Disusun Oleh
Nama : Ziana Utari
NIM : 18130163
Nim : 18130163
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Pembimbing I Pembimbing II
Paulinus Deny Krisnanto., S.Kep., Ns., M.Kep Endang Nurul Syafitri., S.Kep., Ns., MSN
NIK NIK
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh
Nama : Ziana Utari
Nim : 18130163
Mengetahui,
NIM : 18130163
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam Skripsi/KTI ini:
(1) tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui
sebagai tulisan saya sendiri; (2) tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang
saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
pengakuan kepada penulis aslinya; (3) tidak terdapat proses rekayasa data dan atau
melakukan perubahan data penelitian orang lain yang saya akui sebagai data hasil
penelitian saya.
Apabila di kemudian hari, terbukti bahwa saya melakukan plagiat pada naskah ini
baik sengaja ataupun tidak, saya menyatakan menarik Skripsi yang telah saya ajukan
sebagai hasil karya saya dan berarti gelar dan izasah yang telah diberikan oleh
Ziana Utari
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjakatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
dengan judul “Hubungan Mekanisme koping Dengan Stress PTM (Pertemuan Tatap
dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kesempatan ini penulis dengan rendah hati dan rasa hormat mengucapkan terima
1. Prof. Dr. dr. Santoso, MS, Sp.Ok selaku Rektor Universitas Respati Yogyakarta.
2. Wahyu Rochdiat M., S.Kep, Ns, M.kep, Sp.Kep.J selaku Dekan Fakultas Ilmu
3. Listyana Natalia R, S.Kep, Ns, MSN selaku Ketua Program Studi Keperawatan
penelitian ini.
penelitian ini.
6. (Dosen Penguji) selaku penguji yang telah memberikan bimbingan dan arahan,
melakukan penelitian.
8. Bapak, Ibu, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang memberikan dukungan dan
9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan proposal penelitian ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkat yang melimpah kepada
semoga rancangan proposal ini dapat disetujui oleh tim penguji, sehingga penulis
penyusunan proposal penelitian ini banyak kekurangan oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penulisan proposal
Penulis
Ziana Utari
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Mekanisme Koping Dengan Stress PTM
SD : Sekolah Dasar
DM : Diabetus Melitus
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia. Hampir seluruh sektor kehidupan terkena dampak dari wabah Covid-
19, tidak terkecuali di sektor pendidikan (P. Ayu Suci et al., 2020). Dalam siaran
atau belajar dari rumah (BDR) untuk satuan pendidikan yang berada di wilayah
zona kuning, oranye, dan merah. Sedangkan bagi satuan pendidikan yang berada
dilaksanakan pada Juli nanti adalah pembelajaran tatap muka (PTM) secara
dilaksakan pada satuan pendidikan yang tertuang dalam SKB Empat Menteri
yang akan dilaksanakan melalui 2 (dua) fase yaitu masa transisi dan masa
kebiasaan baru. PTM pada masa transisi akan berlangsung selama 2 (dua) bulan
sejak dimulainya PTM di satuan pendidikan. Setelah masa transisi selesai maka
PTM memasuki masa kebiasaan baru. Pada prosesnya, tentu saja pelaksaan PTM
satunya adalah tidak tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung layanan
belajar, pengaturan jumlah peserta didik, dan durasi waktu setiap mata pelajaran
per hari. Satuan Pendidikan dapat menyiapkan beberapa alternatif PTM, yang
pada akhirnya akan terpilih satu bentuk PTM yang sesuai dengan kondisi
tidak semudah yang dibayangkkan, dalam pelaksaan PTM dinamika dan polemik
di masyarakat bermunculan, terutama pada siswa, orang tua, dan guru. Ini
merupakan masalah baru yang timbul, di mana kebiasaan yang selama ini
dijalankan secara online, dan kini beralih kepada offline membuat siswa, orang
muka terbatas ini juga perlu menerapkan prinsip kehati-hatian karena berkaitan
pembatasan jumlah peserta didik dalam satu kelas, sehingga perlu mengatur
jumlah dengan sistem rotasi dan kapasitas 50% dari jumlah siswa pada
mental. Mengenai hasil yang didapatkan dari penelitian (Fathonah & Renhoran,
2021), didapatkan rata – rata skor Perceived Stres Scale sebesar 15,6. Sebagian
orang (59,9%), disusul dengan kategori stress ringan sebanyak 54 orang (36,7%)
dan terakhir adalah kategori stress berat sebanyak 5 orang (3,4%) (Fathonah &
Renhoran, 2021). Stress yang dialami oleh guru selama pandemi ini dapat
diakibatkan beberapa faktor seperti tekanan kerja dan ketakutan terjangkit wabah
korelasi negatif, yang berarti semakin berat beban kerja guru maka tingkat stress
mana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan
(baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari
menghadapi situasi penuh tekanan. Secara umum, stress dapat diatasi dengan
mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosi seseorang. Maka dari itu penting
bagi setiap orang untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengatasi
stress. Dengan memahami teori dan konsep stress, seseorang dapat memiliki
Know:2014). Yang perlu ditekankan juga dalam mengatasi stress ialah bahwa
kita tidak memiliki kendali terkait penyebab stress, tetapi kita mampu mengontrol
Affairs,: 2014).
Tidak ada satu metode pun yang dapat digunakan untuk semua situasi stress.
Tidak ada strategi coping yang paling berhasil. Strategi coping yang paling
efektif adalah strategi yang sesuai dengan jenis stress dan situasi. Keberhasilan
coping lebih tergantung pada penggabungan strategi coping yang sesuai dengan
satu strategi coping yang paling berhasil. Penyesuaian yang sifatnya problem
lebih terarah, ada strategi tertentu, dan lebih efektif. Ini dapat dilakukan dengan
memodifikasi diri agar lebih toleran terhadap stress atau memodifikasi situasi
guru mengalami stres dengan gejala seperti menjadi mudah marah karena hal-hal
sulit untuk beristirahat, mudah marah, merasa sulit sabar dalam menghadapi
gangguan terhadap hal yang sedang dilakukan, merasa mudah gelisah. 1 guru
menentukan apa yang dibutuhkan untuk berhasil, selalu berusaha mencari cara
menyelesaikannya.
Tatap Muka) bagi anak didik diantaranya penurunan prestasi belajar, sikap anak
pembelajaran tatap muka dimusim pandemi Covid-19 ini, Guru harus benar-
menyampaikan materi pembelajaran secara tepat agar pada saat Penilaian Akhir
Semester (PAS), materi yang diajarkan dapat terselesaikan sesuai tema. Dengan
keadaan seperti itu dapat memicu terjadinya stres pada guru SD Perumnas
Dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada
Hubungan Mekanisme koping dengan stress PTM (Pertemuan Tatap Muka) Pada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Mekanisme Koping
dengan Tingkat Stress pada PTM (Pertemuan Tatap Muka) Guru SD Wilayah
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
mekanisme koping dengan tingkat stress pada PTM (Pertemuan Tatap Muka)
19.
2. Manfaat Praktis
dasar selama akan dilakukan pembelajaran tatap muka (PTM) pada masa
pandemi COVID-19.
E. Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
ini, pendidikan sedang diuji dengan suatu cobaan yang sangat berat.
Dimana pada saat sekarang ini telah hadir wabah baru yang
proses belajar dan mengajar agar dapat dilakukan secara online atau
belajar agar maksimal dan lebih terukur hasilnya. PTM Tebatas ini
al., 2021).
b. Perencanaan pembelajaran tatap muka perlu memperhatikan beberapa hal
3). Memberikan batas pemisah dan penanda arah jalur koridor dan
tangga.
d. Dampak PTM
muka seperti biasanya sesuai dengan aturan dan arahan dari pemerintah.
(Nissa & Haryanto, 2020). Kendala yang dialami guru adalah guru harus
siswa dari awal masuk sekolah hingga pulang sekolah. Guru melakukan
mencuci tangan siswa, dan selama di area sekolah dan di dalam kelas siswa
menjaga jarak dan memakai alat pelindung diri dengan dipandu oleh guru.
mengawasi, mengatur dan memandu seluruh siswa dari mulai masuk sampai
dimana guru datang pagi atau lebih awal yaitu sebelum pukul 07.00 WIB,
sehingga siswa menjadi kreatif dan inovatif, guru juga berusaha semaksimal
mungkin memberikan pelayanan yang baik kepada siswa dan orang tua atau
wali murid sehingga siswa dan orang tua puas dengan pelaksanaan
pembelajaran daring, luring dan tatap muka di kelas IV SDIT Ummul Qurro’
Gondang. Kesiapan guru dalam pembelajaran, hal ini terbukti dengan adanya
kesiapan administrasi guru, baik dalam pembuatan RPP, daftar kelas, jurnal
mempersiapkan RPP, daftar kelas sudah diisi sesuai dengan kehadiran siswa,
jurnal pembelajaran sudah diisi sesuai jadwal pelajaran setap hari dan daftar
penilaian sudah diisi setiap guru melakukan penilaian, baik nilai Ulangan
Harian (UH), Penilaian Tengah Semestr (PTS) dan Penilaian Akhir Semester
2. Guru
a. Definisi guru
suatu strategi pembelajaran. Selain itu guru juga sebagai sumber belajar,
1). Guru yang pintar ilmu dan pintar mengajar (teacher who his
knowledge and good teaching). Tipe ini merupakan kriteria guru yang
2). Guru yang pintar ilmu tetapi tidak pintar mengajar (teacher who his
knowledge, but good not teaching). Pada tipe ini guru hanya
3). Guru yang tidak pintar ilmu tetapi pintar mengajar (teacher who his not
knowledge, but good teaching). Pada tipe ini guru hanya memenuhi
4). Guru yang tidak pintar ilmu dan tidak pintar mengajar (teacher
who his not knowledge, and good not teaching). Pada tipe ini guru
hanya sebagai simbolis semata. Pada tipe ini guru cenderung sesat
antara lain:
keilmuannya.
masyarakat sekitar.
(Darmadi, 2015).
sosialisasi diri.
4). Peran guru sebagai korektor menuntut guru bisa membedakan mana
nilai yang baik, dan mana nilai yang buruk, mana nilai positif dan
5). Peran guru sebagai inisiator, artinya guru harus dapat menjadi
6). Peran guru sebagai evaluator, artinya seseorang guru dituntut untuk
sebagai evaluator.
3. Stres
a. Definisi Stres
Robbins (2017:429) menyatakan bahwa stress merupakan suatu
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apakah yang individu
inginkan dan yang mana hasil yang dipandang menjadi tidak pasti dan
b. Klasifikasi Stres
eustress dan distress. Eustress merupakan stres yang baik dan berimbas
positif bagi individu, menantang individu untuk menjadi lebih baik dan
Renhoran, 2021).
c. Manifestasi Klinis
meningkatnya laju detak jantung dan nafas, sakit kepala, tekanan darah
akan mengalami sulit tidur, sakit kepala, sulit buang air besar, leher
d. Tingkat Stres
Tahapan stress ini merupakan tingkat stress yang paling ringan yang
antara lain:
leher)
Pada tahap tiga, keluhan semakin tampak dengan gejala sebagai berikut:
a). Gangguan usus semakin terasa (sakit perut, mules, seringin ingin ke
belakang)
d). Gangguan tidur (sulit tidur, suka terbangun pada malam hari dan
e). Badan terasa oyong, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh
pingsan)
Gejala dalam tahap keempat semakin lebih berat dengan gejala sebagai
beirkut:
g). Persaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa.
yaitu:
c). Gangguan system pencernaan (sakit maag dan usus) lebih sering, sulit
buang air besar atau sebaliknya feses encer dan sering ke belakang
penderita dalam tahapan ini dibawa ke ICCU. Gejala pada tahapan ini
a). Debaran jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan karena zat
peredaran darah
mampu
e. Penyebab Stress
Strain adalah tegangan yang terjadi pada diri seseorang akibat adanya
sumber ketegangan. Dengan kata lain stressor adalah segala sesuatu yang
menyebabkab stress. Stressor bisa terjadi secara akut, kronis, dari dalam
atau luar, baik secara jasmani atau rohani, nyata atau hanya suatu
2). Ada banyak hal yang dapat memicu stres dalam hidup kita (stressor)
yaitu:
berlebihan
h). Lingkungan yang tidak sehat seperti ancaman terhadap rasa aman,
i). Stress atau kejengkelan kecil (stress yang biasa kita alami) sesperti
o). Iri hati, dengki, tidak suka melihat orang lain berhasil.
q). Rasa tidak berdaya karena mengalami peristiwa yang tidak dapat
r). Rasa panic karena merasa tidak mempunyai banyak harapan untuk
f. Dampak Stres
(Yesserie, 2015).
g. Penatalaksanaan Stres
1). Pada awal kegiatan, para partisipan akan diajak untuk mengidentifikasi
relaksasi.
yang bisa diaplikasikan individu dalam menghadapi situasi stres (Wade &
Metode yang paling efektif dalam rangka mengatasi tekanan fisiologis dari
tubuh. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah meditasi atau relaksasi
sehingga otot-otot dan syaraf akan menjadi lebih santai, tekanan darah
Strategi ini fokus pada pengendalian emosi yang muncul dari masalah yang
Perasaan negatif seperti duka, marah, atau sedih merupakan reaksi yang
wajar bagi individu apabila mengalami situasi yang tidak nyaman atau
Rasa stres pada umumnya akan menyerang dan ada pada ranah kognitif.
kognitif. Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah afirmasi positif.
Salah satu upaya mereduksi stres yang dialami oleh individu adalah
h. Pencegahan stress
2021). Atau bisa dengan mudah menggunakan Selalu (SL) (setiap hari
4. Coping
a. Definisi Coping
semua bentuk perilaku dan pikiran (negatif atau positif) yang dapat
bentuk respon terhadap situsi yang mengancam dirinya baik fisik maupun
b. Strategi coping
berbagai permasalahan.
1). Strategi Coping Menurut Lazarus dan Folkman (1984). Lazarus dan
adalah:
(1) Planful problem solving yaitu bereaksi dengan melakukan
dimilikinya.
sesuatu yang terjadi saat ini sebagai nama mestinya dan mampu
secara tergesa-gesa.
setiap anggota keluarga yang lebih ketat. Hal ini diharapkan setiap
seperti ini dapat membawa keluarga lebih dekat satu sama lain
dan memelihara serta dapat mengatasi tingkat stres, ikut serta
stres.
suatu kesepakatan.
kelompok komunitas.
c). Mencari pendukung sosial. Mencari pendukung sosial dalam jaringan
Koping yang tepat dapat membantu meningkatkan efikasi diri yang dapat
menjadi dua yaitu mekanismen coping adaptif dan mekanisme coping maladaptive
berbicara dengan orang lain, memecahkan maslah secara efektif, teknik relaksasi,
stress di dalam penelitian ini adalah skal alikert dengan model 4 jenis
jawaban yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan
sangat setuju (SS). Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk
koping menurut Moos dalam Brunner dan suddarth (2002) dan Siswanto
(2007) dengan empat tipe pilihan sesuai dengan skala likert yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS),
Favorable Unfavorable
Jawaban Skor Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 3 Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju 4
(STS)
koping adaptif jika skor > 50 dan koping maladaptif jika skor ≤ 50 (Azwar,2011).
yang berasal dari orang lain seperti teman, tetangga, teman kerja dan orang –
orang lainnya. Bentuk dukungan ini dapat berupa informasi, tingkah laku
berpikir, menduga, dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau
Tuhan yang Maha Esa dan selalu memohon pertolongan Tuhan setiap
mengalami kesulitan, disiplin, jujur, setia kawan, kekeluargaan, selalu
3) Cendrung realistic
Sifat seseorang yang cenderung untuk berpikir yang penuh perhitungan dan
mengendalikan diri. Tawuran antar pelajar, mengambil hak milik orang lain
5) Menarik diri
menghindari hubungan dengan orang lain karena suatu kondisi yang dialami,
ditandai dengan adanya usaha pembatasan hubungan dengan dunia luar dan
itu sendiri ada dua macam yaitu Way of Coping dan Joloweic Coping Scale.
Accepting Responbility 4
Positive Reappraisal 7
Self-Control 7
yang diukur dan terdiri dari 3 aspek Problem Focused Coping (PFC) dan 5
Tidak Pernah 0
Jarang 1
Kadang – Kadang 2
Sering 3
Guru SD
Variabel Luar:
1. Stressor Fisik
2. Stressor Psikologik
3. Stressor Sosial Budaya
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data variabel independen dan dependen hanya satu kali saja, pada satu
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Guru.
2. Sampel
2013). Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah seluruh Guru
3. Sampling
atau dilakukan.
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
Condongcatur.
3. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi operasional hubungan mekanisme koping dengan stress PTM (Pembelajaran Tatap Muka)
2 Stres PTM pada guru Bentuk respon Guru SD terhadap DASS 1. Normal : 0- 14 Ordinal
SD pelaksanaan pertemuan tatap muka (Depression 2. Ringan : 15-
pada anak SD Anxiety Stres 18
Scale) 3. Sedang : 19-
25
4. Berat : 26- 33
5. Sangat
Berat : 34+
(Ulfa Sari, 2018)
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
dan stress PTM dimana guru diharapkan memberikan tanda centang (√)
berupa souvenir/snack
F. Instrumen Penelitian
No Item/gejala
1 Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele
2 Mulut terasa kering
3 Tidak dapat melihat hal yang positif dari suatu kejadian
14 Tidak sabaran
15 Kelelahan
18 Mudah tersinggung
19 Berkeringat
27 Mudah marah
28 Mudah panic
39 Mudah gelisah
Dalam Tabel 3.2 tersebut item untuk mengukur tingkat stres adalah
1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39. Dan untuk jumlah skor
Normal : 0-14
Ringan : 15-18
Sedang : 19-25
Berat : 26-33
Scale – 14). Yang terdiri dari 14 pertanyaan tentang stres PTM dengan
kadang dan 0 untuk jawaban Tidak pernah. Dengan rentang stres Normal
laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang dia ketahui (Artikunto,
1. Data Sosiodemografi
mencerminkan EFC.
jawaban :
1. Tidak Pernah :1
2. Kadang – Kadang : 2
3. Sering :3
4. Selalu :4
dengan cara
f
P= x 100%
n
Keterangan :
P = Presentase
dengan kategori :
koping keduanya.
focused coping.
sebagai berikut :
a. Skala Pengukuran
b. Analisa Data
berikut:
1) Pengkoreksian (editing)
2) Skoring
responden.
3) Pengkodean (Coding)
a) Usia
b) Kode Pendidikan
(1) SD =1
(2) SMP =2
(3) SMA = 3
c) Mekanisme Koping
(2) Ringan = 1
(3) Sedang = 2
(4) Berat =3
d) Stress PTM
(1) Ringan = 1
(2) Sedang = 2
(3) Berat =3
proses ini juga dituntut ketelitian dari orang yang melakukan data entry ini.
Apabila tidak makan akan terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data
(S.Notoadmodjo, 2012).
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
2. Analisa Data
1. Univariat
frekuensi.
Keterangan :
Sm : skor maksimal
2. Bivariat
koping dengan stress PTM, dilakukan uji statistik menggunakan Chi Square
data dan analisis statistik menggunakan alat bantu komputer SPSS for
dengan derajat kemaknaan p < 0,05. Bila p > 0,05 maka H0 diterima, berarti
tidak terdapat hubungan antara mekanisme koping dan stress PTM pada
mempunyai kesamaan)
guru dengan memberikan tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang
telah tersedia.
berupa souvenir/snack
I. Etika Penelitian
diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak
responden.
menolak jika tidak bersedia menjadi responden atau responden yang setuju
Nama responden tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data, hal ini
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Informasi yang telah diperoleh dari responden akah dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti. Hanya pada sekelompok tertentu saja yang akan peneliti sajikan,
5. Keadilan (justice)
Kepada Yth,
Calon Responden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Prodi Keperawatan
Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta:
Nim : 18130163
No. Hp : 0895336207816
⦁ Tidak ada efek samping yang dapat muncul pada penelitian ini maka
Apabila Saudara memutuskan berpartisipasi, Saudara bebas untuk
mengundurkan diri dari penelitian kapan pun.
Apabila setelah terlibat penelitian ini Saudara masih memiliki pertanyaan atau
ingin menyampaikan pengunduran diri, saudara dapat menghubungi saya di
nomor Hp 0895336207816
Yogyakartaa,
Peneliti
Ziana Utari
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Responden
INFORMED KONSENT
Nama :
Umur :
Yogyakarta, ………………2022
(Responden)
Lampiran 5. Instrumen Penelitian
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan anda saat ini, serta
beri tanda () pada kolom yang telah disediakan!
Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pertanyaan yaitu :
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan atau lumayan sering
No Pernyataan Jawaban
0 1 2 3
Petunjuk : Pilihlah jawaban pada kolom berikut sesuai dengan apa yang anda
lakukan jika menghadapi masalah, serta beri tanda () pada kolom
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak setuju
NO Pernyataan SS S TS STS
Yogyakarta,…………2022
Peneliti
(…………………….)
Lampiran 8. Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 9. Curriculum Vitae Peneliti
CV PENELITI
Identitas Diri
1. Nama Ziana utari
2. Jenis kelamin Perempuan
3. Program studi Keperawatan Program Sarjana
4. NIM 18130163
5. Tempat, tanggal lahir Wonosobo, 14 Februari 1995
6. e-mail 18130163@respati.ac.id
7. No Telepon/ Hp 0895336207816
Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan
1.
2.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata adalah benar dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan ETHICAL CLEARANCE.
Yogyakarta................... 2022
Peneliti