(PENELITIAN DESKRIPTIF)
OLEH:
i
KARYA TULIS ILMIAH
Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah
dan Melanjutkan Penelitian Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Eka Harap Palangka Raya
OLEH:
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing ,
ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Pada Tanggal,
Mengetahui,
iii
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN TULISAN/ BEBAS PLAGIASI
Metrai 10000
ivi
Motto
ix
INTISARI
Latar Belakang : Wasting atau kurus pada balita adalah suatu kondisi dimana
balita menderita gangguan gizi dengan diagnosis ditegakkan berdasarkan
penilaian tinggi badan per berat badan. Wasting pada anak merupakan indikator
utama dalam menilai kualitas modal sumber daya manusia di masa mendatang.
Tujuan : penelitan ini adalah untuk Mengetahui Bagaimanakah Tingkat
Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Wasting Di Kelurahan Petuk
Katimpun Kota Palangka Raya
Metode : Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dengan populasi dan sampel
sebanyak 61 responen dengan menggunakan teknik Norprobability sampling
(Purposive sampling), instrument yang digunakan adalah kuesioner , setelah
ditabulasi data akan dianalisis melalui editing,coding,scoring dan tabulating,
penyajian data disajikan alam bentuk diagram pie.
Hasil : penelitian ini didapatkan 61 responden dengan hasil distribusi frekuensi
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang pengertian wasting dari 61 responden yang
diteliti yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebesar 26 responden (43%).
Kesimpulan :Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang
Wasting masih banyak berpengetahuan kurang. Hal ini karenakan kurang nya
pengetahuan ibu tentang Wasting dan kurangnya rasa keingintahuan ibu tentang
Wasting. Maka solusi nya adalah Ada baiknya pihak desa melakukan kerja sama
dengan tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelurahan petuk katimpun untuk
melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang Wasting.
vi
ABSTRACT
ix
LEMBAR PERSEMBAHAN
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini yang berjudul
“Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Wasting Di Kelurahan
Petuk Katimpun Kota Palangka Raya”. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Desi Kumala F.P.,SST.,M.Kes selaku Ketua Prodi Diploma Tiga Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
3. Evy Kasanova, SST., M.Tr.Keb selaku pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan memberikan motivasi
penulis dalam penyusunan Proposal ini hingga selesai.
4. Seluruh staf pengajar prodi Diploma Tiga Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya yang telah memberikan bimbingan dan
ilmu pengetahuan selama ini.
5. Cecep Supiatna, SKM selaku Kepala Puskesmas Jekan Raya yang telah
bersedia dan memberikan kesempatan saya dan telah membantu saya dalam
penyusunan Proposal ini hingga selesai.
6. Sanusi selaku lurah petuk katimpun yang telah Mengizinkan saya untuk
melakukan penelitian di wilayah kerja kelurahan petuk katimpun
7. Kepada seluruh teman-teman prodi Diploma Tiga Kebidanan dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal ini jauh dari kata
sempurna, maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifatnya membangun dengan berbagai pihak.
Akhir kata, semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu Kebidanan dan semoga Tuhan Maha Esa senantiasa memberikan berkat
dan karunia-Nya bagi kita semua.
Palangka Raya, Juli 2022
Penulis
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ……………………………………..………………… Hali
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH............................ iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN/ BEBAS PLAGIASI. iv
MOTTO ..................................................................................................... v
INTISARI ..................................................................................................... vi
ABSTRACT ………..…………………………………………….............. vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ……………………………………………. viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI................................................................................................. x
DAFTAR TABEL......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………........ 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 3
1.3 Tujuan.................................................................................................. 4
1.4 Manfaat................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan............................................................... 6
2.2 Konsep Dasar Wasting........................................................................ 13
2.3. Konsep Dasar Balita……………………………………………....... 42
2.4 Kerangka Konsep................................................................................ 44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian................................................................................. 45
3.2 Kerangka Kerja.................................................................................. 45
3.3 Definisi Operasional............................................................................ 46
3.4 Tempat dan Waktu............................................................................. 46
3.5 Populasi, Sampel dan Sampling ........................................................ 46
3.6 Pengolahan Data ................................................................................ 48
3.7 Teknik Pengumpulan Data................................................................ 49
3.8 Analisis Data ........................................................................................ 51
x
3.9 Keterbatasan.......................................................................................... 52
3.10 Etika Penulisan...................................................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................... 53
4.2 Hasil Penelitian..................................................................................... 54
4.3 Pembahasan........................................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 78
5.2 Saran..................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak menurut Indeks. 14
Tabel 2.2 Standar Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak Laki-
Laki Umur 0-24 Bulan................................................................. 23
Tabel 2.3 Standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Laki-Laki
Umur 24-60 Bulan....................................................................... 26
Tabel 2.4 Standar Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak
Perempuan Umur 0-24 Bulan...................................................... 30
Tabel 2.5 Standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak perempuan
umur 24-60 bulan........................................................................ 35
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 46
Tabel 3.2 Hasil uji validitas kuisioner pengetahuan.................................... 50
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal
xiii
LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
tinggi badan dan berat badannya, dan di tahun 2020 meningkat yaitu sebesar
11,18% dari 1.878 balita yang diukur tinggi badan dan berat badannya. Di
tahun 2021 sedikit menurun yaitu 9,07% dari 2.173 balita yang diukur tinggi
badan dan berat badannya. Di Puskesmas Jekan Raya di Tahun 2019 kejadian
Wasting sebanyak 4 balita (12%) dari 33 balita yang diukur tinggi badan dan
berat badannya dan di tahun 2020 kejadian wasting menurun yaitu sebanyak
22 balita (2,5%) dari 866 balita yang diukur tinggi badan dan berat
badannya. Di tahun 2021 kejadian wasting meningkat kembali yaitu sebanyak
14 (6,03%) dari 232 balita yang diukur tinggi badan dan berat badannya
(Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2020: 245). Hal ini menunjukkan
bahwa kejadian wasting di Puskesmas Jekan Raya cukup banyak, tampak dari
tahun ke tahun balita dengan wasting selalu ada. Selain itu, berdasarkan
survei pendahuluan di Puskesmas Jekan Raya, dari 10 orang tua yang
diwawancarai terkait definisi wasting hanya 2 orang yang bisa menjelaskan
secara umum terkait wasting.
