Anda di halaman 1dari 54

PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN BPJS KESEHATAN

DI PUSKESMAS BANTAIAN KECAMATAN BATU


HAMPAR KABUPATEN ROKAN HILIR
TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

RANI ASTARI
19021008

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIK DAN INFORMASI


UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2021
PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN BPJS KESEHATAN
DI PUSKESMAS BANTAIAN KECAMATAN BATU
HAMPAR KABUPATEN ROKAN HILIR
TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi


DIII Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan

Oleh :

RANI ASTARI
19021008

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIK DAN INFORMASI


UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2021
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pelaksanaan


Sistem Rujukan BPJS Kesehatan Di Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu
Hampar Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021” ini, sepenuhnya karya saya
sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari orang lain dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara- cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/ sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.

Pekanbaru, 14 juni 2022


Yang membuat pernyataan

(Rani astari)

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rani Astari


NIM : 19021008
Tempat/Tanggal Lahir : Sungai Sialang, 20 Juni 2000
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Saudara : 3 Bersaudara
Alamat Rumah : Sungai Sialang Parit Enam
No Telp/Hp/WA : 082388028047
Email : raniastari0097@gmail.com
Riwatar Pendidikan : 1. Sekolah Dasar (2006 - 2012)
2. Sekolah Menengah Pertama (2013 – 2015)
3. Sekolah Menengah Akhir (2016 – 2018)
Riwayat Pekerjaan : Belum Bekerja

Pekanbaru,
Yang Menyatakan

(Rani Astari)

iii
PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU

Karya Tulis Ilmiah, 14 juni 2022


RANI ASTARI

Pelaksanaan Sistem Rujukan BPJS Kesehatan Di Puskesmas Bantaian Kecamatan


Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021
XII/ v Bab + 40 Hal + 7 Tabel + 2 Gambar + 10 Lampiran

INTISARI
Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggungjawab
pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui sistem pelaksanaan rujukan pasien BPJS
kesehatan, sumber daya manusia, prosedur kasus rujukan pasien, dan standar
operasional prosedur (SOP) di puskesmas Bantaian Kecamatan Batu Hampar
Kabupaten Rokan Hilir tahun 2021.
Metode penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif. Subjek pada penelitian ini yaitu 3 orang terdiri dari
kepala puskesmas, dokter, dan petugas rekam medis. Penelitian ini menggunakan
data primer dan skunder yang didapat melalui observasi dan wawancara.
Hasil dari penelitian ini mengenai pelaksanaan sistem rujukan pasien BPJS
kesehatan dimana pelaksanaannya telah menggunakan aplikasi Pcare. Sumber
daya manusia bagian dokter terdapat 3 dokter umum dan bagian rekam medis
terdapat 2 orang petugas rekam medis. Prosedur kasus rujukan telah sesuai dengan
SOP rujukan. Adanya SOP namun dalam mensosialisasikannya masih belum
optimal.
Kesimpulan dari penelitian ini dimana sistem rujukan pasien BPJS telah
menggunaka aplikasi PCare, prosedur kasus rujukan telah terlaksana sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh BPJS. namun komunikasi pra rujukan
belum di terapkan dan adanya SOP.

Daftar Pustaka : 20 (2008-2019)


Kata Kunci : Sistem Rujukan Pasien BPJS (Pcare), Prosedur Kasus
Rujukan, Puskesmas

iv
DIPLOMA OF MEDICAL RECORD AND HEALTH INFORMATION
HANG TUAH UNIVERSITY PEKANBARU

SCIENTIFIC PAPERS, JUNE 14, 2022


RANI ASTARI

Implementation of the BPJS Health Referral System at the Bantaian Health


Center, Batu Hampar District, Rokan Hilir Regency in 2021.
XII/ v Chapter + 40 Pages + 7 Tables + 2 Pictures + 10 Appendices
ABSTRACT
The health service referral system is the implementation of health services
that regulates the delegation of duties and responsibilities of reciprocal health
services, both vertically and horizontally. The purpose of this study was to find
out the system for implementing BPJS Health patient referrals, human resources,
patient referral case procedures, and standard operating procedures (SOP) at the
Bantaian Health Center, Batu Hampar District, Rokan Hilir Regency in 2021.
This research method is descriptive by using qualitative research methods.
The subjects in this study were 3 people consisting of the head of the puskesmas,
doctor, and medical record officer. This study used primary and secondary data
obtained through observation and interviews.
The results of this study are regarding the implementation of the BPJS
health patient referral system where the implementation has used the Pcare
application. Human resources in the doctor's section are 3 general practitioners
and the medical records section has 2 medical record officers. The referral case
procedure is in accordance with the referral soup. The existence of SOPs but in
socializing them is still not optimal.
The conclusion of this study is that the BPJS patient referral system has
used the PCare application, the referral case procedure has been carried out in
accordance with the procedures established by BPJS. but pre-referral
communication has not been implemented and there is an SOP.

References : 20 (2008-2019)
Keywords : BPJS Patient Referral System (Pcare), Case Procedure
Referral, Health Center

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah


menganugrahkan segala nikmatdan kharunianya, berupa kesehatan, kemampuan
dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Pelaksanaan Sistem Rujukan BPJS Di Puskesmas Bantaian
Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021” .
karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di STIKes
Hang Tuah Pekanbaru. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih atas bantuan, bimbingan, kerja sama, saran-saran serta semangat
yang penuh keikhlasan dari berbagai pihak secara moral material dan do’a.
perkenankan penulis mengucapkan kepada :
1. Bapak Dr. H. Zainal Abidin, MPH, selaku ketua yayasan STIKes Hang Tuah
Pekanbaru.
2. Ibu dr.Hj.Azzah Rawani, M.Si selaku kepala Puskesmas Bantaian Kabupaten
Rokan Hilir
3. Ibu Susiani S.Kep selaku petugas rekam medis di Puskesmas Bantaian
Kabutapen Rokan Hilir
4. Bapak Tona Doli Silitonga, A.Md.Kes, SKM, M.K.M selaku ketua prodi DIII
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
5. Bapak Ulil Kholili, A.Md. PK, SKM, M.K.M selaku pembimbing 1 telah
banyak memberikan saran dan membimbing penulis dengan sabar dalam
penyusunan penelitian.
6. Ibu Ani Triana, SST, M.Kes selaku pembimbing II telah banyak memberikan
saran dan bimbingan penulis dengan sabar dalam penyusunan penelitian.
7. Ibu Azlina, A.Md.PK, SKM, MKM selaku penguji I yang telah menberikan
bimbingan, arahan dan masukan yang bermanfaat bagi penulisan dalam
menyelesaikan ini.

vii
8. Bapak Mohd. Rinaldi Amartha, S.Kom, M.Kom selaku penguji II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang bermanfaat bagi
penulisan dalam menyelesaikan ini.
9. Seluruh staf dan dosen STIKes Hang Tuah khususnya Prodi DIII RMIK yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
10. Teristimewa ucapan terimakasih kepada kedua orang tua saya bapak
Romodhon dan ibu Rojiah yang telah memberikan do’a, kepercayaan,
semangat, serta limpahan cinta kasihnya. Dan terima kasih yang tidak
terhingga kepada kakak dan adik tercinta Armis surani, S.Pd, adriyani dan siti
rohimah serta kepada Roni saputra (Abay) telah memberikan dukungan
sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Terima kasih kepada teman-teman semua, terutama untuk sahabat dekat
(Jenna Claudya Ramadhona, A.Md.Kes, Nadhira millatina, dan sahabat
lainnya) yang telah memberikan semangat.
12. pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut
berpartisipasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
Semoga tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat san karunia-nya
kepada kita semua.akhir kata penulis mengharapkan karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih
membutuhkan kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki oleh penulis sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Pekanbaru, Desember 2021

Rani Astari

viii
DAFTAR ISI
H
alaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................i
PENGESAHAN............................................................................................ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT..........................................................iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................iv
INTISARI......................................................................................................v
ABSTRACT...................................................................................................vi
KATA PENGANTAR................................................................................vii
DAFTAR ISI................................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................5
1. Tujuan Umum........................................................................5
2. Tujuan Khusus.......................................................................5
D. Manfaat Penelitian...........................................................................5
1. Manfaat Teoritis.....................................................................5
2. Manfaat Praktis......................................................................6
a. Bagi Puskesmas...............................................................6
b. Bagi institusi pendidikan.................................................6
c. Bagi penulis.....................................................................6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


A. Telaah Kepustakaan ......................................................................7
1. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial................................7
2. Sistem Rujukan......................................................................8
a. Pengertian Sistem Rujukan..............................................8
b. Rujukan Kesehatan Perorangan.......................................9
c. Rujukan Kesehatan Masyarakat.....................................10

ix
d. Aplikasi Sistem BPJS (PCare).......................................10
3. Prosedur Kasus Rujukan......................................................11
4. Puskesmas............................................................................13
a. Pengertian Puskesmas....................................................13
b. Fungsi Puskesmas..........................................................13
5. Sumber Daya Manusia.........................................................15
6. Standar Pelayanan Prosedur (SOP) Rujukan.......................16
B. Kerangka Teori ................................................................................17
C. Kerangka Berfikir.............................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian .......................................................................19
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................19
C. Informan/Subjek dan Objek Penelitian.............................................19
D. Variabel Penelitian dan Definisi Istilah ...........................................20
E. Instrumen Penelitian ........................................................................21
F. Pengolahan Data ..............................................................................21
G. Analisis Data ....................................................................................21
H. Etika Penelitian.................................................................................22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum ............................................................................ 23
B. Hasil Penelitian................................................................................ 26
C. Pembahasan...................................................................................... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ..................................................................................... 38
B. Saran ................................................................................................438

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL
Hala
man
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Pasien..............................................................4
Tabel 3.1 Informan Penelitian......................................................................20
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Istilah .......................................20
Tabel 4.1 SDM Di Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu Hampar
Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021............................................27
Tabel 4.2 Karakteristik Informan ................................................................ 27
Tabel 4.3 Hasil Observasi............................................................................ 27

xi
DAFTAR GAMBAR
Hala
man
Gambar 2.1 Kerangka Teori.........................................................................18
Gambar 2.2 Kerangka Konsep......................................................................19

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Matriks Wawancara


Lampiran 2 : Pedoman Observasi
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Lampiran 4 :Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
Lampiran 5 : Surat Rekomendasi
Lampiran 6 : Surat Balasan Dari Puskesmas
Lampiran 7 : Kaji Etik
Lampiran 8 : Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari kampus
Lampiran 9 : Surat Selesai Penalitian Dari Puskesmas
Lampiran 10 : Lembar konsultasi

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini pelayanan kesehatan terus berkembang dan
bertambah maju seiring berjalannya waktu. Kesadaran tentang pentingnya
jaminan perlindungan sosial terus berkembang sesuai amanat pada perubahan
UUD 1945 Pasal 34 ayat 2, yaitu menyebutkan bahwa Negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(Permenkes,2014).
Badan Pelaksana Jaminan Sosial atau yang disingkat BPJS Kesehatan
sebagai badan pelaksana merupakan badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat
Indonesia (Permenkes No 71, 2013 pasal 1:2). Pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat
pertama, pelayanan kesehatan tingkat kedua (rumah sakit umum
kabupaten/kota) hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan
tingkat pertama, pelayanan kesehatan tingkat ketiga (rumah sakit umum
propinsi/pusat) hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan
tingkat kedua atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat darurat,
kekhususan permasalahan aturan BPJS Kesehatan (Permenkes No 28, Tahun
2014).
Untuk mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi
WHA ke-58 tahun 2005 di Jenewa yang menginginkan setiap negara
mengembangan Universal Health Coverage (UHC) bagi seluruh penduduk,
maka pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan
masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).(Permenkes
6-7 : 2014).
Era Jaminan Kesehatan Nasional memberlakukan sistem rujukan yang
berjenjang, dimana pelayanan kesehatan dimulai di fasilitas kesehatan tingkat
pertama (BPJS Kesehatan, 2014). Diberlakukannya sistem rujukan berjenjang

1
2

mengharuskan pasien BPJS untuk mengutamakan berobat ke puskesmas yang


merupakan fasilitas pelayanan primer. Jika pasien tidak dapat ditangani di
fasilitas pelayanan primer baru diberlakukan rujukan pasien ke fasilitas
pelayanan sekunder.
Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun
yang terekam tentang identitas, anamneses penentuan fisik laboratorium,
diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien
dan pengobatan baik yang rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat. (Ery Rustianto 2009 : 5)
Menurut Huffman dalam Rina Gunarti (41 : 2019) Rekam medis adalah
himpunan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya,
termasuk kedalam sakit, pengobatan saat inidan lampau yang ditulis oleh para
praktisi kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan terhadap
pasien.
Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggungjawab
pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
Rujukan vertikal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda
tingkatan dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke
tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya sedangkan rujukan
horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan,
dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau
ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap (Permenkes No. 001 Tahun
2012)(Irawati Indrianingrum 141 : 2017).
Fasilitas kesehatan (FASKES) adalah fasilitas yang digunakan dalam
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif,
preventif, kuriatif, maupun rehabilitative yang dilakukan oleh Pemerintah,
3

Pemerintah Daerah atau Masyarakat. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat


lanjutan adalah upaya pelayanan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub
spealistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat
lanjutan dan rawat inap di ruang perawatan khusus. Fasilitas kesehatan rujukan
tingkat lanjutan sebagaimana berupa Klinik Utama atau yang setara Rumah
Sakit Umum, dan Rumah Sakit Khusus, (Permenkes No 71 Tahun 2013).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam
sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan (Kemenkes
RI, 2014). Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. (Dwi Ratnasari volume 5 : 145 : 2017)
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
melayanin dan melaksanakan pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non
spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Rawat
jalan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
nonspesialistik yang dilaksanakan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan dan pelayanan kesehatan
lainnya. Fasilitas kesehatan pertama dapat berupa puskesmas, praktik dokter
umum, praktik dokter gigi, klinik umum, RS kelas D pratama (permenkes No
71 tahun 2013).
Puskesmas Bantaian merupakan salah satu puskesmas diwilayah
Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir yang terletak dijalan Lintas
Bagansiapi-api yang letaknya didesa Bantaian hilir. Puskesmas bantaian
memiliki 2 lantai yang digunakan untuk pelayanan. Ruangan dilantai 1
digunakan untuk ruang pendaftaran, ruang informasi, ruang tunggu, ruang balai
pengobatan umum (BPU), ruang tindakan, ruang balai pengobatan gigi (BPG),
ruang rekam medis, ruang obat, ruang balai pengobatan kia , dan apotek.
4

Sementara dilantai 2 meliputi ruang kepala puskesmas, aula, ruang tata usaha
(TU), ruang konsultasi gizi sanitasi, dapur, ruang para medis, dan mushola.
Puskesmas Bantaian memiliki 5 posyandu yaitu di Bantaian, Bantaian Hilir,
Bantayan Baru, Sungai Sialang, dan Sungai Sialang Hulu.
Tabel 1.1
Jumlah kunjungan Pasien dan Jumlah Pasien Rujukan BPJS Pada
Bulan Mei – Oktober 2021

Jumlah Jumlah Pasien


Kunjungan Pasien Rujukan
Bulan
Mei 951 12
Juni 956 15
Juli 969 10
Agustus 959 13
September 987 12
Oktober 907 11
Jumlah 5729 73
Sumber : Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu Hampar
Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa kunjungan pasien yang


paling tinggi yaitu bulan September yaitu 987, dan pada bulan selanjutnya
kunjungan pasien mengalami penurunan yang cukup relavan, pada bulan mei,
juni, juli dan agustus baik jumlah kunjungan pasien atau rujukan pasien
mengalami naik turun. Hasil observasi penelitian puskesmas bantaian memiliki
tingkat kunjungan pasien yang tinggi sedangkan tingkat rujukan BPJS
kesehatan yang rendah, pengetahuan pasien yang minim tentang rujukan BPJS,
menginginkan rujukan berdasarkan kemauan sendiri dengan mengabaikan
perintah dokter.
Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk mengobservasi
mengenai “Pelaksanaan Sistem Rujukan Kesehatan BPJS di Puskesmas
Bantaian Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021”
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yang
akan dibahas adalah Bagaimana Pelaksanaan Sistem Rujukan BPJS Kesehatan
Di Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir
Tahun 2021.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Bagaimana Pelaksaanaan Sistem Rujukan pasien BPJS
Kesehatan Di Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu Hampar Kabupaten
Rokan Hilir Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Sistem Pelaksanaan Rujukan Pasien BPJS Kesehatan Di
Puskesmas Bantaian kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir
Tahun 2021.
b. Untuk Mengetahui Sumber Daya Manusia Rekam Medis di Puskesmas
Bantaian Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021.
c. Untuk Mengetahui Prosedur Kasus Rujukan Pasien BPJS Kesehatan Di
Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir
Tahun 2021.
d. Untuk Mengetahui Standar Operasional Prosedur Kasus Rujukan Pasien
BPJS Kesehatan Di Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu Hampar
Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menjadi panduan dan referensi atau masukan bagi penelitian,
membantu memudahkan penelitian dalam menulis dan menambah kajian
ilmu penulisan yang meneliti sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
b. Meningkatkan kemampuan pengetahuan mahasiswa yang dicapai dengan
teori yang dipelajari selama perkuliahan dengan praktek.
6

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan evaluasi puskesmas dalam pelaksanaan kasus
rujukan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh BPJS.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi serta masukan, pedoman dan kajian yang
menjadi sumbangan pemikiran dan informasi bagi mahasiswa Universitas
Hang Tuah Pekanbaru dalam membuat, menerapkan dan
mengembangkan pengetahuannya serta bahan untuk melengkapi pustaka.
c. Bagi Penulis
Dapat digunakan sebagai referensi dalam kelanjutan penelitian
dengan topic yang relevan.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
yang layak. Salah satu program jaminan sosial yang diselenggarakan oleh
pemerintah Indonesia ialah penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Badan penyelenggaraan jaminan sosial (BPJS) kesehatan sebagai
badan pelaksanaan merupakan bahan hukum politik yang dibentuk untuk
menyelengarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan,
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan
anggota keluarganya (Undang-Undang RI No 24 Tahun 2011).
BPJS kesehatan tidak akan menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan jika fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut tidak menerapkan sistem rujukan. Sedangkan dampak
yang diterima BPJS kesehatan apabila fasilitas kesehatan primer merujuk
pasien secara berlebihan dan tidak proporsional yaitu BPJS kesehatan akan
dirugikan karena akan banyak membayar kasus-kasus rujukan di fasilitas
pelayanan kesehatan sekunder dan tersier yang sebenarnya tidak harus
dirujuk dengan sistem pembayaran kapitasi pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) (Dirjen BUK Kemenkes RI, 35 : 2012).
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melalui mekanisme
asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib. Setiap peserta JKN memiliki

7
8

hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan


diberikan secara berjenjang, efektif, dan efisien dengan menerapkan prinsip
kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan indikasi medis. Oleh karena itu,
untuk memperoleh pelayanan kesehatan tersebut, Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
(FKRTL) wajib menerapkan sistem rujukan. Berdasarkan Sistem rujukan
rujukan. Berdasarkan Sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal ( Andita Cindy Faulina, volume 12 : 2016)
BPJS mulai diterapkan pada 1 Januari 2014. 4 tahun masyarakat
merasakan manfaat BPJS menjadi sarana utama bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan kesehatannya, terlihat dari semakin meningkatnya
jumlah masyarakat yang memanfaatkan BPJS setiap tahunnya. Peningkatan
pemanfaatan BPJS dirasakan belum disertai dengan tingkat kepuasan
peserta terhadap pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan
meskipun pemerintah sudah mengoptimalkan penyuluhan tentang BPJS.
(Lusiana Apriliani, Volume 2 : 2018).

2. Sistem Rujukan
a. Pengertian Sistem Rujukan
Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal, maupun
struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah
penyakit atau permasalahan kesehatan. Setiap rumah sakit mempunyai
kewajiban merujuk pasien yang memerlukan pelayanan di luar
kemampuan pelayanan rumah sakit (UU no 44 tahun 2009).
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan) merupakan badan penyelenggara asuransi sosial kesehatan
yang mengelola Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) seluruh
9

masyarakat Indonesia. BPJS Kesehatan akan melakukan kerjasama


dengan Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) di tingkat pertama dan
tingkat lanjutan. Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar pemerintah. Pelayanan kesehatan yang
dijamin oleh BPJS Kesehatan adalah pelayanan kesehatan pada fasilitas
kesehatan tingkatpertama dan lanjutan, pelayanan gawat darurat,
pelayanan obat, alat kesehatan, pelayanan ambulance, pelayanan
skrining kesehatan (BPJS Kesehatan, 2014).
Selain itu, sistem rujukan berjenjang secara tidak langsung dapat
memperbaiki fasilitas kesehatan di semua tingkatan. Selain itu
terjadinya pemerataan dalam infrastruktur pelayanan kesehatan di
Indonesia. Tujuannya adalah pelayanan kesehatan di semua Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) menjadi lebih baik dan optimal.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas, ada dua macam rujukan yang dikenal yaitu:
b. Rujukan Kesehatan Perorangan
Peraturan Mentri Kesehatan No 001 tahun 2012 mengenai
sistem rujukan pelayanan perorangan pada pasal ayat 1 yang berbunyi
pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan
medis dari pelayanan kesehatan tingkat pertama, apabila dari Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) dirasa Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Dan rujukan tidak boleh atas
permintaan pasien sendiri harus sesuai indikasi medis penyakitnya.
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah masalah
kesehatan perorangan, menjadi apabila suatu puskesmas tidak mampu
menanggulangi satu kasus penyakit tertentu yang diderita oleh
perorangan, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana
pelayanan kesehatan yang lebih mampu baik vertikal maupun
10

horizontal. Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan


rawat jalan sederhana, bisa dirujuk kembali ke puskesmas.
c. Rujukan Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan
masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah
menjadi kebutuhan masyarakat apabila suatu puskesmas tidak mampu
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas
wajib merujuknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
(herlambang susatyo,2006).
d. Aplikasi Sistem BPJS (PCare)
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) terus berupaya
dalam melakukan pembaruan pelayanan. Pihak BPJS telah
menyediakan aplikasi PCare BPJS atau Primary Care BPJS Kesehatan.
Aplikasi ini sebenarnya sudah diperkenalkan sejakn 2014 lalu dan terus
di perbarui fungsi dan kegunaannya. Kini fungsi aplikasi ini telah
disesuaikan dengan kebutuhan akses data puskesmas. (Ignacio Geordi
Oswaldo – detikFinance, 2022)
Aplikasi ini berisikan sistem informasi untuk pelayanan pasien,
dimana faskes primer (puskesmas) dapat langsung mengakses data ke
server BPJS. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pendaftaran,
penegakan diagnose, terapi pengobatan, serta pelayanan laboratorium.
Untuk dapat mengakses aplikasi ini, faskes hanya perlu mengunjungi
alamat web PCare BPJS Kesehatan. Dengan adanya aplikasi ini
berbagai kemudahan dan kelebihan berupa : (Ignacio ageordi Oswaldo-
detikFinance,2022)
11

1) Pendaftaran pasien menjadi mudah dan praktis


Saat melakukan pendaftaran faskes hanya perlu memasukkan nomor
kepesertaan BPJS dan seluruh data pasien akan tersimpan di dalam
sistem. Jika pasien berpindah lokasi maka data dapat diubah juga
diakses dengan mudah.
2) Diagnose pasien ebih cepat
Hal ini menjadi penting agar pasien agar pasien tidak perlu lagi
melakukan serangkaian tes atau check up bila data rekam medis
sudah tercatat melalui PCare BPJS. Pasien datang langsung
mendapatkan penanganan yang semestinya didapatkan.
3) Data pasien terintegrasi
PCare BPJS membuat data pasien dapat diakses oleh Puskesmas,
Klinik, atau Rumah Sakit berikut semua rekam medis dari pasien
tersebut, sehingga pasien dapat ditanggani dengan cepat dan tepat
dalam terapi pengobatannya

3. Prosedur Kasus Rujukan


Dalam menjalankan pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan tingkat
pertama dan tingkat lanjutan wajib melakukan sistem rujukan dengan
mengacu pada peraturan perundangundangan yang berlaku. Fasilitas
Kesehatan yang tidak menerapkan sistem rujukan maka BPJS Kesehatan
akan melakukan recredentialing terhadap kinerja fasilitas kesehatan tersebut
dan dapat berdampak pada kelanjutan kerjasama (BPJS Kesehatan, 8 :
2014).
Prosedur tata cara pelaksanaan sistem rujukan berjenjang yaiitu :
(BPJS Kesehatan 10 : 2014)
a. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang
sesuai kebutuhan medis, yaitu:
1) Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas
kesehatan tingkat pertama
12

2) Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat


dirujuk ke fasilitaskesehatan tingkat kedua.
3) Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes primer.
4) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer.
b. Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke
faskes tersier hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan
rencana terapinya, merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di
faskes tersier.
c. Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam
kondisi:
1) terjadi keadaan gawat darurat; Kondisi kegawatdaruratan mengikuti
ketentuan yang berlaku
2) bencana; Kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau
Pemerintah Daerah.
3) kekhususan permasalahan kesehatan pasien; untuk kasus yang sudah
ditegakkan rencana terapinya dan terapi tersebut hanya dapat
dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan.
4) pertimbangan geografis; dan
5) pertimbangan ketersediaan fasilitas.
d. Pelayanan oleh bidan dan perawat
1) Dalam keadaan tertentu, bidan atau perawat dapat memberikan
pelayanan kesehatan tingkat pertama sesuai ketentuan
peraturanperundang-undangan.
2) Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau
dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali
dalam kondisi gawat darurat dan kekhususan permasalahan kesehatan
pasien, yaitu kondisi di luar kompetensi dokter dan/atau dokter gigi
pemberipelayanan kesehatan tingkat pertama
13

e. Rujukan Parsial
Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis
atau pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian perawatan pasien
di Faskes tersebut. Rujukan parsial dapat berupa:
a) pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau
tindakan.
b) pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang.
Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka
penjaminan pasien dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk.

4. Puskesmas
a. Pengertian Puskesmas
Puskesmas merupakan salah satu instansi yang bergerak dibidang
pelayanan jasa kesehatan masyarakat. Pada zaman sekarang telah banyak
di bangun Rumah Sakit akan tetapi di daerah pelosok atau desa yang ada
masih Puskesmas yang berfungsi sebagai usaha preventif (pencegahan)
dan operatif (penanggulangan) terhadap upaya-upayakesehatan
masyarakat. Semakin banyak Rumah Sakit dan Puskesmas yang
dibangun maka sangatlah penting jika pihak Puskesmas berfikiran untuk
meningkatkan mutu dari Puskesmas tersebut.
Menurut Permenkes RI No 71 tahun 2014, pusat kesehatan
masyarakat (puskesmas) adalah pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama dilakukan secara terintegrasi dan
berkesinambungan, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
prefentif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
b. Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dalam melaksanakan kegiatan dapat
mewujudkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu menggerakkan
14

pembangunan kecamatan yang berwawasan pembangunan, mendorong


kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat, memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan
masyarakat serta lingkungannya (natoatmodjo, 2004).
Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu : (herlambang susatyo 2006)
1) Sebagai pusat pergerakan pembangunan berwawasan kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya melalui sebagai berikut :
a) Upaya menggerakan lintas sector dan dunia usaha di wilayah kerja
agar menggerakkan pembangunan yang berwawasan tinggi.
b) Keaktifan memantau dam melaporkan dampak kesehatan dari
penyeleenggaraan setiap program prmbangunan di wilayah
kerjanya.
c) Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
2) Pusat pembudayaan masyarakat
a) Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat memiliki
kesadaran, kemauan, kemampuan melayani siri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat serta menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan
serta memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
b) Memberi bantuan yang bersifst bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
3) Pusat pelayanan pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, melalui pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
15

5. Sumber Daya Manusia


Menurut peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 terdiri atas
tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisi beban
kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan,
jumlah penduduk dan persebarannaya, karakteristik wilayah kerja, luas
wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
lainnya diwilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
Sumber daya manusia kesehatan yaitu berbagai jenis tenaga
kesehatan klinik maupun nonklinik yang melaksanakan upaya medis dan
intervensi kesehatan masyarakat. Kinerja dari pelayanan kesehatan sangat
tergantung kepada pengetahuan, keterampilan dan motivasi dari orang-
orang yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan. Sumber daya
manusia kesehatan berhubungan erat dengan masing-masing fungsi suatu
organisasi kesehatan dan juga berinteraksi diantara fungsi-fungsi tersebut.
(Grace A. Salamate, Volume 3 : 2014)
Untuk mencapai visi dan misi suatu organisasi diperlukan
keterampilan dan kemampuan SDM yang mampu mendiagnosa
permasalahan dan mengintervensi sehingga didapatkan penyelesaian dari
setiap permasalahan yang menjadi tugas pokok dan fungsi organisasi.
Sumber daya manusia tersebut juga dapat menjadi ancaman bagi pelaksana
kebijakan, strategi, program, dan prosedur suatu kegiatan apabila tidak
dikelola dengan baik dan tepat.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
pada pasal 21 ditetapkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan,
pengadaan, pendayagunaan serta pemberdayaan (pembinaan dan
pengawasan mutu) tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan SDM Kesehatan, dalam SKN
yang ditetapkan pada tahun 2009 pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan diselenggarakan melalui 4 (empat) upaya pokok, yaitu :
a. Perencanaan SDM Kesehatan
16

b. Pengadaan SDM Kesehatan


c. Pendayagunaan SDM Kesehatan
d. Pemberdayaan (Pembinaan dan Pengawasan Mutu) SDM Kesehatan.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatanserta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan dibidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Menteri kesehatan
menetapkan kebutuhan tenaga kesehatan sesuai tenaga, jumlah, dan kriteria
serta pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakitlokasi penempatan secara
nasiaonal. (Permenkes RI No 26 Tahun 2017).
Jenis tenaga kesehatan di puskesmas paling sedikit terdiri atas :
a. Dokter atau dokter pelayanan primer
b. Dokter gigi
c. Perawat
d. Bidan
e. Tenaga kesehatan masyarakat
f. Tenaga kesehatan lingkungan
g. Ahli tenaga laboratorium medic
h. Tenaga gizi
i. Tenaga kefarmasian

6. Standar Pelayanan Prosedur (SOP) Rujukan


Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu perangkat
lunak yang mengatur tahapan proses kerja maupun prosedur kerja tertentu.
(Budiharjo, 2014 : 7) Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu
pedoman, bagaimana karyawan dapat menjalankan pekerjaannya. Oleh
karena itu, setiap posisi dalam organisasi memiliki SOP yang berbeda
dengan posisi yang lain.(Fajar Nur’Aini, 17 : 2016)
Standar operasional prosedur (SOP) adalah suatu perangkat instruksi
atau langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin
tertentu dengan memberikan langkah-langkah yang benar dan terbaik
17

berdasarkan consensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan


fungsi pelayanan untuk membantu mengurangi kesalahan dan pelayanan sub
standar. SOP merupakan keharusan bagi semua petugas yang terlibat dalam
pelayanan pasien rujukan BPJS. SOP bermanfaat sebagai acuan dan dasar
bagi tenaga pelaksana dalam melaksanaakan pelayanankesehatan bermutu.
Staf medis dan non medis berperan aktif dalam pembuatan SOP serta
disahkan oleh kepala dinas kesehatan / kepala puskesmas.Tujuan pembuatan
SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap mengenai
aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu
organisasi. (Fajar Nur’Aini 38 : 2016)
Menurut Budiharjo (10 : 2014) ada beberapa landasan yang
diperlukan sebagai fondasi dalam penyusunan SOP Dengan begitu SOP
yang disusun akan sangat berguna bagi perusahaan atau organisasi apapun
yang berkomitmen untuk menerapkannya. Beberapa landasan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Kriteria Dokumen SOP
Dokumen SOP perlu memiliki beberapa kriteria yang pada dasarnya
dimaksudkan agar dokumen SOP yang dihasilkan benar-benar baik,
dapat dipercaya, serta sejauh mungkin berguna bagi perusahaan yang
menerapkannya.Beberapa kriteria yang dimaksud adalah:
1) Penyusunan kalimat dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti
2) Mudah untuk diterapkan
3) Mudah dikendalikan
4) Mudah diedit
5) Mudah diubah disesuaikan perkembangan.

B. Kerangka Teori
Kerangka teori dimaksudkan untuk memberi gambaran atau batasan-
batasan tentang teori yang akan dipakai sebagai landasan permasalahan yang
akan diteliti.
18

A. Sistem rujukan
Kasus rujukan
B. Prosedur kasus
pasien BPJS
rujukan
C. Ketersediaan SDM
D. SOP rujukan

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Sumber : (UU No 44 Tahun 2009), (BPJS Kesehatan 10 : 2014), (Grace A.


Salamate, Volume 3 : 2014), (Fajar Nur’Aini, 17 : 2016).

C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian tersebut
berkenaan dua variabel atau lebih (sugiyono 2017).

Input Proses Output

A. Sistem
rujukan
B. SDM
C. Prosedur Proses Terlaksanaanya
kasus rujukan Sistem Rujukan
rujukan
D. SOP
rujukan

Gambar 2.2
Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan danmenjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh sosial secara yang tidak dapat dijelaskan, diukur digambarkan
melalui pendekatan kualitatif (saryono 2011).
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriftif kualitatif yaitu
dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan sistem rujukan pasien BPJS di
puskesmas bantaian pada tahun 2021.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu
Hampar Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian di Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu Hampar
Kabupaten Rokan Hilir mulai dilaksanakan pada bulan Desember Tahun
2021 – Februari Tahun 2022.

C. Informan/ Subjek Dan Objek Penelitian


Informan yang dipilih adalah orang-orang yang berhubungan dengan
pelaksanaan rujukan di puskesmas. Berdasarkan kriteria maka dalam penelitian
ini informan berjumlah 3 orang yang dapat memberikan keterangan mengenai
rujukan.
Informan sebanyak 3 (tiga) : 1 (satu) Kepala Puskesmas, 1 (satu)
Petugas Rekam Medis, 1 (satu) Dokter.

20
21

Tabel 3.1
Informan penelitian

No Jabatan Tamatan Kode


1 Kepala Puskesmas S2 Sains Informan 1
2 Petugas Rekam Medis D3 Perawat Informan 2
3 Dokter S.Ked Informan 3

D. Variabel Penelitian Dan Defenisi Istilah


Tabel 3.2
Variabel Penelitian dan Definisi Istilah

No Variabel Definisi Istilah Alat Ukur Cara Ukur Hasil


Ukur
1. Sistem Penyelenggaraan Pedoman Wawancara Deskriftif
Rujukan Pelayanan Wawancara
Kualitatif
Kesehatan dan
observasi
2. Sumber Daya Petugas yang Pedoman Wawancara Deskriftif
Manusia melaksanakan Wawancara
dan Kualitatif
(SDM) Kasus kasus rujukan di dan
Rujukan Puskesmas Observasi Observasi
3. Prosedur Tata cara dalam Pedoman Wawancara Deskriftif
Kasus Rujukan prosedur kasus Wawancara
dan Kualitatif
rujukan pasien dan
BPJS Observasi Observasi
4. Standar Pedoman / Pedoman Wawancara Deskriftif
Operasional aturan dalam Wawancara
dan Kualitatif
prosedur kasus rujukan dan
(SOP) Kasus pasien BPJS Observasi Observasi
Rujukan

E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data (Natoatmodjo)
1. Observasi
2. Wawancara
3. Alat tulis
4. Rekaman
22

5. Laptop

F. Pengelolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan penelitian
kualitatif yang menggunakan teknik non statistik yaitu pengolahan data dengan
tidak menggunakan analisis statistik, tetapi pengolahan data yang dilakukan
dengan metode wawancara.
Untuk menjaga kesehatan data penelitian dilakukan dengan triangulasi
(Moleong, 2012). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan melalui sumber lainnya, yaitu :
1. Triangulasi dengan sumber
Dengan cara mengecek kembali suatu informasi yang diperoleh dari
suatu informan yaitu dengan cara menbandingkan dengan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
2. Triangulasi dengan metode
Menggunakan metode Observasi dan wawancara di Puskesmas
Bantaian Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021.
3. Triangulasi dengan data
Membandingkan data yang diperoleh menerima umpan balik dan
informan berupa saran dan informasi tambahan serta membandingkan
dengan teori dan penelitian sebelumnya.

G. Analisis Data
Teknik yang digunakan adalah teknik analisa deskriftif kualitatif, dalam
teknik ini digunakan proses berfikir induktif, yakni mengambil kesimpulan
umum berdasarkan hasil observasi. Dalam hal ini tidak diperlukan perubahan
data kualitatif kedalam kuantitatif (Natoadmojo, 860, 2005).
23

H. Etika Penelitian
Penelitian harus menjunjung tinggi etika penelitian yang merupakan
standar etika dalam melakukan penelitian. Adapun prinsip-prinsip etika
penelitian antara lain :
1. Prinsip partisipan memiliki hak untuk membuat keputusan secara sadar
untuk menerima atau menolak menjadi partisipan. Penelitian menjelaskan
kepada partisipan tentang proses penelitian yang meliputi wawancara
mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara, selanjutnya
partisipan diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau
menolak berpartisipasi dalam penelitian.
2. Prinsip berbuat baik (beneficence) manfaat yang didapatkan melalui
keikutsertaan dalam penelitian ini dan memberikan sumbangan pemikiran
tentang Pelaksanaan Sistem Rujukan BPJS Kesehatan di Puskesmas
Bantaian Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021.
Bagi penulis diharapkan dapat menambahkan pengetahuan yang telah
didapatkan selama penelitian ini. Bagian-bagian dari prinsip beneficence
antara lain : bebas dari bahaya (non maleficiec). Apabila ada perlakuan yang
dilakukan maka perlakuan tersebut sudah melewati uji etik sehingga telah
dinilai untuk aman dilakukan selanjutnya yaitu bebas dari ekspoitasi:
memperoleh manfaat dari penelitian dan mempertimbangkan resiko dan
manfaat penelitian.
3. Prinsip keadilan (justice). Penelitian berkaitan dengan kesataran (equality)
dan keadilan (fairness) dalam memperoleh resiko dan manfaat penelitian,
serta memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan diperlakukan secara adil
dan sertara dalam penelitian.
24

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
1. Gambaran Umum Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu Hampar
Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021
Puskesmas Bantaian merupakan salah satu puskesmas diwilayah
Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir yang terletak dijalan
Lintas Bagansiapi-api yang letaknya didesa Bantaian Hilir.
Puskesmas bantaian mempunyai 2 lantai yang digunakan untuk
pelayanan. Ruangan dilantai 1 digunakan untuk ruang pendaftaran, ruang
informasi, ruang tunggu, ruang balai pengobatan umum, ruang tindakan,
ruang balai pengobatan gigi, ruang rekam medis, ruang obat, ruang balai
pengobatan kia (kesehatan ibu dan anak, dan apotek. Sementara lantai 2
meliputi ruang kepala puskesmas, aula, ruang TU, ruang konsultasi gizi
sanitasi, dapur, ruang para medis, dan mushola.
a. VISI
Visi puskesmas Bantaian adalah “Puskesmas Bantaian Pilihan
Kita Menuju Sehat 2021”
b. MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut maka dibuatlah Misi
Puskesmas Bantaian yaitu:
1) Mengembangkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
professional
2) Mengembangkan sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan
kesehatan
3) Memberdayakan masyarakat untuk turut berperan aktif dalam bidang
kesehatan.
25

c. MOTTO
Motto Puskesmas Bantaian adalah “Kesehatan Masyarakat
Adalah Kepuasan Dan Kebahagiaan Kami”.
d. Filosofi
Filosofi Puskesmas Bantaian adalah “Kerja Sama Adalah Kunci
Keberhasilan Kami”.
e. Strategi dalam pencapaian Visi dan Misi
1) Menyusun rencana kegiatan masing-masing program
2) Melaksanakan kegiatan masing-masing program diwilayah kerja
puskesmas baik kegiatan yang dilaksanakan didalam gedung maupun
diluar gedung.
3) Untuk kegiatan diluar gedung mengikuti sertakan lintas sektoral dan
masyarakat.
4) Mengadakan staff meeting bulanan dan pemaparan dari masing-
masing pemegang program.
5) Mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh dinas kesehatan.
6) Mengadakan evaluasi hasil kinerja staff puskesmas.
7) Mengadakan pertemuan kader untuk meningkatkan pengetahuan
kader tentang kesehatan
8) Mengadakan loka karya mini tri bulanan dan tahunan dengan unsur-
unsur kepenghuluan serta sector terkait.
f. Program-Program Kegiatan Puskesmas
Kegiatan pokok puskesmas antara lain :
1) Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)
2) Keluarga Berencana (KB)
3) Usaha peningkatan gizi
4) Kesehatan lingkungan
5) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6) Pengobatan termasuk penyakit darurat karena kecelakaan
7) Penyuluhan kesehatan masyarakat
8) Kesehatan sekolah
26

9) Kesehatan olahraga
10) Perawatan kesehatan masyarakat
11) Kesehatan kerja
12) Kesehatan gigi dan mulut
13) Kesehatan jiwa
14) Kesehatan mata
15) Laboratorium sederhana
16) Kesehatan usia lanjut
17) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka system informasi
kesehatan.
g. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu
Hampar:
1) Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas
2) Unsur Pembantu :
a) Manajer Representative
b) Koordinator Tata Usaha
c) Koordinator Pelayanan Klinis
d) Koordinator Pelayanan Kesehatan Masyarakat
3) Unsur Pelaksana :
a) Penanggung Jawab pelayanan KIA (kesehatan ibu dan anak)
b) Penanggung jawab pelayanan kesehatan umum
c) Penanggung jawab pelayanan kesehatan khusus
d) Penanggung jawab pelayanan penunjang medic
e) Penanggung jawab promosi dan UKBM (Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat)
f) Penanggung jawab pencegahan dan pemberantasan penyakit
g) Penanggung jawab penanganan masyarakat rawan.
27

B. Hasil Penelitian
1. Sistem Pelaksanaan Rujukan Pasien BPJS
Berdasarkan observasi dan pengamatan langsung diketahui bahwa
sistem pelaksanaan rujukan pasien BPJS di Puskesmas Bantaian telah
menggunakan aplikasi sebagaimana yang telah disediakan oleh BPJS yaitu
aplikasi PCare BPJS atau Primary Care BPJS. Berdasarkan wawancara
Puskesmas Bantaian menggunakan aplikasi PCare karena dalam alur
pendaftaran pasien lebih praktis, proses diagnose pasien lebih cepat, dan
proses rujukan lebih mudah. Dalam menjalankan aplikasi PCare terkadang
terjadi kendala dijaringan. Jaringan yang terkadang bermasalah
mengakibatkan proses rujukan memerlukan waktu sampai jaringan stabil
kembali. Jika pasien rawat jalan dianjurkan melakukan pendaftaran sehari
sebelumnya.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)


Adapun SDM yang ada di Unit Rekam Medis Di Puskesmas
Bantaian Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2021
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
SDM Puskesmas Bantaian KecamatanBatu Hampar
Kabupaten Rokan Hilir
Tahun 2021
Latar Belakang
Jabatan Jumlah
Pendidikan
S2 Sains Kepala Puskesmas 1
S1 Kedokteran DokterUmum 3
D3 Bidan Bidan 15
D4 Bidan Bidan 7
S1 Ners Perawat 4
D3 Perawat Perawat 10
D3 Farmasi Farmasi 4
Apoteker Farmasi 1
S1 Perawat Petugas Rekam Medis 1
D3 Perawat Petugas Rekam Medis 1

Sanitasi Tata Usaha 1


28

Total
Sumber : Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu
Hampar Tahun 2021
3. Karakteristik Informan
Karakteristik informan terdiri dari 3 informan dengan latar belakang
pendidikan berbeda untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Informan

Kode Masa
No Pendidikan Jabatan
informan jabatan
1 Informan 1 S2 Sains Kepala 3 tahun
Puskesmas
2 Informan 2 S1 Perawat Staff Rekam 4 tahun
Medis
3 Informan 3 S1 Kedokteran Dokter 4 tahun
Sumber : Unit Rekam Medis Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu
Hampar Tahun 2021

4. Hasil Observasi
Hasil observasi yang dilakukan dibagian pendaftaran dalam
menunjang kegiatan rujukan dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.3
Hasil Observasi

a. Prosedur Kasus Rujukan

Keterangan
No Uraian
Ya Tidak
1 Pasien yang akan dirujuk sudah diperiksa
dan disimpulkan bahwa kondisi pasien layak
serta memenuhi syarat untuk dirujuk

2 mengikuti prosedur rutin yang ditetapkan
yaitu provider kesehatan menerima pasien
dipuskesmas, melakukan, anamnesa,
29

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang medic yang mampu dilakukan √
puskesmas untuk menentukan diagnosa pada
pasien
3 mengatur tentang stabilisasi kondisi pasien
emergensi yang akan dirujuk dan petugas
kesehatan segera melakukan pertolongan √
pertama untuk menstabilkan kondisi pasien.
4 Menyimpulkan kasus bahwa pasien
memenuhi syarat untuk dirujuk, sesuai
dengan salah satu kriteria

5 Dilakukan rencana dan proses pelaksanaan
rujukan menggunakan aplikasi BPJS yaitu
Pcare serta tindakan yang mungkin akan √
dilakukan difaskes rujukan
Sumber : Unit Rekam Medis Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu
Hampar Tahun 2021
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa prosedur kasus rujukan
di puskesmas Bantaian sudah terlaksanakan sesuai dengan SOP rujukan
Puskesmas.
Tabel 4.4
Hasil Observasi

b. SOP Sistem Rujukan

Keterangan
No Uraian
Ya Tidak
1 Pasien yang akan dirujuk sudah diperiksa
dan disimpulkan bahwa kondisi pasien layak
serta memenuhi syarat untuk dirujuk

2 meminta izin kepada pasien ataupun
keluarga pasien untuk mempersiapkan
tindakan sebelum rujukan

3 Mempersiapkan rujukan untuk pasien
dengan memberikan pasiendan atau
keluarganya penjelasan dengan bahasa yang √
di mengertipasien/keluarga
4 Dijelaskan hal-hal yang perlu dipersiapkan
oleh pasien /keluarga

9 meminta izin kepada pasien ataupun
keluarga pasien untuk mempersiapkan
30

tindakan sebelum rujukan √


10 Puskesmas menghubungi unit pelayanan di √
faskes rujukan
11 apabila pasien sudah setuju untuk dirujuk,
maka puskesmas harus membuat surat
rujukan pasien rangkap 2, lembar pertama

dikirim ke faskes rujukan bersama pasien,
lembar kedua disimpan sebagai arsip
12 Administrasi pengiriman pasien harus
diselesaikan ketika pasien akan segera √
dirujuk

Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas Bantaian pelaksanaan


SOP sistem rujukan pada puskesmas Bantaian belum sesuai terkait
komunikasi pra rujukan yaitu puskesmas tidak menghubungi faskes yang
dituju rujukan setelah pasien menyelesaikan semua administrasi sebelum
rujukan, alasannya karena untuk penentuan tujuan rujukan sudah tersedia
dalam aplikasi yang disediakan BPJS.

5. Hasil wawancara
a. Sistem rujukan pasien BPJS di puskesmas Bantaian Kecamatan Batu
Hampar Tahun 2021
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis sistem rujukan
pasien BPJS yaitu sesuai pernyataan informan dibawah ini :
“Proses komunikasi rujukan oleh puskesmas dengan faskes
rujukan dilakukan menggunakan aplikasi Pcare (Primary Care). Tidak
melakukan komunikasi langsung ke faskes rujukan karena telah ada
aplikasi sistem rujukan untuk melihat rumah sakit yang terbuka”
(Informan 1).
“disini menggunakan aplikasi Pcare yang telah disiapkan oleh
BPJS”(Iinforman 3).
“kami telah menggunakan aplikasi Pcare yang telah disediakan
oleh BPJS dan itu sudah jadi kebijakan di puskesmas”(Informan 2).
31

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis alasan


puskesmas Bantaian menggunakan aplikasi Pcare sebagai sistem untuk
merujuk pasien yaitu sesuai pernyataan informan dibawah ini :
“karena lebih mudah, efektif, dan cepat”(Informan 1).
“menurut saya cukup efektif karna mudah digunakan dan
terintegritas”(Informan 1)
“Dengan aplikasi Pcare pendaftaran pasien lebih mudah dan
praktis, diagnose pasien lebih cepat dan data pasien terintegritas”
(Informan 2).
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kendala dalam
menjalankan aplikasi BPJS yaitu seperti pernyataan informan dibawah
ini:
“kendalanya ya jaringan, jika jaringan mengalami masalah kita
harus menunggu hingga jaringan stabil kembali. Kami menyarankan
kepada masyarakat jika ingin rujukan untuk mendaftar sehari sebelum
dirujuk supaya tidak terkendala jaringan” (Informan 3)
“kendala dalam menjalankan aplikasi ini ya jaringan. Apalagi
kita berada di desa jaringan suka bermasalah” (Informan 2)

b. Sumber daya manusia di bagian rekam medis dan dokter di puskesmas


Bantaian Kecamatan Batu Hampar Tahun 2021.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis jumlah tenaga
kesehatan di Puskesmas Bantaian terutama dokter apakah sidah cukup
yaitu seperti pernyataan informan dibawah ini :
“untuk saat ini saya rasa sudah cukup dengan 3 orang dokter
umum dan 2 orang petugas rekam medis”(Informan 1)
“Sejauh ini belum dibutuhkan tenaga tambahan, dan saya rasa
mungkin sudah cukup dengan jumlah yang sekarang”(Informan 3)
“kami memiliki 3 orang dokter umum dan 2 orang petugas rekam
medis termasuk saya. Saya sebagai petugas rekam medistapi saya
32

tamatan S1 keperawatan. Dan saya rasa untuk petugas kesehatan disini


masih belum dibutuhkan penambahan” (Informan 2).
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis pelayanan petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pasien BPJS yaitu
seperti pernyataan informan dibawah ini:
“menurut saya sejauh ini pelayanan petugas terhadap pasien
cukup baik. Petugas menjalankan tugas dengan cukup baik. Petugas juga
melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan kebijakan” (Informan
1)
“sejauh ini yang saya lihat baik-baik saja. Tidak ada masyarakat
yang mengeluh tentang sikap dan pelayanan dari petugas kami”
(Informan 3)
“kami semua berusaha membuat pasien senyaman mungkin untuk
berbagi tentang keluhan kesehatannya. Dan kami berusaha sebaik
mungkin” (Informan 1)
c. Prosedur Kasus Rujukan di Puskesmas Bantaian Kecamatan Batu
Hampar Tahun 2021.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kesiapan
petugas terutama dokter, tindak rujukan apa sesuai dengan ketentuan
BPJS yaitu seperti pernyataan informan dibawah ini :
“dari yang saya lihat petugas melakukan tindakan sesuai dengan
SOP yang ada.dan sesuai dengan kebijakan puskesmas”(Informan 1)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis Apakah sistem
rujukan terlaksana sesuai dengan prosedur rujukan yang telah ditetapkan
BPJS seperti pernyataan informan dibawah ini:
“iya, begitu semestinya”(Informan 1)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis Bagaimana jika
pasien datang dan sudah diberi pelayanan kesehatan, dan masih bisa
ditangani tingkat FKTP tetapi pasien ingin meminta surat rujukan supaya
ditangani ditingkat yang lebih tinggi seperti pernyataan informan
dibawah ini:
33

“Setiap pasien berhak memilih untuk berobat dimana pun. Kita


akan menjelaskan apa bagaimana kondisi pasien. Jika pasien tetap ingin
dirujuk kami akan merujuk pasien ke faskes tingkat lanjut” (Informan 3)
“kita akan menjelaskan secara detail, jika mereka tetap meminta
rujukan ke faskes tingkat lanjut kita akan memberikan rujukan itu. Itu
hak pasien. Itu tidak masalah bagi kami” (Informan 2)

d. Standar Operasional Prosedur Kasus Rujukan pasien BPJS di Puskesmas


Bantaian Kecamatan Batu Hampar Tahun 2021.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis Apakah para
pegawai puskesmas Bantaian pernah mengetahui sosialisasi/pelatihan
tentang SOP rujukan BPJS seperti pernyataan informan dibawah ini :
“mungkin ada tapi saya juga kurang tahu”(Informan 1)
“kalau untuk pelatihan saya kurang tau dek”(Informan 3)
“untuk pelatihan ada, Cuma saya lupa pelatihan apa saja yang
diikuti”(Informan 2)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis Bagaimana
alur jika ada pasien yang ingin meminta rujukan ke faskes tingkat lanjut
seperti pernyataan informan dibawah ini :
“mereka berkunjung beberapa kali ke Puskesmas kemudian baru
diberikan surat rujukan. Ada juga yang sudah beberapa kali berobat ke
puskesmas namun penyakitnya belum sembuh, akhirnya harus di
rujuk”(Informan 3)
“memberikan penjelasan kepada pasien bahwa sistem rujukan
sekarang online, memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai penyakit atau masalah kesehatan pasien dan kondisi pasien
saat ini, menjelaskan terkait kelengkapan berkas yang harus disiapkan
ketika dirujuk”(Informan 2)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis Bagaimana
alur sistem rujukan petugas untuk memberikan rujukan seperti
pernyataan informan dibawah ini :
34

“pasien yang datang kepuskesmas dilakukan


anamnesa/pemeriksaan untuk menentukan diagnosa pada pasien.
Apabila kondisi pasien tidak dapat ditangani di Puskesmas maka akan
dirujukke rumah sakit. Sedangkan untuk pasien yang datang dalam
keadaan darurat biasanya langsung atau bisa juga dibuatkan rujukan.
Petugas segera melakukan pertolongan untuk menstabilkan kondisi
pasien yang selanjutnya akan di bawa ke Rumah Sakit Rujukan
didampingi oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas menggunakan
ambulance” (Informan 2)

C. Pembahasan
1. Sistem Pelaksanaan Rujukan Pasien BPJS
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa bahwa sistem
pelaksanaan rujukan pasien BPJS di Puskesmas Bantaian telah
menggunakan aplikasi sebagaimana yang telah disediakan oleh BPJS yaitu
aplikasi PCare BPJS atau Primary Care BPJS. Aplikasi Pcare BPJS
kesehatan pertama kali dirilis pada tahun 2014. Primary care atau Pcare
merupakan platform digital dari BPJS kesehatan yang difungsikan untuk
mempermudah akses kesehatan. Platform tersebut membantu peserta aktif
BPJS kesehatan untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan dari pemerintah.
Sistem informasi Pcare yang diterapkan di klinik maupun
puskesmas memiliki tiga entitas yaitu petugas RM (Rekam Medis), kepala
Klinik/Puskesmas, dan BPJS. petugas RM menginput data identitas dan data
pelayanan pasien BPJS. petugas RM akan mendapatkan indeks pasien dan
riwayat pasien BPJS.
Aplikasi ini berisikan sistem informasi untuk pelayanan pasien,
dimana faskes primer (puskesmas) dapat langsung mengakses data ke server
BPJS. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pendaftaran, penegakan
diagnose, terapi pengobatan, serta pelayanan laboratorium. Untuk dapat
mengakses aplikasi ini, faskes hanya perlu mengunjungi alamat web PCare
35

BPJS Kesehatan. Dengan adanya aplikasi ini berbagai kemudahan dan


kelebihan berupa : (Ignacio ageordi Oswaldo- detikFinance,2022).
a) Pendaftaran pasien menjadi mudah dan praktis
Saat melakukan pendaftaran faskes hanya perlu memasukkan nomor
kepesertaan BPJS dan seluruh data pasien akan tersimpan di dalam
sistem. Jika pasien berpindah lokasi maka data dapat diubah juga diakses
dengan mudah.
b) Diagnose pasien lebih cepat
Hal ini menjadi penting agar pasien agar pasien tidak perlu lagi
melakukan serangkaian tes atau check up bila data rekam medis sudah
tercatat melalui PCare BPJS. Pasien datang langsung mendapatkan
penanganan yang semestinya didapatkan.
c) Data pasien terintegrasi
PCare BPJS membuat data pasien dapat diakses oleh Puskesmas, Klinik,
atau Rumah Sakit berikut semua rekam medis dari pasien tersebut,
sehingga pasien dapat ditanggani dengan cepat dan tepat dalam terapi
pengobatannya.
Menurut asumsi penulis untuk sistem pelaksanaan rujukan pasien
BPJS telah sesuai dengan yang disediakan BPJS yaitu aplikasi Pcare dimana
dengan aplikasi ini dapat mempermudah sistem rujukan ataupun akses
kesehatan.

2. Prosedur Kasus Rujukan


berdasarkan observasi diketahui bahwa di Puskesmas Bantaian
sistem rujukan terlaksana sesuai dengan Prosedur Rujukan. Pelaksanaan
sistem rujukan dalam menjalankan prosedur klinis telah sesuai dengan
prosedur rutin yang telah ditetapkan dalam SOP rujukan Puskesmas.
Sesuai dengan Permenkes No 001 Tahun 2012 pasal 4 ayat 2
menyatakan bahwa pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat
diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.Walaupun
sebagian besar masyarakat telah mengerti hal tersebut masih dijumpai
36

sebagian kecil masyarakat peserta KIS yang tinggal daerah terpencil tidak
mengerti tentang kelengkapan syarat administrasi rujukan bila ingin
mendapatkan pelayanan di rumah sakit, hal ini disebabkan oleh kurangnya
penyebaran informasi yang diterima oleh masyarakat tersebut.
Pada dasarnya, prosedur fasilitas pemberi pelayanan kesehatan
pengirim rujukan adalah sebagai berikut:
a) Menjelaskan kepada para pasien atau keluargany tentang alasan rujuk
b) Melakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang dituju sebelum
merujuk
c) Membuat surat rujukan dan juga melampirkan hasil diagnosis pasien dan
catatan medisnya
d) Mencatat pada register dan juga membuat laporan rujukan
e) Stabilisasi keadaan umum pasien, dan dipertahankan selama dalam
perjalanan
f) Pendampingan pasien oleh tenaga kesehatan
g) Menyerahkan surat rujukan kepada pihak-pihak yang berwenang di
fasilitas pelayanan kesehatan di tempat rujukan
h) Surat rujukan pertama harus berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan
primer, kecuali dalam keadaan darurat
i) Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Askes, Jamkesmas, Jamkesda,
SKTM dan badan penjamin kesehatan lainnya tetap berlaku
Menurut asumsi penulis dimana untuk prosedur kasus rujukan di
puskesmas sudah sesuai dengan prosedur rujukan, namun dalam
mensosialisasikannya masih belum optimal sehingga masih banyak peserta
yang kurang memenuhin syarat yang ada untuk rujukan ke pelayanan
kesehatan.

3. Sumber Daya Manusia


Berdasarkan observasi diketahui bahwa jumlah dokter di
Puskesmas Bantaian yaitu 3 orang dokter yang memberikan pelayanan
kesehatan dasar bagi 3.700 lebih jiwa diwilayah kerjanya. Jumlah
37

kunjungan pasien digunakan untuk menggambarkan cakupan pelayanan


poliklinik rawat jalan Puskesmas Bantaian bulan mei sampai oktober 2020.
Jumlah kunjungan pasien lebih tinggi dari jumlah pasien rujukan setiap
bulannya.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Menteri
kesehatan menetapkan kebutuhan tenaga kesehatan sesuai jenis tenaga,
jumlah, dan kriteria serta pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit lokasi
penempatan secara nasional ( permenkes RI No. 26 Tahun 2017).
Menurut peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2017 Tentang
Pemerataan peserta Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, yang
menyebutkan bahwa “ rasio ideal antara jumlah dokter dan jumlah
penduduk di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yaitu 1 (satu) Dokter
berbanding 5000 (lima ribu) peserta.
Menurut asumsi penulis jumlah dokter di Puskesmas Bantaian tidak
perlu penambahan lagi karena untuk sementara cukup untuk pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat.

4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Rujukan


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa
Standar OPerasional Prosedur sistem rujukan sudah ada dan telah ditetapkan
berdasarkan kebijakan puskesmas, namun dalam mensosialisasikannya
masih belum optimal. Sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertical
maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan
kesehatanatau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan.
Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai
kebutuhan medis, yaitu :
38

a) Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas


kesehatan tingkat pertama.
b) Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat
dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua.
c) Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes skunder hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes primer.
d) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer.
SOP medis minimal yang harus dimiliki puskesmas dimiliki puskesmas
yaitu :
1) Pendaftaran, penerimaan pasien.
2) Pelayanan pasien UMUM, BPJS, Kartu Indonesia Sehat.
3) Pengiriman pasien yang akan dirujuk inter dan antar sarana
pelayanan kesehatan lain.
4) Persetujuan / penolakan tindakan medis
5) Pembayaran di Unit Gawat Darurat dan kebijakan perkecualian bagi
keluarga miskin
6) Manajemen keluhan bagi pasien, keluarga, dan pengunjung.
7) Pengisian kartu rawat jalan.
8) Penerimaan, penyimpanan, dan pemusnahan specimen.
9) Pemeriksaan laboratorium.
Menurut asumsi penulis dimana untuk SOP sistem rujukan sudah ada
dan telah ditetapkan, penerapan yang baik sehingga sistem rujukan ataupun
akses kesehatan terlaksana dengan baik.
39

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
untuk sistem rujukan pasien BPJS telah menggunakan aplikasi BPJS
yaitu Pcare (Primary Care) yang lebih mudah, cepat dan terintegritas.
2. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
untuk sumber daya manusia (Rekam Medis) dimana petugas Rekam
Medis tidak berlatar belakang pendidikan Rekam medis dan perlu
penambahan petugas.
3. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
untuk prosedur kasus rujukan pasien telah terlaksana sesuai dengan
prosedur rujukan yang telah ditetapkan BPJS. terkait komunikasi pra
rujukan yaitu Puskesmas hanya beberapa kali menghubungi rumah sakit
rujukan setelah pasien menyelesaikan administrasi sebelum rujukan,
karena penentuan tujuan rujukan sudah tersedia dalam aplikasi yang
disediakan BPJS.
4. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
adanya standar operasional prosedur (SOP) untuk kasus rujukan, untuk
alur sistem rujukan telah menggunakan SOP namun dalam
mensosialisasikannya masih belum optimal.

B. Saran
1. Sebaiknya pihak Puskesmas Bantaian setiap melakukan rujukan
berkomunikasi melalui telepon dengan rumah sakit tujuan untuk
memastikan kesediaan fasilitas rujukan. Perlu konsistensi untuk tetap
berkomunikasi lewat telfon meskipun telah ada SISRUTE yang mengatur
tujuan rujukan.
40

2. Sebaiknya puskesmas Bantaian memiliki petugas rekam medis dengan


latar belakang pendidikan minimal D3 Rekam Medis.
3. Sebaiknya dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang prosedur
rujukan terutama rujukan BPJS.
DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo, (2014)Panduan Praktis Menyusun SOP (Standard Operating


Procedure.
Cindi Faulina Andita, (2016)Jurnal IKESMA Vol 12, No 2.
Dirjen BUK Kesmenkes RI (2012)Badan Pelayanan Jaminan Sosial.
Ery Rustianto, (2009). Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan.
Gunarti Rina. (2019). Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan.
Herlambang,S.(2016).Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit.Yogyakarta
:Gosyen Publishing.
Indrianingrum, I. & Handayani. K. O (2017). Input Sistem Rujukan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)Kabupaten
Jepara,(https://s.docworkspace.com/d/AO0y7hmTr8gtounatdKmFA).2 (2) (2017)
140-147.Diakses Tanggal 19 Desember 2019.
Lusiana Apriliani, (2018).Karakteristik Dan Pengetahuan Pasien Tentang BPJS
Kesehatan Di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, Jurnal
Penelitian dan Pengenmbangan Pelayanan Kesehatan vol 2, No 3,
Desember 2018
Natoatmodjo, (2004) Puskesmas
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 26 (2017) TentangPedoman
Pengadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Dalam Mendukung
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 28 (2014) tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 71 (2013) Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada JKN.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 75 (2014) Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 001 (2012) Tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
21

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 269 (2008) Tentang Rekam


Medis.
Ratnasari, D. (2017). Analisis Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang Bagi
Peserta JKN di Puskesmas X Kota Surabaya,
(https://e-journal.unair.ac.id/JAKI/article/download/4642/4364), Vol 5 No
2.Diakses tanggal 19 Desember 2019.
Salamate Grace. (2014).Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara, Jikmu,
Suplemen Vol 4, No 4
Undang – Undang RI No 24 (2011)Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Undang-Undang Republik Indonesia No 36 (2009) Tentang Kesehatan
Undang-Undang No 44 (2009) Tentang Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai