Anda di halaman 1dari 75

PROPOSAL

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERILAKU


SEKS PRANIKAH DI SMA 10 KELURAHAN PETUK KATIMPUN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKAN RAYA
PALANGKA RAYA 2022

(PENELITIAN DESKRIPTIF)

Oleh
YUYENSI
2019.A.10.0831

YAYASAN EKAHARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2022
PROPOSAL

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERILAKU


SEKS PRANIKAH DI SMA 10 KELURAHAN PETUK KATIMPUN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKAN RAYA
PALANGKA RAYA 2022

(PENELITIAN DESKRIPTIF)

Dibuat sebagai syarat dalam menempuh ujian sidang Proposal dan


melanjutkan penelitian pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Eka Harap Palangka Raya

Oleh
YUYENSI
NIM : 2019.A.10.0831

YAYASAN EKAHARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2022

i
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN PROPOSAL/KTI DAN BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : YUYENSI
NIM : 2019.A.10.0831
Program Studi : DIII Kebidanan
Judul Karya Tulis :“ Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku
Seks Pranikah Di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun
Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya
2022”
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa proposal tersebut secara keseluruhan
adalah murni karya saya sendiri, bukan dibuatkan oleh orang lain, baik
sebagian maupun keseluruhan, bukan plagiasi sebagian atau keseluruhan
dari karya tulis orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai
sumber pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Apabila dikemudian hari didapatkan bukti bahwa karya tulis saya tersebut
merupakan hasil karya orang lain, dibuatkan oleh orang lain baik sebagian
maupun keseluruhan dan plagiasi karya tulis orang lain, saya sanggup menerima
sanksi peninjauan kembali kelulusan saya, pembatalan kelulusan,
pembatalan dan penarikan ijasah saya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sungguh-sungguh dan tanpa
paksaan dari pihak manapun. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Palangka Raya 14 Juli 2022


Mahasiswa

(YUYENSI )

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks


Pranikah Di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah
Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya 2022
Nama : YUYENSI

Nim : 2019.A.10.0831

Proposal ini telah disetujui untuk diuji

Tanggal 14 Juli 2022

Pembimbing

Meyska Widyandini,SST.M.Tr.Keb

iii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks


Pranikah Di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah Kerja
Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya 2022
Nama : YUYENSI

Nim : 2019.A.10.0831

Proposal Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji

Tanggal 14 Juli 2022

PANITIA PENGUJI :

Ketua : Rena Oki Alestari,SST,M.Tr.Keb (......................................)

Anggota : Meyska Widyandini,SST,M.Tr.Keb (......................................)

Mengetahui,

Ketua Program D-III Kebidanan

Desi Kumala F.P., SST.,M.Kes

iv
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

Judul :Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks Pranikah


Di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah Kerja Puskesmas
Jekan Raya Palangka Raya 2022
Nama : YUYENSI
Nim : 2019.A.10.0831

Proposal Ini telah diuji dan disetujui oleh tim penguji

Tanggal 14 Juli 2022

PANITIA PENGUJI :

Ketua : Rena Oki Alestari,SST,M.Tr.Keb (......................................)

Anggota : Meyska Widyandini,SST,M.Tr.Keb (......................................)

Mengetahui,

Ketua STIKes Ketua Program Studi


Eka Harap Palangka Raya D-III Kebidanan

Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes Desi Kumala F.P., SST, M.Kes

v
MOTTO
Di balik keberhasilan ku saat ini
Ada kedua orang tua dan
keluarga kecilku Yang selalu tidak
putus dalam mendo”a kan ku

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan :


1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan kesehatan, kekuatan dan berkat
kepaa saya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
2. Dr. dr. Andryansyah Arifin., MPH Sebagai Ketua Yayasan Eka Harap
Palangka Raya yang telah menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis
dalam mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangkaraya
3. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
4. Ibu Desi Kumala,SST.,M.Kes Selaku Ketua Prodi Diploma Tiga Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
5. Ibu Meyska Widyandini,SST,M.Tr.Keb Selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan memberikan
motivasi peneliti dalam penyusunan Proposal ini hingga selesai.
6. Ibu Rena Oki Alestari,SST,M.Tr.Keb Selaku Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan memberikan motivasi
peneliti dalam penyusunan Proposal ini hingga selesai
7. SMA 10 Petuk Ketimpun selaku tempat Penelitian yang telah bersedia
memberikan saya kesempatan dalam melakukan penyusunan Proposal ini.
8. Seluruh staff pengajar jurusan Diploma Tiga Kebidanan sekolah tinggi ilmu
kesehatan eka harap palangka raya yang telah memberikan bimbingan dan
ilmu pengetahuan selamaini.
9. Kepada kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang selama ini telah
banyak memberikan dukungan baik secara materi, doa, nasehat, dan
senantiasa memotivasi saya dalam menyelesaikan proposal ini.
10. Kepada seluruh teman-teman jurusan Diploma Tiga Kebidanan dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal.

vii
INTISARI

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERILAKU SEKS


PRANIKAH DI SMA 10 KELURAHAN PETUK KATIMPUN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS JEKAN RAYA PALANGKA RAYA 2022

Yuyensi; Meyska Widyandini,SST.M.Tr.Keb


Mahasiswa DIII kebidanan STIKes eka harap palangka raya
XXI+73 HALAMAN+5 Tabel+2 Gambar+1 Bagan+9 Diagam Pie

Latar Belakang : Seks pranikah banyak terjai dikalangan remaja, seks bebas
pada awalnya bisa terjadi karena seseorang mengalami pemaksaan ataupun
pemerkosaan dan dampak dari pacaran. Akibat yang di tanggung terus menerus
melakukan seks bebas adalah kehamilan tidak diinginkan, aborsi, tekanan
psikologi, Kehamilan Resiko Tinggi dan pernikahan secara dadakan atau married
by accidental.
Tujuan Umum : Penelitan ini adalah untuk Mengetahui Bagaimanakah Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks Pranikah Di SMA 10
Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka
Raya tahun 2022
Metode : Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dengan populasi dan sampel
sebanyak 34 responen dengan menggunakan teknik total sampling,instrument
yang digunakan adalah kuesioner , setelah ditabulasi data akan dianalisis melalui
editing,coding,scoring dan tabulating,penyajian data disajikan alam bentuk
diagram pie.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian dari 34 responden di SMA 10 Kelurahan
Petuk Katimpun Kota Palangka Raya Tentang Tingkat Pengetahuan remaja putri
tentang perilaku seks pranikah di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun yang
dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2022 diperoleh hasil tentang pengertian
berpengetahuan kurang yaitu (59%),penyebab berpengetahuan kurang yaitu
(70%), dampak berpengetahuan kurang yaitu (47%),Upaya Perilaku Seks
Pranikah berpengetahuan kurang yaitu (59%).
Kesimpulan : Secara keseluruhan tingkat pengetahuan remaja putri tentang
perilaku seks pranikah di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka
Raya adalah kurang yaitu (91%) tentang Perilaku Seks Pranikah. Hal ini di
sebabkan oleh faktor usia responden yang rata-rata berusia <20 tahun. Maka
solusi nya adalah Ada baiknya pihak sekolah melakukan kerja sama dengan
tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelurahan petuk katimpun untuk
melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang Seks Pranikah

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Siswa, Seks Pranikah


Literatur : 20 Literatur ( 2012-2022 )
Halaman : 73 Halaman

viii
ABSTRACT

KNOWLEDGE LEVEL OF ADOLESCENT WOMEN ABOUT PREMARRIED


SEX BEHAVIOR IN SMA 10 KELURAHAN PETUK KATIMPUN WORKING
AREA OF JEKAN RAYA PUSKESMAS PALANGKA RAYA 2022

Yuyensi; Meyska Widyandini,SST.M.Tr.Keb


Students at the DIII Midwifery At STIKes Eka Harap Palangka Raya
XXI+73 Pages+5 Tables+2 Figures+1 Chart+9 Pie Charts

Backround : Premarital sex occurs a lot among teenagers, free sex at first can
occur because someone experiences coercion or rape and the impact of dating.
The consequences of continuing to have free sex are unwanted pregnancies,
abortions, psychological pressure, high risk pregnancies and impromptu marriages
or married by accidental.
The purpose : of this research is to find out how the level of knowledge of young
women about premarital sex behavior in SMA 10 Petuk Katimpun Village, Jekan
Raya Palangka Raya Community Health Center in 2022.
Methods : This type of research is descriptive with a population and a sample of
34 respondents using a total sampling technique, the instrument used is a
questionnaire, after tabulating the data will be analyzed through editing, coding,
scoring and tabulating, the presentation of the data is presented in the form of a
pie chart.
The results : of this study obtained 43 respondents with the results of the
frequency distribution. The level of knowledge of respondents based on the
understanding of Premarital Sex Behavior in SMA 10 Petuk Katimpun Village,
Jekan Raya Palangka Raya Community Health Center 2022, of the 34 respondents
studied who had less knowledge, 20 respondents (59%).
Conclusion :Based on the results of the research that has been done, it can be
concluded that the Knowledge of Class 10 Students about Premarital Sex
Behavior is still lacking in knowledge. This is due to the lack of knowledge of
adolescents about premarital sexual behavior and the lack of student curiosity
about premarital sexual behavior. So the solution is for the school to work
together with health workers in the Petuk Katimpun sub-district to conduct health
education or counseling.

Keywords : Knowledge Level, Students, Premarital Sex


Literature : 20 Literature ( 2012-2022 )
Pages : 73 Pages

ix
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini.
Adapun penyusunan ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian
sidang Proposal dan melanjutkan penelitian pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Eka Harap Palangka Raya, dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Perilaku Seks Pranikah Di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah
Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya. Selama mengikuti pendidikan dan
terutama selama menyusun Proposal ini penulis telah banyak mendapat bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan rasa
terimakasih yang tak terhingga pada semua pihak yang telah memberi bantuan dan
dukungan kepada penulis. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang
terhormat :
1. Dr. dr. Andryansyah Arifin., MPH Sebagai Ketua Yayasan Eka Harap
Palangka Raya yang telah menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis
dalam mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangkaraya
2. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
3. Ibu Desi Kumala,SST.,M.Kes Selaku Ketua Prodi Diploma Tiga Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
4. Ibu Meyska Widyandini,SST,M.Tr.Keb Selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan memberikan
motivasi peneliti dalam penyusunan Proposal ini hingga selesai.
5. Ibu Rena Oki Alestari,SST,M.Tr.Keb Selaku Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan memberikan motivasi
peneliti dalam penyusunan Proposal ini hingga selesai
6. SMA 10 Petuk Ketimpun selaku tempat Penelitian yang telah bersedia
memberikan saya kesempatan dalam melakukan penyusunan Proposal ini.

x
7. Seluruh staff pengajar jurusan Diploma Tiga Kebidanan sekolah tinggi ilmu
kesehatan eka harap palangka raya yang telah memberikan bimbingan dan
ilmu pengetahuan selamaini.
8. Kepada kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang selama ini telah
banyak memberikan dukungan baik secara materi, doa, nasehat, dan
senantiasa memotivasi saya dalam menyelesaikan proposal ini.
9. Kepada seluruh teman-teman jurusan Diploma Tiga Kebidanan dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan lebih
lanjut untuk kesempurnaan penelitian ini semoga bermanfaat bagi pembaca.

Palangka Raya 14 Juli 2022

Penulis

xi
DAFTAR ISI
Hlm
HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................... i
SURAT PERNYATAAN................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI PROPOSAL....................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL..................................................... v
MOTTO........................................................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN......................................................................... vii
INTISARI........................................................................................................ viii
ABSTRACT..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR.................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xv
LAMPIRAN.................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan................................................................................................... 4
1.4 Manfaat................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Pengetahuan ................................................................. 6
2.1.1 Pengertian Pengetahuan.................................................................. 6
2.1.2 Tingkat pengetahuan....................................................................... 6
2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan....................................................... 7
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan............................ 9
2.1.5 Pengukuran Pengetahuan................................................................ 11
2.2 Konsep Dasar Remaja dan Seks Pra Nikah.......................................... 12
2.2.1 Definisi Remaja.............................................................................. 12
2.2.2 Kesehatan Reproduksi Remaja....................................................... 13
2.2.3 Seks Pranikah.................................................................................. 13
2.2.4 Faktor Penyebab Seks Pranikah...................................................... 14
2.2.5 Dampak Seks Pra Nikah................................................................. 14
2.2.6 Pencegahan seks pranikah.............................................................. 14
2.2.7 Kerangka konsep............................................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian.................................................................................. 19
3.2 Kerangaka kerja.................................................................................... 20
3.3 Identifikasi variable.............................................................................. 21
3.4 Definisi operasional.............................................................................. 22
3.5 Populasi,Sampel dan sampling............................................................. 23
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data................................................... 24

xii
BAB IV HASIL AN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................... 27
4.2 Hasil Penelitian……………………………………………………… 30
4.3 Pembahasan…………………………………………………………. 39

BAB V KESIMPULAN AN SARAN


5.1 Kesimpulan………………………………………………………… 45
5.2 Saran……………………………………………………………….. 46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 21


Tabel 4.1 Distribusi Tentang pengertian Seks Pranikah.................................. 31
Tabel 4.2 Distribusi Tentang Faktor penyebab perilaku seks pra nikah........... 33
Tabel 4.3 Distribusi Tentang Dampak Perilaku Seks Pranikah........................ 34
Tabel 4.4 Distribusi Tentang Upaya Perilaku Seks Pranikah........................... 37

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep.......................................................................... 18


Gambar 3.1 Kerangka Kerja............................................................................. 20

xv
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Inform Consent


Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas
Lampiran 5. Kisi-kisi Kuesioner
Lampiran 6. Lembar Konsultasi

xvi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seks pranikah banyak terjai dikalangan remaja, seks bebas pada
awalnya bisa terjadi karena seseorang mengalami pemaksaan ataupun
pemerkosaan dan dampak dari pacaran. Akibat yang di tanggung terus
menerus melakukan seks bebas adalah kehamilan tidak diinginkan, aborsi,
tekanan psikologi, Kehamilan Resiko Tinggi dan pernikahan secara dadakan
atau married by accidental Dion,(2010). Kesehatan reproduksi remaja
merupakan suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi, dan proses
reproduksi yang dimiliki oleh remaja dibandingkan dengan dewasa,
kesehatan reproduksi remaja lebih rentan terhadap berbagai penyakit,
terutama infeksi menular seksual (IMS) dan dapatkan mengakibatkan
tindakan yang tidak diinginkan seperti hamil diluar nikah serta aborsi
sampai kematian (Fadhlullah et al., 2019). Perilaku seks pranikah
merupakan salah satu masalah remaja yang sedang menuju dewasa, transisi
sosial dan budaya yang mengakibatkan remaja rentan terpengaruh dampak
negatif hal ini disebabkan pada remaja terkumpul berbagai faktor risiko
seperti faktor perilaku, faktor biologis, faktor lingkungan serta faktor
budaya (Fadhlullah et al., 2019). Salah satu permasalahan yang menonjol
dikalangan remaja di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah Kerja
Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya adalah masih ada remaja yang tidak
mengerti tentang Perilaku Seks Pranikah dan pentingnya kesehatan
reproduksi. Sehingga remaja melakukan perilaku seksual pranikah secara
aktif dengan kelompok remaja mereka. Fenomena seks pranikah di
Indonesia pada kalangan remaja dapat ditemukan di perkotaan maupun
perdesaan, tanpa memandang suku, agama atau bahkan latar belakang
tingkat pendidikan. Revolusi seksual ini, sering disebut sebagai tren yang
merupakan salah satu ciri mencolok dari lingkungan sosiokultural Barat,
sebagian remaja menganggap hal ini sebagai normatif dan bukan hal yang
tabu lagi (Ummi Sitanggang et al., 2021).

1
2

World Health Organization (WHO,2010) mengatakan bahwa setiap


tahun terdapat 210 juta remaja yang hamil di seluruh dunia. Angka kejadian
kehamilan remaja di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan 6 di Malaysia
dan 41 di Thailand (World Bank Group). World Health Organization
mengatakan berkisar 21 juta remaja wanita yang berusia 15-19 tahun
dinegara berkembang, memiliki kasus kehamilan tiap tahun dan 49% kasus
kehamilan merupakan kasus yang tidak diingini atau terjadi sebelum
menikah (WHO, 2016). Dari angka tersebut, 46 juta di antaranya melakukan
aborsi yang diakibatkan karena terlalu nafsu birahi selama pacaran.
Akibatnya terdapat 70.000 kematian remaja karena melakukan aborsi tidak
aman sementara empat juta lainnya mengalami kesakitan dan kecacatan. Di
setiap tahun dan sekitar 750.000. Menurut WHO kasus aborsi yang terjadi di
Indonesia angka kejadiannya berkisar antara 2 sampai 2,6 juta pertahun
(Mahfud, 2020). Berdasarkan data ( Ditjen Gizi dan KIA, Kemenkes RI,
2012) di Indonesia ibu hamil yang mengalami komplikasi sebanyak
1.038.485 dengan cakupan Penanganan obsetri komplikasi 619.756
( 59,68%). Data depkes menunjukan angka kehamilan terlalu muda <20
tahun (17%). Di Indonesia menurut United Nations Development Economic
And Social Affairs, Indonesia merupakan Negara ke -37 dengan presentase
pernihakahan usia muda yang tinggi dan merupakan tertinggi kedua
ASEAN setelah kamboja. Provinsi dengan presentase perkawinan
perkawinan dini umur 10-14 tahun tertinggi adalah Kalimantan Tengah
Masing-masing (7%) sedangkan provinsi dengan presentase kasus
perkawinan dini umur 15-19 Tahun tertinggi adalah Kalimantan Tengah
(52,1%) (Ekawati, dkk, 2017). Berdasarkan Survei pendahuluan yang
dilakukan peneliti pada tanggal 20 April 2022 di Kelurahan Petuk Katimpun
dari 10 respondens 7 diantaranya menjawab tidak mengetahui tentang seks
pra nikah karena tidak pernah mendengar penyuluhan maupaun informasi
tentang seks pra nikah dan tidak bisa mendapatkan informasi melalui
jaringan internet sebab jaringan di Petuk Katimpun tidak memadai dan 3
diantaranya mengatakan mengetahui seks pra nikah yaitu melakukan
hubungan badan sebelum nikah.
3

Penyebab terjadinya perilaku seksual pada remaja adalah pengawasan


dan perhatian orang tua yang longgar, pola pergaulan bebas, lingkungan
yang bebas, semakin banyaknya hal-hal yang memberikan rangsangan
seksual yang sangat mudah dijumpai dan fasilitas seperti televisi,
handphone, komputer dan media massa yang sering diberikan oleh keluarga
tanpa menyadari efek dari media massa yang sering diberikan. Efek dari
penggunaan fasilitas tersebut dapat menyebabkan remaja ingin meniru
tokoh yang diidolakan seperti perilaku remaja yang ingin pacaran. Masa
pacaran telah diartikan sebagai masa untuk belajar aktivitas seksual dengan
lawan jenis, mulai dari ciuman, saling masturbasi, seks oral, bahkan sampai
hubungan seksual sehingga hal ini akan mengakibatkan terjadinya hamil
diluar nikah, aborsi, penyakit infeksi menular seksual. Dikalangan remaja di
SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya
Palangka Raya yaitu masih ada remaja yang tidak mengerti tentang Perilaku
Seks Pranikah dan pentingnya kesehatan reproduksi karena tidak pernah
mendengar penyuluhan maupaun informasi tentang seks pra nikah dan tidak
bisa mendapatkan informasi melalui jaringan internet sebab jaringan di
Petuk Katimpun tidak memadai.
Upaya bidan yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku seks
pranikah sejak dini yaitu dengan memberikan edukasi terhadap orang tua
untuk memberikan aspek moral dari seksualitas bagi perkembangan anak-
anak dikemudian hari. Lingkungan keluarga di rumah adalah tempat yang
terbaik untuk menyampaikan informasi tentang seks kepada anak-anaknya.
Orang tualah yang paling mengenal sifat anak-anaknya. Orang tua pula yang
mengetahui tingkat kematanganya. Informasi dan penyuluhan serta
konseling perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah pada kesehatan
reproduksi remaja. Keluarga dan masyarakat sekitar juga ikut peduli dengan
kondisi remaja untuk membantu remaja jika mengalami masalah kesehatan
reproduksi, dengan cara diarahkan dan dicarikan jalan keluar yang baik
dengan pemecahan masalah pada tempat pelayanan kesehatan reproduksi
remaja untuk mendapatkan konseling ataupun pelayanan klinis. Layanan
informasi tidak hanya sekedar memberikan informasi kepada individu,
4

melainkan layanan ini juga memiliki tujuan dan fungsi yang tentunya akan
menjadikan individu menjadi lebih baik. Beberapa metode yang biasa
digunakan untuk layanan informasi antara lain (1) Ceramah, Tanya Jawab
dan Diskusi (2) Media. Pelayanan bimbingan dan konseling sangat berperan
penting dalam hal ini dengan memberikan layanan informasi mengenai
kesehatan reproduksi pada remaja pria dan wanita yang sedang tumbuh
berkembang dapat memperoleh sumber informasi yang benar (Ningsih et
al., 2021). Berdasarkan latar belakang diatas, Peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Perilaku Seks Pranikah di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah
Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya Tahun 2022.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka penulis membuat
rumusan masalah dalam penelitian “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Tentang Perilaku Seks Pranikah di SMA 10 Kelurahan Petuk
Katimpun Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya tahun
2022”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Perilaku Seks Pranikah Di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun
Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya tahun 2022.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.2.3.1 Untuk Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Pengertian Seks Pra Nikah
1.2.3.2 Untuk Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Faktor Penyebab Seks Pranikah
1.2.3.3 Untuk Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Dampak Seks Pranikah
1.2.3.4 Untuk Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Pencegahan Seks Pranikah
5

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Teoritis
Penelitian ini dapat berguna untuk menambah ilmu dan pengetahuam
serta memperkuat Teori Konsep khususnya tentang Perilaku Seks Pranikah
di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah Kerja Puskesmas Jekan
Raya.
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi
Dengan dilakukannya penelitian ini hendaknya infromasi yang
didapatkan dapat menjadi sumber acuan untuk penelitian yang akan
dilaksanakan selanjutnya.
1.4.2.2 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh pengetahuan serta menambah wawasan
pengetahuan dan sebagai acuan agar dapat menerapkan pelayanan
kebidanan khususnya pada kesehatan reproduksi remaja terutama
masalah tentang Perilaku Seks Pranikah
1.4.2.3 Tempat Penelitian
Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi remaja putri khususnya terkait masalah tentang Perilaku Seks
Pranikah.
1.4.2.4 Akademik
Sebagai media referensi bagi peneliti selanjutnya yang nantinya
menggunakan konsep dan dasar penelitian yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan


2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengetahuan adalah suatu yang
diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini
dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar
berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya.
Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh
seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya
pemahaman-pemahaman baru (Budiman 2013 : 3).
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan manusia
terhadap suatu dan harsat untuk mengingatkan harkat hidup sehingga
kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang sebagai upaya
untuk memenuhi kebutuhan manusia baik dimasa sekarang maupun dimasa
depan (Ariani 2014 : 16).
Jadi tingkat pengetahuan adalah sesuatu yang didapatkan dengan cara
melihat, mendengar, dan merasakan suatu kejadian baru. Sehingga
seseorang dari tidak tahu menjadi tahu dan mempunyai pengetahuan baru
tentang seuastu.
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Titik Lestari, S.Kep. 2015:4 Tingkat pengetahuan adalah
tingkat seberapa kedalaman seseorang dapat menghadapi, mengalami,
memperdalam perhatian seperti sebagaimana manusia menyelesaikan
masalah tentang konsep-konsep baru dan kemampuan dalam belajar dikelas.
Untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara rinci terdiri dari
enam tingkatan:
2.1.2.1 Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yagg dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalaman pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu spesifik dari sesuatu bahan yang diterima atau dipelajari.
Kata kerja yang dipelajari untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang

6
7

dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraiakan, mendefinisikan,


menyatakan, dan sebagainya.
2.1.2.2 Memahami (comprehesion)
Kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang diketahui dan
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
2.1.2.3 Aplikasi (application)
Aplikasi diartiakan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada suatu kondisi atau situsi nyata.
2.1.2.4 Analisis (analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam komponen-komponen,
tapi masih dalam suatu struktur tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
2.1.2.5 Sintetis (synthesis)
Kemampuan meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Atau menyusun formulasi baru dari
formulasi yang ada.
2.1.2.6 Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi/penilaian terhadap suatu materi/objek.
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Kholik, 2012 : 26-28 Dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
2.1.3.1 Cara Memperoleh Pengetahuan Non Ilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode
penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan
pada periode ini diantara lain:
1.2.3.5 Cara coba salah ( trial and error )
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan
8

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan, dan apabila kemungkinan


tersebut tidak berhasil, maka akan dicoba dengan kemungkinan yang lain.
1.2.3.6 Cara kekuasaan atau otoritas
Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa terlebih dahulu
menguji atau membutikan kebenaran, baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang
yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang
dikemukakannya adalah benar.
1.2.3.7 Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahun. Hal ini dilakukan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan pada masa yang lalu. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak
semua pengalaman pribadi dapat menurut seseorang untuk menarik
krsimpulan dari pengalaman dengan benar diperlakukan berpikir kristis dan
logis.
1.2.3.8 Melalui jalan pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
mengunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-
pernyataan khusus dan umum. Deduksi adalah proses pembuatan
kesimpulan dari pernyataan umum dan khusus.
2.1.3.2 Cara Modern atau Ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini
lebih sistematik, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan cara mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek
penelitian.
9

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


2.1.4.1 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengnembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan diluar sekolah (baik in formal maupun formal)
dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses
pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dan juga untuk
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut menerima informasi.
Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa,
semakin banyak informasi yang masuk makin banyak pula pengetahuan
didapatkan tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu diterapakan bahwa
seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengatahuan
rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mengandung dua aspek,
yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek
positif dari objek yang diketahui, maka akan menumbuhkan sikap semakin
positif terhadap objek tersebut (Budiman,dkk. 2014).
Pendidikan terdiri dari :
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan Tinggi
10

2.1.4.2 Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia dan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya. Sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak
(Budiman,dkk. 2014).
Usia terdiri dari :
1. Usia <20 tahun
2. Usia 20-35 tahun
3. Usia >35 tahun
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia
akan beulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikr aqn bekerja. Dan dari segi
kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada
orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya, hal ini sebagai
akibat ari pengalaman dan kematangan jiwanya .

2.1.4.3 Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak ada yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu (Budiman,dkk.2014).
Menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) Lingkungan
ialah seluruh kondisi yang ada sekitar manusia dan pengaruhnya dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat memengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok. Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang berpikiran
luas maka pengetahuannya akan lebih baik daripada orang yang hidupnya
dilingkungan yang berpikir sempit Zulmiyetri, dan Nurhastuti, dkk (2019).
11

2.1.4.4 Pekerjaan
Lingkungan pekerjan dapat membuat seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Freksensi kesakitan dan kematian terkait erat dengan jenis pekerjaan
(Budiman Chandra, 2013 : 61).
Pekerjaan terdiri dari :
1. PNS
2. Swasta
3. Wiraswasta
4. Tidak bekerja
Menurut Zulmiyetri, dan Nurhastuti, dkk (2019) Pekerjaan adalah
serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau diselesaikan
oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing.status
pekerjaan yang rendah sring mempengaruhui tingkat pengetahan seseorang,
karena pekerjaan biasanya sebagai status social dimasyarakat.
2.1.4.5 Keahlian
Keahlian merupakan salah satu sumber pengetahuan yang bermanfaat.
Kini orang cenderung menerima asumsi-asumsi seorang ahli hanya bila dia
mendasarkan pernyataan-pernyataannya pada pengalaman atau sumber-
sumber pengetahuan lain yang dapat dipercayai (Nyoman Dantes, 2012 :
15).
2.1.4.6 Sumber Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang
mempunyai arti bagi si penerima atau mempunyai nilai nyata dan terasa
bagi keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang
dari pengirim yang ditunjukkan kepada penerima pesan.
Sumber informasi dapat diperoleh dari :
1. Media cetak seperti buku, poster, dan majalah kesehatan
2. Keluarga
3. Teman
4. Tenaga kesehatan
12

Informasi yaitu apabila seseorang mempunyai smber informasi yang


lebih akurat dan banyak maka akan memberikan pengetahuan yang jelas
berdasarkan paa sumber informasi tersebut Risnah (2021).
Sumber informasi yaitu sumber informasi dan teknologi yang
membutuhkan informasi sekaligus menghasilkan informasi. Jika
pengetahuan berkembang sangat cepat maka informasi berkembang sangat
cepat pula. Adanya ledakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan
dalam bidang ilmu dan pengetahuan, maka semakin banyak ilmun
pengetahuan yang baru bermunculan Zulmiyetri, dan Nurhastuti, dkk
(2019).

2.1.5 Pengukuran Pengetahuan


Menurut Skinner yang dikutip dari Kapita Selekta Kuesioner.
(Budiman,dkk.2014). Bila seseorang mampu menjawab mengenai materi
baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut
mengenai bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan tersebut
dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot pengetahuan seseorang
ditetapkan dengan hal-hal berikut :
2 Bobot 1 : Tahap tahu dan pemahaman.
3 Bobot 2 : Tahap tahu, pemahaman, aplikasi, dan analisa.
4 Bobot 3: Tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sinetis, dan evaluasi.
Pengaturan pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
kuesioner, yang menyatakan tentang isi diukur dari subjek penelitian atau
responden. Skala ini menggunakan data kuatitatif berbentuk angka-angka
yang menggunakan alternatif jawaban karena menggunakan peningkatan
yaitu kolom yang menunjukan nilai tertentu. Dengan demikian analisa data
dilakukan dengan mencermati banyaknya centangan dalam setiap kolom
yang bersangkutan. Dalam penelitian hanya menggunakan dua pilihan
yaitu : “Benar” (B), “Salah” (S). Selanjutnya dilakukan penelitian dimana
setiap jawaban benar-benar dari masing-masing pertayaan diberi nilai yang
jika salah diberi nilai 0. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan
jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (nilai tinggi) kemudian
13

dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase dengan rumus yang

digunakan sebagai berikut :

Keterangan :
N = Nilai pengetahuan
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
Penilaian :
Jika Benar :1
Jika Salah :0
2.1.6 Katagori Pengetahuan
Menurut (Arikunta, 2013) Pengetahuan dibagi menjadi 3 katagori, yaitu :
1. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh
pertanyaan
2. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh
pertanyaan
3. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar ≤ 55% dari seluruh
pertanyaan.
2.2 Konsep Dasar Remaja
2.2.1 Definisi Remaja
Menurut WHO dalam (Kemenkes, 2012) remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri RI Nomor 25
tahun 2014, remaja adalah penduduk yang berada dalam rentang usia 10-18
tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah
(Infodatin Kemenkes RI, 2012).
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual.
Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai
petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas
perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila
keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tersebut tidak tepat,
mereka akan jatuh dalam perilaku berisiko dan mungkin harus menanggung
14

akibat jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah kesehatan
fisik dan psikososial (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Kemenkes
RI, 2012).
Remaja dapat disimpulkan suatu kelompok potensial yang perlu
mendapat perhatian serius karena remaja dianggap sebagai kelompok yang
mempunyai risiko secara seksual maupun kesehatan reproduksi dimana
mereka memiliki rasa keingintahuan yang besar dan ingin mencoba sesuatu
yang baru.
2.2.2 Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh
remaja. Dibandingkan dengan dewasa, kesehatan reproduksi remaja lebih
rentan terhadap berbagai penyakit, terutama infeksi menular seksual (IMS)
dan dapatkan mengakibatkan tindakan yang tidak diinginkan seperti , Hamil
diluar nikah serta aborsi sampai kematian (Fadhlullah et al., 2019).
Kesehatan Reproduksi remaja adalah suatu keadaan sejahtera fisik,
mental, dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam suatu yang berkaitan dengan system reproduksi, fungsi dan
prosesnya (Matahari,ratu,2018).
Kesehatan Reproduksi remaja dapat disimpulkan yaitu suatu keadaan
sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan social yang
berkaitan dengan alat fungsi serta proses reproduksi.
2.3 Konsep Dasar Seks Pranikah
2.3.1 Definisi Seks Pra Nikah
Seks pra nikah menurut Djamba, 2013 dalam (Hapsari,anindya,2019)
pada dasarnya merupakan suatu aktivitas seksual yang dilakukan oleh
individu dengan orang lain sebelum menikah.
Perilaku seks pranikah merupakan salah satu masalah remaja yang
sedang menuju dewasa. Transisi sosial dan budaya yang mengakibatkan
remaja rentan terpengaruh dampak negatif. Hal ini disebabkan pada remaja
terkumpul berbagai faktor risiko seperti faktor perilaku, faktor biologis,
faktor lingkungan serta faktor budaya (Fadhlullah et al., 2019).
15

Dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual pranikah adalah perilaku


yang mengarah pada keintiman heteroseksual yang merupakan manifestasi
dari adanya dorongan seksual yang dapat diamati secara langsung melalui
perbuatan yang tercermin dalam tahap-tahap perilaku seksual yang meliputi
segala macam tindakan seksual seperti berkencan, bergandengan tangan,
berciuman, hingga bersenggama yang melibatkan dua orang dengan jenis
kelamin yang berbeda tanpa melalui proses pernikahan yang sah menurut
agama dan kepercayaan tiap-tiap individu.
2.3.2 Faktor Penyebab Seks Pranikah
Sedangkan menurut Aryani (2010) dalam (Hasibuan dkk, 2015) faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan
seksual pranikah adalah,
1. Adanya dorongan biologis
2. Pemberian fasilitas (termasuk uang)
3. Pergeseran nilai-nilai moral dan etika,
4. Kemiskinan,
5. Hubungan antara orangtua dan remaja yang buruk,
6. Tekanan negatif teman sebaya,
7. Pemahaman tingkat agama,
8. Terpapar media pornografi.

2.3.3 Dampak Seks Pra Nikah


Dampak seks Pra Nikah menurut Hapsari,anindya, 2019 yaitu :
2.3.3.1 Kehamilan tidak diinginkan
Kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang dialami oleh seorang
perempuan yang sebenarnya belum menginginkan atau sudah tidak
menginginkan hamil (BKKBN, 2009). Sedangkan menurut PKBI,
kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan
idak menghendaki adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan.
Kehamilan juga merupakan akibat dari suatu perilaku seksual yang bisa
dicegah maupun tidak disengaja.
16

2.3.3.2 Aborsi
Kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada remaja akan memberikan dampak
negatif baik dari segi fisik, psikologi, sosial, dan spiritual. Dampak dari
segi fisik akan membahayakan ibu maupun janin yang dikandungnya atau
ibu akan mencoba melakukan aborsi yang bisa berujung pada kematian.
2.3.4 Upaya Pencegahan Seks Pra Nikah
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah
kesehatan reproduksi remaja adalah dengan mengadakan pelayanan
kesehatan reproduksi remaja. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
bertujuan untuk (Infodatin, 2012):
2.3.4.1 Mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual berisiko dan
perilaku berisiko lainnya yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi. Perilaku seksual berisiko antara lain seks pranikah yang dapat
berakhir pada kehamilan yang tidak diinginkan, perilaku seksual berganti-
ganti pasangan, aborsi tidak aman, dan perilaku berisiko tertular Infeksi
Menular Seksual (IMS) termasuk HIV. Perilaku berisiko lain yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi antara lain penyalahgunaan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) dan perilaku gizi buruk
yang dapat menyebabkan masalah gizi khusus lainnya.
2.3.4.2 Mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat
dan bertanggungjawab yang meliputi persiapan fisik, psikis, dan sosial
untuk menikah dan menjadi orang tua pada usia yang matang.
Menurut Kartikasari (2013), untuk mengintervensi masalah kehamilan
tidak diinginkan pada remaja, dilakukan strategi pendampingan remaja
dengan cara preventif, promotif, rehabilitasi, dan kuratif sebagai berikut
(Kartikasari, 2013):
1. Strategi Preventif
Strategi preventif yaitu suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
yang sedang menjadi fokus, dalam hal ini adalah kasus kehamilan tidak
diinginkan. Dalam strategi preventif, persoalan kehamilan remaja dengan
melakukan promosi pencegahan kehamilan tidak diinginkan melalui berbagai
saluran komunikasi dan pendekatan. Saluran komunikasi dilakukan secara
17

langsung melalui strategi dengan menjangkau kelompok-kelompok didalam


masyarakat yang karena faktor tertentu memiliki hambatan untuk mengakses
informasi dan layanan publik yang ada didalam masyarakat, pertemuan,
diskusi-diskusi dalam kelompok kecil maupun besar. Sedangkan komunikasi
melalui media dengan menggunakan media konvensional dan media yang
berbasiskan teknologi informasi (Kartikasari, 2013).
2. Strategi Promotif
Strategi promotif yaitu suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi. Pemberian informasi
reproduksi remaja dapat digunakan sebagai strategi promotif dengan
pengorganisasian remaja dengan tujuan untuk lebih menjadikan remaja lebih
aktif untuk mengetahui informasi kesehatan reproduksi dan kemudian
menyampaikan kepada teman sebaya yang ada di lingkungannya.
Pengorganisasian remaja disini berusaha mengorganisir atau mengumpulkan
remaja untuk lebih peduli dan sadar tentang pentingnya informasi kesehatan
reproduksi bagi mereka. Setelah mereka terorganisir atau terkumpul,
selanjutnya kaan dilakukan kegiatan pendampingan. Pendampingan yang
dilakukan terhadap remaja dengan peran sebagai fasilitator, pendidik, dan
konselor. Remaja yang tergabung dalam pengorganisasian remaja diberi
informasi melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pengorganisasian
remaja antara lain dengan diadakannya pertemuan rutinan, lobbying,
pengayaan, membuat media, audiensi, feedback komunitas, pelatihan peer
education (Kartikasari, 2013).
3. Strategi Rehabilitasi
Strategi rehabilitasi dimaksudkan untuk memulihkan kedudukan (keadaan,
nama baik) menjadi seperti semula agar menjadi manusia yang berguna dan
memiliki tempat di masyarakat. Dibutuhkannya orang-orang terdekat yang
mampu membantu memecahkan masalah yang dihadapi dan memberi
dukungan kepada remaja yang mengalami kejadian kehamilan tidak
diinginkan. Orang-orang terdekat disini memposisikan diri mereka sebagai
sahabat bagi para remaja yang mengalami kejadian kehamilan tidak
diinginkan sehingga mereka akan merasa lebih nyaman untuk menceritakan
18

hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan yang mereka alami (Kartikasari,


2013).
4. Strategi Kuratif
Strategi kuratif yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan pada saat terjadi
penyimpangan sosial. Konseling bisa menjadi salah satu strateginya. Dengan
berkonsultasi, diharapkan remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan
bisa menceritakan segala hal berkaitan dengan kehamilannya. Konseling bisa
dilakukan melalui tatap muka, media sosial, dan pendampingan sesuai
kebutuhan remaja. Dalam melakukan konseling kepada remaja merupakan
strategi yang disesuaikan yaitu bagaimana sebenarnya strategi yang dijalankan
Dimana dalam pelaksanannya cenderung bersifat tidak kaku atau lebih luwes,
sehingga dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh
remaja yang saling berbeda antara remaja dengan remaja lainnya (Kartikasari,
2013).
Pencegahan seks pra nikah pada remaja dapat dicegah dengan cara
menghindari kontak dengan benda pornografi, berpacaran dengan tidak dibiarkan
tenggelam dalam rangsangan seks yang menggoda, tidak membiarkan zona erotis
dirangsang, mengingatkan bahaya seks pra nikah, bila ada teman berada dalam
situasi yang menjurus ke hubungan seks pra nikah, menciptakan kelompok yang
mampu saling menahan dorongan seks, menumbuhkan peran serta masyarakat
untuk saling mengawasi adanya peluang terjadinya hubungan seks pra nikah,
mendekatkan diri kepada Tuhan dan berdoa, tidak berduaan di tempat sepi,
menumbuhkan sifat jujur pada diri sendiri, memperbaiki cara berkomunikasi
dengan orang lain untuk menciptakan hubungan komunikasi yang nyaman dengan
masyarakat, berpacaran yang sehat, dan sebagai motivator. Upaya pencegahan
hubungan seks pra nikah dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kualitas hubungan orang tua dan remaja Sebagai orang tua
hendaknya bersikap terbuka terhadap masalah seksual, sehinggga bisa
menjadi tempat curhat bagi anak yang membutuhkan informasi seksual.
Sikap dan perilaku orang tua juga berperan sebagai contoh atau teladan
anaknya dalam menyikapi hubungan seks pra nikah
19

2. Keterampilan menolak tekanan negatif dari teman Teman sebaya atau


teman bergaul mempunyai pengaruh yang besar dalam mempengaruhi
sikap dan perilaku remaja. Untuk itu remaja perlu berinisiatif dalam
melakukan penolakan terhadap ajakan teman yang mengarah ke hal yang
negatif atau lebih amannya, perlu memilih teman yang membawa
pengaruh positif dalam bergaul sehingga remaja dapat bersikap bijaksana
terhadap hubungan seks pra nikah.
3. Meningkatkan relijiusitas remaja yang baik Ajaran agama untuk remaja
sebaiknya tidak hanya dikhotbahkan akan tetapi diwujudkan dalam bentuk
kegiatan yang nyata yang dikaitkan dengan dengan masalah-masalah
kontekstual dalam kehidupan remaja (misalnya masalah kesehatan
reproduksi dan seksual). Dari kegiatan yang nyata akan membentuk sikap
remaja yang bijaksana khususnya dalam menyikapi hubungan seks pra
nikah.
4. Pembatasan atau pengaturan peredaran media pornografi Diharapkan
media member manfaat yang positif yaitu lebih menampilkan pesan-pesan
seksualitas yang mendidik, karena sebenarnya media dapat dimanfaatkan
sebagai media yang ampuh dalam menyampaikan materi pendidikan
seksualitas. Dengan informasi yang positif maka akan membawa dampak
positif pula pada sikap dan perilaku remaja.
5. Promosi tentang kesehatan seksual bagi remaja yang melibatkan peran
sekolah, pemerintah dan lembaga non pemerintah Siswa perlu
memanfaatkan layanan bimbingan konseling yang ada dalam memberikan
pendidikan seks untuk siswa. Lembaga pemerintah ataupun lembaga non
pemerintah perlu mengadakan seminar mengenai kesehatan seksual remaja
dan pendidikan seksual secara keseluruhan. Penyampaiannya perlu dibuat
secara menarik agar siswa secara sadar diri dapat mengambil sikap
terhadap hubungan seks pra nikah secara bijaksana dengan sendirinya
tanpa paksaan dari siapapun, karena kesadaran diri dari remaja itu sendiri
merupakan cara yang paling penting dalam mencegah hubungan seks pra
nikah.
20

2.4 Kerangka Konsep


Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisai hubungan
atau kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya, antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,
2013). Kerangka konsep pada penelitian ini adalah:

Faktor yang Tingkat Tingkat Pengetahuan


mempengaruhi : pengetahuan : Remaja Putri Tentang
1. Pendidikan 1. Tahu Perilaku Seks Pra Nikah:
2. Umur 2. Memahami 1. Pengertian Seks Pra
3. Pekerjaan Nikah
4. Minat 3. Aplikasi 2. Faktor Penyebab
5. Pengalaman 4. Analisis Seks Pra Nikah
6. Kebudayaan 5. Sintesi 3. Dampak Seks Pra
s
7. Informasi 6. Evaluasi Nikah
4. Pencegahan Seks Pra
Nikah

Katagori Pengetahuan :
Baik : 76-100%
Keterangan: Cukup : 56-75%
= Diteliti Kurang: <56%
= Tidak di teliti
= Berhubungan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Tingkat Tingkat Pengetahuan Remaja Putri


Tentang Perilaku Seks Pra Nikah Di SMA 10 Kelurahan Petuk
Katimpun Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka
Raya Tahun 2022
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Thomas et al (2010:11) Penelitian deskriptif (descriptive research)
adalah sebuah tipe penelitian yang berusaha untuk menjelaskan status dari
studinya. Menurut Lexy J. Moleong, (2014:5) Deskriptif adalah peneliti
berusaha mendeskripsikan atau melukiskan secara mendalam tentang
kehidupan masyarakat (Perilaku Manusia) yang diteliti. Menurut Ahmad,
jamaludin (2015:9) menyatakan bahwa suatu desain penelitian adalah
rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian
dan mengontrol variabel atau fokus penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan survey yaitu suatu rancangan
yang digunakan untuk mengumpulkan data dari informasi dan pengetahuan
dan pendapat sehingga dapat memperkuat bukti-bukti empiris dalam
menjawab pertanyaan penelitian (Ahmad, jamaludin, 2015:47). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Perilaku Seks Pra Nikah Di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun
Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya Tahun 2022.