Wasting yang terjadi pada anak balita dapat disebabkan oleh beberapa
factor salah satunya adalah pengetahuan orang tua (Septikasari, 2018).
Pengetahuan merupakan faktor yang cukup penting dalam mempengaruhi
status gizi balita. Tingkat pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam
memahami konsep dan prinsip serta informasi yang berhubungan dengan
gizi. Tingkat pengetahuan pada kalangan perempuan penting dalam mencapai
kesehatan pada balita. Perempuan terutama ibu balita merupakan sosok
penting dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak. Ibu merupakan sasaran
utama pendidikan gizi keluarga, karena ibu memiliki peran sebagai pengatur
makan keluarga (Oktaviani, 2020). Dampak wasting pada balita dapat
menurunkan sistem kekebalan dan dapat mempengaruhi perkembangan
mentalnya, sehingga interaksi dan sosialisasi dengan masyarakat di
lingkungannya akan menurun. Akibatnya akan ada perubahan dalam struktur
dan fungsi pada otak yang dapat berpengaruh terhadap tingkat sosial dan
kecerdasannya. Jika hal ini tidak segera diatasi, wasting dapat meningkatkan
angka morbiditas dan mortalitas pada balita di Indonesia (Insani, 2017: 18).
Untuk pemenuhan status gizi pada balita, sesuai dengan anjuran
pemerintah dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita usia
6-59 bulan dengan kategori kurus. Makanan tambahan yang berisi
suplementasi gizi yang diformulasi khusus dan difortifikasi (penambahan
mikronutrien) dengan vitamin dan mineral dengan sasaran kelompok balita.
Menurut penelitian Muliyati (2019) adanya perbedaan berat badan balita
yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian PMT biskuit. Hal ini
menunjukkan bahwa setelah pemberian PMT biskuit selama 90 hari pada
balita gizi kurang memberi pengaruh asupan energi terhadap panambahan BB
balita. Balita yang menginjak usia 2 tahun membutuhkan energi sebanyak
100 kalori per kilogram berat badannya. Di usia tersebut balita banyak
memerlukan energi disebabkan sel-sel tubuh balita yang yang terus
berkembang. Jika kebutuhan energi ini tidak dipenuhi, maka hal inilah yang
menyebabkan balita kekurang gizi. Selain pemberian PMT upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya wasting adalah dengan pemberian
penyuluhan kepada orang tua terkait wasting sehingga orang tua dapat
melakukan pemantauan berat badan balita sesuai umurnya sebagai upaya
untuk pencegahan kejadian wasting didalam keluarga. Selain juga,
dibutuhkan peran Bidan karena Bidan merupakan ujung tombak dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Peran bidan antara lain memberikan
penyuluhan tentang wasting dan upaya pencegahan secara berkala, memantau
berat badan balita tiap bulan, serta melakukan pendampingan melalui
kunjungan rumah sampai berat badan balita naik. Berdasarkan latar belakang
di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Tingkat
Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Wasting Di Kelurahan Petuk
Katimpun Kota Palangka Raya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Yang
Memiliki Balita Tentang Wasting Di Kelurahan Petuk Katimpun Kota
Palangka Raya.?
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat
Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Wasting Di
Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita
tentang pengertian wasting
b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita
tentang penyebab wasting
c. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita
tentang tanda gejala wasting
d. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita
tentang dampak wasting
e. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita
tentang pencegahan wasting
f. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita
tentang penanganan wasting
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat berguna untuk menambahkan pengetahuan serta
memperkuat teori tentang gangguan gizi pada balita khususnya kejadian
wasting.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Perkembangan Iimu Pengetahuan Teknologi
Dengan dilakukannya penelitian ini hendaknya informasi yang
didapatkan dapat menjadi sumber acuan untuk penelitian yang akan
dilaksanakan selanjutnya.
1.4.2.2 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh pengetahuan serta menambah wawasan
pengetahuan dan sebagai acuan agar dapat menerapkan peran bidan salah
satunya sebagai educator, agar dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
1.4.2.3 Bagi Institusi
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai kontribusi ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran khususnya terkait wasting
1.4.2.4 Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan untuk tempat penelitian mengenai
pengetahuan ibu mengenai wasting. Selain itu,untuk meningkatkan
pelayanan balita khususnya mengenai gizi pada balita.
1.4.2.5 Bagi Ibu
Dapat menambah wawasan ibu tentang wasting sehingga dapat
merubah prilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi balitanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
2. TNI/Polisi
3. Pegawai Swasta (pekerja kantoran atau perusaan swasta, perusaan
asing, perhotelan)
4. Wiraswasta (pedagang, buruh, petani, nelayan)
5. Tidak bekerja (IRT, pengangguran)
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh
pengelaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Frekuesikesakitan dan kematian terkait erat dengan jenis
pekerjaan
2.1.3.4 Usia
Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan
mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya
proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur
belasan tahun. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa
bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur- umur tertentu atau
menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu
pengetahuan akan berkurang.
2.1.3.5 Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi
jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya
TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
2.3.4 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Budiman &
Agus, 2013).
Pengukuran bobot pengetahuan seseorang ditetapkan dengan hal-hal
berikut :
11
Keterangan
N : Nilai Pengetahuan
Sm : Skor tertinggi maksimum
Sp : Skor yang didapat
Penilaian :
Jika jawaban benar =1
Jika jawaban salah =0
Selanjutnya persentase jawaban di interpresentasikan dalam kalimat
kualitatif dengan acuan sebagai berikut (Budiman & Agus, 2013)
Baik : Nilai 76-100%
Cukup : Nilai 56-75%
Kurang: Nilai ≤55%
2.3.5 Pengaruh pengetahuan terhadap kejadian wasting
Menurut penelitian Sari (2020) ada hubungan pengetahuan dan sikap
ibu balita tentang pemberian makanan tambahan dengan kejadian balita
resiko wasting di posyandu desa getasrabi. Tingkat pengetahuan seseorang
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang
pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang
12
Tabel 2.2 Standar Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak Laki-Laki
Umur 0-24 Bulan
23
Tabel 2.3 Standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Laki-Laki Umur 24-
60 Bulan
Tabel 2.4 Standar Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak
Perempuan Umur 0-24 Bulan
Panjang Berat Badan (Kg)
Badan (cm) -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
45.0 1.9 2.1 2.3 2.5 2.7 3.0 3.3
45.5 2.0 2.1 2.3 2.5 2.8 3.1 3.4
31
Tabel 2.5 Standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak perempuan umur
24-60 bulan
Tinggi Badan Berat Badan (Kg)
(cm) -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah
terulang kembali, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan
(Andriani et al., 2019: 56).
2.3.2. Karakteristik Balita
Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia di
bawah satu tahun juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga
tahun yang yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahun
sampai lima tahun yang dikenal dengan usia pra sekolah (Setiyani et al.,
2016: 67) . Menurut karakterisik, balita terbagi dalam dua kategori, yaitu
anak usia 1- 3 tahun (batita) dan anak usia pra sekolah. Anak usia 1-3 tahun
merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang
disediakan oleh ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa
usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar.
Pola makan yang diberikan sebaiknya dalam porsi kecil dengan frekuensi
sering karena perut balita masih kecil sehingga tidak mampu menerima
jumlah makanan dalam sekali makan. Sedangkan pada usia pra sekolah
anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang
disukainya. Pada usia ini, anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau
bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam
perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes
sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap ajakan. Pada masa ini
berat badan anak cenderung mengalami penurunan, ini terjadi akibat dari
aktifitas yang mulai banyak maupun penolakan terhadap makanan
(Sondakh, 2013: 90).
44
Kategori Pengetahuan
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
Keterangan :
: : Diteliti
: :Tidak diteliti
: : Berpengaruh
Sampel
Ibu yang memiliki balita di Kelurahan Petuk Katimpun sebanyak 61 responden
Teknik Sampling
Norprobability sampling (Purposive sampling)
Desain Penelitian
Deskriptif
Pengumpulan data
Pengumpulan Data Menggunakan Kuisioner
Analisa Data
1 Analisis Data Editing, Cording, Scoring, Tabulating
Penyajian Hasil
Penyajian Data Dalam Bentuk Tabel Dan Prensentase
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Tingkat Pengetahuan ibu yang memiliki Balita tentang
3.3 Definisi Wasting Di Kelurahan Petuk Ketimpun Kota Palangka Raya
Operasional
45
46
2. Sampel
Ket :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
d : Tingkat Singnifikasi (0,1)
Jika besar populasi (N) diketahui, sebanyak 158 sampel maka besar
sampel sebagai berikut:
n= 158
1+158 (0,1)2
n= 158
1+158 (0,01)
n= 158
1+ 1,58
n= 158
2,58
N= x 100 %
Keterangan :
N : Nilai pengetahuan
Sm : Skor tertinggi maksimum
Sp : Nilai yang didapat
Penilaian
Jika benar : 1
Jika salah : 0
Selanjutnya presentase jawaban di interpretasikan dalam kalimat
kualitatif dengan acuan sebagai berikut :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang: ≤ 56 % (Budiman & Agus, 2013: 67)
4. Tabulating
Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Sebelum pengumpulan data dilakukan responden akan diberikan
penyuluhan terlebih dahulu mengenai wasting dengan menggunakan media
leaflet setelah itu baru dilakukan pengumpulan data yang berisi penjelasan
cara pengumpulan data terutama tentang alat pengumpulan data adalah
menggunakan angket atau kuesioner. Angket/ kuesioner merupakan alat ukur
berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Selain itu,
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mampu menggali hal-
hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter
yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan
(Hidayat, 2014: 89).
Sebelum kuisioner diedarkan, penulis akan melakukan uji validitas dan
reliabilitas agar kuisioner dapat diedarkan ke responden. Adapun jumlah soal
50
22 0,619 Valid
23 0,789 Valid
24 0,619 Valid
25 0,619 Valid
26 0,789 Valid
Sehingga jumlah total soal setelah diuji validitas pada kuisioner variabel
pengetahuan sebanyak 24 soal yang valid dari 26 soal yang telah di buat.
3.7.2. Uji Reliabilitas
sedangkan Uji reliabilitas adalah digunakan untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat di andalkan dan
tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Notoatmodjo, 2012).
Instrumen yang diuji reliabilitasnya adalah instrumen yang dibuat oleh
peneliti. Reliabilitas ditentukan atas dasar proporsi varian total yang
merupakan varian total sebenarnya. Makin besar proporsi tersebut berarti
makin tinggi reliabilitasnya (0,70).
Kuisioner pada penelitian ini setelah diuji validitasnya diperoleh 24 soal
yang valid, selanjutnya dilakukan uji reliabilitasnya hasil uji reliabilitas
didapat nilai cronbach alpha sebesar 0,998 (nilai cronbach alpha > 0,70)
sehingga dapat disimpulkan kuisioner pengetahuan reliabel dan dapat
digunakan sebagai instrumen pengumpulan data pada variabel pengetahuan.
3.8 Analisis Data
Selanjutmya, setelah data diolah dilanjutkan dengan analisis data.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif
presentase, metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada
penelitian. Presentase ini diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah
responden dikali 100 persen. Adapun rumus sebagai berikut:
P= x 100 %
Keterangan :
P = presentase
f = frekuensi
N =jumlah responden (Sugiyono, 2015)
52
3.9 Keterbatasan
Keterbatasan peneliti dalam penyusunan proposal ini adalah peneliti
kesulitan mendapatkan data karena kondisi pandemi Covid sehingga akses
masuk keluar puskesmas menjadi terhambat.
3.10 Etika Penulisan
3.10.1. Informed consent
Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed
consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden, tujuan
pemberiannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan peneliti dan
mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mareka harus
mendatangani lembar persetujuan dan jika reponden tidak bersedia, maka
peneliti harus menghormati hak subjek (Hidayat, 2014: 92).
3.10.2. Tanpa nama
Anonymity menjelaskan bentuk penulisan dengan tidak perlu
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data (Hidayat, 2014:92).
3.10.3. Kerahasian ( confidentiality )
Kerahasian menjelaskan masalah –masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasian informasi yang dikumpulkan
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2014:93)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
53
54
4.3 Pembahasan
4.3.1. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengertian Wasting
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 61 sebagian besar
memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 responden (34%), pengetahuan
cukup sebanyak 14 responden (23%),dan pengetahuan kurang yaitu
sebesar 26 responden (43%).
Menurut Notoatmodjo (2012:113) Pengetahuan adalah informasi
atau maklumat yang diketahui atau diakui oleh seseorang. Pengetahuan
termasuk, namun tidak terbatas pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori,
prinsip dan prosedur yang Probabilitas Bayesian adalah benar atau
berguna. Dalam arti lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
dan manusia diperoleh melalui akal pengamatan. Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan kecerdasan untuk mengenali obyek atau
peristiwa tertentu yang tidak pernah melihat atau rasakan sebelumnya.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain : Usia yaitu semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan orang-orang tidak melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian,
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
Selain itu, seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak
akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula.
Menurut penelitian Pratasis (2018), pengetahuan gizi yang baik akan
menyebabkan seseorang mampu menyusun menu yang baik untuk
dikonsumsi, semakin banyak pengetahuan gizi seseorang maka akan
semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya
untuk dikonsumsi.
Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan fakta karena pengetahuan responden yang kurang didukung
karena beberapa responden belum mendapatkan informasi mengenai
wasting. Jadi walaupun dengan karakteristik usia mayoritas usia produktif
yang seharusnya responden memiliki pengetahuan yang baik, sehingga
62
mengakibatkan wasting. Selain itu, infeksi pada mulut dan gigi, efek
samping dari obat tertentu, gangguan fungsi usus, hiperaktivitas,
perubahan metabolism, dan gangguan nafsu makan juga memiliki peran
sendiri dalam menimbulkan wasting (Almatsier, S., Soetardjo, S., &
Soekatri, 2019: 167). Pengetahuan adalah hasil dari penginderaan manusia
terhadap objek tertentu melalui indra yang dimiliki seperti indera
penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera penciuman
(hidung), indera peraba (kulit) dan indera pengecap (mulut). Dengan
sendirinya penginderaan sampai pada mengahasilkan pengetahuan sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan didapat dari indra pendengaran dan indera
penglihatan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan
teori yang memingkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah
yang dihadapi baik dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman
orang lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah
satunya adalah informasi dan Pendidikan responden. Informasi akan
memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang
memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi
yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka
hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Sedangkan
tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2012: 113).
Menurut penelitian Pratasis (2018) Studi literatur yang
dilakukan menyatakan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu
dengan wasting pada balita adalah baik (Burhani, 2016; Pratasis, 2018),
namun hal tersebut tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
dengan wasting pada balita (Ni‟mah, 2015; Amirah, 2019; Burhani, 2016)
Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan fakta karena pengetahuan responden yang cukup didukung
dengan karakteristik responden mayoritas SMA. Semakin tinggi tingkat
64
gizi menjadi rendah sehingga pola konsumsi untuk anak menjadi tidak
baik.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat adanya kesenjangan antara
teori dan fakta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar
memiliki pengetahuan cukup tentang pencegahan wasting. Seharusnya
dengan tingkat Pendidikan mayoritas SMA tingkat pengetahuan responden
berada pada kategori baik, karena tingkat Pendidikan SMA masuk dalam
kategori Pendidikan tinggi, semakin tinggi Pendidikan seseorang
seharusnya pengetahuan responden juga baik. Menurut peneliti hal lain
yang menyebabkan pengetahuan responden tentang wasting kurang adalah
sumber informasi yang didapat mayoritas bukan dari pakarnya atau bukan
dari tenaga kesehatan. Sehingga penerimaan informasi oleh responden
tidak maksimal. Pencegahan wasting merupakan upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya wasting pada anak. Untuk itu
diperlukan pengetahuan responden yang baik, Dilihat dari tingkat atau
tahap pengetahuan untuk pencegahan wasting berada pada analisis yaitu
kemampuan untuk menggunak materi tersebut secara benar atau pada
tahap C3 atau tahap aplikatif. Pada tahap ini responden dituntut untuk
dapat menjabarkan secara detail bagaimana proses untuk mencegah agar
wasting tidak terjadi pada anak. Oleh sebab itu untuk meningkatkan
pengetahuan responden diperlukan Pendidikan kesehatan yang
berkesinambungan dari tenaga kesehatan untuk membantu meningkatkan
pengetahuan responden mengenai wasting.
Tenaga kesehatan merupakan salah satu pintu masuk awal dalam
pemberian edukasi dan konseling tentang bagaimana caranya agar tiak
terjadi wasting dikemudian harinya seperti mengedukasi orang tua untuk
tetap memberikan ASI Ekslusif jika anak masih usia dibawah 6 bulan,
mencukupi kebutuhan gizi anak dengan memberinya makanan bergizi,
mencuci buah dan sayuran sebelum di masak, rutin melakukan imunisasi
dasar lengkap kepada sang buah hati, menjaga kebersihan lingkungan.
70
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 61 responden di Kelurahan
Petuk Katimpun Kota Palangka Raya Tentang Gambaran Pengetahuan ibu
tentang wasting di Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya yang
dilakukan pada tanggal 18 sd 29 Agustus 2022 diperoleh kesimpulan berikut.
5.1.1 Berdasarkan hasil penelitian dari 61 responden tentang wasting di
Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya yang dilakukan pada
tanggal 18 sd 29 Agustus 2022 dengan hasil kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan pengertian wasting kurang, berdasarkan penyebab wasting
cukup, berdasarkan tanda gejala wasting cukup berdasarkan dampak
wasting kurang, berdasarkan pencegahan wasting cukup, berdasarkan
penanganan wasting kurang.
5.1.2 Secara keseluruhan gambaran pengetahuan responden tentang wasting
secara keseluruhan diketahui bahwa dari 61 responden mayoritas
responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 26 responden (43%) hal
ini disebabkan kurangnya sumber informasi yang didapat mayoritas bukan
dari pakarnya atau bukan dari tenaga kesehatan. Sehingga penerimaan
informasi oleh responden tidak maksimal. Sehingga penerimaan informasi
oleh responden tidak maksimal. Pencegahan wasting merupakan upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya wasting pada anak.
Untuk itu diperlukan pengetahuan responden yang baik.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat disarankan hal-hal
yang terkait dengan Gambaran Pengetahuan ibu tentang wasting sebagai
berikut:
5.2.1 Bagi Perkembangan Iimu Pengetahuan Teknologi
Dengan dilakukannya penelitian ini hendaknya informasi yang
didapatkan dapat menjadi sumber acuan untuk penelitian yang akan
dilaksanakan selanjutnya.
5.2.2 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh pengetahuan serta menambah wawasan
pengetahuan dan sebagai acuan agar dapat menerapkan peran bidan salah
satunya sebagai educator, agar dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
5.2.3 Bagi Institusi
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai kontribusi ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran khususnya terkait wasting
5.2.4 Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan untuk tempat penelitian mengenai
pengetahuan ibu mengenai wasting. Selain itu,untuk meningkatkan
pelayanan balita khususnya mengenai gizi pada balita.
1.4.2.5 Bagi Ibu
Dapat menambah wawasan ibu tentang wasting sehingga dapat
merubah prilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi balitanya.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., Soetardjo, S., & Soekatri, M. (2019). Gizi seimbang dalam daur
kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Andriani, F., Bd, S. K., Keb, M., Balita, B. D. A. N., Kebidanan, A., Neonatus, P.,
& Balita, B. D. A. N. (n.d.). Asuhan Kebidanan pada neonatus, bayi dan
balita.
Arisman. (2014a). Buku Ajar Ilmu Gizi. Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Arisman, M. (2014b). Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi.
Jakarta : EGC.
Aziz Alimul, H. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Budiman; Riyanto. (2013). Budiman dan Riyanto, 2013, Kapita Selekta
Kuesioner : Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan,Penerbit
Salemba Medika, Jakarta, pp. 11-22. Fakl Farmasi; Skripsi.
Budiman, & Agus, R. (2013). Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian
Kesehatan. In Salemba Medika. https://doi.org/10.22435/bpsk.v15i4
Okt.3050
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. (2020). Profil Kesehatan Kota
Palangkaraya Tahun 2019. Persepsi Masyarakat Terhadap Perawatan
Ortodontik Yang Dilakukan Oleh Pihak Non Profesional, 53(9), 1689–1699.
Hidayat, aziz alimul. (2011). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. In 1.
Hidayat, A. A. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : Salemba Medika.
Insani. (2017). Indonesia Sehat Tanpa Wasting. In https://yizi.info/pdf-to-
docx.html#google_vignette.
Kemenkes RI. (2017). Buku saku pemantauan status gizi. In Buku saku
pemantauan status gizi tahun 2017.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buku saku pemantauan status gizi. Buku Saku
Pemantauan Status Gizi Tahun 2017.
Muliyati, H. (2019). Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan terhadap
Peningkatan Berat Badan Balita Gizi Kurang. Jurnal Ners Widya Nusantara
Palu, 2(1), 2017.
Notoatmodjo, S. (2012a). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012b). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. In Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012c). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012d). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (edisi revisi
2012). In Jakarta: rineka cipta.
Nurmaliza dan Sara Herlina. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu
Terhadap Status Gizi Balita. Jurnal Kesmas Asclepius, 1, 106–115.
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan :Pendekatan Praktis.
In Salemba Medika. https://doi.org/10.1007/0-387-36274-6_24
Oktaviani, E. (2020). Hubungan pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pola asuh dan
penyakit infeksi dengan wasting pada balita: literatur review. UNISA
YOGYA. http://digilib.unisayogya.ac.id/4941/1/Eka
Oktaviani_1610201123_PSIK_Naspub - Oktaviani.pdf
Pehe, Y. T., Muskananfola, I. L., & Goa, M. Y. (2022). Hubungan Antara
Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Dengan Perawatan Balita Kurus
(Wasting) Di Puskesmas Oepoi Kota Kupang. Chmk Nursing Scientific
Journal, 6(1), 220–227.
Pratama, F. (2021). Pencegahan Dampak Dan Resiko Masalah Stunting Pada
Anak Berbasis Keluarga Dan Masyarakat. Kemensos.
https://puspensos.kemensos.go.id/pencegahan-dampak-dan-resiko-masalah-
stunting-pada-anak-berbasis-keluarga-dan-masyarakat
Sari, F. A. dan D. S. P. (2020). Resiko Wasting Di Posyandu Desa Getasrabi
Masalah kurang gizi akut pada anak balita di Indonesia masih cukup tinggi .
Kurang gizi akut yaitu bila berdasarkan hasil pengukuran antropometri
berat badan ( BB ) dan tinggi badan ( TB ) diperoleh nilai z-skor B. 8(1),
82–92.
Septikasari, M. (2018). Status Gizi Anak Dan Faktor Yang Mempengaruhinya.
Yogyakarta: UNY Press.
Setiyani, A., A, S., & Esyuananik. (2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Pra Sekolah. In Kementerian Kesehatan RI.
Sondakh, J. (2013). . Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Erlangga.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian. Metode Penelitian.
Unicef. (2012). Kesehatan Ibu & Anak. UNICEF Indonesia. https://doi.org/9870
United Nations Children’s Fund (Unicef). (2020). Situasi Anak Di Indonesia,
Tren, Peluang, Dan Tantangan Dalam Memenuhi Hak-Hak Anak. In
UNICEF Indonesia. Jakrta: Unicef Indonesia.
Wawan, A. & D. M. (2014). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan
Prilaku Manusia (II). Yogyakarta : Nuha Medika.
Widyanata, C. Della, Arief, Y. S., & Kurnia, I. D. (2020). Gambaran Pengetahuan
Ibu Dan Pola Asuh Dalam Pemberian Makan Dengan Status Gizi Pada Balita
Di Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. BIMIKI (Berkala Ilmiah
Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia), 8(2), 63–73.
https://doi.org/10.53345/bimiki.v8i2.130
LAMPIRAN
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth................
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ezra Novita Sulistia Ningrum
Institusi : Mahasiswa Diploma Tiga Kebidanan STIKES Eka Harap
Palangka Raya
Sehubungan dengan dilakukannya penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan
ibu yang memiliki Balita tentang Wasting Di Kelurahan Petuk Katimpun Kota
Palangka Raya” untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan
berkenan untuk mengisi lembar kuesioner yang disediakan. Dengan kerendahan
hati saya, mohon kesediaan anda untuk menjadi responden dalam penelitian
ini. Semua data maupun informasi yang dikumpulkan akan dijaga kerahasiaannya
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika bersedia untuk menjadi
responden mohon untuk menandatangani pernyataan kesediaan menjadi
responden. Atas perhatian dan kesediaannya, saya ucapkan terimakasih.
Saya (Setuju / Tidak setuju*) untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti.
Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari peneliti yang setuju untuk
mengetahui tentang “Tingkat Pengetahuan ibu yang memiliki Balita tentang
Wasting Di Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya” saya telah
diberitahu jawaban terhadap kuesioner tidak akan diberitahukan kepada siapapun.
Partisipasi saya atau penolakan saya untuk menjawab kuesioner ini tidak akan
merugikan saya. Saya mengerti bahwa tujuan penelitian ini akan sangat
bermanfaat. Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,
saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini
Peneliti Responden
(..................................) (..................................)
KUISIONER
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG
WASTING Di KELURAHAN PETUK KATIMPUN KOTA PALANGKA
RAYA
A. Petunjuk pengisian :
1. Isilah titik-titik dengan jawaban anda
2. Jika jawaban berupa pilihan maka beri tanda (√) sesuai jawaban anda
B. Identitas Responden
1. Nomor responden : ………………………………………….
2. Umur ibu : ………………………………………….
3. Pendidikan ibu : ………………………………………….
4. Pekerjaan ibu : ………………………………………….
5. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang wasting?
Ya
Tidak
6. Bila ya, Sumber Informasi :
Media cetak (Koran, Majalah, Buku, dll)
Media Elektronik ( Internet, TV, Radio, dll)
Non media ( Teman, Guru, Orang Tua, dll)
C. Kuesioner Penelitian
Petunjuk pengisian kuesioner :
1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti sebelum menjawab.
2. Berilah tanda silang (√) pada pilihan yang sesuai dengan pilihan anda.
B: Benar
S: Salah
3. Untuk kelancaran penelitian, mohon kepada saudara untuk menjawab
semua pertanyaan sesuai dengan pengetahuan saudara.
4. Waktu untuk menjawab kuesioner adalah 25 menit.
5. Bila ada petunjuk yang kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
Skor 1 Skor 0
1 Wasting atau kurus pada balita merupakan
kurangnya berat badan terhadap tinggi badan
sehingga tubuh anak tersebut tampak tidak
sebanding atau tidak normal
2 Wasting atau kurus pada balita merupakan
suatu kondisi kekurangan gizi akut dimana
BB anak tidak sesuai dengan umur
3 Wasting atau kondisi kurus pada balita
4 Wasting disebabkan oleh asupan nutrisi yang
inadekuat dan dapat juga terjadi akibat
penyakit
5 diare dan infeksi saluran pernafasan
merupakan penyebab dari penyakit yang
dapat mengakibatkan wasting
6 Kekurangan asupan energi dan protein dapat
mengakibatkan wasting
7 Pola asuh yang tidak benar seperti pemberian
makanan dan kesehatan dapat mengakibatkan
wasting
8 Pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan
pertama dapat mencegah terjadinya wasting
pada anak
9 Lingkungan yang kotor menjadi factor tidak
langsung terjadi wasting
10 Wasting ditandai dengan badan yang kurus
tidak sesuai dengan tinggi badan anak
11 Lingkar lengan atas (LILA) cenderung kecil,
biasanya kurang dari 12,5 cm merupakan
tanda gejala wasting
12 Memiliki pembengkakan karena cairan
(edema) di beberapa bagian tubuh
13 anak wasting yang bertahan hidup
meningkatkan risiko tumbuhnya stunting
(pendek)
14 Anak dengan wasting perkembangan kognitif
di atas rata-rata
15 Anak dengan wasting dapat mengganggu
tumbuh kembangnya
16 Pencegahan wasting dengan mencukup
kebutuhan gizi Asam Folat
17 Anak dengan wasting akan mudah terserang
penyakit
18 Sumber Zat Besi, yodium dan Asam Folat
dapat diperoleh dari telur, kentang, brokoli,
makanan laut, pepaya, dan alpukat.
19 Pencegahan wasting dini dimulai dengan
pemberian ASI secara ekslusif 6 bulan
pertama bayi lahir tanpa diberikan minuman
tambahan lainnya
20 Mendapat imunisasi dasar lengkap
merupakan pencegahan wasting pada anak
21 Pencegahan wasting dengan mencukup
kebutuhan gizi a Asam Folat
22 Salah satu penanganan wasting dengan
memberikan makan dengan sumber makanan
hewani seperti daging merah, daging ayam,
ikan, susu, telur, dan lainnya
23 Pemberian susu formula F-25 untuk
mengatasi wasting dengan kondisi anak mulai
stabil serta nafsu makan meningkat
24 Memerikan makanan dengan kandungan
energi yang tinggi guna mendukung kenaikan
berat badan merupakan penanganan wasting
KISI-KISI
KUISIONER
No Parameter Soal
1 Pengertian wasting 1,2, 3
2 Penyebab wasting 4,5,6,7,8,9
3 Tanda gejala wasting 10,11,12
4 Dampak wasting 13,14,15,16
5 Pencegahan wasting 17,18,19,20,21
6 Penanganan wasting 22,23,24
JAWABAN
1. B 11. B 21. B
2. S 12. S 22. B
3. B 13. B 23. B
4. S 14. S 24. B
5. B 15. B
6. B 16. B
7. B 17. B
8. B 18. B
9. S 19. B
10. B 20. B
REKAPITULASI DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
KUISIONER PENEGTAHUAN TENTANG WASTING
Resp P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1
1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
2
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1
5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
7
1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
10
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
11
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
12
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
13
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
14
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
18
0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
19
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
21
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
22
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
23
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
26
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
28
0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
29
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
OUT PUT SPSS
Tahap I
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
soal1 11,30 54,326 ,815 ,950
soal2 11,30 54,326 ,815 ,950
soal3 11,30 54,326 ,815 ,950
soal4 11,25 54,829 ,766 ,951
soal5 11,50 55,105 ,705 ,952
soal6 11,30 54,853 ,741 ,951
soal7 11,25 54,303 ,843 ,950
soal8 11,25 54,829 ,766 ,951
soal9 11,30 54,326 ,815 ,950
soal10 11,20 54,905 ,789 ,951
soal11 11,25 55,250 ,705 ,952
soal12 11,15 56,976 ,524 ,954
soal13 11,30 54,326 ,815 ,950
soal14 11,30 54,326 ,815 ,950
soal15 11,65 57,924 ,370 ,955
soal16 11,25 56,618 ,581 ,954
soal17 11,60 58,358 ,284 ,957
soal18 11,75 59,355 ,200 ,957
soal19 11,60 56,042 ,619 ,953
soal20 11,60 56,042 ,619 ,953
Soal21 11,60 56,042 ,619 ,953
Soal22 11,60 56,042 ,619 ,953
Soal23 11,20 54,905 ,789 ,951
Soal24 11,60 56,042 ,619 ,953
Soal25 11,60 56,042 ,619 ,953
Soal26 11,20 54,905 ,789 ,951
Tahap II
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
soal1 10,60 48,568 ,838 ,958
soal2 10,60 48,568 ,838 ,958
soal3 10,60 48,568 ,838 ,958
soal4 10,55 49,208 ,764 ,959
soal5 10,80 49,747 ,662 ,960
soal6 10,60 49,200 ,743 ,959
soal7 10,55 48,576 ,862 ,958
soal8 10,55 49,208 ,764 ,959
soal9 10,60 48,568 ,838 ,958
soal10 10,50 49,211 ,798 ,959
soal11 10,55 49,524 ,716 ,960
soal12 10,45 51,313 ,500 ,962
soal13 10,60 48,568 ,838 ,958
soal14 10,60 48,568 ,838 ,958
soal16 10,55 50,997 ,495 ,962
Soal17 10,90 50,411 ,609 ,961
soal19 10,90 50,411 ,609 ,961
soal20 10,90 50,411 ,609 ,961
Soal21 10,90 50,411 ,609 ,961
Soal22 10,90 50,411 ,609 ,961
Soal23 10,50 49,211 ,798 ,959
Soal24 11,60 56,042 ,619 ,953
Soal25 11,60 56,042 ,619 ,953
Soal26 11,20 54,905 ,789 ,951
RELIABILITY
KETENTUAN Cronbach > 0,70
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,998 24