Anda di halaman 1dari 31

STATUS UJIAN

ANEMIA

Penguji
dr. Yunita R M B Sitompul, M.KK, Sp.OK

Sena Putra
1965050118

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
Periode 26 April – 12 Juni 2021
PENDAHULUAN
Anemia secara bergantian didefinisikan sebagai berkurangnya jumlah absolut
sel darah merah yang bersirkulasi atau suatu kondisi di mana jumlah sel
darah merah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis

Mendefinisikan konsentrasi Hb rendah yang abnormal membutuhkan


pemahaman bagaimana Hb secara alami bervariasi menurut usia, jenis
kelamin, status kehamilan, faktor genetik dan lingkungan, dan, berpotensi,
ras.

World Health Organization. 2011 Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity Accessed August 4, 2017 http://www.who.int/vmnis/indicators/ haemoglobin.pdf
Dewey KG & Chaparro CM. 2007 Session 4: mineral metabolism and body composition iron status of breast-fed infants. Proc. Nutr. Soc 66: 412–422. [PubMed: 17637094]
PENDAHULUAN

Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: 2018.
Konsep Segitiga Epidemiologi
Analisa penyakit Anemia menggunakan
Host segitiga epidemiologi, sebagai berikut:
• Agen penyakit pada kasus Anemia berupa
faktor infeksi (bakteri dan parasit).
• Faktor penjamu misalnya dengan
ketidakadekuatan perilaku memeriksakan
kehamilan/kunjungan antenatal care (ANC),
adanya ketidakpercayaan tentang
kandungan tablet besi (Fe), budaya minum
teh pada ibu hamil, dan perilaku hidup
Agent Environment yang tidak bersih dan sehat pada ibu hamil.
• Faktor Lingkungan non-fisik, sosial,
ekonomi, dan pendidikan menjadi
penyebab dari anemia.
ANALISA MASALAH KESEHATAN
BERDASARKAN TEORI HENDRIK L. BLUM
Teori Hendrik L. Blum
Lingkungan

Kesehatan
Herediter Perilaku

Pelayanan
Kesehatan
FAKTOR LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)

Faktor lingkungan secara Fisik: Lingkungan non fisik:


Dalam anemia, lingkungan fisik seperti Dari lingkungan non-fisik, sosial, ekonomi, dan
kondisi rumah dapat menyebabkan factor pendidikan menjadi penyebab dari anemia
lingkungan yang berhubungan dengan anemia. • Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan
Dimana tingginya permukaan tempat tinggal, maka bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang
tekanan semakin meningkat sehingga saturasi O2 berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan
berkurang yang dapat menyebabkan HB baru
cenderung menurun. • Tingkat sosial ditemukan sangat berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu
hamil, dimana ibu hamil dengan tingkat sosial yang
Faktor lingkungan secara Biologis: baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik

• Necator americanus dan psikologi yang baik .


• Seseorang dengan tingkat ekonomi yang tinggi
• Ancylostoma duodenale memiliki kemungkinan besar untuk gizi yang
• Schistosoma dibutuhkan tercukupi ditambah lagi dengan
mudahnya melakukan pemeriksaan yang membuat
• Parasit Plasmodium gizi ibu semakin terpantau.

Blum, Henrik L. Planning for Health: Development and Application of Social Change Theory. Human Science Press. 1974
Chaparro CM, Suchdev PS. Anemia epidemiology, pathophysiology, and etiology in low-and middle-income countries. Annals of the New York Academy of Sciences. 2019 Aug;1450(1):15.
FAKTOR PERILAKU

Berdasarkan Perilaku, Anemia dihubungkan dengan ketidakadekuatan perilaku memeriksakan


kehamilan/kunjungan antenatal care (ANC), adanya ketidakpercayaan tentang kandungan tablet
besi (Fe), budaya minum teh pada ibu hamil, dan perilaku hidup yang tidak bersih dan sehat pada
ibu hamil.

Pengaruh keyakinan merupakan salah satu faktor yang mendasari ketidakpatuhan dalam melakukan
antenatal care dan dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) selama kehamilan.

Purwaningsih E, Widyawati W, Akhmadi A. Perilaku Hidup Bersih dan SEhat pada Ibu Hamil dengan Anemia di Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu. 2018;9(1):29-43.
FAKTOR PELAYANAN KESEHATAN

• Pelayanan yang dapat dilakukan dalam menekan prevalensi anemia adalah dengan memberikan penyuluhan
mengenai anemia dan komplikasinya.

• Puskesmas mengadakan program yang bertujuan untuk menanggulangi, dan mengurangi angka kejadian
anemia berupa program Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) atau Tablet Besi, yang ditujukan untuk
wanita usia subur, termasuk ibu hamil2

Direktorat Gizi Masyarakat. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur (WUS) (Safe Mother Project: A Partnership and Family Approach Kesehatan Ibu: Kemitraan dan Pendekatan Keluarga).
FAKTOR HEREDITER

Anemia sickle cell didapatkan sebagai penyebab anemia


tersering nomor 5 pada wanita dan 7 pada pria, sedangkan
thalassemia diduga sebagai penyebab anemia tersering nomor 6
pada wanita dan 9 pada pria.

Chaparro CM, Suchdev PS. Anemia epidemiology, pathophysiology, and etiology in low-and middle-income countries. Annals of the New York Academy of Sciences. 2019 Aug;1450(1):15.
RENCANA USULAN KEGIATAN
PENCEGAHAN PENYAKIT ANEMIA
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Anemia

a. Masalah : Laporan data penyakit Anemia


didapatkan angka kesakitan (incidence rate) di
puskesmas wilayah X tinggi  pengumpulan data
demografi penduduk di wilayah X
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Anemia

b. Sasaran:
Wanita pada masa subur dan ibu hamil.
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Anemia

c. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan dapat mengubah perilaku
kesehatan seseorang atau kelompok sehat yang sebelumnya
belum memiliki riwayat anemia, dan dapat mencegah terjadinya
komplikasi akibat anemia pada wanita dalam usia subur dan ibu
hamil.
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Anemia

d. Kegiatan
1. Lingkungan
Lingkungan Non-Fisik  Intervensi yang dapat dilakukan adalah untuk mengelola faktor
pendidikan dan ekonomi. Oleh karena itu perencanaan atau intervensi yang dapat dilakukan adalah:
• Bekerja sama dengan pemangku tangan atau pihak terkait untuk pemerataan pendidikan
seperti pembangunan sekolah, pembagian buku gratis, program wajib belajar 9 tahun
bagi beberapa daerah yang masih sulit dijangkau akan pendidikan sehingga dapat
meningkatkan tingkat kecerdasan masyarakat.
• Bekerja sama dengan pemangku tangan atau pihak terkait untuk membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sesuai dengan kemampuan atau keahliannya, sehingga dapat
meningkatkan status perekonomian sehingga dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Anemia

d. Kegiatan
Perilaku
Sebagai tenaga kesehatan, kita dapat melakukan intervensi untuk mengingatkan masyarakat
tentang pola perilaku atau kebiasaan mereka yang dapat meningkatkan resiko anemia. Intervensi
yang dapat diberikan kepada seseorang atau kelompok sehat atau yang belum mengalami
hipertensi yaitu:
• Promosi Kesehatan  salah satu intervensi yang dapat mengubah perilku seseorang. Kegiatan ini
dapat membantu seseorang atau kelompok masyarakat menambah pengetahuan dalam hal ini
mengenai anemia sehingga dapat mengubah pola hidup individu tersebut. Promosi kesehatan
yang dilakukan dapat berupa penyuluhan mengenai anemia, terutama yang berhubungan dengan
setiap faktor-faktor yang dapat dikendalikan untuk mencegah terjadinya anemia dan mengurangi
komplikasi pada penderita anemia.
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Anemia

d. Kegiatan

o Konsumsi tablet tambah darah atau tablet Fe secara rutin sesuai anjuran untuk menghindari
terjadinya anemia, khusunya untuk ibu hamil agar kadar Hb tetap normal.
o Mendukung program pemberian tablet tambah darah yang diselenggarakan oleh pemerintah
dengan mengikuti program tersebut dan mengkonsumsi tablet yang sudah disediakan oleh
pemerintah.
o Jangan mempercayai informasi salah yang mengatakan untuk tidak mengkonsumsi tablet
tambah darah atau mengenai tindakan-tindakan atau hal-hal yang akan berguna bagi
kesehatan, khusunya untuk ibu hamil beserta janin yang dikandung.
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Anemia

d. Kegiatan

o Jangan mengonsumsi teh disaat yang bersamaan dengan meminum tablet tambah darah
supaya penyerapan zat besi akan berlangsung dengan baik.
o Saat sedang hamil, disarankan untuk ibu supaya tidak melakukan banyak aktivitas, supaya
energi tidak banyak terbuang, sehingga kebutuhan energi tidak bertambah lebih banyak.
o Tidur juga perlu dilakukan secara optimal supaya energi yang terkuras tidak berkurang dalam
jumlah yang banyak.
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Anemia

d. Kegiatan
3. Pelayanan Kesehatan
Tujuan: Memberikan pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya Anemia
• Puskesmas mengadakan program yang bertujuan untuk menanggulangi, dan mengurangi angka
kejadian anemia berupa program Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) atau Tablet Besi, yang
ditujukan untuk wanita usia subur, termasuk ibu hamil
• Memberikan edukasi dan motivasi kepada pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur dan
memeriksakan kehamilan (antenatal care) di pelayanan fasilitas kesehatan minimal 4 kali, 1 kali di
trimester pertama, 1 kali di trimester kedua, dan 2 kali di trimester ketiga.
• Memberikan pengertian tentang pentingnya Fortifikasi pangan (penambahan mikronutrien pada 
makanan).
• National Nutritional Anaemia Prophylaxis Programme dan National Nutritional Anemia Control
Programme
RENCANA USULAN KEGIATAN
PENCEGAHAN PENYAKIT CACINGAN
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Diare

a. Masalah :
Laporan data penyakit diare didapatkan angka
kesakitan (incidence rate) di puskesmas wilayah A
tinggi  pengumpulan data demografi penduduk
di wilayah A.
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Cacingan

b. Sasaran:
Keluarga penderita cacingan
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Cacingan

c. Tujuan
Untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat
sehingga dapat mencegah dan menurunkan risiko terjadinya cacingan.
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Cacingan

d. Kegiatan
• Memberitahukan kepada Kades/Lurah dan Ketua RW/RT setempat
bahwa di wilayahnya ada penderita cacingan.
• Menyiapkan peralatan survei
• Melakukan home visit dan wawancara dengan keluarga
• Didapatkan faktor perilaku: pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat terhadap penerapan PHBS masih kurang maka diadakan
penyuluhan atau edukasi untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat.
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Cacingan

d. Kegiatan
Langkah-langkah melakukan kegiatan penyuluhan/edukasi:
• Meminta persetujuan surat pemberitahuan kegiatan penyuluhan
PHBS dan mendistribusikan pada Kepala Desa / Ketua RT/ RW
• Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan penyuluhan cacingan
dengan memberikan kuesioner agar fokuskan program penyuluhan
pada bagian yang kurang dipahami.
• Petugas membuat surat undangan yang memuat hari, tanggal, jam
dan tempat pelaksanaan penyuluhan tentang PHBS.
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Cacingan

d. Kegiatan
• Petugas menyiapkan materi penyuluhan pengetahuan tentang PHBS
(fokus materi sesuai hasil kuesioner).
Judul : Sikap dan Perilaku Dalam
Mencegah Cacingan

Tujuan : Memberikan informasi


mengenai perilaku hidup bersih dan
sehat untuk mencegah Cacingan.

Harapan : Mengubah sikap dan


perilaku agar lebih bersih untuk
menjaga Kesehatan dan mencegah
Cacingan
Usulan Kegiatan Pencegahan Penyakit Cacingan

