Anda di halaman 1dari 105

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA


DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA
ANGKATAN X DALAM PENYUSUNAN TUGAS
AKHIR DI STIKES WIRA MEDIKA BALI

Oleh :

ANAK AGUNG CITRA SWANDEWI


NIM: 16.321.2426

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA


DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA
ANGKATAN X DALAM PENYUSUNAN TUGAS
AKHIR DI STIKES WIRA MEDIKA BALI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali untuk
memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Program Sarjana Keperawatan

Oleh :

ANAK AGUNG CITRA SWANDEWI


NIM: 16.321.2426

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020

i
ii
iii
ABSTRAK

Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Coping Stress pada


Mahasiswa Angkatan X dalam Penyusunan Tugas Akhir di STIKes Wira
Medika Bali

Anak Agung Citra Swandewi1, Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep.,M.Kep2,
Diah Prihatiningsih, S.Si., M.Si3

Tugas akhir membuat stres, untuk mengatasi stres diperlukan coping


stress. Coping stress bisa dipengaruhi oleh dukungan sosial teman sebaya atau
teman seangkatan yang bersama-sama mengerjakan tugas akhir. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan
coping stress pada mahasiswa angkatan x dalam penyusunan tugas akhir di
STIKes Wira Medika Bali. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross
sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 155 orang dengan jumlah sampel 112
orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih menggunakan
purposive sampling. Hasil penelitian dukungan sosial teman sebaya dikategorikan
baik yaitu 87 orang (77,7%), coping stress maladaptif yaitu 61 orang (54,5%) dan
data dianalisis menggunakan uji Rank Spearman didapatkan nilai koefisien
korelasi (r) 0,319, nilai signifikansi yang diperoleh 0,001 sehingga p value < 0,05,
yang artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya
dengan coping stress pada mahasiswa angkatan x dalam penyusunan tugas akhir
di STIKes Wira Medika Bali. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu semakin baik
dukungan sosial teman sebaya maka semakin baik coping stress pada mahasiswa
angkatan x dalam penyusunan tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali.

Kata Kunci : Dukungan Sosial Teman Sebaya, Coping Stress, Mahasiswa

iv
ABSTRACT

Relationship of Peer Social Support with Coping Stress for Class X Students in
Final Project Compilation at STIKes Wira Medika Bali

Anak Agung Citra Swandewi1, Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep.,M.Kep2,
Diah Prihatiningsih, S.Si., M.Si3

Thesis makes stress, coping with stress is needed to overcome stress.


Coping stress can be influenced by social support from peers or peers who work
together on the thesis. This study aimed to determine the relationship of peer
social support with Coping Stress on Class X Students in the preparation of the
final project at STIKes Wira Medika Bali. The design of this study used a cross
sectional approach. The population of this study was 155 people with a sample of
112 people who met the inclusion and exclusion criteria select used purposive
sampling. The results of peer social support research are categorized as good,
that is 87 people (77.7%), maladaptive coping stress that is 61 people (54.5%)
and data were analyse used the Spearman Rank test obtained correlation
coefficient (r) 0.319, the significant value obtained 0.001 so that the p value
<0.05, which means there was a significant relationship between social support
of peers with coping stress on students of class X in the preparation of thesis in
STIKes Wira Medika Bali. The conclusion of this study is that the better the social
support of peers, the better coping stress on the students of class X in the
preparation of the final project at STIKes Wira Medika Bali.

Keywords: Peer Social Support, Coping Stress, Students

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat penyelesaikan penyusunan skripsi
penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan
Coping Stress pada Mahasiswa Angkatan X dalam Penyusunan Tugas Akhir di
STIKes Wira Medika Bali” pada waktunya.
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan
Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan sejak
awal sampai terselesaikan skripsi ini, untuk itu dengan segala hormat dan
kerendahan hati, penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM selaku Ketua STIKes Wira
Medika Bali yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di
program Studi Keperawatan STIKes Wira Medika Bali.
2. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program
Studi Keperawatan STIKes Wira Medika Bali yang telah memberikan
kesempatan mengikuti pembuatan skripsi dalam rangka memenuhi
sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada
Program Studi Keperawatan.
3. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep selaku Pembimbing I
yang memberikan banyak masukan, pengetahuan dan bimbingan dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
4. Diah Prihatiningsih, S.Si., M.Si selaku Pembimbing II yang telah
memberikan banyak masukan, pengetahuan dan bimbingan dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5. Orang tua serta keluarga tercinta atas segala semangat, doa, cinta dan
kasih sayang serta dukungan moral maupun material dalam menyelesaikan
studi di STIKes Wira Medika Bali.

vi
6. Teman-teman mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika
Bali khususnya Angkatan A10-A dan semua pihak yang penulis tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan
proposal ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan
skripsi ini tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dalam penyusunan skripsi
ini, namun penulis telah berusaha dalam segenap kemampuan untuk menuangkan
pemikiran dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif untuk menyempurnakan skripsi ini dan selanjutnya dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Juni 2020


Penulis

(Anak Agung Citra Swandewi )

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
ABSTRAK……………………………………………………………………… iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………..……………………………………..xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................7
1.3.1 Tujuan umum.........................................................................................7
1.3.2 Tujuan khusus........................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................7
1.4.1 Manfaat teoritis......................................................................................7
1.4.2 Manfaat praktis......................................................................................8
1.5 Keaslian Penelitian............................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Teori.................................................................................................12
2.2 Kerangka Konsep............................................................................................29
2.3 Hipotesis..........................................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian..............................................................................................30
3.1.1 Jenis penelitian.....................................................................................30
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................33
3.4.1 Populasi...............................................................................................33
3.4.2 Sampel..................................................................................................33
3.4.3 Kriteria sampel.....................................................................................34
3.5.1 Variabel penelitian...............................................................................35
3.6 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data..............................................................36
3.6.1 Jenis data..............................................................................................36
3.6.2 Teknik pengumpulan data....................................................................37
3.6.3 Instrumen pengumpulan data...............................................................39
3.7.1 Pengolahan data...................................................................................42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1Hasil Penelitian.................................................................................................48

viii
4.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian ..................................................................48
4.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian ...........................................................49
4.1.2.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin .............. 50
4.1.3 Hasil pengamatan terhadap subyek penelitian berdasarkan variabel
penelitian ..............................................................................................50
4.1.3.1 Dukungan Sosial Teman Sebaya pada Mahasiswa dalam
Penyusunan Skripsi di Stikes Wira
Medika.....................................................................................51
4.1.3.2 Coping Stress pada Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi di
Stikes Wira Medika…..............................................................52
4.1.4 Hasil Analisa Data ............................................................................. 52
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................................53
4.2.1 Hasil Identifikasi Dukungan Sosial Teman Sebaya pada Mahasiswa di
Stikes Wira Medika..............................................................................53
4.2.2 Hasil identifikasi Coping Stress siswa pada Mahasiswa di Stikes Wira
Medika................................................................................................ 54
4.2.3 Analisis hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Coping
Stress siswa pada Mahasiswa di Stikes Wira Medika........................ 56
4.3 Keterbatasan Penelitian ...................................................................................59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan..........................................................................................................60
5.2 Saran ...............................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya


dengan Coping Stress pada Mahasiswa Angkatan X dalam Penyusunan
Skripsi di Stikes Wira Medika...............................................................36
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Skala Dukungan Sosial.........................................39
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Skala Strategi Coping...........................................41
Tabel 3.4 Interpretasi Hasil Korelasi berdasarkan Kekuatan Korelasi..................45
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.......................... 50
Tabel 4.2 Dukungan Sosial Teman Sebaya pada Mahasiswa dalam Penyusunan
Skripsi di Stikes Wira Medika……………………………….……... 51
Tabel 4.3 Coping Stress pada Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi di Stikes
Wira Medika………………………………………………………….
……51
Tabel 4.4 Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Coping Stress pada
Mahasiswa Angkatan X dalam Penyusunan Skripsi di Stikes Wira
Medika……………………………………………………………….. 52

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan
Coping Stress pada Mahasiswa Angkatan X dalam Penyusunan
Skripsi di Stikes Wira Medika............................................................29
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Deskriptif Korelasional..................................30
Gambar 3.2 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Dukungan Sosial Teman
Sebaya dengan Coping Stress pada Mahasiswa Angkatan X dalam
Penyusunan Skripsi di Stikes Wira Medika........................................31

xi
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 2 : Rencana Anggaran Biaya Penelitian
Lampiran 3 : Lembar Permohonan Menjadi
Responden
Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Menjadi
Responden
Lampiran 5 : Permohonan Menjadi Enumerator
Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Menjadi
Enumerator
Lampiran 7 : Lembar Persetujuan Menjadi
Enumerator
Lampiran 8 : Lembar Persetujuan Menjadi
Enumerator
Lampiran 9 : Kuesioner Skala Dukungan Sosial
Lampiran : Kuesioner Skala Strategi Coping
10
Lampiran : Master Tabel
11
Lampiran : Analisa Data
12
Lampiran : Uji Validitas dan Reliabilitas Variable
13 Dukungan Sosial
Lampiran : Uji Validitas dan Reliabilitas Variable
14 Strategi Coping

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa yang mengenyam di perguruan tinggi wajib menyusun karya

ilmiah yaitu tugas akhir demi mendapat gelar sarjana strata satu. Bagi beberapa

mahasiswa tugas akhir merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak jarang

mahasiswa menjadi tersendat-sendat dikarenakan banyak kesulitan yang dihadapi

ketika sedang menyusun tugas akhir. Kendala tersebut dimulai dari sulitnya

menentukan judul tugas akhir, sulitnya mendapatkan tempat penelitian, dosen

pembimbing yang sulit ditemui, sulitnya mencari literatur (Agung, 2013). Terlalu

banyak beban dan tekanan membuat mahasiswa menjadi stres. Rutinitas yang

monoton membuat mahasiswa menjadi sensitif, merasa buntu sehingga stres

tersebut muncul (Gunarsa, 2017).

Prevalensi kejadian stres menurut World Health Organization (2017),

tergolong cukup tinggi, yaitu dialami oleh lebih dari 350 juta penduduk di dunia

dan berada di peringkat ke-4 penyakit di dunia (Ambarwati, Pinilih and Astuti,

2017). Data Riskesdas pada tahun 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental

emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk

usia 15-24 tahun mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk

Indonesia. Data di Bali pada tahun 2018 menunjukkan prevalensi tentang

gangguan mental emosional berada pada urutan provinsi ke-17, sebanyak 5,1%

dari jumlah penduduk.


Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan, stres yang dialami

mahasiswa kebanyakan bersumber dari stres akademik yaitu stres yang

disebabkan karena pengaruh proses pembelajaran atau perkuliahan di kampus

(Rahmayani, Liza dan Syah, 2019). Selain itu khususnya pada mahasiswa tingkat

akhir juga mengalami stres dalam penyusunan tugas akhir, yaitu sulit menemui

dosen pembimbing, sulit mencari referensi, sulit mendapatkan tempat untuk

mengambil data, adanya perbedaan pendapat antara dosen pembimbing satu dan

dua, jenuh saat mengerjakan tugas akhir, dan kesulitan menuangkan pikiran

kedalam bentuk tulisan, kesulitan membagi waktu antara mengerjakan tugas akhir

dengan aktivitas lainya (Rozaq, 2014).

Faktor pencetus stres mahasiswa meliputi, jadwal kuliah yang tidak

menentu diakibatkan karena dosen yang berhalangan untuk mengajar,

permasalahan akan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen terkadang membuat

mahasiswa merasa beban termasuk menyusun tugas akhir (Agung, 2013).

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stres pada mahasiswa yang

sedang menyusun tugas akhir dapat dibagi atas faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal yang berasal dari individu yang terdiri atas motivasi atau

harapan, kondisi fisik dan tipe kepribadian dari mahasiswa itu sendiri dan faktor

eksternal yang berasal dari luar individu itu sendiri seperti keluarga, pekerjaan,

fasilitas, lingkungan, literatur, biaya, dosen pembimbing, beban SKS yang ada

dan faktor-faktor lainnya (Syofia, 2010). Sumber stres tugas akhir dapat berasal

dari beberapa hal, antara lain frustasi, konflik, dan tekanan (Syamsuddin, 2017).

2
Stres adalah hal yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, karena

kondisi stres dapat memicu atau menstimulus seseorang untuk melakukan respon

atau suatu kegiatan. Namun jika kondisi stres berlebih, ini akan berpengaruh pada

kondisi yang dapat memperburuk proses kehidupannya (Stuart, 2016). Stres yang

terjadi pada mahasiswa akan berdampak pada proses pembelajaran mahasiswa.

Dampak pada proses pembelajaran dari stres yang dialami mahasiswa, seperti

nilai yang menurun, tidak bisa fokus dalam berpikir, pikiran menjadi kacau, tidak

memiliki semangat dalam melakukan akivitas menjadi malas (Rini, Kartika, &

Qurroyzhin, 2011). Contoh dampak stres yang dialami mahasiswa yang sedang

menyusun tugas akhir adalah Seorang mahasiswa berinisial EKU berusia 23

tahun, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

mengaku kesulitan dalam mengerjakan tugas akhir, sudah dua semester

mengerjakan skripsi masih berada di bab tiga atau bisa dikatakan masih

mengerjakan proposal, kesulitannya dalam mengerjakan tugas akhir antara lain

sulit menemukan buku literatur yang sesuai dengan tema judul tugas akhir,

hambatan dalam melakukan konsultasi seperti bertemu dengan dosen

pembimbing, banyaknya revisi yang dikerjakan sehingga membuat subjek

merasakan pusing dan gelisah yang berakibat subjek jatuh sakit untuk beberapa

hari dan menunda mengerjakan skripsinya, subjek terlihat murung dan mudah

tersinggung ketika ditanya tentang bagaimana perkembangan tugas akhirnya yang

berakibat subjek kurang dapat berkontribusi pada lingkungan sekitar dan keluarga

subjek (Giyarto, 2018).

3
Dampak stres pada diri mahasiswa disebabkan oleh perbedaan

karakteristik masing-masing mahasiswa. Perbedaan karakteristik yang ada pada

diri mahasiswa akan menentukan respon mahasiswa terhadap stres yang dihadapi,

sehingga akan ada respon yang berbeda-beda dari mahasiswa terhadap sumber

stres yang sama dan respon yang dialami mahasiswa tersebut disebut dengan

coping stress (Ningrum, 2011). Coping stress didefinisikan sebagai suatu proses

dimana individu berusaha untuk menguasai dan menangani situasi stres yang

menekan akibat suatu masalah yang sedang dihadapi dengan cara melakukan

perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman (Setipu &

Nasution, 2016).

Stres memiliki gejala yaitu pertama stres psikologis yang dirasakan

adalah menjadi cemas ketika teman-teman sudah lulus lebih dahulu, gelisah,

timbulnya perasaan sedih ketika tidak dapat menyelesaikan tugas akhir. Kedua

stres biologis atau fisiologis yang dirasakan adalah menjadi pusing, berdebar-

debar saat akan bimbingan, tertekan, menurunnya kesehatan diri. Ketiga stres

koginitif yang terjadi adalah banyak pikiran, sulit mengambil keputusan,

kurangnya konsentrasi saat mengerjakan tugas akhir dan (Robbins & Judge,

2014).

Setelah itu gejala perilaku yang terjadi adalah mereka menjadi sulit tidur,

mereka akan melakukan aktivitas lain yang dianggap menarik contohnya seperti

lebih mengutamakan bermain permainan, jalan-jalan, dan nonton film dibanding

mengerjakan tugas akhir. Apabila mahasiswa tersebut tidak dapat mengatasi

kendala-kendalanya, maka mahasiswa akan merasakan stres. Stres bisa dialami

4
oleh setiap orang termasuk mahasiswa. Dari ketiga gejala yang mahasiswa

rasakan, termasuk dalam ciri-ciri dari gejala stres (Robbins & Judge, 2014).

Mahasiswa saat mengerjakan tugas akhir bersama-sama dengan teman

merasa diri dihargai akan apa yang dikerjakannya. Mahasiswa tersebut merasa

teman-teman tidak mengabaikan ketika mengerjakan tugas akhir. Sehingga dapat

memberikan keyakinan bahwa mahasiswa memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan tugas akhirnya (Santrock, 2010). Dukungan sosial teman sebaya

dapat memberikan dampak positif bagi individu yang akan lebih bisa menerima

kenyataan dan dapat berpikir positif bahwa individu tersebut dapat mengatasi

hambatannya. Beberapa penelitian mengatakan bahwa adanya penurunan tingkat

stres dengan memberikan dukungan sosial bagi individu yang mengalami stres

(Sarafino & Smith, 2011).

Dukungan sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh orang lain, atau

mendapat dukungan. Orang dengan dukungan sosial percaya bahwa mereka

dicintai, dihargai, dan bagian dari jaringan sosial, seperti organisasi keluarga atau

komunitas, yang dapat membantu pada saat dibutuhkan (Sarafino & Smith, 2011).

Dukungan sosial yang didapatkan bisa dalam bentuk perhatian emosional, bantuan

instrumental, atau bantuan informasi. Dukungan sosial teman sebaya adalah

dukungan yang diberikan oleh teman sebayanya baik secara verbal ataupun non

verbal yang akan membuat seseorang tersebut merasa terbantu, merasa

dipedulikan, dan merasa dihargai (Santrock, 2010). Ditinjau dari sumber

dukungan sosial yang diterima oleh mahasiswa, mereka mendapatkan dukungan

dari orang-orang terdekatnya seperti teman sebaya baik yang sedang mengerjakan

5
tugas akhir atau yang tidak mengerjakan. Karena dengan memiliki dukungan

sosial ini membuat mahasiswa dapat merasa lebih mudah dalam menyelesaikan

masalah maupun tuntutan yang dihadapi saat mengerjakan tugas akhir (Santrock,

2010).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 13

Desember 2019 dengan menggunakan dua kuesioner, yaitu skala dukungan sosial

dan skala strategi coping dari 10 responden didapatkan bahwa 100% mahasiswa

angkatan X STIKes Wira Medika Bali yang mengalami stres dalam menyusun

tugas akhir diantaranya 4 orang responden (40%) mengalami stres ringan, 5 orang

responden (50%) mengalami stres sedang, 1 orang responden (10%) mengalami

stres berat. Pada tahun 2018 terdapat 3 orang mahasiswa angkatan VIII dan pada

tahun 2019 terdapat 20 orang mahasiswa angkatan IX yang telat dalam proses

penyelesaian tugas akhir karena cuti akademik, bermasalah dalam ekonomi, dan

masalah dalam keluarga. Dari beberapa angkatan VIII dan IX yang telat dalam

proses penyelesaian tugas akhir mengatakan sudah mendapatkan dukungan sosial

dari teman-temannya seperti dukungan dalam bentuk memberikan nasehat,

dorongan untuk maju, saran-saran, dan juga informasi, tetapi mereka

mengabaikan semua dukungan yang diberikan oleh teman-temannya dan ada juga

yang merespon positif dukungan sosial tersebut dengan berusaha untuk

menyelesaikan tugas akhirnya dan ada beberapa yang akhirnya lulus.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan coping stres

6
pada mahasiswa angkatan x dalam penyusunan tugas akhir di STIKes Wira

Medika Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan yaitu “Apakah ada hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan

coping stress pada mahasiswa angkatan x dalam penyusunan tugas akhir di

STIKes Wira Medika Bali?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial

teman sebaya dengan coping stress pada mahasiswa angkatan x dalam

penyusunan tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi dukungan sosial teman sebaya pada mahasiswa dalam

penyusunan tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali.

1.3.2.2 Mengidentifikasi coping stress pada mahasiswa dalam penyusunan tugas

akhir di STIKes Wira Medika Bali.

1.3.2.3 Menganalisis hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan coping

stress pada mahasiswa angkatan x dalam penyusunan tugas akhir di

STIKes Wira Medika Bali.

7
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

penelitian selanjutnya dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan keperawatan khususnya yang berkaitan dengan dukungan sosial teman

sebaya dengan coping stress pada mahasiswa dalam menyusun tugas akhir.

1.4.2 Manfaat praktis

1.4.2.1 Bagi Perawat

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga

kesehatan salah satunya perawat khususnya dalam coping stress.

1.4.2.2 Bagi Institusi

Bagi Institusi agar mampu memfasilitasi secara lengkap bagi mahasiswa

dalam menyusun tugas akhir.

1.4.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar refrensi penelitian

selanjutnya terkait dengan Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya

dengan Coping Stress pada Mahasiswa dalam Penyusunan Tugas Akhir.

1.5 Keaslian Penelitian

Berkaitan dengan judul di atas, peneliti menyampaikan hasil penelitian dari

dua peneliti lain sebagai perbandingan, penelitian tersebut ialah:

8
1.5.1 Penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2017), “Pengaruh Dukungan Sosial

Teman Sebaya Terhadap Stres pada Mahasiswa yang Mengerjakan Skripsi

di Universitas Muhammadiyah Malang”. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian yaitu 320 mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Malang angkatan 2013 dengan menggunakan teknik

proportional sampling. Data didapat menggunakan dua skala, yaitu skala

dukungan sosial teman sebaya dan skala stres. Analisis data menggunakan

regresi linier sederhana. Hal ini ditunjukkan dengan nilai f hitung (22,854) >

f tabel (3,85) dan nilai probabilitas (0,000 < 0,005). Dapat dijelaskan bahwa

jumlah jenis kelamin laki-laki adalah 122 dan perempuan adalah 198. Lalu

adanya perbedaan rata-rata skor stres dan dukungan sosial teman sebaya

antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Rata-rata skor stres laki-laki

adalah 48,5 dan rata-rata skor stres perempuan adalah 50,9. Hal ini

didapatkan bahwa nilai rata-rata skor stres perempuan lebih tinggi dibanding

laki-laki, dengan memiliki perbedaan sebesar 1,6. Selain adanya perbedaan

antara nilai skor stres, ada juga perbedaan antara rata-rata skor dukungan

sosial teman sebaya. Rata-rata skor dukungan sosial teman sebaya laki-laki

adalah 47,3 dan rata-rata skor dukungan sosial teman sebaya adalah 52.

Nilai rata-rata skor dukungan sosial teman sebaya perempuan lebih tinggi

dibanding laki-laki, dengan memiliki perbedaan sebesar 4,68. Adapun

perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah

jumlah sampel dimana pada peneliti sebelumnya sebanyak 320 orang,

sedangkan pada penelitian yang akan penulis lakukan sebanyak 112 orang,

9
perbedaan yang lainnya pada penelitian sebelumnya meneliti tentang

pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap stres pada mahasiswa

sedangkan pada penelitian ini meneliti tentang hubungan dukungan sosial

teman sebaya dengan coping stres pada mahasiswa, pada peneliti

sebelumnya menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan cross

sectional, sedangkan pada penelitian yang akan penulis lakukan

menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional. Adapun kesamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sampel yaitu dukungan

sosial teman sebaya.

1.5.2 Penelitian yang dilakukan oleh Zakaria (2017), “Tingkat Stres Mahasiswa

Ketika Menempuh Skripsi”. Penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi

belajar yang baik pada mahasiswa psikologi Mulawarman menandakan

adanya pengelolaan stres skripsi yang baik. Pada penelitian ini ditemukan

faktor yang mempengaruhi stres terhadap skripsi yaitu faktor eksternal dan

internal yang lebih dominan yaitu dengan explained sebesar 51,815 yang

meliputi kecerdasan intelektual, dengan nilai varimax rotation yaitu

sebesar 0,937. Kemudian penelitan berikutnya menunjukkan bahwa adanya

hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan stres skripsi

dengan perhitungan rxy=0,300; sig=0,040<0,05. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami stres dalam mengerjakan

skripsi dengan kategori ringan sebesar 8,5%, kemudian dengan kategori

sedang sebesar 86,5%, dan kategori berat 5%. Hal ini menunjukkan bahwa

skripsi cukup menjadikan stresor pada mahasiswa UMM. Adapun

10
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah

jumlah sampel dimana pada peneliti sebelumnya sebanyak 200 orang,

sedangkan pada penelitian yang akan penulis lakukan sebanyak 112 orang,

perbedaan yang lainnya pada penelitian sebelumnya meneliti tentang tingkat

stres mahasiswa ketika menempuh skripsi sedangkan pada penelitian ini

meneliti tentang hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan coping

stress pada mahasiswa, perbedaan yang lainnya pada penelitian sebelumnya

yaitu menggunakan jenis penelitian deskriptif, sedangkan pada penelitian

yang akan penulis lakukan menggunakan desain penelitian deskriptif

korelasional. Adapun kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Stres

2.1.1.1 Pengertian stres

Stres merupakan respon maladaptif dari seseorang karena mendapatkan

stressor (Stuart, 2016). Menurut Broto (2016), stres pada mahasiswa yang sedang

mengerjakan skripsi terjadi karena mahasiswa tidak mampu mengatasi kesulitan

yang ditemui. Berdasarkan definisi di atas, jadi stres adalah ketidakmampuan

mengatasi kesulitan yang ditemui sehingga stres yang dialami berdampak secara

fisik, emosional, kognitif, maupun interpersonal.

2.1.1.2 Jenis stres

Stres ada dua jenis, yaitu “baik” dan “buruk”. Stres melibatkan

perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai perasaan yang baik

anxiousness (distres) atau pleasure (eustres) (Nasir & Muhith, 2011).

1. Stres yang baik atau eustres juga merupakan situasi atau kondisi apapun yang

dapat memberikan inspirasi dan memberikan motivasi untuk bertindak positif.

Biasanya situasi yang termasuk dalam situasi yang membangkitkan semangat

individu untuk bertingkah laku secara positif dan mengoptimalkan seluruh

fungsi fisik dan psikisnya. Situasi ini dimasukkan ke dalam stres, karena

menimbulkan reaksi fisik dan psikologis yang sama, dengan peningkatan

hormon dari kelenjar adrenalin dan adanya gejolak emosi. Dapat dikatakan
bahwa stres yang baik berasal dari situasi yang dapat dikendalikan (Septiani

2013).

2. Stres yang buruk atau distres adalah stres yang berlawanan dengan eustress,

yaitu tidak sehat, negatif, dan merusak. Hal tersebut termasuk konsekuensi

individu dan juga organisasi seperti tingkat ketidakhadiran yang tinggi, sulit

berkonsentrasi, sulit menerima hasil yang didapat. Stres buruk ini banyak

dibahas oleh para ahli karena dampaknya yang begitu besar terhadap

kehidupan individu. Distress atau stres negatif ini dapat dibagi menjadi dua

macam yaitu: Pertama, stres akut, muncul cukup kuat, tapi menghilang dengan

cepat. Misalnya ketika mendapat tekanan atau ancaman dari orang lain, atau

ketika terlambat ke tempat kuliah dan lain-lain. Kedua, stres kronis

kemunculannya tidak terlalu kuat, tapi bisa bertahan lama sampai berhari-hari,

berminggu-minggu, atau berbulan-bulan. Stres ini apabila berulang-ulang

terjadi pada diri kita maka kesehatan tubuh dan produktivitas akan terpengaruh.

Inti dari stres ini yaitu dapat menyebabkan kesakitan baik itu secara mental,

spiritual, dan lain sebagainya (Septiani, 2013).

2.1.1.3 Tahapan stres

Menurut Hawari (2013), tahapan-tahapan stres adalah sebagai berikut:

1. Stres tahap I

Tahapan ini merupakan tahap paling ringan. Ciri dari tahap ini, yaitu semangat

kerja besar atau berlebihan, awareness atau kewaspadaan meningkat, merasa

mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, merasa senang dengan

13
pekerjaan dan bersemangat. Namun tanpa disadari stres pada tahapan ini dapat

menyebabkan cadangan energi habis (Saputri, 2010).

2. Stres tahap II

Pada tahapan ini individu dapat merasakan letih saat bangun pagi, mudah lelah

terutama sesudah makan siang, mudah lelah menjelang sore hari, sering

mengeluh gangguan sistem pencernaan atau perut tidak nyaman, detak jantung

meningkat lebih dari biasanya, otot-otot daerah punggung dan tengkuk terasa

tegang serta tidak dapat relaks (Saputri, 2010).

3. Stres tahap III

Individu pada tahapan ini akan memperlihatkan keluhan-keluhan, seperti

gangguan sistem pencernaan yang makin menguat, peningkatan ketegangan

otot, perasaan tidak nyaman, suasana perasaan yang semakin mudah

berubahubah, gangguan pola tidur seperti sulit tidur, terbangun tengah malam

dan sulit kembali tidur, atau bangun dini hari dan tidak dapat kembali tidur,

gangguan pengendalian koordinasi tubuh seperti badan terasa sempoyongan

seakan ingin pingsan. Individu pada tahapan ini sebaiknya berkonsultasi

dengan tenaga profesional seperti psikiater atau psikolog klinis untuk

memperoleh tatalaksana yang komprehensif (Saputri, 2010).

4. Stres tahap IV

Ciri-ciri stres pada tahap IV, antara lain kesulitan bertahan melakukan aktivitas

rutin, aktivitas yang semula menyenangkan dan mudah menjadi membosankan

dan terasa lebih sulit, semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan

kemampuan untuk merespon secara memadai, ketidakmampuan melaksanakan

14
kegiatan sehari-hari, gangguan pada pola tidur semakin meningkat disertai.

Mimpi-mimpi menegangkan, seringkali menolak ajakan karena tidak ada

semangat dan kegairahan, daya konsentrasi dan daya ingat menurun, timbul

perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya

(Saputri, 2010).

5. Stres tahap V

Stres tahap V merupakan kelanjutan dari stres tahap IV yang memiliki

gambaran utama, seperti kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam,

ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan

sederhana, gangguan sistem pencernaan semakin berat, timbul perasaan

ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panic

(Saputri, 2010).

6. Stres tahap VI

Tahapan ini disebut dengan tahapan klimaks karena seseorang mengalami

serangan panik dan perasaan takut mati. Ciri-ciri stres tahap VI adalah debaran

jantung teramat keras, sesak nafas, tubuh gemetar, dingin dan keringat

berkucuran, ketiadaan tenaga untuk hal ringan, pingsan dan kolaps (Saputri,

2010).

2.1.1.4 Respon stres

Menurut Donatelle (2013), respon terhadap stres memiliki beberapa

aspek yaitu respons fisiologi, respons kognitif, respons emosi dan respons tingkah

laku, sebagai berikut:

15
1. Respon Fisiologi

Respons fisiologi merupakan suatu respons individu secara fisik yang ditandai

dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, denyut nadi, dan system

pernafasan. Kondisi normal sistem tubuh adalah bekerja untuk

mempertahankan suatu keseimbangan internal yang disebut homeostasis.

Homeostasis tubuh dapat terganggu ketika berhadapan dengan stressor. Tubuh

mencoba untuk mengembalikan homeostasis dengan melakukan respons

berupa adaptasi (Donatelle, 2013).

2. Respon Kognitif

Stressor dapat memengaruhi respons kognitif individu, yang dapat dilihat

dengan kekacauan proses pikir, gangguan atensi, gangguan fungsi daya ingat,

gangguan orientasi, gangguan kalkulasi, gangguan fungsi daya nilai dan

lainnya (Donatelle, 2013).

3. Respon Emosi

Stressor memengaruhi suasana perasaan individu, dapat timbul berupa

ketakutan, kecurigaan, malu, marah dan sedih (Donatelle, 2013).

4. Respon Tingkah Laku

Respons tingkah laku individu terhadap stres dibedakan menjadi dua yaitu fight

(melawan situasi yang menekan) dan flight (menghindari situasi yang

menekan) (Donatelle, 2013).

2.1.1.5 Penyebab stres mahasiswa

Penyebab stres biasa disebut dengan stresor. Stresor adalah Stimulasi

yang merupakan situasi dan kondisi yang mengurangi kemampuan seorang

16
individu untuk merasakan perasaan senang, nyaman, bahagia, dan produktif.

Berdasarkan pengertian tersebut, stresor dapat diartikan sebagai pemicu stres.

Stresor dibagi menjadi dua, yaitu stresor internal dan eksternal. Stresor internal

adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri. Stresor eksternal adalah

penyebab stres yang berasal dari luar diri. Setiap individu memiliki penilaian yang

berbeda-beda terhadap stresor (Potter, 2010).

2.1.1.6 Stres mahasiswa dalam menyusun tugas akhir

Berkaitan dengan stres mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir.

Stres yang dialami mahasiswa pada semester akhir yaitu mahasiswa dituntut untuk

melakukan penelitian. Penelitian merupakan kegiatan yang terencana, terarah,

sistematis dan terkendali yang berupaya untuk memperoleh data baik dalam kajian

teoritis maupun kajian empiris dan informasi tentang suatu masalah dalam bidang

ilmu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan

penelitian (Giyarto, 2018).

Gejala stres mahasiswa dalam menyusun tugas akhir yang muncul

umumnya dibagi ke dalam tiga aspek, pertama gejala fisik berupa gangguan tidur,

tidak bisa tidur atau terbangun tengah malam dan tidak bisa melanjutkan tidurnya

dan berubahnya selera makan. Kedua gejala emosional berupa perubahan suasana

hati, merasa gelisah, cemas dan tidak memiliki semangat dalam melakukan

akivitas menjadi malas. Ketiga gejala berupa tidak bisa fokus dalam berpikir,

pikiran menjadi kacau dan berpikir negatif menjadi meningkat (Rini, Kartika, &

Qurroyzhin, 2011).

17
2.1.1.7 Pengukuran tingkat stres

Stres yang dikemukakan oleh Lovibond (1995) (dalam Kinantie, 2012)

terbagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu tidak stres (normal), stres ringan, stres

sedang, stres berat, dan sangat berat.

Pengukuran tingkat stres dapat menggunakan kuisioner DASS-21

(Depression Anxiety Stress Scale) (Kinantie, 2012). DASS memiliki nilai validitas

terendah 0,51 dan nilai validitas tertinggi adalah 0,65. Sedangkan nilai reliabilitas

adalah 0,90.

Pembagian skor berdasarkan DASS-21 (Kinantie, 2012) adalah sebagai berikut:

Skor 0-7 : Tidak ada stres (normal)

Skor 9-8 : Stres ringan

Skor 10-12 : Stres sedang

Skor 13-16 : Stres berat

Skor 17+ : Stres sangat berat

2.1.2 Coping Stress

2.1.2.1 Pengertian coping stress

Menurut Mashudi (2012), coping adalah proses mengelola atau

mengatasi tuntutan baik internal maupun eksternal yang dianggap sebagai beban

dari luar kemampuan diri individu tersebut. Mashudi (2012), juga mengemukakan

bahwa coping merupakan upaya atau usaha untuk mengelola, mengatasi dan

mengurangi ancaman karena stres yang dialami. Berdasarkan definisi di atas, jadi

18
coping stress adalah respon atau upaya dari seseorang untuk mengurangi stres

yang dialami.

2.1.2.2 Macam-Macam Coping Terhadap Stres

Coping terhadap stres itu ada yang positif atau konstruktif, dan ada juga

yang negatif. Berikut penjelasan masing-masing:

1. Coping Positif, coping yang konstruktif diartikan sebagai upaya-upaya untuk

menghadapi situasi stres secara sehat. Beberapa orang ahli psikologi sudah

lama memperkirakan bahwa humor merupakan respons coping yang positif.

Dalam hal ini, Mashudi (2012), menemukan bahwa humor berfungsi

mengurangi dampak buruk stress terhadap suasana hati atau perasaan

seseorang. Coping yang positif-konstruktif ini memiliki beberapa ciri.

Pertama, menghadapi masalah secara langsung, mengevaluasi alternatif secara

nasional dalam upaya memecahkan masalah tersebut. Kedua, menilai atau

mempersepsi situasi stress didasarkan kepada pertimbangan yang rasional.

Ketiga, mengendalikan diri (self control) dalam mengatasi masalah yang

dihadapi.

2. Coping Negatif Menurut Mashudi (2012), coping negatif meliputi beberapa

hal. Pertama, melarikan diri dari kenyataan atau situasi stres, yang bentuknya

seperti sikap apatis, kehilangan semangat, atau perasaan tak berdaya, dan

meminum-minuman keras atau mengonsumsi obat-obatan terlarang. Kedua,

agresif, yaitu berbagai perilaku yang ditujukan untuk menyakiti orang lain,

baik secara verbal maupun nonverbal. Ketiga, memanjakan diri sendiri dengan

berperilaku yang berlebihan, seperti makanan yang enak, dan menghabiskan

19
uang untuk berbelanja. Keempat, mencela diri sendiri yaitu mencela atau

menilai negatif terhadap diri sendiri sebagai respon terhadap frustrasi atau

kegagalan dalam memperoleh sesuatu yang diinginkan. Kelima, mekanisme

pertahanan diri, yang bentuknya seperti menolak kenyataan dengan cara

melindungi diri dari suatu kenyataan yang tidak menyenangkan.

2.1.2.3 Aspek-Aspek Strategi Coping

Carver, Scheir, dan Wientraub, (1989), menyebutkan aspek-aspek

strategi coping, yaitu:

1. Keaktifan diri, suatu tindakan untuk mencoba menghilangkan penyebab stres

atau memperbaiki akibatnya dengan cara langsung.

2. Perencanaan, memikirkan tentang bagaimana mengatasi penyebab stres antara

lain dengan membuat strategi untuk bertindak, memikirkan tentang langkah

upaya yang perlu diambil dalam menangani suatu masalah.

3. Kontrol diri, individu membatasi keterlibatannya dalam aktifitas kompetisi atau

persaingan dan tidak bertindak terburu-buru.

4. Mencari dukungan sosial yang bersifat instrumental, yaitu sebagai nasihat,

bantuan atau informasi.

5. Mencari dukungan sosial yang bersifat emosional, yaitu melalui dukungan

moral, simpati atau pengertian.

6. Penerimaan, sesuatu yang penuh dengan stres dan keadaan yang memaksanya

untuk mengatasi masalah tersebut.

7. Religiusitas, sikap individu menenangkan dan menyelesaikan masalah secara

keagamaan dalam hubungannya secara vertikal kepada Tuhan.

20
2.1.3 Dukungan Sosial

2.1.3.1 Pengertian dukungan sosial

Sarafino & Smith (2011) Dukungan sosial mengacu pada tindakan yang

benar-benar dilakukan oleh orang lain, atau mendapat dukungan. Orang dengan

dukungan sosial percaya bahwa mereka dicintai, dihargai, dan bagian dari

jaringan sosial, seperti organisasi keluarga atau komunitas, yang dapat membantu

pada saat dibutuhkan. Selain itu dukungan sosial juga mengacu pada kenyamanan,

peduli, harga diri, atau bantuan yang tersedia untuk seseorang dari orang lain atau

kelompok (Sarafino & Smith, 2011).

Di dalam dukungan sosial terdapat dua model teori pertama, dukungan

sosial yang diberikan untuk memperkecil pengaruh tekanan atau stres yang

dialami dan merubah respon terhadap stres yang diterima, kedua dukungan sosial

yang diberikan untuk meningkatkan kesehatan secara fisik dan psikologis dengan

ada ataupun tidaknya tekanan yang dialami individu dan memberikan mafaat bagi

kesehatan individu yang berdampak pada gaya hidup sehat (Harrington, 2013).

Berdasarkan definisi di atas, jadi dukungan sosial adalah tindakan yang dilakukan

oleh orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai, diperhatikan, dan

dihargai.

2.1.3.2 Sumber-sumber dukungan sosial

Rosenfeld (2010), menjelaskan bahwa mahasiswa mendapatkan

dukungan sosial dari bererapa sumber, yaitu:

1. Orang tua, merupakan sumber dukungan sosial yang paling utama bagi

seseorang. Dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua adalah dukungan

21
yang bersifat tidak menghakimi seseorang, namun lebih kepada dukungan

yang bersedia untuk mendengarkan, memberikan dukungan emosional,

memberikan penegasan atar kenyataan, dan bantuan pribadi. Dukungan

emosional yang diberikan meliputi kenyamanan, kepedulian dan dukungan

untuk selalu berada disisi individu yang membutuhkan dukungan tersebut.

Orang tua memberikan penegasan atas kenyataan, hal tersebut mempunyai arti

bahwa orang tua memberikan cara pandang yang sama untuk menyelesaikan

masalah secara objektif (Rosenfeld, 2010).

2. Teman sebaya, merupakan sumber dukungan sosial yang dianggap memiliki

hubungan sosial yang paling dekat di lingkungan individu. Dukungan sosial

yang diberikan oleh teman sebaya lebih kepada dukungan emosional.

Dukungan emosinal ini mampu meningkatkan efikasi diri individu untuk lebih

mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Teman sebaya adalah

orang dengan tingkat kematangan atau usia yang kira-kira sama (Santrock,

2011).

3. Pengajar, merupakan salah satu sumber dukungan sosial bagi individu yang

berada dalam lingkup pendidikan. Pengajar dapat memberikan dukungan

sosiak kepada individu dalam bentuk dukungan emosional dan dukungan

penghargaan. Dukungan penghargaan yang diberikan oleh tenaga pengajar

yaitu meliputi pengakuan serta menghargaan atas usaha – usaha yang telah

dilakukan oleh individu tersebut untuk menyelesaikan masalahnya (Rosenfeld,

2010).

22
2.1.3.3 Bentuk-bentuk dukungan sosial

Sarafino & Smith (2011) menjelaskan bahwa ada lima bentuk dukungan

sosial yang meliputi:

1. Dukungan emosional, suatu dukungan yang diberikan oleh individu dalam

bentuk rasa empati, bentuk perhatian dan kepedulian terhadap individu yang

bersangkutan. Dukungan emosional merupakan bentuk ekspresi dari afeksi,

perhatian, kepercayaan, dan juga perasaan merasa didengarkan. Dukungan

emosional bisa membuat seseorang merasa dirinya diterima, dipahami keberadaan

dan keadaannya. Berikut indikator dukungan emosional menurut Sarafino &

Smith, (2011), yaitu:

1) Empati

Aspek ini mencukup seberapa sering individu merasakan empati dari

orang lain. Empati ini menyangkut ungkapan empati yang diterima oleh individu

seperti: “Saya dapat merasakan apa yang Anda rasakan, dan saya ikut terluka

dengan pengalaman Anda itu” dan sikap empati seperti kesediaan untuk

mendengar keluhan akan permasalahan yang dihadapi oleh individu. Kesediaan

ini akan memberikan dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi, mengurangi

kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tenteram, diperhatikan, serta

dicintai saat menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka. Selain itu, empati

juga mengenai pendampingan dari keluarga, teman maupun kelompok sosial

sehingga individu tidak merasa sendiri dalam mengatasi masalahnya.

23
2) Kepedulian

Aspek ini mengkaji tentang seberapa sering individu, merasa

diperhatikan oleh keluarga, teman maupun kelompok sosialnya. Selain itu, dikaji

pula tentang seberapa sering individu ditanyakan tentang tindak lanjut atauun

diingatkan terkait pengelolaan permasalahan yang dihadapi dan seberapa sering

mendapatkan dukungan beupa semangat dalam menghadapi masalahnya.

2. Dukungan penghargaan, merupakan dukungan atau penilaian yang positif,

dorongan untuk maju, serta adanya perbandingan positif antara individu dengan

individu lain. Melalui jenis dukungan ini, individu akan terbantu dimana dia

merasakan dirinya mampu, berharga, dan dihargai. Indikator adanya dukungan

penghargaan menurut Sarafino & Smith, (2011), yaitu:

1. Persetujuan terhadap Ide Positif

Aspek persetujuan terhadap ide ini mengekplorasi tentang seberapa

sering sumber-sumber dukungan sosial seperti keluarga, teman dan kelompok

sosial memberikan penghargaan positif terhadap ide yang dsampaikan oleh

individu terkait upaya peyelesaian masalahnya. Selain itu, aspek ini juga

mengeksplorasi tentang persepsi individu terhadap dukungan dari keluarga, teman

dan kelopok sosial dalam pelaksanaa ide positif yang dimiliki individu.

2. Sikap Mendengarkan Pendapat

Aspek ini mengkaji pandangan individu terhadap sikap keluarga, teman

atau kelompok sosial dalam mendengarkan pendapatnya. Sikap mendengarkan

pendapat ini dapat mencerminkan adanya penghargaan terhadap individu.

24
3. Dukungan instrumental, mencakup bantuan yang diberikan secara langsung

kepada individu. Bentuknya bisa berupa benda, jasa, waktu, atau uang. Dukungan

instrumental membenrikan bantuan individu dalam menjalankan aktivitasnya serta

memberikan bantuan individu untuk siap menghadapi sesuatu. Indikator adanya

dukungan instrumental, yaitu:

1) Jasa

Aspek ini mengeksplorasi tentang jasa berupa tenaga yang diterima

individu untuk membantu menyelesaikan masalahnya.

2) Barang

Aspek ini mengkaji tentang seberapa sering imdividu memperoleh

bantuan berupa barang ataupun uang yang diperlukan untuk mengatasi

permasalahan.

4. Dukungan informasi, dapat berupa memberikan nasehat, saran-saran, petunjuk-

petunjuk, juga informasi maupun umpan balik. Dukungan informasional dapat

membantu individu dalam mengatasi masalahnya dengan cara menambah

wawasan yang lebih luas dan memberikan pemahaman kepada individu terhadap

masalah yang dihadapi. Dukungan informasional juga dapat memberi arah

bertindak dan inspirasi dalam menghadapi suatu hal. Indikator adanya dukungan

informasi menurut Sarafino & Smith, (2011), yaitu:

1) Nasihat atau Saran

Aspek menyangkut tentang seberapa sering nasihat atau saran diperoleh

individu dari keluarga, teman atau kelompoknya dalam membantu menyelesaikan

masalahnya.

25
2) Informasi

Aspek mengeksplorasi seberapa sering individu memperoleh informasi

yang diperlukan untuk mengambil keputusan terkait kondisi dirinya dan

memecahkan masalah secara praktis. Informasi ini akan membantu individu

mengambil keputusan karena mencakup mekanisme penyediaan informasi,

pemberian informasi dan petunjuk.

5. Dukungan kelompok, indikator dukungan kelompok adalah perasaan sebagai

bagian dari kelompok. Aspek ini akan mengeksplorasi tentang seberapa sering

individu memperoleh kesediaan untuk menghabiskan waktu bersama orang lain,

dengan demikian akan memberikan rasa keanggotaan dari suatu kelompok yang

yang saling berbagi minat dan melakukan aktivitas sosial bersama (Sarafino &

Smith, 2011).

2.1.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial

Menurut Wardani (2010), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

penerimaan dukungan sosial pada individu, yaitu:

1 Keintiman

Dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman dari pada aspek-

aspek lain dalam interaksi sosial. Semakin intim seseorang maka dukungan yang

diperoleh akan semakin besar (Wardani, 2010).

2 Harga Diri

Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain

merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan

26
orang lain diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam

berusaha (Wardani, 2010).

3 Keterampilan Sosial

Individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan sosial

yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula, sedaangkan

individu yang memiliki jaringan sosial yang kurang luas memiliki keterampilan

sosial rendah sehingga dukungan sosial yang dirasakan lebih rendah (Wardani,

2010).

2.1.3.5 Penilaian dukungan sosial

Alat ukur dukungan sosial yang digunakan pada penelitian ini adalah

Skala Dukungan Sosial (SDS) menurut House yang telah memodifikasi, yang

terdiri dari dua kelompok item pernyataan favorable maupun unfavorable.

Penilaian instrument ini menggunakan skala Likert. Pada item favorable maupun

unfavorable dilakukan modifikasi pemberian skor sehingga baik favorable

maupun unfavorable akan menunjukkan bahwa semakin tinggi skor menunjukkan

dukungan sosial yang semakin tinggi pula (Rohmah, 2017).

Sangat Setuju : SS (skor 4)

Setuju : S (skor 3)

Tidak Setuju : TS (skor 2)

Sangat Tidak Setuju : STS (skor 1)

27
2.1.3 Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan coping stress pada

mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir

Mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir banyak yang mengalami

kendala atau hambatan, seperti kesulitan dalam penentuan topik atau judul

penelitian, kesulitan bertemu dengan dosen pembimbing, kesulitan dalam mencari

bahan referensi, dan lain sebagainya. Sedangkan mahasiswa tingkat akhir dituntut

untuk dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan tepat waktu sesuai dengan

aturan dan syarat yang telah ditetapkan. Berbagai masalah atau hambatan yang

dialami oleh mahasiswa tersebut dapat berdampak pada individu itu sendiri dan

apabila berbagai masalah tersebut tidak dapat diatasi dengan baik dan efektif,

akan memberikan dampak yang negatif pada individu tersebut, dan dapat

menimbulkan stres (Wijayanti, 2013).

Diperlukan suatu strategi atau cara untuk dapat menghadapi dan

mengatasi masalah tersebut yaitu diperlukan suatu strategi coping yang efektif

yang dapat digunakan oleh mahasiswa tingkat akhir dalam menghadapi stres

selama penyusunan tugas akhir. Selain coping stress mahasiswa juga memerlukan

dukungan teman sebaya untuk mengatasi stres yang dialami mahasiswa dalam

penyusunan tugas akhir. Dukungan sosial teman sebaya dapat berpengaruh pada

stres dimana ketika dukungan sosial seseorang tinggi maka tingkat stres yang

dialami akan menurun (Rohmah, 2017).

28
2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang

dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan

identifikasi masalahnya (Hidayat, 2014).

Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Dukungan Sosial:
1. Keintiman tugas akhir
2. Harga diri
3. Keterampilan sosial
Sumber stres:
1. Internal
Sumber Dukungan Sosial: 2. Eksternal
1. Sumber Artifisial
2. Sumber Natural
- Keluarga
COPING STRESS:
- Kelompok
1. Adaptif
- Teman Sebaya 2. Maladaptif

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Alur pikir

Gambar 2.1
Kerangka Konsep Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Coping
Stress pada Mahasiswa Angkatan X dalam Penyusunan Tugas Akhir di STIKes
Wira Medika Bali

29
2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empirik (Sugiyono, 2018). Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah ada

hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan coping stress pada mahasiswa

angkatan x dalam penyusunan tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional bertujuan untuk

mengkaji hubungan antar variabel. Penelitian korelasional bertujuan

mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2017). Penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan

coping stress pada mahasiswa dalam menyusun tugas akhir. Penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu jenis penelitian yang melakukan

waktu pengukuran atau observasi variabel independen dan variabel dependen

secara bersamaan.

Variabel 1
dukungan sosial
teman sebaya
Uji Interprestasi
hubungan makna/arti
Variabel 2
coping stress

Gambar 3.1
Rancangan Penelitian Deskriptif Korelasional
3.2 Kerangka kerja

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan X yang
sedang menyusun tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali dengan jumlah
155 orang mahasiswa

Sampling
Non probability sampling, jenis purposive sampling

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Sampel
112 orang mahasiswa

Pengumpulan Data

Kuesioner (skala Kuesioner (skala


ordinal) ordinal)
Untuk menilai tentang Untuk menilai tentang
dukungan sosial coping stress

Deskripsi hasil Deskripsi hasil

Analisa Data
Uji korelasi Rank Spearman
dengan nilai signifikasi p <
0,05

Penyajian Data

Gambar 3.2
Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan
Coping Stress pada Mahasiswa Angkatan X dalam Penyusunan Tugas Akhir di
STIKes Wira Medika Bali

32
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di STIKes Wira Medika Bali selama

satu bulan yaitu pada bulan Maret – April 2020. Seluruh angkatan X

STIKes Wira Medika Bali yang mengikuti proposal hingga tahap

penyusunan tugas akhir. Mahasiswa angkatan X yang sedang

menyelesaikan tugas akhir rentan mengalami stres sehingga dibutuhkan

dukungan sosial teman sebaya dan strategi coping stress untuk mengatasi

tekanan yang dihadapi mahasiswa. Dukungan sosial teman sebaya yang

diterima oleh mahasiswa meliputi dukungan emosional, dukungan

informasi, dukungan instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan

kelompok. Sedangkan strategi coping stress yang digunakan yaitu, adaptif

dan maladaptif.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karaktistik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2018). Populasi bukan hanya jumlah yang ada pada objek atau

subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh subjek atau objek.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan

X STIKes Wira Medika Bali yang berjumlah 155 orang mahasiswa.

33
3.4.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik populasi

(Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini sampel yang diambil dari mahasiswa

angkatan X dalam penyusunan tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali

yang memenuhi kriteria inklusi.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non probability

sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu suatu penetapan sampel dengan

cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti

(tujuan atau masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili

karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2017).

Berdasarkan jumlah populasi di STIKes Wira Medika Bali khususnya

pada mahasiswa angkatan X yang sedang menyusun tugas akhir sebanyak 155

orang mahasiswa, Besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan besar

kecilnya jumlah sampel dan kesediaan subjek dari penelitian. Adapun perkiraan

sampel ini ditetapkan dengan rumus () sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N ( d)

155
n=
1+155( 0,05)2

155
n=
1+0,3875

155
n=
1,3875

n=¿111,7117 dibulatkan menjadi 112

34
n=¿ 112 orang mahasiswa

Apa bila ada sampel yang drop out, maka rumus dengan estimasi drop out 10%

nya menjadi:

112 orang + (10% x 112 orang) = 123 orang

Keterangan:

n = Jumlah sampel d = Tingkat signifikasi (0,05)

N = Jumlah populasi 10% = Untuk mahasiswa drop out

3.4.3 Kriteria sampel

Menurut Nursalam (2017), kriteria sampel dibedakan menjadi dua, yaitu:

3.4.3.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai

sampel. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan

kriteria inklusi (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini kriteria inklusi

adalah sebagai berikut:

1) Mahasiswa angkatan X STIKes Wira Medika Bali.

2) Mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir.

3.4.3.2 Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini kriteria eksklusi adalah

sebagai berikut:

35
1) Mahasiswa yang sedang cuti.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Variabel

penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

3.5.1.1 Variabel Independen (bebas)

Adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel ini juga dikenal dengan nama variabel bebas artinya

bebas dalam memengaruhi variabel lain (Sugiyono, 2018). Variabel independen

pada penelitian ini adalah dukungan sosial teman sebaya.

3.5.1.2 Variabel Dependen (terikat)

Adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel

bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan (Sugiyono,

2018). Variabel dependen pada penelitian ini adalah coping stress.

3.5.2 Definisi operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat

diamati atau diukur, sehingga peneliti dapat melakukan pengukuran atau

melakukan observasi secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena

(Nursalam, 2017). Definisi operasional ini dibuat berdasarkan pemikiran peneliti.

36
Tabel 3.1
Definisi Operasional Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Coping
Stress pada Mahasiswa Angkatan X dalam Penyusunan Tugas Akhir di STIKes
Wira Medika Bali

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Skor


1 Variabel Dukungan sosial Kuesioner Ordinal 1. Dukungan
independen yang berasal dari sosial tinggi:
(variabel mahasiswa angkatan skor 70-120
bebas): x pada mahasiswa 2. Dukungan
Dukungan yang sedang sosial sedang:
sosial teman menyusun tugas skor 42-69
sebaya akhir, yang berupa: 3. Dukungan
- Dukungan sosial rendah:
emosional skor 30-41
- Dukungan
penghargaan
- Dukungan
instrumental
- Dukungan
informasi

2 Variabel Upaya mahasiswa Kuesioner Ordinal 1. Adaptif : ≥ 75%


dependen untuk mengelola, 2. Maladaptif: < 75%
(variabel mengatasi dan
terikat): mengurangi ancaman
Coping karena stres yang
stress dialami saat
menyusun tugas
akhir, meliputi:
- Keaktifan diri
- Perencanaan
- Kontrol diri
- Mencari
dukungan sosial
yang bersifat
instrumental
- Mencari
dukungan sosial
yang bersifat
emosional
- Penerimaan
- Religiusitas

37
3.6 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Jenis data

3.6.1.1 Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer dalam penelitian di ukur menggunakan kuesioner Skala Dukungan

Sosial (SDS) untuk data variabel bebas dan data variabel terikat yaitu

menggunakan kuesioner Skala Strategi Coping. Sedangkan data sekunder

adalah data yang diperoleh sebagai pendukung hasil penelitian, sumber

data sekunder diperoleh dari catatan, literatur, artikel dan tulisan ilmiah

yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2011).

Data sekunder diperoleh register tentang jumlah mahasiswa angkatan X

STIKes Wira Medika Bali.

3.6.2 Teknik pengumpulan data

Menurut Sugiyono (2018) pengumpulan data merupakan suatu proses

pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan data yang telah dilakukan

peneliti. Pada penelitian ini peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan

menggunakan google form yang dikirim secara online, sebagai berikut:

3.6.2.1 Prosedur Administrasi

1. Peneliti mengurus surat ijin di STIKes Wira Medika Bali dilanjutkan ke

Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Denpasar.

2. Mengurus surat ijin di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota

Denpasar dilanjutkan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota

Denpasar.

38
3. Mengurus surat ijin di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota

Denpasar dilanjutkan ke STIKes Wira Medika Bali.

4. Peneliti membuat sendiri surat permohonan ijin penelitian yang akan

ditunjukan kepada front office untuk mendapatkan data mahasiswa

yang berupa absen dari masing-masing kelasuntuk angkatan ke X.

5. Setelah ijin diterbitkan maka proses pengumpulan data mulai

dilaksanakan.

3.6.2.2 Prosedur teknis

1. Peneliti utama dibantu oleh korti dari masing-masing kelas A10-A,

A10-B dan A10-C mahasiswa keperawatan angkatan x yang sudah

dilakukan persamaan persepsi terkait dengan tujuan penelitian dan

pengisian kuesioner secara online dengan link yaitu

https://docs.google.com/forms/d/1jNnVY7B94ksnVW1R8XdP4MS7X

1tmtD2Atf9wGNPcIWQ/edit.

2. Melakukan pemilihan kriteria inklusi dan eksklusi serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian.

3. Memberikan lembaran persetujuan yang menjadi satu pada kuesioner

penelitian dan jika subyek bersedia untuk diteliti maka harus memberi

tanda centang pada lembar persetujuan dan jika subjek menolak untuk

diteliti maka subyek tidak perlu mengisi kuesioner online.

4. Peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban kuesioner setelah

diisi secara online oleh responden.

39
5. Peneliti memberikan ucapan terimakasih atas waktu dan kerjasama

yang telah diberikan kepada mahasiswa yang bersedia menjadi

responden.

3.6.3 Instrumen pengumpulan data

Instrumen adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dan laporan tentang pribadinya atau hal-hal

yang responden ketahui (Arikunto, 2014). Instrumen atau alat pengumpulan data

pada penelitian ini menggunakan kuesioner.

1. Skala Dukungan Sosial (SDS)

Instrumen pengumpulan data untuk dukungan sosial adalah dengan

menggunakan Skala Dukungan Sosial (SDS), pada penelitian ini

menggunakan kuesioner yang telah di uji kepada 320 orang mahasiswa yang

sedang mengerjakan tugas akhir oleh Rohmah (2017), kuesioner ini telah

dilakukan di uji validitas dan reliabilitas didapatkan 30 pertanyaan valid yang

memiliki indeks validitas 0,359 – 0,749 dan reliabilitasnya adalah 0,926.

Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner skala dukungan

sosial pada tanggal 25 Februari 2020 dengan jumlah responden 30 orang di

STIKes Wira Medika Bali, hasil dari reliabilitas kuesioner skala dukungan

sosial dari 30 butir pernyataan didapatkan nilai Alpha Cronbach 0,989, maka

kuesioner dinyatakan reliable.

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kuesioner Skala Dukungan Sosial

No. Aspek Indikator Jumlah Item Jumlah


Favourable Unfavourable
1. Dukungan Mencakup memberi 1, 15, 19 2, 3, 7, 18 7
Informasi nasihat, saran-saran atau

40
umpan balik, informasi
untuk menambah
pengetahuan dalam
mencapai pemecahan
masalah
2. Dukungan Mencakup bantuan secara 4, 8, 10, 22 6, 12, 27, 28 8
Instrumental langsung, dalam bentuk
penyediaan sarana,
bantuan finansial atau
barang
3. Dukungan Mencakup ungkapan 13, 14, 17, 20 21, 23, 24, 26 8
Emosional empati, kepedulian,
perhatian
4. Dukungan Dukungan berupa 11, 25, 29 5, 9, 16, 30 7
Penghargaan penghargaan positif untuk
individu, memberikan
penghargaan atas usaha
yang dilakukan
Total Item 30

Sistem penilaian yang digunakan adalah bila jawaban positif

sangat setuju (SS) nilainya 4, setuju (S) nilainya 3, tidak setuju (TS)

nilainya 2, sangat tidak setuju (STS) nilainya 1 dan pernyataan negatif,

sangat setuju (SS) nilainya 1, setuju (S) nilainya 2, tidak setuju (TS)

nilainya 3, sangat tidak setuju (STS) nilainya 4. Cara penghitungan skor

tertinggi dikurangi jumlah skor terendah dan kemudian dibagi menjadi 3

kategori yaitu skor tinggi 70-120, sedang skor 42-69, dan rendah skor 30-

41 (Rohmah, 2017).

2. Alat ukur Strategi Coping

Instrument pengumpulan data yang digunakan berbentuk skala

yaitu Skala Strategi Coping untuk memperoleh data mengenai strategi

coping stress yang digunakan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir.

Pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah di uji kepada 35

orang mahasiswa oleh Wijayanti (2013), kuesioner ini telah dilakukan

41
diuji validitas dan reliabilitas didapatkan 29 pertanyaan valid yang

memiliki indeks validitas 0,30 - 0,50 dan reliabilitasnya adalah 0,8211.

Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner strategi coping

pada tanggal 25 Februari 2020 dengan jumlah responden 30 orang di

STIKes Wira Medika Bali, hasil dari reliabilitas kuesioner strategi coping

dari 29 butir pernyataan didapatkan nilai Alpha Cronbach 0,980, maka

kuesioner dinyatakan reliable.

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Kuesioner Skala Strategi Coping

No. Aspek Indikator Jumlah Item Jumlah


Favourable Unfavourable
1. Keaktifan Diri a. Mencari informasi 1, 3, 19 2, 6 5
tentang stres yang
dialami selama
penyusunan tugas akhir
skripsi
b. Berusaha melakukan
tindakan untuk
menghilangkan gejala
stres
2. Perencanaan a. Mempersiapkan diri 5, 8, 9, 23 4, 11, 12, 25 8
dalam menghadapi
setiap masalah
b. Berusaha berfikir
positif setiap
menghadapi suatu
masalah
3. Kontrol Diri a. Mengurangi kegiatan 7, 10, 13 - 3
yang bisa menguras
tenaga dan pikiran
b. Merasa nyaman dalam
mengerjakan skripsi
tanpa persaingan
sehingga tidak
menimbulkan stres
4. Mencari dukungan a. Menerima pendapat 14, 16 - 2
sosial yang bersifat orang lain tentang apa
instrumental yang harus dilakukan
untuk mengatasi stres
b. Siap secara mental
menghadapi stres
karena mendapat
dukungan dari orang
sekitar

42
5. Mencari dukungan a. Mencari dukungan, 20, 21 15, 22 4
sosial yang bersifat bantuan dan
emosional pengertian dari
orang-orang sekitar
b. Selalu mendapat
bantuan dari teman
maupun keluarga
dalam mengatasi
stres
6. Penerimaan a. Menerima saran dan 24 17, 18 3
nasihat dari orang lain
b. Menerima gejala stres
dan mencoba untuk
menghadapinya
7. Religiusitas a. Menganggap bahwa 26, 27, 28, 29 - 4
hambatan yang dapat
menimbulkan stres
merupakan sarana
untuk mendekatkan
diri kepada Tuhan
b. Berdoa kepada Tuhan
supaya sanggup
menghadapi setiap
masalah
Total Item 29

Sistem penilaian yang digunakan adalah bila jawaban positif sangat


setuju (SS) nilainya 4, setuju (S) nilainya 3, tidak setuju (TS) nilainya 2, sangat
tidak setuju (STS) nilainya 1 dan pernyataan negatif, sangat setuju (SS) nilainya 1,
setuju (S) nilainya 2, tidak setuju (TS) nilainya 3, sangat tidak setuju (STS)
nilainya 4. Cara penghitungan skor adaptif : ≥ 75%, maladaptif: < 75%
(Wijayanti, 2013).

3.7 Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Pengolahan data

Menurut Hidayat (2014) data hasil pengamatan akan diolah melalui

beberapa tahapan, antara lain:

3.7.1.1 Editing

Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh dari responden (Hidayat, 2014). Pada tahap ini peneliti memeriksa

43
kembali kelengkapan dan kebenaran data setelah keseluruhan data dikumpulkan

oleh responden.

3.7.1.2 Coding

Proses mengklasifikasi data sesuai dengan klasifikasinya dengan cara

memberikan kode tertentu (Hidayat, 2014). Klasifikasi data dilakukan atas

pertimbangan peneliti sendiri. Semua data diberikan kode untuk memudahkan

proses pengolahan. Memberikan kode angka terhadap data yang terdiri atas

beberapa katagori antara lain:

1) Dukungan Sosial

Kode 1 : dukungan sosial tinggi

Kode 2 : dukungan sosial sedang

Kode 3 : dukungan sosial rendah

2) Coping Stress

Kode 1 : Adaptif

Kode 2 : Maladaptif

3.7.1.3 Entry

Entry yaitu memasukkan data responden dalam bentuk kode lalu

dimasukkan kedalam program computer (Hidayat, 2011). Peneliti memasukkan

data yang telah diedit dan dinilai menggunakan fasilitas komputer dengan

menggunakan SPSS.

3.7.1.4 Cleaning

Cleaning yaitu Setelah sumber data atau responden telah dimasukkan,

perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahankesalahan kode,

44
ketidaklengkapan, dan sebagainya (Hidayat, 2011). Peneliti melakukan

pembersihan data melalui pengecekan kembali data yang telah di entry apakah

data sudah benar atau belum.

3.7.1.5 Tabulasi

Tabulasi merupakan penyajian data dalam bentuk angka yang disusun

dalam tabel agar mudah untuk dibaca atau membuat tabel-tabel data (Putri, 2016).

Sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti pada tahap ini

setiap hasil data dalam dukungan sosial teman sebaya dan coping stress

mahasiswa dalam menyusun tugas akhir sudah diberi nilai kemudian dimasukkan

dalam tabel. Hal ini dimaksudkan dalam pengolahan data.

3.7.2 Analisis data

Analisis data dapat diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia

kemudian diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan

masalah dalam penelitian (Sujarweni, 2014).

3.7.2.1 Analisis univariat

Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian. Analisis univariat berfungsi untuk meringkas

kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data

tersebut berubah menjadi informasi yang berguna, dan pengolahan datanya hanya

satu variabel saja, sehingga dinamakan univariat (Sujarweni, 2014). Analisis

45
disini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi dari variabel-variabel yang

diamati yaitu Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Coping Stress pada mahasiswa

angkatan X dalam penyusunan tugas akhir di STIKes Wira Medika.

3.7.2.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel.

Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antar variable (Sujarweni,

2014). Uji bivariat dalam penelitian ini yaitu menganalisis hubungan dukungan

sosial teman sebaya dengan coping stress pada mahasiswa angkatan x dalam

penyusunan tugas akhir di Stikes Wira Medika. Hasil pengukuran dalam

penelitian ini adalah dalam skala ordinal, sehingga untuk mengetahui hubungan

tersebut dilakukan uji statistik dengan uji Rank Spearman dengan tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05). Semua proses analisis data dilakukan dengan

program komputer. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai p

(probality/probabilitas). Jika nilai p < α maka Ho ditolak, yang berarti bahwa ada

hubungan signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan coping stress

pada mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir. Kuat lemahnya korelasi dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4
Interpretasi Hasil Korelasi berdasarkan Kekuatan Korelasi

No Parameter Nilai (r) Interpretasi


1 Kekuatan Korelasi 0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat

46
2 Arah Korelasi Positif (+) Searah, semakin besar nilai
satu variabel semakin besar
pula nilai variabel lainnya

Negatif (-) Berlawanan arah, semakin


besar nilai satu variabel
semakin kecil pula nilai
variabel lainnya
Sumber: (Sugiyono, 2017)

3.8 Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan subjek manusia yang menjadi isu sentral

yang berkembang saat ini diperlukan etika penelitian dan perlu memahami

prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka peneliti

melanggar hak-hak manusia yang kebetulan sebagai klien (Nursalam, 2013).

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini menekankan masalah etika,

antara lain yaitu:

3.8.1 Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (self determination)

Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi

subjek ataupun tidak dalam penelitian ini tanpa ada paksaan dari orang lain atau

pengaruh dari orang lain (Nursalam, 2013). Hak self determination dilakukan oleh

peneliti dengan memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan

dan prosedur penelitian serta memberikan imformed consent yang mencakup

penjelasan manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini, calon responden berhak

untuk ikut atau tidak untuk menjadi responden.

3.8.2 Hak untuk mendapatkan jaminan dan perlakuan yang diberikan

Memberikan penjelasan secara rinci serta tanggung jawab jika ada

sesuatu yang terjadi kepada subjek (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini

47
responden mendapatkan penjelasan oleh peneliti berupa bagaimana jalannya

penelitian ini kemudia peneliti menjelaskan bahwa responden mendapatkan

jaminan dalam perlakuan yang diberikan dan tidak membahayakan responden.

3.8.3 Hak dijaga kerahasiaan (privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia

(confidentiality) (Nursalam, 2013). Hak privacy diberikan oleh peneliti dengan

cara setiap data yang diberikan oleh responden dijaga kerahasiaan datanya dan

tidak membocorkan kepihak-pihak lain.

3.8.4 Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi

atau menolak menjadi responden (Nursalam, 2013). Pada data informed consent

peneliti juga perlu mencantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan

dipergunakan untuk pengembangan ilmu. Informed consent penelitian ini diisi

oleh mahasiswa yang menjadi responden.

3.8.5 Prinsip tidak merugikan (nonmaleficience)

Prinsip tidak merugikan berarti tugas yang dilakukan tidak mengandung

unsur merugikan, membahayakan, rasa cemas, ataupun rasa takut (Nursalam,

2013). Peneliti tidak melakukan kegiatan yang memperburuk responden dan pada

penelitian ini tidak memiliki resiko.

48
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di STIKes Wira Medika Bali yang

berlokasi di Jl. Kecak No. 9A Gatot Subroto Timur, Denpasar, Bali.

Sekolah tinggi ini didirikan pada tanggal 30 November 2007 dengan luas

lahan 0.715 Ha. Dilihat dari jumlah tenaga kerja di STIKes Wira Medika

Bali berdasarkan tingkat pendidikan mempunyai 1 orang dosen S3, 60

orang dosen S2, 5 orang dosen Profesi/S1, 4 orang staf perpustakaan, 14

orang staf Laboran/Teknisi/Analis/Operator/Programer, 15 orang staf

Adminsitrasi, dan 22 orang staf lainnya. STIKes Wira Medika Bali terdiri

dari 5 program studi yang terdiri dari D3 Rekam Medis dan Informasi

Kesehatan, D3 Teknologi Laboratorium Medis, D4 Teknologi

Laboratorium Medis, S1 Keperawatan, dan Pendidikan Profesi Ners.

Jumlah mahasiswa di STIKes Wira Medika Bali sebanyak 508 mahasiswa

yang terdiri dari 91 mahasiswa laki-laki dan 417 mahasiswa perempuan.

STIKes Wira Medika Bali memiliki beberapa sarana dan prasarana yang

terdiri atas tempat ibadah, ruang yayasan, ruang ketua, ruang wakil ketua,

ruang satuan, pengawas internal, ruang dewan pertimbangan, ruang dosen,

ruang administrasi, ruang kuliah, ruang rapat, ruang perpustakaan, ruang

badan eksekutif mahasiswa, ruang unit kegiatan mahasiswa, ruang

pelayanan kesehatan, ruang konseling, ruang olahraga, ruang pertemuan,


ruang cbt, griya wika, ruang satpam, ruang teknisi, ruang rumah tangga,

ruang ganset, ruang lab kep medikal bedah, ruang lab kep anak, ruang lab

kep maternitas, ruang lab kep jiwa, ruang lab kep gawat darurat, ruang lab

kep komplementer, ruang lab komunitas & keluarga, ruang lab kep

gerontik, ruang lab kep manajemen, ruang lab hematologi, ruang lab

bakteri, ruang lab kimia klinik, ruang lab imunologi & parasitologi, ruang

lab kimia, ruang timbang media & reagensia, ruang sterilisasi alat &

media, ruang central alat, ruang lab rekam medis, kantin, fotocopy serta

lahan parkir yang luas.

Pada saat penelitian di STIKes Wira Medika Bali diikuti oleh

mahasiswa keperawatan angkatan X kelas A10-A, kelas A10-B dan kelas

A10-C yang berjumlah 112 orang responden. Pembagian kuesioner

dilakukan secara online dengan membagikannya di group kelas masing-

masing.

4.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa angkatan x dalam

penyusunan tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali. Setelah dilakukan

pemilihan sampel dengan teknik total sampling didapatkan sampel

sebanyak 112 responden. Adapun karakteristik responden yang diperoleh

berdasarkan jenis kelamin ke dalam tabel sebagai berikut:

4.1.2.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

50
Berdasarkan jenis kelamin dari jumlah responden sebanyak 112

orang didapatkan data sebaran karakteristiknya sebagai berikut:

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin F %
Laki-laki 29 25,9
Perempuan 83 74,1
Total 112 100
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 112

responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 83 responden

(74,1%).

4.1.3 Hasil pengamatan terhadap subyek penelitian berdasarkan variabel

penelitian

Hasil pengamatan terhadap obyek penelitian berdasarkan variabel

penelitian menggunakan instrument pengumpulan data yaitu kuesioner

tentang dukungan sosial teman sebaya dan coping stress. Setelah seluruh

data terkumpul, maka data disajikan dalam tabel distribusi.

4.1.3.1 Dukungan Sosial Teman Sebaya pada Mahasiswa dalam Penyusunan

Tugas Akhir di STIKes Wira Medika Bali

Berdasarkan dukungan sosial teman sebaya pada mahasiswa

dalam penyusunan tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali dari jumlah

responden sebanyak 112 orang didapatkan data sebaran karakteristiknya

sebagai berikut:

51
Tabel 4.2
Dukungan Sosial Teman Sebaya pada Mahasiswa dalam Penyusunan Tugas Akhir
di STIKes Wira Medika Bali

Dukungan Sosial Teman F %


Sebaya
Baik 87 77,7
Cukup 24 21,4
Kurang 1 0,9
Total 112 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 112 responden sebagian

besar responden yang memiliki dukungan sosial teman sebaya yang dikategorikan

baik yaitu sebanyak 87 responden (77,7%).

4.1.3.2 Coping Stress pada Mahasiswa dalam Penyusunan Tugas Akhir di

STIKes Wira Medika Bali

Berdasarkan coping stress pada mahasiswa dalam penyusunan

tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali dari jumlah responden sebanyak

112 orang didapatkan data sebaran karakteristiknya sebagai berikut:

Tabel 4.3
Coping Stress pada Mahasiswa dalam Penyusunan Tugas Akhir di STIKes Wira
Medika Bali

Coping Stress F %
Adaptif 51 45,5
Maladaptif 61 54,5
Total 112 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 112 responden sebagian

besar responden dikategorikan memiliki coping stress maladaptif yaitu sebanyak

61 responden (54,5%).

52
4.1.4 Hasil Analisis Data

Hasil analisa data hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan

coping stress pada mahasiswa angkatan x dalam penyusunan tugas akhir di

STIKes Wira Medika Bali digambarkan pada tabel silang berikut:

Table 4.4
Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Coping Stress pada Mahasiswa
Angkatan X dalam Penyusunan Tugas Akhir di STIKes Wira Medika Bali

Perilaku
r P
Dukungan Sosial Adaptif Maladaptif Total
F % F % F %
Baik 47 54,0 40 46,0 87 100
Cukup 4 16,7 20 83,3 24 100 0,319 0,001
Kurang 0 0 1 100 1
Total 51 45,5 61 54,5 112 100
Berdasarkan hasil analisis pada table 4.4, diketahui nilai signifikansi

yang diperoleh 0,001 sehingga p value < 0,05. Hal ini menyatakan ada hubungan

dukungan sosial teman sebaya dengan coping stress pada mahasiswa angkatan x

dalam penyusunan tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali. Nilai koefisien

korelasi (r) bernilai – 1 sampai 1, berkenaan dengan besaran angka jika nilai (r) 0

maka artinya tidak ada korelasi sama sekali dan jika nilainya 1 itu berarti

sempurna, hal ini berarti semakin mendekati nilai 1 atau -1 maka hubungan antara

kedua variabel semakin kuat. Nilai koefisien korelasi pada variabel ini 0,319

menandakan hubungan yang rendah antara kedua variabel (Sugiyono, 2017).

Mengarah ke arah korelasi positif, dapat dimaknai semakin baik dukungan sosial

teman sebaya maka semakin baik coping stress pada mahasiswa angkatan x dalam

penyusunan tugas akhir di STIKes Wira Medika Bali.

53
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisa data dan melihat hasilnya, selanjutnya peneliti

membahas hasil penelitian yang sudah diuraikan sebelumnya, yang pada akhirnya

akan menjawab tujuan dari penelitian ini dilakukan.

4.2.1 Hasil identifikasi dukungan sosial teman sebaya pada mahasiswa

angkatan x di STIKes Wira Medika Bali

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa dari 112

responden sebagian besar responden yang memiliki dukungan sosial teman

sebaya yang dikategorikan baik yaitu sebanyak 87 responden (77,7%),

terdapat 24 responden (21,4%) memiliki dukungan sosial teman sebaya

yang dikategorikan cukup dan terdapat 1 responden (0,9%) memiliki

dukungan sosial teman sebaya yang dikategorikan kurang. Dari hasil

tersebut juga menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan angkatan x

yang sedang menyusun tugas akhir memiliki banyak teman dekat yang

memberikan semangat dan mendengarkan keluh kesahnya saat

mengerjakan tugas akhir yang menjadikan sebagian besar responden

memiliki dukungan sosial teman sebaya yang dikategorikan baik. Hasil

tersebut didapatkan dari jawaban kuesioner yang rata-rata menjawab item

soal no 13 dan 20 pernyataan mengenai teman-teman bersedia

mendengarkan keluh kesah saat pengerjaan tugas akhir dan teman-teman

sering memberikan semangat ketika mengerjakan skripsi dengan jawaban

sangat setuju dan setuju.

54
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rohmah (2017), di Universitas Muhammadiyah Malang, yang

menyatakan bahwa dari 320 responden didapatkan mahasiswa sebagian

besar memiliki dukungan sosial teman sebaya tinggi atau baik sebesar 166

subyek (51,875%).

Dalam penelitian ini ditemukan sebagian besar responden

dikategorikan memiliki dukungan sosial teman sebaya yang baik dilihat

dari kerangka konsep terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan

sosial teman sebaya seperti keintiman atau kedekatan satu individu dengan

individu yang lain, harga diri atau memerlukan dan menerima bantuan

orang lain, dan keterampilan sosial yaitu jaringan sosial atau pergaulan

yang dimiliki oleh individu (Wardani, 2010). Contohnya yaitu mahasiswa

yang memiliki dukungan sosial teman sebaya yang baik karena mahasiswa

sudah menjalin keakraban dengan teman-temannya selama 4 tahun di

kampus sehingga mereka lebih mengenal dan memiliki rasa saling percaya

untuk memberikan dukungan dan semangat antara satu sama lain.

4.2.2 Hasil identifikasi coping stress pada mahasiswa angkatan x di

STIKes Wira Medika Bali

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 112

responden sebagian besar responden dikategorikan memiliki coping stress

maladaptif yaitu sebanyak 51 responden (45,5%) memiliki coping stress

adaptif dan 61 responden (54,5%) memiliki coping stress maladaptif. Dari

55
hasil tersebut juga menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan angkatan

x yang sedang menyusun skripsi melarikan diri dari kenyataan atau situasi

stres, yang bentuknya seperti sikap apatis atau acuh tak acuh, kehilangan

semangat, dan menilai negatif terhadap diri sendiri sebagai respon

terhadap frustasi atau kegagalan dalam memperoleh yang diinginkan

sehingga menyebabkan sebagian besar responden memiliki coping stress

maladaptif atau negatif. Hasil tersebut didapatkan dari jawaban kuesioner

yang rata-rata menjawab item soal no 6 dan 22 pernyataan mengenai

berpikir untuk lari dari masalah dan menutup diri dari orang lain dengan

jawaban sangat setuju dan setuju. Menurut Ningrum (2011), perbedaan

karakteristik yang ada pada diri mahasiswa akan menentukan respon

mahasiswa terhadap stres yang dihadapi, sehingga akan ada respon yang

berbeda-beda dari mahasiswa terhadap sumber stres yang sama dan respon

yang dialami mahasiswa tersebut disebut dengan coping stress. Coping

stress didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu berusaha untuk

menguasai dan menangani situasi stres yang menekan akibat suatu

masalah yang sedang dihadapi dengan cara melakukan perubahan kognitif

maupun perilaku guna memperoleh rasa aman (Setipu & Nasution, 2016).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Wijayanti (2013), di Universitas Negeri Yogyakarta, yang

menyatakan bahwa dari 167 responden didapatkan mahasiswa sebagian

besar memiliki strategi coping maladaptif dengan 85 responden (60,7%).

56
Berdasarkan sumber stres secara keseluruhan yang paling

menonjol dalam penelitian ini adalah aspek frustrasi. Frustrasi muncul

apabila usaha yang dilakukan individu untuk mencapai suatu tujuan

mendapatkan hambatan atau kegagalan (Imaningsih, 2009). Hambatan ini

bisa bersumber dari lingkungan, maupun dari diri individu dan keluarga.

Pada hasil penelitian sumber stres yang paling tinggi yaitu frustrasi karena

kesulitan bertemu dengan dosen pembimbing dan kesulitan mencari buku

referensi.

Dalam penelitian ini sebagian besar responden dikategorikan memiliki

coping stress maladaptif atau negatif dilihat dari kerangka konsep dimana sumber

stres ada dua yaitu internal dan eksternal, setelah diketahui kedua sumber stres

tersebut maka ada coping stress atau upaya dari seseorang untuk mengurangi stres

yang dialami bisa berupa coping stress adaptif dan coping stress maladaptif

tergantung individu itu sendiri. Contoh mahasiswa yang memiliki coping stress

maladaptif yang berasal dari dalam diri individu atau internal karena mahasiswa

tersebut melarikan diri dari kenyataan seperti merasa tidak mampu dalam

menyelesaikan tugas akhirnya, kehilangan semangat, dan menilai negatif terhadap

diri sendiri sebagai respon terhadap frustasi atau kegagalan dalam memperoleh

yang diinginkan. Coping stress adaptif yang berasal dari dalam diri individu atau

internal karena mahasiswa tersebut bisa menerima kenyataan tentang masalah

yang dihadapi seperti merasa mampu dalam menyelesaikan tugas akhirnya,

memiliki semangat untuk maju, dan menilai positif terhadap diri sendiri.

57
4.2.3 Analisis Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan

Coping Stress pada Mahasiswa Angkatan X dalam Penyusunan

Tugas Akhir di STIKes Wira Medika Bali

Berdasarkan uji analisis statistik Rank Spearman hubungan

dukungan sosial teman sebaya dengan coping stress didapatkan nilai 0,001

sehingga p value < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan coping stress. Dari

hasil penelitian didapatkan bahwa dukungan sosial baik dengan jumlah

sebanyak 87, yang memiliki prilaku maladaptif ada 40 orang (46,0%),

yang memiliki prilaku adaptif ada 47 orang (54,0%), dukungan sosial

cukup dengan jumlah sebanyak 24, yang memiliki prilaku maladaptif ada

20 orang (83,3%), yang memiliki prilaku adaptif ada 4 orang (16,7%),

dukungan sosial kurang dengan jumlah sebanyak 1, yang memiliki prilaku

maladaptif ada 1 (100%). Nilai koefisien korelasi pada variable ini 0,319

menandakan hubungan yang rendah antara kedua variabel (Sugiyono,

2017). Mengarah ke arah korelasi positif, dapat dimaknai semakin tinggi

dukungan sosial teman sebaya maka semakin baik coping stress

mahasiswa angkatan x dalam penyusunan tugas akhir di STIKes Wira

Medika Bali.

Mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir banyak yang mengalami

kendala atau hambatan, seperti kesulitan dalam penentuan topik atau judul

penelitian, kesulitan bertemu dengan dosen pembimbing, kesulitan dalam mencari

bahan referensi, dan lain sebagainya. Berbagai masalah atau hambatan yang

58
dialami oleh mahasiswa tersebut dapat berdampak pada individu itu sendiri dan

apabila berbagai masalah tersebut tidak dapat diatasi dengan baik dan efektif,

akan memberikan dampak yang negatif pada individu tersebut, dan dapat

menimbulkan stres (Wijayanti, 2013). Diperlukan suatu strategi atau cara untuk

dapat menghadapi dan mengatasi masalah tersebut yaitu diperlukan suatu strategi

coping stress yang efektif yang dapat digunakan oleh mahasiswa tingkat akhir

dalam menghadapi stres selama penyusunan tugas akhir. Selain coping stress

mahasiswa juga memerlukan dukungan teman sebaya untuk mengatasi stres yang

dialami mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir. Dukungan sosial teman sebaya

dapat berpengaruh pada stres dimana ketika dukungan sosial seseorang tinggi

maka tingkat stres yang dialami akan menurun (Rohmah, 2017). Dan apabila

dukungan sosial teman sebaya sudah baik tetapi mahasiswa yang sedang

menyusun skripsi melarikan diri dari kenyataan atau situasi stres, yang bentuknya

seperti sikap apatis atau acuh tak acuh, kehilangan semangat, dan menilai negatif

terhadap diri sendiri sebagai respon terhadap frustasi atau kegagalan dalam

memperoleh yang diinginkan sehingga menyebabkan sebagian besar mahasiswa

memiliki coping stress maladaptif atau negatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2017), menyatakan

bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial teman

sebaya terhadap stres pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi dengan

koefisien r sebesar -0,259 dan probabilitas (0,000 < 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat dukungan sosial teman sebaya

59
yang diberikan semakin turun tingkat stres pada mahasiswa yang

mengerjakan tugas akhir.

Hasil penelitian yang didapat oleh peneliti dimana dukungan

sosial teman sebaya dapat mempengaruhi stres pada mahasiswa yang

mengerjakan tugas akhir. Ketika dukungan sosial yang diberikan kurang

maka stres pada mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir akan

memberikan dampak bagi pengerjaannya dan sebaliknya. Tersedianya

dukungan sosial teman sebaya itu sangat diperlukan sehubungan dengan

rasa keputusasaan yang dihadapi mahasiswa dalam penyusunan tugas

akhir dan diharapkan dengan adanya dukungan dari teman sebaya dan

coping stress yang dimiliki oleh mahasiswa baik sehingga memberikan

dampak positif bagi individu yang akan lebih bisa menerima kenyataan

dan dapat berpikir positif bahwa individu tersebut dapat mengatasi

hambatannya dalam penyusunan tugas akhir. Dengan dukungan sosial

teman sebaya yang baik maka individu percaya bahwa mereka dicintai,

dihargai, dan dapat menyelesaikan suatu masalahnya. Dan sebaliknya

apabila dukungan sosial teman sebaya sudah baik tetapi individu itu

sendiri melarikan diri dan mengabaikan masalah yang dihadapi, individu

itu pun akan merasa bahwa mereka tidak dicintai, tidak dihargai, dan tidak

dapat menyelesaikan suatu masalahnya.

4.3 Keterbatasan Penelitian

60
Ada beberapa hambatan dan keterbatasan yang dihadapi peneliti

dalam melakukan penelitian ini, antara lain :

1. Pada saat pengumpulan data terdapat kendala waktu, dikarenakan tidak sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan sehubungan dengan kondisi lingkungan

sekarang terkait adanya wabah covid-19 yang mengharuskan kampus untuk

meliburkan mahasiswanya dan belajar dirumah atau kuliah online.

2. Pada proses pengumpulan data, peneliti tidak dapat bertemu dan mengontrol

pengisian kuesioner secara langsung, karena untuk pengisian kuesioner

dilakukan secara online dan dilakukan dirumah masing-masing.

3. Pada saat pengumpulan data secara online dengan menggunakan google form,

peneliti kurang menambahkan usia pada karakteristik penelitian.

61
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan didapatkan

simpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik dukungan sosial teman sebaya dengan coping stress mahasiswa

angkatan x di STIKes Wira Medika Bali sebagian besar responden berada

pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 83 orang (74,01%).

2. Dukungan sosial teman sebaya mahasiswa angkatan x di STIKes Wira Medika

Bali sebagian besar responden berada di dukungan sosial teman sebaya baik

yaitu sebanyak 87 responden (77,07%).

3. Coping stress mahasiswa angkatan x di STIKes Wira Medika Bali sebagian

besar responden memiliki coping stress maladaptif yaitu sebanyak 61

responden (54,05%).

4. Hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan

coping stress pada mahasiswa angkatan x dalam penyusunan skripsi di

STIKes Wira Medika Bali dengan hasil p value (< 0,05), kekuatan hubungan

nilai koefisien korelasi (0,319) menandakan hubungan yang rendah antara

kedua variabel, dan mengarah ke arah korelasi positif. Dukungan sosial baik

dengan jumlah sebanyak 87, yang memiliki prilaku maladaptif ada 40 orang

(46,00%), yang memiliki prilaku adaptif ada 47 orang (54,00%), dukungan

sosial cukup dengan jumlah sebanyak 24, yang memiliki prilaku maladaptif

ada 20 orang (83,03%), yang memiliki prilaku adaptif ada 4 orang (16,07%),
dukungan sosial kurang dengan jumlah sebanyak 1, yang memiliki prilaku

maladaptif ada 1 (100%).

5.2 Saran

Saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Bagi responden

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mahasiswa tentang dukungan

sosial teman sebaya dengan coping stress dalam penyusunan skripsi.

2. Bagi institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan refrensi untuk

penelitian lebih lanjut dan karena coping stress pada penelitian ini baik

sehingga tidak masalah apabila pembuatan tugas akhir atau skripsi

dipertahankan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan untuk penelitian lain yang ingin

mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dan dapat dijadikan pedoman untuk

meneliti variabel-variabel seperti faktor-faktor lain yang mempengaruhi

strategi coping menghadapi stres selama penyusunan tugas akhir skripsi agar

lebih efektif dan efisien.

62
DAFTAR PUSTAKA

Agung, G. 2013. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy dengan Tingkat
Stres Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi.

Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. 2017. THE DESCRIPTION OF


STRES LEVELS INCOLLEGE STUDENT. 5(5).

Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Broto, H. D. F. C. 2016. Stres Pada Mahasiswa Penulis Skripsi (Studi Kasus pada
Salah Satu Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma). Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Carver, C.S., Scheir, M.F., & Wientraub, J.K. 1989. Assessing Coping Strategies:
A Theoritically Based Approach. Journal of Personality and Social
Psychology, Vol. 56, No. 2, 267 – 283.

Donatelle, R. 2013. & Outcomes Approach. J. My Health. Available at


http://www.pearsonhighered.com/donatelle1einfo/myhealth/assets/image
s/other/Donatelle_Ch0.pdf. (25 Oktober 2019).

Giyarto. 2018. Stres pada mahasiswa tingkat akhir fakultas psikologi universitas
muhammadiyah surakarta dalam mengerjakan skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Gunarsa, S. D. 2017. Psikologi Remaja. Jakarta: Libri Gunung Mulia.

Harrington, R. 2013. Stress, health and well being: thriving in the 21st century.
USA: Wadsworth Cengage learning.

Hawari, D. 2013. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas


Kedokteran UI.

Hidayat, A. 2011. Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.


Jakarta: Salemba Medika.

_________. 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.


Jakarta: Salemba Medika.

Imaningsih, Y. 2009. Pengembangan Skala Stres Untuk Siswa Di SMA N 1


KERTEK WONOSOBO. Skripsi. FIP UNY.

Kinantie, O. A. 2012. Gambar Tingkat Stres Siswa SMAN 3 Bandung Kelas XII
Menjelang Ujian 2012.
Mashudi, F. 2012. Psikologi Konseling. Yogyakarta: IRCiSoD.

Nasir, A., & Muhith, A. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan
Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Ningrum, D. W. 2011. Hubungan Antara Optimisme dan Coping Stress pada


Mahasiswa UEU yang Sedang Menyusun Skripsi. Jurnal Psikologi, 9(1),
41-47.

Notoatmodjo. 2011. Metodologi penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2013. Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

________. 2017. Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Potter, P. 2010. Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7.


Vol.3. Jakarta: EGC.

Putri, D. M. 2016. Pengantar Riset Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.

Rahmasari, 2016. Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Motivasi


Belajar Pada Siswa. http://jurnalfpk.uinsby.ac.id/. (26 Desember 2019).

Rahmayani, Liza, & Syah. 2019. Gambaran Tingkat Stres Berdasarkan Stressor
pada Mahasiswa Kedokteran Tahun Pertama Program Studi Profesi
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan 2017. 8(1),
103 – 111.

Rini, Kartika, & Qurroyzhin. 2011. Hubungan antara keterbukaan diri dengan
kebahagiaan pernikahan pada pria dewasa awal (Skripsi). Gunadarma
University.

Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. 2014. perilaku organisasi. Edisi keenam belas.
Jakarta: PT Salemba Empat.

Rohmah, Q. 2017. Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Stres


pada Mahasiswa yang Mengerjakan Skripsi di Universitas
Muhammadiyah Malang. http://eprints.umm.ac.id/50562-1/. (16
November 2019).
Rosenfeld, L. M. E. 2010. Social support and strain from partner family, and
freids: Costs and benefits for men and women in adulthood. Journal of
social support & personal relationship. 17 (1), 5 - 30.
Rozaq, A. 2014. Tingkat stres mahasiswa dalam proses mengerjakan skripsi. Skripsi,
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan
Ampel Surabaya.

Santrock, J. W. 2010. Remaja jilid dua edisi kesebelas. (Terj. Benedictine W).
Jakarta: Erlangga.

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. 2011. Health psychology: biopsychosocial


interactions. Seven Edition. Hal 81- 83, USA: Wiley.

Septiani, E. 2013. Hubungan antara tingkat stres dengan gaya humor pada mahasiswa
(Skripsi). UIN SGD Bandung.

Setipu, J. M., & Nasution, M. 2016. Pengaruh Konsep Diri terhadap Coping
Stress pada Mahasiswa FAI UMSU. Jurnal Universitas Muhammadiyah
Sumatra Utara, 3(4), 68-83.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

________. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sujarweni, V. 2014. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Stuart, G. W. 2016. Keperawatan Kesehatan Jiwa : Indonesia: Elsever.

Syamsuddin. 2017. Komparasi Tingkat Stres Antara Mahasiswa Input MA dan


Input SMA Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah,
IX(2), pp. 237–248.

Syofia, E. 2010. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Stres Pada Mahasiswa


Fakultas Keperawatan yang Sedang Menyelesaikan Skripsi.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17163. (28 Desember
2019).

Wardani. 2010. Hubungan Dukungan Sosial dengan Depresi pada Lansia di


Penyantunan Lanjut Usia Wana Seraya. Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar:
Program Study Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
Wijayanti, N. 2013. Strategi Coping Menghadapi Stres dalam Penyusunan Tugas
Akhir Skripsi pada Mahasiswa Program S1 Fakultas Ilmu Pendidikan.
http://eprints.uny.ac.id/10069/. (20 Oktober 2019).

World Health Organization. 2017. Global Health Observatory Data.


http://www.who.int/gho/mental_health/en/. (4 Desember 2019).

Zahrim, N. Moh., Khodarahimi, S., & Hashim, I. H. M. 2016. Attachment styles,


serceived stress and social support in a Malaysian young adults Sample.
Psychologica Belgica, 56 (1), pp. 65–79

Zakaria, D. 2017. Tingkat Stres Mahasiswa Ketika Menempuh Skripsi.


http://eprints.umm.ac.id/47398/. (18 November 2019).
Lampiran 1

RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Bulan dan Tahun


No November Desember Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli
Keterangan 2019 2019 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap Awal
Penyusunan
Proposal
Ujian
Proposal
Revisi
Proposal
2. Tahap
Pelaksanaan
Pengurusan
Perizinan
Pengumpulan
Data
Pengolahan
Data
3. Tahap Akhir
Penyusunan
Skripsi
Sidang
Skripsi
Revisi
Laporan
Pengumpulan
Skripsi
Lampiran 2

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

No Kegiatan Rencana Biaya


1. Penyusunan proposal :
a. Studi pendahuluan (foto copy Rp. 30.000,00
kuesioner)
b. Foto copy penyusunan proposal Rp. 200.000,00
c. Konsumsi ujian seminar proposal Rp. 120.000,00
d. Perbaikan (revisi) proposal Rp. 150.000,00
2. Pelaksaan penelitian :
a. Pengurusan ijin penelitian (foto copy Rp. 50.000,00
surat-surat)
b. Pengolahan data Rp. 250.000,00
3. Tahap akhir :
a. Penyusunan skripsi Rp. 50.000,00
b. Perbaikan (revisi) skripsi Rp. 100.000,00
c. Pengumpulan skripsi Rp. 200.000,00
JUMLAH Rp. 1.150.000,00
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Saudara/i calon responden
Di STIKes Wira Medika Bali

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anak Agung Citra Swandewi
Status : Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali
Bertujuan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan
Sosial Teman Sebaya dengan Coping Stress pada Mahasiswa angkatan X
dalam Penyusunan Tugas Akhir di STIKes Wira Medika Bali”. Untuk
maksud tersebut, saya mohon kesediaan Saudara/i untuk turut berpartisipasi
sebagai responden, dalam memberikan informasi atau jawaban pertanyaan yang di
ajukan peneliti.
Semua informasi yang Saudadara/i berikan adalah benar hanya digunakan
untuk kepentingan peneliti dan akan dijaga kerahasiaannya. Apabila Saudara/i
bersedia berpartisipan dalam penelitian, saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar pertanyaan menjadi responden.
Atas perhatian dan kesediaan yang diberikan, saya ucapkan terimakasih.

Denpasar, April 2020

Peneliti

(Anak Agung Citra Swandewi)


Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Judul Penelitian : Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Coping
Stress pada Mahasiswa angkatan X dalam Penyusunan Tugas
Akhir di STIKes Wira Medika Bali
Peneliti : Anak Agung Citra Swandewi
Nim : 16.321.2426
Saya telah mendapatkan penjelasan dengan baik mengenai persetujuan dan
manfaat tentang penelitian berjudul “Hubungan Dukungan Sosial Teman
Sebaya dengan Coping Stress pada Mahasiswa angkatan X dalam
Penyusunan Tugas Akhir di STIKes Wira Medika Bali”. Saya mengerti resiko
yang akan terjadi dalam penelitian ini tidak ada dan saya berhak menolak untuk
berperan serta dalam penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian setiap
saat tanpa adanya sanksi atau kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberikan kesempatan bertanya mengenai penelitian ini dan
telah dijawab serta dijelaskan secara baik. Saya secara sukarela dan sadar bersedia
berperan serta dalam penelitian ini dengan menandatangani Surat Persetujuan
Responden.

Denpasar, April 2020

Responden
Peneliti

(Anak Agung Citra Swandewi) (………………………………………….....)


NIM: 16.321.2426
Lampiran 5

PERMOHONAN MENJADI ENUMERATOR

Kepada Yth.
Saudara/i……………………………………………………
Di Tempat

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Anak Agung Citra Swandewi
NIM : 16.321.2426
Adalah mahasiswa STIKes Wira Medika Bali Jurusan Keperawatan, akan
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya
dengan Coping Stress pada Mahasiswa angkatan X dalam Penyusunan Tugas
Akhir di STIKes Wira Medika Bali” dengan maksud tersebut, saya meminta
kesediaan saudara/i untuk berpartisipasi dalam proses penelitian ini. Tidak ada
paksaan dalam hal ini, namun jika saudara/i bersedia, mohon untuk
menandatangani pernyataan persetujuan menjadi pendamping.
Atas perhatian dan kesediaan saudara/i saya ucapkan terima kasih.

Denpasar, 21 April 2020

Peneliti

(Anak Agung Citra Swandewi)

NIM: 16.321.2426
Lampiran 6

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI ENUMERATOR

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : CD
Kelas : A10-A

Setelah mendapatkan penjelasan, dengan ini bersedia dan berperan serta


dalam penelitian berjudul “Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan
Coping Stress pada Mahasiswa angkatan X dalam Penyusunan Tugas Akhir
di STIKes Wira Medika Bali” yang dilakukan oleh Anak Agung Citra
Swandewi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya, Terima Kasih.

Denpasar, 21 April 2020

Enumerator

( CD )
Lampiran 7

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI ENUMERATOR

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : AW
Kelas : A10-B

Setelah mendapatkan penjelasan, dengan ini bersedia dan berperan serta


dalam penelitian berjudul “Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan
Coping Stress pada Mahasiswa angkatan X dalam Penyusunan Tugas Akhir
di STIKes Wira Medika Bali” yang dilakukan oleh Anak Agung Citra
Swandewi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya, Terima Kasih.

Denpasar, 21 April 2020

Enumerator

( AW )
Lampiran 8

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI ENUMERATOR

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : NH
Kelas : A10-C

Setelah mendapatkan penjelasan, dengan ini bersedia dan berperan serta


dalam penelitian berjudul “Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan
Coping Stress pada Mahasiswa angkatan X dalam Penyusunan Tugas Akhir
di STIKes Wira Medika Bali” yang dilakukan oleh Anak Agung Citra
Swandewi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya, Terima Kasih.

Denpasar, 21 April 2020

Enumerator

( NH )
Lampiran 9

KUESIONER SKALA DUKUNGAN SOSIAL

Identitas Respondem
Nama (inisial) :
Kelas :
Jenis kelamin :

Petunjuk pengisian
1. Kuesioner ini semata-mata hanya untuk keperluan akademis atau penelitian
2. Baca dan jawablah semua pernyataan secara teliti dan jujur. Kerahasian
jawaban akan dijaga
3. Beri tanda (√) pada pilihan jawaban yang telah disediakan , adaun kriteria
jawaban adalah sebagai berikut:
a) SS = artinya bila anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut
b) S = artinya bila anda setuju dengan pernyataan tersebut
c) TS = artinya bila anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut
d) STS = artinya bila anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
NO. PERNYATAAN SS S TS STS
1. Jika saya membutuhkan informasi penting, teman-
teman selalu membantu
2. Teman-teman tidak pernah membantu di saat saya
kurang memahami mata kuliah
3. Saat berbuat kesalahan, teman-teman tidak ada yang
mengingatkan apabila saya berbuat salah
4. Teman-teman bersedia meminjamkan alat tulisnya
ketika saya membutuhkannya
5. Teman-teman tidak percaya dengan kemampuan
yang saya miliki
6. Teman-teman tidak bersedia meminjamkan uang
ketika saya membutuhkan
7. Teman-teman menolak memberi saran ketika saya
menghadapi kesulitan
8. Semua teman sangat menyayangi saya
9. Ketika teman-teman sibuk, mereka mengabaikan
saya
10. Teman-teman membantu mencari bahan literatur
untuk skripsi saya
11. Teman-teman memberikan pujian atas hasil kerja
yang telah saya buat
12. Teman saya tidak bersedia meminjamkan buku
13. Teman-teman bersedia mendengarkan keluh kesah
saya tentang pengerjaan skripsi
14. Teman-teman menghargai kemampuan saya bahwa
dapat menyelesaikan skripsi
15. Teman-teman memberikan nasehat kepada saya
ketika tidak mengerjakan skripsi
16. Teman-teman tidak menghargai setiap usaha yang
saya lakukan untuk membantunya
17. Teman-teman menanyakan keadaan saya saat merasa
sedih
18. Teman satu bimbingan tidak memberitahu tentang
jadwal bimbingan
19. Teman-teman sering memberikan saran ketika saya
kesulitan mengerjakan skripsi
20. Teman-teman saya sering memberikan semangat
ketika saya mengerjakan skripsi
21. Saya tidak nyaman ketika mengerjakan skripsi
dengan teman-teman
22. Teman memberikan obat ketika saya sakit
23. Saya tidak mempunyai teman untuk berkeluh kesah
24. Teman-teman tidak peduli dengan kondisi saya
25. Teman-teman menghargai pendapat saya ketika kita
sedang berdiskusi
26. Saya merasa sendiri ketika menghadapi skripsi
27. Teman-teman tidak bersedia meminjamkan
laptopnya ketika laptop saya bermasalah
28. Teman saya tidak bersedia menemani mencari
tempat penelitian
29. Teman-teman mendukung ide tema skripsi saya
30. Teman-teman tidak mengharapkan kehadiran saya
ketika berkumpul bersama
Sumber : (Rohmah, 2017)
Lampiran 10

KUESIONER SKALA STRATEGI COPING


Petunjuk pengisian
1. Kuesioner ini semata-mata hanya untuk keperluan akademis atau penelitian
2. Baca dan jawablah semua pernyataan secara teliti dan jujur. Kerahasian
jawaban akan dijaga
3. Beri tanda (√) pada pilihan jawaban yang telah disediakan , adaun kriteria
jawaban adalah sebagai berikut:
a) SS = artinya bila anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut
b) S = artinya bila anda setuju dengan pernyataan tersebut
c) TS = artinya bila anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut
d) STS = artinya bila anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
NO. PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya berusaha mencari informasi mengenai stres dan
gejalanya selama penyusunan skripsi
2. Saya malas untuk mengerjakan skripsi
3. Saya bertanya kepada teman untuk mencegah stres
atau tekanan yang dialami
4. Saya mengatasi masalah dengan menghindari
masalah tersebut
5. Saya membuat rencana untuk menangani masalah
stres
6. Saya berpikir untuk lari dari masalah
7. Saya mendengarkan musik untuk menenangkan hati
dan pikiran
8. Saya berusaha berpikir positif setiap menghadapi
suatu masalah
9. Saya mencoba untuk tidak terbawa emosi dalam
menghadapi masalah
10. Saya mengurangi kegiatan yang menguras tenaga
dan pikiran saya
11. Saya mengatasi masalah dengan terburu-buru tanpa
memikirkan resiko yang ada
12. Saya merasa terbebani dengan tugas skripsi
13. Saya bersikap tenang dan berkonsentrasi dengan
tugas skripsi
14. Saya bertanya kepada orang yang pernah mengalami
masalah yang sama
15. Saya tidak pernah meminta bantuan orang lain
apabila sedang mengalami masalah
16. Saya menerima pendapat dan saran dari orang lain
terutama teman
17. Saya kurang memperhatikan pendapat dan saran dari
teman
18. Saya tidak suka mendapat saran atau kritikan dari
orang lain
19. Saya mendapat informasi yang sesuai dengan
masalah yang dihadapi
20. Saya membutuhkan dukungan dan pengertian dari
teman selama menyusun skripsi
21. Saya bercerita dengan seseorang mengenai perasaan
yang sedang saya alami
22. Saya menutup diri dari orang lain
23. Saya berusaha ceria dan tenang dalam menghadapi
masalah
24. Saya selalu menerima saran dan nasihat dari orang
lain untuk mengurangi stres
25. Saya menutup diri atas permasalahan yang dialami
dari semua pihak
26. Saya selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan
Tuhan
27. Saya menjalankan ibadah lebih tekun supaya
dimudahkan dalam penyusunan skripsi
28. Saya berdoa kepada Tuhan supaya tabah dalam
menghadapi setiap masalah
29. Saya lebih mendekatkan diri dengan Tuhan YME
Sumber : (Wijayanti, 2013)

Lampiran 11

MASTER TABEL

Dukungan Sosial Teman


No. Jenis Coping Stress
Kelas Sebaya
Resp Kelamin
Skor Kategori Kode Skor Kategori Kode
Perempua Tinggi Adaptif
1 n A10-B 84 1 88 1
Perempua Sedang Maladaptif
2 n A10-B 60 2 58 2
Perempua Tinggi Adaptif
3 n A10-A 73 1 92 1
Perempua Tinggi Adaptif
4 n A10-C 75 1 88 1
Perempua Tinggi Adaptif
5 n A10-B 77 1 76 1
Perempua Tinggi Maladaptif
6 n A10-A 71 1 61 2
Perempua Tinggi Adaptif
7 n A10-A 75 1 77 1
Perempua Tinggi Maladaptif
8 n A10-B 72 1 56 2
Perempua Tinggi Adaptif
9 n A10-B 76 1 76 1
Perempua Tinggi Adaptif
10 n A10-A 77 1 76 1
Perempua Tinggi Adaptif
11 n A10-B 79 1 78 1
Perempua Tinggi Maladaptif
12 n A10-C 77 1 62 2
13 Perempua A10-A 79 Tinggi 1 78 Adaptif 1
n
Perempua Tinggi Adaptif
14 n A10-B 81 1 76 1
Perempua Tinggi Adaptif
15 n A10-B 78 1 77 1
Perempua Tinggi Adaptif
16 n A10-A 76 1 76 1
Perempua Tinggi Maladaptif
17 n A10-B 75 1 67 2
Perempua Tinggi Adaptif
18 n A10-C 83 1 78 1
Perempua Tinggi Maladaptif
19 n A10-A 87 1 74 2
Perempua Tinggi Adaptif
20 n A10-C 74 1 76 1
21 Laki-laki A10-A 69 Sedang 2 55 Maladaptif 2
Perempua Tinggi Maladaptif
22 n A10-B 77 1 65 2
Perempua Tinggi Adaptif
23 n A10-A 80 1 77 1
Perempua Tinggi Adaptif
24 n A10-C 80 1 76 1
25 Laki-laki A10-A 70 Tinggi 1 62 Maladaptif 2
Perempua Tinggi Maladaptif
26 n A10-C 76 1 67 2
27 Laki-laki A10-A 71 Tinggi 1 76 Adaptif 1
Perempua Sedang Maladaptif
28 n A10-A 64 2 76 2
Perempua Tinggi Adaptif
29 n A10-C 78 1 77 1
Perempua Tinggi Maladaptif
30 n A10-A 71 1 67 2
Perempua Tinggi Adaptif
31 n A10-B 76 1 76 1
Perempua Sedang Adaptif
32 n A10-A 78 2 79 1
Perempua Tinggi Maladaptif
33 n A10-A 86 1 67 2
Perempua Tinggi Adaptif
34 n A10-A 80 1 76 1
Perempua Tinggi Maladaptif
35 n A10-A 79 1 62 2
36 Perempua A10-C 81 Tinggi 1 77 Adaptif 1
n
37 Laki-laki A10-A 72 Tinggi 1 69 Maladaptif 2
Perempua Tinggi Maladaptif
38 n A10-C 71 1 72 2
Perempua Tinggi Adaptif
39 n A10-C 77 1 76 1
Perempua Tinggi Maladaptif
40 n A10-A 78 1 73 2
41 Laki-laki A10-C 78 Tinggi 1 76 Adaptif 1
Perempua Tinggi Adaptif
42 n A10-C 80 1 78 1
43 Laki-laki A10-B 75 Tinggi 1 58 Maladaptif 2
44 Laki-laki A10-B 75 Tinggi 1 78 Adaptif 1
45 Laki-laki A10-B 58 Sedang 2 50 Maladaptif 2
46 Laki-laki A10-B 67 Sedang 2 63 Maladaptif 2
47 Laki-laki A10-B 66 Sedang 2 76 Adaptif 1
Perempua Sedang Maladaptif
48 n A10-C 66 2 61 2
Perempua Tinggi Maladaptif
49 n A10-B 78 1 59 2
Perempua Sedang Maladaptif
50 n A10-C 63 2 60 2
51 Laki-laki A10-A 77 Tinggi 1 76 Adaptif 1
Perempua Sedang Maladaptif
52 n A10-C 65 2 66 2
53 Laki-laki A10-B 75 Tinggi 1 76 Adaptif 1
Perempua Sedang Maladaptif
54 n A10-C 69 2 56 2
Perempua Tinggi Adaptif
55 n A10-C 79 1 76 1
56 Laki-laki A10-B 49 Sedang 2 33 Maladaptif 2
57 Laki-laki A10-C 76 Tinggi 1 78 Adaptif 1
Perempua Sedang Maladaptif
58 n A10-C 60 2 58 2
59 Laki-laki A10-A 33 Rendah 3 35 Maladaptif 2
Perempua Tinggi Maladaptif
60 n A10-C 86 1 58 2
Perempua Tinggi Adaptif
61 n A10-C 88 1 77 1
62 Laki-laki A10-A 60 Sedang 2 53 Maladaptif 2
63 Laki-laki A10-B 76 Tinggi 1 61 Maladaptif 2
64 Laki-laki A10-A 65 Sedang 2 54 Maladaptif 2
65 Laki-laki A10-A 75 Tinggi 1 74 Maladaptif 2
66 Laki-laki A10-A 75 Tinggi 1 76 Adaptif 1
67 Laki-laki A10-B 80 Tinggi 1 78 Adaptif 1
Perempua Sedang Maladaptif
68 n A10-B 64 2 53 2
Perempua Tinggi Maladaptif
69 n A10-C 74 1 64 2
Perempua Tinggi Maladaptif
70 n A10-C 73 1 68 2
Perempua Tinggi Maladaptif
71 n A10-B 79 1 52 2
Perempua Tinggi Adaptif
72 n A10-C 78 1 77 1
Perempua Tinggi Adaptif
73 n A10-C 71 1 77 1
Perempua Tinggi Adaptif
74 n A10-B 71 1 76 1
Perempua Tinggi Adaptif
75 n A10-C 76 1 78 1
76 Laki-laki A10-B 77 Tinggi 1 76 Adaptif 1
Perempua Sedang Maladaptif
77 n A10-B 48 2 60 2
Perempua Tinggi Maladaptif
78 n A10-B 78 1 68 2
Perempua Tinggi Maladaptif
79 n A10-B 75 1 47 2
80 Laki-laki A10-C 78 Tinggi 1 62 Maladaptif 2
Perempua Tinggi Maladaptif
81 n A10-B 84 1 68 2
Perempua Sedang Maladaptif
82 n A10-B 58 2 63 2
83 Laki-laki A10-B 82 Tinggi 1 77 Adaptif 1
Perempua Tinggi Adaptif
84 n A10-B 78 1 76 1
Perempua Sedang Maladaptif
85 n A10-B 69 2 66 2
Perempua Tinggi Maladaptif
86 n A10-B 76 1 64 2
Perempua Tinggi Adaptif
87 n A10-A 82 1 76 1
88 Laki-laki A10-C 73 Tinggi 1 64 Maladaptif 2
Perempua Tinggi Maladaptif
89 n A10-C 91 1 65 2
Perempua Tinggi Adaptif
90 n A10-C 84 1 76 1
Perempua Tinggi Maladaptif
91 n A10-C 73 1 65 2
92 Laki-laki A10-A 64 Sedang 2 65 Maladaptif 2
Perempua Tinggi Maladaptif
93 n A10-A 76 1 63 2
94 Laki-laki A10-C 76 Tinggi 1 77 Adaptif 1
95 Laki-laki A10-A 71 Tinggi 1 76 Adaptif 1
Perempua Sedang Adaptif
96 n A10-C 69 2 76 1
Perempua Tinggi Maladaptif
97 n A10-A 76 1 54 2
98 Laki-laki A10-B 80 Tinggi 1 55 Maladaptif 2
Perempua Tinggi Adaptif
99 n A10-A 82 1 76 1
Perempua Sedang Maladaptif
100 n A10-A 63 2 69 2
Perempua Tinggi Adaptif
101 n A10-B 75 1 76 1
Perempua Sedang Maladaptif
102 n A10-A 68 2 68 2
Perempua Tinggi Maladaptif
103 n A10-C 74 1 64 2
Perempua Sedang Adaptif
104 n A10-A 64 2 77 1
Perempua Tinggi Maladaptif
105 n A10-B 89 1 66 2
Perempua Tinggi Maladaptif
106 n A10-C 73 1 54 2
Perempua Tinggi Maladaptif
107 n A10-A 76 1 67 2
Perempua Tinggi Adaptif
108 n A10-C 76 1 78 1
Perempua Tinggi Adaptif
109 n A10-A 76 1 76 1
Perempua Tinggi Maladaptif
110 n A10-B 77 1 68 2
Perempua Tinggi Maladaptif
111 n A10-A 76 1 64 2
Perempua Tinggi Maladaptif
112 n A10-A 76 1 65 2
Keterangan :
Jenis Kelamin : 1 = Laki-laki
2 = Perempuan
Kelas : 1 = Kelas A10-A
2 = Kelas A10-B
3 = Kelas A10-C
Skala Dukungan Sosial : 1 = Interaksi sosial tinggi
2 = Interaksi sosial sedang
3 = Interaksi sosial rendah
Strategi Coping : 1 = Adaptif
2 = Maladaptif
Lampiran 12

ANALISI DATA

Frequencies
Statistics
Jenis Kelamin Dukungan Sosial Coping Stress
N Valid 112 112 112
Missing 0 0 0
Mean 1.74 1.23 1.54
Median 2.00 1.00 2.00
Std. Deviation .440 .445 .500
Minimum 1 1 1
Maximum 2 3 2

Frequency Table

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 29 25.9 25.9 25.9
Perempuan 83 74.1 74.1 100.0
Total 112 100.0 100.0

Dukungan Sosial
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 87 77.7 77.7 77.7
Cukup 24 21.4 21.4 99.1
Kurang 1 .9 .9 100.0
Total 112 100.0 100.0

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Adaptif 51 45.5 45.5 45.5
Maladaptif 61 54.5 54.5 100.0
Total 112 100.0 100.0
Crosstabs
Jenis Kelamin * Coping Stress Crosstabulation
Coping Stress Total
Adaptif Maladaptif
Jenis Kelamin Laki-laki Count 13 16 29
% within Jenis Kelamin 44.8% 55.2% 100.0%
Perempuan Count 38 45 83
% within Jenis Kelamin 45.8% 54.2% 100.0%
Total Count 51 61 112
% within Jenis Kelamin 45.5% 54.5% 100.0%

Dukungan Sosial * Coping Stress Crosstabulation


Coping Stress Total
Adaptif Maladaptif
Dukungan Sosial Baik Count 47 40 87
% within Dukungan Sosial 54.0% 46.0% 100.0%
Cukup Count 4 20 24
% within Dukungan Sosial 16.7% 83.3% 100.0%
Kurang Count 0 1 1
% within Dukungan Sosial .0% 100.0% 100.0%
Total Count 51 61 112
% within Dukungan Sosial 45.5% 54.5% 100.0%

Nonparametric Correlations
Correlations
Dukungan Sosial Coping Stress
Spearman's rho Dukungan Sosial Correlation Coefficient 1.000 .319**
Sig. (2-tailed) . .001
N 112 112
**
Coping Stress Correlation Coefficient .319 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 112 112
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 13

Uji validitas dan reliabilitas variable dukungan sosial

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,989 30
Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X1 92,4667 302,602 ,975 ,988
X2 92,4667 302,602 ,975 ,988
X3 92,4667 301,913 ,930 ,988
X4 92,4333 301,771 ,915 ,989
X5 92,5333 300,740 ,900 ,989
X6 92,3667 305,206 ,799 ,989
X7 92,4667 303,913 ,845 ,989
X8 92,4333 306,254 ,729 ,989
X9 92,5333 302,120 ,845 ,989
X10 92,4333 302,116 ,901 ,989
X11 92,4000 303,972 ,808 ,989
X12 92,4000 304,938 ,900 ,989
X13 92,4333 305,909 ,802 ,989
X14 92,4000 302,593 ,929 ,988
X15 92,3667 305,689 ,779 ,989
X16 92,3667 302,171 ,866 ,989
X17 92,3667 309,551 ,615 ,990
X18 92,4333 304,254 ,876 ,989
X19 92,5333 304,533 ,803 ,989
X20 92,3000 304,217 ,817 ,989
X21 92,5333 304,878 ,852 ,989
X22 92,4333 304,323 ,873 ,989
X23 92,3667 305,826 ,839 ,989
X24 92,5333 303,637 ,841 ,989
X25 92,4000 304,041 ,942 ,988
X26 92,5667 305,220 ,744 ,989
X27 92,5000 301,776 ,961 ,988
X28 92,4667 302,602 ,975 ,988
X29 92,5000 302,259 ,940 ,988
X30 92,4667 302,602 ,975 ,988
Lampiran 14

Uji validitas dan reliabilitas variable strategi coping

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,980 29
Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Y1 87,3667 256,378 ,984 ,978
Y2 87,3667 256,378 ,984 ,978
Y3 87,3667 256,378 ,984 ,978
Y4 87,4667 258,533 ,796 ,979
Y5 87,5333 259,085 ,706 ,980
Y6 87,6000 257,214 ,732 ,979
Y7 87,6333 253,413 ,857 ,979
Y8 87,5333 260,051 ,765 ,979
Y9 87,5333 258,947 ,712 ,979
Y10 87,5333 259,223 ,804 ,979
Y11 87,6000 259,903 ,760 ,979
Y12 87,5000 255,914 ,873 ,979
Y13 87,7333 262,547 ,638 ,980
Y14 87,6333 258,240 ,709 ,980
Y15 87,4667 260,464 ,766 ,979
Y16 87,5000 259,086 ,789 ,979
Y17 87,6000 260,524 ,681 ,980
Y18 87,6000 260,041 ,659 ,980
Y19 87,4000 257,283 ,882 ,979
Y20 87,6333 260,309 ,712 ,979
Y21 87,6000 263,834 ,539 ,980
Y22 87,5667 258,461 ,802 ,979
Y23 87,6667 259,609 ,770 ,979
Y24 87,6000 259,972 ,705 ,980
Y25 87,6000 261,145 ,763 ,979
Y26 87,5667 255,840 ,862 ,979
Y27 87,6000 260,938 ,774 ,979
Y28 87,5000 256,879 ,891 ,979
Y29 87,3667 256,378 ,984 ,978

Anda mungkin juga menyukai