Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

OLEH

SYIFA FAUZIAH

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

TANGERANG SELATAN

2015
HALAMAN PENGESAHAN

1. JUDUL KEGIATAN : Penyuluhan Tentang Anemia


2. BIDANG PENGABDIAN : Kebidanan
3. KETUA TIM
Nama : Syifa Fauziah
Jenis Kelamin : Perempuan
Disiplin Imu : Kebidanan
Jabatan : Mahasiswi Kebidanan Semester 6
Alamat : Jl. Cisauk Suradita Rt/Rw 005/001
No Telp/E-mail : syifaa.fauziiah@gmail.com
4. Biaya yang dikeluarkan :
5. LOKASI KEGIATAN : Puskesmas Kranggan Tangerang Selatan

Tangerang Selatan, 15 Juni 2016


Mengetahui
Ketua Pelaksana
Ketua LPPM Stikes Banten

(Reni Nofita, SST. MKeb) ( Syifa Fauziah )


LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

A. Latar Belakang
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai
kesejateraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
sumber daya manusia. Anemia hamil di sebut “Potential Danger To Mother and Child”
(potensial membahayakan ibu dan anak) karena itu anemia memerlukan perhatian serius dari
semua pihak terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2007).
WHO melaporkan prevalensi ibu hamil di seluruh dunia yang mengalami anemia
sebesar 41,8%. Frevalensi ibu hamil di Indonesia yang mengalami anemia masih sangat
tinggi yaitu 24,5% dibandingkan di Amerika hanya 6% (Riskesdas, 2007). Sedangkan angka
kejadian anemia pada ibu hamil di Provinsi Banten cukup tinggi yaitu 43,6%. Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada terimester II (Saifuddin, 2002).
Berbagai resiko dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus prematur, partus
lama, akibat inersia uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra
partum maupun post partum (Manuaba, 2010). Sedangkan dampak anemia pada kehamilan
menurut (Rukiyah, 2010) bervariasi dimulai keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya
gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus immatur atau prematur), gangguan
proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, pendarahan atonis), gangguan pada masa
nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress, kurang produksi ASI
rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
perinatal).
Kejadian anemia pada ibu hamil dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut
Manuaba dan Arisman faktor resiko anemia pada kehamilan terdiri dari kepatuhan
mengkonsumsi tablet Fe, pola makan, penyakit infeksi, perdarahan, umur, paritas, frekuensi
antenatal care, dan jarak kehamilan.
Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh mengatasi
permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada kesehatan bayi
(Prasetyono, 2009). Pola makan ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kebiasaan,
kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi dan alam. Sehingga faktor-faktor yang
mengalami pola makan ibu hamil tersebut berpengaruh pada status gizi ibu (Prijodarminto,
2004).
Pola makan seimbang terdiri dari berbagai makanan dalam jumlah dan proporsi
yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Pola makan yang tidak seimbang
akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang masuk kedalam tubuh dan dapat
menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya pola konsumsi yang tidak
seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi
lebih (Waryana, 2010). Kekurangan asupan gizi pada ibu hamil selama kehamilan selain
berdampak pada berat bayi lahir juga ak an berdampak pada ibu hamil yaitu akan
menyebabkan anemia pada ibu hamil.
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dapat dilakukan dengan pemberian
tablet tambah darah (TTD) yang mengandung besi-asam folat, disamping asupan gizi yang
cukup, meskipun program pemberian TTD sudah dilaksanakan tetapi kejadian anemia ibu
hamil masih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi
(Kementerian Kesehatan RI, 2012). Jumlah tablet zat besi yang dikonsumsi ibu hamil adalah
minimal 90 tablet selama kehamilan. Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800
mg besi diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit
ibu, untuk itulah ibu hamil membutuhkan 2-3mg zat besi setiap hari selama kehamilannya
(Manuaba, 2010). Banyak wanita Indonesia tidak mempedulikan ataupun kurang memahami
aspek kekurangan zat besi terhadap tingkat kercerdasannya (Depkes, 2010).
Suplementasi tablet besi merupakan salah satu cara yang bermanfaat dalam
mengatasi anemia. Di Indonesia, suplementasi besi sudah lama diberikan secara rutin pada
Ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu, menggunakan tablet yang mengandung 60 mg/hari
dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan. Sejauh ini hasil yang dicapai belum
menggembirakan, terbukti dari prevalensi anemia pada Ibu hamil yang masih tinggi baik di
tingkat nasional maupun di tingkat jawa tengah (Prawirohardjo, 2002).
Penyebab anemia besi juga dikarenakan terlampau banyaknya besi keluar dari badan
misalnya perdarahan. Pada seorang wanita terjadi kehilangan darah secara alamiah setiap
bulan. Jika darah keluar selama menstruasi sangat banyak akan terjadi anemia definisi zat
besi (Arisman, 2010).
Usia reproduksi wanita digolongkan menjadi dua, yaitu usia reproduksi sehat dan
usia reproduksi tidak sehat. Usia reproduksi sehat yaitu mulai dari umur 20 tahun sampai 35
tahun. Sedangkan usia reproduksi tidak sehat yaitu umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari
35 tahun (Manuaba, 2010). Menurut Muhilal dkk (1994) dalam Sihadi (1999), ibu hamil
yang berusia di atas 30 tahun memiliki kecenderungan prevalensi anemia lebih tinggi, yaitu
54,8% di bandingkan dengan kelompok ibu hamil yang berusia dibawah 20 tahun yaitu
46,8%.
Paritas merupakan salah satu faktor penting dalam kejadian anemia pada ibu hamil.
Menurut (Manuaba, 2010), wanita yang sering mengalami kehamilan dan melahirkan
semakin anemia karena banyak kehilangan zat besi, hal ini disebabkan selama kehamilan
wanita menggunakan cadangan zat besi yang ada di dalam tubuhnya. Hasil penelitian yang
dilakukan Jumirah dan Zulhaida (2001) di Kecamatan Medan Tuntungan kota Medan,
anemia ringan banyak ditemukan pada kelompok ibu hamil paritas 3 (81,8%) dan pada
kelompok paritas 1 – 2 dan ≥ 4 ditemukan 7,9% ibu hamil yang menderita anemia berat.
Kasus anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi
parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk menjalani pengawasan antenatal.
Dengan ANC keadaan anemia ibu akan lebih dini terdeteksi, sebab pada tahap awal anemia
pada ibu hamil jarang sekali menimbulkan keluhan bermakna. Keluhan timbul setelah
anemia sudah ke tahap yang lanjut.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “Hubungan antara Pola Makan, Usia, dan Kepatuhan Ibu
Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kranggan tahun 2016”.
A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan ibu dapat mengetahui anemia dan dapat
melaksanakan apa yang harus dilakukan apabila mengalami tanda dan gejala anemia tersebut.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan, diharapkan ibu mengetahui dan mampu menjelaskan
hal-hal berikut ini.
1. Pengertian anemia dan tanda-tanda anemia pada ibu hamil
2. Penyebab anemia
3. Makanan yang mengandung zat besi dan asam folat
4. Dampak anemia pada ibu hamil dan bayi yang dilahirkan
5. Cara mengkonsumsi tablet zat besi yang baik dan benar
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan pada penyuluhan ini yaitu :
a. Berbagi susu
b. Penyuluhan tentang Anemia

2. Tempat
Puskesmas Kranggan Tangerang Selatan

3. Waktu
Kegiatan ini dilakukan pada : 15 Juni 2016

4. Gambaran Pelaksanaan
Kegiatan ini di ikuti 15 peserta dan kegiatan pertama yang dilaksanakan yaitu
membagikan susu terlebih dahulu pada pukul 09.00 WIB. Dilanjutkan dengan pembukaan untuk
kegiatan penyuluhan mengenai anemia diawali dengan mengucapkan salam dan dijawab dengan
hangat oleh peserta lalu kami memperkenalkan diri kepada peserta dan dilanjutkan dengan
memberikan sekilas informasi tentang penyuluhan yang akan disampaikan.
Setelah 5 menit berlalu, penyuluhan segera dimulai pada pukul 09.10 WIB. Peserta
terlihat siap untuk menerima banyak informasi mengenai anemia. Materi yang disampaikan
adalah tentang anemia dan tanda - tanda anemia. Penyuluhan ini berlangsung dalam suasana yang
kondusif. Setelah materi diberikan seluruh peserta merespon baik dan menyimak informasi
dengan penuh perhatian. Kegiatan dilanjutkan dengan mengevaluasi peserta penyuluhan anemia
dengan melakukan tanya jawab untuk memastikan para peserta paham dan dapat
mengaplikasikannya dikehidupan sehari – hari. Setelah itu penyuluhan ditutup dengan
mengucapkan terimakasih kepada peserta atas perhatian yang diberikan.
5. EVALUASI
Kegiatan hari ini dapat disimpulkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan para peserta masih
belum memahami tentang anemia namun setelah dilakukannya penyuluhan, peserta menjadi lebih
tahu akan anemia. Penyuluhan ini diikuti 15 peserta yang hadir dan terlihat sangat antusias
mendapat materi penyuluhan ini. Kegiatan ini berlangsung selama 35 menit dimulai dari pukul
09.00 WIB sampai 09.35 WIB.
D. LAMPIRAN
1. SAP
2. FOTO KEGIATAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Antenatal Care

Sub Pokok Bahasan : Anemia

Sasaran : Ibu Hamil

Pelaksanaan / waktu : ± 30 menit

Hari/Tanggal : Senin, 15 Agustus 2016

Tempat : Puskesmas Kranggan Tangerang Seelatan

Pelaksana : Syifa Fauziah

A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan ibu dapat mengetahui anemia dan dapat
melaksanakan apa yang harus dilakukan apabila mengalami tanda dan gejala anemia tersebut.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan, diharapkan ibu mengetahui dan mampu menjelaskan
hal-hal berikut ini.

6. Pengertian anemia dan tanda-tanda anemia pada ibu hamil


7. Penyebab anemia
8. Makanan yang mengandung zat besi dan asam folat
9. Dampak anemia pada ibu hamil dan bayi yang dilahirkan
10. Cara mengkonsumsi tablet zat besi yang baik dan benar
C. Materi

1. Pengertian anemia dan tanda–tanda anemia


2. Penyebab anemia
3. Makanan yang mengandung zat besi dan asam folat
4. Dampak anemia pada ibu hamil dan bayi yang dilahirkan
5. Cara mengkonsumsi tab. Zat besi yang baik dan benar

D. Metode

Ceramah

E. Media / Alat
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

3 menit Pembukaan Menjawab salam

1. Memberikan salam dan Dan


memperkenalkan diri mengungkapkan
2. Memberikan kesempatan pada ibu apa yg diketahui
untuk mengungkapkan apa yang tentang anemia
diketahui tentang anemia pada kehamilan
kehamilan
5 menit Pretest dengan memberikan kuesioner Mengisi kuesioner

Menjawab

15 menit Pelaksanaan

1. Menjelaskan pengertian tentang Mendengarkan dan


anemia dan Tanda-tanda anemia memperhatikan
2. Menjelaskan Penyebab anemia
3. Menjelaskan makanan yang
mengandung zat besi \ as.folat
4. Menjelaskan Dampak anemia pada
ibu hamil dan bayi yang dilahirkan
5. Cara mengkonsumsi tab. Zat besi
pada ibu hamil yang baik dan benar
5 menit Penutup Bertanya

1. Memberi kesempatan bertanya Mendengarkan dan


2. Menyimpulkan materi memperhatikan

5 menit Posttest dengan kuesioner Mengisi kuesioner

2 menit Salam penutup Menjawab salam

G. Evaluasi
Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu mampu menjelaskan kembali secara lisan :

1. Pengertian anemia dan tanda – tanda anemia


2. Penyebab anemia
3. Makanan yang mengandung zat besi dan asam folat
4. Dampak anemia pada ibu hamil dan bayi yang dilahirkan
5. Cara mengkonsumsi tab. Zat besi yang baik dan benar

H. Sumber
Maria, 2002
Mardliyanti, 2006
Saifudin, 2006
Tarwoto, 2007
Kusmiyati, 2008
MATERI

Anemia Pada Ibu Hamil

A. Definisi anemia
Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai haemoglobin
di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai haemoglobin kurang dari
10,5 gr% pada trimester dua (Saifuddin, 2002). Anemia juga diartikan sebagai kekurangan
salah satu zat, yaitu zat besi, asam folat, vitamin B12, protein dan zat essensial lainnya. Zat
gizi yang paling berperan dan penyebab utama anemia adalah zat besi (Fe), itulah sebabnya
anemia sering diidentikkan dengan anemia gizi besi (Maria, 2002).

Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan
penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang
keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg
perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil (Mardliyanti, 2006)

B. Penyebab anemia
1. Kehilangan darah secara kronis
2. Asupan zat besi yang tidak adekuat karena asupan zat makanan atau zat gizi yang
kurang
3. Pola asuh dari kultur keluarga yang mengutamakan pemenuhan gizi pada kepala
keluarga yang lain seperti anak dan ibu menjadi sedikit.
4. Kurangnya pengetahuan tentang makanan yang mengandung banyak zat besi
5. pengolahan makanan yang tidak benar juga menjadi faktor asupan zat besi yang tidak
adekuat
6. penyakit tertentu seperti gastritis, penyakit pada usus halus akan mengganggu
penyerapan zat besi.
C. Makanan yang mengandung zat besi dan asam folat
1. Daging Hewani (daging ayam, hati ayam)
2. Buahan (jeruk, jambu, srawberry)
3. Sayuran Hijau(bayam,brokoli)
4. Kacang-Kacangan
5. Telur ayam

D. Dampak anemia pada Ibu hamil dan bayi yang dilahirkan


1. Keguguran
2. Lahir sebelum waktunya
3. BBLR atau disebut juga dengan berat badan lahir rendah
4. Perdarahan sebelum dan selama persalinan
5. Bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya

E. Cara mengkonsumsi tablet zat besi yang baik dan benar


Hindari faktor yang dapat mengurangi penyerapan asam folat seperti alcohol, kopi,
kontrasepsi oral, aspirin, obat penenang, Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh
atau kopi karena mengandung tannin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi.
(kusmiyati, 2008)

Pemberian tablet zat besi sebaiknya dilakukan pada jeda makan dimana lambung tidak
banyak makan. Pada keadaan ini zat besi akan mudah diserap (Tarwoto, 2007).

Anda mungkin juga menyukai