Anda di halaman 1dari 16

STATUS UJIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


RENCANA PENANGGULANGAN PENYAKIT
Tinea Versicolor

Pembimbing :
dr. Nia Reviani, MAPS
 
Disusun oleh:
Muhammad Imam Fitrah Harianto
1965050113

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PERIODE 26 JULI – 04 SEPTEMBER 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
BAB I  

PENDAHULUAN
SEGITIGA
EPIDEMIOLOGI
- Gaya Hidup
HOST - Riwayat hygiene
pribadi

- Jamur AGENT ENVIRONMEN - Suhu/udara


T - Faktor geografi
- Sanitasi air
Tinea versicolor  infeksi jamur superfisial kulit yang ditandai dengan
perubahan pigmen kulit akibat kolonisasi stratum korneum oleh jamur
lypophilic dermophilic pada flora normal kulit yang dikenal sebagai Malessezia
furfur.

Predileksi Pityriasis versicolor  leher, wajah, badan, lengan, dan paha. Ada
beberapa faktor yang dapat memengaruhi infeksi ini antara lain sakit kronik,
atau penggunaan steroid. Selain itu, infeksi ini juga dikaitkan dengan kulit
berminyak, produksi keringat yang banyak, dan daerah tropis

Prevalensi 30-40% telah dilaporkan di daerah tropis di seluruh dunia. Insiden


Pityriasis versikolor di perkirakan 40-50% dari populasi di negara tropis
terkena penyakit ini. Pityriasis Versicolor mempati posisi sebagai penyakit
kulit paling banyak ke-2 di Indonesia setelah Dermatitis.
BAB II
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PENYAKIT
Faktor yang mempengaruhi status Kesehatan menurut
Hendrik L Blum
Kerangka Konsep Faktor risiko terjadinya Tinea versicolor
ditinjau dari teori Hendrik L Blum

GENETIK
Tidak ada hubungan

LINGKUNGAN
PELAYANAN TINEA
KESEHATAN VERSIKOLOR
FISIK :
- Suhu/udara yang lembab
- Kurangnya edukasi - Faktor geografi (banyak di
masyarakat mengenai daerah tropis)
PERILAKU - Sanitasi air yang tidak baik
tinea versicolor
- Perilaku Personal Hygiene
NON- FISIK :
yang kurang baik - Tingkat Sosial ekonomi yang
rendah
- Perilaku menggunakan - Tingkat pengetahuan yang
pakaian yang tidak bersih
rendah
Faktor Lingkungan Perencanaan
Perilaku
pemecahan masalah

• Lingkungan Fisik • Pengetahuan dan • Lingkungan


• Lingkungan Non- sikap • Perilaku
Fisik • Perilaku atau • Pelayanan
Tindakan Kesehatan
• Pelayanan
Kesehatan
Lingkungan Fisik
• Faktor-faktor yang berperan dalam transisi miselial yaitu; lingkungan yang hangat dan lembab.
• Prevalensi Tinea Versikolor banyak pada masyarakat yang tinggal di daerah tropis yang mencapai 40%
- 60%, sebaliknya pada daerah sub tropis atau daerah yang memiliki 4 musim kejadian tinea versicolor
lebih rendah sampai di bawah 1%.
• Suhu yang tinggi akan menyebabkan peningkatan sekresi keringat yang mempengaruhi komposisi
lapisan lemak kulit dan berhubungan dengan inisiasi pitiriasis versikolor.
• Dalam kondisi yang lembab jamur akan mudah berkembang biak, Jamur dapat tumbuh dengan baik
pada suhu kamar 25 - 30°C, dengan kelembaban 60%.
Lingkungan Non Fisik
• Lingkungan non fisik mencakup aspek sosial, budaya, dan ekonomi. Faktor social ekonomi yang
rendah berpengaruh terhadap kejadian tinea versicolor.
• Contohnya, social ekonomi masyarakat yang rendah dapat mengakibatkan kurangnya atau minimnya
pengetahuan tentang personal hygiene yang dapat menyebabkan kelainan pada kulit seperti mulai
muncul bercak pada kulit disertai gatal yang dikarenakan tidak mencuci pakaian dengan baik, tidak
mandi, dan lain sebagainya
Perilaku

“Pengetahuan, sikap, dan perilaku pada masyarakat merupakan hal


yang saling berkaitan dan mempengaruhi derajat kesehatan
seseorang. Perilaku penderita infeksi kulit dalam mencegah kejadian
yang lebih buruk dipengaruhi oleh kurang atau minimnya
pengetahuan tentang penyakit tersebut”
- Pengetahuan dan sikap penderita yang rendah akan
menyebabkan kegagalan dalam tindakan pengobatan penyakit
Pengetahuan infeksi kulit.
dan sikap • Hubungan antara tingkat pendidikan yang tinggi terhadap pola
pikir, persepsi dan perilaku masyarakat memang sangat
signifikan.
- Faktor yang paling berpengaruh adalah lingkungan dan perilaku.
Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan adalah gaya hidup
dan personal hygiene.

