Disetujui,
ii
PENGESAHAN PENELITIAN
Tim Penguji :
Pembimbing dan Penguji I:
Hj. Andiani, dr., M.Kes
NIDN : 0702048403
Penguji II :
Dr. Atik Sri Wulandari., SKM., M.Kes
NIDN : 0731076901
Mengesahkan,
Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
MOJOKERTO
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini merupakan hasil karya tulis
ilmiah sendiri dan bukanlah merupakan karya yang pernah diajukan pihak lain.
Adapun karya atau pendapat pihak lain yang dikutip, ditulis sesuai dengan kaidah
Pernyataan ini dibuat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia menerima
konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari diketahui
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kemudahan kepada peneliti untuk menyelesaikan Laporan
Penelitian dengan judul “Hubungan Sarapan Pagi dengan Kejadian Gastritis pada
Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro Kabupaten Mojokerto”. Tugas praktek kerja
lapangan ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas dalam
kepaniteraan klinik di dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Peneliti memilih topik ini karena tingginya angka kejadian gastritis di wilayah
kerja Puskesmas Ngoro. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang
mempengaruhi gastritis pada remaja di wilayah kerja Puskesmas Ngoro bulan
Desember 2019.
Dalam proses penyusunan laporan penelitian ini, peneliti telah mendapat
banyak bantuan dari berbagai pihak baik secara moril dan material yang berwujud
pengarahan, bimbingan serta dorongan.
Tidak lupa penulis pada kesempatan ini menyampaikan terimakasih yang tak
terhingga kepada:
1. Prof. H. Sri Harmadji, dr., Sp. THT-KL (K) selaku Rektor Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Dr. Suhartati, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Dr. Atik Sri Wulandari, S. KM, M. Kes selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
4. Hj. Andiani, dr., M. Kes selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
5. Hj. Andiani, dr., M.Kes selaku dosen pembimbing kami di kampus yang
telah memberikan arahan kepada kami.
v
6. Dr. Didik Chusnul Yakin, S.Sos, M.Si selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto.
7. Dr. Ulum Rokhmat Rokhmawan, M. H selaku Koordinator Putaran
Puskesmas Kepaniteraan Klinik IKM beserta staf dan jajarannya.
8. Sunyoto. S. Kep., Ns. Selaku Kepala Puskesmas Ngoro Kabupaten
Mojokerto.
9. Erna Rosiyawati M, dr., selaku dokter pembimbing di Puskesmas Ngoro.
10. Seluruh tenaga medis, paramedis dan non medis yang telah banyak
membantu kami selama melaksanakan kepaniteraan klinik di Puskesmas
Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini sehingga
kritik dan saran sangat penulis harapkan guna kesempurnaan laporan penelitian
dalam rangka praktek lapangan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak yang terlibat.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
A. Gastritis..................................................................................................... 6
vii
BAB III. KERANGKA PENELITIAN ................................................................. 24
C. Hipotesis ................................................................................................. 26
G. Pengumpulan Data.................................................................................. 34
J. Pengolahan Data......................................................................................... 38
viii
BAB VI. PEMBAHASAN .................................................................................... 47
B. Sarapan Pagi dan Tidak Sarapan Pagi dengan Kejadian Gastritis ......... 49
A. Kesimpulan ............................................................................................. 57
B. Saran ....................................................................................................... 57
LAMPIRAN .......................................................................................................... 64
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Usia Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro Kabupaten
Tabel 5.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Tabel 5.3 Distribusi Kejadian Gastritis Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Makan Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Tabel 5.5 Distribusi Jenis Makanan Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Tabel 5.6 Distribusi Porsi Makan Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Tabel 5.7 Distribusi Sarapan Pagi Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Tabel 5.8 Hubungan sarapan pagi dengan kejadian gastritis pada siswa kelas IX
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Alur Penelitian hubungan sarapan pagi dengan kejadian gastritis pada
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
asupan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, protein dan senyawa senyawa gizi
pola makan yang sesuai. Pola makan yang teratur sangat penting bagi
kesehatan tubuh kita, sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat
pencernaan atau penyakit yang mungkin terjadi dan sering dibiarkan oleh
banyak orang, salah satunya adalah penyakit gastritis atau biasa kita sebut
pencernaan yang paling sering terjadi. Sekitar 10% orang yang datang ke
unit gawat darurat pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri tekan di
31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Prancis 29,5%. Insiden gastritis di
2
Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6% yaitu di kota Medan, lalu di
beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%,
Bandung 32,5%, Palembang 35,3%, Aceh 31,7% dan Pontianak 31,2%. Hal
tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat (Gustin, 2011).
