OLEH:
NI WAYAN MURDI
NIM. 21.322.1199
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali untuk memenuhi
salah satu persyaratan menyelesaikan Program Sarjana Keperawatan
OLEH:
NI WAYAN MURDI
NIM. 21.322.1199
i
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Ns. Ni Ketut Citrawati, S.Kep., M. Kep Ns. Silvia Ni Nyoman Sintari, S.Kep., M.AP
NIK: 2.04.10.277 NIK: 2.04.07.004
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Penguji III (Anggota) : Ns. Silvia Ni Nyoman Sintari, S.Kep., M.AP ……………
Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep
NIK. 2.04.13.695. NIK.2.04.10.403
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Hubungan Dukungan Suami dengan Self Esteem pada Pasien Kanker Payudara
yang Menjalani Kemoterapi” tepat pada waktunya.
Pada saat penyusunan Skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan sejak
awal sampai terselesainya Skripsi ini, untuk itu dengan segala hormat dan
kerendahan hati, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. I Dewa Agung Sudarsana, MM selaku ketua STIKes Wira Medika Bali
yang telah memberikan izin penyusunan Skripsi ini.
2. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep selaku ketua Program
Studi Keperawatan Program Sarjana yang telah memberikan izin dalam
penyusunan Skripsi ini.
3. Ns. Ni Ketut Citrawati, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat
waktu.
4. Ns. Silvia Ni Nyoman Sintari, S.Kep., M.AP selaku pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini
tepat waktu.
5. Dr. I Wayan Sudana, M.Kes selaku Direktur Utama RSUP Prof.Dr.I.G.N.G
Ngoerah yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di
Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah.
6. Orang tua, seluruh keluarga dan sahabat penulis yang telah memberikan
semangat dan dukungannya.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.
iv
Akhirnya, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
v
ABSTRAK
Hubungan Dukungan Suami dengan Self Esteem pada Pasien Kanker Payudara
yang Menjalani Kemoterapi
vi
ABSTRACT
The Corelation between Husband’s Support with Self Esteem in Breast Cancer
Patients at The Clinical Oncology Surgery
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini pola hidup dan konsumsi masyarakat terutama generasi muda
berbagai penyakit kronis. Penyakit tersebut antara lain gangguan jantung, stroke,
diabetes tipe 2 dan sekitar lebih dari 40% dari penyakit tersebut adalah penyakit
kanker. Salah satu jenis kanker yang memiliki insiden yang relatif tinggi yaitu
serta menyebar ke bagian tubuh yang lain (Smeltzer & Bare, 2017).
mengalami gangguan bukan pada fisik saja tetapi juga pada kondisi emosi dan
mentalnya (Anjar et al., 2020). Payudara tidak hanya berfungsi sebagai organ
yang berperan dalam menghasilkan air susu, namun juga berperan sebagai organ
yang memiliki daya tarik (attractiveness) bagi kaum pria atau suaminya, sehingga
payudara cenderung akan malu dengan suaminya karena organ daya tariknya
mengalami suatu penyakit yang tidak biasa. Kemoterapi selain memberikan efek
positif juga memberikan efek samping yaitu berupa rambut rontok, tubuh lemah,
1
kulit membiru atau menghitam serta rusaknya payudara yang mengakibatkan
terjadinya perubahan terhadap self esteem pasien (Stuart, G.W. & Sundeen, 2013;
Sudana, 2016).
kasus baru kanker payudara yang akan didiagnosis pada wanita di Amerika
Serikat pada tahun 2022 (WHO, 2022). Data International Agency for Research
on Cancer yang dirilis WHO tahun 2018 menunjukan bahwa kanker payudara
mempunyai insiden tertinggi nomor satu di seluruh dunia dengan angka kejadian
sebesar 2.088.849 (11,6%) dari total 18.078.957 kasus kanker dengan angka
kematian sebesar 626.679 (6,6%) dari total 9.555 027 kematian (WHO, 2018).
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukan prevalensi kanker payudara
menempati urutan pertama di Indonesia yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk
dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk, yang diikuti kanker leher
rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per
persentase kasus setiap tahunnya. Pada tahun 2018 sebanyak 556 kasus baru
pasien kanker payudara dari total 2220 kasus kanker payudara, tahun 2019
sebanyak 278 kasus baru dari total 956 kasus kanker payudara dan tahun 2020
sebanyak 779 kasus baru dari total 4.267 pasien kanker payudara. Sebaran
penyakit kanker payudara dari kabupaten/kota di Bali pada tahun 2018 yaitu 309
kasus baru berasal dari Mangusada dan Denpasar sebanyak 179 kasus baru. Tahun
2
2019 yaitu Mangusada sebanyak 193 kasus baru dan Denpasar sebanyak 68 kasus
baru. Tahun 2020 yaitu sebanyak 674 pasien berasal dari Gianyar dan 102 pasien
kondisi yang sangat menekan sehingga hal ini menyebabkan self esteem yang
merasa tidak bahagia, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh
tidur, sulit berkonsentrasi, kecemasan dan depresi. Self esteem merupakan hasil
penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Penilaian ini menyatakan suatu sikap
yang berupa penolakan atau penerimaan dan juga menunjukkan seberapa besar
individu itu percaya bahwa dirinya mampu, berarti, berhasil, dan berharga
Self esteem yang rendah pada pasien kanker payudara yang menjalani
di tempat tidur, selain itu juga menyebabkan stres dan depresi, mengalami
3
penurunan mental secara drastis akibatnya pasien dapat mengalami depresi
bahkan bunuh diri (Nurhidayati & Rahayu, 2018; Pardede et al., 2020).
Salah satu cara meningkatkan self esteem pada pasien kanker adalah
dengan cara meningkatkan peran serta keluarga terutama suami. Pada keadaan
psikologi yang kurang baik akibat kondisi fisik pasien kanker payudara sangat
suami dari pasien itu sendiri. Suami merupakan orang yang terdekat dengan
penyakit yang dialami pasien. Dukungan suami adalah suatu dukungan yang
bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari suaminya serta dapat menimbulkan
pengaruh positif bagi kesejahteraan fisik maupun psikis (Nurhidayati & Rahayu,
2018).
disayangi, merasa berharga dapat berbagi beban, percaya diri dan menumbuhkan
kanker payudara dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayati &
diberikan suami kepada pasien (istri) yang sedang menjalani kemoterapi yaitu
penilaian dengan peduli pengobatan dan membiarkan pasien yakin dengan proses
4
memberi bantuan saat beraktivitas, mengantar saat kemoterapi, memberi fasilitas
hiburan, serta memenuhi kebutuhan makan dan minum, dan dukungan informasi
dengan memberi fasilitas buku, mencari di internet, aktif bertanya pada dokter.
diaplikasikan pada berbagai kasus antara lain menurut Bakri et al. (2019) dalam
pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempur Kota Bogor. Hasil
penelitian yang sama juga ditunjukan dalam penelitian Fairus & Widiyanti (2014)
masa post nifas. Hal yang sama juga ditunjukan dalam penelitian Nurianti et al.,
Dr.I.G.N.G Ngoerah pada tahun 2020 sebanyak 5.023 kunjungan dimana terdapat
947 pasien yang menjalani kemoterapi, tahun 2021 sebanyak 8.303 kunjungan
dimana terdapat 1.123 pasien yang menjalani kemoterapi serta tahun 2022
terdapat 4.112 pasien (periode Januari-Agustus 2022) dimana terdapat 841 yang
Bedah Onkologi RSUP Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah pada tanggal 1-2 Agustus 2022
dilakukan wawancara terhadap 8 pasien tentang self esteem diperoleh hasil bahwa
5 orang mengatakan merasa diri tidak berharga, merasa diri tidak berdaya, merasa
diri tidak ada yang dibanggakan karena penyakitnya, tidak menerima dengan
keadaan sakitnya, serta merasa diri tidak berguna, sedangkan 3 orang responden
5
mengatakan hal yang sama, namun menerima dengan keadaan sakitnya serta
masih merasa berguna dalam perannya sebagai seorang ibu dan istri bagi keluarga
penurunan self esteem akibat adanya luka pada payudara maupun perubahan
suami sebagai pasangan dan orang yang terdekat dengan pasien untuk
meningkatkan self esteem pasien. Namun dari hasil observasi dan wawancara
terdapat beberapa pasien yang sangat jarang didampingi oleh suami dalam
untuk melakukan penelitian tentang hubungan dukungan suami dengan self esteem
yaitu “Adakah hubungan dukungan suami dengan self esteem pada pasien kanker
6
1.3 Tujuan Penelitian
suami dengan self esteem pada pasien kanker payudara yang menjalani
Ngoerah
khususnya dalam hal meningkatkan self esteem pasien kanker payudara melalui
7
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi perawat
3. Bagi Pasien
maka pasien akan merasa lebih dihargai dan dicintai suaminya sehingga proses
berkaitan dengan usaha meningkatkan self esteem pasien kanker payudara melalui
peningkatan dukungan suami, sehingga dapat diteliti lebih lanjut tentang faktor-
Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan sejenis dengan penelitian ini adalah:
8
Kemoterapi”. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif,
bahwa mereka bingung, cemas, marah, serta mengalami gangguan pola tidur
tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif
dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar 1,97. Perbedaan dengan
penelitian ini terletak pada variabel terikat, responden dan Teknik Analisa
9
data yang digunakan. Persamaannya terletak pada variabel bebas penelitian
yang digunakan.
kanker payudara yang menjalani kemotrapi memiliki harga diri tinggi yaitu
sebanyak 53,3% dan sebanyak 46,7% memiliki harga diri sedang. Perbedaan
dengan penelitian ini terletak pada salah satu variabelnya, metode penelitian
dan teknik analisa data yang digunakan. Persamaannya terletak pada salah
10
Persamaannya terletak pada salah satu variabel yang digunakan yaitu
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.1 Pengertian self esteem pada Pasien Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi
Self esteem adalah persepsi tentang penerimaan diri, kompetensi diri, dan
Self esteem adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Self esteem juga
konsep diri yang terdiri dari perasaan berharga dan penerimaan, yang
kompetensinya, pencapaiannya, dan umpan balik dari lingkungan (Stuart, G.W. &
Sundeen, 2013)
dari individu penderita kanker payudara yang mengalami perubahan fisik terutama
12
pada payudara mengenai perasaan berarti dan berharga yang diekspresikan
Menurut Stuart, G.W. & Sundenen (2013) ada beberapa faktor yang
1. Faktor Fisik Seperti umur, ciri fisik dan penampilan wajah manusia.
Misalnya: beberapa orang cenderung memiliki harga diri yang tinggi apabila
3. Faktor Lingkungan Sosial seperti keluarga, orang tua dan teman sebaya.
sebagaimana yang ada, maka anak menerima dirinya sendiri. Tetapi, kalau
orang tua menuntut lebih tinggi dari apa yang ada pada diri anak sehingga
maka semakin tinggi pula harga dirinya dan jelas bahwa tingkat
13
5. Faktor Status Sosial Ekonomi Secara umum seseorang yang berasal dari
status sosial ekonomi rendah memiliki harga diri yang lebih rendah daripada
6. Faktor Ras dan Kebangsaan Seseorang yang berkulit hitam dan bersekolah
disekolah-sekolah orang yang berkulit putih memiliki harga diri yang lebih
7. Faktor Urutan Keluarga Anak tunggal cenderung memiliki harga diri yang
lebih tinggi daripada anak- anak yang memiliki saudara sekandung. Selain itu
adalah:
beberapa tipe perilaku orangtua yang dapat meningkatkan self esteem, yaitu:
14
Self esteem diperoleh sebagai agen penyebab yang aktif terhadap hal-hal
yang terjadi di dunia dan dalam pengalaman untuk mencapai tujuan serta
3. Perbandingan sosial
esteem karena perasaan mampu atau berharga diperoleh dari performa individu
yang sebagian besar dilihat dari perbandingan antara peforma individu satu
dengan individu lainnya ketika melakukan tugas yang sama. Bahkan tujuan
pribadi individu secara luas berasal dari inspirasi sukses dari tokoh yang dikagumi
individu dan tolak ukur tercapainya tujuan tersebut dapat dilihat dari
sang tokoh idola. Evaluasi tentang capaian kesuksesan ataupun performa individu
paling banyak diterima dari lingkungan sosial terdekat, seperti keluarga, teman-
15
1. Significance (Keberartian)
minat, serta rasa suka terhadap individu sebagaimana individu itu sebenarnya.
2. Power (Kekuatan)
mengontrol tingkah laku orang lain berdasarkan pengakuan dan rasa hormat yang
diterima individu dari orang lain. Kesuksesan dalam area power diukur dengan
perilakunya sendiri dan orang lain. Power meliputi penerimaan, perhatian, dan
3. Competence (Kompetensi)
sesuai tuntutan, baik tujuan atau cita-cita, baik secara pribadi maupun yang
dengan tingginya tingkat performa, sesuai dengan tingkat kesulitan tugas dan
tingkat usia.
4. Virtue (Kebajikan)
dan agama. Seseorang yang mengikuti kode etik dan moral yang telah diterima
dan terinternalisasi di dalam diri berasumsi bahwa perilaku diri yang positif
Menurut Felker (1974, dalam Irawati, 2016) komponen self esteem terdiri dari:
16
1. Feelings of belonging
bagian dari kelompok tertentu, diterima, dicintai dan dihargai oleh kelompoknya.
2. Feelings of competence
3. Feelings of worth
esteem memiliki dua aspek, yaitu penerimaan diri dan penghormatan diri. Kedua
aspek tersebut memiliki lima dimensi yaitu: dimensi akademik, sosial, emosional,
pendidikan individu.
individu.
emosi individu.
17
5. Dimensi fisik yang mengacu pada persepsi individu terhadap kondisi fisik
individu.
dengan self esteem yang berbeda hidup dalam dunia yang berbeda. Individu yang
karakteristik umum yang tampak pada individu dari berbagai tingkatan self esteem
Individu yang memiliki self esteem tinggi akan puas dengan karakter dan
kemampuan dirinya yang ditandai dengan adanya evaluasi diri yang positif
sehingga memiliki gambaran diri yang positif, mampu menerima masukan dari
self esteem yang tinggi lebih independen dalam menghadapi berbagai macam
dirinya akan menjelaskan bahwa individu tersebut adalah seorang yang bernilai
tersebut merasa bahwa dirinya dinilai sebagai seorang yang berharga dan
18
Individu dengan self esteem yang tinggi ini juga memiliki kemampuan
terhadap cara pandang dan pendapat yang dimilikinya. Selain itu, individu dengan
self esteem yang tinggi juga merasa percaya diri dengan pandangan dan keputusan
yang dibuatnya, serta sikap-sikap positif yang dimiliki oleh individu dengan harga
terhadap reaksi dan konklusi yang dibuatnya sendiri, serta memacu individu
tersebut untuk memunculkan ide-ide baru. Selain itu, sikap-sikap positif pada
kemandirian sosial yang lebih baik (Stuart, G.W. & Sundeen, 2013).
Pada dasarnya individu yang memiliki tingkat self esteem sedang memiliki
kesamaan dengan individu yang memiliki tingkat self esteem yang tinggi dalam
hal penerimaan diri. Individu tersebut memiliki penerimaan yang relatif baik,
pertahanan yang baik, serta pemahaman dan penghargaan yang sangat baik.
individu dengan self esteem sedang juga ragu-ragu dengan penghargaan yang
keberartian, dan harapan lebih moderat dibandingkan yang lain (Stuart, G.W. &
Sundeen, 2013).
19
3. Tingkat self esteem rendah
dalam dirinya. Individu dengan self esteem rendah menilai atribut-atribut yang ada
di dalam dirinya sebagai hal yang negatif. Individu tersebut mempunyai sikap
yang negatif terhadap dirinaya sendiri. Gambaran diri pada individu tersebut
cenderung memberi kesan depresi dan pesimis. Individu dengan self esteem
rendah tidak yakin dengan ide, kemampuan, dan pandangannya sendiri. Individu
tersebut juga merasa bahwa lingkungan tidak memberikan perhatian kepada setiap
hal yang dilakukannya. Individu dengan self esteem yang rendah juga merasa
terisolasi, tidak pantas dicintai, tidak mampu mengekspresikan diri, dan tidak
sendiri. Individu dengan self esteem yang rendah memiliki perasaan ditolak, ragu-
ragu, dan tidak berharga. Individu tersebut merasa tidak memiliki kekuatan, hal
ini menyebabkan ekspektasi individu akan masa depannya sangat rendah (Stuart,
dan Coopersmith. Pengukuran self esteem dengan skala Rosenberg terdiri dari 10
item pertanyaan yang mengukur secara umum penilaian self esteem secara positif
dan negatif. Skala Rosenberg versi Bahasa Indonesia menggunakan lima poin
pemilihan yaitu untuk pertanyaan unfavourable sangat tidak setuju (4), tidak
20
setuju (3), tidak menentukan setuju atau tidak setuju (2), setuju (1) dan sangat
setuju (0), sedangkan untuk pertanyaan favourable sangat tidak setuju (0), tidak
setuju (1), tidak menentukan setuju atau tidak setuju (2), setuju (3) dan sangat
setuju (4).
pertanyaan yang disesuaikan dengan keadaan diiri sendiri. Cara memilih jawaban
dengan memilih diantara dua pilihan yaitu seperti saya dan tidak seperti saya,
Self Esteem Scale (RSAS) karena jumlah kuesioner yang lebih sedikit dan
(Sarandria, 2017).
Kanker payudara adalah jenis kanker yang berasal dari kelenjar saluran
dan jaringan penunjang payudara yang merupakan kanker solid yang mempunyai
insiden tertinggi nomer 1 di Negara barat (Tjakra, 2010). Menurut Smeltzer &
Bare (2017) kanker payudara adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal
dari parenkim. Kanker ini mulai tumbuh di dalam jaringan payudara, di dalam
kelenjar susu, saluran susu dan jaringan lemak payudara. Hal yang serupa juga
diungkapkan oleh Price, S.A. & Wilson (2013), yang menyatakan bahwa kanker
payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan payudara terdiri
21
dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu),
dan jaringan penunjang payudara. Word Health Organization (WHO) penyakit ini
174-175.
bahwa kanker payudara adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari
parenkim. Kanker ini mulai tumbuh di dalam jaringan payudara, di dalam kelenjar
Smeltzer & Bare (2017) menjelaskan bahwa tidak ada satu pun penyebab
spesifik dari kanker payudara, sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormon, dan
1. Hormon
dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium yaitu Exstradiol dan Progesteron
2. Genetik
Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi sel, sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak
tanpa dapat dikendalikan. Kerusakan gen itu dapat disebabkan oleh karsinogen,
22
terjadinya kanker. Beberapa keluarga yang memiliki riwayat keturunan kanker
beresiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan
keluarga lainnya yang tidak menderita kanker. Misalnya resiko wanita untuk
menderita kanker payudara meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau saudara
3. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia
Price, S.A. & Wilson (2013) menyatakan bahwa ada tiga tanda dan gejala
1. Fase awal
Kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala). Tanda dan gejala
yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada payudara. Kebanyakan
kira-kira 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Kanker payudara pada stadium
2. Fase lanjut
23
1) Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.
2) Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.
3) Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau
diobati.
4) Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau keluar air
susu pada wanita yang sedang tidak hamil atau tidak menyusui.
3. Metastase luas
ke tulang.
payudara dapat bertahan hidup lebih dari 5 tahun setelah diagnosis, sehingga
kanker payudara selain dengan tes fisik. Pemeriksaan ini meliputi mammografi,
24
2.1.2.6 Pentahapan kanker payudara
Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat membantu
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
2. Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada
kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh
dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada
3. Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker akan menyebar ke seluruh tubuh,
dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak
juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah.
25
Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh
Tabel 2.1
Pentahapan Kanker Payudara Berdasarkan Tumor, Nodus dan Metastasis
(pentahapan TNM)
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II A T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium II B T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium III A T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium III B T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium IIIC Tiap T N3 M0
Stadium IV Tiap T Tiap N M1
Sumber: Tjakra, Panduan Pelaksanaan Kanker Solid (2010)
Keterangan:
terbesarnya.
26
T4 : Tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada atau
kulit
2.1.2.7 Pengobatan
1. Pembedahan
untuk membunuh atau memperkecil sel kanker. Terapi ini diterapkan setelah
27
menjalani pembedahan untuk menurunkan resiko kekambuhan sebesar 50-70 %,
3. Kemoterapi
4. Terapi hormonal
baik pada stadium dini maupun metastasis. Terapi ini digunakan baik secara
yaitu obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kanker atau kombinasi obat
28
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemoterapi
terutama pada kasus kanker jenis korio karsinoma, leukemia dan limfoma.
2. Kemoterapi adjuvant
Pengobatan tambahan pada pasien yang akan mendapatkan terapi lokal atau
3. Kemoterapi neoadjuvant
Pengobatan tambahan pada pasien yang akan mendapat terapi lokal atau
4. Kemoterapi kombinasi
lanjut.
Efek samping disebabkan dari efek non spesifik dari obat-obat sitotoksik sehingga
menghambat proliferasi tidak hanya sel-sel tumor melainkan juga sel normal.
29
Efek samping obat kemoterapi atau obat sitotoksik dapat berupa mukositis,
Bare, 2017).
sedangkan dari sisi psikologis juga memiliki pengaruh yang bermakna. Efek
samping secara umum pada pasien yang menjalani kemoterapi meliputi efek
besar obat kemoterapi hanya bekerja pada sel yang aktif membelah dan beberapa
dari obat tersebut menyerang fase tertentu dari siklus sel secara spesifik. Karena
obat kemoterapi menyerang sel yang mudah membelah maka sel normal yang
aktif membelah juga menjadi sasaran. Efek samping tersebut antara lain:
cepat. Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadi penurunan sel darah putih,
sel trombosit dan sel darah merah. Apabila sel darah merah terkena pengaruh obat
kemoterapi maka penderita akan lebih mudah mengalami infeksi, mudah memar
30
Obat kemoterapi menyebabkan sel rambut membelah dengan cepat yang
psikologis pada pasien yang menjalani kemoterapi antara lain depresi, kecemasan,
3. T-A (Taxanes/Paclitacel/Doxetacel-Adriamicin)
31
5. Beberapa kemoterapi lain, seperti Nevalbine, Gemcitabine (+ cisplatinum)
ditujukan dalam bentuk kerjasama yang baik, serta memberikan dukungan moral
merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi istri
sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger & Breznis,
mendapat kepercayaan diri dan harga diri sebagai seorang istri. Dukungan yang
Dukungan suami lebih banyak didapat dari keintiman dari pada aspek-
aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang maka dukungan yang
diperoleh akan semakin besar. Pemberian dukungan sosial dari suami atau istri
32
lebih memiliki keterdekatan yang lebih tinggi dari pada sumber dukungan yang
2. Harga Diri
Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain merupakan
suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan orang lain
diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.
4. Kualitas pertemuan
sosial dapat lebih sering diberikan oleh suami atau istri daripada sumber-sumber
1. Dukungan emosional
33
Suami sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan
empati.
ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang.
3. Dukungan instrumental/fasilitas
Dukungan ini juga mencakup bantuan langsung, seperti dalam bentuk uang,
4. Dukungan informasional
yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini
adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan
dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian
informasi.
34
Menurut (Nurhidayati & Rahayu, 2018) adapun bentuk dukungan suami
pada pasangan yang menderita kanker payudara disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2.2
Bentuk Dukungan Suami Pada Pasangan Dengan Kanker Payudara
SR = Sering, nilai: 2
SL = Selalu, nilai: 3
35
2.1.5 Hubungan Dukungan suami dengan Self Esteem pada pasien Kanker
membuat pasien lebih nyaman dan merasa dihargai sebagai seorang wanita
sehingga self esteem pasien meningkat. Suami adalah orang yang paling dekat
dengan istri didalam sebuah keluarga yang senantiasa memberikan nasehat, saran,
penanganan baik dari petugas medis maupun dari suami pasien yang merupakan
orang terdekat pasien. Suami yang selalu berada bersama pasien hendaknya
tindakan dan penerimaan suami terhadap pasangan yang sakit. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara dukungan suami dan
status kesehatan anggotanya dimana peran suami sangat penting bagi setiap aspek
emosional, dan informasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lusiatun,
36
memberikan berbagai bentuk dukungan kepada penderita kanker payudara secara
oleh (Taufik et al., 2019) yang menunjukan hasil bahwa Rata-rata pasangan
serta mengalami gangguan pola tidur saat istri mereka terdiagnosa kanker dan
Namun adapula terdapat hambatan dalam menjalani kemoterapi dari segi faktor
dukungan suami.
esstem pasien. Motivasi bagi pasien sangatlah penting ini berdasarkan penelitian,
masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi
untuk menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat. Peran pasangan saat
kemoterapi pada pasien kanker payudara orang terdekat dalam suatu hubungan
37
akan sangat berati didalam kehidupanya, cinta dari pasangan mendorong pasien
antar variabel (variabel yang diteliti maupun variabel yang tidak diteliti
(Nursalam, 2015). Kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
38
= alur pikir
Gambar 2.1
Kerangka Konsep Hubungan Dukungan Suami dengan Self Esteem Pasien Kanker
Payudara yang Menjalani Kemoterapi
2.3 Hipotesis
diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris
(Nursalam, 2015).
hubungan/pengaruh antar variabel yang satu dengan yang lain (ada hubungan
dukungan suami dengan self esteem pada pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi)
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian non
hubungan Antara variabel dukungan suami dengan self esteem pasien kanker
bersifat analitik yaitu peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada
satu saat. Kata satu saat bukan berarti semua subjek diamati tepat pada saat yang
sama, tetapi artinya tiap subjek hanya di observasi satu kali saja dan pengukuran
variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Pada penelitian ini
dukungan suami dan self esteem pasien kanker payudara diukur satu kali saja dan
pengukuran variabel dilakukan pada satu subjek disaat yang sama (Nursalam,
2015)
Variabel independent:
dukungan suami pada pasien
kanker payudara
Uji Intepretasi/
hubungan makna
Variabel dependent: self
esteem pada pasien kanker
payudara
40
Gambar 3.1
Rancangan Penelitian Hubungan Dukungan suami dengan Self esteem pada Pasien
Kanker Payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah
Tahun 2022
3.2 Kerangka Kerja
Populasi
Seluruh pasien kanker payudara stadium II dan III yang berkunjung ke
Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah pada tanggal-
29 Oktober-21 November 2022 sebanyak 106 pasien
Teknik Sampling
NonProbability Sampling dengan Teknik Purposive Sampling
Kriteria Kriteria
inklusi eksklusi
Sampel
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 responden yang
memenuhi kriteria inklusi
Analisis Data
Analisis Bivariat menggunakan Uji Statistik Non Parametrik menggunakan Korelasi
Rank Spearman
Gambar 3.2
41
Kerangka Kerja Hubungan Dukungan suami dengan Self Esteem
pada Pasien Kanker Payudara di Poliklinik Bedah Onkologi
RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Tahun 2022
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011), Populasi adalah wilayah keseluruhan yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien kanker
Poliklinik Bedah Onkologi Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah pada tanggal 29 Oktober-
42
2015). Menurut Sugiyono (2018) sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau
penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh pasien kanker payudara yang
1. Kriteria inklusi
populasi target yang terjangkau dan diteliti (Sugiyono, 2018). Kriteria inklusi
diatas seri ke 3
2. Kriteria eksklusi
memenuhi kreteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2015).
pendengaran
43
Teknik sampling yang digunakan adalah non probability (non random
sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah
peneilitian ini sampel pasien kanker payudara di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah
dipilih dari semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sesuai
Onkologi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah pada pada bulan Januari-Agustus
2022 adalah sebanyak 841 pasien dengan rata-rata kunjungan pasien sebanyak
106
n=
1+ 106 (0,052)
n= 106
1+ 0,265
n 44
n= 83,79 = 84 responden
Jadi jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sudah sesuai
Nursalam (2015) menyatakan variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang
dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan
adalah karateristik individu atau objek yang mempunyai nilai atau skor yang
berbeda untuk individu. Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu satu
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen).
Variabel tergantung dalam penelitian ini yaitu self esteem pasien kanker payudara.
45
pembaca dalam mengertikan makna penelitian (Sugiyono, 2018). Definisi
Tabel 3.1
Definisi Operasional Hubungan Dukungan suami dengan Self esteem Pasien
Kanker Payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah
tahun 2022
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Nursalam (2015), menyatakan bahwa data primer adalah data yang
diperoleh dari sumber pertama baik wawancara atau hasil pengisian kuesioner
46
sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung
atau sudah dikumpulkan oleh pihak lain misalnya dari rekam medis pasien. Data
suami dan self esteem pada pasien kanker payudara. Data sekunder dalam
penelitian ini berupa diagnosa medis yang didapatkan dari catatan medis pasien.
instrumen pengukuran dukungan suami dan self esteem pada pasien kanker
1. Prosedur Administratif
institusi STIKes Wira Medika Bali yang telah ditandatangani Ketua Program
RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah. Penelitian ini telah dinyatakan laik etik
oleh Komite Penelitian RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah dengan nomor surat
2) Setelah mendapatkan ijin dan dinyatakan laik etik oleh Komite Penelitian
47
kepada kepala intalasi Rawat Jalan, Koordinator Pelayanan Keperawatan
2. Prosedur Teknis
1) Peneliti dibantu oleh dua orang enumerator yaitu perawat yang bertugas di
tentang instrumen pengukuran dukungan suami dan self esteem pada pasien
rekam medis pasien sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
peneliti tetapkan.
48
7) Peneliti melakukan pendekatan kepada responden dengan menggunakan
responden.
12) Peneliti dibantu dengan dua orang enumerator melakukan pengambilan data
dukungan suami dan self esteem pada pasien kanker payudara melalui
49
14) Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden karena sudah
reesponden.
Nursalam (2015) sehingga instrumen ini tidak dilakukan uji validitas dan
TP = tidak pernah: 0
KD = kadang – kadang: 1
SR = sering: 2
SL = selalu: 3
50
3. Kuesioner Self Esteem
Esteem Scale (RSES). RSES adalah alat ukur yang dikembangkan oleh Morris
Rosenberg (1965 dalam Sarandria, 2012). RSES adalah alat ukur yang paling
banyak digunakan untuk mengukur self esteem secara umum (Demo, dalam
Heatherton & Wyland, dalam Sarandria, 2012). RSES merupakan alat ukur yang
likert satu sampai empat. Setengah dari item merupakan ekspresi positif, dan
RSES sebesar 0,87, dan terbukti valid dan reliabel (Baldwin and Courneya,
pernyataan yang mengukur secara umum penialain self esteem secara positif dan
pemilihan yaitu untuk pertanyaan unfavourable (negative) sangat tidak setuju (4),
tidak setuju (3), tidak menentukan setuju atau tidak setuju (2), setuju (1) dan
sangat setuju (0), sedangkan untuk pertanyaan favourable (positif) sangat tidak
setuju (0), tidak setuju (1), tidak menentukan setuju atau tidak setuju (2), setuju
(3) dan sangat setuju (4). Kriteria penilaian yaitu Self esteem rendah: jika skor ≤
33,3%, self esteem sedang: jika skor 33,3-66,7% dan kriteria, self esteem tinggi:
51
3.7 Uji Validitas Dan Reliabilitas
suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda
penelitian ini menggunakan teknik korelasi pearson product moment (r), dimana
butir-butir instrumen dikatakan valid apabila r hitung > r tabel (Dahlan, 2014).
antara butir-butir (items) yang equivalen. Alpha cronbach merupakan salah satu
reliabel jika memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,70 (Riwidikdo, 2014)
Indonesia telah dilakukan uji validitas dengan nilai antara 0,415-0,703 dan nilai
Irawati, 2016). RSES pernah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Ariyani
(dalam Sarandria, 2012) dan juga kembali validitas dan reliabilitas RSES dan
didapatkan hasil yang valid dan reliabel. Pada sampel 140 orang dengan rentang
usia 16-24 tahun di Jakarta, reliabilitas RSES berdasarkan nilai alpha sebesar
52
1. Editing
(editing) data untuk menghindari kekeliruan atau kesalahan data. Pada tahap ini
dilakukan pemilihan terhadap data yang penting atau diperlukan saja, data yang
objektif (tidak bias) serta mengumpulkan data ulang untuk melengkapi data yang
Pada tahap ini peneliti telah melakukan pemilihan terhadap data yang
penting atau diperlukan saja, data yang objektif (tidak bias) serta mengumpulkan
data ulang untuk melengkapi data yang kurang. Pada penelitian ini editing
dilakukan dengan cara pengecekan isian lembar kuesioner dukungan suami dan
kuesioner.
2. Coding
data yang sesuai sebelum data diolah lebih lanjut. Pada tahap ini dilakukan
pemilihan terhadap data yang penting atau diperlukan saja, data yang objektif
(tidak bias) serta mengumpulkan data ulang untuk melengkapi data yang kurang.
Pada penelitian ini semua data telah diberikan kode untuk memudahkan
proses pengolahan data. Pemberian kode dilakukan dengan cara yaitu untuk
nomer responden diberi kode R1 dan seterusnya sampai dengan R86. Umur > 18
kode 2 dan kode 3 ≥ 60 tahun (lansia). Tingkat pendidikan diberi kode 1: tidak
sekolah, kode 2: sekolah dasar, kode 3: SLTP, kode 4: SLTA dan kode 5:
53
Diploma/PT. Self esteem rendah diberi kode 1, self esteem sedang diberi kode 2,
dan self esteem tinggidiberi kode 3. Dukungan suami rendah diberi kode 1,
dukungan suami sedang diberi kode 2, dan dukungan suami tinggi diberi kode 3.
3. Entry
entry adalah memasukan data ke dalam media agar mudah mencari apabila data
responden, data dukungan suami dan data self estemm ke dalam komputer
berdasarkan hasil pengkodean agar mudah mencari apabila data itu diperlukan
kembali.
4. Tabulasi
Data yang sudah diproses dicocokkan dan diperiksa kembali dengan data
yang didapatkan pada lembar observasi. Bila ada perubahan dan perbedaan hasil
54
Pada penelitian ini tabulasi telah dilakukan dengan cara mengecek
dengan baik agar dapat mudah dipahami oleh pembaca (Nursalam, 2015).
Teknik penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam
2. Analisa data
Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara
1) Analisis univariat
2018)
55
Pada penelitian ini analisis univariat digunakan untuk menggambarkan
pasien, data dukungan suami dan self esteem pasien kanker payudara yang
digambarkan dalam bentuk jumlah (frekuensi) dan persentase (%). Data dianalisis
2) Analisis bivariat
Pada penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk menguji ada tidaknya
hubungan antara variabel dukungan suami dengan self esteem pasien kanker
ordinal digunakan uji Korelasi Rank Spearmen. Uji Korelasi Rank Spearman
adalah uji yang digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji
berbentuk ordinal (Dahlan, 2014). Jika p< ɑ (0,05) maka H0 ditolak yang artinya
ada hubungan dukungan suami dengan self esteem pasien kanker payudara.
Menurut Riwidikdo (2014) kekuatan p hitung uji Korelasi Rank Spearman yaitu
56
kuat, dan 0,800-1,000 sangat kuat. Menurut Riwidikdo (2014), arah korelasi p
hitung ada dua yaitu korelasi positif bila searah (semakin besar nilai xi atau
variabel bebas, semakin besar pula nilai yi atau variabel terikat) dan negatif bila
berlawanan arah (semakin besar nilai xi, semakin kecil pula nilai yi atau
sebaliknya).
(kerahasiaan).
Pada penelitian ini peneliti telah menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat
2. Manfaat (beneficence)
57
penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai gambaran untuk meningkatkan
dukungan dan peran serta suami serta self esteem pasien dalam menghadapi
Pada penelitian ini tidak ada bahaya terhadap subjek penelitian. Penelitian
pasien kanker payudara dapat terus menjalani terapi, tanpa takut akibat yang
4. Keadilan (justice)
ada pembedaan antara responden yang satu dengan yang lain. Responden pasien
kanker payudara dapat mengisi kuesioner dukungan suami dan self esteem secara
bersamaan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Peneliti menjamin bahwa
dilaksanakan pada seluruh pasien kanker payudara stadium II dan III yang diteliti.
tersebut, tetapi jika tidak bersedia maka peneliti tetap menghargai hak-haknya.
Pada penelitian ini terdapat 2 responden yang menolak karena pasien merasa nyeri
58
Demi menjaga kerahasiaan identitas responden dalam penelitian ini,
data yang diisi oleh responden, lembar tersebut hanya diberi kode nomor.
Responden diberi kode R1 sampe R84 sesuai dengan urutan responden yang
mengisi kuesioner.
7. Confidentiality (kerahasiaan)
dukungan suami dan data self esteem yang telah dikumpulkan dari subyek
penelitian ini dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
saja yang disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian. Peneliti menjamin
59
BAB IV
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah meupakan
Desember 2005). RSUP Prof. Dr I.G.N.G Ngoerah saat ini berstatus Badan
serta merupakan rujukan untuk provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara
Barat, dan Bali. RSUP Prof. Dr I.G.N.G Ngoerah berlokasi di Jalan Diponogoro
(Limfoma Non Hodkin), carsinoma recti, SCC (Scuamosa Cell Carsinoma) lidah
dan lain-lain. Fasilitas umum yang ada di Poliklinik Bedah Onkologi terdiri 1
ruang periksa dengan 2 bed serta 4 meja untuk untuk administrasi dan
Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah adalah pelayanan kanker terpadu. RSUP Prof.
60
melayani pasien dengan kasus kemoterapi. Selama ini program yang telah
dilaksanakan untuk meningkatkan self esteem pada pasien kanker payudara adalah
melalui pemberian edukasi untuk meningkatkan harga diri pasien baik melalui
media leaflet, televisi dan penyampaian langsung oleh petugas kesehatan. Selain
itu RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah juga menerapkan program terapi supportif
berupa terapi paliatif yang selain memberikan pelayanan rohani dan paliatif
terhadap pasien, pelayanan ini juga ikut melibatkan keluarga atau suami/pasangan
dalam terapi tersebut, namun pelaksanaannya selama ini belum optimal yang
disebabkan karena tidak semua keluarga ikut aktif dalam melakukan perawatan
terhadap pasien, pasien diantar oleh anggota keluarga yang berbeda-beda serta
Bedah Onkologi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah pada periode 29 Oktober-21
November 2022. Adapun karakteristik responden ini terdiri dari umur, pendidikan
4.1.
61
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Responden
No Umur
Frekuensi (F) Persentase (%)
1 > 18 tahun - 45 tahun 18 21.4
2 46 - 59 tahun 46 54.8
3 ≥ 60 tahun 20 23.8
Total 84 100
responden sebagian besar berumur 46-59 tahun (middle ege) (WHO, 2018) yaitu
tabel 4.2.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Responden
No Pendidikan
Frekuensi (F) Persentase (%)
1 tidak sekolah 0 0
2 SD 5 6.0
3 SLTP 17 20.2
4 SLTA 36 42.9
5 Diploma/Perguran Tinggi 26 31.0
Total 84 100
Penelitian
62
1. Identifikasi dukungan suami pada pasien kanker payudara
distribusi dukungan suami pada pasien kanker payudara adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Dukungan Suami pada Pasien Kanker Payudarada Poliklinik Bedah Onkologi
RSUP Prof. I.G.N.G Ngoerah tahun 2022
personal dari pasien penderita kanker payudara yang mengalami perubahan fisik
63
Tabel 4.3
Self Esteem pada Pasien Kanker Payudara di Poliklinik Bedah Onkologi
RSUP Prof. I.G.N.G Ngoerah tahun 2022
Responden
No Self Esteem
Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Rendah 5 6.0
2 Sedang 51 60.7
3 Tinggi 28 33.3
Total 84 100
diperoleh sebagian besar responden berada pada kategori self esteem sedang yaitu
1. Analisa hubungan self esteem dengan dukungan suami pada pasien kanker
payudara
payudara dicari melalui uji Korelasi Rank Spearman Dimana uji statistik ini
melihat kemaknaan melalui nilai p dan interval kepercayaan (95% CI), sedangkan
untuk melihat kekuatan hubungan dilihat dari nilai r. Hasil analisa data tersebut
64
Tabel 4.5
Analisa Hubungan Dukungan Suami dengan Self Esteem pada Pasien Kanker
Payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Prof. I.G.N.G Ngoerah tahun 2022
Self Esteem
Dukunga Total Nilai p r
n Suami Rendah Sedang Tinggi
n % n % n % n %
Rendah 4 4,8 2 2,4 1 1,2 7 8,3
Sedang 1 1,2 36 42,9 4 14,3 41 48,8 0,000 0,60
Tinggi 0 0 13 15,5 23 27,4 36 42,9 8
Total 5 6 51 60,7 28 33,3 84 100
Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden berada
pada kategori self esteem sedang dan kategori dukungan suami sedang yaitu
sebanyak 36 orang (42,9%). Hasil uji Rank Spearman diperoleh p value 0,000 (p
<ɑ), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara self esteem dengan
dukungan suami pada pasien kanker payudara. Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat nilai koefisien r sebesar 0,608 yang artinya arah korelasi antara kedua
variabel adalah positif (semakin tinggi dukungan suami maka semakin tinggi self
esteem pada pasien kanker payudara) dengan kekuatan hubungan yang kuat
(0,600-0,799).
adalah anggota keluarga yang dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam lingkungan keluarga dan pendamping utama dari istri. Anggota keluarga
65
terutama suami dipandang sebagai orang yang bersifat mendukung dan selalu
Dukungan sosial dari suami menjadi faktor utama dukungan suami dalam kasus
kanker payudara ini. Pasien mendapatkan rasa nyaman, rasa aman, rasa senang,
dan dukungan emosional dari suami akan meningkatkan kesehatan jiwa yang
berperan dalam peningkatan harga diri, pencegah stres, dan membantu perbaikan
atau suami, hal tersebut disebabkan karena semakin tinggi tingkat intelegensi
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Kundre (2018) yang
dilakukan pada 52 pasien kanker payudara di RSUP Prof. Dr. R.D. Kdanau
SMA dan memiliki dukungan keluarga yang baik sebanyak 47 orang (90,4%).
66
(Anggraini, Ningsih dan Jaji, 2018). Penelitian lainnya yang sejalan dengan hasil
penelitian ini dilakukan di RSUP Prof. Dr R.D Kdanou Manado dimana dari 52
(Kundre, 2018). Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Adipo et al. (2019)
Yang Menjalani Kemoterapi diperoleh hasil bahwa dukungan suami pada pasien
yang menjalani kemoterapi di RSUD Arifin Ahmad Provinsi Riau sebagian besar
rendah, yaitu 25 orang (64,1%) (Adipo et al., 2019). Hasil yang berbeda ini dapat
yang berbeda pada setiap individu. faktor internal yang terdiri dari tahap
spiritual serta faktor eksternal yang terdiri dari penerapan fungsi keluarga, faktor
sosial ekonomi dan latar belakang budaya (Friedman, 2010). Perbedaan hasil ini
dukungan suami kategori sedang dan tinggi dalam penelitian ini menunjukan
bahwa dukungan suami memiliki fungsi yang penting dalam perawatan kesehatan
dukungan suami yang kurang tersebut memiliki distribusi yang sama diantara
serta dukungan fasilitas dengan persentase 33,33%. Hal ini menjelaskan bahwa
ketiga dukungan tersebut memiliki kekuatan dan andil yang sama dalam
67
menurunkan self esteem pada pasien tersebut. Selain itu, hal tersebut disebabkan
sendiri, latar belakang budaya, serta konflik yang ada dalam keluarga tersebut.
Dukungan suami sangat diperlukan pada pasien kanker, agar dapat lebih
meningkatkan semangat hidup atau motivasi dalam diri pasien kanker payudara
efek samping kemoterapi secara psikologis seperti rasa putus asa, depresi,
responden berada pada kategori self esteem sedang yaitu sebanyak 51 orang
(60%). Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden yang masuk dalam
kategori kelompok berumur 46-59 tahun (middle ege) (WHO, 2018) yaitu
(42,9 %).
Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan Santrock (2007), dimana Self
pada usia tersebut dapat dikarenakan usia dewasa lanjut secara psikologis telah
mencapai perkembangan kognitif yang optimal. Selain itu semakin tua umur
tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
68
secepat seperti ketika berusia belasan tahun. Bertambahnya usia seseorang
pada usia-usia tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
sebagian kecil responden berada pada kategori umur 18-45 tahun, hal ini
menunjukan bahwa semakin muda umur seseorang, maka self esteem juga belum
salah satu hal yang mempengaruhi self esteem adalah pengalaman hidup, sehingga
Faktor lain yang mempengaruhi self esteem pada pasien kanker payudara
tingkat intelegensia yang dilihat dari tingkat pendidikan pasien. Hal ini sesuai
yang semakin tinggi maka pasien akan lebih mudah dalam menerima informasi
yang diberikan oleh tenaga kesehatan, sehingga akan mempengaruhi self esteem
pasien. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang,
maka semakin tinggi pula harga dirinya dan jelas bahwa tingkat intelegensinya
ternyata mempengaruhi harga diri seseorang dan terlihat adanya hubungan positif
Stuart, G.W. & Sundeen, 2013). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini dimana
69
sebagain besar responden memiliki self esteem yang sedang dan berpendidikan
SLTA
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Robin et all (2002 dalam
Anggraeni, dkk, 2016) yang meneliti tentang hubungan self esteem dengan usia
usia 40-60 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Suwistianisa.
Pada Pasien Kanker yang Dirawat Di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau,
depresi yang rendah. Dimana salah satu faktor yang mempengaruhi depresi adalah
self esteem. Hasil yang sama juga ditunjukan oleh penelitian Halimatussakdiah &
Hasil penelitian ini didukung oleh Pardede et al. (2020) yang meneliti
menunjukan 61,8 % responden memiliki high self esteem. Hasil penelitian yang
sama juga ditunjukan oleh Sancahya dan Susilawati, (2020) dimana hasil
dimana dalam penelitian ini self esteem hanya dibagi ke dalam 2 kategori yaitu
70
rendah dan tinggi. Hal yang sama ditunjukan oleh Aprilianto et al. (2021) dimana
sebagian besar responden berada pada kategori self esteem moderate (sedang)
kategori umur dewasa akhir, tingkat pendidikan tinggi dan yang berstatus sudah
menikah cenderung memiliki tingkat self esteem yang lebih tinggi dari pada
responden dengan kategori yang lain. Responden yang memiliki self esteem
mengalami penurunan motivasi untuk sembuh sehingga pasien akan merasa tidak
atau self esteem, oleh karena itu penting kiranya bagi pasien kanker payudara
4.2.3 Hubungan dukungan suami dengan self esteem pada pasien kanker
payudara
Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah. Hal tersebut dilihat
71
dari nilai p value 0,000 (p <ɑ), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara self esteem dengan dukungan suami pada pasien kanker payudara dengan
nilai r hitung sebesar 0,608 yang artinya arah korelasi antara kedua variabel
adalah positif (semakin tinggi dukungan suami maka semakin tinggi self esteem
pada pasien kanker payudara) dengan kekuatan hubungan yang kuat (0,600-0,799).
Pasien kanker payudara yang memiliki self esteem yang tinggi akan patuh
penanganan baik dari petugas medis maupun dari suami pasien yang merupakan
orang terdekat pasien. Suami yang selalu berada bersama pasien hendaknya
menghargai, jika semuanya terpenuhi maka kualitas hidup pasien kanker akan
meningkat dan secara tidak langsung akan meningkatkan self esteem pasien
72
Dukungan suami pada pasien kanker payudara dapat berupa dukungan
suami menjadi dukungan emosional yang sangat berarti bagi pasien kanker
kanker payudara dalam menjalani kemoterapi yang merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap tingkat self esteem (Stuart, G.W. dan Sundenen, S.J.
dengan kondisi penyakit yang dialami. Suami dapat mengajak mereka untuk
berbagi pengalaman atau aktivitas bersama. Hal ini membuat pasien kanker
payudara tidak merasa bahwa penyakit yang ia derita merupakan beban sehingga
self esteem pasien akan meningkat. Psikologi juga berperan penting dalam
kesembuhan pasien. Karena kurang rasa percaya diri dan kondisi psikologis lemah
menimbulkan rasa cemas yang membuat keadaan pasien semakin parah. Penderita
kanker payudaya dengan self esteem yang tinggi akan mengikuti pengobatan
secara intensif, baik itu kemoterapi maupun terapi radiasi. Mencegah penurunan
73
self esteem pasien saat menjalani pengobatan kemoterapi, tenaga medis dan suami
memiliki peranan yang sangat penting. Anggota keluarga yang selalu bersama
hubungan yang bermakna dengan harga diri pasien kanker payudara yang
positif yang diberikan keluarga dapat membuat pasien kanker payudara lebih kuat
dalam melawan kanker tersebut. Wanita yang mengalami kanker payudara akan
memiliki konsep diri yaitu harga diri yang negatif dan juga dapat mempengaruhi
tingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain. Self esteem yang positif
dengan Self esteem yang negatif penderita akan mengalami depresi yang parah
dan akan dapat mempercepat perkembangan kanker payudara bahkan sampai pada
74
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti berpendapat bahwa pasien
penderita kanker payudara yang mendapatkan dukungan suami yang baik (sedang
perbandingan responden yang memiliki dukungan suami yang sedang dengan self
esteem tinggi dalam penelitian ini memiliki jumlah yang paling besar yaitu 42,9%.
Hal ini disebabkan karena dukungan suami walaupun masih dalam kategori
Pengobatan pasien kanker payudara tidak hanya berasal dari pengobatan medis
saja, namun peran seorang pendamping hidup (suami) yang memegang peranan
yang sama pentingnya dengan terapi medis, sehingga walaupun dukungan suami
masih dalam kategori sedang namun sudah bisa menimbulkan self esteem yang
Pasien dengan self esteem yang sedang dan tinggi akan dapat menjalani
kemoterapi dan bertahan dengan efek samping buruk akibat pengobatan yang
dijalani. Hal ini akan berdampak pada proses penyembuhan pasien kanker
payudara. pasien penderita kanker payudara yang sebagian besar memiliki self
esteem yang sedang dan tinggi akan selalu berusaha mengatasi segala macam
Melalui dukungan suami maka akan dapat memberikan dukungan baik moril
pengobatan pada pasien kanker payudara yang membutuhkan waktu yang cukup
75
panjang. Pasien yang memiliki self esteem pasien yang tinggi akan berusaha tetap
bertahan dengan kondisi yang buruk akibat efek samping pengobatan, sehingga
2. Pada penelitian ini Setiap responden telah diberikan waktu yang sama dalam
rumah sakit
self esteem (faktor fisik, faktor psikologis, faktor lingkungan sosial, faktor
tingkat intelegensi, faktor status sosial ekonomi dan faktor ras dan
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
besar responden berada pada kategori dukungan suami sedang yaitu sebanyak
41 orang (48,8%).
2. Self esteem pada pasien kanker payudara diperoleh sebagian besar responden
disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan self esteem
pada pasien kanker payudara dengan nilai r hitung sebesar 0,608 yang artinya
arah korelasi antara kedua variabel adalah positif (semakin tinggi dukungan
suami maka semakin tinggi self esteem pada pasien kanker payudara) dengan
5.3 Saran
proses pengobatan, baik berupa dukungan fisik, psikis maupun keuangan sehingga
77
2. Kepada Direktur Rumah Sakit
dapat dilakukan oleh medis dan perawat Instalasi Kanker kepada pasien
petugas kesehatan
78
b. Agar mengontrol faktor-faktor lain yang mempengaruhi dukungan suami
tingkat intelegensi, faktor status sosial ekonomi dan faktor ras dan
ditekan.
79
DAFTAR PUSTAKA
A.A. G.A Sancahya dan P.A. Susilawati (2020). Hubungan Antara Dukungan
Sosial Keluarga Dengan Self Esteem Pada Remaja Akhir Di Kota Denpasar
Anak Agung Gede Ariputra Sancahya dan Luh Kadek Pande Ary Susilawati
Program Studi Sarjana Psikologi , Fakultas Kedokteran , Universitas
Udayana Abstrak Perkemb. Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Psikologi Umum, 52-62, 52–62.
Anggraini, S., Ningsih, N., & Jaji. (2018). Hubungan antara Dukungan Keluarga
dengan Self Esteem pada perawatan Paliatif Pasien Kanker Serviks. Seminar
Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif Sebagai Peluang Praktik
Keperawatan Mandiri,” 4(1), 164–172.
Anjar, F., Setyani, R., Milliani, C. D., Tetap, D., Tinggi, S., Kesehatan, I., Rapih,
P., Sakit, R., & Rahayu, P. (2020). Tingkat Kecemasan Pasien Kanker
Payudara yang Mendapatkan Kemoterapi. Carolus Journal of Nursing, 2(2),
170–176.
Aprilianto, E., Lumadi, S. A., & Handian, F. I. (2021). Family social support and
the self-esteem of breast cancer patients undergoing neoadjuvant
chemotherapy. Journal of Public Health Research, 10(2).
https://doi.org/10.4081/jphr.2021.2234
Bakri, I., Sari, M. M., & Pertiwi, F. D. (2019). Hubungan Dukungan Suami
Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempur Kota
Bogor Tahun 2018. Promotor, 2(1), 27.
https://doi.org/10.32832/pro.v2i1.1786
Dahlan, S. (2014). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan (pp. 1–49). Salemba
Medika.
Fairus, M., & Widiyanti, S. (2014). Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian
Depresi Postpartum pada Ibu Nifas. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai,
VII(1), 11–18.
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM/article/view/260
80
Hani, R. U. (2014). Hubungan Dukungan Suami Terhadap Keberhasilan
Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan. Skripsi., 1–70.
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018.
Kementrian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Maeda, T., Morishima, I., Ueno, E., Umemoto, T., & Sasaki, K. D. (2014). The
Predictors of Psychological Status among Primary Breast Cancer Patients in
Japan. Open Journal of Nursing, 04(03), 169–180.
https://doi.org/10.4236/ojn.2014.43022
Mahdalena, L., & Aiyub. (2017). Hubungan dukungan sosial dengan harga diri
pada penderita kanker. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan,
2(3), 1–9.
Nurianti, I., Saputri, I. N., & Crisdayanti Sitorus, B. (2021). Hubungan Dukungan
Suami Dengan Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Proses Persalinan.
Jurnal Kebidanan Kestra (Jkk), 3(2), 163–169.
https://doi.org/10.35451/jkk.v3i2.493
Pardede, J. A., Simamora, M., & Simanjuntak, G. V. (2020). Family Support and
Self-Esteem of Patient with Breast Cancer. EAS Journal of Nursing and
Midwifery, 2(3), 173–177.
https://doi.org/10.36349/EASJNM.2020.v02i03.026
Potter, A., & Perry, A. (2013). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik, Ed.8 Vol.2. EGC.
82
Smeltzer & Bare. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 4. EGC.
Stuart, G.W. & Sundeen, S. J. (2013). Buku saku keperawatan jiwa.6 thediton.
EGC.
Sudana, C. & M. (2016). Gambaran Harga Diri Pada Pasien Kanker Payudara
Yang Menjalani Kemotrapi Di RSUD Ulin Banjarmasin. Vol.1 Edis, 44–49.
83
Lampiran 1
Waktu
September November Desember
No Kegiatan Agustus 2022 Oktober 2022 Januari 2022
2022 2022 2022
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Studi Pendahuluan
2 Penyusunan
proposal
3 Seminar proposal
4 Revisi proposal
5 Pengurusan ijin
penelitian
6 Pengumpulan data
7 Pengolahan data
8 Analisis data
9 Penyusunan laporan
10 Sidang hasil
penelitian
11 Revisi laporan
Lampiran 2
No Anggaran Jumlah
A Persiapan
1 Studi pustaka Rp. 300.000.00
2 Penggandaan proposal (foto copy) Rp. 500.000.00
3 Konsumsi Rp. 150.000,00
4 Revisi proposal Rp. 100.000,00
B Pelaksanaan
1 Pengurusan izin Rp. 200.000,00
2 Penggandaan lembar observasi Rp. 500.000,00
3 Akomodasi dan transportasi Rp. 200.000,00
4 Pengolahan data (Analisa data) Rp. 300.000.00
5 Honor enumerator Rp. 300.000,00
C Tahap akhir
1 Penyusunan skripsi Rp. 500.000,00
2 Presentasi hasil penelitian (ujian skripsi) Rp. 300.000,00
3 Revisi hasil penelitian dan penggandaan
Rp. 200.000,00
skripsi
Jumlah Rp. 3.550.000,00
V2- 1
072017-IC_AS
Lampiran 3
Judul Penelitian : Hubungan Dukungan Suami dengan Self Esteem pada kanker
payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G
Ngoerah tahun 2022
Peneliti : Ni Wayan Murdi
NIM : 21.322.1199
Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana
STIKes Wira Medika Bali.
Saudara telah diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipasi ini
sepenuhnya bersifat sukarela. Saudara boleh memutuskan untuk berpartispasi atau
mengajukan pertanyaan atas penelitian ini kapanpun tanpa ada konsekwensi dan
dampak negatif. Sebelum saudara memutuskan, saya akan menjelaskan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dukungan suami dan Self Esteem
pasien kanker payudara di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G
Ngoerah Tahun 2022. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu solusi
dalam meningkatkan Self Esteem pada pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi, sehingga membantu proses penyembuhan.
2. Jika saudara besedia ikut serta dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan
tentang langkah-langkah pengisian kuesioner yang akan peneliti bagikan. Kuesioner
ini terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner yang pertama berisi tentang data demografi,
kuesioner kedua berisi gambaran tentang dukungan suami, dan kuesioner ketiga
berisi tentang Self Esteem. Sebelum anda menjawab kuesioner tersebut, ada baiknya
anda membaca dulu petunjuk pengisian kuesioner yang telah disediakan.
3. Saya harap saudara dapat memberikan jawaban sesuai dengan kondisi saudara.
V2- 1
072017-IC_AS
4. Jika ada yang kurang jelas silakan saudara tanyakan kepada peneliti
5. Jika saudara telah memahami dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini,
silakan saudara menandatangani lembar persetujuan yang telah dilampirkan.
Peneliti
V2- 1
072017-IC_AS
Lampiran 4
RM.1.14.1/IC/2
RSUP SANGLAH DENPASAR
016
Kami meminta Bapak/ Ibu (atau putra/ putri Bapak/ Ibu) untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Kepesertaan dari penelitian ini bersifat sukarela. Mohon agar dibaca penjelasan dibawah dan silakan bertanya bila
ada pertanyaan/ bila ada hal hal yang kurang jelas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan harga diri pada pasien
kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Prof Dr.I.G.N.G Ngoerah. Penelitian
ini melibatkan 84 peserta penelitian. Peserta penelitian adalah Pasien yang bersedia menjadi responden dan
kooperatif, pasien kanker payudara stadium II dan III dengan pengobatan kemoterapi diatas seri ke 3, pasien yang
bisa membaca dan menulis serta pasien yang yang masih memiliki suami dan tinggal bersama. Kuesioner dukungan
suami terdiri dari 12 pernyataan dan kuesioner harga diri terdiri yang terdiri dari 10 pernyataan. Kuesioner ini diisi
oleh responden dilakukan secara bersamaan selama kurang lebih 15 menit. Penelitian dilakukan pada saat jam
lengang sekitar pukul 12.00-14.00 wita.
1
Ketidaknyamanan dan resiko/ kerugian yang mungkin akan dialami
oleh peserta penelitian
Penelitian ini tidak menimbulkan resiko dan tidak akan memberikan
ketidaknyamanan pada peserta peneliti. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan
selama kurang lebih 15 menit untuk mengisi kuesioner, sehingga tidak akan
mengganggu waktu tunggu pasien di poliklinik.
Penelitian ini sudah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian FK UNUD/ RSUP Prof.
Dr.I.G.N.G Ngoerah yang telah melakukan telaah proposal.
Jika setuju untuk menjadi peserta peneltian ini, Ibu/ Saudari diminta untuk
menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Sebagai *Peserta Penelitian/
*Wali’ setelah Ibu/ Saudari benar-benar memahami tentang penelitian ini.
Ibu/ Saudari akan diberi Salinan persetujuan yang sudah ditanda tangani ini.
Tanda tangan Ibu/ Saudari dibawah ini menunjukkan bahwa Ibu/ Saudari
telah membaca,
Tanda tangan saksi diperlukan telah pada
memahami
formulirdanConsent
telah mendapat kesempatan
ini hanya untuk
bila (Diisi olehbertanya
peneliti)
kepada peneliti
Peserta Penelitian memilikitentang penelitian
kemampuan untuk ini dan menyetujui
mengambil keputusan,untuk menjadi
tetapi tidak dapatpeserta
membaca/
tidak dapatpenelitian.
bicara atau buta
Wali dari peserta penelitian tidak dapat membaca/ tidak dapat bicara atau buta
Komisi Etik secara spesifik mengharuskan tanda tangan saksi pada penelitian ini (misalnya untuk penelitian
Peserta/ Subyek Penelitian, Wali,
resiko tinggi dan atau prosedur penelitian invasive)
Catatan:
Saksi harus merupakan keluarga peserta penelitian, tidak boleh anggota tim penelitian.
Saksi:
Saya menyatakan bahwa informasi pada formulir penjelasan telah dijelaskan dengan benar dan
dimengerti oleh peserta
Tanda penelitian
Tangan dan Namaatau walinya dan persetujuanTanda
untukTangan
menjadidan
peserta
Namapenelitian
diberikan secaraTanggal
sukarela.(wajib diisi): / / Tanggal (wajib diisi): / /
Hubungan dengan
1
Lampiran 5
1
KUESIONER PENELITIAN
1
Petunjuk pengisian
1. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan penilaian
anda dengan cara memberi tanda check (√)
2. Jika anda ingin mengganti pilihan jawaban karena jawaban pertama salah,
maka cukup dengan member tanda (X) pada tanda check (√) yang salah,
kemudian beri tanda check (√) baru pada kolom jawaban yang anda anggap
benar
3. Keterangan pilihan jawaban:
0) Tidak Pernah artinya anda tidak pernah dilakukan, tidak pernah terlihat
atau sangat bertolak belakang dengan sikap dan perilaku keluarga
1) Kadang-kadang artinya jarang dilakukan atau hampir tidak pernah
terlihat pada sikap dan perilaku keluarga
2) Sering artinya tidak selalu terlihat pada sikap dan perilaku keluarga
3) Selalu artinya selalu dilakukan atau selalu terlihat pada sikap dan perilaku
keluarga
Jawaban
Selalu Sering Kadang- Tidak
No Pertanyaan
kadang pernah
3 2 1 0
A Dukungan Emosional dan Penghargaan
1 Suami mendampingi saya dalam
perawatan
2 Suami selalu memberi pujian dan
perhatian kepada saya
3 Suami tetap mencintai dan memperhatikan
keadaan saya selama saya sakit
4 Suami memaklumi bahwa sakit yang saya
alami sebagai suatu musibah
B Dukungan fasilitas
5 Suami selalu menyediakan waktu dan
fasilitas jika saya memerlukan untuk
keperluan pengobatan saya
6 Suami sangat berperan aktif dalam setiap
pengobatan saya dan perawatan sakit saya
7 Suami bersedia membiayai / mencari
jaminan kesehatan bagi pengobatan saya
8 Suami berusaha mencarikan kekurangan
1
sarana dan peralatan perawatan yang saya
perlukan
C Dukungan Informasi
9 Suami memberitahu tentang hasil
pemeriksaan dan pengobatan dari dokter
yang merawat kepada saya
10 Suami mengingatkan saya kontrol, minum
obat, dan makan
11 Suami memperingatkan saya tentang
prilaku- prilaku yang memperburuk
penyakit saya
12 Suami menjelaskan kepada saya saat
bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas
tentang penyakit / pengobatan saya
Total
Sumber: Nursalam (2015). Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instument Penelitian Keperawatan
1
1. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan penilaian
anda dengan cara memberi tanda check (√)
2. Jika anda ingin mengganti pilihan jawaban karena jawaban pertama salah,
maka cukup dengan member tanda (X) pada tanda check (√) yang salah,
kemudian beri tanda check (√) baru pada kolom jawaban yang anda anggap
benar
Jawaban
Sangat
No Pertanyaan Tidak Sangat
Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
1 Saya merasa diri saya
cukup berharga, setidak-
tidaknya sama dengan
orang lain
2 Saya rasa banyak hal yang
baik dalam diri saya
3 Saya orang yang gagal
4 Saya mampu mengerjakan
sesuatu seperti apa yang
dapat dikerjakan orang
lain
5 Saya rasa tidak banyak
yang dapat saya
banggakan pada diri saya
6 Saya menerima keadaan
diri saya seperti apa
adanya
7 Secara keseluruhan saya
puas dengan diri saya
8 Saya berharap saya dapat
lebih dihargai
9 Saya sering merasa tidak
berguna
10 Kadang-kadang saya
merasa bahwa diri saya
tidak baik
Total
Sumber: Rosenberg (1995, dalam Irawati, 2016). Gambaran Self esteem Siswa Tunanetra di
Sekolah Luar Biasa TPA Bintaro Kabupaten Jember
Lampiran 6
KISI-KISI KUESIONER
1
1. Kuesiner Self Esteem
No. Pernyataan Jenis Pernyataan
1 Positif
2 Positif
3 Negatif
4 Positif
5 Negatif
6 Positif
7 Positif
8 Positif
9 Negatif
10 Negatif
1
Lampiran 7
MASTER TABEL
1
Karajteristik dukungan keluarga self esteem
1
Karajteristik dukungan keluarga self esteem
1
Karajteristik dukungan keluarga self esteem
1
181 180 176 182 168 183 171 180 186 204 196 189 Total
Dukungan Emosional
dan Penghargaan Dukungan fasilitas Dukungan informasi
719 702 775 2196
32,74 % 31,97% 35,29% 100%
Keterangan:
1) Umur:
1. 18-45 tahun
2. 46-59 tahun
3. ≥ 60 tahun
2) Pendidikan terakhir:
1. tidak sekolah
2. SD
3. SLTP
4. SLTA
5. Akademi/PT
3) Status pekerjaan:
1. Tidak bekerja
1
2. Bekerja
1
Lampiran 8
ANALISA DATA
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Correlations
dukungan selfesteem
N 84 84
selfesteem Pearson Correlation .608** 1
N 84 84
1
Lampiran 9
Studi Pendahuluan
1
Lampiran 10
Lembar Bimbingan
1
1
Lampiran 11
Etik Penelitian
1
Lampiran 12
Ijin Penelitian
1
Lampiran 13
Dokumentasi
1
1