19
20

3.2 Kerangka Kerja


Kerangka kerja merupakan pekerjaan utama yang dianggap signifikan
dalam penelitian ini adalah yang dianggap yang sesuai dengan fokus,
permasalahan dan tujuan penelitian (Badara, Aris, 2013 :75). Kerangka
kerja dalam penelitian ini sebagai berikut.

Populasi
Seluruh remaja putri di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun
Kota Palangka Raya sebanyak 34 orang

Sampel
Seluruh remaja putri yang terdata di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun
Kota Palangka Raya sebanyak 34 orang

Teknik Sampling
(Total sampling)

Desain Penelitian
Deskriptif

Pengumpulan data
Pengumpulan Data Menggunakan Kuisioner

Analisa Data
Analisis Data Editing, Cording, Scoring, Tabulating

Penyajian Hasil
Penyajian Data Dalam Bentuk Diagram Dan Presentase

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Tingkat Tingkat Pengetahuan Remaja Putri


Tentang Perilaku Seks Pra Nikah Di SMA 10 Petuk Katimpun
Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya Tahun
2022.
21

3.3 Definisi Operasional


Definisi Operasional merupaka uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang yang diukur oleh variabel yang
bersangkutan (Notoatmodjo, 2012:112)
Tabel 3.2 Definisi Operasional Tingkat Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks Pra Nikah Di SMA 10
Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya Tahun 2022

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor


Variabel Segala sesuatu yang 1. Pengertian Seks Pra Penilaian :
independen dipahamil dan diketahui Nikah Kuesioner Ordinal Benar : 1.
Tingkat oleh Remaja Putri 2. Faktor Penyebab Seks Pra Salah : 0
Nikah
Pengetahuan Tentang Seks Pra Nikah Rumus:
3. Dampak Seks Pra Nikah
Remaja Putri 4. Penanganan Seks Pra
Tentang Seks Pra Nikah
Nikah Keterangan:
N : Nilai pengetahuan
Sp : Skor yang didapat.
Sm : Skor tertinggi
maksimum.

Katagori :
1) Baik: 76-100%
2) Cukup : 56%-75%
3) Kurang: <56%
22

3.4 Populasi, Sampel, Sampling


3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Nursalam, 2016 :
302). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Seluruh remaja
putri kelas XII di SMA 10 Kelurahan Petuk Wilayah Kerja Puskesmas
Jekan Raya Palangka Raya berjumlah 34 Orang
3.5.2 Sampel
Sampel penelitian merupakan bagian dari ukuran dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Menurut (Arikunto, 2013)
mengatakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sampel digunakan sebagai pertimbangan untuk focus pada sebagian
populasi, sampel dalam penelitian merupakan langkah awal dalam
keberhasilan peneliti karena pemilihan sampel yang dilakukan dengan tidak
benar akan memberikan peneliti yang tidak benar. Sampel pada penelitian
ini yaitu Seluruh remaja putri yang terdata di SMA 10 Kelurahan Petuk
Katimpun Kota Palangka Raya sebanyak 34 orang
3.5.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh
dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2016 : 113).
Pada penelitian ini sampling yang digunakan adalah dengan
menggunakan Total Sampling merupakan teknik pengumpulan sampel bila
semua anggota populasi yang digunakan sebagai sampel, sampel ini juga
digunakan jika jumlah populasi relative kecil yaitu tidak lebih dari 30 orang,
Total Sampling Juga disebut dengan sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel (Hanum.,Siregar,Dkk.2021).
23

3.5 Pengumpulan Data dan Analisa Data


3.6.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data berisi penjelasan cara pengumpulan data terutama
tentang alat pengumpulan data, sebelum melakukan pengumpulan data,
perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil
penelitian. Apakah menggunakan angket atau koesioner, observasi,
wawancara, test, skala likert, atau dokumentasi. Alat ukur pengumpulan
data pada penelitian ini adalah kuesioner yaitu menyatakan salah satu
bentuk instrumen pengumpulan data yang memerlukan banyak persiapan
sebelum alat tersebut dinyatakan sah dan reliable untuk dipakai kusioner
dalam bentuk benar salah (Wibowo, Adik, 2016:247).
3.6.2 Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu
penelitian, karena dengan analisislah data dapat mempunyai arti/makna
yang dapat berguna untuk memecahkan masalah penelitian (Hastono,
susatnto priyo, 2016:14).
Hastono, susatnto priyo (2016:8). Tahap pengolahan data yang
dipergunakan meliputi beberapa tahap yaitu :
3.6.2.1 Penyuntingan Data (Editing)
Penyuntingan data adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukkan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2015 : 126).
3.6.2.2 Codding (Pemberian kode)
Codding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi
data berbentuk angka atau bilangan (Hastono, sutanto priyo, 2016:8).
Pengkodean data dapat dibedakan menjadi :
1. Data Umum
a) Umur Respondens
Kode 1 = 10-19 Tahun
Kode 2 = > 19 Tahun
b) Sumber Informasi
Kode 1 = Media Cetak (Koran, Majalah, Poster)
24

Kode 2 = Medis Elektronik (TV,Radio, Film)


Kode 3 = Penyuluhan kesehatan
Kode 4 = Lain-lain (Teman/Keluarga, dsb)
2. Data Khusus
Kode 0 = Jawaban Salah
Kode 1 = Jawaban Benar
3.6.2.3 Scoring
Scoring adalah memberikan skor terhadap semua item yang telah diisi
oleh responden, tentukan nilai tertinggi dan terendah. Setelah jawaban
terkumpul kemudian jawaban tersebut diberikan nilai sesuai
kriteriapenilaian yaitu Pernyataan Benar :1, Salah : 0 (Wawan dan Dewi,
2013:8).
Penilaian :

Keterangan:
N = Total nilai
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
Berdasarkan hasil perhitungan, kemudian hasilnya di interpretasikan
dalam beberapa kategori menurut yaitu :
Kategori :
Baik: 76%-100%
Cukup : 56%-75%.
Kurangi Nilai : <56%.
3.6.2.4 Tabulating
Tabulasi merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar
dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk dianalisis dan
disajikan dalam tabel dan seterusnya dalam grafik (Lapau, Buchri,
2015:115). Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), tabulasi
adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan
dalam pengamatan dan evaluasi
25

Tabel data dapat dilakukan melalui :


Data frekuensi yaitu data ke dalam tabel frekuensi dilakukan sebelum
analisis data, tabel frekuensi disusun untuk semua variabel penelitian yang
disusun tersendiri.
3.6.2.5 Keterbatasan
Keterbatasan peneliti dalam penyusunan proposal ini adalah peneliti
kesulitan mendapatkan data dikarenakan akses keluar masuk kelurahan
terhambat karena kondisi pandemi covid selain itu minimnya referensi
terkait data seks pranikah.
3.6.2.6 Etika Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012:201), etika Merupakan ilmu atau
pengetahuan tentang apa yang dilakukan seseorang atau pengetahuan
tentang adat kebiasaan yang dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-
hari. Masalah etika dalam penelitian yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan,
keputusan yang diambil oleh manusia yang kompeten bebas
melakukan pilihan tanpa adanya paksaan. Jika subjek bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden
tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
Tujuannya adalah supaya subjek mengerti maksud dan tujuannya
(Syahdrajat, Tantur, 2015:128).
2) Anonimity (Tanpa Nama)
Anonimity menjelaskan bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data, cukup menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
disajikan tersebut(Syahdrajat, Tantur, 2015:128).
3) Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan menjelaskan bahwa data yang dikumpul dalam penelitian
ini dijamin kerahasiaannya oleh sipeneliti, karena itu data yang
26

ditampilkan dalam bentuk data kelompok bukan data pribadi masing-


masing responden (Syahdrajat, Tantur, 2015:128)
27

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil dan pembahasan dari
pengumpulan data yang dilakukan kepada siswa SMA 10 di Kelurahan Petuk
Katimpun Kota Palangka Raya pada tanggal 8 September 2022 tentang Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks Pranikah. Dari hasil
penelitian ini meliputi larakteristik tempat penelitian, data umum respondens
dan data khusus. Adapun data umum merupakan karakteristik subjek penelitian
yaitu data demografi dari siswa SMA 10 yang diteliti seperti umur, pernah
mendapatkan informasi dan sumber informasi. Sedangkan yang termasuk data
khusus yaitu tentang pengertian, penyebab, dampak dan upaya perilaku seks pra
nikah. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2022. Data diperoleh
dari pembagian kuesioner kepada 34 orang siswa.
4.1 Karakteristik Umum Lokasi Penelitian

SMA 10 Palangka Raya yang terletak di Jl. Petuk Katimpun Km 10


Cilik riwut Kota Palangka Raya dengan SK Pendirian : 188.45/524/2014
tanggal SK : 2014-11-21 Kecamatan Jekan Raya Kabupaten Kota Palangka
Raya provinsi Kalimantan Tengah dengan lokasi Geografis Lintang-2 Bujur
113, dengan memiliki luas tanah milik 1 m2 dan luas tanah bukan milik 70000
m2 yang terbagi dengan 3 ruangan kelas, 2 ruangan Laboratorium dan 1 ruangan
Perpustakaan.
4.2 Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil dan pembahasan dari
pengumpulan data yang dilakukan di Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka
Raya pada tanggal 8 Agustus 2022 tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Perilaku Seks Pranikah Di Sma 10 Kelurahan Petuk Ketimpun
Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya 2022. Data diperoleh
melalui pemberian kuesioner untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja putri
yang di SMA 10 tentang Perilaku seks Pranikah dengan jumlah respondennya
sebanyak 34 orang yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini. Adapun
data umum yang merupakan karakteristik subjek penelitian yaitu data demografi
meliputi apakah pernah mendapat informasi dan sumber informasi. Sedangkan

27
28

yang termasuk dalam data khusus yaitu remaja putri yang di SMA 10 tentang
Perilaku seks Pranikah.
4.2.1 Data Umum
Setelah dilakukan penelitian di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun
Kota Palangka Raya, maka didapatkan hasil penelitian yang diperoleh dengan
mengumpulkan data primer yang mencakup apakah pernah mendapat informasi
dan sumber informasi yang didapatkan dengan menyebarkan kuesioner pada 34
responden kemudian data akan ditampilkan dalam diagram pie dan narasi
sebagai berikut.
4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian Menggunakan kuesioner yang telah
diberikan pada 34 responden maka distribusi responden berdasarkan usia dapat
dilihat dalam diagram pie dibawah ini

Diagram 4.1 Karakteristrik Responden Berdasarkan Usia di SMA 10


Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya tahun
2022
Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui dari 34 responden
sebanyak 34 responden (100%) berusia dibawah <20 tahun.
4.2.1.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian Menggunakan kuesioner yang telah
diberikan pada 34 responden maka distribusi responden berdasarkan pernah atau
tidak mendapatkan informasi dapat dilihat dalam diagram pie dibawah ini
29

Diagram 4.2 Karakteristrik Responden Berdasarkan Pendidikan di


SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya
tahun 2022
Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui dari 34 responden
sebanyak 34 responden (100%) berpendidikan SMA.

4.2.1.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pernah Atau Tidak


Mendapatkan Informasi
Berdasarkan hasil penelitian Menggunakan kuesioner yang telah
diberikan pada 34 responden maka distribusi responden berdasarkan pernah atau
tidak mendapatkan informasi dapat dilihat dalam diagram pie dibawah ini:

Diagram 4.3 Karakteristrik Responden Berdasarkan Pernah atau


Tidaknya Mendapatkan Informasi di SMA 10 Kelurahan
Petuk Katimpun Kota Palangka Raya tahun 2022
Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui dari 34 responden
sebanyak 17 responden (50%) pernah mendapatkan informasi dan yang tidak
pernah mendpatkan informasi 17 respondens (50%) tentang perilaku seks
pranikah.
30

4.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi


Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner yang telah
diberikan kepada 34 responden maka distribusi responden berdasarkan sumber
informasi dapat dilihat dalam diagram pie dibawah ini:

Diagram 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi


di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka
Raya tahun 2022
Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui dari 34 responden
sebanyak 6 responden (36%) mendapatkan informasi dari media cetak , dan
sebanyak 8 responden (24%) mendapatkan informasi dari media elektronik, dan
sebanyak 1 responden (3%) mendapatkan infromasi dari lingkungan dan
sebanyak 2 responden (6%) mendapatkan informasi dari teman dan keluarga
dan sebanyak 17 responden (50%) tidak pernah mendapatkan sumber informasi
tentang perilaku seks pranikah.
4.2.2 Data Khusus
Pada bagian ini akan disajikan data berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada tanggal 8 agustus s/d 9 agustus mengenai tingkat pengetahuan
remaja putri di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya
tentang Perilaku Seks Pra Nikah. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:
4.2.2.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang pengertian
Seks Pranikah
Hasil penelitian dengan parameter pengertian Seks Pranikah melalui
kuesioner kepada 34 responden di Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka
Raya setelah dilakukann pengolahan data maka diperoleh hasil sebagai berikut:
31

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi jawaban responden Tentang pengertian


Seks Pranikah
No Soal Jawaban Responden
Benar Salah
F % F %
8 Perilaku yang mengarah pada ketertarikan seksual 7 21 27 79
terhadap lawan jenis yang merupakan adanya
dorongan seksual yang dapat diamati secara
langsung melalui perbuatan
14 Perilaku yang mengarah ke pada perbuatan luar 25 74 9 26
keintiman seksualitas seperti melakukan
hubungan badan setelah menikah merupakan seks
pranikah
3 Perilaku yang mengarah kepada perbuatan suami 12 35 22 65
istri setelah syah adalah seks pranikah
16 Suatu aktivitas seksual yang dilakukan oleh 3 9 31 91
individu dengan orang lain sebelum menikah
merupakan maksud dari seks pra nikah
5 Suatu aktivitas seksual yang dilakukan oleh 29 85 5 15
individu dengan orang lain sesudah menikah
merupakan maksud dari seks pra nikah
18 Perilaku seks pranikah merupakan salah satu 6 18 28 82
masalah remaja yang sedang menuju dewasa
20 Perilaku seks pranikah merupakan salah satu 18 53 16 47
bukan masalah remaja yang sedang menuju
dewasa
Jumlah Skor (rata-rata) 14 42 20 58
Berdasarkan hasil penelitian dari 34 responden yang menjawab benar
pada soal nomor 8 sebanyak 7 responden (21%), soal nomor 14 sebanyak 25
responden (74%) dan soal nomor 3 sebanyak 12 responden (35%) soal nomor
16 sebanyak 3 respondens (9%) soal nomor 5 sebanyak 29 respondens (85%)
soal nomor 18 sebanyak 6 responden (18%) dan soal nomor 20 sebanyak 18
respondens (43%). Dari ketujuh soal tersebut, rata-rata responden tertinggi
menjawab benar sebanyak 14 responden (42%). Berdasarkan data diatas dapat
dilihat distribusi Tingkat pengetahuan responden berdasarkan pengertian
Perilaku Seks Pranikah pada diagram pie dibawah ini:
32

Diagram 4.5 Pengetahuan Responden Berdasarkan Pengertian Seks


Pranikah di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Kota
Palangka Raya tahun 2022

Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui dari 34 responden


sebagian besar yang memiliki pengetahuan baik 0 respondens (0%) dan yang
memiliki pengetahuan cukup 2 respondens (6%) dan yang memiliki
pengetahuan kurang 32 respondens ( 94%) dan tentang pengertian Seks
Pranikah
4.2.2.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Faktor
Penyebab Perilaku Seks Pranikah
Hasil penelitian dengan parameter penyebab perilaku seks pranikah
melalui kuesioner dengan 6 pertanyaan kepada 61 responden di Kelurahan
Petuk Katimpun Kota Palangka Raya, yaitu sebagai berikut:
33

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi jawaban responden Tentang Faktor


penyebab perilaku seks pra nikah

No Pertanyaan Jawaban Responden


Benar Salah
F % F %
13 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi 16 47 18 53
remaja untuk melakukan hubungan seksual
pranikah adalah Adanya dorongan biologis,
Pemberian fasilitas (termasuk uang),
Pergeseran nilai-nilai moral dan etika,
Kemiskinan,
17 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi 13 38 21 62
remaja untuk melakukan hubungan seksual
pranikah Hubungan antara orangtua dan
remaja yang buruk,Tekanan negatif teman
sebaya, Pemahaman tingkat agama, Terpapar
media pornografi
10 Hubungan antara orangtua dan remaja yang 5 15 29 85
buruk,Tekanan negatif teman sebaya,
Pemahaman tingkat agama, Terpapar media
pornografi bukan merupakan factor
penyebab prilaku seks pranikah
2 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi 29 85 5 15
remaja untuk melakukan hubungan seksual
pranikah adalah Adanya dorongan biologis,
Pemberian fasilitas (termasuk uang),
Pergeseran nilai-nilai moral dan etika,
Kemiskinan, Hubungan antara orangtua dan
remaja yang buruk,Tekanan negatif teman
sebaya, Pemahaman tingkat agama, Terpapar
media pornografi
Jumlah Skor (rata-rata) 16 46 18 54

Berdasarkan hasil penelitian dari 34 responden yang menjawab benar pada


soal nomor 13 sebanyak 16 responden (47%), soal nomor 17 sebanyak 13
responden (38%), soal nomor 10 sebanyak 5 responden (15%), soal nomor 2
sebanyak 29 responden (85%), Dari keempat soal tersebut, rata-rata responden
tertinggi menjawab benar sebanyak 16 responden (48%). Berdasarkan data diatas
dapat dilihat distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan Faktor
penyebab perilaku seks pra nikah pada diagram pie dibawah ini:
34

Diagram 4.6 Pengetahuan Responden Berdasarkan Faktor penyebab


perilaku seks pra nikah di SMA 10 Kelurahan Petuk
Katimpun Kota Palangka Raya tahun 2022

Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui dari 34 responden


sebagian besar yang memiliki pengetahuan baik 4 respondens ( 12 %) dan yang
memiliki Pengetahuan Cukup yaitu sebesar 24 respondens ( 70%) dan yang
memiliki pengetahuan kurang 6 respondens (18%) tentang faktor penyebab
Perilaku Seks Pranikah
4.2.2.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Perilaku Seks
Pranikah.
Hasil penelitian dengan parameter Dampak Perilaku Seks Pranikah
melalui kuesioner dengan 5 pertanyaan kepada 34 responden di SMA 10
Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya, yaitu sebagai berikut:
35

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi jawaban responden Tentang Dampak


Perilaku Seks Pranikah
No Pertanyaan Jawaban Responden
Benar Salah
F % F %
12 Hubungan antara orangtua dan 30 88 4 12
remaja yang buruk,Tekanan
negatif teman sebaya,
Pemahaman tingkat agama,
Terpapar media pornografi
merupakan factor penyebab anak
yang kekurangan didikan
9 Dampak seks Pra Nikah yaitu 16 47 18 53
kehamilan yang tidak
diinginkan, aborsi,
7 Dampak dari segi fisik akan 22 65 12 35
membahayakan ibu maupun
janin yang dikandungnya atau
ibu akan mencoba melakukan
aborsi yang bisa berujung pada
kematian merupakan dampak
dari prilaku seks pranikah
11 Suatu kondisi dimana pasangan 27 79 7 21
tidak menghendaki adanya
proses kelahiran akibat dari
kehamilan merupakan bukan
dari dampak prilaku seks pra
nikah
4 Suatu kondisi dimana pasangan 22 65 12 35
menghendaki adanya proses
kelahiran akibat dari kehamilan
merupakan bukan dari dampak
prilaku seks pra nikah
Jumlah Skor (rata-rata) 23 69 11 31
Berdasarkan hasil penelitian dari 34 responden yang menjawab benar pada
soal nomor 12 sebanyak 30 responden (88%), soal nomor 9 sebanyak 22
responden (65%), dan soal nomor 7 sebanyak 27 responden (79%), soal nomor 11
sebanyak 27 responden (79%), dan soal nomor 4 sebanyak 22 respondens (64%).
Dari kelima soal tersebut, rata-rata responden tertinggi menjawab benar sebanyak
23 (66%). Berdasarkan data diatas dapat dilihat distribusi tingkat pengetahuan
responden berdasarkan dampak Perilaku Seks Pranikah pada diagram pie dibawah
ini:
36

Diagram 4.7 Pengetahuan Responden Berdasarkan Dampak Perilaku


Seks Pranikah di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun
Kota Palangka Raya tahun 2022.

Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui dari 34 responden


sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebesar 20 respondens
(59%) dan yang memiliki pengetahuan cukup 10 respondens (29%) dan yang
memiliki pengetahuan kurang 4 respondens (12%) tentang dampak Perilaku Seks
Pra Nikah.
4.2.2.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Upaya
Perilaku Seks Pranikah.
Hasil penelitian dengan parameter Upaya perilaku seks pranikah melalui
kuesioner dengan 4 pertanyaan kepada 34 responden di SMA 10 Kelurahan Petuk
Katimpun Kota Palangka Raya, yaitu sebagai berikut:
37

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi jawaban responden Tentang Upaya Perilaku


Seks Pranikah
No Pertanyaan Jawaban Responden
Benar Salah
F % F %
6 Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah 21 62 13 38
untuk mengatasi masalah kesehatan
reproduksi remaja adalah dengan
mengadakan pelayanan kesehatan reproduksi
remaja
1 Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah 17 50 17 50
untuk mengatasi masalah kesehatan
reproduksi remaja adalah dengan
mengadakan pelayanan kontrasepsi gawat
darurat
19 Salah satu upaya yang dapat dilakukan 6 18 28 82
dengan berkonsultasi, diharapkan remaja
yang mengalami kehamilan tidak diinginkan
bisa menceritakan segala hal berkaitan
dengan kehamilannya.
15 Salah satu upaya untuk menangani seks 7 21 27 79
pranikah yaitu dengan Pemberian informasi
reproduksi remaja dapat digunakan sebagai
strategi promotif dengan pengorganisasian
remaja dengan tujuan untuk lebih menjadikan
remaja lebih aktif untuk mengetahui
informasi kesehatan reproduksi dan kemudian
menyampaikan kepada teman sebaya yang
ada di lingkungannya
Jumlah Skor (rata-rata) 13 38 21 63

Berdasarkan hasil penelitian dari 34 responden yang menjawab benar pada


soal nomor 6 sebanyak 21 responden (62%), soal nomor 1 sebanyak 17 responden
(50%), soal nomor 19 sebanyak 6 responden (18%) dan soal nomor 15 sebanyak 7
responden (21%). Dari keempat soal tersebut, rata-rata responden tertinggi
menjawab benar sebanyak 13 (38%). Berdasarkan data diatas dapat dilihat
distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan Upaya Perilaku seks
Pranikah pada diagram pie dibawah ini:
38

Diagram 4.8 Pengetahuan Responden Berdasarkan Upaya Perilaku


seks Pranikah di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun
Kota Palangka Raya tahun 2022.

Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui dari 34 responden


sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebesar 20 responden (59%)
dan yang memiliki pengetahuan baik 10 respondens (29%) dan yang memiliki
pengetahuan cukup 4 respondens (12%) tentang Upaya Perilaku Seks Pranikah
4.2.2.5 Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks Pranikah
Berdasarkan hasil penelitian Menggunakan kuesioner yang telah diberikan
pada 34 responden maka distribusi responden secara keseluruhan dilihat dalam
diagram pie dibawah ini:

Diagram 4.9 Pengetahuan Responden Berdasarkan Perilaku seks


Pranikah Secara Umum di SMA 10 Kelurahan Petuk
Katimpun Kota Palangka Raya tahun 2022.
39

Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui dari 34 responden


sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu sebesar 0 responden (0%) dan
yang memiliki pengetahuan cukup 3 respondens (9%) dan yang memiliki
pengetahuan kurang 31 respondens (91%) tentang Pengetahuan Perilaku Seks
Pranikah.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pengertian Perilaku
Seks Pranikah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui diketahui dari 34
responden sebagian besar yang memiliki pengetahuan baik 0
respondens (0%) dan yang memiliki pengetahuan cukup 2 respondens
(6%) dan yang memiliki pengetahuan kurang 32 respondens ( 94%) dan
tentang pengertian Seks Pranikah
Berdasarkan teori menurut (Budiman, dkk.(2014)). Usia
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia dan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya. Sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak.
Dewasa awal (20-30 tahun) merupakan massa dimana seseorang secara
maksimal mencapai prestasi yang memuaskan dalam belajar secara
mandiri, baik dari finansial, pekerjaan, hubungan social maupun
karirnya Pada massa dewasa awal ini kemampuan berpikir lebih realistis
dan jauh kedepan, berstrategi serta selalu bersemnagat untuk
berwawasan luas. (Budiman,dkk.(2014),
Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan fakta karena dari hasil penelitian dari 34 responden sebagian
besar memiliki pengetahuan kurang yaitu 32 respondens ( 94%) tentang
pengertian Seks Pranikah karena mayoritas siswa berusia < 20 tahun
walaupun mereka belum mendapatkan informasi tentang perilaku seks
pranikah secara lengkap tetapi sebagian dari mereka masih memiliki
pengetahuan cukup hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman respondens
terhadap perilaku seks pranikah.
40

Oleh karena itu disarankan untuk siswa lebih ajktif dalam mencari
informasi seputar seks pranikah dari berbagai sumber informasi dan
berbagai referensi.
4.3.2 Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Penyebab Seks Pranikah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 34 responden sebagian
besar yang memiliki pengetahuan baik 4 respondens ( 12 %) dan yang
memiliki Pengetahuan Cukup yaitu sebesar 24 respondens ( 70%) dan
yang memiliki pengetahuan kurang 6 respondens (18%) tentang faktor
penyebab Perilaku Seks Pranikah.
Berdasarkan teori (Zulmiyetri, dan Nurhastuti, dkk (2019)), Sumber
informasi yaitu sumber informasi dan teknologi yang membutuhkan
informasi sekaligus menghasilkan informasi. Jika pengetahuan
berkembang sangat cepat maka informasi berkembang sangat cepat pula.
Adanya ledakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan dalam bidang
ilmu dan pengetahuan, maka semakin banyak ilmu pengetahuan yang baru
bermunculan
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan kesenjangan antara teori dan
hasil penelitian dari 34 responden sebagian besar memiliki Pengetahuan
Cukup yaitu sebesar sebesar 24 respondens ( 70%) dan sebagian besar
responden tidak pernah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 17
responden dengan presentase (50%) dan yang pernah mendpatkan
informasi 17 respondens dengan presentase (50%) walaupun sebagian
mayoritas belum mendapatkan informasi tentang seks pranikah secara
lengkap tetapi sebagian dari mereka sudah mendapatkan informasi tentang
penyebab perilaku seks pranikah walaupun tidak secara lengkap dan
bebarapa responden masih memiliki pengetahuan cukup dan baik hal ini
dikarenakan kurangnya rasa keingintahuan respondens untuk mengetahui
lebih dalam terhadap informasi yang diberkan oleh orang sekitarnya.
Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan oleh siswa adalah
dengan mencari informs tentang perilaku seks pranikah dan aktif dalam
menacri sumber terpercaya dan referensi terbaru tentang perilaku seks
pranikah.
41

4.3.3 Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Seks


Pranikah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 34 responden
sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebesar 20
respondens (59%) dan yang memiliki pengetahuan cukup 10 respondens
(29%) dan yang memiliki pengetahuan kurang 4 respondens (12%)
tentang dampak Perilaku Seks Pra Nikah.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut menerima informasi.
Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa,
semakin banyak informasi yang masuk makin banyak pula pengetahuan
didapatkan tentang kesehatan.
Dampak seks pranikah pada remaja Seks pranikah pada remaja
dapat menimbulkan masalah bagi remaja itu sendiri, keluarga maupun
lingkungan sosial, (Infodatin (2012)), kehamilan tidak diinginkan pada
remaja dapat memiliki beberapa dampak, yaitu:
1. Dampak fisik, antara lain status kesehatan fisik rendah, perdarahan,
komplikasi dan kehamilan yang bermasalah
2. Dampak psikologis, antara lain tidak percaya diri, stres, malu
3. Dampak sosial, antara lain prestasi sekolah rendah atau drop out dari
sekolah, penolakan atau pengusiran oleh keluarga, dikucilkan oleh
masyarakat, tingkat ketergantungan keuangan yang tinggi bahkan
kemiskinan
4. Dampak bagi anak yang dilahirkan, anak yang dilahirkan oleh ibu di
usia remaja akan mengalami status kesehatan yang rendah,
keterlambatan perkembangan intelektualitas dan masalah sosial
lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan kesenjangan antara teori


dan hasil penelitian dari 34 responden sebagian besar memiliki tingkat
pengetahuan baik yaitu sebesar 20 respondens (59%) walaupun sebagian
mayoritas siswa belum mendapatkan informasi secara lengkap tentang
42

dampak perilaku seks pranikah tetapi sebagian respondens masih


memiliki pengetahuan baik. Hal ini dikarenakan mayoritas responden
berpendidikan SMA sebesar 34 responden (100%) Walaupun masih ada
responden yang berpengetahuan cukup dan kurang. Hal ini di karena
tidak ada rasa keingin tahuan untuk mengetahui lebih dalam tentang
dampak perilaku seks pranikah dan hanya sekedar mengerti saja tetapi
tidak mempelajari lebih dalam lagi.
Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan seseorang siswa
yaitu dengan memperbanyak mencari informasi tentang perilaku seks
pranikah dan mempelajari lebih dalam lagi tentang pengetahuan perilaku
seks pranikah.
4.3.4 Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Upaya Pencegahan
Perilaku Seks Pranikah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 34 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebesar 20 responden
(59%) dan yang memiliki pengetahuan baik 10 respondens (29%) dan
yang memiliki pengetahuan cukup 4 respondens (12%) tentang Upaya
Perilaku Seks Pranikah
Berdasarkan teori (Zulmiyetri, dan Nurhastuti, dkk 2019)
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat memengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok. Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang
berpikiran luas maka pengetahuannya akan lebih baik dari pada orang
yang hidupnya dilingkungan yang berpikir sempit (Zulmiyetri, dan
Nurhastuti, dkk 2019).
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi
masalah kesehatan reproduksi remaja adalah dengan mengadakan
pelayanan kesehatan reproduksi remaja (Infodatin, 2012). Pencegahan seks
pra nikah pada remaja dapat dicegah dengan cara menghindari kontak
dengan benda pornografi, berpacaran dengan tidak dibiarkan tenggelam
dalam rangsangan seks yang menggoda, tidak membiarkan zona erotis
dirangsang, mengingatkan bahaya seks pra nikah, bila ada teman berada
43

dalam situasi yang menjurus ke hubungan seks pra nikah, menciptakan


kelompok yang mampu saling menahan dorongan seks, menumbuhkan
peran serta masyarakat untuk saling mengawasi adanya peluang terjadinya
hubungan seks pra nikah, mendekatkan diri kepada Tuhan dan berdoa,
tidak berduaan di tempat sepi, menumbuhkan sifat jujur pada diri sendiri,
memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain untuk menciptakan
hubungan komunikasi yang nyaman dengan masyarakat, berpacaran yang
sehat, dan sebagai motivator.
Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat adanya kesenjangan
antara teori dan fakta. Hasil penelitian ini menunjukan 34 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebesar 20 responden
(59%) dan responden yang mendaptakan informasi yaitu sebanyak 6
responden (36%) mendapatkan informasi dari media cetak , dan sebanyak
8 responden (24%) mendapatkan informasi dari media elektronik, dan
sebanyak 1 responden (3%) mendapatkan infromasi dari lingkungan dan
sebanyak 2 responden (6%) mendapatkan informasi dari teman dan
keluarga dan sebanyak 17 responden (50%) tidak pernah mendapatkan
sumber informasi tentang perilaku seks pranikah.. Walaupun mayoritas
siswa mengetahui pengertian, penyebab, dampak perilaku seks pranikah
akan tetapi sebagian besar respondens memilki pengetahuan kurang hal ini
dikarenakan kurangnya pemahaman respondens terhadap perilaku seks
pranikah hal ini dikarenakan siswa hanya sekedar mengetahi saja dan tidak
mempelajarinya kembali padahal mereka sudah mengetahui melalui
banyak sumber dan referensi.
Oleh karena itu upaya yang dapat dilakuka yaitu siswa harus lebih
mepelajari kembali apa yang telah ia baca dan didapat sehingga tidak
hanya memahami saja
4.3.5 Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pengetahuan Secara
Umum
Dari 34 responden sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu
sebesar 0 responden (0%) dan yang memiliki pengetahuan cukup 3
44

respondens (9%) dan yang memiliki pengetahuan kurang 31 respondens


(91%) tentang Pengetahuan Perilaku Seks Pranikah.
Berdasarkan teori menurut (Budiman, dkk.(2014)). Usia
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia dan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya. Sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak.
Dewasa awal (20-30 tahun) merupakan massa dimana seseorang secara
maksimal mencapai prestasi yang memuaskan dalam belajar secara
mandiri, baik dari finansial, pekerjaan, hubungan social maupun
karirnya Pada massa dewasa awal ini kemampuan berpikir lebih realistis
dan jauh kedepan, berstrategi serta selalu bersemnagat untuk
berwawasan luas. (Budiman,dkk.(2014),
Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan fakta karena dari hasil penelitian dari 34 responden sebagian
besar memiliki pengetahuan kurang 31 respondens (91%) tentang
Pengetahuan Perilaku Seks Pranikah karena mayoritas siswa berusia < 20
tahun walaupun mereka belum mendapatkan informasi tentang perilaku
seks pranikah secara lengkap tetapi sebagian dari mereka masih memiliki
pengetahuan cukup hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman respondens
terhadap perilaku seks pranikah.
Oleh karena itu disarankan untuk siswa lebih aktif dalam mencari
informasi seputar seks pranikah dari berbagai sumber informasi dan
berbagai referensi.
45

