Anda di halaman 1dari 21

Analisis dan Rencana Penanggulangan

Anemia Pada Ibu Hamil


Disusun oleh:
Tatyana Amanda Pinta (1965050108)
Arinza Arum Sayekti (1965050109)
Muhammad Imam Fitrah Harianto (1965050113)
Maharani (1965050147)

Pembimbing:
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo S.K.M M.Com H

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Periode 26 Juli - 4 September 2021
Jakarta
ANEMIA
Pendahuluan

- Anemia → kondisi medik yang sering ditemukan di klinik. Penurunan jumlah sel
darah merah. WHO menyatakan bahwa seseorang dapat dinyatakan anemia apabila
pada laki - laki kadar Hb <13 g/dl sedangkan perempuan dengan kadar Hb <12 g/dl
- Secara global, Anemia merupakan masalah yang dialami oleh 41,8% ibu hamil di
dunia → defisiensi besi. Afrika (57,1%), Asia (48,2%), Eropa (25,1%), dan Amerika
(24,1%)
- Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia (RISKESDAS) tahun 2018 → 37,1%

McEvoy MT and Shander A. Anemia, bleeding, and blood transfusion in the intensive care unit: causes, risk, and cost.. AJCC Nov 2017, Vol 22, No. 6
Pendahuluan

- Data Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta 2019 → terdapat ibu hamil
dengan kadar Hb 8 - 11 g/dl sebesar 98,49% dan Hb <8 g/dl sebesar 1,15%
- Anemia tanda dari suatu penyakit. Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang sederhana berperan penting dalam mengevaluasi anemia.

McEvoy MT and Shander A. Anemia, bleeding, and blood transfusion in the intensive care unit: causes, risk, and cost.. AJCC Nov 2017, Vol 22, No. 6
ANALISIS PENYAKIT
MENURUT Trias Epidemiologi
Analisis Teori Trias Epidemiologi

Analisa penyakit Anemia menggunakan segitiga epidemiologi,


sebagai berikut:
● Agent : penyakit pada kasus Anemia berupa faktor infeksi
(bakteri dan parasit).
● Faktor pejamu (host) : misalnya dengan ketidakadekuatan
perilaku memeriksakan kehamilan/kunjungan antenatal
care (ANC), adanya ketidakpercayaan tentang kandungan
tablet besi (Fe), dan perilaku hidup yang tidak bersih dan
sehat pada ibu hamil.
● Faktor Lingkungan (Environment) : Lingkungan non-fisik
seperti sosial, ekonomi, dan pendidikan menjadi penyebab
dari anemia.
Faktor Penyebab (Agent)

● Agent penyakit pada kasus Anemia berupa faktor infeksi (parasit dan bakteri).
Beberapa infeksi penyakit yang memperbesar risiko anemia umumnya adalah cacingan dan
malaria, karena menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan
terganggunya eritrosit. Cacingan jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun
sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing akan menyebabkan malnutrisi
dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi.

Tanziha dkk. Anemia risk factors among pregnant women in Indonesia. J. Kesehatan Masyarakat. 2016.11(2):143-152
Faktor Pejamu (Host)

● Faktor pejamu (host) misalnya ketidakadekuatan perilaku memeriksakan


kehamilan/kunjungan antenatal care (ANC)
Standar pelayanan kunjungan ibu hamil minimal sebanyak 4 kali. Kegiatan yang ada di
pelayanan Antenatal Care (ANC) untuk ibu hamil yaitu petugas kesehatan memberikan
penyuluhan tentang informasi kehamilan seperti informasi gizi selama hamil dan ibu
diberi tablet tambah darah secara gratis serta diberikan informasi tablet tambah darah
tersebut yang dapat memperkecil terjadinya anemia selama hamil.
● Adanya ketidakpercayaan tentang kandungan tablet besi (Fe)
● Dan perilaku hidup yang tidak bersih dan sehat pada ibu hamil.

Tanziha dkk. Anemia risk factors among pregnant women in Indonesia. J. Kesehatan Masyarakat. 2016.11(2):143-152
Faktor Lingkungan (Environment)

Faktor Lingkungan non-fisik : sosial ekonomi, dan pendidikan


● Keadaan perekonomian ibu hamil yang rendah akan mempengaruhi biaya daya beli
dan tingkat konsumsi ibu akan makanan yang membantu penyerapan zat besi,
sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat kecukupan gizi ibu hamil.
● Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi pengetahuan tentang kesehatannya.
Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya
menangani masalah gizi dan kesehatannya.

Tanziha dkk. Anemia risk factors among pregnant women in Indonesia. J. Kesehatan Masyarakat. 2016.11(2):143-152
ANALISIS PENYAKIT
MENURUT TEORI HL.BLUM
FAKTOR LINGKUNGAN

●Faktor-faktor yang menyebabkan anemia gizi besi di negara berkembang adalah keadaan sosial ekonomi
rendah meliputi pendidikan orang tua dan penghasilan yang rendah serta kesehatan pribadi di lingkungan
yang buruk.

●Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan makananan yang
kurang beragam dengan menu makanan yang terdiri dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit daging, unggas,
ikan yang merupakan sumber zat besi.

●Gangguan defisiensi besi sering terjadi karena susunan makanan yang salah baik jumlah maupun
kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, distribusi makanan yang kurang baik,
kebiasaan makan yang salah, kemiskinan dan ketidaktahuan.
FAKTOR PERILAKU

●Penyebab anemia gizi besi dipengaruhi oleh kebutuhan tubuh yang meningkat, akibat
mengidap penyakit kronis dan kehilangan darah karena menstruasi dan infeksi parasit
(cacing).
●Di negara berkembang seperti Indonesia penyakit kecacingan masih merupakan masalah
yang besar untuk kasus anemia gizi besi, karena diperkirakan cacing menghisap darah 2-
100 cc setiap harinya.
FAKTOR PELAYANAN KESEHATAN

●Penanganan anemia salah satunya dengan program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri.
●Kemenkes RI, Dirjen Kesmas, mengeluarkan surat edaran nomor HK 03.03/V/0595/2016 tentang
Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur, dengan sasaran anak usia
12-18 tahun yang diberikan melalui institusi pendidikan dan wanita usia subur (WUS) usia 15-49
tahun di institusi tempat kerja.
●Pemberian TTD dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat besi elemental (dalam bentuk sediaan Ferro
Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Glukonat) dan 0.4 mg asam folat.
FAKTOR HEREDITER (KETURUNAN)

●Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal.

●Salah satu penyakit anemia akibat kelainan genetik adalah sickle cell anemia, yaitu anemia
yang disebabkan oleh cacat pada faktor yang berhubungan dengan sel darah merah, dalam hal
ini adalah cacat pada hemoglobin, yang disebut dengan istilah hemoglobinopathy.

●Berdasarkan kasus yang telah dijumpai, Sickle Cell Disease (Penyakit Sel Sabit) dan
thalasemia merupakan hemoglobinopati yang paling sering dijumpai
UPAYA PENANGGULANGAN
PENYAKIT
Lingkungan

● Pada ibu hamil dengan sosial ekonomi yang


rendah, dapat dilakukan bantuan sosial
berupa menu makanan yang dapat
meningkatkan sumber zat besi.

● Pada ibu hamil dengan pengetahuan yang


rendah mengenai anemia, dapat diberikan
penyuluhan dari puskesmas atau RT
setempat

Masrizal. Anemia Defisiensi Besi. Padang: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2017.


Perilaku Kesehatan

● Perilaku terdiri dari pengetahuan dan praktik.


○ Pengetahuan
■ Pada kasus anemia, pengetahuan memiliki peran penting. Beberapa
faktor pengetahuan yang dapat mencegah terjadinya anemia pada
ibu hamil adalah mengetahui tentang anemia defisiensi besi, dimulai
dari pengertian, gejala, pengobatan hingga pencegahannya.
○ Praktik
■ Selanjutnya pada praktik ,untuk ibu hamil dengan resiko anemia
harus mengubah pola makan dengan meningkatan konsumsi
makanan yang banyak mengandung zat besi dan protein dan
perilaku mengkonsumsi tablet penambah darah.

Masrizal. Anemia Defisiensi Besi. Padang: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2017


Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan meliputi kegiatan program puskesmas dalam


penanggulangan anemia pada ibu hamil yang dilakukan dengan beberapa
cara yaitu :
○ Memberikan pengetahuan kepada seluruh ibu hamil yang
berada di wilayah tersebut mengenai penyakit anemia.
○ Melakukan pemeriksaan kehamilan ibu hamil minimal 4 kali
selama kehamilan
○ Ibu hamil mendapatkan fasilitas pemeriksaan Hb pada
Trimester 1 dan Trimester 3,
○ Serta memberikan Tablet tambah darah pada ibu hamil yang
mengalami anemia.

Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri. 2020.
Genetik

● Hingga tidak ada upaya pencegahan yang secara


spesifik bisa dilakukan, karena anemia yang terjadi
karena genetik disebabkan oleh faktor mutasi.

● Oleh karena itu, jika penderita anemia sel sabit hendak


memiliki anak, sebaiknya lakukan konseling genetika
dahulu dengan dokter untuk membicarakan
kemungkinan anak mengalami penyakit yang sama
juga.

Sadikin, Mohamad. Anemia. Dalam: Biokimia Darah edisi I. Jakarta: Widya Medika; 2001; 4; 30-8
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai