Anda di halaman 1dari 105

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI


DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE
PADA SISWI DI SDN 38 KOTA BENGKULU

OLEH :
REZA FAJAR SARI
NIM : P0 5140320 091

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2021

i
ii
iii
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan, Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Skripsi, 16 Januari 2022

Reza Fajar Sari

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN


KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI DI SDN 38 KOTA
BENGKULU
XII+61 halaman, 4 tabel, 4 bagan, 12 lampiran

ABSTRAK

Secara nasional rata-rata usia menarche 13-14 tahun terjadi pada 37,5% anak
Indonesia dan ada juga yang baru berusia 9 tahun sudah memulai siklus haid
namun jumlah ini sedikit sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi
menarche pada siswi SD 38 Kota Bengkulu.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional. Populasi pada
penelitian ini adalah siswi perempuan kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 38 Kota
Bengkulu berjumlah 90 orang, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik
total sampling. Data dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat
menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 90 responden, didapatkan hasil hampir
setengahnya responden dengan pengetahuan kurang (42,2%), kesiapan menarche
responden lebih dari setengahnya responden dengan kategori tidak siap (58,9%),
hampir setengahnya orang tua responden dengan pendidikan tinggi (48,9%) dan
lebih dari setengahnya orang tua responden bekerja (56,7%). Ada hubungan
tingkat pengetahuan remaja tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi
menarche pada siswi di SD 38 Kota Bengkulu(p=0,027). Tidak ada hubungan
pendidikan ibu dengan kesiapan menarche siswi di SDN 38 kota Bengkulu
(p=1,00) dan tidak ada hubungan pekerjaan ibu dengan kesiapan menarche siswi
di SDN 38 kota Bengkulu (p=0,273).
Saran untuk pihak sekolah dapat bekerja sama dengan Puskesmas di
wilayahnya untuk melakukan penyuluhan pada siswi kelas 4 sampai kelas 6
tentang kesiapan menarche untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapan siswi
menghadapi menarche.

Kata Kunci pengetahuan menstruasi, kesiapan menarche

26 daftar pustaka : 2015-2021

iv
Midwifery Study Program Applied Undergraduate Program, Department of
Midwifery Poltekkes Kemenkes Bengkululu

Thesis, Januari 16, 2022

Reza Fajar Sari

THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT MENSTRUATION WITH


READINESS MENARCHE IN STUDENTS AT SDN 38 BENGKULU
XII+61 page, 4 table, 4 chart, 12 attachments

ABSTRACT

Nationally, the average age of menarche 13-14 years occurs in 37.5% of


Indonesian children and there are also those who are only 9 years old and have
started their menstrual cycle, but this number is very small. This study aims to
determine the relationship between knowledge about menstruation and readiness
menarche in elementary school students 38 Bengkulu.
This study used a cross sectional research method. The population in this
study were female students in grades IV, V, and VI at SD Negeri 38 Bengkulu
City totaling 90 people, with total sampling using the total sampling technique.
Data were analyzed using univariate analysis, bivariate using chi square test.
The results of this study showed that from 90 respondents, it was found that
almost half of respondents with less knowledge (42.2%), readiness for menarche
of respondents more than half of respondents in the unprepared category (58.9%),
almost half of respondents' parents with higher education ( 48.9%) and more than
half of the respondents' parents work (56.7%). There is a relationship between the
level of adolescent knowledge about menstruation and readiness to face menarche
in female students at SD 38 Bengkulu City (p = 0.027). There was no relationship
between maternal education and the readiness of students to menarche at SDN 38
Bengkulu city (p=1.00) and there was no relationship between mother's
occupation and students' menarche readiness at SDN 38 Bengkulu city (p=0.273).
Suggestions for the school can work together with the Puskesmas in their area
to provide counseling to students in grades 4 to 6 about the readiness of menarche
to increase knowledge and readiness of students to face menarche.

Keywords knowledge of menstruation, readiness for menarche

26 bibliography: 2015-2021

v
vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Hubungan pengetahuan tentang menstruasi dengan

kesiapan menghadapi menarche pada Siswi SDN 38 Kota Bengkulu”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Prodi Kebidanan Program

sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Penulis menyadari bahwa

penyusunan proposal skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Eliana SKM, MPH selaku Direktur Poltekkes kemenkes Bengkulu.

2. Ibu Yuniarti, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu.

3. Ibu Diah Eka Nugraheni, M.Keb selaku Ketua Program Studi Diploma IV

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

4. Ibu Lela Hartini, SST, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

5. Ibu Nispi Yulyana, SST, M.Keb selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

6. Kepala Sekolah SD 38 Kota Bengkulu yang telah memberikan izin untuk

penelitian di SD 38 Kota Bengkulu.

vii
7. Ibu Rialike Burhan, SST, M.Keb selaku ketua tim penguji dan Ibu Sri

Yanniarti, SST, M.Keb selaku anggota penguji yang telah memberikan

masukan dan arahan dalam Proposal Skripsi ini.

8. Ibu Dosen dan Staf Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Bengkulu.

Demi kesempurnaan karya ilmiah ini, saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan. Semoga Skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Bengkulu, Januari 2022


Penulis

(Reza Fajar Sari)

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan.............................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 7

BABII TINJAUAN PUSTAKA


A.Konsep Remaja .................................................................................. 9
1. Pengertian ................................................................................... 9
2. Aspek Pertumbuhan Remaja ...................................................... 10
3. Aspek Perkembangan Remaja .................................................... 10
B.Menstruasi .......................................................................................... 11
1. Pengertian .................................................................................. 11
2. Siklus Menstruasi ....................................................................... 11
3. Fase-fase Menstruasi .................................................................. 13
C. Konsep Menarche .............................................................................. 15
4. Pengertian ................................................................................... 15
5. Usia Menarche ............................................................................ 16
6. Faktor yang Mempengaruhi Menarche....................................... 17
7. Kelainan-kelainan dalam Menarche ........................................... 19
8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menarche ........................... 20
9. Faktor Resiko Psikologis Menarche ........................................... 24
D.Pengetahuan ....................................................................................... 26
10. Pengertian ................................................................................... 26
11. Klasifikasi Pengetahuan ............................................................. 27
12. Tingkat Pengetahuan .................................................................. 28
13. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .................................. 29
14. Pengukuran Pengetahuan............................................................ 30
E.Kesiapan ............................................................................................. 31
1. Pengertian .................................................................................... 31

ix
2. Macam-Macam Kesiapan ............................................................. 32
3. Cara Ukur Kesiapan .................................................................... 34
F. Kerangka Teori .................................................................................. 35
G.Kerangka Konsep ............................................................................... 36
H.Hipotesis Penelitian............................................................................ 36

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ............................................................................. 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 37
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 38
D. Variabel dan Deinisi Operasional ...................................................... 39
E. Instrument Penelitian ......................................................................... 40
F. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data ................................... 40
G. Etika Penelitian .................................................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Jalannya Penelitian............................................................................... 44
B. Hasil Penelitian ................................................................................... 45
C. Pembahasan.......................................................................................... 48
1. Gambaran pengetahuan menstruasi dan kesiapan menarche
siswi di SDN 38 kota Bengkulu ...................................................... 48
2. Hubungan pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan
menghadapi menarche pada siswi di SDN 38 kota Bengkulu .. 51
D. Ketebatasan Penelitian ......................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A.Kesimpulan .......................................................................................... 57
B.Saran .................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 59


LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................... 38


Tabel 4.1 Gambaran pengetahuan menstruasi, kesiapan menarche,
pendidikan dan pekerjaan orang tua siswi di SDN 38 kota
Bengkulu .......................................................................... 45
Tabel 4.2 Hubungan pengetahuan menstruasi dengan kesiapan
menarche siswi di SDN 38 kota Bengkulu ...................... 46
Tabel 4.3 Hubungan variabel luar (pendidikan ibu dan pekerjaan
ibu) dengan kesiapan menarche siswi di SDN 38 kota
Bengkulu ...................................................................... 47

xi
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori ................................................................... 35
Bagan 2.2 Kerangka konsep .......................................................... 36
Bagan 3.1 Desain penelitian .......................................................... 37
Bagan 3.2 Variabel penelitian ............................................................. 37

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin Kesbangpol Kota Bengkulu


Lampiran 2 Surat izin penelitian dari pendidikan dan Kebudayaan Kota
Bengkulu
Lampiran 3 Surat izin penelitian dari SDN 38 Kota Bengkulu
Lampiran 4 Surat keterangan layak etik
Lampiran 5 Surat selesai penelitian
Lampiran 6 Surat Pengantar Sebagai Responden
Lampiran 7 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 8 Kuesioner Penelitian
Lampiran 9 Master Tabel PenelitianHasil pengolahan data penelitian
Lampiran 10 Hasil Pengolahan Data Penelitian
Lampiran 11 Lembar bimbingan skripsi
Lampiran 12 Dokumentasi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa. Di masa ini seseorang mengalami masa pubertas yang

pada wanita salah satunya ditandai dengan datangnya menstruasi pertama

(menarche). Datangnya menarche mempunyai resiko untuk terjadinya

gangguan psikologis pada remaja putri (Sholeha, 2016).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014 didunia

diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 miliar atau 18% dari jumlah

penduduk dunia. Remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia

(WHO) yaitu periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan perserikatan

bangsa-bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15

tahun sampai 24 tahun. Sementara itu menurut the health resources dan

services administrations guidelines amerika serikat, rentang usia remaja

adalah 10-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yakni remaja awal (10-14

tahun), remaja menengah (15-17 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun).

(Anwar & Febrianty, 2017).

Hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) menunjukan

bahwa berdasarkan laporan responden yang sudah mengalami haid rata-rata

usia menarche di Indonesia 13 tahun (20%) dengan kejadian lebih awal pada

usia kurang dari 9 tahun. Secara nasional rata-rata usia menarche 13-14 tahun

terjadi pada 37,5% anak Indonesia dan ada juga yang baru berusia 9 tahun

1
2

sudah memulai siklus haid namun jumlah ini sedikit sekali (Astriana, 2019).

Pada tahun 2019 jumlah remaja putri berdasarkan usia 10 – 14 tahun mencapai

86,6% dari total 976,9 remaja putri yang ada di Bengkulu (BPS Kota

Bengkulu, 2019).

Menarche adalah menstruasi pertama yang terjadi akibat adanya suatu

proses sistem hormonal yang komplek. Setelah panca indra menerima

rangsangan yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus, dilanjutkan

dengan hipofesi melalui system fortal dikeluarkan hormone gonadotropik

perangsang folikel dan luteinzing hormon untuk merangsang indung telur.

Hormon perangsang folikel (FSH), merangsang folikel primodial yang di

dalam perjalanannya dominan mengeluarkan hormon estrogen sehingga terjadi

pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder (Siregar, 2018).

Dampak yang sering ditimbulkan ketika mengalami menarche yaitu,

merasa cemas, terkejut, sedih, kecewa, malu, khawatir dan bingung. Masa

depan sangat tergantung pada kondisi kesehatan organ reproduksi wanita.

Namun, bila perubahan secara cepat dan mendadak terutama berkaitan dengan

organ reproduksinya menjadikan seorang anak perempuan tidak selalu mampu

bersikap secara tepat terhadap organ reproduksinya. Jumlah penelitian lainnya

menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan yang sedikit sehingga tidak

memiliki pengetahuan yang lain tentang menstruasi pertama (menarche)

(Astriana, 2017).

Pengetahuan tentang menstruasi yang kurang mengakibatkan remaja

akan menganggap datangnya menarche merupakan gejala dari datangnya


3

suatu penyakit, sehingga menimbulkan kepanikan, dan beberapa remaja juga

menganggap bahwa merasa sangat kotor sangat menstruasi pertama, sehingga

mereka merasa malu, hal tersebut membuat remaja putri tidak siap

menghadapi datangnya menarche. Dampak dari ketidaksiapan menghadapi

menarche adalah mempunyai resiko 4,079 kali berperilaku vulva hygiene tidak

baik dibandingkan dengan remaja putri yang siap menghadapi menarche

(Novitasari, 2018).

Kesiapan menghadapi menarche adalah keadaan yang menunjukkan

bahwa seseorang siap untuk mencapai salah satu kematangan fisik yaitu

datangnya menstruasi pertama (menarche). Hal ini ditandai dengan adanya

pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang proses menstruasi

sehingga siap menerima dan mengalami menarche sebagai proses yang normal

(Siregar, 2018).

Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi merupakan satu kebutuhan

untuk remaja (Nurmawati & Erawantini, 2019). Akibat dari minimnya

informasi yang dihadapi remaja putri ialah mereka tidak bisa menjaga

kebersihan saat menstruasi (Yaumadinna & Suwarti, 2013). Remaja

perempuan mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap infeksi karena

mukosa vagina yang atrofi dan tipis (kekurangan stimulasi estrogen), tercemar

oleh feses (higiene yang buruk), dan mekanisme imunitas vagina yang relative

terganggu (Mahakam et al., 2015).

Akibat kurangnya pemahaman personal hygiene genitalia adalah

terjadinya gangguan kesehatan reproduksi seperti keputihan, infeksi saluran


4

kemih (ISK), penyakit radang panggul (PRP) dan kemungkinan terjadi kanker

leher rahim (Sholehah, 2016). Berdasarkan survei kesehatan 62% perempuan

di Indonesia mengalami infeksi vagina seperti flour albus, vaginitis,

endometritis, dan servisitis. Selain itu penyakit vulvovaginitis merupakan

masalah reproduksi yang paling sering terjadi pada masa remaja (Eny, 2014).

Hasil penelitian (Juwita, 2018) menyatakan terdapat hubungan

pengetahuan terhadap kesiapan menghadapi menarche diketahui nilai pvalue

<0,05 atau terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dangan

kesiapan menghadapi menarche. Berdasarkan hasil penelitian (Nurmawati &

Erawantini, 2019) menunjukkan kesiapan responden menghadapi menache

sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 91,50, setelah diberikan

pendidikan kesehatan 101,25 perbedaan rata-rata kesiapan menghadapi

menarche responden sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan

dengan hasil uji statistic diperoleh nilai p = 0,001 dengan selisih rata-rata

9750.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Bengkulu tahun 2021 jumlah

siswi terbanyak berdasarkan jenis kelamin wanita terdapat di SD Negeri 24

Kota Bengkulu sebanyak 180 siswi, SD Negeri 82 Kota Bengkulu sebanyak

170 siswi, dan SD Negeri 38 Kota Bengkulu sebanyak 164 siswi.

Survei awal yang dilakukan berdasarkan data dari Unit Kesehatan

Sekolah Tahun 2021, didapatkan remaja putri yang belum mengalami

menarche yaitu pada SDN 24 Kota Bengkulu diperoleh data siswi kelas IV

sebanyak 30 orang, kelas V sebanyak 32 orang dan kelas VI sebanyak 20


5

orang dengan jumlah siswi yang belum mengalami menarche sebanyak 60

orang. SDN 82 Kota Bengkulu diperoleh data siswi kelas IV sebanyak 26

orang kelas V sebanyak 31 orang dan kelas VI sebanyak 19 orang dengan

jumlah siswi yang belum mengalami menarche sebanyak 56 orang. SDN 38

Kota Bengkulu diperoleh data siswi kelas IV sebanyak 32 orang, kelas V

sebanyak 30 orang, dan kelas VI sebanyak 33 orang. Dengan jumlah siswi

yang belum mengalami menarche 90 orang.

Survei awal dilakukan pada tanggal 28 september – 06 Oktober 2021

pada SDN 38 Kota Bengkulu ditemukan 7 orang siswi mengatakan tidak

mengetahui tentang menarche dengan memiliki kecemasan dalam menghadapi

menarche dan 3 orang siswi mengatakan sudah mengetahui tentang menarche.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan mengangakat judul “Hubungan pengetahuan

tentang menstruasi terhadap kesiapan menghadapi menarche SD 38 Kota

Bengkulu tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah

penelitian ini adalah masih ada siswi SD yang tidak mengetahui tentang

menarche. Hasil survey awal diketahui 7 orang siswi mengatakan tidak

mengetahui tentang menarche dengan memiliki kecemasan dalam menghadapi

menarche dan 3 orang siswi mengatakan sudah mengetahui tentang menarche,

dengan pertanyaan penelitian adakah hubungan pengetahuan tentang


6

menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi SD 38 Kota

Bengkulu?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan pengetahuan tentang menstruasi dengan

kesiapan menghadapi menarche pada siswi SD 38 Kota Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran karakteristik ibu responden (pendidikan dan

pekerjaan), tingkat pengetahuan dan tingkat kesiapan menghadapi

menstruasi pada siswi di SD 38 Kota Bengkulu

b. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang menstruasi

dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD 38 Kota

Bengkulu.

c. Diketahui hubungan variabel luar (pendidikan dan pekerjaan ibu)

dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD 38 Kota

Bengkulu.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

tentang pengetahuan menstruasi dan kesiapan menarche pada siswi

Sekolah Dasar sehingga bisa menjadi salah satu program kegiatan

penyuluhan bagi mahasiswa Kebidanan dan tenaga pendidik di Jurusan

Kebidanan.
7

2. Bagi SDN 38 Kota Bengkulu

Pihak sekolah dapat meningkatkan kegiatan promosi dan penyuluhan

pada siswi tentang menarche untuk meningkatkan kesehatan

reproduksinya.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai dasar bagi

penelitian selanjutnya.

E. Keaslian penelitian

Penelitian ini pernah diteliti oleh :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahmah Haruna, dkk yang berjudul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kesiapan Menghadapi Menarche

Dengan Kecemasan Siswi Pada Kelas V dan VI Di SD Inpres Tello Baru”

hasil penelitain menyatakan bahwa ada hubungan antara kesiapan

menghadapi menarche dengan kecemasan siswi pada kelas V dan VI yang

dilihat dari hasil nilai p-value 0,000 < 0,05.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fadhillah Alfiza, dkk yang berjudul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruai Dengan Kesiapan

Menghadapi Menarche Pada Siswi SD Muhammadiyah Suryowijayan

Yogyakarta” hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan tingkat

pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche

pada siswi SD Muhammadiyah Suryowijayan Yogyakarta sebesar 0,023 <

0,05 dengan keeratan 0,338 p value.


8

3. Penelitian yang dilakukan oleh Restu Khoiriah, dkk yang berjudul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruai Dengan Kesiapan

Menghadapi Menarche Pada Siswi SD Nahdatul Ulama Yogyakarta” Hasil

penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche,

Koefisien korelasi Kendall‟s Tau sebesar 0,324.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sellia Juwita, dkk yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan Dengan Kesiapan Remaja Putri Dalam

Menghadapi Menarche” Hasil peneltian mengatakan terdapat hubungan

antara pengetahuan dengan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche

dengan nilai p value <0,05.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep remaja

1. Pengertian remaja

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu periode usia

antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan perserikatan bangsa-bangsa (PBB)

menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 tahun sampai 24 tahun.

sementara itu menurut the health resources dan services administrations

guidelines amerika serikat, rentang usia remaja adalah 10-21 tahun dan

terbagi menjadi tiga tahap, yakni remaja awal (10-14 tahun), remaja

menengah (15-17 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun). definisi ini

kemudian disatukan dalam terminology kaum muda (young people).

Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:

a. Secara kronologis, remaja dalah individu yang berusia antara 10-14

tahun sampai 20-21 tahun.

b. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri-ciri perubahan penampilan fisik

dann fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual.

c. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu

mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif,

emosi,sosial,dan moral, diantara masa kanak-kanak menuju masa

dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai

9
10

persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah masa yang

penting dalam perjalanan setiap kehidupan manusia. Golongan umur ini

penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas

menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab (Harnani, 2016).

2. Aspek pertumbuhan remaja

Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi.

Faktor lingkungan dapat memberi pengaruh yang kuat lebih mempercepat

perubahan. Perubahan dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu :

hipotalamus dan hipofisis. Ketika kedua organ ini bekerja, ada tiga

kelenjar yang dirangsang, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal,

dan kelenjar organ reproduksi.Ketiga kelenjar tersebut akan saling bekerja

sama dan berinteraksi dengan faktor genetik maupun lingkungan

(Harnani, 2016).

3. Aspek perkembangan remaja

Terdapat dua konsep perkembangan remaja, yaitu nature dan

nurture. Konsep nature mengungkapkan bahwa remaja adalah masa badai

dan tekanan. Periode perkembangan ini individu banyak mengalami

gejolak dan tekanan karena perubahan yang terjadi pada dirinya.konsep

nurture menyatakan tidak semua remaja mengalami masa badai dan

tekanan tersebut. Hal ini tergantung pada pola asuh dan lingkungan

dimana remaja tinggal (Harnani, 2016).


11

B. Menstruasi

1. Pengertian Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik

dari uterus, disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium.

Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan.

Menstruasi meruoakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda

bahwa organ kandungan telah berfungsi matang, Siklus menstruasi adalah

28 hari panjang siklus dapat berkisar dari 21 sampai 35 hari pada orang

dewasa dan 21 sampai 45 hari pada remaja muda perempuan. dengan

lamanya menstruasi 2-7 hari ( Eny, 2014).

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai

sekitar 14 hari setelah ovulasi. Menstruasi adalah perdarahan vagina

secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi

menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,

hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan

sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan

penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam

pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi

(Sukarni K, 2013).

2. Siklus Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik

dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses

terjadinya haid berlangsung dengan empat tahapan yaitu masa poliferasi,


12

masa ovulasi, masa sekresi dan masa haid. Dalam proses ovulasi, yang

memegang peranan penting adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan

ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarium axis). Menurut teori

neurohumoral, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin oleh

adenohipofisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel

adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus

menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan disebut Gonadotropin

Releasing Hormone (GnRH) karena dapat merangsang pelepasan

Lutenizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari

hipofisis (Sinaga, 2017).

Dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan

inilah yang menyebabkan LH ikut menurun. Menurunnya estrogen

disebabkan oleh perubahan morfologik pada folikel. Selain itu,

menurunnya LH disebabkan oleh umpan balik negatif yang pendek dari

LH terhadap hipotalamus. Pecahnya folikel terjadi 16-24 jam setelah

lonjakan LH dan biasanya hanya satu folikel yang matang. Mekanisme

terjadinya ovulasi terjadi karena adanya perubahan-perubahan degeneratif

kolagen pada dinding folikel, sehingga ia menjadi tipis. Prostaglandin F2

memegang peranan dalam peristiwa itu pada fase luteal, setelah ovulasi,

sel-sel granulose membesar, membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen

kuning (lutein) folikel menjadi korpus luteum (Sinaga, 2017).

Vaskularisasi dalam lapisan garanulosa juga bertambah dan

mencapai puncaknya pada 8-9 hari setelah ovulasi. Luteinized granulose


13

cell meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh, sehingga kedua hormon

itu menjadi lebih tinggi pada fase luteal. Mulai 10-12 hari setelah ovulasi,

korpus luetum mengalami regresi berangsur-angsur disertai dengan

berkurangnya kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesteron

dan estrogen. Setelah empat belas hari sesudah ovulasi maka terjadilah

haid (Sukarni K, 2013).

3. Fase-fase Menstruasi

Menurut (Sinaga, 2017).Fase menstruasi terdiri dari fisiologis

menstruasi dan faktor yang mempengaruhi:

a. Fisiologis Menstruasi

1) Stadium menstruasi

Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu,

endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul

perdarahan. Hormon-hormon ovarium berada pada kadar paling

rendah.

2) Stadium proliferasi

Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak

berhentinya darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi

berakhir, dimulailah fase proliferasi di mana terjadi pertumbuhan

dari desidua fungsionalis yang mempersiapkan rahim untuk

perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali.

Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari

indung telur (disebut ovulasi).


14

3) Stadium sekresi

Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah

masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan

dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat

kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

4) Stadium premenstruasi

Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel

darah putih, bisa sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi dengan

hilangnya cairan dan secret sehingga akan terjadi kolaps dari

kelenjar dan arteri. Pada saat ini terjadi vasokontriksi, kemudian

pembuluh darah itu berelaksasi dan akhirnya pecah.

b. Faktor yang mempengaruhi menstruasi

1) Faktor hormon

Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada

wanita yaitu Folicle Stimulating Hormone (FSH) yang dikeluarkan

oleh hipofisis, estrogen yang dihasilkan oleh ovarium, Luteinizing

Hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis, serta progesterone

yang dihasilkan oleh ovarium.

2) Faktor enzim

Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak

sel yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu

metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan

perdarahan.
15

3) Faktor vascular

Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi

dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan

endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan

hubungan di antara keduanya. Dengan regresi endomerium, timbul

statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang

menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi n ekrosis

dan perdarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri

maupun vena.

4) Faktor prostaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan

adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan

menyebabkan kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk

membatasi perdarahan pada haid (Kusmiran Eny, 2014).

C. Konsep menarche

1. Pengertian menarche

Menarche adalah periode menstruasi yang pertama terjadi pada

masa pubertas seorang wanita. Umur tercapainya menarche tidak sama

bagi semua Remaja wanita. Menarche atau yang disebut juga dengan

menstruasi pertama pada umumnya terjadi pada remaja yang berusia 10 –

14 tahun, namun pada beberapa kasus dapat juga terjadi pada usia ≤ 10

tahun (cepat) atau > 14 tahun (terlambat) (Sukarni K, 2013).


16

Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam

rentang usia 10-14 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa

pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Menarche merupakan suatu

tanda awal adanya perubahan lain seperti pertumbuhan payudara,

pertumbuhan rambut daerah pubis dan aksila, serta distribusi lemak pada

daerah pinggul (Sukarni K, 2013).

2. Usia Menarche

Usia remaja yang mendapat Menarche bervariasi yaitu antara usia

10-14 tahun tetapi rata-rata 12,5 tahun (Winkjosastro,2005). Terdapat

kecenderungan bahwa sat ini anak mendapat menstruasi yang pertama

kali pada usia lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun, tetapi ada juga

yang 8 tahun sudah memulai siklusnya. Di inggris usia rata-rata untuk

mencapai menarche adalah 13 tahun, sedangkan suku bundi di papua

menarche pada usia 18 tahun. (Proverawati, 2009). Berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, ratarata usia Menarche pada

perempuan usia 10-59 tahun di indonesia adalah 13 tahun dengan

kejadian lebih awal pada usia kurang dari 9 tahun (Sukarni K, 2013).

3. Faktor yang Mempengaruhi Usia Menarche

Faktor yang mempengaruhi usia menarche diantaranya yaitu:

a. Aspek Psikologi yang menyatakan bahwa menarche merupakan

bagian dari masa pubertas. Menarche merupakan suatu proses yang

melibatkan sistem anatomi dan fisiologi dari proses pubertas yaitu

sebagai berikut:
17

1) Disekresikannya estrogen oleh ovarium yang distimulasi oleh

hormon ptuitari.

2) Estrogen menstimulasi pertumbuhan uterus.

3) Fluktuasi tingkat hormon yang dapat menghasilkan perubahan

suplai darah yang adekuat ke bagian endometrium.

4) Kematian beberapa jaringan endometrium dari hormon ini dan

adanya peningkatan fluktuasi suplai darah ke desidua.

b. Menarche dan kesuburan

Pada sebagian besar wanita, menarche bukanlah sebagai tanda

terjadinya ovulasi. Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa

interval rata-rata antara menarche dan ovulasi terjadi beberapa bulan.

Secara tidak teratur menstruasi terjadi sela 1-2 tahun sebelum

terjadinya ovulasi yang teratur.

c. Pengaruh waktu terjadinya menarche

Menarche biasanya terjadi sekitar dua tahun setelah

perkembangan payudara. Namun akhir-akhir ini menarche terjadi

pada usia yang lebih muda dan tergantung dari pertumbuhan indivdu

tersebut, diet dan tingkat kesehatannya.

d. Menarche dan lingkungan sosial

Menurut sebuah penelitian menyatakan bahwa lingkungan sosial

berpengaruh terhadap waktu terjadinya menarche. Beberapa aspek

struktur dan fungsi keluarga berpengaruh terhadap kejadian menarche

dini yaitu sebagai berikut:


18

1) Ketidak hadiran seorang ayah ketika ia masih kecil.

2) Kekerasan seksual pada remaja.

3) Adanya konflik dalam keluarga.

Struktur dan fungsi keluarga juga berpengaruh terhadap

terjadinya pubertas yang lambat yaitu adanya keluarga besar,

hubungan yang positif dalam keluarga serta adanya dukungan dan

tingkat stress yang rendah dalam lingkungan keluarga.

e. Usia menarche dan status sosial ekonomi

Menarche terlambat terjadi pada kelompok sosial ekonomi

sedang sampai tinggi yang memiliki selisih sekitar 12 bulan.

Penelitian Alin Yaotu Padmavati (2013) menyatakan bahwa wanita

yang vegetarian kejadian menarchenya lebih lama. Orang yang non

vegetarian menarchenya 6 bulan lebih awal daripada yang vegetarian.

f. Basal metabolik indek dan kejadian menarche

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami

menarche dini (9-11 tahun) mempunyai berat badan maksimum 46

Kg. kelompok yang memiliki berat badan 37 Kg mengalami

menarche yang terlambat yaitu sekitar 4,5 Kg lebih rendah dari

kelompok yang memiliki berat badan yang ideal. Menarche

merupakan tanda berfungsinya organ reproduksi dan sistem endokrin

yang akan bermanifestasi pada polikstik ovarian syndrome dan resiko

kanker payudara. Basal metabolik indek merupakan salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap terjadinya menarche dan hal ini telah


19

terbukti bahwa berhubungan dengan pertumbuhan postnatal dan

kejadian peningkatan resiko penyakit DM, hipertensi, dan penyakit

jantung. Selanjutnya BBLR dan menarche dini merupakan faktor

resiko terjadinya intoleransi glukosa pada wanita yang mengalami

syndrome polikistik ovarium (Sukarni K, 2013).

4. Tanda menarche

Suhu badan meningkat (seperti meriang), pinggang sakit, pusing –pusing,

payudara membengkak, gangguan pada kulit, nafsu makan berlebih dan

pertumbuhan rambut pada daerah pubis pubis dan axila.

5. Kelainan-kelainan Dalam Menarche

a. Pubertas Dini (Pubertas Prekoks )

Pada pubertas dini hormon gonadotropin diproduksi sebelum

anak berumur 8 tahun. Hormon ini merangsang ovarium, sehingga

ciri-ciri kelamin sekunder, Menarche dan kemampuan reproduksi

terdapat sebelum waktunya. Pubertas dikatakan premature jika ciri-

ciri sekunder timbul sebelum umur 8 tahun, atau jika sudah ada haid

sebelum umur 10 tahun.

b. Pubertas Tarda

Pubertas dianggap terlambat jika gejala-gejala pubertas baru

datang antara umur 14-16 tahun. Biasanya tidak ada kelainan yang

mencolok, pubertas terlambat saja, dan kemudian perkembangan

berlangsung 11 secara biasa. Pubertas tarda disebabkan oleh faktor

herediter, gangguan kesehatan dan kekurangan gizi. Yang dinamakan


20

Menarche tarda adalah Menarche yang baru datang setelah 16 tahun.

Sedangkan Menarche sebelum umur 18 tahun, dapat diberi diagnosis

amenorea primer.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menarche

Statistik menunjukkan bahwa usia Menarche dipengaruhi faktor keturunan,

keadaan gizi, dan kesehatan umum. Semmelweiss menyatakan 100 tahun

yang lampau usia gadis-gadis Vienna pada waktu Menarche berkisar

antara 15-19 tahun. Menurut Brown menurunnya usia waktu Menarche itu

sekarang disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang

membaik, dan berkurangnya penyakit menahun.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi usia menarche yaitu :

a. Rangsangan audio visual

Faktor penyebab menstruasi dini juga datang dari rangsangan audio

visual, baik berasal dari percakapan maupun tontonan dari film-film

atau internet berlabel dewasa, vulgar, atau mengumbar sensualitas.

Rangsangan dari telinga dan mata tersebut kemudian merangsang

sistem reproduksi dan genital untuklebih cepat matang. Keterpaparan

media massa cetak dan elektronik (majalah, film, televisi) memiliki

keterkaitan dengan kecepatan usia pubertas remaja yang kemudian 12

menyebabkan menarche lebih cepat pada remaja putri.

b. Ras

Dalam penelitian yang melihat apakah ada perbedaan usia antara anak

perempuan kulit hitam dan kulit putih saat pertama kali mengalami
21

menstruasi dengan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan, atau

ketebalan lipat kulit (ukuran lemak tubuh). Peneliti mendapat hasil

lebih 40% anak perempuan kulit hitam mengalami menstruasi pertama

sebelum usia 11 tahun dibandingkan anak perempuan kulit putih.

Sekitar 10% anak perempuan kulit putih dan 15% anak perempuan

kulit hitam mulai mengalami menstruasi sebelum usia 11 tahun,

keadaan ini disebut menarche dini.

c. Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi keluarga mempunyai peran yang cukup

tinggi dalam hal percepatan umur menarche saat ini. Hal ini

berhubungan karena tingkat sosial ekonomi pada suatu keluarga akan

mempengaruhi kemampuan keluarga di dalam hal ketersediaan pangan

rumah tangga yang berdampak pada kecukupan gizi keluarga,

terutama gizi anak perempuan dalam keluarga yang dapat

mempengaruhi usia menarche-nya. Paracada et al melakukan

penelitian di Kosovo antara usia menarche dengan status sosial

ekonomi dan menemukan perbedaan yang signifikan, terdapat

hubungan antara umur menarche 13 remaja putri dengan status sosial

ekonomi keluarga.

Penelitian yang dilakukan Bagga juga mendapatkan hasil

penelitian serupa, yaitu adanya hubungan antara umur menarche

remaja putri di India dengan status sosial ekonomi keluarganya, di

mana status ekonomi keluarga yang rendah berkaitan dengan usia


22

menarche yang lebih lambat pula. Hasil penelitian di atas sejalan

dengan hasil penelitian oleh Amaliah dkk (2012) dalam Pusat

Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Litbangkes di

mana rata-rata usia menarche responden berdasarkan status sosial

ekonomi menunjukkan bahwa rata-rata usia menarche responden

dengan status sosial ekonomi tinggi adalah 12,24±1,07 tahun lebih

cepat dibandingkan dengan status ekonomi menengah dan rendah

masing-masing 12,41±1,06 tahun dan 12,49±1,08 tahun.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan usia

menarche di antara ketiga kelompok status sosial ekonomi responden.

Analisis lebih lanjut membuktikan bahwa kelompok yang berbeda

signifikan adalah tingkat sosial ekonomi tinggi dan menengah, serta

sosial ekonomi tinggi dan rendah. Wronka & Pawlinska

mengungkapkan bahwa anak perempuan dari keluarga dengan status

sosial ekonomi tinggi mempunyai usia menarche lebih dini daripada

anak perempuan dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah.

d. Status gizi

Penurunan usia menarche remaja putri berkaitan dengan asupan

zat gizi. Asupan serat yang rendah dan asupan lemak berlebih diduga

berhubungan dengan penurunan usia menarche remaja putri.

Disebutkan bahwa usia menarche dapat dipengaruhi oleh asupan

energi dan asupan protein. Konsumsi makanan tinggi lemak dapat

menyebabkan penumpukan lemak di jaringan adiposa yang


23

berhubungan dengan peningkatan kadar leptin. Leptin akan memacu

pengeluaran GnRH yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran FSH

dan LH dalam merangsang pematangan folikel dan pembentukan

estrogen. Asupan protein hewani juga dikaitkan dengan penurunan usia

menarche, sedangkan asupan protein nabati berhubungan dengan

keterlambatan usia menarche karena mengandung isoflavon (Chrisanti

dan Sudarma, 2018).

Berdasarkan hasil analisis dalam studi ini diperoleh bahwa remaja

berstatus gizi stunting mengalami menarche lebih lambat dari remaja

yang berstatus gizi normal. Studi ini juga menggambarkan bahwa

perbedaan proporsi responden yang sudah menarche (baik status gizi

normal maupun pendek) mulai tampak pada usia 11 tahun. Responden

berstatus gizi normal mempunyai proporsi yang sudah menarche lebih

banyak, yaitu mencapai 16 persen, sedangkan yang status gizi pendek

hanya 5,2% (Ratnaningsih, 2017).

e. Genetik atau Keturunan

Status menarche dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan.

Bukti bahwa usia menarche dipengaruhi oleh faktor genetik adalah

studistudi yang menunjukan kecenderungan usia ibu saat menarche

untuk memprediksi usia menarche putrinya Studi yang dilakukan

Makarimah (2017) menunjukan adanya hubungan yang signifikan

antara usia menarche ibu dan usia menarche remaja putrinya (p<

0.000). Dari hasil penelitian menunjukan rata-rata usia menarche ibu


24

12.57 tahun dan rata-rata usia menarche putrinya 11.71 tahun (Sukarni

K, 2013)

6. Perubahan fisik yang terjadi pada waktu menarche

Buah dada mulai mengembang, puting susu menonjol keluar,

panggul melebar, rambut tumbuh di daerah ketiak dan sekitar alat

kelamin,rambut juga tumbuh sedikit lebih banyak di lengan dan tungkai,

bentuk tubuh menjadi sedikit lebih bulat karena lemak mulai menumpuk,

alat kelamin warnanya menjadi lebih gelap dan lebih berotot, cairan yang

keluar dari vagina lebih terihat nyata dan menstruasi atau mulai datang

bulan..

