Anda di halaman 1dari 40

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK REMAJA

TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA-SISWI DI SMAN 87 JAKARTA


TAHUN 2021
Disusun Oleh :
Antania Hanjani Irianti 1965050020
Seprianto Pariakan 1965050103
Tatyana Amanda Pinta 1965050108
Revina Vemilia 1965050127
Welda Daud 1965050128

Pembimbing :
dr.Wiradi Suryanegara, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 26 JUNI - 09 SEPTEMBER 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tahun 2020 terdapat sekitar 37,7 juta orang yang hidup dengan HIV dan sebanyak 3,8 juta terjadi di
Asia Tenggara

Rata-rata prevalensi HIV/AIDS pada anak remaja


di Indonesia tahun 2017-2019 adalah 22%.

Usia remaja mengalami kenaikan risiko terkena HIV


karena banyaknya perubahan perkembangan, psikologi
dan sosial yang terjadi pada periode waktu yang
HIV/AIDS bersamaan

Kurangnya pengetahuan terhadap HIV/AIDS


menjadi salah satu faktor terjadinya penularan
HIV/AIDS pada remaja
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk melihat gambaran
tingkat pengetahuan, sikap dan praktik
remaja tentang HIV/AIDS pada siswa-
siswi di SMAN 87 Jakarta.
Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan praktik remaja


tentang HIV/AIDS pada siswa-siswi di SMAN 87 Jakarta tahun
2021?
Tujuan Penelitian
❏ Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan praktik remaja tentang
HIV/AIDS.

❏ Tujuan Khusus
❏ Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan praktik tentang HIV/AIDS
berdasarkan distribusi jenis kelamin dan usia pada siswa-siswi di SMAN 87 Jakarta
tahun 2021.
❏ Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa-siswi di
SMAN 87 Jakarta tahun 2021.
❏ Untuk mengetahui sikap remaja tentang HIV/AIDS pada siswa-siswi di SMAN 87
Jakarta tahun 2021.
❏ Untuk mengetahui praktik remaja tentang HIV/AIDS pada siswa-siswi di SMAN 87
Jakarta tahun 2021.
Manfaat Penelitian

Bagi Pelajar : Hasil penelitian ini agar dapat menambah pengetahuan mengenai penularan, perjalanan
penyakit dan dampak HIV/AIDS agar dapat mencegah sehingga para remaja tidak terinfeksi HIV/AIDS.

Bagi Pihak Sekolah : Hasil penelitian ini agar dapat sebagai bahan masukan untuk memberikan
penyuluhan tentang HIV/AIDS.

Bagi Peneliti : Hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan dapat bermanfaat
untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit infeksi oportunistik akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).

● Tonjolan eksternal dibentuk oleh 2 protein


utama envelope virus: gp120 dan gp41
● gp120 bertanggung jawab pada awal interaksi
dengan sel target
● gp41 bertanggung jawab dalam proses
internalisasi atau adsorpsi

● HIV-1 memiliki gen vpu namun tidak


memiliki gen vpx
● HIV-2 memiliki gen vpx tetapi tidak
memiliki gen vpu
Patogenesis
gp41 memerentarai fusi
gp120 HIV berikatan HIV mengikat
membran virus ke
dengan limfosit CD4+ permukaan sel sasaran
membran sel

Diperlukan Nukleokapsid
koreseptor
CCR5/CXCR4
dilepas

Masuk ke inti sel pejamu. RNA 🡪 cDNA (reverse RNA virus masuk ke
cDNA 🡪 provirus transcription) bagian tengah sitoplasma

Membentuk partikel
virus yang
Menghasilkan mRNA mRNA menghasilkan Protein virus dipotong menonjol dari sel
yang meninggalkan inti protein-protein virus menjadi segmen kecil yang terinfeksi
sel dan masuk ke dalam yang telah mengalami dan ditata mengelilingi
sitoplasma penggabungan RNA virus
HIV yang baru
terbentuk menyerang
HIV protease
sel-sel rentan lainnya
Transmisi

Secara Vertikal Secara Transeksual Secara Horizontal

Se
Manifestasi Klinis

Tahap Pertama Tahap Pertama Tahap Ketiga Tahap Keempat


Tidak spesifik ● Asimptomatik Simptomatik (BB ● Tahap AIDS
(demam, rasa letih, ● berlangsung 6 turun ● BB turun>10%
pembesaran KGB) minggu 10%,sariawan ● kandidiasis oral
berulang, infeksi ● oral hairy
saluran leukoplakia
pernapasan) ● TB paru,
pneumonia
● berbagai macam
infeksi sekunder
Diagnosis
Polymerase Chain
LANGSUNG Reaction (PCR) =
DIAGNOSIS LABORATORIUM
deteksi antigen

Respon zat anti spesifik (antibodi),


misalnya Enzym linked
immunosorbent assay (ELISA),
TIDAK LANGSUNG Western Blot, immunofluorescent
assay (IFA) atau
radioimmunoprecipitation assay
(RIPA).
Penatalaksanaan
Antiretroviral Therapy (ART) standar terdiri atas

campuran setidaknya tiga obat-obatan (disebut sebagai

“highly active antiretroviral therapy” atau HAART).

Antiretroviral Therapy (ART) yang efektif sering

membantu mengontrol multiplikasi HIV pada pasien yang

terinfeksi dan meningkatkan jumlah sel CD4, sehingga

memperpanjang fase asimtomatik dari infeksi, memperlambat

perjalanan penyakit, dan juga membantu mengurangi resiko

transmisi.
Pencegahan

STRATEGI PENCEGAHAN : Strategi pencegahan lain yang dapat dilakukan antara lain :

- kampanye pendidikan kepada publik - penapisan serta konseling HIV

- program pengembangan dan promosi - perubahan perilaku seksual

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) - penggunaan kondom saat berhubungan seksual

- terapi profilaksis pra - paparan HIV (pre- - penjangkauan populasi kunci (pekerja seks komersial, pelanggan

exposure prophylaxis / PREP) pekerja seks komersial, penasun, LSL, dan waria) serta pasangan

- program penyediaan jarum dan alat suntik seks populasi kunci agar berpartisipasi aktif dalam pencegahan serta

steril, dan pengobatan Infeksi Menular Seksual penanggulangan HIV/AIDS

(IMS). - Peningkatan jumlah serta mutu layanan VCT sangat dibutuhkan.


Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang diperoleh setelah orang melakukan pengindraan melalui panca indra manusia terhadap suatu
objek tertentu

Tingkatan Pengetahuan

Memahami Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi


Tahu (Knows)
(comprehension) (application) (analysis) (synthesis) (evaluation)

meletakkan
kemampuan
menjelaskan tentang menjabarkan atau
mengingat menggunakan dalam
objek yang materi atau menghubungka
suatu materi materi yang melakukan
diketahui dan suatu objek n bagian di
yang telah dipelajari penilaian
menginterpretasi kedalam dalam suatu
sebelumnya pada situasi terhadap suatu
materi tersebut komponen – bentuk
telah dipelajari atau kondisi riil materi atau
secara benar komponen keseluruhan
objek
yang baru
Sikap
● Sikap adalah reaksi atau respons tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
● Sikap belum merupakan suatu tindakan, sehingga manifestasi sikap hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup dan tidak dapat langsung dilihat.

Tingkatan Sikap

Menerima (receiving) Merespons (responding)


01 diartikan sebagai orang mau dan memperhatikan 02 memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan
stimulus yang diberikan

Menghargai (valuing) Bertanggung jawab (responsible)


03 indikasi dari sikap tingkat tiga adalah mengajak
orang lain untuk mendiskusikan suatu masalah
04 bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala risiko
Praktik
● Seseorang yang telah mengetahui stimulus/objek, mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui, selanjutnya diharapkan ia akan
melaksanakan apa yang diketahui atau disikapinya
● Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Respons terpimpin (guided response) : dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan contoh

Mekanisme (mechanism) : telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan

Adopsi (adoption) : suatu praktik yang sudah berkembang dengan baik, tindakan itu sudah di motifikasikan tanpa
mengurangi dari kebenaran tindakan tersebut
Remaja
Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13
tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun

Batasan Remaja

Masa Remaja Awal


lebih emosional, mulai tertarik pada lawan jenis, munculnya rasa kurang percaya diri, masa yang kritis, suka mengembangkan pikiran baru

Masa Remaja Madya (Pertengahan)


sangat membutuhkan teman, cenderung bersifat narsistik, berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya

Masa Remaja Akhir


ditandai dengan aspek-aspek psikis dan fisiknya mulai stabil, meningkatnya berfikir realistis, memiliki sikap pandang yang sudah baik, lebih
matang dalam cara menghadapi masalah
Kerangka Teori
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian

Metode deskriptif, Tempat : SMAN 87


pendekatan Cross Jakarta
Sectional Waktu :
Tempat Agustus 2021
Desain dan
Waktu

Menggunakan rumus
Seluruh siswa/i kelas Populasi Sampel Slovin dan Teknik
X, XI, XII SMAN 87 Stratified Random
Jakarta Sampling
Sampel Penelitian
Rumus Slovin

Populasi : 706 Sampel : 88

n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian akibat kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (10%) Stratified Random Sampling
No. Kelas Populasi Sampel
1. X 250 31 orang

2. XI 240 30 orang

3. XII 216 27 orang


Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi

● Siswa-Siswi kelas X MIPA dan IPS yang bersedia diberi dan mengisi lembar kuesioner
● Siswa-siswi kelas XI MIPA dan IPS yang bersedia diberi dan mengisi lembar kuesioner
● Siswa-siswi kelas XII MIPA dan IPS yang bersedia diberi dan mengisi lembar kuesioner

Kriteria Eksklusi

Siswa-Siswi SMAN 87 Jakarta yang tidak bersedia diberi dan mengisi lembar kuesioner
Teknik Pengumpulan Data

Uji validitas dan Reliabilitas


● Uji validitas dilakukan pada 30 responden uji coba untuk mengetahui
validitas dari setiap pernyataan dalam kuesioner.
● Uji reliabilitas: menunjukkan akurasi, ketepatan, dan konsistensi
kuesioner dalam mengukur variabel.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Data Primer
Data yang didapatkan secara langsung dari subjek penelitian atau sampel : dari kuesioner yang digunakan untuk mengukur
tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik siswa-siswi mengenai HIV/AID.

Data Sekunder
Data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian, jumlah siswa-siswi SMAN 87 Jakarta diperoleh dari
pihak sekolah.

Metode Analisis Data


Data dianalisis dengan menggunakan program Statistic Package for Social Sciences (SPSS).
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Kategori Skala

Usia Waktu lamanya hidup atau ada (sejak Kuesioner 1. 15 tahun Nominal
dilahirkan atau diadakan) 2. 16 tahun
3. 17 tahun

Jenis Kelamin Atribut-atribut fisiologis dan anatomis Kuesioner 1. Laki-Laki Nominal


yang membedakan antara laki-laki dan
perempuan 2. Laki-laki

Pengetahuan siswa-siswi tentang Segala sesuatu yang diketahui responden Kuesioner 1. Baik : Jika skor jawaban >70% Ordinal
HIV/AIDS mengenai HIV/AIDS 2. Cukup: Jika skor jawaban 60-
70%
3. Kurang: Jika skor jawaban
<60%
Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Kategori Skala

Sikap siswa-siswi tentang Respon atau tanggapan responden Kuesioner 1. Baik : Skor 11 – 15 Ordinal
HIV/AIDS terhadap pernyataan yang diberikan
mengenai HIV/AIDS 2. Cukup : Skor 6 – 10

3. Kurang : Skor 0 – 5

Praktik siswa-siswi tentang Suatu sikap belum otomatis terwujud Kuesioner 1. Baik : Skor 6 – 10 Ordinal
HIV/AIDS dalam suatu tindakan (overt behaviour)
2. Buruk : Skor 0 – 5
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jenis Klelamin Siswa-siswi

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-Laki 26 29.5 %

Perempuan 62 70.5 %

Total 88 100 %
Usia

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Usia Siswa-siswi

Usia Frekuensi Persentase

15 23 26.1 %

16 25 28.4 %

17 40 45.5 %

Total 88 100 %
Pengetahuan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Siswa-siswi

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Baik 64 72.7 %

Cukup 16 18.2 %

Kurang 8 9.1 %

Total 88 100 %
Sikap

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Sikap Siswa-siswi

Sikap Frekuensi Persentase

Baik 49 55.7 %

Cukup 23 26.1 %

Kurang 16 18.2 %

Total 88 100 %
Praktik

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Sikap Siswa-siswi

Praktik Frekuensi Persentase

Baik 49 55.7 %

Buruk 39 44.3 %

Total 88 100 %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Jenis kelamin siswa-siswi SMAN 87 Jakarta sebagian besar berjenis kelamin perempuan dan sebagian besar siswa-siswi
SMAN 87 Jakarta berusia 17 tahun

Tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS pada siswa-siswi SMAN 87 Jakarta sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik
tentang HIV/AIDS. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMAN 87 Jakarta memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS
yang baik, yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Kesimpulan

Sikap tentang HIV/AIDS pada siswa-siswi SMAN 87 Jakarta sebagian besar memiliki sikap yang baik tentang HIV/AIDS.
Maka dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMAN 87 Jakarta memiliki sikap tentang HIV/AIDS yang baik, yang dapat
dipengaruhi oleh reaksi individu terhadap situasi atau aspek lain.

Praktik tentang HIV/AIDS pada siswa-siswi SMAN 87 Jakarta sebagian besar memiliki praktik yang baik tentang HIV/AIDS.
Maka dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMAN 87 Jakarta memiliki praktik tentang HIV/AIDS yang baik, yang dapat
dipengaruhi oleh respons terhadap stimulus dalam bentuk tindakan atau praktik individu yang berbeda-beda.
Saran
Bagi Siswa-Siswi

Diharapkan lebih banyak menambah pengetahuan/wawasan dengan menanyakan pada sumber-sumber yang dapat dipercaya
untuk memperluas pengetahuan, sikap dan praktik tentang HIV/AIDS sehingga dapat mencegah diri untuk tidak tertular
penyakit ini.

Bagi Institusi

Diharapkan dapat lebih memperhatikan pendidikan kesehatan siswa-siswi dan memberikan informasi mengenai HIV/AIDS
yang diperlukan oleh siswa-siswi melalui kerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai
HIV/AIDS kepada siswa-siswi.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar dapat dilakukan dengan menggunakan desain dan variabel yang berbeda, seperti meneliiti faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, sikap dan praktik.
Daftar Pustaka

1. Ramadass S, Gupta SK, Nongkynrih B. Adolescent health in urban India. J Family Med Prim Care.
2017;6(3):468-476.
2. Bekker, L-G, Johnson L, Wallace M, Hosek S. Building our youth for the future. J Int AIDS Soc.
2017;18(2):1.
3. Daili SF, Nilasari H, Makes WIB, Zubier F, Romawi R, Pudjiati SR. Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI; 2017:188-190, 199-200, 213-215.
4. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Dasar. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016:449.
5. Naif, HM. Pathogenesis of HIV Infection. Infect Dis Rep. 2017;5(1):2.
6. WHO.Global HIV/AIDS Programme.
7. United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS), 2019
8. Nasronudin. HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan Sosial. Surabaya: Airlangga University
Press;2014:1, 21, 31, 37.
9. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2014.
Daftar Pustaka

10. Putro KZ. Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama.
2017;17(1):25-32.
11. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC; 2013:227-230.
12. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2018:164,168.
13. Djumadil A, Herawati H, Balebu Dw, Ramli R, Lalusu Ey, Tongko M, Dkk. Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan
Tentang Hiv Dan Aids Siswa Sma Negeri I Kintom: Knowledge, Attitudes And Actions About Hiv And Aids Students
Of Sma Negeri 1 Kintom. J Kesmas Untika Luwuk Public Health J. 30 Juni 2021;12(1):23–8.
14. Khasanah U, Widyastuti Y, Fitria Cn. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Hiv/Aids Dan Penularannya
Abstract. :11.
15. Andriani M. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan Tahun
2018. :70.
16. Suprayitna M, Fatmawati BR dan Inayati M. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang HIV/AIDS di
Pondok Pesantren Assulami Lombok Barat. Jurnal Ilmiah Stikes YARSI Mataram (JISYM). 2020;10(2).
17. Hutahaean B. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Perilaku Mahasiswa terhadap HIV/AIDS dan ODHA. Mind
set. 2017.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai