Oleh:
MAULIDIATUL KHAMIDAH
201701212
Oleh:
MAULIDIATUL KHAMIDAH
201701212
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal ini telah disetujui untuk diajukan dalam upaya Sidang Skripsi Program Studi
S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche Pada Remaja Putri
Di UPT SMP Negeri 13 Gresik
Nama : Maulidiatul Khamidah
NIM : 201701212
Pada Tanggal :
Oleh :
Pembimbing II
I
Dr. Indah
Catur Prasasti
Lestari,
LD,S.kep.,
S.Kep.,Ns.,
Ns.,M.Kes
M.Kes
NIK.162
NIK. 162601
601097
021
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Seminar Proposal Skripsi pada Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Kabupaten
Mojokerto.
Mengetahui,
Kab. Mojokerto
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul
“Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche Pada Remaja Putri Di UPT SMP Negeri 13
Gresik” tepat pada waktunya. Selesainya penulisan Proposal Skripsi ini adalah berkat
bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepala UPT SMP Negeri 13 Gresik yang telah mengijinkan saya melakukan studi
pendahuluan dan penelitian yang akan mendatang.
2. Dr. M. Sajidin, S.Kp., M.Kes selaku Ketua STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti pendidikan di Program Studi
S1 Keperawatan di STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto. Dan selaku dosen penguji yeng
telah menguji dan memberikan masukan kepada peneliti.
3. Ana Zakiyah, M.Kep selaku Ka. Prodi Studi S1 Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto.
4. Rina Nur Hidayati, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku penguji utama yang telah meluangkan
waktu menguji dan memberikan masukan kepada penulis
5. Dr. Indah Lestari, S.kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan
waktu serta memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis
6. Catur Prasasti LD,S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis
7. Staff dosen dan karyawan STIKes Bina sehat PPNI Kabupaten Mojokerto
8. Responden yang telah meluangkan waktu dan bekerja sama untuk memberikan data yang
dibutuhkan oleh peneliti.
Akhirnya penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini jauh dari kata sempurna
sehingga memerlukan kritik dan saran untuk menyempurnakan proposal skripsi ini.
Maulidiatul Khamidah
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
1. Yang utama dari segalanya …. Alhamdulillaah... Puji syukur ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segalanya dan atas segala lindungan dan ridhoNya
2. Kedua orang tuaku, Ayah Nabil Ladli dan Ibu Qurrotul Wahyuni yang telah
memberikan do’a, semangat, dan dukungan yang tiada henti terimakasih ayah dan ibu
ku tercinta,
3. Adik - adik tersayang ku Fastabiqul Khirot dan Muhammad Isyroq Baharuddin
Banin yang telah mendo’akanku dan membantu dalam tugas akhir saya hingga
sampai ke titik ini
4. Sahabat-sahabatku Prodi S1 Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang
selalu menemaniku dan memberikan dukungan tak terhingganya untukku hingga ke
titik ini
5. Kepada Ibu Dr. Indah Lestari, S.kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Catur
Prasasti LD,S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing II, saya mengucapkan banyak
terimakasih telah meluangkan waktu untuk membimbing saya dan sudah memberikan
ilmu yang sangat bermanfaat. Semoga allah SWT senantiasa melindungi dan
meninggikan derajat beliau.
vi
ABSTRAK
OLEH :
MAULIDIATUL KHAMIDAH
sudah memasuki tahap kematangan organ seksual dalam tubuh. Usia untuk mencapai
fase terjadinya menstruasi pertama kali dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain
Tujuan : Diketahuinya hubungan status gizi dengan usia menarche pada remaja putri
di SMPN 13 Gresik
Hasil : Diketahui hasil dari penelitian yang dilakukan di UPT SMPN 13 Gresik
responden (3%). Serta Sebagian besar mengalami status gizi gemuk tingkat ringan
sebanyak 30 responden (44,8%), status gizi dengan kategori kurus tingkat berat
sebanyak 6 responden (9,0%), status gizi dengan kategori kurus tingkat ringan
responden (34,3%), serta 0 responden dengan status gizi gemuk tingkat berat (0%).
Kesimpulan : Ada hubungan antara status gizi dan usia menarche terbukti hasil dari
analisa yang ditunjukkan dari nilai ρ value (0,000) < α (0, 05).
SKRIPSI..........................................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................iv
KATA PENGANTAR....................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................15
viii
2.2.1 Pengertian menstruasi.....................................................................................24
ix
2.7 Kerangka Konsep.....................................................................................................54
2.8 Hipotesis...................................................................................................................55
3.2.1 Populasi...........................................................................................................56
3.2.2 Sampling.........................................................................................................56
3.2.3 Sampel.............................................................................................................56
3.5.1 Editing.............................................................................................................63
3.5.2 Coding.............................................................................................................63
3.5.3 Tabulating.......................................................................................................64
3.7 Keterbatasan.............................................................................................................65
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................66
4.2 Pembahasan..............................................................................................................68
BAB V PENUTUP........................................................................................................74
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................74
5.2 Saran.........................................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................76
xi
DAFTAR GAMBAR
.....................................................................................................................................44
Gambar 3. 1 Kerangka Kerja Tentang Hubungan Status Gizi Dengan Usia Menarche
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 2 Kategori Imt Menurut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
2019.........................................................................................................................................43
Tabel 3. 1 Definisi Operasional Hubungan Status Gizi Dengan Usia Menarche PadaRemaja
Tabel 4. 4 Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche Pada Remaja Putri di UPT SMPN
13 Gresik..................................................................................................................................67
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja atau disebut juga dengan masa pubertas merupakan masa peralihan antara
kanak-kanak dan masa dewasa. Tidak ada batas antara akhir masa kanak-kanak dan awal
pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa masa pubertas diawali dengan berfungsinya
ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur. Secara
klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin yaitu tumbuh rambut kemaluan,
payudara membesar dan menstruasi (gaudineau, 2010). Menstruasi pertama atau darah yang
pertama kali keluar dari vagina yang dialami remaja puteri disebut sebagai menarche.
Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada wanita di masa
pubertas sekitar usia 10-16 tahun. Menarche merupakan perubahan yang menandakan bahwa
remaja sudah memasuki tahap kematangan organ seksual dalam tubuh. Dimulainya menarche
membuat organ seks sekunder tumbuh berkembang seperti pembesaran payudara, mulai
tumbuh rambut ketiak, panggul membesar dan juga mulai berkembangnya beberapa organ
vital yang siap untuk dibuahi. Usia untuk mencapai fase terjadinya menstruasi pertama kali
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain adalah suku, genetik, gizi, sosial, ekonomi, dan
lain-lain (proverawati dan misaroh, 2009). Penurunan usia menarche yang terjadi pada remaja
putri di dunia saat ini sangat berkaitan erat dengan adanya faktor endogen dan eksogen.
