Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
C1015027
ii
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
DAN NERS PERNYATAAN
KEASLIAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SKRIPSI
BHAKTI MANDALA HUSADA
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak atas kara saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
iii
iv
HUBUNGAN KESIAPAN MAHASISWA SEMESTER 2 YANG AKAN
PRAKTIK KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA PRODI
SARJANA KEPERAWATAN STIKES BHAMADA SLAWI
Rizkyana Dewi Sarah Ariyani 1), Dwi Budi Prastiani 2), Arif Rakhman 3)
1)
Program Studi Sarjana Keperawatan Dan Ners, Stikes Bhakti Mandala
Husada Slawi 52416, Tegal Indonesia
2) 3)
Dosen STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 53416, Tegal Indonesia
Email: Dewisarahcaem@gmail.com
ABSTRAK
Praktik klinik keperawatan merupakan proses pembelajaran yang harus di siapkan
oleh mahasiswa keperawatan dan juga institusi pendidikan. Ketidaksiapan
menghadapi praktik klinik dapat meningkatkan kecemasan yang harus dihadapi
mahasiswa tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan Kesiapan dengan Kecemasan Menghadapi Praktek Klinik Mahasiswa
Prodi Sarjana Keperawatan Stikes Bhamada Slawi. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif dengan menggunakan metode deskritif korelasi dan menggunakan
pendekatan Cross sectional. alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner
Kesiapan dan HARS yang sudah dimodifikasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa semester dua yang akan melakukan praktik klinik keperawatan
di rumah sakit dengan teknik total sampling dan didapatkan 98 responden. Uji
statistik univariat menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami
kecemasan ringan (72,4%) dan siap menjalani praktik klinik (94,8%). Hasil Chi
Square menunjukan tidak adanya hubungan antara kesiapan dengan kecemasan
menghadapi praktik klinik (p value 0,297 > 0,005). Diharapkan bagi mahasiswa
dengan kecemasan menghadapi praktik klinik bisa segera mempersiapkan dengan
baik apa yang dibutuhkan saat menjalani praktik klinik.
Kata kunci : Kesiapan, Kecemasan, Mahasiswa
v
THE CORRELATION BETWEEN 2nd GRADE STUDENT’S READINESS
IN AVOIDING THE ANXIETY CLINIC PRATICE OF NURSING
FACULTY BHAMADA SLAWI
Rizkyana Dewi Sarah Ariyani 1), Dwi Budi Prastiani 2), Arif Rakhman 3)
2)
Prodi bachelor of Nursing and Ners,
STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal Indonesia
2) 3)
Lecturer STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 53416, Tegal Indonesia
Email : Dewisarahcaem@gmail.com
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas izin, rahmat
dan karunia-Nya peneliti masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan proposal
penelitian ini dengan judul “hubungan kesiapan dengan kecemasan menghadapi
praktek klinik pada mahasiswa prodi sarjana keperawatan stikes bhamada slawi”.
Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program
Studi Sarjana Keperawatan dan Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti
Mandala Husada Slawi.
Peneliti menyadari dalam prosesnya tidak lepas dari hambatan dan kesulitan,
namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat serta kerjasama dari berbagai pihak.
Penghargaan dan terima kasih peneliti berikan kepada Ibu Dwi Budi Prastiani,
M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom selaku pembimbing I dan bapak Arif Rakhman,
S.kep.,Ns.,MAN dan bapak Agus Budianto, M.Kep selaku pembimbing II, yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dalam
penulisan proposal ini, sehingga proposal penelitian ini dapat disusun dengan
baik. Peneliti menyadari bahwa selama proses penulisan proposal penelitian ini
bukan hanya karena upaya sendiri melainkan berkat bantuan dan dukungan dari
segala pihak. Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Ketua STIKes Bhamada Slawi yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian.
2. Dwi Budi Prastiani, M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom selaku ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan dan Ners STIKes Bhamada Slawi.
3. Firman Hidayat, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J selaku Penguji I yang telah memberikan
masukan bermanfaat pada proses pembuatan skripsi.
4. Seluruh dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners STIKes Bhamada
Slawi, yang telah membimbing dan mendidik selama ini.
vii
5. Kedua orang tua bapak Sugeng Riyadi dan Ibu Tri Media, kakakku Rizkyana
Ajeng dan adikku Ahmad Munawwaryang telah memberikan semangat,
perhatian, do’a dan dukungan yang tiada habisnya.
6. Untuk sahabatku Dyan Zaizyul, Aida, Maylinda, Ike, Anis, dan Amel yang
selalu setia menghibur dan memberikan support.
7. Untuk kakakku Anik Tyas yang setia mendengarkan keluhan dan memberi
pencerahan dalam mengerjakan skripsi.
8. Seluruh teman kelas IV A yang telah memberikan pengalaman selama empat
tahun terakhir.
9. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kritikdan saran dari semua pihak sangat peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya pada
bidang yang sama.
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
ix
3.9 Analisa Data .................................................................................. 26
3.10 Pengolahan Data........................................................................... 26
3.11 Etika Penelitian ........................................................................... 28
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 30
4.2 Pembahasan .................................................................................... 32
4.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 40
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 41
5.2 Saran .............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41
LAMPIRAN
Lampiran 1 (Surat Ijin Penelitian)
Lampiran 2 (Lembar Informasi Penelitian)
Lampiran 3 (Lembar Informed Consent)
Lampiran 4 (Lembar Permohonan Menjadi Responden)
Lampiran 5 (Lembar Persetujuan Menjadi Rersponden)
Lampiran 6 (Kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale)
Lampiran 7 (Kuesioner Kesiapan)
Lampiran 8 (Uji Chi Square)
Lampiran 9 (Pengolaan Data)
Lampiran 10 (foto penelitian)
Lampiran 11 (Curriculum Vitae)
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran ... 25
Tabel 4.1 Kesiapan Mahasiswa Semester 2 yang akan Praktek Klinik ........... 30
Tabel 4.3 Hubungan Kesiapan Mahasiswa Semester 2 yang akan praktik Klinik
dengan Kecemasan Mahasiswa ........................................................................ 31
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR SINGKATAN
CI : Clinical Instruction
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Sharif dan Masoumi (2005) yang dikutip Sucipto (2014) lingkungan
klinik rumah sakit merupakan satu-satunya sumber kecemasan terbesar bagi
kalangan mahasiswa keperawatan. Mahasiswa keperawatan yang akan praktik
klinik di rumah sakit biasanya akan memikirkan bagaimana jika mereka
mengalami kesulitan-kesulitan di awal praktik dan hampir semua siswa akan
mengalami cemas saat akan praktek klinik. Penyebab lain kecemasan siswa yang
akan menjalani praktek klinik adalah kekhawatiran siswa tentang kemungkinan
membahayakan pasien karena mereka menggap mereka masih belum bisa
mngolah ke pasien dan kurangnya pengetahuan mereka tentang penyakit tersebut,
mereka juga bisanya sharing pengalaman dengan para senior di kampus
bagaiamana kehidupan praktek mereka. Kecemasan mahasiswa dapat dapat
mengakibatkan keadaan mahasiswa mengalami kekurangan kepercayaan diri,
tidak mampu berkonsentrasi, pelupa, cemas. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
sebanyak 62% mahasiswa program S1 lebih banyak mengalami tingkat
kecemasan sedang dan sebanyak 68% mengalami kekhawatiran selama dalam
pembelajaran klinik (Nelwati, 2011).
Menurut Hardiman (2008) Seseorang yang cemas selain terwujud dalam berbagai
penyakit, dapat pula terungkap melalui ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Seharusnya mahasiswa yang akan praktek harus bisa
mengontol kecemasan itu karena mereka sudah dibekali ilmu skill dasar
keperawatan, cara berkomunikasi yang baik dan dokumentasi asuhan keperawatan
yang benar dari kampus dengan 3 faktor itu mereka cukup siap untuk meghadapi
dunia perawat sesungguhnya yaitu lahan praktek rumah sakit.
3
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17 Maret 2019 dan 16 mei 2019,
melalui wawancara terhadap 16 mahasiswa S1 keperawatan semester 2 yang akan
praktek di rumah sakit pertama kali. Hasil wawancara didapatkan bahwa 9 orang
mahasiswa mengatakan belum terlalu siap karena baru pertama kali praktek dan
langsung menghadapi dengan pasien asli, mereka juga merasa cemas dan takut
dimarahi Clinical Instructionatau senior jika seandainya melakukan kesalahan
sehingga mahasiswa mengalami cemas dan 7 orang mahasiswa mengatakan tidak
terlalu cemas karena mahasiswa tersebut berasal dari smk keperawatan dan
merekadansudah pernah melakukan praktek di puskesmas dan terbiasa dengan
tindakan dan prasat-prasat dasar keperawatan yang diajarkan di sekolah sehingga
saat akan praktek klinik mereka merasa tidak gugup lagi karena sudah bisa
melakukan prasat-prasat,
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baik secara teori maupun data
bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengembangkan Mengetahui
Hubungan Kesiapan Semester 2 yang akan Praktik Klinik dengan Kecemasan
Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan Stikes Bhamada Slawi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disertai oleh
respon autonom (penyebab sering tidak spesifik atau tidak diketahui pada setiap
individu) perasaan cemas tersebut timbul akibat dari antisipasi diri terhadap
bahaya. Keadaan ini juga dapat diartikan sebagai tanda-tanda perubahan yang
memberikan peringatan akan adanya bahaya pada diri individu (Nanda,
2012).Kecemasan adalah reaksi normal pada seseorang yang sedang menghadapi
situasi tertentu. Tingkat kecemasan yang kecil bisa dikatakan normal, tetapi
kecemasan yang berat bisa menjadi masalah serius (Huberty, 2012).
Kecemasan mahasiswa perawat biasanya tidak jauh dengan perasaan takut salah
dalam melakukan tindakan, takut menyakiti pasien ataupun takut dimarahi senior
atau pembimbing klinik karena tidak kompeten dalam melakukan tindakan atau
membuat asuhan keperawatan. Sehingga banyak sekali mahasiswa yang baru
5
6
pertama praktek di rumah sakit takut membaur dengan perawat karena alasan
takut dimarahi karena belum bisa melakukan tidakan secara mandiri.
Menurut (Stuart & Sudden, 2008) Faktor yang mempengaruhi kecemasan dibagi
menjadi 2, yaitu :
2.1.3.1 Kecemasan realistik yaitu rasa takut terhadap ancaman atau bahaya-
bahaya nyata yang ada dilingkungan maupun di dunia luar.
2.1.3.3 Kecemasan moral yaitu rasa takut terhadap suara hati (super ego). orang-
orang yang memiliki super ego baik cenderung merasa bersalah atau malu jika
mereka berbuat atau berpikir sesuatu yang bertentangan dengan moral. Sama
halnya dengan kecemasan neurotik, kecemasan moral juga berkembang pada
masa kanak-kanak terkait dengan hukuman atau ancaman orang tua maupun orang
lain yang mempunyai otoritas jika dia melakukan perbuatan yang melanggar
norma.
Tingkat kecemasan pada seseorang pasti berbeda satu sama lain, ada yang cemas
ringan, sedang hingga cemas berat, teori tersebut selaras dengan teori dari Stuart
& Sunden (1998). Dalam teori ini Stuart & sunden mengatakan tingkat kecemasan
dibagi menjadi 4 kategori, yaitu kategori kecemasan ringan, kecemasan sedang,
kecemasan tinggi dan kecemasan panik. Adapun ciri-cirinya sebagi berikut :
8
2.1.4.4 Tingkat Panik pada tingkat ini persepsi terganggu individu, sangat kacau,
hilang kontrol, tidak dapat berpikir secara sistematis dan tidak dapat melakukan
apa-apa walaupun telah diberi pengarahan. Pada tingkat ini jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.
Seseorang dengan panik akan dapat dijumpai adanya persepsi yang menyimpang,
fokus pada hal yang tidak jelas, belajar tidak dapat terjadi, tidak mampu untuk
mengikuti, dapat berfokus hanya pada hal saat ini, tidak mampu melihat atau
memahami situasi, hilang kemampuan mengingat, tidak mampu berpikir, biasanya
aktifitas motorik meningkat atau respon yang tidak dapat diperkirakan bahkan
pada stimuli minor, komunikasi yang tidak dapat dipahami, muntah dan perasaan
mau pingsan.
Menurut Freud (dalam Suryabrata, 1993) menyebutkan ada lima macam sumber
kecemasan,yaitu:
2.1.5.4 Harga diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, tetapi
merupakan faktor yang dipelajari dan terbentuk berdasarkan pengalaman individu.
Individu yang kurang mempunyai harga diri akan menganggap bahwa dirinya
tidak cakap atau cenderung kurang percaya pada kemampuan dirinya dalam
menghadapi lingkungan secara efektif dan akhirnya akan mengalami berbagai
kegagalavn (Mustikawati, dalam Nugroho, 2011)
2.1.6Gejala kecemasan
Gejala umum dari cemas yang sering muncul terbagi menjadi 2, yaitu gejala
somatik dan psikologis (Corney, 2006)
2.1.6.1 Gejala somatik bisa berupa keringat berlebih, seperti sakit kepala,
konstruksi pada dada ,suara bergetar, Sindrom hiperventilasi seperti sesak nafas
dan pusing, gangguan fungsi gastrointestinal: nyeri abdomen, tidak nafsu makan
dan mual, iritabilitas kardiovaskuler seperti hipertensi dan takikardi, disfungsi
genitourinaria: sering huang kecil, sakit saat berkemih dan sakit pelvis pada
wanita.
2.1.6.1 Gejala psikososial seperti gangguan mood yang sensitif sekali, kesulitan
tidur, kelelahan dan mudah capek, kehilangan motivasi dan minat, tidak mampu
berkonsentrasi dan mudah lupa, gelisah, resah, kehilangan kepercayaan diri,
ketakutan.
2.1.7 Alat ukur kecemasan
Penilaian skala HARS pada kecemasan terdapat 14 item yaitu perasaan cemas,
ketegangan, ketakutan, gangguan sukar tidur, gangguan kecerdasan, perasaan
depresi, gejala somatik, gejala sensorik, gejala pernafasan, gejala gastrointestinal,
gejala urogenital, gejala vegetatif, dan perilaku sewaktu wawancara.
Cara penilaiannya adalah dengan memberi nilai dengan kategori 0 : tidak ada
gejala sama sekali, 1 : satu dari gejala yang ada, 2 : sedang/separuh dari gejala
yang ada, 3 : berat/lebih dari setengah gejala yang ada, 4 : sangat berat semua
gejala ada.
Penetuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14
dengan hasil skor <6 tidak ada kecemasan, skor 7-14 kecemasan ringan, 15-27
kecemasan sedang dan skor >27 kecemasan berat (Badriah, 2014).
Gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan
komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaaan (psychiatric disorder).
Secara klinis gejala kecemasan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized
anxiety disorder/GAD), gangguan phobik (phobic disorder) dan gangguan
obsesif-kompulsif (obsessive compulsive disorder).
Secara klinis selain gejala cemas yang biasa, disertai dengan kecemasan yang
menyeluruh dan menetap dengan manifestasi klinis ada 3 dari 4 kategori, yang
pertama gejala motorik seperti gemetar, tegang, muka tegang, gelisah, tidak dapat
diam, yang kedua gejala hiperaktivitas saraf autonom seperti mudah berkeringat,
jantung berdebar-debar, telapak tangan dirngin, pusing, rasa mual, denyut nadi
dan cepat waktu istirahat, yang ketiga ras khawatir yang berlebihan tentang hal-
hal yang akan datang seperti cemas, khawatir, takut, berfikir berulang dan
membayangkan yang akan datangnya kemalangan terhadap dirinya atau orang
lain, yang keempat kewaspadaan berlebihan seperti mengamati lingkungan
seacara berlebihan sehingga mengakibatkan perhatian mudah teralih, sukar
berkonsentrasi, sukar tidur, merasa ngeri dan mudah tersinggung.
Mahasiswa biasanya terlalu minder atau tidak percaya diri karena mereka merasa
belum siap dalam praktek lapangan dan merasa jika nanti melakukan kesalahan
mereka akan melukai pasien. Faktor lain yang mempengaruhi ketidaksiapan
mahasiswa keperawatan juga mereka berfikir bahwa ilmu yang mereka pelajari
dikampus masih kurang dan takut disuruh melakukan tindakan mandiri oleh
senior, sehingga mereka memberi respon menghindar jika disuruh melakukan
tindakan mandiri oleh senior tau Clinical instruction (Minarsih, 2009).
2.2.1.1 Semua aspek perkembangan berintraksi artinya seseorang bisa saja saling
berpengaruh dan mempengaruhi kepada individu lainnya.
2.2.1.2 Kematangan jasmani dan rohani perlu untuk memperoleh manfaat dari
pengalaman, artinya pengalaman kondisi fisik mempengaruhi dalam kesiapan
seseorang.
2.2.1.4 Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu
selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. Kesiapan dasar
merupakan bekal yang sangat penting untuk seseorang individu memperoleh
15
2.2.2.2 Kesiapan diri adalah terbangunnya kekuatan yang berasal dari keberanian
fisik dalam diri sehingga dapat menghadapi segala sesuatu dengan gagah berani.
2.2.4.1 Slameto membagi faktor kesiapan menjadi 3 aspek, yaitu: Kondisi fisik
seperti mental dan emosional, kebutuhan-kebutuhan seperti motif dan tujuan,
keterampilan (skill dasar, dokumentasi), pengetahuan yang didapat dan dipahami
dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.
2.2.4.2 Dalyono membagi faktor kesiapan menjadi dua yaitu faktor internal dan
eksternal, meliputi Faktor internal seperti kesehatan jasmani, intelegasi dan bakat,
minat dan motivasi dan faktor ekesternal seperti keluarga, kampus, masyarakat
dan wilayah sekitar.
2.2.4.3 Menurut Djamarah (2002:35) faktor-faktor kesiapan meliputi : Kesiapan
fisik misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk dan
sebagainya). Kesiapan psikis misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat
berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik. Kesiapan materiil misalnya ada bahan
yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dll.
2.2.5 Mahasiswa
mahasiswa untuk bekerja dengan klien dan belajar tentang masalah yang nyata.
Pembelajaran klinik harus ditata agar mahasiswa mempunyain kemampuan untuk
berhubungan dengan masalah nyata tersebut. Pembelajaran klinik juga memberi
kesempatan pada mahasiswa untuk mengembangkan ketrampilan berfikir kritis.
Ketrampilan berfikir kritis tidak dapat dicapai dengan hanya pembelajaran di
kelas atau di klnik saja tetapi juga bisa melalui pengalaman yang bervariasi mulai
dari pengalaman mengkaji pasien hingga menyelesaikan masalah yang ada pada
pasien.
18
Mahasiswa Praktek klinik keperawatan Kesiapan menghadapi Kecemasan mahasiswa 1. Faktor predisposisi
praktek klinik peristiwa
traumatik
konflik
emosional
Sumber kecemasan konsep diri
menurut Frued 1993 frustasi
1. Frustasi gangguan fisik
2. Faktor presipitasi
2. Konflik
Ancaman fisik
3. Ancaman Ancaman harga
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian menurut Slameto dan Dalyono (2010), 4. Harga diri diri
5. Lingkungan
Stuard & Sunden, Frued (1993)
19
Hipotesis Nol (Ho) merupakan hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh,
perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable X dan Y
(Arikunto, 2010).
Ho dalam penelitian ini : tidak adanya Hubungan Kesiapan Semester 2 yang akan
Praktik Klimik dengan Kecemasan Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan Stikes
Bhamada Slawi
METODE PENELITIAN
20
21
3.3.1 Validitas
Uji validitas menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi pengukurannya. Suatu instrumen dikatakan valid jika
mampu mengukur apa yang diinginkan, tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang validitas yang dimaksud (Arikuntoro, 2006).
Uji validitas mengenai kesiapan, reponden berjumlah 20 orang dan diberikan soal
sebanyak 14 pertanyaan dengan jawaban setuju dan tidak setuju. Sementara untuk
kecemasan ada 14 soal dengan jawaban berupa pilihan dan boleh memilh lebih
dari 2 disetiap pertanyaan. Memberikan interprestasi terhadap koefesien korelasi,
item yang mempunyai r hitung lebih dari r tabel maka dikatakan valid namun jika
yang terjadi sebaliknya r hitung kurang dari r tabel maka dinyatakan tidak valid.
22
Dalam penelitian ini jika responden yang digunakan 20 responden, maka r tabel =
0,444 dengan taraf kesalahan 5%. Dan koefiensi korelasi (r hitung) < 0,444 maka
pertanyaan disitu tidak valid.
Hasil uji validitas mengenai kesiapan praktek klinik didapatkan bahwa semua
pertanyaan valid karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel atau 0,444, maka
dinyatakan semua pertanyaan valid. Untuk hasil uji validitas tentang kecemasan
mahasiswa didapatkan bahwa semua pertanyaan valid karena semua pertanyaan r
hitung lebih besar dari r tabel.
3.3.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih dengan alat ukur yang sama. Dengan
standar penilaian membandingkan nilai r hasil dengan r tabel, jika r alpha > r
tabel, maka reliabel (Noor, 2013). Uji reabilitas dilakukan pada 20 reponden
dengan jumlah pertanyaan sebanyak 14 pertanyaan untuk kueioner kesiapan dan
kecemasan.
Dari hasil uji reabiltas mengenai kesiapan didaptkan bahwa angka koefisien alpha
cronbach (a) sebesar 0,957 atau lebih besar dari rentang alpha (0,7), maka
dinyatakan bahwa pertanyaan tentang kesiapan mahasiswa realiabel.
Langkah–langkah penelitian ini meliputi dua tahap yang pertama tahap persiapan
dan tahap pelaksanaan. Pada tahap persiapan penelitian melakukan penyusunan
proposal dan sidang proposal selanjutnya peneliti mengajukan permohonan ijin
dari Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKes Bhamada Slawi, selanjutnya
peneliti melanjutkan permohonan ijin pada bagian Ketua STIKes Bhamada Slawi.
Tahap pelaksanaan terdiri dari peneliti mencari responden yang akan diteliti yaitu
dua kelas yang terdiri dari 98 mahasiswa yang masing-masing kelas terdiri dari 49
mahasiswa, lalu peneliti akan mengumpulkan mahasiswa di dalam kelas masing-
masing, setelah semua mahasiswa sudah ada di dalam kelas tugas peneliti adalah
memberikan penjelasan tentang seputar penelitian seperti menjelaskan maksud
penelitian ini, manfaat dan peran responden.
Peneliti juga menjelaskan bahwa penelitian ini sifatnya rahasia, dan mahasiswa
berhak untuk ikut dalam penelitian atau tidak dengan menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden, setelah reponden seteuju maka tahap selanjutnya
peneliti menjelaskan tentang kuesioner yang akan dibagikan, seperti mengisi
kuesioner harus jujur lalu peneliti menjelaskan bagaimana cara mengisi kuesioner
yang dibagikan secara benar, berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengisi
kuesioner dan setelah itu peneliti dibantu teman peneliti membagikan kuesioner
kepada masing-masing responden setelah kuesioner telah terisi maka tugas
peneliti mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan seperti jawaban reponden
sudah lengkap terisi semua atau tidak, jika masih ada yang belum terisi maka
responden dimohon untuk melengkapinya. Setelah semua sudah lengkap maka
peneliti pamit dan berterimakasih pada responden yang mau berpartisipasi ikut
dalam penelitian, setelah itu tugas peneliti selanjutnya adalah menganalisis
jawaban reponden menggunakan uji komputer statistik lalu disimpulkan.
24
3.5.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan keseluruhan
subjek penelitian (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa semester dua S1 keperawaan STIKes Bhamada Slawi yang berjumlah
98 orang yang diambil dari keseluruhan mahasiswa dari dua kelas.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Pengambilan sampel penelitian ini digunakan cara atau teknik-teknik
tertentu, sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasi (Sugiyono, 2018).
Dalam penelitian mengambil sampel penelitian secara acak mahasiswa semester
dua.
Kriteria inklusi adalah kerakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau dan akan diteliti ( Notoatmodjo, 2012). Kriteria inkusi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester dua berjenis kelamin laki-laki dan
25
Penelitian ini dilakukan di Stikes Bhamada Slawi pada bulan Juli 2019.
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
memiliki hubungan atau berkorelasi (Notoadmojo 2012). Analisa data digunakan
untuk menjawab tujuan penelitian, untuk alasan tersebut dipergunakan uji statistic
yang cocok dengan variabel penelitian. Data yang diperoleh akan dianalisis
menggunakan program komputer. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel adalah chi square. Variabel independen yaitu kesiapan
mahasiswa semester 2 yang akan praktik klinik, variabel dependen kecemasan
mahasiswa. Hasil uji statistik menyatakan bahwa H0 di terima Ha ditolak.
Pengolahan data adalah langkah mengolah data sedemikian rupa sehingga jelas
sifat-sifat yang dimiliki data tersebut (Sugiyono, 2015).
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan 2 tahap, yaitu tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan dilakukan peneliti dengan
menyusun proposal dan melakukan sidang proposal. Setelah proposal disetujui,
peneliti mendapat surat ijin untuk melakukan penelitian dari Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan dan Ners STIKes Bhamada Slawi dan dilanjut mengajukan surat ijin
validitas ke Poltekes Kemenkes Prodi DIII Keperawatan Tegal.
27
Dalam penelitian ini, peneliti mengamil sampel untuk uji validitas dan reliabilitas
di Poltekes Kemenkes Prodi DIII Keperawatan Tegal pada tanggal 19 juli 2019.
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan pada 20 orang responden dalam waktu 1
hari, dan setiap responden mengisi kuesioner dalam waktu 15 menit.
Data yang terkumpul kemudian diolah dengan cara editing, coding, entring, dan
cleaning.Pada tahap editing, peneliti mulai dengan memeriksa kelengkapan dan
kejelasan pada kuesioner yang diisi responden. Tahap kedua coding, pada
penelitian ini kode yang diberikan penelitian untuk kuesioner kecemasan
mencakup pengodean pada identitas responden meliputi kode 1, kode 2, kode 3
dan kode 4. Kode 1 berarti kecemasan ringan, kode 2 kecemasan sedang, kode 3
kecemasan berat dan kode 4 panik. Selanjutnya pengkodean untuk hasil
responden, yaitu kode 1 dan kode 2, kode 1 menunjukan belum siap dan kode 2
siap. Setelah coding selesai dilakukan mengklarifikasikan hasil-hasil dari
responden dalam kategori tertentu. Tahap ketiga processing/entry, peneliti
memasukkan data yang didapat. Tahap terakhir dalam pengolahan data yaitu
cleaning peneliti mengecek apabila ada kesalahan penulisan kode pada komputer
dan menghapus data-data yang tidak sesuai dengan kebutuhan penelitian.
28
Distribusi berdasarkan kecemasan mahasiswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 distribusi Kesiapan Mahasiswa Semester 2 yang akan Praktik Klinik
tahun 2019
Kesiapan mahasiswa Frekuensi Presentase
Siap 93 94,8 %
Belum siap 5 5,2 %
Total 98 100
Sumber data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.1 menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa semester 2 yang
akan menghadapi praktik klinik pada prodi sarjana keperawatan STIKes Bhamada
Slawi sudah siap untuk melakukan praktik klinik keperawatan berjumlah 93
mahasiswa (94,8%).
30
31
Tabel 4.3 Hubungan Kesiapan Mahasiswa semester 2 yang akan praktik klinik
dengan Kecemasan Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Bhamada
Slawi tahun 2019 (n: 98)
Kecemasan
Kesiapan Ringan Sedang Berat
P
F n f N f n Total X2
Value
Siap 69 74,2% 20 21,5% 4 4,3% 93
Belum 2,427a 0,297
3 60,0% 1 20,0% 1 20,0% 5
Siap
Hasil analisis bedasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa nilai X2 yaitu 2,427 lebih
besar dari nilai X2 tabel 0,25 serta P value yaitu 0,297 ≤ 0,05 sehingga
disimpulkan bahwa Ho diterima Ha ditolak artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara Kesiapan Mahasiswa Semester 2 yang akan Praktik Klinik
dengan Kecemasan Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Bhamada
Slawi.
32
4.2 Pembahasan
Hasil ini didukung didukung oleh penelitian Herni (2015) tentang hubungan
pemberian motivasi oleh pembimbing klinik dengan kesiapan mahasiswa
melaksanakan praktik klinik di rumah sakit dengan hasil yang menyatakan bahwa
dari 53 mahasiswa yang diberikan motivasi dengan baik didapatkan 22 orang
(41,5%) merasa siap untuk melaksanakan praktik di rumah sakit, dan dari 30
mahasswa yang mendapatkan motivasi dalam kategori tidak baik didapatkan 26
orang (86,7%) merasa tidak siap untuk melaksanakan praktik klinik di rumah
sakit.
Dilihat dari prinsip kesiapan menurut Slameto (2010), kesiapan meliputi semua
aspek perkembangan, kematangan jasmani dan rohani, pengalaman-pengalaman
yang mempunyai pengaruh postif terhadap kesiapan, dan kesiapan dasar untuk
kegiatan tertentu. Mahasiswa sudah seharusnya mulai bisa berfikir kritis untuk
kedepannya, seperti apa yang akan mereka lalui jika mereka melawati jalan ini
dan apa konsekuensi apa yang mereka dapatkan. Seperti mahasiwa keperawatan,
mereka harus tau apa saja yang akan mereka lewati kalau mereka memilih
33
Mahasiswa yang belajar baik dilingkungan kampus biasanya mereka sudah siap
mental dalam menghadapi praktek klinik walaupun tidak dipungkiri ada
kecemasan yang hadir, tapi jika mahasiswa yang sudah siap praktik klnik mereka
akan cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sehigga untuk gejala
kecemasan terjadi diawal hari praktik klinik saja. Tentu saja dari berbagai prinsip
kesiapan diatas tidak dipungkiri bahwa peran lingkungan kampus yang baik,
seperti dosen yang dengan segenap keahliannya mengajari mahasiswa hingga bisa
dan memahami materi-materi dan prasat-prasat yang dibutuhkan mahasiswa.
Hasil ini didukung oleh penelitian Nelwati tahun 2012 yang meneliti mengenai
hubungan lingkungan belajar klinik dengan tingkat kecemasan mahasiswa pada
program pendidikan ners dengan hasil mayoritas 34 mahasiswa yang menyatakan
lingkungan klinik buruk dengan 30 mahasiswa memiliki tingkat kecemasan
sedang (43,5%) dan didapatkan dari 29 mahasiswa yang menyatakan lingkungan
klinik sedang, 20 mahasiswa memiliki tingkat kecemasan ringan (29%).
Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian dari Novi tahun 2015 tentang
gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat 3 prodi d3 keperawatan
dalam menghadapi uji kompetensi di universitas indonesia dengan hasil sebagian
kecil dari mahasiswa (20,0%) tidak mengalami gejala kecemasan, sebagian besar
dari mahasiswa (52,0%) mengalami tingkat kecemasan ringan, hampir setengah
34
akan praktik klinik, karena mereka cenderung memikirkan apa yang akan terjadi
dilahan praktik, apa saja yang mereka temui selain pasien di rumah sakit, apa
kendala yang mereka dapatkan di rumah sakit, bagaimana senior yang ada di
rumah sakit. Pendapat di atas bisa diperkuat dengan pendapat Freud (1993) yang
mengungkapkan bahwa sumber kecemasan terbagi menjadi 5, rasa frustasi,
ancaman, konflik, harga diri dan lingkungan.
Melihat dari hasil uji statistik Chi Square yang menunjukan perbedaan yang
signifikan, hal ini terjadi karena pengolahan hasil ukur yang berbeda. Dilihat dari
banyaknya pertanyaan mengenai kesiapan praktik klinik banyak mahasiswa yang
menjawab tidak setuju pada poin 6 yang berhubungan tentang dokumentasi
36
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Supriyati (2016) tentang hubungan antara
kecemasan dalam belajar dengan motivasi belajar siswa didapatkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa kecemasan belajar siswa pada saat penelitian
adalah 51,8% siswa memilliki tingkat kecemasan belajar yang tinggi, 45,9% siswa
memiliki tingkat kecemasan belajar yang sedang, dan 2,3% siswa memiliki
tingkat kecemasan belajar yang rendah yang menunjukan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kecemasan dalam belajar dengan motivasi
belajar siswa. Pendapat diatas juga di dukung oleh dinda p (2016) tentang
hubungan tingkat kecemasan dalam menghadapi objective structured clinical
examination (osce) dengan kelulusan osce pada mahasiswa fakultas kedokteran
universitas andalas didaptkan sejumlah 34 orang responden diketahui bahwa
sebanyak 26 responden tidak mengalami kecemasan ketika menghadapi OSCE,
enam belas orang diantaranya lulus (61,5%) dan sepuluh orang lainnya tidak
lulus (38,5%). Dari delapan responden yang mengalami kecemasan ringan, enam
diantaranya lulus (75%) dan dua orang lainnya tidak lulus (25%) dalam OSCE.
Hal ini sesuai dengan penjelasan Astuti dan Resminingsih (2010) bahwa
kecemasan pada tingkat ringan justru berefek positif bagi pelajar karena dapat
memotivasi belajar serta menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas sehingga
persiapan dalam ujian akan lebih baik. Pendapat diatas juga di dukung oleh
Ruliana (2012) bahwa dalam melakukan praktik di lapangan, perlu bagi sesorang
untuk mendapatkan dukungan (Supportiveness), yang berarti dukungan dari
lingkungan sekitar baik teman, teman kerja, guru atau atasan.
37
Berdasarkan uji korelasi statistik didapatkan hasil koefisien korelasi (r) = 2,457
yang menunjukkan bahwa korelasi antara kesiapan dengan kecemasan
menghadapi praktik klinik pada mahasiswa prodi sarjana keperawatan STIKes
Bhamada Slawi adalah tidak ada/sangat lemah. Sedangkan nilai p yang diperoleh
yaitu sebesar 0,297 (p > 0,05). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara kesiapan dengan kecemasan menghadapi praktik klinik pada
mahasiswa prodi sarjana keperawatan STIKes Bhamada Slawi.
Menurut ferika (2015) diketahui bahwa jika ada kesiapan maka kecemasan akan
turun, teori ini bertentangan dengan hasil penelitian yang peneliti pada mahasiswa
semester dua STIKes Bhamada Slawi yang mendapatkan bahwa mahasiswa yang
sudah siap masih tetap merasa cemas. Dilihat dari faktor yang mempengaruhi
tingkat kecemasan konflik emosional yang paling condong dalam mempengaruhi
kecemasan mahasiswa, karena bisa saja sekarang mahasiswa semester dua sudah
bisa melakukan tindakan keperawatan mandiri dengan baik dan sudah bisa
mengelola asuhan keperawatan dengan baik sehingga mereka mempunyai
kepercayaan diri dalam menghadapi praktik klinik nanti. Karena jika dilihat dari
pengalaman akan praktik klinik peneliti dahulu, banyak diantara mahasiswa yang
mengalami kecemasan sedang seperti tremor, gelisah dan mengalami kesulitan
tidur. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa semester dua sekarang
sudah bisa mengatasi kecemasan dengan baik sehingga mereka sudah percaya diri
dan siap menjalani praktek klinik.
Faktor lainnya yang menyebabkan tidak ada hubungan antara dua variabel
kesiapan dan kecemasan menghadapi praktik klinik mahasiswa STIKes Bhamada
Slawi adalah faktor pengalaman diatas seperti pengalaman praktek sebelumnya.
Perlu dikatahui bahwa mahasiswa semester dua STIKes Bhamada Slawi tidak
semua berasal dari sma atau smk biasa, ada banyak mahasiswa dari smk
keperawatan yang notabennya pernah praktik di puskesmas, jadi mereka
mempunyai pengalaman praktik keperawatan sebelumnya walaupun mereka
belum pernah praktik klinik di rumah sakit. Faktor lainnya adalah faktor
lingkungan, seperti dukungan dari keluarga, teman sebaya ataupun dosen yang
38
Faktor yang memicu signifikansi antara kecemasan dan kesiapan adalah faktor
pengalaman, dilihat dari jenjang pendidikan mahasiswa sebelumnya ada yang
berasal adari smk perawat, sma biasa ataupun smk biasa. Untuk mahasiswa yang
berasal dari smk perawat hal ini bukan hal besar lagi karena sebelumnya mereka
sudah melakukan praktik walaupun di puskesmas, kecemasan yang mereka alami
hanya sebatas bagaimana jika mereka praktik di rumah sakit yang skalanya lebih
besar dari puskesmas tentu saja mereka lebih banyak menemui berbagai pasien
dan berbagai penyakit baru yang belum mereka temukan di puskesmas, mereka
juga beranggapan bahwa kecemasan akan segera hilang mengingat bahwa dengan
percaya diri dan masih mengingat bekal pengetahuan tentang praktik klinik pada
masa lalu menjadikan responden sanggup melakukan praktik klinik dengan pasien
secara langsung.
Bagi mahasiwa yang berasal dari sma dan smk biasa mereka biasanya mempunyai
tekanan yang lebih banyak, karena mereka berfikir bagaimana ruang lingkungan
pasien, bagaimana jika mereka melakukan kesalahan saat menangani pasien, lalu
kalau mereka melakukan kesalahan apa yang mereka lakukan. Mereka juga
cenderung akan bertanya kepada senior mereka bagaimana saat praktik klinik dan
saat terjadi sharingantar beberapa individu mereka akan memulai termotivasi
dengan mempelajari lebih dalam ilmu keperawatan yang diajarkan, ini terbukti
dengan wawancara singkat peneliti saat melakukan studi pendahuluan mereka
akan bertanya akan bagaimana suasana praktik di rumah sakit, apa saja yang
dikerjakan oleh mahasiswa praktik, bagaimana jika bimbingan tugas dengan CI
dirumah sakit, bagaimana jika berkomunikasi dengan pasien dan keluarga pasien.
Mereka cenderung bertanya bagaimana pengalaman senior yang dulu saat
melakukan praktik klinik dan meminta sedikit saran. Praktik klinik diharapkan
40
bukan hanya sekedar kesempatan untuk menerapkan teori yang dipelajari di kelas
ke dalam praktik profesional.
Berdasarkan hasil frekuensi diketahui bahwa semua mahasiswa semester dua yang
akan mengikuti praktik klinik tahun 2020 menyatakan bahwa ini merupakan
praktik klinik pertama yang mereka ikuti dan bagi mahasiswa yang berasal dari
smk keperawatan pun mengatakan ini pengalaman pertama mereka praktik di
rumah sakit, sehingga dapat disimpulkan bahwa praktik klinik yang akan
dilaksanakan tersebut merupakan pengalaman pertama bagi semua responden.
Kecemasan yang dialami beberapa responden merupakan reaksi terhadap suatu
hal yang mereka belum pernah alami sebelumnya.
4.2.4.1 pengambilan data dari responden mempunyai kendala yang tidak dapat
dihindari karenakan peneliti menyesuaikan ketersediaan waktu dari respon yaitu
mahasiswa semester 2 yang mempunyai tanggungan perkuliahan yang tidak dapat
ditinggalkan.
41
4.2.4.2 pengumpulan reponden dalam pengisian kuesioner tidak bisa satu waktu
karena jumlah mahasiswa yang banyak dan tidak memungkinkan untuk dijadikan
dalam satu ruangan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian, maka didaptkan kesimpulam sebagai berikut
5.1.1 Mahasiswa semester 2 prodi sarjana keperawatan STIKes Bhamada Slawi
mayoritas mempunyai kecemasan yaitu kecemasan ringan.
5.1.2 Mahasiswa semester 2 prodi sarjana keperawatan STIKes Bhamada Slawi
sebagian besar sudah siap melakukan praktik klinik keperawatan.
5.1.3 Tidak terdapat hubungan signifikan antara kesiapan dengan kecemasan
menghadapi praktik klinik pada mahasiswa prodi sarjana keperawatan STIKes
Bhamada Slawi.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Bagi pendidikan keperawatan hendaknya menggunakan hasil penelitian mengenai
kesiapan dan kecemasan menghadapi praktek klinik sebagai referensi dalam
penyusunan intervensi dan impelementasi dalam keperawatan komunitas.
3.6.3 Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa yang
akan menghadapi praktek klinik bahwa mempersiapkan diri untuk prakrtek klinik
dengan baik.
3.6.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baik secara teori maupun data bagi
peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengembangkan Mengetahui Hubungan
Kesiapan Dengan Kecemasan Menghadapi Praktek Klinik Mahasiswa.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menyempurnakan metodelogi pelatihan, dan memperbanyak subjek penelitian,
42
DAFTAR PUSTAKA
PROGRAM STUDI
SARJANA
SURAT IJIN
KEPERAWATAN DAN
PENELITIAN
NERS STIKES
BHAMADA SLAWI
LAMPIRAN 2
PROGRAM STUDI
SARJANA
LEMBAR INFORMASI
KEPERAWATAN DAN
PENELITIAN
NERS STIKES
BHAMADA SLAWI
Slawi,…………….2019
Hormat saya
PROGRAM STUDI
SARJANA LEMBAR
KEPERAWATAN DAN PERSETUJUAN
NERS STIKES BHAMADA PENELITIAN
SLAWI
Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bahwa saya bersedia menjadi
responden dalam penelitian “Hubungan Kesiapan Mahasiswa Semester 2 yang
akan Praktik Klinik dengan Kecemasan Mahasiswa Prodi Sarjana
Keperawatan Stikes Bhamada Slawi” saya mendapatkan penjelasan terkait dari
peneliti, maka saya memahami prosedur penelitian yang akan dilakukan, tujuan
dan manfaat dari penelitian ini. Saya menyadari bahwa penelitian yang akan
dilakukan tidak akan menimbulkan dampak negative pada saya. Saya juga
menyadari bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan ilmu keperawatan. Berdasarkan pertimbangan diatas, dengan
ini saya memutuskan tanpa paksaan dari pihak manapun juga bahwa saya
bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. Demikian
pernyataan persetujuan yang telah saya tanda tangani untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Slawi,………..2019
Responden
(………………)
LAMPIRAN 4
PROGRAM STUDI
SARJANA
LEMBAR
KEPERAWATAN DAN
PERMOHONAN
NERS STIKES
BHAMADA SLAWI
Saya mengharap tanggapan atau jawaban yang saudara/i berikan sesuai dengan
pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi olwh orang lain, kami menjamin
kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya
akan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu keperawatan dan tidak akan
digunakan untuk maksud lain.
Peneliti
Rizkyana Dewi SA
LAMPIRAN 5
PROGRAM STUDI
SARJANA
LEMBAR
KEPERAWATAN DAN
PERSETUJUAN
NERS STIKES
BHAMADA SLAWI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk
berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai responden penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa Program Studi ilmu Keperawatan STIKes Bhamada
Slawi yang bernama Rizkyana Dewi Sarah Ariyani dengan judul penelitian
“Hubungan Kesiapan Mahasiswa Semester 2 yang akan Praktik Klinik dengan
Kecemasan Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan Stikes Bhamada Slawi”.
Saya mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan ini besar
manfaatnyabagi peningkatan ilmu keperawatan dan akan dijamin kerahasiaannya.
.........................
LAMPIRAN 6
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap bagian pertanyaan dalam kuesioner ini.
3. Beri tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar.
Umur :……………………………
Berilah penilaian dengan memberi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan,
sesuai dengan perasaan atau keadaan anda saat ini, jawaban boleh lebih dari dua.
Cemas
Firasat buruk
Mudah tersinggung
2. Perasaan seperti apa yang anda rasakan saat memikirkan praktek klinik?
Merasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3. Saat anda memikirkan praktek klinik dirumah sakit, ketakutan pada apa yang
anda rasakan ?
Pada gelap
Ditinggal sendirian
Sukar tidur
5. Apa yang anda alami saat memikirkan praktek klinik dirumah sakit ?
Sukar konsentrasi
Sering bingung
6. Kemurungan seperti apa yang anda alami, saat memikirkan praktek klinik di
rumah sakit nanti ?
Hilangnya minat
Sedih
7. Saat memikirkan akan praktek klinik di rumah sakit, gangguan tubuh seperti
apa yang anda rasakan ?
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemeruntuk
8. Apa yang anda rasakan saat memikirkan praktek klinik di rumah sakit nanti?
Merasa lemas
Berdebar – debar
Nyeri dada
10. Bagaimana gejala pernapasan anda, saat memikirkan praktek klinik di rumah
sakit nanti ?
Perasaan tercekik
Sulit menelan
Perut melilit
Gangguan pencernaan
12. Apa yang anda rasakan saat memikirkan dunia kerja setelah lulus kuliah nanti
?
Mulut kering
Muka merah
Mudah berkeringat
14. Perilaku untuk tindakan sesaat apa yang anda rasakan, saat memikirkan
praktek klinik di rumah sakit nanti ?
Gelisah
Tidak tenang
Jari gemetar
Kerut kening
Muka tegang
Otot tegang/mengeras
LAMPIRAN 7
Petunjuk Pengisian 1. Isilah semua data pada tempat yang telah disediakan dengan
benar
2. Kejujuran dan partisipasi anda sangat saya harapkan
Berilah penilaian dengan memberi tanda (√) pada kolom score setuju atau tidak
setuju yang telah disediakan dan jawablah sejujurnya.
PROGRAM STUDI
SARJANA
KEPERAWATAN DAN UJI CHI SQUARE
NERS STIKES
BHAMADA SLAWI
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 2,427a 2 ,297
Likelihood Ratio 1,510 2 ,470
Linear-by-Linear 1,318 1 ,251
Association
N of Valid Cases 98
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,26.
Symmetric Measures
Value Approx.
Sig.
Nominal by Contingency ,155 ,297
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 98
LAMPIRAN 9
PROGRAM STUDI
SARJANA
KEPERAWATAN DAN PENGOLAHAN DATA
NERS STIKES
BHAMADA SLAWI
PROGRAM STUDI
SARJANA
KEPERAWATAN DAN DAFTAR GAMBAR
NERS STIKES
BHAMADA SLAWI
LAMPIRAN 11
PROGRAM SARJANA
KEPERAWATAN DAN LEMBAR CURRICULUM
NERS STIKES VITAE
BHAMADA SLAWI
CURRICULUM VITAE