OLEH:
LALA VERONICA
NIM: 2018.C.10a.0974
(PENELITIAN KUANTITATIF)
Disusun Oleh:
LALA VERONICA
NIM : 2018.C.10a.0974
BAB 1
PENDAHULUAN
tahun 2019 yang mencapai 49,25%. Pada data rekapitulasi bayi sampai usia 6
bulan mendapatkan ASI di Puskesmas Menteng pada bulan agustus tahun 2021
jumlah bayi umur 6 bulan sebanyak 134 dan jumlah bayi yang di berikan ASI
ekslusif sebanyak 15 hanya (11.2%).
Beberapa faktor lain yang terkait dengan pemberian ASI Eksklusif adalah
pengetahuan. Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI juga akan
mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Masyarakat yang tidak tahu menahu
tentang pentingnya serta manfaat yang diberikan oleh ASI tidak akan
memperdulikan hal tersebut. Adanya persepsi yang salah tentang menyusui bayi
akan membuat daya tarik seorang wanita akan menurun, serta faktor dorongan
petugas kesehatan juga menjadi indikator dalam pemberian ASI Eksklusif.
Mengingat pentingnya ASI Eksklusif itu sendiri kurang diimbangi dengan
pemberian ASI secara benar, UNICEF menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu
tentang pentingnya ASI Eksklusif, cara menyusui bayi yang benar, serta
pemasaran yang dilancarkan secara agresif oleh produsen susu formula,
merupakan faktor penghambat bagi terbentuknya kesadaran orangtua didalam
memberikan ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil wawancara yang di dapatkan oleh peneliti, membuat
peneliti tertarik untuk membuat sebuah penelitian tentang hubungan dukungan
keluarga dengan kecemasan mahasiswa menghadapi praktik klinik saat masa
pandemi Covid-19 pada mahasiswa Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka
Raya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui “Apakah Terdapat
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian Asi
Ekslusif di Puskesmas Menteng ?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku
ibu dalam pemberian asi ekslusif di puskesmas menteng.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah untuk :
1. Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
pemberian asi ekslusif di Puskesmas Menteng.
2. Mengidentifikasi perilaku ibu dalam pemberian asi ekslusif .
5
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan informasi bagi
responden sehingga lebih memahami tentang pengetahuan ibu dalam pemberian
asi ekslusif.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1) Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS) :4
Setuju :3
Tidak Setuju (TS) :2
Sangat Tidak Setuju (STS) :1
2) Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) :4
Setuju (S) :3
Tidak Setuju (TS) :2
Sangat Tidak Setuju (STS) :1
Rumus cara menghitung perilaku adalah sebagai berikut :
Sp
N= X 100%
Sm
Keterangan :
N : Nilai perilaku
Sm : Skor tertinggi
Sp : Skor yang didapat
Kriteria penilian perilaku seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan
berdasarkan presentase sebagai berikut:
0% 25% 50% 75% 100%
STS TS S SS
Kategori :
Angka 0%-25% : Sangat Tidak Setuju (STS)
Angka 26%-50% : Tidak Setuju (TS)
Angka 51%-75% : Setuju (S)
Angka 76%-100% : Sangat Setuju (SS)
12
kematian bayi akibat infeksi menurun sebesar 88%. Di Indonesia terdapat 31,36%
dari 37,94% anak sakit dikarenakan tidak menerima ASI eksklusif. Pemberian
ASI eksklusif sangat berpengaruh pada kesehatan yang akan datang, dampak dari
anak ketika tidak diberikan ASI eksklusif yaitu dapat mengalami stunting,
obesitas dan penyakit kronis lainnya. (Kementrian Kesehatan RI, 2017).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan persentase pemberian Air Susu
Ibu (ASI) eksklusif pada bayi berusia kurang dari 6 bulan di Kalimantan Tengah
(Kalteng) hanya 52,98% pada 2020. Persentase tersebut sekaligus menjadi yang
terendah nasional.
Memberikan ASI pada bayi dapat dilakukan langsung melalui kontak
langsung antara mulut dengan payudara, namun dapat juga melalui sendok dengan
memanfaatkan ASI perah. Memerah ASI dapat dilakukan dengan tangan bila
payudara dalam keadaan lunak. Memerah dengan tangan adalah cara yang paling
baik dan hanya sedikit memerlukan alat sehingga ibu bekerja dapat dengan mudah
memerah ASI di mana saja dan kapan saja (Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak RI, 2016).
Ibu yang memerah harus melakukannya di tempat yang bersih dan dalam
kondisi santai untuk memastikan reflek oksitosin berfungsi dengan baik. Ibu
bekerja dianjurkan untuk memerah di tempat kerja dua sampai tiga kali atau
sekitar tiga jam sekali, karena produksi ASI mungkin akan berkurang bila ibu
tidak memerah ASI. ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat
dengan syarat :
1. ASI dengan suhu ruangan 27-32 °C dapat bertahan 1-2 jam.
2. ASI dengan suhu ruangan 19-25 °C dapat bertahan 4-8 jam.
3. ASI di lemari es dengan suhu 0-4 °C dapat bertahan 1-2 hari.
4. ASI di lemari pendingin satu pintu dapat bertahan dua bulan.
5. ASI di lemari pendingin dua pintu dapat bertahan 3-4 bulan (IDAI, 2013).
2.1.2.3 Komposisi ASI Ekslusif
ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara melalui proses laktasi. Pemberian
ASI perlu karena memberikan beberapa manfaat bagi bayi antara lain, dapat
memberikan kehidupan yang baik dalam pertumbuhan maupun perkembangan
bayi, mengandung antibodi yang melindungi bayi dari penyakit infeksi bakteri,
14
virus, jamur, dan parasit, mengandung komposisi yang tepat karena kandungan
ASI diciptakan sesuai dengan kebutuhan bayi, meningkatkan kecerdasan bayi,
terhindar dari alergi yang biasanya timbul karena konsumsi susu formula, bayi
merasakan kasih sayang ibu secara langsung saat proses menyusui, dan ketika
beranjak dewasa akan mengurangi risiko untuk terkena hipertensi, kolesterol,
overweight, obesitas dan diabetes tipe 2. Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif
akan lebih rentan untuk terkena penyakit kronis, seperti jantung, hipertensi, dan
diabetes setelah ia dewasa serta dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami
obesitas.
Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan, enzim
pencernaan, hormon dan protein yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan
hingga bayi berumur 6 bulan. ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak,
multivitamin, air, kartinin dan mineral secara lengkap yang sangat cocok dan
mudah diserap secara sempurna dan sama sekali tidak mengganggu fungsi ginjal
bayi yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Komposisi ASI dipengaruhi oleh
stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan diit ibu (Soetjiningsih, 2012).
2.1.6 Manfaat ASI Ekslusif
Air Susu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah air susu
ibu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa
menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (Perbup
Sleman no. 38 tentang IMD dan ASI Eksklusif, 2015).
2.1.6.1 Manfaat ASI untuk bayi
1. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi ASI adalah cairan hidup yang
mengandung zat kekebalan yang akan melindugi bayi dari berbagai penyakit
infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.
2. ASI sebagai nutrisi ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
3. ASI meningkatkan jalinan kasih saying Kontak kulit dini akan
berpengaruh terhadap perkebangan bayi. Walaupun seorang ibu dapat
memberikan kasih saying dengan memberikan susu formula, tetapi menyusui
sendiri akan memberikan efek psikologis yang besar. Perasaan aman sangat
penting untuk membangun dasar kepercayaan bayi yaitu dengan mulai
15
mempercayai orang lain (ibu), maka selanjutnya akan timbul rasa percaya diri
pada anak.
4. Mengupayakan pertumbuhan yang baik Bayi yang mendapat ASI
mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah
periode perinatal yang baik dan mengurangi kemungkinan obesitas.Frekuensi
menyusu yang sering juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang
dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit.
2.1.6.2 Manfaat Menyusui Bagi Ibu
1. Mengurangi kejadian kanker payudara
Pada saat menyusui hormone esterogen mengalami penurunan, sementara
itu tanpa aktivitas menyusui, kadar hormone esterogen tetap tinggi dan inilah yang
menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan
hormone esterogen dan progesterone.
2. Mencegah perdarahan pasca persalinan
Perangsangan pada payudara ibu oleh hisapan bayi akan diteruskan ke otak
dank e kelenjar hipofisis yang akan merangsang terbentunya hormone oksitosin.
Oksitosin membantu mengkontraksikan kandungan dan mencegah terjadinya
perdarahan paca persalinan.
3. Mempercepat pengecilan kandungan
Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang menandakan kandungan
berktraksi da degan demikian pengecilan kandunga teradi lebih cepat
4. Dapat digunakan sebagai metode KB
Sementara Meyusui secara eksklusif dapat mejarangkan kehamilan. Rata-
rata jarak kelahiran ibu yag meyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak
menyusui adalah 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja
menekan hormon untuk ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.
ASI yang digunakan sebagai metode KB sementara dengan syarat : bayi belum
berusia 6 bulan, ibu belum haid kembali da ASI diberikan secara eksklusif
5.Mempercepat kembali ke berat badan semula
Selama hamil, ibu menimbun lemak dibawak kulit. Lemak ini akan terpakai
utuk membetuk ASI, sehigga apabila ibu tidak menyusui, lemak tersebut akan
tetap tertimbu di dalam tubuh.
16
Pendidikan yang tinggi akan membuat seorang ibu lebih dapat berfikir
rasional tentang manfaat Asi eksklusif serta pendidikan tinggi lebih mudah untuk
terpapar dengan informasi dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah.
Pengetahuan yang dimiliki seorang ibu akan membentuk suatu keyakinan untuk
perilaku tertentu. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang berkaitan
dengan terbukanya akses ibu untuk bekerja. Ibu yang bekerja akan mempunyai
tambahan pendapatan bagi keluarganya yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan
keluarganya (Untari, 2017). Ibu yang berpendidikan menengah dan tinggi
mempunyai kecenderungan untuk memiliki pemikiran yang bagus untuk
peningkatan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Akan tetapi ibu yang
berpendidikan menengah dan tinggi apabila mempunyai tingkat ekonomi yang
cukup baik bisa saja akan cenderung untuk tidak memberikan ASI eksklusif.
Tingkatan pendidikan dimana secara umum, orang yang berpendidikan tinggi
akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan
lebih rendah serta dengan pendidikan dapat menambah wawasan atau
pengetahuan seseorang. Ibu dengan pendidikan tinggi tiga kali lebih mungkin
untuk menyusui secara eksklusif dibandingkan ibu dengan pendidikan rendah
(Octaviyani dan Irwan, 2020).
3. Status Pekerjaan Ibu
Status pekerjaan merupakan kegiatan yang menyita waktu sehingga
berpengaruh terhadap kegiatan dan keluarganya maka dari itu pekerjaan bisa saja
mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Seseorang berhak memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah
satu faktor peghambat pemberian ASI Ekslusif adalah ibu tidak mempunyai
waktu. Seorang Ibu yang sibuk bekerja dalam mencari nafkah baik untuk
kehidupan dirinya maupun untuk membantu keluarga, maka kesempatan untuk
pemberian ASI menjadi berkurang dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja
(Purnomo, 2015).
Seorang ibu yang bekerja mengalami kesulitan dalam memberikan ASI
eksklusif dikarenakan harus membagi waktu dengan pekerjaannya. Hal ini dapat
dilihat bahwa semakin sibuk ibu dalam bekerja semakin sedikit ibu yang
memberikan ASI eksklusif. Pada ibu yang bekerja tidak memberikan ASI
18
Menurut Bernadus dalam Lubis (2020), jarak pada kehamilan yang aman
ialah diantara 1,5 tahun sampai 2 tahun sejak dari persalinan sebelumnya. Dengan
adanya pemberian jarak kehamilan yang aman tentunya akan menghindarkan ibu
dan bayi dari berbagai resiko. Rahim akan mendapatkan cukup waktu, cukup
istrahat untuk menyiapkan diri sehingga asupan nutrisi yang akan diberikan
kepada bayi akan berjalan dengan baik dan pada akhirnya akan menjadikan bayi
yang sehat dan berkualitas. Jarak kehamilan dapat mempengaruhi ibu untuk
memberikan ASI ekslusif. Ibu dengan jarak kehamilan yang dekat dapat beresiko
dengan tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Melahirkan dalam
rentan waktu yang dekat akan mempengaruhi kesehatan ibu. Selain itu, waktu dua
tahun merupakan waktu yang ideal bagi seorang bayi untuk mendapatkan air susu
ibu atau ASI yang bermanfaat bagi ibu dan bayinya. ASI selama enam bulan
bahkan dua tahun akan memberikan dampak positif bagi kecerdasan dan
kesehatan sang bayi. Jika ibu ternyata hamil kembali saat masih menyusui, maka
hal yang memungkinkan terjadi adalah kurangnya perhatian terhadap anak
(pertama) dan berkurangnya nutrisi dari ASI yang diberikan padanya, dikarenakan
sang ibu fokus juga kepada bayi yang ada dalam kandungannya. Sehingga si anak
pertama tidak akan mendapatkan jumlah ideal perhatian dan ASI dari ibunya,
yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Perhitungan kedua dilihat dari segi
psikologis anak. Pada umunya secara teori, anak bisa mulai paham atau bisa
menerima adanya adik ketika sudah berusia di atas dua tahun.
6. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan ialah hasil tahu dan hal ini terjadi apabila seseorang telah melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan akan suatu obyek
terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,
perasa dan peraba dengan sendiri pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi
terhadap suatu obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia dapat diperoleh
melalui mata serta telinga. Hal ini mengingatkan bahwa peningkatan pengetahuan
seseorang tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat
juga diperoleh melalui pendidikan non formal (Elliana, 2018).
20
Menurut Pohan (2020) rendahnya pengetahuan dan beberapa mitos yang ada di
lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi suksesnya dalam pemberian ASI
secara eksklusif. Terbentuknya pengetahuan seorang ibu juga dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan. Semakin banyak informasi yang didapat oleh ibu maka
semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan karena informasi merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
Pengetahuan atau kognitif merupakan suatu domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Semakin baik pengetahuan seorang Ibu mengenai
ASI eksklusif, maka seorang ibu akan memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan seorang ibu mengenai ASI
eksklusif, maka semakin sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya
21
Keterangan :
: Tidak di teliti
: Diteliti
22
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau suatu pernyataan asumsi dari
rumusan masalah mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang
diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Nursalam, 2015).
1. Ha (Hipotesis Alternatif)
“Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam
pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Menteng”.
2. Ho (Hipotesis Nol)
“Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku ibu
dalam pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Menteng.
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
Sampel
Seluruh ibu yang memberikan ASI Ekslusif
Pengumpulan Data
Kuisioner Variabel Independen dan Dependen berjumlah 16 soal
Lembar kuisioner untuk mengetahui hasil terjadinya tingkat pengetahuan
dengan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif di wilayah Puskesmas Menteng
Pengolahan Data
(editing, scoring, coding, tabulating, dan uji statistik)
Kesimpulan
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2017).
3.3.1 Variabel Independen
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya Variabel Dependen (terikat)
(Sugiyono 2017). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah tingkat
pengetahuan.
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017).Variabel dependen dalam
penelitian ini yaitu Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian
ASI Ekslusif.
3.4 Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2017) Definisi Operasional merupakan penentuan
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat di
ukur Definisi Operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
27
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Ekslusif Di Puskesmas
Menteng.
1.5.3 Sampling
Menurut Nursalam (2011 : 34), sampling adalah proses menyeleksi
porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling
merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar
memperoleh sampel yang sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
sampling, Purposive sampling Merupakan tehnik penetapan sampel dengan
cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti (tujuan masalah dalam penelitian) sehingga sampel tersebut dapat
mewakili karakteristik populasi yang telah di kenal sebelumnya Nursalam
(2013:174).
31
IDENTITAS IBU
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Pendidikan terakhir :
5. Pekerjaan :
6. Jumlah anak :
Centanglah pada kolom benar atau salah yang menurut anda paling tepat
10 Saya hanya memberi ASI saja pada bayi saya saat usia 0-
6 bullan
11 Saya memberi pisang pada bayi saya saat usia 0-6 bulan
12 Saya memberi nasi atau bubur pada bayi saya saat usia
0-6 bulan
13 Saya memberi susu formula pada bayi saya saat usia 0-6
bulan
Pilihlah jawaban yang menurut anda benar (Jawaban boleh lebih dari
satu)
15. Menurut Ibu apakah manfaat memberikan ASI yang keluar pertama kali
keluar pada bayi ?
a. Mengandung zat-zat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi
b. Memperlancar bayi buang air besar
c. Membantu memperlancar produksi ASI
d. Sama saja dengan diberi susu formula
16. Ibu memberi makanan tambahan lain selain ASI saat usia bayi 0-6 bulan
dengan alasan:
a. ASI tidak keluar atau keluar sedikit
b. Mengikuti tradisi dari orang tua atau nenek
c. Mengikuti saran ibu lain yang sudah punya anak
d. Puting ibu lecet atau bengkak
e. Ibu bekerja
1. Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS) :4
Setuju :3
Tidak Setuju (TS) :2
Sangat Tidak Setuju (STS) :1
2. Pernyataan Negatif
33
Keterangan :
N : Nilai perilaku
Sm : Skor tertinggi
Sp : Skor yang didapat
3. Kategori :
Angka 0%-25% : Sangat Tidak Setuju (STS)
Angka 26%-50% : Tidak Setuju (TS)
Angka 51%-75% : Setuju (S)
Angka 76%-100% : Sangat Setuju (SS)
(Sandy Kurnia Permana, May 03,2015)
34