Menurut Maestripieri et al (2014) penurunan usia menarche berkaitan dengan status gizi pada
remaja. Usia menarche yang menurun pada remaja puteri ini kemungkinan disebabkan
terjadinya perubahan tempo dalam percepatan pertumbuhan, dan karakterisktik dari kenaikan
Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi besar dari penduduk
dunia. Menurut WHO sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berumur 12-16
15
tahun mengalami perubahan usia menarche. Di Amerika Serikat, Sekitar 95% wanita remaja
mempunyai tanda-tanda pubertas dengan menarche pada umur 12 tahun dan umur rata-rata
12,5 tahun yang diiringi dengan pertumbuhan fisik saat menarche (WHO, 2018). Hasil
Riskesdas (2018) menunjukan bahwa berdasarkan laporan responden yang sudah mengalami
haid rata-rata usia menarche di Indonesia 13 tahun (20%) dengan kejadian lebih awal pada
usia kurang dari 9 tahun. secara nasional rata-rata usia menarche 13- 14 tahun terjadi pada
37,5% anak Indonesia dan ada juga yang baru berusia 8 tahun sudah memulai siklus haid
terjadi penurunan usia Menarche di Indonesia. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa
dari 302 siswi ada 17 siswi yang mengalami peningkatan berat badan, 9 siswi (52,9%)
diantaranya mengalami menarche dini dan 8 (47,1%) tidak mengalami menarche dini
Menurut data dari sebuah penelitian yang dilakukan di tamale, ghana pada tahun 2016
menunjukkan bahwa 11.26% remaja putri mengalami menarche kurang dari 12 tahun,
57.34% pada usia 12-14 tahun dan 31.4% pada usia 14 tahun ke atas (ameade and garti,
darul ‘ulum jombang pada 2017, dari 26 responden didapatkan sebanyak 26.92% (7
santriwati) mengalami usia menarche kurang dari 12 tahun, 42.31% (11 santriwati) dengan
usia menarche 12-14 tahun dan 30.77% (8 santriwati) belum mengalami menarche. Di
indonesia umur termuda menarche pada remaja putri adalah 9 tahun dan umur tertua
menarche pada remaja putri adalah 18 tahun. Kebanyakan remaja putri di indonesia
mengalami menarche pada umur 12 tahun (31,33%), umur 13 tahun (31,30%) dan pada umur
14 tahun (18,24%).
16
Berdasarkan data dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di UPT SMPN 13 Gresik
didapatkan 67 siswi yang telah mengalami menstruasi. Dari hasi wawancara siswi smpn 13
gresik ditemukan 20 orang siswi sudah mendapat menstruasi pada usia < 12 tahun, 8 orang
siswi sudah mendapat menstruasi pada usia 12 tahun dan 4 orang siswi belum mendapat
menstruasi sementara usianya sudah 15 tahun dan mengatakan bahwa mereka merasa malu
dan minder karena belum mendapat menstruasi sementara teman lainnya sudah mendapat
menstruasi.
Gizi adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi usia menarche pada remaja.
Faktor rendahnya asupan serat dan asupan lemak maupun kalsium berdampak pada usia
menarche dini (susanti, 2012). Nutrisi sangat berperan dalam kematangan seksual, sehingga
diperlukan pemantauan nutrisi pada remaja. Pemantauan nutrisi dapat dilihat dari status
gizinya. Status gizi pada anak dapat dilakukan dengan pengukuran indeks massa tubuh
(IMT). Imt merupakan metode sederhana untuk menilai status gizi pada individu
berhubungan dengan kekurangan dan kelebihan status gizi. Imt ditentukan dengan cara
mengukur berat badan dibagi dengan tinggi badan yang hasilnya dalam satuan kg/m²
(situmorang 2015). Menurut kusnia dan damarati (2012) percepatan proses menarche juga di
pengaruhi oleh perubahan hormone steroid, estrogen, dan progesteron yang mempengaruhi
pertumbuhan endometrium, semakin baik gizi remaja maka semakin cepat remaja akan
mengalami menarche.
Pola makan tinggi lemak, protein, dan karbohidrat akan menyebabkan peningkatan
berat badan dan juga menyebabkan status gizi lebih. Siswi dengan imt yang lebih tinggi
cenderung mengalami menarche dini, hal ini berkaitan dengan jumlah lemak yang berlebih di
dalam tubuhnya. Penumpukan lemak di dalam tubuh akan mempengaruhi sekresi hormon
hormone (GNRH) akan merangsang hipofisis anterior untuk menghasilkan fsh dan lh
17
mengirimkan sinyal melalui gonadotropin menuju ovarium untuk menghasilkan hormon
organ-organ seks sekunder, diantaranya: distribusi rambut, deposit jaringan lemak, dan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul hubungan status gizi dengan menarche pada remaja putri di UPT SMPN 13
Gresik.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat
dikembangkan oleh peneliti adalah “Apakah Ada Hubungan Status Gizi Dengan Usia
Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan usia menarche pada remaja
3. Menganalisis hubungan status gizi dengan usia menarche pada remaja putri
di SMPN 13 Gresik
1. Manfaat teoritis
18
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
2. Manfaat aplikatif
a. Bagi institusi/sekolah
siswi.
mereka menjadi lebih baik, agar usia saat mendapatkan menarche dalam
akan datang.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
individu mengalami perubahan dari masa kanak – kanak menuju masa dewasa,
biasanya antara usia 13 – 20 tahun. Menurut who (2012) dan pinem (2009) remaja
remaja berusia 11 – 20 tahun yang dibagi menjadi 3 tahap remaja awal (11 – 13
tahun), remaja tengah (14 – 16 tahun), dan remaja akhir (17 - 20 tahun).
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa yang
Menurut Santrock (2003) masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
1. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal
biasanya berada pada tingkat smp, perubahan yang terjadi pada masa
20
penerimaan keadaan tubuh yang berubah.
biasanya duduk di bangku smu. Pada masa ini remaja secara fisik
jenis.
manusia. Pada periode ini banyak terjadi perubahan unik, serta banyak pula
pemantapan pola-pola dewasa. Dekatnya masa remaja dengan kematangan biologi dan
nanti.
Remaja putri adalah individu yang memilki rentang usia 12 tahun sampai
dengan 21 tahun yang memiliki minat-minat pribadi dimana salah satunya adalah
minat pada penampilan dirinya sendiri khusuanya remaja berusia 16 tahun samapi 19
tahun (riyadi, 2001). Menurut (Hall, 1991) masa remaja merupakan masa dimana
dianggap sebagai masa topan badai danstress (storm andstress). Karena mereka
mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah
21
dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung
jawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki
Menurut (Gunarsa Dan Gunarsa, 1991) istilah asing yang sering digunakan
a. Puberty (bahasa inggris) berasal dari istilah latin pubertas yang berarti kelaki-
lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian. Pubescence
dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu) pada daerah kemaluan
b. Adolescentia berasal dari istilah latin adolescentia yang berarti masa muda yang
terjadi antara 17 – 30 tahun yang merupakan masa transisi atau peralihan dari
aspek fisik, psikis dan psikososial. Proses perkembangan psikis remaja dimulai
pada masa awal remaja. Menurut stanley hall (1998) usia remaja antara 12
sampai usia 23 tahun. Masa remaja adalah masa yang akan melalui krisis dimana
22
Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran
tubuh dalam tinggi dan berat badan. Di antara anak-anak perempuan, rata-rata
peningkatan per tahun dalam tahun sebelum haid adalah 3 inci, tetapi
peningkatan itu bisa juga terjadi dari 5 sampai 6 inci. Dua tahun sebelum haid
dua tahun sebelum haid adalah 5,5 inci. Setelah haid, tingkat pertumbuhan
menurun sampai kira-kira 1 inci setahun dan berhenti sekitar delapan belas
tahun. Tinggi badan rata–rata laki–laki dan perempuan umur 12 tahun adalah
inci. Penambahan berat badan + dalam 1 tahun yakni rata-rata sekitar 13kg
bagi anak laki – laki dan 10 kg bagi perempuan (papalia & olds, 2016).
tubuh yang lain. Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian
pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi
gangguan pencernaan dan nafsu makan kurang baik. Anak prapuber sering
23
normal. Anemia sering terjadi pada masa ini, bukan karena adanya perubahan
dalam kimiawi darah tetapi kebiasaan makan yang tidak menentu yang
Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada
keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap dan perilaku. Pada umumnya
pengaruh masa puber lebih banyak pada anak perempuan daripada anak laki-
laki, sebagian disebabkan karena anak perempuan biasanya lebih cepat matang
sosial mulai ditekankan pada perilaku anak perempuan justru pada saat anak
Karena mencapai masa puber lebih dulu, anak perempuan lebih cepat
Tetapi perilaku anak perempuan lebih cepat stabil daripada anak laki-laki, dan
II.2.1Pengertian menstruasi
Menstruasi yang terjadi pada saat pertama kali merupakan pertanda bahwa
kejadian alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini terjadi karena
(dengan siklus setiap orang berbeda, ada yang 28 hari, ada pula yang kurang atau
lebih dari itu) antara usia remaja sampai menopause (andira 2010).
24
II.2.2Siklus menstruasi
–15% wanita yang memiliki siklus 28 hari (nugroho & utama 2014). Pada
dapat diprediksi, tidak nyeri, dan tidak mengandung telur. Setelah satu tahun atau
ovulasi dikaitkan dengan disminore (kram uterus yang menimbulkan nyeri), yang
hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya rabas menstruasi ditetapkan sebagai
hari pertama siklus endometrium. Lama aliran menstruasi rata –rata 5 hari
(dengan rentang 3-6 hari) dan jumlah darah yang hilang rata –rata 50 ml (rentang
20-80 ml). Darah menstruasi membeku di dalam uterus, tetapi biasanya bekuan
mencair sebelum keluar dari uterus. Selain darah, rabas uterus juga mengandung
lendir dan sel epitel. Siklus menstruasi merupakan rangkain peristiwa yang
ovarium. Siklus menstruasi endometrium terdiri dari empat fase, yakni (1) fase
menstruasi, (2) fase proliferasi, (3) fase sekresi, (4) fase iskemi. Fase proliferasi
4 hari atau menjelang perdarahan berhenti. Sejak saat ini, terjadi penebalan 8
25
sampai 10 kali lipat, yang berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi bergantung pada
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar 3 hari sebelum
banyak dan endometrium terlihat edematosa, vaskular dan fungsional. Pada akhir
ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya darah
dan sekresi kelenjar, tempat yang sesuai untuk melindungi dan memberi nutrisi
ovum yang dibuahi. Implantasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7-10 hari
setelah ovulasi, apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum
progesteron dan estrogen yang cepat, arteri spiral menjadi spasme. Selama fase
Lapisan fungsional berpisah dari lapisan tebal dan perdarahan menstruasi dimulai
lutenizing hormone (LH). Lonjakan LH yang menyolok dan kadar estrogen yang
berada dibawah puncak ini mengawali ekspulsi ovum dari folikel de graaf dalam
24-36 jam. LH mencapai puncak pada hari ke-13 atau ke-14 pada siklus 28 hari.
26
Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum, korpus luteum akan
menyusut, oleh karena itu kadar progesteron dan estrogen menurun, terjadi
Folikel primer berisi oosit tidak matur (ovum primordial). Sebelum ovulasi,
1 sampai 30 folikel mulai matur di dalam ovarium di bawah pengaruh FSH dan
terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur, terjadi ovulasi, dan folikel
folikular (fase preovulasi) bervariasi pada setiap wanita. Setelah ovulasi, kadar
estrogen turun. Pada 90% wanita, pengeluaran darah hanya sedikit, sehingga
tidak disadari. Pada 10% wanita terjadi perdarahan yang cukup sehingga dapat
bleeding). Fase luteal dimulai segera setelah ovulasi dan berakhir pada awal
selama 14 hari (rentang 13-15 hari). Korpus luteum mencapai puncak aktivitas
maupun progesteron steroid. Bersamaan dengan waktu fungsi luteal puncak ini,
korpus luteum berkurang dan kadar steroid menurun. Dua minggu setelah
27
II.3 Konsep menarche
II.3.1Pengertian menarche
transisi dari masa anak - anak ke masa dewasa. Permulaan pubertas ditandai
o,papadimitriou a,2010)
(wiknjosastro 2009)
28
hormon tersebut ialah hormon pertumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan
terutama dalam dua tahun pertama, dan melambat saat datangnya menarche.
sangat besar pada kematangan seksual seorang gadis remaja. Hormon itu
menghasilkan dua hormon yang mempengaruhi indung telur berisi cairan yang
dinamai folikel. Satu diantara dua hormon itu bertugas mempengaruhi folikel,
Pada mulanya folikel yang tumbuh sedikit. Sementara itu, sel-sel yang
hormon estrogen, dan kemudian mati. Tetapi pada saat folikel rombongan
pertama mati, sejumlah folikel lain sudah mulai dirangsang FSH dan
memproduksi estrogen. Folikel yang dirangsang oleh FSH dalam tiap bulannya
semakin lama semakin benyak (kira-kira antara 12-20 folikel), sehingga jumlah
saluran susu di payudara, sehingga payudara membesar. Selain itu estrogen juga
29
lemak di daerah pinggul wanita dan dapat memperlambat pertumbuhan tubuh
yang semula sudah dirangsang oleh kelenjar bawah otak. Itu sebenarnya
mengapa remaja putri tidak setinggi anak laki- laki yang sama umur. Kadar
estrogen yang beredar bersama darah semakin lama semakin banyak. Masa
lapisan dalam rahim mengerut dan putus, sehingga terjadi perdarahan di dalam
mengalir melalui vagina dan mulailah terjadi haid pertama, yaitu menarche
(marmi,2013)
usia 10-12 tahun, tetapi rata-rata usia 12,5 tahun (wiknjosastro, 2009). Menurut
umur 12-13 tahun dengan rentang umur 10-16 tahun. Dalam keadaan normal
30
II.3.4 Macam - macam menarche
1) Menarche dini
wanita subur pada usia dibawah 12 tahun. Kondisi menarche dini karena
mendapat produksi hormon estrogen lebih banyak dibanding wanita lain pada
juga mempercepat terjadinya menstruasi dini dan fungsi dari organ reproduksi
2) Menarche tarda
tahun yang disebabkan oleh faktor keturunan, gangguan kesehatan, dan kurang
karena selama menstruasi volume air di dalam tubuh kita berkurang. Gejala lain
yang dirasakan, yaitu sakit kepala, pegal-pegal di kaki dan pinggang untuk
beberapa jam, kram perut, dan sakit perut. Sebelum periode ini terjadi biasanya
ada perubahan emosional. Perasaan suntuk, marah, dan sedih yang disebabkan
31
II.3.6 Reaksi remaja dalam menghadapi menarche
anak perempuan, tampil kisaran reaksi yang luas terhadap menarche. Reaksi
1) Reaksi positif
wanita yang lebih dewasa dan sekarang lebih mirip dengan temantemannya.
2) Reaksi negatif
Reaksi negatif dari menarche yang paling sering dilaporkan oleh anak
2012).
1) Status gizi
makanan tinggi lemak akan berakibat pada penumpukan lemak pada jaringan
32
adiposa yang berkorelasi positif dengan peningkatan kadar leptin ini akan
jumlah kolesterol. Asupan protein hewani yang lebih juga dikaitkan dengan
spesifik penentu usia menarche. Dimana gen era polymorphism ini dapat
(Karapanou o,2010)
tinggi akan lebih cepat daripada anak-anak yang bersetatus sosial ekonomi
sosial ekonomi sedang sampai tinggi yang memiliki selisih sekitar 12 bulan.
33
kesehatan. Hal tersebut terlihat dari percepatan pertumbuhan anak-anak.
rata pada usia 11,6 tahun, saat 1 tahun setelah kemajuan india dan 2-3 tahun
sebeum adanya kelas sosial pada wanita muda. Menarche dini berhubungan
4) Rangsangan audiovisual
(proverawati,2009).
5) Aktivitas fisik
fisik mengalami menarche lebih lambat daripada yang tidak aktif. Penelitian
mengalami menarche pada usia 13,5-14 tahun, atlet senam 13,7-15 tahun,
dan penari balet 15,4 tahun. Fakta tersebut menunjukkan bahwa penari balet
34
II.3.8 Status gizi menghadapi menarche
Usia menarche sangat bervariasi dan sangat bergantung pada status gizi.
Status gizi remaja wanita akan sangat mempengaruhi terjadinya menarche baik
dari faktor usia terjadinya menarche, adanya keluhan selama menarche, maupun
status gizi. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan untuk menilai
yang mendadak. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks
terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relative lama.
Indeks TB/U memberikan gambaran status gizi masa lampau dan erat
jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas banyak
35
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk
untuk orang dewasa berumur di atas 18 tahun ke atas. IMT tidak dapat
(Supariasa, 2012)
orang dewasa. Pada anak-anak dan remaja pengukuran imt sangat terkait
komposisi tubuh dan densitas tubuh. Karena itu, pada anakanak dan
Dimana : berat badan dalam satuan kg, sedangkan tinggi badan dalam
satuan meter.
Untuk menentukan status gizi anak balita (usia 0-60 bulan), nilai imt-
nya harus dibandingkan dengan nilai imt standar who 2005 (who, 2006);
sedangkan pada anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai imt-nya harus
dibandingkan dengan referensi who/nchs 2007 (who, 2007). Pada saat ini,
dengan z-skor atau persentil. Z-skor : deviasi nilai seseorang dari nilai
36
Persentil : tingkatan posisi seseorang pada distribusi (WHO/NCHS), yang
dijelaskan dengan nilai seseorang sama atau lebih besar daripada nilai
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh (Waryono, 2010).
Sedangkan menurut (Almatsier, 2009) status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status
gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang
kebutuhan gizi pada remaja. Status gizi memegang peranan penting dalam
37
masa pubertas remaja tergantung pada berat dan komposisi tubuh orang tersebut.
Remaja laki-laki usia 12-15 tahun kebutuhan gizi yang besar (poltekes depkes
jakarta i 2010)
Kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki jelas berbeda. Hal ini
meningkat pada masa remaja adalah energi, protein, kalsium, dan zinc.
1) Energi
adalah aktivitas fisik seperti olahraga. Remaja yang aktif dan banyak berolahraga
memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan remaja yang kurang
karbohidrat seperti beras, terigu, umbi-umbian, jagung, sagu, gula, dan lain-lain.
2) Protein
Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein pada remaja laki-laki lebih
protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati,
karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik dari segi kuantitas dan
kualitas. Contoh sumber protein adalah : daging merah (sapi, kebau, kambing),
3) Mineral
38
Kebutuhan mineral terutama kalsium, zinc, dan zat besi juga meningkat
pada masa remaja. Kalsium paling untuk kesehatan tulang, khususnya dalam
osteoporosis, khususnya pada wanita. Sumber kalsium yang utama adalah susu,
dan yang lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, dan sayuran. Zat besi juga
dibutuhkan untuk membentuk mioglobin dalam jaringan otot yang baru. Remaja
membutuhkan zat besi lebih banyak dibandingkan laki-laki. Sumber zat besi
adalah hati, daging merah, daging putih, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
pada remaja laki-laki. Defisiensi zinc akan menimbulkan resiko retardasi mental
dan hipogonadisme.
4) Vitamin
metabolisme energi. Folat dan vitamin B12 juga penting untuk sintesis DNA dan
(marmi, 2013):
a. Pendapatan.
39
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf
tersebut.
b. Pendidikan.
sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat tentang status gizi yang
baik.
c. Pekerjaan.
d. Budaya.
dan kebiasaan.
(marmi, 2013) :
a. Usia.
b. Kondisi fisik.
40
sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi
c. Infeksi.
1) Secara antropometri
(proverawati, 2009).
a. Umur
b. Berat badan
c. Tinggi badan
41
Merupakan parameter yang penting, jika umur tidak diketahui.
e. Lingkar kepala
f. Lingkar Dada
g. Jaringan lunak
a. Indeks antropometri
indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam negri belum ada, maka
ukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Beberapa indeks yang
sering digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Untuk menentukan status gizi pada anak dan remaja usia 5-19 tahun
2007). Pada saat ini, yang paling sering dilakukan untuk menyatakan
42
2. Persentil : tingkatan posisi seseorang pada distribusi referensi (WHO),
yang dijelaskan dengan nilai seseorang sama atau lebih besar dari pada
BB(Kg)
IMT = 2
TB (TBdalamsatuanmeter)
status gizi yang presentil. Klasifikasi status gizi dapat dilakukan menurut
43
Gambar 2. 1 Indeks Masa Tubuh Menurut P2PTMKEMENKES Repiblik
Indonesia
44
2) Secara klinis
terjadi dan dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat
pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan organ-organ yang dekat
umumnya untuk survei klinis secara cepat. Suvei ini dirancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu
atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status
gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala
3) Secara biokimia
yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh, antara lain, darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh
seperti hati atau otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
4) Secara biofisik
Umumnya metode ini dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja endemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
45
2.4.2.2 Penilaian status gizi secara tidak langsung
2) Statistik vital
3) Faktor ekologi
46
II.5 Konsep hubungan status gizi dengan usia menarche
menarche. Wanita dengan gizi baik pertumbuhan tubuh akan cepat dan normal,
sebaliknya bila keadaan gizi buruk dapat menyebabkan produksi hormon pertumbuhan
berkurang sehingga tidak dapat mencapai tinggi badan dan berat badan ideal. Wanita
yang mempunyai jaringan lemak lebih banyak dapat lebih cepat mengalami menarche.
Kehilangan berat badan sebesar 10% dapat menyebabkan gangguan atau terlambat
(2004), tikus percobaan yang mendapat rendah gizi memiliki pituitary gonadotropin
ovarium kompromis. Keadaan ini akan membaik bila asupan nutrisinya diperbaiki, dan
fungsi hormone menjadi normal kembali serta kematangan seksual dapat berlangsung.
kematangan seksual. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian ismawati
(2015), hasilnya menunjukkan adanya hubungan antara indeks masa tubuh dan status
ekonomi dengan usia menarche, semakin tinggi indeks masa tubuh maka semakin cepat
mengalami menarche. Menurut proverawati dan misaroh (2009), indeks masa tubuh
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya menarche. Nutrisi
lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama
dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya
pada remaja yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah
menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan mereka sama. Pada umumnya
47
mereka yang menjadi matang lebih dini akan mengalami body mass index (indeks masa
tubuh) yang 50 lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki indeks masa
normal. Hal ini sesuai (prayogo, 2008). Dengan status gizi lebih disebabkan
yang dijual di lingkungan sekolah, aktivitas fisik yang kurang atau pengaruh
status gizi orang tua (ayah dan ibu). Pertumbuhan normal tubuh memerlukan
nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua
asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu
berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Dari hasil penelitian dapat dilihat
bahwa 64 responden (79,0%) dengan status gizi normal memiliki usia menarche
yang juga normal. Kebutuhan energi dan nutrisi remaja dipengaruhi oleh usia
pangan, harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan
48
Menurut adriani (2014) bahwa status gizi remaja dapat dicerminkan oleh
pola makan yang teratur dan aktifitas fisik, agar dapat mencapai pertumbuhan
fisik yang optimal. Pertumbuhan status gizi remaja juga dipengaruhi oleh asupan
protein, kalori, dan energi. Energi yang dibutuhkan oleh remaja sesuai dengan
aktifitas yang mereka lakukan, oleh sebab itu apabila tidak sesuai maka
kalori sesuai kebutuhan dan cukup maka pertumbuhan badan yang menyangkut
pertambahan berat badan dan tinggi badan akan dicapai dengan baik.
menstruasi awal yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun, atau pada
awal remaja dan sebelum memasuki masa reproduksi. Cepat lambatnya menarche
tergantung pada faktor lingkungan, sosial, ekonomi, nutrisi, genetik, budaya, dan
semakin lambat artinya masa reproduksi semakin panjang. Usia menarche terjadi
antara umur 10-16 tahun dengan siklus yang terjadi secara periodik antara 21-60
12,4 tahun . Menurut fidrin. (2014), menarche dini dapat berpengaruh pada
perubahan secara cepat dan mendadak yang mempengaruhi psikologi karena anak
belum siap menerima kedatangan menstruasi. Masalah fisik yang mungkin timbul
terjadinya infeksi saluran kemih (ISK). Sama halnya dengan pendapat swart,
(2011), menarche dini juga dikaitkan dengan faktor resiko terjadinya gangguan
49
wanita, khususnya kesehatan reproduksi remaja. Semakin cepat remaja
dan kanker payudara yang dihubungkan dengan menarche dini dengan alasan
Menurut peneliti tentang status gizi yang normal dan status gizi yang tidak
normal, jika dilihat dari lingkungan sekolah itu sendiri salah satu faktor yang
membuat status gizi baik dikarenakan, di depan sekolah mereka terdapat para
penjual makanan yang cepat saji seperti penjual somai, bakso tusuk, sosis goreng.
Kita ketahui somai, sosis, dan bakso tusuk itu ada yang terbuat dari ikan ataupun
daging sapi. Kandungan protein dan lemak dari ikan dan daging sapi yang tinggi
remaja yang mendapatkan status gizi tidak normal dipengaruhi oleh keadaan
status sosial ekonomi dari orang tuanya yang tidak mencukupi kebutuhan
anaknya, atau juga orang tuanya yang tidak dapat memberikan anaknya uang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh laadjim
(2013) mengenai hubungan status gizi dengan usia menarche pada remaja putri di
smpn 8 kota gorontalo, dimana didapatkan adanya hubungan antara status gizi
dengan usia menarche pada remaja putri. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh sylvia (2012) mengenai hubungan status gizi
50
dengan usia menarche pada remaja putri di smp negeri 22 bandar lampung,
dimana didapatkan adanya hubungan bermakna yang signifikan antara status gizi
hubungan yang sangat bermakna antara status gizi berdasarkan imt dan usia
menarche pada siswi sd dan smp di kota manado, siswi dengan status gizi lebih
cepat mengalami menstruasi dibandingkan siswi yang berstatus gizi normal dan
gizi kurang. Ternyata yang lebih mempengaruhi usia menarche adalah imt
(indeks massatubuh).
Menurut penelitian irianto, (2014), dapat dilihat bahwa status gizi normal
memiliki usia menarche yang juga normal. Kebutuhan energi dan nutrisi remaja
dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang
perkembangan fisik dan mental serta kesehatan, tetapi diperlukan juga untuk
fertilitas hal tersebut sejalan dengan penelitian fidrin (2014) mengenai faktor
yang berhubungan dengan usia menarche pada siswi smp negeri 3 sumbul,
dimana didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status
gizi dengan usia menarche. Status gizi yang normal akan mempengaruhi
Menurut teori proverawati, (2009). Status gizi remaja wanita akan sangat
psikologi yang pertama kali akan mengeluh rasa nyeri, perutnya terasa pegal dan
51
kurang nyaman. Tetapi ada juga remaja yang tidak merasakan hal itu, dan itu
semua karena asupan gizi yang adekuat. Gizi kurang atau terbatas akan
haid, tetapi akan berangsur baik bila asupan makanan bernutrisi baik. Menurut
Beberapa ahli mengatakan anak perempuan dengan jaringan lemak yang lebih
banyak, lebih cepat mengalami menarche dari pada anak yang kurus. Remaja
yang lebih dini mengalami menarche akan memiliki indeks massa tubuh (IMT)
memiliki imt lebih kecil pada usia yang sama. Selama masa puberitas terjadi
perubahan jumlah jaringan tubuh penambahan lemak tubuh pada remaja putri, di
mulai dari umur 8 tahun sampai awal puperitas. Sel lemak menjadi lebih banyak
jaringan lemak subkutan pada remaja putri terdapat di daerah truncal (daerah sub
scapular, suprailiacal, dan abdomen), anggota gerak, tubuh bagian bawah, daan
paha bagian belakang. Jaringan lemak pada remaja putri terus bertambah sampai
menarche dapat terjadi pada siswi dengan segala status gizi (obesitas, baik,
sedang, kurang). Selain status gizi yang mempengaruhi usia menarche antara lain
adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kematangan sel dan asupan gizi
yang dikonsumsi saat menjelang datangnya menarche. Makanan yang bergizi dan
berlemak tinggi dan berasal dari hewani akan mengakibatkan pertumbuhan berat
52
hormon–hormon yang mempengaruhi datanganya menarche. Serhingga dengan
perbaikan gizi atau asupan gizi yang baik dapat menyebabkan umur haid pertama
53
II.6 Kerangka teori
Faktor yang
mempengaruhi status gizi :
1. Faktor langsung Indeks Massa
a. Asupan zat gizi Tubuh :
b. Infeksi a. Berat Gemuk
2. Tidak langsung : Badan
a. Sanitasi lingkungan b. Tinggi
Faktor Menarche :
b. Pola asuh Badan
1. Genetik
c. Pelayanan
2. Status Gizi
kesehatan
3. Keadaan
Peningkatan
Keluarga
pengeluaran
4. Tempat Tinggal
hormon GnRH
5. Gaya Hidup
a. Pola makan
b. Olahraga
c. Istirahat
tidur Pematangan folikel
Menarche
d. Media massa dan pembentukan
dewasa hormon
54
II.7 Kerangka Konsep
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak di teliti
55
II.8 Hipotesis
menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terkait (setiadi, 2013).
H1 : ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche dini pada remaja putri
karena usia menarche juga dipengaruhi beberapa faktor termasuk status gizi.
56
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain atau rancangan penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam
penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi akurasi suatu hasil. Selain itu desain juga bisa digunakan sebagai
petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan
atau menjawab suatu pertanyaan penelitian (nursalam, 2016). Dalam penelitian ini
menggunakan desain analisis korelasional, karena mengkaji hubungan antar variable.
Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, karena waktu pengukuran/observasi
data variable independent dan variable dependen hanya satu kali. Rancangan cross
sectional dalam penelitian ini untuk menganalisis hubungan status gizi dengan usia
menarche dini pada remaja putri. Penelitian ini mengidentifikasi status gizi dengan
mengukur indeks masa tubuh remaja sehingga didapatkan hubungan dengan kejadian
usia menarche.
III.2.1Populasi
III.2.2Sampling
57
III.2.3Sampel
III.3.1Identifikasi variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian
dan berdasarkan hubungan fungsional antara variabel independent (bebas) dan
variabel dependent (tergantung) (notoatmodjo, 2012).
1. Variabel independent
Variabel independent merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel dependent. Dalam penelitian ini variabel independent
adalah status gizi
2. Variabel dependent
Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat variabel independent. Dalam penelitian ini variabel dependent adalah
menarche
58
dengan b. Tinggi Timbangan 18,4)
pengukuran Badan (Tb) b. Tinggi 3. Normal (18,5-
antropometri Badan (Tb) 25,0)
yang Diukur 4. Gemuk tingkat
meliputi Dengan ringan (25,1-
Berat Badan Micro toise 27,0)
Dan Tinggi 5. Gemuk tingkat
Badan berat (>27,0)
Usia Usia dalam Lembar Kuisioner Ordinal 1. Menarche Dini
Menarche tahun yang di Kuisioner : berdasarkan
2. Normal
hitung dari Usia usia pada saat
3. Menarche Tarda
tahun lahir berapa saat pertama kali
sampai mengalami haid yang di
dengan tahun menstruasi hitung dari
mendapatkan pertama lahir sampai
haid atau kali ? dengan
menstruasi a. 9 Tahun mendapatkan
pertama kali b. 10 Tahun haid atau
c. 11 Tahun menstruasi
d. 12 Tahun pertama kali
e. 13 Tahun
f. 14 Tahun
Atau
Lebih
59
3. Selanjutnya pada bulan desember 2020 peneliti meminta surat izin studi
5. Selanjutnya peneliti meminta semua data jumlah siswi yang ada di UPT SMP
Negeri 13 Gresik
7. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini teknik total sampling yaitu
sampel yang digunakan dalam penelitian ini semua siswi yang sudah
mengalami menstruasi
sebelumnya.
10. Lalu setelah semua siswi (responden) sudah masuk dalam grup whatsapp,
pernyataan bahwa yang belum mengalami mestruasi bisa keluar dari grup ini,
60
karena dalam penelitian ini hanya membutuhkan responden yang sudah
mengalami menstruasi
11. Kemudian peneliti mengambil data dengan cara membuat kuisioner melalui
12. Setelah responden menyetujui, peneliti membagikan link google form kepada
13. Peneliti membutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu untuk menunggu semua
15. Dan setelah sudah selesai semua, kemudian peneliti melakukan pengolahan
data yaitu editing, coding, scoring, dan tabulating dilanjutkan analisis data.
16. Kemudian data disajikan dalam bentuk table serta dilakukan dengan
61
III.3.4 Kerangka kerja
ilmiah) mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya yaitu kegiatan
Populasi :
Semua siswi di UPT SMP Negeri 13 Gresik kelas 7 tahun ajaran 2020/2021
yang sudah mengalami menstruasi
Sampling :
Menentukan sampel dengan teknik purposive sampling
Sampel :
Semua siswi di UPT SMP Negeri 13 Gresik kelas 7 tahun ajaran 2020/2021
yang sudah mengalami menstruasi 67 anak
Pengumpulan data :
Mendapatkan data IMT Status Gizi dan Usia Menarche dengan kuisioner
Analisa data :
Data yang telah terkumpul akan dianalisis menggunakan uji spearman rho’
yang ditunjukkan dari nilai ρ value (0,000) < α (0, 05)
Penyajian data :
Disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan prosentase
Desiminasi :
Ada hubungan antara Status Gizi dengan Usia Menarche pada Remaja Putri
Gambar 3. 2 Kerangka Kerja Tentang Hubungan Status Gizi Dengan Usia Menarche Pada Remaja
Putri Di Upt Smp Negeri 13 Gresik
62
III.4 Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang utama dalam sebuah
penelitian, dikarenakan tujuan utamm dari sebuah penetilian adalah mendapatkan
sebuah data. Oleh sebab itu ada beberapa metode pengumpulan data yang dapat
digunakan diantaranya yaitu, observasi (pengamatan), interview (wawancara),
kuisioner (angket), sumber-sumber data sekunder, dokumentasi maupun
gabungan dari semuanya (sugiono, 2019). Pada penelitian ini, metode
pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner.
III.4.2Instrumen pnelitian
63
e. 13 Tahun
f. 14 Tahun Atau Lebih
maret 2021 dengan mengajukan surat studi pendahuluan pada bulan januari 2021.
III.5.1Editing
data atau setelah data terkumpul (hidayat, 2012). Peneliti melakukan editing
dengan cara memastikan bahwa kuesioner sudah terisi tanpa ada yang
terlewatkan.
III.5.2Coding
segala hal yang dianggap perlu (setiadi, 2013). Hal ini dimaksudkan untuk
64
Kurus tingkat berat (<17,0) 1
Normal (18,5-25,0) 3
III.5.3Tabulating
III.5.4Analisa data
a. Analisis univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel.
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi
frekuensi hubungan status gizi dengan menarche pada remaja putri.
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari stikes bina
sehat ppni kabupaten mojokerto serta mengajukan permohonan kepada kepala sekolah
SMPN 13 Gresik. Etika yang harus dilakukan dalam penelitian adalah :
65
III.6.1 Inform concent (lembar persetujuan)
III.7 Keterbatasan
status gizi ini adalah karena peneliti mengambil data dilakukan secara online jadi
peneliti tidak sepenuhnya mengetahui responden mengisi link google form tersebut
dengan sungguh-sungguh atau hanya sekedar mengisi saja. Serta pengambilan data yng
kurang lengkap, kurangnya data umum pada penelitian ini. Sehingga hal tersebut akan
66
BAB IV
IV.1Hasil penelitian
Semua responden dalam penelitian ini adalah remaja perempuan yang sudah
1. Umur
2. Usia Menarche
67
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa usia menarche sebagian besar
3. Status Gizi
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Responden di UPT SMPN 13 Gresik
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan status gizi sebagian besar gemuk tingkat
ringan sebanyak 30 responden (44,8%), status gizi dengan kategori kurus tingkat berat
sebanyak 6 responden (9,0%), status gizi dengan kategori kurus tingkat ringan
responden (34,3%), serta 0 responden dengan status gizi gemuk tingkat berat (0%).
68
Berdasarkan tabel diatas didapatkan responden dengan usia menarche dini dan
kurus tingkat berat sebanyak 3 responden (9,1%), dengan kurus tingkat ringan
Responden dengan usia menarche normal dan status gizi kurus tingkat berat sebanyak
2 responden (6,3%) dengan kurus tingkat ringan sebanyak 6 responden (18,8) dengan
status gizi normal sebanyak 21 responden (65,6%) dan dengan status gizi gemuk
tingkat ringan sebanyak 3 responden (9,3%). Responden dengan usia menarche tarda
dan kurus tingkat berat sebanyak 1 responden (50%), dengan kurus tingkat ringan
yang artinya ada Hubungan status gizi dengan usia menarche pada remaja putri yang
ditunjukkan dari nilai ρ value (0,000) < α (0, 05), dengan tingkat keeratan hubungan
kuat yang ditunjukan oleh nilai correlation coeficient sebesar - 0, 629. Arah hubungan
antar variabel adalah tidak searah yang ditunjukkan dengan tanda negatif pada
koefisien korelasi artinya semakin tinggi status gizi semakin dini usia menarche pada
remaja putri.
IV.2Pembahasan
dini dan kurus tingkat berat sebanyak 3 responden (9,1%), dengan kurus
responden (81,8%). Responden dengan usia menarche normal dan status gizi
kurus tingkat berat sebanyak 2 responden (6,3%) dengan kurus tingkat ringan
69
sebanyak 6 responden (18,8) dengan status gizi normal sebanyak 21 responden
(65,6%) dan dengan status gizi gemuk tingkat ringan sebanyak 3 responden
(9,3%). Responden dengan usia menarche tarda dan kurus tingkat berat
responden (50%).
dini cenderung memiliki status gizi gemuk tingkat ringan, namun ada pula
yang memiliki status gizi normal. Responden yang telah mengalami menarche
dini terjadi pada usia 9 tahun, 10 tahun, dan 11 tahun, dengan kejadian paling
tersebut lemah dan arah hubungan negatif artinya semakin tinggi status
Fildza (2018) bahwa siswi dengan status gizi gemuk memiliki resiko 2,42 kali
selain itu remaja yang tinggi dan mempunyai berat badan lebih dengan massa
tubuh yang besar akan cenderung mengalami menarche dini. Wanita muda
yang mengalami menarche dini menunjukkan IMT lebih tinggi (Bau et al.
2009). Bratke et al. (2017) juga menyatakan bahwa IMT yang relatif tinggi
kelebihan berat badan yang lebih tinggi pada anak perempuan dengan
dini dan kurus tingkat berat sebanyak 3 responden (9,1%), dengan kurus
70
tingkat ringan sebanyak 1 responden (3,04%), dengan status gizi normal
pada remaja yang mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung
lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan
mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada remaja
menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan mereka sama. Pada
umumnya mereka yang menjadi matang lebih dini akan mengalami body mass
index (indeks masa tubuh) yang 50 lebih tinggi dan mereka yang matang
terlambat memiliki indeks masa tubuh lebih kecil pada usia yang sama
(Soetjiningsih, 2004).
remaja tergantung pada berat dan komposisi tubuh orang tersebut (Poltekes
Depkes Jakarta I 2010). Status gizi seseorang dipengaruhi oleh asupan gizi
yang dikonsumsi seperti energi, protein, lemak dan karbohidrat. Asupan gizi
71
tarda dan kurus tingkat berat sebanyak 1 responden (50%), dengan kurus
pengingkatan kadar estrogen, sehingga dengan perbaikan gizi atau asupan gizi
karena remaja putri yang mengonsumsi energi ≥ 80% AKG akan lebih cepat
< 80% AKG (Karapanou & Papadimitriou 2010). Asupan protein yang
remaja putri yang non vegetarian akan mengalami menarche 6 bulan lebih
awal dan kematangan fisik lebih cepat dari pada orang yang vegetarian
menarche dini adalah asupan protein hewani yang berlebih. Remaja putri yang
memiliki asupan protein hewani tinggi 1,8 kali lebih beresiko untuk
hewani akan meningkatkan fase luteal, akan tetapi jika dikonsumsi berlebih
meningkatnya berat badan, karena kadar leptin yang tinggi yang disekresikan
72
oleh kelenjar adiposa, kadar leptin yang tinggi disekresikan dalam darah (Fajria
dini (Uche-nwachi et al. 2007). Frisch dan Revelle menyatakan pada teori
menarche, kadar lemak subkutan dan BMI tinggi pada usia 5 sampai dengan 9
tahun erat kaitannya dengan usia menarche lebih awal (<11 tahun) (Bratke et
al. 2017). Tubuh memerlukan minimal 17% kadar lemak agar seorang remaja
dalam tubuh. Selain lemak tubuh yang merupakan determinan yang penting
menarche dini dan memiliki status gizi normal sebanyak 21 responden, hal ini
disebabkan karena adanya faktor pembentuk lain seperti gaya hidupnya. Dari
hasil kuisioner yang sudah diisi oleh responden, Sebagian besar responden
sering membeli makanan cepat saji, seperti : mie instan, chiki, gorengan, pop
mie, sosis, dan minuman sejenis soft drink sebanyak 36 responden (52,9%)
73
Status gizi berhubungan dengan kejadian menarche dini pada remaja,
dimana remaja yang memiliki status gizi yang gemuk akan lebih cenderung
mengalami menarche dini atau bisa dikatakan anak yang memiliki nilai IMT
tinggi akan beresiko mengalami menarche dini. Status gizi gemuk atau nilai
IMT yang tinggi bisa disebabkan oleh tidak proposionalnya antara berat badan
dengan tinggi badan, selain itu status gizi juga dapat dipengaruhi oleh asupan
zat gizi. Asupan zat gizi seperti makanan yang mengandung tinggi lemak,
protein dan energi akan menyebabkan menarche lebih awal. Pemantauan status
gizi perlu dimulai sejak awal siklus hidupnya. Peran orang tua sangat
diperlukan dalam hal ini, dapat dimulai dari pemilihan makanan yang berguna
timbulnya sel kanker pada payudara karena adanya stimulus estrogen terhadap
pembelahan sel epitel atau karena estrogen dan metabolitnya secara langsung
masa menapouse yang lebih dini, semakin cepat menapouse maka akan
folikel di ovarium maka folikelnya akan semakin cepat habis sebab setiap
bulan akan ada yang nekrosis yang mengalami kerusakan. Anak perempuan
yang matang lebih awal menunjukkan tingkat kecemasan yang tinggi karena
menarche, tidak tahu cara melakukan personal hygiene dan stress menghadapi
74
75
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Status gizi remaja putri di UPT SMP Negeri 13 gresik sebagian besar adalah dalam
2. Sebagian besar remaja putri di UPT SMP Negeri 13 Gresik telah mengalami
3. Ada hubungan antara status gizi dan usia menarche terbukti hasil dari analisa yang
ditunjukkan dari nilai ρ value (0,000) < α (0, 05). Selain itu juga ditunjukkan dari
hasil status gizi yang dialami Sebagian besar remaja di UPT SMPN 13 Gresik yaitu
Status gizi dengan kategori gemuk tingkat ringan Sebagian mengalami usia
menarche dini. Remaja yang memiliki status gizi gemuk tingkat ringan atau
memiliki IMT yang tinggi (25,1-27.0) akan cenderung mengalami menarche dini,
karena lemak yang berasal dari hewani akan mengakibatkan peningkatan kadar
estrogen.
V.2 Saran
dan gaya hidup sehari-hari yang dilakukan oleh anak. Orang tua dapat memberikan
asupan gizi yang sesuai dengan prinsip gizi seimbang, memberi makanan yang bergizi
seperti buah, sayur, lauk, susu, serta vitamin yang baik untuk remaja. selain itu
fisik, istirahat tidur serta penggunaan akses internet harus diperhatikan. Sehingga,
status gizi anak tergolong normal dan memiliki gaya hidup yang sehat.
76
2. Remaja
Memperhatikan lagi apa yang harus dikonsumsi untuk memenuhi status gizi
yang normal. Kurangi mengkonsumsi makanan yang cepat saji dan juga yang
mengandung banyak lemak, karena itu akan memicu berat badan meningkat.
Sesungguhnya hidup sehat itu tidaklah susah. Dan juga lebih menggali informasi lagi
tentang kesehatan reproduksi terutama menstruasi agar dapat wawasan yang lebih
banyak.
3. Pihak sekolah
kesehatan. Pendidikan seks dan reproduksi juga harus diberikan sejak dini agar anak-
anak mengetahui segala resiko yang akan timbul. Juga bisa dilakukan penyuluhan-
Kesehatan reproduksi misalnya satu bulan sekali atau tiga bulan sekali agar siswa
4. Peneliti Selanjutnya
Adanya penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi
kejadian menarche dini, seperti faktor hormon dan faktor genetik. Faktor genetik
dapat dilihat dari keturunan ibu yang dulu pernah mengalami menarche dini. Selain
itu kelengkapan data umum juga sangat diperlukan untuk menghasilkan penelitian
yang maksimal.
77
DAFTAR PUSTAKA
Antono, S. D. (2015). Hubungan Antara Status Gizi (IMT) dengan Usia Menarche pada
Remaja Putri Usia 13-14 Tahun di SMPN 1 Pace Kecamatan Pace Kabupaten
Nganjuk. Jurnal Ilmu Kesehatan.
Arie Nugroho, B. M. (2015). Hubungan Antara Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan
Kejadian Menarche dini pada Siswi SD Negeri 2 di Kota Bandar Lampung. Jurnal
Kesehatan .
Desi Ratnasari, L. U. (2019). Peer Education untuk Meningkatkan Pengetahuan Remaja
Putri Umur 10-12 Tahun Tentang Menarche dengan Media Ular Tangga di Desa
Sidoharum Sempor Kebumen . Jurnal Kesehatan .
Dita Trimayasari, K. K. (2013). Hubungan Usia Menarche dan Status Gizi Siswi SMP Kelas
2 dengan Kejadian Disminore. Jurnal Obstretika Scientia .
Eka Ratnaningsih, L. R. (2017). Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswa
SD Negeri Desa Sidoarum Kecamatan Godean Sleman Yogyakarta. Jurnal
Universitas Aisyiyah Yogyakarta .
Evi Susanti, S. W. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche pada
Siswi Kelas VIII MTsN 1 Bukittinggi . Jurnal Kesehatan terpadu .
Fitri Apriyanti, E. H. (2018). Hubungan Status Gizi dan Usia Menarche dengan Kejadian
Disminore pada Remaja Putri di SMAN 1 Bangkinang Kota . Jurnal Maternitas
Kebidanan .
Maulana, A. (2015). Hubungan Antara Status Gizi dan Aktivitas Fisik Dengan Usia
Menarche pada Remaja Puteri di SMP Negeri 21 Padang . Jurnal Keperawatan
Maternitas .
Ni Made Diaris, F. P. (2013). Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswi di
SMPN 2 Ungaran Kabupaten Semarang. Jurnal Kesehatan Terpadu.
Sylvia V, F. S. (2012). Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di
SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Adriani, Merryana & Bambang W., 2012, Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan, edisi 1,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Aisya, M., 2016, Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Menarche di SMA Negeri 1
Driyorejo Kabupaten Gresik, Skripsi, Universitas Airlangga Surabaya.
Almatsier, S., 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pusaka Utama, Jakarta.
Andira, Dita 2010, Seluk-Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita, A*Plus Books, Jogjakarta.
Al-Sahab, B. et al., 2010. Age at menarche in Canada: results from the National
Longitudinal Survey of Children & Youth. BMC public health,
Bau, A.M. et al., 2009. Is there a further acceleration in the age at onset of menarche? A
cross-sectional study in 1840 school children focusing on age and bodyweight at the
78
onset of menarche. European Journal of Endocrinology.
Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4, EGC,
Jakarta
Braithwaite, D. et al., 2009. Socioeconomic status in relation to early menarche among
black and white girls. Cancer Causes and Control
Bratke, H. et al., 2017. Timing of menarche in Norwegian girls : associations with body
mass index , waist circumference and skinfold thickness. BMC Pediatrics
Brown, J.D., Halpern, C.T. & L’Engle, K.L., 2005. Mass media as a sexual super peer for
early maturing girls. Journal of Adolescent Health, 36(5),
Carwile, J.L. et al., 2015. Sugar-sweetened beverage consumption and age at menarche in a
prospective study of US girls. Human Reproduction,
Fildza, R., 2014. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Menarche pada Siswi
di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014.
Ginarhayu, 2002. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menarche remaja
putri ( 9 - 15 tahun ) pada siswi sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama di
Jakarta Timur pada tahun 2002. Tesis.
Riskesdas, 2018. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Laporan Nasional 2018,
pp.1–384.
79
LAMPIRAN
Lampiran 1
80
Lampiran 2
81
82
83
84
85
86
Lampiran 3
87
Lampiran 4
88
Lampiran 5
Dengan hormat,
Mojokerto. Saya akan melakukan penelitian yang berjudul : “Hubungan Status Gizi
dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di UPT SMP NEGERI 13 Gresik”. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan status gizi dengan usia menarche
pada anak remaja yang ada di salah satu sekolah negeri gresik. Untuk itu saya mengharapkan
kesediaan anda untuk mengisi kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dengan
sejujurnya atau apa adanya sesuai dengan apa yang anda rasakan. Saya akan menjamin
kerahasiaan data serta identitas anda. Informasi yang anda berikan digunakan sebagai data
dari tujuan penelitian, tidak akan dipergunakan untuk maksud lain. Partisipasi anda dalam
mengisi kuesioner ini sangat saya hargai dan sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Gresik,
Hormat saya,
Maulidiatul Khamidah
NIM.201701212
89
Lampiran 6
Saksi,
(……………………)
*)Coret Salah Satu
90
Lampiran 7
LEMBAR KUESIONER
NEGERI 13 GRESIK
Petunjuk pengisian
1. Bacalah pertanyaan dengan baik sehingga dimengerti.
2. Jawablah pertanyaan dengan sejujur-jujurnya.
3. Berilah tanda (X) pada jawaban yang benar
C. Data Umum
Petunjuk pengisian:
1. Beriah tanda “ √ “ pada kolom jawaban yang telah tersedia
91
2. Bagi yang sudah menstruasi/haid, kegiatan dibawah ini
adalah kegiatan yang dilakukan sebelum anda mengalami
menstruasi pertama kali/menarche.
Keterangan :
SS : Sangat Sering bila Anda melakukan tiga atau lebih dalam
sebulan
No. Pertanyaan SS S J TP
92
No Umur Usia Menarche Status Gizi
<12 tahun 12-13 tahun >14 Kategori Kode Tinggi Badan Berat Badan IMT Kategori Kode
tahun
1. 12 tahun v Dini 1 137 49 26, Gemuk Tingkat Ringan 4
2
2. 11 tahun v Din 1 139 50 25, Gemuk Tingkat Ringan 4
9
3.Lampiran
12 tahun8 v Dini 1 140 50 25, Gemuk Tingkat Ringan 4
5
4. 12 tahun v Normal 2 149 35 15, Normal 3
7
5. 12 tahun v Normal 2 145 35 16, Normal 3
6
6. 13 tahun v Normal 2 155 40 16, Kurus tingkat berat 2
6
7. 12 tahun v Dini 1 155 60 26, Gemuk Tingkat Ringan 4
6
8. 12 tahun v Dini 1 140 51 26, Gemuk Tingkat Ringan 4
0
9. 12 tahun v Dini 1 158 62 25, Gemuk Tingkat Ringan 4
8
10 13 tahun v Dini 1 149 42 18, Normal 3
. 9
11 13 tahun v Normal 2 150 39 17, Normal 3
. 3
12 13 tahun v Normal 2 139 35 18, Normal 3
. 1
13 12 tahun V Dini 1 145 53 25, Gemuk Tingkat Ringan 4
. 2
14 13 tahun V Normal 2 155 45 18, Normal 3
. 7
15 13 tahun v Dini 1 147 55 25, Gemuk Tingkat Ringan 4
. 4
16 13 tahun V Normal 2 144 38 18, Kurus tingkat ringan 2
. 3
17 14 tahun V Dini 1 147 56 25, Gemuk Tingkat Ringan 4
. 6
18 14 tahun V Dini 1 139 50 25, Gemuk Tingkat Ringan 4
. 9
19 14 tahun V Dini 1 93
137 49 26, Gemuk Tingkat Ringan 4
. 2
20 13 tahun V Dini 1 145 53 25, Gemuk Tingkat Ringan 4
. 2
Keterangan :
Umur :
1. 11 tahun : 6 orang
2. 12 tahun : 17 orang
3. 13 tahun : 36 orang
4. 14 tahun : 8 orang
Usia Menarche :
1. Menarche Dini : 33 orang
2. Menarche Normal : 32 orang
3. Menarche Tarda : 2 orang
Status Gizi :
1. Kurus tingkat berat : 6 orang
2. Kurus tinkat ringan : 8 orang
3. Normal : 23 orang
4. Gemuk tingkat ringan : 30 orang
5. Gemuk tingkat berat : 0 orang
94
Lampiran 9
Statistics
Usia_M Stat
enarche us_Gizi
V
67 67
alid
N
M
0 0
issing
Usia_Menarche
Menarch 4
33 49.3 49.3
e Dini 9.3
4
Normal 32 47.7 97.0
V 7.7
alid Menarch 3.
2 3.0 100.0
e Tarda 0
1
Total 67 100.0
00.0
Status_Gizi
Kurus tingkat 9.
6 9.0 9.0
berat 0
Kurus tingkat 1
8 11.9 20.9
ringan 1.9
V 3
Normal 23 34.3 55.2
alid 4.3
Gemuk tingkat 4
30 44.8 100.0
ringan 4.8
1
Total 67 100.0
00.0
Cases
95
N P N P N P
ercent ercent ercent
Usia_Menarche * 6 1 0. 6 1
0
Status_Gizi 7 00.0% 0% 7 00.0%
Status_Gizi T
otal
Kuru Kuru N Gem
s tingkat berat s tingkat ormal uk tingkat
ringan ringan
3
Count 3 1 2 27
3
% within 6 81.8 1
9.1% 3.0%
Menar Usia_Menarche .1% % 00.0%
che Dini % within 50.0 12.5 8 90.0 4
Status_Gizi % % .7% % 9.3%
3 40.3 4
% of Total 4.5% 1.5%
.0% % 9.3%
2 3
Count 2 6 3
1 2
% within 18.8 6 1
6.2% 9.4%
Usia_ Norma Usia_Menarche % 5.6% 00.0%
Menarche l % within 33.3 75.0 9 10.0 4
Status_Gizi % % 1.3% % 7.8%
3 4
% of Total 3.0% 9.0% 4.5%
1.3% 7.8%
Count 1 1 0 0 2
0 3
% of Total 1.5% 1.5% 0.0%
.0% .0%
Total 2 6
Count 6 8 30
3 7
96
11.9 3 44.8 1
% of Total 9.0%
% 4.3% % 00.0%
Correlations
Usia_M Stat
enarche us_Gizi
Correlation -.62
1.000
Usia_Me Coefficient 9**
Spearma N 67 67
n's rho Correlation 1.00
-.629**
Status_G Coefficient 0
N 67 67
97