Anda di halaman 1dari 2

Dampak kekurangan gizi pada balita dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan,

gangguan produksi tenaga, pertahanan tubuh yang menurun, perkembangan otak dan mental

yang terganggu. (Almatsier, 2009).

Pada saat ini, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu masalah gizi kurang dan

gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya

persediaan makanan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi.

Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu

disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan.

(Almatsier, 2009).

Berdasarkan penelitian di dapatkan hasil bahwa pengetahuan berdasarkan umur, dikategorikan


baik pada umur 20-35 tahun yaitu 32 responden (71%), dikategorikan cukup juga pada umur 20-
25 tahun, yaitu 13 responden (29%), dan dikategorikan kurang pada umur <20 tahun yaitu 1
responden (20%). Berdasarkan paritas, dikategorikan baik terdapat pada responden dengan
jumlah anak 1, sebanyak 14 responden (58%), dikategorikan cukup pada responden dengan
jumlah anak 1, sebanyak 10 responden (42%), sedangkan dikategorikan kurang terdapar pada
responden dengan jumlah anak 2 yaitu 1 responden (8,3%). Berdasarkan pendidikan,
dikategorikan baik dan cukup yang terbanyak terdapat pada responden dengan tingkat
pendidikan SMA yaitu kategori baik sebanyak 27 responden (73%), kategori cukup sebanyak 10
responden (27%), sedangkan dikategorikan kurang terdapat pada responden dengan tingkat
pendidikan SMP yaitu 1 responden (12,5%). Berdasarkan pekerjaan, dikategorikan baik, cukup,
dan kurang juga terdapat pada responden dengan jenis pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga, yaitu
kategori baik sebanyak 36 responden (72%), kategori cukup sebanyak 13 responden (26%) dan
kategori kurang yaitu 1 responden (2%).

Anda mungkin juga menyukai