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa
masyarakat dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari
produktif, terutama usia anak sekolah seperti SMP dan SMA. Pada usia
diri, adanya keinginan untuk dapat diterima oleh teman sebaya dan mulai
merasa gemuk sehingga remaja menghindari sarapan dan makan siang atau
3
hanya makan satu hari satu kali. Perubahan psikologis yang dramatis serta
ataupun lebih besar, ingin tumbuh lebih cepat ataupun lebih lambat.
2000). Yang paling rentan terhadap perubahan pola makan adalah siswa
siswi SMP karena mereka baru mengenal masa pubertas sedangkan pada
Mojokerto.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mojokerto.
b. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti
ada.
b. Bagi masyarakat
c. Bagi puskesmas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gastritis
a. Definisi Gastritis
rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah. Sedangkan
disebabkan oleh factor iritasi dan infeksi. Secara garis besar penyebab
gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu
b. Klasifikasi Gastritis
1. Gastritis akut
2. Gastritis kronik
gastritis hipertrofik.
hemoragik.
c. Patofisiologi Gastritis
kedalam mucus dan menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, yang
menjadi:
1. Pemeriksaan darah
kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu
2. Pemeriksaan pernapasan
3. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak.
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidak normalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini
untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada
biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi
satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi
f. Penatalaksaan Gastritis
1. Gastritis Akut
prostaglandin mukosa.
2. Gastritis Kronik
1. Stres
belum tentu sama tanggapannya bagi orang lain. Hal ini sangat
lingkungannya.
makan atau pola makan dapat diartikan suatu sistem, cara kerja atau
sehat dapat diartikan sebagai suatu Cara atau usaha untuk melakukan
gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak
2010). Kebiasaan makan dihihat dari segi gizi terbagi menjadi dua
yaitu kebiasaan makan yang baik dan yang buruk. Kebiasaan makan
peptik. Hal tersebut dapat menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala
terbakar. (Baliwati,2010).
mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung
lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun
terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam
ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut
(Oktaviani, 2011).
16
menimbulkan gastritis:
B. Sarapan Pagi
hidangan utama pada pagi hari. Waktu sarapan dimulai dari pukul 06.00
pagi sampai dengan pukul 11.00 pagi. Dianjurkan menyantap makanan yang
makanan yang memiliki kadar serat tinggi dengan protein yang cukup
energi untuk otak, sarapan dapat membantu meningkatkan daya ingat dan
waktu malam yang tidak terisi oleh makanan setelah tidur selama kurang
lebih 8 jam. Oleh karena itu, zat gula dalam tubuh akan menurun, maka
tubuh.
protein (10%- 25%), lemak (30%), dan berbagai macam vitamin lain. Oleh
selama 12 jam, kadar gula darah dalam tubuh menjadi menurun. Padahal,
glukosa dalam darah adalah satu-satunya penyuplai energi bagi otak untuk
bekerja secara optimal. Bila glukosa darah anak rendah, apalagi sampai di
belajar, tubuh menjadi melemah, pusing dan gemetar. Selain itu, jika
1. Anemia
penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang dan terlihat
dampak yang besar bagi bayi dan anak dikemudian harinya seperti
2. Gastritis
Lambung yang terlalu lama kosong akibat pola makan yang tidak
mukosa lambung.
3. Diabetes melitus
pola diet, olahraga, tingkat penyakit dan tanda lain dari kesehatan.
makan yang salah. Penelitian yang dilakukan oleh rona (2010) tentang
bahwa sebagian besar responden (47%) memiliki pola makan kurang baik,
salah satunya adalah dengan sarapan pagi. Penelitian yang dilakukan oleh
Siska (2017) mengenai gambaran pola makan dalam kejadian gastritis pada
sarapan pagi dan terlambat makan. Dalam sehari responden hanya makan
keadaan lambung yang seharusnya hanya kosong antara 3-4 jam menjadi 5-
6 jam. Gastritis sering disebabkan jadwal makan yang tidak teratur yang
baik adalah teratur makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan siang
dan makan malam. Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam
jumlah sedikit tapi sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak
dimakan.
terjadinya gangguan pada lambung, seperti hasil penelitian oleh farul (2016)
saat belajar di sekolah. Sarapan pagi yang dimaksud disini tentunya asupan
D. Skala pengukuran
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
1. Skala likert
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
Selalu =5
Sering =4
Kadang-kadang =3
Jarang =2
Tidak pernah =1
22
2. Skala Guttman
negatif”; dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval
atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert
tidak setuju”, maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval
sini?
a. Setuju
b. Tidak setuju
anda?
a. Tidak pernah
b. Pernah
Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga
dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi
23
satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan
tidak setuju diberi skor 0. Analisa dilakukan seperti pada skala Likert.
24
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
GENETIK DAPATAN
MAKANAN MAKAN
POLA MAKAN
SARAPAN
PAGI
PENINGKATAN ASAM
LAMBUNG BERLEBIH
= Tidak diteliti
GASTRITIS
= Diteliti
B. Kerangka Teori
c. Porsi makan merupakan ukuran maupun takaran makanan pada tiap kali
2014).
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sarapan pagi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pengukuran variabel pada satu saat tertentu. Dengan kata lain semua subyek
diamati tepat pada satu saat yang sama, setiap subyek hanya diobservasi satu
Mojokerto. Jumlah sampel diambil dari total jumlah siswa kelas IX yang
b. Sampel
1. Besar Sampel
2. Teknik sampling
n= N
1+N (d)²
Keterangan:
n: jumlah sampel
N:jumlah populasi
1+320 (0,05)2
n= 177
3. Kriteria Sampel
a) Kriteria inklusi
penelitian
b) Kriteria Eksklusi
responden
D. Variabel Penelitian
E. Definsi Operasional
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang
a. Jenis
makanan yang
mengiritasi
Menghitung
(total skor > 3)
Jenis makanan skor dari
(poin 0)
2. Jenis yang dimakan pertanyaan
kuesioner Nominal b. Jenis
Makanan pada saat jenis makanan
makanan
sarapan pagi menggunakan
yang tidak
skala Guttman
mengiritasi
(total skor ≤ 3)
(poin 1 )
3. Porsi Makan Porsi makanan Menghitung a. porsi
yang dimakan skor dari kurang
pada saat pertanyaan (total skor ≤ 2)
sarapan pagi porsi makan (poin 0)
kuesioner Nominal
menggunakan b. porsi
skala Guttman cukup
(total skor > 2)
(poin 1)
33
Populasi
Informed consent
Mundur menjadi
Analisis data responden
Gambar 4.1 Alur Penelitian hubungan sarapan pagi dengan kejadian gastritis
pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro Kabupaten Mojokerto.
34
G. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, jumlah tenaga kerja yang secara formal memiliki
yang disadur dari kuesioner penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi tahun
I. Penjelasan Kuesioner
adalah kuesioner atau angket yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan
mengacu pada kerangka konsep dan teori yang telah dibuat. Instrumen
a. Data demografi
kelamin.
35
pagi, jenis makanan, dan porsi makan. Kuesioner mengenai pola sarapan
1. Frekuensi Makan
Selalu =5
Sering =4
Kadang-kadang =3
Jarang =2
Tidak pernah =1
frekuensi makan adalah, apabila rerata skor lebih dari tiga, maka
2. Jenis makanan
diberi nilai 1.
jenis makanan adalah, apabila skor lebih dari tiga, maka dapat
poin.
3. Porsi makan
responden menjawab benar diberi nilai 1, dan jika salah diberi nilai
0.
37
porsi makan adalah, apabila skor lebih dari dua, maka dapat
poin dengan cara menjumlah seluruh poin yang didapat dari tiap bagian
dari kuesioner sarapan pagi adalah, apabila skor lebih dari sama dengan
pagi, sedangkan apabila skor kurang dari dua, dapat disimpulkan bahwa
total skor dengan cara menjumlah seluruh nilai pertanyaan. Nilai tengah
38
gastritis adalah, apabila skor lebih dari dua, maka dapat disimpulkan
menderita gastritis.
J. Pengolahan Data
a. Editing
pertanyaan) yang telah diisi pada saat pengumpulan data. Hal ini
b. Coding
macamnya.
39
c. Scoring
d. Tabulation
K. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
pagi dengan kejadian gastritis pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Square. Uji Chi Square bekerja dengan data nominal. jika x² hitung ≥ x²
sarapan pagi dengan kejadian gastritis pada siswa kelas IX SMP Negeri
sarapan pagi dengan kejadian gastritis pada siswa kelas IX SMP Negeri
BAB V
HASIL PENELITIAN
SMP Negeri 1 Ngoro yang terdaftar adalah sebanyak 949 siswa, yang
terbagi menjadi 540 siswa perempuan dan 409 siswa laki-laki, serta jumlah
akreditasi A.
Komputer.
42
Tabel 5.1 Distribusi Usia Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro Kabupaten
Mojokerto tahun 2019
Jumlah
No Usia
∑ %
1 14 Tahun 112 63,3
2 15 Tahun 65 36,7
Jumlah 177 100
Sumber: Data Penelitian 2019
Tabel 5.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Kabupaten Mojokerto tahun 2019
Jumlah
No Jenis Kelamin
∑ %
1 Laki-laki 82 46,3
2 Perempuan 95 53,7
Jumlah 177 100
Sumber: Data Penelitian 2019
Tabel 5.3 Distribusi Kejadian Gastritis Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Kabupaten Mojokerto tahun 2019
Jumlah
No Kejadian Gastritis
∑ %
1 Gastritis 92 52,0
2 Tidak Gastritis 85 48,0
Jumlah 177 100
Sumber: Data Penelitian 2019
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Makan Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Kabupaten Mojokerto tahun 2019
Jumlah
No Frekuensi Makan
∑ %
1 Kurang 31 17,5
2 Baik 146 82,5
Jumlah 177 100
Sumber: Data Penelitian 2019
tahun 2019 memiliki frekuensi makan yang baik, yaitu sebesar 82,5%
(146 responden).
44
Tabel 5.5 Distribusi Jenis Makanan Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Kabupaten Mojokerto tahun 2019
Jumlah
No Jenis Makanan
∑ %
1 Mengiritasi 159 89,8
2 Tidak Mengiritasi 18 10,2
Jumlah 177 100
Sumber: Data Penelitian 2019
Tabel 5.6 Distribusi Porsi Makan Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Kabupaten Mojokerto tahun 2019
Jumlah
No Porsi Makan
∑ %
1 Kurang 39 22,0
2 Cukup 138 78,0
Jumlah 177 100
Sumber: Data Penelitian 2019
tahun 2019 memiliki porsi makan yang cukup, yaitu sebesar 78% (138
responden).
45
Tabel 5.7 Distribusi Sarapan Pagi Responden Kelas IX SMP Negeri 1 Ngoro
Kabupaten Mojokerto tahun 2019
Jumlah
No Sarapan Pagi
∑ %
1 Tidak 37 20,9
2 Ya 140 79,1
Jumlah 177 100
Sumber: Data Penelitian 2019
responden).
C. Analisis Bivariat
variabel. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian menggunakan uji Chi-
Square (X2).
H0: Tidak ada hubungan antara sarapan pagi dengan kejadian gastritis
tahun 2019
H1: Ada hubungan antara sarapan pagi dengan kejadian gastritis pada
2019
46
Tabel 5.8 Hubungan sarapan pagi dengan kejadian gastritis pada siswa kelas IX
SMP Negeri 1 Ngoro Kabupaten Mojokerto tahun 2019
Kejadian Gastritis
Hasil
Sarapan Tidak Total
Gastritis Analisis
Pagi Gastritis
∑ % ∑ % ∑ % Uji Chi Square:
Tidak 27 15,3 10 5,6 37 20,9 p = 0,004
Ya 65 36,7 75 42,4 140 79,1 Koefisien
Total Kontingensi:
92 52,0 85 48,0 177 100
0,211
Sumber: Hasil SPSS
hubungan antara sarapan pagi dengan kejadian gastritis pada siswa kelas
BAB VI
PEMBAHASAN
yang salah. Yang termasuk pola makan, salah satunya adalah sarapan pagi.
Pembahasan ini akan menguraikan makna hasil penelitian yang dilakukan tentang
hubungan sarapan pagi dengan kejadian gastritis pada siswa kelas IX SMP Negeri
gastritis, yaitu sebesar 52% (92 responden) dengan usia responden paling
Hasil ini sejalan dengan penelitian bagas (2016), yang menyebutkan bahwa
berusia remaja karena adalah masa remaja adalah masa mencari identitas
diri. adanya keinginan untuk dapat diterima oleh teman sebaya dan mulai
sarapan dan makan siang atau hanya makan satu hari satu kali. Padahal,
gangguan pada lambung, seperti hasil penelitian oleh farul, 2016 tentang
belajar di sekolah. Sarapan pagi yang dimaksud disini tentunya asupan gizi
yang berguna bagi kesehatan. Menurut penelitian Bruner dan Suddarth, 2010
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu
dalam jumlah yang kecil setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya glukosa
dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan
merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila
seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi
yang meningkat.
sarapan pagi dengan kejadian gastritis pada siswa kelas IX SMP Negeri 1
Ngoro Kabupaten Mojokerto tahun 2019. Hasil ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh rona (2010) tentang hubungan pola makan dengan
dengan timbulnya gastritis. Yang termasuk pola makan, salah satunya adalah
49
dengan sarapan pagi. Penelitian yang dilakukan oleh Siska (2017) mengenai
bahwa penderita gastritis masih banyak yang tidak sarapan pagi dan
terlambat makan. Dalam sehari responden hanya makan dua kali dan tidak
seharusnya hanya kosong antara 3-4 jam menjadi 5-6 jam. Gastritis sering
produksi asam lambung secara berlebihan. Jadwal yang baik adalah teratur
makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan siang dan makan malam.
Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah sedikit tapi
sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.
Untuk mendapatkan cukup energi, makanan harus menempuh waktu 3-4 jam
responden melakukan sarapan pagi. Sarapan pagi dalam penelitian ini dinilai
porsi makan. Dari ketiga poin penilaian tersebut, responden dengan dua nilai
positif dari tiga poin diintepretasikan melakukan sarapan pagi. Dari hasil
memiliki nilai negatif di frekuensi makan dan jenis makanan. Hal ini
50
frekuensi makan yang tidak tepat yaitu makan kurang dari tiga kali dalam
dengan frekuensi makan yang tepat. Begitu pula dengan penelitian Lim dkk
makan yang baik ialah 3 (tiga) kali sehari yang terdiri dari sarapan pagi,
makan siang dan makan sore yang tentunya sesuai dengan kebutuhan nutrisi
dan gizi.
pedas. Seperti contoh, pada anak remaja lebih memilih untuk membeli
sarapan pagi memiliki nilai positif di frekuensi makan. Hal ini berarti pada
dalam sehari, namun memakan jenis makanan yang mengiritasi. Hal ini
maupun stres.
tidak ada hubungan yang bermakna antara frekuensi makan dengan gastritis,
responden dengan frekuensi makan rendah (< 3 kali sehari), sebagian besar
makanan yang tersedia. Bahan makanan yang mudah untuk didapat dan
kuantitas dari makanan tersebut dan kurang memperhatikan nilai gizi yang
a. Gorengan
asam lambung.
b. Makanan pedas
c. Makanan asam
memiliki efek yang sama dengan kafein yang terdapat dalam kopi.
jelas hingga saat ini. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Padmavathi dkk.
lambung dan asam lambung dapat melindungi lambung dari infeksi bakteri.
H. pylori adalah flora normal pada sistem pencernaan. Namun oleh karena
55
maka akan terjadi luka pada mukosa. Ketika asam klorida kontak dengan
lapisan mukosa lambung yang teriritasi, perut dan epigastrium menjadi tidak
data di atas dapat penulis simpulkan bahwa jenis makanan dan minuman
gastritis. Hal ini memperkuat hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara jenis makanan dan minuman dengan
gastritis.
D. Ketrebatasan Penelitian
dengan tujuan penelitian, serta efektif dari segi waktu, biaya dan
tenaga peneliti.
Kabupaten Mojokerto.
57
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang melakukan sarapan pagi sebesar 79,1% dan yang tidak melakukan
d. Ada hubungan antara sarapan pagi dengan kejadian gastritis pada siswa
B. Saran
a. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini agar dijadikan acuan untuk meneliti lebih lanjut
b. Bagi masyarakat
c. Bagi puskesmas
sarapan pagi yang bernutrisi di kantin sekolah pada pagi hari, dan
melakukan pelatihan kepada anggota OSIS atau PMR sekolah guna ikut
DAFTAR PUSTAKA
Baliwati, Y. F. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan III. Jakarta: Penerbit
Swadaya.
Beck, E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet: Hubungannya Dengan Penyakit-Penyakit Untuk
Perawat dan Dokter. Yogyakarta: ANDI.
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume2. Jakarta: EGC.
Fahrul, Rahma. 2016. Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi
Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya. Surabaya: Departemen
Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.
Hartati, S. 2014. Hubungan Pola Makan Dengan Risiko Gastritis Pada Mahasiswa
yang Menjalani Sistem KBK. Jakarta: Universitas Trisakti
60
Kandou GD. The influence of eating habits of Minahasan dishes on the occurrence
of coronary heart disease. Jurnal Biomedik. 2010;2:169-78.
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I. Jakarta: FKUI.
Sistem Gastrointestinal. Jakarta: TIM
Margareth, Piesesha Pasaribu. 2010. The relationship between eating habits with
the gastritis at the medical faculty level of student 2010 sam ratulangi
university manado. Jurnal kedokteran dan komunitas tropic. Volume 2.
Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna. Pustaka Populer Obor. Jakarta
Oktaviani Wati. 2011. Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Mahasiswa S.1
Keperawatan Program A Fikes UPN Veteran. Skripsi. Jakarta: FKIK UPN
Veteran.
Pasaribu, PM. 2014. The Relationship Between Eating Habits With The Gastritis
At The Medical Faculty Level Og Student 2010 Sam Ratulangi University
Manado.
Potter & Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik.Jakarta: EGC
Pratiwi, Wahyu. 2013. Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Remaja di
Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah
Putri R. dkk. 2010. Hubungan Pola Makan Dengan Timbulnya Gastritis Pada
Pasien Di Universitas Muhammadiyah Malang Medical Center (UMC).
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Edisi
kelima. Jakarta: Dian Rakyat.
Shalahuddin, Iwan., Rosidin, Udin. 2018. Hubungan Pola Makan dengan Gastritis
pada Remaja di Sekolah Menengah Kejuruan YBKP3 Garut. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada Vol. 18 No.1.
Siska, Hosana. 2017. Gambaran Pola Makan dalam Kejadian Gastritis pada Remaja
di SMP Negeri 1 Sekayam Kabupaten Sanggau. Naskah Publikasi. Pontianak:
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Soetjiningsih. 2010. Tumbuh
Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.
Sulistyoningsih, Heryati. 2010. Zat Gizi Untuk Diet. Jakarta: Bumi Aksara.
Wendah H. 2016. Hubungan pola makan dan stres dengan kejadian gastritis pada
pasien yang berobat di Puskesmas Ramboken. Tomohon: Universitas
Sariputra.
WHO. 2013. Disease burden and mortality estimates. Global Health Observatory
(GHO) data.
Yatmi, Fitriah. 2017. Pola Makan Mahasiswa Dengan Gastritis Yang Terlibat
Dalam Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Di Universitas Islam Negeri
Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Yulida E, Oktaviyanti IK, Rosida L. Gambaran derajat infiltrasi sel radang dan
infeksi Helicobacter pylori pada biopsi lambung pasien gastritis. Berkala
Kedokteran. 2013; 9:47-58.
64
LAMPIRAN
A. Kuesioner
LEMBAR KUESIONER
a. Data Demografi
1. Tanggal pengisian :
2. Nomor Kuesioner :
3. Usia :
b. Gastritis
1. Apakah jika tidak sarapan anda merasa perih pada ulu hati?
[ ] Ya
[ ] Tidak
[ ] Ya
[ ] Tidak
[ ] Ya
[ ] Tidak
65
[ ] Ya
[ ] Tidak
c. Sarapan Pagi
a) Frekuensi Makan
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Kadang-kadang
d. Sering
e. Selalu
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Kadang-kadang
d. Sering
e. Selalu
b) Jenis Makanan
[ ] Ya
[ ] Tidak
[ ] Ya
[ ] Tidak
[ ] Ya
[ ] Tidak
66
[ ] Ya
[ ] Tidak
[ ] Ya
[ ] Tidak
[ ] Ya
[ ] Tidak
c) Porsi Makan
[ ] Ya
[ ] Tidak
[ ] Ya
[ ] Tidak
[ ] Ya
[ ] Tidak
[ ] Ya
[ ] Tidak
67
B. Hasil Kuesioner
50 P 0 1 1 0 1 1 0
51 P 0 1 1 0 1 0 1
52 L 0 1 1 0 1 0 1
53 L 0 1 1 0 1 0 1
54 P 1 0 0 1 0 0 0
55 P 0 1 0 1 0 0 0
56 L 1 0 1 0 1 0 1
57 L 0 1 1 0 1 0 1
58 L 0 1 1 0 1 0 1
59 L 0 1 1 0 1 0 1
60 L 0 1 1 0 1 0 1
61 L 0 1 0 1 1 0 0
62 L 0 1 0 1 0 0 0
63 L 1 0 0 1 1 0 1
64 L 1 0 1 0 1 0 1
65 L 0 1 1 0 0 1 1
66 P 1 0 0 1 0 0 1
67 P 0 1 1 0 1 0 1
68 P 0 1 0 1 1 0 0
69 L 1 0 0 1 0 0 0
70 P 1 0 1 0 1 0 1
71 P 1 0 0 1 0 0 0
72 L 0 1 1 0 1 0 1
73 L 0 1 1 0 1 0 1
74 P 0 1 1 0 1 0 1
75 P 1 0 1 0 1 0 1
76 P 0 1 1 0 1 0 1
77 P 0 1 1 0 1 0 1
78 L 0 1 1 0 1 0 1
79 P 1 0 1 0 1 0 1
80 P 1 0 1 0 1 1 0
81 P 0 1 1 0 1 0 1
82 P 0 1 1 0 1 0 1
83 P 0 1 1 0 1 0 1
84 P 0 1 1 0 1 0 1
85 P 1 0 1 0 1 1 0
86 P 0 1 1 0 1 0 1
87 L 0 1 1 0 1 0 1
88 L 0 1 1 0 1 0 1
89 L 0 1 1 0 1 0 1
90 L 0 1 1 0 1 0 1
91 P 1 0 1 0 1 0 1
92 L 0 1 0 1 1 0 0
93 P 0 1 1 0 1 0 1
94 L 1 0 1 0 1 0 1
95 P 1 0 1 0 1 0 1
96 P 0 1 1 0 1 0 1
97 P 1 0 1 0 1 1 0
98 L 1 0 1 0 1 0 1
99 L 1 0 1 0 1 0 1
100 L 1 0 1 0 1 1 0
101 P 0 1 1 0 1 0 1
102 P 1 0 1 0 1 0 1
69
103 P 1 0 1 0 1 0 1
104 L 1 0 1 0 1 0 1
105 P 0 1 1 0 1 0 1
106 P 0 1 0 1 0 0 0
107 P 1 0 1 0 1 0 1
108 L 1 0 1 0 1 0 1
109 P 0 1 1 0 1 0 1
110 L 1 0 1 0 1 0 1
111 P 1 0 1 0 1 0 1
112 L 0 1 1 0 1 0 1
113 P 1 0 1 0 1 0 1
114 P 0 1 1 0 1 0 1
115 L 1 0 0 1 0 1 0
116 P 1 0 0 1 0 1 0
117 P 1 0 0 1 0 1 0
118 L 1 0 1 0 1 1 0
119 L 0 1 1 0 1 0 1
120 L 1 0 1 0 1 0 1
121 L 0 1 1 0 1 0 1
122 P 1 0 0 1 1 0 0
123 P 0 1 1 0 1 0 1
124 L 1 0 0 1 0 0 0
125 L 1 0 1 0 1 0 1
126 L 0 1 1 0 1 0 1
127 L 1 0 1 0 1 0 1
128 L 1 0 0 1 0 0 0
129 L 0 1 1 0 1 0 1
130 L 1 0 1 0 1 0 1
131 L 0 1 1 0 1 0 1
132 L 1 0 1 0 1 0 1
133 L 1 0 0 1 0 0 1
134 P 1 0 1 0 0 1 1
135 P 1 0 0 1 1 0 1
136 P 1 0 1 0 1 0 1
137 P 1 0 1 0 1 0 1
138 P 1 0 0 1 1 0 0
139 P 1 0 0 1 0 0 0
140 P 0 1 1 0 1 0 1
141 P 0 1 1 0 1 0 1
142 P 1 0 0 1 1 0 0
143 P 0 1 1 0 1 0 1
144 P 1 0 0 1 1 0 0
145 P 0 1 1 0 1 0 1
146 P 1 0 1 0 1 0 1
147 P 1 0 0 1 0 0 0
148 L 0 1 1 0 1 0 1
149 L 1 0 1 0 1 0 1
150 L 1 0 1 0 1 0 1
151 P 1 0 0 1 0 0 0
152 L 0 1 1 0 1 0 1
153 L 0 1 1 0 1 0 1
154 L 1 0 1 0 1 0 1
155 L 1 0 1 0 1 0 1
70
156 P 1 0 0 1 0 0 0
157 P 1 0 1 0 1 0 1
158 L 1 0 0 1 0 0 1
159 L 0 1 1 0 1 0 1
160 P 1 0 1 0 1 0 1
161 P 0 1 1 0 1 0 1
162 P 1 0 1 0 1 0 1
163 P 0 1 1 0 1 0 1
164 P 0 1 1 0 1 0 1
165 L 1 0 0 1 0 0 1
166 L 0 1 1 0 1 0 1
167 P 1 0 0 1 0 0 1
168 P 0 1 1 0 1 0 1
169 P 0 1 1 0 1 0 1
170 P 1 0 0 1 0 0 1
171 P 1 0 0 1 0 0 1
172 P 0 1 0 1 0 0 1
173 L 1 0 1 0 1 0 1
174 P 1 0 0 1 0 0 1
175 L 0 1 1 0 1 0 1
176 P 1 0 1 0 1 0 1
177 P 1 0 0 1 0 0 1
Crosstab
Kejadian Gastritis
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
8.261a 1 .004
Continuity Correctionb
7.232 1 .007
Likelihood Ratio
8.550 1 .003
Linear-by-Linear Association
8.215 1 .004
N of Valid Casesb
177
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,77.
Symmetric Measures
N of Valid Cases
177