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 34 responden di SMA 10
Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya Tentang Tingkat
Pengetahuan remaja putri tentang perilaku seks pranikah di SMA 10
Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya yang dilakukan pada tanggal
8 Agustus 2022 diperoleh kesimpulan berikut.
5.1.1 Berdasarkan hasil penelitian dari 34 responden di SMA 10 Kelurahan Petuk
Katimpun Tentang Tingkat Pengetahuan remaja putri tentang perilaku seks
pranikah di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Kota Palangka Raya yang
dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2022 diperoleh kesimpulan berdasarkan
pengertian Perilaku Seks Pranikah dari 34 respondens yang diteliti sebagian
besar yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebesar 20 responden (59%)
berdasarkan penyebab Perilaku Seks memiliki pengetahuan kurang yaitu
sebesar 24 responden (70%). berdasarkan Dampak Perilaku Seks yang
memiliki pengetahuan kurang yaitu sebesar 16 (47%). berdasarkan Upaya
Perilaku Seks Pranikah yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebesar 20
responden (59%).
5.1.2 Secara keseluruhan tingkat pengetahuan remaja putri tentang perilaku seks
pranikah di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun adalah kurang yaitu 31
respondens (91%) tentang Perilaku Seks Pranikah. Hal ini di sebabkan oleh
faktor usia responden yang rata-rata berusia <20 tahun sedangkan pada usia
ini pola fikir responde masih labil dan perlu kematangan alam berfikir
sedangkan Semakin bertambah usia dan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya. Sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin banyak. Dewasa awal (20-30 tahun) merupakan massa dimana
seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan dalam belajar
secara mandiri, baik dari finansial, pekerjaan, hubungan social maupun
karirnya Pada massa dewasa awal ini kemampuan berpikir lebih realistis dan
jauh kedepan, berstrategi serta selalu bersemnagat untuk berwawasan luas

45
46

dan faktor lain yaitu faktor informasi yang responden dapatkan dan dari
mana sumber yang responden terima.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat disarankan hal-hal
yang terkait dengan Pengetahuan remaja putri tentang Perilaku Seks
Pranikah sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Teknologi Dengan dilakukannya penelitian ini hendaknya infromasi
yang didapatkan dapat menjadi sumber acuan untuk penelitian yang
akan dilaksanakan selanjutnya.
5.2.2 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh pengetahuan serta menambah wawasan
pengetahuan dan sebagai acuan agar dapat menerapkan pelayanan
kebidanan khususnya pada kesehatan reproduksi remaja terutama
masalah tentang Perilaku Seks Pranikah
5.2.3 Tempat Penelitian
Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi remaja putri khususnya terkait masalah tentang Perilaku Seks
Pranikah.
5.2.4 Akademik
Sebagai media referensi bagi peneliti selanjutnya yang nantinya
menggunakan konsep dan dasar penelitian yang sama.
47

DAFTAR PUSTAKA

Anindya Hapsari, 2019, Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Modul Kesehatan


Reproduksi Remaja, Wineka Media
Arikunto,2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Ahmad, Jamludin. (2015). Metode Penelitian Administrasi Publik Teori dan
Aplikasi.Yogyakarta : Gava Media
Badara, Aris (2012).Analisis Wacana Teori Metode dan Penerapan pada Wacana
Media. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Braptomo dan Agus joko (2016). Metodologi Riset Kesehatan. Yogyakarta : CV
Budi Utama.
Budiman dan Agus Riyanto (2013). Kapita Salekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Enterprise,Jubilee (2014). SPSS Untuk Pemula. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Hanum,siregal,Dkk.2021.Metoe Penelitian Kesehatan.Jakarta : Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
Hapsari,Anindya (2018).Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Modul Kesehatan
Reproduksi Remaja.Malang : Wineka Media.
Hastono, Sutanto Priyo (2016). Analisa Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
Infodatin (2012).sexual Health Reproduction. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia : Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kartikasari,Bella dona (2013).Strategi PKBI DIY Dalam Pendamping Remaja
dengan Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).Yogyakarta : EGC
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/214/2019. Tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata LaksanaAsfiksia
Lapau, Buchri (2015). Metodologi Penelitian Kebidanan Panduan Penulisan
Protokol dan Laporan Hasil Penelitian. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
48

Lapau.Buchari (2012).Metode Penelitian Kesehatan Metode Ilmish Penulisan


Skripsi, Tesis, dan Disertasi.Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Nursalam. 2016. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan Jilid II. Jakarta : Rineka
Cipta
Risnah (2022).Monograf Penanganan Gizi Buruk.Yogyakarta : Jejak Pustaka
Syahdrajat, Tantur (2015).Panduan Menulis Tugas Akhir Kedokteran dan
Kesehatan.Jakarta : Prenadamedia
Wibowo, Adik (2014). Metode Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Zulmiyetri, dan Nurhastuti, dkk (2019).Buku Penulisan Karya Ilmiah.Jakarta :
Kencana
LAMPIRAN
Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth................
Di Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yuyensi
Institusi : Mahasiswa Diploma Tiga Kebidanan STIKES Eka Harap
Palangka Raya
Sehubungan dengan dilakukannya penelitian dengan judul Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks Pranikah Di SMA 10
Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya
untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan berkenan untuk
mengisi lembar kuesioner yang disediakan. Dengan kerendahan hati saya, mohon
kesediaan anda untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Semua data
maupun informasi yang dikumpulkan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika bersedia untuk menjadi responden
mohon untuk menandatangani pernyataan kesediaan menjadi responden. Atas
perhatian dan kesediaannya, saya ucapkan terimakasih

Palangka Raya, Juli 2022


Peneliti,

Metrai 10000

(Ayu Wulandari)
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN\

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku


Seks Pranikah Di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun
Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya
Tahun 2022
Peneliti : Yuyensi

Saya (Setuju / Tidak setuju*) untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti.
Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari peneliti yang setuju untuk
mengetahui tentang “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks
Pranikah Di SMA 10 Kelurahan Petuk Katimpun Wilayah Kerja Puskesmas
Jekan Raya Palangka Raya Tahun 2022” saya telah diberitahu jawaban terhadap
kuesioner tidak akan diberitahukan kepada siapapun. Partisipasi saya atau
penolakan saya untuk menjawab kuesioner ini tidak akan merugikan saya. Saya
mengerti bahwa tujuan penelitian ini akan sangat bermanfaat. Demikian secara
sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia berperan serta
dalam penelitian ini

Saksi Responden

(...........................) (..................................)
Peneliti

(..................................)
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERILAKU
SEKS PRANIKAH DI SMA 10 KELURAHAN PETUK KETIMPUN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKAN RAYA 2022
Tanggal Penelitian : …………………………………… (Di isi oleh Peneliti)
No Respondens : ……………………………………
A. Karakteristik
Data Umum
Umur :
Pernah Mendapatkan Informasi :
Pernah
Tidak Pernah
Bila Pernah dari manakah Mendapatkan Informasi :
Media Cetak
Media Elektronik
Lingkungan
Teman dan Keluarga
Pengalaman

B. Kuesiner : Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku


Seks Pranikah
Data Khusus
No Pernyataan Benar Salah
1 Perilaku yang mengarah pada ketertarikan
seksual terhadap lawan jenis yang merupakan
adanya dorongan seksual yang dapat diamati
secara langsung melalui perbuatan
2 Perilaku yang mengarah ke pada perbuatan
luar keintiman seksualitas seperti melakukan
hubungan badan setelah menikah merupakan
seks pranikah
3 Perilaku yang mengarah kepada perbuatan
suami istri setelah syah adalah seks pranikah
4 Suatu aktivitas seksual yang dilakukan oleh
individu dengan orang lain sebelum menikah
merupakan maksud dari seks pra nikah
5 Suatu aktivitas seksual yang dilakukan oleh
individu dengan orang lain sesudah menikah
merupakan maksud dari seks pra nikah
6 Perilaku seks pranikah merupakan salah satu
masalah remaja yang sedang menuju dewasa
7 Perilaku seks pranikah merupakan salah satu
bukan masalah remaja yang sedang menuju
dewasa
8 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
remaja untuk melakukan hubungan seksual
pranikah adalah Adanya dorongan biologis,
Pemberian fasilitas (termasuk uang),
Pergeseran nilai-nilai moral dan etika,
Kemiskinan,
9 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
remaja untuk melakukan hubungan seksual
pranikah Hubungan antara orangtua dan
remaja yang buruk,Tekanan negatif teman
sebaya, Pemahaman tingkat agama, Terpapar
media pornografi
10 Hubungan antara orangtua dan remaja yang
buruk,Tekanan negatif teman sebaya,
Pemahaman tingkat agama, Terpapar media
pornografi bukan merupakan factor penyebab
prilaku seks pranikah
11 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
remaja untuk melakukan hubungan seksual
pranikah adalah Adanya dorongan biologis,
Pemberian fasilitas (termasuk uang),
Pergeseran nilai-nilai moral dan etika,
Kemiskinan, Hubungan antara orangtua dan
remaja yang buruk,Tekanan negatif teman
sebaya, Pemahaman tingkat agama, Terpapar
media pornografi
12 Hubungan antara orangtua dan remaja yang
buruk,Tekanan negatif teman sebaya,
Pemahaman tingkat agama, Terpapar media
pornografi merupakan factor penyebab anak
yang kekurangan didikan
13 Dampak seks Pra Nikah yaitu kehamilan yang
tidak diinginkan, aborsi,
14 Dampak dari segi fisik akan membahayakan
ibu maupun janin yang dikandungnya atau ibu
akan mencoba melakukan aborsi yang bisa
berujung pada kematian merupakan dampak
dari prilaku seks pranikah
15 Suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran akibat
dari kehamilan merupakan bukan dari dampak
prilaku seks pra nikah
16 Suatu kondisi dimana pasangan menghendaki
adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan
merupakan bukan dari dampak prilaku seks
pra nikah
17 Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah
untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi
remaja adalah dengan mengadakan pelayanan
kesehatan reproduksi remaja
18 Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah
untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi
remaja adalah dengan mengadakan pelayanan
kontrasepsi gawat darurat
19 Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan
berkonsultasi, diharapkan remaja yang
mengalami kehamilan tidak diinginkan bisa
menceritakan segala hal berkaitan dengan
kehamilannya.
20 Salah satu upaya untuk menangani seks
pranikah yaitu dengan Pemberian informasi
reproduksi remaja dapat digunakan sebagai
strategi promotif dengan pengorganisasian
remaja dengan tujuan untuk lebih menjadikan
remaja lebih aktif untuk mengetahui informasi
kesehatan reproduksi dan kemudian
menyampaikan kepada teman sebaya yang ada
di lingkungannya

TERIMAKASIH
KUNCI JAWABAN DAN KISI-KISI

Parameter Nomor soal Jawaban


Pengertian seks 1 B
pranikah 2 S
3 S
4 B
5 S
6 B
7 S
Faktor penyebab 8 B
perilaku seks pra nilah 9 B
10 B
11 S
Dampak perilaku seks 12 S
pranikah 13 B
14 B
15 S
16 B
Upaya Perilaku seks 17 B
Pranikah 18 S
19 B
20 B

Anda mungkin juga menyukai