kurang berbobot

lainnya. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari satu variabel yang

multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik

untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat

yang diteliti., yang sering disebut dengan atribut universal. Pada skala

Guttman terdapat beberapa pertanyaan yang diurutkan secara hierarkis untuk

melihat sikap tertentu seseorang. Jika seseorang menyatakan tidak terhadap

pertanyaan sikap tertentu dari sederetan pertanyaan itu, ia akan menyatakan

lebih dari tidak terhadap pernyataan berikutnya (Sudaryono, 2016).

Ada dua kelemahan pokok dari skala Guttman yaitu: 1) skala Guttman

bisa tiak mungkin menjadi dasar yang efektif baik untuk mengukur sikap

terhadap objek yang kompleks ataupun untuk membuat prediksi tentang

prilaku objek tersebut.; dan 2) Satu skala bisa saja mempunyai dimensi tunggal

untuk satu kelompok tetapi ganda untuk kelompok lain, ataupun berdimensi

satu untuk satu waktu dan mempunyai dimensi ganda untuk waktu yang lain

dengan responden yang sama (Sudaryono, 2016).

Jadi skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk menjawab yang

bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya: Yakin - tidak yakin; ya – Tidak;

benar – salah; positif – negatif; pernah – belum pernah; setuju tidak setuju.
29

C. Konsep Tentang Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek. Sikap adalah suatu trait yang selain aktif

mempelajarinya, tetapi telah ditambah dengan perubahan perilaku yang sesuai

dengan sikapnya. Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang

terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap

juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh

seseorang (Wawan & Dewi 2010).

2. Komponen Pokok Sikap

Menurut Notoatmodjo, dalam buku wawan & Dewi (2010), menjelaskan

bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu:

1) Komponen kognitif, merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe

yang dimiliki individu mengenai suatu dapat disamakan penanganan

(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang

kontroversial.

2) Komponen Afektif. merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional itulah yang biasanya berakar paling dalam

sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh pengaruh yang mungkin adalah mengubah

sikapseseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang

dimiliki seseorang terhadap sesuatu.


30

3) Komponen konatif, merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendesi atau

kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-

cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis

untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam

bentuk tendesi prilaku.

3. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo, sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

a. Menerima (Receiving), Menerima diartikan bahwa orang (subjek) bersedia

dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (Responding), Memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dan sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau

salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

c. Menghargai (Valuing), Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya

seseorang mengajak ibu lain (tetangga, saudaranya, dsb) untuk

membimbing anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah

suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

d. Bertanggung jawab (Responsible), Bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling

tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun


31

mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri (Wawan &

Dewi, 2010).

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi sikap

menurut Wawan & Dewi (2010), dalam interaksi sosialnya, individu

bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis

yang dihadapinya, antara lain adalah:

a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi

dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap

penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap

kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman

individu-individu masyarakat asuhannya.


32

d. Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif

cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh

terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika

kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

5. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dilakukan dengan menilai penyataan sikap seseorang.

Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai

obyek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau

mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya

bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut

Favoruable. Sebaliknya Pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif

mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap

obyek sikap. Penyataan seperti ini disebut dengan penyataan yang tidak

Favoruable. Atas penyataan Favoruable dan tidak Favoruable, dalam jumlah

yang seimbang. Dengan demikian Pernyataan yang disajikan tidak semua


33

positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak

mendukung sama sekali obyek sikap (Wawan & Dewi, 2010).

Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halya ranah kognitif, karena

dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima

(memperhatikan), merespon, menghargai, mengorganisasi, dan menghayati.

Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap

kegiatan suatu objek diantranya menggunakan skala sikap (Budiman &

Riyanto, 2014).

Hasil pegukuran berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif),

menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan

berperilaku pada seseorang. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan

untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan tersebut didukung atau

ditolak melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang

diajukan dibagi kedalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan

negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert.

Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan

positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, dan

punya pendapat, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Budiman & Riyanto,

2014).

Menurut Budiman & Riyanto (2014) Sekala Likert merupakan skala

yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu. Ada dua bentuk skala

Likert yaitu pernyataan positif diberi skor 5,4,3,2,1 sementara pernyataan

negatif diberi skor 1,2,3,4, dan 5.


34

a. Pernyataan Positif

Sangat Setuju (SS) :5

Setuju (S) :4

Kurang Setuju (KS) :3

Tidak Setuju (TS) :2

Sangat Tidak Setuju :1

b. Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) :1

Setuju (S) :2

Kurang Setuju (KS) :3

Tidak Setuju (TS) :4

Sangat Tidak Setuju :5

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting.

Variabel Independent Variabel Dependent

pengetahuan

Pemberian ASI
Sikap Eksklusif

Gambar 2.3 Kerangka pikir


35

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

Ha : Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Air Susu Ibu

Eksklusif Di Wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu Pada Tahun 2021.

Ho : Tidak Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Air Susu Ibu

Eksklusif Di Wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu Pada Tahun 2021.

Ha : Ada Hubungan Sikap Ibu Dengan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di

Wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu Pada Tahun 2021.

Ho : Tidak Ada Hubungan Sikap Ibu Dengan Pemberian Air Susu Ibu

Eksklusif Di Wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu Pada Tahun 2021.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik

yang dirancang dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional merupakan

suatu bentuk studi observasional (non experimental) yang paling sering dilakukan

dan mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variable-variabelnya

dilakukan hanya satu kali pada suatu saat. Dalam penelitian ini peneliti mencari

hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung (efek)

dengan melakukan pengukuran sesaat (Siregar, 2017).

Desain ini dimaksudkan untuk mempelajari dinamika dan variasi variable yang

termuat dalam judul penelitian ‘Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu” Pengetahuan


36

dan sikap merupakan variable independen.Sedangkan variable Dependent

pemberian ASI eksklusif.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 Juni sampai dengan tanggal 30 Juni

2021

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas Singgani Palu.


37

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi berarti jumlah penduduk. Populasi penelitian merupakan

keseluruhan (Universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,

hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya (Siregar, 2017).

Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi berumur

3-9 bulan, pada priode maret sehingga pada bulan Juni 2021 bayi telah

berumur 6-12 bulan dari karakteristik yang ditetapkan jumlah populasi di

wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu tahun 2021 yaitu berjumlah 103

responden.

2. Sampel

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya

sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat

serta ciri yang dikhendaki dari suatu populasi (Siregar, 2017).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang

mempunyai bayi berusia 6- 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Singgani

kota Palu.

a) Besar sampel

Rumus yang digunakan dalam penentuan sampel ini yaitu menggunakan

rumus Slovin sebagai berikut:

N
n= 2
1+ Ne
103
¿ 2
1+ 103(0 , 1)
38

103
¿
1+ 103(0 , 01)
103
¿
1+ 103 ( 0 ,01 )
103
¿ = 50,73 atau 51
2, 03
Keterangan

n : Sampel

N : Populasi

e : Perkiraan tingkat kesalahan (10%)

b) Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampelnya menggunakan

teknik Probability Sampling dengan metode Proportional Stratified random

sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan

suatu tingkatan (Strata) pada elemen populasi (Siregar, 2017).

Proportional Stratified random sampling yaitu, teknik pengambilan

sampel dengan cara menetapkan unit-unit anggota populasi dalam bentuk

strata yang didasarkan pada karakteristik umum dari anggota-anggota populasi

yang berbeda-beda. Setiap unit yang mempunyai karakteristik umum yang

sama, dikelompokan pada satu strata, kemudian dari masing masing strata di

ambl sampel yang mewakilinya (Siregar, 2017).

Jumlah anggota sampel bertingkat (berstrata) dilakukan dengan secara

Proportional Stratified random sampling yaitu menggunakan rumus alokasi

proportional:

¿= ¿ . n
N
39

Keterangan

ni : Jumlah Anggota Sampel Menurut Strata

n : Jumlah anggota Sampel Seluruhnya

Ni : Jumlah Anggota Populasi Menurut Strata

N : Jumlah anggota Populasi Seluruhnya

Jumlah Posyandu yang terletak di wilayah kerja puskesmas Singgani Kota

Palu yaitu sejumlah 15 posyandu, namun yang dipilih oleh peneliti yaitu hanya

sejumlah 14 posyandu, hal ini dikarenakan salah satu posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Singgani Kota Palu yaitu posyandu Syfa tidak masuk dalam kriteria

penelitian, atau semua bayi yang berada di wilayah posyandu syfa berumur diatas

12 bulan. Maka Jumlah anggota sampel berdasarkan masing masing posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Singgani adalah:

4
¿= .51 = 2 (Posyandu Bambana)
103

11
¿= .51 = 5 (Posyandu Rajawali)
103

13
¿= .51 = 6 (Posyandu Perjuangan)
103

18
¿= .51= 9 (Posyandu Roos)
103

18
¿= .51 = 9 (Posyandu Sintuvu)
103

4
¿= .51 = 2 (Posyandu Melati)
103

6
¿= .51 = 3 (Posyandu Bahari)
103
40

2
¿= .51= 1 (Posyandu Delima)
103

3
¿= .51 = 2 (Posyandu Ikan Mas)
103

9
¿= .51 = 4 (Posyandu Polda)
103

1
¿= .51 = 1(Posyandu Murni)
103

3
¿= .51 = 2 (Posyandu Pratiwi)
103

6
¿= .51 = 3 (Posyandu Kartika)
103

5
¿= .51 = 2 (Posyandu Edelweis)
103

D. Kriteria Sampel

Sampel yang dipilih harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

a. Ibu yang menyusi dan tidak menyusui, memiliki bayi usia 6-12 bulan

b. Pasien yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Singgani Kota Palu.

c. Pasien yang mampu berkomunikasi dengan baik.

2. Kriteria Ekslusi

a. Ibu sakit, menderita penyakit fisik atau gangguan jiwa

b. Pasien yang positive covid-19.

c. Pasien yang tidak bersedia jadi responden.


41

E. Variabel penelitian

Pengertian variabel dapat pula dirumuskan sebagai variasi dari sesuatu

yang menjadi gejala penelitian. Gejala penelitian dimaksudkan adalah suatu

yang menjadi sasaran penelitian (Nasution, 2017).

1. Variabel Independent

Variabel Bebas yaitu Pengetahuan Dan Sikap Ibu

2. Variabel Dependent

Variabel Terikat yaitu pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

F. Definisi Oprasional

1. Tingkat Pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, Adalah sesuatu

yang diketahui hingga diaplikasikan oleh responden tentang pemberian ASI

Eksklusif yang meliputi,informasi tentang pemberian ASI, fungsi,sasaran dan

dampak apabila tidak memberikan ASI Eksklusif.

Alat ukur : Kuisioner

Cara Ukur : wawancara dengan pengisian kuisioner

Skala ukur : Nominal

Hasil ukur : Baik : bila ibu menjawab pertanyaan > 75 %

Kurang : bila ibu menjawab pertanyaan ≤ 75 %

2. Sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif.

Dalam penelitian ini adalah mengenai Sikap Ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif yang meliputi reaksi atau respon ibu terhadap ketepatan

informasi,,ketepatan dalam memberikan ASI, ketepatan waktu pemberian

ASI, dan lama pemberian ASI.


42

Alat Ukur : Kuisioner

Cara Ukur : wawancara dengan pengisian kuisioner

Skala Ukur : Nominal

Hasil ukur :

Sikap Positif : Bila jumlah skor ≥ 64 (nilai median)

Sikap Negatif : Bila jumlah skor < 64 (nilai median)

3. Pemberian ASI Eksklusif

Ibu yang memberikan air susunya kepada bayinya selama 6 bulan tanpa

memberikan makanan tambahan dan minuman apapun selain ASI.

Alat Ukur : Kuisioner

Cara Ukur : wawancara dengan pengisian kuisioner

Skala Ukur : Nominal

Hasil Ukur :-ASI Eksklusif, bila bayi hanya diberikan ASI eksklusif

sampai berumur 6 bulan.

-Tidak ASI Eksklusif, bila bayi tidak atau diberikan

ASI Eksklusif, dengan diberi makanan pendamping

ASI sebelum berumur 6 bulan.

G. Teknink Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data Primer diproleh dari lapangan dengan menggunakan kuisioner, yaitu

pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan kuisioner berisi

pertanyaan yang telah disiapkan. Sebelum melakukan penelitian, Peneliti


43

menanyakan kesediaan ibu untuk menjadi responden. Setelah responden

menyetujui untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian kemudian peneliti

memberikan lembar Informed Consent kepada responden untuk

ditandatangani oleh responden.Kuisioner diisi oleh responden dalam

waktu 30 menit, Kemudian peneliti akan mengumpulkan kuisioner yang

telah berisi jawaban responden. Selanjutnya data yang telah terkumpul

akan dilakukan pengolahan data sehingga dihasilkan informasi yang

akhirnya dapat digunakan untuk menjawab dari tujuan peneliti.

b. Data Sekunder

Data Skunder pada penelitian ini diproleh dari Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Kota Palu, Puskesmas Singgani Palu

dan Jurnal penelitian serta data-data lain yang tercantum didaftar pustaka.

2. Instrumen

Instrumen penelitian ini adalah kuisioner untukmengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas

Singgani Palu. Kuisioner dalam penelitian ini meliputi:

a. Pengetahuan

Pertanyaan pengetahuan meliputi pengertian, manfaat, dan tujuan

pemberian ASI Eksklusif yang terdiri dari 17 pertanyaan tertutup dengan

alternatif jawaban positif : benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0.

Sedangkan pertanyaan negatif : Benar diberi skor 0 dan salah diberiskor 1.

b. Sikap

Pertanyaan sikap terdiri dari 9 item pertanyaan tertutup dengan

menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban positif : sangat setuju


44

(SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2

dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Sedangkan pernyataan negatif sangat

setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi

skor 3 dan sangat tidak setuju diberi skor 4.

H. Analisis Data

Melihat tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui Hubungan Dan Sikap

Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif maka analisa data yang digunakan dalam

peneliti ini yaitu:

1. Analisis univariat

Analisis data secara univariat dilakukan untuk melihat gambaran

distribusi frekuensi masing-masing variabel penelitian, baik variabel

independent maupun variabel dependent dengan menggunakan persentase

dengan melihat gambaran distribusi frekuensinya dalam bentuk tabel.

(Nasution, 2017)

2. Analisis bivariate

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara variabel bebas yaitu Pengetahuan Dan Sikap Ibu dan variabel terikat

yaitu Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (Nasution, 2017). Analisis bivariat

mempertimbangkan sifat-sifat dua variabel dalam hubungannya satu sama lain.

Hubungan antara dua variabel adalah saling berhubungan, (Hardani et all.,

2020). Alat mengukur analisis bivariat yang digunakan peneliti adalah analisis

Uji Chi-Square, hal ini dikarenakan hasil analisis peneliti sesuai dengan syarat
45

dalam penggunaan uji Chi-Square yaitu penelitian ini menggunakan skala ukur

ordinal (berjenis kategorik) yang mencari hubungan antara variabel satu dengan

variabel lainnya. Pada penelitian ini, didapatkan hasil uji statistik terkait

pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian air susu ibu secara eksklusif,

menggunakan table 2x2 bahwa terdapat 0 sel yang mempunyai nilai expected

count (nilai harapan) kurang dari 5.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan

dan dipegang teguh oleh peneliti:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian. Peneliti juga harus

memberikan kebebasan pada subjek untuk memberikan informasi atau tidak

berpartisipasi. Tindakan peneliti menjelaskan tujuan dan tindakan penelitian

sesuai dengan persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) kepada ibu dan suami

responden, meminta persetujuan dengan memberikan informed consent atas

kesedian untuk terlibat dalam penelitian.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

Setiap orang mempunyai hak asasi manusia termasuk privasi kebebasan

individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk tidak

memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Peneliti menampilkan

informasi identitas dengan menggunakan coding sebagai pengganti identitas

responden. Peneliti melakukan dokumentasi sebagai bukti penelitian dengan

memburamkan bagian wajah ibu.


46

3. Keadilan dan keterbukaan

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian

harus dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua

subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan Peneliti berusaha

meminimalisir dampak yang merugikan bagi subjek.

