Anda di halaman 1dari 78

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA JARAK TEMPUH KE FASKES DENGAN


KETERATURAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANC PADA
IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DAIEKO KABUPATEN
SABU RAIJUA TAHUN 2022

PENELITIAN ANALITIK KORELASIONAL

NOVA MARTRIYANI
NIM. 202106000719

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2022

i
SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA JARAK TEMPUH KE FASKES DENGAN


KETERATURAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANC PADA
IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DAIEKO KABUPATEN
SABU RAIJUA TAHUN 2022

PENELITIAN ANALITIK KORELASIONAL

NOVA MARTRIYANI
NIM. 202106000719

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2022

ii
HUBUNGAN ANTARA JARAK TEMPUH KE FASKES DENGAN
KETERATURAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANC PADA
IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DAIEKO KABUPATEN
SABU RAIJUA TAHUN 2022

PENELITIAN ANALITIK KORELASIONAL

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan


dalam Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri

Oleh:

NOVA MARTRIYANI
NIM. 202106000719

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA JARAK TEMPUH KE FASKES DENGAN


KETERATURAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANC PADA
IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DAIEKO KABUPATEN
SABU RAIJUA TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH

NOVA MARTRIYANI
NIM. 202106000738

Disetujui Pada Tanggal Februari 2023

Pembimbing I

Putri Wahyu Wigati, SST., M.P.H


NIDN: 0728068703

Pembimbing II

Miftahul Mualimah, SST., M.Kes


NIDN: 0718128601
LEMBAR PENETAPAN PENGUJI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA JARAK TEMPUH KE FASKES DENGAN


KETERATURAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANC PADA
IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DAIEKO KABUPATEN
SABU RAIJUA TAHUN 2022

SKRIPSI

Oleh

NOVA MARTRIYANI
NIM. 202106000719

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disahkan


Pada tanggal: Februari 2023

Tanda Tangan

Ketua : Galuh Pradian Yanuar, SST., M.Kes ( …………. )


NIDN : 0718018602

Anggota : 1. Putri Wahyu Wigati, SST., M.P.H ( …………. )


NIDN: 0728068703

Anggota : 2 . Miftahul Mualimah, SST., M.Kes ( ………… )


NIDN: 0718128601
UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji syukur hanya bagi Tuhan yang Maha Kuasa karena kasih dan

sayangNya sehingga usulan penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul

“Hubungan Antara Jarak Tempuh Ke Faskes Dengan Keteraturan Kunjungan

Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja

Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2022”.

Penyusunan usulan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

pengarahan dari pembimbing dan dukungan dari semua pihak yang tidak dapat

kami sebutkan satu persatu dan untuk itu dengan rendah hati dan penuh rasa

hormat menyampaikan terimakasih Kepada:

1. Ir. Djoko Rahardjo, MP. Selaku Rektor Universitas Kadiri.

2. Sri Haryuni, S.Kep.Ns., M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kadiri.

3. Halimatus Saidah, SST., M.H.Kes, selaku Ketua Program Studi

Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kadiri

4. Galuh Pradian Yanuar, SST., M.Kes, selaku ketua penguji skripsi

5. Putri Wahyu Wigati, SST., M.P.H, Selaku Dosen Pembimbing I

6. Miftahul Mualimah, SST., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing II

7. Perpustakaan Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah menyediakan literatur

terkait tema usulan penelitian ini.

8. Kepala Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua yang telah

memberikan ijin dalam pengambilan data penelitian.


9. Keluarga peneliti atas doa, dukungan dan segala pengorbanannya.

10. Semua rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Kadiri pada umumnya, Program Studi Kebidanan Program Sarjana

Terapan pada khususnya.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan usulan

penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa Penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu peneliti membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.

Akhirnya peneliti berharap semoga usulan penelitian ini dapat memberikan

manfaat bagi pembacanya.

Sekian dan peneliti ucapkan terima kasih.

Kediri, Februari 2023

Peneliti


RINGKASAN

Jarak faskes merupakan faktor penting yang mempengaruhi akses dan


keteraturan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil. Jarak yang jauh
antara tempat tinggal ibu hamil dengan faskes dapat menghambat ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan ANC secara teratur. Hal ini dapat menyebabkan ibu
hamil mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang diperlukan tentang
kondisi kehamilan dan tindakan yang harus dilakukan untuk menjaga
kesehatannya dan bayi yang dikandungnya. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui hubungan jarak tempuh ke Faskes dengan keteraturan kunjungan
pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu
Raijua.
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan
pendekatan Cross Sectional. Populasi diambil dari seluruh ibu hamil trimester III
yang berkunjung ke Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua sejumlah 31 ibu
hamil. Sedangkan besarnya sampel yang dipakai peneliti saat ini seluruh jumlah
populasi yaitu sebanyak 31 responden. Pada penelitian ini cara pengambilan
sampel menggunakan teknik total sampling, dimana seluruh populasi dijadikan
sampel. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel
dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa buku register.
Hasil analisa Chi-square didapatkan Sebagian besar responden tidak
teratur melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan yaitu sebanyak 12 orang
( 63,2%). Berdasarakan Analisa Chi-square menunjukkan bahwa nilai p value =
0,000 sedangkan nilai  adalah 0,05, dikarenakan nilai P value <  maka Ho
ditolak dan H1 diterima. Berarti ada hubungan antara jarak tempuh ke Faskes
dengan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil.

Kata Kunci : Jarak tempuh , Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan.


ABSTRACT

The distance to the health facilities is an important factor that affects


access and regularity of antenatal care (ANC) visits for pregnant women. A long
distance between the pregnant women's residence and the health facilities can
hinder them from regularly attending ANC visits. This can lead to difficulties for
pregnant women in obtaining necessary information about their pregnancy
condition and actions needed to maintain their health and the health of their
unborn babies. The aim of this research is to determine the relationship between
the distance to health facilities and the regularity of pregnancy check-up visits for
pregnant women in Daieko Public Health Center, Sabu Raijua District.
The research design used in this study is correlational analytic with a
cross-sectional approach. The population was taken from all third-trimester
pregnant women who visited the Daieko Public Health Center in Sabu Raijua
District, totaling 31 pregnant women. The sample size used by the researcher is
the entire population, which is 31 respondents. The sampling technique used in
this study is total sampling, where the entire population is used as the sample. The
instrument used in this study is a register book used to measure the variables.
The Chi-square analysis showed that most of the respondents did not
regularly attend pregnancy check-up visits, with a total of 12 people (63.2%).
Based on the Chi-square analysis, the P-value was found to be 0.000, while the
alpha value was 0.05. Since the P-value is less than alpha value, Ho is rejected
and H1 is accepted. This indicates that there is a relationship between the distance
to health facilities and the regularity of pregnancy check-up visits for pregnant
women.

Keywords: Distance, Regularity, Pregnancy Check-up Visits.


DAFTAR ISI

Halaman
Sampul Depan ............................................................................................... i
Sampul Dalam ............................................................................................... ii
Lembar penetapan gelar ................................................................................ iii
Lembar Persetujuan....................................................................................... iv
Lembar Penetapan Penguji Skripsi................................................................ v
Ucapan Terima Kasih ................................................................................... vi
Ringkasan....................................................................................................... viii
Abstrak .......................................................................................................... ix
Daftar isi ........................................................................................................ x
Daftar Tabel ................................................................................................. xii
Daftar Gambar .............................................................................................. xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................ xiv
Daftar Lambang Dan Singkatan .................................................................... xv
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Kehamilan.................................................................... 7
2.2 Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan .................... 14
2.3 Jarak Tempuh ........................................................................... 19
2.4 Hubungan Antara Jarak Tempuh ke Faskes dengan
Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan pada Ibu
Hamil.........................................................................................
BAB 3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 21
3.2 Hipotesis .................................................................................. 21
BAB 4 Metode Penelitian
4.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 23
4.2 Populasi, Sample, Besar Sample, Dan Tekhnik Pengambilan
Sample ...................................................................................... 23
4.3 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ......................... 24
4.4 Bahan Penelitian ...................................................................... 25
4.5 Instrumen Penelitian ................................................................ 25
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 25
4.7 Prosedur Pengambilan Atau Pengumpulan Data ..................... 26
4.8 Cara Analisa Data .................................................................... 28
BAB 5 Analisis Hasil Penelitian
5.1 Data Umum ................................................................................. 30
5.2 Data Khusus ................................................................................ 31
5.3 Pembahasan ............................................................................... 33
5.3.1 Jarak Tempuh ke Faskes ......................................................... 34
5.3.2 Jarak Tempuh ke Faskes ......................................................... 34
5.3.3 Hubungan Jarak Tempuh ke Faskes dengan Keteraturan
Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan ....................................
BAB 6 Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 38
6.2 Saran ....................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 40


LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Respon Yang Digunakan Untuk Penyimpulan Sikap ......... 8

Tabel 2.2 Informasi Penting Pada Setiap Kunjungan ANC ................ 16

Tabel 4.1 Definisi Operasional ……………………………………… 25

Tabel 4.2 Rancangan Analisa Data Penelitian .................................... 28

Tabel 5 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di 30


Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua
tahun 2022 ..........................................................................

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat 30


Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Daieko
Kabupaten Sabu Raijua tahun 2022...................................

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di 31


Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua
tahun 2022...........................................................................

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak 31


Tempuh di Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten
Sabu Raijua tahun 2022 ......................................................

Tabel 5.5 Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Keteraturan 31


Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua
tahun 2022 ...........................................................................

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Jarak Tempuh ke Faskes Dengan 32


Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu
Hamil di di Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten
Sabu Raijua tahun 2022....................................
DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Konsepsi Skematik Mengenai Sikap ................................ 8

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ...................................... 29


DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian.................................... 42

Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian ................................. 43

Lampiran 3 Lembar Informen Consen ….……………………. 44

Lampiran 4 Lembar persetujuan responden............................... 45

Lampiran 5 Lembar kuesioner……………………………… 46

Lampiran 6 Tabulasi Data…………………………………… 50

Lampiran 7 Hasil SPSS………………………………………. 52

Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian………………………… 57

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian…………………………… 58

Lampiran 10 Lembar konsultasi ................................................. 5


DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

Daftar Lambang

% : Persen

- : Minus

= : Sama dengan

? : Tanda Tanya

+ : Tambah

Daftar Singkatan

ANC : Antenatal Care

DepKes : Departemen Kesehatan

D-IV : Diploma IV

dkk : Dan kawan-kawan

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

K4 : Kunjungan ulang ibu hamil

Polindes : Pondok bersalin desa

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

PWS : Pemantauan Wilayah Setempat

RI : Republik Indonesia

TT : Tetanus Toksoid
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ancaman kematian ibu dan bayi masih menjadi masalah serius di banyak

negara, termasuk Indonesia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut

adalah dengan melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) secara teratur.

Pemeriksaan ANC dapat membantu mendeteksi masalah kehamilan lebih awal

sehingga dapat diobati segera sebelum memperburuk kondisi. Namun, masih

banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan ANC secara teratur atau

bahkan sama sekali.Salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan

pemeriksaan ANC adalah jarak tempuh ke fasilitas kesehatan (faskes). Bagi

ibu hamil yang tinggal di daerah terpencil atau sulit dijangkau, jarak faskes

dapat menjadi hambatan dalam mendapatkan pemeriksaan ANC secara teratur.

Selain itu, fasilitas kesehatan yang kurang memadai atau jauh dari tempat

tinggal juga dapat mempengaruhi keteraturan pemeriksaan ANC.

Jarak faskes merupakan faktor penting yang mempengaruhi akses dan

keteraturan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil. Jarak yang jauh

antara tempat tinggal ibu hamil dengan faskes dapat menghambat ibu hamil

untuk melakukan pemeriksaan ANC secara teratur. Terutama di daerah

terpencil atau sulit dijangkau, jarak faskes dapat menjadi hambatan dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukan. Jarak faskes juga

berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan yang diterima oleh ibu hamil.

Fasilitas kesehatan yang jauh atau kurang memadai dapat mempengaruhi

keteraturan pemeriksaan ANC, karena ibu hamil merasa tidak nyaman atau
2

tidak terlayani dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan ibu hamil mengalami

kesulitan dalam memperoleh informasi yang diperlukan tentang kondisi

kehamilan dan tindakan yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatannya

dan bayi yang dikandungnya.

Berdasarkan SDKI tahun 2016 angka kematian ibu (AKI) mencapai 307

per 100 ribu kelahiran hidup dan angka kematian bayi mencapai 35 per 1000

kelahiran hidup dan penyebab langsung yang berkaitan dengan AKI adalah

perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (Eklamsi) infeksi serta abortus angka

kematian keduanya belum mengalami penurunan yang baik. Pada tahun 2018

angka kematian ibu ada 15 orang, angka itu turun menjadi 8 orang pada tahun

2019, dan ada kecenderungan naik pada tahun 2020 karena hingga Juli sudah

ada 10 ibu meninggal dunia. Maka Depkes pun pasang ancang-ancang lagi,

tahun 2020 target angka kematian ibu turun menjadi 244 per 100.000

kelahiran hidup. Tahun 2021 menjadi 235 per kelahiran hidup. Hingga akhir

tahun 2022 diharapkan angka kematian ibu mencapai 226 per 100.000

kelahiran hidup (Salim, 2020).

Departemen kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu pada intervensi, salah satunya

yaitu Antenatal Care (Saifuddin dkk, 2020). Pelayanan/asuhan antenatal care

merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu

hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil

sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin sejak ia

merasa hamil untuk mendapatkan Antenatal Care (Saifuddin dkk, 2020).

Tujuannya adalah menyiapkan ibu sebaik-baiknya fisik dan mental serta


3

menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas. Ini

berarti dalam pengawasan antenatal care diusahakan agar wanita hamil

sampai akhir, sekurang-kurangnya harus sama sehatnya atau lebih sehat,

kelainan fisik atau psikologik bisa ditemukan secara dini dan diobati serta

melahirkan tanpa kesulitan juga anak yang dilahirkan baik fisik maupun

mental.

Harapan target dalam cakupan ibu hamil tahun 2022 sebesar 100% dengan

alasan pelayanan kesehatan sudah merata di wilayah Puskesmas Daieko.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Daieko pada tahun 2021

bahwa jumlah ibu hamil secara keseluruhan yang datang ke pelayanan tersebut

sejumlah 382 orang. Dan dari data tersebut yang teratur melakukan

pemeriksaan kehamilan sebanyak 304 orang (79,6%) dan yang tidak teratur

dalam melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 78 orang (20,4%).

Sedangkan berdasarkan survey pendahuluan di Bulan Mei 2022 ada 10

ibu hamil yang tidak melakukan antenatalcare didapatkan dari faktor

pengetahuan 1 orang (10%), faktor jarak tempuh ke faskes 5 orang (50%),

faktor kepercayaan 2 orang (20%), faktor nilai dan tradisi 2 orang (20%).

Melihat dari data diperoleh informasi bahwa ibu hamil di wilayah Puskesmas

Daieko yang tidak teratur dalam melakukan antenatalcare sebagian besar

disebabkan oleh faktor jarak ke faskes . Menurut Secord dan Backman (2004)

yang dikutip oleh Saifuddin Azwar (2020) mengatakan bahwa sikap

merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran

(kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek

dilingkungan sekitarnya. Dengan adanya sikap yang dimiliki oleh seseorang


4

khususnya ibu hamil, maka akan dapat mempengaruhi perilaku dari ibu hamil

tersebut menjadi malas dan meremehkan kehamilannya, sehingga hal ini akan

menambah insiden dan prevalensi angka kematian ibu (AKI) semakin

meningkat.

Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keteraturan ibu

hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan dengan

berbagai cara di antaranya memberikan penyuluhan tentang bahaya

kehamilan, dan melakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak datang

memeriksakan kehamilan, Sedangkan upaya pelayanan kesehatan tingkat

dasar yang ada di Puskesmas Daieko antara lain upaya kesehatan ibu dan anak

meliputi Antenatal Care (timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi

fundus uteri, pemberian imunisasi TT lengkap (Tetanus Toksoid), pemberian

tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Hubungan antara Jarak Tempuh Ke Faskes dengan

keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas

Daieko Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2022 ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian dengan judul “ Adakah hubungan antara Jarak Tempuh Ke Faskes

dengan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil di

Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua tahun 2022?

1.3 Tujuan Penelitian


5

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara jarak tempuh ke Faskes dengan

keteraturan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil di

Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi jarak tempuh ke Faskes di Puskesmas Daieko Tahun

2022.

2) Mengidentifikasi keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada

ibu hamil di Puskesmas Daieko 2022.

3) Menganalisis hubungan antara jarak tempuh ke Faskes dengan keteratu-

ran kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas

Daieko tahun 2022.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Meningkatkan dan menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan

dalam penerapan ilmu yang diterima dari perkuliahan.

1.4.2 Bagi Ibu Hamil

Sebagai acuan bagi ibu hamil dalam melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan yang sesuai dengan standard.

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai gambaran untuk meningkatkan informasi dan pelayanan

pemeriksaan kehamilan (ANC).

1.4.4 Bagi Institusi


6

Dapat digunakan sebagai bahan masukan atau informasi untuk penelitian

selanjutnya.
7

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

1. Persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma yang berkahir dengan

persalinan (Bobak, dkk. 2005)

2. Ketika pembuahan saat bertemu dengan sel telur sehingga terjadi

kehamilan (Christophless, dkk. 2002 : 48).

3. Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280

sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut :

a. Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila

berakhir disebut keguguran.

b. Kehamilan 29 minggu sampai 36 minggu bila terjadi persalinan

disebut prematuritas.

c. Kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu disebut aterm.

d. Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat bulan atau

postdatism (serotinus)

Kehamilan menurut Winkjosastro, 2005 dibagi menjadi tiga triwulan,

yaitu :

a. Triwulan pertama : 0 sampai 12 minggu


8

b. Triwulan kedua : 13 sampai 28 minggu

c. Triwulan ketiga : 29 sampai 42 minggu

2.1.2 Tanda atau Gejala Pada Wanita Hamil

Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan

penilaian terhadap beberapa tanda dengan gejala sebagai berikut :

a.Gejala kehamilan tidak pasti :

1) Amenorea (tidak dapat haid)

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat

haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir,

supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan

diperkirakan akan terjadi.

2) Nausea (Enek) dan Emesis (Muntah)

Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai

kadang-kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi

tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam

batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau

sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut

hiperemesis gravidarum.

3) Mengidam (Menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi

menghilang dengan makin tuanya kehamilan.


9

4) Konstipasi / Obstipasi

Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh

hormon steroid.

5) Pingsan

Sering dijumpai bila berada pada tempat ramai. Dianjurkan untuk

tidak pergi ke tempat ramai pada bulan pertama kehamilan. Hilang

sesudah kehamilan 16 minggu.

6) Sering kencing

Terjadi karena kandung kencing pada bulan pertama kehamilan

tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua

umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar

keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan bisa timbul karena

janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung

kencing.

7) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Pada bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan

timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan

untuk “dua orang” sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai

dengan tuanya kehamilan.

8) Varises
10

Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah

genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida

kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul

kembali pada triwulan pertama. Kadang timbulnya varises

merupakan gejala pertama kehamilan muda.

b. Tanda kehamilan tidak pasti

1) Pigmentasi kulit

Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan

dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal

sebagai kloasma gravidarum. Areola mammae juga menjadi lebih

hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah

leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba di garis tengah

abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi ini terjadi

karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang

merangsang melanofor dan kulit.

2) Leukore, sekret serviks meningkat karena peningkatan hormon

progesteron

3) Epulis

Adalah suatu hipertropi papilla ginggivae (gusi). Sering terjadi pada

triwulan pertama.

4) Mammae menjadi tegang dan membesar


11

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron

yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma. Glandula

montgomery tampak lebih jelas. Terdapat colostrom bila kehamilan

lebih dari 12 minggu.

5) Pembesaran abdomen jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu

6) Suhu basal meningkat terus antara 37,20 sampai 37,80 adalah salah

satu tanda akan adanya kehamilan.

7) Perubahan organ dalam pervik :

a). Tanda Chadwick : vagina livid, terjadi kira minggu ke 6

b). Tanda Piscaseck : uterus membesar kesalah satu jurusan

c). Tanda Hegar : segmen bawah uterus lembek pada perabaan

d). Tanda Braxton-hicks : uterus berkontraksi bila dirangsang. Tanda

ini khas untuk uterus pada masa kehamilan

8) Tes kehamilan

Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon corionic gonadotropin

(HCG) dalam urine.

c. Tanda pasti kehamilan

1) Pada palpasi dirasakan bagian janin dan ballotemen serta gerak janin
12

2) Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin (BJJ) dengan stetoskop

laennec BJJ baru terdengar pada kehamilan 18-20 minggu. Dengan

alat Doppler BJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu

3) Dengan ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran

janin

4) Pada pemeriksaan sinar-X tampak kerangka janin. Tidak dilakukan

lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin (Winkjosastro,

2005)

2.1.3 Kategori Kehamilan Resiko Tinggi

a. Faktor paritas dan usia maternal

1) Usia 16 tahun atau kurang

2) Nulipara 35 tahun atau lebih

3) Multipara 40 tahun atau lebih

4) Interval 8 tahun atau lebih sejak kehamilan terkhair

5) Paritas tinggi 5 atau lebih

6) Kehamilan yang terjadi 3 bulan atau kurang setelah terakhir kali

melahirkan.

b. Faktor janin

1)Kelahiran kembar

2)Riwayat abortus
13

3)Satu atau lebih kelahiran mati pada gestasi cukup usia

4)Riwayat janin besar lebih dari 4 kg

c. Riwayat atau kondisi penyerta

1) Anemia dan hemoragi

2) Hipertensi

3) Penyakit penyerta (jantung, ginjal, diabetus mellitus, TBC, dll)

4) Hiperemesis gravidarum

5) Distosia (panggul sempit) (Bobak, dkk. 2005)

2.1.4 Tanda Bahaya Kehamilan

Keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa ibu dan janin yang

dikandungnya antara lain :

a. Muntah terus menerus dan tidak bisa makan

b. Perdarahan waktu hamil, walau hanya sedikit sudah merupakan tanda

bahaya

c. Bengkak pada tangan muka dapat menimbulkan kejang-kejang

d. Demam lebih dari 2 hari atau keluar cairan berlebihan dari liang rahim

dan kadang berbau

e. Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan

f. Berat badan yang tidak naik pada trimester II-III


14

Keadaan lainnya yang mungkin dapat membahayakan jiwa ibu atau

janin yang baru diketahui bila ibu memeriksakan kehamilan kepada bidan

atau dokter antara lain :

a. Letak lintang atau sungsang

b. Penyakit yang berlangsung lama, misalnya jantung, kurang darah, TBC,

malaria, kencing manis (Depkes RI, 2000).

2.2 Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

2.2.1 Keteraturan Pemeriksaan Kehamilan

Keteraturan adalah suatu proses yang berkelanjutan yang dijalankan

sesuai dengan ketentuan yang sudah ada, yang dimulai pada kontak pertama

antara petugas kesehatan dengan ibu hamil secara optimal sampai menjelang

persalinannya. Menurut Sarwono (2006) menyatakan keteraturan kunjungan

ibu hamil dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. Yaitu pada

Trimester I satu kali, trimester II satu kali, dan Trimester III dua kali.

2.2.2 Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan

untuk mendapatkan antenatal care sesuai standar yang ditetapkan, baik

difasilitas pelayanan maupun diluar fasilitas pelayanan (kunjungan rumah,

posyandu, polindes). (Depkes RI. 2003).


15

2.2.3 Periode Antenatal Care

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya

empat kali kunjungan selama periode antenatal care :

a.Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)

c.Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke 36) (Saifuddin, ddk, 2002 : N-2).

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasi

yang sangat penting.

Tabel 2.1 : Tabel informasi penting pada setiap kunjungan antenatal care

Kunjungan Waktu Informasi penting


Trimester Sebelum Minggu - Membangun hubungan saling
Pertama ke 14 percaya antara petugas
kesehatan dan ibu hamil
- Mendeteksi masalah dan
menanganinya
- Melakukan tindakan
pencegahan seperti tetanus
neonaturum, anemia
kekurangan zat besi,
penggunaan praktek tradisional
yang merugikan
- Memulai persiapan kelahiran
bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi
- Mendorong perilaku yang sehat
(gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat, dan sebagainya)

Trimester Kedua Sebelum Minggu - Sama seperti diatas, ditambah


ke 28 kewaspadaan khususnya
mengenai preeklamsia (tanya
16

ibu tentang gejala-gejala


preeklamsia, pantau tekanan
darah, evaluasi edema, periksa
untuk mengetahui proteinuria)

Trimester Ketiga Antara Minggu 28- - Sama seperti diatas, ditambah


36 palpasi abdominalis untuk
mengetahui apakah ada
kehamilan ganda

Trimester Keempat Setelah 36 Minggu - Sama seperti diatas, ditambah


deteksi letak bayi yang tidak
normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah
sakit
Sumber : Saifuddin, dkk. 2012 : N-2

Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah,

dan ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bilamana ia

merasakan tanda-tanda bahaya atau jika merasa khawatir (Saifuddin, 2012).

Antenatal care ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional

sesuai dengan kebijakan program standar minimal termasuk 7T :

a.Timbang berat badan

b. Ukur tekanan darah

c.Ukur tinggi fundus uteri

d. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap

e.Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet

f. Tes terhadap penyakit menular seksual

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin, dkk. 2012).


17

2.2.4 Keuntungan Antenatal Care

Keuntungan dari antenatal care adalah bahwa kelainan-kelainan yang

mungkin terjadi ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas

diketahui dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap

kehamilan (Wiknjosastro, dkk. 1999). Sedangkan menurut Manuaba (1998).

Keuntungan antenatal care sangat besar karena dapat mengetahui berbagai

resiko dan komplikasi kehamilan sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk

melakukan rujukan ke rumah sakit.

2.2.5 Tujuan Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil

a. Tujuan umum adalah

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak

selama dalam kehamilan persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu

dan anak yang sehat.

b. Tujuan khusus adalah

1) Mengenali dan menangani penyulit yang mungkin dijumpai dalam

kehamilan, persalinan dan nifas.

2) Mengenali dan mengobati penyakit yang mungkin di derita sedini

mungkin

3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak


18

4) Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga

berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi (Mochtar,1998).

2.2.6 Faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan

Menurut Lawrence Green 1980 yang dikutip oleh Notoadmodjo, S

(2005) menyebutkan bahwa ada 3 faktor penyebab terbentuknya perilaku

yang nantinya akan mempengaruhi Antenatal Care :

a. Predisposising Factor

1) Pengetahuan

Merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, pengetahuan tentang

pemeriksaan kehamilan adalah sangat penting bagi perubahan

perilaku seseorang ibu hamil. Karena perubahan perilaku yang

didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak

didasari pengetahuan.

2) Sikap

Adalah keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan

kecenderungan bertindak terhadap aspek lingkungannya. Sikap

seseorang tercermin dari kecenderungan perilakunya dalam

menghadapi suatu situasi lingkungan yang berhubungan dengannya.

3) Kepercayaan
19

Sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa

menunjukkan sikap atau aksi.

4) Nilai dan Tradisi

Nilai dan tradisi yang masih berlaku dan dipertahankan yang pada

akhirnya merugikan ibu hamil, seperti ibu hamil tidak boleh

memeriksakan kehamilannya sebelum usia kehamilan empat bulan,

ibu hamil tidak diperbolehkan disuntik atau diimunisasi.

b. Enabling Factor

Ketersediaan sumber-sumber/fasilitas adalah fasilitas, sarana atau

prasarana yang, mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku

seseorang atau masyarakat.

c. Reinforcing Factor

Sikap, perilaku petugas dan perilaku masyarakat. Hal tersebut bahwa

pengetahuan, sikap dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum

menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.

2.3 Jarak Tempuh

Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau

tempat yaitu jarak antara rumah dengan tempat pelayanan antenatal. Dengan

demikian jarak adalah komponen kedua yang memungkinkan seseorang

memanfaatkan pelayanan pengobatan. Jarak antara tempat tinggal dengan

pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi ibu untuk melakukan kunjungan

antenatal care (K4) atau memeriksakan kehamilannya. Dikatakan dekat


20

apabila jarak ≤3 km, dan jauh apabila > 3 km. Hal ini sesuai dengan yang

dinyatakan oleh Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2019) bahwa letak

lingkungan fisik/letak geografis berpengaruh terhadap perilaku seseorang/

masyarakat terhadap kesehatan. Ibu hamil yidak melakukan kunjungan

antenal disebabkan karena jarak rumah ibu dan tempat pelayanan antenatal

jauh. Ibu hamil mau melakukan antenatal care atau memeriksakan

kehamilannya tetapi jaraknya jauh atau situasi kurang mendukung maka ibu

hamil tdiak melakukan kunjungan antenatal care K4.

2.4 Hubungan Antara Jarak Tempuh Ke Faskes dengan Keteraturan


Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil.

Pelayanan/asuhan antenatalcare merupakan cara penting untuk memonitor

dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan

kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan untuk melakukan

kunjungan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin sejak ia merasa hamil,

yang tujuannya untuk menyiapkan ibu secara fisik dan mental serta

menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas.

keteraturan kunjungan ibu hamil dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa

kehamilan yaitu pada Trimester I satu kali, trimester II satu kali, dan Trimester

III dua kali.

Namun dalam hal keteraturan kunjungan ibu hamil, setiap individu dalam

menyikapi suatu kehamilanya sangatlah berbeda-beda, karena dalam hal ini

tergantung bagaimana perilaku dari individu tersebut. Dalam keteraturan

melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan sangat dipengaruhi beberapa

faktor, yang salah satunya adalah faktor jarak tempuh ke Faskes .


21
22

BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEPTUAL


Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak

diteliti) (Nursalam, 2003).

Input Proses Output

Jarak Tempuh ke Faskes/ Keteraturan


Tempat pemeriksaan kunjungan
IBU HAMIL kehamilan pemeriksaan
kehamilan

Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

1. Faktor Prediposisi
a. Pendidikan
b. Tradisi dan kepercayaan
c. Jarak tempuh
2. Faktor enabling :
d. Ketersediaan sarana dan
prasarana
3. Faktor reinforcing:
e. Sikap dan perilaku : (petugas

Gambar 3.1 : Kerangka Konseptual Penelitian


23

Keteraturan kunjungan pemeriksaan ibu hamil di pengaruhi oleh beberapa

faktor di antaranya faktor predisposisi yang terdiri dari pendidikan, tradisi dan

kepercayaan, jarak tempuh. Faktor enabling yang terdiri dari ketersediaan

sarana dan prasarana. Dalam penelitian ini hanya melihat satu faktor yaitu

jarak tempuh ke faskes , dimana jarak tempuh mempengaruhi perilaku ibu

hamil sehingga sangat menentukan terhadap keteraturan kunjungan

pemeriksaan kehamilan.

3.1 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara jarak

tempuh ke Faskes dengan keteraturan kunjungan Pemeriksaan kehamilan pada

ibu hamil di Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2022

Selanjutnya hipotesis ini diubah dalam bentuk hipotesis statistik yang

berbunyi tidak ada hubungan antara jarak tempuh ke Faskes dengan

keteraturan kunjungan Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas

Daieko Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2022.


24

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik korelasional,

hal ini dikarenakan peneliti berusaha mencari hubungan antara satu variable

X dengan satu variable Y. Berdasarkan lingkupnya penelitian ini termasuk

inferensial. Berdasarkan tempat penelitian termasuk lapangan. Berdasarkan

waktu penelitian cross sectional. Berdasarkan metode cara pengumpulan

data termasuk survey. Berdasarkan ada atau tidaknya perlakukan expose

facto. Berdasarkan tujuan penelitian analitik. Berdasarkan sumber data

menggunakan data sekunder.

4.2 Populasi , Sampel , besar sampel dan tehnik pengambilan sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang mengangkut

masalah yang diteliti (Nursalam, 2003). Sedangkan dalam penelitian ini

populasinya adalah seluruh ibu hamil trimester III yang berkunjung ke

Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua sejumlah 31 ibu hamil.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti dan populasi yang

dipilih dengan “sampling” tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili

populasi (Nursalam, 2003). Penelitian ini menggunakan total populasi,

sedangkan ciri sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


25

1) Semua ibu hamil primi dan gravida yang berkunjung ke Puskesmas

Daieko Kabupaten Sabu Raijua pada bulan Juni – Desember 2022

2) Ibu hamil yang berusia 20 – 40 tahun

3) Ibu hamil yang usia kehamilannya 36 minggu

4.2.3 Besar Sampel

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel

(Candra Dalam Nursalam dan Pariani, 2002). Sedangkan besarnya sampel

yang dipakai peneliti saat ini seluruh jumlah populasi yaitu sebanyak 31

responden

4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana seluruh

populasi dijadikan sampel.

4.3 Variabel Penelitian meliputi Klasifikasi Variabel dan Definisi


Operasional Variabel

4.3.1 Identifikasi Variabel

Variabel independen dalam penelitian ini adalah jarak tempuh Faskes ke

tempat pemeriksaan kehamilan.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keteraturan kunjungan

pemeriksaan kehamilan.
26

4.3.2 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional

2.1.4.1. No Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Kategori


Operasional
2.1.4.2.
1 Variabel 2.1.4.4. Jarak 2.1.4.5.
yang Buku nominal 1.dekat (≤ 3 km)
independent (x) ditempuh oleh ibu register 2. jauh ( > 3km)
2.1.4.3. Jarak tempuh hamil ke Faskes

2. 2. Variabel 2.1.4.6. Rutinitas 2.1.4.7. Pemeriksaa Ceklist Ordinal 1. Sangat tidak teratur ( ≤
dependent (y) pemeriksaan n Nilai 1 kali)
keteraturan kehamilan ke kehamilan Tindakan 2. Tidak teratur (2-3 kali)
kunjungan Puskesmas yang minimal 4 ibu hamil 3. Teratur ( 4 kali )
pemeriksaan dilakukan oleh kali dalam 4. Sangat teratur ( > 4 kali)
kehamilan pada ibu hamil secara meliputi 1 melakukan
Ibu hamil berkesinambunga kali keteraturan
trimester III n minimal 4 kali trimester I, pemeriksaa
selama hamil. 1 kali n yang
trimester diambil
II, dan 2 dari buku
kali register
trimester
III

4.4 Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah buku register. Data yang sudah

ada diberi kode sesuai kriteria yang ditentukan kemudian ditabulasi

frekuensi dan dianalisa.

4.5 Instrumen Penilitan

4.5.1 Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

variabel dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa buku register

4.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian


27

4.6.1 Lokasi Penelitian

Pelaksanaan lokasi penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Daieko Kabupaten Sabu Raijua

4.6.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2023

4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data

Dalam proses pengambilan data, sebelum melakukan penelitian ini

peneliti mengajukan ijin kepada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Kadiri untuk mendapatkan persetujuan kemudian membawa surat

permohonan melakukan penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kadiri ke Kepala Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua.

Kemudian peneliti melakukan pengumpulan data berdasarkan isi dibuku

register faskes.:

Dalam proses pengumpulan data, yaitu data dikumpulkan dengan cara

melihat di buku register setelah data terkumpul dilakukan penyuntingan data

dan coding, proses berikutnya diberikan scoring dan tabulating. Setelah

dilakukan tabulasi dilanjutkan dengan analisa data.

Langkah prosedur pengambilan data adalah sebagai berikut :

1. Editing

Editing data adalah merupakan pemeriksaan ulang apabila ada data yang

isinya meragukan atau kurang jelas.

2. Coding
28

Coding data adalah pekerjaan memindahkan data dari daftar pertanyaan

ke daftar yang akan memberikan informasi. Data yang akan dirubah

menjadi bentuk angket untuk mempermudah perhitungan selanjutnya.

1) Data umum

a. Usia

< 20 tahun : kode 1

20-35 tahun : kode 2

>35 tahun : kode 3

b. Pendidikan

Tidak sekolah : kode 1

Dasar ( SD-SMP ) : kode 2

Menengah (SMA) : kode 3

Tinggi ( Perguruan Tinggi) : kode 4

c. Pekerjaan

IRT : kode 1

Petani : kode 2

Swasta : kode 3

ASN : kode 4

2) Data Khusus

a. Jarak Tempuh Ke Faskes

Dekat (≤ 3km) : kode 1

Jauh (>3km) : kode 2

b. Keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan

Sangat tidak teratur : kode 1


29

Tidak teratur : kode 2

teratur : kode 3

Sangat teratur : kode 4

3. Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan menyusun tabel-tabel, mulai dari

penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data informasi yang berhasil

dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai khusus yang telah benar-

benar ditentukan setelah berbentuk tabel, maka tabel tersebut siap

dianalisa dan dinyatakan dalam tulisan.

4.8 Cara Analisa Data

Rancangan tehnik analisa data penelitian digambarkan pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 4.3 Rancangan Analisa Data Penelitian


Variabel Sub variable Skala

Independen Jarak tempuh ke Faskes Nominal

Dependen Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Ordinal


Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III

Sumber: Data sekunder penelitian tahun 2022

Untuk data tentang jarak tempuh ke faskes ditentukan dahulu tingkatannya,

selanjutnya diberikan kategori :

1) Dekat : ≤3 km

2) Jauh : > 3 km
30

Sedangkan untuk memberi skor pada keteraturan kunjungan pemeriksaan

kehamilan pada ibu hamil sebagai berikut :

1) Sangat Teratur (Bila ibu hamil berkunjung > 4 kali, dan diberi kode 4)

2) Teratur (Bila ibu hamil berkunjung 4 kali, dan diberi kode 3)

3) Tidak Teratur (Bila ibu hamil berkunjung 2-3 kali, dan diberi kode 2)

4) Sangat Tidak Teratur (Bila ibu hamil berkunjung 1 kali atau tidak sama

sekali, dan diberi kode 1).

Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

kemudian diinterpretasikan atas data tersebut, selanjutnya analisis

(pembahasan) terhadap sub variabel.

Hasil pengolahan data dalam bentuk presentasi kemudian

diinterpretasikan dengan menggunakan skala sbb :

a. 1 – 25 % : sebagian kecil

b. 26 – 49 % : hampir setengahnya

c. 50 % : setengahnya

d. 51 – 75 % : sebagian besar

e. 76 – 99 % : hampir seluruhnya

f. 100 % : seluruhnya (Arikunto, 1998)

Selanjutnya untuk menguji hipotesis dengan kedua variabel bersifat

nominal - ordinal, maka teknik uji analisis statistik yang digunakan adalah

korelasi chi-square pada derajat kemaknaan (α) 0,05 dengan bantuan SPSS.
31

BAB 5

ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1 Data Umum

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah


Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua tahun 2022
No Usia Frekuensi Persen (%)
1 < 20 tahun 3 9,7
2 20-35 tahun 28 90,3
3 > 35 tahun 0 0,0
Jumlah 31 100
Sumber : Data Sekunder Penelitian Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa hampir semua

responden berusia antara 20-35 tahun sebanyak 28 orang (90,3%).

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


di Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua
tahun 2022
No Pendidikan Frekuensi Persen (%)
1 Tidak sekolah 2 6,5
2 Dasar 18 58.1
3 Menengah 11 35,5
4 Tinggi 0 0,0
Jumlah 31 100
Sumber : Data Sekunder Penelitian Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa Sebagian besar

responden berpendidikan dasar yaitu sebanyak 18 orang (58,1%).


32

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di


Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua
tahun 2022
No Pekerjaan Frekuensi Persen (%)
1 IRT 3 9,7
2 Petani 28 90,3
3 Swasta 0 0,0
4 ASN 0 0,0
Jumlah 31 100
Sumber : Data Sekunder Penelitian Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa hampir semua

responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 28 orang (90,3%).

5.2 Data Khusus

5.2.1 Jarak Tempuh ke Faskes

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Tempuh di


Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua tahun
2022.
No Jarak Tempuh Frekuensi Persen (%)
1 Dekat 12 38,7
2 Jauh 19 61,3

Jumlah 31 100
Sumber : Data Sekunder Penelitian Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa Sebagian besar

responden jarak tempuh ke Faskes adalah jauh yaitu sebanyak 19 orang

(61,3%).

5.2.2 Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil

Tabel 5.5 Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Keteraturan


Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua
tahun 2022
No Keteraturan Pemeriksaan Frekwensi Persen (%)
33

1 Sangat Tidak Teratur 7 22,6


2 Tidak Teratur 16 51,6
3 Teratur 8 25,8
4 Sangat Teratur 0 0,0
Jumlah 31 100
Sumber : Data Sekunder Penelitian Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa Sebagian besar

responden tidak teratur dalam melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan yaitu sebanyak 16 orang (51,6%).

5.2.3 Hubungan Antara Jarak Tempuh ke Faskes Dengan Keteraturan Kunjungan


Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Jarak Tempuh ke Faskes Dengan Keteraturan


Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil di di
Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua tahun
2022
Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan
Jarak Sangat
Tidak Sangat Total (%)
Tempuh Tidak (%) (%) Teratur (%) (%)
Teratur Teratur
Teratur
Dekat 0 0 4 33,3 8 66,7 0 0,0 12 100
Jauh 7 36,8 12 63,2 0 0,0 0 0,0 19 100
Jumlah 7 16 8 0 31 100
p = .000
Sumber : Data Sekunder Penilitian Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa jarak tempuh yang

dekat Sebagian besar responden teratur melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan yaitu sebanyak 8 orang (66,7%), sedangkan jarak tempuh yang

jauh Sebagian besar responden tidak teratur melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan yaitu sebanyak 12 orang ( 63,2%).

Berdasarakan Analisa Chi-square menunjukkan bahwa nilai p value =

0,000 sedangkan nilai  adalah 0,05, dikarenakan nilai P value <  maka

Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti ada hubungan antara jarak tempuh ke


34

Faskes dengan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua.

5.3 PEMBAHASAN

5.3.1 Jarak Tempuh Ke Faskes

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa Sebagian besar

responden jarak tempuh ke Faskes adalah jauh yaitu sebanyak 19 orang

(61,3%).

Jarak yang jauh menjadi alasan ibu untuk tidak melakukan

pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan sesuai standar minimal.

Hasil ini sesuai penelitian Titaley et al., (2015) yang melaporkan bahwa

jarak ke fasilitas kesehatan merupakan masalah besar yang menyebabkan

rendahnya kunjungan pemeriksaan kehamilan di Indonesia. Hal tersebut

disebabkan karena kondisi jalan ynag banyak terdapat tanjakan (curam) dan

berbatu. Jalan-jalan tersebut sangat licin dan sulit dilampaui bila hujan. Jarak

dan waktu yang diperlukan untuk mencapai unit kesehatan terdekat adalah

penghalang penting untuk pemanfaatan pelayanan antenatal (Bahilu et al.,

2015).

Hasil penelitian (Yang et al., 2017) menyatakan bahwa perempuan

hamil yang tinggal jauh dari tempat pelayanan pemeriksaan kehamilan

memiliki tingkat terendah kunjungan pemeriksaan kehamilan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa jarak yang jauh menyebabkan penurunan akses

terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian ini didukung

oleh (Titaley et al., 2015) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa


35

keterbatasan akses ke pelayanan merupakan alasan perempuan tidak

melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke petugas kesehatan.

Terutama di desa-desa dengan kondisi jalan buruk, dan ibu harus berjalan

kaki sampai ber-jam-jam untuk mencapai pusat kesehatan terdekat. Situasi

menjadi lebih parah selama musim hujan karena jalan licin, sehingga ibu

enggan untuk pergi memeriksakan kehamilannya. (Yang et al., 2017)

menyatakan bahwa perempuan yang tidak melakukan pemeriksaan

kehamilan menganggap bahwa jarak yang ditempuh menuju tempat

pelayanan terlalu jauh sehingga menyita waktu dan memerlukan

transportasi. Tidak adanya akses dapat menjadi penghalang perempuan

untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan

berkesinambungan.

5.3.2 Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa Sebagian besar

responden tidak teratur dalam melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan yaitu sebanyak 16 orang (51,6%).

Keteraturan dipengaruhi oleh berbagai faktor, menurut Niven (2017)

faktor yang mempengaruhi ibu hamil teratur dalam melakukan pemeriksaan

Antenatal Care yaitu faktor intrinsik (motivasi, pendidikan, sikap dll) serta

faktor ekstrinsik (dukungan suami, keluarga, tenaga kesehatan, dll).

Penelitian yang dilakukan oleh Elis (2018) mengenai gambaran karakteristik

ibu hamil tentang keteraturan ANC di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

Makassar, mendapatkan hasil bahwa sebagian besar ibu hamil yang tidak

teratur melakukan pemeriksaan ANC memiliki usia dengan risiko tinggi


36

(62,02 %) dan berdasarkan paritas dengan risiko tinggi (57,69 %). Hal

tersebut terjadi karena dari pengalaman dan kematangan jiwa, semakin

dewasa seseorang maka cara berfikir semakin matang dan teratur malakukan

Antenatal Care, dan ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang

sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya

ketenaga kesehatan

Menurut Sarwono (2006) menyatakan keteraturan kunjungan ibu hamil

dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. Yaitu pada

Trimester I satu kali, trimester II satu kali, dan Trimester III dua kali.

Namun menurut Scord & Backman, 1964 yang dikutip oleh Azwar, S. 2000

menyatakan suatu keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan

kecenderungan bertindak terhadap aspek lingkungannya dan sikap seseorang

tercermin dari kecenderungan perilakunya dalam menghadapi suatu situasi

lingkungan yang berhubungan dengannya.

Ditinjau dari usia ibu hamil didapatkan bahwa hampir seluruh ibu

hamil berusia antara 20-35 tahun sebanyak 28 orang (90,3%). Pada masa ini

ibu hamil akan lebih mudah untuk menerima suatu informasi, terutama

tentang manfaat pemeriksaan kehamilan dan pada masa ini cara berfikir ibu

mulai mengerti kebutuhan selama kehamilannya sehingga ibu hamil

mempunyai dorongan atau rangsangan untuk melakukan pemeriksaan

kehamilan secara teratur. Sesuai dengan pendapat Elizabeth, B.H. dikutip

oleh Nursalam, 2001). Semakin bertambah umur tingkat pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki seseorang juga semakin bertambah. Sedangkan

menurut Hurlock yang dikutip oleh Nursalam dan Siti Pariani (2001).
37

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir.

5.3.3. Hubungan Jarak Tempuh ke Faskes Dengan Keteraturan Kunjungan


Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa jarak tempuh

yang dekat Sebagian besar responden teratur melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan yaitu sebanyak 8 orang (66,7%), sedangkan jarak

tempuh yang jauh Sebagian besar responden tidak teratur melakukan

kunjungan pemeriksaan kehamilan yaitu sebanyak 12 orang ( 63,2%).

Berdasarakan Analisa Chi-square menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000

sedangkan nilai  adalah 0,05, dikarenakan nilai P value <  maka Ho

ditolak dan H1 diterima. Berarti ada hubungan antara jarak tempuh ke Faskes

dengan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil

Pelayanan/asuhan antenatalcare merupakan cara penting untuk

memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu

dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan untuk melakukan

kunjungan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin sejak ia merasa hamil,

yang tujuannya untuk menyiapkan ibu secara fisik dan mental serta

menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas.

keteraturan kunjungan ibu hamil dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa

kehamilan yaitu pada Trimester I satu kali, trimester II satu kali, dan

Trimester III dua kali.


38

Namun dalam hal keteraturan kunjungan ibu hamil, setiap individu

dalam menyikapi suatu kehamilanya sangatlah berbeda-beda, karena dalam

hal ini tergantung bagaimana perilaku dari individu tersebut. Dalam

keteraturan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan sangat

dipengaruhi beberapa faktor, yang salah satunya adalah jarak rumah dari ibu

hamil ke faskes itu sendiri. Hasil penelitian ini didukung oleh (Erlindawati,

dkk. 2018) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa keterbatasan akses ke

pelayanan merupakan alasan perempuan tidak melakukan pemeriksaan

kehamilan secara rutin ke petugas kesehatan. Terutama di desa-desa dengan

kondisi jalan buruk, dan ibu harus berjalan kaki sampai dua jam untuk

mencapai pusat kesehatan terdekat. Situasi menjadi lebih parah selama

musim hujan karena jalan licin, sehingga ibu enggan untuk pergi

memeriksakan kehamilannya. (Effendi, dkk. 2018) menyatakan bahwa

perempuan yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan menganggap

bahwa jarak yang ditempuh menuju tempat pelayanan terlalu jauh sehingga

menyita waktu dan memerlukan transportasi. Tidak adanya akses dapat

menjadi penghalang perempuan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan

secara rutin dan berkesinambungan.


39

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari pembahasan hasil penelitian melalui analisa hubungan antara sikap

ibu hamil dengan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan di

Puskesmas Pohjentrek Kabupaten Pasuruan dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Sebagian besar responden jarak tempuh ke Faskes adalah jauh.

2. Sebagian besar responden tidak teratur dalam melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara jarak tempuh ke Faskes

dengan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua

tahun 2022.

6.2 Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk lebih luas memiliki rangsangan intelektual

atau masukan dan referensi yang berguna berdasarkan pengalaman

dan pengetahuan yang dimiliki. Dan diharapkan untuk penelitian

selanjutnya lebih dikembangkan lagi sehingga penelitian selanjutnya

lebih baik dan sempurna.

2. Bagi Ibu Hamil


40

Diharapkan ibu hamil untuk melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan secara teratur, agar dapat mendeteksi kehamilannya

secara dini.

3. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan bagi petugas kesehatan lebih meningkatkan

pengetahuan ibu hamil dengan cara memberikan penyuluhan tentang

manfaat melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan, agar ibu

hamil lebih teratur dalam memeriksakan kehamilannya.

4. Bagi Institusi

Diharapkan dengan memberikan masukan tentang hasil

pelaksanaan penelitian ini untuk kesempurnaan penelitian

selanjutnya dan diharapkan dapat memberikan masukan ilmu

pengetahuan dalam meningkatkan kualitas dan kwantitas dari ibu

hamil itu sendiri.


41

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz (2003). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :
Salemba Medika

Arikunto, Suharsini (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakterk,,


Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bahilu T, Abebe G, Dibaba Y. 2015.Factors affecting antenatal care utilization in
Yem Special Woreda, Southwestern Ethiopia. Ethiop J Health Sci.Vol.
19(No.1).
Bobak, Lawdermilk, Jensen (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.
Jakarta : EGC.

Dinas Kesehatan Sabu Raijua (2021) PWS KIA

Effendi R, Isaranurug S, Chompikul J. (2018). Factors related to regular


utilization of antenatal care service among post partum mothers in
Pasar Rebo General Hospital Jakarta, Indonesia. Journal of Publik
Health and Development. 6(1):113-22.

Elis A. 2018. Gambaran karakteristik ibu hamil tentang keteraturan ANC di


RSKD ibu dan anak Pertiwi Makassar Tahun 2017. Jurnal Ilmu Media
Bidan. 2018;3 nomor 2:109–14.

Erlindawati, Chompikul J, Isaranurug S. (2018). Factors related to the utilization


of antenatal care services among pregnant women at health centers in
Aceh Besar District, Nanggroe Aceh Darussalam Province, Indonesia.
Journal of Public Health and Development.Vol.6 (No.2):99-108.

Manuaba, IBG (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta : EGC.

Niven N. 2017. Psikologi kesehatan. Jakarta: EGC; 2017.

Notoatmodjo, S (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, S (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.


Rineka Cipta.

Nursalam @ Siti Pariani (2001). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Sagung


Seto
42

Nursalam (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta :


Sagung Seto.

Nursalam. (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Puskesmas Daieko (2021). PWS KIA.

Saifuddin Azwar (2007) Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka


Pelajar : Yogyakarta

Saifuddin, Wiknjosastro, Affandi, dan Waspodo (2002) Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Titaley CR, Hunter CL, Heywood P, Dibley MJ. (2015). Why don’t some women
attend antenatal and postnatal care services?: a qualitatif study of
community members’ perspective in Garut, Sukabumi and Ciamis districts
of West Java Province, Indonesia. BMC Pregnancy and Childbirth. 10(61)

Winkjosastro, Saifuddin dan Rachimhadhi (2005) Ilmu Kebidanan. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Yang Y, Yoshida Y, Rashid MDH, Sakamoto J. (2017). Factors affecting the


utilization of antenatal care services among women in Kham District,
Xiengkhouang Province, Lao Pdr. Nagoya J Med Sci. 72:23-33.
43

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

NO KEGIATAN BULAN

OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRU

1 Pengajuan Judul
skripsi
2 Survey tempat
penelitian
3 Survey
pendahuluan
4 Penyusunan
proposal penelitian
5 Ujian Proposal

6 Revisi Proposal

7 Penelitian

8 Penyusunan
penelitian
9 Ujian Skripsi
44

Lampiran 2 : Surat Permohonan Penelitian


45

Lampiran 3 Lembar Informen Consent

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI

Kepada Yth :
Di
TEMPAT

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian yang berjudul “ Hubungan

Antara jarak tempuh ke Faskes dengan Keteraturan Kunjungan

Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah

Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2022”, saya

mohon dengan hormat Ibu/Saudara/i berkenan memberikan informasi

yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tersebut diatas. Apabila

Ibu/Saudara/i terlibat dalam penelitian dimohon menandatangani lembar

persetujuan yang telah disediakan (informed consent).

Sabu Raijua, Desember

2022

Hormat Saya

NOVA MARTRIYANI
NIM. 202106000719
46
47

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Responden

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Setelah mendapat keterangan serta mengetahui manfaat dan tujuan

penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Jarak Tempuh Ke Faskes

Dengan Keteraturan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil

Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Daieko Kabupaten Sabu Raijua

Tahun 2022”, menyatakan (setuju/tidaksetuju*) diikutsertakan dalam penelitian

dengan catatan apabila sewaktu-waktu merasa dirugikan dalam bentuk

membatalkan persetujuan ini. Saya percaya apa yang saya informasikan dijamin

kerahasiaanya.

Sabu Raijua, Desember 2022

Responden
48

Lampiran 5 :
LEMBAR KUESIONER

Petunjuk pengisian :
Isilah biodata ibu dengan menggunakan inisial

A. Karakteristik Responden
1. No. responden : (diisi petugas)
2. Nama responden : (diisi inisial)
3, Kode responden : (diisi petugas)
4. Usia ibu sekarang : 15 - 25 tahun
25 - 40 tahun
> 40 tahun
6. Pendidikan : Dasar ( SD – SMP)
Menengah ( SMA)
Tinggi ( Perguruan Tinggi)

7. Pekerjaan : Tidak bekerja


Swasta
Wiraswasta
PNS
8. Apakah sebelumnya Ibu sudah pernah mendapatkan penyuluhan
tentang

pentingnya melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan?

Ya Tidak
49

B. Lembar Pernyataan Sikap

Petunjuk :

Pilihlah salah satu jawaban yang mendekati keadaan ibu dengan cara memberi
tanda (  ) pada jawaban alternatif yang tersedia !!

SS : Sangat setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

JAWABAN
No PERNYATAAN AFEKTIF SKOR
SS S TS STS
1 Pemeriksaan kehamilan tidak perlu terlalu
sering, karena saya sudah mengerti
2 Pemeriksaan kehamilan bagi saya hal
yang wajar saja
3 Melakukan pemeriksaan kehamilan bagi
saya terlalu banyak menyita waktu.
4 Meskipun saya sudah mengerti tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan, tetapi
saya tetap memeriksakan kehamilan
secara rutin.
5 Bagi saya melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin sangat berguna
dan penting untuk mengetahui
perkembangan kehamilan ini.

PERNYATAAN KOGNITIF
6 Saya merasa malas memeriksakan
kehamilan ini secara rutin.
7 Saya sangat bosan menjalani pemeriksaan
kehamilan secara teratur.
8 Tidak akan terjadi apa-apa dengan
kehamilan saya meskipun tidak periksa
dengan rutin.
9 Saya tahu resiko kehamilan, tapi saya
harus tetap kontrol dengan rutin
10 Biarpun kata orang lain tidak perlu
periksa kehamilan secara rutin, saya tetap
memeriksakan kehamilan saya secara
rutin.

PERNYATAAN KONATIF
50

11 Saya malas melakukan kontrol secara


rutin
12 Biarpun kontrol rutin tetap tidak akan ada
kelainan pada kehamilan saya
13 Buat apa melakukan kontrol rutin, karena
itu sangat membosankan
14 Saya akan tetap kontrol secara rutin
sampai terkahir
15 Biarpun saya tahu perkembangan
kehamilan ini, saya akan selalu
melakukan kontrol secara rutin

TOTAL SKOR
51

Petunjuk : Lembar cheklist disi dengan memberi tanda (√ ) jika klien melakukan
pemeriksaan kehamilan.

Lembar cheklist keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan

Nama JADWAL KUNJUNGAN PEMERIKSAAN


Ibu KEHAMILAN
No
hamil 1x 1x 2x Skor Kriteria
Resp
( Inisial TRIMESTE TRIMESTE TRIMESTE
) RI R II R III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
dst
50

Lampiran 6 : Tabulasi Data


TABULASI DATA UMUM DAN DATA KHUSUS

Jarak tempuh Keteraturan


Umu kod kod kod
Pendidikan Pekerjaan ke Faskes kode pemeriksaan kode
NO r e e e
(km) kehamilan (kali)
Responden
1 22 2 SMA 3 PETANI 2 2,5 1 3 2
2 28 2 SMA 3 PETANI 2 4 2 1 1
3 30 2 SD 2 PETANI AGAR 2 3 1 3 2
4 21 2 SMA 3 PETANI 2 3,2 2 2 2
5 25 2 SMA 3 PETANI 2 2,3 1 3 2
6 32 2 SD 2 PETANI 2 3,4 2 2 2
7 21 2 SMA 3 PETANI 2 2,2 1 2 2
8 27 2 SMP 2 PETANI 2 3,3 2 1 1
9 20 2 SMP 2 PETANI 2 4,3 2 2 2
10 30 2 SMA 3 IRT 1 4 2 2 2
11 28 2 SD 2 PETANI 2 3,5 2 2 2
12 26 2 SD 2 PETANI 2 4 2 1 1
13 31 2 SD 2 PETANI 2 4 2 1 1
14 19 1 SMP 2 PETANI AGAR 2 4,3 2 3 2
15 24 2 SMA 3 PETANI 2 3 1 4 3
16 25 2 SMP 2 PETANI AGAR 2 3 1 4 3
17 28 2 SD 2 PETANI 2 3,2 2 2 2
18 33 2 SMA 3 PETANI 2 4 2 1 1
19 27 2 SMA 3 IRT 1 3 1 4 3
51

20 24 2 SMA 3 PETANI 2 3 1 4 3
21 30 2 SMP 2 PETANI AGAR 2 4,2 2 3 2
22 19 1 SD 2 PETANI AGAR 2 4 2 3 2
23 28 2 SMP 2 IRT 1 3 1 4 3
24 30 2 TIDAK SEKOLAH 1 PETANI AGAR 2 4,3 2 2 2
25 21 2 SD 2 PETANI AGAR 2 3,2 2 2 2
26 32 2 SD 2 PETANI 2 4,3 2 1 1
27 24 2 SMP 2 PETANI 2 3,4 2 1 1
28 27 2 SMP 2 PETANI 2 3 1 4 3
29 25 2 SMP 2 PETANI 2 3 1 4 3
30 19 1 TIDAK SEKOLAH 1 PETANI 2 3 1 4 3
31 32 2 SMA 3 PETANI 2 4,2 2 2 2
52

Lampiran 7 : Hasil SPSS

Frequencies

Statistics
Keteraturan
Kunjungan
pemeriksaan
Umur Pendidikan Pekerjaan Jarak Tempuh Kehamilan
N Valid 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 tahun 3 9.7 9.7 9.7
20 - 35 tahun 28 90.3 90.3 100.0
Total 31 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sekolah 2 6.5 6.5 6.5
Dasar 18 58.1 58.1 64.5
Menengah 11 35.5 35.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
53

Pekerjaan

Valid Percent

Cumulative
Frequency Percent Percent
Valid IRT 3 9.7 9.7 9.7

Petani 28 90.3 90.3 100.0

Total 31 100.0 100.0

Jarak Tempuh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dekat 12 38.7 38.7 38.7
Jauh 19 61.3 61.3 100.0
Total 31 100.0 100.0

Keteraturan Kunjungan pemeriksaan Kehamilan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
54

Valid Sangat tidak teratur 7 22.6 22.6 22.6


Tidak Teratur 16 51.6 51.6 74.2
teratur 8 25.8 25.8 100.0
Total 31 100.0 100.0

CROSSTABS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jarak Tempuh * Keteraturan 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
Kunjungan pemeriksaan
Kehamilan

Jarak Tempuh * Keteraturan Kunjungan pemeriksaan Kehamilan


Crosstabulation
Count
Keteraturan Kunjungan pemeriksaan Kehamilan
Sangat tidak
teratur Tidak Teratur teratur Total
Jarak Tempuh Dekat 0 4 8 12
Jauh 7 12 0 19
Total 7 16 8 31

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 18.355 2 .000
Likelihood Ratio 23.386 2 .000
Linear-by-Linear Association 15.794 1 .000
N of Valid Cases 31
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2.71.
55

Elapsed Time 00:00:00,04


Dimensions Requested 2
Cells Available 349496

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jarak Tempuh * Keteraturan 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
Kunjungan pemeriksaan
Kehamilan

Jarak Tempuh * Keteraturan Kunjungan pemeriksaan Kehamilan


Crosstabulation
Count
Keteraturan Kunjungan pemeriksaan Kehamilan
Sangat tidak
teratur Tidak Teratur teratur Total
Jarak Tempuh Dekat 0 4 8 12
Jauh 7 12 0 19
Total 7 16 8 31

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jarak Tempuh * Keteraturan 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
Kunjungan pemeriksaan
Kehamilan

Jarak Tempuh * Keteraturan Kunjungan pemeriksaan Kehamilan Crosstabulation


Keteraturan Kunjungan pemeriksaan Kehamilan Total
56

Sangat tidak
teratur Tidak Teratur teratur
Jarak Tempuh Dekat Count 0 4 8 12
% within Jarak Tempuh 0.0% 33.3% 66.7% 100.0%
% within Keteraturan Kunjungan 0.0% 25.0% 100.0% 38.7%
pemeriksaan Kehamilan
Jauh Count 7 12 0 19
% within Jarak Tempuh 36.8% 63.2% 0.0% 100.0%
% within Keteraturan Kunjungan 100.0% 75.0% 0.0% 61.3%
pemeriksaan Kehamilan
Total Count 7 16 8 31
% within Jarak Tempuh 22.6% 51.6% 25.8% 100.0%
% within Keteraturan Kunjungan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
pemeriksaan Kehamilan
57

Lampiran 8 : Balasan Surat Penelitian


58

Lampiran 9: Dokumentasi Penelitian


59

Lampiran 10 : Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI
PENELITIAN MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI

NAMA PENELITI : Nova Martriyani


NIM : 202106000719
JUDUL : Hubungan Antara JARAK TEMPUH KE
FASKESDengan Keteraturan Kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester
III Di Wilayah Kerja Puskesmas Daieko
Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2022
DOSEN PEMBIMBING I : Putri Wahyu Wigati, SST., M.P.H

No Hari / Tanggal Rekomendasi Tanda Tangan

10
60

LEMBAR KONSULTASI
PENELITIAN MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI

NAMA PENELITI : Nova Martriyani


NIM : 202106000719
JUDUL : Hubungan Antara JARAK TEMPUH KE
FASKESDengan Keteraturan Kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester
III Di Wilayah Kerja Puskesmas Daieko
Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2022
DOSEN PEMBIMBING II : Miftahul Mualimah, SST., M.Kes

No Hari / Tanggal Rekomendasi Tanda Tangan

10

Anda mungkin juga menyukai