SKRIPSI
SKRIPSI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iv
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
v
NURSING PROGRAM
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
ABSTRACT
Reduced social interaction in the elderly can cause feelings of isolation, so that the
elderly choose to be alone and feel isolated and ultimately depression, so this can
affect the quality of life in the elderly. This research was conducted at Harapan
Raya Health Center Pekanbaru. This type of research is a quantitative research
with a research design is a correlation design using a cross sectional study
approach. The population in this study were 315 elderly and the sample in this
study was 76 elderly respondents. The research instrument used a social
interaction questionnaire and the WHOQOL-BREF questionnaire for quality of
life. The results showed that there was a relationship between social interaction
and quality of life with a p value of 0.00 < from 0.05. This shows that the elderly
who have an OR value of 5,600 have the opportunity to have a good quality of life
compared to the elderly who have low social interaction. For further researchers,
it is recommended to look for other factors such as heredity, dietary factors,
disease factors, psychological factors and others related to social interaction with
quality of life and increase the number of respondents.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini
dengan Judul “Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Di
Puskesmas Harapan Raya”
Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih pada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan, kepada yang
terhormat
1. Dr. Hj. Deswinda, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua STIKes Payung Negeri
Pekanbaru.
2. Ns. Fitri Dyna, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKes
Payung Negeri Pekanbaru.
3. Dr. Ezalina, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan
banyak waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan pengarhan dan saran-
saran selama penyusunan skripsi ini.
4. Penguji I Ns. Candra saputra, M.Kep selaku penguji yang telah meluangkan
banyak waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan peangarahan dan saran-
saran selama penyusunan skripsi ini.
5. Penguji II Ns. M. Zul’irfan, M.Kep selaku penguji yang telah meluangkan
banyak waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan pengarahan dan saran-
saran selama penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf STIKes Payung Negeri Pekanbaru yang telah memberi
dorongan dan motivasi kepada peneliti sehingga dapat meyelesaikan studi
dengan baik.
7. Kepada ayahanda Ahmadi, ibunda Sarmiati beserta keluarga yang telah banyak
memberi dukungan, semangat dan dorongan serta do’a yang tiada henti-
hentinya kepada peneliti, berupa moril dan materil sehingga dapat,
menyelesaikan skripsi di STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
8. Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
yang telah memberikan masukan, dorongan dan semangat kepada peneliti.
vii
Disamping itu harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat dan peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
skripsi penelitian ini.
( Peneliti )
viii
DAFTAR ISI
ix
D. Hipotesis ...................................................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 22
A. Jenis dan Desain Penelitian ......................................................................... 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 22
C. Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian ................................................. 23
D. Instrumen Penelitian .................................................................................... 25
E. Definisi Operasional .................................................................................... 27
F. Etika Penelitian ............................................................................................ 28
G. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................................... 29
H. Analisa Data................................................................................................. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 32
A. Hasil Analisa Univariat................................................................................ 32
B. Analisa Bivariat ........................................................................................... 33
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 35
A. Analisa Univariat ......................................................................................... 35
B. Analisis Bivariat .......................................................................................... 40
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 42
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 44
A. Kesimpulan .................................................................................................. 44
B. Saran ............................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR SKEMA
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan proses bertambahnya usia yang ditandai dengan
penurunan fungsi organ tubuh akibat dari berkurangnya jumlah dan
kemampuan sel tubuh, sehingga kemampuan jaringan tubuh untuk
mempertahankan fungsi secara normal berkurang. Meningkatnya usia
harapan hidup di Indonesia tentu berdampak pada bertambahnya jumlah
penduduk lansia di negeri ini. Hal ini menuntut pemerintah untuk
memberikan perhatian lebih pada lansia terutama yang berkaitan dengan
masalah kesehatan. Meningkatnya jumlah populasi dan angka harapan
lansia mengakibatkan berbagai masalah seperti masalah kesehatan,
psikologis dan sosial ekonomi akan dirasakan oleh lansia. Selain itu hal
tersebut juga akan mempengaruhi kesejahteraan lansia baik dari segi fisik,
mental, dan sosial. (Akbar, 2020)
Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan
setiap tahunnya pada tahun 2019 sebanyak 25,9 (9,7%) juta jiwa, tahun
2020 sebanyak 28,8 (11,34 %) juta jiwa, diprediksi akan terus mengalami
peningkatan pada tahun 2035 mencapai 48,2 (15,8%) juta jiwa. Indonesia
berada di posisi keempat setelah Cina, India, dan Jepang. Data lanjut usia
di Provinsi Riau tahun 2018 sebanyak 11.156 lansia dan pada tahun 2019
sebanyak 11.217 lansia, sedangkan jumlah lansia di kota Pekanbaru tahun
2018 sebanyak 56.430 dan pada tahun 2019 sebanyak 60.666 (Susanti &
Hasrianto, 2021).
Berdasarkan laporan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
pada bulan Maret 2019, angka kesakitan, yang merupakan indikator
status kesehatan, mencapai 26,2% pada lansia Indonesia (yang berarti:
satu dari empat lansia Indonesia mengalami sakit), dengan persentase
yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur lansia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2015 menunjukkan penyakit
terbanyak pada lanjut usia adalah hipertensi, artritis, stroke, Penyakit
1
2
merasa kesepian, oleh sebab itu interaksi sosial harus tetap dipertahankan
dan dikembangkan pada kelompok lansia. Lanjut usia yang dapat terus
menjalin interaksi sosial dengan baik dapat berpengaruh juga pada kualitas
hidupnya. (Athurrita, 2017)
Kualitas hidup dapat diartikan sebagai persepsi seseorang atau
individu mengenai keberfungsian mereka dalam berbagai bidang
kehidupan. Sejauh ini belum ada defenisi yang universal mengenai
kualitas hidup. Kualitas hidup seringkali digambarkan sebagai
kesejahteraan fisik, fungsional, emosional dan factor sosial. Kualitas hidup
menilai lima hal yaitu kemampuan berjalan, perawatan diri, aktivitas yang
biasa dilakukan, rasa nyeri atau rasa tidak nyaman, rasa cemas atau depresi
(Cahya et al., 2017).
Kualitas hidup adalah sejauh mana seseorang dapat merasakan dan
menikmati terjadinya segala peristiwa penting dalam kehidupannya
sehingga kehidupannya menjadi sejahtera jika seseorang dapat mencapai
kualitas hidup yang tinggi, maka kehidupan individu tersebut mengarah
pada keadaan sejahtera (wellbeing), sebaliknya jika seseorang mencapai
kualitas hidup yang rendah, maka kehidupan individu tersebut mengarah
pada keadaan tidak sejahtera (ill-being) (Cahya et al., 2017). Hal ini sesuai
dengan Risdianto dalam Cahya, (2017) yang menyebutkan bahwa
kesejahteraan menjadi salah satu parameter tingginya kualitas hidup lanjut
usia sehingga mereka dapat menikmati kehidupan masa tuanya.
Masalah psikologis pada lansia merupakan salah satu proses
penuaan yang akan dialami oleh semua lansia. Lansia akan mengalami
perubahan psikologis seperti short term memory, frustasi, kesepian, takut
kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan,
depresi, dan kecemasan. Masalah psikologis pada lansia biasanya terjadi
karena transisi peran pada lingkungan sosial, kehilangan, perubahan pada
fisiologis dan kematian. Perubahan psikologis yang dialami oleh lansia
akan mengakibatkan lansia secara perlahan menarik diri dari hubungan
dengan masyarakat sekitar sehingga dapat mempengaruhi interaksi sosial.
4
B. Rumusan Masalah
Perubahan psikologis yang dialami oleh lansia akan mengakibatkan
lansia secara perlahan menarik diri dari hubungan dengan masyarakat
sekitar sehingga dapat mempengaruhi interaksi sosial. Berkurangnya
interaksi sosial pada lansia dapat menyebabkan perasaan terisolir, sehingga
lansia memilih menyendiri dan merasa terisolasi dan akhirnya depresi,
maka hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pada lansia. Berdasarkan
latar belakang diatas dapat memberikan dasar bagi peneliti untuk
merumuskan suatu masalah “Apakah Ada Hubungan Antara Interaksi
Sosial Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Di Puskesmas Harapan Raya?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya gambaran hubungan antara interaksi sosial
dengan kualitas hidup pada lansia di Puskesmas Harapan Raya
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lansia di Puskesmas
Harapan Raya
b. Untuk mengetahui gambaran interaksi sosial lansia di Puskesmas
Harapan Raya
c. Untuk mengetahui hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup
pada lansia di Puskesmas Harapan Raya
6
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Tempat Penelitian
Dapat dijadikan sebagai pedoman atau bahan masukan dan
informasi bagi tenaga kesehatan, serta dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan pada masyarakat di lingkungan Puskesmas
Harapan Raya Kota Pekanbaru.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan
keperawatan gerontik tentang hubungan interaksi sosial dengan
kualitas hidup pada lansia.
c. Bagi Responden
Di harapkan untuk lansia dapat melakukan interaksi sosial dengan
baik agar kualitas hidup yang dimilikinya juga baik.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan data dasar
bagi peneliti lainnya, khususnya peneliti-peneliti yang akan
melakukan penelitian tentang hubungan interaksi sosial dengan
kualitas hidup pada lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Lansia merupakan suatu proses yang alami, semua orang akan
mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, dimana manusia akan mengalami penurunan
fisik, mental dan sosial secara bertahap (Ihsan et al., 2021). Lansia
merupakan proses bertambahnya usia pada seseorang dan adanya
penurunan fungsi organ tubuh, mengalami masalah masalah kesehatan
salah satunya adalah masalah sosial yang dialami oleh lansia. Lansia
tidak dapat bersosial seperti di usia sebelum lansia karena terdapat
masalah kesehatan yang menjadi penghambat dalam interaksi sosial
(Indrawati, 2019).
Menurut Destriande et al., (2021) kerentanan di masa tua dalam
kehidupan, lansia menghadapi sejumlah kesulitan yang berkaitan
dengan usia dan lingkungannya seperti menderita penyakit kronis,
kesepian dan kurangnya perlindungan sosial dan dalam banyak kasus
karena fisik dan mental disabilitas, kemandirian mereka terancam.
Masalah tersebut menyebabkan penurunan quality of life (QOL).
Penuaan dikaitkan dengan perubahan status kesehatan dan penurunan
kapasitas fungsional yang mempengaruhi kesejahteraan umum
individu dengan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular
kronis. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada aspek fisik,
mental, biologis, maupun sosial ekonomi, yang mana nantinya akan
menentukan pada kualitas hidup lansia tersebut. (Fakoya et al., 2018)
7
8
3. Klasifikasi Lansia
Menurut effendi dalam Indrawati, (2019) mengklasifikasikan
batasan-batasan umur lansia yang dikutip dari beberapa sumber
sebagai berikut:
a. Menurut WHO (World Health Organization) ada beberapa
batasan umur lansia, yaitu:
1) Usia pertengahan (middle age) berusia 45 – 59 tahun
2) Usia lanjut (elderly) berusia 60 – 74 tahun
3) Lansia tua (old) berusia 75 – 90 tahun
4) Lansia sangat tua (very old) berusia lebih dari 90 tahun
b. Menurut Dra. Jos Madani (Psikolog UI) terdapat empat fase
1) Fase inventus berusia 25 – 40 tahun
2) Fase virilities berusia 40 – 55 tahun
3) Fase presenium berusia 55 – 65 tahun
4) Fase senium berusia lebih dari 65 tahun
9
B. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Andesty & Syahrul (2019), dengan
judul hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di unit
pelayanan terpadu (UPTD) griya werdha kota surabaya. Penelitian
ini menggunakan desain studi cross sectional. Populasi penelitian
adalah semua lansia di UPTD Griya Werdha Kota Surabaya. Besar
sampel adalah sebanyak 52 lansia diambil menggunakan metode
simple random sampling.Variabel dependent penelitian adalah
kualitas hidup lansia dan variabel independen adalah interaksi
sosial. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner WHOQOL-
OLD. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara interaksi
sosial dengan kualitas hidup lansia di UPTD Griya Werdha Kota
Surabaya ( p-value = 0,017).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti et al., (2021) dengan
judul hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lanjut usia.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif corelatif study
dengan pendekatan cross sectional study. teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah total sampling jumlah sampel 161
lansia dari Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ada 3 yaitu data
demografi, kuesioner interaksi sosial lansia, dan kuesioner kualitas
hidup lansia berdasarkan WHOQOL-Bref dalam bentuk skala likert
dengan cara wawancara terpimpin. Analisis data yang digunakan
ialah Chi Square Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup (domain
kesehatan), kualitas hidup (domain psikosisial), kualitas hidup
(domain relasi sosial) lansia (p-value = 0,000) hal ini berhubungan
dengan kemampuan lansia dalam mempertahankan status sosial
berdasarkan kemampuannya bersosialisasi, interaksi sosial ( domain
kesehatan, domain psikososial, dan domain relasi sosial) suatu hal
yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup lansia
21
C. Kerangka Konseptual
Skema 2.1
Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
22
23
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Uraian Bulan
kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
(pengajuan
judul)
2 Pembuatan
proposal
3 Seminar
proposal
4 Pengolahan
data (Analisa
data)
5 Penyusunan
laporan skripsi
6 Presentasi
seminar hasil
skripsi
𝑵
𝒏=
𝟏 + (𝑵 . 𝒆𝟐 )
Ket :
n : Jumlah sample
N : Jumlah populasi
e : Tingkat kesalahan dalam penelitian
N
n=
1 + (N . 𝑒 2 )
315
n=
1 + (315 X 0,1)2
315
n=
1 + (315 X 0,01)
315
n=
1 + 3,15
315
n=
4,15
3. Sampling
Sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probability sampling dengan metode purposive sampling, yaitu
pengambilan sempel secara sengaja sesuai dengan sampel yang
25
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau alat pengumpulan data adalah alat-alat
yang akan digunakan untuk menggumpulkan data. Instrumen penelitian ini
dapat berupa kuesioner (daftar pertanyaan) dan formular yang lain yang
berkaitan dengan pencatatan data (Notoadmojo, 2012). Dalam penelitian
ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner yang mengacu
pada kerangka konsep dibuat oleh peneliti berdasarkan teori-teori yang
sudah ada. Kuesioner terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum
terdiri dari inisial responden, umur, jenis kelamin, Pendidikan terakhir dan
pekerjaan lansia. Data khusus terdiri dari kuesioner interaksi sosial dan
kualitas hidup.
1. Kuesioner Interaksi Sosial
Instrumen yang diggunakan adalah kuesioner adobsi dari Indrawati
(2019), yang sudah dimodifikasi oleh peneliti terdiri dari 20 pertanyaan
yang disusun menggunakan 4 indikator interaksi sosial yaitu kerjasama,
akomodasi persaingan dan pertentanggan. Penelitian yang diggunakan
dalam kuesioner ini dengan menggunakan skala Likert.
26
Tabel 3.2
Indikator Kuesioner Interaksi Sosial
Indikator Nomor Item Pertanyaan
(+) (-)
Kerjasama 1, 2, 3, 4, 5, -
Persaingan 6, 7, 8 9, 10
Pertentangan - 11, 12, 13, 14, 15
Akomodasi 17, 18, 19, 20 16
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat
diamati itulah merupakan dari kunci definisi operasional (Nursalam,
2017). Sedangkan menurut Setiadi, (2013) definisi operasional adalah
penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam
penelitian secara operasional sehingga mempermudah pembaca dalam
mengartikan makna penelitian.
Variabel-variabel yang akan diteliti yaitu :
1. Variabel independent yaitu interaksi sosial
2. Variabel dependen yaitu kualitas hidup
Tabel 3.4
Definisi Operasional
F. Etika Penelitian
Menurut Nursalam, (2017), dalam melakukan penelitian khususnya
jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus
memahaami hak dasar manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia
yang harus dipahami adalah prinsip manfaat, prinsip menghormati manusia,
prinsip keadilan. Ditempat penelitian, peneliti akan melaksanakan penelitian
dengan melakukan penekanan pada masalah etika yang meliputi :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden
sebelum dilakukan penelitian agar responden mengetahui dan
memahami maksud dan tujuan dari penelitian serat dampak yang akan
terjadi selama dalam pengumpulan data. Responden yang bersedia
harus menandatangi lembar persetujuan yang diberikan, jika tidak
bersedia maka peniliti harus menghormati hak-hak responden.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar
pengumpulan data yang diisi oleh responden guna menjaga
kerahasiaan identitas responden. Lembar tersebut akan diberi kode
tertentu.
3. Confidence (Kerahasiaan)
Peneliti akan menjaga kerahasiaan data yang telah diberikan oleh
responden. Kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau
dilaporkan pada hasil penelitian.
4. Veracity (Kejujuran)
Kejujuran merupakan upaya untuk menyampaikan kebenaran
informasi yang diberikan, tidak melakukan kebohongan, dalam hal ini
peneliti memberikan informasi yang benar kepada responden.
29
H. Analisa Data
Menurut (Notoadmojo, 2012), analisa data berguna untuk menyederhana
kan sehingga mudah untuk ditafsirkan.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mengetahui gambaran presentasi
masing-masing variabel yaitu variabel interaksi sosial dan variabel kualitas
hidup di Puskesmas Harapan Raya. Analisa univariat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif yang digunakan
31
Tabel 3.5
Hubungan Kualitas Hidup Lansia Terhadap Interaksi Sosial
Interaksi Sosial Kualitas Hidup N
Baik Buruk
Tinggi a b a+b
Rendah c d c+d
N a+c b+d a+b+c+d
Keterangan :
a = Interaksi sosial tinggi dengan kualitas hidup baik
b = Interaksi sosial tinggi dengan kualitas hidup buruk
c = Interaksi sosial rendah dengan kualitas hidup baik
d = Interaksi sosial rendah dengan kualitas hidup buruk
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 23 Mei – 7 Juni 2022
diperoleh data mengenai Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup pada
Lansia di Puskesmas Harapan Raya, dengan melibatkan 76 responden. Data
tersebut dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian dapat dilihat
sebagai berikut:
A. Hasil Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang digunakan untuk mendapatkan
data mengenai karakteristik responden serta masing-masing variabel yang
meliputi jenis kelamin, umur, dan pekerjaan. Hasil analisa univariat yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Lansia
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Lansia di Puskesmas
Harapan Raya Pekanbaru
Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki - Laki 27 35.5
Perempuan 49 64.5
Total 76 100
Usia
45 – 59 (Pre elderly) 42 55.3
60 – 74 (Elderly) 30 39.5
75 – 90 (Old) 4 5.3
Total 76 100
Pendidikan
Tidak Sekolah 7 9.2
SD 35 46.1
SMP 11 14.5
SMA 16 21.1
Perguruan Tinggi 7 9.2
Total 76 100
Pekerjaan
Masih Bekerja 42 55.3
Tidak Bekerja 34 44.7
Total 76 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
32
33
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Hidup Lansia di Puskesmas Harapan
Raya Pekanbaru
Kualitas Hidup Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 40 52.6
Buruk 36 47.4
Total 76 100 %
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Tabel 4.3 dari 76 responden terdapat lebih dari separuhnya
memiliki kualitas hidup baik yaitu sebanyak 40 responden (52,6 %).
B. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas (interaksi sosial) dengan variabel terikat (kualitas hidup).
Dengan menggunakan hasil uji chi square, hasil analisa bivariat dalam
penelitian dapat dilihat sebagai berikut :
34
Tabel 4.4
Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di Puskesmas Harapan
Raya Pekanbaru
Interaksi Kualitas Hidup
Sosial Baik Buruk Total P Value OR ((95%CI)
N % N % n (%)
Tinggi 32 68.1 15 31.9 47 (100) 0.00 5.600 (2.020-15.521)
Rendah 8 27,6 21 72.4 29 (100)
N 40 52.6 36 47.4 76 (100)
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
35
2. Umur
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 76 responden
didapatkan bahwa lebih dari separuhnya responden 45-59 (Pre elderly)
tahun, yaitu sebanyak 42 responden (55,3 %). Rentang umur responden
ini termasuk dalam kategori lanjut usia atau lansia. Hal ini sesuai
dengan Menurut World Health Organization (WHO), yaitu usia lanjut
dibagi menjadi empat kriteria: usia pertengahan (middle age) yaitu 45-
59 tahun, lanjut usia (elderly) yaitu 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)
yaitu 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) yaitu diatas 90 tahun.
Menurut WHO usia diatas 45 tahun termasuk pada masa pre
elderly (usia pertengahan) atau masa degenerasi dimana pada masa ini
kemampuan berinteraksi seseorang menjadi berkurang. Menurut
Schulz dan Allen dalam Masithoh et al. (2022), teori panjang umur
berdasarkan jaringan sosial bahwa interaksi sosial memiliki pengaruh
yang tinggi terhadap kesehatan dan usia lanjut.
Menurut asumsi peneliti responden yang berusia 45-59 (Pre
elderly) lebih banyak dikarenakan lebih memperhatikan kondisi
kesehatannya, masih sanggup untuk pergi sendiri ke Puskesmas, masih
kuat dalam berpikir dan mengambil keputusan untuk hidup sehat.
3. Tingkat Pendidikan
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 76 responden hampir
separuhnya berpendidikan SD yaitu sebanyak 35 lansia (46,1 %). Hal
ini sejalan dengan penelitian Prasetia (2021), dimana didapatkan
mayoritas responden yaitu berpendidikan SD yaitu sebanyak 89
(77.4%) dikarenakan secara keseluruhan tingkat pendidikan lansia
umumnya rendah, seperti halnya kondisi pendidikan penduduk di
Indonesia pada umumnya.
Pendidikan secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi
interaksi sosial. Lansia yang sulit melakukan interaksi cenderung
memiliki tingkat pendidikan yang rendah, disebabkan karena
kurangnya pengetahuan pada seseorang yang berpendidikan rendah
terhadap kesehatan dan sulit atau lambat menerima informasi
(penyuluhan) yang diberikan oleh petugas sehingga berdampak pada
perilaku/pola hidup sehat (Ardiani et al., 2019).
Berdasarkan pernyataan peneliti berasumsi bahwa masih banyak
lansia yang memiliki tingkat pendidikan rendah seperti tidak bersekolah
sehingga lansia tidak mengetahui pentingnya melakukan interaksi sosial
seperti berkumpul bersama teman sesama lansia, dan mengikuti
kegiatan yang ada disekitar lingkungan Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin peduli dalam kesehatan dirinya, dan
sebaliknya semakin rendah pendidikan seseorang semakin tidak peduli
dengan kesehatannya.
4. Pekerjaan
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 76 responden
didapatkan bahwa lebih dari separuhnya masih bekerja yaitu sebanyak
42 lansia (55,3 %).
Menurut Cahya et al. (2017), bahwa pada lansia terjadi
perubahan- perubahan, diantaranya perubahan fisik, tidak hanya itu
saja pada lansia juga muncul masalah-masalah kesehatan seperti nyeri
pinggang, keluhan pusing-pusing, mudah lelah, dan nyeri pada sendi
pinggul. Sehingga dari hal tersebut menyebabkan lansia tidak bekerja.
Menurut Ardiani et al., (2019) terdapat perbedaan kualitas hidup antara
penduduk yang tidak bekerja (sedang mencari pekerjaan) dan
penduduk yang tidak mampu bekerja (memiliki disability tertentu).
Menurut asumsi peneliti banyaknya lansia yang bekerja
dikarenakan secara fisik dan mental masih mampu dan kuat bekerja,
dan alasan terbanyak yaitu karena desakan ekonomi, yang mana untuk
menghidupi keluarga, anak, dan cucu yang masih tinggal dengan
lansia, karena anaknya pun berada dalam serba kekurangan.
5. Interaksi Sosial
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa lansia di
Puskesmas Harapan Raya dari 76 responden lebih dari separuhnya
memiliki interaksi sosial tinggi yaitu, 46 responden (61,8 %), artinya
lansia lebih banyak yang berhubungan baik dengan orang lain,
walaupun demikian data menunjukkan masih ada lansia yang
memiliki interaksi sosial yang rendah sebanyak 29 orang (38,2%).
Menurut Damayanti et al., (2021) interaksi sosial yang baik
memungkinkan lansia untuk mendapatkan perasaan memiliki suatu
kelompok sehingga dapat berbagi cerita, berbagi minat, berbagi
perhatian dan dapat melakukan aktivitas secara bersama-sama yang
kreatif dan inovatif. Lansia dapat berkumpul bersama orang seusianya
sehingga mereka dapat saling menyemangati dan berbagi mengenai
masalahnya.
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian
Widodo et al (2017), interaksi sosial pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Pekauman Banjarmasin sebagian besar memiliki interaksi
sosial yang baik yaitu 72 orang (73,5%) dan interaksi sosial buruk 26
orang (26,5 %). Kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi
sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya
berdasarkan kemampuan untuk berinteraksi.
Menurut asumsi peneliti lansia sebagian besar memiliki interaksi
sosial yang baik karena yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah lansia dengan syarat masih bisa beraktifitas dan berumur 45-59
tahun, dimana lansia tersebut masih terlihat masih sehat fisik maupun
psikisnya sehingga mampu untuk melakukan interaksi sosial..
6. Kualitas Hidup
Hasil penelitian didapatkan bahwa lansia di Puskesmas Harapan
Raya dari 76 responden terdapat lebih dari separuhnya memiliki
kualitas hidup baik yaitu sebanyak 40 responden (52,6 %), artinya
lansia lebih banyak merasa nyaman secara fisik, psikologis maupun
sosial serta secara optimal memanfaatkan hidupnya untuk kebahagian
dirinya maupun orang lain, meskipun demikian masih terdapat lansia
yang memiliki kualitas hidup kurang baik yang berarti lansia tersebut
tidak merasa nyaman dalam kehidupannya.
Menurut Prasetia (2021), setiap individu memiliki kualitas hidup
yang berbeda tergantung dari masing-masing individu dalam
menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapi
dengan positif maka akan baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain
halnya jika menghadapi dengan negatif maka akan buruk pula kualitas
hidupnya.
Kualitas hidup diartikan sebagai persepsi individu mengenai
keberfungsian mereka di dalam bidang kehidupan, lebih spesifiknya
adalah penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan,
dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dalam
kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang
menjadi perhatian individu (Oktavianti & Setyowati, 2020).
Hasil penelitian ini menunjukan kesamaan dengan penelitian
Budiarti et al (2020), di Posyandu Lansia Melati Dusun Karet
Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Yogyakarta, menunjukkan bahwa
mayoritas responden memiliki kualitas hidup kategori baik yaitu 40
lansia (80%). Lansia yang memiliki kualitas hidup baik dapat berarti
lansia tersebut masih bisa menerima keadaan yang ada pada dirinya,
bisa melakukan aktivitasnya sesuai dengan kemampuannya, tetap
merasa bahagia, dan juga bisa menikmati masa tua dengan penuh
makna, berguna dan berkualitas.
Hal ini sesuai dengan penjelasan Athurrita (2017), menyebutkan
bahwa kesejahteraan menjadi salah satu parameter tingginya kualitas
hidup lanjut usia sehingga mereka dapat menikmati kehidupan masa
tuanya dengan bahagia. Bahwa kualitas hidup adalah persepsi individu
mengenai posisi mereka dalam hidup dan hubungannya dengan tujuan,
harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang. Kualitas
hidup diukur berdasarkan empat dimensi, yaitu: dimensi kesehatan
fisik, dimensi kesejahteraan psikologis, dimensi hubungan sosial,
dimensi hubungan dengan lingkungan. Kualitas hidup menurut World
Health Organization (WHO) adalah persepsi seseorang dalam konteks
budaya dan norma sesuai dengan tempat hidup orang tersebut
berkaitan dengan tujuan, harapan, standar dan kepedulian selama.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia antara
lain kesehatan lansia, tempat tinggal, dan dukungan keluarga.
Menurut asumsi peneliti lansia yang memiliki kualitas hidup
cukup baik adalah lansia yang menerima hidup dengan apa adanya,
merasa puas terhadap kondisi tempat tinggalnya dan terhadap dirinya
sendiri serta menerima penampilan tubuh apa adanya. Lansia memiliki
transportasi yang digunakan untuk beraktivitas, adanya dukungan
keluarga untuk tetap menjalani hidup dengan semangat, memiliki
cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memiliki
tenaga yang cukup untuk beraktivitas sehari-hari.
B. Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, dari 47 responden yang
memiliki interaksi sosial tinggi didapatkan mayoritas responden yang
memiliki kualitas hidup baik sebanyak 32 responden (68,1 %) dan 15
responden (31,9 %) memiliki kualitas hidup buruk. Sedangkan dari 29
responden yang memiliki interaksi sosial rendah didapatkan mayoritas 21
responden (72,4 %) memiliki kualitas hidup buruk dan 8 responden (37,6
%) memiliki kualitas hidup baik. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai
p value yaitu 0,00 (a=0,05). maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup pada
lansia di Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru
Hal ini sejalan dengan penelitian Widodo et al., (2017) dengan judul
“Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin” lansia sebagian besar
memiliki interaksi sosial yang baik yaitu 72 orang (73,5%) dan sebagian
besar memiliki kualitas hidup yang baik yaitu sebanyak 62 orang (63,3%).
Ada hubungan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup pada lansia di
wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin (p = 0,000 < α 0,05).
Lansia yang aktif secara sosial lebih cenderung menyesuaikan diri terhadap
penuaan dengan baik.
Interaksi sosial memungkinkan responden untuk meningkatkan
komunikasi dengan orang lain, adanya komunikasi dengan orang lain dapat
membuat lansia memahami lingkungannya secara baik misalnya tentang
kejadian atau penyakit yang dialami orang lain sehingga lansia memperoleh
informasi tersebut dan tentunya dapat menggunakannya agar mencegah atau
menghindari penyakit yang dialami orang tersebut sehingga kualitas hidup
fisik lansia dapat terjaga dengan baik.
Lansia adalah makhluk sosial yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan sosial. Lansia mengalami penurunan fisik dan psikologis yang
tentunya membutuhkan orang lain, adanya hal tersebut tentunya membuat
lansia mau tidak mau harus berinteraksi dengan orang lain yang dapat
dilakukan dengan berkomonikasi, bahkan sebagian besar dari waktu lansia
digunakan untuk berkomunikasi. Mengingat frekuensi kegiatan komunikasi
lebih besar dibandingkan dengan kegiatan lainnya, maka dapat dikatakan
bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi lansia,
dengan kata lain kualitas hidup lansia juga ditentukan oleh komunikasi.
Interaksi sosial yang kurang cenderung memiliki kualitas hidup yang
kurang, hal ini dapat disebabkan karena dengan adanya kurang interaksi
sosial secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap pengetahuan
atau informasi yang didapatnya dan juga menyebabkan kekurangan
perhatian dari orang lain yang selanjutnya akan berdampak pada kualitas
hidup lansia tersebut. (Prasetia, 2021)
Lansia perlu diberi kesempatan untuk bersosialisasi atau berkumpul
dengan orang lain sehingga dapat mempertahankan keterampilan
berkomunikasi, juga untuk menunda kepikunan (Ardiani et al., 2019).
Interaksi sosial merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas hidup, berkurangnya interaksi sosial pada lansia dapat
menyebabkan perasaan terisolir, sehingga lansia menyendiri dan mengalami
isolasi sosial dengan lansia merasa terisolasi dan akhirnya depresi, maka hal
ini dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia (Eva, 2018).
Menurut asumsi peneliti interakasi sosial di wilayah Puskesmas
Harapan Raya Kota Pekanbaru cukup baik. Dapat dilihat bahwa banyaknya
lansia yang melakukan kegiatan didalam maupun diluar rumah seperti
kegiatan arisan, kegiatan gotong royong, dan perkumpulan RT/RW dan lain-
lain. Selain itu faktor pekerjaan menjadi salah satu yang paling banyak
lansia untuk bertemu, mengobrol, dan saling berinterkasi satu sama lain.
sehingga kulitas hidup lansia menjad baik. Sebaliknya jika interaksi sosial
kurang, tidak mau keluar rumah, kesepian, dan kurangnya dukungan
keluarga, maka kualitas hidup lansia akan menurun.
Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kegiatan
penyuluhan kepada lansia dan keluarga mengenai kualitas hidup dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya yang salah satunya adalah interaksi sosial.
Penyuluhan dilakukan dengan cara yang mudah dipahami dan mudah
diingat oleh masyarakat setempat yaitu melalui pemasangan poster dan
leaflet. Keluarga lansia juga harus lebih sering melakukan komunikasi
kepada lansia agar lansia merasa lebih diperhatikan.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dan diusahakan sesuai prosedur
ilmiah, namun demikian peneliti menyadari masih banyak kekurangan
dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa
keterbatasan antara lain :
1. Lansia yang diteliti adalah lansia yang berkunjung ke Puskesmas melalui
pembagian kuesioner, sehingga peneliti tidak dapat melihat secara
langsung interaksi sosial pada lansia.
2. Penelitian yang terbatas karena hanya menggunakan satu variabel yang
mempengaruhi kualitas hidup yaitu interaksi sosial masih terdapat
variabel lain yang dapat menjelaskan pengaruh kualitas hidup.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang “ hubungan interaksi sosial dengan
kualitas hidup pada lansia di puskesmas harapan raya” yang telah
dilakukan dari mei – juni 2022 dengan jumlah 76 responden dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian dari 76 responden, lebih dari separunya memiliki
interaksi sosial tinggi yaitu, 47 responden (61,8 %) dan interaksi sosial
rendah 29 responden (38,2 %)
2. Hasil penelitian dari 76 responden terdapat lebih dari separuhnya
memiliki kualitas hidup baik yaitu sebanyak 40 responden (52,6 %)
dan kualitas hidup buruk 36 responden (47,4%).
3. Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik Chi Square
didapatkan nilai p value yaitu 0,00 (a=0,05). Dengan demikian Ho
ditolak yang artinya ada Hubungan antara Interaksi Sosial dengan
Kualitas Hidup pada Lansia di Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru
B. Saran
1. Bagi tempat penelitian
Disarankan kepada kepala puskesmas dan perawat agar
menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu masukan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan interaksi
sosial dengan kualtas hidup pada lansia.
2. Bagi institusi keperawatan
Diharapkan bagi institusi pendidikan STIKes Payung Negeri,
penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi atau bahan rujukan
dalam pembelajaran dibidang kesehtan khususnya keperawatan
gerontik, agar dapat terus mengembangkan penelitian tentang interaksi
sosial pada lansia serta kualitas hidup pada lansia.
44
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mencari faktor lain
sepertesi faktor keturunan, faktor pola makan, faktor penyakit, faktor
psikologis dan yang lainnya yang berhubungan dengan interaksi sosial
dengan kualitas hidup serta memperbanyak jumlah responden.
DAFTAR PUSTAKA
Andesty, D., & Syahrul, F. (2019). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas
Hidup Lansia Di Unit Pelayanan Terpadu (Uptd) Griya Werdha Kota
Surabaya Tahun 2017. The Indonesian Journal of Public Health, 13(2), 171.
https://doi.org/10.20473/ijph.v13i2.2018.171-182
Budiarti, A., Indrawati, P., & Wasisto, S. (2020). Hubungan Interaksi Sosial
Dengam Kualitas Hidup Usia Lanjut 13, 124–133
Cahya, E., Harnida, H., & Indrianita, V. (2017). Hubungan Dukungan Sosial
Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Posyandu Lansia Wiguna Karya
Kebonsari Surabaya. Jurnal Keprawatan Dan Kebidanan, 0231, 36.
Cahyo, I. (2018). Hubungan Aktivitas Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia Pada
Penderita Hipertensi Di Padukuhan Kaliwanglu Wetan Harjobinangun
Pekem Sleman Jogyakarta. Jurnal Keperawatan, vol 4 no 1.
Damayanti, I., HS, I., & Khairani. (2021). Hubungan Interaksi Sosial Dengan
Kualitas Hidup Lanjut Usia. XII(1), 33–42.
Destriande, I. M., Faridah, I., Oktania, K., & Rahman, S. (2021). Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas Hidup Pada Lanjut Usia. Jurnal Psikologi, 2(1), 1–
9. www.jurnal.uwp.ac.id/fpsi/index.php/psikowipa/article/download/41/15
Ihsan, A., Sugianto, & Sumarlan. (2021). Hubungan Interaksi Sosial, Spiritual
Dan Psikologis Di Dusun Keppe Desa Rantebelu Kecamatan Larompong
Kabupaten Luwu Tahun 2021. 6(2).
Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. (2018). Peningkatan Kualitas Hidup
Lanjut Usia (Lansia) Di Kota Depok Dengan Latihan Keseimbangan. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 21(2), 109–116.
https://doi.org/10.7454/jki.v21i2.584
Masithoh, A. R., Kulsum, U., Parastuti, F., Widiowati, I., & Kudus, U. M. (2022).
Hubungan Interaksi Sosial Dan Fungsi Keluarga. 13(1), 176–184.
Rosnadia, A., & Rahmah, D. (2021). Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan
Tingkat Depresi Pada Lansia. Journals.Umkt.Ac.Id, 3(1), 2021.
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/2544
Rumawas, M. E. (2021). Pengukuran Kualitas Hidup Sebagai Indikator Status
Kesehatan Komprehensif Pada Individu Lanjut Usia. Jurnal Muara Medika
Dan Psikologi Klinis, 1(1), 71. https://doi.org/10.24912/jmmpk.v1i1.12088
Susanti, N. S., & Hasrianto, N. (2021). Kondisi Lingkungan Sosial Dan Psikologi
Lansia Di Panti Sosial Husnul Khotimah Pekanbaru. PREPOTIF : Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 5(1), 188–194.
https://doi.org/10.31004/prepotif.v5i1.1397
Tri Widodo, W. (2022). Hubungan antara interaksi sosial dengan tingkat depresi
pada lansia di panti sosial tresna werdha khusnul khotimah pekanbaru.
Trisnawati, P., Odi, R., & Mario, E. (2017). Hubungan Interaksi Sosial Dengan
Kualitas Hidup Lansia Di Bplu Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal
Keperawatan UNSRAT, 5(1), 1–9.
Kepada Yth
Calon Responden
Dengan hormat,
Peneliti
Lampiran 2:
Setelah dijelaskan maksud dari penelitian, saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Payung
Negeri Pekanbaru yaitu :
Nama :
Usia :
Responden
( )
Lampiran 3 :
Petunjuk Pengisian:
1. Semua pertanyaan harus dijawab
2. Berilah tanda checklist (√) pada tempat yang disediakan dan isilah titik-
titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab.
3. Setiap pertanyaan diisi sesuai dengan data diri Anda.
4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.
1. Nama (inisial) :
SD SMA
Perguruan Tinggi
60-74 > 90
8. Secara umum,
seberapa aman 1 2 3 4 5
perasaan Anda dalam
kehidupan
sehari-hari?
9. Seberapa sehat
lingkungan dimana
lansia tinggal 1 2 3 4 5
(berkaitan dengan
sarana dan
prasarana)?
Pertanyaan berikut adalah tentang bagaimana Anda benar-benar mengalami
ataumampu melakukan hal-hal berikut dalam 2 minggu terakhir.
No Pertanyaan Tida Sedikit Sedang Sering Sepenuh
k kali nya
sama dialami
sekali
10. Apakah Anda memiliki
cukup energi untuk 1 2 3 4 5
beraktivitas sehari-hari?
11. Apakah Anda dapat
menerima penampilan 1 2 3 4 5
tubuh Anda?
12. Apakah Anda memiliki
cukup uang untuk
1 2 3 4 5
memenuhi kebutuhan
Anda?
13. Seberapa jauh Anda
mendapatkan informasi
yang Anda butuhkan 1 2 3 4 5
dalam kehidupan sehari-
hari?
14. Seberapa sering Anda
memiliki kesempatan
1 2 3 4 5
untuk bersenang-senang
atau rekreasi?
No Pertanyaan SS S KK TP STP
26 Seberapa sering anda merasa 1 2 3 4 5
kesepian, putus asa, dan cemas
RUMUS KUESIONER KUALITAS HIDUP
Kerjasama (Cooperation)
Persaingan (Competition)
No. Pernyataan SL SR K J TP
6 Saya berlomba mengajak teman 5 4 3 2 1
saya untuk membantu
menyelesaikan masalah dengan
lansia lain
7 Saya bersaing menggunakan 5 4 3 2 1
Bahasa Indonesia untuk
berkomunikasi dengan setiap
Orang
8 Saya berlomba menolong lansia 5 4 3 2 1
lain yang memerlukan bantuan
9 Saya iri dengan apa yang dimiliki 5 4 3 2 1
lansia lain
10 Saya ingin selalu lebih dari lansia 5 4 3 2 1
Lainnya
Pertentangan (Conflict)
No. Pernyataan SL SR K J TP
11 Saya bertengkar dengan lansia 5 4 3 2 1
lain
12 Saya memarahi lansia lain 5 4 3 2 1
13 Saya mengambil barang milik 5 4 3 2 1
lansia lain
14 Saya suka memaksa lansia lain 5 4 3 2 1
untuk melakukan yang saya mau
15 Jika saya ada masalah dengan 5 4 3 2 1
orang lain maka saya akan
mengatakan langsung pada orang
Tersebut
Persesuaian (Accomodation)
No. Pernyataan SL SR K J TP
16 Saya merasa sulit harus 5 4 3 2 1
berkomunikasi dengan lansia lain
17 Saya merasa nyaman dengan 5 4 3 2 1
lingkungan saya
18 Saya menolong lansia lain yang 5 4 3 2 1
memerlukan bantuan saya
19 Saya bergaul dengan orang-orang 5 4 3 2 1
yang berbeda suku dan agama
dengan saya
20 Saya dapat menghargai pendapat 5 4 3 2 1
orang lain.
Lampiran 4:
Lampiran 5 :
Lampiran 6 :
Lampiran 7 :
Lampiran 8 :
Lampiran 9 :
Interaksi sosial
No Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Kerjasama Persaingan Pertentangan Persesuaian Score Code
Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 P 50 SD Masih bekerja 3 3 4 4 3 4 3 4 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 51 1
3 P 59 SD Masih bekerja 2 2 4 4 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 4 55 0
5 L 50 SD Masih bekerja 2 4 2 5 4 4 2 4 1 1 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 50 1
6 L 50 SD Masih bekerja 4 3 3 3 3 4 2 3 1 1 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 52 1
8 P 59 SD Masih bekerja 3 4 3 3 3 4 3 3 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 56 0
9 L 60 SD Tidak bekerja 4 2 2 3 4 4 3 4 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 4 4 48 1
10 P 61 SD Tidak bekerja 4 4 3 2 4 4 2 4 1 1 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 52 1
13 P 66 SD Tidak bekerja 2 2 2 3 4 3 2 3 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 41 1
14 P 65 SD Masih bekerja 4 4 3 4 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 4 4 51 1
15 P 70 SD Tidak bekerja 4 4 3 3 4 4 2 4 2 2 1 1 2 1 4 3 3 3 4 4 58 0
19 L 79 SD Tidak bekerja 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 4 4 54 0
25 P 54 SD Masih bekerja 3 4 2 4 3 4 2 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 54 0
26 P 47 Tidak sekolah Masih bekerja 4 4 3 5 4 4 3 4 1 1 2 2 1 2 3 3 3 3 4 4 60 0
27 L 69 SD Tidak bekerja 3 3 2 3 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 3 4 4 3 3 56 0
28 L 65 SD Tidak bekerja 5 5 4 4 3 4 2 4 1 1 1 1 1 1 4 3 4 4 5 5 62 0
31 P 60 SD Tidak bekerja 5 5 3 4 4 4 3 4 2 2 1 1 2 1 3 2 3 3 5 5 62 0
35 P 55 SD Masih bekerja 2 3 4 3 4 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 3 4 4 2 2 47 1
36 P 70 SD Tidak bekerja 4 4 3 3 2 4 3 4 1 1 2 2 1 2 4 3 3 3 4 4 57 0
37 P 72 SD Tidak bekerja 3 4 3 4 4 3 3 3 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 50 1
41 L 66 SD Tidak bekerja 3 2 2 3 4 3 2 3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 45 1
42 P 68 SD Tidak bekerja 3 3 3 4 3 4 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 55 0
45 P 63 SD Tidak bekerja 3 3 3 4 3 4 3 4 1 1 1 1 1 1 4 3 3 4 4 4 55 0
46 P 65 SD Tidak bekerja 2 4 4 3 2 3 3 3 1 1 2 2 1 2 3 3 4 4 2 2 51 1
48 P 70 SD Tidak bekerja 3 4 3 4 3 4 3 4 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 58 0
51 L 66 SD Tidak bekerja 5 4 3 4 3 4 3 4 1 1 1 1 1 1 3 4 3 3 3 3 55 0
52 L 70 SD Tidak bekerja 4 4 4 4 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 3 3 4 4 4 4 56 0
56 P 46 SD Masih bekerja 3 3 4 3 4 3 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 3 4 3 3 51 1
59 P 59 SD Masih bekerja 3 3 3 4 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 5 5 56 0
60 P 60 SD Masih bekerja 3 3 2 3 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 3 3 49 1
64 P 71 SD Tidak bekerja 3 3 4 3 3 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 3 4 4 3 3 49 1
65 P 56 SD Tidak bekerja 4 3 4 4 4 5 2 5 1 1 2 2 1 2 3 3 4 4 4 4 62 0
67 L 45 SD Masih bekerja 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 1 1 3 2 3 3 3 3 50 1
69 P 70 SD Tidak bekerja 4 4 3 3 3 2 3 2 2 2 1 1 2 1 4 1 3 3 4 4 52 1
72 P 50 SD Tidak bekerja 4 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 1 2 3 2 3 3 4 3 51 1
75 L 75 SD Tidak bekerja 4 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 4 4 47 1
Kualitas Hidup
NO Umum Kesehatan Fisik (Domain 1) Psikologi Domain 2) Sosial (Domain 3) Lingkungan (Domain 4) Total Code
1 4 5 2 3 4 4 2 5 4 69 4 4 2 4 4 2 69 4 2 5 69 4 4 2 3 5 4 4 3 69 69 0
2 3 3 4 4 2 4 3 2 2 38 3 3 2 3 4 3 50 4 2 4 56 3 4 2 3 2 3 4 2 50 48 1
3 2 2 2 3 4 5 5 4 3 75 4 3 2 3 3 1 56 4 2 4 56 4 4 2 2 4 5 4 2 63 63 0
4 4 4 1 1 4 5 4 2 4 81 4 4 4 4 4 2 75 2 4 4 69 4 4 2 4 4 2 3 4 63 72 0
5 2 4 2 2 4 5 5 4 4 81 2 2 4 4 4 2 56 5 2 4 69 4 4 3 4 4 4 5 3 75 70 0
6 4 3 2 1 4 4 1 4 4 69 4 3 2 4 4 3 56 3 2 4 50 2 3 2 1 4 4 3 3 38 53 1
7 3 3 3 3 3 4 5 4 4 69 4 5 4 4 4 1 81 2 2 2 25 4 3 3 3 2 3 4 3 56 57 1
8 3 2 3 4 3 4 2 4 4 56 4 4 3 3 3 4 56 3 2 3 44 4 3 4 3 4 3 3 3 63 55 1
9 4 2 2 1 4 4 2 4 4 69 3 3 3 3 4 3 56 3 3 4 56 4 4 2 2 4 4 1 3 50 58 0
10 4 4 4 4 3 2 3 4 4 44 4 5 3 4 4 2 75 4 4 3 69 5 3 3 3 5 4 5 3 75 66 0
11 4 2 3 3 3 4 2 3 3 50 3 3 3 3 3 4 44 4 2 3 50 4 3 1 3 4 4 4 3 56 50 1
12 3 4 4 4 2 3 3 4 4 44 3 4 2 4 3 3 56 3 2 3 44 4 4 2 3 3 3 4 3 56 50 1
13 2 2 3 3 3 3 3 3 4 69 3 3 3 4 3 3 56 4 4 4 75 4 3 3 3 4 3 3 3 56 64 0
14 4 4 3 2 4 4 3 4 4 69 4 4 3 4 3 5 56 4 4 4 75 4 3 3 3 4 3 3 3 56 64 0
15 4 4 2 2 2 4 2 4 4 63 4 5 3 4 4 3 69 3 3 2 44 4 4 2 3 4 4 3 3 63 60 0
16 4 4 1 3 2 4 2 4 3 56 4 4 3 5 3 2 69 3 2 4 50 4 3 1 3 4 3 3 3 50 56 1
17 3 4 4 3 4 4 2 3 3 50 4 4 3 3 4 4 56 4 2 3 50 4 3 2 3 4 5 4 3 63 55 1
18 5 5 1 1 4 5 3 4 4 81 5 4 3 5 5 1 88 4 2 5 69 5 4 2 3 5 5 5 4 81 80 0
19 4 3 3 4 3 3 3 2 3 44 3 4 3 2 3 3 50 3 2 3 44 2 2 3 2 2 3 3 4 44 44 1
20 4 3 3 3 3 3 4 3 3 50 2 2 2 3 3 2 44 4 2 3 50 4 3 2 3 3 4 3 2 50 48 1
21 4 3 3 2 2 3 2 3 3 44 3 2 2 3 3 5 31 3 2 3 44 2 2 2 3 4 4 4 3 50 42 1
22 3 2 2 3 3 3 2 3 3 50 3 4 3 3 3 3 56 3 2 3 44 3 3 2 3 3 2 3 3 44 48 1
23 3 3 2 2 3 2 2 3 3 50 3 3 4 3 3 3 56 4 3 4 69 3 3 3 4 4 4 3 3 63 59 0
24 3 3 2 2 4 3 2 4 4 63 3 3 3 3 3 4 44 3 2 2 31 2 3 2 2 4 2 2 3 38 44 1
25 3 4 4 4 3 4 2 3 2 38 3 4 3 4 4 3 63 4 3 4 69 4 4 2 3 2 4 4 2 56 56 1
26 4 4 2 2 5 4 3 4 5 81 4 4 4 4 4 2 75 5 2 4 69 5 3 3 3 4 4 5 3 69 73 0
27 3 3 3 2 3 2 3 4 3 56 4 4 3 4 4 2 69 3 2 3 44 4 3 1 3 5 4 3 3 56 56 1
28 5 5 1 4 4 5 3 4 5 75 4 5 4 5 4 2 81 4 3 4 69 4 5 4 4 4 5 5 3 81 76 0
29 5 3 1 4 1 4 4 4 4 63 4 4 3 4 4 1 75 4 2 4 56 4 5 5 4 5 4 3 3 81 68 0
30 3 4 3 4 3 4 2 4 3 50 3 3 2 2 3 3 44 3 2 3 44 3 4 2 3 2 4 4 3 56 48 1
31 5 5 2 2 5 5 4 4 5 88 4 4 4 5 4 2 81 4 3 4 69 5 5 2 4 4 5 5 3 81 80 0
32 4 3 1 1 3 3 1 3 3 56 4 4 3 3 3 3 56 4 4 3 69 4 4 1 2 4 3 3 2 50 58 0
33 4 4 2 2 4 5 4 4 4 81 4 4 3 4 4 2 69 4 2 4 56 4 3 2 3 5 4 4 4 69 69 0
34 3 3 2 3 2 2 2 3 3 44 1 2 2 2 3 4 25 3 2 3 44 3 3 1 3 4 2 3 3 44 39 1
35 2 3 2 2 2 3 3 3 3 56 3 3 3 3 3 5 44 3 2 3 44 3 3 1 3 5 2 2 2 44 47 1
36 4 4 3 2 4 5 3 4 5 75 4 5 4 5 4 2 81 3 3 2 44 4 4 2 4 4 4 2 3 63 66 0
37 3 4 3 4 3 4 2 3 4 50 3 4 3 3 3 3 56 4 2 3 50 3 4 1 1 3 3 3 2 38 48 1
38 3 3 2 4 2 5 2 4 4 56 3 3 3 4 4 3 56 4 2 4 56 4 3 1 3 5 4 4 3 63 58 0
39 4 3 4 5 3 5 3 4 4 56 4 4 3 4 4 4 63 4 2 3 50 4 3 1 3 4 4 3 3 56 56 1
40 3 2 4 4 4 5 4 4 3 63 4 3 3 3 3 4 50 4 2 3 50 4 3 1 3 3 3 3 3 50 53 1
41 3 2 1 4 2 4 2 3 3 50 3 3 3 4 3 3 56 3 2 3 44 4 3 1 3 5 4 3 3 56 51 1
42 3 3 1 4 4 4 4 4 4 69 4 3 3 4 4 2 69 4 2 4 56 4 3 2 3 5 4 3 3 63 64 0
43 4 3 2 4 4 3 4 4 5 69 4 3 3 4 4 3 63 4 3 4 69 4 4 2 3 4 4 4 3 63 66 0
44 3 3 2 2 3 3 3 3 3 56 3 3 3 3 3 3 50 3 2 3 44 4 3 2 3 3 4 3 3 56 51 1
45 3 3 1 4 3 4 4 4 4 69 4 3 3 4 4 2 69 4 2 3 50 4 3 2 3 4 4 3 3 56 61 0
46 2 4 2 2 5 2 4 4 5 75 2 2 4 3 3 3 44 3 2 3 44 4 4 2 3 3 4 5 3 63 56 1
47 3 3 3 2 4 2 4 4 3 63 3 3 3 3 4 2 56 3 2 3 44 4 3 1 3 2 5 3 3 50 53 1
48 3 4 1 2 4 4 4 4 4 81 4 3 3 4 4 2 69 4 2 3 50 4 3 2 3 5 3 3 3 56 64 0
49 3 3 1 2 4 4 3 3 3 69 4 4 3 4 3 2 69 3 2 3 44 4 2 2 3 5 3 3 3 56 59 0
50 5 5 2 4 5 4 4 4 5 81 4 5 4 5 4 2 81 4 3 4 69 5 5 2 4 4 4 5 3 75 76 0
51 3 3 3 3 2 4 4 3 4 56 4 4 3 3 4 2 69 4 2 3 50 3 4 3 2 1 3 4 2 44 55 1
52 4 4 2 4 4 4 4 4 5 69 4 4 3 4 3 3 63 4 3 4 69 4 4 4 4 4 4 4 3 75 69 0
53 3 4 1 1 4 3 3 4 4 75 4 4 3 3 3 4 56 3 4 4 69 4 4 2 2 4 4 4 3 63 66 0
54 2 3 1 4 4 2 4 3 3 56 4 2 3 3 3 5 44 3 2 3 44 2 3 1 3 4 4 3 3 50 48 1
55 4 4 3 2 3 3 4 4 4 69 3 4 3 2 4 3 56 4 3 4 69 3 3 4 2 2 3 3 3 50 61 0
56 4 4 3 2 3 2 2 3 3 44 2 3 3 2 3 3 44 3 3 3 50 4 3 4 2 2 3 4 3 56 48 1
57 4 4 3 2 4 3 3 3 3 56 4 3 3 4 3 3 56 4 3 4 69 4 3 4 2 3 3 3 2 50 58 0
58 4 4 4 2 3 3 3 4 3 56 4 3 3 4 4 3 63 4 3 5 75 3 4 4 3 3 3 4 3 63 64 0
59 5 4 4 2 2 4 3 3 3 50 3 3 4 3 4 3 56 4 4 5 81 2 4 4 2 3 4 4 3 56 60 0
60 5 4 3 3 2 4 4 2 4 63 4 2 4 2 4 3 56 3 3 5 69 3 4 4 3 3 3 4 3 63 62 0
61 3 3 2 3 3 4 1 4 4 56 3 3 4 3 3 3 56 5 4 4 81 3 4 4 3 3 4 4 3 63 64 0
62 3 3 2 4 4 5 2 2 3 56 4 3 4 3 3 3 56 4 3 4 69 3 4 4 3 3 4 4 3 63 61 0
63 5 4 5 3 3 5 3 2 2 44 3 2 3 2 3 3 44 3 3 3 50 3 3 3 3 3 2 3 4 50 47 1
64 3 3 4 4 3 4 3 1 2 38 3 2 3 2 3 3 44 3 3 3 50 3 3 3 3 3 2 3 4 50 45 1
65 4 3 3 2 3 4 4 3 1 56 4 4 3 4 5 3 69 4 4 3 69 3 3 3 2 4 4 3 3 56 62 0
66 2 3 3 2 2 3 3 3 3 50 3 4 3 3 5 4 56 4 4 4 75 3 3 3 2 4 3 3 2 50 58 0
67 4 4 3 2 3 3 4 4 4 63 3 4 4 3 4 3 63 3 2 4 50 3 3 3 3 3 3 3 2 50 56 1
68 5 3 4 3 4 2 3 4 3 50 4 3 4 4 4 4 63 4 3 5 75 4 3 3 4 4 3 3 3 63 62 0
69 4 4 5 4 1 4 2 2 2 25 3 2 4 3 2 2 50 3 4 3 56 2 3 3 3 3 3 4 4 56 46 1
70 3 3 4 3 1 5 2 1 1 31 4 2 3 3 4 3 56 3 4 4 69 3 4 4 3 3 3 4 3 63 54 1
71 3 4 2 2 3 4 3 4 4 69 4 4 5 3 3 3 69 4 4 5 81 4 3 4 3 3 3 3 4 63 70 0
72 4 4 3 2 2 3 3 2 4 50 3 3 3 3 3 4 44 3 3 3 50 3 2 3 3 3 4 3 3 50 48 1
73 3 3 3 2 3 4 3 4 3 63 3 3 4 4 3 3 56 4 5 4 81 2 4 3 2 4 4 3 3 56 64 0
74 2 3 4 4 3 3 4 3 3 44 3 3 4 3 3 3 56 3 4 3 56 3 3 3 2 4 4 3 3 56 53 1
75 4 2 4 4 1 4 3 1 1 25 2 3 3 3 2 4 38 3 3 3 50 4 3 2 3 4 4 4 3 63 44 1
76 4 3 2 1 2 3 4 4 4 69 4 3 3 4 4 3 63 3 4 4 69 3 3 3 3 4 3 4 4 63 66 0
Frequency Table
jenis klamin
umur
Pendidikan
Pekerjaan
kualitas hidup
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Baik buruk
Count 32 15 47
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.74.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
Valid 76 76
N
Missing 0 0
Mean 53.4868 58.1316
Std. Error of Mean .52499 1.06150
Median 54.0000 58.0000
Mode 54.00 48.00
Std. Deviation 4.57673 9.25396
Variance 20.946 85.636
Minimum 41.00 39.00
Maximum 62.00 80.00
interaki sosial