Anda di halaman 1dari 51

GAMBARAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DENGAN

ANEMIA DI PUSKESMAS PERAWATAN KOYA BARAT PERIODE


BULAN JANUARI – NOVEMBER 2016.

OLEH:
CHRISTINA WONDA
ISHAK YEIMO
MARNI INSORAKI RONSUMBRE
NOFTRIANA SUSANTI LEMAUK

SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT RSUD DOK II JAYAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
JAYAPURA-PAPUA 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia Masalah kesehatan masyarakat dunia yang dapat

meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.

Prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%.

WHO 2010 Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2%, Afrika
57,1%, Amerika 24,1% dan Eropa 25,1%. Di negara-negara berkembang ada sekitar
40% kematian ibu berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.

Status gizi, jarak kehamilan, penyakit infeksi, pendidikan, jumlah


paritas, umur ibu, dan frekuensi Antenatal Care (ANC) ternyata juga
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil (Darmawan, 2003).
Lanjutan…..
Survei Demografi dan ●
Menyatakan bahwa angka kematian ibu secara
Kesehatan Indonesia nasional yaitu sebesar 248 per 100.000
2007 kelahiran hidup.

Kasus anemia pada ibu hamil di papua sering ditemukan


dan merupakan masalah yang menjadi perhatian semua


pihak. Sejauh ini belum didapatkan data yang pasti
tentang jumlah kasus anemia pada ibu hamil.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan


penelitian untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dengan


anemia sehingga dapat di jadikan untuk perbaikan status
kesehatan ibu dan anak.
Bagaimana Karakteristik Ibu hamil dengan Anemia di

Rumusan Masalah Puskesmas Perawatan Koya Barat Distrik Muara Tami


periode Januari-November 2016. ?

Tujuan Umum : Mengetahui Karakteristik Ibu Hamil


Tujuan Penelitian dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Perawatan Koya


Barat Distrik Muara Tami

Mengetahui hubungan umur , pendidikan, pekerjaan, usia


Tujuan khusus kehamilan, dan paritas ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di
Puskesmas Perawatan Koya Barat Distrik Muara Tami

Manfaat Teoritis :

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat,
Manfaat Penelitian
terutama pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk menghindari
terjadinya anemia dalam kehamilan.


Masukan dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan anemia di
Puskesmas Perawatan Koya Barat Distrik Muara Tami.
Manfaat Praktis Langsung ●
Pengalaman berharga dan wadah latihan untuk memperoleh wawasan dan
Manfaat Peneliti Sendiri
pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima
selama kuliah.


Sebagai bahan masukan dalam hal perencanaan dan penanggulangan
Manfaat Bagi Puskesmas Perawatan Koya faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ibu hamil dan diharapkan
Barat Distrik Muara Tami para dokter dan bidan memantau ibu hamil dengan memeriksa kadar
hemoglobin pada setiap wanita hamil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Anemia Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2,
nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil,
dalam Kehamilan terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Cunningham. F, 2005).


Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan
adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena
kurangnya asupan unsur besi dalam makanan

Fisiologi Ibu Terjadinya peningkatan daya metabolisnme energy selama kehamilan.


Selama kehamilan terjadi proses pertumbuhan pematangan janin dan


plasenta yang menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis peredarah
hamil. darah selama kehamilan secara umum peredaran darah selama hamil
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah di

mulai sejk kehamilan 10 minggu dan mencapai


puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36
minggu, secara fisiologis, pengenceran darah ini
untuk membantu meringankan kerja jantung
yang semakin berat dengan adanya kehamilan.

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamiln


adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin


meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara.
Volume plasma meningkat 45 % di mulai pada trimester 2
kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1.000 ml, menurun sedikit menjelang
aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus
(Prawiroharjo).
Penyebab Anemia
 Penyebab anemia pada umumnya adalah :
 Kurang gizi (Malnutrisi).
 Kurang zat besi dalam diet.
 Malabsorpsi.
 Kehilangan darah banyak : persalinan yang lalu, haid, dll
 Penyakit kronik : TBC Paru, cacing usus, malaria
(Moechtar,1998)
 Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan menurut
prawiroharjo (2002), yaitu:
 Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
 Pertambahan darah tidak seimbang dengan pertambahan
plasma.
Kurangnya zat besi dalam makanan.
Kekrangan zat besi, vitamin b6, Vitamin B 12, Vitamin C dan
asam folat.
Gangguan pencernaan dan abortus.
Perdarahan kronik.
Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid
wanita
Terlalu sering menjadi donor darah.
Gangguan penyerapan nutrisi.
Penyebab utama anemia pada wanita hamil adalah kurang
memadai asupan makanan sumber Fe, meningkatnya
kebutuhan Fe saat hamil (Perubahan fisiologis) dan
kehilangan banyak darah (Safiq dkk, 2008).
Tanda dan gejala Anemia
Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lelah,

letih, lesu, nafas pendek, muka pucat, susah berkonsentrasi


serta fatique atau rasa lelah yang berlebihan.

Gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami


kekurangan oksigen dari dalam. Denyut jantung penderita anemia


biasanya lebih cepat karena berusaha mengkompensasi
kekurangan oksigen dengan memompa darah lebih cepat.

Penentuan Penentuan status anemia dapat dilakukan dengan cara biokimia


atau laboratorium dan secara klinis. Secara klinis penentuan


anemia dapat dilakukan dengan cara anamnesa dan observasi
Status anemia dengan ditemukan keluhan klinis.
Bahaya dan Dampak Anemia Pada Kehamilan.


Bahaya saat Persalinan


.Bahaya pada kala Nifas


.Bahaya pada Janin.
Faktor- factor yang berhubungan dengan
Anemia pada ibu Hamil.

Frekuensi Pendidikan.
Paritas Antenatal Pengetahuan.
Kepatuhan Care. Pekerjaan.
Dukungan Suami.
Konsumsi Tablet Fe Sosial . Infeksi
Usia Ekonomi Perdarahan.
Kehamilan. Budaya.
Umur Ibu
Penanggulangan Anemia pada Ibu Hamil.

Diet kaya zat besi dan Nutrisi yang


adekuat


Pemberian zat besi oral

Pemberian zat besi par-enteral.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.4. Definisi Operasional
Umur Pendidikan
 Kelompok umur pasien yang hamil  Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki

yang mendapat perawatan anemia pada pengaruh pada peningkatan kemampuan


berfikir
Puskesmas Perawatan Koya Barat
 Kriteria penilaian pendidikan yang digunakan
Kriteria penilaian umur yang
yaitu:
digunakan yaitu
 Tidak Sekolah (TS)
 Umur < 20 tahun
 SD

 Umur 20-35 tahun  SMP

 Umur > 35 tahun  SMA

 Perguruan Tinggi
Pekerjaan Usia Kehamilan
 pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang
 Jenis pekerjaan dalam sektor informal
dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi
dengan beban kerja fisik yang relatif dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak
lebih berat, menyebabkan seseorang trimester kedua dan ketiga, volume darah dalam
tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini
mengeluarkan banyak keringat
ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk
mengakibatkan peningkatan memproduksi sel-sel darah merah
pengeluaran zat besi bersama keringat. Kriteria penilaian usia kehamilan yang digunakan
yaitu:
 Ibu Rumah Tangga (IRT)
 Trimester I
 PNS  Trimester II
 Trimester III
 Paritasjumlah anak yang telah dilahirkan oleh
seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir mati
Kriteria penilaian paritas yang digunakan yaitu:
 Primigravida

 Multigravida
3.7. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

A. Kerangka Teori
B. Kerangka Konsep
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Perawatan Koya Barat
B. Analisa Univaried
A. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Anemia Berdasarkan Umur

Umur (Tahun) Jumlah Presentasi (%)

< 20 20 19,8

20- 35 69 68,3

> 35 12 11,9

TOTAL = 101 100 %

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa umur ibu hamil yang berisiko tinggi
mengalami anemia yaitu terjadi pada umur 20-35 tahun dengan jumlah
sekitar 69 orang (68,3%) sedangkan yang terendah terjadi pada ibu hamil
yang berumur > 35 tahun, dengan jumlah 12 orang (11,9%)
B. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Dengan Anemia Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Presentasi (%)

TS 9 8,9

SD 10 9,9

SMP 33 32,7

SMA 43 42,6

Perguruan Tinggi 6 5,9

TOTAL = 101 100 %

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa ibu hamil dengan pendidikan yang berisiko tinggi
mengalami anemia yaitu terjadi pada ibu hamil dengan pendidikan SMA, dengan
jumlah sekitar 43 orang (42,6%) sedangkan yang terendah terjadi pada ibu hamil
dengan pendidikan perguruan tinggi, dengan jumlah 6 orang (5,9%)
C. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Dengan Anemia Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Presentasi (%)

IRT 101 100

PNS - 0

TOTAL = 101 100 %

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan pekerjaan yang berisiko tinggi
mengalami anemia yaitu terjadi pada ibu hamil dengan pekerjaan sebagai Ibu
Rumah Tangga, dengan jumlah 101 orang (100%) , sedangkan yang terendah
terjadi pada ibu hamil dengan pekerjaan sebagai PNS, dengan jumlah 0 (0%)
D. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Anemia Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia kehamilan Jumlah Presentasi (%)

Trimester I 17 16,8

Trimester II 36 35,7

Trimester III 48 47,5

TOTAL = 101 100 %

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan usia kehamilan yang berisiko tinggi
mengalami anemia yaitu terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan Trimester III,
dengan jumlah sekitar 48 orang (47,5%) sedangkan yang terendah terjadi pada ibu hamil
dengan usia kehamilan Trimester I, dengan jumlah 17 orang (16,8%)
E. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Anemia Berdasarkan Paritas

Paritas Jumlah Presentasi (%)

Primigravida 38 37,6

Multigravida 63 62,4

Total = 101 100 %

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kelompok paritas yang berisiko
tinggi mengalami anemia yaitu terjadi pada ibu hamil dengan jumlah paritas
multigravida, dengan jumlah sekitar 63 orang (62,4%) sedangkan yang terendah
terdapat pada ibu hamil dengan paritas primigravida, dengan jumlah 38 orang
(37,6%).
BAB V
PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


gambaran karateristik pada ibu hamil dengan
anemia di puskesmas perawatan koya barat periode
bulan January – November 2016.
B. Variabel

A. Data Populasi Umur,


Pendidikan,
didapatkan 101 ibu hamil dengan pekerjaan,
Anemia Hb < 11 gr/dl Usia kehamilan,
paritas.
Berdasarkan umur dibagi menjadi 3 kelompok yaitu <
20 tahun, 20-35 tahun, dan > 35 tahun.
 usia < 20 tahun didapatkan sebanyak 19,8% dari total
sampel.
 usia 20-35 tahun didapatkan 68,3% dari total sampel,
pada > 35 tahun didapatkan 11,9% dari total sampel
Pada Penelitian ini menunjukan prevanlesi anemia
lebih banyak ditemukan pada usia 20-35 tahun. Hal
ini tidak sesuai dengan teori karena berdasarkan
teori mengatakan yang paling banyak adalah usia ibu
<20 tahun dan > 35 tahun.
Berdasarkan Pekerjaan

Presentasi terbanyak adalah Ibu rumah tangga (IRT)


yakni 100% dibandingkan PNS (Pegawai Negeri
Sipil.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
Jenis pekerjaan dalam sektor informal dengan kerja
fisik yang relatif lebih berat.
Didapatkan presentasi terbanyak yakni yang
berpendidikan akhir sekolah menengah atas (SMA)
sebanyak (42,6%) dan paling rendah adalah
perguruan tinggi (5,9%). Hal ini artinya ibu hamil
yang berpendidikan rendah beresiko terjadinya
anemia pada kehamilanya di bandingkan yang
berpendidikan tinggi.
Berdasarkan Pendidikan

Tidak bersekolah didapat sebanyak 8,9 %


Pendidikan sekolah dasar didapatkan sebanyak
9,9%
Sekolah menengah pertama di dapatkan 32,7%
Pendidikan sekolah menengah atas didapatkan
42,6%
Perguruan tinggi didapatkan 5,9% dari total
populasi
Usia Kehamilan
Ibu hamil dengan anemia pada trismester 1 ditemukan
16,8 %, trismester 2 35,7%, dan trismester 3 47,5% dari
total sampel.
Berdasarkan tabel 4 di dapatkan presentasi tertinggi
pada trismester 3 yakni (47,5%),
 paling rendah pada trismester 1 (16,8%) hal ini sesuai
dengan teori dimana kebutuhan zat gizi pada ibu
hamil terus meningkat sesuai bertambahnya umur
kehamilan
Berdasarkan Paritas
Ibu hamil dengan anemia pada primigravida
didapatkan 37,6 % dari total sampel, dan dengan
multigravida didapatkan 62,4% dari total sampel.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
Kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah
kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka
kejadian anemia (Wahyudin, 2004).
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja


puskesmas Koya barat kabupaten Jayapura distrik
Muara Tami Periode Bulan Januari - November
2016. Menunjukkan bahwa 101 ibu hamil mengalami
anemia.
Presentasi terbanyak pada ibu hamil dengan anemia
adalah ibu hamil dengan usia 20-35 tahun
Hasil penelitian berdasarkan pekerjaan pada ibu
hamil dengan anemia banyak di alami pada Ibu
Rumah Tangga (IRT).
Hasil Penelitian berdasarkan Pendidikan terakhir
yang paling berisiko dialami oleh ibu hamil dengan
pendidikan yang rendah
Dan berdasarkan paritas yang beresiko adalah
multigravida
Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan
bermakna antara umur ibu, pendidikan, pekerjaan,
usia kehamilan, dan paritas.
SARAN

IBU HAMIL
Dalam hal ibu, untuk setiap hendaknya dapat
merencanakan kehamilan sebaiknya di usia 20-35
agar tidak beresiko untuk mendapatkan resiko
adanya anemia dalam kehamilan
Pada saat kontak pertama kefasilitas kesehatan ibu
diberikan penyuluhan mengenai batasan umur
yang aman dalam kehamilan.
Ibu hamil pada umur resiko di harapkan untuk
lebih sering mengontrol tentang kehamilannya
Dalam hal Paritas, sebaiknya tidak memiliki anak
lebih dari tiga, karena sering mengalami
kehamilan, beresiko untuk terjadi anemia dalam
kehamilan.
Ibu yang sudah memiliki anak lebih dari 3 untuk
sebaiknya melakukan KB
DINAS KESEHATAN/PEMERINTAH KABUPATEN

Diharapkan melengkapi intrumen pemeriksaan Hb


disetiap Puskesmas,Pustu, Polindes, Poskesdes
dan Posyandu di wilayah kerja Dinas
Kesehatan/Pemerintah kesehatan setempat serta
memonitor pelaksanaan pemeriksaan Hb.
Mendistribusikan Tablet tambah darah sesuai
kebutuhan kepada remaja putri,WUS, Bumil, dan
nifas
Menyediakan media penyuluhan tentang anemia
seperti Poster, Leaflet dan lain-lain.
Sehubungan dengan otonomi daerah dnas kesehatan
kabupaten perlu ada pelaksanaan program
penangulangan anemia ibu hamil
Memberikan makanan tambahan (PMT) pada ibu
hamil
Puskesmas Koya Barat

Pendataan pada ibu hamil yang ada di wilayah keja


Puskesmas Koya Barat Secara Berlaku
Memantau Tablet Zat Besi yang sudah di distribusikan
kepada ibu hamil
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader
posyandu dalam pencegahan dan penangulangan
anemia.
Daftar Pustaka

Almatsier,S:Prinsip dasar ilmu Gizi. 2001. Jakarta.Gramedia


Amiruddin,dkk:Dalam Artikel ilmiah. “Studi Kasus Kontrol Bio Medis Terhadap
kejadian AnemiaIbu Hamil di Puskesmas Batimurung”2005. Jakarta
Arisman:Gizi Dalam Kehidupan.2007.Jakarta:EGC
Herlina, dkk:faktor Risiko kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di wilayah Kerja
Puskesmas Bogor.2005.Jakarta.Bppsdmk
Moechtar,Rustam: Sinopsis Obstetri.1998. Jakarta.EGC
Manuaba IBG:Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana.1998.Jakarta.EGC
Notoadmodjo:Metodologi Penelitian kesehatan.2010Jakarta: Rinea Cipta
Supariasa I.D.N. dk. Penilaian Status Gizi.2002.Jakarta.EGC
Thaha,dkkPangan dan Gizi.DPP pergizi Pangan indnesia
Profle Puskesmas Koya Barat distrik Muara Tami Kabupaten jayapura
Terima kasih
GBU

Anda mungkin juga menyukai