Disusun Oleh :
Pembimbing :
dr. Nia Reviani, MAPS
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 26 JULI - 04 SEPTEMBER 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui penelitian yang berjudul “GAMBARAN PENGETAHUAN,
LINGKUNGAN DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA
FK UKI ANGKATAN 2018” yang disusun oleh Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Periode 26 Juli-02
September 2021.
Hari/ Tanggal :
Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Demikian hasil penelitian ini kami buat, atas perhatiannya kami mengucapkan
terima kasih.
Mengetahui,
Kepala Bagian Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas kasih karunia-Nya
sehingga penelitian dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN,
LINGKUNGAN DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH MAHASISWA
FK UKI ANGKATAN 2018” dapat diselesaikan dengan baik dan. Penelitian ini
disusun dalam rangka pemenuhan salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia periode
26 Juli 2021 – 04 September 2021. Penelitian ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. dr. Forman Erwin Siagian, M.Biomed selaku Pjs, Kepala Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia yang
telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini.
2. dr. Nia Reviani, MAPS. Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing selama penelitian ini.
3. Seluruh dosen di Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
UKI yang telah memberikan banyak ilmu yang berguna selama persiapan
menuju penelitian.
4. Orang tua dan seluruh anggota keluarga yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan penelitian dan pendidikan ini.
5. Seluruh teman-teman mahasiswa kepaniteraan IKM yang saling membantu dan
mendukung berjalannya penelitian ini.
Penulis
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
ABSTRAK.......................................................................................................................iv
ABSTRACT......................................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................................vi
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3
I.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................3
I.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................................3
I.4 Manfaat Penelitian..................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
II.1. Pengetahuan....................................................................................................5
II.2. Lingkungan.....................................................................................................7
II..3. Perilaku..............................................................................................................10
II.4. Remaja...............................................................................................................12
II.5. Kesehatan Reproduksi.......................................................................................15
II.6. Upaya yang dilakukan...................................................................................16
BAB III............................................................................................................................20
METODE PENELITIAN..............................................................................................20
III.1. Desain Penelitian...........................................................................................20
III.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.............................20
III.3. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................20
III.4. Populasi dan Sampel.....................................................................................21
III.5. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data.................................................21
III.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.........................................................22
BAB IV............................................................................................................................25
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................................25
IV.1. Hasil Penelitian..............................................................................................25
BAB V.............................................................................................................................36
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................36
V.1. Kesimpulan....................................................................................................36
vi
V.2. Saran..............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................38
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Mahasiswa ada pada masa transisi, dimana berakhirnya masa remaja dan
berawalnya kedewasaan. Mahasiswa adalah individu yang lagi mencari ilmu
ditingkat universitas atau perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri ataupun
Lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Usia dari 18 tahun sampai
25 tahun adalah kelompok usia mahasiswa. Dalam tahap ini, para mahasiswa
digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dapat dilihat
dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa inilah
pemantapan pendirian hidup.1
Gaya hidup berperilaku negatif muncul dari reaksi atas kejadian hidup yang
dialami remaja diantaranya seperti perilaku merokok, makan yang berlebihan,
penyalahgunaan alkohol, penggunaan obat-obatan terlarang, perilaku seksual, dan
perilaku yang lain yang dapat melukai dirinya sendiri. 3 Faktor modernisasi
membuat gaya hidup remaja saat ini telah berubah. Akibatnya, remaja cenderung
tidak terjaga oleh sistem keluarga dan nilai posistif adat budaya, sehingga lebih
toleransi terhadap gaya hidup seksual pranikah, perubahan orientasi seksual, dan
jumlah pasangan.4
1
Cepatnya pubertas (aspek internal) dan mudahnya akses media serta pengaruh
negatif teman sebaya (aspek eksternal) menjadikan remaja berisiko melakukan
pergaulan bebas. Dengan demikian, remaja menjadi rentan mengalami kehamilan
di usia dini, kehamilan di luar nikah, kehamilan tidak diinginkan, dan terinfeksi
penyakit menular seksual hingga aborsi yang tidak aman.5
2
tentang perilaku seksual pranikah pada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Indonesia angkatan 2018. Karena usia tersebut
merupakan rentang usia yang berisiko melakukan hubungan seks diluar
penrnikahan.
3
I.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada institusi untuk
memberikan edukasi mengenai Hubungan Seks Pra-Nikah kepada para
mahasiswa.
b. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman,
khususnya mengenai gambaran pengetahuan, lingkungan dan perilaku mengenai
seks pranikah
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi/sumber informasi
bagi penelitian - penelitian selanjutnya
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi jika seseorang telah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terjadi
melalui panca indra manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa,
dan peraba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan dan
pendengaran.
● Tahu (know)
● Memahami (comprehension)
5
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Seseorang yang telah memahami objek atau materi akan dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan lain-lain terhadap
objek yang dipelajari.
● Aplikasi (application)
● Analisis (analysis)
● Sintesis (synthesis)
● Evaluasi (evaluation)
6
tentang pengetahuan yang akan diukur. Pengetahuan selanjutnya dapat dinilai,
dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberikan nilai 1 dan
jika salah diberikan nilai 0. Hasil penilaian selanjutnya dihitung totalnya dan
diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, meliputi pengetahuan
“baik”, “cukup”, dan “kurang”.
II.2. Lingkungan
a. Religiusitas
7
kata lain, seharusnya tindakan - tindakan yang bertentangan dengan nilai dan
norma agama tidak akan dilakukan/dihindari oleh remaja.
b. Peran Orangtua
Pada masa remaja, mereka sangat membutuhkan teman-teman. Pada tahap ini
remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus memilih
yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis
dan sebagainya. Selain itu, pada masa ini remaja mulai peduli terhadap daya
tarik seksual, mulai tertarik pada lawan jenis dan mulai cemburu antara cinta
dan nafsu. Ciri khas remaja pertengahan yaitu para remaja sudah mengalami
pematangan fisik secara penuh, anak laki-laki dan perempuan sudah
mengalami ciri pubertas. Teman-teman yang tidak baik berpengaruh terhadap
munculnya perilaku seks menyimpang. Keinginan untuk diakui oleh teman
sebaya membuat remaja mengambil pilihan yang kurang tepat hanya karena
ingin bersama dengan teman-temannya, meskipun kadang remaja tersebut
menyadari pilihannya kurang tepat. Namun kebutuhan akan menerima teman
8
sebaya lebih besar, maka remaja cenderung mengutamakan pilihan teman
sebaya ketimbang pilihannya sendiri. Pengaruh teman sebaya sangat kuat
sehingga munculnya penyimpangan perilaku seksual dikaitkan dengan norma
kelompok sebaya. Salah satu pengaruh negatif dari teman sebaya adalah gaya
pergaulan bebas. Hal-hal yang dilakukan oleh teman sebaya menjadi semacam
acuan atau standar norma tingkah laku yang diharapkan dalam pertemanan,
misalnya gaya pacaran teman sebaya menjadi semacam model atau acuan yang
digunakan seorang remaja dalam berpacaran. Selain itu, remaja cenderung
mengembangkan norma sendiri yang ada kalanya dan bertentangan dengan
norma umum yang berlaku
d. Akses Pornografi
Menurut John. W Santrock bahwa remaja yang terpapar media pornografi secara
terus menerus semakin besar hasrat seksualnya. Juga ditegaskan bahwa faktor
media memberikan pengaruh cukup besar pada perilaku seksual remaja.
Paparan media yang ditemui saat ini salah satunya adalah internet yang
merupakan media modern dimana melaluinya semua informasi tetang apapun
bisa dijumpai, salah satunya adalah segala hal tentang seksualitas. Banyak
remaja mendapatkan sebagian besar “pendidikan seksnya” dari media yang
mempresentasikan pandangan aktivitas seksual yang terdistrosi,
mengasosiasikan aktivitas tersebut dengan kesenangan, kegembiraan,
kompetisi, bahaya atau kekerasan dan jarang sekali menunjukkan risiko
hubungan seksual tanpa pengaman dan beberapa studi telah menunjukkan
adanya hubungan antara pengaruh media dan aktivitas seksual dini. Jika kita
melihat pendapat beberapa ahli, dimana seringkali media tidak menampilkan
risiko hubungan seksual namun justru menunjukkan kesenangan, kegembiraan
dan kompetisi maka bisa saja di dalam media sosial itu menampilkan perilaku
seksual yang gembira dan menyenangkan melalui informasi-informasinya
ataupun melalui foto-foto dengan pose yang tidak seharusnya.
9
II..3. Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut B.F
Skinner perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar).14
2) Operant response atau instrumental response, yakni respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti stimulus atau perangsangan tertentu. Perangsangan
10
ini disebut reinforcing stimulation. Sebagai contoh seorang penjaga keamanan
yang melaksanakan tugasnya dengan baik lalu mendapat pujian dari atasannya,
dan setelah itu semakin bekerja lebih baik lagi.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik,
yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
d. Determinan Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atas
rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat
bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang,
namun respon tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respon
terhadap stimulus yang diberikan disebut determinan perilaku. Determinan
perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yakni:14
11
yang bersifat bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis
kelamin, dan sebagainya.
Perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku
(behaviour causes) dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes). Selanjutnya
perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yaitu:
f. Pengukuran perilaku
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara,
secara langsung yakni dengan pengamatan (observasi), yaitu mengamati tindakan
dari sebjek, dan secara tidak langsung yakni dengan metode mengingat (recall).
12
Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan wawancara terhadap subjek
tentang apa yang telah dilakukan dengan objek tertentu.14
II.4. Remaja
Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi
pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan
terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif .15
Masa remaja merupakan bagian dari proses tumbuh kembang, yaitu masa
peralihan dari anak menuju dewasa. Pada tahap ini, anak mengalami percepatan
pertumbuhan, perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis. Oleh
karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan
sosial.15
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan
fisik, emosi dan psikis. Masa remaja antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode
masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas.
Masa pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan- perubahan fisik (meliputi
penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis
(kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada masa
pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis,
tidak beraturan dan bermuara dari perubahan pada sistem reproduksi. Hormon-
hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai
siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Perubahan
tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer
dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer mencakup
perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder
mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya,
pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya
rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul. Sedangkan pada remaja
putra mengalami pollution (mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh
13
rambut–rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di
kaki, kumis dan sebagainya.16
2. Usia remaja menurut UU perlindungan anak no. 23 tahun 2002 adalah 10–
18 tahun.
7. Menurut Diknas, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun,
yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah.16
berikut :
14
1. Masa remaja awal/dini (early adolescence): umur 10–13 tahun
2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis, 3) Timbul
perasaan cinta yang mendalam,
15
yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu menurunkan serta
memenuhi keinginannya tanpa ada hambatan apa pun, kapan, dan berapa sering
untuk memiliki keturunan. Setiap orang berhak dalam mengatur jumlah
keluarganya, termasuk memperoleh penjelasan yang lengkap tentang cara-cara
kontrasepsi sehingga dapat memilih cara yang tepat dan disukai. Selain itu, hak
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya, seperti pelayanan
antenatal, persalinan, nifas dan pelayanan bagi anak dan kesehatan remaja juga
perlu dijamin.17
PMS-HIV/AIDS,
16
melahirkan generasi yang sehat, berkualitas yang nantinya berdampak pada
penurunan Angka Kematian Ibu. 17
17
kehidupan sehari-hari
Pada dasarnya kegiatan advokasi dan KIE adalah untuk melakukan perubahan,
maka akan selalu ada resistensi, oposisi, dan konflik. Tidak ada faktor tunggal
yang menjamin keberhasilan KIE. Beberapa prinsip di bawah ini dapat dijadikan
pedoman dalam melakukan KIE yang sukses:
1. Realistis
Advokasi dan KIE yang berhasil bersandar pada isu dan agenda yang spesifik,
jelas, dan terukur. Biasanya berdasarkan identifikasi permasalahan atau hasil dari
analisis pendataan keluarga.
2. Sistematis
Advokasi dan KIE adalah seni tetapi bukan lukisan abstrak sehingga diperlukan
perencanaan yang akurat. KIE/Penyuluhan memerlukan perencanaan yang matang
mulai dari persiapan sampai tahapan pelaksanaan dan evaluasi.
3. Taktis
Advokasi dan KIE tidak mungkin dilakukan secara sendiri sehingga harus
membangun kemitraan. PKB hendaknya selalu membangun hubungan baik
dengan mitra kerja, antara lain Kepala Desa/Lurah, Kepala Puskesmas, dokter,
bidan, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK, LSM lainnya, kader dan
masyarakat.
4. Strategis
KIE/Penyuluhan tidak selalu menjadi kegiatan yang berdiri sendiri namun bisa
dilakukan secara integratif dengan kegiatan lainnya di lini lapangan (bersifat
luwes sesuai karakteristik wilayahnya).
18
5. Berani
Lingkungan
1. Edukasi orang tua
Pengetahuan 2. Religius
3. Akses Pornografi
4. Pengaruh Teman Sebaya
Perilaku
hubungan seksual
pra-nikah
19
BAB III
METODE PENELITIAN
20
seksual, seperti berpegangan tangan, berciuman, sampai melakukan hubungan
seksual (senggama). Perilaku remaja dinilai menggunakan jawaban
melakukan dan tidak melakukan.
155
n= = 60,78 atau dibulatkan menjadi 61 sampel
1+155( 0,1)²
Penjelasan Simbol: n = Jumlah sampel minimal, N = Jumlah Populasi,
e = Persentase kelonggaran penelitian (10%).
21
dengan cara judgment sampling. Metode nonprobability memiliki
maksud bahwa subjek dalam penelitian tidak memiliki kesempatan
yang sama untuk dijadikan sampel, sedangkan purposive sampling
dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi dari responden/ subjek
yang mudah diperoleh, dan judgment sampling adalah teknik yang
dilakukan untuk mengambil sampel dengan cara memberikan syarat
berdasarkan asumsi peneliti, yang mana syarat dalam penelitian ini
adalah mahasiswa FK UKI 2018 yang mudah peneliti temui.
Edit data adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan melalui angket. Edit
data dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian dalam lembar
pertanyaan sudah cukup baik untuk diproses, sehingga jika terdapat
kekurangan dapat segera dilengkapi
2. Pengkodean
22
Tabulasi adalah kegiatan meringkas jawaban dari angket menjadi satu tabel
induk yang memuat semua jawaban responden. Jawaban dari responden
akan dikumpulkan dalam bentuk kode-kode yang disepakati untuk
memudahkan pengolahan data selanjutnya.
Angket yang menjadi alat ukur pengumpulan data dalam penelitian
ini terdiri dari 15 butir pertanyaan pengetahuan seksual pra-nikah, 15
butir pertanyaan lingkungan dan 15 butir pertanyaan perilaku seksual
pra-nikah.
23
Edukasi Keluarga 3 2 1,2,3,4,5 5
Norma Agama 3 - 6,7,8 3
24
dan 1 = Pernah. Untuk jawaban pernah, dikategorikan lagi yaitu; 1 =
Kurang aman apabila berupa aktivitas touching, kissing, atau
masturbasi; dan 2 = Tidak aman apabila berupa aktivitas deep kissing,
oral sex, petting, atau sexual intercourse. Hasil isian angket berupa
perilaku seksual remaja selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi dan dideskripsikan.
Analisis data dalam penelitian ini mengguakan pendekatan
analisis univariate, yang mana analisis univariate bertujuan untuk
mendeskripsikan data dengan sederhana, menemukan pola dan
menggambarkan situasi objek penelitian dengan cara menilai besaran
persentase, nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai yang
sering muncul (modus) dan lain sebagainya. Dikarenakan data dalam
penelitian ini merupakan data kategorikal yang mana data berupa
persepsi pendapat terbatas dengan penilaian likert 4 skala ( sangat
setuju – sangat tidak setuju), dan data data nominal 2 skala (benar –
salah, pernah – tidak pernah) maka pendekatan yang dilakukan
menggunakan pendekatan penilaian persentase. Adapun penilaian akan
menggunakan empat kelas, sehingga akan diperoleh penilaian sangat
rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Namun sebelum dilakukan
penjabaran data untuk memperoleh penjabaran deskriptif, perlu
dilakukan pengujian pada instrumen pertanyaan penelitian yang
dilakukan dengan cara:
1. Uji Validitas.
Uji validitas adalah tes yang dilakukan untuk mengukur seberapa baik suatu
instrumen penelitian yang dikembangkan mampu mengukur alat ukur
tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik uji
korelasional model pearson correlation, yang mana teknik ini
menysaratkan bahwa data lolos uji validitas jika nilai r (korelasional)
masing – masing instrumen penelitian memiliki nilai lebih besar daripada
nol koma tiga (r ≥ 0,3).
1. Uji Reliabilitas.
25
Uji reliabilitas adalah tes yang digunakan untuk mengukur konsistensi alat
ukur atau instrumen penelitian. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik croanbac’s alpha. Tes dikatakan reliable jika
menghasilkan hasil yang konsisten dengan nilai minimum croanbac’s
alpha sebesar 0,6. Semakin tinggi nilai croanbac’s alpha semakin baik
instrument penelitian.
Pengujian validtas, reliabilitas dan uji deskriptif akan menggunakan
bantuan software spss untuk mempermudah proses pengolahan data.
BAB IV
Tabel 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Pengetahuan Mahasiswa Tentang
Perilaku Seksual
26
12 X_Peng12 0,703** r ≥ 0,3 Valid Reliabel
13 X_Peng13 0,641** r ≥ 0,3 Valid Reliabel
14 X_Peng14 0,640** r ≥ 0,3 Valid Reliabel
15 X_Peng15 0,666** r ≥ 0,3 Valid Reliabel
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
27
No Coding r syarat Hasil CR Alpha syarat Hasil
X_Per_Sek1 0,737*
1 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek2 0,696*
2 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek3 0,492*
3 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek4 0,474*
4 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek5 0,673*
5 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek6 0,672*
6 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek7 0,796*
7 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek8 0,704* CR Alpha ≥
8 r ≥ 0,3 Valid 0,903 Reliabel
* 0,6
X_Per_Sek9 0,667*
9 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek10 0,513*
10 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek11 0,753*
11 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek12 0,739*
12 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek13 0,685*
13 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek14 0,648*
14 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
X_Per_Sek15 0,558*
15 r ≥ 0,3 Valid Reliabel
*
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
28
Tabel 4.4 Data Demografi Responden
Variabel Kontrol Frekuensi Persentase
19 - 24 Tahun 65 92.86%
Usia
25 - 30Tahun 5 7.14%
Total 70 100%
Laki - Laki 37 52.86%
Jenis Kelamin
Perempuan 33 47.14%
Total 70 100%
29
Berhubungan badan tanpa melibatkan alat kelamin 12 58 70 58 70 Baik
11
bukan merupakan aktivitas berisiko (-) 17.14% 82.86% 100% 83%
Berhubungan badan tanpa melibatkan alat kelamin 53 17 70 53 70 Baik
12
dapat menularkan HIV 75.71% 24.29% 100% 76%
Berhubungan badan hanya sekali tidak memiliki 22 48 70 48 70 Baik
13
kemungkinan hamil (-) 31.43% 68.57% 100% 69%
Berhubungan badan setelah bertunangan adalah 17 53 70 53 70 Baik
14
bukan aktivitas seks pra nikah (-) 24.29% 75.71% 100% 76%
Berhubungan seks pra nikah dapat menyebabkan 48 22 70 48 70 Baik
15 masalah penurunan prestasi akademik di
sekolah 68.57% 31.43% 100% 69%
Jumlah Total Skor 798 1050
Baik
Persentase Skor Total 76%
30
Pendidikan seksual bukan merupakan 24 18 27 1 70 205 280
Positif
3 tanggung jawab orang tua 34.29% 25.71% 38.57% 1.43% 100% 73.21%
Orang tua harus memberikan 49 6 14 1 70 243 280
informasi terkait akibat yang
Positif
ditimbulkan oleh pergaulan seks
4 bebas 70.00% 8.57% 20.00% 1.43% 100% 86.79%
Orang tua harus memberikan 49 6 15 0 70 244 280
informasi terkait penggunaan Positif
5 kontrasepsi kepada anaknya 70.00% 8.57% 21.43% 0.00% 100% 87.14%
Jumlah Total Skor 1090 1400
Positif
Persentase Skor Total 77.86%
Negatif Positif
76%
0% 50% 100%
31
Negatif Positif
84,29%
0% 50% 100%
Negatif Positif
83,57%
0% 50% 100%
32
pada mahasiswa UKI angkatan 2018 disikapi dengan sangat baik/
positif. Hal ini dibuktikan dengan tingginya pemahaman mahasiwa
UKI mengenai faktor yang menjadi media penyebaran pornografi.
83,57% mahasiswa UKI angkatan 2018 memahami faktor paparan
pornografi, sedangkan sisanya sebesar 16,43% kurang memahami.
Negatif Positif
75,48%
0% 50% 100%
33
Tabel 4.10 Deskripsi Tentang Perilaku Seksual Mahasiswa
Jawaban Skor
T Skor
o Mak
No Indikator Jumlah Penilaian
PernahTidak pernah t simu
a m
l
51 19 70 51 70 Berisiko-
Kur
Memberikan rangsangan dengan tangan pada alat
1 ang
kelamin sendiri (-) 72.86% 27.14% 100% 73% Ama
n
52 18 70 52 70 Berisiko-
Kur
Memberikan rangsangan dengan tangan pada alat
2 ang
kelamin pasangan (-) 74.29% 25.71% 100% 74% Ama
n
60 10 70 60 70 Tidak
3Berpegangan tangan dengan pasangan Beri
85.71% 14.29% 100% 86% siko
49 21 70 49 70 Tidak
4Bergandengan lengan dengan pasangan Beri
70.00% 30.00% 100% 70% siko
55 15 70 55 70 Tidak
5Mengecup wajah pasangan Beri
78.57% 21.43% 100% 79% siko
51 19 70 51 70 Tidak
6Mengecup pipi pasangan Beri
72.86% 27.14% 100% 73% siko
57 13 70 57 70 Berisiko-
Kur
7Berciuman dengan pasangan (-) ang
81.43% 18.57% 100% 81% Ama
n
44 26 70 44 70 Berisiko-
Kur
8Meraba tubuh pasangan (-) ang
62.86% 37.14% 100% 63% Ama
n
38 32 70 38 70 Tidak
9Berpelukan dengan pasangan Beri
54.29% 45.71% 100% 54% siko
41 29 70 41 70 Tidak
10Merangkul tubuh pasangan Beri
58.57% 41.43% 100% 59% siko
43 27 70 43 70 Berisiko-
Kur
11Menggunakan mulut pada tubuh pasangan (-) ang
61.43% 38.57% 100% 61% Ama
n
34
49 21 70 49 70 Berisiko-
Kur
Berhubungan seksual hanya menyentuhkan
12 ang
genetalia saja (-) 70.00% 30.00% 100% 70% Ama
n
42 28 70 28 70 Berisiko-
Tida
13Berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi (-) k
60.00% 40.00% 100% 40% Ama
n
42 27 69 27 70 Berisiko-
Tida
Berhubungan seksual dengan menggunakan alat
14 k
kontrasepsi (-) 60.00% 38.57% 99% 39% Ama
n
44 26 70 44 70 Berisiko-
Tida
15Berhubungan seksual lebih dari satu pasangan (-) k
62.86% 37.14% 100% 63% Ama
n
Jumlah Total Skor 689 1050
65.62
Persentase Skor Total
%
70.00
Persentase Skor Total Tindakan Tidak Berisiko
%
62.70
Persentase Skor Total Tindakan Berisiko
%
35
Tidak Berisiko Berisiko
62,70%
0% 50% 100%
36
BAB V
V.1. Kesimpulan
37
dalam membatasi perilaku seksual yang tidak diperkenankan dalam
agama
4. Faktor lingkungan berdasarkan dimensi paparan pornografi pada
mahasiswa UKI angkatan 2018 disikapi dengan sangat baik/
positif. Hal ini dibuktikan dengan tingginya pemahaman mahasiwa
UKI mengenai faktor yang menjadi media penyebaran pornografi.
83,57% mahasiswa UKI angkatan 2018 memahami faktor paparan
pornografi.
5. Faktor lingkungan berdasarkan dimensi peran teman sebaya pada
mahasiswa UKI angkatan 2018 disikapi dengan sangat baik/
positif. Hal ini dibuktikan dengan tingginya pemahaman mahasiwa
UKI mengenai faktor teman sebaya yang kerap kali membahas
masalah seksual. 75,48% mahasiswa UKI angkatan 2018
memahami faktor teman sebaya merupakan faktor yang
memberikan gambaran mengenai aktivitas seksual pornografi.
6. Perilaku seksual mahasiswa UKI angkatan 2018 mengarah pada
tindakan seksual pra nikah yang tinggi namun tidak berisiko, hal
ini dapat diketahui dengan tingginya nilai mahasiswa terhadap
pertanyaan yang diajukan dalam instrumen penelitian. 70%
mahasiswa UKI angkatan 2018 pernah melakukan tindakan
seksual namun tidak berisiko, sedangkan sisanya sebesar 30%
tidak pernah melakukan tindakan seksual pra nikah.
V.2.Saran
1. Bagi Mahasiswa
38
lingkungan yang terhindari dari hubungan seksual pra-nikah yang
berisiko.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
10. Sianipar, JJ. (2000). Orangtua dan Kesehatan Remaja. Interaksi, 42-44.
11. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
Sagung Seto; 2007.
12. Bauermeister, J; Elkingtron KB-C. Sexual behavior and percieved peer
norms: Comparting perinatally infected and affected youth. J Youth
Adolesence. 2010;38(8):1110–22.
13. Santrock, John W. (2004). Adolescent. New York: Mc Graw Hill..
14. Notoatmojo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Edisi
Revisi 2014. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014.
41