7. Faktor Resiko Psikologis Menarche

Faktor resiko psikologis menarche yaitu sebagai berikut :

a. Dukungan sosial

1) Keluarga

Peran orang tua sangat penting dalam memberikan perhatian

informasi tentang menarche sehingga siswi mampu mengatasi dan

menerima permasalahan yang dialami saat menstruasi dan

meneima permasalahan yang dialami saat menstruasi (Mardialh,

2014). Penelitian yang dilakukan oleh Ramatika (2014)

menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan menarche pada siswi karena keluarga memberikan

salah satu fungsi keluarga yaitu fungsi efektif sebagai sumber

kekuatan dasar serta pemenuhan kebutuhan psikologis.


25

2) Dukungan sekolah

Guru Bimbingan Konseling (BK) memiliki wewenang terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling pada siswinya terkait

pengembangan diri siswi yaitu kebutuhan, potensi, bakat yang

dimiliki, minat, serta kepribadian siswi. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Rahayu (2012) bahwa dukungan sekolah Madrasah

Tsanawiyah mengalami penurunan kecemasan siswi menarche.

Kurikulum pelajaran fiqih membahas tentang pubertas dan

menstruasi tetapi hanya sekilas. Guru melakukan bimbingan terkait

menstruasi bertujuan mengurangi kecemasan saat menghadapi

menarche sehingga meningkat kepercayaan diri siswi saat

menarche.

3) Dukungan teman sebaya

Teman sebaya merupakan interaksi awal bagi anak-anak dan

remaja untuk mengenal lingkungannya. Anak-anak dan remaja

mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan di luar lingkungan

keluarga. Hal tersebut dilakukan supaya mendapatkan pengakuan

dan penerimaan dari teman sebaya sehingga tercipta rasa aman

(Sulistiyowati, 2014). Dukungan teman sebaya memberikan

informasi tentang menstruasi pertama kali dan bagaimana

menjalani proses menstruasi.


26

b. Kesiapan

Menurut BKKBN (2012) sebelum mengalami menstruasi pertama kali,

anak harus memiliki kesiapan yang baik. Kurangnya kesiapan

menghadapi masa pubertas akan menjadikan pengalaman yang

traumatis. Menyatakan kurangnya kesiapn menghadapi masa pubertas

menjadi bahaya psikologis yang serius terutama pada anak yang

mengalami kematangan lebih awal.

c. Pengetahuan

Penelitian yang dilakukan oleh Sholihah (2013) menunjukkan adanya

perbedaan tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi yang

pengetahuannya baik dan pengetahuan kurang. Siswi yang memiliki

pengetahuan baik tentang menarche akan mengalami perubahan-

perubahan fisiologis yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi

psikologis, sehingga anak dapat mengantisipasi dan mengatasi

kecemasan menarche yang dialami.

d. Penerimaan diri

Menurut BKKBN (2012) hanya sebagian kecil individu mengalami

masa pubertas menerima kenyataan bahwa dirinya mengalami proses

pendewasaan sehingga mereka tidak puas dengan penampilan.

Pentingnya penampilan perempuan sering menyalahkan penampilan

sebagai penyebab harapan yang tidak sesuai dengan keinginannya.


27

D. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindera manusia yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan adalah informasi

yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan dalam

pengertian lain adalah berbagai gejala yang diterima dan diproleh manusia

melalui indrawi (Haruna & Rahim, 2020).

2. Klasifikasi Pengetahuan

Pengetahuan menurut Mubarak (2010) mengungkapkan bahwa

sebelum orang menghadapi prilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan yaitu :

a. Awarness (kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus.

b. Interest (ketertarikan)

Dimana subyek tertarik terhadap stimulus atau objek tertentu.

c. Evaluation (evaluasi)

Menimbang terhadap yang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya.
28

d. Trial (percobaan)

Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuai dengan apa yang

dikehendakinya.

e. Adoption (adopsi)

Dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Yamani, 2017).

3. Tingkat Pengetahuan

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelum termasuknya kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi adalah sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk materi atau subjek dalam

komponen-komponen. Tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan kaitannya satu sama lain.


29

e. Sintesis (sintesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang

baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya : dapat menyusun,

dapat merencanakn, dapat meringkas, dapat menyesuaikan terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan sebgai berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Yamani, 2017).

4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut (Anwar & Febrianty, 2017) ada 7 faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada orang lain agar

dapat memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin

tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima

informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan

semakin banyak.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung.
30

c. Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang akan mengalami perubahan

aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan

fisik terdiri dari 4 kategori perubahan, yaitu : perubahan ukuran,

perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulkan cirri-ciri

baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsiorgan. Pada

aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang semakin matang

dan dewasa.

d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni sesuatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan

yang lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha

melupakan pengalaman yang kurang bai. Sebaiknya, jika pengalaman

tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan

kesan yang sangat mendalam.

f. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat

seseorang memperoleh pengetahuan yang baru (Yamani, 2017).


31

5. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawacancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek peneliti/responden (Masturoh, 2018). Menurut (Yamani, 2017)

untuk memudahkan terhadap pemisahan tingkat pengetahuan dalam

penelitian, tingkat pengetahuan dibagi berdasarkan skor yang terdiri dari:

a. Baik bila tingkat pengetahuan 76% sampai dengan 100%

b. Cukup bila tingkat pengetahuan 56% sampai 75%

c. Kurang bila tingkat pengetahuan kurang dari 56%.

E. Kesiapan

1. Pengertian Kesiapan

Kesiapan berasal dari kata “siap” mendapatkan awalan ke- dan

akhiran -an. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2003) kesiapan adalah

suatu keadaan bersiap-siap untuk mempersiapkan sesuatu. Menurut kamus

psikologis, kesiapan (readiness) adalah suatu titik kematangan untuk

menerima dan mempraktekkantingkah laku tertentu. Readiness adalah

Preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk

member respon atau bereaksi (Jamies Drever dalam Slameto 2003).

Menurut Slameto 2003, kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang

yang membuatnya siap untuk memberikan respon dengan cara tertentu

terhadap suatu situasi.

Beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan

menghadapi menarche adalah keadaan yang menunjukkan bahwa


32

seseorang siap untuk mencapai kematangan fisik yaitu datangnya

menstruasi pertama (menarche) pada saat menginjak usia sepuluh sampai

enam belas tahun yang terjadi secara periodic (pada waktu tertentu) dan

siklik (berulang-ulang). Hal ini ditandai dengan adanya pemahaman yang

mendalam tentang proses menstruasi sehingga siap menerima dan

mengalami menstruasi pertama (menarche) sebagai proses yang normal

(Siregar, 2018).

Kesiapan menghadapi menarche adalah keadaan yang

menunjukkan bahwa seseorang siap untuk mencapai salah satu

kematangan fisik yaitu datangnya menstruasi pertama (menarche) sebagai

proses yang normal. Aspek-aspek menstruasi pertama (menarche) antara

lain : aspek pemahaman, aspek penghayatan dan aspek kesediaan

(Hidayah & Palila, 2018).

2. Macam-macam Kesiapan

Kesiapan diri menghadapi menarche diantaranya perlu adanya:

a. Kesiapan Fisik

Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan badan

yang cepat, timbulnya cirri-ciri kelainan skunder, menarche dan

perubahan psikis. Menarche merupakan perubahan yang mendasar

anatara pubertas pria dan wanita. Menurut Suryani dan Widyasih (10),

gejala yang sering terjadi dan sangat mencolok pada peristiwa haid

pertama adlah kecemasan, ketakutan, diperkuat oleh keinginan untuk

menolak proses fisiologis. Apabila tidak mempunyai pengetahuan dan


33

kesiapn tentang menarche pada remaja cenderung menolah perubahan

fisik tersebut, sehingga dapat berpengaruh pada psikologis remaja itu

sendiri. Maka kesiapan psikologis sangat diperlukan dalam

menghadapi menarche (Siregar, 2018).

b. Kesiapan Psikologis

Kesiapan psikologis remaja berupa sikap remaja tersebut dalam

menghadapi menarche. Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat pula

bersifat negative. Dlam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah

memahami, menghargai dan menerima adanya menstruasi pertama

sebagai tanda kedewasaan seorang wanita, sedangkan dalam sikap

negative terdapat kecenderungan kondisi psikologis yang tak stabil

(bingung, sedih, stress, cemas, mudah tersinggung, marah, emosional)

(Siregar, 2018).

Menstruasi pertama sering dihayati oleh remaja putri sebagai

suatu pengalaman traumatis, terkadang anak yang belum siap

mnghadapi menarche akan timbul keinginan untuk menolak proses

psikologis. Mereka akan merasa haid sebagai sesuatu yang kejam dan

mengancam. Keadaan ini dapat berlanjut kea rah lebih negative,

dimana anak tersebut memiliki gambaran fantasi yang sangat aneh

bersamaan dengan kecemasan dan ketakutan yang tidak masuk akal.

Hal tersebut mereka kaitkan dengan masalah pendarahan pada organ

kelamin. Berbeda dengan remaja putrid yang telah siap dalam

menghadapi menarche, mereka akan merasa senang dan bangga, karea


34

mereka menganggap dirinya sudah dewasa secara biologis (Siregar,

2018).

c. Kesiapan Keluarga

Orang tua secara lebih dini harus memberikan pelajaran tentang

menarche pada anak perempuannya, agar anak lebih mengerti dan siap

dalam menghadapi menarche. Jika peristiwa menarche tersebut tidak

disertai dengan informasi-informasi yan benar maka akan timbul

beberapa gangguan diantaranya pusing, mual, haid tidak teratur. Anak

pertama kali melakukan interaksi komunikasi dalam lingkungan

keluarga sesame dengan orang yang paling dekat dengan nya yaitu ibu.

Hubungan kedekatan anak dengan ibunya akan berlangsung sampai

anak mencapai usia remaja. Peran ibu untuk membentuk kedekatan

merupakan awal pembentikan rasa percaya diri anak (Siregar, 2018).

3. Cara ukur kesiapan

Pengukuran kesiapan dapat dilakukan dengan wawacancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

peneliti/responden (Notoadmodjo S, 2010).

Menurut (Hidayah & Palila, 2018) untuk memudahkan terhadap

pemisahan tingkat kesiapan dalam penelitian, tingkat kesiapan dibagi

berdasarkan skor yang terdiri dari :

a. Siap bila tingkat pengetahuan 51% sampai dengan 100%

b. Tidak siap bila tingkat kesiapan >50%.


35

F. Kerangka Teori

2.1 Bagan Kerangka Teori

Remaja

Remaja Remaja Remaja


Awal Menengah Akhir

Menarche

Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi Faktor resiko psikologis


kesiapan menarche pengetahuan menarche
a. Usia a. Pendidikan a. Dukungan sosial
b. Sumber informasi b. Pekerjaan b. Penerimaan diri
1) Keluarga c. Usia c. Usia
2) Kelompok d. Minat d. Kesiapan
sebaya e. Pengalaman
3) Lingungan f. Informasi
keluarga
c. Sikap
d. Pengetahuan

Keterangan :
Diteliti : Huruf yang dicetak tebal

Sumber : modifikasi (Sholeha, 2016)


36

G. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

Kesiapan menghadapi
Menarcehe
Pengetahuan

Variabel Luar
1. Pendidikan ibu
2. Pekerjaan

Modifikasi Motoadmojo 2012

H. Hipotesis

Ada Hubungan pengetahuan tentang menstruasi terhadap kesiapan

menghadapi menarche.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan

cross sectional. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner

dengan tingkat pengetahuan terhadap menarche dan kesiapan menghadapi

menarche yang diisi oleh responden. Dengan mengamati hubungan antara

pengetahuan dan kesiapan pada saat yang sama.

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Siap
Baik
Tidak siap
Siswi Pra
menarche di SD Pengetahuan Siap
Negeri 38 Kota Cukup
Bengkulu. Tidak siap

Siap
Kurang
Tidak siap

B. Identifikasi Variabel

Bagan 3.2 identifikasi variabel

Variabel independen Variabel dependen


Pengetahuan Kesiapan menghadap
menarche

1. Pendidikan ibu
2. Pekerjaan

2.

37
38

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel independen
Pengetahuan Segala sesuatu yang Menggunakan Siswi 0 : baik jika Ordinal
diketahui responden lembar mengisi jawaban benar >
tentang menstruasi kuisioner kuisioner 11 soal
meliputi pengertian, 1: cukup : jika
siklus menstruasi, lama jawaban benar 9-
menstruasi, usia 11 soal.
menarche, ciri 2:Kurang : jika
menstruasi jawaban benar <
9 soal
Variabel Dependen
Kesiapan Keadaan yang Menggunkan Siswi Dinyatakan nilai : Ordinal
menghadap menunjukkan bahwa lembar mengisi 0 : Siap jika skor ≥
menarche seseorang siap untuk kuisioner kuisioner 31
mencapai salah satu 1 : Tidak Siap jika
kematangan fisik yaitu skor < 31
datangnya menstruasi
pertama (menarche
Faktor Luar
Pendidikan Pendidikan terakhir Cheklist Menyebarkan 0 : Pendidikan Nominal
yang ditempuh Kuesioner tinggi(D3,S1, S2
responden dan dan S3)
mendapatkan ijazah 1 : Pendidikan
menengah, (SMA,
SMK sederajat)
2 : Pendidikan dasar
(SD/SMP)
Pekerjaan kegiatan yang Cheklist Menyebarkan 0 : Tidak Bekerja Ordinal
dilakukan oleh Kuesioner 1 : Bekerja
responden dan
memperoleh
pendapatan/
penghasilan
39

D. Subjek penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah siswi perempuan kelas IV, V, dan VI di

SD Negeri 38 Kota Bengkulu berjumlah 90 orang.

2. Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini adalah 90 siswi SD Negeri 38 Kota

Bengkulu yang belum mengalami menarche. Tekhnik pengambilan sampel

adalah menggunakan total sampling yaitu tekhnik pengambilan sampel

dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi (Sugiyono, 2013).

a. Kriteria inklusi

1) Siswi yang berumur 10-14 tahun dan belum mengalami menarche

2) Bersedia menjadi responden

3) Siswi yang mengikuti penelitian sampai selesai

b. Kriteria ekslusi

1) Siswi yang sudah mengalami menarche.

2) Siswi yang berhalangan hadir atau sakit.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SD Negeri 38 Kota Bengkulu pada

tanggal 3 – 8 Januari 2022.

F. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen

yaitu Kuisioner penilaian pengetahuan dan kesiapan menarche. Instrumen

penelitian yang digunakan adalah kuisioner yang dibuat oleh Andayani


40

(2015). Kuisioner penelitian ini adalah kuisoner terbuka, Kuisioner berisi

tentang pengetahuan tentang menstruasi, kuisioner dibuat dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 15 soal.

G. Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisa Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan

mengumpulkan siswi kelas 4, kelas 5 dan kelas 6 yang diambil secara

total sampling. Selanjutnya emudian responden dikumpulkan dalam 3

kelas dan peneliti melakukan informed consent, memberikan kuesioner

tentang pengetahuan menstruasi dan kesiapan menarche. Setelah selesai

mengisi dalam waktu 20 menit kuesioner langsung dikumpulkan kembali

oleh peneliti.

2. Pengolahan Data

a. Editing

Dilakukan untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

dan dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan

data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari

beberapa katagori sehingga memudahkan melihat arti suatu kode dari

suatu variabel.
41

c. Entry

Merupakan tahapan memproses data agar data yang di-entry dapat

dianalisis dengan menggunakan komputer. Penulis memasukan data

dari jawaban responden sesuai dengan kode yang sudah ditentukan.

d. Tahap Cleaning

Mengecek kembali data yang sudah di entry ke program SPSS

untuk melihat ada data yang hilang (missing) dengan melakukan list,

dan data yang sudah di entry benar atau salah dengan melihat variasi

data atau kode yang digunakan.

3. Pengolahan data

Sesudah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah

menganilisis data. Analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan

menstruasi dan kesiapan menarche.

b. Analisa Bivariat

Penelitian ini menggunakan Uji Chi-Square, uji ini digunakan

untuk mengetahui hubungan variabel yang mempunyai data kategorik.

Data atau variabel kategorik pada umumnya berupa skala data

nominal dan ordinal (Notoatmodjo, 2012). Berikut merupakan

keputusan dari hasil Uji Chi-Square menurut (Arikunto, 2010) :


42

1) Apabila p-value ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya

ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2) Apabila p-value > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya

tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

H. Etika Penelitian

Peneliti akan mempertimbangkan etik dan legal penelitian untuk

melindungi responden agar terhindar dari segala bahaya serta

ketidaknyamanan fisik dan psikologisdan mendapatkan surat etical clearance

dengan nomor KEPK.M/034/01/202. Ethical clearence mempertimbangkan

hal-hal dibawah ini:

1. Self determinan

Dalam penelitian ini dijaga dengan memberikan kebebasan pada

responden untuk memilih dan memutuskan berpartisipasi dan menolak

dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.

2. Tanpa nama (anonimity)

Nama responden tidak perlu dicantumkan pada lembar observasi.

Penggunaan anonimity pada penelitian ini dilakukan dengan cara

menggunakan kode pada lembar observasi dan mencantumkan tanda

tangan pada lembar persetujuan sebagai responden.

3. Kerahasiaan(confidentialy)

Kerahasiaanini diartikan sebagai semua informasi yang didapat dari

responden tidak akan disebarluaskan ke orang lain dan hanya peneliti yang

mengetahuinya. Informasi yang telah terkumpul dari subjek dijamin


43

rahasia. Peneliti menggunakan kode yang terdapat pada lembar kuisioner

sebagai pengganti identitas responden.

4. Keadilan (justice)

Prinsip keadilan memenuhi prinsip kejujuran, keterbukaan dan kehati-

hatian. Responden harus di perlakuan secara adil awal sampai akhir tanpa

ada diskriminasi, sehingga jika ada yang tidak bersedia maka harus

dikeluarkan. Peneliti memberikan penghargaan kepada semua responden,

jika telah mengikuti penelitian dengan baik.

5. Asas kemanfaatan (beneficiency)

Asas kemanfaatan harus memiliki tiga prinsip yaitu bebas penderitaan,

bebas eksploitasi dan bebas risiko. Bebas penderitaan bila ada penderitaan

pada responden. Bebas eksploitasi bila didalam pemberian informasi dan

pengetahuan tidak berguna, sehingga merugikan responden. Risiko yang

dimaksudkan adalah peneliti menghindarkan responden dari bahaya dan

keuntungan kedepannya. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui apakah

ada pengaruh edukasi melalui kartu belajar menstruasi siswi terhadap

personal hygiene menstruasi.

6. Malbeneficience

Menjamin bahwa penelitian ini tidak menimbulkan ketidaknyamanan,

menyakiti, atau membahayakan responden baik secara fisik atau psikis.


44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian

Penelitian ini berjudul “Hubungan pengetahuan tentang menstruasi

dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SDN 38 kota

Bengkulu”. Sebelum pelaksanaan penelitian terlebih dahulu peneliti

mengurus surat izin penelitian di Dinas pendidikan Kota Bengkulu dan

mendapatkan surat izin penelitian dengan nomor 070/179/I.D.DIK/2022.

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 3 – 08 Januari 2022 di SDN 38

kota Bengkulu dengan menerapkan protokol pencegahan covid-19 yaitu,

menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Setelah selesai

kegiatan penelitian peneliti mendapatkan surat selesai penelitian dengan

nomor 421.2/011/SDN38/2022

Sampel adalah siswi perempuan kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 38

Kota Bengkulu berjumlah 90 orang yang diambil menggunakan teknik total

sampling. Penelitian dimulai dengan memperkenalkan diri, menjelaskan

tujuan kegiatan penelitian kemudian peneliti membagikan lembar persetujuan

responden, setelah responden mengembalikan lembar persetujuan menjadi

responden dilanjutkan dengan mengisi kuesioner penelitian mengenai

pengetahuan menstruasi dan kesiapan menarche .

Data penelitian yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan data

yang dimulai dari proses coding, scoring, editing, tabulating, processing dan

cleaning. Pengolahan data yang pertama dilakukan analisa univariat untuk

44
45

mengetahui gambaran pengetahuan menstruasi dan kesiapan menarche.

Kemudian, melakukan analisa bivariat untuk mengetahui hubungan Hubungan

pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada

siswi di SDN 38 kota Bengkulu.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis univariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan

menstruasi dan kesiapan menarche. Adapun hasil analisis tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Gambaran pengetahuan menstruasi, kesiapan menarche,


pendidikan dan pekerjaan orang tua siswi di SDN 38 kota
Bengkulu

No Variabel Frekuensi %
(n=90)

1 Pengetahuan menstruasi
Baik 20
Cukup 18 37,8
Kurang 42,2
34
38

2 Kesiapan menarche
Siap 41,1
Tidak siap 37 58,9
53

3 Pendidikan orang tua


Tinggi 48,9
Menengah 44 44,4
Dasar 6,7
40
6
46

4 Pekerjaan orang tua


Bekerja 56,7
Tidak bekerja 51 43,3
39

Berdasarkan tabel di atas dari 90 responden, didapatkan hasil

hampir setengahnya responden dengan pengetahuan kurang (42,2%) dan

kesiapan menarche responden lebih dari setengahnya responden dengan

kategori tidak siap (58,9%), hampir setengahnya orang tua responden

dengan pendidikan tinggi (48,9%) dan lebih dari setengahnya orang tua

responden bekerja (56,7%).

2. Analisis bivariat

Tabel 4.2 Hubungan tingkat pengetahuan menstruasi dengan


kesiapan menarche siswi di SDN 38 kota Bengkulu

Kesiapan menarche
Total
Pengetahuan Siap Tidak siap 2 p-value
F % F % F %
Baik 12 66,7 6 33,3 18 100
Cukup 14 41,2 20 58,8 34 100 7.195 0,027
Kurang 11 28,9 27 71,1 38 100
Total 37 41,1 53 58,9 90 100

Dari tabel diatas didapatkan bahwa dari 18 responden dengan

pengetahuan baik sebagian besar dengan kesiapan menarche kategori siap

(66,7%), dari 34 responden dengan pengetahuan cukup lebih dari

setengahnya dengan kategori kesiapan menarche tidak siap (58,8%) dan

dari 38 responden dengan pengetahuan kurang sebagian besar responden

dengan kesiapan mearche kategori tidak siap (71,1%). Hasil uji statistik
47

p=0,027< 0,05 artinya ada hubungan pengetahuan menstruasi dan kesiapan

menarche siswi di SDN 38 kota Bengkulu.

Tabel 4.3 Hubungan variabel luar (pendidikan ibu dan pekerjaan ibu)
dengan kesiapan menarche siswi di SDN 38 kota Bengkulu

Kesiapan menarche
Total
Variabel Siap Tidak siap 2
p-value
F % F % F %
Pendidikan
Tinggi 35 38,9 49 54,4 84 100
Dasar 2 2,2 4 4,4 6 100 0.000 1.00
Total 37 41,1 53 58,9 90 100
Pekerjaan
Bekerja 24 47,1 27 52,9 51 100
Tidak bekerja 13 33,3 26 66,7 39 100 1.199 0,273
Total 37 41,1 53 58,9 90 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 84 responden dengan ibu

yang berpendidikan tinggi hampir setengahnya dengan kesiapan menarche

kategori siap (38,9%), dari 6 responden dengan ibu yang perpendidikan

dasar lebih dari dengan kategori kesiapan menarche tidak siap (4,4%).

Hasil uji statistik p-value=1,00 > 0,05 artinya tidak ada hubungan

pendidikan ibu dengan kesiapan menarche siswi di SDN 38 kota Bengkulu

Hasil penelitian juga diketahui dari 51 responden dengan ibu yang

bekerja hampir setengahnya dengan kesiapan menarche kategori siap

(47,1%), dan dari 39 responden dengan ibu yang tidak bekerja sebagian

besar dari dengan kategori kesiapan menarche tidak siap (66,7%). Hasil

uji statistik p-value=0,273 > 0,05 artinya tidak ada hubungan. Berdasarkan

hasil hasil statistik diatas maka uji statistik tidak dilanjutkan ke analisis

multivariat.
48

C. Pembahasan

1. Gambaran pengetahuan menstruasi dan kesiapan menarche siswi di

SDN 38 kota Bengkulu

a. Pendidikan ibu

Hasil penelitian menunjukkan hampir setengahnya orang tua

responden dengan pendidikan tinggi (48,9%). Pada penelitian kategori

pendidikan tinggi adalah seseorang yang sudah menempuh pendidikan

dan mendapatkan ijazah pada pendidikan SMA atau Diploma atau

Strarta. Berdasarkan asumsi peneliti pendidikan orang tua yang

berbeda-beda akan mempengaruhi bagaimana orang tua tersebut

berkomunikasi dan menjelaskan tentang masalah menstruasi kepada

anak perempuan mereka. Dalam menjelaskan sesuatu, pada orang tua

yang berpendidikan tinggi lebih mudah menjelaskan suatu persoalan

dibandingkan orang tua yang berpendidikan rendah sehingga informasi

lebih mudah dapat diterima oleh anak perempuannya dalam

memberikan informasi mengenahi masalah menarche (Budiman &

Agus, 2013).

Sesuai dengan pendapat Agustini (2012) bila orang tua

mempunyai tingkat pendidikan yang baik maka mereka juga

mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang baik juga dalam

mendidik anak mengenahi menstruasi. Orang tua yang mempunyai

pendidikan dan pengetahuan yang tinggi akan lebih aktif dalam


49

memberikan pemahaman dan informasi terhadap anak terkait pubertas

remaja putrinya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Prasetyo (2016)

mengenai hubungan dukungan orang tua dengan kesiapan anak remaja

putri menghadapi menarche dengan hasil sebagian responden dengan

orangtua berpendidikan tinggi.

b. Pekerjaan ibu

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengahnya orang tua

responden bekerja (56,7%). Pekerjaan orang tua akan berpengaruh

besar terhadap sosial ekonomi, dan pola pikir seseorang, sehingga

orang tua mampu mencukupi kebutuhan anaknya secara finansial,

tetapi cenderung lebih cuek pada anaknya atau tidak ada banyak waktu

bersama anaknya, sehingga anak kurang leluasa dalam bercerita atau

bertanya dalam hal mengenahi masalahan menstruasi. Orang tua

sebaiknya meluangkan sedikit waktunya untuk anaknya karena orang

tua mempunyai tanggung jawab dalam memberikan penjelasan atau

informasi mengenahi menstruasi kepada anak perempuannya agar anak

lebih mengerti dan siap menghadapi menarche (Mayangsari, 2015).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Prasetyo (2016)

mengenai hubungan dukungan orang tua dengan kesiapan anak remaja

putri menghadapi menarche dengan hasil sebagian besar orang tua

responden bekerja.
50

c. Pengetahuan menstruasi

Hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil responden dengan

pengetahuan baik (20%), sebagian kecil dengan pengetahuan cukup

(37,8%) dan hampir setengahnya dengan pengetahuan kurang

(42,2%). Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan bahwa responden

masih banyak yang tidak mengetahui tentang pengertian dari

menstruasi (44,4%), tidak mengetahui lama menstruasi (53,3%), tidak

mengetahui berapa kali mengganti pembalut dalam sehari (45,6%),

masih ada responden memilih jawaban seorang wanita mengalami

nyeri apabila mendapatkan haid pertama (42,2%) dan belum

mengetahui Perubahan fisik yang terjadi pada waktu menarche

(58,9%).

Pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakniindera

penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan. Sebagian

besar melalui mata dan telinga (Notoamodjo, 2018). Remaja akan

mengalami menarche membutuhkan kesiapan mental yang baik

karena perubahan yang terjadi pada saat menstruasi pertama dan

menyebabkan remaja menjadi canggung (Juwita dan Yulita, 2018).


51

d. Kesiapan menarche

Hasil penelitian menunjukkan dari 90 responden, didapatkan

hasil kesiapan menarche responden lebih dari setengahnya responden

dengan kategori tidak siap (58,9%). Dari hasil kuesioner diketahui

sebagian besar remaja merasa takut menghadapi menstruasi

pertamanya, merasa bingung menghadapi menstruasi pertamanya,

merasa malu, merasa tabu untuk menceritakan mtentang mentsruasi

dengan orang lain, tidak ingin belajar dan pergi ke sekolah dan merasa

menstruasi akan menurunkan kepercayaan diri saya saat bergaul/

bermain bersama teman-teman.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Meylina (2019) bahwa hampir seluruh responden berjumlah 23 siswi

(71,9%) tidak siap dalam menghadapi menarche karena kurangnya

pengetahuan dan keterampilan tentang menstruasi.

2. Hubungan pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi

menarche pada siswi di SDN 38 kota Bengkulu

Hasil penelitian menunjukkan dari 18 responden dengan

pengetahuan baik sebagian besar dengan kesiapan menarche kategori siap

(66,7%). Hal ini dikarenakan pengetahuan responden yang sudah cukup

baik serta informasi yang didapat cukup baik sehingga menimbul

kesiapan yang positif pada diri mereka. Pengetahuan yang baik tentang

menarche akan mempengaruhi kesiapan remaja putri dalam menghadapi

menarche.
52

Umur responden yang masih dini dan menganggap belum saatnya

mengetahui tentang menstruasi atau menarche juga mempengaruhi

pengetahuan yang dimilikinya sesuai dengan pendapat UNICEF (2017)

bahwa remaja putri umumnya belajar tentang menstruasi atau menarche

dari ibunya, tetapi tidak semua ibu memberikan informasi secara terbuka

kepada anak perempuannya sampai anak mengalami menarche.

Hasil penelitian juga menunjukkan dari 38 responden dengan

pengetahuan kurang sebagian besar responden dengan kesiapan menarche

kategori tidak siap (71,1%). Hal ini disebabkan karena umur siswi yang

masih remaja maka kemampuan untuk berpikir serta dalam menyerap

informasi masih belum matang. Semakin kurang tingkat pengetahuan

yang dimiliki seseorang, maka dorongan untuk siap dalam menghadapi

menarche juga kurang.

Pengetahuan yang diperoleh remaja tentang menstruasi akan

mempengaruhi persepsi remaja tentang menstruasi pertama (menarche).

Jika persepsi yang dibentuk remaja tentang menstruasi pertama

(menarche) positif, maka hal ini akan berpengaruh pada kesiapan remaja

dalam menghadapi menstruasi pertama (menarche). Kesiapan

menghadapi menstruasi pertama (menarche) adalah keadaan yang

menujukkan bahwa seseorang siap untuk mencapai kematangan fisik

yaitu datangnya menstruasi pertama (menarche) pada saat menginjak usia

sepuluh sampai enam belas tahun yang terjadi secara periodik (pada

waktu tertentu) dan siklik (berulangulang). Hal ini ditandai dengan


53

adanya pemahaman yang mendalam tentang proses menstruasi sehingga

siap menerima dan mengalami menstruasi pertama (menarche) sebagai

proses yang normal (Anwar dan Febrianty, 2017).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yazia (2021) mengemukakan bahwa remaja putri dengan pengetahuan

yang kurang memadai cenderung akan merasa malu dan khawatir

sehingga kurang mempersiapkan diri dalam menghadapi menarche.

Remaja putri memerlukan informasi tentang proses menstruasi dan

kesehatan selama menstruasi tetapi jika remaja putri belum mengetahui

tentang menstruasi maka remaja putri akan mengalami kesulitan dalam

menghadapi menarche mereka. Mereka yang tidak mendapatkan

keterangan menstruasi akan ketakutan ketika melihat darah keluar dari

vagina (Jalaludin, 2011).

Hasil uji statistik p=0,027< 0,05. sehingga dapat dikatakan bahwa

pengetahuan memiliki hubungan bermakna dengan kesiapan menghadapi

menarche pada siswi di SDN 38 kota Bengkulu. Semakin tinggi

pengetahuan siswi tentang menstruasi maka akan semakin siap dengan

menarche, begitupun sebaliknya pengetahuan siswi yang kurang akan

mempengaruhi kesiapan menghadapi menarche.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rumiyandini et al (2021) dengan hasil terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan kesiapan dalam menghadapi menarche. Semakin


54

kurangnya pengetahuan maka semakin tidak siap dalam menghadapi

menarche. Kata kunci: pengetahuan, kesiapan, menarche.

Hasil penelitian ini juga didukung penelitian yang dilakukan Anwar

dan Febrianti (2017) dengan hasil terdapat hubungan yang bermakna

antara pengetahuan dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche

di SD Negeri 3 Peuniti Banda Aceh, dimana diperoleh nilai P =0.008 (P

> 0.05).

Kesiapan anak dalam menghadapi menarche dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu, pengetahuan anak, usia anak saat mengalami

menarche, sumber informasi tentang menstruasi sebelum anak tersebut

mengalami menarche, dan sikap terhadap menstruasi sebelum anak

mengalami menarche (Astriana, 2017).

Pengetahuan tentang menstruasi di mempunyai hubungan yang

sangat erat dengan kesiapan dalam menghadapi menarche. Dimana

semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman remaja putri tentang

menstruasi maka akan lebih siap untuk menghadapi menstruasi

pertamanya.

Asumsi peneliti bahwa menstruasi pertama sering dihayati oleh

anak gadis sebagai suatu pengalaman traumatis, terkadang anak yang

belum siap menghadapi menarche dikarenakan memiliki pengetahuan

yang kurang sehingga akan timbul keinginan untuk menolak proses

fisiologis tersebut, anak akan merasa haid sebagai sesuatu yang kejam

dan mengancam, keadaan ini dapat berlanjut ke arah yang lebih negatif,
55

dimana anak tersebut memiliki gambaran fantasi yang sangat aneh

bersamaan dengan kecemasan dan ketakutan yang tidak masuk akal,

dapat juga disertai dengan perasaan bersalah atau berdosa, dimana semua

hal tersebut dikaitkan dengan masalah perdarahan pada organ kelamin

dan proses haidnya. Tetapi berbeda bagi anak yang memiliki

pengetahuan baik, dimana telah siap dalam menghadapi menarche,

mereka akan merasa senang dan bangga, dikarenakan anak menganggap

dirinya sudah dewasa secara biologis.

Semakin baik dukungan orang tua yang diberikan kepada anaknya,

maka semakin baik juga kesiapan anak dalam menghadapi menstruasi

pertamanya. Sejalan dengan penelitian Utami (2008) mengatakan remaja

putri memerlukan dukungan orang-orang yang berada disekitarnya dalam

menghadapi menarche. Perhatian dari orang tua merupakan salah satu

faktor psikologis bagi anak, apabila kebutuhan informasi ini tidak

terpenuhi akan menyebabkan anak menjadi tidak tahu bagaimana

menghadapi menarche dan tidak siap dalam menghadapinya.

Dukungan dari keluarga atau orang tua merupakan unsur yang

sangat penting dalam membantu individu menyelesaikan masalah.

Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi

untuk menghadapi masalah akan meningkat juga (Tamher, 2009).

Menurut Nursalam & Kurniawati (2009) bentuk dukungan dapat berupa

dukungan emosional, informasi, penghargaan dan instrumental.


56

D. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu waktu dan tenaga yang

terbatas dengan subjek yang diteliti dalam jumlah besar sehingga hanya

dilakukan pengisian kuesioner secara terpimpin dan tidak melakukan

wawancara secara langsung.


57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan pengetahuan

tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di

SDN 38 kota Bengkulu”, maka penulis dapat dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dari 90 responden, didapatkan hasil hampir setengahnya responden

dengan pengetahuan kurang, kesiapan menarche responden lebih dari

setengahnya responden dengan kategori tidak siap, hampir setengahnya

responden dengan ibu yang berpendidikan tinggi dan lebih dari

setengahnya ibu responden bekerja.

2. Ada hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang menstruasi dengan

kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD 38 Kota

Bengkulu(p=0,027).

3. Tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan kesiapan menarche siswi di

SDN 38 kota Bengkulu (p=1,00) dan tidak ada hubungan pekerjaan ibu

dengan kesiapan menarche siswi di SDN 38 kota Bengkulu (p=0,273).

B. Saran

1. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang

pengetahuan menstruasi dan kesiapan menarche pada siswi Sekolah Dasar

57
58

sehingga bisa menjadi salah satu program kegiatan penyuluhan bagi

mahasiswa Kebidanan dan tenaga pendidik di Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

2. Bagi SD 38 Kota Bengkulu

Pihak sekolah dapat bekerja sama dengan Puskesmas di wilayahnya untuk

melakukan penyuluhan pada siswi kelas 4 sampai kelas 6 tentang kesiapan

menarche untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapan siswi

menghadapi menarche.

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai dasar bagi

pengemabngan penelitian ini dengan menggunakan desain kohor dan

meneliti variabel lainnya seperti pran ibu, status gizi, dukungan keluarga

dan dukungan sekolah dengan sampel lebih banyak lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, C., & Febrianty, R. (2017). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Peran Ibu
dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche pada Siswi Kelas 4-6
di SD 3 Peuniti Kota Banda Aceh.

Astriana. (2017). Hubungan Status Gizi Dengan Usia Menarche Di Madrasah


Tsanawiyah (MTs ) Dinniyah Putri Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.
Jurnal Kebidanan Vol 3, No 4, Oktober2017: 196 -203

Badan Pusat Statistik Kota Bengkulu. (2019). jumlah remaja putri berdasarkan
usia. Bengkulu

Chrisanti dan Sudarma. (2018). Hubungan Konsumsi Susu Dengan Usia


Menarche Pada Anak Usia 12-15 Tahun. Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun
2018

Harnani. (2016). Teori Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Haruna, S. R., & Rahim, A. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan


Kesiapan Menghadapi Menarche Dengan Kecemasan Siswi Pada Kelas V
Dan Vi Di Sd Inpres Tello Baru 1/1.

Hidayah, N., & Palila, S. (2018). Kesiapan Menghadapi Menarche pada Remaja
Putri Prapubertas Ditinjau dari Kelekatan Aman Anak dan Ibu.

Jalaluddin (2011) Pengetahuan, Konsep dan Teori Pendidikan. Jakarta: Aksara


Baru

Juwita, S. (2018). Hubungan Dukungan Ibu dengan Kesiapan Remaja Putri dalam
Mengahadapi Menarche. KESMARS:

Eny. (2014). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika.

Mahakam, J. H., Purwanto, E., & Hendriani, D. (2015). Hubungan pengetahuan


siswi kelas IV SD tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi
menarche.

Makarimah. (2017). Status Gizi Dan Persen Lemak Tubuh Berhubungan Dengan
Usia Menarche Anak Sekolah Dasar Di Sd Muhammadiyah Gkb 1 Gresik.
Media Gizi Indonesia, Vol. 12, No. 2 Juli –Desember 2017: hlm. 191–198

Masturoh. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

59
60

Meylina, K. C. (2019) „hubungan tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan


kesiapan menghadapi menarche di SDN Bulutengger Sekaran Lamongan‟,
Skripsi, pp. 1–86. Available at: http://repository.unair.ac.id/91071/.

Novitasarai. 92018). Hubungan Pengetahuan Tentang Menstruasi dengan


Kesiapan Dalam Menghadapi Menarche Pada Siswi SDN Asrikaton 1.
http://journal2.um.ac.id/index.php/preventia/article/download/5923/3048

Nurngaini, S. (2005). Kesiapan remaja putri sekolah dasar dalam menghadapi


menarche dini studi kualitatif pada siswa SD Islam Al-Azhar 14 Semarang
tahun 2002. Terdapat pada:
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=1989. Diakses
tanggal 22 Agustus 2013.

Nurmawati, I., & Erawantini, F. (2019). Hubungan Pengetahuan Tentang


Menstruasi Dengan Kesiapan Siswi Sd Dalam Menghadapi Menarche.

Ratnaningsih. (2017). Hubungan Status Gizi Dengan Usia Menarche Pada Siswa
Sd Negeri Desa Sidoarum Kecamatan Godean Yogyakarta.
http://digilib.unisayogya.ac.id

Riset Kesehatan Dasar. (2018). Data usia menarche. Jakarta

Rumiyandini et al (2021). Pengetahuan berhubungan dengan kesiapan siswi dalam


menghadapi menarche di SDN Kaliurip Purworejo. Indonesian Midwifery
and Health Sciences Journal. Volume 5 No. 2, April 2021

Sholeha, H. (2016). Hubungan Kesiapan Menghadapi Menarche dengan Tingkat


Kecemasan Pada Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Di Desa Ajung
Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember.

Sinaga et al. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta : Penerbit


Universitas Nasional, ISBN 978-602-60325-4-6. https://ppi.unas.ac.id/wp-
content/uploads/2017/06/buku-manajemen-kesehatan-menstruasi-oke.pdf. di
unduh tanggal 4 Juli 2021 pk. 08:00 wib

Siregar, D. S. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga tentang Menstruasi dengan


Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche di SMP Swasta Nurul Ilmi
Padang sidimpuan.

Sukarni K, I. & M. Z. (2013). kehamilan, persalinan, dan nifas (pertama). Nuha


Medika.

Yamani. (2017). Hubungan Pengetahuan Tentang Menarche Terhadap Tingkat


Kecemasan Pada Remaja Putri Awal. Skripsi.
61

Yazia. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesiapan Anak Sd


Dalam Menghadapi Haid Pertama. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 4
Nomor 2, Mei 2021
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
SURAT PENGANTAR SEBAGAI RESPONDEN

Yth. Saudari Responden


Di-
Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Mahasiswa Program Sarjana
Terapan Kebidanan Poltekkes kemenkes Bengkulu akan melakukan penelitian
mengenai “Hubungan pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan
menghadapi menarche pada siswi di SDN 38 kota Bengkulu”
Nama : Reza Fajar Sari
NPM : P0 5140320 091
Kepada saudara saya mohon untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-
benarnya. Jawaban yang diberikan tidak akan disebarluaskan dan akan dijaga
kerahasiannya. Atas kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,
Peneliti

(Reza Fajar Sari


Lampiran 7

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Kelas :
Dengan ini bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan
oleh Reza Fajar Sari, Mahasiswa Program Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu dengan judul “Hubungan pengetahuan tentang
menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SDN 38
kota Bengkulu”.
Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berdampak
negatif terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden penelitian
ini.

Bengkulu, 03 Desember 2021


Responden

( )
Lampiran 8

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN


KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHEPADA SISWI
DI SDN 38 KOTA BENGKULU

A. Identitas Responden
Nama Responden :
Kode Responden :
Pendidikan Ibu :
Pekerjaan Ibu :

B. Pengetahuan Menstruasi
1. Apakah anda pernah mendengar tentang menarche:
a. Ya
b. Tidak

2. Apakah anda sudah mengalami menstruasi pertama


a. Ya
b. Tidak

3. Menarche/ haid/ menstruasi pertama adalah:


a. Keluarnya darah dari kemaluan sebagai menstruasi yang pertama kali
dialami oleh remaja putri
b. Luka yang mengeluarkan darah
c. Nyeri pada haid

4. Menarche merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada


seorang gadis yang sedang menginjak:
a. Dewasa
b. Kanak-kanak
c. Orang tua

5. Menurut anda kapankah menstruasi pertama terjadi:


a. 10– 14 Tahun
b. 11 – 16 Tahun
c. 12 – 18 Tahun
6. Berapa lamakah menstruasi itu biasanya akan terjadi:
a. 2-7 hari
b. 3-4 hari
c. 10 hari

7. Berapa lamakah siklus menstruasi normal akan terjadi:


a. Setiap 5 hari
b. Setiap 8 hari
c. Setiap 28 hari

8. Apa yang menyebabkan kebanyakan remaja puteri sering mengalami keram


sewaktu menstruasi:
a. Karena hormon seks yang meningkat
b. Karena otot-otot rahim berkontraksi
c. Karena darah yang banyak keluar

9. Pembalut saat menstruasi sebaiknya diganti kapan:


a. 0 – 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 4 – 5 kali sehari

10. Menurut anda, apabila seorang wanita telah mendapatkan haid, itu pertanda
bahwa wanita tersebut:
a. Sudah boleh pacaran
b. Sudah dewasa
c. Sudah boleh menikah

11. Kapankah menstruasi normal akan terjadi:


a. Satu bulan sekali
b. Empat bulan sekali
c. Lima bulan sekali

12. Menurut anda, apakah seorang wanita mengalami nyeri apabila mendapatkan
haid pertama / menarche:
a. Ya
b. Tidak

13. Gejala menjelang menstruasi antara lain :


a. nyeri di payudara sekitar pinggul, pegal linu
b. muncul jerawat lebih mudah marah.
c. Benar semua
14. Nyeri perut bagian bawah yang terjadi sebelum pada saat dan sesudah
menstruasi disebut
a. Dismenore.
b. Menstruasi
c. Amenore
15. Perubahan fisik yang terjadi pada waktu menarche adalah kecuali...
a. Buah dada yang mengembang
b. Suka pada lawan jenis
c. Panggul melebar

C. Kesiapan Menghadapi Menarche


PETUNJUK : Berikan tanda (√) pada kolom yang disediakan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju

NO PERNYATAAN SS S TS STS
1* Saya akan menanyakan tentang menstruasi pada
ibu saya
2* Saya menghadapi menstruasi pertama sebagai
tanda kematangan diri saya sebagai wanita
3 Saya takut menghadapi menstruasi pertama
saya
4 Saya bingung untuk menghadapi menstruasi
pertama saya nanti
5 Saya menganggap menstruasi sebagai suatu hal
yang tabu dan tidak perlu diceritakan dengan
orang lain
6 Menstruasi akan membuat saya merasa malu,
tidak ingin belajar dan pergi ke sekolah
7 Saya menganggap menstruasi sebagai suatu hal
yang akan merepotkan karena saat menstruasi
harus membawa pembalut kemana-mana dan
menggantinya.
8 Saya merasa menstruasi akan menurunkan
kepercayaan diri saya saat bergaul/ bermain
bersama teman-teman
9* Menstruasi merupakan salah satu ciri kesiapan
saya sebagai perempuan yang beranjak dewasa
10 Saya menganggap menstruasi yang akan terjadi
sebagai sesuatu yang kotor
Lampiran 9

MASTER TABEL DATA PENELITIAN

Kesiapan
Pengetahuan Pendidikan Pekerjaan
No Nama menarche
skor Kode skor Kode Pendidikan Kode Pekerjaan Kode
1 Malinda 12 0 33 0 SMA 1 IRT 0
2 Elsa 8 2 37 0 S1 1 PNS 1
3 Rahma 7 2 29 1 SMA 1 IRT 0
Rinda
4 Lestari 13 0 35 0 SMA 1 Dagang 1
5 Rokayah 8 2 30 1 S2 1 PNS 1
6 Agesti n 11 1 29 1 SMA 1 Dagang 1
7 Ova T 8 2 29 1 SMA 1 Buruh 1
8 Kinanti 7 2 28 1 S1 0 PNS 1
Adelia
9 Febriana 8 2 36 0 SMP 2 IRT 0
Bellia
10 safitri 13 0 33 0 SMP 2 Dagang 1
11 IRMA K 13 0 34 0 S1 1 IRT 0
12 Relly U 7 2 27 1 SMP 2 IRT 0
13 Widia 12 0 29 1 S1 0 PNS 1
14 Selta 13 0 35 0 SMA 0 IRT 0
15 Nova 6 2 27 1 SMA 1 Toko baju 1
Toko
16 Santia 12 0 32 0 S1 0 manisan 1
17 Nihla Rizka 8 2 34 0 SMA 1 IRT 0
18 Venny 11 1 30 1 SMP 2 IRT 0
Wita
19 Oktarina 10 1 29 1 S1 0 Guru 1
20 Qarinna 8 2 29 1 SMEA 1 Dagang 1
21 Maya 8 2 35 0 S1 0 IRT 0
Warung
22 Dwi Putri 7 2 28 1 SMA 1 bakso 1
23 Widya 11 1 27 1 S1 0 IRT 0
24 Jesi 7 2 30 1 SMA 1 Dagang 1
25 Yessi 13 0 26 1 S1 0 PNS 1
26 Yely a 8 2 32 0 S2 0 IRT 0
27 Siti 6 2 29 1 S1 0 PNS 1
28 Dini F 11 1 29 1 S1 0 PNS 1
29 Tia Suci 8 2 30 1 SMA 1 Dagang 1
30 Sella n 10 1 34 0 S1 0 IRT 0
31 Viky 11 1 29 1 SMA 1 Dagang 1
32 Syndi 10 1 26 1 SMA 1 Toko baju 1
Dagang
33 Maryani 8 2 28 1 SMP 2 sayur 1
34 Emilia 11 1 25 1 S1 0 IRT 0
35 Dede 10 1 32 0 SMA 1 IRT 0
36 Lusiana 13 0 35 0 S1 0 PNS 1
37 Mediya 7 2 27 1 S1 0 PNS 1
38 Aisyah 8 2 26 1 SMA 1 IRT 0
39 Dian 13 0 30 1 SMP 2 IRT 0
40 Sinta i 11 1 33 0 S1 0 IRT 0
Warung
41 Khairunnisa 11 1 28 1 SMA 1 manisan 1
42 Mutiara 8 2 27 1 S1 0 IRT 0
43 Sartika 11 1 29 1 SMA 1 IRT 0
44 Rina 11 1 26 1 SMA 1 IRT 0
45 Dahlia 14 0 35 0 S1 0 Guru SMP 1
46 Nisa 10 1 34 0 S1 0 IRT 0
47 Indah 11 1 35 0 S1 0 Dagang 1
48 Ariska h 8 2 26 1 SMA 1 IRT 0
49 Sesarya 10 1 32 0 S2 0 IRT 0
Jualan
50 Vika 10 1 34 0 SMA 1 sayur 1
51 Mei Nur 13 0 27 1 S2 0 IRT 0
Mengelola
rumah
52 Wena 10 1 36 0 SMA 1 makan 1
53 Friska 11 1 33 0 SMA 1 IRT 0
54 Fasliana 8 2 29 1 S1 0 IRT 0
55 Tria 7 2 27 1 SMA 1 IRT 0
56 Ayu 8 2 26 1 S1 0 IRT 0
57 Meiti 11 1 32 0 S1 0 PNS 1
58 nurma 8 2 33 0 S1 0 PNS 1
59 Liana 11 1 30 1 S1 0 IRT 0
60 Nengsih 7 2 29 1 S1 0 PNS 1
61 Widia 13 0 38 0 S1 0 IRT 0
Dagang di
62 Tia Suci 11 1 29 1 SMA 1 pasar 1
63 Kirana 10 1 25 1 SMA 1 IRT 0
64 Naomi 6 2 33 0 SMA 1 IRT 0
65 Yuyun 14 0 30 1 S1 0 IRT 0
66 Putri 10 1 34 0 SMA 1 IRT 0
67 Jesika 8 2 29 1 SMA 1 IRT 0
68 Loli 9 1 27 1 SMA 1 IRT 0
69 Kiki 8 2 37 0 S1 0 IRT 0
70 Fitria 14 0 29 1 S1 0 PNS 1
71 Triana 9 1 24 1 S1 0 IRT 0
72 Diandra 11 1 24 1 SMA 1 Penjahit 1
73 Fira 11 1 28 1 SMA 1 IRT 0
74 Dian 8 2 33 0 S1 0 IRT 0
75 Susianti 9 1 30 1 SMA 1 Penjahit 1
76 Ferly 10 1 35 0 S1 0 IRT 0
77 Pepinda 8 2 29 1 SMA 1 IRT 0
78 Rianda 7 2 34 0 S1 0 Swasta 1
79 Wiwin 8 2 30 1 S1 0 IRT 0
80 Yanti 13 0 36 0 S1 0 IRT 0
81 Tria 7 2 30 1 SMA 1 Toko baju 1
82 Septiana 13 0 37 0 S1 0 IRT 0
83 Hani 8 2 27 1 SMA 1 Dagang 1
84 Vita 11 1 33 0 S1 0 IRT 0
85 Kikan 6 2 27 1 SMA 1 IRT 0
86 Nani 8 2 35 0 S1 0 PNS 1
87 melyati 11 1 29 1 S1 0 IRT 0
88 Cice 11 1 37 0 S1 0 IRT 0
89 Windy 8 2 30 1 SMA 1 IRT 0
90 Saputri 13 0 36 0 S1 0 IRT 0
Pengetahuan
Kuesioner Pengetahuan
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
1 Malinda 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12
2 Elsa 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 8
3 Rahma 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7
4 Rinda Lestari 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 13
5 Rokayah 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 8
6 Agesti n 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 11
7 Ova T 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 8
8 Kinanti 1 0 C 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 7
Adelia
9 Febriana 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 8
10 Bellia safitri 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13
11 IRMA K 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
12 Relly U 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7
13 Widia 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12
14 Selta 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13
15 Nova 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 6
16 Santia 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
17 Nihla Rizka 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 8
18 Venny 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 11
19 Wita Oktarina 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 10
20 Qarinna 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 8
21 Maya 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 8
Dwi Putri
22 Mabella 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 7
23 Widya 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 11
24 Jesi 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7
25 Yessi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 13
26 Yely a 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 8
27 Siti 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 6
28 Dini F 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 11
29 Tia Suci 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 8
30 Sella n 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 10
31 Viky 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 11
32 Syndi 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 10
33 Maryani 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 8
34 Emilia 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11
35 Dede 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 10
36 Lusiana 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 13
37 Mediya 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 7
38 Aisyah 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8
39 Dian 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 13
40 Sinta i 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11
41 Khairunnisa 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 11
42 Mutiara 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8
43 Sartika 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 11
44 Rina 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11
45 Dahlia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
46 Nisa 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 10
47 Indah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11
48 Ariska h 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 8
49 Sesarya 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 10
50 Vika 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10
51 Mei Nur 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 13
52 Wena 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 10
53 Friska 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 11
54 Fasliana 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 8
55 Tria 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 7
56 Ayu 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 8
57 Meiti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 11
58 Nurma 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 8
59 Liana 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 11
60 Nengsih 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 7
61 Widia 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 13
62 Tia Suci 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 11
63 Kirana 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10
64 Naomi 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 6
65 Yuyun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
66 Putri 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 10
67 Jesika 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 8
68 Loli 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 9
69 Kiki 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8
70 Fitria 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14
71 Triana 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 9
72 Diandra 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 11
73 Fira 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 11
74 Dian 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 8
75 Susianti 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 9
76 Ferly 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 10
77 Pepinda 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 8
78 Rianda 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 7
79 Wiwin 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 8
80 Yanti 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 13
81 Tria 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 7
82 Septiana 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13
83 Hani 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 8
84 Vita 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 11
85 Kikan 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 6
86 Nani 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 8
87 Melyati 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 11
88 Cice 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 11
89 Windy 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8
90 Saputri 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
Kesiapan Menarche

KUESIONER KESIAPAN MENSTRUASI


Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Kategori Kode
1 Malinda 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 33 Siap 0
2 Elsa 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 37 Siap 0
3 Rahma 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 29 Tidak 1
4 Rinda Lestari 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 35 Siap 0
5 Rokayah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Tidak 1
6 Agesti n 4 3 4 3 3 2 3 2 3 2 29 Tidak 1
7 Ova T 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 29 Tidak 1
8 Kinanti 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28 Tidak 1
9 Adelia Febriana 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 36 Siap 0
10 Bellia safitri 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 33 Siap 0
11 IRMA K 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 34 Siap 0
12 Relly U 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 27 Tidak 1
13 Widia 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 29 Tidak 1
14 Selta 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 35 Siap 0
15 Nova 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 27 Tidak 1
16 Santia 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 32 Siap 0
17 Nihla Rizka 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 34 Siap 0
18 Venny 4 3 4 3 2 4 3 2 2 3 30 Tidak 1
19 Wita Oktarina 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 29 Tidak 1
20 Qarinna 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 29 Tidak 1
21 Maya 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 35 Siap 0
Dwi Putri
22 Mabella 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 28 Tidak 1
23 Widya 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 27 Tidak 1
24 Jesi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Tidak 1
25 Yessi 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 26 Tidak 1
26 Yely a 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 32 Siap 0
27 Siti 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 29 Tidak 1
28 Dini F 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 29 Tidak 1
29 Tia Suci 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 30 Tidak 1
30 Sella n 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 34 Siap 0
31 Viky 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 29 Tidak 1
32 Syndi 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 26 Tidak 1
33 Maryani 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 28 Tidak 1
34 Emilia 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 25 Tidak 1
35 Dede 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 32 Siap 0
36 Lusiana 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 35 Siap 0
37 Mediya 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 27 Tidak 1
38 Aisyah 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 26 Tidak 1
39 Dian 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Tidak 1
40 Sinta i 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 33 Siap 0
41 Khairunnisa 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 28 Tidak 1
42 Mutiara 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 27 Tidak 1
43 Sartika 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 29 Tidak 1
44 Rina 3 4 3 3 2 3 2 2 2 2 26 Tidak 1
45 Dahlia 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 35 Siap 0
46 Nisa 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 34 Siap 0
47 Indah 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 35 Siap 0
48 Ariska h 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 26 Tidak 1
49 Sesarya 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 32 Siap 0
50 Vika 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 34 Siap 0
51 Mei Nur 4 3 2 3 3 2 2 3 2 3 27 Tidak 1
52 Wena 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 36 Siap 0
53 Friska 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 33 Siap 0
54 Fasliana 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 29 Tidak 1
55 Tria 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 27 Tidak 1
56 Ayu 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 26 Tidak 1
57 Meiti 3 2 3 3 3 2 4 4 4 4 32 Siap 0
58 nurma 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 33 Siap 0
59 Liana 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 30 Tidak 1
60 Nengsih 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 29 Tidak 1
61 Widia 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 38 Siap 0
62 Tia Suci 3 2 3 4 3 4 3 2 2 3 29 Tidak 1
63 Kirana 3 2 3 1 3 2 2 3 2 4 25 Tidak 1
64 Naomi 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 33 Siap 0
65 Yuyun 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 30 Tidak 1
66 Putri 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 34 Siap 0
67 Jesika 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 29 Tidak 1
68 Loli 4 3 4 3 2 2 3 2 2 2 27 Tidak 1
69 Kiki 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 37 Siap 0
70 Fitria 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 Tidak 1
71 Triana 3 1 3 2 3 2 4 2 2 2 24 Tidak 1
72 Diandra 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 24 Tidak 1
73 Fira 3 3 4 4 3 2 2 2 2 3 28 Tidak 1
74 Dian 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 33 Siap 0
75 Susianti 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 30 Tidak 1
76 Ferly 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 35 Siap 0
77 Pepinda 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 29 Tidak 1
78 Rianda 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 34 Siap 0
79 Wiwin 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 30 Tidak 1
80 Yanti 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 36 Siap 0
81 Tria 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Tidak 1
82 Septiana 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 37 Siap 0
83 Hani 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 27 Tidak 1
84 Vita 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 33 Siap 0
85 Kikan 3 3 4 4 2 2 3 2 2 2 27 Tidak 1
86 Nani 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 35 Siap 0
87 Melyati 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29 Tidak 1
88 Cice 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37 Siap 0
89 Windy 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 30 Tidak 1
90 Saputri 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 36 Siap 0
Lampiran 10

HASIL PENGOLAHAN DATA

Frequencies

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 18 20.0 20.0 20.0
Cukup 34 37.8 37.8 57.8
Kurang baik 38 42.2 42.2 100.0
Total 90 100.0 100.0

Kesiapan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Siap 37 41.1 41.1 41.1
Tidak siap 53 58.9 58.9 100.0
Total 90 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pendidikan tinggi 44 48.9 48.9 48.9
Pendidikan menengah 40 44.4 44.4 93.3
Pendidikan rendah 6 6.7 6.7 100.0
Total 90 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 51 56.7 56.7 56.7
tidak bekerja 39 43.3 43.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pengetahuan * Kesiapan Crosstabulation

Kesiapan

Siap Tidak siap Total


Pengetahuan Baik Count 12 6 18
% within Pengetahuan 66.7% 33.3% 100.0%
Cukup Count 14 20 34
% within Pengetahuan 41.2% 58.8% 100.0%
Kurang baik Count 11 27 38
% within Pengetahuan 28.9% 71.1% 100.0%
Total Count 37 53 90
% within Pengetahuan 41.1% 58.9% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 7.178 2 .028
Likelihood Ratio 7.195 2 .027
Linear-by-Linear Association 6.738 1 .009
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 7,40.

Pendidikan * Kesiapan Crosstabulation

Kesiapan

Siap Tidak siap Total


Pendidikan Pendidikan tinggi Count 35 49 84
% of Total 38.9% 54.4% 93.3%
Pendidikan dasar Count 2 4 6
% of Total 2.2% 4.4% 6.7%
Total Count 37 53 90
% of Total 41.1% 58.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .161 1 .689
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .164 1 .685
Fisher's Exact Test 1.000 .521
Linear-by-Linear Association .159 1 .690
b
N of Valid Cases 90
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,47.
b. Computed only for a 2x2 table
Pekerjaan * Kesiapan Crosstabulation

Kesiapan

Siap Tidak siap Total


Pekerjaan Bekerja Count 24 27 51
% within Pekerjaan 47.1% 52.9% 100.0%
tidak bekerja Count 13 26 39
% within Pekerjaan 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 37 53 90
% within Pekerjaan 41.1% 58.9% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
1.720 1 .190
b
Continuity Correction 1.199 1 .273
Likelihood Ratio 1.734 1 .188
Fisher's Exact Test .204 .137
Linear-by-Linear Association 1.701 1 .192
b
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,03.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 11
Lampiran 13

Kelas IV A

Pembagian Lembar Kuesioner

Pengisian Lembar Kuesioner

Setelah pengisian Lembar Kuesioner


Kelas IV B

Pembagian Lembar Kuesioner

Pengisian Lembar Kuesioner

Setelah pengisian Lembar Kuesioner


Kelas V A

Pembagian Lembar Kuesioner

Pengisian Lembar Kuesioner

Setelah Pengisian Lembar Kuesioner


Kelas V B

Pembagian Lembar Kuesioner

Pengisian Lembar Kuesioner

Setelah Pengisian Lembar Kuesioner


Kelas VI A

Pembagian Lembar Kuesioner

Pengisian Lembar Kuesioner

Setelah Pengisian Lembar Kuesioner


Kelas VI B

Pembagian Lembar Kuesioner

Pengisian Lembar Kuesioner

Setelah Pengisian Lembar Kuesioner

Anda mungkin juga menyukai