Anda di halaman 1dari 97

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KEPATUHAN KONSUMSI MAKANAN TAMBAHAN (MT)


PADA IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK)
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL
KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2022

RISET

Disusun Oleh:
FITRIANI WULANDARI
19154011007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS YPIB
MAJALENGKA
2022
HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN KONSUMSI MAKANAN TAMBAHAN (MT)
PADA IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK)
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL
KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2022

RISET

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh:
FITRIANI WULANDARI
19154011007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS YPIB
MAJALENGKA
2022

2
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KEPATUHAN KONSUMSI MAKANAN TAMBAHAN (MT)
PADA IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK)
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL
KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2022

Riset ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan


Tim Penguji Riset Program Studi D-III Kebidanan
Universitas YPIB Majalengka

Majalengka, Juli 2022

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Desi Evitasari, S. ST., M. Kes. Merlly Amalia, S.ST., M.Kes.

i
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KEPATUHAN KONSUMSI MAKANAN TAMBAHAN (MT)
PADA IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK)
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL
KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2022

Riset ini telah diperiksa dan disahkan dihadapan


Tim Penguji Riset Program Studi Diploma III Kebidanan
Universitas YPIB Majalengka

Majalengka, Juli 2022

Mengesahkan,

Penguji I, Penguji II, Penguji III,

Suyanti, S.ST., M.Kes. Desi Evitasari, S.ST., M.Kes. Eti Wati, S.Kep., Ners., M.Pd.

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Kebidanan

Yeti Yuwansyah, S.ST., M.Kes.

ii
LEMBAR ORISINALITAS

Kami menyatakan bahwa Riset yang berjudul “Hubungan Peran Bidan


dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan
(MT) Pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022” ini
sepenuhnya karya kami sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan
plagiat dari karya orang lain dan kami tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, kami siap menanggung
risiko atau sangsi yang dijatuhkan kepada kami apabila kemudian ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan lain dalam karya kami ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Majalengka, Juli 2022

Yang Membuat Pernyataan

Materai
10000

(Fitriani Wulandari)

iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

iv
BIODATA PENULIS

v
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
Riset, Juli 2022

FITRIANI WULANDARI
19154011007

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KEPATUHAN KONSUMSI MAKANAN TAMBAHAN (MT) PADA IBU
HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK) DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2022

V bab, 67 halaman + 9 tabel + 2 diagram + 7 lampiran

ABSTRAK

Kasus Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Indonesia cukup banyak yang


kemungkinan disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan asupan dan kebutuhan
gizi sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi. Kejadian KEK pada
ibu hamil tahun 2021 di UPTD Puskesmas Munjul yaitu 98 orang (14,4%) dari
679 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peran
bidan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan
(MT) pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
mengalami KEK di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten
Majalengka sebanyak 98 orang dan sampelnya sebanyak 48 orang dengan teknik
purposive sampling pada bulan Juni-Juli 2022. Analisis data univariat
menggunakan distribusi frekuensi dan bivariate menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengah (41,7%) ibu
hamil KEK kepatuhannya rendah dalam mengkonsumsi Makanan Tambahan.
Lebih dari setengah (62,5%) ibu hamil KEK dengan peran bidan kurang dan lebih
dari setengah (60,4%) ibu hamil KEK dukungan keluarganya rendah. Terdapat
hubungan peran bidan ( value = 0,000) dan dukungan keluarga ( value = 0,000)
dengan kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan pada ibu hamil KEK.
Bagi bidan atau petugas kesehatan dapat meningkatkan kegiatan konseling
atau penyuluhan kepada ibu hamil KEK mengenai konsumsi Makanan Tambahan,
memberikan motivasi kepada keluarga ibu untuk memberikan support dan
dukungannya pada ibu. Bagi ibu hamil agar aktif berkonsultasi dengan bidan atau
petugas kesehatan sehingga mendapatkan informasi dan termotivasi untuk
mengkonsumsi Makanan Tambahan secara baik dan benar.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kurang Energi Kronis (KEK), Kepatuhan,


Makanan Tambahan (MT), Peran Bidan
Kepustakaan : 37 (2017-2022)

vi
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan

kepada penulis, baik kesempatan maupun kesehatan, sehingga dapat

menyelesaikan Riset ini dengan baik. Salam dan salawat selalu tercurah kepada

junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam

jahiliyah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.

Riset yang telah penulis susun ini berjudul “Hubungan Peran Bidan dan

Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan

(MT) Pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022”. Maksud dan

tujuan dari penyusunan ini adalah untuk menyelesaikan pendidikan di Program

Studi D III Kebidanan Universitas YPIB Majalengka.

Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar kepada pihak-

pihak yang telah berjasa membantu selama proses penyusunan Riset ini dari awal

hingga akhir. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa

terima kasih yang tulus kepada semua pihak, diantara kepada :

1. Jejen Nurbayan, S.Sos, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Imam Bonjol (YPIB)

Majalengka.

2. Dr. Wawan Kurniawan, SKM, S,Kep., Ners., M.Kes, selaku Rektor Universitas

YPIB Majalengka.

3. Idris Handriana, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku Dekan Fakultas D-III

Kebidanan Universitas YPIB Majalengka.

vii
4. Yeti Yuwansyah, S.ST, M.Kes., selaku Ketua Program D-III Kebidanan

Universitas YPIB Majalengka.

5. Desi Evitasari, S.ST., M.Kes., selaku Pembimbing I atas arahan serta

bimbingannya dalam penyusunan Riset ini.

6. Merlly Amalia, S.ST., M.Kes., selaku Pembimbing II atas arahan serta

bimbingannya dalam penyusunan Riset ini.

7. Kepala UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka yang telah

memberikan ijin lokasi penelitian.

8. Responden yang sudah berpartisipasi dalam penelitian ini.

9. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materil

sehingga Riset ini dapat terselesaikan.

10. Teman-teman se-angkatan atas kebersamaan dan motivasinya selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan masukan dan membantu kelancaran pelaksanaan ini.

Akhirnya, penulis berharap agar kehadiran Riset ini dapat memberikan

manfaat yang berarti untuk para pembaca. Atas perhatiannya penulis ucapkan

terima kasih.

Majalengka, Juli 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
LEMBAR ORISINALITAS...................................................................................iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................iv
BIODATA PENULIS..............................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR DIAGRAM...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................8
D. Ruang Lingkup........................................................................................9
E. Manfaat Penelitian...................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................11
A. Kehamilan.............................................................................................11
1. Pengertian Kehamilan.......................................................................11
2. Tanda-tanda Kehamilan.....................................................................12
B. Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil..............................13
1. Pengertian KEK.................................................................................13
2. Penyebab Kekurangan Energi Kronis...............................................14
3. Tanda dan Gejala Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil.........16
4. Pengukuran Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil..................17
5. Dampak Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil........................17

ix
6. Pencegahan dan Penanganan Kekurangan Energi Kronis pada Ibu
Hamil................................................................................................18
C. Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan (MT).................................19
1. Pengertian..........................................................................................19
2. Jenis-jenis Kepatuhan.......................................................................20
3. Cara Mengukur Kepatuhan................................................................21
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Makanan
Tambahan (MT).....................................................................................22
E. Hasil Penelitian yang Relevan...............................................................34
F. Kerangka Teori......................................................................................36
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS
DAN METODE PENELITIAN.................................................................37
A. Kerangka Konsep..................................................................................37
B. Definisi Operasional..............................................................................38
C. Hipotesis................................................................................................39
D. Metode Penelitian..................................................................................39
1. Jenis dan Desain Penelitian...............................................................39
2. Populasi dan Sampel..........................................................................40
3. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................42
4. Instrumen Penelitian..........................................................................42
5. Teknik Pengumpulan Data................................................................43
6. Langkah-langkah Pengolahan Data...................................................44
7. Analisis Data.....................................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................48
A. Hasil Penelitian.....................................................................................48
B. Pembahasan...........................................................................................53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................65
A. Kesimpulan............................................................................................65
B. Saran......................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Peran Bidan dan Dukungan


Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan (MT)
Pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja
Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022 38

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi 46

Tabel 3.3 Interpretasi Data 46

Tabel 3.4 Tabel Silang 2 x 3 46

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan


(MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022
48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Peran Bidan pada Ibu Hamil Kurang Energi
Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul
Kabupaten Majalengka Tahun 2022 49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga pada Ibu Hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul
Kabupaten Majalengka Tahun 2022 50

Tabel 4.4 Hubungan Peran Bidan dengan Kepatuhan Konsumsi Makanan


Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka
Tahun 202251

Tabel 4.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi


Makanan Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
(KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten
Majalengka Tahun 2022 52

xi
DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 2.1 Kerangka Teori Faktor-faktor yang Berhubungan dengan


Kepatuhan 36

Diagram 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Peran Bidan dan Dukungan


Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan
(MT) Pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah
Kerja Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022
37

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2. Lembar Pernyataan Responden

Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Master Tabel Penelitian

Lampiran 5. Hasil Pengolahan SPSS

Lampiran 6. Surat Ijin dan Balasan Penelitian

Lampiran 7. Lembar Bimbingan

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan ibu hamil merupakan bagian yang sangat penting dalam

pembangunan kesehatan sebuah bangsa, karena akan melahirkan generasi yang

sehat dan berkualitas di masa yang akan datang. Upaya untuk mewujudkan hal

tersebut maka pelayanan kesehatan pada kelompok ibu perlu mendapatkan

perhatian terutama kesehatan ibu hamil. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu

aspek yang penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang

perempuan karena sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi komplikasi yang

tidak diharapkan. Setiap ibu hamil akan menghadapi risiko yang bisa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil memerlukan asuhan

selama masa kehamilannya (Kementerian Kesehatan RI, 2021).

Salah satu masalah kesehatan pada ibu hamil yang perlu mendapat

prioritas adalah masalah kesehatan pada masa kehamilan yaitu Kekurangan

Energi Kronis (KEK). Menurut World Health Organization (WHO), persentase

penyebab kematian pada ibu adalah infeksi dan perdarahan (28%) yang dapat

disebabkan ibu mengalami anemia dan kekurangan energi kronis (KEK).

Diberbagai negara kejadian ini berkisar kurang dari 10% sampai 60%. WHO

juga mencatat 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan

anemia dan Kekurangan Energi Kronis dengan prevalensi terbanyak dari kasus

1
2

tersebut karena Kekurangan Energi Kronis yang dapat menyebabkan status

gizinya berkurang (Lestari, 2021).

Kasus Kekurangan Energi Kronis di Indonesia cukup banyak yang

kemungkinan disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan asupan dan

kebutuhan gizi sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi. Di

Indonesia banyak terjadi kasus Kekurangan Energi Kronis terutama disebabkan

karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi (energi dan protein), sehingga

zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan

pertumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna. Riskesdas 2019

menunjukkan prevalensi risiko Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil (15-

49 tahun) sebesar 17,3%, khususnya prevalensi tertinggi ditemukan pada usia

remaja (15-19 tahun) sebesar 33,5% dibandingkan dengan kelompok lebih tua

(20-24 tahun) sebesar 23,3%. Proporsi ibu hamil dengan tingkat kecukupan

energi kurang dari 70% angka kecukupan energi sedikit lebih tinggi di

pedesaan yaitu sebesar 52,9% dibandingkan dengan perkotaan yaitu 51,5%.

Sementara proporsi ibu hamil dengan tingkat kecukupan protein kurang dari

80% angka kecukupan protein juga lebih tinggi di pedesaan yaitu sebesar

55,7% dibandingkan dengan perkotaan yaitu 49,6%. Tingginya kejadian ibu

hamil dengan tingkat kecukupan protein kurang di pedesaan hal ini berkaitan

dengan tingkat sosial dan ekonomi di pedesaan lebih rendah dibanding di

perkotaan yang mengakibatkan kecukupan untuk memenuhi kebutuhan ibu

hamil pada ibu hamil di pedesaan mengalami kendala (Apriliani dkk., 2021).
3

Prevalensi ibu hamil yang berisiko Kekurangan Energi Kronis masing-

masing propinsi di Indonesia bervariasi, adapun prevalensi ibu hamil yang

berisiko mengalami Kekurangan Energi Kronis di Propinsi Jawa Barat tahun

2020 sebesar 82,04% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2021).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2021,

prevelensi kejadian Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil di Kabupaten

Majalengka sebanyak 1.608 orang (6,9%) dari jumlah ibu hamil sebanyak

23.365 ibu hamil. Adapun puskesmas dengan prevalensi kejadian Kekurangan

Energi Kronis pada ibu hamil paling tinggi terdapat di UPTD Puskesmas

Munjul yaitu sebanyak 98 orang (14,4%) dari 679 ibu hamil. Hal ini

menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis di

UPTD Puskesmas Munjul termasuk dalam kategori wilayah dengan kesehatan

masyarakat bermasalah karena prevalensi Kekurangan Energi Kronis pada ibu

hamil > 10%. Juga dibandingkan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis

pada ibu hamil di UPTD Puskesmas Malausma yaitu sebanyak 81 orang (6,7%)

dari 1.201 ibu hamil maka kejadian Kekurangan Energi Kronis di UPTD

Puskesmas Munjul lebih tinggi dibanding dengan UPTD Puskesmas

Malausma.

Kejadian Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil harus ditangani

secara tepat karena jika tidak ditangani akan berdampak buruk bagi kesehatan

ibu maupun janin yang dikandungnya. Dampak Kekurangan Energi Kronis

pada ibu hamil yaitu akan menimbulkan anemia, perdarahan dan berat badan

ibu tidak bertambah secara normal, Kekurangan Energi Kronis juga dapat
4

mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit

dan lama, prematur, perdarahan setelah persalinan, juga dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, cacat bawaan dan berat

bayi lahir rendah (Manuaba, 2017).

Ibu hamil dalam masa kehamilan mengalami Kekurangan Energi Kronis

maka akan mengakibatkan kehamilan yang beresiko antara lain anemia,

perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena

penyakit infeksi, untuk mengurangi resiko tersebut dapat dilakukan dengan

mengidentifikasikan faktor penyebab terjadinya Kekurangan Energi Kronis.

Penyebab langsung dari Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil yaitu

karena asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada masa kehamilan.

Kekurangan energi kronis pada ibu hamil merupakan suatu keadaan dimana

status gizi ibu berada pada kondisi yang kurang baik. Kontribusi dari terjadinya

Kekurangan Energi Kronis ibu hamil akan mempengaruhi tumbuh kembang

janin antara lain dapat meningkatkan resiko BBLR (Teguh dkk., 2019).

Upaya untuk mencegah kejadian Kekurangan Energi Kronis pada ibu

hamil adalah dengan meningkatkan kepatuhan konsumsi makanan tambahan.

Menurut (Kementerian Kesehatan RI, 2021), makanan tambahan pemulihan

merupakan salah satu langkah dalam memperbaiki status gizi pada ibu hamil

Kekurangan Energi Kronis. Makanan tambahan adalah makanan tambahan

yang diberikan untuk mengatasi terjadinya masalah gizi yang diberikan selama

90 hari makan. Standar pemberian makanan tambahan dapat berupa biskuit

(Fitriah dkk., 2018).


5

Makanan Tambahan (MT) seperti biskuit sebagai tambahan, bukan

sebagai pengganti makanan utama sehari-hari. Makanan tambahan ibu hamil

adalah suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang dibuat dengan formula

khusus dan difortifikasii dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada

ibu hamil dengan kategori Kekurangan Energi Kronis untuk mencukupi

kebutuhan gizi. Dalam setiap kemasan biksuit makanan tambahan pemulihan

berisi 3 keping biskuit (60 gram) yang minimum 270 kalori, 6 gram protein, 12

gram lemak. Serta diperkaya 11 macam vitamin (A, D, E, B1, B2, B3, B5, B6,

B12, C, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium, Natrium, Seng, Iodium,

Fosfor, Selenium) (Kementerian Kesehatan RI, 2021).

Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tambahan makanan

ditentukan oleh beberapa faktor. Menurut (Notoatmodjo, 2017), kepatuhan

dipengaruhi oleh adanya faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor individu

adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan individu itu sendiri meliputi usia,

pengetahuan, sikap, dan pendidikan. Sedangkan faktor lingkungan berupa

peran bidan (petugas), dukungan keluarga, serta informasi (komunikasi).

Peran bidan dan dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam

meningkatkan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tambahan makanan.

Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tambahan makanan pada ibu hamil

yang mengalami Kekurangan Energi Kronis memerlukan peran bidan. Bidan

mempunyai peran penting agar ibu hamil melaksanakan prosedur dengan baik

tanpa adanya informasi atau bimbingan dari bidan ibu dapat saja

mengkonsumsi tambahan makanan dengan tidak tepat (Gagu, 2018).


6

Dukungan keluarga sangat penting dalam keberhasilan ibu hamil untuk

mengkonsumsi makanan tambahan. Keluarga dengan menunjukkan

dukungannya, maka ibu akan lebih percaya diri, bahagia dalam menjalani masa

pemulihan dengan menjalankan prosedur pengobatan sesuai dengan instruksi

petugas kesehatan. Keluarga adalah orang yang terpenting dalam kehidupan

ibu, terutama suami merupakan orang pertama yang memberikan dorongan dan

dukungan sebelum orang lain (Lestari, 2021).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Yuliani, 2020) menunjukkan

bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil

Kurang Energi Kronis dalam mengkonsumsi Pemberian Makanan Tambahan.

Juga penelitian yang dilakukan oleh (Mahirawati, 2017) menunjukkan bahwa

ada hubungan antara peran petugas dengan kepatuhan mengkonsumsi

tambahan makanan pada ibu hamil. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

(Handayani, 2021) menunjukkan bahwa ada pengaruh peran petugas kesehatan

dan kepatuhan ibu hamil Kurang Energi Kronis mengkonsumsi tambahan

makanan dengan  = 0,002.

Hasil studi pendahuluan di UPTD Puskesmas Munjul pada tanggal 5-7

Januari 2022, pada 10 ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis

didapatkan sebanyak 6 ibu (60%) sering lupa untuk mengkonsumsi makanan

tambahan, sedangkan 4 ibu (40%) selalu mengkonsumsi tambahan makanan

sesuai dengan anjuran petugas. Informasi yang didapatkan dari 6 ibu (60%)

sering lupa untuk mengkonsumsi makanan tambahan mengatakan bahwa

keluarganya tidak pernah mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi makanan


7

tambahan dan juga kurang mendapatkan nasehat dari bidan mengenai

konsumsi makanan tambahan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Hubungan Peran Bidan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan

Konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis

(KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka

Tahun 2022”

B. Rumusan Masalah

Kejadian Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil tahun 2021 di UPTD

Puskesmas Munjul yaitu 98 orang (14,4%) dari 679 ibu hamil lebih tinggi

dibanding dengan UPTD Puskesmas Malausma yaitu sebanyak 81 orang

(6,7%) dari 1.201 ibu hamil. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana hubungan peran bidan dan dukungan keluarga dengan

kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada ibu hamil Kurang Energi

Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten

Majalengka Tahun 2022?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
8

Untuk mengetahui hubungan peran bidan dan dukungan keluarga

dengan kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada ibu hamil

Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul

Kabupaten Majalengka Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan

(MT) pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022.

b. Untuk mengetahui gambaran peran bidan pada ibu hamil Kurang Energi

Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten

Majalengka Tahun 2022.

c. Untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada ibu hamil Kurang

Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul

Kabupaten Majalengka Tahun 2022.

d. Untuk mengetahui hubungan peran bidan dengan kepatuhan konsumsi

Makanan Tambahan (MT) pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka

Tahun 2022.

e. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan

konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada ibu hamil Kurang Energi

Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten

Majalengka Tahun 2022.


9

D. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari hubungan peran bidan dan

dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT)

pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Penelitian ini telah dilakukan di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul pada bulan Juni-Juli 2022, karena

Puskesmas ini belum mencapai target cakupan Ibu Hamil Kurang Energi

Kronis (KEK) yang tidak patuh mengkonsumi makanan tambahan dibanding

31 Puskesmas lainnya yang ada di Kabupaten Majalengka. Sampel dalam

penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka sebanyak 48

orang dengan teknik purposive sampling. Pengambilan datanya menggunakan

kuesioner. Analisis datanya menggunakan univariat dan bivariate.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi UPTD Puskesmas Munjul

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan informasi bagi

bidan untuk meningkatkan pelayanan pada ibu hamil dalam upaya

mencegah kejadian Kekurangan Energi Kronis melalui pengawasan dan

peningkatan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi makanan tambahan.

2. Bagi Universitas YPIB Majalengka

Sebagai bahan untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan mengenai

gizi pada ibu hamil khususnya tentang Kekurangan Energi Kronis pada ibu
10

hamil serta dapat menambah kajian untuk studi perbandingan hasil

penelitian yang sejenis.

3. Bagi Ibu Hamil

Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai pentingnya

mengkonsumsi makanan tambahan untuk mencegah dan mengurangi risiko

Kekurangan Energi Kronis dan memotivasi ibu hamil agar patuh

mengkonsumsi makanan tambahan.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam

melakukan penelitian secara ilmiah serta dapat menerapkan ilmu yang

pernah diperoleh.

5. Bagi Peneliti Lain

Sebagai dasar bagi penelitian yang akan datang terutama yang sejenis

untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan yang lebih luas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan terdiri atas,

ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta, serta pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi

sampai aterm (Enny, 2017). Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin

dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses

pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan (Tyastuti

& Wahyuningsih, 2018).

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Manuaba, 2017). Kehamilan

adalah pertemuan antara sel telur dengan sel spermatozoa (konsepsi) yang

diikuti dengan perubahan fisiologi dan psikologis (Tuti, 2019). Kehamilan

adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid

pertama haid terakhir (Alatas, 2019).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai

11
12

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan umumnya

berlangsung selama 9 bulan.

2. Tanda-tanda Kehamilan

Ada dua tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami suatu

kehamilan, tanda pasti dan tanda tidak pasti. Tanda tidak pasti dibagi

menjadi dua, pertama tanda subjektif (presumptive) yaitu dugaan atau

perkiraan seorang wanita mengalami suatu kehamilan, kedua tanda objektif

(probability) atau kemungkinan hamil (Manuaba, 2017).

a. Tanda Pasti

1) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)

2) Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan

pemeriksaan,

3) Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG.

b. Tanda- Tanda Tidak Pasti

1) Tanda Subjektif

a) Amenorea (terlambat datang bulan)

b) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting) .

c) Mengidam

d) Syncope (pingsan) .

e) Perubahan Payudara

f) Sering miksi

g) Konstipasi atau obstipasi

h) Pigmentasi kulit
13

i) Epulis

j) Varises (penampakan pembuluh darah vena)

2) Tanda Obyektif

a) Pembesaran Rahim/ Perut

b) Perubahan Bentuk dan Konsistensi

c) Perubahan Pada Bibir Rahim

d) Kontraksi Braxton Hicks

e) Adanya Ballotement

f) Tanda Hegar dan Goodells

g) Tanda Chadwick

h) Hyperpigmentasi Kulit

B. Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil

1. Pengertian KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu

menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis)

sehingga menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu hamil (Yulaikhah,

2019). Kekurangan Energi Kalori atau malnutrisi pada ibu hamil merupakan

keadaan ketika seorang ibu hamil mengalami kekurangan gizi (kalori dan

protein) yang berlangsung lama atau menahun (Hani dkk., 2018)

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu kondisi dimana

seorang ibu hamil menderita kekurangan asupan makan yang berlangsung

dalam jangka waktu lama (menahun atau kronis) yang mengakibatkan


14

timbulnya gangguan kesehatan, sehingga peningkatan kebutuhan zat gizi

pada masa kehamilan tidak dapat terpenuhi (Enny, 2017).

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan

bahwa Kekurangan Energi Kronis merupakan suatu keadaan dimana status

gizi ibu hamil mengalami gangguan disebabkan karena kurangnya konsumsi

pangan yang bergizi. 

2. Penyebab Kekurangan Energi Kronis

Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil ini dikarenakan asupan

energi dan protein yang tidak mencukupi pada masa kehamilan. Kekurangan

energi kronis pada ibu hamil merupakan suatu keadaan dimana status gizi

ibu berada pada kondisi yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan karena

kurangnya konsumsi pangan dan sumber energi yang mengandung zat

mikro. Kebutuhan wanita hamil akan meningkat dari biasanya dimana

pertukaran dari hampir semua beban terjadi sangat aktif terutama pada

trimester III. Karena itu peningkatan jumlah konsumsi makan perlu

ditambah (Manuaba, 2017).

Menurut (Yulaikhah, 2019), penyebab dari Kekurangan Energi Kronis

dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Penyebab langsung, yaitu terdiri dari asupan makanan atau pola

konsumsi dan infeksi. Ibu hamil memerlukan asupan makanan yang

lebih, tidak sama seperti wanita normal seusianya. Asupan makanan ini

akan menentukan status gizi ibu hamil. Ketika ibu hamil tidak memenuhi

kebutuhan energinya, maka janin yang dikandungnya juga mengalami


15

kekurangan gizi. Disamping itu, ibu hamil yang mengalami penyakit

infeksi, sangat mudah kehilangan berbagai zat gizi yang diperlukan oleh

tubuh. Penyakit infeksi bisa mengakibatkan kekurangan energi kronis

pada ibu hamil karena kemampuan tubuh untuk menyerap zat gizi

menurun dan hilangnya nafsu makan sehingga asupan makan juga

menurun

b. Penyebab tidak langsung, diantaranya: usia, pekerjaan, pendidikan,

pendapatan. Usia mempengaruhi status gizi ibu hamil. Seorang ibu yang

masih sangat muda apabila ia hamil, maka bayi yang dikandungnya akan

bersaing dengan si ibu muda untuk mendapatkan zat gizi, karena sama-

sama mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Persaingan ini

mengakibatkan ibu mengalami kekurangan energi kronis. Sementara, ibu

yang hamil di usia terlalu tua juga membutuhkan energi yang besar untuk

menunjang fungsi organnya yang semakin melemah. Dalam hal ini,

persaingan untuk mendapatkan energi terjadi lagi. Oleh karena itu, usia

kehamilan yang sesuai adalah 20 tahun hingga 35 tahun.

Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai

faktor karena pada masa kehamilan banyak terjadi perubahan pada tubuhnya

yaitu adanya peningkatan metabolisme energi dan juga berbagai zat gizi

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam

kandungannya. Faktor-faktor tersebut adalah faktor biologis (usia, paritas

dan jarak kehamilan), faktor sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan dan


16

pekerjaan), dan faktor perilaku (pola makan dan pemeriksaan kehamilan)

(Varney, 2017).

3. Tanda dan Gejala Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil

Beberapa tanda jika ibu hamil mengalami Kekurangan Energi Kronis

yaitu badan terasa lemah dan lesu, wajah pucat, berat badan sulit bertambah,

ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm dan anemia

(Manuaba, 2017). Kenaikan berat badan pada tiap ibu hamil tidaklah sama.

Hal ini tergantung dari indeks massa tubuh (IMT) dan berat badan sebelum

kehamilan. Angka IMT diperoleh dari membagi berat badan dalam satuan

kilogram (kg) dengan tinggi tubuh dalam satuan meter kuadrat (Yulaikhah,

2019). Berikut adalah total kenaikan berat badan selama kehamilan, yang

masih dianggap normal atau aman, sesuai dengan IMT sejak sebelum hamil

(Enny, 2017):

a. Bagi yang memiliki IMT di bawah 18,5 (underweight) sebelum

kehamilan, maka disarankan untuk menaikkan berat badan sampai 12,5 -

18 kg.

b. Bagi yang memiliki IMT 25 - 29,9 (overweight) sebelum kehamilan,

maka disarankan untuk menjaga kenaikan berat badan hanya 7 - 11,5 kg.

c. Bagi yang memiliki IMT di atas 30 (obesitas) sebelum kehamilan, maka

disarankan untuk menjaga kenaikan berat badan hanya 5 - 10 kg.

Menurut (Yulaikhah, 2019), gejala kekurangan energi kronis beragam,

antara lain rasa lelah yang berkepanjangan, konsentrasi dan daya ingat

menurun, pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau ketiak, nyeri


17

otot atau persendian tanpa sebab yang jelas dan sering sakit kepala atau sakit

tenggorokan. Jika masih ringan, gejalanya mungkin tidak terlalu jelas.

Namun, pada kondisi yang berat, penderita kekurangan energi kronis akan

sulit untuk menjalani aktivitas sederhana dan terkadang perlu menggunakan

kursi roda karena tidak ada tenaga untuk berjalan. Mereka juga menjadi

lebih sensitif terhadap cahaya atau suara, dan merasa sangat lelah setelah

keluar dari rumah, meskipun hanya sebentar.

4. Pengukuran Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil

Pengukuran Kekurangan Energi Kronis berkaitan dengan status gizi

ibu hamil yang umum dilakukan adalah dengan cara mengukur Lingkar

Lengan Atas (LILA) ibu hamil. LILA diukur pada lengan yang tidak aktif

dari bahu ke siku (acromion ke olecranon). Batasan ukuran LILA normal di

Indonesia adalah 23,5 cm, bila ditemukan pengukuran kurang dari 23,5 cm

berarti ibu hamil tersebut Kekurangan Energi Kronis dan termasuk golongan

ibu hamil dengan faktor risiko. Hal ini sangat memungkinkan pertumbuhan

janin yang dikandungnya terganggu, sehingga bayi lahir dengan BBLR

(Manuaba, 2017).

5. Dampak Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil

Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil menyebabkan resiko dan

komplikasi antara lain anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah

secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh Kekurangan Energi

Kronis terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan

lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah


18

persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat

(Yulaikhah, 2019).

Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil mengakibatkan volume

darah menjadi berkurang sehingga mengakibatkan aliran darah ke uterus

dan plasenta ikut berkurang, akibat selanjutnya ukuran plasenta dan transfer

nutrisi melalui plasenta berkurang. Hal ini menjadikan janin tumbuh lambat

atau terganggu Intra Uterine Growth Retardatation (IUGR), lahir prematur,

lahir dengan BBLR, berkurangnya berat otak dan sel otak sehingga setelah

lahir akan memiliki inteligensia (IQ) dibawah rata-rata (Enny, 2017).

Menurut (Varney, 2017)(Enny, 2017), beberapa risiko akibat

Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil yaitu

a. Bayi lahir dengan berat rendah (kurang dari 2500 kg)

b. Bayi lahir prematur (kurang dari usia kehamilan 37 minggu)

c. Keguguran janin

d. Proses persalinan yang sulit

e. Perdarahan post-partum pada ibu hamil

f.Operasi caesar

g. Bayi lahir mati

h. Bayi lahir dengan cacat bawaan

6. Pencegahan dan Penanganan Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil

Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan

protein, termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari

dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-
19

kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa

atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan

pasokan kalori, terutama pada anak-anak atau remaja yang tidak terlalu suka

makan (Manuaba, 2017)

Menurut (Yulaikhah, 2019), ibu hamil perlu mengonsumsi makanan

yang mengandung kalori, seperti nasi, kentang, ubi, singkong, mengonsumsi

makanan yang mengandung protein, seperti telur, ikan, daging, kacang-

kacangan, susu, dan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi,

seperti sayuran hijau, protein hewani (daging, susu, telur) dan lengkapi

dengan suplemen zat besi. Ibu hamil wajib memenuhi kebutuhan gizi guna

menunjang energi selama kehamilan. Dengan gizi normal maka ibu hamil

akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan, dan berat badan normal.

C. Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan (MT)

1. Pengertian

Kepatuhan berasal dari kata “patuh” yang berarti taat, suka menuruti,

disiplin. Kepatuhan (adherence) adalah suatu bentuk perilaku yang timbul

akibat adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien

mengerti rencana dengan segala konsekwensinya dan menyetujui rencana

tersebut serta melaksanakannya (Notoatmodjo, 2017).

Kepatuhan diartikan sebagai ketaatan atau ketidaktaatan pada suatu

perintah, koreksi, penyediaan dari pimpinan. Patuh juga merupakan

kepatuhan seseorang terhadap suatu anjuran, prosedur dan yang harus


20

dilakukan dengan ketelitian (Sudarma, 2018). Kepatuhan atau ketaatan

(compliance atau adherence) adalah tingkat pasien melaksanakan cara

pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau oleh orang

lain (Safarino dalam (Mahirawati, 2017).

Makanan tambahan merupakan makanan yang diberikan kepada balita

untukmemenuhi kecukupan gizi yang diperoleh balita dari makanan sehari-

hari yang diberikan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Makanan

tambahan adalah makanan tambahan yang diberikan untuk mengatasi

terjadinya masalah gizi yang diberikan selama 90 hari makan. Standar

pemberian makanan tambahan dapat berupa biskuit (Fitriah dkk., 2018).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

kepatuhan dalam konsumsi Makanan Tambahan (MT) oleh ibu hamil adalah

ketaatan atau mau mengikuti intruksi petugas kesehatan yaitu

mengkonsumai tambahan makanan dengan teratur.

2. Jenis-jenis Kepatuhan

Menurut (Notoatmodjo, 2017), kepatuhan seseorang terbagi ke

dalam beberapa jenis:

a. Kepatuhan dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi

dan rangsangan. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga dapat diperoleh

dari informasi yang disampaikan orang lain, didapat dari buku, atau

media massa dan elektronik.


21

b. Kepatuhan dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap

keadaan atau rangsangan dari luar diri si subyek, sehingga alam itu

sendiri akan mencetak perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai

dengan sifat keadaan alam tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan

lingkungan sosial budaya yang bersifat non fisik, tetapi mempunyai

pengaruh kuat terhadap pembentukan perilaku manusia.

c. Kepatuhan dalam bentuk tindakan, yang sudah konkrit berupa perbuatan

terhadap situasi dan suatu rangsangan dari luar. Perubahan perilaku

individu baru dapat menjadi optimal jika perubahan tersebut terjadi

melalui proses internalisasi dimana prilaku yang baru itu dianggap

bernilai positif bagi diri individu itu sendiri dan diintegrasikan dengan

nilai-nilai dari kehidupan.

3. Cara Mengukur Kepatuhan

Kuesioner MMAS-8 (Modified Morisky Adherence Scales-8)

merupakan salah satu cara mengukur kepatuhan. Kuesioner MMAS-8 terdiri

dari 8 pertanyaan yang terkandung didalamnya untuk mengetahui tingkat

kepatuhan. Kuesioner MMAS-yang telah tervalidasi dapat digunakan untuk

mengukur kepatuhan pengobatan pada penyakit-penyakit dengan terapi

jangka panjang diantaranya kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT).

Keunggulan kuesioner MMAS-8 adalah mudah, murah, dan efektif

digunakan untuk mengetahui kepatuhan (Plakas et al dalam (Susanti,

2020)).
22

Morisky secara khusus membuat skala untuk mengukur kepatuhan

dengan delapan item yang berisi pernyataan-pernyataan yang menunjukan

frekuensi kelupaan dalam mengkonsumsi makanan tambahan, kesengajaan

berhenti mengkonsumsi makanan tambahan, kemampuan untuk

mengendalikan dirinya untuk tetap mengkonsumsi makanan tambahan.

MMAS-8 dikategorikan menjadi 3 tingkat kepatuhan yaitu kepatuhan tinggi

(nilai 8), kepatuhan sedang (nilai 6-7) dan kepatuhan rendah (nilai < 6)

(Morisky et al, dalam (Susanti, 2020)).

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Makanan

Tambahan (MT)

Kepatuhan seseorang terhadap suatu intruksi ditentukan oleh beberapa

faktor. Menurut (Notoatmodjo, 2017), kepatuhan dipengaruhi oleh adanya

faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor individu adalah faktor-faktor

yang berkaitan dengan individu itu sendiri meliputi usia, pengetahuan, sikap,

dan pendidikan. Sedangkan faktor lingkungan berupa peran bidan (petugas)

dukungan keluarga, serta informasi (komunikasi).

1. Usia

Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur

dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang

memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama

(Sudarma, 2018). Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan

atau diadakan) (Notoatmodjo, 2017).


23

Usia ibu merupakan salah satu faktor penting dalam proses kehamilan

sampai persalinan. Usia ibu hamil digolongkan menjadi dua yaitu berisiko

dan tidak berisiko. Umur berisiko maksudnya umur ibu hamil mempunyai

risiko tinggi jika mengalami kehamilan. yaitu umur terlalu muda (35 tahun).

Umur tidak berisiko maksudnya umur ibu yang dianjurkan untuk mengalami

kehamilan yaitu usia 20-35 tahun (Marmi, 2015).

Proverawati dan Asfuah (2015) menyebutkan ibu yang mengalami

kehamilan pada usia muda (< 20 tahun) atau usia tua (> 35 tahun)

membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dari pada ibu yang hamil pada saat

usia reproduksi sehat (usia 20-35 tahun). Kehamilan yang terjadi pada usia

muda menyebabkan terjadinya kompetisi pemenuhan zat gizi antara janin

dan ibunya. Ibu yang hamil pada saat usia remaja atau kurang dari 20 tahun

memerlukan zat gizi yang banyak untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan

janin yang sedang dikandungnya.

Usia berhubungan dengan kepatuhan, hal ini berkaitan karena

bertambahnya usia maka akan bertambahnya kematangan dan tanggung

jawab seseorang terhadap masalah yang dihadapinya. Pasien yang terlalu

muda atau terlalu tua terkadang sulit untuk menjalani pengobatan yang

seharusnya dilakukan (Notoatmodjo, 2017). Semakin cukup usia seseorang,

tingkat kemampuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir dan melakukan tindakan. Seseorang yang lebih dewasa mempunyai

kecenderungan akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup


24

tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman kematangan

jiwanya (Sudarma, 2018).

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu

terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior)

(Notoatmodjo, 2017).

Pengetahuan menurut (Oktaviani, 2018) adalah segala sesuatu yang

diketahui kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan

mata pelajaran. Menurut (Simatupang, 2019) pengetahuan merupakan

proses suatu pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan

terus-menerus dalam perilaku dan pemikiran.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian. Menurut Arikunto dalam (Wawan & Dewi, 2017), pengetahuan

seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan yaitu pengetahuan baik bila

persentase hasil > 75%, pengetahuan cukup bila persentase hasil 56% - 75%

dan pengetahuan kurang bila persentase hasil < 56%.

Pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan

persentuhan kita dengan suatu perkara. Keluasan dan kedalaman kehadiran


25

kondisi-kondisi ini dalam pikiran dan jiwa kita sangat bergantung pada

sejauh mana reaksi, pertemuan, persentuhan, dan hubungan kita dengan

objek-objek eksternal. Walhasil, makrifat dan pengetahuan ialah suatu

keyakinan yang kita miliki yang hadir dalam syarat-syarat tertentu dan

terwujud karena terbentuknya hubungan-hubungan khusus antara subjek

(yang mengetahui) dan objek (yang diketahui) dimana hubungan ini sama

sekali kita tidak ragukan (Sudarma, 2018).

3. Sikap

Campbel (1950) dalam (Notoatmodjo, 2017) mengemukakan bahwa

sikap adalah “A syndrome of response consistency with regard to social

objects”. Artinya sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap

obyek sosial. Sementara (Notoatmodjo, 2017) mengemukakan bahwa sikap

(attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau obyek.

Sikap adalah kesiapan merespon yang bersifat positif atau negatif

terhadap objek atau situasi secara konsisten. Pendapat ini memberikan

gambaran bahwa sikap merupakan reaksi mengenai objek atau situasi yang

relatif stagnan yang disertai dengan adanya perasaan tertentu dan memberi

dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau perilaku dengan cara

tertentu yang dipilihnya (Azwar, 2017).

Menurut Eagle dan Chaiken (1993) dalam (Azwar, 2017)

mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi

terhadap obyek sikap yang diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif,


26

afektif (emosi) dan perilaku. Dari definisi-definisi di atas menunjukkan

bahwa secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang

umumnya berkaitan dengan pembicaraan dan dipelajari), perilaku

(cenderung mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai) dan emosi

(menyebabkan respon-respon yang konsisten).

Menurut Likert dalam (Azwar, 2017), sikap dapat diukur dengan

metode rating yang dijumlahkan (Method of Summated Ratings). Metode ini

merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan

distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap

pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favourable nya masing-masing

akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons setuju dan tidak setuju dari

sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot

study). Kepatuhan dipengaruhi oleh sikap, karena sikap merupakan suatu

bentuk respon terhadap stimulus. Seseorang yang melakukan suatu prosedur

mempunyai respon positif terhadap prosedur tersebut, dan sebaliknya jika

tidak melakukan berarti mempunyai respon yang negatif (Notoatmodjo,

2017).

4. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat,

sehingga mereka melakukan apa yang di harapkan oleh pelaku pendidikan,

yang tersirat dalam pendidikan adalah: input adalah sasaran pendidikan

(individu, kelompok, dan masyarakat), pendidik adalah (pelaku pendidikan),


27

proses adalah (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain),

output adalah (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku)

(Notoatmodjo, 2017).

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Sudarma, 2018).

Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin baik

pengetahuannya. Tingkat pendidikan yang tinggi dari responden penelitian

ini akan mempengaruhi bagaimana cara berfikir dan mengolah informasi

yang diterima termasuk tentang masalah atau penyakit yang diderita

(Oktaviani, 2018). Pendidikan berpengaruh terhadap kepatuhan, semakin

tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat

kepatuhannya. Hal ini karena proses pendidikan memberikan pengalaman

dan pengetahuan yang luas kepada seseorang. Sehingga orang yang

berpendidikan tinggi lebih mudah menerima hal-hal baru dan intruksi dari

petugas (Notoatmodjo, 2017).

5. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat

kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Pekerjaan adalah jenis

kegiatan keseharian untuk mendapatkan penghasilan bagi keluarga


28

(Notoatmodjo, 2017). Status pekerjaan ibu hamil digolongkan menjadi dua

yaitu bekerja dan tidak bekerja. Saat ini perempuan memiliki kesempatan

yang sama dalam bidang pendidikan sehingga semakin banyak perempuan

memiliki pendidikan yang baik. Lapangan pekerjaan juga banyak tersedia

bagi perempuan. Perempuan yang dimasa lajangnya sudah bekerja

nampaknya akan terus bekerja meskipun sudah menikah. Mereka sebagai

ibu rumah tangga terus bekerja dengan berbagai motivasi dan alasan seperti

kebutuhan aktualisasi diri dan perlunya membantu ekonomi rumah tangga.

Peranan perempuan dalam pembangunan terus didorong dalam segala aspek

kehidupan (Hernawati & Kartika, 2019).

Ibu hamil yang tidak bekerja berisiko mengalami kekurangan energi

kronis, hal ini berkaitan dengan ibu hamil yang bekerja memiliki

kemampuan untuk mengenali masalah kesehatan keluarga. Pengetahuan ibu

hamil bekerja tentang masalah kesehatan didapatkan dari buku, majalah,

koran, radio dan televisi. Perempuan yang bekerja memiliki kemampuan

mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

Oleh karena itu wanita yang berperan sebagai pekerja sekaligus sebagai

seorang istri dan ibu rumah tangga umumnya memiliki kesehatan yang lebih

baik (Ernawati, 2018).

Ibu hamil yang tidak bekerja berisiko mengalami kekurangan energi

kronis, hal ini dapat dimungkinkan karena dengan tidak beraktifitas

menyebabkan tidak punya penghasilan sehingga akan berdampak pada

keterbatasan pemenuhan kebutuhan gizi keluarga. Kemungkinan lainnya


29

adalah dengan tidak adanya aktifitas secara fisik maka kondisi kesehatan ibu

akan cepat menurun dibanding yang bekerja (Ernawati, 2018).

6. Peran bidan (petugas)

Salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam melayani

masyarakat adalah bidan. Secara umum makna seorang bidan sebenarnya

sudah sejak lama menjadi pendamping perempuan terutama perempuan

yang sedang dalam masa hamil, bersalin dan nifas, kemudian juga menjadi

sahabat bagi bayi baru lahir dan juga janin (Manuaba, 2017).

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program

pendidikan Kebidanan yang diakui secara sah dan mempunyai dan

memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan juga memiliki izin yang sah

untuk melakukan praktik kebidanan di negaranya. Secara umum,

tugas seorang bidan yaitu sebagai tenaga kesehatan profesional yang

membantu wanita mulai dari sejak masa kehamilan hingga melahirkan.

Seperti antara lain melakukan pemeriksaan selama masa kehamilan,

termasuk memantau kesehatan fisik dan psikis ibu hamil. Profesi bidan

sudah banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Bidan juga sudah

mulai banyak dipercaya untuk membantu persalinan karena pendampingan

mereka yang fokus terhadap individu ibu hamil disertai tindakan medis yang

minimal (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Untuk pengukuran peran bidan dapat dilakukan dengan menggunakan

kuesioner. Kuesioner peran bidan telah banyak digunakan oleh peneliti.

Peneliti (Gagu, 2018) menggunakan kuesioner peran bidan dengan skala


30

Likert dengan pilihan jawaban Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang

(KD) dan Tidak Pernah (TP). Skor untuk pernyataan positif adalah SL (3),

SR (2), KD (1) dan TP (0), sedangkan untuk pernyataan negatif adalah SL

(0), SR (1), KD (2) dan TP (3). Untuk memperoleh persennya (%) yaitu

total skor dibagi nilai skor tertinggi dikali 100%. Selanjutnya kriteria

penilaian yaitu baik jika ≥ 60% dan kurang baik jika < 60%.

Peran seorang bidan secara umum yaitu memberikan perawatan

prenatal atau sebelum persalinan, memeriksa kondisi fisik ibu selama masa

kehamilan, saat persalinan dan setelah melahirkan, mendampingi ibu dan

menangani secara langsung persalinan per vaginal, mengidentifikasi

kemungkinan terjadinya komplikasi dari persalinan, memantau kondisi janin

selama proses persalinan serta memberikan saran medis pada ibu hamil jika

sewaktu-waktu diperlukan (Maisa & Nelwati, 2017). 

Peran bidan adalah pertolongan atau dukungan kepada ibu hamil,

bersalin dan paska bersalin dalam proses kehamilan, bersalin dan nifas agar

ibu dalam keadaan sehat. Peran bidan dapat berupa asuhan seperti

memberikan penyuluhan atau konseling, memberikan bimbingan dan juga

memantau kesehatan ibu agar tetap dalam keadaan nomal (Yulaikhah,

2019).

Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tambahan makanan pada

ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis memerlukan peran

bidan. Bidan mempunyai peran penting agar ibu hamil melaksanakan

prosedur dengan baik tanpa adanya informasi atau bimbingan dari bidan ibu
31

dapat saja mengkonsumsi tambahan makanan dengan tidak tepat (Gagu,

2018).

7. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan (Manuaba, 2017). Dukungan keluarga adalah persepsi seseorang

bahwa dirinya menjadi bagian dari jaringan sosial yang didalamnya tiap

anggotanya saling mendukung (Sudarma, 2018).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudarma, 2018).

Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan

darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam

suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya

masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Narwoko,

2017).

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam

menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga

menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.

Keluarga juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai

petugas kesehatan dari anggota keluarga yang sakit (Kholifah, 2018).


32

Keluarga berfungsi sebagai sumber energi yang menentukan

kebahagiaan, keluarga sebagai tempat sosialisasi dalam pemberian

informasi, nasehat, saran, pemenuhan kebutuhan ekonomi dan keluarga

sebagai perawatan serta pemeliharaan kesehatan termasuk dalam

menjalankan diet hipertensi. Kurangnya dukungan dari keluarga terhadap

responden dapat dipengaruhi oleh faktor kesibukan anggota keluarga sendiri

dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti bekerja (Hernawati & Kartika,

2019).

Menurut Friedman (dalam (Lestari, 2021)), bentuk dukungan keluarga

terdiri dari empat macam dukungan, diantaranya :

1). Dukungan informasional, yang bersifat informasional dapat berupa

sarana pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara

memecahkan masalah antara lain keluarga mengetahui anggota

keluarganya telah memasuki masa tua, keluarga mengetahui

masalah/penyakit yang terjadi pada anggota keluarganya, keluarga

mengetahui sebab-sebab masalah penyakit dengan mengenali gejala-

gejala yang terjadi.

2). Dukungan penilaian, keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik

membimbing dan menangani pemecahan masalah serta sebagai sumber

dan validator identitas anggota. Dukungan ini melibatkan ekspresi yang

berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide,

perasaan dan performa orang lain.


33

3). Dukungan instrumental, keluarga merupakan sumber pertolongan

praktis dan konkrit. Bentuk dukungan ini melibatkan bantuan secara

langsung misalnya berupa penyediaan barang-barang/jasa yang

diperlukan.

4). Dukungan emosional, keluarga sebagai tempat yang aman dan damai

untuk istrahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap

emosi. Merupakan dukungan emosional yang mencakup ungkapan

empati, kepedulian dan pengertian terhadap orang yang bersangkutan

misalnya penegasan, reward, pujian dan sebagainnya.

Dukungan keluarga sangat penting dalam keberhasilan ibu hamil

untuk mengkonsumsi makanan tambahan. Keluarga dengan menunjukkan

dukungannya, maka ibu akan lebih percaya diri, bahagia dalam menjalani

masa pemulihan dengan menjalankan prosedur pengobatan sesuai dengan

intruksi petugas kesehatan. Keluarga adalah orang yang terpenting dalam

kehidupan ibu, terutama suami merupakan orang pertama yang memberikan

dorongan dan dukungan sebelum orang lain (Lestari, 2021).

8. Informasi (komunikasi)

Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan

vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap

masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan

mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui

komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan

untuk berkomunikasi dengan individu-individu lainnya sehingga


34

meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Notoatmodjo,

2017). Kepatuhan dapat dipengaruhi oleh kualitas informasi atau

komunikasi petugas kesehatan, semakin baik kualitas interaksi yang

diberikan petugas kesehatan maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan

seseorang (Apriliani dkk., 2021).

E. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh (Yuliani, 2020) mengenai “Hubungan antara

Pengetahuan Tentang Gizi Ibu Hamil dan Dukungan Keluarga dengan

Kepatuhan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dalam Mengkonsumsi

Makanan Tambahan di Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya”

menunjukkan bahwa ibu hamil KEK yang tidak patuh mengkonsumsi

makanan tambahan sebesar 30,5% dan yang dukungan keluarganya rendah

sebesar 40,5% serta ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

perilaku ibu hamil KEK dalam mengkonsumsi Makanan Tambahan dengan

 = 0,002.

2. Penelitian yang dilakukan oleh (Maisa & Nelwati, 2017) mengenai

“Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Ibu Hamil

Mengkonsumsi Tambahan Makanan Biskuit di Wilayah Kerja Puskesmas

Bungursari Kabupaten Purwakarta” menunjukkan bahwa ibu hamil yang

kepatuhan mengkonsumsi tambahan makanan biskuitnya kurang sebesar

38,5% dan yang dukungan keluarganya kurang sebesar 43,5% serta ada
35

hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil

mengkonsumsi tambahan makanan biskuit dengan  = 0,001.

3. Penelitian yang dilakukan oleh (Gagu, 2018) mengenai “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Biskuit Makanan Tambahan Biskuit

Pada Ibu Hamil di Kota Parepare Sulawesi Selatan” menunjukkan bahwa

ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi biskuit

makanan tambahan biskuit pada ibu hamil.

4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mahirawati, 2017) mengenai “Faktor-

faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Mengkonsumi Tambahan

Makanan pada Ibu Hamil di Kecamatan Kamoning dan Tambelangan

Kabupaten Sampang Jawa Timur” menunjukkan bahwa ibu hamil yang

kurang mendapatkan peran petugas sebesar 45,5% dan yang kepatuhan

mengkonsumi tambahan makanan kurang sebesar 40,0% serta ada hubungan

antara peran petugas dan dukungan keluarga dengan kepatuhan

mengkonsumi tambahan makanan pada ibu hamil dengan  = 0,001..

5. Penelitian yang dilakukan oleh (Handayani, 2021) mengenai “Peran Petugas

Kesehatan dan Kepatuhan Ibu Hamil KEK Mengkonsumsi Tambahan

Makanan di Desa Binangun Kota Banjar” menunjukkan bahwa ibu hamil

yang mendapat peran petugas kurang sebesar 20,5% dan yang tdiak patuh

mengkonsumsi tambahan makanan sebesar 30,5% dan ada pengaruh peran

petugas kesehatan dan kepatuhan ibu hamil KEK mengkonsumsi tambahan

makanan dengan  = 0,002.


36

F. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka kerangka teorinya adalah

sebagai berikut:

Faktor individu:
1. Usia
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Tingkat pendidikan
5. Pekerjaan Kepatuhan Konsumsi
Makanan Tambahan (MT)
pada ibu hamil Kurang
Faktor lingkungan: Energi Kronis (KEK)
1. Peran bidan
2. Dukungan keluarga
3. Informasi

Keterangan :

= Diteliti

= Tidak diteliti

Diagram 2.1 Kerangka Teori Faktor-faktor yang Berhubungan dengan


Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada ibu
hamil Kurang Energi Kronis (KEK) (Sumber: (Notoatmodjo,
2017); (Notoatmodjo, 2017); (Yuliani, 2020); (Maisa &
Nelwati, 2017); (Gagu, 2018).
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS DAN

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan kesimpulan dari tinjauan pustaka yang

dikembangkan menjadi sebuah kerangka pikir yang ingin diteliti (Badriah,

2019). Kerangka konsep pada penelitian ini untuk mempelajari hubungan

peran bidan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi Makanan

Tambahan (MT) pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Adapun

kerangka konsepnya adalah sebagai berikut:

1. Visualisasi Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Peran Bidan
Kepatuhan Konsumsi
Makanan Tambahan (MT)
pada ibu hamil Kurang Energi
Kronis (KEK)
Dukungan Keluarga

Diagram 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Peran Bidan dan


Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi
Makanan Tambahan (MT) Pada Ibu Hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas
Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

37
38

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2019). Penelitian ini terdiri dari dua varibel yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel independen dalam

penelitian ini yaitu peran bidan dan dukungan keluarga, sedangkan variabel

dependennya yaitu kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada ibu

hamil Kurang Energi Kronis (KEK).

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Peran Bidan dan Dukungan


Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan
(MT) Pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di
Wilayah Kerja Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka
Tahun 2022

Definisi Cara Skala


No Variabel Alat Ukur Hasil ukur
Operasional Ukur ukur
Variabel Dependen
1 Kepatuhan Ketaatan Angket Kuesioner 1. Rendah, jika Ordinal
konsumsi responden pada skor
Makanan masa kehamilan kepatuhan < 6
Tambahan dalam 2. Sedang, jika
(MT) pada mengkonsumsi skor
ibu hamil makanan kepatuhan 6-7
Kurang tambahan 3. Tinggi, jika
Energi skor
Kronis kepatuhan = 8
(KEK)
Variabel Independen
2 Peran bidan Upaya bidan Angket Kuesioner 1. Kurang, jika Ordinal
dengan skor jawaban
memberikan responden <
informasi dan mean (60,6%)
bimbingan 2. Baik, jika
kepada skor jawaban
responden untuk responden >
mengkonsumsi mean (60,6%)
makanan
tambahan
3 Dukungan Bantuan atau Angket Kuesioner 1. Rendah, jika Ordinal
keluarga perhatian dari skor jawaban
anggota responden <
keluarga kepada mean (62,6%)
39

Definisi Cara Skala


No Variabel Alat Ukur Hasil ukur
Operasional Ukur ukur
responden untuk 2. Tinggi, jika
mengkonsumsi skor jawaban
makanan responden >
tambahan mean (62,6%)

C. Hipotesis

1. Ada hubungan peran bidan dengan kepatuhan konsumsi Makanan

Tambahan (MT) pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022.

2. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi Makanan

Tambahan (MT) pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022.

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross

sectional. Rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasional

(corelational research). Penelitian korelasional menurut (Badriah, 2019)

adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-

variasi pada atau faktor berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau

lebih faktor lain tanpa melakukan intervensi tertentu terhadap variasi

variabel-variabel yang bersngkutan. Adapun pendekatan cross sectional

dikarenakan semua variabel dilakukan pengumpulan pada waktu yang

bersamaan secara sekaligus (Notoatmodjo, 2018). Berdasarkan hal tersebut,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran bidan dan
40

dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT)

pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. (Sugiyono, 2018). Sedangkan menurut (Badriah, 2019),

populasi adalah didefinisikan sebagai kelompok subyek yang hendak

dikenali generasi hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh jumlah ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka

sebanyak 98 orang.

b. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2018).

Sampel pada penelitian ini menggunakan sampel consecutive sampling,

yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan dan sesuai

dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan. Besar sampel

yang dibutuhkan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan estimasi

proporsi dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2019):


2
Z1−xα / 2 P( 1−P ) N
n= 2 2
d ( N −1)+ Z 1− xα /2 P( 1−P )
41

Keterangan:

n : besar sampel

Z21-xα/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (95% = 1,96)

P : proporsi KEK pada ibu hamil = 14,4%

d : eror yang dikehendaki 5%

N : besarnya populasi = 98 orang

Maka :

1 ,96 x 0. 14(1−0 .14 )98


n=
0 . 052 ( 98−1 )+1 , 96 x 0.014 (1−0 . 14 )

23. 126
n=
0 . 47 =48.3

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, jumlah sampel minimal pada

penelitian ini sebanyak 48 orang.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan teknik purposive sampling yang

merupakan teknik pengambilan berdasarkan kriteria (Notoatmodjo,

2018). Kriteria sampel yaitu sebagai berikut:

1) Kriteria inklusi

a) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di UPTD

Puskesmas Munjul

b) Bersedia menjadi responden

c) Dapat berkomunikasi verbal dengan baik

2) Kriteria eksklusi

a) Ibu hamil dengan komplikasi kehamilan


42

b) Ibu hamil dengan masalah sehingga tidak memungkinkan untuk

menjadi responden

3) Ibu hamil yang mengundurkan diri sebagai responden

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian : UPTD Puskesmas Munjul

Waktu penelitian : Juni-Juli tahun 2022

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk

memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para

responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama (Sugiyono,

2017). Untuk kuesioner peran bidan pada penelitian ini mengadopsi

penelitian sebelumnya yaitu (Gagu, 2018). Kueioner ini menggunakan skala

Likert dengan pilihan jawaban Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang

(KD) dan Tidak Pernah (TP). Skor untuk pernyataan positif adalah SL (3),

SR (2), KD (1) dan TP (0), sedangkan untuk pernyataan negatif adalah SL

(0), SR (1), KD (2) dan TP (3). Untuk memperoleh persennya (%) yaitu

total skor dibagi nilai skor tertinggi dikali 100%. Selanjutnya kriteria

penilaian yaitu baik jika ≥ mean dan kurang baik jika < mean.

Untuk instrumen dukungan keluarga pada penelitian ini juga

menggunakan skala likert yang diadopsi dari (Yuliani, 2020). Skala likert

untuk dukungan keluarga yaitu dengan pilihan jawaban Selalu (SL), Sering

(SR), Kadang-kadang (KD) dan Tidak Pernah (TP). Skor untuk pernyataan

positif adalah SL (3), SR (2), KD (1) dan TP (0), sedangkan untuk


43

pernyataan negatif adalah SL (0), SR (1), KD (2) dan TP (3). Cara

penilaiannya hampir sama dengan peran bidan, namun untuk kriteria

penilaian yaitu mendukung jika ≥ mean dan tidak mendukung jika mean.

Instrumen kepatuhan menggunakan kuesioner baku yang sudah

dimodifikasi oleh (Susanti, 2020) yaitu kuesioner Modified Morisky

Adherence Scales-8 (MMAS-8). Kuesioner MMAS-8 terdiri dari 8

pertanyaan yang terkandung didalamnya untuk mengetahui tingkat

kepatuhan. MMAS-8 dikategorikan menjadi 3 tingkat kepatuhan yaitu

kepatuhan tinggi (nilai 8), kepatuhan sedang (nilai 6-7) dan kepatuhan

rendah (nilai < 6) (Morisky et al, dalam (Susanti, 2020)).

5. Teknik Pengumpulan Data

Langkah-langkah pengumpulan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Peneliti mengurus surat ijin dari pihak Kampus Universitas YPIB

Majalengka, Kesbangpol dan Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka.

b. Setelah mendapatkan surat ijin, selanjutnya peneliti datang ke lokasi

untuk melakukan pengumpulan data dengan melihat dan mencatat data

ibu hamil di buku register.

c. Proses pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu 2 orang

petugas dari UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka dengan

cara mendatangi ibu hamil secara door to door dengan memperhatikan

protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, hand sanitizer dan jaga

jarak
44

d. Setelah didapat calon responden, selanjutnya peneliti mengunjungi calon

responden dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada

responden dan meminta persetujuan dengan menandatangani informed

concent.

e. Selanjutnya dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai tata cara

pengisiannya kuesioner.

f. Semua jawaban responden dikumpulan dengan memastikan bahwa

semua pertanyaan diisi.

6. Langkah-langkah Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

a. Editing

Pada tahap ini, peneliti melakukan penyuntingan atau pemeriksaan

terhadap kelengkapan jawaban dari responden. Hasil pemeriksaan

sebanyak 48 data dari responden terisi dengan lengkap, semua responden

menjawab seluruh pertanyaan sesuai dengan pertantaan yang ada di

kuesioner, sehingga sebanyak 48 sampel dapat diolah dan dianalisis.

b. Coding

Selanjutnya, dilakukan pengkodean (coding) sesuai dengan hasil

ukur yang telah ditentukan. Untuk kepatuhan konsumsi Makanan

Tambahan (MT) pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), diberi

kode 1 jika skor kepatuhan < 6, kode 2 jika skor kepatuhan 6-7, dan 3

jika skor kepatuhan = 8. Untuk peran bidan diberi kode 1 jika skor

jawaban responden < mean (60,6%), 2 jika skor jawaban responden >
45

mean (60,6%) dan untuk dukungan keluarga diberi kode 1 jika skor

jawaban responden < mean (62,6%) dan 2 jika skor jawaban responden >

mean (62,6%).

c. Entry, langkah ini peneliti memasukan kode ke dalam program atau

software komputer. Dalam proses ini dituntuk ketelitian karena apabila

tidak akan terjadi bias, meskipun hanya memasukan data saja.

e. Pembersihan data (Cleaning). Apabila semua data dari setiap sumber

data atau responden selesai dimasukan, perlu dicek kembali untuk

melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau

koreksi.

f. Mengeluarkan informasi (out put) hasil pengolahan komupter.

7. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian. Umumnya hasil analisis ini menghasilkan

distribusi dan presentase dari setiap variabel dengan menggunakan rumus

menurut (Arikunto, 2018) :

f
p= n x 100 %

Keterangan :
p = Proporsi
f = Jumlah kategori sampel yang diambil
n = Jumlah sampel
46

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi

Variabel Frekuensi Persentase

Jumlah

Interpretasi data sebagai berikut (Arikunto, 2018) :

Tabel 3.3 Interpretasi Data


No Skala Pengukuran Interpretasi
1 0 Tidak ada satupun
2 1% - 25% Sebagian kecil responden
3 26%-49% Kurang dari setengah responden
4 50% Setengahnya responden
5 51-75% Lebih dari setengahnya
6 76%-99% Sebagian besar responden
7 100% Seluruh responden

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan satu sama lain, dapat dalam kedudukan yang sejajar pada

pendekatan komparasi dan kedudukan yang merupakan sebab akibat

(Arikunto, 2018). Tujuan analisis ini untuk melihat hubungan variabel

independen dan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah chi-square dengan α = 0,05. Untuk mempermudah

analisis maka menggunakan tabel silang sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tabel Silang 2 x 3

Variabel Terikat
Variabel Bebas Total
Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3
Kategori 1 f11 f21 f31 n2-1
Kategori 2 f12 f22 f32 n2-2
Jumlah n1-1 n1-2 n1-3 N
47

Adapun rumusnya chi square yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Dimana :

 = Nilai khai-kuadrat

 fo = frekuensi observasi/pengamatan

fe = frekuensi ekspetasi/harapan

Adapun menentukan uji kemaknaan hubungan dengan cara

membandingkan nilai  ( value) dengan nilai  (0,05) pada taraf

kepercayaan 95% (Sugiyono, 2017):

1) Nilai  ( value) < nilai  (0,05), maka Ho ditolak yang berarti ada

hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel

terikat.

2) Nilai  ( value) > nilai  (0,05), maka Ho gagal ditolak (diterima)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna variabel bebas

dengan variabel terikat.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan peran bidan dan

dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT)

pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas

Munjul Kabupaten Majalengka, dengan jumlah responden sebanyak 48 orang.

Hasil penelitian ini diuraikan ke dalam bentuk tabel dan narasi sebagai berikut;

1. Analisis Univariat

a. Gambaran Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada Ibu

Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Konsumsi Makanan


Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
(KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul
Kabupaten Majalengka Tahun 2022

Kepatuhan Konsumsi
Frekuensi Persen
Makanan Tambahan (MT)
(f) (%)
pada Ibu Hamil KEK
Rendah 20 41.7
Sedang 18 37.5
Tinggi 10 20.8
Total 48 100.0

Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa ibu hamil Kurang

Energi Kronis (KEK) yang kepatuhannya rendah dalam mengkonsumsi

Makanan Tambahan (MT) sebanyak 20 orang (41,7%), yang

kepatuhannya sedang sebanyak 18 orang (37,5%) dan yang kepatuhannya

48
49

tinggi sebanyak 10 orang (20,8%). Hal ini menunjukkan bahwa kurang

dari setengah (41,7%) ibu hamil KEK di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022 kepatuhannya

rendah dalam mengkonsumsi Makanan Tambahan (MT).

b. Gambaran Peran Bidan pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun

2022

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Peran Bidan pada Ibu Hamil


Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022

Peran Bidan pada Ibu


Frekuensi Persen
Hamil Kurang Energi
(f) (%)
Kronis (KEK)
Kurang 30 62.5
Baik 18 37.5
Total 48 100.0

Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa ibu hamil KEK dengan

peran bidan kurang sebanyak 30 orang (62,5%) dan yang baik sebanyak

18 orang (37,5%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah

(62,5%) ibu hamil KEK di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul

Kabupaten Majalengka tahun 2022 dengan peran bidan kurang.


50

c. Gambaran Dukungan Keluarga pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis

(KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten

Majalengka Tahun 2022

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga pada Ibu Hamil


Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022

Dukungan Keluarga pada


Frekuensi Persen
Ibu Hamil Kurang Energi
(f) (%)
Kronis (KEK)
Rendah 29 60.4
Tinggi 19 39.6
Total 48 100.0

Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa ibu hamil KEK dengan

dukungan keluarga rendah sebanyak 29 orang (60,4%) dan yang tinggi

sebanyak 19 orang (39,6%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari

setengah (60,4%) ibu hamil KEK di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022 yang dukungan keluarganya

rendah.
51

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Peran Bidan dengan Kepatuhan Konsumsi Makanan

Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun

2022

Tabel 4.4 Hubungan Peran Bidan dengan Kepatuhan Konsumsi


Makanan Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022

Kepatuhan Konsumsi Makanan


Tambahan (MT) pada Ibu Hamil
Peran Total
KEK  value
Bidan
Rendah Sedang Tinggi
n % n % n % N %
Kurang 19 63,3 10 33,3 1 3,3 30 100
Baik 1 5,6 8 44,4 9 50,0 18 100 0,000
Jumlah 20 41,7 18 37,5 10 20,8 48 100

Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil

KEK yang kepatuhan mengkonsumsi makanan tambahan rendah dengan

peran bidan kurang sebesar 63,3%, lebih tinggi dibanding proporsi ibu

hamil KEK yang kepatuhan mengkonsumsi makanan tambahan baik

dengan peran bidan kurang sebesar 5,6%.

Hasil uji statistik dengan uji chi square pada α = 0,05 diperoleh 

value = 0,000 sehingga  value < α (0,05) sehingga hipotesis nol ditolak

yang artinya bahwa terdapat hubungan peran bidan dengan kepatuhan

konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada ibu hamil KEK di wilayah

kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022.


52

b. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi Makanan

Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun

2022

Tabel 4.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan


Konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada Ibu Hamil
Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022

Kepatuhan Konsumsi Makanan


Tambahan (MT) pada Ibu Hamil
Dukungan Total
KEK  value
Keluarga
Rendah Sedang Tinggi
n % n % n % N %
Rendah 19 65,5 9 31,0 1 3,4 29 100
Tinggi 1 5,3 9 47,4 9 47,4 19 100 0,000
Jumlah 20 41,7 18 37,5 10 20,8 48 100

Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil

KEK yang kepatuhan mengkonsumsi makanan tambahan rendah dengan

dukungan keluarga rendah sebesar 65,5%, lebih tinggi dibanding

proporsi ibu hamil KEK yang kepatuhan mengkonsumsi makanan

tambahan baik dukungan keluarga tinggi sebesar 5,3%.

Hasil uji statistik dengan uji chi square pada α = 0,05 diperoleh 

value = 0,000 sehingga  value < α (0,05) sehingga hipotesis nol ditolak

yang artinya bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan

kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada ibu hamil KEK di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun

2022.
53

B. Pembahasan

1. Gambaran Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada Ibu Hamil

Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul

Kabupaten Majalengka Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari

setengah (41,7%) ibu hamil KEK di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022 kepatuhannya rendah dalam

mengkonsumsi Makanan Tambahan (MT). Hasil observasi di lapangan

bahwa ibu hamil KEK yang kepatuhannya rendah dikarenakan ibu kurang

mendapatkan dukungan dari keluarga dan kurang aktif berkonsultasi dengan

bidan sehingga ibu tidak memiliki pemahaman dan kepatuhan yang baik

tentang konsumsi Makanan Tambahan pada ibu hamil KEK, dampak dari

ketidakpatuhan dapat meningkatkan risiko atau komplikasi yang lebih buruk

diantaranya anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal

dan terkena penyakit infeksi.

Hasil penelitian ini lebih tinggi dibanding dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Yuliani, 2020) di Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten

Tasikmalaya menunjukkan bahwa ibu hamil KEK yang tidak patuh

mengkonsumsi makanan tambahan sebesar 30,5% dan juga lebih tinggi

dibanding dengan penelitian yang dilakukan oleh (Maisa & Nelwati, 2017)

di Wilayah Kerja Puskesmas Bungursari Kabupaten Purwakarta

menunjukkan bahwa ibu hamil yang kepatuhan mengkonsumsi tambahan

makanan biskuitnya kurang sebesar 38,5%.


54

Upaya untuk mencegah kejadian Kekurangan Energi Kronis pada ibu

hamil adalah dengan meningkatkan kepatuhan konsumsi makanan

tambahan. Menurut (Kementerian Kesehatan RI, 2021), makanan tambahan

pemulihan merupakan salah satu langkah dalam memperbaiki status gizi

pada ibu hamil Kekurangan Energi Kronis. Makanan tambahan merupakan

makanan yang diberikan kepada balita untukmemenuhi kecukupan gizi yang

diperoleh balita dari makanan sehari-hari yang diberikan ibu (Kementerian

Kesehatan RI, 2018). Makanan tambahan adalah makanan tambahan yang

diberikan untuk mengatasi terjadinya masalah gizi yang diberikan selama 90

hari makan. Standar pemberian makanan tambahan dapat berupa biskuit

(Fitriah dkk., 2018).

Makanan Tambahan (MT) seperti biskuit sebagai tambahan, bukan

sebagai pengganti makanan utama sehari-hari. Makanan tambahan ibu hamil

adalah suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang dibuat dengan formula

khusus dan difortifikasii dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada

ibu hamil dengan kategori Kekurangan Energi Kronis untuk mencukupi

kebutuhan gizi. Dalam setiap kemasan biksuit makanan tambahan

pemulihan berisi 3 keping biskuit (60 gram) yang minimum 270 kalori, 6

gram protein, 12 gram lemak. Serta diperkaya 11 macam vitamin (A, D, E,

B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium,

Natrium, Seng, Iodium, Fosfor, Selenium) (Kementerian Kesehatan RI,

2021).
55

Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tambahan makanan

ditentukan oleh beberapa faktor. Menurut (Notoatmodjo, 2017), kepatuhan

dipengaruhi oleh adanya faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor

individu adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan individu itu sendiri

meliputi usia, pengetahuan, sikap, dan pendidikan. Sedangkan faktor

lingkungan berupa peran bidan (petugas), dukungan keluarga, serta

informasi (komunikasi).

Kurang dari setengah ibu hamil KEK kepatuhannya rendah dalam

mengkonsumsi Makanan Tambahan (MT). Maka upaya petugas kesehatan

atau bidan adalah dengan meningkatkan kegiatan konseling atau penyuluhan

kepada ibu hamil mengenai pentingnya Makanan Tambahan bagi ibu hamil

yang mengalami KEK agar dapat teratasi dengan baik sehingga proses

kehamilan dan persalinan ibu berlangsung dengan lancar dan normal. Bagi

ibu hamil untuk selalu melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan

standar dan memeriksakan diri ketika ada keluhan untuk mendapatkan

penanganan secara cepat dan tepat oleh bidan atau petugas kesehatan.

2. Gambaran Peran Bidan pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun

2022

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah

(62,5%) ibu hamil KEK di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul

Kabupaten Majalengka tahun 2022 dengan peran bidan kurang. Ibu hamil

KEK dengan peran bidan kurang dikarenakan ibu kurang aktif


56

berkomunikasi atau berkonsultasi dengan bidan akibatnya ibu tidak tahu

informasi penting bagi ibu hamil KEK dengan mengkonsumsi Makanan

Tambahan secara tepat.

Hasil penelitian lebih tinggi dibanding dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh (Mahirawati, 2017) di Kecamatan Kamoning dan

Tambelangan Kabupaten Sampang Jawa Timur menunjukkan bahwa ibu

hamil yang kurang mendapatkan peran petugas sebesar 45,5% dan juga

penelitian yang dilakukan oleh (Handayani, 2021) di Desa Binangun Kota

Banjar menunjukkan bahwa ibu hamil yang mendapat peran petugas kurang

sebesar 20,5%.

Salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam melayani

masyarakat adalah bidan. Secara umum makna seorang bidan sebenarnya

sudah sejak lama menjadi pendamping perempuan terutama perempuan

yang sedang dalam masa hamil, bersalin dan nifas, kemudian juga menjadi

sahabat bagi bayi baru lahir dan juga janin (Manuaba, 2017).

Peran seorang bidan secara umum yaitu memberikan perawatan

prenatal atau sebelum persalinan, memeriksa kondisi fisik ibu selama masa

kehamilan, saat persalinan dan setelah melahirkan, mendampingi ibu dan

menangani secara langsung persalinan per vaginal, mengidentifikasi

kemungkinan terjadinya komplikasi dari persalinan, memantau kondisi janin

selama proses persalinan serta memberikan saran medis pada ibu hamil jika

sewaktu-waktu diperlukan (Maisa & Nelwati, 2017). 


57

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program

pendidikan Kebidanan yang diakui secara sah dan mempunyai dan

memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan juga memiliki izin yang sah

untuk melakukan praktik kebidanan di negaranya. Secara umum,

tugas seorang bidan yaitu sebagai tenaga kesehatan profesional yang

membantu wanita mulai dari sejak masa kehamilan hingga melahirkan.

Seperti antara lain melakukan pemeriksaan selama masa kehamilan,

termasuk memantau kesehatan fisik dan psikis ibu hamil. Profesi bidan

sudah banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Bidan juga sudah

mulai banyak dipercaya untuk membantu persalinan karena pendampingan

mereka yang fokus terhadap individu ibu hamil disertai tindakan medis yang

minimal (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Lebih dari setengah ibu hamil KEK dengan peran bidan kurang. Maka

upaya yang perlu dilakukan oleh bidan atau petugas kesehatan yaitu

memberikan motivasi serta mengingatkan ibu hamil untuk melakukan

kunjungan ke bidan atau petugas kesehatan sesuai dengan jadwal atau secara

berkala. Bagi ibu hamil agar aktif bekomunikasi atau berkonsultasi dengan

bidan atau petugas kesehatan terutama ketika ibu mengalami keluhan agar

ibu mendapatkan penanganan secara tepat dan mendapatkan informasi yang

adekuat tentang konsumsi Makanan Tambahan bagi ibu hamil KEK.


58

3. Gambaran Dukungan Keluarga pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis

(KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka

Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah

(60,4%) ibu hamil KEK di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul

Kabupaten Majalengka tahun 2022 yang dukungan keluarganya rendah. Ibu

hamil KEK dengan dukungan keluarga yang rendah diakibatkan keluarga

belum memahami dan belum memiliki kesadaran mengenai pentingnya

memberikan dukungan kepada ibu hamil KEK untuk mengkonsumsi

Makanan Tambahan.

Hasil penelitian ini lebih tinggi dibanding dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Maisa & Nelwati, 2017) di Wilayah Kerja Puskesmas

Bungursari Kabupaten Purwakarta menunjukkan bahwa ibu hamil dukungan

keluarganya kurang sebesar 43,5% dan juga lebih tinggi dibanding dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Yuliani, 2020) di Kecamatan Tanjungjaya

Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan bahwa dukungan keluarganya rendah

sebesar 40,5%.

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan (Manuaba, 2017). Dukungan keluarga adalah persepsi seseorang

bahwa dirinya menjadi bagian dari jaringan sosial yang didalamnya tiap

anggotanya saling mendukung (Sudarma, 2018).


59

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudarma, 2018).

Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan

darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam

suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya

masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Narwoko,

2017).

Keluarga berfungsi sebagai sumber energi yang menentukan

kebahagiaan, keluarga sebagai tempat sosialisasi dalam pemberian

informasi, nasehat, saran, pemenuhan kebutuhan ekonomi dan keluarga

sebagai perawatan serta pemeliharaan kesehatan termasuk dalam

menjalankan diet hipertensi. Kurangnya dukungan dari keluarga terhadap

responden dapat dipengaruhi oleh faktor kesibukan anggota keluarga sendiri

dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti bekerja (Hernawati & Kartika,

2019).

Lebih dari setengah ibu hamil KEK yang dukungan keluarganya

rendah. Maka upaya yang dapat dilakukan oleh bidan atau petugas

kesehatan adalah memberikan motivasi kepada keluarga ibu untuk

memberikan support dan dukungannya agar ibu menjalankan atau

melaksanakan nasehat dan anjuran petugas yaitu mengkonsumsi Makanan

Tambahan tepat jadwal dan jumlahnya. Bagi ibu hamil untuk mengajak dan

didampingi anggota keluarga ketika melakukan konsultasi dengan bidan


60

atau petugas kesehatan sehingga keluarga ibu memahami pentingnya

dukungan keluarga bagi ibu untuk mengkonsumsi Makanan Tambahan

secara baik dan benar.

4. Hubungan Peran Bidan dengan Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan

(MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

peran bidan dengan kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada

ibu hamil KEK di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten

Majalengka tahun 2022 dengan  value = 0,000. Adanya hubungan hal ini

dapat dipahami dan dimengerti bahwa semakin tinggi peran bidan maka ibu

akan semakin termotivasi dan terdorong untuk mengkonsumsi Makanan

Tambahan secara baik dan benar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Mahirawati, 2017) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan mengkonsumi tambahan makanan pada ibu hamil di Kecamatan

Kamoning dan Tambelangan Kabupaten Sampang Jawa Timur

menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran petugas dan dukungan

keluarga dengan kepatuhan mengkonsumi tambahan makanan pada ibu

hamil dengan  = 0,001. Juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Handayani, 2021) mengenai peran petugas kesehatan dan kepatuhan ibu

hamil KEK mengkonsumsi tambahan makanan di Desa Binangun Kota

Banjar menunjukkan bahwa ada pengaruh peran petugas kesehatan dan


61

kepatuhan ibu hamil KEK mengkonsumsi tambahan makanan dengan  =

0,002.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa peran bidan

merupakan faktor penting dalam meningkatkan kepatuhan ibu hamil

mengkonsumsi tambahan makanan. Kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tambahan makanan pada ibu hamil yang mengalami

Kekurangan Energi Kronis memerlukan peran bidan. Bidan mempunyai

peran penting agar ibu hamil melaksanakan prosedur dengan baik tanpa

adanya informasi atau bimbingan dari bidan ibu dapat saja mengkonsumsi

tambahan makanan dengan tidak tepat (Gagu, 2018).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa peran bidan adalah

pertolongan atau dukungan kepada ibu hamil, bersalin dan paska bersalin

dalam proses kehamilan, bersalin dan nifas agar ibu dalam keadaan sehat.

Peran bidan dapat berupa asuhan seperti memberikan penyuluhan atau

konseling, memberikan bimbingan dan juga memantau kesehatan ibu agar

tetap dalam keadaan nomal termasuk memberikan bimbingan dan konseling

trentang konsumsi Makanan Tambahan bagi ibu hamil yang mengalami

KEK (Yulaikhah, 2019).

Terdapat hubungan peran bidan dengan kepatuhan konsumsi Makanan

Tambahan (MT) pada ibu hamil KEK, maka upaya yang dapat dilakukan

oleh bidan atau petugas kesehatan yaitu memberikan motivasi serta

mengingatkan ibu hamil untuk melakukan kunjungan ke bidan atau petugas

kesehatan sesuai dengan jadwal atau secara berkala. Bagi ibu hamil agar
62

aktif bekomunikasi atau berkonsultasi dengan bidan atau petugas kesehatan

terutama ketika ibu mengalami keluhan agar ibu mendapatkan penanganan

secara tepat dan mendapatkan informasi yang adekuat tentang konsumsi

Makanan Tambahan bagi ibu hamil KEK.

5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi Makanan

Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT)

pada ibu hamil KEK di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten

Majalengka tahun 2022 dengan  value = 0,000. Adanya hubungan hal ini

dikarenakan keluarga merupakan orang terdekat dengan ibu yang dapat

memberikan perhatian dan motivasi secara langsung kepada ibu untuk

mengkonsumsi Makanan Tambahan secara baik dan benar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Yuliani, 2020) mengenai hubungan antara pengetahuan tentang gizi ibu

hamil dan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil Kurang Energi

Kronis (KEK) dalam Mengkonsumsi Makanan Tambahan di Kecamatan

Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan bahwa ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil KEK dalam

mengkonsumsi Makanan Tambahan dengan  = 0,002. Juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Maisa & Nelwati, 2017) mengenai

hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil


63

mengkonsumsi tambahan makanan biskuit di Wilayah Kerja Puskesmas

Bungursari Kabupaten Purwakarta menunjukkan bahwa ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi

tambahan makanan biskuit dengan  = 0,001.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa dukungan keluarga

sangat penting dalam keberhasilan ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan

tambahan. Keluarga dengan menunjukkan dukungannya, maka ibu akan

lebih percaya diri, bahagia dalam menjalani masa pemulihan dengan

menjalankan prosedur pengobatan sesuai dengan instruksi petugas

kesehatan. Keluarga adalah orang yang terpenting dalam kehidupan ibu,

terutama suami merupakan orang pertama yang memberikan dorongan dan

dukungan sebelum orang lain (Lestari, 2021).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bawha keluarga dapat menjadi

faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai

kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang program

pengobatan yang dapat mereka terima. Keluarga juga memberi dukungan

dan membuat keputusan mengenai petugas kesehatan dari anggota keluarga

yang sakit, termasuk dukungan keluarga terhadap ibu hamil yang

mengalami KEK untuk mengkonsumsi makanan tambahan (Kholifah,

2018).

Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi

Makanan Tambahan (MT) pada ibu hamil KEK, maka upaya yang dapat

dilakukan oleh bidan atau petugas kesehatan adalah memberikan motivasi


64

kepada keluarga ibu untuk memberikan support dan dukungannya agar ibu

menjalankan atau melaksanakan nasehat dan anjuran petugas yaitu

mengkonsumsi Makanan Tambahan tepat jadwal dan jumlahnya. Bagi ibu

hamil untuk mengajak dan didampingi anggota keluarga ketika melakukan

konsultasi dengan bidan atau petugas kesehatan sehingga keluarga ibu

memahami pentingnya dukungan keluarga bagi ibu untuk mengkonsumsi

Makanan Tambahan secara baik dan benar.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan peran

bidan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan

(MT) pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja

Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka, dapat diambil simpulan sebagai

berikut:

1. Kurang dari setengah (41,7%) ibu hamil KEK di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022 kepatuhannya rendah

dalam mengkonsumsi Makanan Tambahan (MT).

2. Lebih dari setengah (62,5%) ibu hamil KEK di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022 dengan peran bidan

kurang.

3. Lebih dari setengah (60,4%) ibu hamil KEK di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022 yang dukungan

keluarganya rendah.

4. Terdapat hubungan peran bidan dengan kepatuhan konsumsi Makanan

Tambahan (MT) pada ibu hamil KEK di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022 dengan  value = 0,000.

5. Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi

Makanan Tambahan (MT) pada ibu hamil KEK di wilayah kerja UPTD

65
66

Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022 dengan  value =

0,000.

B. Saran

1. Bagi UPTD Puskesmas Munjul

Bagi bidan atau petugas kesehatan di UPTD Puskesmas Munjul dapat

meningkatkan kegiatan konseling atau penyuluhan kepada ibu hamil KEK

mengenai konsumsi Makanan Tambahan, memberikan motivasi serta

mengingatkan ibu hamil untuk melakukan kunjungan ke bidan atau petugas

kesehatan sesuai dengan jadwal atau secara berkala, serta memberikan

motivasi kepada keluarga ibu untuk memberikan support dan dukungannya

agar ibu menjalankan atau melaksanakan nasehat dan anjuran petugas yaitu

mengkonsumsi Makanan Tambahan tepat jadwal dan jumlahnya.

2. Bagi Universitas YPIB Majalengka

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan kepustakaan sebagai

dasar atau referensi untuk penelitian yang sejenis, dan dapat dijadikan

sebagai tambahan materi perkuliahan mengenai dukungan keluarga dengan

kepatuhan konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada ibu hamil KEK.

3. Bagi Ibu Hamil

Bagi ibu hamil agar aktif bekomunikasi atau berkonsultasi dengan

bidan atau petugas kesehatan terutama ketika ibu mengalami keluhan agar

ibu mendapatkan penanganan secara tepat dan mendapatkan informasi yang

adekuat tentang konsumsi Makanan Tambahan bagi ibu hamil KEK.


67

4. Bagi Peneliti

Peneliti diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan

serta memahami mengenai metode penelitian agar hasil penelitiannya tidak

mengalami bias.

5. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan mengkaji

variabel lain yang belum diteliti atau dengan desain penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Alatas, H. (2019). Hipertensi pada Kehamilan. Herb-Medicine Journal, 2(2), 27.


https://doi.org/10.30595/hmj.v2i2.4169

Apriliani, I. M., Purba, N. P., Dewanti, L. P., Herawati, H., & Faizal, I. (2021).
Analisis Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Telaga Biru. Citizen-Based Marine Debris Collection Training:
Study case in Pangandaran, 2(1), 56–61.

Arikunto, S. (2018). Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2017). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Badriah, D. L. (2019). Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Kesehatan. Bandung:


Penerbit Multazam.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2021). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat 2019. Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Enny, F. (2017). Buku Ajar Asuhan Kehamilan. BMC Public Health.

Ernawati, A. (2018). Hubungan Usia dan Status Pekerjaan Ibu dengan Kejadian
Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang: Media Informasi
Penelitian, Pengembangan dan IPTEK, 14(1), 27–37.
https://doi.org/10.33658/jl.v14i1.106

Fitriah, A. H., Supariasa, I. D. N., Riyadi, D., & Bakri, B. (2018). Buku Praktis
Gizi Ibu Hamil. Media Nusa Creative, 53(9), 287.

Gagu, N. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Biskuit


Makanan Tambahan Biskuit Pada Ibu Hamil di Kota Parepare Sulawesi
Selatan. Program Studi Ilmu Gizi Universitas Hasanudin Makasar, 59.

Handayani, L. (2021). Peran Petugas Kesehatan dan Kepatuhan Ibu Hamil KEK
Mengkonsumsi Tambahan Makanan di Desa Binangun Kota Banjar.
KESMAS, 3, 55–112.

Hani, U., Marjaty, J. K., & Yulifah, R. (2018). Asuhan Kebidanan pada
Kehamilan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika.
Hernawati, Y., & Kartika, R. (2019). Kurang Energi Kronis di Wilayah Kerja
Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2018. Sehat Masada, 13(1),
44–45.

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Buku Keehatan Ibu dan Anak. Kementerian
Kesehatan RI.

____________. (2018). Buku Saku Pemantauan Status Gizi. Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI.

____________. (2021). Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

Kholifah, S. N. (2018). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Acta Universitatis


Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis.

Lestari, B. (2021). Peran Petugas Gizi dan Dukungan Sosial Terhadap Kepatuhan
Konsumsi Makanan Tambahan (MT) Pemulihan Pada Ibu Hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Tebing Gerinting.
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.

Mahirawati, V. K. (2017). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan


Mengkonsumi Tambahan Makanan pada Ibu Hamil di Kecamatan Kamoning
dan Tambelangan Kabupaten Sampang Jawa Timur. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan, 17(2 Apr), 193–202.

Maisa, E. A., & Nelwati. (2017). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tambahan Makanan Biskuit di
Wilayah Kerja Puskesmas Bungursari Kabupaten Purwakarta. Ners Jurnal
Keperawatan, 7(2), 170. https://doi.org/10.25077/njk.7.2.170-175.2011

Manuaba, I. (2017). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.

Narwoko, J. D. & S. (2017). Sosiologi: Teks Pengantar & Terapan. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. (2017). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

____________. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Oktaviani. (2018). Pengantar Ilmu Sosial. Bandung: PT. Rosdakarya.

Simatupang, H. (2019). Strategi Belajar Mengajar Abad-21. In Pustaka Media


Guru.
Sudarma, M. (2018). Ilmu Sosiologi Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Sugiyono. (2018). Metode Peneiltian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alphabeta.

________. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.


Bandung: Alphabeta.

Susanti, R. (2020). Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil KEK dalam Mengkonsumsi


Makanan Tambahan dengan Berat Badan Bayi Lahir di Wilayah UPTD
Puskesmas Grobogan. Semarang: Prodi DIV Kebidanan Semarang Poltekes
Kemenkes Semarang.

Teguh, N. A., Hapsari, A., Dewi, P. R. A., & Aryani, P. (2019). Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas I Pekutatan Jembrana Bali. Intisari Sains
Medis, 10(3), 506–510. https://doi.org/10.15562/ism.v10i3.432

Tuti, M. (2019). 1000 Hari Pertama Kehidupan. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Tyastuti, S., & Wahyuningsih, H. P. (2018). Asuhan Kebidanan Kehamilan


Komprehensif. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Varney. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.

Wawan, A., & Dewi, M. (2017). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Yulaikhah, L. (2019). Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan


dan Masa Nifas. Journal of Chemical Information and Modeling.

Yuliani, D. (2020). Hubungan antara Pengetahuan Tentang Gizi Ibu Hamil dan
Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
(KEK) Dalam Mengkonsumsi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di
Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Poltekes Kemenkes
Tasikmalaya, Nomor 34 Tahun 2020.
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Responden
di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka

Dengan hormat,

Saya Fitriani Wulandari dengan NIM 19154011007 adalah mahasiswa Prodi


D3 Kebidanan Universitas YPIB Majalengka akan melakukan penelitian tentang
“Hubungan Peran Bidan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi
Makanan Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di
Wilayah Kerja Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran bidan dan
dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi MT pada ibu hamil KEK dan
hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pada ibu hamil tentang konsumsi MT pada ibu hamil KEK dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan tersebut.
Untuk itu saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden, identitas dan
jawaban ibu dijaga kerahasiaan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian
semata. Penelitian ini tidak memberikan resiko apapun dan ibu boleh
mengundurkan diri jika pada saat penelitian ibu merasa tidak nyaman.
Pengumpulan datanya menggunakan lembar observasi. Ibu hanya mengisi
kuesioner yang sudah disediakan.
Atas segala perhatiannya saya mengucapkan banyak terima kasih.

Majalengka, …………. 2022

(Fitriani Wulandari)
Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Responden (Inisial) :………………………….
Umur :………………………….
Alamat :………………………….
Dengan ini menyatakan dengan sebesar-besarnya bahwa saya telah
mendapat penjelasan mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur dari penelitian ini
dengan judul "Hubungan Peran Bidan dan Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan Konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul Kabupaten
Majalengka Tahun 2022". Selanjutnya saya dengan ikhlas dan sukarela
menyatakan ikut serta dalam penelitian ini sebagai responden.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.

Yang menyatakan,

…………………………….
(Nama Responden)
Lampiran 3

KUESIONER

Hubungan Peran Bidan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan


Konsumsi Makanan Tambahan (MT) pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
(KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka
Tahun 2022

Identitas Responden

Nomor Responden :

Nama / Inisial : …………………………….

A. Peran Bidan
Jawaban
No Pertanyaan Kadang Tidak
Selalu Sering
-kadang Pernah
1 Petugas/ penyalur baik saat
membagikan biskuit makanan
tambahan
2 Petugas/ penyalur menanyakan
pernah konsumsi biskuit makanan
tambahan
3 Petugas/ penyalur menanyakan usia
kehamilan ibu saat konsumsi biskuit
makanan tambahan
4 Petugas/ penyalur tidak perlu
membagikan biskuit makanan
tambahan
5 Ketika biskuit makanan tambahan
habis sebelum waktunya ada saran
dari petugas/ penyalur
6 Bidan tidak menasehati manfaat
konsumsi biskuit makanan
tambahan
7 Kader tidak membantu petugas/
penyalur dalam pemberian biskuit
makanan tambahan
8 Petugas/ penyalur tidak menayakan
kondisi ibu setelah mengkonsumsi
biskuit makanan tambahan
9 Petugas kesehatan lain tidak perlu
memberi dukungan tentang
Jawaban
No Pertanyaan Kadang Tidak
Selalu Sering
-kadang Pernah
pemberian biskuit makanan
tambahan
10 Tidak semua ibu hamil diberikan
biskuit makanan tambahan oleh
petugas / penyalur

Penilaian:
Pernyataan positif: Selalu (3), Sering (2), Kadang-kadang (1), Tidak pernah (0)
Pernyataan negatif : Selalu (0), Sering (1), Kadang-kadang (2), Tidak pernah (3)

B. Dukungan Keluarga
Petunjuk :
Berilah tanda ceklist (V) pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya!
Sumber : (Yuliani, 2020)

Jawaban
No Pertanyaan Kadang Tidak
Selalu Sering
-kadang Pernah
Dukungan Emosional
1 Anggota keluarga mencemaskan
saya apabila saya datang ke
puskesmas sendirian
2 Anggota keluarga merasa ada
manfaat bagi saya mengenai
pemeriksaan kesehatan di
puskesmas
Dukungan Informasi
3 Anggota keluarga mengingatkan
saya tentang jadwal mengkonsumsi
makanan tambahan
4 Anggota keluarga mengingatkan
saya untuk mengkonsumsi makanan
tambahan yang diberikan dari
petugas
5 Anggota keluarga menanyakan
hasil pemeriksaan saya di
puskesmas
Dukungan Instrumental
6 Anggota keluarga mengantarkan
saya ke puskesmas untuk
memeriksakan kondisi kesehatan
7 Dari kunjungan pertama sampai
Jawaban
No Pertanyaan Kadang Tidak
Selalu Sering
-kadang Pernah
sekarang keluarga bersedia
mengantarkan saya memeriksakan
kesehatan di Puskesmas
8 Anggota keluarga mengusahakan
dana untuk keperluan kesehatan
Dukungan Penghargaan
9 Anggota keluarga mengatakan
senang apabila saya mengikuti
pemeriksaan kesehatan di
puskesmas
10 Anggota keluarga menunggu saya
setiap mengikuti pemeriksaan
kesehatan di puskesmas
11 Keluarga turut menjaga kesehatan
saya dengan mengkonsumsi
makanan tambahan secara teratur

Penilaian:
Pernyataan positif: Selalu (3), Sering (2), Kadang-kadang (1), Tidak pernah (0)
Pernyataan negatif : Selalu (0), Sering (1), Kadang-kadang (2), Tidak pernah (3)

C. Kepatuhan MMAS-8 Bahasa Indonesia


Petunjuk :
Berilah tanda ceklist (V) pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya!
Sumber : (Susanti, 2020)

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apakah Ibu kadang-kadang/pernah lupa
mengkonsumsi makanan tambahan (biskuit PMT)?
2 Kadang-kadang orang lupa minum obat karena
alasan tertentu (selain lupa). Coba diingat-ingat
lagi, apakah dalam 2 minggu, terdapat hari dimana
Ibu tidak mengkonsumsi makanan tambahan?
3 Jika Ibu merasa keadaan Ibu bertambah
buruk/tidak baik dengan mengkonsumsi makanan
tambahan, apakah Ibu berhenti mengkonsumsi
makanan tambahan tersebut?
4 Ketika Ibu bepergian/ meninggalkan rumah,
apakah kadang-kadang Anda lupa makanan
tambahan atau biskuit PMT?
5 Apakah kemarin Ibu mengkonsumsi makanan
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
tambahan?
6 Jika Ibu merasa kondisi Ibu lebih baik, Apakah Ibu
pernah menghentikan/tidak menggunakan
makanan tambahan?
7 Mengkonsumsi makanan tambahan setiap hari
kadang membuat orang tidak nyaman. Apakah Ibu
pernah merasa terganggu memiliki masalah dalam
mematuhi rencana pemulihan Ibu?
8 Seberapa sering Ibu mengalami kesulitan dalam
mengingat makanan tambahan?
a. Tidak pernah/sangat jarang
b. Sesekali
c. Kadang-kadang
d. Biasanya
e. Selalu/sering
Lampiran 4

Master Tabel Penelitian

Peran Bidan Dukungan Keluarga Kepatuhan


No Resp 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 JML % HU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 JML % HU 1 2 3 4 5 6 7 8 JML HU
0 0 1
1 001 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 17 56.7 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 18 54.55 1 1 1 1 0 0 1 1 1 6 2
2 002 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 16 53.3 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 19 57.58 1 1 1 1 0 1 1 0 1 6 2
3 003 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 23 76.7 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 26 78.79 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
4 004 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 15 50 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 16 48.48 1 1 0 0 0 1 0 0 1 3 1
5 005 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 23 76.7 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 25 75.76 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
6 006 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 16 53.3 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 18 54.55 1 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2
7 007 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 24 80 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 25 75.76 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
8 008 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 23 76.7 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 27 81.82 2 1 1 1 0 1 1 1 1 7 2
9 009 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 16 53.3 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 19 57.58 1 1 0 1 0 1 0 1 1 5 1
10 010 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 66.7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 66.67 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
11 011 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 15 50 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 17 51.52 1 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1
12 012 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 23 76.7 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 25 75.76 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
13 013 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 15 50 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 18 54.55 1 1 0 1 0 1 0 0 1 4 1
14 014 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 17 56.7 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 18 54.55 1 1 0 1 0 0 1 1 1 5 1
15 015 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 17 56.7 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 18 54.55 1 1 1 1 0 1 0 1 1 6 2
16 016 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 23 76.7 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 27 81.82 2 1 1 1 0 1 1 1 1 7 2
17 017 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 23 76.7 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 26 78.79 2 1 1 1 1 1 0 1 1 7 2
18 018 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 22 73.3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 25 75.76 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
19 019 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 22 73.3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 25 75.76 2 1 1 1 0 1 1 1 1 7 2
20 020 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 15 50 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 17 51.52 1 0 0 1 0 1 0 1 1 4 1
21 021 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 16 53.3 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 19 57.58 1 1 0 1 0 1 0 1 1 5 1
22 022 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 17 56.7 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 18 54.55 1 0 1 0 0 1 0 1 1 4 1
23 023 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 17 56.7 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 19 57.58 1 1 0 1 0 1 0 1 1 5 1
24 024 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 17 56.7 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 19 57.58 1 1 1 1 0 1 1 1 1 7 2
25 025 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 16 53.3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 18 54.55 1 1 1 0 1 0 1 0 1 5 1
Peran Bidan Dukungan Keluarga Kepatuhan
No Resp 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 JML % HU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 JML % HU 1 2 3 4 5 6 7 8 JML HU
0 0 1
26 026 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 16 53.3 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 17 51.52 1 1 1 0 0 1 0 1 1 5 1
27 027 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 15 50 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 19 57.58 1 1 1 1 0 1 0 1 1 6 2
28 028 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 16 53.3 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 18 54.55 1 1 1 1 1 0 1 1 1 7 2
29 029 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 16 53.3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 17 51.52 1 1 1 0 0 0 1 1 1 5 1
30 030 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 15 50 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 19 57.58 1 1 0 1 0 0 0 1 1 4 1
31 031 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 16 53.3 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 19 57.58 1 1 1 1 0 1 0 0 1 5 1
32 032 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 6 20 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 14 42.42 1 0 0 1 0 0 1 0 1 3 1
33 033 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 23 76.7 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 25 75.76 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
34 034 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 25 83.3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 28 84.85 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
35 035 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 25 83.3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 28 84.85 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
36 036 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 66.7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 66.67 2 1 1 0 1 0 0 1 1 5 1
37 037 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 19 63.3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 66.67 2 1 0 1 1 1 0 1 1 6 2
38 038 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 18 60 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 66.67 2 1 1 1 0 1 0 1 1 6 2
39 039 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 15 50 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 18 54.55 1 1 1 0 1 0 0 1 1 5 1
40 040 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 16 53.3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 19 57.58 1 1 1 0 1 0 0 1 1 5 1
41 041 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 66.7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 66.67 2 1 1 0 1 1 0 1 1 6 2
42 042 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 66.7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 66.67 2 1 1 1 0 1 1 1 1 7 2
43 043 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 17 56.7 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 18 54.55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
44 044 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 66.7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 66.67 2 1 1 1 0 0 1 1 1 6 2
45 045 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 17 56.7 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 19 57.58 1 1 1 0 1 0 1 1 1 6 2
46 046 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 18 60 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 20 60.61 1 1 1 0 1 0 1 1 1 6 2
47 047 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 16 53.3 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 18 54.55 1 1 0 1 0 0 0 1 1 4 1
48 048 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 16 53.3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 19 57.58 1 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1
Mean 60.6 Mean 62.6
Lampiran 5

Hasil Pengolahan SPSS

Frequencies

Kepatuhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 20 41.7 41.7 41.7
Sedang 18 37.5 37.5 79.2
Tinggi 10 20.8 20.8 100.0
Total 48 100.0 100.0

Peran bidan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 30 62.5 62.5 62.5
Baik 18 37.5 37.5 100.0
Total 48 100.0 100.0

Dukungan keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 29 60.4 60.4 60.4
Tinggi 19 39.6 39.6 100.0
Total 48 100.0 100.0

Explore

Descriptives
Statistic Std. Error
Peran bidan Mean 60.6250 1.75211
95% Confidence Interval for Lower Bound 57.1002
Mean Upper Bound 64.1498
5% Trimmed Mean 60.6790
Median 56.6667
Variance 147.355
Std. Deviation 12.13900
Minimum 20.00
Maximum 83.33
Range 63.33
Interquartile Range 18.33
Skewness -.196 .343
Kurtosis 1.301 .674
Dukungan keluarga Mean 62.5631 1.56143
95% Confidence Interval for Lower Bound 59.4219
Mean Upper Bound 65.7043
5% Trimmed Mean 62.2475
Median 57.5758
Variance 117.027
Std. Deviation 10.81790
Minimum 42.42
Maximum 84.85
Range 42.42
Interquartile Range 18.94
Skewness .628 .343
Kurtosis -.719 .674

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Peran bidan .211 48 .077 .880 48 .086
Dukungan keluarga .261 48 .057 .892 48 .074
a. Lilliefors Significance Correction

Ket: hasil uji normalitas data menunjukkan berdistribusi normal sehingga cut of
point diambil berdasarkan nilai mean (rata-rata)

Crosstabs
Peran bidan * Kepatuhan

Crosstab
Kepatuhan
Rendah Sedang Tinggi Total
Peran Kurang Count 19 10 1 30
bidan % within Peran bidan 63.3% 33.3% 3.3% 100.0%
Baik Count 1 8 9 18
% within Peran bidan 5.6% 44.4% 50.0% 100.0%
Total Count 20 18 10 48
% within Peran bidan 41.7% 37.5% 20.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 21.144a 2 .000
Likelihood Ratio 24.337 2 .000
Linear-by-Linear Association 20.661 1 .000
N of Valid Cases 48
a. 0 cells (00.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 5.75.
Dukungan keluarga * Kepatuhan

Crosstab
Kepatuhan
Rendah Sedang Tinggi Total
Dukungan Rendah Count 19 9 1 29
keluarga % within 65.5% 31.0% 3.4% 100.0%
Dukungan
keluarga
Tinggi Count 1 9 9 19
% within 5.3% 47.4% 47.4% 100.0%
Dukungan
keluarga
Total Count 20 18 10 48
% within 41.7% 37.5% 20.8% 100.0%
Dukungan
keluarga

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 21.448a 2 .000
Likelihood Ratio 25.048 2 .000
Linear-by-Linear Association 20.973 1 .000
N of Valid Cases 48
a. 0 cells (00.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 5.96.

Anda mungkin juga menyukai