Anda di halaman 1dari 108

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN

PENGISIAN BUKU KIA PADA BAGIAN ANAK


DI PUSKESMAS GUNUNGHALU

SKRIPSI

Oleh :
ENDEN KARTINI S
314221132

PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2022
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN
PENGISIAN BUKU KIA PADA BAGIAN ANAK
DI PUSKESMAS GUNUNGHALU

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Kebidanan

Oleh :
ENDEN KARTINI S
314221132

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2022

ii
iii
iv
PERNYATAAN

Saya yang menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan


Pengetahuan Ibu Dengan Kelengkapan Pengisian Buku Kia Pada Bagian
Anak di Puskesmas Gununghalu”, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada
bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Cimahi, Juli 2022


Yang membuat pernyataan

Enden Kartini S

v
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2022

ENDEN KARTINI S
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN
PENGISIAN BUKU KIA PADA BAGIAN ANAK DI PUSKESMAS
GUNUNGHALU
xi + 60 Halaman + 5 tabel + 11 Lampiran + 1 Gambar

ABSTRAK
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan di Indonesia. Japan International Cooperation Agency
(JICA) menyusun Buku Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 1947, dan terbukti
efektif menurunkan AKI dan AKB karena dapat mendeteksi kehamilan resiko
tinggi sejak awal (Wijhati, 2017). Pada hasil studi pendahuluan di Puskesmas
Gununghalu dalam pemanfaatan buku KIA ada sebanyak (72,65%) ini
menunjukan bahwa memang belum mencapai target nasional sebesar (85%).
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu dengan
kelengkapan pengisian buku KIA di Puskesmas Gununghalu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif
yaitu metode yang menggunakan metode korelasi, dengan desain secara cross
sectional. Sampel penelitian sebanyak 72 ibu Balita. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner, dan data diuji menggunakan Chi-square.
Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih dari setengah dari ibu balita memiliki
pengetahuan yang baik (51,4%), dan lebih dari setengah ibu balita (61,1%) tidak
lengkap dalam mengisi buku KIA sehingga terdapat hubungan antara pengetahuan
tentang pengisian buku KIA dengan kelengkapan pengisian buku KIA di bagian
anak Puskesmas Gununghalu dengan p.Value = (0,019).
Saran dari penelitian ini adalah hasil penelitian dapat dijadikan informasi terhadap
catatan pertumbuhan dan perkembangan Balita terutama dalam pemenfaatan buku
KIA oleh Ibu dan keluarga.

Kata kunci : Cross sectional Study, Pengetahuan Ibu Balita dan Pengisian
Kelengkapan Buku KIA.
Kepustakaan : 8 Buku dan 11 Jurnal (2013-2022)

vi
MIDWIFE STUDY PROGRAM (S 1)
FACULTY OF HEALTH SCIENCE AND TECHNOLOGY
UNIVERSITY OF GENERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2022

ENDEN KARTINI S
RELATIONSHIP OF MOTHER'S KNOWLEDGE WITH COMPLETENESS
OF FILL OUT KIA BOOK IN CHILDREN'S SECTION AT GUNUNGHALU
PUSKESMAS
xi + 60 Pages + 5 tables + 11 Appendix + 1 Picture

ABSTRACT
The Maternal and Child Health Program (KIA) is one of the main priorities for
health development in Indonesia. The Japan International Cooperation Agency
(JICA) compiled the Maternal and Child Health Book in 1947, and it has been
proven effective in reducing MMR and IMR because it can detect high-risk
pregnancies early on (Wijhati, 2017). In the results of a preliminary study at the
Gununghalu Health Center in the use of MCH books (72.65%) this shows that it
has not reached the national target of (85%).
The purpose of this study was to determine the relationship between mother's
knowledge and the completeness of filling out the KIA book at the Gununghalu
Public Health Center.
The method used in this study is a type of quantitative research, namely a method
that uses the correlation method, with a cross-sectional design. The research
sample was 72 mothers under five. The data collection tool used is a
questionnaire, and data were tested using Chi-square.
The results showed that more than half of mothers of children under five had
good knowledge (51.4%), and more than half of mothers of children under five
(61.1%) were incomplete in filling out the MCH handbook so that there was a
relationship between knowledge of MCH book filling and completeness. filling out
the MCH book in the children's section of the Gununghalu Public Health Center
with p.Value = (0.019).
Suggestions from this study are the results of the research can be used as
information on the growth and development records of Toddlers, especially in the
use of MCH books by mothers and families.

Keywords : Cross-sectional Study, Mother Toddler Knowledge and


Complete KIA Handbook.
Bibliography : 8 Books and 11 Journal (2013-2022)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT atas rahmat dan kasih

sayangnya yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan tepat waktu.

Skripsi yang penulis susun berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu

dengan Kelengkapan Pengisian Buku KIA Pada Bagian Anak di Puskesmas

Gununghalu”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Kebidanan di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan (FITKes)

Universitas Jenderal Achmad Yani.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam Penelitian ini, masih jauh dari

sempurna baik dari segi pembahasan maupun dalam teknik penulisannya. Tanpa

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sangat sulit kiranya untuk

menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Gunawan Irianto, dr., M.Kes (MARS), selaku Ketua Dekan

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad

Yani Cimahi.

2. Ibu Sri Yuniarti, SKM., MKM selaku Kepala Prodi Kebidanan (S 1)

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan (FITKes) Universitas Jenderal

Achmad Yani.

3. Ibu Indria Astuti, M.Keb selaku pembimbing I yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian penulisan Skripsi ini.

viii
4. Ibu Rani Sumarni, M.Keb selaku pembimbing II yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian penulisan Skipsi ini.

5. Kepada Ka. Puskesmas Gununghalu yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian.

6. Rekan-rekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan (FITKes)

Universitas Jenderal Achmad Yani, terutama mahasiswi Program Studi

Kebidanan (S1) yang telah bersama-sama berjuang menempuh pendidikan

dan saling mendukung dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Suami terkasih dan anakku yang telah memberikan dorongan baik moril

dan materil kepada penulis.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat

untuk perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu kebidanan pada

khususnya.

Cimahi, Juli 2022

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................. iv
ABSTRAK.............................................................................................. v
ABSTRACT............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR............................................................................ vii
DAFTAR ISI........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 6
1. Tujuan Umum ............................................................ 6
2. Tujuan Khusus ........................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 6
1. Manfaat Teoritik ....................................................... 6
2. Manfaat Praktis .......................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan...................................................... 8
B. Perkembangan Anak...................................................... 13
C. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).......................... 21
BAB III METODE PENELITIAN..................................................... 30
A. Jenis dan Desain Penelitian ......................................................... 30
B. Variabel Penelitian ....................................................................... 30
C. Kerangka Konsep.......................................................................... 31

x
D. Definisi Operasional...................................................................... 31
E. Populasi dan Sampel..................................................................... 33
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 34
G. Alat Ukur/Instrument Penelitian ................................................ 35
H. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 35
I. Prosedur Penelitian....................................................................... 38
J. Manajemen Data dan Analisis Data............................................ 39
K. Etika Penelitian............................................................................. 42
L. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................... 45
A. Hasil Penelitian................................................................ 45
B. Pembahasan.....................................................................47
BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................... 57
A. Simpulan.......................................................................... 57
B. Saran................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 59

xi
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional........................................................... 32

Tabel 3.2 Tabel Interpretasi Data Hasil........................................................ 41

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan ibu Balita......... 45

Tabel 4.2 Distribusi Responden Pengisian Kelengkapan Buku KIA........... 46

Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Pengisian Buku

KIA.............................................................................................. 46

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Angket Observasi

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan

Lampiran 6 Master Tabel Hasil Penelitian Pengetahuan

Lampiran 7 Surat Rekomendasi LPPM

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 9 Lembar Konsultasi

Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 11 Buku KIA

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas

utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab

terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin dan bayi neonatal.

Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit

pada ibu dan anak melalui peningkatan mutu pelayanan dan menjaga

kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan prenatal di tingkat pelayanan

dasar dan pelayanan rujukan primer (Sistriani, 2014).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

salah satu indikator status Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dapat

menggambarkan kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan

(Kemenkes, 2014). Japan International Cooperation Agency (JICA) menyusun

Buku Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 1947, dan terbukti efektif

menurunkan AKI dan AKB karena dapat mendeteksi kehamilan resiko tinggi

sejak awal (Wijhati, 2017).

Upaya-upaya Pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan

mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS), yang terimplementasi dalam

program Jampersal untuk menjamin semua persalinan dilakukan di fasilitas

kesehatan oleh tenaga terlatih, penyediaan Pelayanan Obstetrik Neonatal

Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi

1
2

Komprehensif (PONEK), serta pemerintah membuat kebijakan bagi tenaga

kesehatan untuk menggunakan buku KIA sebagai alat komunikasi dan media

penyuluhan bagi ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan

ibu dan anak termasuk rujukan dan standar pelayanan KIA dalam Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia 284/MENKES/SK/III/2004.

(Kemenkes RI, 2015)

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya

Kesehatan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan

hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan

dan diskriminasi sehingga perlu dilakukan upaya kesehatan anak secara

terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Upaya kesehatan anak

dilakukan sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 18 (delapan

belas) tahun. Upaya kesehatan anak yang dimaksud dalam Permenkes Nomor

25 Tahun 2014 dilakukan melalui pelayanan kesehatan janin dalan kandungan,

kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, anak balita, dan prasekolah,

kesehatan anak usia sekolah dan remaja, dan perlindungan kesehatan anak

(Kemenkes, 2020).

Buku KIA digunakan sebagai buku catatan tentang kesehatan ibu dan anak

yang merupakan gabungan beberapa kartu kesehatan agar pelayanan

kesehatan dapat diberikan sesuai dengan standar, komprehensif dan

berkesinambungan (Rahayu et al., 2015). Penggunaan Buku KIA merupakan

salah satu strategi pemberdayaan masyarakat untuk memelihara kesehatan dan

mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas. Buku KIA
3

berisi informasi dan materi penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu dan

anak, kartu ibu hamil, KMS balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan

anak (Sistriani, 2014).

Fenomena yang terjadi di masyarakat berdasarkan penelitian sebelumnya

oleh (Farida, 2016) yang dilakukan di Puskesmas Kabupaten Karawang

menyatakan bahwa ibu mengangap bahwa Buku KIA hanya buku Bidan yang

harus dibawa sewaktu pemeriksaan karena bidan akan mencatat hasil

pemeriksaan didalam buku tersebut. Akan tetapi, pada kenyataanya mereka

tidak paham bahwa buku KIA adalah buku pegangan ibu dengan berbagai

informasi kesehatan kehamilan yang dapat diterapkan oleh ibu maupun

keluarga. Ibu hamil dengan pemanfaatan yang kurang pada buku KIA

menjadikan ibu memiliki pemahaman yang kurang terhadap cara mendeteksi

dini adanya komplikasi pada kehamilan.

Buku KIA sebagai catatan kesehatan, alat monitoring dan alat komunikasi

antara tenaga kesehatan dengan ibu hamil. Pemanfaatan pelayanan kesehatan

ibu dan anak masih terkendala oleh rendahnya pengetahuan dan sikap ibu

tentang manfaat dari Buku KIA dan cara merangsang perkembangan anak dan

sebagian ibu hamil menganggap hal-hal yang berhubungan dengan Buku KIA

hanya sekedar buku catatan pemeriksaan hamil. Dalam penerapannya banyak

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang atau

masyarakat yaitu pengetahuan, sikap, tradisi (kepercayaan masyarakat),

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan ketersediaan fasilitas kesehatan

(Depkes RI, 2012).


4

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba menurut Bachtiar yang dikutip dari Notoatmodjo

(2012).

Hasil penelitian Yanagisawa (2014) menyatakan bahwa konsisten dalam

penggunaan dan penyebaran serta promosi buku KIA sebagaimana fungsi dan

kelebihannya dapat meningkatkan pengetahuan, perilaku ibu hamil serta

meningkatkan persalinan normal dan aman serta meningkatkan kesehatan

anak di Cambodia. Bidan sebagai petugas kesehatan memiliki peran serta

dalam membantu ibu maupun keluarga untuk peningkatan pengetahuan dan

pemahaman kesehatan kehamilan dengan pemberian informasi-informasi

kesehatan kehamilan yang terdapat dalam buku KIA.

Hasil penelitian Rina hanum (2018) tentang hubungan pengetahuan dan

sikap ibu hamil tentang pemanfaat buku KIA di Puskesmas Namu Ukur juga

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil

terhadap pemanfaatan buku KIA di Puskesmas Namu Ukur. Sehingga bidan

disarankan untuk dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan buku

KIA dan Ibu hamil bisa menggunakannya dari mulai hamil sampai

pemeriksaan balita.

Berdasarkan hasil penelitian (Sirait, 2013) menyatakan bahwa sikap atau

pandangan terhadap pelayanan kesehatan secara signifikan mempengaruhi

pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Pemanfaatan buku KIA


5

oleh ibu dapat dinilai dengan ibu yang selalu membawa buku saat melakukan

kunjungan ke fasilitas kesehatan, membaca, memahami pesan, dan

menerapkan pesan-pesan yang terdapat dalam buku KIA.

Terkait dengan data buku KIA, di Indonesia data tersebut hanya sebatas

cakupan kepemilikan buku KIA dan cakupan penggunaan buku KIA yang

digunakan untuk menilai pemanfaatan buku KIA oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten atau Kota, Puskesmas dan penanggung jawab kesehatan lainnya

dan belum terdapat evaluasi untuk menilai pemanfaatan buku KIA oleh ibu

maupun keluarga. Salah satu indikitor keberhasilan kelengkapan pengisian

buku KIA sesuai dengan panduan pedoman umum peneraparan buku KIA dari

Depkes RI (2009) bahwa ibu Balita dan Kader mengisi semua format yang

tersedia di dalam buku KIA, hal ini merupakan salah satu cara untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan Balita, dan bila ditemkan adanya

keterlambatan atau masalah dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak yang

kompeten (Depkes RI, 2009).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan Februari 2022 yang

dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gununghalu terdapat 6.761 balita dan

sekitar 72,65% Ibu yang pengisian buku KIA tidak lengkap, angka ini belum

memenuhi target nasional yaitu sebesar 85%. Hasil wawancara pada 10 orang

Ibu yang memiliki bayi dan Balita tidak mengetahui cara pengisian buku KIA

khususnya dalam pemantauan pertumbuhan anak yang bisa dilakukan oleh

Ibu maupun keluarga. Dari data di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
6

penelitian yang berjudul “Hubungan pengetahuan Ibu dengan kelengkapan

pengisian buku KIA bagian Anak di Puskesmas Gununghalu”.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara pengetahuan Ibu dengan kelengkapan pengisian

buku KIA di Puskesmas Gununghalu?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu dengan kelengkapan

pengisian buku KIA di Puskesmas Gununghalu.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap pengisian buku KIA di

Puskesmas Gununghalu.

b. Mengetahui gambaran kelengkapan pengisian buku KIA pada anak di

Puskesmas Gununghalu.

c. Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan kelengkapan

pengisian buku KIA di Puskesmas Gununghalu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

kesehatan khususnya dalam pengisian buku KIA.


7

2. Manfaat Praktik atau Aplikatif

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka

meningkatkan kesadaran Ibu dalam pengisian buku KIA.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Pengetahuan

1) Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba menurut Bachtiar

yang dikutip dari Notoatmodjo (2018).

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,

bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak

berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu

objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.

Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak

aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap

positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (Word Health

Organization), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan

oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan,

2010).

2) Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

8
9

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain

a) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-

hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup.

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung

c) Umur

Bertambahnya umur seseorang, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang

lebih dewasa lebih dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Ini ditentukan dari pengalaman dan

kematangan jiwa.
10

b) Faktor Eksternal

a) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

c) Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau

tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi 6 tingkat,

yakni : (Notoatmodjo, 2018)

a) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b) Memahami (Comprehensif)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang

tersebut harus dapat mengintreprestasikan secara benar tentang

objek yang diketahui tersebut.


11

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek

yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang

itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang

tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan,

mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis

dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan

kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f) Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian


12

ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku

dimasyarakat.

d) Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2018)

Menurut Nurhasim (2013) Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang yang ingin

diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat

pengetahuan responden yang meliputi tahu, memahami, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun pertanyaan yang dapat

dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif,

misalnya jenis pertanyaan essay dan pertanyaan objektif, misalnya

pertanyaan pilihan ganda, (multiple choice), betul-salah dan

pertanyaan menjodohkan. Cara mengukur pengetahuan dengan

memberikan pertanyaan – pertanyaan, kemudian dilakukan

penilaian 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah.

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor

yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya

presentase kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu


13

kategori baik (76 -100%), sedang atau cukup (56 – 75%) dan

kurang (<55%). (Arikunto, 2016)

2. Perkembangan Anak

a. Pengertian Anak Balita

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini

ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat

pesat dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi

yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan

tetapi, balita termasuk kelompok yang rawan gizi serta mudah

menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan.

Konsumsi makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan

fisik dan kecerdasan anak sehingga konsumsi makanan berpengaruh

besar terhadap status gizi anak untuk mencapai pertumbuhan fisik dan

kecerdasan anak (Ariani, 2017).

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu

tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima

tahun. Menurut Sediaotomo (2010), balita adalah istilah umum bagi

anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak pra sekolah (3-5 tahun). Saat

usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk

melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.

Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik, namun

kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode

penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan


14

pertumbuhan pasa masa itu menjadi penentu keberhasilan

pertumbuhan dan perkembangan anak pada periode selanjutnya. Masa

tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat

dan tidak akan pernah terulang kembali, karena itu sering disebut

golden age atau masa keemasan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011) menjelaskan

balita merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat. Proses pertumbuhan dan perkembangan

setiap individu berbeda-beda, bisa cepat maupun lambat tergantung

dari beberapa faktor, yaitu nutrisi, lingkungan dan sosial ekonomi

keluarga.

b. Pengertian Perkembangan

Perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan

bentuk atau fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk

pula perubahan pada aspek sosial atau emosional akibat pengaruh

lingkungan. Perkembangan anak menggambarkan peningkatan

kematangan fungsi individu, dan merupakan indikator penting dalam

menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak

harus dipantau secara berkala. Bayi atau anak dengan resiko tinggi

terjadinya penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas,

antara lain bayi prematur, berat lahir rendah, bayi dengan riwayat

asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes mellitus,

gemelli, dll (Wahyuni, 2018).


15

c. Periode Perkembangan Anak

Sidmund Freud terkenal sebagai pengganti teori alam bawah

sadar dan pa kar psikoanalisis. Tapi kita sering lupa bahwa Freud lah

yang menekankan pentingnya arti perkembangan psikososial pada

anak. Freud menerangkan bahwa berbagai problem yang dihadapi

penderita dewasa ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan

yang dialami perkembangan psikososialnya. Dasar psikaonalisis yang

dilakukannya adalah untuk menelusuri akar gangguan jiwa yang

dialami penderita jauh kemasa anak, bahkan kemasa bayi.

Freud membagi perkembangan menjadi 5 tahap, yang secara

berurut dapat dilalui oleh setiap individu dalam perkembangan menuju

kedewasaan.

Adapun tahap perkembangan menurut Freud adalah :

1) Fase oral

Disebut fase oral karena dalam fase ini anak mendapat

kenikmatan dan kepuasan berbagai pengalaman sekitar mulutnya.

Fase oral mencakup tahun pertama kehidupan ketika anak sangat

tergantung dan tidak berdaya. Ia perlu dilindungi agar mendapat

rasa aman. Dasar perkembangan mental sangat tergangtung dari

hubungan ibu – anak pada fase ini. Bila terdapat gangguan atau

hambatan dalam hal ini maka akan terjadi fiksasi oral, artinya

pengalaman buruk, tentang masalah makan dan menyapih akan

menyebabkan anak terfiksasi pada fase ini, sehingga perilakunya


16

diperoleh pada fase oral.

Pada fase pertama belum terselesaikan dengan baik maka

persoalan ini akan terbawa ke fase kedua. Ketidak siapan ini

meskipun belum berhasil ditutupi biasanya kelak akan muncul

kembali berupa berbagai gangguan tingkah laku.

2) Fase anal

Fase kedua ini berlangsung pada umur 1-3 tahun. Pada fase

ini anak menunjukkan sifat ke-AKU-annya. Sikapnya sangat

narsistik dan egoistic. Ia pun mulai belajar kenal tubuhnya sendiri

dan mendapatkan kepuasan dari pengalaman. Suatu tugas penting

dalam yang lain dalam fase ini adalah perkembangan

pembicaraan dan bahasa. Anak mula-mula hanya mengeluarkan

bahasa suara yang tidak ada artinya, hanya untuk merasakan

kenikmatan dari sekitar bibir dan mulutnya. Pada fase ini hubungan

interpersonal anak masih sangat terbatas. Ia melihat benda-benda

hanya untuk kebutuhan dan kesenangan dirinya. Pada umur ini

seorang anak masi ber main sendiri, ia belum bias berbagi atau main

bersama dengan anak lain. Sifatnya sangat egosentrik dan sadistik.

3) Fase falik

Fase falik antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase

oediopal antara 3-6 tahun dan fase laten antara 6-12 tahun. Fase

oediopal denagn pengenalan akan bagian tubuhnya umur 3 tahun.

Disini anak mulai belajar menyesuaiakan diri dengan hukum


17

masyarakat. Perasaan seksual yang negative ini kemudian

menyebabkan ia menjauhi orang tua dengan jenisn kelamin yang

sama. Disinilah proses identifikasi seksual. Anak pada fase

praoediopal biasanya senang bermain dengan anak yang jenis

kelaminnya berbeda, sedangkan anak pasca oediopal lebih suka

berkelompok dengan anak sejenis.

4) Fase laten

Resolusi konflik oediopal ini menandai permulaan fase laten

yang terentang 7-12 tahun, untuk kemudian anak masuk ke permulaan

masa pubertas. Periode ini merupakan integrasi, yang bercirikan

anak harus berhadapan dengan berbagai tuntutan dan hubungan

dengan dunia dewasa. Anak belajar untuk menerapkan dan

mengintegrasikan pengalaman baru ini. Dalam fase berikutnya

berbagai tekanan sosial akan dirasakan lebih berat oleh karena

terbaur dengan keadaan transisi yang sedang dialami si anak.

5) Fase genital

Dengan selesainya fase laten, maka sampailah anak pada fase

terakhir dalam perkembangannya. Dalam fase ini si anak

menghadapi persoalan yang kompleks. Kesulitan sering timbul

pada fase ini disebabkan karena si anak belum dapat menyelesaikan

fase sebelumnya dengan tuntas (Wahyuni, 2018).

d. Penilaian Perkembangan
18

Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan

fungsi individu, dan merupakan indikator penting dalam menilai

kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus

dipantau secara berkala. Bayi atau anak dengan resiko tinggi

terjadinya penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas,

antara lain bayi prematur, berat lahir rendah, bayi dengan riwayat

asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes mellitus,

gemelli, dll.

Dokter anak sedikitnya harus menguasai skrining perkembangan

dengan metode Denver II.

a) Langkah Persiapan

a) Formulir Denver II

b) Benang

c) Kismis

d) Kerincingan dengan gagang yang kecil

e) Balok-balok berwarna dengan luas 10 inchi

f) Botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inchi

g) Bel kecil

h) Bola tennis

i) Pensil merah

j) Boneka kecil dengan botol susu

k) Cangkir plastic dengan gagang / pegangan

l) Kertas kosong
19

b) Langkah Pelaksanaan

Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur

a) Personal Social ( sosial personal )

Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap

kebutuhan perorangan.

b) Fine Motor Adaptive ( motorik halus adaptif )

Koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan benda-

benda kecil.

c) Language ( bahasa )

Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.

d) Gross Motor ( motorik kasar )

Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar.

c) Pencatatan Hasil

a) Koreksi faktor prematuritas. Tarik garis umur dari garis paling

atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas

garis umur.

b) Semua uji coba untuk setiap sektor dimulai dengan uji coba

yang terletak di sebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan

sampai kanan garis umur.

c) Pada setiap sektor dilakukan minimal 3 uji coba terdekat di

sebelah kiri garis umur serta tiap uji coba yang dilalui garis

umur.

d) Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba
20

pada langkah 3( “gagal”; “menolak”; “tidak ada kesempatan” ),

lakukan ujicoba tam- bahan ke sebelah kiri pada sektor yang

sama sampai anak dapat melewati 3 uji coba.

d) Skor Penilaian

a) Skor dari tiap uji coba ditulis pada kotak segi empat. Uji coba

dekat tanda garis 50%.

b) P : Pass / Lewat. Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu

/ pengasuhanak memberi laporan ( tepat / dapat dipercaya bahwa

anak dapat melakukannya ).

c) F : Fail / Gagal. Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan

baik atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa

anak tidak dapat melakukannya dengan baik.

d) No : No Opportunity / tidak ada kesempatan. Anak tidak

mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada

hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan

tanda R.

e) R : Refusal / Menolak. Anak menolak untuk melakukan uji

coba. Pe- nolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada

anak apa yang harus dilakukan, atau menanyakan kepada anak

apakah ia dapat melakukannya ( uji coba yang dilaporkan oleh

ibu / pengasuh anak tidak di skor sebagai pe- nolakan ).

e) Interprestasi Penilaian Individual

a) Lebih ( Advanced )
21

Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di

sebelah kanan garis umur, maka dinyatakan bahwa

perkembangan anak lebih pa- da uji coba tersebut.

b) Normal

Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji coba di

sebelah kanan garis umur.

c) Peringatan ( Caution )

Bila seorang anak gagal atu menolak uji coba yang dilalui garis

umur terletak pada atau antara persentil ke-75 dan 90.

d) Keterlambatan ( Delay )

Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji coba yang

seluruhnya terletak di sebelah kiri garis umur.

e) Tidak ada kesempatan (No Opportunity) Uji coba yang

dilaporkan orangtua.

6) Intervensi Denver II

a) Normal

Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu

caution. Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.

b) Suspek

Bila didapatkan ≥ 2 peringatan dan / atau ≥ 1 keterlambatan.

Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan

faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.

c) Tidak dapat diuji


22

Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba yang terletak di sebelah

kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus

garis umur pada daerah 75 – 90 %.

d) Uji ulang dalam 1 – 2minggu

Bila pada uji ulang didapatkan hasil yang mencurigakan atau

tidak dapat diuji, maka pikirkan untuk merujuk anak tersebut

(Wahyuni, 2018).

3. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a. Definisi Buku KIA

Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai

dari hamil, bersalin, nifas, dan catatan kesehatan anak mulai dari bayi

baru lahir hingga balita, serta berbagai informasi cara merawat

kesehatan ibu dan anak (Kemenkes RI, 2015).

b. Isi Buku KIA

Menurut Kemenkes RI (2015), pada dasarnya isi buku KIA terdiri

dari 2 bagian yaitu bagian pertama untuk ibu dan selanjutnya bagian

untuk anak. Bagian untuk ibu berisi tentang identitas keluarga, catatan

pelayanan kesehatan ibu hamil, penyuluhan pemeriksaan kehamilan

secara teratur, penyuluhan perawatan kehamilan sehari-hari dan

makanan ibu hamil, tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan

melahirkan, tanda kelahiran bayi dan proses melahirkan, cara

menyusui dan perawatan ibu nifas, tanda bahaya pada ibu nifas, cara
23

ber-KB, catatan kesehatan ibu bersalin dan bayi baru lahir, dan yang

terakhir blangko surat keterangan lahir.

Bagian untuk anak berisi tentang identitas anak, tanda bayi lahir

sehat dan perawatan bayi baru lahir, tanda bahaya pada bayi baru lahir,

perawatan bayi seharihari, tanda bayi dan anak sehat serta perawatan

anak sehari-hari, perawatan anak sakit, cara pemberian makan pada

anak, cara merangsang perkembangan anak, cara membuat MP-ASI

(Makanan Pengganti Air Susu Ibu), catatan pelayanan kesehatan anak,

catatan imunisasi mencakup Hepatitis B, BCG, DPT, Polio dan

Campak termasuk catatan pemberian vitamin A, serta di bagian

belakang buku juga terdapat kartu Menuju Sehat (KMS)

c. Tujuan buku KIA

Buku KIA adalah buku yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan KIA sehingga dapat menekan AKI dan AKB di

Indonesia. Selain itu, beberapa tujuan buku KIA adalah untuk

memudahkan keluarga dalam memahami informasi kesehatan tentang

ibu dan anak yang tercantum dalam buku KIA, memudahkan tugas Ibu

untuk dapat memahami kondisi kesehatannya sendiri dan bayinya

secara mandiri, serta untuk meningkatkan praktik keluarga dan

masyarakat dalam memelihara/merawat kesehatan ibu dan anak.

d. Manfaat Buku KIA

Secara garis besar manfaat buku KIA dapat dibagi menjadi dua

yaitu manfaat umum dan khusus. Manfaat buku KIA secara umum
24

yaitu ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap.

Sedangkan manfaat secara khusus yaitu pertama untuk mencatat dan

memantau kesehatan ibu dan anak, yang kedua adalah alat komunikasi

dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu,

keluarga dan masyarakat tentang paket (standar) pelayanan KIA.

Ketiga merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan

atau masalah kesehatan ibu dan anak. Keempat yaitu sebagai catatan

pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya

(Depkes RI dan JICA, 2015).

e. Sasaran dan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Sasaran Buku KIA Sasaran buku KIA menurut Depkes RI dan

JICA (2015) dibagi menjadi dua kelompok sasaran, yaitu sasaran

langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung dari buku KIA

adalah ibu dan anak dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Ketentuan pertama yaitu setiap ibu hamil mendapat buku KIA. Ibu

akan menggunakan buku ini hingga masa nifas dan bayi menggunakan

buku ini sejak lahir sampai berumur 6 tahun. Ketentuan kedua yaitu

jika bayi lahir kembar ibu akan mendapatkan tambahan buku sesuai

dengan jumlah bayi. Ketentuan ketiga, ibu yang hamil lagi akan

mendapatkan buku baru. Keempat yaitu jika buku KIA hilang, selama

masih ada persediaan buku sebaiknya ibu dan anak mendapat ganti

buku baru. Sasaran tidak langsung dari buku KIA ini adalah suami dan

anggota keluarga yang lain, kader posyandu, dan petugas kesehatan


25

terutama ketika memberi pelayanan kepada ibu dan anak serta

supervisor dan pengelola program yang bertanggung jawab dalam

pengembangan buku KIA.

f. Pemanfaatan Buku KIA

Indikator keberhasilan pemanfaatan buku KIA pada ibu balita

dapat diukur dari kesehatan anaknya. Penilaiannya dapat dilihat dari

kunjungan neonatal pertama (KN1), kunjungan neonatal lengkap (KN

Lengkap), penanganan neonatus komplikasi, cakupan pelayanan

kesehatan bayi, cakupan pelayanan kesehatan anak balita, kematian

neonatus, kematian bayi, dan kematian balita (Kemenkes RI, 2010).

Data indikator kesehatan anak tersebut dipantau setiap bulannya oleh

petugas kesehatan dan ibu bayi, sehingga keberhasilan pemanfaatan

buku KIA dapat dilihat dari pencapaian indikator tersebut.

Pemanfaatan buku KIA pada ibu bayi akan maksimal jika ibu

telah membaca dan menerapkan isi buku KIA, serta mengerti cara

pengisiannya. Petugas kesehatan wajib menjelaskan cara membaca

buku KIA secara bertahap, sesuai dengan keadaan yang dihadapi ibu,

kemudian ibu memberi tanda (√) memakai pensil atau bolpoint pada

bagian yang telah dibaca dan diterapkan. Setiap kali ibu dan anak

melakukan pemeriksaan kesehatan, maka buku KIA wajib dibawa dan

ibu wajib mengisi tanda (√) sesuai dengan pelayanan yang baru saja

diperoleh ibu ataupun bayinya.


26

Pelayanan tersebut mencakup pelayanan pemeriksaan kehamilan

(hal 1-3), pelayanan kesehatan ibu nifas (hal 13), pelayanan kesehatan

pada bayi baru lahir (kunjungan neonatal) (hal 36) dan pemantauan

perkembangan anak 0 – 6 tahun (hal 52-64). (Kemenkes RI, 2015).

Buku KIA juga digunakan sebagai sarana informasi pelayanan KIA.

Karena buku KIA dapat dijadikan sebagai pedoman untuk ibu dalam

bertanya kepada kader maupun petugas kesehatan yang berkaitan

dengan kesehatan balita.

Pengukuran pemanfaatan buku KIA dapat diukur dengan

menjawab 15 pertanyaan, yang berkaitan dengan perilaku ibu dalam

penggunaan buku KIA sebagai pedoman perawatan kesehatan dan

tumbuh kembang anak.

1) Tindakan memanfaatkan diberi skor 1, jika jumlah jawaban 1.

2) Tindakan memanfaatkan diberikan skor 2, jika jumlah jawaban 2-3

atau jawaban maksimal

3) Tidak memanfaatkan diberikan skor 0.

Dan selanjutnya dari jawaban tersebut akan diberikan penilaian

efektif memanfaatkan yaitu ≥ 75% dan tidak efektif memanfaatkan <

75%.

Berdasarkan penelitian Yayu, dkk (2015), frekuensi pemanfaatan

buku KIA yang dimanfaatkan sebanyak 42 responden (60%) dan yang

tidak dimanfaatkan sebanyak 28 responden (40%). Penelitian serupa

juga mendapatkan hasil 57 orang (70,4%) efektif dalam pemanfaatan


27

buku KIA dan 24 orang (29,6%) tidak efektif dalam pemanfaatan buku

KIA (Noviyanti, 2015).

g) Perilaku Pemanfaatan Buku KIA

2) Teori Green

Dalam perilaku kesehatan berdasarkan Preced Model (Green, 1991)

dalam Notoatmodjo (2018) menyatakan bahwa perilaku kesehatan

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor

pendukung, dan faktor pendorong

a) Faktor Predisposisi ( Predisposing Factor )

Faktor predisposisi adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu (internal) yang dapat mempermudah terjadinya perilaku

atau tindakan pada diri seseorang atau masyarakat. Faktor ini

meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan atau keyakinan, nilai-

nilai dan budaya yang berhubungan dengan motivasi individu atau

kelompok untuk bertindak (Notoatmodjo, 2018).

Faktor predisposisi yang mempengaruhi pemanfaatan buku KIA

yaitu sebagai berikut:

(1) Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif adalah faktor yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkatan yang berbeda (Notoadmodjo, 2018).

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu pendidikan,


28

pekerjaan, umur, pengalaman, kebudayaan dan informasi. Hal

ini juga berlaku dalam pemanfaatan buku KIA pada ibu balita.

Seorang ibu harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk

memahami isi dari buku KIA. Sebagai penunjang seorang ibu

juga harus memiliki pengetahuan umum mengenai kesehatan

dan tumbuh kembang anaknya. Hal ini dikarenakan dalam

buku KIA terdapat beberapa istilah yang kurang dimengerti

oleh orang awam, sehingga dengan pengetahuan yang cukup

nantinya ibu bisa memahami isi dari buku KIA dan

mempermudah saat pengisian buku tersebut.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara

kepada ibu balita, menggunakan 10 pertanyaan yang berkaitan

dengan pengetahuan ibu mengenai isi buku KIA.

 Diberikan skor 1 jika jumlah jawaban 1

 Diberikan skor 2 jika jumlah jawaban 2

 Diberikan skor 3 jika jumlah jawaban 3 atau jawaban

maksimal

 Tidak menjawab diberikan skor 0

Dari hasil tersebut selanjutnya ditentukan ≥ 75% masuk

kedalam kriteria kurang (Arikunto, 2016)

Berdasarkan penelitian di Puskesmas Gunung Halu pada tahun

2013, menunjukkan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang buku KIA

sebagian besar adalah cukup yaitu 36%, pengetahuan baik dan kurang
29

memiliki persentase yang sama yaitu masingmasing 32%. Untuk

pemanfaatan buku KIA sebanyak 56% masih kurang memanfaatkan

dan 44% sisanya sudah memanfaatkan dengan baik. Pada penelitian

tersebut ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan

buku KIA yang dibuktikan dengan p value 0,017 atau <0,05

(Agusrini, 2013).

Kepedulian tersebut akan menimbulkan kecenderungan untuk

bertindak yang dipengaruhi oleh intensitas sikap ibu, yang dapat

dibagi menjadi empat tingkatan yaitu:

a) Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa subyek mau

dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek)

b) Merespon (responding) Memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c) Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu objek, dan menganjurkan orang lain

merespon.

d) Bertangguang Jawab (Responsible) Berani mengambil risiko

terhadap segala sesuatu yang dipilih berdasarkan

keyakinannya.

b) Faktor Pendukung ( Enabling Faktor )

Faktor pendukung adalah kemampuan/keahlian dan semua sumber-

sumber pendukung yang diperlukan untuk menciptakan atau

memungkinkan perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2018). Sumber-


30

sumber yang dimaksud antara lain ketersediaan sarana dan

prasarana atau fasilitas kesehatan (Green, 1980). Faktor pendukung

juga berkaitan dengan aksesibilitas berbagai sumber daya seperti

biaya, jarak dan sarana transportasi yang ada. Faktor pendukung

yang mempengaruhi pemanfaatan buku KIA yaitu sebagai berikut:

(2) Jarak Pelayanan Kesehatan

Jarak pelayanan kesehatan adalah keterjangkauan jarak yang

dapat ditempuh dari tempat tinggal responden hingga ke tempat

pelayanan kesehatan. Berdasarkan penelitian sebelumnya,

sebagian besar yang memanfaatkan posyandu/polindes adalah

ibu yang jarak ke posyandu/polindesnya dekat atau ≤ 247 m

dari rumah (65,8%), sedangkan ibu yang jarak

posyandu/polindesnya jauh atau > 247 m dari rumah kurang

memanfaatkan (62,6%) (Sugiharti & Heny, 2011).

(3) Status Ekonomi Keluarga Tingkat pendapatan menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan

tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Tingkat

pendapatan akan berpengaruh terhadap status ekonomi

keluarga yang juga berpengaruh terhadap perilaku

pemanfaatan buku KIA. Berdasarkan penelitian sebelumnya,

menunjukkan hasil bahwa ibu yang memiliki pendapatan

keluarga < UMR kurang memanfaatkan buku KIA (52,38%),

begitu pula dengan ibu yang memiliki pendapatan keluarga ≥


31

UMR kurang memanfaatkan buku KIA (63,64%). P value

dalam penelitian tersebut adalah 0,551 sehingga dapat

dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara

pendapatan keluarga dengan pemanfaatan buku KIA (Tirto &

Widagdo, 2009).

(4) Ketersediaan Sarana Sarana dalam hal ini adalah ketersediaan

buku KIA di Puskesmas. Daerah dengan sarana transportasi

yang baik, letak yang strategis dan keadaan wilayah yang

sangat mendukung menjadikan distribusi buku semakin

mudah, sehingga buku KIA akan mudah sampai ke Puskesmas.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

korelasional. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya mempengaruhi

variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi. Menurut Azwar (2016)

penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada

suatu variabel berkaitan dengan variasi pada variabel lain, berdasarkan

koefisien korelasi, melalui pendekatan cross sectional, yaitu mengkaji apakah

ada hubungan antara pengetahuan (independen), kelengkapan pengisian buku

KIA (dependen) (Notoatmodjo, 2018). Seperti dalam penelitian ini, peneliti

akan melihat hubungan antar pengetahuan ibu dengan kelengkapan buku KIA

pada bagian anak.

B. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat) (Sugiyono, 2017). Variabel independen atau variabel

30
31

bebas dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Ibu.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2017). Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian

ini adalah kelengkapan pengisian buku KIA.

C. Kerangka Konsep

Pengetahuan Kelengkapan Pengisian


Buku KIA

Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen)

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel

tersebut diberi batasan atau “definisi operasional”. Definisi operasional ini juga

bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap

variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur)

(Notoatmodjo, 2018).
32

Definisi operasional dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Cara dan


Variabel Definisi Konseptual Hasil Ukur Skala
Operasional Alat Ukur
Pengetahuan Pengetahuan adalah Ibu balita Kuesioner 1. Baik, jika Ordinal
Ibu merupakan hasil “tahu” nilainya ≥ 76-100
dan ini terjadi setelah mengetahui %
orang melakukan SDIDTK melalui 2. Cukup, jika
penginderaan terhadap kuesioner yang nilainya 60-
suatu objek tertentu. sudah disebarkan 75%.
3. Kurang, jika
nilainya <
60%.

Kelengkapa Pengisian buku KIA Terisinya buku Observasi/ 1. Lengkap, jika Nominal
pengisian pada bagian KIA bagian Checklist ibu Balita
buku KIA pemantauan tumbuh perawatan anak mengisi disetiap
kembang anak, usia pada point lembaran
bayi dan balita. pemantauan pemantauan dan
perkembangan setiap item
disetiap lembar perkembangan.
pendeteksian
sesuai dengan 2. Tidak
tahapan usia 3 lengkap, jika
bulan s/d 5 tahun ibu Balita
oleh Ibu.. tidak
mengisi
disetiap
lembaran
pemantauan
dan setiap
item
perkembang
an.
33

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,

2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu balita di Puskesmas

Gunung Halu sebanyak 261 ibu balita.

2. Sampel

a. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Quota Sampling

yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kuota yang ada/tersedia

(Nursalam, 2017).

Menentukan jumlah sampel keseluruhan dengan menggunakan

rumus slovin :

n= N
1 + N (d)2

Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,01)
n = 261
1+ 261 (0,01)2

n = 261
3,61
n = 72
34

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 72 responden.

b. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

- Ibu balita yang bersedia menjadi responden

- Ibu yang memiliki buku KIA

2) Kriteria Ekslusi

- Ibu dengan balita sakit

- Anak yang diasuh orang lain

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumbernya, maka pengumpulan

data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder (Sugiyono,

2017). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber

primer dan sekunder.

1) Data Pengetahuan

Pada penelitian ini data pengetahuan didapatkan dengan menggunakan

kuesioner yang telah dilakukan uji validitas sebelumnya, ketentuan untuk

pengukuran pengetahuan ibu telah tercantum pada kuesioner yang dilakukan

di DTP Puskesmas Gununghalu.

2) Kelengkapan pengisian buku KIA

Pada pengisian buku KIA peneliti hanya melakukan observasi pada ibu

balita dan mencantumkan nya pada lembar checklist dengan melihat isi
35

buku pada bagian anak, peneliti dapat menetukan apakah buku itu lengkap

atau memang tidak diisi sama sekali (tidak lengkap).

G. Alat Ukur/Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini

disebut variabel penelitian (Notoatmodjo, 2018).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner

untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu, dan lembar checklist untk melihat

kelengkapan buku KIA.

H. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Alat Ukur

Validitas menunjukkan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap

apa yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian (Arikunto,

2016). Uji validitas ini dilakukan terhadap setiap item pertanyaan yang

diajukan. Rumus yang digunakan yaitu rumus koefisien korelasi yang

dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

N ( ∑ xy)−( ∑ X )( ∑ Y )
r=
√ N ∑ X 2−( ∑ X 2 )( N ∑ Y 2−( ∑ Y 2)

(Arikunto, 2016)
36

Keterangan :

r : Koefisien korelasi

X : Skor setiap item

Y : Skor total

N : Ukuran sampel

Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis dinyatakan valid

apabila hasil r hitung ≥ r tabel. Uji validitas instrumen penelitian yang mana

dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Rongga Kabupaten Bandung Barat

dengan alasan adanya kesamaan karakteristik dengan Ibu Balita di

Puskesmas Gununghalu.

Uji validitas pada 30 responden maka didapatkan r tabel 0,4. Hasil uji

menunjukkan bahwa dari 20 pertanyaan terdapat 19 pertanyaan yang

dinyatakan valid (r hitung > r tabel) dan yang tidak valid tidak

diikutsertakan dalam instrument penelitian, sehingga jumlah seluruh

pertanyaan pada kuesioner yang digunakan adalah 19 pertanyaan.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Uji Reliabilitas dilakukan agar suatu instrumen cukup dipercaya untuk

dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. (Arikunto, 2016).

Untuk pengujian data pengetahuan yang berupa skor dikotomi

digunakan rumus koefisien realibilitas Alpha Cronbach sebagai berikut :


37

[ ][ ∑ σb
]
2
k
r 11 = 1−
k −1 σ 2t

Keterangan :

r11 : Reliabilitas Instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan

Σσb2 : Proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item i

σt2 :Varians total

qi : 1-
pi

2
St : Varians total

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan kekuatan hubungan

asosiasi dalam korelasi menurut Arikunto (2016) dimana :

1,0 = reliabilitas sempurna

0,7-1,0 = reliabilitas kuat

0,4-0,7 = reliabilitas sedang

0,2-0,4 = reliabilitas lemah

0,01-0,2 = reliabilitas sangat lemah

0 = tidak reliabel

Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah membandingkan nilai r

alpha dengan r tabel. Dalam uji reabilitas sebagai nilai r alpha adalah nilai

’alpha cronbach’ (terletak di awal output). Ketentuannya: jika nilai r alpha


38

lebih besar dari nilai koefisien reliabilitas (misal > 0,7) maka pertanyaan

tersebut reliabel. Uji reliabilitas instrumen penelitian dilakukan di Wilayah

Kerja Puskesmas Rongga Kabupaten Bandung dengan alasan adanya

kesamaan karakteristik dengan Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Gununghalu.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini melalui berbagai tahap,

yaitu :

1. Meminta surat pengantar dari Universitas Jendral Achmad Yani untuk

melakukan penelitian setelah proposal disetujui pembimbing dan penguji.

2. Menyerahkan surat permohonan izin ke pihak Dinas Kesehatan.

3. Menyerahkan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian ke pihak

Puskesmas.

4. Setelah disetujui pihak Puskesmas, kemudian menentukan waktu dan

tempat dilakukannya penelitian.

5. Menjelaskan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerahasiaan informasi

yang diberikan responden, serta meminta kerjasama responden yang

diajukan peneliti bersedia menjadi subyek penelitian secara jujur sesuai

dengan keadaan responden.

6. Menjelaskan kepada responden bahwa peneliti akan melakukan penelitian

dengan menggunakan kuesioner dengan waktu yang sudah ditentukan.

7. Menjelaskan kepada responden bahwa setiap responden akan mengisi


39

kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

8. Meminta responden untuk menandatangani lembar informed consent jika

bersedia menjadi responden.

9. Meminta responden untuk mengisi kuesioner, bila ada sesuatu hal yag tidak

dimengerti dapat ditanakan langsung ke Peneliti.

10. Melakukan pemeriksaan kelengkapan pada buku KIA bagia anak sesuai

usia pendeteksian yaitu 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan sd 5 tahun.

J. Manajemen Data dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2018), dalam melakukan analisis data terlebih

dahulu data harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi.

Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses

pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis.

Dalam proses pengolahan data pada penelitian ini terdapat langkah-

langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

a. Editing

Setelah melakukan pengisian lembar checklist, kemudian

dilakukan editing dengan memasukkan semua data yang telah didapat

kedalam master tabel yang bertujuan untuk mengetahui kelengkapan data

dan memastikan jawaban relevan dengan pertanyaan.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data kedalam bentuk yang


40

lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode tertentu, seperti

mengubah data berbentuk kalimat menjadi data angka atau bilangan

(Notoatmodjo, 2018) coding yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

apabila melakukan dengan lengkap maka kodenya 1 dan apabila tidak

lengkap kodenya 0.

c. Memasukkan Data

Data yang berasal dari jawaban-jawaban responden dalam bentuk

kode, kemudian dimasukkan kedalam program atau software komputer.

Kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana dengan

membuat table atau dengan pengisian kolom-kolom sesuai dengan

jawaban masing-masing jawaban oleh responden (Notoatmodjo, 2018).

d. Scoring

Yaitu memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor

agar mudah dalam pengumpulan data. Memasukan data jawaban

responden dalam tabel sesuai dengan skor jawaban kemudian dimasukan

dalam tabel.

e. Tabulating

Penyusunan data merupakan pengorganisasian data yang

sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata

untuk disajikan dan dianalisa.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau


41

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis

univariat tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2018).

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi

pengetahuan ibu dan kelengkapan pengisian buku. Data distribusi

frekuensi tersebut diinterpretasikan berdasarkan teori dari Notoatmodjo

(2018).

Interpretasi data menggunakan batasan menurut Notoatmodjo

(2018) dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Interpretasi Data


Skala pengukuran Interpretasi
0 Tidak ada satupun responden
1% - 15 % Sebagian kecil responden
16% -49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya responden
51% - 64% Lebih dari setengahnya
65% - 99% Sebagai besar responden
100% Seluruh responden

b. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan tabulasi silang

antara variabel bebas dan variabel terikat serta mencari hubungan antara

keduanya. Kriteria pengujian adalah ; bila ρ value ≤ α (0,05) maka ada

hubungan yang signifikan, tetapi bila ρ value > α (0,05) maka tida ada

hubungan yang signifikan.

Analisis ini digunakan untuk melihat adanya hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen. Dalam analisa ini uji

statistik yang digunakan Chi-Square. Uji Chi-Square adalah uji yang


42

digunakan untuk menguji variabel pengetahuan serta kelengkapan

pengisian buku KIA digunakan rumus berikut :

K.
X2 = ∑ (fo – fe)2
L. fe
Keterangan :

X2 = Nilai chi-kuadrat

fo = frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)

fe = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) (Arikunto, 2016).

Proses pengujian Chi Square adalah membandingkan frekuensi

yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspetasi). Bila nilai

frekuensi harapan sama atau lebih besar maka dikatakan tidak ada

perbedaan yang bermakna dan sebaliknya bila nilai frekuensi observasi

dan nilai frekuensi harapan lebih kecil maka dikatakan tidak ada

perbedaan bermakna (Arikunto, 2016).

M. Etika Penelitian

Etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat

prinsip utama yang perlu dipaham oleh pembaca, antara lain :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity).
43

Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat

martabat manusia adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan

subjek (informed consent) yang terdiri dari:

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan

c. Penjelasan manfaat yang akan didapatkan

d. Persetujuan peneliti dapat menjawwab setiap pertanyaan yang diajukan

subjek berkaitan dengan prosedur penelitian

e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri kapan saja, dan

f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality).

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu. Dalam aplikasinya peneliti tidak boleh menampilkan

informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subjek dalam

kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan

identitas subjek. Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau

identification number) sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness).

Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara

jujur, hati-hati, professional, berperikemanusiaan, dan memerhatikan faktor-

faktor ketepatan, kesaksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta

perasaan religious subjek penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan


44

agar memenuhi prinsip keterbukaan, yaitu kejelasan prosedur penelitian.

Prinsip keadilan menekan sejauh mana kebijakan penelitian membagikan

keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan,

kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Dalam penelitian ini populasi yang

tidak masuk kedalam sampel penelitian akan dianjurkan untuk

memeriksakan kembali kadar Hb kefasilitas kesehatatan yang terjangkau.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits).

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian

guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek

penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence),

peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek

(nonmaleficence).

N. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gununghalu pada ruang KIA.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari-Juni 2022.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian pada 72 responden dan selanjutnya

dilakukan pengolahan data sehingga hasil penelitian akan disajikan ke dalam

bentuk tabulasi distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yaitu

Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Pengisian Buku KIA Pada

Bagian Anak di Puskesmas Gununghalu.

Berikut dibawah ini hasil penelitian yang telah dilakukan, disajikan

dalam bentuk tabulasi :

1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kelengkapan Pengisian

Buku KIA Pada Bagian Anak di Puskesmas Gununghalu

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang


Kelengkapan Pengisian Buku KIA Pada Bagian Anak di
Puskesmas Gununghalu.
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Baik 37 51,4
Cukup 17 23,6
Kurang 18 25
Total 72 100

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 72 responden, lebih

dari setengahnya yaitu 37 ibu Balita (51,4%) memiliki pengetahuan yang

baik tentang pengisian buku KIA.

45
46

2. Gambaran Kelengkapan Pengisian Buku KIA Pada Bagian Anak di

Puskesmas Gununghalu

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Pengisian Buku KIA


Pada Bagian Anak di Puskesmas Gununghalu.
Kelengkapan Buku KIA Jumlah Persentase (%)
Lengkap 28 38,9
Tidak Lengkap 44 61,1
Total 72 100

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 72 responden, lebih

dari setengahnya yaitu 44 ibu Balita (61,1%) dengan pengisian buku KIA

tidak lengkap.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Pengisian

Buku KIA Pada Bagian Anak di Puskesmas Gununghalu

Tabel 4.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan


Pengisian Buku KIA Pada Bagian Anak di Puskesmas
Gununghalu
Tingk Pengisian Buku KIA
at Tidak
Lengkap Total % P Value
Penget Lengkap
ahuan n % n %
Baik 17 45,9 20 54,1 37 100
Cukup 12 70,6 5 29,4 17 100
0,019
Kurang 15 83,3 3 16,7 18 100
Total 44 61,1 28 38,9 72 100

Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan hasil bahwa dari 37 responden

dengan tingkat pengetahuan yang baik, lebih dari setengahnya yaitu 20 ibu

Balita (54,1%) lengkap mengisi buku KIA, dan dari 17 responden dengan

tingkat pengetahuan yang cukup, sebagian besar yaitu 12 ibu balita

(70,6%) tidak lengkap mengisi buku KIA, serta dari 18 responden dengan
47

tingkat pengetahuan kurang, sebagian besar yaitu 15 ibu Balita (83,3%)

tidak lengkap mengisi buku KIA.

Hasil uji statistik Chi Square diketahui p.Value = 0,019 (p.Value< 0,05)

sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

tingkat pengetahuan dengan pengisian buku KIA di Ruang anak

Puskesmas Gununghalu.

B. Pembahasan

1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kelengkapan Pengisian

Buku KIA Pada Bagian Anak di Puskesmas Gununghalu

Hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 72

responden, lebih dari setengahnya yaitu 37 ibu Balita (51,4%) memiliki

pengetahuan yang baik tentang pengisian buku KIA. Pengetahuan ibu Balita

sudah cukup baik ini disebabkan kemudahan dalam pengambilan informasi

tidak hanya didapatkan dari bidan desa saja, ibu Balita mendapatkan

informasi mengenai buku KIA dapat diunduh dari website dan informas dari

media social.

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba menurut Bachtiar yang dikutip dari Notoatmodjo

(2012).
48

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan

berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah

pula. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain : Faktor Internal

yang diantaranya adalah pendidikan yang berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga

dapat meningkatkan kualitas hidup. Pekerjaan dimana Lingkungan

pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Umur

dimana bertambahnya umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa lebih dipercaya dari

orang yang belum tinggi kedewasaannya. Ini ditentukan dari pengalaman

dan kematangan jiwa.

Faktor Eksternal yaitu Lingkungan dan Sistem sosial dimana

lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang

atau kelompok. Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Notoatmodjo, 2018).


49

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan

sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,

maka akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu. Menurut

teori WHO (Word Health Organization), salah satu bentuk objek kesehatan

dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri

(Wawan, 2010). Berdasarkan karakteristik responden pada penelitian

diketahui bahwa tidak ada satupun responden dengan tingkat pendidikan

responden SD, SMP sebanyak 44 orang (61,11%), SMA sebanyak 22 orang

(30,56%), dan PT sebanyak 6 orang (8,33%). Pendidikan berarti bimbingan

yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah

cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan

diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Pengetahun tentang kelengkapan dari pengisian buku KIA ini tidak

ada hubungan dengan paritas ibu Balita, sesuai dengan penelitian Arinta

(2021) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentan buku

KIA pada ibu hamil, hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan

antara pengetahuan ibu dengan paritas, p value = 0,993.

Masih adanya ibu Balita dengan tingkat pengetahuan cukup dan

kurang tentang tatacara pengisian kelengkapan buku KIA, maka upaya yang
50

dilakukan adalah dengan dilakukan penyuluhan yang lebih intens dan

komprehensif agar capaian pengisian buku KIA menjadi lebih baik lagi.

2. Gambaran Kelengkapan Pengisian Buku KIA Pada Bagian Anak di

Puskesmas Gununghalu

Hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 72

responden, lebih dari setengahnya yaitu 44 ibu Balita (61,1%) dengan

pengisian buku KIA tidak lengkap. Lebih dari setengahnya ibu Balita tidak

mengisi buku KIA dengan lengkap dikarenakan pasca pandemi terjadi

perubahan tatacara layanan kesehatan disertai dengan pembatasan terhadap

hal-hal tertentu, mengakibatkan ibu Balita menjadi abai terhadap

kelengkapkan pengisian buku KIA.

Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai dari

hamil, bersalin, nifas, dan catatan kesehatan anak mulai dari bayi baru lahir

hingga balita, serta berbagai informasi cara merawat kesehatan ibu dan anak

(Depkes RI, 2015).

Menurut Depkes RI (2015), pada dasarnya isi buku KIA terdiri dari 2

bagian yaitu bagian pertama untuk ibu dan selanjutnya bagian untuk anak.

Bagian untuk ibu berisi tentang identitas keluarga, catatan pelayanan

kesehatan ibu hamil, penyuluhan pemeriksaan kehamilan secara teratur,

penyuluhan perawatan kehamilan sehari-hari dan makanan ibu hamil, tanda

bahaya pada ibu hamil, persiapan melahirkan, tanda kelahiran bayi dan

proses melahirkan, cara menyusui dan perawatan ibu nifas, tanda bahaya
51

pada ibu nifas, cara ber-KB, catatan kesehatan ibu bersalin dan bayi baru

lahir, dan yang terakhir blangko surat keterangan lahir

Secara garis besar manfaat buku KIA dapat dibagi menjadi dua yaitu

manfaat umum dan khusus. Manfaat buku KIA secara umum yaitu ibu dan

anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap. Sedangkan manfaat

secara khusus yaitu pertama untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu

dan anak, yang kedua adalah alat komunikasi dan penyuluhan yang

dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat

tentang paket (standar) pelayanan KIA. Ketiga merupakan alat untuk

mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan

anak. Keempat yaitu sebagai catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan

anak termasuk rujukannya (Depkes RI dan JICA, 2015)

Hasil penelitian dengan Dewi (2022) tentang Analisis Pengunaan

Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) di Masa Pandemi Covid 19 Pada Ibu

Hamil di Kesiman Bali. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 58,8% tidak

mengisi kelengkapan pengisian buku KIA.

Masih adanya ibu Balita dengan pengisian buku KIA tidak lengkap,

upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengkaji penyebab ibu Balita

tidak melakukan pengisian buku KIA secara lengkap mempunyai dampak

pencatatan pertumbuhan dan perkembangan Balitanya tidak terdeteksi dan

terpantau pertumbuhan dan perkembangannya, setelah itu melakukan

penyuluhan lebih intens khususnya tentang tatacara dam manfaat pengisian

buku KIA bagi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Balita.


52

Faktor-faktor pemungkin yang mendasari pengisian buku KIA yang

tidak lengkap yaitu Ibu yang tidak ada waktu, Ibu mengetahui tapi ada rasa

takut terjadi kesalahan dalam melakukan pengisian, Ibu tahu tapi malas

untuk mengisi, Ibu khawatir akan hasil dari pengisian dan pendeteksian

pada bayi atau balitanya.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Pengisian

Buku KIA Pada Bagian Anak di Puskesmas Gununghalu

Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa dari 37 responden dengan

tingkat pengetahuan yang baik, lebih dari setengahnya yaitu 20 ibu Balita

(54,1%) lengkap mengisi buku KIA, dan dari 17 responden dengan tingkat

pengtahuan yang cukup, sebagian besar yaitu 12 ibu Balita (70,6%) tidak

lengkap mengisi buku KIA, serta dari 18 responden dengan tingkat

pengetahuan kurang, sebagian besar yaitu 15 ibu Balita (83,3%) tidak

lengkap mengisi buku KIA. Hasil uji statistik Chi Square diketahui p.Value =

0,019 (p.Value< 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara tingkat pengetahuan dengan pengisian buku KIA di Ruang

anak Puskesmas Gununghalu.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan

berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah

pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan
53

sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,

maka akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu. Menurut

teori WHO (Word Health Organization), salah satu bentuk objek kesehatan

dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri

(Wawan, 2010). Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan terdiri dari

Faktor Internal (Pendidikan, Pekerjaan, Umur), serta Faktor Eksternal

(Lingkungan, Sosial budaya).

Dalam perilaku kesehatan berdasarkan Preced Model (Green, 1991)

dalam Notoatmodjo (2018) menyatakan bahwa perilaku kesehatan

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung,

dan faktor pendorong. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) Faktor

predisposisi adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal)

yang dapat mempermudah terjadinya perilaku atau tindakan pada diri

seseorang atau masyarakat. Faktor ini meliputi pengetahuan, sikap,

kepercayaan atau keyakinan, nilai-nilai dan budaya yang berhubungan

dengan motivasi individu atau kelompok untuk bertindak (Notoatmodjo,

2018).

Faktor predisposisi yang mempengaruhi pemanfaatan buku KIA yaitu

tingkat pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif adalah faktor yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan

yang berbeda (Notoadmodjo, 2018). Pengetahuan dipengaruhi oleh

beberapa hal yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, pengalaman, kebudayaan


54

dan informasi. Hal ini juga berlaku dalam pemanfaatan buku KIA pada ibu

balita. Seorang ibu harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk

memahami isi dari buku KIA. Sebagai penunjang seorang ibu juga harus

memiliki pengetahuan umum mengenai kesehatan dan tumbuh kembang

anaknya. Hal ini dikarenakan dalam buku KIA terdapat beberapa istilah

yang kurang dimengerti oleh orang awam, sehingga dengan pengetahuan

yang cukup nantinya ibu bisa memahami isi dari buku KIA dan

mempermudah saat pengisian buku tersebut.

Kepedulian tersebut akan menimbulkan kecenderungan untuk

bertindak yang dipengaruhi oleh intensitas sikap ibu, yang dapat dibagi

menjadi empat tingkatan yaitu menerima (receiving) diartikan bahwa

subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek), merespon

(responding) memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau

objek yang dihadapi, menghargai (valuing) mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu objek, dan menganjurkan orang lain

merespon, bertangguang jawab (responsible) berani mengambil risiko

terhadap segala sesuatu yang dipilih berdasarkan keyakinannya.

Faktor Pendukung (Enabling Faktor), faktor pendukung adalah

kemampuan/keahlian dan semua sumber-sumber pendukung yang

diperlukan untuk menciptakan atau memungkinkan perilaku kesehatan

(Notoatmodjo, 2018). Sumber-sumber yang dimaksud antara lain

ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan (Green, 1980).

Faktor pendukung juga berkaitan dengan aksesibilitas berbagai sumber daya


55

seperti biaya, jarak dan sarana transportasi yang ada. Faktor pendukung

yang mempengaruhi pemanfaatan buku KIA yaitu jarak pelayanan

kesehatan. Jarak pelayanan kesehatan adalah keterjangkauan jarak yang

dapat ditempuh dari tempat tinggal responden hingga ke tempat pelayanan

kesehatan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, sebagian besar yang

memanfaatkan posyandu/polindes adalah ibu yang jarak ke

posyandu/polindesnya dekat atau ≤ 247 m dari rumah (65,8%), sedangkan

ibu yang jarak posyandu/polindesnya jauh atau > 247 m dari rumah kurang

memanfaatkan (62,6%) (Sugiharti & Heny, 2011).

Status Ekonomi Keluarga Tingkat pendapatan menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan yang

berhubungan dengan kesehatan. Tingkat pendapatan akan berpengaruh

terhadap status ekonomi keluarga yang juga berpengaruh terhadap perilaku

pemanfaatan buku KIA. Berdasarkan penelitian sebelumnya, menunjukkan

hasil bahwa ibu yang memiliki pendapatan keluarga < UMR kurang

memanfaatkan buku KIA (52,38%), begitu pula dengan ibu yang memiliki

pendapatan keluarga ≥ UMR kurang memanfaatkan buku KIA (63,64%). P

value dalam penelitian tersebut adalah 0,551 sehingga dapat dikatakan tidak

ada hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan

pemanfaatan buku KIA (Tirto & Widagdo, 2009).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan

sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,
56

maka akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu. Menurut

teori WHO (Word Health Organization), salah satu bentuk objek kesehatan

dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri

(Wawan, 2010).

Ketersediaan Sarana Sarana dalam hal ini adalah ketersediaan buku

KIA di Puskesmas. Daerah dengan sarana transportasi yang baik, letak yang

strategis dan keadaan wilayah yang sangat mendukung menjadikan

distribusi buku semakin mudah, sehingga buku KIA akan mudah sampai ke

Puskesmas.

Buku KIA adalah buku yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan KIA sehingga dapat menekan AKI dan AKB di Indonesia. Selain

itu, beberapa tujuan buku KIA adalah untuk memudahkan keluarga dalam

memahami informasi kesehatan tentang ibu dan anak yang tercantum dalam

buku KIA, memudahkan tugas Ibu untuk dapat memahami kondisi

kesehatannya sendiri dan bayinya secara mandiri, serta untuk meningkatkan

praktik keluarga dan masyarakat dalam memelihara/merawat kesehatan ibu

dan anak.

Secara garis besar manfaat buku KIA dapat dibagi menjadi dua yaitu

manfaat umum dan khusus. Manfaat buku KIA secara umum yaitu ibu dan

anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap. Sedangkan manfaat

secara khusus yaitu pertama untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu

dan anak, yang kedua adalah alat komunikasi dan penyuluhan yang

dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat


57

tentang paket (standar) pelayanan KIA. Ketiga merupakan alat untuk

mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan

anak. Keempat yaitu sebagai catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan

anak termasuk rujukannya (Depkes RI dan JICA, 2015).

Hasil penelitian sejalan dengan Sarasati (2016), tentang Hubungan

Beberapa Faktor dengan Kelengkapan Pengisian Buku Kesehatan Ibu dan

Anak Oleh Bidan Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Jepara Tahun 2016.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dengan tingkat

pengetahuan dengan pengisian buku KIA (p value 0,000).

Upaya yang dapat diberikan adalah bidan pelaksana yang bekerja di

Ruang Anak Puskesmas Gununghalu memberikan penyuluhan yang lebih

intens terhadap ibu Balita disetiap ada kesempatan dan kegiatan yang

berhubungan dengan kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

Balita.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasar hasil penelitian dan pembahasan, maka dapatlah disimpulkan

hal-hal sebagai berikut :

1. Lebih dari setengah ibu Balita (51,4%) memiliki pengetahuan yang baik

tentang pengisian buku KIA.

2. Lebih dari setengah ibu Balita (61,1%) tidak lengkap mengisi buku KIA.

3. Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang pengisian buku KIA. Hasil

uji statistik Chi Square diketahui p.Value = 0,019 (p.Value< 0,05).

B. Saran

1. Bagi Keluarga

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam melakukan pencatatan di

buku KIA untuk pemantauan tumbuh kembang pada bayi dan balita.

2. Bagi Praktisi

Hasil penelitian dapat dijadikan dasar program sosialisasi kelengkapan

pengisian buku KIA.

57
58

3. Bagi Puskesmas Gununghalu

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan dalam melatih kader

dan Ibu yang memiliki bayi dan balita dalam pencatatan pertumbuhan dan

perkembangan dalam buku KIA.

4. Bagi Dinas Kesehatan

Hasil penelitian dapat dijadikan salah satu dasar dalam pemberian

kebijakan untuk meningkatkan pengisian kelengkapan buku KIA, serta

dapat digunakan sebagai penilaian kinerja serta penilaian program yang

telah dicanangkan.

5. Bagi Universitas Jenderal Achmad Yani

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan dapat

digunakan secara ilmiah, khususnya tentang pertumbuhan dan

perkembangan Balita yang erat kaitannya dengan kelengkapan pengisian

buku KIA.

6. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi dan perbandingan, dengan

menggunakan faktor pencetus yang lebih bervariatif seperti sikap, jarak,

pelayanan kesehatan, serta dukungan tokoh agama, keluarga dan suami.


DAFTAR PUSTAKA

Arinta (2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentan buku KIA


pada ibu hamil. Skripsi.

A. Wawan dan Dewi (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika.

Azwar, S (2016). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 3. Jogjakarta :


Pustaka Pelajar.

Arikunto (2016). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka


Cipta.

Dewi (2022). Analisis Pengunaan Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) di Masa
Pandemi Covid 19 Pada Ibu Hamil di Kesiman Bali.
Jurnal Menara Medika JMM 2022.
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN
2622-657X, e-ISSN 2723-6862.

Departemen Kesehatan Indonesia. 2015. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku


Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Jakarta: Depkes dan JICA.

Farida (2016). Determinan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Oleh Ibu Hamil di Puskesmas Wanakerta Kabupaten Karawang Tahun
2015. The Southeast Asian Journal of Midwifery. 2016;2(1):33-41.

Hanum, Rina (2018). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang
Pemanfaatan Buku KIA di Puskesmas Namu Ukur. Jurnal Bidan
Komunitas Vol. 1 No. 3 Hal. 152-160 I e-ISSN 2614-7874.

Karminingsih (2021). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemanfaatan Buku


Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kelurahan Wanasari RW. O13
Kabupaten Bekasi. Jurnal Kesmas Prima Indonesia Vol. 3 No. 1
(2021) p-ISSN : 2355-164X e-ISSN: 2721-110X.

Kemenkes RI (2015). Buku Kesehatan Ibu dan Anak 2015. Kementrian


Keseharan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Kementerian Kesehatan dan JICA.
https://www.kemkes.go.id/article/view/16091500001/buku-kesehatan-
ibudan-anak-tahun-2016.html. diakses tanggal 15 April 2022

59
60

Rahayu (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan Terhadap Pemanfaatan Buku Kia Di Upt.
Puskesmas Martapura. Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015
ISSN : 2086-3454.

Sarasati (2016). Hubungan Beberapa Faktor Dengan Kelengkapan Pengisian


Buku Kesehatan Ibu Dan Anak Oleh Bidan Desa Di Wilayah Kerja
Puskesmas Jepara Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal) Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346).

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.

Sistriani (2014). Analisis Kualitas Penggunaan Buku Kesehatan Ibu Dan Anak.
Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Sirait (2013). Determinan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
pada Ibu Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Balige Kabupaten Toba
Samosir [tesis]. Sumatera Utara (ID): Universitas Sumatera Utara.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


(P. P. Lestari, Ed.) (4th ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

--------- (2018). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta

--------- (2018). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.

Yanagisawa S, Soyano A, Igarashi H, Ura M, Nakamura Y. Effect of a maternal


and child health handbook on maternal knowledge and behaviour: a
community-based controlled trial in rural Cambodia. Journal Health
Policy and Planning. 2015;30:1184–92.

Wahyuni, C. (2018). Panduan Lengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun.
Strada Press : Jawa Timur.

Wijhati, ER (2017)). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pemanfaatan Buku


KIA Pada Ibu di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta : Universitas
‘Aisyiyah.
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Enden Kartini S


Tempat/Tanggal lahir : Bandung,
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Kebangsaan : Sunda / Indonesia
Alamat : Kp. Majlis RT 03/13 Desa Celak Kec.
Gununghalu KBB
Email : endenaden@gmail.com
No. HP : 081220441333
Alamat Kantor : Jl. Raya GununghaluNo. 49 Desa Sirnajaya Kec.
Gununghalu
Pendidikan
1. SDN IV Ciwidey : Tahun 1981-1987
2. SMPN Leuwigajah : Tahun 1987-1990
3. SPK RS. Dustira Cimahi : Tahun 1991-1994
4. D III Kebidanan Bhakti Kencana : Tahun 2009
5. Universitas Jenderal Achmad Yani : Tahun 2021 sd sekarang
Prodi Kebidanan (S 1)
KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN


PENGISIAN BUKU KIA PADA BAGIAN ANAK DI PUSKESMAS
GUNUNGHALU

Tanggal :
No Responden :

A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pendidikan Terakhir :
a. SD
b. SMP
c. SMA/SMK
d. Perguruan Tinggi
5. Anak Ke :
6. Informasi tentang buku KIA didapatkan dari :
a. Bidan
b. Social Media
c. TV
d. Tetangga
e. Keluarga
f. Dukun
B. Kelengkapan Pengisian Buku KIA
Apakah buku KIA diisi dengan lengkap?
a. Ya
b. Tidak

C. Pengetahuan Ibu tentang Kelengkapan Pengisian Buku KIA


Pilihan salah satu jawaban yang ibu anggap benar dengan membubuhkan
tanda (X) pada setiap jawaban yang Ibu pilih!

1. Tujuan program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah …


a. Pendidikan informal ibu
b. Pelatihan kepada kader untuk dapat memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak
c. Menarik minat masyarakat untuk mengunjungi fasilitas kesehatan
d. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam menjaga kesehatan
ibu dan anak

2. Satu Buku KIA adalah untuk dimiliki …


a. Seorang ibu hamil
b. Seorang ibu dan seorang bayinya
c. Satu janin/bayi/anak
d. Satu keluarga

3. Buku KIA harus selalu dibawa ibu setiap kali menerima pelayanan di

a. Puskesmas
b. Rumah Sakit
c. Bidan/Dokter praktek swasta
d. Semua fasilitas kesehatan

4. Manfaat Buku KIA menurut ibu adalah …


a. Buku KIA merupakan alat untuk mencatat dan memantau kesehatan
ibu dan bayi
b. Buku KIA merupakan catatan bagi Ibu dan anaknya
mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu
hamil sampai anaknya berumur lima tahun
c. Buku KIA mampu memberikan Informasi penting untuk ibu hamil
d. Buku KIA merupakan alat untuk diagnosa penyakit atau masalah
kesehatan ibu dan anak

5. Buku KIA m e r u p a k a n sebagai alat komunikasi dan penyuluhan


bagi ibu, keluarga dan masyarakat berisi tentang …
a. Kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA
b. Kesehatan, kegawatdaruratan dan perawatan KIA
c. Kesehatan, Keamanan dan kenyamanan kehamilan dan persalinan
d. Kesehatan, kecerdasan dan kepandaian anak

6. Buku KIA bermanfaat untuk mendeteksi secara dini …


a. Pelayanan KIA tidak berkualitas
b. Masalah mendapatkan pelayanan KIA di fasilitas kesehatan
c. Gangguan proses kehamilan dan persalinan
d. Gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak

7. Tujuan dari penggunaan Buku KIA oleh ibu dan keluarga yaitu:
a. Sebagai informasi dalam memilih tempat persalinan
b. Hanya untuk dibaca ibu dan disimpan oleh kader
c. Sebagai syarat untuk pembuatan akte kelahiran
d. Agar ibu dan keluarga dapat melaksanakan pesan-pesan
yang tercantum dalam Buku KIA

8. Di bawah ini terdapat salah satu tugas kader posyandu dalam


pemanfaatan buku KIA adalah:
a. Mendistribusikan Buku KIA kepada seluruh lapisan masyarakat
b. Membantu keluarga/masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari petugas kesehatan
c. Menggunakan Buku KIA sebagai alat pendidikan masyarakat
d. Melakukan deteksi dini kehamilan berisiko

9. Penggunaan Buku KIA oleh petugas kesehatan yaitu, kecuali ...


a. Petugas kesehatan mencatat pesan pada Buku KIA yang
belum dilaksanakan ibu
b. Petugas kesehatan harus memahami Buku KIA dan
petunjuk teknis penggunaan Buku KIA
c. Petugas kesehatan harus mengikuti pelatihan untuk
penggunaan buku KIA
d. Petugas kesehatan dapat menggunakan data yang ada
sebagai acuan untuk merujuk ke rumah sakit bila
diperlukan

10. Buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas,
dan catatan kesehatan anak mulai dari bayi baru lahir hingga balita,
serta berbagai informasi cara merawat kesehatan ibu dan anak, dikenal
dengan nama …
a. Buku KIA
b. Buku PLKB
c. Buku Catatan Imunisasi
d. Buku Tumbuh Kembang

11. Pada dasarnya isi buku KIA terdiri dari …


a. Bagian Ibu
b. Bagian Anak
c. Bagian Ibu dan Anak
d. Bagian Ayah dan anak

12. Salah satu format pengisian buku KIA bagian ibu terdiri dari …
a. Identitas keluarga, catatan pelayanan kesehatan ibu hamil,
penyuluhan pemeriksaan kehamilan secara teratur, penyuluhan
perawatan kehamilan sehari-hari dan makanan ibu hamil
b. Identitas keluarga, catatan pelayanan kesehatan ibu hamil dan anak,
penyuluhan pemeriksaan kehamilan secara teratur, penyuluhan
perawatan kehamilan sehari-hari dan makanan ibu hamil
c. Catatan pelayanan kesehatan ibu hamil, penyuluhan pemeriksaan
kehamilan secara teratur, penyuluhan perawatan kehamilan sehari-
hari dan makanan ibu hamil dan anak
d. Penyuluhan pemeriksaan kehamilan secara teratur, penyuluhan
perawatan kehamilan sehari-hari dan makanan ibu hamil dan anak

13. Tujuan dari pengisian Buku KIA adala …


a. Mengurangi kemiskinan
b. Menekan angka kematian bayi
c. Menekan angka kematian ibu
d. Menekan angka kematian bayi dan Menekan angka kematian ibu

14. Manfaatdari diterbitkannya dan digunakannya buku KIA secara umum


yaitu …
a. Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap
b. Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan
c. Ibu dan anak tidak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap
d. Ibu dan anak tidak mempunyai catatan kesehatan

15. Dalam penggunaan buku KIA sasaran langsung dari Buku KIA adalah

a. Ibu
b. Anak
c. Suami
d. Ibu dan anak

16. Sedangkan sasaran tidak langsung dari Buku KIA adalah …


a. Ibu
b. Anak
c. Suami
d. Ibu dan anak

17. Pada buku KIA terdapat informasi, …


a. Pemenuhan kebutuhan gizi dan perkembangan anak
b. Pemenuhan kebutuhan gizi
c. Pemenuhan kebutuhan gizi ibu
d. Perkembangan anak
18. Pengisian buku KIA hanya dapat diisi oleh, …
a. Bidan
b. Ibu
c. Suami
d. Keluarga

19. Pada Buku KIA terdapat point mengenai bagian pencatatan anak.
Bagian pencatatan anak terdiri dari …
a. Identitas anak, tanda bayi lahir sehat dan perawatan bayi baru lahir
b. Identitas anak, tanda bayi lahir sehat
c. Identitas anak dan ibu
d. Identitas anak
KISI KISI KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN
PENGISIAN
BUKU KIA PADA BAGIAN ANAK DI PUSKESMAS GUNUNGHALU

Tingkatan
Variabel Sub Variabel No
Pengetahuan
Buku KIA Pengertian C1 1,2,3, 10
Manfaat C2 4,5,6,14
Cara C1 7,8,9, 18
Menggunakan
Buku KIA
Isi Buku KIA C1 11, 12, 16, 17
C2 19, 20
Tujuan C1 13
Sasaran Buku KIA C2 15,16
INFORMED CONSENT
(PENJELASAN PENELITIAN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
NIM :
Alamat :

Adalah mahasiswa Universitas Jenderal Ahmad Yani Jurusan Strata 1


Kabidanan akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Kelengkapan Pengisian Buku KIA Pada Bagian Anak di Puskesmas
Gununghalu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan Ibu Dengan Kelengkapan Pengisian Buku KIA Pada Bagian Anak
di Puskesmas Gununghalu.
A. Kesukarelaan untuk Ikut Penelitian
Ibu bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini dan bebas mengundurkan
diri sewaktu-waktu jika tidak berkenan menjadi responden penelitian.
B. Prosedur Penelitian
Ibu akan diberikan informasi mengenai manfaat dan tujuan dari penelitian ini,
apabila Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya Saya
mohon untuk menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Kemudian Ibu mengisi data diri.
C. Kewajiban Subjek Penelitian
Sebagai responden penelitian, Saya mohon Ibu berkenan untuk
menandatangani lembar persetujuan, mengikuti kegiatan penelitian dan
mengisi lembar kuesioner secara lengkap dengan informasi yang sebenar-
benarnya.
D. Risiko, Efek Samping, dan Penanganannya
Tidak ada risiko atau efek samping yang ditimbulkan. Tidak perlu khawatir
indentitas Ibu sebagai responden akan dijaga. Penelitian akan dilakukan selama
± 30 menit.
E. Manfaat
Keuntungan yang didapatkan adalah Ibu dapat meningkatkan pengetahuan
tentang Buku KIA dan manfaatnya.
F. Kompensasi
Sebagai ucapan rasa terimakasih atas kesediaan menjadi responden, Ibu akan
mendapat ballpoint.
G. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait penelitian akan ditanggung peneliti.
H. Informasi Tambahan
Bila ada hal yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Anda dapat
menghubungi :
Nama :
NIM :
Alamat :

Terima Kasih

( )
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :

Telah mendapat keterangan secara rinci dan jelas mengenai:


1. Penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kelengkapan
Pengisian Buku KIA Pada Bagian Anak di Puskesmas Gununghalu”
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek
3. Manfaat ikut sebagai subjek penelitian
4. Bahaya yang akan timbul
5. Prosedur penelitian
Dan subjek penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh
karena itu saya bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subjek
penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.
Gunung Halu, .....................2022
Peneliti, Responden,

( ) ( )
HASIL PENELITIAN
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.905 20

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
VAR00001 11.93 31.513 .414 .903
VAR00002 11.97 31.275 .448 .903
VAR00003 11.87 30.533 .651 .897
VAR00004 12.00 30.621 .563 .900
VAR00005 12.03 29.826 .707 .896
VAR00006 11.93 31.513 .414 .903
VAR00007 11.97 30.378 .621 .898
VAR00008 11.97 30.792 .541 .900
VAR00009 11.97 31.137 .474 .902
VAR00010 12.07 31.237 .437 .903
VAR00011 11.93 30.409 .630 .898
VAR00012 11.97 30.033 .689 .896
VAR00013 12.03 30.102 .654 .897
VAR00014 11.90 30.714 .589 .899
VAR00015 11.97 31.344 .435 .903
VAR00016 12.00 30.345 .616 .898
VAR00017 12.00 30.759 .537 .900
VAR00018 12.00 30.690 .550 .900
VAR00019 11.90 31.059 .519 .901
VAR00020 12.00 32.000 .306 .906

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12.60 33.972 5.829 20
Frequency Table

Kelengkapan Pengisian Buku KIA


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak lengkap 44 61.1 61.1 61.1
lengkap 28 38.9 38.9 100.0
Total 72 100.0 100.0

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 37 51.4 51.4 51.4
cukup 17 23.6 23.6 75.0
kurang 18 25.0 25.0 100.0
Total 72 100.0 100.0

Crosstabs
pengetahuanhasil * kelengkapan Crosstabulation

kelengkapan
tidak lengkap lengkap Total
pengetahuanhasil baik Count 17 20 37
Expected Count 22.6 14.4 37.0
% within pengetahuanhasil 45.9% 54.1% 100.0%
cukup Count 12 5 17
Expected Count 10.4 6.6 17.0
% within pengetahuanhasil 70.6% 29.4% 100.0%
kurang Count 15 3 18
Expected Count 11.0 7.0 18.0
% within pengetahuanhasil 83.3% 16.7% 100.0%
Total Count 44 28 72
Expected Count 44.0 28.0 72.0
% within pengetahuanhasil 61.1% 38.9% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 7.963a 2 .019
Likelihood Ratio 8.361 2 .015
Linear-by-Linear Association 7.668 1 .006
N of Valid Cases 72
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 6.61.
LEMBAR MONITORING KONSULTASI BIMBINGAN
HAL YANG NAMA
NO HARI/TGL PARAF
DIKONSULTASIKAN PEMBIMBING
1. 

2. 

3. 

4. 

5. 

6. 
LEMBAR MONITORING KONSULTASI BIMBINGAN
HAL YANG NAMA
NO HARI/TGL PARAF
DIKONSULTASIKAN PEMBIMBING
1. 

2. 

3. 

4. 

5. 

6. 
REKAPITULASI PENELITIAN
PENDIDIK PENGETAHUAN
N ANAK INFORMASI KELENGKAPAN
NAMA UMUR ALAMAT AN ∑ % Kategori
O KE BUKU KIA BUKU KIA
TERAKHIR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Ny. D 25 Gununghalu SMP 1 Bidan 1 Lengkap 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 89,47 Baik

2 Ny. DH 35 Gununghalu SMA 2 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 16 84,21 Baik

3 Ny. R 43 Gununghalu SMA 3 Bidan 0 Tidak Lengkap 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 10 52,63 Kurang

4 Ny. T 36 Gununghalu PT 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

5 Ny. J 36 Gununghalu SMP 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

6 Ny. R 20 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

7 Ny. G 21 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 11 57,89 Kurang

8 Ny. W 19 Gununghalu SMP 1 Sosial Media 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

9 Ny. K 22 Gununghalu SMA 2 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 89,47 Baik

10 Ny. F 25 Gununghalu SMP 2 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 14 73,68 Cukup

11 Ny. P 26 Gununghalu SMP 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 13 68,42 Cukup

12 Ny. F 27 Gununghalu D3 1 Sosial Media 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

13 Ny. R 29 Gununghalu D3 1 Sosial Media 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

14 Ny. A 32 Gununghalu SMP 2 Sosial Media 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

15 Ny. TH 33 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 11 57,89 Kurang

16 Ny. D 39 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 17 89,47 Baik

17 Ny. S 40 Gununghalu SMP 3 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

18 NY. R 42 Gununghalu SMA 3 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

19 Ny. E 41 Gununghalu SMA 3 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

20 Ny. D 42 Gununghalu SMA 3 Bidan 1 Lengkap 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

21 Ny. C 45 Gununghalu SMP 1 Bidan 1 Lengkap 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 89,47 Baik

22 Ny. N 32 Gununghalu SMP 2 Bidan 1 Lengkap 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 73,68 Cukup

23 Ny. W 25 Gununghalu D3 1 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

24 Ny. Dar 26 Gununghalu SMA 2 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

25 Ny. S 26 Gununghalu SMA 1 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 89,47 Baik

26 Ny. P 22 Gununghalu SMP 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

27 Ny. K 20 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup


28 Ny. I 21 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

29 Ny. Y 18 Gununghalu SMP 2 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 100,00 Baik

30 Ny. M 23 Gununghalu SMA 1 Bidan 1 Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

31 Ny. N 25 Gununghalu SMA 1 Bidan 1 Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

32 Ny. R 22 Gununghalu SMA 1 Bidan 1 Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

33 Ny. M 26 Gununghalu SMP 1 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 100,00 Baik

34 Ny. M 24 Gununghalu SMP 2 Bidan 1 Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

35 Ny. S 26 Gununghalu SMP 1 Bidan 1 Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

36 Ny. D 27 Gununghalu SMP 2 Bidan 1 Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

37 Ny. K 28 Gununghalu SMP 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

38 Ny. K 22 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

39 Ny. R 24 Gununghalu SMA 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

40 Ny. A 26 Gununghalu SMA 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

41 Ny. A 25 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

42 Ny. K 24 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

43 Ny. D 26 Gununghalu SMP 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

44 Ny. K 24 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

45 Ny. R 24 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

46 Ny. K 28 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

47 Ny, C 27 Gununghalu SMP 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

48 Ny. O 28 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

49 Ny. W 30 Gununghalu SMP 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

50 Ny, N 31 Gununghalu PT 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

51 Ny. R 32 Gununghalu D3 3 Bidan 1 Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

52 Ny, F 32 Gununghalu SMP 1 Bidan 1 Lengkap 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 89,47 Baik

53 Ny. F 32 Gununghalu SMP 3 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 100,00 Baik

54 Nt. Dn 33 Gununghalu SMP 1 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 89,47 Baik

55 Ny. B 23 Gununghalu SMP 1 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

56 Ny. N 24 Gununghalu SMA 1 Bidan 1 Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

57 Ny. A 28 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

58 Ny. N 26 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

59 Ny. M 27 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik


60 Ny. S 22 Gununghalu SMA 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

61 Ny. S 23 Gununghalu SMA 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

62 Ny. K 24 Gununghalu SMA 2 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

63 Ny. G 22 Gununghalu SMA 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

64 Ny. R 22 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

65 Ny. S 26 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

66 Ny. E 27 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

67 Ny. N 27 Gununghalu SMP 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 94,74 Baik

68 Ny. M 27 Gununghalu SMA 1 Bidan 1 Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,89 Kurang

69 Ny, S 27 Gununghalu SMA 1 Bidan 1 Lengkap 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 63,16 Cukup

70 Ny. C 30 Gununghalu SMA 1 Bidan 1 Lengkap 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 78,95 Baik

71 Ny. O 31 Gununghalu SMA 1 Bidan 0 Tidak Lengkap 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 94,737 Baik

72 Ny. I 41 Gununghalu SMP 3 Bidan 0 Tidak Lengkap 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 57,895 Kurang

Anda mungkin juga menyukai