J. Tahapan Penelitian

1. Langkah awal

a. Meminta surat izin pengambilan data awal di Prodi S.Tr. Kebidanan Palu

untuk mengambil data awal surat izin keluar tanggal 22 sampai dengan 27

Maret 2021 dengan nomor surat PP.08.02/3.d.3/009/III/2021 ke Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Kota Palu dan

Puskesmas Singgani Palu;

b. Mengambil data ibu cakupan ASI terendah di Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Kota Palu, dan Puskesmas Singgani

Kota Palu dengan mengikuti aturan protokol Covid-19 yang berlaku;

c. peneliti menghubungi lahan praktik untuk meminta izin melakukan

pengambilan data sekaligus melakukan penelitian ditempat tersebut;

d. meminta izin lagi kepada penanggung jawab ruangan dengan

menyampaikan maksud dan tujuan penelitian;

e. Mengambil data ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas

Singgani untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti;


47

2. Penelitian

a. Melalukan wawancara dengan bidan Koordinator Puskesmas Singgani

Palu;

b. Mengidentifikasi responden ibu yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan

yang memenuhi kriteria;

c. Peneliti melakukan pendekatan pada ibu yang mempunyai bayi usia 6-12

bulan, memperkenalkan diri serta maksud dan tujuannya kepada

responden.

d. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang bagaimana jalannya

Penelitian.

e. Peneliti memberikan informend consent untuk ditandatangani oleh

responden jika responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian

f. Jika responden setuju, Peneliti membagikan kuisioner untuk mengukur

Pengetahuan, Sikap, terhadap pemberian Air Susu Ibu Eksklusif;

g. Kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner;

3. Langkah akhir

a. Melakukan analisis data univariat untuk menghasilkan distribusi

frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti, melakukan

analisis Bivariat untuk menentukan hubungan antara variabel

Pengetahuan dan sikap dengan pemberian ASI Eksklusif;

b. Merumuskan hasil penelitian dan pembahasan;

c. Menyusun laporan penelitian.

K. Pengolahan Data
48

Menurut (Masturoh & Anggita, 2018), Pengolahan data adalah bagian dari

penelitian setelah pengumpulan data. Pada tahap ini data mentah atau raw data

yang telah dikumpulah dan diolah atau dianalisis sehingga menjadi informasi.

Tahapan pengolahan data secara manual adalah sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah tahapan dimana data yang sudah dikumpulkan dari hasil

pengisian kuisioner disunting kelengkapan jawabannya. Jika pada tahapan

penyuntingan ternyata ditemukan ketidak lengkapan dalam pengisian jawaban,

maka harus melakukan pengumpulan data ulang.

2. Coding

Coding adalah membuat lembaran kode yang terdiri dari tabel dibuat

sesuai dengan data yang diambil dari alat ukur yang digunakan.

3. Data Entry

Data entry adalah mengisi kolom dengan kode sesuai dengan jawaban

masing-masing pertanyaan.

4. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel yang

telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat

sebaiknya mampu meringkas agar memudahkan dalam proses analisis data.

5. Editing

Pengeditan adalah pemeriksaan data yang telah dikumpulkan. Pengeditan

dilakukan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) tidak memenuhi

syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Pengeditan data dilakukan untuk

melengkapi kekurangan atau menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data


49

mentah. Kekurangan dapat dilengkapi dengan mengulangi pengumpulan data.

Kesalahan data dapat dihilangkan dengan membuang data yang tidak memenuhi

syarat untuk dianalisis. Kritea yang harus ditekankan dalam tahap penyuntingan

adalah:

a. Lengkap: semua jawaban responden pada kuesioner sudah terjawab.

b. Keterbacaan tulisan: apakah tulisannya cukup terbaca jelas.

c. Relevan: apakah ada kesesuaian antara pertanyaan dan jawaban.

d. Konsistensi jawaban: apakah tidak ada hal-hal yang saling bertentangan

antara pertanyaan yang saling berhubungan.

6. Processing

Processing adalah proses setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar

serta telah dikode jawaban responden pada kuesioner ke dalam aplikasi

pengolahan data di computer.

7. Cleaning Data

Cleaning data adalah pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah

sudah betul atau ada kesalahan pada saat memasukan data.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas singgani berada di wilayah Kecamatan Palu Timur yang

memiliki luas 1004,02 km dan secara adminitratif pemerintahan terdiri dari 5

kelurahan 30 RW serta 94 RT. Wilayah kerja puskesmas singgani mencakup 5

kelurahan yaitu: Kelurahan besusu barat, Kelurahan besusu tengah, Kelurahan

besusu timur, Kelurahan lasoani, dan Kelurahan poboya. Puskesmas Singgani Palu

adalah salah satu unit sarana pelayanan kesehatan masyarakat di kota palu yang

terletak di jalan Moh. Hatta No.5 kelurahan Besusu kecamatan palu timur yang

beroprasi sejak tahun 1987.

Puskesmas Singgani Kota Palu memiliki 15 Posyandu yang terlaksana

setiap bulannya antara lain posyandu Roos, Bambana, Rajawali, Perjuangan,

Sintuvu, Melati, Bahari, Delima, Ikan Mas, Polda, Murni, Pratiwi, Kartika, Syfa

dan Posyandu Edelwish. Dengan sumber daya manusia yang ada di Puskesmas

Singgani sebanyak 70 orang, yang terdiri dari Dokter 5 orang, Perawat 17 orang,

jumlah tenaga Bidan 23 orang, PNS 16 orang, Pegawai tidak tetap 1 orang

Honorer 6 orang, yang berpendidikan S1 kebidanan 1 orang, DIV kebidanan 8

orang, DIII kebidanan 11 orang. Program keja Puskesmas Singgani yang

mendukung ASI Eksklusif diantaranya pemberian imunisasi, pelayanan bayi dan

balita termaksuk skrining perkembangan bayi, kelas ibu hamil yang diadakan

untuk meningkatkan motivasi dan kesadaran ibu mengenai pentingnya

memberikan ASI eksluasif, pada setiap kegiatan posyandu yang di adakan 2 kali

50
51

dalam 1 bulan, pada bulan pertama dilakukan peyuluhan kesehatan, biasanya

penyuluhan yang dilakukan yaitu mengenai ASI Eksklusif seperti posisi menyusui

yang baik dan benar, cara memberikan ASI yang benar, mengajarkan pijat

payudara dan perawatan payudara namun program ini hanya sesekali saja

dilakukan.

B. Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Singgani Kota Palu,

pada tanggal 01 Juni sampai dengan 30 Juni 2021 didapatkan data sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur, Pendidikan Pekerjaan,


Paritas di Puskesmas Singgani Palu, Juli 2021
Karakteristik Frequency (f) Percent (%)
Umur
<20 Tahun 3 5.9
20-35 Tahun 45 88.2
>35 3 5.9
Total 51 100.0
Pendidikan
SD 1 2.0
SMP 3 5.9
SMA 30 58.8
PT 17 33.3
Total 51 100.0
Pekerjaan
IRT 41 80.4
Wiiraswasta 4 7.8
Honorer 2 3.9
PNS 4 7.8
Total 51 100.0
Paritas
Primipara 27 52.9
Multipara 24 47,1
Total 51 100.0
Sumber: data primer Juli 2021
52

Data dari tabel 4.1 Menunjukan karakteristik responden berdasarkan umur

sebagian besar ibu yang menjadi responden di puskesmas singgani palu adalah

kelompok berusia 20-35 tahun sejumlah 45 orang (88,2%) sedangkan yang terendah

terdapat di dua kelompok yaitu <20 tahun dan >35 tahun yang berjumlah masing-

masing 3 orang (5,9%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan sebagian

besar ibu yang menjadi responden di puskesmas singgani palu adalah kelompok sma

sejumlah 30 orang (58,8%) sedangkan yang terendah terdapat di kelompok sd

sejumlah 1 orang (2,0%). Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, sebagian

besar ibu yang menjadi responden di puskesmas singgani palu adalah kelompok irt

sejumlah 41 orang (80,4%) sedangkan yang terendah terdapat di kelompok honorer

sejumlah 2 orang (3,9%). Karakteristik responden berdasarkan paritas, sebagian besar

ibu yang yang menjadi responden di puskesmas singgani palu adalah kelompok ibu

primipara sejumlah 27 orang (52,9%) sedangkan yang terendah terdapat pada

kelompok ibu multipara sejumlah 24 orang (47,1).

C. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi

karakteristik responden menurut pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, Sikap

ibu tentang ASI eksklusif, dan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Singgani kota Palu pada tahun 2021.


53

a. Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Dengan


Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Puskesmas Singgani Palu, Juli 2021
Pengetahuan Frequency (f) Percent (%)
Baik 36 70.6
Kurang 15 29.4
Total 51 100.0

Sumber: data primer Juli 2021

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa dari 51 responden di

Puskesmas Singgani Palu tahun 2021 sebagian besar responden

berpengetahuan baik yaitu sebanyak 36 (70.6%) dan berpengetahuan kurang

yaitu sebanyak 15 responden (29,4%).

b. Sikap ibu tentang ASI Eksklusif

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Dengan Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif Di Puskesmas Singgani Palu, Juli 2021
Sikap Frequency (f) Percent (%)
Negatif 26 51.0
Positif 25 49.0
Total 51 100.0
Sumber: data primer Juli 2021

Berdasarkan data dari tabel 4.3 dapat terlihat bahwa dari 51 responden

di Puskesmas Singgani Palu tahun 2021, ibu memiliki sikap yang negatif

tentang ASI Eksklusif yaitu 26 responden (51,0%) dan sebagian kecil ibu yang

memiliki sikap yang positif yaitu 25 responden (49,0%).

c. Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Puskesmas
Singgani Palu, Juli 2021
54

Pemberian_asi Frequency (f) Percent (%)


ASI Eksklusif 23 45.1
Tidak ASI Eksklusif 28 54.9
Total 51 100.0
Sumber: data primer Juli 2021
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat terlihat bahwa dari 51 responden, di

Puskesmas Singgani Palu tahun 2021, sebagian besar belum berhasil

mendapatkan ASI eksklusif yaitu berjumlah 28 responden (54,9%) dan hanya

sebagian kecil responden yang berhasil memberikan ASI Eksklusif, yaitu

berjumlah 23 responden (45,1 %).

2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent pengetahuan dan sikap variabel dependent pemberian

Air Susu Ibu Eksklusif. Analisis ini menggunakan uji chi square, hasil analisa data

dapat ditampilkan sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Hubungan Pengetahuan Ibu dengan pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif Di Puskesmas Singgani Palu, Juli 2021

Pemberian ASI Eksklusif


Variabel ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif Total P-value
F % F %
Pengetahuan
Baik 20 55.6% 16 44.4% 36 0.020
Kurang 3 20.0% 12 80.0% 15
Sumber: data primer Juli 2021

Berdasarkan Tabel 4.5 Dari 51 ibu yang menjadi responden, ada 20 (55.6%)

ibu yang berpengetahuan baik memberikan ASI Eksklusif, dan ada 3 (20.0%) ibu

yang berpengetahuan kurang juga memberikan ASI Eksklusif, kemudian, terdapat

16 (44.4%) ibu yang berpengetahuan baik, tetapi tidak memberikan ASI Eksklusif,

dan juga terdapat 12 (80.0%) ibu yang berpengetahuan kurang tidak memberikan

ASI Eksklusif. Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,020 (lebih kecil dari pada
55

0,05) dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima atau dengan kata lain

terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah

kerja Puskesmas Singgani Kota Palu.

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Hubungan Sikap Ibu dengan pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif Di Puskesmas Singgani Palu, Juli 2021
Pemberian ASI Eksklusif
Variabel ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif Total P-value
F % F %
Sikap
Positif 16 64.0% 9 36.0% 25 0,008
Negatif 7 26.9% 19 73.1% 26
Sumber: data primer Juli 2021

Tabel 4.6 Dari 51 ibu yang menjadi responden, ada 16 (64.0%) ibu yang

bersikap positif memberikan ASI Eksklusif, dan ada 7 (26.9%) ibu yang bersikap

negatif juga memberikan ASI Eksklusif, kemudian, terdapat 9 (36.0%) ibu yang

memiliki sikap positif, tetapi tidak memberikan ASI Eksklusif, dan juga terdapat 19

(73.1%) ibu yang memiliki sikap yang negatif tidak memberikan ASI Eksklusif.

Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,008 (lebih kecil dari 0,05) sehingga

hipotesis penelitian ini diterima atau dengan kata lain terdapat hubungan antara

sikap dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Singgani Kota

Palu.

D. Pembahasan

1. Hubungan pengetahuan dengan pemberian Asi Eksklusif

Berdasarkan tabel 4.5 dari 51 ibu yang menjadi responden, terdapat

55,6% ibu yang berpengetahuan baik memberikan ASI eksklusif, namun ada

20,0% ibu yang berpengetahuan kurang tetapi memberikan ASI eksklusif.

Kemudian terdapat 44,4% ibu yang berpengetahuan baik namun tidak


56

memberikan ASI eksklusif dan juga terdapat 80,0% ibu yang berpengetahuan

kurang namun tidak memberikan ASI eksklusif.

Menurut asumsi peneliti bahwa ibu yang berpengetahuan baik dan

memberikan asi disebabkan oleh umur responden yang mayoritas berumur 20-35

tahun sebanyak 88,2% dimana merupakan umur yang telah memiliki pola pikir

yang baik, sehingga pengetahuan baik yang dimiliki responden dan memberikan

ASI eksklusif berpeluang lebih besar. Hasil penelitian sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Manik et all (2020), bahwa Umur 20-35 tahun merupakan

usia yang baik untuk masa reproduksi dan pada umumnya usia tersebut memiliki

kemampuan berfikir yang lebih baik sehingga dapat memberi asi bisa lebih

banyak dibandingkan dengan ibu yang usia nya lebih dari 35 tahun dan dibawah

20 tahun.

Selanjutnya menurut asumsi peneliti ibu yang berpengetahuan kurang

tetapi memberikan ASI eksklusif, hal ini dikarenakan ibu yang berpengetahuan

kurang akan mempengaruhi tindakan dalam pemberian ASI eksklusif, sehingga

hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Putri et all (2020) yang

menyatakan bahwa pengetahuan responden tentang ASI eksklusif berhubungan

dengan pemberian ASI eksklusif, ibu yang pengetahuan kurang akan membuat

tindakan seseorang menjadi kurang baik dalam memberikan ASI eksklusif.

Kemudian terdapat ibu yang berpengetahuan baik namun tidak

memberikan ASI eksklusif, peneliti berasumsi bahwa faktor yang dapat

mempengaruhi hal tersebut yaitu jumlah paritas, ibu yang primipara (52,9%)

berpeluang tidak memiliki pengalaman dalam mengasuh anak terutama dalam

hal pemberian ASI eksklusif, walaupun pengetahuan yang dimiliki ibu baik.
57

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakakan oleh Anandin

(2003), dalam jurnal Ervina & Ismalita, (2018) Jumlah paritas menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Status paritas

yang berisiko tidak memberikan ASI eksklusif adalah primipara, karena

pengetahuan dan pengalaman sangat berkaitan dengan apa yang akan dilakukan.

Faktor kedua yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu

pekerjaan ibu sebagai IRT (80,4%) yang memiliki kesibukan dalam urusan

rumah tangga. Penelitian ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

(Fahra, 2017), yang menyatakan bahwa ibu yang sedang menyusui sebaiknya

jangan terlalu banyak dibebani oleh urusan pekerjaan rumah tangga, urusan

kantor, dan lainnya. Hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi jumlah produksi

asi, sehingga ibu tidak memberikan air susunya seacara eksklusif.

Kemudian ada juga ibu yang berpengetahuan kurang dan tidak

memberikan ASI eksklusif, sehingga peneliti berasumsi bahwa hal ini

disebabkan oleh pengetahuan seseorang akan mempengaruhi tindakannya dalam

pemberian ASI, bila seseorang mengetahui tentang pentingnya ASI eksklusif,

akan mendorong keinginanya untuk memberikan asi pada bayinya. hasil

penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Putri et all (2020) yang

menyatakan bahwa pengetahuan responden tentang ASI eksklusif berhubungan

dengan pemberian ASI eksklusif karena pengetahuan responden yang baik akan

terwujud dalam tindakan pemberian ASI eksklusif dan dengan pengetahuan yang

kurang akan membuat tindakan seseorang menjadi kurang baik.

Hasil analisis bivariate menggunakan uji statistik chi-square diperoleh

p-value sebesar 0,020 (lebih kecil dari 0,05) dengan demikian hipotesis
58

penelitian ini diterima atau dengan kata lain terdapat hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terhadap

objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Faktor pengetahuan mempunyai

pengaruh sebagai dorongan amal bagi seseorang untuk berperilaku, ibu yang

memiliki pengetahuan yang tinggi tentang manfaat ASI eksklusif akan

memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya setelah melahirkan

dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan rendah. Menurut

Notoadmojo dalam jurnal Nurleli et all., (2018), pengetahuan merupakan unsur

yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Dengan tingkat

pengetahuan ibu yang semakin tinggi maka semakin baik perilaku ibu terhadap

pemberian ASI eksklusif, pengetahuan tidak hanya diarahkan pada ibu yang akan

atau melahirkan bayi namun juga terhadap para wanita lainnya yang belum

menikah sebagai persiapan dalam rumah tangga nantinya, termasuk para suami

agar mendukung pemberian ASI eksklusif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurleli et all., (2018) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif sehingga semakin baik

pengetahuan, maka semakin besar juga peluang pemberian ASI Eksklusif,

begitupun sebaliknya.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Winda, et all., (2020) juga menyatakan bahwa pengetahuan seseorang yang baik
59

memiliki hubungan dengan tindakan sehari-hari yang sesuai dengan anjuran

seperti pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang diberikan dari lahir hingga 6

bulan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manik et

all., (2020), yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang memiliki

hubungan yang signifikan dengan pemberian ASI eksklusif, Pengetahuan

seseorang mempengaruhi seseorang dalam berfikir tentang pemberian ASI

eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. Rendahnya tingkat pengetahuan disebabkan

oleh kurangnya paparan informasi dari televisi, buku atau surat kabar. Selain itu

juga karena faktor lingkungan yang kurang mendukung, seperti kurangnya akses

informasi mengenai kesehatan dari tokoh-tokoh masyarakat, mendapatkan

informasi yang salah tentang pemberian ASI eksklusif dari keluarga atau teman.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dikemukakan oleh

Putri et all (2020), bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan

dengan pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan responden tentang ASI eksklusif

berhubungan dengan pemberiannya karena pengetahuan responden yang baik,

akan terwujud dalam tindakan pemberian ASI eksklusif dan dengan pengetahuan

yang kurang akan membuat tindakan seseorang menjadi kurang baik.

2. Hubungan sikap dengan pemberian Asi Eksklusif

Berdasarkan tabel 4.6 Dari 51 ibu yang menjadi responden, ada 64,0%

ibu yang bersikap positif memberikan ASI Eksklusif, dan ada 26,9% ibu yang

bersikap negatif juga memberikan ASI Eksklusif, kemudian terdapat 36,0%

ibu yang memiliki sikap positif, tetapi tidak memberikan ASI Eksklusif, dan
60

juga terdapat 73,1% ibu yang memiliki sikap yang negatif tidak memberikan

ASI Eksklusif.

Berdasarkan hal tersebut peneliti berasumsi bahwa ibu yang bersikap

positif memberikan ASI eksklusif, dikarenakan pengetahuan ibu yang sudah

baik, yang dapat mendorong kemauan ibu dalam memberikan ASInya karna

semakin baik pengetahuan, maka semakin baik pula sikap ibu dalam menerima.

hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Putri et all (2020) yang

menyatakan bahwa Pengetahuan sangat berperan dalam membentuk sikap

positif atau negatif seseorang.

Selanjutnya terdapat ibu yang bersikap negatif kemudian memberikan

ASI Eksklusif, menurut asumsi peneliti, faktor yang mempengaruhi ibu dalam

pemberian ASI eksklusif yaitu karena tingkat pengetahuannya yang tergolong

baik, sehingga membuat responden tetap memberikan ASI walaupun memiliki

sikap yang negatif. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Putri et

all (2020) yang menyatakan bahwa pengetahuan responden berhubungan dengan

pemberian ASI eksklusif karena pengetahuan responden yang baik akan terwujud

dalam tindakan pemberian ASI eksklusif dan dengan pengetahuan yang kurang

akan membuat tindakan seseorang menjadi kurang baik.

Kemudian ada ibu yang memiliki sikap positif, tetapi tidak memberikan

ASI Eksklusif, sehingga menurut asumsi peneliti Sikap ibu yang positif atau

setuju dalam memberikan ASI eksklusif belum tentu secara nyata memberikan

ASI secara eksklusif. Hal sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadlliyah

(2019) menyatakan bahwa sikap merupakan pandangan atau perasaan yang

memicu kecenderungan bertindak tetapi belum terlaksana dalam tindakan nyata.


61

Faktor kedua yang mempengaruhi sikap ibu dalam pemberian ASI yaitu

pendidikan yang mayoritas SMA yang membuat banyak sikap ibu dalam

pemberian air susu berpeluang negative, walaupun pengetahuan yang dimiliki

sebagian besar baik, hal ini bisa terjadi dikarenakan ibu hanya sekedar

mengetahui apa itu ASI eksklusif, namun belum memahami secara baik hingga

membuat ibu belum memiliki pengalaman dalam pengaplikasian pemberian air

susu ibu secara eksklusif dikehidupan sehari hari. Penelitian ini sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Wawan & Dewi (2010), yang menyatakan bahwa

tingkat pengetahuan sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Tingkat pengetahuan terbagi atas tahu yaitu hanya sekedar mengingat atau

mengetahui materi yang telah diterima, kedua memahami yaitu memiliki

kemampuan menjelaskan secara benar tentang apa yang diketahuinya, ketiga

yaitu aplikasi yang artinya mampu melaksanakan praktiknya, keempat analisis

yaitu mampu menjabarkan, menguraikan suatu objek, kelima sintesis yaitu

memiliki kemampuan menyatukan kembali apa yang diketahui, dan yang

terakhir yaitu evalusai yang artinya mampu memberikan penilaian terhadap

sesuatu. Sehingga dalam penelitian ini, menyatakan ibu hanya berada ditingkat

pengetahuan tahu dan belum mampu dalam mengaplikasikan pemberian ASI

eksklusif.

Penelitian ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Okawary (2015), juga menyebutkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu

semakin banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif hal ini di karenakan ibu

yang berpendidikan tinggi memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi terhadap

tumbuh kembang bayinya. Tingkat pendidikan seseorang juga akan membantu


62

orang tersebut untuk lebih mudah menangkap dan memahami suatu informasi.

Semakin tinggi pendidikan ibu maka tingkat pemahaman tentang ASI eksklusif

juga meningkat.

Selanjutnya terdapat juga ibu yang memiliki sikap yang negatif tidak

memberikan ASI Eksklusif., menurut asumsi peneliti bahwa sikap yang negatif

akan berpeluang tidak memberikan ASI hal ini dikarenakan kesiapan dalam

pemberian asi akan tergantung pada bagaimana sikap ibu dalam menerima

pentingnya ASI untuk bayinya. Penelitian ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Risnayanti, et al (2018) menunjukkan bahwa ibu yang

memiliki sikap negatif, berpeluang tidak memberikan ASI eksklusif dan ibu yang

memiliki sikap positif, akan lebih cenderung memberikan ASI eksklusif, hal ini

dikarenakan sikap merupakan faktor yang menentukan seseorang untuk bersedia

atau kesiapan untuk memberikan ASI eksklusif. jika ibu sudah memiliki sikap

yang kuat dalam memberikan ASI eksklusif, maka perilakunya menjadi lebih

konsisten, begitupun sebaliknya.

Hasil analisis bivariate menggunakan uji statistic chi square didapatkan

hasil nilai p-value sebesar 0,008 (lebih kecil dari pada 0,05) sehingga hipotesis

ini dapat diterima atau terdapat hubungan antara sikap ibu dengan pemberian air

susu ibu eksklusif.

Sikap merupakan salah satu faktor pemudah dalam merubah perilaku

seseorang sehingga hal ini mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap pemberian

ASI eksklusif. Sikap juga berarti tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa

yang diketahuinya, jadi hal ini tidak dapat langsung dilihat secara nyata tetapi

hanya dapat diketahui sebagai perilaku yang tertutup. Menurut Wawan & Dewi
63

(2010) Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan

kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai

ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Sikap positif ibu pada pemberian ASI

Eksklusif adalah faktor yang menentukan seseorang untuk bersedia atau

kesiapannya untuk memberikan ASI Eksklusif. Ibu yang menganggap bahwa

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi akan berencana untuk memberikan

ASI selama 6 bulan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurleli et all., (2018) bahwa hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI

eksklusif memiliki hubungan yang signifikan dimana semakin baik sikap,

semakin besar peluang terjadinya pemberian ASI eksklusif.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Manik et all (2020), yang menyatakan bahwa sikap ibu menyusui dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi disebabkan karena pengaruh lingkungan

disekitar. Dimana dilingkungan sekitar dapat mempengaruhi seseorang untuk

mengambil keputusan yang terbaik. Sehingga penelitian ini memiliki hubungan

antara sikap dengan pemberian air susu ibu.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri et al

( 2020) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap

dengan pemberian ASI eksklusif. sikap ibu sebagian besar positif tentang ASI

eksklusif dikarenakan pengetahuan ibu yang sudah baik. Selain itu, edukasi juga

memberikan pengaruh terhadap perubahan sikap.


64

Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Winda, et all (2020), yang menyatakan bahwa tidak terdapatnya hubungan sikap

ibu dengan pemberian ASI Eksklusif dikarenakan responden setuju untuk

menerima apa ASI eksklusif tersebut tetapi tidak terlaksana dikarenakan

pengetahuan responden yang kurang sehingga bayi responden belum

mendapatkan ASI eksklusif dengan baik.

Sikap dapat terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami

individu. Interaksi disini tidak hanya berupa kontak sosial dan hubungan antar

pribadi sebagai anggota kelompok sosial, tetapi juga meliputi juga hubungan

dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis sekitarnya (Putri et al.,

2020).

Berhubungan dengan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif, maka sangat diperlukan kerjasama dengan lintas sektor termasuk

kader setempat sebagai kader pendamping ASI, dalam melakukan pelayanan

bayi dan balita, skrining perkembangan bayi dan melakukan penyuluhan,

termasuk mengenai ASI Eksklusif, posisi menyusui yang baik dan benar, cara

memberikan ASI yang benar, mengajarkan pijat payudara dan perawatan

payudara. Sehingga pemberian ASI Eksklusif dapat terpantau dan berhasil

dengan baik. Untuk meningkatkan perubahan sikap yang baik pada ibu dalam

memberikan ASI Eskklusif, tenaga kesehatan desa masih memerlukan giat aktif

untuk meningkatkan pengetahuan atau pemberian informasi pada masyarakat

pada umumnya dan pada ibu bayi balita pada khususnya, dengan bekerja sama

tim promotor kesehatan puskesmas.

E. Keterbatasan Peneliti
65

Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup sehingga responden

hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum bisa

mengukur pengetahuan secara mendalam.

2. Dalam penelitian ini kebanyakan responden saat mengisi kueisoner sangat

terburu-buru dikarenakan anaknya rewel, sehingga akan mempengaruhi

dalam pengisian kuesioner.

3. Pada saat melakukan penelitian responden susah untuk kerja sama, hal ini

dikarenakan responden masih menyusui anaknya dan menggendong

anaknya. Salah satu contoh saat mengisi kuesioner, responden masih

meminta bantuan peneliti untuk menuliskan, dikarenakan saat mengisi

kuesioner responden ada yang menyusui dan menggendong anaknya.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pengetahuan Ibu dengan pemberian Air Susu Ibu Eksklusif cenderung lebih

banyak berpengetahuan baik di wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu tahun

2021.

2. Sikap Ibu dengan pemberian pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, cenderung

lebih banyak yang negatif di wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu tahun

2021.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian

Air Susu Ibu Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu pada tahun

2021.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan pemberian Air

Susu Ibu Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Singgani Palu pada tahun

2021.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Singgani

Diharapkan dapat lebih intensif lagi dalam mensosialisasikan

pentingnya pemberian ASI eksklusif di Pwilayah kerja Puskesmas Singgani

Palu, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan ibu tentang air susu ibu

eksklusif dan meningkatkan sikap ibu berpeluang positif dan menerima

66
67

pemberian ASI dengan pendekatan atau edukasi yang lebih dalam mengenai

pentingnya ASI eksklusif.

2. Bagi Poltekes Kemenkes Palu

Diharapkan menambah lagi wawasan tentang pengetahuan dan sikap

ibu dengan pemberian ASI Eksklusif kepada mahasiswa kebidanan, sehingga

dapat mengadakan penyuluhan di berbagai puskesmas yang ada khususnya di

kota Palu, sehingga cakupan ASI khususnya di kota palu, telah memenuhi

target.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan pada peneliti selanjutkan dapat melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai hal hal yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif

seperti jumlah paritas ibu terhadap pemberian ASI eksklusif, Pekerjaan ibu

terhadap pemberian ASI eksklusif, dan gencarnya promosi susu formula

terhadap pemberian ASI eksklusif


DAFTAR PUSTAKA

Barau, D. D. 2019. Hubungan Pengetahuan Dan Pekerjaan Dengan Pemberian ASI


Eksklusif DiPuskesmas Bulili Kota Palu. Skripsi.Tidak dipublikasikan. Jurusan
D-IV Kebidanan Poltekes Kemenkes Palu.
Budiman, & Riyanto, A. 2014. Kapita Selekta Kuisioner, pengetahuan dan sikap
dalam penelitian kebidanan. Salemba Medika.Jakarta
Dewi,R.S.2020. Pengaruh Ibu Bekerja Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi
Usia 0-6 Bulan (Di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya Provinsi Jawa
Timur). Jurnal Sain Health,4(2),9.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. 2019. Profil kesehatan Provinsi Sulawesi
tengah Tahun 2019
Dinas Kesehatan Kota Palu. 2020. Profil kesehatan Kota Palu Tahun 2020
Ervina,A., & Ismalita,W.2018.Hubungan Paritas Dengan ASI Eksklusif Pada Bayi
Usia 7-12 Bulan. Jurnal Obstetrika Scientia, 6(1) 170-178.
Fadlliyyah, U. R. (2019). Determinan Faktor Yang Berpengaruh Pada Pemberian ASI
Eksklusif Di Indonesia. Ikesma Journal, 15(1).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Fahra, R. U. (2017). Status Paritas Dan Pekerjaan Ibu Terhadap Pengeluaran Asi Pada
Ibu Menyusui 0-6 Bulan. NurseLine JOurnal, 2(2), 9.
Fikawati, S., Syafiq, A., & Karima, K. 2016. Gizi Ibu Dan Bayi (ke-3). PT
RajaGrafindo Persada.Depok
Hartatik,Tri. 2009. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Pemberian Asi
Eksklusif Di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
Tahun 2009. Skripsi.Tidak Dipublikasikan. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Semarang.
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F.,
Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. 2020. Buku Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif. Pustaka Ilmu.
https://www.researchgate.net/publication/340021548_Buku_Metode_Penelitian_
Kualitatif_Kuantitatif
Idris, I., & Enggar, E. 2020. Pengaruh Penyuluhan Menggunakan Audio Visual
Tentang Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di
Puskesmas Singgani Kota Palu. Jurnal Bidan Cerdas (JBC), 2(1), 1.
Indriani, Fitri. 2008. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Banjarharjo Brebes. jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Juliastuti, & Sulastri. 2018. Pengaruh pemberian massage depan (breast care) dan
massage belakang (pijat oksitosin) terhadap produksi ASI ibu post partum di
Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh. Jurnal Imiah PANNMED, 12(3): 227–
231.
Kemenkes. 2018. info DATIN (Pusat Data dan Informasi Kementrian RI).kementerian
Kesehatan RI. Jakarta
Marmi, & Rahardjo, K. 2018. Asuhan Neonatus Bayi,Balita, Dan Anak Prasekolah.
Pustaka Pelajar.Yogyakarta
Manik, D. sartika, Simaremare, A. P. R., & Simorangkir, S. J. V. 2020. Hubungan
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Air Susu Ibu Eksklusif dengan
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu
Hutatinggi Kecamatan Parmonangan Tahun 2019. Nommensen Journal of
Medicine, 5(2), 42–47. https://doi.org/10.36655/njm.v5i2.173
Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Buku Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
(RMIK) Metodologi Penelitian Kesehatan (1 ed.). Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Meilin, A., & Nasamsir. 2016. Kombinasi Breast Care Dan Teknik Marmet Terhadap
Produksi Asi Post Sectio Caesaria Di Ruang Flamboyan Rsud Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia. 14(1): 59–66.
Nasution, S. 2017. Variabel Penelitian.(Hlm 1–9).Program Studi Pendidikan Guru
Raudathul Athfal.Jakarta
Ningsih, Siti Luluk Sri Wahyu. 2020. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pada
Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 6-12 Bulan. Skripsi.Tidak
dipublikasikan. Program Studi Div Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan “Insan Cendekia Medika” Jombang.
Notoatmodjo Soekidjo,2010. Pendidikan dan perilaku Kesehatan. Rineka Cipta
Jakarta
Nurleli, N., Purba, J. M., & Sembiring, R. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Ibu Dengan Tindakan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Rambung
Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai Tahun 2017. Jurnal Riset Hesti Medan
Akper Kesdam I/BB Medan, 3(1): 1-9
Okawary, O. 2015. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta. Skripsi. Sekolah
Tinggi Pendidikan Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta
Oktafirnanda, Y., Listiarini, U. D., & Agustina, W. 2019. Pengaruh Implementasi
Pijat Oksitosin terhadap Pengeluaran Asi pada Ibu Nifas Di Klinik “S” Simpang
Marbau. Jurnal Bidan Komunitas, 2(3):144.
Pilaria, E., & Sopiatun, R. 2018. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi
Pada Ibu Postpartum Di Wilayah Kerja Puskesmas Pejeruk Kota Mataram Tahun
2017. Jurnal Kedokteran Yarsi, 26(1): 27–33.
Putri, M., Prodi, D. L., Kebidanan, D., Kebidanan Indragiri, A., & Rengat, R. 2020.
The Relationship Of Knowledge And Attitude Of Mother’s Breasfeeding With
Exclusive Giving. Jurnal Proteksi Kesehatan, 9(1): 44–51.
Puskesmas Singgani Palu.2021. Profil kesehatan Puskesmas Singgani Palu (2021)
Rahman, nur. 2017.pengetahuan, sikap, dan praktik pemberian asi eksklusif di
wilayah kerja puskesmas jumpandang baru kecamatan tallo kota
Makassar.Skripsi.Tidak dipublikasikan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makasar.
Risnayanti, Sudirman, & Rosnawati. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Siniu
Kabupaten Parigi Moutong. Journal Kesehatan Masyarakat 220–228.
Siregar, S. 2017. Statistik Parametrik. Pt Bumi Aksara.Jakarta
Sudaryono, D. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Kencana.Jakarta
Susianti, S., & Usman, A. 2019. Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada
Ibu Post Sectio Cesarea. Jurnal Bidan Cerdas (JBC), 2(3): 149.
Wawan, A & Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Nuha Medika.Yogyakarta
Winda, Yessy, S. 2020. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Pemberian
Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Kabupaten Aceh Tenggara
Tahun 2019 Rahmayuni Winda , Syahradesi Yessy , Dan Junaida Sri , Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif. Jurnal Ners Nurul
Hasanah, 8(2):6–11.
World Health Organization. 2014. Indonesia’s breastfeeding challenge is echoed the
world over. In Bulletin of the World Health Organization. Vol. 92, Issue 4,
pp :234–235
Wulandari, P., Menik, K., & Khusnul, A. 2018. Peningkatan Produksi ASI Ibu Post
Partum melalui Tindakan Pijat Oksitosin. Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia
[JIKI], 2(1): 33
Yusrina, A., & Devy, S. R. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu Memberikan
Asi Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo. Jurnal PROMKES, 4(1) : 11
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Blue Print

Kisi-Kisi Kuisioner Pengetahuan

Jumlah Ukuran Butir Pada


Variabel Aspek Indikator Poin/Buti Instrumen
r (+) (-)
Pengertisn ASI
Tahu 5 1,4,9 13, 14
Dan Menyusui
Pemberian ASI
Memahami 9 2,3,6,10,11,12 5,7,16
Dan Menyusui
Cara
Pengetahuan
memperbsnysk
Aplikasi ASI dan 3 15,17 8
menyusui
secara benar
Total 12 5

Blue Print

Kisi-Kisi Kuisioner Sikap

Ukuran Butir Pada


Variabel Aspek Indikator Instrumen
(+) (-)
Produksi ASI
mampu
Menerima 1, 5,2 13
memenuhi
kebutuhan bayi
Produksi ASI 10 14
Menanggapi
Kelebihan ASI 8,9
Sikap Hal yang dapat
Menghargai mempengaruhi 3 4
produksiASI
Bertanggun Mengonsumsi
11, 7 15,6
g jawab ASI
Frekuensi
12
menyusui
Total 10 5
Rencana Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Rencana Kegiatan Penelitian


.
Okt2020 Nov2020 Des2020 Jan2021 Feb2021 Mar2021 Apr2021 Mei2021 Juni2021
Agustus Juli2021
2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pegusulan Judul
2 pengambilan Data
3 Penyusunan Proposal
4 Konsul Proposal
5 Persetujuan
6 Seminar Proposal
7 Perbaikan
8 Pelaksanaan Penelitian
9 Pengolahan Data
10 Penyusunan Hasil
11 Konsul Penelitian
12 Ujian Hasil
13 Perbaikan
14 Penyerahan Skripsi
MASTER TABEL

pengetahuan Sikap
PEM

KODE
N BERI

score

kode
NAMA % Hasil

Kode
O AN

Skor
10
11
12
13
14
15
16
17

10
11
12
13
14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9

2
3
4
5
6
7
8
9
ASI

1
1 Ny S YA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 94.1176 BAIK 1 5 5 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 65 1
2 Ny R YA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 15 88.2353 BAIK 1 3 5 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 4 65 1
3 Ny F YA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 100 BAIK 1 5 5 3 3 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 66 1
4 Ny N YA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 100 BAIK 1 1 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 66 1
5 Ny L YA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 94.1176 BAIK 1 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 69 1
TIDA
6 Ny A K 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 100 BAIK 1 4 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 66 1
TIDA
7 Ny Z K 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 88.2353 BAIK 1 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 1 4 66 1
TIDA
8 Ny S K 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 14 82.3529 BAIK 1 4 5 5 3 4 5 5 5 5 3 5 5 2 2 4 62 0
TIDA KURA
9 Ny T K 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 11 64.7059 NG 2 5 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 55 0
1 TIDA
0 NY R K 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 100 BAIK 1 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 71 1
1 TIDA KURA
1 Ny R K 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 11 64.7059 NG 2 4 4 3 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 2 62 0
1 TIDA KURA
2 Ny I K 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12 70.5882 NG 2 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 67 1
1
3 Ny A YA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 94.1176 BAIK 1 4 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 2 64 0
1
4 Ny M YA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 94.1176 BAIK 1 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 70 1
1 TIDA KURA
5 Ny N K 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12 70.5882 NG 2 5 5 4 1 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 63 0
1 TIDA
6 Ny T K 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 13 76.4706 BAIK 1 5 5 2 4 2 5 2 4 5 2 5 5 4 4 4 58 0
1 TIDA KURA
7 Ny N K 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 12 70.5882 NG 2 2 4 5 1 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 62 0
1 TIDA KURA
8 Ny Z K 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 12 70.5882 NG 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 1 3 4 64 0
1
9 Ny Z YA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 100 BAIK 1 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 70 1
2 TIDA
0 Ny I K 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 94.1176 BAIK 1 4 2 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 63 0
2 TIDA
1 Ny N K 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 13 76.4706 BAIK 1 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 70 1
2
2 Ny N YA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 100 BAIK 1 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 69 1
2 KURA
3 Ny S YA 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 70.5882 NG 2 2 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 2 4 4 55 0
2 TIDA
4 Ny Y K 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 82.3529 BAIK 1 5 5 3 3 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 5 65 1
2
5 Ny A YA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13 76.4706 BAIK 1 4 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 66 1
2 TIDA
6 Ny H K 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 94.1176 BAIK 1 4 4 3 1 2 5 5 4 4 4 5 5 3 4 2 55 0
2 TIDA
7 Ny A K 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 94.1176 BAIK 1 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 2 62 0
2 TIDA
8 Ny I K 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13 76.4706 BAIK 1 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 67 1
2
9 Ny M YA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 100 BAIK 1 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 70 1
3 TIDA
0 Ny Y K 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 82.3529 BAIK 1 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 71 1
3 TIDA KURA
1 Ny T K 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 11 64.7059 NG 2 4 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5 5 3 3 2 61 0
3
2 Ny U YA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 14 82.3529 BAIK 1 5 5 3 3 5 4 1 5 5 5 5 5 5 4 5 65 1
3 TIDA KURA
3 Ny N K 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 6 35.2941 NG 2 4 4 5 1 5 1 4 1 1 5 4 5 5 5 5 55 0
3
4 Ny K YA 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 82.3529 BAIK 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 73 1
3 TIDA
5 Ny N K 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 76.4706 BAIK 1 5 5 3 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 2 65 1
3 TIDA KURA
6 Ny N K 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 58.8235 NG 2 4 4 3 3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 64 0
3 TIDA KURA
7 Ny M K 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 70.5882 NG 2 4 5 2 4 3 5 4 5 5 4 5 5 4 4 2 61 0
3 Ny A TIDA 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 70.5882 KURA 2 4 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 2 63 0
8 K NG
3 TIDA
9 Ny H K 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14 82.3529 BAIK 1 3 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 2 63 0
4
0 Ny H YA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 14 82.3529 BAIK 1 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 2 2 61 0
4
1 Ny C YA 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 76.4706 BAIK 1 5 5 3 3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 65 1
4
2 Ny Z YA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 94.1176 BAIK 1 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 71 1
4 KURA
3 Ny R YA 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 70.5882 NG 2 4 4 3 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 64 0
4
4 Ny I YA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 14 82.3529 BAIK 1 3 5 4 1 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 64 0
4
5 Ny S YA 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 76.4706 BAIK 1 2 5 5 3 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 67 1
4
6 Ny H YA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 94.1176 BAIK 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 4 65 1
4 TIDA KURA
7 Ny D K 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 12 70.5882 NG 2 4 2 4 3 5 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 59 0
4 KURA
8 Ny S YA 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 12 70.5882 NG 2 5 4 3 3 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 54 0
4 TIDA
9 Ny N K 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 76.4706 BAIK 1 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 54 0
5
0 Ny H YA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 88.2353 BAIK 1 2 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 2 4 4 59 0
5 TIDA
1 Ny A K 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15 88.2353 BAIK 1 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 58 0
CATATAN

Pemberian ASI Pengetahuan SIKAP


1) Tingkat pengetahuan
1. 1, Jika > Nilai Median
kategori Baik jika nilainya >75%.
Dari Total Skor (positif)
YA 1 (kode 1)
2) Tingkat pengetahuan
2. 0, Jika ≤ Nilai Median
kategori Kurang jika nilainya
Dari Total Skor (Negatif)
TIDAK 0 ≤75%.(Kode 2)

Nilai Median
54 54 55 55 55 55 58 58 59 59
61 61 61 62 62 62 62 63 63 63
63 64 64 64 64 64 65 65 65 65
65 65 65 66 66 66 66 66 67 67
67 69 69 70 70 70 70 71 71 71
73

jadi nilai median yaitu 64

KARAKTERISTIK RESPONDEN

JUMLAH
NO NAMA UMUR KODE PENDIDIKAN KODE PEKERJAAN KODE KODE KODE
ANAK

1 Ny S 30 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1


2 Ny R 23 2 SMA 3 WIRASWASTA 2 2 Multipara 2
3 Ny F 29 2 PT 4 PNS 4 2 Multipara 2
4 Ny N 25 2 PT 4 IRT 1 3 Multipara 2
5 Ny L 23 2 PT 4 IRT 1 1 Primipara 1
6 Ny A 22 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
7 Ny Z 32 2 SMA 3 IRT 1 2 Multipara 2
8 Ny S 31 2 SMA 3 IRT 1 3 Multipara 2
9 Ny T 27 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
10 NY R 32 2 PT 4 WIRASWASTA 2 1 Primipara 1
11 Ny R 21 2 SMA 3 IRT 1 2 Multipara 2
12 Ny I 22 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
13 Ny A 31 2 PT 4 IRT 1 4 Multipara 2
14 Ny M 29 2 PT 4 IRT 1 2 Multipara 2
15 Ny N 24 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
16 Ny T 33 2 PT 4 PNS 4 1 Primipara 1
17 Ny N 33 2 PT 4 IRT 1 4 Multipara 2
18 Ny Z 27 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
19 Ny Z 19 1 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
20 Ny I 24 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
21 Ny N 18 1 SMA 3 IRT 1 2 Multipara 2
22 Ny N 29 2 PT 4 WIRASWASTA 2 2 Multipara 2
23 Ny S 38 3 SMA 3 IRT 1 2 Multipara 2
24 Ny Y 30 2 SMA 3 IRT 1 2 Multipara 2
25 Ny A 34 2 SMA 3 IRT 1 3 Multipara 2
26 Ny H 40 3 PT 4 PNS 4 4 Multipara 2
27 Ny A 30 2 SMA 3 IRT 1 2 Multipara 2
28 Ny I 23 2 SMA 3 IRT 1 2 Multipara 2
29 Ny M 27 2 PT 4 IRT 1 1 Primipara 1
30 Ny Y 24 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
31 Ny T 23 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
32 Ny U 27 2 PT 4 IRT 1 1 Primipara 1
33 Ny N 34 2 SD 1 IRT 1 3 Multipara 2
34 Ny K 26 2 PT 4 IRT 1 1 Primipara 1
35 Ny N 23 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
36 Ny N 31 2 SMA 3 IRT 1 2 Multipara 2
37 Ny M 18 1 SMP 2 IRT 1 1 Primipara 1
38 Ny A 28 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
39 Ny H 29 2 SMA 3 IRT 1 3 Multipara 2
40 Ny H 32 2 SMA 3 IRT 1 4 Multipara 2
41 Ny C 30 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
42 Ny Z 34 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
43 Ny R 35 2 SMA 3 IRT 1 2 Multipara 2
44 Ny I 31 2 SMP 2 IRT 1 3 Multipara 2
45 Ny S 25 2 SMP 2 IRT 1 1 Primipara 1
46 Ny H 30 2 PT 4 PNS 4 1 Primipara 1
47 Ny D 26 2 PT 4 HONORER 3 1 Primipara 1
48 Ny S 21 2 SMA 3 IRT 1 1 Primipara 1
49 Ny N 29 2 PT 4 HONORER 3 1 Primipara 1
50 Ny H 41 3 PT 4 IRT 1 3 Multipara 2
51 Ny A 25 2 SMA 3 WIRASWASTA 2 1 Primipara 1

Pendidikan PEKERJAAN umur Paritas


PT : 4 PNS :4 1 <20 Tahun 1 Primi ppara
SMA : 3 HONOR :3 2 20-35 Tahun 2 Multipara
SMP : 2 WIRASWASTA : 2 3 >35 Tahun
SD :1 IRT :1

TS :0
HASIL UJI STATISTIK CHI-SQUARE
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEMBERIAN ASI

PENGETAHUAN * PEMBERIAN_ASI Crosstabulation

PEMBERIAN_ASI

TIDAK YA Total

PENGETAHUAN Baik Count 16 20 36

% within PENGETAHUAN 44.4% 55.6% 100.0%

% within PEMBERIAN_ASI 57.1% 87.0% 70.6%

% of Total 31.4% 39.2% 70.6%

Kurang Count 12 3 15

% within PENGETAHUAN 80.0% 20.0% 100.0%

% within PEMBERIAN_ASI 42.9% 13.0% 29.4%

% of Total 23.5% 5.9% 29.4%

Total Count 28 23 51

% within PENGETAHUAN 54.9% 45.1% 100.0%

% within PEMBERIAN_ASI 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 54.9% 45.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.406a 1 .020

Continuity Correctionb 4.066 1 .044

Likelihood Ratio 5.737 1 .017

Fisher's Exact Test .030 .020

Linear-by-Linear Association 5.300 1 .021

N of Valid Casesb 51

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.76.

b. Computed only for a 2x2 table


HUBUNGAN SIKAP DAN PEMBERIAN ASI

SIKAP * PEMBERIAN_ASI Crosstabulation

PEMBERIAN_ASI

TIDAK YA Total
SIKAP Negatif Count 19 7 26
% within SIKAP 73.1% 26.9% 100.0%
% within PEMBERIAN_ASI 67.9% 30.4% 51.0%
% of Total 37.3% 13.7% 51.0%
Positif Count 9 16 25
% within SIKAP 36.0% 64.0% 100.0%
% within PEMBERIAN_ASI 32.1% 69.6% 49.0%
% of Total 17.6% 31.4% 49.0%
Total Count 28 23 51
% within SIKAP 54.9% 45.1% 100.0%
% within PEMBERIAN_ASI 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 54.9% 45.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.076a 1 .008
b
Continuity Correction 5.658 1 .017
Likelihood Ratio 7.250 1 .007
Fisher's Exact Test .012 .008
Linear-by-Linear Association 6.938 1 .008
b
N of Valid Cases 51
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.27.
b. Computed only for a 2x2 table
RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS
1. Nama : Nurul Muthoharoh
2. NIM : PO7124320093
3. TTL : Palu, 29 Juli 1999
4. Agama : Islam
5. Alamat : Desa Tulo Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi
6. Nomor Handphone/ Email : 082399601003/
nurulmuthoharoh47@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tk PKK Tulo
2. SD Negri 1 Tulo
3. SMP Negeri 2 Dolo
4. Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Palu
5. Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara
Palu.
6. Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu
Dokumentasi

1. Menyebarkan Kuisioner penelitian

2. Menjelaskan Cara pengisian Kuisioner

3. Ibu mengisi Kuisioner

Anda mungkin juga menyukai