OLEH:
CHRISTINA WONDA
ISHAK YEIMO
MARNI INSORAKI RONSUMBRE
NOFTRIANA SUSANTI LEMAUK
Prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%.
●
WHO 2010 Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2%, Afrika
57,1%, Amerika 24,1% dan Eropa 25,1%. Di negara-negara berkembang ada sekitar
40% kematian ibu berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.
paritas, umur ibu, dan frekuensi Antenatal Care (ANC) ternyata juga
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil (Darmawan, 2003).
Lanjutan…..
Survei Demografi dan ●
Menyatakan bahwa angka kematian ibu secara
Kesehatan Indonesia nasional yaitu sebesar 248 per 100.000
2007 kelahiran hidup.
Tujuan khusus kehamilan, dan paritas ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di
Puskesmas Perawatan Koya Barat Distrik Muara Tami
●
Manfaat Teoritis :
●
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat,
Manfaat Penelitian
terutama pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk menghindari
terjadinya anemia dalam kehamilan.
●
Masukan dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan anemia di
Puskesmas Perawatan Koya Barat Distrik Muara Tami.
Manfaat Praktis Langsung ●
Pengalaman berharga dan wadah latihan untuk memperoleh wawasan dan
Manfaat Peneliti Sendiri
pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima
selama kuliah.
●
Sebagai bahan masukan dalam hal perencanaan dan penanggulangan
Manfaat Bagi Puskesmas Perawatan Koya faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ibu hamil dan diharapkan
Barat Distrik Muara Tami para dokter dan bidan memantau ibu hamil dengan memeriksa kadar
hemoglobin pada setiap wanita hamil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Anemia Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
●
dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2,
nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil,
dalam Kehamilan terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Cunningham. F, 2005).
●
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan
adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena
kurangnya asupan unsur besi dalam makanan
●
Bahaya saat Persalinan
●
.Bahaya pada kala Nifas
●
.Bahaya pada Janin.
Faktor- factor yang berhubungan dengan
Anemia pada ibu Hamil.
Frekuensi Pendidikan.
Paritas Antenatal Pengetahuan.
Kepatuhan Care. Pekerjaan.
Dukungan Suami.
Konsumsi Tablet Fe Sosial . Infeksi
Usia Ekonomi Perdarahan.
Kehamilan. Budaya.
Umur Ibu
Penanggulangan Anemia pada Ibu Hamil.
adekuat
●
Pemberian zat besi oral
Perguruan Tinggi
Pekerjaan Usia Kehamilan
pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang
Jenis pekerjaan dalam sektor informal
dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi
dengan beban kerja fisik yang relatif dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak
lebih berat, menyebabkan seseorang trimester kedua dan ketiga, volume darah dalam
tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini
mengeluarkan banyak keringat
ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk
mengakibatkan peningkatan memproduksi sel-sel darah merah
pengeluaran zat besi bersama keringat. Kriteria penilaian usia kehamilan yang digunakan
yaitu:
Ibu Rumah Tangga (IRT)
Trimester I
PNS Trimester II
Trimester III
Paritasjumlah anak yang telah dilahirkan oleh
seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir mati
Kriteria penilaian paritas yang digunakan yaitu:
Primigravida
Multigravida
3.7. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
A. Kerangka Teori
B. Kerangka Konsep
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Perawatan Koya Barat
B. Analisa Univaried
A. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Anemia Berdasarkan Umur
< 20 20 19,8
20- 35 69 68,3
> 35 12 11,9
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa umur ibu hamil yang berisiko tinggi
mengalami anemia yaitu terjadi pada umur 20-35 tahun dengan jumlah
sekitar 69 orang (68,3%) sedangkan yang terendah terjadi pada ibu hamil
yang berumur > 35 tahun, dengan jumlah 12 orang (11,9%)
B. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Dengan Anemia Berdasarkan Pendidikan
TS 9 8,9
SD 10 9,9
SMP 33 32,7
SMA 43 42,6
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa ibu hamil dengan pendidikan yang berisiko tinggi
mengalami anemia yaitu terjadi pada ibu hamil dengan pendidikan SMA, dengan
jumlah sekitar 43 orang (42,6%) sedangkan yang terendah terjadi pada ibu hamil
dengan pendidikan perguruan tinggi, dengan jumlah 6 orang (5,9%)
C. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Dengan Anemia Berdasarkan Pekerjaan
PNS - 0
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan pekerjaan yang berisiko tinggi
mengalami anemia yaitu terjadi pada ibu hamil dengan pekerjaan sebagai Ibu
Rumah Tangga, dengan jumlah 101 orang (100%) , sedangkan yang terendah
terjadi pada ibu hamil dengan pekerjaan sebagai PNS, dengan jumlah 0 (0%)
D. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Anemia Berdasarkan Usia Kehamilan
Trimester I 17 16,8
Trimester II 36 35,7
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan usia kehamilan yang berisiko tinggi
mengalami anemia yaitu terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan Trimester III,
dengan jumlah sekitar 48 orang (47,5%) sedangkan yang terendah terjadi pada ibu hamil
dengan usia kehamilan Trimester I, dengan jumlah 17 orang (16,8%)
E. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Anemia Berdasarkan Paritas
Primigravida 38 37,6
Multigravida 63 62,4
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kelompok paritas yang berisiko
tinggi mengalami anemia yaitu terjadi pada ibu hamil dengan jumlah paritas
multigravida, dengan jumlah sekitar 63 orang (62,4%) sedangkan yang terendah
terdapat pada ibu hamil dengan paritas primigravida, dengan jumlah 38 orang
(37,6%).
BAB V
PEMBAHASAN
IBU HAMIL
Dalam hal ibu, untuk setiap hendaknya dapat
merencanakan kehamilan sebaiknya di usia 20-35
agar tidak beresiko untuk mendapatkan resiko
adanya anemia dalam kehamilan
Pada saat kontak pertama kefasilitas kesehatan ibu
diberikan penyuluhan mengenai batasan umur
yang aman dalam kehamilan.
Ibu hamil pada umur resiko di harapkan untuk
lebih sering mengontrol tentang kehamilannya
Dalam hal Paritas, sebaiknya tidak memiliki anak
lebih dari tiga, karena sering mengalami
kehamilan, beresiko untuk terjadi anemia dalam
kehamilan.
Ibu yang sudah memiliki anak lebih dari 3 untuk
sebaiknya melakukan KB
DINAS KESEHATAN/PEMERINTAH KABUPATEN