d. Kegiatan
• Melaksanakan kegiatan penyuluhan diare dilanjutkan tanya jawab
(untuk dapat menilai apakah edukasi yang diberikan dapat diterima
dan dipahami oleh masyarakat).
• Membuat daftar hadir dan menyusun notulen pelaksanaan kegiatan
penyuluhan.
Daftar Pustaka
1. World Health Organization. 2011 Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity Accessed August
4, 2017 http://www.who.int/vmnis/indicators/ haemoglobin.pdf
2. Schreir SL 2018 Approach to the Adult Patient with Anemia Mentzer WC, Ed. Waltham, MA: UpToDate Inc.
3. Dewey KG & Chaparro CM. 2007 Session 4: mineral metabolism and body composition iron status of breast-fed infants. Proc. Nutr. Soc
66: 412–422. [PubMed: 17637094]
4. World Health Organization. 2016 Global Health Observatory data repository: prevalence of anaemia in women Accessed May 2, 2018
http://apps.who.int/gho/data/ view.main.GSWCAH28REG.
5. World Health Organization. 2016 Global Health Observatory data repository: anaemia in children
6. Stevens GA, Finucane MM, De-Regil LM, et al. 2013 Global, regional, and national trends in haemoglobin concentration and prevalence of
total and severe anaemia in children and pregnant and non-pregnant women for 1995–2011: a systematic analysis of population-
representative data. Lancet Glob. Health 1: e16–e25. [PubMed: 25103581]
7. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta: 2018.
8. Agrawal S, Misra R, Aggarwal A. Anemia in rheumatoid arthritis: high prevalence of iron-deficiency anemia in Indian patients. Rheumatol
Int. 2006 26: 1091–1095. DOI 10.1007/s00296-006- 0133-4.
9. Sudikno S, Sandjaja S. Prevalensi dan Faktor Risiko Anemia pada wanita usia subur di rumah tangga miskin di Kabupaten Tasikmalaya dan
Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Indonesian Journal of Reproductive Health. 2016;7(2):71-82.
10. Sanku DEY, Goswami S, Goswami M. Prevalence of anaemia in women of reproductive age in Meghalaya: a logistic regression analysis.
Turk J Med Sci. 2010; 40 (5): 783-789. doi:10.3906/sag-0811-44
Daftar Pustaka
1. Pala K, Dundar N. Prevalence & risk factors of anaemia among women of reproductive age in Bursa, Turkey. Indian J Med Res 128.
2008:282-286.
2. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2015.
3. Ezzati M, Lopez AD, Rodgers AA, Murray CJL. Comparative quantifi cation of health risks: global and regional burden of disease
attributable to selected major risk factors. Geneva, Switzerland: World Health Organization, 2004.
4. Fajrin FI. Kepatuhan Konsumsi Zat Besi (Fe) Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Window of Health: Jurnal Kesehatan. 2020
Oct 25:336-42.
5. Orlandini, C., Torricelli, M., Spirito, N., Alaimo, L., Di Tommaso, M., Severi, F. M., & Petraglia F. Maternal anemia effects during
pregnancy on male and female fetuses: are there any differences?. J Matern Neonatal Med. 2016;4(2):24-31.
6. Syafrullah, H., & Andriani GS. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester II Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi
Tablet Zat Besi Di Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung. J Sehat Masada. 2016;5(2):73-80.
7. Parulian I. Strategi dalam Penanggulangan Pencegahan Anemia pada Kehamilan. Jurnal Ilmiah Widya. 2018;4(3).
8. Blum, Henrik L. Planning for Health: Development and Application of Social Change Theory. Human Science Press. 1974
9. Chaparro CM, Suchdev PS. Anemia epidemiology, pathophysiology, and etiology in low-and middle-income countries. Annals of the
New York Academy of Sciences. 2019 Aug;1450(1):15.
10. Mariza A. Hubungan pendidikan dan sosial ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS T Yohan Way Halim Bandar
Lampung tahun 2015. Holistik Jurnal Kesehatan. 2016;10(1):5-8.
Daftar Pustaka
1. Purwaningsih E, Widyawati W, Akhmadi A. Perilaku Hidup Bersih dan SEhat pada Ibu Hamil dengan Anemia di
Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu. 2018;9(1):29-43.
2. Cunningham, FG, Paul C MacDonald, dan Norman F Gant. Obstetri Williams Edisi 18.Alih bahasa Joko Suyono dan Andry
Hartono. EGC. 2006.
3. Ramawati D, Mursiyam, Sejati, W. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet
Besi Di Desa Sokaraja Tengah Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan Sudirman.2008.
4. Direktorat Gizi Masyarakat. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur (WUS) (Safe Mother Project:
A Partnership and Family Approach Kesehatan Ibu: Kemitraan dan Pendekatan Keluarga). Jakarta: Direktorat Jendral
Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan, 2008. p: 1-9.
5. Modell B & Darlison M. 2008 Global epidemiology of haemoglobin disorders and derived service indicators. Bull. World
Health Org 86: 480–487.
6. Weatherall DJ 2010 The inherited diseases of hemoglobin are an emerging global health burden. Blood. 2010. 115:
4331–4336.
7. Black RE, Victora CG, Walker SP, et al. Maternal and child undernutrition and overweight in low-income and middle-
income countries. Lancet. 2013 382: 427–451.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai