Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Wira Media Bali
OLEH:
Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Wira Media Bali
OLEH:
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
Penguji III( Anggota) : Ns. Desak Made Ari Dwi Jayanti, S.Kep., M.Fis ….
Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana.,MM Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep
NIK. 2.04.13.695 NIK: 2.04.10.403
iii
ABSTRAK
Ni Putu Rita Laksmi1, M. Adreng Pamungkas2, Desak Made Ari Dwi Jayanti3
iv
ABSTRACT
Ni Putu Rita Laksmi1, M. Adreng Pamungkas2, Desak Made Ari Dwi Jayanti3
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karuniaNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Pasien Perilaku Kekerasan
di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali” tepat pada waktunya.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali. Peneliti banyak mendapat
bantuan sejak awal penyusunan sampai terselesainya skripsi ini, untuk itu dengan
segala hormat dan kerendahan hati, peneliti menyampaikan penghargaan dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM. sebagai Ketua STIKes Wira
Medika Bali yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
menuntut ilmu di Program Studi Keperawatan di STIKes Wira Medika Bali.
2. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep. sebagai Ketua Program
Studi Keperawatan STIKes Wira Medika Bali yang telah memberikan
kesempatan dan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan Program
Studi Ilmu Keperawatan di STIKes Wira Medika Bali.
3. M. Adreng Pamungkas, S.Pd., M.M sebagai Pembimbing I yang telah
memberikan masukan, pengetahuan, dan bimbingan sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
4. Ns. Desak Made Ari Dwi Jayanti, S.Kep., M.Fis sebagai Pembimbing II
yang telah memberikan masukan, pengetahuan, dan bimbingan sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
5. Ayah, Ibu, Adik dan keluarga besar atas segala bantuan materi dan
dukungan baik moral maupun spiritual.
6. Teman-teman Mahasiswa STIKes Wira Medika Bali Angkatan 2018
khususnya kelas B11-A dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
vi
Disadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
vii
DAFTAR ISI
viii
3.6.3 Instrumen Pengumpulan Data............................................... 40
3.7 Pengolahan dan Analisis Data............................................................ 42
3.7.1 Pengolahan Data.................................................................... 42
3.7.2 Analisis Data......................................................................... 44
3.8 Etika Penelitian.................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan
dengan fisik, maupun mental. Dalam kehidupan terkadang terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan baik secara sosial maupun psikis individu (Yusuf, 2015).
menjadi masalah yang sangat serius karena kesehatan jiwa dan gangguan jiwa
atau waham), afek yang tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak dapat
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan
khusus, tapi lebih merujuk pada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu yang
biasanya disebut dengan perasaan marah (Dermawan dan Rusdi, 2013). Perilaku
kekerasan merupakan penilaian yang salah terhadap situasi yang diterima oleh
merupakan hasil marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon terhadap
sekitar 540 juta orang di dunia mengalami gangguan jiwa, sepertiga diantaranya
depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia dan
data prevalensi skizofrenia mencapai 14 juta orang atau sebanyak tujuh per 1.000
penduduk, gangguan jiwa tertinggi berada di Provinsi Bali sebanyak 11% dengan
data awal di tahun 2013 sebanyak 2,3%. Data yang didapatkan di Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Bali jumlah pasien skizofrenia yang dirawat tahun 2017 yaitu
sebanyak 7.002 orang, sedangkan pada tahun 2018 jumlah pasien skizofrenia
mencapai 1.153 orang (15,04%) pada tahun 2018. Berdasarkan data dari Bidang
Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali, didapatkan data pasien dengan
perilaku kekerasan pada tahun 2016 sebanyak 923 orang, kemudian pada tahun
2017 meningkat menjadi 1.120 orang, dan pada tahun 2018 sebanyak 1.236 pasien
2
Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali untuk data kunjungan pasien
dengan riwayat perilaku kekerasan pada tiga bulan terakhir yaitu bulan April
sampai dengan bulan Juni 2019 sebanyak 337 orang, dengan rata-rata kunjungan
Pasien dengan gangguan jiwa sering kali memerlukan rawat inap di rumah
dengan baik. Kekambuhan pada pasien merupakan alasan pasien kembali dirawat
3
di rumah sakit (Ramsmun, 2013). Dampak kekambuhan menyebabkan pasien
membutuhkan waktu lebih lama untuk dirawat dan kondisi pasien bisa semakin
memburuk dan sulit untuk kembali ke keadaan semula (Aswin, 2014). Apabila
tidak mendapatkan perawatan dengan baik diperkirakan akan kambuh 50% pada
tahun pertama, 70% pada tahun kedua dan 100% pada tahun kelima setelah
pulang dari rumah sakit (Keliat, 2014). Menurut sirait (2011) apabila tidak
mendapatkan perawatan dengan baik dalam waktu 6 bulan pasca rawat didapatkan
mencatat dalam bulan Januari sampai Juni 2019, sekitar 30 sampai dengan 50
pasien yang terlambat datang atau bahkan tidak datang untuk kontrol dengan
kekambuhan yang terkadang harus ditinggikan kembali dosis obat maupun harus
dirawat inap kembali. Hasil wawancara yang dilakukan dengan keluarga yang
memiliki pasien dengan gangguan jiwa didapatkan data bahwa keluarga merasa
apabila pasien sudah keluar dari rumah sakit jiwa, pasien mampu untuk
yang dilakukan oleh keluarga hanya mengantar pasien untuk berobat saja dan
keluarga mengatakan kalau bisa pasien agar selamanya dirawat di rumah sakit
jiwa karena apabila dirumah pasien sering mengganggu lingkungan yang ada
4
disekitarnya, adapun hal tersebut dikarenakan sebagian besar keluarga bekerja dan
tidak memiliki waktu untuk mengawasi pasien tersebut. Dari 10 orang keluarga
mengamuk, bertindak anarkis, atau yang lebih parah lagi pasien akan melukai
bahkan membunuh orang lain atau dirinya sendiri. Jika hal tersebut terjadi
harus dirawat kembali atau kambuh (Keliat 2010). Peran serta dukungan keluarga
dalam penanganan pasien dengan perilaku kekerasan menjadi salah satu penyebab
keluarga masih kurang memiliki informasi tentang perjalanan penyakit dan upaya
serta tata laksana penanganan pasien dalam jangka panjang. Berdasarkan latar
5
1.2 Rumusan Masalah
Provinsi Bali?”
1.3 Tujuan
Pasien Perilaku Kekerasan di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
1.4 Manfaat
6
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi perawat
Provinsi Bali.
dilakukan. Adapun penelitian yang sudah pernah dilakukan dan sejenis dengan
Pada Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. Desain
7
yang akan dilakukan yaitu meneliti tentang kekambuhan pada pasien dengan
perilaku kekerasan, perbedaan yang lainnya juga didapatkan tempat dan waktu
8
peneliti lakukan sama-sama meneliti tentang hubungan keluarga dan
lainnya yang didapatkan yaitu tempat dan waktu pelaksanaan yang berbeda.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki
tujuan khusus, tapi lebih merujuk pada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu
yang biasanya disebut dengan perasaan marah (Dermawan dan Rusdi, 2013).
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka
perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri,
orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk
yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perlaku kekerasan
Tanda dan gejala perilaku kekerasan menurut Direja (2011) antara lain:
2.1.1.3 Etiologi
mendalam karena penggunaan koping yang kurang bagus. Beberapa faktor yang
2. Hilangnya harga diri, pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang
sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi akibatnya individu
tersebut mungkin akan merasa rendah diri, lekas marah dan mungkin
11
diakui. Jika tidak mendapat pengakuan individu tersebut maka dapat
Adaptif Maladaptif
Gambar 2.1
Rentang Respon perilaku kekerasan (Kusumawati, dkk. 2010).
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya
sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak
1. Respon adaptif
atau mengungkapkan rasa marah, rasa tidak setuju, tanpa menyalahkan atau
2) Frustasi respon yang terjadi akibat individu gagal dalam mencapai tujuan,
kepuasan atau rasa aman yang tidak biasanya dalam keadaan tersebut individu
2. Respon maladaptif
1) Pasif salah satu keadaan dimana individu tidak dapat mampu untuk
tuntunan nyata.
12
2) Agresif yang menyertai marah dan dorongan individu untuk menuntut suatu
3) Amuk dan kekerasan, perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilang
kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, serta orang lain maupun
1. Faktor psikologis
oleh dua insting, pertama insting hidup yang diekspresikan dengan agresivitas.
2) Frustation aggression theory teori yang dikembangkan oleh pengikut freud ini
berawal dari asumsi bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan
gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau
objek yang menyebabkan frustasi. Jadi hampir semua orang yang melakukan
respon yang lain. Agresi dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi dan
13
Seseorang akan berespon terhadap kebangkitan emosionalnya secara agresif
erotis menjadi lebih agresif dibandingkan mereka yang tidak menonton film
tersebut.
boneka.
3. Faktor biologis
4. Faktor presipitasi
antara lain:
14
2.1.1.6 Mekanisme koping
1. Sublimasi
objek lain seperti meremas-remas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya,
2. Proyeksi
merayu.
3. Represi
sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orangtuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa benci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh tuhan.
4. Reaksi formasi
15
rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
5. Deplacement
yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan
emosi itu. Misalnya, anak berusia empat tahun marah karena ia baru saja
2.1.1.7 Penatalaksanaan
1. Farmakologi
Pasien dengan ekspresi marah perlu perawatan dan pengobatan yang tepat.
tidak ada dapat digunakan dosis efektif rendah, contoh Trifluoperasine estelasine,
bila tidak ada juga maka dapat digunakan Transquelillzer bukan obat anti psikotik
2. Terapi okupasi
Terapi ini sering diterjemahkan dengan terapi kerja, terapi ini bukan
mengembalikan maupun berkomunikasi, karena itu didalam terapi ini tidak harus
16
diberikan pekerjaan tetapi sebagai bentuk kegiatan seperti membaca koran,
bermain catur, setelah mereka melakukan kegiatan itu dibagi dirinya. Tetapi ini
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh petugas terhadap rehabilitasi
keluarga agar dapat melakukan lima tugas kesehatan, yaitu mengenal masalah
4. Terapi somatik
Terapi yang diberikan kepada pasien dengan gangguan jiwa dengan tujuan
mengubah perilaku tindakan yang ditunjukan pada kondisi fisik pasien, tetapi
17
kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok orientasi realita, terapi
aktivitas kelompok sosialisasi. TAK adalah terapi non farmakologi yang diberikan
oleh perawat terlatih terhadap pasien dengan masalah keperawatan yang sama.
laku), pasien belajar untuk mengungkapkan perasaan marah secara tepat dan
Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
masing yang merupakan bagian dari keluarga (Lubis, 2014). Keluarga merupakan
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga, serta beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di dalam satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
emosional dan sosial dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari
(Achjar, 2010).
18
2.1.2.2 Struktur keluarga
1. Patrineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa
2. Matrineal
3. Patriokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah suami.
4. Matriokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah istri.
5. Keluarga kawin
Hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri.
1. Keluarga Inti (Nuclear Family) merupakan keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama. Keluarga-keluarga
19
2. Keluarga besar (Ekstenden Family) merupakan keluarga inti yang ditambah
dengan sanak saudara, misalnya kakek, nenek, saudara sepupu, paman, bibi,
yang hanya satu kepala rumah tangga, ayah atau ibu. Keluarga ini terjadi
4. Bujangan dewasa yang hidup sendiri (The Single Adult Living Alone)
5. Keluarga dengan orang tua tiri (The Step Parent) merupakan keluarga yang
cerai dimana anak menjadi anggota daru satu sistem keluarga yang terdiri dari
dua rumah tangga.kedua orag tua berpisah memiliki hak legal dan tanggung
jawab yang sama atas anak dibawah umur tanpa memandang penentuan
tempat tinggal.
20
1. Fungsi afektif
terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluargabaik senang
sayang.
2. Fungsi sosialisasi
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku
yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan belajar disiplin, mengenal norma
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap
anggota keluarganya.
4. Fungsi ekonomi
pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.
21
Mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan
5. Fungsi biologis
6. Fungsi psikologis
7. Fungsi pendidikan
keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor
22
2. Mengambil keputusan
sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan oleh keluarga, keluarga
keputusan atau melakukan tindakan yang tepat terhadap anggota keluarga yang
sakit.
dengan mencari informasi atau meminta bantuan tenaga kesehatan, serta sikap
4. Memodifikasi lingkungan
nyaman sehingga anggota keluarga merasa diperhatikan dan tidak takut atau
menata lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak pada kesehatan
keluarga.
23
fasilitas pelayanan kesehatan, adakah pengalaman yang kurang baik yang
dipresepsikan keluarga.
keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga yang
selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Erdiana, 2015).
1. Dukungan emosional
pasien yang dirawat di rumah atau di rumah sakit jiwa. Jenis dukungan bersifat
emosional atau menjaga keadaan emosi atau ekspresi. Yang termasuk dukungan
emosional ini adalah ekspresi dari empati, kepedulian, dan perhatian kepada
dan merasa dicintai saat mengalami masalah, bantuan dalam bentuk semangat,
24
kehangatan personal, cinta, dan emosi. Jika stres mengurangi perasaan seseorang
akan hal yang dimiliki dan dicintai, maka dukungan akan menghentikannya
dibiarkan terus-menerus dan tidak terkontrol maka akan berakibat hilangnya harga
diri
2. Dukungan informasional
rumah atau di rumah sakit jiwa, memberikan nasihat, pengarahan, saran, atau
umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh sesorang. Keluarga dapat
menyediakan informasi dengan menyarankan tempat, dokter, dan terapi yang baik
bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Pada
informasi.
3. Dukungan nyata
bantuan finansial dengan menyediakan dana untuk biaya pengobatan, dan material
mana benda atau jasa akan mambantu memecahkan masalah kritis, termasuk di
hari, menyediakan informasi dan fasilitas, menjaga dan merawat saat sakit, serta
sumber untuk mencapai tujuan praktis. Meskipun sebenarnya, setiap orang dengan
25
sumber-sumber yang tercukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang atau
perhatian yang bertujuan untuk proses pengobatan. Akan tetapi, dukungan nyata
akan lebih efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian dukungan
4. Dukungan pengharapan
terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Pasien
mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi
terhadap ide-ide atau perasaan pasien. Dukungan keluarga ini dapat membantu
26
(Andri, 2012). Keadaan sekitar atau lingkungan yang penuh stres dapat memicu
gejala psikotik yang nyata. Angka kekambuhan secara positif hubungan dengan
beberapa kali masuk rumah sakit, lamanya dan perjalanan penyakit. Pasien-pasien
yang kambuh biasanya sebelum keluar dari rumah sakit mempunyai karakteristik
hiperaktif, tidak mau minum obat dan memiliki sedikit keterampilan sosial
(Akbar, 2012). Periode kekambuhan adalah lamanya waktu tertentu atau masa
dimana pasien muncul lagi gejala yang sama seperti sebelumnya dan
tertentu atau masa dimana pasien muncul lagi gejala yang sama seperti
27
3. Sukar konsentrasi
4. Sulit tidur
5. Depresi
7. Menarik diri
tahun pertama, 70% pada tahun kedua, dan 100% pada tahun kelima setelah
pulang dari rumah sakit (Keliat, 2014). Terdapat beberapa hal yang bisa memicu
kekambuhan skizofrenia, antara lain tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter
kehidupan yang berat yang membuat stres. Nasir (2011) mengidentifikasi 4 faktor
penyebab pasien kambuh dan perlu dirawat di rumah sakit jiwa, yaitu:
1. Pasien
Secara umum bahwa pasien yang minum obat secara tidak teratur
sampai 50% pasien yang pulang dari rumah sakit jiwa tidak memakan obat secara
teratur. Pasien kronis, khususnya skizofrenia sukar mengikuti aturan minum obat
oleh keluarga.
28
2. Dokter (pemberi resep)
pemakaian obat neuroleptik yang lama dapat menimbulkan efek samping yang
obat oleh dokter diharapkan sesuai dengan dosis terapeutik sehingga dapat
mencegah kekambuhan.
tindakan.
4. Dukungan keluarga
kekambuhan yang tinggi pada pasien. Hal ini adalah pasien mudah dipengaruhi
tanggung jawab yang penting dalam proses perawatan di rumah sakit jiwa,
persiapan pulang dan perawatan di rumah agar adaptasi klien berjalan dengan
baik. Kualitas dan efektifitas perilaku keluarga akan membantu proses pemulihan
pasien.
29
2.2 Kerangka Konsep
satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Nursalam,
Keterangan :
: Alur pikir
Gambar 2.2
Kerangak Konsep Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan
Pasien Perilaku Kekerasan di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Bali
30
2.3 Hipotesis
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2016). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
31
BAB III
METODE PENELITIAN
akurasi suatu hasil. Janis penelitian dalam penelitian ini adalah termasuk
teori yang ada (Nursalam, 2016). Penelitian ini bertujuan untu mencari hubungan
untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel yang ada. Penelitian ini
variabel terikat (akibat) yang terjadi pada objek penelitian diukur dan
dikumpulkan secara simultan, sesaat atau hanya satu kali dalam satu kali waktu
Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini seperti gambar dibawah ini:
Populasi
Keluarga pasien perilaku kekerasan yang menjalani rawat jalandi Poliklinik Jiwa Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Bali rata-rata dalam satu bulan terakhir yaitu pada bulan Juni 2019 sebanyak 112
orang.
Sampling
Non probability sampling dengan teknik (consecutive sampling)
Sampel
88 responden
Pengumpulan data
Univariat Bivariat
Statistik deskriptif yang disajikan Uji statistik dengan Korelasi rank
dalam tabel frekuensi spearman dengan kesalahan 5%
Gambar 3.1
Kerangka Kerja Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan
Pasien Perilaku Kekerasan di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Bali
33
3.3 Tempat Penelitian
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. Penelitian ini dilaksanakan pada 8 November
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki pasien dengan
masalah gangguan jiwa yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Jiwa Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Bali, dengan rata-rata pasien perilaku kekerasan di Poliklinik
Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dalam satu bulan terakhir yaitu pada bulan
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
sampel dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun
34
waktu tertentu sehingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi (Nursalam,
2016).
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Sampel penelitian yang diteliti
adalah keluarga yang memiliki pasien skizofrenia dengan perilaku kekerasan dan
sebelumnya pernah dirawat inap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dengan
populasi target yang yerjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria
pernah dirawat inap lebih dari satu kali di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
4. Keluarga yang bertanggung jawab untuk merawat dan tinggal serumah dengan
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2016).
35
2. Pasien gelandangan psikotik
3. Pasien kunjungan baru ke Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
n=
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
n=
n=
n=
n=
36
n = 87,5
n = 88
3.5.1 Variabel
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah
pekambuhan pasien.
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti
37
lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi, 2011). Definisi
Tabel 3.1
Definisi Operasional Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan
Pasien Perilaku Kekerasan di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Bali
38
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer yaitu dukungan keluarga yang diperoleh dari keluarga
diperoleh dari rekam medis pasien seperti umur, jenis kelamin, alamat, status
antara lain:
Provinsi Bali
Provinsi Bali.
6. Mempersiapkan kuisioner
39
1. Setelah mendapatkan izin dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali, melakukan
menggunakan kriteria yang telah dipilih dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
membina hubungan baik dan saling percaya kepada perawat Poloklinik Jiwa.
dalam penelitian.
10. Setelah didapatkan hasil kuisioner tersebut lalu dilakukan analisa data.
40
3.6.3 Instrumen Pengumpulan Data
diadopsi dari teori dukungan keluarga pada pasien yang terdiri dari informasi atau
psikoedukasi, sikap yang tepat, support group, dan family therapy. Kuisioner ini
terdiri dari 24 item pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dimana skala
pengukuran tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya” dan “tidak”.
tidak = 0 untuk pertanyaan positif dan skor ya = 0 dan tidak = 1 pada pertanyaan
negatif. Seluruh jawaban akan dijumlahkan, nilai terendah adalah 0 dan nilai
tertinggi adalah 24, adapun kategori dukungan keluarga, yaitu dukungan keluarga
kurang dengan skor 0-8, dukungan keluarga cukup dengan skor 9-17, dukungan
kunjungan rawat jalan, dan kekambuhan pasien yang diperoleh dari catatan medis
1. Uji validitas
produck moment (r) antara skor masing-masing pernyataan dengan skor totalnya.
signifikan dengan skor totalnya. Apabila r hitung > r tabel, maka pernyataan
dikatakan valid. Pernyataan yang tidak valid dibuang dan pernyataan yang valid
41
selanjutnya diuji reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan analisis pearson
produck moment (r) dengan jumlah soal sebanyak 24 butir soal dan didapatkan
nilai skor masing-masing soal r-hitung ≥ r-tabel (0,361). Maka dapat dinyatakan
tiap butir soal tersebut dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai alat ukur.
2. Uji reabilitas
memiliki nilai alpha minimal 0,7 sehingga untuk mengetahui sebuah kuisioner
dikatakan reliabel atau tidak dapat dilihat dari besarnya nilai alpha instrumen.
3.7.1.1 Editing
Tahap ini dilakukan peilihan terhadap data yang penting atau diperlukan
saja, data yang obyektif serta megumpulkan data ulang untuk melengkapi data
yang kurang. Data yang diediting pada penelitian ini yaitu identitas responden,
42
mengumpulkan semua hasil observasi, mengecek kelengkapan hasil serta
3.7.1.2 Coding
atas pertimbangan peneliti sendiri. Semua data diberikan kode untuk memudahkan
proses pengolahan data. Dari data yang terkumpul, dihitung banyaknya lembar
observasi kemudian hasil observasi diberi kode angka sesuai dengan kode yang
peneliti telah siapkan. Pemberian kode pada penelitian ini antara lain
1. Usia (1: 17-25 tahun, 2: 26-35 tahun, 3: 36-45 tahun, 4: 46-55 tahun, 5: > 55
tahun).
43
Data yang sudah dientry dicocokan dan diperiksa kembali dengan data
yang didapat pada kuisioner, bila perubahan dan perbedaan hasil segera dilakukan
pengecekan ulang.
Analisis data merupakan suatu proses atau analisis yang dilakukan secara
sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan agar trend dan
relationship bisa dideteksi (Nursalam, 2010). Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik univariat dan bivariat untuk mencari gambaran
pada tiap tabel darihasil penelitian dan pada umumnya dalam analisis ini dapat
variabel yang diamati sehingga dapat mengetahui gambaran tiap variabel. Data
yang dianalisis secara univariat meliputi distribusi frekuensi umur, jarak rumah
dukungan keluarga dan data nilai kekambuhan pasien yang disajikan dalam
bentuk tabel.
44
Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel
statistik non parametrik yaitu uji Rank Spearman yang digunakan untuk
komputer, apabila p <α (0,05) berarti Ho ditolak, yaitu ada hubungan peran
rs =
Keterangan:
Tabel 3.2
Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi
Nilai p dan Arah Korelasi
45
3.8 Etika Penelitian
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Menurut Hidayat (2014),
masalah etika penelitian harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
tujuan agar responden mengerti maksud, tujuan dari penelitian dan mengetahui
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3. Confidentiality (kerahasiaan)
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada
hasil riset.
46
4. Self determination
untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela tanpa ada unsur paksaan atau
pengaruh dari orang lain. Kesediaan klien ini dibuktikan dengan kesediaan
47
BAB IV
Kabupaten Bangli tepatnya di Jalan Kusumayudha No. 29, kurang lebih berjarak
45 kilometer dari Kota Denpasar. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali didirikan pada
tahun 1933, yang di prakarsai oleh dr. K. Loedin pada Pemerintahan Kolonial
perawatan orang sakit jiwa Bangli yang merupakan satu-satunya rumah sakit yang
Ketenagaan di ruang Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali terdiri dari 1
Medis. Status kepegawaian di ruang Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Fasilitas yang dimiliki ruang Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi
ruang tindakan dan ruang penerimaan pasien. Jenis pelayanan yang diberikan
antara lain yaitu spesialistik di bidang kesehatan jiwa serta ditunjang oleh
psikologis. Dimana Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali memiliki beberapa layanan
terkait dengan penanggulangan pasien dengan gangguan jiwa antara lain seperti
home visite dan persiapan sebelum masuk rumah sakit jiwa. Program upaya
kesehatan jiwa meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya yang
rentan masalah kesehatan jiwa baik di institusi formal maupun non formal sebagai
sampling.
pekerjaan, dan hubungan dengan pasien dan dikontribusikan pada tabel berikut:
49
1. Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur Keluarga Pasien di
Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
sebagian besar responden berada pada kelompok umur 36-45 tahun tahun yaitu
sebanyak 30 orang (34,1%), dan yang terendah pada kelompok umur 17-25 tahun
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Pendidikan Keluarga Pasien di
Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
50
orang (46,6%), dan tingkat pendidikan responden yang terendah yaitu tidak
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Pekerjaan Keluarga Pasien di
Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
51
4. Karakteristik responden berdasarkan kelompok hubungan dengan pasien
berdasarkan hubungan dengan pasien dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Hubungan Dengan Pasien di
Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
Hubungan Frekuensi Persentase (%)
Suami 5 5,7
Istri 9 10,2
Anak 13 14,8
Orang Tua 22 25,0
Kakek/Nenek 15 17,0
Saudara Kandung 8 9,1
Paman/Bibi 11 12,5
Sepupu 5 5,7
Total 88 100,0
besar responden memiliki hubungan sebagai orang tua yaitu sebanyak 22 orang
(25,0%), dan yang terendah yaitu hubungan sebagai suami dan sepupu memiliki
penelitian
Setelah seluruh data terkumpul, maka data disajikan dalam tabel distribusi (master
tabel terlampir).
52
1. Dukungan keluarga
Tabel 4.5
Dukungan Keluarga Pasien di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
orang (43,2%), dan yang terendah memiliki dukungan keluarga baik yaitu
dibawah ini:
Tabel 4.6
Kekambuhan Pasien Perilaku Kekerasan di Poliklinik Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
53
orang (40,5%), dan yang terendah memiliki kekambuhan yang selalu yaitu
berikut:
Tabel 4.7
Analisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Pasien Perilaku
Kekerasan di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
Kekambuhan
Dukungan Kadang- Sering Selalu Total
R p-value
Keluarga kadang
F % F % F % F %
Kurang 0 0,0 8 9,1 19 21,6 27 30,7
Cukup 8 9,1 28 31,8 2 2,3 38 43,2
Baik 19 21,6 4 4,5 0 0,0 23 26,1
Total 27 30,7 40 45,5 21 23,9 88 100,0 -,786 0,000
kekambuhan pasien yang selalu sebanyak sering sebanyak 8 orang (9,1%), dan
sebanyak 8 orang (9,1%), sering sebanyak 28 orang (31,8%), dan selalu sebanyak
54
dengan tingkat kekambuhan pasien kadang-kadang sebanyak 19 orang (21,6%),
-,786 dan p-value 0,000 yang artinya terdapat hubungan antara dukungan keluarga
dan arah hubungan negatif. Arus hubungan negatif menunjukkan semakin tinggi
kekambuhan pasien perilaku kekerasan, p-value 0,000 < α (0,05) maka H0 ditolak,
pasien perilaku kekerasan di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
bahwa sebagian besar responden yang memiliki dukungan keluarga cukup yaitu
melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosi,
55
seperti dukungan informasional yang dimana pemberian dukungan tersebut seperti
emosional seperti rasa kenyamanan terhadap pasien, serta dukungan nyata seperti
dari dukungan keluarga yang cukup ini, diwujudkan dengan penerimaan keadaan
Pasien di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta, yang menyatakan dari
Badan Pelayanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Aceh, didapatkan 40 orang
responden dan sebagian besar memiliki dukungan keluarga yang cukup sebanyak
22 orang (55%). Berdasarkan hasil kuisioner yang telah peneliti dapatkan bahwa
sebanyak 38 orang (43,2%) memberikan dukungan keluarga yang cukup, hal ini
masalah dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, dan perhatian yang
membuat pasien merasa dihargai. Perbedaan yang terdapat pada penelitian yang
telah dilakukan yaitu jumlah responden dalam penelitian dan tempat penelitian.
56
Yunus (2014) menggunakan sebanyak 85 responden dan melakukan penelitian di
kenapa pasien harus menjalankan pengobatan itu. Selain informasi keluarga juga
harus memberikan kenyamanan dan rasa percaya agar pasien tetap mau untuk
dengan pasien adalah salah satu bentuk dukungan, semakin sering keluarga
berkomunikasi dengan pasien seperti mengajak pasien ngobrol pada waktu yang
untuk dibicarakan itu termasuk salah satu bentuk kepeduluan atau dukungan yang
bisa diberikan untuk pasien. Bila keluarga sudah memberikan kepedulian dan
perhatian untuk pasien pasti akan merasakan dirinya selalu diperhatikan oleh
tingkat pendidikan keluarga tinggi pasti saja wawasan keluarga itu luas dan
57
mengerti cara merawat dan mendukung pengobatan pasien. Dari data karakteristik
yang peneliti dapatkan, sebagian besar tingkat pendidikan terakhir keluarga SMA.
membantu pasien mencari dan mendapatkan informasi dan keluarga bisa mencari
tahu bagaimana merawat pasien dan merawat pasien sehingga dukungan keluarga
bisa diberi dengan baik. Siapa yang merawat pasien juga bisa menentukan baik
atau tidak dukungan keluarga yang diberikan. Karena dari penelitian yang
didapatkan sebagian besar pasien dirawat oleh orang tua dan kategori
dukungannya termasuk baik. Sebagian besar pasien yang dirawat oleh orangtua
bisa lebih memperhatikan pasien dibandingkan orang lain seperti jika pasien
orangtua bila pasien dirawat dengan anggota keluarga lain juga bisa menurunkan
atau sepupu pasti akan memiliki kesibukan atau aktivitas lain seperti bekerja dan
urusan yang lainnya sehingga perhatian atau dukungan yang diberikan untuk
58
kekambuhan yang sering sebagian besar yaitu orang tua pasien sebanyak 9 orang
(10,2%).
Kekambuhan pasien sering kali tidak dikenali oleh keluarga dan dijauhkan
(Dermawan dan Rusdi, 2013). Pasien dengan riwayat perilaku kekerasan lebih
diduga adanya faktor yang biasanya terjadi pada saat kontrol untuk menjalani
pengobatan seta dukungan keluarga yang kurang optimal. Faktor yang sangat
dukungan keluarga yang cukup optimal terhadap pasien tersebut. Nuraenah (2012)
Kekambuhan Pasien di Badan Pelayanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Aceh
peneliti dapatkan dari 88 responden adapun tingkat kekambuhan yang sering yaitu
59
sebanyak 40 orang (45,5%). Hal tersebut dapat disebabkan oleh selain dari faktor
lingkungan maupun dukungan keluarga, ada pula dari yang merawat pasien
dirumah.
sibuk bekerja, dari penelitian yang didapatkan sebagian besar keluarga bekerja
dan jarang untuk berkomunikasi dengan pasien, oleh karena itu keluarga tidak
bisa merawat pasien secara penuh dan maksimal karena harus pergi keluar rumah
sehingga tidak bisa terus memperhatikan pasien untuk beraktivitas dan minum
obat. Keluarga yang bekerja tidak bisa memantau pasien dengan terus menerus
Waktu merawat pasien yang kurang juga bisa menjadi penyebab pasien kambuh.
Keluarga juga tidak bisa melihat secara terus menerus apakah obatnya sudah
diminum atau belum. Obat yang tidak teratur diminum adalah salah satu penyebab
yang bisa membuat pasien kambuh. Keluarga tidak sempat untuk mengantar
dan kepedulian keluarga dalam merawat pasien sangat diperlukan, jika keluarga
lebih sering mengajak pasien mengobrol di waktu yang senggang dan mengajak
pasien bercerita bersama, pasien akan nyaman dan merasa ada orang yang
60
agar pasien merasa nyaman berada di lingkungannya dan tidak terjadi
Bali
Hasil analisa data uji statistik Rank Spearman didapatkan bahwa r hitung
0,786 dan p-value 0,000 artinya terdapat hubungan dukungan keluarga dengan
kekambuhan pasien perilaku kekerasan dengan kekuatan hubungan kuat dan arah
hubungan negatif, p-value 0,000 < α (0,05) maka H0 ditolak. Ini berarti terdapat
secara optimal dan tidak menimbulkan gejala yang berulang (Keliat, 2010). Proses
pasien. Oleh karena itu, penanganan yang dilakukan tidak hanya memulihkan
mandiri dalam merawat pasien di rumah. Penelitian ini serupa dengan penelitian
61
Yudi Pratama (2015), bahwa keluarga biasanya menganggap anggota keluarganya
yang sakit sudah sembuh dan perawatan di rumah sakit menjadi terabaikan, hal
penelitian menunjukkan p-value 0,019 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara
dilakukan di BLUD Rumah Sakit Jiwa Aceh, hasil yang didapatkan dalam
penelitian tersebut menunjukkan p-value 0,000 < 0,05 yang berarti adanya
dengan pasien maka kekambuhan tidak akan terjadi, tetapi jika keluarga kurang
pasien maka kekambuhan pasien pasti akan terjadi. Keluarga harus peduli dan
keluarga selalu ada untuk pasien juga bisa menurunkan tingkat kekambuhan
62
pasien. Maka dari itu penyebab sering atau tidaknya pasien kambuh, karena
keluarga sudah memberi dukungan yang baik untuk pasien maka pasien akan
obat, jenis kelamin, umur, dan faktor penanggung jawab pasien. Keterbatasan
lainnya yang peneliti alami saat pengisian kuisioner oleh responden terdapat
pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden, serta pemberian kuisioner yang
tidak tepat juga merupakan kendala yang peneliti alami saat melakukan penelitian.
63
BAB V
5.1 Simpulan
penyembuhan pasien.
3. Hasil uji Rank Spareman didapatkan bahwa r-hitung 0,786 dan p-value 0,000
< dari tingkat signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05. Maka H0 ditolak dan
5.2 Saran
1. Kepada petugas kesehatan di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
Diharapkan pula kepada peneliti untuk membutat kuieioner dengan lebih jelas
65
DAFTAR PUSTAKA
Andri. 2012. Kongres Nasional Skizofrenia V Closing The Treathment Gap for
Schizofrenia. Available: http://www.kabarindonesia.com diakses 2
Agustus 2019
Friedman, M. dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan
Praktik. Alih Bahasa, Achir Yani S. Hamid, dkk: Editor Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: EGC.
Hidayat. 2014. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika
Keliat, B.A. 2015. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Kusumawati, F & Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Nasir & Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa, Pengantar dan Teori,
Jakarta: Salemba Medika
Rumah sakit Jiwa Provinsi Bali. 2018. Laporan Tahunan Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Bali. Bangli
Setiadi. 2011. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta: Graha Ilmu
Videbeck & Sheila, L. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Yusuf, A.H, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta Selatan: Selemba
Medika.
Lampiran 1
A. Persiapan
B. Pelaksanaan
C. Tahap Akhir
Kepada Yth.
Ibu/Saudari Responden
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ni Putu Rita Laksmi
Status : Mahasiswa Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Wira Medika Bali
Bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kekambuha Pasien Perilaku Kekerasan di
Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali”. Untuk maksud tersebut, saya
mohon kesediaan bapak/ibu untuk turut berpartisipasi sebagai responden dalam
penelitian ini. Kerahasiaan data yang diberikan akan dijamin dan hanya diketahui
oleh peneliti serta pihak berkompeten.
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan sangat bermanfaat baik bagi
perawat, institusi pendidikan dan pihak-pihak lain yang terkait untuk mengetahui
hasil tersebut. Apabila bapak/ibu menyetujui permohonan ini, saya persilahkan
untuk menandatangani lembar pernyataan persetujuan untuk menjadi responden
(terlampir)
Atas perhatian dan kesediaan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
(----------------------------)
Lampiran 4
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
berpartisipasi sebagai responden penelitian ini. Sebelumnya saya telah diberi
penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian ini dan saya mengerti
peneliti akan menjaga kerahasiaan diri saya.
Demikian secara sadar, sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun, saya berperan serta dalam penelitian ini dan bersedia menandatangani
lembar persetujuan ini.
Bangli,
Responden
----------------------------------
Lampiran 5
KISI-KISI KUISIONER
DUKUNGAN KELUARGA
Total 15 9 24
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
Initial responden : ......................................................................
Tanggal : ......................................................................
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah dengan cermat semua pertanyaan yang ada dalam kuisioner ini.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat
dan keadaan yang sebenarnya.
3. Mohon kesediaan Bapak/ibu/saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan
yang tersedia.
2. Pendidikan terakhir :
b SD e Diploma/Perguruan Tinggi
c SMP
3. Pekerjaan
b PNS/TNI/POLRI d Wiraswasta
Jawaban
No Pernyataan
Ya Tidak
1 Keluarga mengingatkan pasien untuk tidur tidak terlalu
malam
2 Keluarga tidak mengikut sertakan pasien dalam diskusi
ringan keluarga
3 Keluarga tidak mengajak pasien beraktivitas ketika
melamun
4 Keluarga mengajak pasien untuk mengunjungi lingkungan
yang ada di sekitar rumah
5 Keluarga tidak menegur pasien saat pasien menarik diri
dari lingkungan
6 Keluarga sering mengajak pasien cerita bersama
7 Keluarga memberikan jawaban ketika pasien bertanya
8 Keluarga tidak menjelaskan dampak yang terjadi jika
pasien marah
9 Keluarga menunjukan tempat yang tepat bagi pengobatan
pasien
10 Keluarga menjelaskan maksud dari acara televisi saat
pasien menonton
11 Keluarga tidak menjelaskan kepada pasien bagaimana
perkembangan kesehatan pasien setelah kontrol dari rumah
sakit
12 Keluarga memberitahu kepada pasien pesan dokter untuk
pasien, agar terjadi peningkatan perkembangan pasien
kedepannya
13 Keluarga menyediakan biaya selama pengobatan
14 Keluarga memfasilitasi transportasi yang dibutuhkan
selama kontrol ke rumah sakit
15 Keluarga menyediakan kebutuhan sehari-hari, seperti
makan dan minum
16 Keluarga tidak menyediakan waktu untuk menemani
pasien kontrol ke rumah sakit
17 Keluarga mengingatkan pasien untuk minum obat
18 Keluarga tidak menyediakan waktu untuk menjaga pasien
jika pasien sakit
19 Keluarga selalu memotivasi pasien untuk melakukan
tindakan yang telah dianjurkan oleh dokter di rumah sakit
20 Keluarga membimbing pasien untuk bisa bekerja dengan
semestinya
21 Keluarga tidak membantu pasien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan kemampuan pasien
22 Keluarga mengajak pasien untuk mengikuti kegiatan
keagamaan
23 Keluarga tidak mengajak pasien ke tempat wisata
24 Keluarga mengajak pasien melakukan kegiatan sesuai
dengan hobinya
Lampiran 7
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
KDUKUNGAN KELUARGA
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,955 24
Lampiran 8
MASTER TABEL
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Pasien Perilaku Kekerasan
Di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
1 3 5 2 7 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20 Baik 3 5 Sering 2
2 5 3 4 7 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8 Kurang 1 10 Selalu 3
3 2 4 3 3 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 Baik 3 2 Kadang-kadang 1
4 4 1 1 4 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 6 Kurang 1 11 Selalu 3
5 5 3 5 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 16 Cukup 2 3 Kadang-kadang 1
6 3 4 4 4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 17 Cukup 2 6 Sering 2
7 3 4 3 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7 Kurang 1 8 Sering 2
8 2 4 3 3 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10 Cukup 2 5 Sering 2
9 5 3 6 5 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 14 Cukup 2 4 Kadang-kadang 1
10 3 4 1 4 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20 Baik 3 1 Kadang-kadang 1
11 3 4 3 6 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 16 Cukup 2 6 Sering 2
12 3 3 3 8 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Kurang 1 8 Sering 2
13 4 4 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 12 Cukup 2 6 Sering 2
14 2 3 6 3 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 14 Cukup 2 8 Sering 2
15 5 4 1 4 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 14 Cukup 2 10 Sering 3
16 4 5 2 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 19 Baik 3 3 Kadang-kadang 1
17 5 2 1 5 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 8 Kurang 1 10 Selalu 3
18 5 4 3 4 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 14 Cukup 2 7 Sering 2
19 4 5 3 4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 21 Baik 3 5 Sering 2
20 3 4 6 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21 Baik 3 1 Kadang-kadang 1
21 3 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 19 Baik 3 6 Sering 2
22 2 2 4 6 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 Kurang 1 12 Selalu 3
23 3 3 6 7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Cukup 2 5 Sering 2
24 5 4 5 4 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik 3 1 Kadang-kadang 1
25 2 4 1 8 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 Kurang 1 14 Selalu 3
26 1 4 4 6 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15 Cukup 2 9 Sering 2
27 2 4 4 6 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 7 Kurang 1 8 Sering 2
28 2 5 3 7 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 Kurang 1 14 Selalu 3
29 5 5 2 5 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 Baik 3 2 Kadang-kadang 1
30 5 2 6 4 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 14 Cukup 2 6 Sering 2
31 4 4 5 4 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 16 Cukup 2 4 Kadang-kadang 1
32 2 3 1 6 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Kurang 1 9 Sering 2
33 4 4 2 4 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 7 Kurang 1 16 Selalu 3
34 3 4 3 4 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Cukup 2 3 Kadang-kadang 1
35 2 4 3 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 10 Cukup 2 8 Sering 2
36 3 3 3 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 11 Cukup 2 7 Sering 2
37 4 3 4 4 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik 3 3 Kadang-kadang 1
38 3 3 4 7 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Kurang 1 15 Selalu 3
39 5 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 Baik 3 1 Kadang-kadang 1
40 3 4 5 8 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 16 Cukup 2 6 Sering 2
41 3 5 4 6 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7 Kurang 1 10 Selalu 3
42 3 4 3 6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 20 Baik 3 4 Kadang-kadang 1
43 2 4 3 3 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 7 Kurang 1 15 Selalu 3
44 3 2 1 6 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 Kurang 1 8 Sering 2
45 5 1 3 5 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 6 Kurang 1 14 Selalu 3
46 5 4 1 4 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 15 Cukup 2 7 Sering 2
47 5 2 6 7 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Kurang 1 10 Selalu 3
48 5 5 4 5 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 12 Cukup 2 5 Sering 2
49 5 4 1 4 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 Kurang 1 10 Selalu 3
50 4 4 4 2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 14 Cukup 2 7 Sering 2
51 3 3 4 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 9 Cukup 2 10 Selalu 3
52 5 4 4 5 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 5 Kurang 1 13 Selalu 3
53 3 4 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Kurang 1 8 Sering 2
54 3 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 20 Baik 3 3 Kadang-kadang 1
55 3 5 3 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 17 Cukup 2 2 Kadang-kadang 1
56 2 4 3 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 16 Cukup 2 6 Sering 2
57 3 4 3 3 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16 Cukup 2 3 Kadang-kadang 1
58 4 4 3 4 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 14 Cukup 2 5 Sering 2
59 2 2 4 3 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 13 Cukup 2 5 Sering 2
60 5 2 5 5 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 10 Cukup 2 9 Sering 2
61 5 1 4 5 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 7 Kurang 1 10 Selalu 3
62 5 3 6 5 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 7 Kurang 1 6 Sering 2
63 3 3 6 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 6 Kurang 1 15 Selalu 3
64 3 4 4 2 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 15 Cukup 2 8 Sering 2
65 4 5 3 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik 3 2 Kadang-kadang 1
66 5 5 2 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Baik 3 1 Kadang-kadang 1
67 5 5 2 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 20 Baik 3 4 Kadang-kadang 1
68 3 2 1 7 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 Kurang 1 11 Selalu 3
69 5 4 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 Baik 3 2 Kadang-kadang 1
70 2 2 5 8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 4 Kurang 1 19 Selalu 3
71 4 3 1 7 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 5 Kurang 1 18 Selalu 3
72 2 4 3 3 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 13 Cukup 2 7 Sering 2
73 5 5 3 4 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 14 Cukup 2 3 Kadang-kadang 1
74 2 2 6 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21 Baik 3 2 Kadang-kadang 1
75 4 2 5 4 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 13 Cukup 2 6 Sering 2
76 3 3 1 8 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 14 Cukup 2 6 Sering 2
77 3 4 5 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 21 Baik 3 3 Kadang-kadang 1
78 2 4 4 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 17 Cukup 2 8 Sering 2
79 3 3 4 7 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 16 Cukup 2 5 Sering 2
80 4 2 6 5 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 10 Cukup 2 7 Sering 2
81 4 5 3 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 19 Baik 3 4 Sering 2
82 5 4 5 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Baik 3 2 Kadang-kadang 1
83 2 4 1 3 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6 Kurang 1 7 Sering 2
84 4 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik 3 1 Kadang-kadang 1
85 3 5 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 16 Cukup 2 3 Kadang-kadang 1
86 2 5 3 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 20 Baik 3 2 Kadang-kadang 1
87 3 4 5 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 15 Cukup 2 9 Sering 2
88 3 4 1 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 10 Cukup 2 5 Sering 2
Keterangan: Pekerjaan (pkj) Tingkat Pendidikan (tp) Hubungan Dengan Pasien (hub)
Umur (umr) 1 : Tidak Bekerja 1 : Tidak Sekolah 1 : Suami
1 : 17-25 tahun 2 : PNS/TNI/POLRI 2 : SD 2 : Istri
2 : 26-35 tahun 3 : Pegawai Swasta 3 : SMP 3 : Anak
3 : 36-45 tahun 4 : Wiraswasta 4 : SMA 4 : Orang Tua
4 : 46-55 tahun 5 : Petani 5 : Diploma/Perguruan Tinggi 5 : Kakek/Nenek
5 : > 55 tahun 6 : Lain-lain 6 : Saudara Kandung
7 : Paman/Bibi
8 : Sepupu
Frequencies
Statistics
Umur Pekerjaan Tingkat Hubungan Dukungan
Keluarga Keluarga Pendidikan Dengan Keluarga
Keluarga Pasien
Valid 88 88 88 88 88
N
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
Kekambuhan Pasien
Valid 88
N
Missing 0
Frequency Table
Umur Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
17-25 tahun 1 1,1 1,1 1,1
26-35 tahun 18 20,5 20,5 21,6
36-45 tahun 30 34,1 34,1 55,7
Valid 46-55 tahun 15 17,0 17,0 72,7
> 55 tahun 24 27,3 27,3 100,0
Total 88 100,0 100,0
Pekerjaan Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
T idak Bekerja 15 17,0 17,0 17,0
PNS/TNI/POLRI 8 9,1 9,1 26,1
Pegawai Swasta 25 28,4 28,4 54,5
Valid Wiraswasta 20 22,7 22,7 77,3
Petani 10 11,4 11,4 88,6
Lain-lain 10 11,4 11,4 100,0
Total 88 100,0 100,0
Dukungan Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Kurang 27 30,7 30,7 30,7
Cukup 38 43,2 43,2 73,9
Valid Baik 23 26,1 26,1 100,0
Total 88 100,0 100,0
Kekambuhan Pasien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang-kadang 27 30,7 30,7 30,7
Sering 40 45,5 45,5 76,1
Valid Selalu 21 23,9 23,9 100,0
Total 88 100,0 100,0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N
Dukungan Keluarga * Kekambuhan Pasien 88 100,0% 0 0,0% 88
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Tb Approx. Sig.
Errora
Ordinal by Ordinal Gamma -,951 ,023 -13,130 ,000
N of Valid Cases 88
Nonparametric Correlations
[DataSet1] C:\Users\ACER\Desktop\SKRIPSI\SPSS Statistics.sav
Correlations
Dukungan Kekambuhan
Keluarga Pasien
Correlation Coefficient 1,000 -,786**
Dukungan
Sig. (2-tailed) . ,000
Keluarga
N 88 88
Spearman's rho
Correlation Coefficient -,786** 1,000
Kekambuhan
Sig. (2-tailed) ,000 .
Pasien
N 88 88