• Perilaku mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat untuk


menilai sehat atau tidak sehatnya suatu lingkungan bagi
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dan bergantung
Perilaku atau tindakan pada perilaku pribadi.

• Personal Hygiene yang buruk menjadi salah satu faktor paling


penting terhadap kejadian tinea versicolor, dimana masyarakat
malas untuk membersihkan diri (mandi) selesai berkegiatan di
luar rumah, pakian bersih tidak diganti setiap hari sehingga
mempermudah timbulnya penyakit kulit terutama panu
(pityriasis versikolor).
PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan Faktor pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan kejadian tinea versikolor yaitu kurangnya
edukasi terhadap masyarakat sehingga masih banyak masyarakat yang minim atau kurang
Kesehatan pengetahuan tentang tinea versicolor. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu Promosi
kesehatan.

Promosi Kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Kesehatan kulit dan
personal hygiene.

Penyampaian materi dengan menggunakan Bahasa yang baik dan mudah dimengerti sehingga
masyrakat dapat memahami apa yang disampaikan.

Penggunaan media leaflet atau poster dapat digunakan puskesmas sebagai media untuk melakukan
promosi kesehatan.

Penyuluhan menggunakan media audiovisual secara statistik memberikan efektivitas yang


signifikan dalam meningkatkan pengetahuan mengenai tinea versikolor
BAB III
PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH
PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH

Lingkungan
• Tujuan : pemberdayaan masyarakat dengan menerapkan personal hygiene
• Cara atau metode : penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.

Perilaku
• Tujuan : meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya cara mencegah
kejadian tinea versikolor
• Cara atau metode : melakukan penyuluhan tentang tinea versikolor dan penerapan perilaku hidup
bersih.

Pelayanan kesehatan
• Tujuan : mengurangi angka kejadian Tinea Versikolor dan menyediakan pelayanan kepada
masyarakat
• Cara atau metode : melakukan penyebaran leaflet atau poster, promosi Kesehatan dengan
mengadakan penyuluhan pada masyarakat dan menggunakan media audiovisual untuk edukasi
tentang Tinea Versikolor.
DAFTAR PUSTAKA
1.S Ravindranath. Pityriasis versicolor: therapeutic efficacy of various regimes of topical 2% clotrimazole cream, oral flucanazole and ketoconazole. International Journal of Contemporary Medical Research 2016;3(8):2355-2360

2.Devendrappa K, Javed MW. Clinical profile of patients with tinea versicolor. Int J Res Dermatol 2018;4:33-7

3.Chandra K, Karna N, Wiraguna A, Prevalensi dan Karakteristik Pityriasis Versicolor di RSUP Sanglah Denpasar Periode Januari 2017 – Desember 2017. Jurnal Medika Udayana. 2019;8(12).

4.Soleha, T U. Pitiriasis Versicolor Ditinjau Dari Aspek Klinis Dan Mikrobiologis. 2016;.

5.Pramono A, Soleha T. Pitiriasis Versikolor: Diagnosis dan Terapi. Pitiriasis Versikolor: Diagnosis dan Terapi. 2018;5(1).

6.Adliyani, ZON. Pengaruh Perilaku Individu Terhadap Hidup Sehat. Majority. Jakarta; 2015;4(7).

7.Fitzpatrick T. Dermatology in general medicine. 7th ed. New York u.a.: McGraw-Hill; 2008.

8.Karray M, McKinney WP. Tinea Versicolor. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.

9.Sayed C. What is the role of the immune system in the development of tinea versicolor (pityriasis versicolor)?. Medscape [Internet]. 2020 [cited 5 March 2021];. Available from:

https://www.medscape.com/answers/1091575-11424/what-is-the-role-of-the-immune-system-in-the-development-of-tinea-versicolor-pityriasis-versicolor

10.
Amalia, NHF, et al. Efektifitas Penyuluhan dengan Media Audiovisual terhadap Tingkat Pengetahuan Mengenai Tinea Versikolor. Jurnal Cerebellum. Pontianak; 2019;5(2).

11.
Sukana, B, Musadad DA. Model Peningkatan Hygiene Sanitasi Pondok Pesantren di Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi Kesehatan. Tangerang; 2010;9(1).

12.
Notoatmodjo, S. (2007). Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Cetakan 2 Jakarta : PT.RinekaCipta.

13.
Crouse LN. Tinea versicolor. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1091575-overview#a3
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai