Anda di halaman 1dari 81

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS


HIDUP LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI
PUSKESMAS SUNTER AGUNG II JAKARTA
TAHUN 2021

Oleh :

EMI MISRIAH LATIF


NIM : 180112126

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS


HIDUP LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI
PUSKESMAS SUNTER AGUNG II JAKARTA
TAHUN 2021

Skripsi ini diajukan sebagai


Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan

Oleh :

EMI MISRIAH LATIF


NIM : 180112126

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA
2021

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup

Lansia Yang Mengalami Hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta Tahun

2021”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari

berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, untuk itu penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Khairil Walid Nasution, SKM, M.Pd, Ketua Yayasan Abadi

Nusantara Jakarta.

2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua STIKes Abdi Nusantara

Jakarta.

3. Kepala Puskesmas Sunter Agung II Jakarta, yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk pengambilan data.

4. Ibu Tuty Yanuarti, S.SiT, M.Kes, pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan masukan, pengarahan dan bantuan kepada penulis dalam

melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan skripsi penulis.

5. Para dosen dan seluruh staf yang terkait di program Studi Sarjana

Keperawatan STIKes Abdi Nusantara Jakarta yang banyak membantu

dalam penyusunan skripsi.

6. Kepada suamiku tercinta Moch. Syarifudin dan kedua anakku Cahaya

Cinta Aisyah dan Sayyid Ahmad Yusuf sayangi, terimakasih atas doa dan

dukungannya kepada penulis.

iv
7. Teman-teman Program Studi S1 Keperawatan STIKes Abdi Nusantara

Jakarta yang telah memberikan dukungan dan semangat baik disaat suka

maupun duka.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi

keperawatan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan

hidayah-Nya kepada kita semua.

Jakarta, Maret 2021

Penulis

v
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA
Jakarta, Maret 2021

Emi Misriah Latif


Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia Yang
Mengalami Hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021
xiv + 47 halaman, 3 tabel, 9 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang : Menurut WHO tahun 2019 populasi orang berusia diatas 60
tahun berjumlah 900 juta. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2020 jumlah
lansia di Indonesia mencapai 26,82 juta jiwa (9,92%) dari seluruh penduduk
Indonesia tahun 2020. Persentase rumah tangga lansia di DKI Jakarta sebesar
21,18% pada tahun 2020. Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis
mengalami penurunan akibat proses degeneratif sehingga penyakit tidak menular
banyak muncul pada usia lanjut yang salah satunya yaitu hipertensi. Keluarga
merupakan sistem pendukung yang utama bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatannya. Berdasarkan wawancara terhadap 10 lansia yang menderita
hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II mengatakan bahwa 50% datang bersama
keluarganya dan 50% datang sendiri tanpa didampingi oleh keluarganya.
Tujuan Penelitian : Diketahuinya dukungan keluarga dengan kualitas hidup
lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II tahun 2021
Metode Penelitian : metode penelitian yang digunakan adalah analitik. Sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien lansia yang mengalami hipertensi di
Puskesmas Sunter Agung II Jakarta pada bulan Februari 2021 sebanyak 62 orang
Orang, teknik pemgambilan sampel yaitu total sampling.
Hasil Penelitian : Hasil univariat menunjukkan mayoritas lansia dengan kualitas
hidup baik dan mendapatkan dukungan dari keluarga. Ada hubungan dukungan
keluarga dengan kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas
Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021dengan nilai p value > 0,05.
Kesimpulan dan Saran : Ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta
Tahun 2021. Diharapkan perawat dapat memberikan konseling kepada keluarga
lansia untuk selalu memberikan semangat dan dukungan.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kualitas Hidup Lansia


Daftar Bacaan : 20 (2015-2020)

vi
NURSING PROGRAM
INSTITUTE OF HEALT SCIENCE ABDI NUSANTARA JAKARTA
Jakarta, March 2021

Emi Misriah Latif


The Relationship between Family Support and the Quality of Life of the Elderly
with Hypertension at the Sunter Agung II Health Center Jakarta in 2021
xiv + 47 pages, 3 tables, 9 attachments

ABSTRACT

Background : According to WHO, in 2019, the population of people over 60


years old is 900 million. Data from the Central Bureau of Statistics in 2020 the
number of elderly people in Indonesia reached 26.82 million (9.92%) of the entire
population of Indonesia in 2020. The percentage of elderly households in DKI
Jakarta was 21.18% in 2020. With increasing age, Physiological function has
decreased due to degenerative processes so that many non-communicable
diseases appear in the elderly, one of which is hypertension. Family is the main
support system for the elderly in maintaining their health. Based on interviews
with 10 elderly suffering from hypertension at the Sunter Agung II Public Health
Center, it was said that 50% came with their families and 50% came alone
without their families.
Objective : It is known that family support with the quality of life of elderly people
with hypertension at Sunter Agung II Health Center in 2021
Methods : the research method used is analytical. The sample in this study was
all elderly patients who had hypertension at the Sunter Agung II Jakarta Health
Center in February 2021 as many as 62 people, the sampling technique was total
sampling.
Results : The univariate results showed that the majority of the elderly with good
quality of life and get support from their families. There is a relationship between
family support and the quality of life of elderly people with hypertension at the
Sunter Agung II Public Health Center Jakarta in 2021 with a p value> 0.05.
Conclusions and Suggestions: There is a relationship between family support
and the quality of life of elderly people with hypertension at the Sunter Agung II
Public Health Center Jakarta in 2021. It is hoped that nurses can provide
counseling to elderly families to always provide encouragement and support.

Keywords : Family Support, Quality of Life of the Elderly


Reading List : 20 (2015-2020)
.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xii
DAFTAR SIMBOL..............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Lansia ................................................................................................ 7
2.2. Hipertensi .......................................................................................... 9
2.3. Dukungan Keluarga .......................................................................... 19
2.4. Kualitas Hidup ................................................................................... 22
2.5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia
Hipertensi ........................................................................................... 25
2.6. Kerangka Teori ................................................................................... 28

BAB 3 KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS


3.1. Kerangka Konsep....................................................................................29
3.2. Definisi Operasional................................................................................30
3.3. Hipotesis..................................................................................................30

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN


4.1. Desain Penelitian.....................................................................................31

viii
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian. ......................................................... 31
4.3. Populasi dan sampel ......................................................................... 31
4.4. Etika Penelitian ................................................................................ 32
4.5. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 34
4.6. Pengolahan Data .............................................................................. 34
4.7. Analisis Data ................................................................................... 35

BAB 5 HASIL PENELITIAN


5.1. Analisis Univariat ........................................................................... 37
5.2. Analisis Bivariat ............................................................................... 38

BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 39
6.2. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 39

BAB 7 PENUTUP
7.1. Kesimpulan. ...................................................................................... 44
7.2. Saran. ................................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

NO. HAL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Lansia yang Mengalami


Hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021. 37

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Dukungan keluarga Responden di


Puskesmas Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021...................... 37

Tabel 5.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia


yang Mengalami Hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II
Jakarta Tahun 2021................................................................. 38

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................................28

Gambar 3.1. Kerangka Konsep..............................................................................29

xi
DAFTAR SINGKATAN

BPS : Badan Pusat Statistik

DKI : Daerah Khusus Ibu kota

Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

PSTW : Panti Sosial Tresna Werdha

STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

SPSS : Statistical Product and Service Solutions

WHO : World Health Organization

xii
DAFTAR SIMBOL

< : lebih kecil


> : lebih besar
+ : positif
- : negatif
% : persen
≥ : lebih dari atau sama dengan
= : sama dengan

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 2. Jawaban Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Kuesioner

Lampiran 6. Hasil Uji SPSS

Lampiran 7. Lembar Pernyataan Orisinalitas

Lampiran 8. Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya

Ilmiah Lampiran 9. Lembar Konsultasi

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) populasi orang berusia diatas

60 tahun berjumlah 900 juta pada tahun 2019 dan akan bertambah lebih dari 2 kali

lipat dari 12% menjadi 22% atau sekitar 2 miliar pada tahun 2050. Berdasarkan

data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia

mencapai 26,82 juta jiwa (9,92%) dari seluruh penduduk Indonesia tahun 2020

(BPS, Susenas, 2020).

Menurut data hasil Susenas 2020, penduduk lanjut usia (lansia) di DKI

Jakarta didominasi kategori lansia muda (60 – 69 tahun) sebesar 71%. Masih

terdapat lansia yang berada pada kelompok umur diatas 70 tahun dan

persentasenya cukup besar (29%). Hal tersebut memperlihatkan bahwa terjadi

peningkatan angka harapan hidup di DKI Jakarta. Persentase rumah tangga lansia

di DKI Jakarta sebesar 21,18% pada tahun 2020. Menurut status keanggotaan

rumah tangga, lansia yang masih berstatus sebagai kepala rumah tangga ada

sekitar 71% (Portal Statistik Sektor Provinsi DKI Jakarta, 2020).

Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan

akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak

muncul pada usia lanjut. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2018, penyakit terbanyak diidap lansia ialah hipertensi (57,6%), artritis

(51,9%), dan stroke (46,1%). Selain itu, pada dasarnya, para lansia menderita satu

penyakit, sisanya sekitar 28% dengan dua penyakit, 14,6 % dengan tiga penyakit,

1
6,2% dengan empat penyakit, 2,3% dengan lima penyakit, dan 0,8% dengan enam

pennyakit atau lebih (Kemenkes RI, 2019).

Lansia yang mengalami hipertensi secara terus menerus dan tidak

mendapatkan pengobatan serta pengontrolan secara tepat akan menyebabkan

jantung bekerja dengan keras yang kemudian berakibat terjadinya kerusakan pada

pembuluh darah jantung, otak dan mata. Adanya kerusakan jantung akan

menimbulkan berbagai gejala seperti sakit kepala, nyeri dada, serta kesemutan

pada bagian kaki dan tangan sehingga menyebabkan kualitas hidup lansia

menurun. Kualitas hidup lansia berhubungan dengan kesehatan, dimana suatu

kepuasan atau kebahagiaan individu sepanjang hidupnya mempengaruhi dirinya

atau dipengaruhi oleh kesehatannya (Radiani, 2018).

Keluarga merupakan sistem pendukung yang utama bagi lansia dalam

mempertahankan kesehatannya. Dukungan yang diberikan keluarga merupakan

unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Dukungan

keluarga juga akan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk menghadapi

masalah dan meningkatkan kepuasan hidup (Radiani, 2018).

Meningkatkan kualitas hidup pada lansia membutuhkan dukungan dari

keluarga, dimana pada usia tua para lansia sangat membutuhkan perhatian, baik

dalam hal kesehatan atau dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti perawatan

dan penghargaan untuk lansia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wafroh,

Herawati dan Lestari (2016) lansia yang berada di PSTW Budi Sejahtera

Banjarbaru yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarganya sebesar 46%,

untuk lansia yang cukup mendapatkan dukungan keluarganya sebesar 24%, dan

yang mendapatkan dukungan keluarga sepenuhnya hanya 24%. Hal ini diketahui

2
karena keluarga dari lansia tidak membiayai lansia selama mereka berada di panti

serta menyediakan keperluan ataupun melengkapi setiap kekurangan dari sarana

lansia.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Sunter

Agung II dalam 3 bulan terakhir yaitu bulan Oktober s/d Desember 2020 di

dapatkan data jumlah kunjungan lansia pada bulan Oktober 2020 sebanyak 145

orang yang mengalami hipertensi sebanyak 50 orang (34,48%), pada bulan

November jumlah kunjungan lansia sebanyak 156 orang yang mengalami

hipertensi sebanyak 53 orang (33,97%), dan pada bulan Desember 2020 jumlah

kunjungan lansia sebanyak 159 orang yang mengalami hipertensi sebanyak 63

orang (39,62%). Dari data diatas dapat dilihat bahwa dalam tiga bulan terakhir

terdapat peningkatan jumlah lansia yang mengalami hipertensi. Berdasarkan

wawancara dengan petugas Puskesmas Sunter Agung II, kebanyakan lansia

menderita penyakit hipertensi, dan rutin melakukan pemeriksaan penyakitnya

sehingga hipertensinya dapat diatasi dan lansia juga mengatakan bahwa kualitas

hidupnya baik. Berdasarkan wawancara terhadap 10 lansia yang menderita

hipertensi yang melakukan pemeriksaan rutin ke Puskesmas Sunter Agung II

mengatakan bahwa 5 0rang (50%) datang bersama keluarganya dan 5 orang

(50%) datang sendiri tanpa didampingi oleh keluarganya. Dari data tersebut maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan dukungan

keluarga dengan kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas

Sunter Agung II tahun 2021”.

3
1.2. Rumusan Masalah

Data yang didapatkan dari Puskesmas Sunter Agung II jumlah lansia yang

menderita hipertensi dalam tiga bulan terakhir mengalami peningkatan yaitu pada

bulan Oktober 2020 sebanyak 50 orang, november 2020 sebanyak 53 orang dan

pada bulan Desember sebanyak 63 orang. Berdasarkan wawancara terhadap 10

lansia yang menderita hipertensi yang melakukan pemeriksaan rutin ke

Puskesmas Sunter Agung II mengatakan bahwa 6 0rang (60%) datang bersama

keluarganya dan 4 orang (40%) datang sendiri tanpa didampingi oleh

keluarganya. Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah masih kurangnya dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di

Puskesmas Sunter Agung II.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Diketahuinya dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang

mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II tahun 2021

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya distribusi frekuensi dukungan keluarga pada lansia yang

mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II tahun 2021.

2. Diketahuinya distribusi frekuensi kualitas hidup lansia yang

mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II tahun 2021.

3. Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup

lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II tahun

2021.

4
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada

petugas kesehatan di Puskesmas dan dapat memahami tentang dukungan keluarga

terhadap kualitas hidup pada lansia hipertensi sebagai bahan penilaian tenaga

kesehatan Puskesmas Sunter Agung II untuk meningkatkan kesehatan lansia

hipertensi.

1.4.2. Bagi Lansia

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan lansia yang mengalami

hipertensi mendapatkan dukungan dari keluarga sehingga lansia akan termotivasi

untuk merubah perilaku untuk menjalani gaya hidup sehat secara optimal

sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya.

1.4.3. Bagi Pendidikan

Penelitian ini bermanfaat sebagai media informasi kepustakaan bagi

mahasiswa STIKes Abdi Nusantara dan tambahan bahan kajian dalam pengajaran

serta referensi maupun penelitian yang berkaitan dengan perubahan tekanan darah

pada lansia penderita hipertensi.

1.4.4. Bagi Keluarga

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan keluarga dapat mengetahui

perannya dalam peningkatan kualitas hidup lansia melalui dukungan yang

diberikan.

5
1.4.5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan data dasar bagi penelitian lain yang akan

mengembangkan ilmu khusus yang berkaitan dengan dukungan keluarga dengan

kualitas hidup pada lansia hipertensi.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lansia (Lanjut Usia)

2.1.1. Pengertian

Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama

dengan 55 tahun (WHO, 2017). Lansia dapat juga diartikan sebagai menurunnya

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta

fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (Darmojo, 2017).

2.1.2. Batasan Lansia

Birren dan Jenner (dikutip dalam Murwani & Wiwin, 2018) membedakan

usia menjadi tiga yaitu :

1. Usia biologis

Diartikan sebagai jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam

keadaan hidup dan tidak pernah mati.

2. Usia psikologis

Diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-

penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.

3. Usia sosial

Diartikan sebagai peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat

kepada seseorang sehubungan dengan usianya.

7
2.1.3. Klasifikasi Lansia

Menurut WHO (2017), klasifikasi lansia adalah sebagai berikut :

1. Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.

2. Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.

3. Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.

4. Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.

5. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.

2.1.4. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

Lansia merupakan periode akhir dari kehidupan seseorang dan setiap

individu akan mengalami proses penuaan. Perubahan yang terjadi ini merupakan

sesuatu yang normal tetapi dapat membawa berbagai dampak dan tantangan serta

stresor tertentu. Setiap lansia harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan

fisik seiring terjadinya penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi.

Perubahan struktur dan fungsi yang terkait dengan penuaan adalah perubahan

fisiologis, psikologis, dan sosial (Potter & Perry, 2018).

Perubahan fisiologis pada lansia diantaranya lansia akan mengalami

perubahan pada fungsi pendengaran, fungsi penglihatan, fungsi pencernaan,

fungsi eliminasi, fungsi kardiovaskuler, pernapasan, mobilitas, dan keamanan.

Perubahan pada sistem kardiovaskuler seringkali menyebabkan nilai dasar

tekanan darah lansia meningkat. Hal ini merupakan akibat perubahan vaskuler dan

akumulasi plak sklerotik sepanjang dinding pembuluh darah sehingga, sehingga

menyebabkan kakunya vaskulatur secara menyeluruh (Potter & Perry, 2018).

8
Faktor resiko yang mempengaruhi fungsi kardiovaskuler adalah

atherosklerosis. Atherosklerosis adalah suatu proses penyakit yang dapat

dihubungkan dengan beberapa faktor resiko: obesitas, diabetes, heriditer,

hipertensi, gender, usia, aktifitas fisik, merokok, dan diet. Sedangkan perubahan

psikososial yang terjadi pada lansia diantaranya adalah pensiun, isolasi perilaku,

dan isolasi geografis, lalu perubahan seksualitas, tempat tinggal, lingkungan dan

kematian (Potter & Perry, 2018).

2.2. Hipertensi

2.2.1. Pengertian

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka kesakitan

(morbilitas) dan angka kematian / mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg

didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140

menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90

menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (Triyanto, 2017).

Hipertensi atau tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah

yang bersirkulasi pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah, dan

merupakan satu dari tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga

termasuk detak jantung, kecepatan pernapasan, dan temperatur (Muhammadun,

2017).

Maka dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan gangguan pada

sistem peredaran darah yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah

(sistolik diatas 140 mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg).

9
2.2.2. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Katagori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Hipertensi Ringan) 140-159- mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 (Hipertensi Berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 (Hipertensi 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Maligna)
Sumber : Triyanto (2017)

2.2.3. Etiologi Hipertensi

Hipertensi dapat di kelompokan dalam dua kategori :

1. Hipertensi idiopatik 95%

Hipertensi tidak diketahui penyebabnya. Kemungkinan ada predispose

genetik yang menimbulkan perubahan-perubahan ekskresi natrium dan

air oleh ginjal, kepekaan baroreseptor, respon vaskuler dan sekresi

renin.

2. Sekunder 5%

Telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis, penyakit

parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma

dan pemakaian oral kontrasepsi. Adapun faktor pencetus hipertensi

seperti, keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan, lingkungan,

pekerjaan, merokok, alkohol dan sosial ekonomi (Nugroho, 2018).

1
2.2.4. Patofisiologi Hipertensi

Jantung adalah system pompa yang berfungsi untuk memompakan darah

keseluruh tubuh, tekanan tersebut bergantung pada faktor cardiac output tekanan

perifer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme-

metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac

output dan tekanan perifer menurun. Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan

akan mengakibatkan meningkatnya volume cairan dan preload sehingga

meningkatkan cardiac aouput. Dalam sistem Renin-Angiotensien aldosteron

pada pathogenesis hipertensi glandula suprarenal juga menjadi factor penyebab

oleh karena faktor hormon (Triyanto, 2017).

Sistem Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian

angitensin I menjadi angiotensin II oleh Angiotensi Convertion Ensym (ACE).

Angiotensin II mempengaruhi kontrol nervus sistem dan nervus pereifer yang

mengaktifkan system simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer

meningkat. Disamping itu angiostensin II mempunyai efek langsung terhadap

vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis (Triyanto, 2017).

Hal tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosterone yang

akan meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium. Hal ini

semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiak output

(Triyanto, 2017).

1
Bagan 2.1
Bagan Patofisiologi Hipertensi

2.2.5. Gejala Hipertensi

Terjadi peningkatan tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala.

Gejala lain yang dirasakan : sakit kepala, kelelahan, sesak nafas, gelisah,

pandangan menjadi kabur, mata berkunang-kunang, mudah marah, telinga

berdengung, sulit tidur, rasa berat ditengkuk, nyeri di daerah bagian belakang,

nyeri di dada, denyut jantung kuat dan cepat, pusing. Dan akan timbul keluhan

1
lain apabila terjadi komplikasi pada ginjal, otak dan jantung (Muhammadun,

2017).

2.2.6. Komplikasi Hipertensi

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti, penyakit

jantung koroner, gagal jantung, gagal ginjal, kerusakan mata, dan kerusakan

pembuluh darah otak (Triyanto, 2017).

2.2.7. Pengobatan Hipertensi

Jenis obat anti hipertensi yang sering digunakan adalah sebagai berikut :

1. Diuretika

Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan

tubuh via urine. Tetapi karena potasium kemungkinan terbuang dalam

cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.

2. Beta Blockers

Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan

darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar

pembuluh darah.

3. Calsium channel blocker

a. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan

yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau hipertensi

melalui proses relaksasi pembuluh darah yang juga memperlebar

pembuluh darah (Muhammmadun, 2017).

1
b. Hipertensi esensial tidak diobati tetapi dapat diberikan pengobatan

untuk mencegah terjadinya komplikasi.

c. Langkah awal biasanya adalah mengubah pola hidup penderita :

1) Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan

dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas

ideal.

2) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan

atau kadar kolestrol darah tinggi. Mengurangi pemakaian

garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram

natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan

kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan

mengurangi alkohol.

3) Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita

hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama

tekanan darahnya terkendali.

4) Berhenti merokok.

5) Pemberian obat-obatan.

6) Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang

diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantuk

ginjal membuang garam dan seluruh tubuh sehinggga

menurunkan volum cairan di seluruh tubuh sehingga

menurunkan tekanan pembuluh darah. Diuretik juga

menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga

kadang kalium. Diuretik kalium atau obat penahan kalium.

1
Diuretik sangat efektif pada : Orang kulit hitam, lanjut usia,

kegemukan dan penderita gagal jantung atau penyakit ginjal

menahun.

2.2.8. Pencegahan Hipertensi

1. Olah raga yang cukup

Selain dapat memperlancar peredaran darah, olah raga dapat pula

membakar lemak sehingga tidak kelebihan berat badan. Latihan olah

raga yang dianjurkan meliputi tahap-tahap pernafasan, peregangan,

latihan inti, pendinginan, peregangan. Olahraga yang baik yaitu yang

dapat membakar energi 10 sampai 20 kalori/kg berat badan. Denyut

nadi optimal setelah latihan berkisar 65 sampai 80% (Muhammadun,

2017).

2. Tidak merokok

Cara menghindari pengaruh rokok yaitu :

a. Sebaiknya menghindari daerah yang terkena asap rokok, atau

tutuplah hidung jika terpaksa melintas di daerah dengan asap

rokok.

b. Jika anda seorang perokok, kurangilah jumlah batang rokok, lama

menghisap, kekuatan menghisap dan banyak hisapan.

a. Jika anda pernah merokok, berhentilah merokok sama sekali

dengan niat yang penuh. Menghentikan merokok secara total

mungkin sulit dilakukan, tetapi peluang untuk kembali merokok

lebih kecil jika dibanding dengan cara mengurangi perlahan-lahan.

1
Suksesnya seseorang untuk berhenti merokok tergantung pada niat

dari dalam diri perokok itu sendiri (Muhammadun, 2017).

3. Tidak minum alkohol

Hipertensi dapat dihindari dengan tidak mengkonsumsi minuman yang

mengandung alkohol. Minuman beralkohol banyak macamnya, baik

yang dibuat oleh pabrik maupun yang dibuat secara tradisional.

Semuanya akan membahayakan bagi penderita hipertensi. Oleh karena

itu, hindarilah minum minuman yang beralkohol. Selain minuman,

alkohol dapat pula terkandung dalam makanan seperti tape dan brem.

Hindarilah minum air tape. Hindarilah hipertensi dengan tidak pernah

mencoba minum alcohol (Muhammadun, 2017).

4. Istirahat yang cukup

a. Istirahat dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot bekerja

sehingga mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran. Istirahat

dengan posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah

ke otak. Berusahalah untuk beristirahat setelah beberapa saat

melakukan kesibukan rutinitas.

b. Cara lain untuk mengurangi stres adalah dengan hipnoterapi, pijat,

refleksi. Kunjungi psikolog untuk membantu memecahkan

masalah, jika stres terjadi karena adanya masalah yang rumit

(Muhammadun, 2017).

5. Cara medis

Pengobatan bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara

medis melalui dokter dan tenaga para medis lainnya, serta cara

1
tradisional dengan memanfaatkan ramuan dan terapi yang ada secara

turun temurun dalam masyarakat. Bagi orang yang memiliki resiko

tinggi terkena hipertensi, lakukanlah pemeriksaan diri ke dokter secara

berkala. Pengobatan hipertensi harus menurut petunjuk dokter. Jangan

minum obat tanpa petunjuk dari dokter, karena dapat menimbulkan

kekebalan terhadap obat tertentu dan kerusakan ginjal.

6. Cara tradisional

Banyak ramuan tradisional yang dipercaya dapat menurunkan tekanan

darah. Beberapa ramuan sudah diteliti secara laboratoris. Contoh bahan

yang berkhasiat menurunkan tekanan darah : cincau hijau, daun dan

buah alpukat, mengkudu masak (pace), mentimun, daun seledri, daun

selada air, bawang puting, daun dan buah belimbing bintang, buah

belimbing wuluh, daun tapak dara, akar pepaya, rambut jagung, adas

pulowaras. Jika tekanan darah sudah kembali normal, dapat dihentikan

pemakaiannya. Pemakaian berlebihan dapat menurunkan tekanan

darah di bawah normal (Muhammadun, 2017).

7. Mengatur pola makan

Perbanyak minum air putih. Cara makan yang baik adalah sedikit-

sedikit tetapi sering, bukan makan banyak tetapi jarang. Kandungan

zat dalam menu makanan juga harus diperhatikan, meliputi : Kurangi

minum minuman yang mengandung soda, minuman kaleng dan botol.

a. Kurang makan daging, ikan, kerang kepiting dan susu,

camilan/snack yang asin dan gurih.

1
b. Hindari makan makanan ikan asin, telur asin, otak, jeroan, vetsin,

soda kue, sarden, udang dan cumi-cumi.

c. Hindari makanan yang dianjurkan seperti sayuran segar, buah

segar, tempe, tahu, kacang-kacangan, ayam dan telur.

d. Diet rendah kolestrol. Makanan dimakan sebaiknya mengandung

lemak baik dan sedikit mengandung lemak jahat seperti kolestrol.

(Muhammadun, 2017).

2.2.9. Dampak Masalah

1. Terhadap Individu.

Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat, hipertensi

merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya oleh penderita.

kurangnya pengetahuan klien terhadap penyakit hipertensi, sebagian

besar timbul tanpa gejala yang khas. Pola nutrisi dan metabolism, pada

penderita hipertensi sering mengalami keluhan kepala pusing dan bila

berlangsung lama disertai mual-mual dan muntah. Psikologi. penderita

hipertensi biasanya mudah marah dan tersinggung. Pola tidur dan

istirahat pada klien hipertensi mengalami gangguan tidur sering

terbangun karena sering sakit kepala dan tegang pada leher bagian

belakang. Pola persepsi dan pengetahuan pada klien hipertensi sering

terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan yang lama, diet, olah

raga, merokok, minuman beralkohol. Pada pola tata nilai dan

kepercayaan klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya

dan merasa tidak berdaya dengan keberadaan sekarang.

1
2. Terhadap Keluarga

Merepotkan dalam memberikan perawatan , pengaturan diet,

kontrol beban biaya hidup yang terus–menerus. Produktifitas

menurun, apabila hipertensi mengena kepala keluarga yang berperan

sebagai pencari nafkah untuk kebutuhan keluarga, maka akan

menghambat kegiatannya sehari-hari untuk kegiatan seperti semula,

peran kepala keluarga akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.

3. Terhadap Masyarakat

Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan

terjadi perubahan peran dalam masyarakat, selain itu akan

menimbulkan kecemasan terhadap masyarakat dan akan terjadi

ancaman kehilangan salah satu anggotanya. Pelayanan kesehatan

Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin meningkat,

maka akan terjadi beban pelayanan kesehatan dimasa yang akan

datang.

2.3. Dukungan Keluarga

2.3.1. Pengertian

Dukungan keluarga adalah proses yang terjadi terus menerus disepanjang

masa kehidupan manusia. Dukungan keluarga berfokus pada interaksi yang

berlangsung dalam berbagai hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi oleh

individu. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

1
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

(Friedman, 2017).

2.3.2. Jenis Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2017) sumber dukungan keluarga terdapat berbagai

macam bentuk seperti :

1. Dukungan informasional

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai pemberi

informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,

informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.

2. Dukungan penilaian atau penghargaan

Dukungan penilaian adalah keluarga yang bertindak membimbing dan

menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas

anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.

3. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber pertolongan

praktis dan konkrit, diantaranya adalah dalam hal kebutuhan keuangan,

makan, minum dan istirahat.

4. Dukungan emosional

Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang aman dan damai

untuk istirahat serta pemulihan dan membantu penguasaan terhadap emosi.

Dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk

adanya kepercayaan dan perhatian

2
2.3.3. Sumber Dukungan Keluarga

Sumber dukungan keluarga adalah sumber dukungan sosial keluarga yang

dapat berupa dukungan sosial keluarga secara internal seperti dukungan dari

suami atau istri serta dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial

keluarga secara eksternal seperti paman dan bibi (Friedman, 2017).

2.3.4. Manfaat Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga memiliki efek terhadap kesehatan dan

kesejahteraan yang berfungsi secara bersamaan. Adanya dukungan yang kuat

berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit,

fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Selain itu, dukungan keluarga

memiliki pengaruh yang positif pada pemyesuaian kejadian dalam kehidupan

yang penuh dengan stress. Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang

terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial keluarga

berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun demikian

dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga

mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya hal ini

meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 2017).

Sedangkan Friedman (2017) mengungkapkan bahwa dukungan keluarga

akan meningkatkan :

1. Kesehatan fisik, individu yang mempunyai hubungan dekat dengan orang lain

jarang terkena penyakit dan lebih cepat sembuh jika terkena penyakit

dibanding individu yang terisolasi.

2
2. Manajemen reaksi stres, melalui perhatian, informasi, dan umpan balik yang

diperlukan untuk melakukan koping terhadap stres.

3. Produktivitas, melalui peningkatan motivasi, kualitas penalaran, kepuasan

kerja dan mengurangi dampak stres kerja.

4. Kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri melalui perasaan

memiliki, kejelasan identifikasi diri, peningkatan harga diri, pencegahan

neurotisme dan psikopatologi, pengurangan dister dan penyediaan sumber

yang dibutuhkan.

2.3.5. Mengukur Dukungan Keluarga

Menurut Nursalam (2018) dukungan keluarga diukur dengan

menggunakan kuesioner tentang dukungan keluarga yang dibuat oleh peneliti.

Skala data yang di gunakan adalah ordinal, yang dikelompokkan menjadi :

1. Mendukung : skor >50 %

2. Tidak mendukung : skor ≤ 50%

2.4. Kualitas Hidup

2.4.1. Definisi

Kualitas hidup merupakan persepsi individu dalam konteks budaya dan

sistem nilai tempat individu tersebut tinggal dan berkaitan dengan tujuan, harapan,

standar, dan urusan yang mereka miliki. Hal tersebut memberikan konsep

kesehatan fisik individu, kondisi psikologis, kepercayaan seseorang, hubungan

sosial dan keterlibatan seseorang dengan sesuatu hal yang penting di lingkungan

mereka. Kualitas hidup adalah kondisi dimana sistem fungsional lansia yang

2
meliputi mobilitas fisik, perawatan diri, aktivitas, nyeri / ketidaknyamanan serta

kecemasan (Radiani, 2018).

Konsep kualitas hidup secara luas mencakup bagaimana seorang individu

mengukur kebaikan dari beberapa aspek hidup mereka. Evaluasi ini meliputi

reaksi emosional seseorang dalam menjalani dan menikmati setiap hal yang

terjadi dalam kehidupan, rasa kepuasan dan pemenuhan hidup, dan kepuasan

bekerja serta hubungan pribadi (Yulianti, 2017).

2.4.2. Domain Kualitas Hidup

Secara umum terdapat 4 bidang (domains) yang dipakai untuk mengukur

kualitas hidup, yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologik, hubungan sosial dan

lingkungan (Salim, Sudharma, Kusumaratna, & Hidayat, 2018). Secara rinci,

bidang-bidang penilaian kualitas hidup tersebut antara lain :

1. Domain kesehatan fisik, hal-hal yang terkait didalamnya meliputi aktivitas

sehari-hari, ketergantungan pada bahan-bahan medis atau pertolongan

medis, tenaga dan kelelahan, mobilitas, rasa sakit dan ketidaknyamanan,

tidur dan istirahat, serta kapasitas bekerja.

2. Domain psikologis, hal-hal yang terkait didalamnya seperti body image dan

penampilan, perasaan-perasaan negatif dan positif, spiritualitas/kepercayaan

personal, pikiran, belajar, memori dan konsentrasi.

3. Domain sosial, hal-hal yang terkait didalamnya seperti hubungan personal,

hubungan sosial, serta dukungan sosial dan aktivitas seksual.

4. Domain lingkungan, berkaitan dengan sumber-sumber finansial, kebabasan,

keamanan dan keselamatan fisik, perawatan kesehatan dan sosial

2
(aksesibilitas dan kualitas), lingkungan rumah, kesempatan untuk

memperoleh informasi dan belajar keterampilan baru, kesempatan untuk

rekreasi atau memiliki waktu luang, lingkungan fisik (polusi, kebisingan,

lalu lintas, iklim), serta tranportasi.

2.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Lansia Hipertensi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia hipertensi

(Akhmadi, 2009) dalam (Yulianti, 2017) adalah sebagai berikut :

1. Faktor Fisik

Fungsi sistem tubuh lansia yang mengalami hipertensi dapat berdampak

negatif terhadap kualitas hidup lansia baik dalam skala ringan, sedang

maupun berat.

2. Faktor Psikis

Lansia yang menerima segala perubahan dan kemuduran dalam dirinya

termasuk hipertensi yang dialaminya akan memiliki kualitas hidup yang

lebih baik dibandingkan lansia yang menolak terhadap segala perubahan

dan penyakit yang dialaminya.

3. Faktor Sosial

Lansia hipertensi yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri di

tengah masyarakat serta ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial akan

memiliki kualitas hidup yang baik. Sebaliknya lansia yang memiliki

aktivitas sosial yang kurang akan berdampak pada kualitas hidup yang

rendah.

2
4. Faktor Lingkungan

Adanya perlakuan yang wajar dari lingkungan terhadap lansia hipertensi

akan mendukung lansia untuk mencapai kualitas hidup yang tinggi.

Perlakuan wajar dalam hal ini yang dimaksud adalah lingkungan tempat

tinggal lansia yang memiliki suasana yang tentram, damai, dan

menyenangkan bagi lansia. Selain itu, kebebasan, keamanan, ekonomi juga

merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas hidup lansia.

2.4.4. Cara Pengukuran Klualitas Hidup Lansia

Menurut Nursalam (2018) hasil diprosentasikan dengan cara pemberian

skor dan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

1. Baik : skor > 50%

2. Kurang baik : skor ≤ 50%

2.5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia

Hipertensi

Lingkungan dan keluarga memiliki fungsi sebagai pendukung terhadap

anggota keluarga lain yang selalu siap memberikan bantuan pada saat diperlukan.

Kualitas hidup lansia sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, salah satu

faktornya adalah dukungan keluarga. Dukungan keluarga adalah bentuk perilaku

melayani yang dilakukan oleh anggota keluarga baik dalam bentuk dukungan

emosional, penghargaan/penilaian, informasional dan instrumental (Friedman,

2017).

2
Dukungan keluarga terbagi atas empat dimensi yaitu dukungan emosional,

dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan.

Dukungan emosional merupakan dukungan dalam bentuk perhatian, kasih sayang,

dan kesediaan untuk mendengarkan. Dukungan informasi merupakan salah satu

bentuk dukungan yang diberikan keluarga terhadap lansia. Aspek-aspek dalam

dukungan informasi adalah pemberian informasi, saran, dan nasehat yang

diberikan oleh keluarga terhadap anggota keluarga lainnya (Friedman, 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2017) menemukan hubungan

dukungan informasi dari keluarga dengan kualitas hidup. Nilai hubungan

dukungan informasi keluarga adalah positif, yang berarti semakin meningkat nilai

dukungan informasi dari keluarga sebanyak 1 kali maka akan meningkatkan

kualitas hidup

Dukungan instrumental yang didapatkan lansia berupa bantuan yang

diberikan secara langsung, baik bersifat fasilitas ataupun materi. Bentuk dukungan

berupa fasilitas seperti menyediakan kebutuhan sandang dan pangan, membantu

melakukan aktivitas yang tidak bisa dilakukan oleh dengan sendiri, serta

membawa ke fasilitas kesehatan. Sedangkan, bentuk dukungan berupa materi

dapat berupa membiayai atau memberi uang kepada lansia untuk melakukan

pengobatan. Dukungan penghargaan adalah dukungan yang dapat

mengembangkan rasa percaya diri pada orang yang menerimanya. Dukungan

penghargaan yang diberikan terhadap lansia dapat berupa umpan balik positif

terkait ide atau keputusannya dengan cara menerima dan menghargai keputusan

yang diambil oleh lansia (Friedman, 2017).

2
Hasil penelitian dari Yulianti (2017) diketahui bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia hipertensi.

Bentuk dukungan keluarga misalnya selalu mengingatkan kepada lansia tentang

jadwal kegiatan di posyandu lansia, keluarga mengantar ke posyandu lansia,

tetangga selalu menasehati lansia supaya aktif dalam kegiatan di posyandu lansia

dan jangan lupa meminum obat hipertensi serta menyarankan untuk menghindari

makan makanan yang banyak mengandung lemak serta selalu aktif mengikuti

kegiatan sosial.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2018) mengatakan bahwa

terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia

hipertensi yang menggunakan kuesioner penelitian dari WHOQOLBref, dimana

didapatkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Hal ini juga didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Seftiani (2017) bahwa terdapat hubungan antara dukungan

keluarga dengan kualitas hidup lansia dengan hipertensi (p. Value 0,025).

Penelitiannya mengatakan bahwa keluarga merupakan sumber dukungan keluarga

yang paling utama. Dukungan dari keluarga berkaitan erat dengan kepatuhan

pasien terhadap pengobatan, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidupnya.

2
2.6. Kerangka Teori

Etiologi :
Umur
Konsumsi garam berlebihan
Obesitas Hipertensi pada lansia
Penatalaksanaan
Merokok
Kurang olahraga

Non Farmakologi : Farmakologi :


Perawatan diri hipertensi (berhentiDiuretilk
merokok, olahraga, mengurangi stres
Dukungan keluarga (dukungan informasional,
β blocker dukungan Instrumental, d
Calsium Chanel Blocker (CCB)
ACEInhibitor
Kualitas hidup lansia yang baik

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Triyanto, 2017

2
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPRASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep yang

satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,

2018). Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan Cross

Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat di

ukur secara bersamaan dalam waktu yang sama. Dengan menggunakan data

primer melalui kuesioner mengenai hubungan dukungan keluarga dengan kualitas

hidup lansia yang mengalami hipertensi.

Variabel Independen Variabel Dependen

Kualitas
Dukungan Keluarga
Hidup
Lansia

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

2
3.2. Definisi Oprasional

N Variabel Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala


o Oprasional Ukur Ukur Ukur
1. Kualitas Fungsional lansia Kuesioner Mengisi 1. Baik : skor Nominal
hidup lansia yang meliputi kuesioner >50%
kesehatan fisik, 2. Kurang
kesehatan baik: skor ≤
psikologis, 50 %
hubungan sosial
dan kondisi
lingkungan

2. Dukungan Support yang Kuesioner Mengisi 1. Mendukung Nominal


keluarga diberikan keluarga kuesioner (jika nilai
kepada lansia yang skor > 50%)
menderita 2. Tidak
hipertensi mendukung
(jika nilai
skor ≤ 50%)

3.3. Hipotesis

Ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang

mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta tahun 2021.

3
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik artinya suatu

penelitian yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan dengan menggunakan

metode ”cross-sectional” yaitu jenis variabel sebab (independen) maupun variabel

akibat (dependen) diukur dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2018).

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta. Waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi adalah merupakan keseluruhan obyek/subyek yang akan diteliti

(Omega, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien lansia yang

mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta pada bulan Februari

2021 sebanyak 62 orang

4.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang ada pada

populasi yang dianggap dapat merepresentasikan populasi (Omega, 2017). Yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien lansia yang mengalami

hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta pada bulan Februari 2021 pada

3
saat penyebaran kuesioner sebanyak 62 Orang. Teknik yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah teknik total sampling.

Kreteria Sampel :

1. Kriteria Inklusi

a. Lansia dengan hipertensi yang dibuktikan dengan rekam medik dari

Puskesmas.

b. Lansia yang tinggal bersama keluarganya.

c. Dapat berkomunikasi dengan baik yang ditandai dengan kemampuan

lansia untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan yang peneliti

tanyakan.

d. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi

a. Lansia mengalami ketidaknyamanan fisik yang memberat seperti

nyeri, pusing atau lainnya.

b. Lansia yang tidak bersedia menjadi responden

4.4. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan surat ijin

permohonan penelitian kepada pihak Puskesmas Sunter Agung II Jakarta dengan

memperhatikan etika penelitian, yang meliputi :

1. Beneficience

Penelitian yang dilakukan haruslah mempunyai keuntungan baik bagi

peneliti maupun responden. Sebelum pengisian kuesioner dilakukan

responden diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian.

3
2. Maleficience

Penelitian ini menggunakan prosedur yang tidak menimbulkan bahaya

bagi responden. Penelitian ini memberikan jaminan tidak merugikan

responden baik secara fisik maupun psikologis selama proses

pengumpulan data.

3. Autonomy

Prinsip autonomy adalah prinsip menghargai harkat dan martabat manusia.

Dalam penelitian ini responden diberikan kebebasan untuk menentukan

partisipasi dalam penelitian tanpa paksaan dan sukarela menyatakan

bersedia berpartisipasi pada penelitian dan mempunyai hak untuk

menyatakan tidak bersedia atau dapat mengundurkan diri dari penelitian.

Tindakan ini dilakukan setelah peneliti memberikan penjelasan saat

mendatangi calon responden untuk menanyakan kesediaan untuk ikut

dalam penelitian. Selanjutnya peneliti akan meminta responden untuk

mendatangi informed consent yang telah disediakan.

4. Anonomity

Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya mencantumkan nama samaran

atau kode pada lembar pengumpulan data.

5. Justice

Pada saat pelaksanaan penelitian ini, peneliti memperlakukan responden

secara adil sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam

penelitian tanpa adanya diskriminasi terhadap mereka yang tidak bersedia

3
menjadi responden. Pada penelitian ini, pemilihan responden berdasarkan

kriteria inklusi yang telah ditetapkan.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data penelitian menggunakan data primer yang di

ambil langsung dari responden/informan dengan menggunakan kuisioner.

Kuesioner dalam penelitian ini diambil dari literatur yang sudah siap untuk

disebarkan

4.6. Pengolahan Data

Dilakukan dengan cara bantuan komputer program SPSS dengan tahapan

sebagai berikut:

4.6.1. Editing Data

Tahapan ini merupakan tahap menyeleksi. Pada tahapan ini data yang telah

dikumpulkan diperiksa ulang, untuk memeriksa adanya kesalahan dan kekurangan

kelengkapan data yang telah terkumpul dari buku laporan, sehingga dapat

menghasilkan data yang lebih akurat untuk pengolahan data selanjutnya.

4.6.2. Coding Data

Pengelompokan data (pemberi kode) sesuai dengan klasifikasi yang sudah

ditetapkan untuk mempermudah pengolahan data.

4.6.3. Tabulasi Data

Setelah pengkodean, data dipisahkan kedalam tabel kemudian

dikelompokan sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Data yang sudah

3
dikelompokan kemudian ditabulasi kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi,

sehingga semua dapat data.

4.6.4. Entri Data

Entri data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam computer.

4.7. Analisis Data

Hasil data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan

dianalisis secara univariat dan bivariat.

4.7.1. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari semua

variabel yang ada. Analisa univariat dilakukan menggunakan bantuan komputer

program SPSS 25.

P  f x100%
n

Keterangan :

P : Presentase

F : frekuensi

n : Jumlah

100 : Bilangan Tetap

3
4.7.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah tabel silang dua variabel (variabel dependen dan

independen). Analisa ini untuk melihat kemaknaan hubungan antara dua variabel

(variabel dependen dan independen) dengan menggunakan bantuan komputer

program SPSS 25.

a. Uji yang digunakan adalah Chi Square dengan menggunakan derajat

kepercayaan 95% dengan α = 0,05.

b. Kaidah Keputusan

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistic di gunakan : apabila

p value ≤ 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel

dependent dan variabel independent, dan apabila p value > 0.05 berarti

tidak ada hubungan antara variabel dependent dan variabel independent.

3
BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Analisis Univariat

5.1.1. Kualitas Hidup Lansia

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Lansia yang Mengalami
Hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta
Tahun 2021

No Kualitas Hidup Lansia Frekuensi %


1. Baik 43 69,4
2. Kurang baik 19 30,6

Total 62 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 62 responden

sebagian besar responden dengan kualitas hidup baik sebanyak 43 orang

(69,4%) dan yang tidak baik sebanyak 19 orang (30,6%).

5.1.2. Dukungan Keluarga

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Dukungan keluarga Responden di Puskesmas
Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021

No Dukungan keluarga Frekuensi %


1. Mendukung 45 72,6
2. Tidak mendukung 17 27,4

Total 62 100

3
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 62 responden

sebagian besar responden mendapatkan dukungan dari keluarga sebanyak

45 orang (72,6%) dan responden yang tidak mendapatkan dukungan dari

keluarga sebanyak 17 orang (27,4%).

5.2. Analisis Bivariat

Tabel 5.3
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia yang
Mengalami Hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta
Tahun 2021
Dukungan Keluarga Kualitas Hidup Lansia Total P.
Baik Kurang baik
F % F % F % Value
Mendukung 39 86,7 6 13,3 45 100,0
Tidak mendukung 4 23,5 13 76,5 17 100,0 0,000
Total 43 69,4 19 30,6 62 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 45 responden yang

mendapatkan dukungan dari keluarga sebagian besar kualitas hidup lansia baik

sebanyak 39 responden (86,7%), dan responden yang tidak mendapatkan

dukungan dari keluarga sebagian besar kualitas hidup lansia kurang baik sebanyak

13 responden (76,5%).

Hasil penelitian menunjukkan uji statistic Chi-Square diperoleh nilai

p.0,000 (p.value < 0,05) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara

dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi di

Puskesmas Sunter Agung II Jakarta tahun 2021.

3
BAB 6

PEMBAHASA

6.1. Keterbatasan Penelitian

Dengan keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti, penelitian yang

peneliti lakukan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yang

bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan dukungan keluarga

dengan kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi dengan menggunakan

variabel independen berdasarkan dukungan keluarga dan variabel dependennya

kualitas hidup lansia. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data

primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner.

6.2. Pembahasan

6.2.1. Kualitas Hidup Lansia

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 62 responden sebagian

besar responden dengan kualitas hidup baik sebanyak 43 orang (69,4%) dan yang

tidak baik sebanyak 19 orang (30,6%).

Kualitas hidup merupakan persepsi individu dalam konteks budaya dan

sistem nilai tempat individu tersebut tinggal dan berkaitan dengan tujuan, harapan,

standar, dan urusan yang mereka miliki. Hal tersebut memberikan konsep

kesehatan fisik individu, kondisi psikologis, kepercayaan seseorang, hubungan

sosial dan keterlibatan seseorang dengan sesuatu hal yang penting di lingkungan

mereka. Kualitas hidup adalah kondisi dimana sistem fungsional lansia yang

3
meliputi mobilitas fisik, perawatan diri, aktivitas, nyeri / ketidaknyamanan serta

kecemasan (Radiani, 2018).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Probosiwi (2018) di Puskesmas Sukorame yang mengatakan bahwa sebagian

besar lansia mendapatkan dukungan keluarga baik yaitu sebanyak 51 lansia (55%)

dan sebagian besar lansia memiliki kualitas hidup baik yaitu sebanyak 48

lansia(52%).

Menurut asumsi peneliti sebagian besar lansia yang mengalami hipertensi

di Puskesmas Sunter Agung II dengan kualitas hidup baik, hal ini dikarenakan

lansia yang mengalami hipertensi melakukan pengobatan yang rutin dan menjaga

kesehatannya, selain itu perhatian dan juga dukungan keluarga yang baik sehingga

lansia yang mengalami hipertensi bisa menikmati masa tuanya dengan keadaan

yang sehat dan merasa senang dan tenang karena dikelilingi oleh orang-orang

yang dia sayangi.

6.2.2. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia Yang

Mengalami Hipertensi di Puskesmas Sunter Agung Jakarta Tahun

2021

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 45 responden yang

mendapatkan dukungan dari keluarga sebagian besar kualitas hidup lansia baik

sebanyak 39 responden (86,7%), dan responden yang tidak mendapatkan

dukungan dari keluarga sebagian besar kualitas hidup lansia kurang baik sebanyak

13 responden (76,5%).

4
Hasil penelitian menunjukkan uji statistic Chi-Square diperoleh nilai

p.0,000 (p.value < 0,05) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara

dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi di

Puskesmas Sunter Agung II Jakarta tahun 2021.

Lingkungan dan keluarga memiliki fungsi sebagai pendukung terhadap

anggota keluarga lain yang selalu siap memberikan bantuan pada saat diperlukan.

Kualitas hidup lansia sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, salah satu

faktornya adalah dukungan keluarga. Dukungan keluarga adalah bentuk perilaku

melayani yang dilakukan oleh anggota keluarga baik dalam bentuk dukungan

emosional, penghargaan/penilaian, informasional dan instrumental (Friedman,

2017).

Dukungan keluarga terbagi atas empat dimensi yaitu dukungan emosional,

dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan.

Dukungan emosional merupakan dukungan dalam bentuk perhatian, kasih sayang,

dan kesediaan untuk mendengarkan. Dukungan informasi merupakan salah satu

bentuk dukungan yang diberikan keluarga terhadap lansia. Aspek-aspek dalam

dukungan informasi adalah pemberian informasi, saran, dan nasehat yang

diberikan oleh keluarga terhadap anggota keluarga lainnya (Friedman, 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2017) menemukan hubungan

dukungan informasi dari keluarga dengan kualitas hidup. Nilai hubungan

dukungan informasi keluarga adalah positif, yang berarti semakin meningkat nilai

dukungan informasi dari keluarga sebanyak 1 kali maka akan meningkatkan

kualitas hidup. Dukungan instrumental yang didapatkan lansia berupa bantuan

yang diberikan secara langsung, baik bersifat fasilitas ataupun materi. Bentuk

4
dukungan berupa fasilitas seperti menyediakan kebutuhan sandang dan pangan,

membantu melakukan aktivitas yang tidak bisa dilakukan oleh dengan sendiri,

serta membawa ke fasilitas kesehatan. Sedangkan, bentuk dukungan berupa materi

dapat berupa membiayai atau memberi uang kepada lansia untuk melakukan

pengobatan. Dukungan penghargaan adalah dukungan yang dapat

mengembangkan rasa percaya diri pada orang yang menerimanya. Dukungan

penghargaan yang diberikan terhadap lansia dapat berupa umpan balik positif

terkait ide atau keputusannya dengan cara menerima dan menghargai keputusan

yang diambil oleh lansia (Friedman, 2017).

Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian Yulianti (2017) yang

mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

dengan kualitas hidup lansia hipertensi. Bentuk dukungan keluarga misalnya

selalu mengingatkan kepada lansia tentang jadwal kegiatan di posyandu lansia,

keluarga mengantar ke posyandu lansia, tetangga selalu menasehati lansia supaya

aktif dalam kegiatan di posyandu lansia dan jangan lupa meminum obat hipertensi

serta menyarankan untuk menghindari makan makanan yang banyak mengandung

lemak serta selalu aktif mengikuti kegiatan sosial. Hasil penelitian ini juga

didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2018) mengatakan

bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia

hipertensi yang menggunakan kuesioner penelitian dari WHOQOLBref, dimana

didapatkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Hal ini juga didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Seftiani (2017) bahwa terdapat hubungan antara dukungan

keluarga dengan kualitas hidup lansia dengan hipertensi (p. Value 0,025).

Penelitiannya mengatakan bahwa keluarga merupakan sumber dukungan keluarga

4
yang paling utama. Dukungan dari keluarga berkaitan erat dengan kepatuhan

pasien terhadap pengobatan, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidupnya.

Menurut asumsi peneliti pada penelitian ini didapatkan hasil adanya

hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia

yang mengalami hipertensi, hal ini dapat dilihat bahwa dari hasil penelitiaan

sebagian besar responden dengan klualitas hidup yang baik adalah lansia yang

mendapatkan dukungan dari keluarga, hal ini dikarenakan lansia yang mengalami

hipertensi perlu melakukan pengobatan yang rutin sehingga tanpa dukungan dari

keluarga lansia tidak akan rutin melakukan pengobatan sehingga berakibat

kualitas hidup yang tidak baik dan menyebabkan kesehatannya terganggu. Lansia

dengan kualitas hidup baik sebagian besar tinggal serumah bersama anak dan

cucunya, yang mana lansia yang tinggal bersama keluarga besarnya akan lebih

diperhatikan dan lebih terurus dibandingkan dengan lansia yang tinggal sendirian

tanpa anak-anaknya. Pada lansia yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga

sebagian besar dengan kualitas hidup yang tidak baik, hal ini dikarenakan lansia

tidak mendapatkan dukungan dan perhatian khusus dari keluarga dan dari orang-

orang yang disayanginya.

4
BAB 7

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian hubungan antara dukungan keluarga

dengan kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter

Agung II Jakarta tahun 2021, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

7.1.1. Dari analisa univariat didapatkan sebagian besar responden dengan

kualitas hidup baik sebanyak 69,4% dan mendapatkan dukungan dari

keluarga sebanyak 72,6%

7.1.2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan dengan kualitas hidup

lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta

tahun 2021 dengan nilai p value 0,000.

7.2. Saran

7.2.1. Bagi Tempat Penelitian

Bagi pelayanan kesehatan, diharapkan agar melibatkan keluarga dalam

bentuk dukungan terhadap perawatan lansia yang mengalami hipertensi terus

dianjurkan dan dilakukan.

7.2.2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam

daftar pustaka sehingga meningkatkan pengetahuan mahasiswa berkaitan dengan

4
dukungan keluarga dengan dengan kualitas hidup lansia yang mengalami

hipertensi.

7.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian dengan

melakukan pengukuran tekanan darah dari setiap responden sehingga dapat

diketahui level hipertensi yang dialami dari responden tersebut.

4
DAFTAR PUSTAKA

BPS, Susenas, 2020. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2020. Subdirektorat statistik
pendidikan dan kesejahteraan sosial

Darmojo, Boedhi. 2015. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: FKUI

Damayanti, 2018. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia


Penderita Hipertensi Di Dusun Grujugan Bantul Yogyakarta

Friedman, M. M. 2017. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan


Praktik. Jakarta: EGC

Kemenkes. 2019. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada tanggal 28
Januari 2021 dari
www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-
lansia.pd

Kemenkes. 2019. Situasi Lanjut Usia (Lansia). Jakarta: Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia. Diakses pada tanggal 28 Jauari 2021 dari
www.depkes.go.id/resources/download/.../infodatin/infodatin%20lansia%2
02018.pdf

Kemenkes RI, 2019. Laporan provinsi DKI jakarta Riskesdas 2018. Lembaga
penerbit badan penelitian dan pengembangan kesehatan 2019

Muhammadun A.S. 2017. Hidup Bersama Hipertensi. Yogyakarta

Nugroho, W. 2018. Keperawatan Gerontik &Geriatrik. Jakarta : Kedokteran


EGC.

Nursalam. 2018. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Nursalam. 2018. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan


Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo , S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.

Potter. P.A dan A.G. Perry. 2017. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi.7.
Jakarta: Salemba Medika.

4
Portal Statistik Sektor Provinsi DKI Jakarta, 2020. Statistik Penduduk Lanjut
Usia di DKI Jakarta Tahun 2020. http://statistik.jakarta.go.id/statisik-
penduduk-lanjut-usia-di-dki-jakarta-tahun-2020

Rahman, 2017. Dukungan keluarga dan kualitas hidup penderita stroke pada

Radiani, Z. F. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup


Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Mandalle Kabupaten Pangkep. Director, 15, 2017–2019.
https://doi.org/10.22201/fq.18708404e.2004.3.66178

Salim, O. C., Sudharma, N. I., Kusumaratna, R. K., & Hidayat, A. 2018. Validitas
dan reliabilitas World Health Organization Quality of Life-BREF untuk
mengukur kualitas hidup lanjut usia. Universa Medicina , 27-38. Di akses
pada tanggal 29 Januari 2020 dari
https://www.univmed.org/ejurnal/index.php/medicina/article/viewFile/293
/ 246

Triyanto Endang. 2017. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi


Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu

Yulianti, I. S. 2017. Gambaran Dukungan Sosial Keluarga Dan Kualitas Hidup


Lansia dengan Hipertensi di Puskesmas Citangkil Kota Cilegon. Di akses
pada tanggal 16 September 2018 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36037/1/Ika%20
Septia%20Yulianti-FKIK.pdf

WHO. 2017. Mental Health of Older Adult. Diakses pada tanggal 13 September
2018 dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs381/en/

4
LAMPIRAN
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya adalah mahasiswi program studi S1 keperawatan STIKes Abdi

Nusantara Jakarta yang saat ini sedang melakukan penelitian berjudul “Hubungan

dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi di

Puskesmas Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021”.

Dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu dalam penelitian ini menjadi

responden. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi

responden atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Kerahasiaan semua informasi

akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu

bersedia menjadi responden, silahkan Bapak/Ibu mengisi formulir ini dan saya

memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar kuesioner saya dengan jujur

apa adanya. Atas perhatian dan kesediaannya Bapak/Ibu untuk menjadi

responden, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya

(Emi Misriah Latif)


LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia

untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program

Studi S1 Keperawatan STIKes Abdi Nusantara Jakarta dengan judul “Hubungan

dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi di

Puskesmas Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021”

Saya memahami bahwa data yang dihasilkan merupakan rahasia dan hanya

digunakan untuk penelitian dan kepentingan pengembangan ilmu keperawatan

dan tidak merugikan saya. Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa

paksaan dari siapapun. Demikian persetujuan ini saya tanda tangani untuk dapat

dipergunakan sebagaimana mestinnya.

Responden

( )
Kode :
KUESIONER

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP


LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI PUSKESMAS
SUNTER AGUNG II JAKARTA TAHUN 2021

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Nama (inisial) :
Umur :
Pendidikan :
Jenis Kelamin :

II. DUKUNGAN KELUARGA


Petunjuk pengisian:
a. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi
yang dialami
b. Setiap pernyataan diisi dengan satu jawaban.

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Keluarga merawat Bapak/Ibu dengan penuh kasih sayang

2. Keluarga memberikan kedekatan dan kehangatan sehingga


membuat bapak/ibu merasa dicintai dan disayangi
3. Keluarga memberikan perhatian yang lebih pada bapak/ibu saat
mengalami hipertensi
4. Keluarga mendengarkan keluhan yang dirasakan oleh bapak/ibu

5. Keluarga mendampingi bapak/ibu dalam menjalani perawatan


hipertensi
6. Keluarga menjelaskan tentang hasil pemeriksaan dan pengobatan
hipertensi yang bapak/ibu jalani
7. Keluarga mengingatkan agar bapak/ibu tidak mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak dan garam
8. Keluarga menjelaskan pada bapak/ibu tentang pentingnya
makan buah dan sayur bagi kesehatan
9. Keluarga mengingatkan bapak/ibu untuk minum obat secara teratur

10. Keluarga menjelaskan kepada bapak/ibu tentang pentingnya


melakukan olah raga ringan secara teratur
11. Keluarga menyediakan makanan khusus untuk bapak/ibu yang
mendukung perawatan hipertensi
12. Keluarga membantu bapak/ibu dalam melakukan aktivitas sehari-
hari seperti mandi, berpakaian, menyuapi makan, bangun dan
beranjak dari tempat tidur bila bapak/ibu tidak mampu
melakukannya sendiri.
13. Keluarga mendukung kegiatan atau hobi yang bapak/ibu senangi
dengan menyediakan sarana atau fasilitas yang bapak/ibu perlukan
14. Keluarga mendampingi Bapak/Ibu saat melakukan pengobatan ke
Puskesmas
15. Keluarga selalu memberikan semangat kepada Bapak/Ibu setiap
saat akan melakukan kegiatan sosial

III. Kuesioner Kualitas Hidup


Petunjuk pengisian :
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi
yang dialami. Setiap pernyataan memiliki ketentuan sebagai berikut :
- Sangat tidak setuju (STS) : 1
- Tidak setuju (TS) 2
- Setuju (S) 3
- Sangat setuju (ST) 4

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


STS TS S ST
1 2 3 4
1. Saya menikmati kehidupan saya secara keseluruhan

2. Saya menjalani hidup dengan penuh semangat

3. Saya memiliki kesehatan yang baik untuk keluar rumah dan


melakukan hobi saya
4. Jika saya memerlukan bantuan, keluarga, teman atau
tetangga saya akan membantu saya
5. Saya memiliki kesehatan yang baik untuk bisa mandiri

6. Saya puas dengan kemampuan yang saya miliki

7. Saya merasa aman berada di tempat tinggal saya

8. Saya puas dengan tempat tinggal saya saat ini

9. Saya menerima kenyataan dalam hidup

10. Saya merasa beruntung dibandingkan kebanyakan orang


11. Saya memiliki cukup uang untuk membayar tagihan
12. Saya menghabiskan waktu luang dengan melakukan hobi
atau aktivitas lainnya
13. Saya mencoba untuk terlibat dengan kegiatan - kegiatan sosial
14. Saya merasa senang dan bahagia dalam menikmati dihari tua

15. Saya merasa dihargai dan di hormati oleh keluarga dimasa


tua
HASIL UJI SPSS

Frequency Table

Kualitas Hidup Lansia


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 43 69,4 69,4 69,4
Kurang 19 30,6 30,6 100,0
baik
Total 62 100,0 100,0

Dukungan Keluarga
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Mendukung 45 72,6 72,6 72,6
Tidak 17 27,4 27,4 100,0
mendukung
Total 62 100,0 100,0

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kualitas Hidup Lansia 62 100,0% 0 0,0% 62 100,0%
* Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga * Kualitas Hidup Lansia Crosstabulation
Kualitas Hidup
Lansia
Kurang
Baik baik Total
Dukungan Menduku Count 39 6 45
Keluarga ng % within Dukungan 86,7% 13,3% 100,0%
Keluarga
Tidak Count 4 13 17
menduku % within Dukungan 23,5% 76,5% 100,0%
ng Keluarga
Total Count 43 19 62
% within Dukungan 69,4% 30,6% 100,0%
Keluarga

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 23,142 a
1 ,000
Continuity Correctionb 20,267 1 ,000
Likelihood Ratio 22,522 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 22,769 1 ,000
Association
N of Valid Cases 62
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,21.
b. Computed only for a 2x2 table
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)

Sebagai sivitas akademik


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :

Nama : Emi Misriah Latif


NIM 180112126
Program Studi : S1 Keperawatan
Peminat :
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada STIKes Abdi Nusantara Prodi S-1 Keperawatan hak bebas royalty non
eksklusif (non exclusive royalty free right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang mengalami
hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021 beserta softcopy
(CD) dan perangkat yang ada (bila diperlukan).
Dengan hak bebas royalty non eksklusif ini Abdi Nusantara berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin
dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik hak cipta. Segala bentuk tuntutan hokum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggungjawab saya
pribadi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 06 Maret 2021
Yang menyatakan

(Emi Misriah Latif )


HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA
YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUNTER AGUNG II
JAKARTA

Tuty Yanuarti, 2Misriah Latif


1

1
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta
2
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara
Jakarta

ABSTRAK
Latar Belakang : Menurut WHO tahun 2019 populasi orang berusia diatas 60 tahun berjumlah
900 juta. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia mencapai 26,82
juta jiwa (9,92%) dari seluruh penduduk Indonesia tahun 2020. Persentase rumah tangga lansia di
DKI Jakarta sebesar 21,18% pada tahun 2020. Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis
mengalami penurunan akibat proses degeneratif sehingga penyakit tidak menular banyak muncul
pada usia lanjut yang salah satunya yaitu hipertensi. Keluarga merupakan sistem pendukung yang
utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Berdasarkan wawancara terhadap 10
lansia yang menderita hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II mengatakan bahwa 50% datang
bersama keluarganya dan 50% datang sendiri tanpa didampingi oleh keluarganya.
Tujuan Penelitian : Diketahuinya dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang
mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II tahun 2021
Metode Penelitian : metode penelitian yang digunakan adalah analitik. Sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh pasien lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta
pada bulan Februari 2021 sebanyak 62 orang Orang, teknik pemgambilan sampel yaitu total
sampling.
Hasil Penelitian : Hasil univariat menunjukkan mayoritas lansia dengan kualitas hidup baik dan
mendapatkan dukungan dari keluarga. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup
lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021dengan nilai p
value > 0,05.
Kesimpulan dan Saran : Ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang
mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021. Diharapkan perawat
dapat memberikan konseling kepada keluarga lansia untuk selalu memberikan semangat dan
dukungan.
Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kualitas Hidup Lansia

ABSTRACT
Background : According to WHO, in 2019, the population of people over 60 years old is 900
million. Data from the Central Bureau of Statistics in 2020 the number of elderly people in
Indonesia reached 26.82 million (9.92%) of the entire population of Indonesia in 2020. The
percentage of elderly households in DKI Jakarta was 21.18% in 2020. With increasing age,
Physiological function has decreased due to degenerative processes so that many non-
communicable diseases appear in the elderly, one of which is hypertension. Family is the main
support system for the elderly in maintaining their health. Based on interviews with 10 elderly
suffering from hypertension at the Sunter Agung II Public Health Center, it was said that 50%
came with their families and 50% came alone without their families.
Objective : It is known that family support with the quality of life of elderly people with
hypertension at Sunter Agung II Health Center in 2021
Methods : the research method used is analytical. The sample in this study was all elderly patients
who had hypertension at the Sunter Agung II Jakarta Health Center in February 2021 as many as
62 people, the sampling technique was total sampling.
Results : The univariate results showed that the majority of the elderly with good quality of life
and get support from their families. There is a relationship between family support and the quality
of life of elderly people with hypertension at the Sunter Agung II Public Health Center Jakarta in
2021 with a p value> 0.05.
Conclusions and Suggestions: There is a relationship between family support and the quality of
life of elderly people with hypertension at the Sunter Agung II Public Health Center Jakarta in
2021. It is hoped that nurses can provide counseling to elderly families to always provide
encouragement and support.
Keywords : Family Support, Quality of Life of the Elderly

Latar Belakang keluarga juga akan menambah rasa percaya diri dan
Menurut World Health Organization (WHO) motivasi untuk menghadapi masalah dan
populasi orang berusia diatas 60 tahun berjumlah meningkatkan kepuasan hidup (Radiani, 2018).
900 juta pada tahun 2019 dan akan bertambah lebih Meningkatkan kualitas hidup pada lansia
dari 2 kali lipat dari 12% menjadi 22% atau sekitar membutuhkan dukungan dari keluarga, dimana
2 miliar pada tahun 2050. Berdasarkan data dari pada usia tua para lansia sangat membutuhkan
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 jumlah perhatian, baik dalam hal kesehatan atau dalam
lansia di Indonesia mencapai 26,82 juta jiwa kehidupan sehari-hari mereka, seperti perawatan
(9,92%) dari seluruh penduduk Indonesia tahun dan penghargaan untuk lansia. Berdasarkan
2020 (BPS, Susenas, 2020). penelitian yang dilakukan Wafroh, Herawati dan
Menurut data hasil Susenas 2020, penduduk Lestari (2016) lansia yang berada di PSTW Budi
lanjut usia (lansia) di DKI Jakarta didominasi Sejahtera Banjarbaru yang tidak mendapatkan
kategori lansia muda (60 – 69 tahun) sebesar 71%. dukungan dari keluarganya sebesar 46%, untuk
Masih terdapat lansia yang berada pada kelompok lansia yang cukup mendapatkan dukungan
umur diatas 70 tahun dan persentasenya cukup keluarganya sebesar 24%, dan yang mendapatkan
besar (29%). Hal tersebut memperlihatkan bahwa dukungan keluarga sepenuhnya hanya 24%. Hal ini
terjadi peningkatan angka harapan hidup di DKI diketahui karena keluarga dari lansia tidak
Jakarta. Persentase rumah tangga lansia di DKI membiayai lansia selama mereka berada di panti
Jakarta sebesar 21,18% pada tahun 2020. Menurut serta menyediakan keperluan ataupun melengkapi
status keanggotaan rumah tangga, lansia yang setiap kekurangan dari sarana lansia.
masih berstatus sebagai kepala rumah tangga ada Berdasarkan studi pendahuluan yang telah
sekitar 71% (Portal Statistik Sektor Provinsi DKI dilakukan di Puskesmas Sunter Agung II dalam 3
Jakarta, 2020). bulan terakhir yaitu bulan Oktober s/d Desember
Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis 2020 di dapatkan data jumlah kunjungan lansia
mengalami penurunan akibat proses degeneratif pada bulan Oktober 2020 sebanyak 145 orang yang
(penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak mengalami hipertensi sebanyak 50 orang (34,48%),
muncul pada usia lanjut. Berdasarkan data Riset pada bulan November jumlah kunjungan lansia
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, penyakit sebanyak 156 orang yang mengalami hipertensi
terbanyak diidap lansia ialah hipertensi (57,6%), sebanyak 53 orang (33,97%), dan pada bulan
artritis (51,9%), dan stroke (46,1%). Selain itu, Desember 2020 jumlah kunjungan lansia sebanyak
pada dasarnya, para lansia menderita satu penyakit, 159 orang yang mengalami hipertensi sebanyak 63
sisanya sekitar 28% dengan dua penyakit, 14,6 % orang (39,62%). Dari data diatas dapat dilihat
dengan tiga penyakit, 6,2% dengan empat penyakit, bahwa dalam tiga bulan terakhir terdapat
2,3% dengan lima penyakit, dan 0,8% dengan enam peningkatan jumlah lansia yang mengalami
pennyakit atau lebih (Kemenkes RI, 2019). hipertensi. Berdasarkan wawancara dengan petugas
Lansia yang mengalami hipertensi secara terus Puskesmas Sunter Agung II, kebanyakan lansia
menerus dan tidak mendapatkan pengobatan serta menderita penyakit hipertensi, dan rutin melakukan
pengontrolan secara tepat akan menyebabkan pemeriksaan penyakitnya sehingga hipertensinya
jantung bekerja dengan keras yang kemudian dapat diatasi dan lansia juga mengatakan bahwa
berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh kualitas hidupnya baik. Berdasarkan wawancara
darah jantung, otak dan mata. Adanya kerusakan terhadap 10 lansia yang menderita hipertensi yang
jantung akan menimbulkan berbagai gejala seperti melakukan pemeriksaan rutin ke Puskesmas Sunter
sakit kepala, nyeri dada, serta kesemutan pada Agung II mengatakan bahwa 5 0rang (50%) datang
bagian kaki dan tangan sehingga menyebabkan bersama keluarganya dan 5 orang (50%) datang
kualitas hidup lansia menurun. Kualitas hidup sendiri tanpa didampingi oleh keluarganya. Dari
lansia berhubungan dengan kesehatan, dimana data tersebut maka peneliti tertarik untuk
suatu kepuasan atau kebahagiaan individu melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan
sepanjang hidupnya mempengaruhi dirinya atau dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia
dipengaruhi oleh kesehatannya (Radiani, 2018). yang mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter
Keluarga merupakan sistem pendukung yang Agung II tahun 2021”.
utama bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatannya. Dukungan yang diberikan keluarga Metode Pengumpulkan Data
merupakan unsur terpenting dalam membantu Metode penelitian menggunakan analitik
individu menyelesaikan masalah. Dukungan dengan cross sectional. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu II Jakarta pada bulan Februari 2021 dengan jumlah
data yang diperoleh dari hasil penyebaran sampel sebanyak 40 orang (total Sampling).
kuesioner. Instrumen pengambilan data yang Metode analisis yang digunakan adalah analisis
digunakan adalah kuesioner. Populasi dalam univariat dan analisis bivariat dengan uji chi
penelitian ini adalah seluruh pasien lansia yang square.
mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter Agung

HASIL PENELITIAN
Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Lansia yang Mengalami Hipertensi di Puskesmas Sunter
Agung II Jakarta Tahun 2021
No Kualitas Hidup Lansia Frekuensi %
1. Baik 43 69,4
2. Kurang baik 19 30,6
Total 62 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 62 responden sebagian besar responden dengan
kualitas hidup baik sebanyak 43 orang (69,4%) dan yang tidak baik sebanyak 19 orang (30,6%).

Distribusi Frekuensi Dukungan keluarga Responden di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021

No Dukungan keluarga Frekuensi %


1. Mendukung 45 72,6
2. Tidak mendukung 17 27,4
Total 62 100

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa dari 62 responden sebagian besar responden mendapatkan
dukungan dari keluarga sebanyak 45 orang (72,6%) dan responden yang tidak mendapatkan dukungan dari
keluarga sebanyak 17 orang (27,4%).

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia yang Mengalami Hipertensi di Puskesmas
Sunter Agung II Jakarta Tahun 2021
Dukungan Keluarga Kualitas Hidup Lansia Total P.
Baik Kurang baik Value
F % F % F %
Mendukung 39 86,7 6 13,3 45 100,0
Tidak mendukung 4 23,5 13 76,5 17 100,0 0,000
Total 43 69,4 19 30,6 62 100,0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 45 responden yang mendapatkan dukungan dari
keluarga sebagian besar kualitas hidup lansia baik sebanyak 39 responden (86,7%), dan responden yang tidak
mendapatkan dukungan dari keluarga sebagian besar kualitas hidup lansia kurang baik sebanyak 13 responden
(76,5%). Hasil penelitian menunjukkan uji statistic Chi-Square diperoleh nilai p.0,000 (p.value < 0,05) yang
berarti ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang mengalami
hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta tahun 2021.

PEMBAHASAN
dan urusan yang mereka miliki. Hal
Kualitas Hidup Lansia
tersebut memberikan konsep kesehatan
Dari hasil penelitian dapat diketahui
fisik individu, kondisi psikologis,
bahwa dari 62 responden sebagian besar
kepercayaan seseorang, hubungan sosial
responden dengan kualitas hidup baik
dan keterlibatan seseorang dengan sesuatu
sebanyak 43 orang (69,4%) dan yang tidak
hal yang penting di lingkungan mereka.
baik sebanyak 19 orang (30,6%).
Kualitas hidup adalah kondisi dimana
Kualitas hidup merupakan persepsi
sistem fungsional lansia yang meliputi
individu dalam konteks budaya dan sistem
mobilitas fisik, perawatan diri, aktivitas,
nilai tempat individu tersebut tinggal dan
nyeri / ketidaknyamanan serta kecemasan
berkaitan dengan tujuan, harapan, standar,
(Radiani, 2018).
Hasil penelitian ini sejalan dengan melayani yang dilakukan oleh anggota
hasil penelitian yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan
Probosiwi (2018) di Puskesmas Sukorame emosional, penghargaan/penilaian,
yang mengatakan bahwa sebagian besar informasional dan instrumental (Friedman,
lansia mendapatkan dukungan keluarga 2017).
baik yaitu sebanyak 51 lansia (55%) dan Dukungan keluarga terbagi atas empat
sebagian besar lansia memiliki kualitas dimensi yaitu dukungan emosional,
hidup baik yaitu sebanyak 48 lansia(52%). dukungan informasional, dukungan
Menurut asumsi peneliti sebagian instrumental dan dukungan penghargaan.
besar lansia yang mengalami hipertensi di Dukungan emosional merupakan dukungan
Puskesmas Sunter Agung II dengan dalam bentuk perhatian, kasih sayang, dan
kualitas hidup baik, hal ini dikarenakan kesediaan untuk mendengarkan. Dukungan
lansia yang mengalami hipertensi informasi merupakan salah satu bentuk
melakukan pengobatan yang rutin dan dukungan yang diberikan keluarga
menjaga kesehatannya, selain itu perhatian terhadap lansia. Aspek-aspek dalam
dan juga dukungan keluarga yang baik dukungan informasi adalah pemberian
sehingga lansia yang mengalami hipertensi informasi, saran, dan nasehat yang
bisa menikmati masa tuanya dengan diberikan oleh keluarga terhadap anggota
keadaan yang sehat dan merasa senang dan keluarga lainnya (Friedman, 2017).
tenang karena dikelilingi oleh orang-orang Hasil penelitian yang dilakukan oleh
yang dia sayangi. Rahman (2017) menemukan hubungan
dukungan informasi dari keluarga dengan
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan kualitas hidup. Nilai hubungan dukungan
Kualitas Hidup Lansia Yang Mengalami informasi keluarga adalah positif, yang
Hipertensi di Puskesmas Sunter Agung berarti semakin meningkat nilai dukungan
Jakarta Tahun 2021 informasi dari keluarga sebanyak 1 kali
Dari hasil penelitian dapat diketahui maka akan meningkatkan kualitas hidup.
bahwa dari 45 responden yang Dukungan instrumental yang didapatkan
mendapatkan dukungan dari keluarga lansia berupa bantuan yang diberikan
sebagian besar kualitas hidup lansia baik secara langsung, baik bersifat fasilitas
sebanyak 39 responden (86,7%), dan ataupun materi. Bentuk dukungan berupa
responden yang tidak mendapatkan fasilitas seperti menyediakan kebutuhan
dukungan dari keluarga sebagian besar sandang dan pangan, membantu
kualitas hidup lansia kurang baik sebanyak melakukan aktivitas yang tidak bisa
13 responden (76,5%). dilakukan oleh dengan sendiri, serta
Hasil penelitian menunjukkan uji membawa ke fasilitas kesehatan.
statistic Chi-Square diperoleh nilai p.0,000 Sedangkan, bentuk dukungan berupa
(p.value < 0,05) yang berarti ada hubungan materi dapat berupa membiayai atau
yang bermakna antara dukungan keluarga memberi uang kepada lansia untuk
dengan kualitas hidup lansia yang melakukan pengobatan. Dukungan
mengalami hipertensi di Puskesmas Sunter penghargaan adalah dukungan yang dapat
Agung II Jakarta tahun 2021. mengembangkan rasa percaya diri pada
Lingkungan dan keluarga memiliki orang yang menerimanya. Dukungan
fungsi sebagai pendukung terhadap penghargaan yang diberikan terhadap
anggota keluarga lain yang selalu siap lansia dapat berupa umpan balik positif
memberikan bantuan pada saat diperlukan. terkait ide atau keputusannya dengan cara
Kualitas hidup lansia sangat dipengaruhi menerima dan menghargai keputusan yang
oleh bermacam-macam faktor, salah satu diambil oleh lansia (Friedman, 2017).
faktornya adalah dukungan keluarga. Hasil penelitian sejalan dengan hasil
Dukungan keluarga adalah bentuk perilaku penelitian Yulianti (2017) yang
mengatakan bahwa terdapat hubungan mana lansia yang tinggal bersama keluarga
yang signifikan antara dukungan keluarga besarnya akan lebih diperhatikan dan lebih
dengan kualitas hidup lansia hipertensi. terurus dibandingkan dengan lansia yang
Bentuk dukungan keluarga misalnya selalu tinggal sendirian tanpa anak-anaknya. Pada
mengingatkan kepada lansia tentang lansia yang tidak mendapatkan dukungan
jadwal kegiatan di posyandu lansia, dari keluarga sebagian besar dengan
keluarga mengantar ke posyandu lansia, kualitas hidup yang tidak baik, hal ini
tetangga selalu menasehati lansia supaya dikarenakan lansia tidak mendapatkan
aktif dalam kegiatan di posyandu lansia dukungan dan perhatian khusus dari
dan jangan lupa meminum obat hipertensi keluarga dan dari orang-orang yang
serta menyarankan untuk menghindari disayanginya.
makan makanan yang banyak mengandung
lemak serta selalu aktif mengikuti kegiatan Kesimpulan
sosial. Hasil penelitian ini juga didukung Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
dengan kualitas hidup lansia yang mengalami
oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
hipertensi di Puskesmas Sunter Agung II Jakarta
Damayanti (2018) mengatakan bahwa tahun 2021 dengan nilai p value 0,000.
terdapat hubungan antara dukungan Saran
keluarga dengan kualitas hidup lansia Bagi Tempat Penelitian
hipertensi yang menggunakan kuesioner Bagi pelayanan kesehatan, diharapkan agar
penelitian dari WHOQOLBref, dimana melibatkan keluarga dalam bentuk dukungan
terhadap perawatan lansia yang mengalami
didapatkan nilai signifikansi 0,000 hipertensi terus dianjurkan dan dilakukan.
(p<0,05). Hal ini juga didukung oleh Bagi Institusi Pendidikan
penelitian yang dilakukan oleh Seftiani Diharapkan penelitian ini dapat digunakan
(2017) bahwa terdapat hubungan antara sebagai bahan referensi dalam daftar pustaka
dukungan keluarga dengan kualitas hidup sehingga meningkatkan pengetahuan mahasiswa
berkaitan dengan dukungan keluarga dengan
lansia dengan hipertensi (p. Value 0,025). dengan kualitas hidup lansia yang mengalami
Penelitiannya mengatakan bahwa keluarga hipertensi.
merupakan sumber dukungan keluarga Bagi Peneliti Selanjutnya
yang paling utama. Dukungan dari Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk
keluarga berkaitan erat dengan kepatuhan melakukan penelitian dengan melakukan
pengukuran tekanan darah dari setiap responden
pasien terhadap pengobatan, sehingga akan sehingga dapat diketahui level hipertensi yang
mempengaruhi kualitas hidupnya. dialami dari responden tersebut.
Menurut asumsi peneliti pada
penelitian ini didapatkan hasil adanya DAFTAR PUSTAKA
hubungan yang bermakna antara dukungan BPS, Susenas, 2020. Statistik Penduduk Lanjut
Usia 2020. Subdirektorat statistik pendidikan
keluarga dengan kualitas hidup lansia yang dan kesejahteraan sosial
mengalami hipertensi, hal ini dapat dilihat
bahwa dari hasil penelitiaan sebagian besar Darmojo, Boedhi. 2015. Buku Ajar Geriatri (Ilmu
responden dengan klualitas hidup yang Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI
baik adalah lansia yang mendapatkan
Damayanti, 2018. Hubungan Dukungan Keluarga
dukungan dari keluarga, hal ini Dengan Kualitas Hidup Lansia Penderita
dikarenakan lansia yang mengalami Hipertensi Di Dusun Grujugan Bantul
hipertensi perlu melakukan pengobatan Yogyakarta
yang rutin sehingga tanpa dukungan dari
keluarga lansia tidak akan rutin melakukan Friedman, M. M. 2017. Buku Ajar Keperawatan
Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik. Jakarta:
pengobatan sehingga berakibat kualitas EGC
hidup yang tidak baik dan menyebabkan
kesehatannya terganggu. Lansia dengan Kemenkes. 2019. Gambaran Kesehatan Lanjut
kualitas hidup baik sebagian besar tinggal Usia di Indonesia. Jakarta: Kementerian
serumah bersama anak dan cucunya, yang Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada
tanggal 28 Januari 2021 dari
www.depkes.go.id/download.php?file=downlo Triyanto Endang. 2017. Pelayanan Keperawatan
ad/pusdatin/buletin/buletin- lansia.pd bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Kemenkes. 2019. Situasi Lanjut Usia (Lansia).
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Yulianti, I. S. 2017. Gambaran Dukungan Sosial
Indonesia. Diakses pada tanggal 28 Jauari Keluarga Dan Kualitas Hidup Lansia dengan
2021 dari Hipertensi di Puskesmas Citangkil Kota
www.depkes.go.id/resources/download/.../info Cilegon. Di akses pada tanggal 16
datin/infodatin%20lansia%2 02018.pdf September 2018 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/
Kemenkes RI, 2019. Laporan provinsi DKI jakarta 123456789/36037/1/Ika%20
Riskesdas 2018. Lembaga penerbit badan Septia%20Yulianti-FKIK.pdf
penelitian dan pengembangan kesehatan 2019
WHO. 2017. Mental Health of Older Adult.
Muhammadun A.S. 2017. Hidup Bersama Diakses pada tanggal 13 September 2018 dari
Hipertensi. Yogyakarta http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs3
81/en/
Nugroho, W. 2018. Keperawatan Gerontik
&Geriatrik. Jakarta : Kedokteran EGC.
Nursalam. 2018. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2018. Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan Edisi
3. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo , S. 2018. Metodologi Penelitian


Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.

Potter. P.A dan A.G. Perry. 2017. Buku Ajar


Fundamental Keperawatan Edisi.7. Jakarta:
Salemba Medika.

Portal Statistik Sektor Provinsi DKI Jakarta, 2020.


Statistik Penduduk Lanjut Usia di DKI Jakarta
Tahun 2020.
http://statistik.jakarta.go.id/statisik-penduduk-
lanjut-usia-di-dki-jakarta-tahun-2020

Rahman, 2017. Dukungan keluarga dan kualitas


hidup penderita stroke pada

Radiani, Z. F. (2018). Hubungan Dukungan


Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia
Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Mandalle Kabupaten Pangkep.
Director, 15, 2017–2019.
https://doi.org/10.22201/fq.18708404e.2004.3.
66178
Salim, O. C., Sudharma, N. I., Kusumaratna, R. K.,
& Hidayat, A. 2018. Validitas dan reliabilitas
World Health Organization Quality of Life-
BREF untuk mengukur kualitas hidup lanjut
usia. Universa Medicina , 27-38. Di akses
pada tanggal 29 Januari 2020 dari
https://www.univmed.org/ejurnal/index.php/m
edicina/article/viewFile/293/ 246

Anda mungkin juga menyukai