Anda di halaman 1dari 140

HUBUNGAN PERAN BIDAN DALAM ANTENATAL CARE

TERHADAP KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS MOYO


UTARA KABUPATEN SUMBAWA
TAHUN 2023

SKRIPSI

Oleh:
HASMAWATI
152212027

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2023
HUBUNGAN PERAN BIDAN DALAM ANTENATAL CARE
TERHADAP KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS MOYO
UTARA KABUPATEN SUMBAWA
TAHUN 2023

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Oleh:
HASMAWATI
152212027

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul

ii
HUBUNGAN PERAN BIDAN DALAM ANTENATAL CARE
TERHADAP KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS MOYO
UTARA KABUPATEN SUMBAWA
TAHUN 2023

Disusun Oleh :
HASMAWATI
152212027

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2023

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing serta telah di diperkenakan untuk
diujikan

Ungaran, Agustus 2023


Pembimbing

Vistra Veftisia, S.SiT., MPH


NIDN : 0630108702

HALAMAN PENGESAHAN
Judul skripsi
HUBUNGAN PERAN BIDAN DALAM ANTENATAL CARE

iii
TERHADAP KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS MOYO
UTARA KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2023
Disusun Oleh :
HASMAWATI
152212027

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kebidanan,


Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo, pada :
Hari :
Tanggal :
Tim penguji : pembimbing

Vistra Veftisia, S.SiT., MPH


NIDN : 0630108702

Anggota/penguji 1 Anggota/penguji 2

Ketua program studi Dekan fakultas kesehatan

Luvi Dian Afriyani. S.SiT.,M.Kes Eko Susilo, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN.0627048302 NIDN.0621127102

PERNYATAAN ORISINILATAS

Yang bertanda tangan dibawah ini saya,


Nama : Hasmawati

iv
Nim : 152212027
Program Studi/Fakultas : S1 Kebidanan Reguler Transfer
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERAN BIDAN DALAM
ANTENATAL CARE TERHADAP KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS
MOYO UTARA KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2023” adalah skripsi
asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik apapun di
Perguruan Tinggi manapun.
2. Skripsi ini merupakan ide dan hasil karya murni saya yang dibimbing dan
dibantu oleh tim pembimbing dan narasumber.
3. Skripsi ini tidak membuat karya atau pendapatan orang lain yang telah
dipublikasikan kecuali secara tertulis dicantumkan dalam naskah sebagai
acuan dengan menyebut nama pengarang dan judul ini aslinya serta
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Penyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpanan dan ketidak benaran di dalam pernyataan ini, saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya
peroleh dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas
Ngudi Waluyo.

Pembimbing, Ungaran, Agustus 2023


Yang membuat pernyataan

Vistra Veftisia, S.SiT., MPH Hasmawati


NIDN : 0630108702 NIM : 152212027

v
HALAMAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Hasmawati
Nim : 152212027
Program studi : Kebidanan program sarjana
Menyatakan memberikan kewenangan kepada program studi kebidanan program
sarjana (dosen pembimbing skripsi) untuk menyimpan, mengalih media atau
menginformasikan, merawat dan mempublikasikan skripsi saya yang berjudul
“Hubungan Peran Bidan Dalam Antenatal Care Terhadap Kunjungan K4 Di
Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa Tahun 2023” untuk
kepentingan akademis.

Ungaran, Agustus 2023


Yang membuat pernyataan

( Hasmawati )
Nim. 152212027

vi
Universitas Ngudi Waluyo
Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan
Skripsi, Agustus 2023
Hasmawati
152212027

HUBUNGAN PERAN BIDAN DALAM ANTENATAL CARE TERHADAP


KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS MOYO UTARA KABUPATEN
SUMBAWA TAHUN 2023

ABSTRAK

Latar belakang : Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatakan motivasi


ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care secara teratur yakni adanya
peran dari bidan sebagai pelaksana dalam memberikan pelayanan yang harus
dimulai dari segi penampilan, sikap dan profesionalisme. Capaian K4 di
Puskesmas Moyo Utara dari tahun 2017 sampai 2022 masih belum mencapai
target 96% yang diharapkan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Moyo Utara diperoleh, 7 ibu hamil
belum merasakan peran bidan yang nyata dalam memberikan pelayanan.
Sedangkan 3 ibu hamil sudah lebih dari 3 kali dilakukan homecare dan kunjungan
k4 nya sudah terpenuhi.
Tujuan Penelitian : Untuk mengatahui bubungan peran bidan dalam Antenatal
Care (ANC) terhadap K4 di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional
dengan pendekatan case-control. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu
hamil trimester III dengan usia kehamilan >36 minggu sebanyak 51 ibu hamil.
Teknik sampling pada kelompok kasus menggunakan total sampling sebanyak 23
responden serta teknik sampling pada kelompok kontrol menggunakan purposive
sampling sebanyak 25 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner
dan data register kohort ibu hamil. Analisis data menggunakan analisis chi-
square.
Hasil Penelitian : Didapatkan sebagian besar responden dengan peran bidan
kurang sebanyak 26 responden (54.2%), dan pada kunjungan K4 lengkap
sebanyak 25 responden (52.1%). Diperoleh nilai p value sebesar 0,008 < α (0,05),
maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara peran bidan dalam
Antenatal Care terhadap kunjungan K4.
Simpulan : Ada hubungan antara peran bidan dalam Antenatal Care terhadap
kunjungan K4. Untuk peningkatan cakupan K4, bidan diharapkan dapat
memanfaatkan media sosial sebagai wadah dalam edukasi kesehatan tentang ANC
yang dapat dibuat semenarik mungkin.

Kata kunci : Peran Bidan, Antenatal Care, Kunjungan K4

vii
ABSTRACT

Background: Efforts that can be made in increasing the motivation of pregnant


women in conducting regular antenatal care visits are the role of midwives as
implementers in providing services that must start in terms of appearance, attitude
and professionalism. K4 achievements at the North Moyo Health Center from
2017 to 2022 still have not reached the expected 96% target. Based on the results
of preliminary studies conducted in the work area of the North Moyo Health
Center obtained, 7 pregnant women have not felt the real role of midwives in
providing services. While 3 pregnant women have done homecare more than 3
times and their k4 visits have been fulfilled.
Research Objective: To find out the relationship between the role of midwives in
Antenatal Care (ANC) to K4 at the North Moyo Health Center, Sumbawa
Regency.
Research Methods: This study used a correlational analytic design with a case-
control approach. The population in this study were all third trimester pregnant
women with gestational age >36 weeks as many as 51 pregnant women. The
sampling technique in the case group used total sampling of 23 respondents and
the sampling technique in the control group used purposive sampling of 25
respondents. The research instrument used questionnaires and cohort register data
of pregnant women. Data analysis using chi-square analysis.
Research results: It was found that most of the respondents with the role of
midwives were less as many as 26 respondents (54.2%), and at the complete K4
visit as many as 25 respondents (52.1%). Obtained a p value of 0.008 < α (0.05),
then Ho is rejected, meaning that there is a significant relationship between the
role of midwives in Antenatal Care on K4 visits.
Conclusion: There is a relationship between the role of midwives in Antenatal
Care and K4 visits. To increase K4 coverage, midwives are expected to utilize
social media as a forum for health education about ANC which can be made as
interesting as possible.

Keywords: Role of Midwife, Antenatal Care, K4 Visit

viii
BIODATA DIRI

ix
Nama lengkap : Hasmawati
Nama panggilan : Hasma
Nim : 152212027
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
TTL : Baturotok, 09 November 1988
Gol. darah :B
Alamat rumah : Jl.Pramuka RT 003 RW 015, Brang biji
Kecamatan
Sumbawa
Status : Mahasiswa pejuang skripsi
Jurusan / Prodi : S1 Kebidanan
Moto hidup : Kegagalan adalah keberhasilan yang tertundah
Email : hasmawatinovan88@gmail.com
No Hp : 085205880010
Riwayat Pendidikan
1. SD 2 Baturotok ( 1995-2001)
2. SMP 2 batulanteh ( 2002-2004 )
3. SMA Muhammadiyah sumbawa ( 2005-2007 )
4. Akademi kebidanan anugrah abadi sumbawa (2008-2010 )
5. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa semester 9 program studi S1
kebidanan transfer Universitas Ngudi Waluyo tahun ( 2022-2023 )

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat- Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Peran Bidan Dalam
Antenatal Care Terhadap Kunjungan K4 di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten
Sumbawa Tahun 2023” dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjanan Kebidanan (S.Keb)
pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana di Fakultas Kesehatan

x
Universitas Ngudi Waluyo.
Dalam penyusunan skrispi ini, penulis banyak mendapat bantuan pengarahan,
bimbingan, serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Subiyantoro, M. Hum selaku Rektor Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran.
2. Eko Susilo, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
3. Luvi Dian Afriyani, S.Si.T., M.Kes selaku ketua Program Studi Universitas
Ngudi Waluyo Ungaran
4. Vistra Veftisia, S.SiT., MPH selaku Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberi dorongan serta saran
kepada penulis dalam menyusun skripsi.
5. Seluruh dosen dan Staf di Program Studi Kebidanan Universitas Ngudi
Waluyo.
6. Kepada kedua orang tua dan adik-adik saya, serta keluarga besar saya
mengucapkan banyak-banyak terima kasih yang senantiasa memberikan
dukungan semangat, dan materi serta dorongan doa dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
7. Kepada suami saya Novan Arif suhartono terima kasih selama ini telah
mengsuport saya untuk terus semangat di saat saya sering mengeluh cape
dalam mngerjakan skripsi ini.
8. Kepada teman yang selalu bersama saya dalam menyusun skripsi dan
melakukan penelitian terima kasih banyak kita sudah sampai di tahap ini.
9. Untuk diriku sendiri, terimakasih sudah berjuang, terimakasih sudah sehat
jiwa dan pikiran, terimakasih sudah melawan rasa malasnya selama
mengerjakan skripsi.
Terimakasih atas bantuan dan semoga Allah SWT membalas segala kebaikan
semua piha. Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki, maka penulis mengharapkan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini membawa

xi
manfaat bagi kita semua.

Ungaran, Agustus 2023

Penulis

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR..................................................................................1


HALAMAN JUDUL DALAM..............................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
PERNYATAAN ORISINILATAS........................................................................v
HALAMAN KESEDIAAN PUBLIKASI............................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
BIODATA DIRI....................................................................................................ix
KATA PENGANTAR............................................................................................x
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................7
C. Tujuan penelitian.......................................................................................7
D. Manfaat penelitian.....................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10
A. Tinjauan Teori..........................................................................................10
1. Kehamilan...........................................................................................10
2. Pelayanan Antenatal Care (ANC).......................................................23
3. Peran Bidan Dalam Kunjungan Antenatal Care (ANC).....................36
B. Kerangka Teori........................................................................................41
C. Kerangka Konsep.....................................................................................42
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................43
A. Desain Penelitian.....................................................................................43
B. Lokasi Penelitian......................................................................................43
C. Subjek Penelitian.....................................................................................44
1. Populasi...............................................................................................44
2. Sampel.................................................................................................44
3. Teknik Pengambilan Sampel...............................................................44
D. Definisi Operasional................................................................................47
E. Pengumpulan data....................................................................................48
1. Jenis dan Sumber Data........................................................................48
2. Alat Pengumpulan Data......................................................................48
3. Uji Validitas dan Reliabilitas..............................................................49
F. Etika Penelitian........................................................................................51
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)............................................51
2. Anonimity (Tanpa Nama)...................................................................52
3. Confidentiality (Kerahasiaan).............................................................52
G. Prosedur Pengambilan Data.....................................................................53

xiii
H. Pengolahan Data......................................................................................54
1. Pengolahan Data (Editing)..................................................................54
2. Pengkodean Data (Coding).................................................................55
3. Tabulating...........................................................................................55
4. Entry Data (Memasukkan Data)..........................................................55
I. Analisis Data............................................................................................56
1. Analisis Univariat................................................................................56
2. Analisis Bivariat..................................................................................56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................58
A. Gambaran Umum.....................................................................................58
B. Hasil dan Pembahasan.............................................................................59
1. Karakteristik Responden.....................................................................59
2. Analisis Univariat................................................................................61
3. Analisis Bivariat..................................................................................73
C. Keterbatasan penelitian............................................................................78
BAB V PENUTUP................................................................................................79
A. Kesimpulan..............................................................................................79
B. Saran........................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................81
LAMPIRAN..........................................................................................................91

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Definisi Operasional Hubungan Peran Bidan Dalam Antenatal Care


Antenatal Care Terhadap Kunjungan K4..............................................47
Tabel 3. 2 Kisi - Kisi Kuisioner.............................................................................49
Tabel 3. 3 Ketentuan Skoring Kuisioner................................................................49
Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Kuisioner................................................................50
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil.............................59
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil.....................60
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil.......................61
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Peran Bidan Dalam Kunjungan ANC.................61
Tabel 4. 5 Kuisioner Peran Bidan Dalam ANC.....................................................65
Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Kunjungan K4 Di Puskesmas..............................69
Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Hubungan Peran Bidan Dalam............................73

xv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Teori....................................................................................41


Bagan 2. 2 Kerangka Konsep.................................................................................42

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permintaan Menjadi Responden........................................................92


Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden........................................................93
Lampiran 3. Kuisioner...........................................................................................94
Lampiran 4. Master Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas......................................98
Lampiran 5. Hasil SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas.........................................99
Lampiran 6. Master Tabel Penelitian...................................................................102
Lampiran 7. Hasil SPSS Penelitian......................................................................106
Lampiran 8. Surat-Surat Penelitian......................................................................109
Lampiran 9. Dokumentasi....................................................................................115

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antenatal care merupakan suatu layanan pemeriksaan yang dilakukan

oleh bidan pada ibu hamil untuk memantau dan mendukung kesehatan ibu

hamil sehingga dapat dideteksi apakah ibu hamil tersebut fisiologi atau

patologis. Pemantauan selama kehamilan sepeti perubahan fisik, emosional,

sosial dalam keluarga dan tumbuh kembang janin dan kelahiran bayi yang

cukup bulan (Kholifah, 2017).

Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Kementerian Kesehatan merupakan

jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan

keluarga di Kementerian Kesehatan. Pada tahun 2021 menunjukkan 7.389

kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan

tahun 2020 sebesar 4.627 kematian (Kemenkes RI, 2022).

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan NTB tahun 2022, jumlah kematian

ibu di Provinsi NTB tahun 2021 sebanyak 144 kasus, jumlah ini meningkat

dibandingkan tahun 2020 dengan jumlah kematian ibu sebanyak 122 kasus.

Jumlah kematian ibu tahun 2017- 2021 di Provinsi NTB selama 5 tahun

terakhir, menunjukkan jumlah kematian ibu cenderung meningkat kecuali

pada tahun 2019 terjadi penurunan kasus kematian ibu dibandingkan tahun

2018. Jumlah kematian ibu tahun 2017 sebesar 85 kasus meningkat 59 kasus

kematian ibu selama 5 tahun menjadi 144 kasus pada tahun 2021 (Dinas

Kesehatan Provinsi NTB, 2022).


2

Pada tahun 2021 kematian ibu terbanyak terjadi di Kabupaten Lombok

Timur dengan 45 kasus dan Kabupaten Lombok Tengah dengan 33 kasus.

Sementara AKI di Kabupaten Sumbawa dengan jumlah kematian 9 kasus per

100.000 kelahiran. Penyebab kematian ibu terbanyak di Kabupaten Sumbawa

pada tahun 2021 karena perdarahan sebanyak 4 kasus, 2 kasus karena

hipertensi dalam kehamilan, 1 kasus masing-masing karena abotus, penyakit

jantung dan Covid-19 (Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2022).

Menurut ahli kebidanan dan kandungan Detty S. Nurdiati, perdarahan

merupakan penyebab tingginya angka kematian ibu (AKI). Sedangkan

menurut McCharty J. Maine DA yang dikutip oleh Aeni (2013), kematian ibu

merupakan peristiwa yang kompleks, penyebab kematian ibu dipengaruhi

oleh berbagai factor yakni, perdarahan, pre-eklampsia/eklampsia, infeksi,

penyakit jantung, malaria, tuberkulosis, penyakit ginjal dan AIDS yang

menjadi penyebab langsung dan berhubungan erat dengan kematian ibu.

Faktor lain yang juga berkaitan dengan AKI seperti status kesehatan ibu,

kesehatan reproduksi, keterjangkauan pelayanan kesehatan, dan perilaku

pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Menurut Saputri (2022), upaya penurunan AKI bersumber dari beberapa

program pemerintah yang dilaksanakan, yaitu: program P4K dan Bantuan

Operasional Bidang Kesehatan (BOK) dipuskesmas kabupaten/kota. Menurut

(Kemenkes RI (2022), ibu hamil dapat memperoleh pelayanan kesehatan

yang berkualitas dengan melaksanakan Antenatal Care (K4) yang dilakukan

sesuai standar kualitas melalui 10 T.


3

Deteksi dini kegawatdaruratan atau komplikasi yg terjadi pada ibu

selama kehamilan dapat dilakukan dengan pemeriksaan kehamilan atau

Antenatal care di petugas Kesehatan yang telah terlatih dan professional.

Sehingga diharapkan dengan melakukan pemeriksaaan Antenal care ini dapat

meminimalisir komplikasi kehamilan dan persalinan yang mungkin terjadi

(Syahda, 2014). Selain itu, melaukan ANC secara teratur bermanfaat untuk

memantau kesehatan ibu dan bayi. Sehingga, dapat menurunkan AKI dan

AKB (Kemenkes RI, 2020).

Pemeriksaan ANC harus memenuhi frekuensi minimal 4 kali yakni, satu

kali diusia kehamilan 0-12 minggu (trimester I), paling sedikit satu kali diusia

kehamilan 13-27 minggu (trimester II) dan paling sedikit dua kali pada 4 usia

kehamilan 28 minggu sampai mendekati waktu persalinan (trimester III). Hal

ini, untuk mendeteksi secara dini komplikasi yang terjadi pada ibu hamil serta

sebagai Upaya untuk mencegah resiko tinggi pada ibu hamil, sehingga dapat

memberikan perlindungan yang optimal pada ibu dan janin selama

kehamilannya (Kemenkes RI, 2020).

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K4 merupakan jumlah ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar kunjungan

yang disarankan pada setiap trimester dibandingkan dengan jumlah target ibu

hamil dalam satu tahun diwilayah kerja. Akses pelayanan kesehatan bagi ibu

hamil dan ketaatan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan

kepada tenaga kesehatan dapat dilihat dari indikator tersebut (Kemenkes RI,
4

2020).

Menurut Saefuddin (2014), asuhan yang diberikan pada kunjungan K4

yaitu: mendeteksi kelainan presentasi dan letak janin, menetapkan rencana

persalinan, mengenali tanda-tanda persalinan. Selain itu, asuhan yang dapat

diberikan pada kunjungan K4 merupakan pengenalan komplikasi atau deteksi

dini tanda bahaya pada ibu hamil sehingga penanganan komplikasi dapat

segera diberikan secara komprehensif sesuai dengan standar pelayanan.

Cakupan kunjungan K4 di Indonesia sejak 5 tahun terakhir dari tahun

2018-2022 cenderung fluktuatif. Pada tahun 2018 cakupan K4 sebesar 88%

terjadi peningkatan pada tahun 2019 sebesar 88,5%, sedangkan pada tahun

2020 terjadi penurunan sebesar 84,6%. Hal ini terjadi karena peningkatan

kasus covid-19 di Indonesia yang menyebabkan pelayanan Kesehatan secara

langsung juga menurun. Akan tetapi, pada tahun 2021 terjadi peningkatan K4

sebesar 88,8% dan diharapkan pada tahun 2022 mencapai target sebesar 90%,

(Kemenkes RI, 2022)

Cakupan kunjungan K4 di provinsi NTB melaporkan pelayanan

Kesehatan ibu hamil (K4) tahun 2021 sebesar 93,4%. Sedangkan di

kabupaten sumbawa cakupan K4 sebesar 84,1%. Hal ini, menunjukkan bahwa

masih rendahnya cakupan K4 di kabupaten sumbawa (Dinas Kesehatan

Provinsi NTB, 2022)

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil dalam

melakukan kunjungan antenatal care (ANC) dipengaruhi oleh beberapa faktor

yakni: usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, sikap, jarak


5

tempat tinggal, media informasi, dukungan suami dan keluarga, serta peran

dari petugas Kesehatan dalam hal ini adalah bidan (Fitrayeni et al., 2015;

Rachmawati et al., 2017). Menurut penelitian Widya et al. (2018), hasil peran

suami didapatkan nilai P= 0,003, peran petugas kesehatan didapatkan nilai

P=0,002 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan peran suami dan peran

petugas kesehatan pada keteraturan Antenatal Care ibu hamil trimester III.

Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatakan motivasi ibu hamil

dalam melakukan kunjungan antenatal care secara teratur yakni adanya peran

dari tenaga Kesehatan. Dengan adanya peran dari tenaga kesehatan seperti

bidan, perawat dan dokter, sebagai pelaksana dalam memberikan pelayanan

yang harus dimulai dari segi penampilan, sikap dan profesionalisme. Hal ini,

disebabkan ibu hamil akan kembali memeriksakan kehamilannya ke tempat

yang sama jika dirinya merasa dihargai dan diasuh dengan baik (Erlina et al.,

2013). Adapun, peran bidan dalam memberikan pelayanan Antenatal Care

(ANC) adalah untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu hamil, dan

mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan

mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin sejak mengetahui dirinya

hamil untuk mendapatkan asuhan antenatal (Utami et al., 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rottie (2016), hasil uji statistik (chi-

square) menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran tenaga

kesehatan dengan kunjungan ibu Antenatal Care dengan nilai p=0,006. Selain

itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Wulandari et al. (2022), dari uji

statistik Chi-square dengan p =0,033, artinya ada hubungan peran tenaga


6

Kesehatan dengan Tingkat kepatuhan kunjungan Antenatal Care K4.

Terdapat 25 puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Sumbawa.

Salah satunya antara lain: Puskesmas Moyo Utara, Puskesmas Moyo hulu,

Puskesmas Utan dan Puskesmas Unit I Sumbawa. Adapun capaian K4 di

Puskesmas Moyo Utara tahun 2017-2021 masih belum mencapai target 96 %

yang di harapkan dan di tahun 2022 capaian K4 mencapai 95,32% dari total

ibu hamil. Sedangkan cakupan K4 di tahun 2022 di Puskesmas Moyo Hulu

sudah mencapai 96,32%, jika dibanding dengan puskesmas yang lain seperti,

Puskesmas Utan cakupan K4 di tahun 2022 mencapai 98,9 % dan di

Puskesmas Unit 1 Sumbawa cakupan K4 di tahun 2022 mencapai 99,2 %.

Dengan demikian, Puskesmas Moyo Utara masih menjadi perhatian khusus

dibandingkan dengan Puskesmas Utan dan Puskesmas Unit I Sumbawa,

dikarenakan capaian K4 tahun 2022 masih 95,32 % lebih rendah dibanding

puskesmas yang lain.

Studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2023 di

Puskesmas Moyo Utara dengan melakukan wawancara terhadap 10 ibu hamil

trimester III tentang peran bidan dalam memonitoring, mendukung kesehatan

ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Dari hasil

wawancara tersebut 7 orang ibu hamil usia kehamilan 36-38 minggu

mengatakan belum merasakan peran bidan yang nyata dalam memberikan

pelayanan seperti bidan tidak pernah melakukan kunjungan rumah, bidan

jarang memberikan konsultasi terhadap kehamilan ibu, akan tetapi ibu tetap

memeriksakan kehamilannya karena merasa bahwa ia bertangung jawab


7

terhadap bayi di dalam kandungannya. Sementara itu, 3 orang lainnya sudah

lebih dari 3 kali dilakukan homecare dan kunjungan k4 nya sudah terpenuhi,

karena ibu rutin datang ke posyandu. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang

menyatakan bahwa cakupan kunjungan K4 ibu hamil berbanding lurus

dengan peran bidan yang baik. Hal ini, menunjukkan terdapat kesenjangan

dengan teori Fitrayeni et al. (2015), peran bidan merupakan salah satu faktor

resiko dalam kelengkapan kunjungan ANC pada ibu hamil. Ibu yang

memperoleh peran bidan yang kurang baik 2,23 kali berisiko melakukan

kunjungan ANC tidak lengkap dibanding ibu yang memperoleh peran bidan

yang baik pada saat kunjungan ANC. Hal ini, sejalan dengan penelitian Suebu

(2022), yang menyimpulkan bahwa peran kader posyandu dan peran bidan

dapat berpengaruh secara langsung terhadap pencapaian K4.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik mengambil

judul “Hubungan Peran bidan Dalam Antenatal Care (ANC) Terhadap

Kunjungan K4 di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengatahui adakah

Hubungan Peran Bidan Dalam Antenatal Care (ANC) Terhadap Kunjungan

K4 di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa ?.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengatahui bubungan peran bidan dalam Antenatal Care


8

(ANC) terhadap K4 di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran peran bidan dalam Antenatal Care (ANC) di

Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa.

b. Mengetahui gambaran peran bidan terhadap kunjungan K4 ibu hamil

di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa.

c. Mengetahui hubungan peran bidan dalam Antenatal Care (ANC)

terhadap kunjungan K4 di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten

Sumbawa.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang di

peroleh sewaktu perkuliahan.

2. Bagi responden

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang hubungan

peran bidan dalam Antenatal Care (ANC) terhadap kunjungan K4 di

Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan untuk

mahasiswa yang melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan penelitian yang dilakukan penulis.


9

4. Instansi pendidikan

Menambah wawasan mengenai ilmu kebidanan yang berhubungan

dengan Antenatal care dan menambah pengalaman dalam melakukan

penelitian selanjutnya.
10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dimulai

dari terjadinya konsepsi (pertemuan antara sel sperma dan sel telur),

yang kemudian diikuti oleh fertilisasi, nidasi, implantasi,

pembentukan plasenta, serta pertumbuhan dan perkembangan hasil

konsepsi secara alami, sehingga terbentuklah janin yang akan tumbuh

dan berkembang dalam rahim ibu selama kurun waktu yang cukup

untuk melahirkan (Kemenkes RI, 2022).

Menurut Wicaksono (2021) Periode kehamilan dimulai dari saat

terjadinya pembuahan hingga kelahiran bayi. Waktu yang dibutuhkan

untuk kehamilan sekitar 280 hari (36-40 minggu) atau 9 bulan 7 hari,

dihitung sejak hari pertama menstruasi terakhir (HPHT).

Menurut Oktalia & Herizasyam (2016), kehamilan merupakan

proses tumbuh kembang janin intrauterin yang dimulai dari saat

konsepsi hingga awal persalinan. Durasi kehamilan adalah selama 280

hari, atau 40 pekan, atau 10 bulan. Kehamilan terdiri dari tiga

trimester: (a) trimester I yaitu 0-12 minggu, (b) trimester II yaitu 12-

28 minggu, dan (c) trimester III yaitu 28-40 minggu sehingga dapat

disimpulkan, kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir pada awal


12

persalinan.

b. Perubahan fisiologi dalam kehamilan

1) Perubahan Alat Genetalia

Menurut Delvina et al. (2022) dalam buku asuhan kehamilan,

uterus pada wanita yang tidak hamil memiliki struktur hampir

padat dan memiliki berat sekitar 70 gram dengan volume sekitar

10 ml. Namun, saat hamil, uterus berubah menjadi organ otot

dengan dinding yang tipis dan saat melahirkan memiliki volume

total yang bisa mencapai 20 liter atau lebih. Volume uterus

meningkat hingga 500 sampai 1000 kali lebih besar dari

sebelumnya. Berat uterus juga mengalami perubahan dan dapat

mencapai sekitar 1100 gram saat melahirkan. Pada awal

kehamilan, otot uterus mengalami penebalan karena pengaruh

hormon estrogen dan progesteron. Selama kehamilan, otot uterus

terdiri dari tiga lapisan. Lapisan luar seperti kerudung melingkupi

fundus, lapisan dalam berupa serat-serat sfingter di sekeliling

orifisium tuba dan orifisium interna, serta diantara keduanya

terdapat jaringan serat otot padat yang ditembus pembuluh darah

dari segala arah (Kemenkes RI, 2020).

Selama masa kehamilan, ovulasi akan terhenti dan tidak ada

pematangan folikel baru yang terjadi. Pada umumnya, hanya satu

korpus luteum gravidarum yang dapat ditemukan di dalam

ovarium wanita yang sedang hamil (Dewanggayastuti et al.,


13

2022).

Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan aliran darah

selama masa kehamilan. Ketebalan lapisan dalam Vagina juga

akan meningkat dan didampingi dengan pengenduran jaringan

ikat serta pembesaran sel-sel otot polos. Perubahan-perubahan

tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan Vagina agar dapat

meregang secara optimal saat proses persalinan (Yulizawati,

2017).

2) Perubahan Kulit

Menurut Dartiwen & Nurhayati (2019) dalam buku Asuhan

kebidanan dalam kehamilan menerangkan, Tanda garis merah

pada kulit perut akan muncul pada tahap akhir kehamilan.

Apabila otot perut tidak cukup kuat untuk menahan tekanannya,

maka otot rektus akan terpisah di pusatnya, membentuk diastasis

rekti dengan lebar yang berbeda-beda. Garis tengah ini sering

mengalami peningkatan pigmen sehingga disebut sebagai linea

nigra.

Menurut Fitriani (2020) dalam buku ajar kebidanan

perubahan pigmen pada kulit juga dapat terjadi pada bagian

payudara dan paha. Terkadang, linea nigra juga muncul di wajah

atau leher dan disebut dengan istilah chloasma atau melasma

gravidarum. Perubahan pigmen pada kulit ini disebabkan oleh

peran hormon estrogen dan progesteron dalam produksi melanin.


14

Kondisi pigmentasi yang berlebihan ini akan hilang setelah

melahirkan.

3) Perubahan Payudara

Dalam minggu-minggu awal kehamilan, Payudara wanita

menjadi lebih lembut dan dapat terasa gatal dan sakit. Setelah

bulan kedua kehamilan, payudara mulai membesar dan pembuluh

darah di bawah kulit menjadi lebih terlihat. Puting juga

mengalami perubahan, menjadi lebih sensitif dan berwarna lebih

gelap. Perubahan ukuran ini disebabkan oleh peningkatan kadar

estrogen selama kehamilan yang merangsang pertumbuhan dan

percabangan sistem saluran susu. Beberapa bulan kemudian,

kolostrum dapat keluar dari puting (Sari Priyanti et al., 2020).

4) Perubahan Metabolik

Selama masa kehamilan, wanita akan mengalami peningkatan

berat badan yang signifikan pada dua trimester terakhir dengan

penambahan rata-rata 12 kg. Kenaikan berat badan ini terutama

disebabkan oleh pertumbuhan uterus, pembesaran payudara,

peningkatan volume darah dan cairan ekstraseluler ekstravaskuler.

Meskipun demikian, ada juga penambahan berat badan yang

disebabkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan

penumpukan air selular dan lemak serta protein baru yang disebut

sebagai cadangan ibu. Selain itu, retensi air juga merupakan salah

satu perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan (Rottie,


15

2016).

Meningkatnya produksi hormon selama masa kehamilan

mengakibatkan peningkatan sekitar 15% pada tingkat

metabolisme basal ibu hamil pada pertengahan kehamilan,

sehingga seringkali wanita hamil merasa kepanasan. Selain itu,

beban tambahan yang harus dipikul oleh wanita hamil juga

menyebabkan peningkatan kebutuhan energi untuk aktivitas otot

(Widya et al., 2018).

5) Perubahan Hematologi

Menurut Erlina et al (2013) dalam penelitiannya menyatakan

Perempuan yang sedang mengandung akan mengalami

peningkatan jumlah cairan dalam darah sekitar 40 hingga 45

persen dari volume awalnya. Peningkatan ini terutama terjadi

pada pertengahan hingga akhir masa kehamilan karena hormon

aldosteron dan estrogen yang juga meningkat selama kehamilan.

Peningkatan jumlah cairan dalam darah ini bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan suplai darah pada rahim yang semakin

membesar dengan sistem pembuluh darah yang mengalami

pembesaran. Selain itu, hal ini juga berfungsi untuk melindungi

ibu dan janin dari dampak buruk yang disebabkan oleh gangguan

aliran balik vena saat berbaring atau berdiri. Peningkatan jumlah

cairan dalam darah ini juga dapat membantu menjaga ibu dari

kehilangan darah yang merugikan selama persalinan.


16

6) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Curah jantung meningkat pada minggu kelima kehamilan.

Hal ini disebabkan oleh penurunan resistensi vaskuler sistemik

dan peningkatan frekuensi denyut jantung. Antara minggu ke 10

hingga 20, terjadi peningkatan volume plasma yang

meningkatkan preload. Peningkatan ini disebabkan oleh

peningkatan metabolisme ibu hamil, namun akan menurun pada

akhir kehamilan (Fitrayeni et al., 2015).

Tekanan sirkulasi pada wanita yang sedang hamil akan

berbeda saat ia berdiri atau berbaring, terutama pada bagian

ekstremitas bawah. Hal ini disebabkan oleh pembesaran uterus

yang menekan vena cava inferior, yang dapat mengakibatkan

stagnasi aliran darah balik dan munculnya sindrom hipotensi

supin. Akibat tekanan uterus pada vena cava tersebut, curah

jantung dapat menurun dan hipotensi terjadi pada akhir kehamilan

(Aeni, 2013).

7) Sistem Pernafasan

Frekuensi pernapasan selama masa kehamilan mengalami

sedikit perubahan, namun volume tidal, volume ventilasi

permenit, dan pengambilan oksigen permenit meningkat drastis

pada akhir kehamilan. Perubahan sistem pernapasan ini mencapai

puncaknya pada minggu ke-37 kehamilan dan kembali normal 24

minggu setelah persalinan. Penting untuk diingat bahwa


17

hiperventilasi saat pemberian anestesi umum dapat mempercepat

induksi anestesi dan pemulihan kesadaran setelah anestesi

(Khoeroh, 2021).

8) Sistem Urinaria

Perempuan yang sedang mengandung akan lebih sering

buang air kecil pada awal kehamilan karena tekanan dari rahim

pada kandung kemih. Keluhan ini akan hilang ketika kehamilan

semakin tua dan rahim terangkat keluar dari panggul, tetapi akan

muncul lagi pada akhir kehamilan ketika kepala bayi mulai turun

ke pintu atas panggul. Fungsi ekskresi urine juga mengalami

perubahan, yaitu peningkatan resorpsi tubulus ginjal untuk

natrium, klorida, dan air. Selain itu, laju filtrasi glomerulus juga

meningkat sehingga meningkatkan ekskresi air dan elektrolit

dalam urine. Perempuan yang sedang hamil biasanya hanya

mendapatkan tambahan air dan garam sekitar 3 kg selama masa

kehamilan (Dewanggayastuti et al., 2022; Putri et al., 2021).

9) Sistem Pencernaan

Pembesaran uterus mengakibatkan Lambung, usus, dan

apendiks bergeser. Perubahan Motilitas ini menyebabkan gerakan

otot polos traktus digestivus berkurang dan terjadinya penurunan

sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga

menimbulkan gejala heartburn karena refluks asam lambung ke

esofagus. Penurunan sekresi asam hidroklorid dan penurunan


18

motilitas menyebabkan terjadinya mual. penurunan motilitas usus

besar mengakibatkan terjadinya konstipasi yang jika tidak

tertanggani bisa berakibat hemorrhoid. Penurunan motilitas usus

juga mengakibatkan waktu pengosongan lambung lebih lama

sehingga pemberian anestesi umum berisiko regurgitasi dan

aspirasi dari lambung (Sari, 2023).

10) Sistem Endokrin

Menurut Sari (2021) Selama masa kehamilan, kelenjar

pituitari akan mengalami peningkatan ukuransekitar 135%

dibandingkan dengan kondisi saat tidak hamil. Namun, perubahan

ini tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kehamilan itu

sendiri. Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga

mencapai ukuran sekitar 15 ml saat persalinan karena adanya

peningkatan suplai darah dan pertumbuhan sel kelenjar.

Konsentrasi hormon paratiroid dalam plasma akan menurun pada

trimester pertama kehamilan, namun akan meningkat pada tahap

berikutnya untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin. Sementara

itu, kelenjar adrenal akan mengalami pengecilan.

11) Sistem Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal pada wanita yang sedang hamil

mengalami perubahan menjadi lordosis karena pembesaran uterus

ke arah anterior. Lordosis ini menyebabkan pergeseran pusat

gravitasi ke arah kedua tungkai (Ratna, 2015).


19

c. Masalah/komplikasi dalam kehamilan

1) Pengertian Komplikasi Kehamilan

Menurut Yulizawati (2017) dalam buku ajar asuhan

kebidanan kehamilan, Komplikasi kehamilan merupakan

penyebab kematian ibu secara langsung. Masalah kehamilan yang

sering terjadi adalah perdarahan, preeklamsia/eklamsia, dan

infeksi. Untuk menghindari masalah pada kehamilan, deteksi dini

tanda bahaya kehamilan sangat penting. Dengan deteksi dini

masalah kehamilan, dapat meningkatkan pencegahan kematian

ibu.

2) Komplikasi Kehamilan Trimester III (29-42 minggu)

a) Perdarahan Antepartum

Pendarahan antepartum merupakan pendarahan yang

terjadi setelah usia kehamilan mencapai 28 minggu.

Pendarahan antepartum dapat disebabkan oleh berbagai

faktor, antara lain kelainan plasenta (seperti plasenta previa,

solusio plasenta, dan ruptura sinus marginalis) serta faktor

non-plasenta seperti kelainan pada serviks dan vagina, serta

trauma (Dartiwen & Nurhayati, 2019). Perdarahan

Antepartum plasenter terdiri dari :

(1) Plasenta Previa

Plasenta previa ialah kondisi di mana plasenta

menanamkan diri pada lokasi yang tidak normal, yakni


20

pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian

atau seluruh jalan lahir. Gejala klinisnya berupa

pendarahan melalui vagina pada akhir kehamilan, dengan

ciri khas warna merah, jumlah yang banyak, dan kadang-

kadang tanpa disertai nyeri (Fitriani, 2020).

(2) Solusio Plasenta

Solusio plasenta (juga dikenal sebagai abruptio

plasenta) terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta

melepaskan diri dari tempat implantasinya pada

kehamilan normal di atas 22 minggu dan sebelum

kelahiran bayi. Ada beberapa tanda dan gejala solusio

plasenta yang harus diwaspadai, karena keparahan

anemia dan syok sering tidak sebanding dengan jumlah

darah yang keluar. Gejala lainnya termasuk perdarahan

yang disertai rasa sakit, rahim yang keras seperti papan

dan terasa sakit saat disentuh, sulit melakukan palpasi

karena rahim yang keras, fundus uteri yang semakin

tinggi seiring waktu, sering disertai dengan proteinuria

karena preeklampsia, dan pasien terlihat pucat, gelisah,

dan menderita (Retnaningtyas, 2016).

(3) Ruptur Sinus Marginalis

Ruptur sinus marginalis merujuk pada kondisi di

mana sebagian kecil plasenta terlepas dari tempat


21

implantasinya di dalam uterus sebelum bayi lahir. Ruptur

Sinus Marginalis termasuk dalam kategori solusio

plasenta, yang merupakan kondisi yang ditandai dengan

solusio plasenta ringan. Solusio plasenta ringan atau

rupture sinus marginalis terjadi ketika plasenta terlepas

kurang dari ¼ luasnya, tanpa menimbulkan gejala klinis

dan biasanya ditemukan setelah persalinan. Keadaan ibu

dan janin biasanya normal dan persalinan berjalan lancar

melalui jalan lahir. Pendarahan akibat pecahnya sinus

marginalis terjadi selama persalinan dan seringkali tidak

menimbulkan rasa sakit. Namun, ketika pembukaan

serviks sudah mendekati lengkap, kemungkinan terjadi

perdarahan harus dipertimbangkan. Meskipun demikian,

risiko bagi kesehatan ibu dan janin tidak terlalu besar

(Adisasmita, 2013).

(4) Preeklamsia dan Eklamsia

Preeklamsia memiliki tanda khusus yakni kondisi

tekanan darah yang tinggi, deteksi protein dalam urin,

dan pembengkakan jaringan (edema) selama trimester

kedua kehamilan. Meskipun beberapa kasus tetap ringan

selama kehamilan, kasus lain dapat menjadi lebih serius

dengan peningkatan tekanan darah dan jumlah protein

dalam urin. Gejala termasuk sakit kepala, mual, masalah


22

penglihatan, dan akhirnya anuria. Pada tahap akhir dan

paling serius, terjadi eklamsia, di mana pasien

mengalami kejang. Jika preeklamsia / eklamsia tidak

ditangani dengan cepat, dapat menyebabkan kehilangan

kesadaran dan kematian ibu karena kegagalan jantung,

ginjal, hati, atau perdarahan otak (Kemenkes RI, 2020).

(5) IUFD (Intra Uteri Fetal Death)

Menurut WHO dan The American College of

Obstetricians and Gynecologists, kematian janin merujuk

pada kondisi di mana janin mati di dalam rahim dan

memiliki berat badan 500 gram atau lebih, atau terjadi

pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Kondisi ini dapat

terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin,

atau infeksi. Tanda-tanda adanya IUFD dapat dicurigai

apabila bayi tidak bergerak setidaknya 3 kali dalam

waktu 1 jam saat ibu berbaring atau istirahat, serta saat

ibu mengonsumsi makanan dan minuman dengan cukup

(Yulizawati, 2017).

(6) KPD (Ketuban Pecah Dini)

Pecahnya ketuban sebelum adanya tanda-tanda

persalinan yang jelas dan tidak terjadi inpartu setelah

menunggu selama satu jam disebut ketuban pecah dini.

Sebagian besar kasus ketuban pecah dini terjadi pada


23

kehamilan aterm, yaitu lebih dari 37 minggu, sedangkan

pada kehamilan kurang dari 36 minggu, insiden ketuban

pecah dini tidak terlalu banyak. KPD didefinisikan

sebagai interval periode laten yang terjadi antara 1-12

jam atau lebih, mulai dari pecahnya ketuban hingga

terjadinya persalinan. KPD sering terjadi pada wanita

dengan serviks inkopenten, polihidramnion,

malpresentasi janin, kehamilan kembar, atau infeksi

vagina (Maadi et al., 2023).

(7) Anemia pada Trimester III

Kekurangan darah pada masa kehamilan disebabkan

oleh kurangnya kandungan zat besi dan perdarahan yang

tiba-tiba terjadi, bahkan seringkali keduanya saling

berhubungan. Kondisi anemia pada Trimester III bisa

mengakibatkan perdarahan pada saat persalinan dan

masa nifas, serta Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang

artinya bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram

(Fitriani, 2020).

(8) Demam Tinggi

Menurut Dartiwen & Nurhayati (2019) dalam buku

askeb pada kehamilan, Ketika seorang ibu mengalami

demam dengan suhu tubuh >38ºC selama kehamilan, hal


24

ini bisa menjadi masalah serius. Demam yang tinggi

seringkali menjadi tanda adanya infeksi pada kehamilan.

Infeksi ini bisa disebabkan oleh masuknya

mikroorganisme patogen ke dalam tubuh ibu hamil, yang

kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala

suatu penyakit. Pada kasus infeksi yang parah, ibu hamil

bisa mengalami demam dan gangguan fungsi organ vital.

Infeksi bisa terjadi selama kehamilan, persalinan, dan

masa nifas.

2. Pelayanan Antenatal Care (ANC)

a. Pengertian Antenatal Care

Pelayanan Antenatal (ANC) harus diperhatikan dengan serius

karena selain menjamin kesehatan ibu dan janin, ANC juga menjadi

tolok ukur penting dalam kualitas kesehatan ibu dan anak

(Nurfitriyani & Puspitasari, 2022).

Layanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu selama masa

kehamilannya, dengan mematuhi standar pelayanan antenatal yang

telah ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan (Kusuma,

2020). Tujuan dari layanan antenatal adalah untuk menjaga

kesehatan ibu selama masa kehamilan, sekaligus mengurangi angka

kesakitan dan kematian ibu (Fadliani & Fera, 2022). Layanan


25

antenatal yang sesuai standar meliputi proses anamnesis,

pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium

sesuai indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (Utami et al.,

2017).

Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil

sebelum proses persalinan, dengan tujuan untuk mempermudah

terciptanya kondisi yang sehat dan positif bagi ibu serta bayinya. Hal

ini dilakukan dengan cara membangun kepercayaan antara ibu dan

tenaga medis, mendeteksi adanya masalah yang dapat

membahayakan nyawa, menyiapkan persalinan dan memberikan

informasi kesehatan (Zuchro et al., 2022).

b. Tujuan pelayanan Antenatal

Pelayanan kehamilan adalah layanan yang diberikan kepada ibu

selama masa kehamilannya dengan optimal dan menghasilkan bayi

yang sehat (Fratidina et al., 2022; Izati, 2018)

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.


26

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

c. Standar Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal yang memenuhi standar meliputi

pengambilan riwayat medis, pemeriksaan fisik (umum dan

obstetrik), pengujian laboratorium secara rutin dan khusus, serta

tindakan umum dan khusus (sesuai dengan risiko yang terdeteksi

selama pemeriksaan) (Sari, 2021). Dalam penerapannya terdiri atas

(Tasi et al., 2015):

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2) Ukur tekanan darah

3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4) Ukur tinggi fundus uteri

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

7) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan

8) Test laboratorium (rutin dan khusus)

9) Tatalaksana kasus
27

10) Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan.

Pemeriksaan laboratorium standar melibatkan pemeriksaan

golongan darah, kadar hemoglobin, kandungan protein dalam urin,

dan kadar glukosa darah saat puasa. Pemeriksaan khusus dijalankan

di daerah dengan tingkat prevalensi tinggi atau pada kelompok yang

berisiko, dan mencakup pemeriksaan untuk hepatitis B, HIV, sifilis,

malaria, tuberkulosis, parasit usus, dan thalasemia (Wulandari et al.,

2022).

Dengan demikian, perawatan prenatal dianggap lengkap secara

fungsional jika diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan

memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa pemeriksaan

kehamilan harus dilakukan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali

selama kehamilan dengan selang waktu yang ditentukan (Izati,

2018);

1) Minimal 1 kali pada trimester pertama = K1

Pada kunjungan pertama pada trimester 1 (K1) dilakukan

Skrining faktor resiko oleh dokter dengan menerapkan protocol

kesehatan. Jika ibu datang ke bidan pertama kali, bidan tetap

melakukan pelayanan antenatal care sesuai standar pelayanan

ANC yakni 10T, kemudian ibu dirujuk ke dokter untuk

dilakukan skrining (Saputri, 2022).

2) Kunjungan antenatal care ke-2 di trimester 1, kunjungan ke-3 di


28

trimester 2, dan kunjungan ke-4 di trimester 3. Pemeriksaan

yang diberikan adalah tindak lanjut sesuai hasil skrining ibu

hamil dengan memberikan pelayanan ANC sesuai dengan

standar pelayanan ANC. Jika terjadi kelainan atau komplikasi

selama kehamilan, seperti mual, muntah, preeklampsia,

perdarahan, kelainan posisi, dll, frekuensi pemeriksaan diubah

sesuai kebutuhan (Nurfitriyani & Puspitasari, 2022).

Dengan demikian, perawatan prenatal dianggap lengkap secara

fungsional jika diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan

memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa pemeriksaan

kehamilan harus dilakukan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali

selama kehamilan dengan selang waktu yang ditentukan (Wahyu et

al., 2021).

d. Cakupan Kunjungan Antenatal

Kunjungan adalah kontak ibu hamil dengan petugas kesehatan

untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan sesuai standar

yang telah ditetapkan. Cakupan persalinan adalah persentase ibu

hamil yang pernah diperiksa oleh tenaga kesehatan di wilayah

kerjanya (Fadliani & Fera, 2022).

Cakupan pelayanan antenatal (K1) adalah cakupan ibu hamil

yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga

kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan


29

pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan

masyarakat. Angka cakupan K1 dapat diperoleh dari jumlah K1

dalam 1 tahun dibagi jumlah ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam

1 tahun kali 100% (Rizqi, 2016)

Manajemen program KIA sepakat untuk mengcover ibu hamil

pada kunjungan keempat ibu hamil. Cakupan K4 meliputi ibu hamil

yang mendapat pelayanan kebidanan normal minimal 4 kali selama

kehamilan. Indikator ini digunakan untuk menggambarkan tingkat

perlindungan ibu hamil di wilayah tersebut. Indikator cakupan K4

diperoleh dengan membagi jumlah K4 selama 1 tahun dengan

jumlah sasaran ibu hamil di wilayah tersebut selama 1 tahun

dikalikan 100% (Khasanah, 2017).

e. Cakupan K4

Cakupan K4 adalah cakupan pelayanan ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan normal minimal 4

kali dengan pembagian waktu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada

trimester II dan 2 kali pada trimester III dalam suatu wilayah pada

kurun waktu tertentu. Indikator K4 menggambarkan kapasitas

manajemen atau kesinambungan program KIA (Kristiyanti, 2019).

Rumus yang digunakan (Syahda, 2014) adalah ;

Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC


x 100 %
jumlah sasaranibu hamil di suatu wilayahdalam 1 tahun
30

f. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care

Ada beberapa faktor-faktor yang memengaruhi kunjungan

Antenatal Care (ANC), yaitu:

1) Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang dalam

berpikir akan lebih baik dari pada orang yang belum memiliki

pola pikir yang dewasa, jika kematangan usia seseorang cukup

tinggi maka pola berpikir akan lebih dewasa. Seorang ibu 36

dalam usia yang telah produktif akan lebih berpikir secara

rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan

kehamilan serta memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi

untuk memeriksakan kehamilannya (Fitrayeni et al., 2015;

Rachmawati et al., 2017; Suarayasa, 2020).

Menurut Fitrayeni et al. (2015), bahwa semakin cukup umur

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berpikir dan bekerja. Dengan bertambahnya umur

seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik,

sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, dan

mengetahui akan pentingnya antenatal care.

Penelitian Salamah et al. (2019) didapatkan hasil uji

statistik chi square diperoleh p value 0,001 < 0,05, artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan

kehamilan K4. Mempunyai nilai Exp(B) = 9.163 artinya


31

responden yang umurnya tidak berisiko mempunyai peluang

9.163 kali lebih tinggi tercapai pemeriksaan kehamilan K4

dibandingkan dengan responden yang umurnya berisiko. Usai

memepengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Dalam

pengambilan keputusan masih tergantung karena pada umur

tersebut merupakan usia remaja, suatu usia yang kurang tepat

dalam pengambilan keputusan karena kurang dalama

pengalaman hamil.

2) Pendidikan

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi tentang

bagaimana seseorang dalam bertindak dan mencari penyebab

serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi

biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu, orang

yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.

Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi maka

ibu akan memeriksakan kehamilannya secara teratur demi

menjaga kesehatan dirinya dan janin dalam kandungannya

(Fitrayeni et al., 2015; Rachmawati et al., 2017; Suarayasa,

2020).

Penelitian Handayani (2017), didapatkan hasil uji statistik

Chi Square diperoleh nilai p value = 0.003 < 0.05 yang artinya

ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan

kunjungan ANC. Tingkat pendidikan yang tinggi berkaitan


32

pemahaman mengenai masalah kesehatan dan kehamilan.

Tingginya tingkat pendidikan ibu hamil menyebabkan ibu hamil

lebih sering melakukan perawatan antenatal dan memilih untuk

memeriksakan diri ke tempat yang lebih berkualitas.

3) Pekerjaan

Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat

lebih memilih untuk mementingkan karirnya dibandingkan

dengan kesehatannya sendiri, sehingga sulit untuk patuh dalam

melakukan kunjungan ANC dibandingkan dengan ibu rumah

tangga yang mempunyai waktu yang lebih luang untuk dapat

mengatur dan menjadwalkan kunjungan ANC secara optimal

(Fitrayeni et al., 2015; Rachmawati et al., 2017).

Pada ibu hamil yang bekerja kurang memiliki waktu untuk

melakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care. Oleh

karena itu pekerjaan juga merupakan faktor yang berhubungan

dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan

kehamilan atau antenatal care (Ariani, 2014).

Penelitian Porouw et al. (2021), hasil uji statistik Chi

Square diperoleh nilai p value = 0,002 < 0,05, hal ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

pekerjaan ibu dengan kunjungan antenatal care (ANC).

4) Pengetahuan

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan


33

formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan

pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang

tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti

seorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan

rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan

tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi

dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan

seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan aspek negatif (Fitrayeni et al., 2015;

Rachmawati et al., 2017; Suarayasa, 2020).

Menurut Azwar (2013), menyatakan bahwa pengetahuan

akan mempengaruhi kemampuan ibu dalam menerima informasi

kesehatan, termasuk tentang pentingnya mengikuti pemeriksaan

kehamilan sesuai dengan jadwal K4 Antenatal Care sesuai

dengan standar kunjungan.

Penelitian yang dilakukan Ulfah et al. (2019), didapatkan

hasil uji statistik Chi Square dengan nilai p value = 0,000,

menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan ANC. Semakin

kurang pengetahuan ibu hamil tentang ANC maka semakin

sedikit melaksanakan kunjungan K4 ibu hamil dan sebaliknya

semakin kuat pengetahuan ibu hamil tentang ANC maka


34

semakin meningkat kunjungan K4 ibu hamil.

5) Paritas

Paritas adalah banyaknya jumlah kelahiran hidup yang

dialami oleh seorang perempuan. Ibu dengan jumlah paritas

yang tinggi tidak terlalu khawatir dengan kehamilannya lagi

sehingga menurunkan angka kunjungannya, sedangkan ibu

dengan kehamilan pertama merasa ANC artinya sesuatu yang

baru sehingga ibu mempunyai motivasi yang lebih tinggi pada

pelaksanaannya (Fitrayeni et al., 2015; Rachmawati et al., 2017)

Menurut Astuti et. al, (2017), mengemukakan bahwa ibu

dengan kehamilan pertama merasa ANC merupakan sesuatu

yang baru sehingga ibu mempunyai motivasi yang lebih tinggi

untuk melakukan kunjungan ANC, sedangkan pada ibu dengan

jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir dengan

kehamilannya sehingga menurunkan angka kunjungannya.

Didukung oleh penelitian Porouw et al. (2021), hasil uji

chi-square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan

kepatuhan ibu melakukan kunjungan Antenatal Care. Paritas

merupakan faktor paling dominan yang berhubungan langsung

dengan kunjungan antenatal care. Kunjungan antenatal care

tidak teratur lebih banyak ditemukan pada ibu dengan paritas

multigravida, karena pada ibu dengan paritas primigravida lebih


35

termotivasi dalam melakukan kunjungan ANC secara teratur.

6) Sikap

Respons ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan

ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini mencerminkan

kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin

(Fitrayeni et al., 2015; Rachmawati et al., 2017; Suarayasa,

2020).

Berdasarkan penelitian Syafitri et al. (2020), didapatkan

hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05

dengan nilai korelasi 0,597 yang menunjukkan ada hubungan

antara sikap ibu hamil dengan kunjungan ANC.

7) Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, yang diartikan

sebagai pemberitahuan seseorang, biasanya dilakukan oleh

tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk

menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang

berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa.

Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care

dari tenaga kesehatan, media massa, maupun media elektronik

dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya

melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam

melakukan kunjungan antenatal care (Fitrayeni et al., 2015;


36

Rachmawati et al., 2017; Suarayasa, 2020).

Penelitian Tassi et al. (2021), hasil uji statistik Chi Square

dengan p value 0,035 menunjukkan ada hubungan antara

paparan media informasi dengan pemanfaatan pelayanan ANC

(K4).

8) Dukungan

Dukungan berarti sokongan dan bantuan, disini dukungan

dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan

dari orang terdekat untuk melakukan kunjungan ulang.

Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri

antara lain: suami mendambakan bayi dalam kandungan istri,

suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi,

memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami

istrinya, tidak menyakiti istri, berdoa untuk keselamatan istri

dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan

(Fitrayeni et al., 2015; Rachmawati et al., 2017; Suarayasa,

2020). Penelitian Safitri & Lubis (2020), didapatkan hasil uji

statistik Chi Square diperoleh nilai p value 0,024 < 0,05 yang

berarti ada hubungan antara dukungan suami dengan kunjungan

ANC.

9) Peran Bidan
37

Peran bidan dalam kunjungan ANC adalah memberikan

pelayanan Antenatal Care (ANC) untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan

normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau

dokter sedini mungkin sejak mengetahui dirinya hamil untuk

mendapatkan asuhan antenatal. Peran bidan dalam memberikan

asuhan antenatal penting untuk menjamin proses alamiah kelahiran

berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan

dilahirkan. Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat

memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan

kompetensi dan kewenangannya (Fitrayeni et al., 2015; Rachmawati

et al., 2017; Utami et al., 2017).

Penelitian Arbita (2022), didapatkan hasil uji statistik chi-square

diperoleh nilai p value 0,023 < 0,05, yang artinya Terdapat hubungan

peran bidan terhadap kunjungan antenatal care. Untuk itu peran

bidan sebagai ujung tombak pelayanan harus mampu dan terampil

dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang ditetapkan

(Armaya, 2018).

3. Peran Bidan Dalam Kunjungan Antenatal Care (ANC)


38

a. Pengertian Peran Bidan Dalam Kunjungan ANC

Peran merupakan perilaku yang diharapkan dari seseorang

berdasarkan posisi yang dimiliki. Peran adalah kegiatan yang

berguna untuk mempelajari antara individu sebagai pelaku (actors)

yang menjalankan berbagai macam peranan didalam hidupnya,

seperti dokter, perawat, bidan dan petugas kesehatan lainnya yang

bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas atau kegiatan sesuai

dengan peranannya masing-masing (Ningsih, 2018).

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), bidan adalah seorang

perempuan yang telah lulus pendidikan kebidanan yang diakui oleh

pemerintah dan organisasi profesi di Republik Indonesia serta

memiliki keterampilan dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi,

dan secara sah memperoleh lisensi untuk menjalankan praktik

kebidanan (Delvina et al., 2022). Sedangkan, menurut Permenkes

nomor 28 tahun 2017, bidan adalah seorang perempuan yang telah

lulus pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan (Kementerian kesehatan

RI, 2017).

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah ketika ibu hamil

mengunjungi dokter atau bidan segera setelah mengetahui bahwa

dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal.

Salah satu tujuan pelayanan antenatal adalah untuk mencegah

komplikasi yang terkait dengan kehamilan yang dapat terjadi


39

sewaktu-waktu dan untuk memastikan bahwa komplikasi tersebut

dideteksi dan ditangani secepat mungkin (Suweno, 2015).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran bidan dalam kunjungan

Antenatal Care adalah tingkah laku yang diharapkan oleh ibu hamil

terhadap bidan sesuai dengan keterampilan yang secara sah dapat

menjalankan praktik kebidanan yang dapat menunjang untuk

memperkuat kunjungan Antenatal Care (ANC) yang berkala sesuai

anjuran pemerintah untuk ketercapaian K4. Dengan adanya peran

bidan dalam kunjungan antenatal care diharapkan dapat memberikan

pelayanan/asuhan antenatal yang optimal sedini mungkin bagi ibu

yang baru pertama kali mengetahui kehamilannya, ibu hamil

sebelum kelahiran yang dapat bermanfaat dalam mencegah

terjadinya komplikasi dan memastikan komplikasi komplikasi

tersebut dapat dideteksi dan ditangani secepat mungkin,

mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.

b. Peran Bidan Dalam Kunjungan ANC

Keterampilan tenaga kesehatan sangat penting, sehingga peran

tenaga kesehatan di setiap daerah merupakan faktor yang dapat

menjamin keberhasilan pelayanan kesehatan (Rauf, 2013). Bidan

bertanggung jawab atas kesehatan ibu hamil. Dukungan dari petugas

kesehatan dapat berupa pendataan riwayat penyakit ibu hamil,

minum obat dan vitamin, penjadwalan kunjungan ANC, serta

penyuluhan ibu hamil dan keluarganya tentang pentingnya


40

kunjungan ANC. Bidan mendukung akan peningkatan kunjungan

ANC yang sedang berlangsung yang dapat mendorong ibu hamil

untuk mengurangi rasa takut akan kehamilan dan persalinan serta

memberikan kepercayaan ibu hamil kepada bidan dalam melakukan

penanganan (Homer, 2016; Yoder & Hardy, 2018).

Menurut Utami et al. (2017), peran bidan dalam memberikan

pelayanan Antenatal Care (ANC) yaitu:

1) Untuk memonitor kesehatan ibu hamil

(a) Melakukan pemeriksaan ibu hamil (ANC) sesuai standar

minimal 4 kali selama hamil, dimulai dengan pemeriksaan

keadaan umum, perkiraan persalinan, menentukan kondisi

janin dalam kandungan, pemeriksaan laboratorium yang

diperlukan, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet fe,

pemberian pengobatan/tindakan apabila ada komplikasi.

(b) Melakukan kunjungan rumah untuk memberikan pelayanan

ANC pada ibu hamil yang tidak datang ke bidan.

(c) Melakukan pencatatan pada kartu ibu, kohort ibu, dan buku

KIA.

2) Mendukung kesehatan ibu hamil normal;

(a) Memberikan motivasi pada ibu hamil untuk menjaga

kesehatannya agar kehamilannya berlangsung dengan

normal.

(b) Mendukung ibu hamil, suami atau keluarganya untuk


41

melakukan ANC secara rutin.

(c) Melakukan penyuluhan/konseling pada ibu hamil terkait isi

dari buku KIA mengenai: tanda-tanda persalinan, tanda

bahaya persalinan, perlunya inisiasi menyusui dini dan ASI

eksklusif, KB pasca persalinan.

3) Mendeteksi ibu dengan kehamilan normal

(a) Melakukan penyuluhan/konseling terkait dengan program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

(b) Mendeteksi dini resiko tinggi pada ibu hamil dengan

menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)

(c) Merujuk ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan

laboratorium untuk mendeteksi adanya komlikasi.

(d) Menganjurkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan

USG di dokter spesialis untuk memastikan keadaan

janinnya berlangsung dengan baik dan aman.

Sebaiknya ibu hamil dianjurkan untuk segera menemui bidan

atau dokter setelah mengetahui dirinya hamil untuk memudahkan

persalinan. Peran bidan dalam pemeriksaan kehamilan penting untuk

memastikan proses persalinan berjalan normal dan sehat baik bagi

ibu maupun bayi baru lahir. Bidan adalah salah satu tenaga

kesehatan yang menurut kualifikasi dan kewenangannya mampu

memberikan pelayanan kepada masyarakat (Utami et al., 2017).

Dengan kunjungan rutin dan perawatan rutin dari bidan atau


42

dokter selama kunjungan tersebut, diharapkan komplikasi yang

muncul selama kehamilan dapat diketahui lebih dini dan ditangani

dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat mengurangi risiko morbiditas

dan mortalitas pada ibu hamil. Oleh karena itu, kemampuan dan

kompetensi dalam memberikan pelayanan sesuai standar yang telah

ditetapkan harus menjadi ujung tombak pelayanan kebidanan. Peran

bidan meliputi cakupan kunjungan antenatal pertama (K1) dan

kunjungan antenatal keempat (K4) yang lebih baik (Armaya, 2018).

c. Cara mengukur Peran Bidan

Menurut Arbita (2022), dikatakan bahwa membuat kategori

tingkat peran bidan menjadi dua tingkatan yang didasarkan pada uji

normalitas data yaitu sebagai berikut :

1) Baik: skor ≥ mean/median

2) Kurang: skor < mean / median

Kategori ini didasarkan dari hasil uji normalitas data, bila data

dinyatakan normal maka menggunakan mean, bila data dinyatakan

tidak normal maka menggunakan median.

Hasil uji normalitas data dengan cara Shapiro-Wilk didapatkan

nilai signifikan untuk kelompok kasus 0.280 > 0.05 dan kelompok

control 0.88 > 0.05 maka data penelitian berdistribusi normal

sehingga menggunakann rumus mean dengan hasil 9.


43

B. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Antenatal Care
(ANC):

1. Umur Kunjungan K4 :
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Pengetahuan 1. Satu kali pada trimester
5. Paritas I (0-12 mingggu),
6. Sikap
7. Informasi 2. Satu kali pada trimester
8. Dukungan II (13- 27 minggu)

9. Peran Bidan3. Dua kali pada trimester


a. Memonitor III (28-36 minggu
Kesehatan ibu dan
hamil 36-40 minggu)
b. Mendukung Kesehatan
ibu hamil normal
c. Mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal

Bagan 2. 1 Kerangka Teori


Sumber : (Suarayasa, 2020); (Kemenkes RI, 2020); (Rachmawati et al.,
2017); (Utami et al., 2017); (Fitrayeni et al., 2015).

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti
44

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Peran Bidan Kunjungan K4


dalam Antenatal
Care

Bagan 2. 2 Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini menggunakan analitik korelasional. Menurut

Sugiyono (2016), analitik korelasional merupakan suatu pernelitian yang

dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel bebas atau

lebih dalam situasi atau kelompok tertentu. Dimana dalam penelitian ini

peneliti menggambarkan hubungan peran bidan dalam antenatal care (ANC)

terhadap kujungan K4 di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan case-control. Pendekatan case-

control merupakan suatu pendekatan penelitian yang mengkaji dua kelompok

yakni kelompok kasus dan kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk

membandingkan kelompok kasus (yang menderita penyakit atau terkena

dampak penelitian) dengan kelompok kontrol (yang tidak menderita penyakit

atau tidak terkena dampak penelitian) (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Moyo Utara,

Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 – 23 Juli 2023.


46

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah seluruh objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

hamil trimester III dengan usia kehamilan >36 minggu yang berada di

Puskesmas Moyo Utara yang berjumah 51 ibu hamil pada bulan Juni

2023.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili semua

populasi (Notoatmodjo, 2014). Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu sampel kasus dan sampel kontrol.

Menurut Arikunto (2013), jika jumlah responden tidak lebih dari 100,

maka semua sampel diambil dari populasi yang tersedia.

3. Teknik Pengambilan Sampel

a. Teknik Sampel Kasus

Untuk pengambilan sampel kasus dalam penelitian ini

menggunakan teknik total sampling. Menurut Sugiyono (2016), total

sampling merupakan teknik penentuan sampel saat seluruh populasi

dijadikan sampel. Untuk sampel kasus yaitu ibu hamil dengan usia

kehamilan >36 minggu dengan kunjungan K4 tidak lengkap di

wilayah kerja Puskesmas Moyo Utara, Kecamatan Moyo Utara,

Kabupaten Sumbawa sebanyak 23 ibu hamil. Data yang diperoleh

berdasarkan register kohort ibu hamil pada bulan juni tahun 2023.
47

b. Teknik Sampel Kontrol

Untuk sampel kontrol dalam penelitian ini menggunakan Teknik

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2016), purposive sampling

merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu,

seperti karakteristik populasi atau karakteristik yang telah ditentukan.

Untuk sampel control yaitu ibu hamil trimester III usia kehamilan >

36 minggu dengan kunjungan K4 lengkap di wilayah kerja

Puskesmas Moyo Utara, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten

Sumbawa sebanyak 28 ibu hamil, namun untuk sampel kontrol

setelah dilakukan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 25 ibu

hamil yang memenuhi kriteria. Data tersebut diperoleh berdasarkan

register kohort ibu hamil pada bulan Juni tahun 2023.

Karakteristik responden yang akan dijadikan sebagai sampel

agar tidak menyimpang dari populasi maka dalam penentuan sampel

perlu dilakukan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu

pada setiap anggota populasi harus memenuhi karakteristik tertentu

yang dapat digunakan sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi

adalah sifat atau karakter populasi yang tidak dapat digunakan

sebagai sampel (Notoatmodjo, 2014).

a) Kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain :

1) Ibu hamil yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas

Moyo Utara, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa.


48

2) Ibu hamil yang sehat jasmani dan rohani.

b) Kriteria eklusi dalam penelitian ini antara lain :

1) Ibu hamil usia kehamilan > 36 minggu dengan komplikasi.


49

D. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional Hubungan Peran Bidan Dalam Antenatal Care Terhadap Kunjungan K4
Di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa Tahun 2023

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Variabel Pelayanan yang diberikan oleh bidan Kuesioner yang berisi 15 Kriteria: O
indepeneden kepada ibu hamil dalam meningkatkan pertanyaan yang terdiri R
(bebas) kunjungan Antenatal Care (ANC) K4 dari pertanyaan tentang 1) Baik: skor ≥ mean/median D
Peran Bidan yang meliputi: peran bidan dalam 2) Kurang: skor < mean / I
1) Memonitoring kesehatan ibu hamil kunjungan ANC yang median N
2) Mendukung kesehatan ibu hamil meliputi monitoring, A
normal mendukung dan (Data berdistribusi normal L
3) Mendeteksi ibu dengan kehamilan mendeteksi ibu dengan sehingga menggunakan mean
normal kehamilan normal. dengan nilai 9)

2. Variabel Kunjungan ibu hamil sesuai dengan Menggunakan buku Kriteria: N


Dependen standar pelayanan, yakni kunjungan register kohort ibu hamil O
(Terikat) pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali 1) Lengkap bila minimal 4 x M
Kunjungan yakni 1 kali di terimester I dengan usia dan sesuai waktu yang I
K4 kehamilan 0-12 minggu, 1 kali di seharusnya. N
trimester II dengan usia kehamilan 13- 2) Tidak lengkap bila <4x atau A
27 minggu, dan 2 kali di trimester III tidak sesuai waktu yang L
dengan usia kehamilan 28-36 minggu seharusnya.
dan 36-40 minggu.
50

E. Pengumpulan data

1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Dimana

data primer dalam penelitian merupakan data peran bidan dalam

kunjungan Antenatal care (ANC) K4 berupa memonitoring, mendukung,

dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal yang diperoleh dari

pengisian kuesioner kunjungan ANC K4. Data sekunder yang dimaksud

dalam penelitian ini merupakan data kunjungan ANC K4 yang

didapatkan dari buku register kohort ibu hamil di Puskesmas Moyo Utara

Kecamatan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa bulan Juni 2023.

2. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan kuesioner dan

data dari buku register kohort ibu hamil. Menurut Arikunto (2013),

kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis

yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari responden, seperti

laporan tentang pribadi responden atau tentang hal lain yang diketahui

oleh responden. Kuisioner yang digunakan untuk mengukur peran bidan

dalam kunjungan Antenatal Care terhadap kunjungan K4 dilakukan

dengan menggunakan skala Guttman yang dibuat dalam bentuk check list

dengan pilihan jawaban ya-tidak. Kuisioner ini berbentuk pernyataan

tertutup yang terdiri dari 15 pernyataan dengan pernyataan positif dan

negatif.
51

Berikut tabel kisi-kisi kuesioner tentang peran bidan dalam

Antenatal Care :

Tabel 3. 2 Kisi - Kisi Kuisioner

Variabel Indikator Positif Negatif Jumlah


Soal

Peran bidan dalam 1) Memonitoring 1, 3, 4 2, 5 5


kunjungan kesehatan ibu
Antenatal Care hamil
Terhadap 2) Mendukung
kunjungan K4 kesehatan ibu 6,8,9 7, 10 5
hamil normal
3) Mendeteksi ibu
dengan kehamilan 12, 14,15 11, 13 5
normal

Alternatif jawaban menggunakan skala Guttman dengan ketentuan

skoring sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Ketentuan Skoring Kuisioner

Keterangan Skor Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif


Ya 1 0
Tidak 0 1
Sumber: (Arbita, 2022)

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Agar diperoleh data yang valid maka kuisioner diuji terlebih

dahulu dengan uji tingkat validitas. Dalam penelitian, peneliti

menggunakan software computer yakni SPSS (Statistical Package


52

For Social Science) untuk menguji validitas kuisioner. Validitas

adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Suatu instrumen

penelitian dikatakan valid atau sahih apabila telah melewati tahap uji

validitas (Arikunto, 2013).

Uji validitas dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Moyo Hilir.

Pemilihan lokasi uji validitas dikarenakan lokasi yang tidak terlalu

jauh dari tempat penelitian dan juga didukung dengan data ibu hamil

yang melakukan kunjungan K4 masih kurang. Pengisian kuisioner

oleh responden yakni ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan

>36 minggu. Pada uji validitas ini menggunakan responden sebanyak

20 orang ibu hamil trimester III sehingga nilai r yang digunakan

adalah 0,444 dengan taraf signifikan 5 %. Hasil uji validitas

kuesioner sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Kuisioner

r-tabel
Butir r-hitung Kriteria
(5%)
Pertanyaan 1 0,628 0,444 Valid
Pertanyaan 2 0,687 0,444 Valid
Pertanyaan 3 0,876 0,444 Valid
Pertanyaan 4 0,863 0,444 Valid
Pertanyaan 5 0,539 0,444 Valid
Pertanyaan 6 0,659 0,444 Valid
Pertanyaan 7 0,569 0,444 Valid
Pertanyaan 8 0,876 0,444 Valid
Pertanyaan 9 0,646 0,444 Valid
Pertanyaan 10 0,680 0,444 Valid
Pertanyaan 11 0,660 0,444 Valid
Pertanyaan 12 0,818 0,444 Valid
Pertanyaan 13 0,640 0,444 Valid
53

Pertanyaan 14 0,863 0,444 Valid


Pertanyaan 15 0,551 0,444 Valid
Sumber: Data primer, 2023

b. Uji Reliabilitas

Agar diperoleh data yang reliabel maka kuisioner diuji terlebih

dahulu dengan uji tingkat reabilitasnya menggunakan software

computer yakni SPSS (Statistical Package For Social Science).

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui bahwa kuisioner tersebut

dapat dipercaya sebagai alat ukur penelitian. Pengujian realiabilitas

dapat dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach, rumus ini

cenderung memberikan hasil r hitung dengan harga tinggi: yaitu > 0,60

(Arikunto, 2011).

Uji reliabilitas juga dilakukan ditempat yang sama dengan

dilakukannya uji reliabilitas yakni di wilayah kerja Puskesmas Moyo

Hilir. Pemilihan lokasi uji reliabilitas dikarenakan lokasi yang tidak

terlalu jauh dari tempat penelitian dan juga didukung dengan data

ibu hamil yang melakukan kunjungan K4 masih kurang. Pengisian

kuisioner oleh responden yakni ibu hamil trimester III dengan usia

kehamilan >36 minggu.

Hasil uji realibilitas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha 0,928

lebih besar daripada 0,60 maka kuesioner dianggap reliable.

F. Etika Penelitian

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent adalah wujud kesepakatan antara peneliti dan


54

partisipan penelitian dengan menyerahkan formulir persetujuan. Sebelum

penelitian dilakukan responden akan diberikan lembar Informed consent

atau lembar persetujuan. Tujuan diberikannya lembar informed consent

yaitu agar responden memahami maksud dan tujuan penelitian serta

mengerti akibat yang ditimbulkan dari penelitian (Hidayat, 2012).

Persetujuan diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan formulir persetujuan. Dalam informed consent ini, peneliti

mengajukan persetujuan kepada responden secara tertulis. Setelah

dilakukan informed consent apabila responden tidak bersedia maka

penulis harus menghormati hak responden, namun apabila responden

bersedia maka responden harus menandatangani lembar persetujuan

tersebut.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Penerapan subjek penelitian memberikan jaminan dengan tidak

menyertakan nama responden pada lembar instrumen penelitian dan

hanya mencantumkan kode pada lembar pendataan atau hasil penelitian

yang akan dipaparkan (Hidayat, 2012). Untuk menjaga kerahasiaan

identitas responden dan alat objektifitas dalam penelitian maka penulis

memperbolehkan responden untuk tidak mencantumkan namanya.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Isu ini bersifat etis karena menjamin kerahasiaan hasil penelitian,

baik informasi maupun hal-hal lain. Seluruh informasi yang telah

terkumpul dijaga kerahasiaannya oleh peneliti, hanya beberapa kelompok


55

data yang akan dipaparkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2012).

Dalam penelitian ini, peneliti merahasiakan hasil pengumpulan data

dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Selain itu,

identitas responden tidak disebarluaskan dikhalayak umum.

G. Prosedur Pengambilan Data

Langkah-langkah dalam pengumpulan data sebagai berikut :

1. Peneliti meminta surat ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Ngudi Waluyo Semarang yang ditujukan untuk Kepala

Puskesmas Moyo Utara.

2. Peneliti meminta izin untuk penelitian ke Kepala Puskesmas Moyo

Utara.

3. Setelah mendapat izin dari Kepala Puskesmas kemudian meminta izin ke

Bidan Koordiantor KIA.

4. Peneliti mencari data kunjungan ibu hamil dari register kohort ibu ke

Bidan Koordinator KIA.

5. Peneliti mencatat data ibu hamil meliputi jumlah kunjungan ibu hamil

dan alamat ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Moyo Utara.

6. Peneliti selanjutnya mencari dan mendatangi rumah ibu hamil di

kecamatan Moyo Utara dengan bantuan kader.

7. Peneliti memberikan kuesioner kepada ibu hamil yang sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan.

8. Hari pertama tanggal 18 Juli 2023 peneliti melakukan penelitian di desa

Sebewe wilayah kerja Puskesmas Moyo Utara dengan jumlah 6 orang


56

responden.

9. Hari kedua tanggal 19 Juli 2023 peneliti melakukan penelitian di desa

Pungkit wilayah kerja puskesmas Moyo Utara dengan jumlah 8 orang

responden.

10. Hari ketiga tanggal 20 Juli 2023 peneliti melakukan penelitian di desa

Baru Tahan wilayah kerja puskesmas Moyo Utara dengan jumlah 9 orang

responden.

11. Hari keempat tanggal 21 Juli 2023 peneliti melakukan penelitian di desa

Kukin wilayah kerja Puskesmas Moyo Utara dengan jumlah 8 orang

responden.

12. Hari kelima tanggal 22 Juli 2023 peneliti melakukan penelitian di desa

Penyaring wilayah kerja puskesmas Moyo Utara dengan jumlah 10 orang

responden.

13. Hari keenam tanggal 23 Juli 2023 peneliti melakukan penelitian di desa

Songkar wilayah kerja puskesmas Moyo Utara dengan jumlah 7 orang

responden.

14. Peneliti mengecek kelengkapan isi kuesioner.

15. Peneliti memberikan skor pada jawaban kuesioner, memberikan kode,

dan mengolah data.

H. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data peneliti menggunakan langkah-langkah

pengolahan data menurut Hidayat (2012) yaitu:

1. Pengolahan Data (Editing)


57

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Pengkodean Data (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi

dan arti suatu kode dari suatu variabel.

a. Peran Bidan tentang Antenatal Care (ANC), kodenya adalah sebagai

berikut:

Kode 0 = Kurang

Kode 1 = Baik

b. Kunjungan K4, kodenya adalah sebagai berikut :

Kode 0 = Tidak Lengkap

Kode 1 = Lengkap

3. Tabulating

Tabulasi yaitu membuat tabel data berdasarkan tujuan penelitian atau

yang dikehendaki peneliti (Notoatmodjo, 2014). Setelah data terkumpul

kemudian memasukkan data menurut variabel yang akan dianalisis

(Arikunto, 2013).

4. Entry Data (Memasukkan Data)


58

Entry data terdiri dari pengisian kolom atau lembar kode berdasarkan

jawaban disetiap pertanyaan. Setiap jawaban responden berupa “kode”

(bilangan atau abjad) dimasukkan ke dalam program komputer atau

perangkat lunak (Notoatmodjo, 2014). Dalam penelitian ini dalam

memasukkan data dibantu dengan menggunakan program SPSS.

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menyatakan atau menguraikan

karakteristik dari setiap variabel yang diteliti. Secara umum, analisis ini

hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari masing-masing

variabel (Notoatmodjo, 2014).

X
Rumus : P= X 100 %
N
Keterangan : P = presentase X = total jawaban benar N = total sampel

2. Analisis Bivariat

Menurut Notoatmodjo (2014), analisis bivariat merupakan analisis

yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkolerasi. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan

ketentuan apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima, artinya

ada hubungan peran bidan dalam Antenatal Care terhadap kunjungan K4.

Menurut Dahlan (2014), syarat dilakukannya uji Chi Square antara

lain sebagai berikut :

a. Sampel besar (n > 30)

b. Seluruh nilai harapan (expected count) >5. Nilai harapan (expected


59

count) boleh < 5 dengan syarat maksimal 20% dari jumlah selnya.

Artinya:

1) Jika tabel 2x2, gunakan pearson Chi- Square.

2) Jika tabel 2x2 tidak ada sel yang nilai E-nya < 5 gunakan

Continuity Correction.

c. P- Value < (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada

hubungan peran bidan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) K4.


60
61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Pada Bab ini peneliti menyajikan hasil dan pembahasan penelitian

tentang hubungan peran bidan dalam Antenatal care (ANC) terhadap

kunjungan K4 di Puskesmas Moyo Utara Tahun 2023 yang dilakukan pada

tanggal 18-23 Juli 2023 dengan jumlah sampel 48 yang terbagi dalam dua

kelompok yakni kelompok kasus sebanyak 23 responden dan kelompok

kontrol sebanyak 25 responden. Data diambil berdasarkan register kohort ibu

hamil bulan Juni tahun 2023.

Puskesmas Moyo Utara merupakan salah satu Puskesmas dari 24

kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa yang terdiri dari 6 desa yaitu

desa songkar, desa pungkit, desa sebewe, desa baru tahan, desa kukin dan

desa penyaring dengan karakteristik wilayah di daerah pesisir. Mayoritas

warga ibu hamilnya berpendidikan SD dengan pekerjaan sehari-hari sebagai

ibu rumah tangga dan mata pencaharian kebanyakan warga adalah petani.

sementara untuk akses jalan di desa dan antar dusun di kecamatan moyo utara

terdapat 2 jalan besar dan jalan sudah hotmik. mayoritas penduduk di

kecamatan moyo utara sudah memiliki kendaraan pribadi dan untuk angkutan

umum dari desa ke kota masih menggunakan ojek, namun untuk kendaraan

dari kota ke desa menggunakan transportasi umum seperti taksi.


62

B. Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan pembahasan mengenai hubungan pengetahuan peran

bidan dalam Antenatal care (ANC) terhadap kunjungan K4 di Puskesmas

Moyo Utara Tahun 2023 yang dikaitkan antara kondisi ditempat penelitian

dengan teori dan jurnal. Hasil dari penelitian ini disajikan pada tabel-tabel

berikut:

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil


Di Puskesmas Moyo Utara Tahun 2023

Kasus Kontrol
Usia
Frekuensi % Frekuensi %

< 20 tahun 1 4.3 1 4.0


20-35 tahun 21 91.3 23 92.0
>35 tahun 1 4.3 1 4.0
Total 23 100.0 25 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan ibu hamil berumur <20 tahun

pada kelompok kasus sebanyak 1 responden (4.3%) dan pada

Kelompok Kontrol sebanyak 1 responden (4.0%). ibu hamil dengan

usia 20-35 tahun pada kelompok kasus sebanyak 21 responden (91.3%)

dan pada kelompok kontrol sebanyak 23 responden (92%). dan ibu

hamil dengan usia >35 tahun pada kelompok kasus sebanyak 1

responden (4.3%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 1 responden

(4.0%).
63

b. Pendidikan

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu


Hamil
Di Puskesmas Moyo Utara Tahun 2023

Kasus Kontrol
Pendidikan
Frekuensi % Frekuensi %

SD 12 52.2 16 64.0
SMP 8 34.8 5 20.0
SMA/SMK 3 13.0 4 16.0
D3/S1 0 0 0 0
Total 23 100.0 25 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan ibu hamil memiliki pendidikan

terakhir SD pada kelompok kasus sebanyak 12 responden (52.2%) dan

Pada Kelompok Kontrol sebanyak 16 responden (64%). Memiliki

pendidikan terakhir SMP pada kelompok kasus sebanyak 8 responden

(34.8%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 5 responden (20%). Dan

responden dengan Pendidikan Terakhir SMA/SMK pada kelompok

kasus sebanyak 3 responden (13%) dan kelompok kontrol sebanyak 4

responden (16%).
64

c. Pekerjaan

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu


Hamil
Di Puskesmas Moyo Utara Tahun 2023

Kasus Kontrol
Pekerjaan
Frekuensi % Frekuensi %

Bekerja 4 17.4 4 16.0


Tidak Bekerja 19 82.6 21 84.0
Total 23 100.0 25 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan ibu hamil yang bekerja pada

kelompok kasus sebanyak 4 responden (17.4%) dan Pada Kelompok

Kontrol sebanyak 4 responden (16%). dan ibu hamil yang tidak bekerja

pada kelompok kasus sebanyak 19 responden (82.6%) dan pada

kelompok kontrol sebanyak 21 responden (84%).

2. Analisis Univariat

a. Peran Bidan dalam Antenatal Care (ANC)

Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Peran Bidan Dalam


Kunjungan ANC
Di Puskesmas Moyo Utara Tahun 2023

Peran Bidan dalam ANC Frekuensi %


Baik 22 45.8
Kurang 26 54.2
Total 48 100.0
65

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan sebagian besar

responden beranggapan peran bidan kurang dalam kunjungan ANC

yakni sebanyak 26 responden (54.2%) yang berarti sebagian besar ibu

hamil memiliki anggapan bahwa peran bidan yang kurang dalam

kunjungan ANC. Hal ini, dikarenakan sebagian responden

berpendidikan SD sebanyak 12 responden (52.2%). Pendidikan

merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan

untuk pengembangan diri, semakin tinggi tingkat pendidikan maka

semakin mudah seseorang menerima perkembangan pengetahuan dan

teknologi.

Hal ini didukung oleh teori Notoatmodjo (2012), mengemukakan

bahwa tingkat pendidikan dan sikap merupakan faktor predisposisi

seseorang untuk berperilaku sehingga sikap dan latar belakang

pendidikan menjadi faktor yang mendasar dalam memotivasi seseorang

terhadap perilaku kesehatan dan referensi belajar seseorang. Didukung

oleh teori Setiawati & Dermawan (2018), mengemukakan bahwa

pendidikan mempengaruhi sikap perempuan terhadap kesehatan.

Perempuan tidak menyadari resiko atau ancaman kesehatan yang dapat

menimpa dirinya, sehingga meskipun fasilitas yang tersedia sudah baik,

namun tidak memanfaatkannya secara optimal karena kurangnya

pengetahuan. Tingkat pendidikan rendah membuat perempuan kurang

peduli terhadap kesehatan.


66

Pendidikan dapat menumbuhkan nilai -nilai dan sikap baru, yang

dapat membantu ibu untuk mengkases informasi mengenai pemeriksaan

antenatal care (Furuta & Salway, 2016). Pendidikan yang kurang dapat

menyebabkan kesulitan dalam mempersepsi serta menghambat

perkembangan sikap ibu akan nilai-nilai baru yang diperkenalkan,

misalkan tentang pentingnya kunjungan pada saat antenal care

(Ningsih, 2017). Sementara menurut Mamalanggo et al. (2019), bahwa

tingkat pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan

seseorang juga. Semakin banyak pengetahuannya maka akan mengubah

sikapnya dalam menyikapi suatu keadaan baik yang terjadi pada dirinya

maupun sekitarnya. Ibu hamil yang berpendidikan rendah kurang dapat

memahami mengenai peran bidan dalam kunjungan Antenatal Care

yang dapat menghambat sikap ibu hamil terhadap suatu informasi yang

disampaikan seperti pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan.

Pendidikan ibu yang rendah menyebabkan kurangnya motivasi ibu

untuk mencari tau terkait kondisi kehamilannya sehingga berdampak

pada ketidaktahuan ibu mengenai pemeriksaan kehamilan atau ANC.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2017),

mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu

hamil trimester III dengan keteraturan ANC. Semakin tingginya

pendidikan seseorang maka akan berpenngaruh terhadap perilaku

seseorang untuk melakukan kunjungan ANC, sehingga pendidikan

perlu ditingkatkan pada seluruh masyarakat khusunya ibu hamil terkait


67

dengan pentingnya peran bidan dalam memberikan pelayanan

kebidanan khususnya dalam pemeriksaaan kehamilan. Sedangkan

dalam penelitian Jacob et al. (2017), mengatakan bahwa terdapat

hubungan pendidikan (P= 0.002) dan sikap (P=0.021) ibu hamil dengan

pemeriksaan kehamilan. Pendidikan berhubungan dengan sikap ibu

hamil dalam pemeriksaan kehamilan. Pendidikan erat kaitannya dengan

pengetahuan yang bila keduanya baik maka sikap ibu akan baik dan

begitu juga sebaliknya. Hal ini memotivasi ibu dalam memahami betapa

pentingnya peran bidan dalam masa kehamilan yang dapat mendukung

dalam memberikan pelayanan maksimal selama kehamilan dengan

melakukan kunjungan antenatal care standar, sehingga dapat

meminimalisir resiko baik bagi ibu maupun janinnya selama masa

kehamilan.

Selain karena faktor pendidikan, responden yang beranggapan

peran bidan kurang juga dikarenakan status pekerjaan dimana

responden yang tidak bekerja sejumlah 19 responden (82.6%). Hal ini

dikarenakan pada ibu hamil yang tidak bekerja kurang memiliki

wawasan serta pengalaman dari lingkungan sekitar mengenai

pentingnya peran bidan dalam pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil yang

tidak bekerja mempunyai banyak waktu luang dirumah dan tidak sering

berinteraksi dengan orang lain sehingga mengakibatkan kurangnya

informasi pengetahuan mengenai pentingnya peran bidan dalam

pemeriksaan kehamilan atau ANC. Hal ini didukung oleh teori dari
68

Ariani (2014), mengemukakan bahwa pekerjaan merupakan faktor yang

dapat berpengaruh terhadap informasi yang diperoleh, apabila orang

tersebut bekerja maka akan sering bertemu dengan orang lain dan lebih

banyak bercengkrama atau berhubungan dengan orang lain, sehingga

informasi yang diperoleh akan bertambah mengenai pentingnya peran

bidan dalam melakukan pemeriksaan antenatal care. Begitupun

sebaliknya, pada seseorang yang tidak bekerja yang menyebabkan tidak

seringnya melakukan interaksi dengan orang lain sehingga berdampak

terhadap kurangnya informasi yang diperoleh mengenai seputar peran

bidan dalam pemeriksaan kehamilan.

Didukung teori Rahmah (2012), mengemukakan bahwa pekerjaan

merupakan faktor predisposisi dari perilaku. Seseorang dengan

pekerjaan tertentu dapat menyebabkan mudah atau tidak dalam

memperoleh informasi kesehatan, sehingga hal ini berdampak pada

pentingnya peran bidan dan perilaku frekuensi kunjungan antenatal

care. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Oktaviani et al. (2021),

mengatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan

dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan dengan nilai P= 0.008,

sehingga ibu hamil dapat memahami peran bidan dalam memberikan

pelayanan kebidanan terkait dengan pemeriksaan kehamilan secara

lengkap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah.

Tabel 4. 5 Kuisioner Peran Bidan Dalam ANC


69

Ya Tidak
No Peran yang dilakukan bidan
F % F %
Memonitor kesehatan ibu hamil
1. Bidan memberikan pelayanan yang teliti, hati-hati 3 68.8 15 31.3
dan tepat waktu sesuai dengan yang diinginkan 3
(tidak berbelit)
2. 2 47.9 25 52.1
Bidan melakukan pemeriksaan ibu hamil (ANC)
3
kurang dari 4 kali selama hamil.
3. Bidan melakukan kunjungan rumah untuk 2 54.2 22 45.8
memberikan pelayanan ANC pada ibu hamil yang 6
tidak datang ke pelayanan kesehatan bidan.
4. 2 52.1 23 47.9
Bidan mencatat semua hasil pemeriksaan yang
5
dilakukan sesuai kolom yang ada pada buku KIA.
5. Bidan melakukan pemeriksaan besar perut ibu 2 54.2 22 45.8
untuk mengetahui posisi janin yang hanya 6
dilakukan pada ibu hamil yang perutnya kecil.
Mendukung kesehatan ibu hamil normal
6. Bidan memberikan motivasi pada ibu untuk 2 56.3 21 43.8
menjaga kesehatannya agar kehamilannya 7
berlangsung dengan normal.
7. Bidan memberikan dukungan kepada ibu untuk 2 52.1 23 47.9
melakukan pemeriksaan kehamilan/antenatal 5
secara tidak teratur.
8. 2 52.1 23 47.9
Bidan memberikan nasihat/konseling sesuai
5
dengan keluhan yang ibu rasakan.
9. 2 47.9 25 52.1
Bidan melakukan penyuluhan/konseling pada ibu
3
hamil terkait isi dari buku KIA.
Penyuluhan/konseling yang diberikan bidan pada 2 54.2 22 45.8
ibu hamil mengenai: tanda-tanda persalinan, tanda 6
10.
bahaya persalinan, perlunya inisiasi menyusui dini
dan ASI eksklusif, KB pasca persalinan hanya
diberikan pada ibu hamil yang mendekati waktu
persalinan.
Mendeteksi ibu dengan kehamilan normal
11.Bidan melakukan Pelaksanaan program (P4K) 2 54.2 22 45.8
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan 6
Komplikasi yang berupa memberikan dan
menempelkan stiker P4K di depan rumah ibu yang
hanya dilaksanakan pada ibu hamil yang datang
70

berkunjung ke puskesmas.
12.Dengan bantuan Buka KIA, bidan dapat 2 56.3 21 43.8
mengidentifikasi gangguan atau masalah 7
kesehatan pada ibu dan anak secara dini.
13.Bidan tidak memberikan rujukan ibu hamil untuk 3 68.8 15 31.1
melakukan pemeriksaan laboratorium baik yang 3
rutin maupun khusus.
Bidan menganjurkan ibu hamil agar melakukan 2 60.4 19 39.6
14.
pemeriksaan USG di dokter spesialis untuk 9
memastikan keadaan janinnya berlangsung dengan
baik dan aman.
15. 2 47.9 25 52.1
Bidan melakukan penilaian status gizi dengan
3
pengukuran lingkar lengan atas ibu.

Berdasarkan tabel 4.5 dari 15 pertanyaan mengenai peran

bidan yang telah dijawab oleh 48 responden yang paling banyak

dijawab Ya adalah pertanyaan nomor 1 sebanyak 33 jawaban Ya

(68.8%) dengan pertanyaan “Bidan memberikan pelayanan yang teliti,

hati-hati dan tepat waktu sesuai dengan yang diinginkan (tidak

berbelit)”. Hal ini menunjukkan peran bidan yang paling baik adalah

pada memonitoring kesehatan ibu hamil yang ditujukan dengan

banyaknya jawaban benar pada pertanyaan nomor 1. Sedangkan,

pertanyaan yang paling sedikit dijawab Tidak adalah pertanyaan nomor

13 dengan jawaban Tidak sebanyak 15 (31.1%) dengan pertanyaan

“Bidan tidak memberikan rujukan ibu hamil untuk melakukan

pemeriksaan laboratorium baik yang rutin maupun khusus”. Hal ini

menunjukkan bahwa peran bidan yang kurang adalah pada peran dalam

mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Padahal peran bidan dalam

mendeteksi ibu dengan kehamilan normal salah satunya dengan bidan

memberikan rujukan pada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan


71

laboratorium baik yang rutin maupun yang khusus untuk mengetahui

ada atau tidaknya masalah dalam kehamilan ibu.

Manurut Harun (2021), petugas kesehatan dalam hal ini bidan

adalah salah satu yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu

program atau kegiatan untuk memotivasi masyarakat dalam program

kesehatan. Sehingga peran bidan yang baik bisa menjadi faktor

pendorong yang bisa membuat ibu hamil menyadari pentingnya

melakukan kunjungan Antenatal Care dengan lengkap minimal 4 kali.

Sedangkan, menurut Fitrayeni et al., (2015) dan Rachmawati et al.,

(2017), mengungkapkan bahwa peran bidan dalam mendeteksi ibu

dengan kehamilan normal salah satunya dengan bidan memberikan

rujukan pada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan laboratorium

baik yang rutin maupun yang khusus untuk mengetahui ada atau

tidaknya masalah dalam kehamilan ibu.

Menurut Marmi (2014) semua ibu hamil memerlukan informasi-

informasi mengenai ANC, hal ini dikarenakan bidan tidak selalu berada

mendampingi ibu hamil. Bidan harus memiliki tanggung jawab besar

terhadap kualitas asuhan yang dia berikan, harus mengutamakan

keselamatan ibu dan janin dan menghormati hak-hak pasien. ANC

penting dilakukan sehingga ibu hamil tetap disarankan untuk

melakukan kunjungan antenatal rutin walau dengan beberapa

modifikasi.
72

Dalam penelitian Suebu (2022) menemukan bahwa Ibu yang

memperoleh peran bidan yang kurang baik berisiko 2,23 kali

melakukan kunjungan ANC tidak lengkap dibanding ibu yang

memperoleh peran bidan yang baik pada saat kunjungan ANC. Selain

itu, penelitian lainnya yang dilakukan Retnaningtyas & Wahyuni

(2022), sebesar 11 responden (39.3%) dengan (P value= 0.000)

menunjukkan peran bidan kurang terhadap minat ibu hamil untuk

melakukan Kunjungan K4. Hal ini didukung dengan teori yang

dikemukakan Retnaningtyas & Wahyuni (2022), bahwa bidan kurang

memberikan edukasi mengenai masalah kesehatan khususnya kesehatan

ibu hamil, pentingnya pemeriksaan antenatal care yang mana hal ini

merupakan peran bidan dalam kunjungan ANC dalam mendukung

kesehatan ibu hamil.

b. Kunjungan K4

Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Kunjungan K4 Di Puskesmas


Moyo Utara Kabupaten Sumbawa Tahun 2023

Kunjungan K4 Frekuensi %

Lengkap 25 52.1
Tidak Lengkap 23 47.9
Total 48 100.0

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan ibu hamil dengan kunjungan

K4 lengkap sebanyak 25 responden (52.1%). Hal ini dikarenakan

sebagian besar ibu hamil berumur 20 - 35 tahun sebanyak 21 responden


73

(91.3%), karena semakin cukup umur maka semakin meningkatkan

kematangan dalam berpikir sehingga memiliki pola pikir yang lebih

dewasa terkait pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan secara

rutin.

Hal ini didukung oleh teori Suarayasa (2020), mengemukakan

bahwa semakin bertambahnya usia maka tingkat kematangan seseorang

dalam berpikir akan lebih baik dibandingkan orang yang belum

memiliki pola pikir yang dewasa. Ibu dengan tingkat motivasi yang

lebih tinggi untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dapat disebabkan

karena usia ibu. Seorang ibu diusia produktif akan berpikir lebih

rasional terhadap manfaat yang didapatkan dari pemeriksaan kehamilan.

Teori lain yang mendukung dari Ariani (2014), mengemukakan bahwa

semakin ibu dewasa maka lebih mengerti untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan karena berkaitan dengan pola pikir. Didukung

hasil penelitian Kandilo Putri et al. (2015), berdasarkan uji statistik Chi

Square diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05, artinya terdapat hubungan

antara usia ibu hamil terhadap kepatuhan ANC. Didukung oleh hasil

penelitian Salamah et al. (2019), didapatkan hasil uji statistik chi square

diperoleh p value 0,001<0,05, artinya terdapat hubungan yang

signifikan antara umur dengan kunjungan kehamilan K4. Didukung

oleh penelitian Wiratmo et al. (2020), didapatkan hasil uji statistik Chi

Square dengan p value 0,000 yang berarti terdapat hubungan antara

umur dengan perilaku ANC.


74

Selain karena faktor umur responden yang kunjungan K4 lengkap

dengan status pekerjaan tidak bekerja sebanyak 19 responden (82.6%).

Hal ini dikarenakan pada responden yang tidak bekerja tidak banyak

kesibukan atau aktivitas sehingga memiliki banyak waktu luang yang

tersedia untuk melakukan kunjungan ANC. Hal ini didukung oleh teori

Astuti et. al (2017), menyatakan bahwa ibu rumah tangga yang tidak

bekerja memiliki banyak waktu senggang untuk melakukan kunjungan

ANC secara optimal sesuai dengan standar kunjungan daripada ibu

hamil yang bekerja dengan aktivitas padat akan lebih memilih

melakukan banyak pekerjaan serta cenderung lebih mementingkan

karirnya daripada kesehatannya sendiri, sehingga sulit untuk mematuhi

kunjungan ANC. Teori lain yang mendukung dari Ariani (2014),

mengemukakan bahwa pekerjaan juga berpengaruh terhadap ketaatan

ibu hamil dalam melaksanakan Antenatal Care. Pada ibu hamil yang

bekerja kurang memiliki waktu untuk melaksanakan pemeriksaan

kehamilan atau Antenatal Care dan sebaliknya pada ibu hamil yang

tidak bekerja lebih banyak waktu senggang yang tersedia untuk

melakukan pemeriksaan kehamilan. Didukung hasil penelitian oleh

Porouw et al. (2021), hasil uji statistik Chi Square didapatkan nilai p

value = 0,002 < 0,05, hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang

bermakna antara pekerjaan ibu dengan kunjungan antenatal care

(ANC).
75

Hasil Penelitian menunjukkan ibu hamil dengan kunjungan K4

tidak lengkap sebanyak 23 responden (47.9%). Hal ini dikarenakan

sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SD sebanyak 12

responden (52.2%) dan SMP sebanyak 8 responden (34.8%). Hal ini,

dikarenakan pendidikan ibu hamil yang rendah cenderung kurang

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada karena kurangnya

pemahaman serta pengetahuan ibu mengenai kondisi kesehatan dan

kehamilannya sehingga berpengaruh terhadap kunjungan kehamilannya.

Hal ini didukung oleh teori Suarayasa (2020), mengemukakan bahwa

ibu hamil dengan pendidikan rendah cenderung tidak mengetahui

tentang perawatan kehamilan, hal ini dikarenakan oleh kurangnya

informasi yang diperoleh terkait dengan kesehatannya sehingga dapat

berpengaruh terhadap kunjungan ANC. Teori lain yang mendukung dari

Setiawati & Dermawan (2018), mengemukakan bahwa tingkat

pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan ANC,

ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah kurang memahami

mengenai pentingnya ANC sehingga berdampak pada frekuensi

kunjungan ANC. Didukung oleh hasil penelitian Inayah & Fitriahadi

(2019), menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan

keteraturan kunjungan ANC pada ibu hamil trimester III, berdasarkan

hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p value = 0,034 <α (0,05).

Didukung oleh penelitian Cahyani & Wowor (2019), dari uji statistik

Chi Square didapatkan nilai p value 0,000 < α = 0,05 dapat dikatakan
76

bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemanfaatan

pelayanan Antenatal Care dimana nilai OR value 7.286 yang berarti ibu

yang memiliki pendidikan tinggi 7.286 kali lebih patuh dari pada ibu

dengan pendidikan rendah. Sementara itu hasil penelitian yang

dilakukan oleh Zulaikhah & Veftisia (2022), menunjukkan bahwa ibu

hamil dengan kunjungan K4 tidak lengkap sebanyak 44,9% yang

dikarenakan sebagian besar dari responden memiliki pendidikan

terakhir SD dan SMP, sehingga menyebabkan ibu hamil cenderung

kurang dalam hal memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.

Akibatnya, ibu hamil kurang mendapatkan informasi serta pemahaman

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan sehingga hal tersebut

berpengaruh terhadap kunjungan kehamilannya.

3. Analisis Bivariat

a. Hubungan Peran Bidan dalam Antenatal Care (ANC) terhadap

kunjungan K4

Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Hubungan Peran Bidan


Dalam
Antenatal Care Terhadap Kunjungan K4 Di Puskesmas
Moyo Utara Tahun 2023

Kunjungan
Peran Bidan dalam Antenatal P Value
Lengkap Tidak Lengkap
77

Care Frekuens % Frekuensi % 0.008


i

Baik 16 72.7 6 27.3


Kurang 9 34.6 17 65.4
Total 25 52.1 23 47.9

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa ibu hamil yang

mendapatkan peran bidan baik dengan kunjungan K4 lengkap

sebanyak 16 responden (72.7%), peran bidan kurang dengan

kunjungan K4 lengkap sebanyak 9 orang (34.6%). Sedangkan,

responden yang mendapatkan peran bidan baik dengan kunjungan K4

tidak lengkap sebanyak 6 responden (27.3%), peran bidan kurang

dengan kunjungan K4 tidak lengkap sebanyak 17 responden (65.4%).

Hasil penelitian didapatkan hasil uji Chi Square dengan nilai p

value sebsar 0.008, karena p value = 0,001 < α (0.05), maka Ho

ditolak, artinya ada hubungan signifikan antara peran bidan dalam

Antenal Care terhadap kunjungan K4 di Puskesmas Moyo Utara

Kabupaten Sumbawa.

Peran bidan dalam Antenatal Care merupakan salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap kunjungan K4, karena diharapkan bidan

dapat menjalankan praktik kebidanan yang bisa menunjang

ketercapaian kunjungan Antenatal Care (ANC) yang berkala sesuai

dengan anjuran pemerintah untuk ketercapaian K4. Peran bidan

merupakan faktor yang dapat menjamin keberhasilan pelayanan

kesehatan disetiap daerah. Bidan memiliki peran dan tanggung jawab


78

dalam memberikan asuhan kebidanan baik terhadap individu,

kelompok ataupun masyarakat. Cakupan ANC merupakan salah satu

indikator keberhasilan peranan bidan. Bidan berperan dalam

melaksanakan Antenal Care pada ibu hamil, keluarga maupun

komunitas, sehingga diperlukannya untuk meningkatkan dukungan

terhadap peranan bidan (Wylie, 2010; Rizki, 2012; Fitrayeni et al.,

2015).

Teori lain yang mendukung dalam penelitian ini menurut

Indrawati (2018), tercapainya cakupan Antenatal Care sebagian besar

menunjukkan dari ibu yang mendapatkan dari peran bidan. Adapun

peran bidan dapat berupa menjelaskan tentang ANC, waktu

melakukan kunjungan antenatal, memberikan pendidikan

kesehatan/penyuluhan tentang pentingnya melakukan kunjungan

Antenatal terhadap ibu hamil dan keluarga. Didukung oleh penelitian

Lismawati & Septiani (2023), hasil uji statistik Chi Square

didapatkan nilai p value 0,000 (p < 0,05), artinya terdapat hubungan

peran bidan terhadap pelayanan ANC. Didukung oleh penelitian

Fitrayeni et al. (2015), hasil uji statistik Chi Square didapatkan nilai p

value 0.003 dan ratio prevalency sebesar 2.23, artinya ada hubungan

bermakna antara peran bidan dengan kelengkapan kunjungan ANC

dan ibu yang memperoleh peran bidan yang kurang baik memiliki

resiko 2.23 kali melakukan kunjungan ANC tidak lengkap


79

dibandingkan dengan ibu yang memperoleh peran bidan yang baik

pada saat kunjungan ANC.

Dalam penelitian Subekti et al. (2022) menunjukkan p value

sebasar 0,000 (>0,05) sehingga terdapat hubungan antara peran bidan

dengan cakupan K4. Penelitian lainnya yang dilakukan Prasetyo

(2015) ada beberapa faktor yang berhubungan dengan cakupan K4

seperti faktor pengetahuan bidan (p value = 0,026 < 0,05), faktor

pelatihan bidan (p value = 0,003 < 0,05), faktor kualitas pelayanan

antenatal bidan (p value = 0,033 < 0,05) dan faktor Keterjangkauan

pelayanan bidan (p value = 0,014 < 0,05) merupakan beberapa faktor

yang berhubungan dengan cakupan K4.

Peran tenaga kesehatan merupakan satu hal yang penting dalam

meningkatkan palayanan kesehatan terutama pada kunjungan K4 pada

ibu hamil. Tugas kesehatan akan memberikan informasi, pemeriksaan,

dan motivasi kepada ibu hamil dan keluarga mengenai pentingnya

melakukan pemeriksaan kehamilan terutama dalam melakukan

kunjungan K4 pada ibu hamil yang sesuai. Adanya pengenalan

tentang ANC kepada ibu hamil untuk meningkatkan sarana dan

prasarana pelayanan ANC untuk mendukung keberhasilan dalam

melakukan kunjungan K4.

Peran Bidan baik dengan kunjungan K4 tidak lengkap sebanyak 6

responden (27.3%). Hal ini tidak sejalan dengan teori Fitrayeni et al.

(2015), mengungkapkan bahwa peran bidan merupakan salah satu


80

faktor resiko dalam kelengkapan kunjungan ANC pada ibu hamil. Hal

ini sesuai dengan teori dari Rizki (2012), bidan memiliki peran dan

fungsi dalam asuhan kebidanan baik pada individu, kelompok,

maupun masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan peranannya

dilihat dari Cakupan ANC. Dalam ANC, bidan melaksanakan

perannya pada ibu hamil, keluarga dan komunitas. Untuk itu sangat

perlu ditingkatkan dukungan terhadap peranan bidan.

Peran bidan baik menyebabkan ibu hamil akan lebih banyak

memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti melakukan pemeriksaan

kehamilan karena ibu hamil tersebut telah mengetahui pentingnya

melakukan pemeriksaan ANC secara rutin. Semakin ibu mengetahui

tentang kesehatan, maka semakin baik perilakunya. Ibu hamil

mempunyai dorongan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin

disebabkan karena ibu banyak mengetahui tentang manfaat

pemeriksaan kehamilan.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wulandari

& Sumanti (2022), yang menemukan bahwa terdapat hubungan antara

peran bidan dengan pelaksanaan ANC Terintegrasi dan cakupan K4

terpenuhi di PBM W Bojong Gede Tahun 2020 dan diperoleh hasil uji

statistik dengan analisis chi square didapatkan nilai P Value 0,002 <

0,05 dan nilai Odd Ratio 2,000 yang artinya peran bidan yang baik

berpeluang 24 kali untuk terlaksananya ANC Terintegrasi dan

cakupan K4 terpenuhi.
81

Peran bidan kurang dengan kunjungan K4 lengkap sebanyak 9

orang (34.6%). Peran bidan kurang pada ibu hamil menyebabkan

rendahnya pemahaman ibu tentang pentingnya melakukan

pemeriksaan antenatal care. Peran bidan kurang yang dimaksud

dalam penelitian ini yaitu pada kuisioner tentang ANC responden

mendapat skor jawaban mean < 9. Peran bidan kurang tentang ANC

pada ibu hamil berpengaruh terhadap pemanfaatan dari pemeriksaan

kehamilan tersebut, hal ini disebabkan dengan mengetahui informasi

pentingnya peran bidan dapat memberikan dasar untuk membuat

keputusan serta perilaku dalam pemeriksaan kehamilan.

Menurut Teori Agustini et al. (2013), selain peran bidan ada

faktor lain yang juga mempengaruhi kunjungan ANC baik dan

lengkap dapat tercapai yakni dukungan sosial dari orang-orang

terdekat yang berarti bagi ibu hamil, baik keluarga, pasangan, teman

terdekat, dan orang-orang sekitar. Dukungan dari orang-orang terdekat

ibu ini akan berperan penting dalam terwujudnya hal yang baik seperti

ibu menjadi termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya. Sehingga

diperlukan peningkatan edukasi bagi suami, keluarga dan orang-orang

terdekat ibu mengenai kesehatan ibu dan anak dan pentingnya

pemeriksaan ANC untuk ibu hamil, sehingga kebutuhan ibu hamil

untuk melaksanakan kunjungan ANC dengan baik dan lengkap dapat

terpenuhi. Hal ini didukung oleh Zulaikhah & Veftisia (2022), bahwa

ibu hamil yang memperoleh dukungan suami yang baik dapat


82

meningkatkan kunjungan K4, sehingga kunjungan minimal kehamilan

dapat terpenuhi dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki

dukungan kurang dari suami. Melakukan pemeriksaan kehamilan

secara rutin sangat dianjurkan untuk mendeteksi secara dini

komplikasi atau kegawatdaruratan yang mungkin terjadi selama masa

kehamilan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitrayeni et

al. (2015), mengungkapkan bahwa ibu yang memperoleh peran bidan

yang kurang baik 2,23 kali berisiko melakukan kunjungan ANC tidak

lengkap dibanding ibu yang memperoleh peran bidan yang baik pada

saat kunjungan ANC. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rottie

(2016), mengungkapkan bahwa distribusi frekuensi peran tenaga

kesehatan menunjukan persentase peran tenaga kesehatan yang masuk

dalam kategori tidak baik mendekati 55%.

C. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu untuk peran bidan diukur setelah

peneliti memperoleh data kunjungan K4 ibu hamil lengkap dan tidak lengkap.

Dalam penelitian ini tidak terdapat data bidan, dikarenakan subyek dalam

penelitian ini adalah ibu hamil.


83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mendapatkan

peran bidan yang kurang dalam Antenatal Care (ANC) sebanyak 26

responden (54.2%).

2. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan kunjungan K4 lengkap

sebanyak 25 responden (52.1%).

3. Didapatkan hasil uji Chi Square dengan nilai p value sebesar 0.008, karena

p value 0.008 < 0.05, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang

signifikan antara peran bidan dalam Antenatl care terhadap kunjungan

K4 di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka saran yang

dapat disampaikan dari peneliti adalah sebagai berikut :

1. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan ibu hamil dapat lebih aktif datang ke posyandu terdekat atau

pun tempat pelayanan kesehatan lainnya untuk melakukan pemeriksaan

kehamilan.
84

2. Bagi Bidan

Diharapkan bidan dapat melakukan kunjungan rumah terhadap ibu hamil

yang tidak melakukan pemeriksaan ANC dengan bantuan kader. Selain

itu, dapat mengembangkan media sosial seperti whatsapp grub,

instagram, atau youtube untuk membagikan informasi terkait dengan

pendidikan kesehatan tentang ANC yang penyajiannya dapat dibuat

semenarik mungkin serta dapat mudah dipahami oleh ibu hamil.

3. Bagi peneliti lain

Diharapkan dapat melakukan penelitian terkait dengan peran bidan

dengan subyek penelitian yang berbeda yang dapat mempengaruhi

kunjungan Antenatal Care.


85

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, A. C. (2013). Peranan Keberadaan Bidan dalam Rujukan Maternal.


1–11.
Aeni, N. (2013). Faktor Risiko Kematian Ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
7(10), 453–459.
Agustini, N. N. M., Suryani, N., & Murdani, P. (2013). Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Ibu Dan DukunganKeluarga Dengan Cakupan Pelayanan
Antenatal Di Wilayah KerjaPuskesmas Buleleng I. Jurnal Magister
Kedokteran Keluarga, 1(1), 67–79.
https://core.ac.uk/download/pdf/12346852.pdf
Aida Fitriani. (2020). Buku Ajar Asuhan Kehamilan DIII Kebidanan Jilid II -
Aida Fitriani, SST.
Arbita, M. (2022). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal
Pada Masa Pandemi Covid – 19 Di Puskesmas Suka Merindu Kota
Bengkulu 2022. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu.
ari kusuma. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal,Persalinan,Nfas Dan Bayi
Baru Lahir.
Ariani, A. P. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi. Nuha Medika.
Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta.
Armaya, R. (2018). Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan Kunjungan
Antenatal Care Dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 7(1), 43–50.
Astuti, S., & et. al. (2017). Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan (Buku Ajar
Kebidanan-Antenatal Care /ANC). Penerbit Erlangga.
Ayu Ratna Ningsih, N. M. (2018). Hubungan Peran Bidan dengan Tindakan
Pemanfaatan Buku KIA pada Ibu Hamil [Poltekkes Denpasar].
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1061/
86

Azwar. (2013). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya (Cetakan XV). Pustaka
Pelajar.
Cahyani, R., & Wowor. (2019). Hubungan Antara Pendidikan dan Pendapatan
Keluarga Dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tuminting Kota Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado :
Jurnal KESMAS.
Dahlan, S. (2014). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan (Edisi 6). Salemba
Medika.
Dartiwen, & Nurhayati, Y. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Delvina, V., Meilinda, V., Zulisa, E., Nugrawati, N., & Dina, D. (2022). Teori
Konsep Kebidanan. In Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents (Vol. 135, Issue 4). Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
https://repositori.respati.ac.id/dokumen/R-00001470.pdf
Dewanggayastuti, K. I., Surinati, I. D. A. K., & Hartati, N. N. (2022). Kepatuhan
Ibu Hamil melakukan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Pada Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Gema Keperawatan, 15(1), 54–67.
Dinas Kesehatan Provinsi NTB. (2022). Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun
2021. https://drive.google.com/file/d/1Kg9nx6cqz2pj3WzYMJ-
Lvd2A7i2q0dsy/view
Erlina, R., Larasati, T. A., & Kurniawan, B. (2013). Faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu hamil terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan di
Puskesmas rawat inap Panjang Bandar Lampung. Medical Journal of
Lampung University, 2(4), 29–34. https://doi.org/ISSN 2337 - 3776
Fadliani, R., & Fera, D. (2022). Hubungan Kualitas Pelayanan Antenatal Care
(Anc) Dengan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Padang Panyang.
Jurnal Biology Education, 10(2), 56–68.
https://doi.org/10.32672/jbe.v10i1.4235
Fitrayeni, Suryati, & Faranti, R. M. (2015). Penyebab Rendahnya Kelengkapan
Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pegambiran. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1), 101–107.
https://doi.org/10.24893/jkma.10.1.101-107.2015
87

Fratidina, Y., Dra Jomima Batlajery, Mk., Imas Yoyoh, Mk., Rizka Ayu Setyani,
Mk., Arantika Meidya Pratiwi, M., Wahidin, Mk., Titin Martini, Ms., Dina
Raidanti, S., Ns Siti Latipah, Mk., Zuhrotunnida, M., & Jurnal JKFT
Diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan, Mk. (2022). Metode Hypnosis
Dalam Mengatasi Perubahan Psikologis Selama Masa Kehamilan : Studi
Literatur. Jurnal JKFT : Univesitas Muhammadiyah Tangerang, 7(1), 54–58.
Furuta, S., & Salway, S. (2016). Women’s Position WIthin The Household as a
Determinant of Maternal Health Care Use in Nepal. Int Fam Plan Perspect,
32(1), 17–27.
Handayani, F. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) Di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas
Tapung I. Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, 1(2),
27–40.
Harun, A. (2021). Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Kunjungan
Antenatal Care pada Ibu Hamil Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas
Pattingalloang Makassar. Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia, 5(1), 1–7.
https://doi.org/p-ISSN:2597-7989 e-ISSN:2684-8821
Hidayat, A. A. (2012). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.
Salemba Medika.
Homer, C. S. E. (2016). Models of maternity care: Evidence for midwifery
continuity of care. Medical Journal of Australia, 205(8), 370–374.
https://doi.org/10.5694/mja16.00844
Inayah, N., & Fitriahadi, E. (2019). Hubungan pendidikan, pekerjaan dan
dukungan suami terhadap keteraturan kunjungan ANC pada ibu hamil
trimester III. JHeS (Journal of Health Studies), 3(1), 64–70.
https://doi.org/10.31101/jhes.842
Indrawati, F. (2018). Cakupan Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil. Higeia
(Journal Of Public Health Research And Development), 2(1), 113–124.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/
Izati, A. R. M. (2018). Trend Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Dan
Pertolongan Persalinan Oleh tenaga Kesehatan Di Propinsi Jawa Timur.
88

Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, 7(1), 1–10.


https://doi.org/10.33475/jikmh.v7i1.28
Jacob, F. K., Engkeng, S., & Adam, H. (2017). Hubungan pengetahuan,
pendidikan dan sikap ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan di wilayah
kerja Puskesmas Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan. Kesmas Journal,
6(4), 1–9.
Juli Oktalia, & Herizasyam. (2016). Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Kesehatan, 3(2), 147–159.
Kandilo Putri, S. D., Christiani, N., & Nirmasari, C. (2015). Hubungan Usia Ibu
Hamil Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas Suruh Kabupaten Semarang.
Jurnal Keperawatan Maternitas, 3(1), 33–41.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKMat/article/view/4019
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Ketiga. In
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Vol. III (Issue 3).
https://repository.binawan.ac.id/1451/
Kemenkes RI. (2020). Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Terpadu. Health
Statistic, III(3), 38–47.
Kemenkes RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. In
Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-2021.pdf
Kementerian kesehatan RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
Khasanah, F. (2017). Gambaran Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas pondok
Jagung Kota Tangerang Selatan (Skripsi). Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedoketran, 11–83.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36694/1/Fidratul
Khasanah-FKIK.pdf
Khoeroh, H. (2021). Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Terpadu pada ibu hamil
89

Di Dukuh Igir Pandan Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan


Kabupaten Brebes.
Kholifah. (2017). Pengaruh Pelaksanaan Pendampingan Kader Terhadap
Kunjungan Antenatal Cae (ANC) Ibu Hamil Resiko Tinggi di Megaluh
Jombang. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 16–23.
Kristiyanti, M. (2019). Gambaran pelaksanaan pemeriksaan antenatal care (ANC)
pada ibu hamil. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 1–9.
Lismawati, & Septiani, F. (2023). Peran Bidan dan Dukungan Suami dalam
Pelayanan Antenatal Care Selama Masa COVID-19 di Wilayah Kerja
Puskesmas Non Rawat Inap Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2022. Jurnal Kesehatan Ibu Dan Anak, 2(1), 14–19. https://doi.org/e-ISSN:
2985-3281
Maadi, A., Harismayanti, & Retni, A. (2023). KEPATUHAN IBU HAMIL
DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) 10T DIPUSKESMAS
ASPARAGA KAB. GORONTALO.
Mamalanggo, A., Rumayar, A. A., & Maramis, F. R. R. (2019). Hubungan Antara
Pengetahuan, Sikap Ibu Serta Dukungan Petugas Kesehatan Dengan
Kunjungan Antenatal Care (Anc) Di Puskesmas Ranotana Weru Kota
Manado. Jurnal Kesmas, 8(7), 221–227.
Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Pustaka Pelajar.
Ningsih, E. S. (2017). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Trimester III
Dengan Keteraturan Kunjungan Anc. Jurnal Midpro, 9(2), 1–5.
https://doi.org/10.30736/midpro.v9i2.19
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Nurfitriyani, B. A., & Puspitasari, N. I. (2022). The Analysis of Factor that
Associated the Antenatal Care (ANC) Visit in Pregnant Woman during the
COVID-19 Pandemic at Blooto Health Center, Mojokerto. Media Gizi
Kesmas, 11(1), 34–45. https://doi.org/10.20473/mgk.v11i1.2022.34-45
Oktaviani, S., Argadireja, D. S., & Firdaus, F. A. (2021). Hubungan Status
90

Pekerjaan dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja


UPT Puskesmas Cibuntu Kecamatan Bandung Kulon Tahun 2019. Prosiding
Kedokteran, 7(1), 13–19.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v7i1.25870
Porouw, H. S., Sujawaty, S., Podungge, Y., Yulianingsih, E., & Igirisa, Y. (2021).
Determinan Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care
Di puskesmas Se-Kabupaten Boalemo. Jurnal Keperawatan, 13(1), 91–100.
https://doi.org/e- ISSN 2549-8118; P-ISSN 2085-1049
Prasetyo, A. B. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cakupan K4
Bidan desa di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang Tahun
2013. Universitas Negeri Semarang.
Putri, Y., Susanto, P., & Aspar, H. (2021). Faktor Determinan Pada Cakupan
Kunjungan Antenatal Care Di Masa Pandemi. 5(2), 6–14.
Rachmawati, A. I., Puspitasari, R. D., & Cania, E. (2017). Faktor-faktor yang
Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil. Medical
Journal of Lampung University, 7(1), 72–76.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1748
Rahmah. (2012). Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Dengan Kejadian
Anemia Di Puskesmas Ampah Kabupaten Barito Timur. Stikes
Muhammadiyah Banjarmasin.
Rauf, N. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan
Antenatal Care di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar.
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5481
Retnaningtyas, E. (2016). Kehamilan dan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil.
Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).
Retnaningtyas, E., & Wahyuni, D. (2022). Analisis Pengetahuan Ibu Hamil
terhadap pelaksanaan Antenatal Care terpadu di Desa Jampirogo Kecamatan
Sooko Kabupaten Mojokerto. Journal for Quality in Women’s Health, 5(1),
82–89. https://doi.org/10.30994/jqwh.v5i1.89
Rizki, F. N. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Bidan
Dalam Pencapaian Cakupan K4 Di Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2012.
91

Universitas indonesia.
Rizqi, L. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
K4 Ibu Hamil Pada Masa Pandemi Di Puskesmas Kauman Kabupaten
Tukungagung. 1–23.
Rottie, Lady. (2016). Peran Tenaga Kesehatan dan Dukungan Keluarga
Terhadap Kunjungan Antenatal Care di Desa Batu Kecamatan Likupang
Selatan [Universitas Katolik De La Salle Manado].
https://repo.unikadelasalle.ac.id/153/
Saefuddin, A. B. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Safitri, Y., & Lubis, D. H. (2020). Dukungan Suami, Pengetahuan, Dan Sikap Ibu
Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care. Jurnal Kebidanan Malahayati,
6(4), 413–420. https://doi.org/10.33024/jkm.v6i4.3042
Salamah, Humaira, P., & Riskina, Z. (2019). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Kunjungan K4 Di Wilayah Kerja Puskesmas Teupin Raya
kabupaten Pidie Tahun 2017. Journal of Healthcare Technology and
Medicine, 5(2), 373–384.
Saputri, Y. E. (2022). hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care
(ANC) Dengan Kunjungan K4 Di desa Mudal dan Slukatan Kecamatan
Mojotengah Kabupaten Wonosobo Tahun 2021. Universitas Ngudi Waluyo.
Sari, I. (2021). Kelengkapan Cakupan Antenatal Care ( K1-K4 ) Di Indonesia
Kelengkapan Cakupan Antenatal Care ( K1-K4 ) Di Indonesia ( Analisis
Data Riskesdas 2018 ).
Sari, N. (2021). The Implementation of The Antenatal Care ( ANC ) In Kalijaga
Public Health Center Cirebon City Program Studi Kebidanan , STIKes
Mahardika Cirebon Antenatal care is examination pregnancy in do for
pregnant women during the her pregnancy to prevent complica.
Sari Priyanti, Dian Irawati, & Agustin Dwi Syalfina. (2020). Frekuensi Dan
Faktor Risiko Kunjungan Antenatal Care. Jurnal Ilmiah Kebidanan
(Scientific Journal of Midwifery), 6(1), 1–9.
https://doi.org/10.33023/jikeb.v6i1.564
92

Sari, R. I. (2023). Gambaran Kepatuhan Ibu Hamil pada Pelaksanaan Kunjungan


Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Lasalimu Kabupaten
Buton. 15.
Setiawati, & Dermawan. (2018). Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan
Kesehatan. TIM.
Suarayasa. (2020). Strategi Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.
Deepublish Publisher.
Subekti, A. T., Rahmawati, W. R., Isworo, A., & Handayani, L. (2022). Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Cakupan Kunjungan K4 Selama Pandemi
di Wilayah Kerja Puskesmas Dukun. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, 13(2), 500–511.
Suebu, L. J. (2022). Optimalisasi Peran Kader Posyandu Serta Bidan Dalam
Pencapaian Kunjungan K4 Ibu Hamil Di Puskesmas Sentani Jayapura
[Universitas Hasanuddin]. http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/25015/
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Suweno, A. (2015). Hubungan kunjungan Antenatal Care Dengan Pengetahuan
Ibu Tentang Resiko Tinggi Kehamilan Di Puskesmas I Kembaran Kabupaten
Banyumas [Universitas Muhammadiyah Purwokerto].
https://repository.ump.ac.id/2618/
Syafitri, N. P., Wiratmo, P. A., & Setyaningsih, W. (2020). Hubungan Status
Sosial Ekonomi Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care. Binawan
Student Journal (BSJ), 2(2), 237–241. https://doi.org/10.54771/bsj.v2i2.164
Syahda, S. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) Di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puseksmas
Tapung I Tahun 2014. Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau,
14–27. https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/54549311/Syukrianti_Syahda-
libre.pdf?1506501690=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DFAKTOR_FAKTOR_YANG_BERHUBUNGAN_DENGAN_KU.pdf
&Expires=1678115749&Signature=X-3dYu7iCQpnePPScPraTGl2I1uZ-
DnmL7mqwtCfQdPr
Tasi, I., Ibu, P., Hanitl, K., Bidan, O., Spm, B., & Silungkai, D. (2015).
93

Implementasi Pelayanan Ibu Hamil (K4) Oleh Bidan Berdasarkan SPM di


Puskesmas Silungkang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 27–33.
Tassi, W. D., Sinaga, M., & Riwu, R. R. (2021). Analisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan
Antenatal Care (K4) Di Wilayah Kerja Puskemas Tarus. Media Kesehatan
Masyarakat, 3(2), 175–185. https://doi.org/10.35508/mkm.v3i2.3251
Ulfah, M., Listyaningsih, & Ningrum, M. A. (2019). Hubungan antara
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Antenatal Care (ANC) dengan Kunjungan
K4 Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Pertiwi, 1(2), 38–42.
http://journals.poltekesbph.ac.id/index.php/pertiwi/article/view/18
Utami, T. I., Haryanti, D., & Umriaty. (2017). Study Kasus: Kualitas Pelayanan
Antenatal Care Oleh Bidan Puskesmas Pangkah Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal.
Wahyu Padesi, N. L., Suarniti, N. W., & Sriasih, N. G. K. (2021). Hubungan
Pengetahuan Tentang Kunjungan Antenatal Care Dengan Keteraturan
Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil Trimester Iii Di Masa Pandemi Covid-
19. Jurnal Ilmiah Kebidanan (The Journal Of Midwifery), 9(2), 183–189.
https://doi.org/10.33992/jik.v9i2.1421
Wicaksono, R. R. B. (2021). Kenali Tanda Bahaya Pada Kehamilan. RSUP Dr.
Kariadi. http://www.rskariadi.co.id/news/359/KENALI-TANDA-BAHAYA-
PADA-KEHAMILAN/Artikel
Widya, S., Utami, S., & Putri, F. (2018). Hubungan Peran Suami Dan Petugas
Kesehatan Dengan Keteraturan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil
Trimester Iii Di Puskesmas Arjasa Jember. The Indonesian Journal of Health
Science, 10(2), 70–79. https://doi.org/10.32528/ijhs.v10i2.1858
Wiratmo, P. A., Lisnadiyanti, & Sopianah, N. (2020). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care Terhadap Perilaku Antenatal
Care. CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of
Indonesia Journal, 1(2), 67–76.
https://doi.org/10.37148/comphijournal.v1i2.14
Wulandari, R., & Sumanti, N. T. (2022). Analisis faktor peran bidan, sarana
94

prasarana dan pengetahuan ibu dalam pelaksanaan ANC terintegrasi di


Praktek Bidan Mandiri (PBM) W di Bojong Gede tahun 2020. Jurnal
Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 18(1), 1–9.
https://doi.org/10.31101/jkk.1748
Wulandari, R., Wahyudi, A., & Suryanti, D. (2022). Analisis Kepatuhan
Kunjungan Antenatal Care K4 Di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal
Kesehatan Saelmakers PERDANA, 5(2), 420–426.
https://doi.org/10.32524/jksp.v5i2.696
Wylie, L. et al. (2010). Manajemen Kebidanan Gangguan Medis Kehamilan &
Persalinan. EGC.
Yoder, H., & Hardy, L. R. (2018). Midwifery and Antenatal Care for Black
Women: A Narrative Review. AGE Open, 8(1).
https://doi.org/10.1177/2158244017752220
Yulizawati, B. (2017). Buku Ajar Asuhan Kehamilan Pada Kehamilan.
Zuchro, F., Zaman, C., Suryanti, D., Sartika, T., & Astuti, P. (2022). Analisis
Antenatal Care (Anc) Pada Ibu Hamil. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 7(1), 102–
116. https://doi.org/10.36729/jam.v7i1.777
Zulaikhah, F., & Veftisia, V. (2022). Hubungan Dukungan Suami Terhadap
Kunjungan K4 di Desa Mudal dan Slukatan Kecamatan Mojotengah
Kabupaten Wonosobo. Journal of Holistics and Health Sciences, 4(1), 162–
179.
95

LAMPIRAN

Lampiran 1. Permintaan Menjadi Responden


96

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


Jl. Diponegoro No. 186 Ungaran, Kab, Semarang – Jawa
Tengah 50513 Telp. : (024) 6925408, Fax. (024) 6925408
Website : www.unw.ac.id | Email : ngudiwaluyo@unw.ac.id

PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth
Bapak/Ibu Responden
Di-
Tempat
Sehubungan dengan dilaksanakannya penelitian tentang “Hubungan
Peran Bidan Dalam Antenatal Care (ANC) Terhadap Kunjungan K4 di Puskesmas
Moyo Utara Kabupaten Sumbawa”. Saya sebagai peneliti dibawah ini:

Nama : Hasmawati
Nim : 152212027
Mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo Fakultas Kesehatan Program
Studi Kebidanan Program Sarjana akan melaksanakan penelitian sebagai tugas
akhir dalam menyelesaikan pendidikan, dengan ini mohon kesediaan Ibu untuk
mengizinkin peneliti memberikan pertanyaan seputar Peran Bidan dalam
Antenatal Care (ANC) Terhadap Kunjungan K4 di Puskesmas Moyo Utara
Kabupaten Sumbawa. Peneliti menjamin identitas responden akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Demikian harapan peneliti atas bantuan dan partisipasinya diucapkan
terima kasih.
Sumbawa Besar, Juli 2023
Hormat Peneliti

Hasmawati
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden
97

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


Jl. Diponegoro No. 186 Ungaran, Kab, Semarang – Jawa Tengah 50513
Telp. : (024) 6925408, Fax. (024) 6925408
Website : www.unw.ac.id | Email : ngudiwaluyo@unw.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Alamat :
Menyetujui menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Hasmawati
Nim : 152212027
Judul Penelitian : Hubungan Peran Bidan dalam Antenatal Care (ANC)
terhadap Kunjungan K4 di Puskesmas Moyo Utara
Kabupaten Sumbawa.

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan oleh peneliti, bersama


dengan ini saya menyatakan tidak keberatan untuk menjadi responden.
Demikian pernyataan ini saya tanda tangani tanpa adanya suatu paksaan.

Sumbawa Besar, Juli 2023

Peneliti Responden

Hasmawati ( )

Lampiran 3. Kuisioner
98

KUESIONER
PERAN BIDAN DALAM ANTENATAL CARE (ANC) TERHADAP
KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS MOYO UTARA
KABUPATEN SUMBAWA
TAHUN 2023

NOMOR RESPONDEN :
NAMA :
UMUR :
PENDIDIKAN :
PEKERJAAN :

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda.
Beri tanda check list (√) pada jawaban yang anda pilih.

No Peran yang dilakukan bidan Ya Tidak

Memonitor kesehatan ibu hamil


Bidan memberikan pelayanan yang teliti, hati-hati dan
1.
tepat waktu sesuai dengan yang diinginkan (tidak
berbelit)
2. Bidan melakukan pemeriksaan ibu hamil (ANC) kurang
dari 4 kali selama hamil.
Bidan melakukan kunjungan rumah untuk memberikan
3.
pelayanan ANC pada ibu hamil yang tidak datang ke
pelayanan kesehatan bidan.
4. Bidan mencatat semua hasil pemeriksaan yang dilakukan
sesuai kolom yang ada pada buku KIA.
5. Bidan melakukan pemeriksaan besar perut ibu untuk
99

mengetahui posisi janin yang hanya dilakukan pada ibu


hamil yang perutnya kecil.
Mendukung kesehatan ibu hamil normal
Bidan memberikan motivasi pada ibu untuk menjaga
6.
kesehatannya agar kehamilannya berlangsung dengan
normal.
Bidan memberikan dukungan kepada ibu untuk
7.
melakukan pemeriksaan kehamilan/antenatal secara tidak
teratur.
8. Bidan memberikan nasihat/konseling sesuai dengan
keluhan yang ibu rasakan.
9. Bidan melakukan penyuluhan/konseling pada ibu hamil
terkait isi dari buku KIA.
Penyuluhan/konseling yang diberikan bidan pada ibu
hamil mengenai: tanda-tanda persalinan, tanda bahaya
10.
persalinan, perlunya inisiasi menyusui dini dan ASI
eksklusif, KB pasca persalinan hanya diberikan pada ibu
hamil yang mendekati waktu persalinan.
Mendeteksi ibu dengan kehamilan normal
Bidan melakukan Pelaksanaan program (P4K)
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi yang
11.
berupa memberikan dan menempelkan stiker P4K di
depan rumah ibu yang hanya dilaksanakan pada ibu hamil
yang datang berkunjung ke puskesmas.
Dengan bantuan Buka KIA, bidan dapat mengidentifikasi
12.
gangguan atau masalah kesehatan pada ibu dan anak
secara dini.
Bidan tidak memberikan rujukan ibu hamil untuk
13.
melakukan pemeriksaan laboratorium baik yang rutin
ataupun khusus.
100

Bidan menganjurkan ibu hamil agar melakukan


14.
pemeriksaan USG di dokter spesialis untuk memastikan
keadaan janinnya berlangsung dengan baik dan aman.
15. Bidan melakukan penilaian status gizi dengan
pengukuran lingkar lengan atas ibu.
101
102

Lampiran 4. Master Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas

PERTANYAAN
RESPONDEN P P P P1 P1 P1 TOTAL
P1 2 P3 P4 5 P6 7 P8 P9 0 P11 2 P13 4 P15
R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
R2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
R3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 5
R4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3
R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
R6 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10
R7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
R8 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 5
R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
R10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 3
R11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
R12 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 6
R13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
R14 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3
R15 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6
R16 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 8
R17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
R19 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
R20 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 7
103

Lampiran 5. Hasil SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas

Correlations
P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 P10 P11 P12 P13 P14 P15 TOTAL
P01 Pearson Correlation 1 .394 .503* .394 .285 .390 .394 .503* .285 .390 .698** .503* .287 .394 .174 .628**
Sig. (2-tailed) .086 .024 .086 .223 .089 .086 .024 .223 .089 .001 .024 .220 .086 .463 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P02 Pearson Correlation .394 1 .704** .596** .504* .390 .192 .704** .066 .179 .492* .905** .287 .596** .174 .687**
Sig. (2-tailed) .086 .001 .006 .023 .089 .418 .001 .783 .450 .027 .000 .220 .006 .463 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P03 Pearson Correlation .503* .704** 1 .905** .436 .524* .302 1.000** .436 .314 .612** .800** .408 .905** .346 .876**
Sig. (2-tailed) .024 .001 .000 .054 .018 .196 .000 .054 .177 .004 .000 .074 .000 .135 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P04 Pearson Correlation .394 .596** .905** 1 .504* .601 **
.192 .905** .504* .390 .492* .704** .492* 1.000** .406 .863**
Sig. (2-tailed) .086 .006 .000 .023 .005 .418 .000 .023 .089 .027 .001 .027 .000 .076 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P05 Pearson Correlation .285 .504* .436 .504* 1 .892 **
.066 .436 .048 .206 .356 .436 .134 .504* -.126 .539*
Sig. (2-tailed) .223 .023 .054 .023 .000 .783 .054 .842 .384 .123 .054 .574 .023 .597 .014
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P06 Pearson Correlation .390 .390 .524* .601** .892** 1 .179 .524* .206 .341 .471* .524* .257 .601** .061 .659**
Sig. (2-tailed) .089 .089 .018 .005 .000 .450 .018 .384 .142 .036 .018 .274 .005 .800 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P07 Pearson Correlation .394 .192 .302 .192 .066 .179 1 .302 .724** .811** .287 .302 .492* .192 .638** .569**
Sig. (2-tailed) .086 .418 .196 .418 .783 .450 .196 .000 .000 .220 .196 .027 .418 .002 .009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P08 Pearson Correlation .503* .704** 1.000** .905** .436 .524 *
.302 1 .436 .314 .612** .800** .408 .905** .346 .876**
Sig. (2-tailed) .024 .001 .000 .000 .054 .018 .196 .054 .177 .004 .000 .074 .000 .135 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
104

P09 Pearson Correlation .285 .066 .436 .504* .048 .206 .724** .436 1 .892** .134 .218 .579** .504* .882** .646**
Sig. (2-tailed) .223 .783 .054 .023 .842 .384 .000 .054 .000 .574 .355 .007 .023 .000 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation .390 .179 .314 .390 .206 .341 .811** .314 .892** 1 .257 .314 .685** .390 .787** .680**
Sig. (2-tailed) .089 .450 .177 .089 .384 .142 .000 .177 .000 .274 .177 .001 .089 .000 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation .698** .492* .612** .492* .356 .471* .287 .612** .134 .257 1 .612** .375 .492* .000 .660**
Sig. (2-tailed) .001 .027 .004 .027 .123 .036 .220 .004 .574 .274 .004 .103 .027 1.000 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson Correlation .503* .905** .800** .704** .436 .524* .302 .800** .218 .314 .612** 1 .408 .704** .346 .818**
Sig. (2-tailed) .024 .000 .000 .001 .054 .018 .196 .000 .355 .177 .004 .074 .001 .135 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson Correlation .287 .287 .408 .492* .134 .257 .492* .408 .579** .685** .375 .408 1 .492* .471* .640**
Sig. (2-tailed) .220 .220 .074 .027 .574 .274 .027 .074 .007 .001 .103 .074 .027 .036 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**
P14 Pearson Correlation .394 .596 .905** 1.000** .504* .601** .192 .905** .504* .390 .492* .704** .492* 1 .406 .863**
Sig. (2-tailed) .086 .006 .000 .000 .023 .005 .418 .000 .023 .089 .027 .001 .027 .076 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P15 Pearson Correlation .174 .174 .346 .406 -.126 .061 .638** .346 .882** .787** .000 .346 .471* .406 1 .551*
Sig. (2-tailed) .463 .463 .135 .076 .597 .800 .002 .135 .000 .000 1.000 .135 .036 .076 .012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TOTAL Pearson Correlation .628** .687** .876** .863** .539* .659** .569** .876** .646** .680** .660** .818** .640** .863** .551* 1
Sig. (2-tailed) .003 .001 .000 .000 .014 .002 .009 .000 .002 .001 .002 .000 .002 .000 .012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
105

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.928 15

Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
P01 8.35 24.661 .564 .926
P02 8.35 24.345 .630 .924
P03 8.40 23.305 .850 .917
P04 8.35 23.397 .835 .918
P05 8.20 25.326 .472 .928
P06 8.25 24.618 .602 .925
P07 8.35 24.976 .498 .928
P08 8.40 23.305 .850 .917
P09 8.20 24.800 .589 .925
P10 8.25 24.513 .625 .924
P11 8.30 24.537 .600 .925
P12 8.40 23.621 .781 .920
P13 8.30 24.642 .578 .926
P14 8.35 23.397 .835 .918
P15 8.15 25.397 .488 .928

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.90 27.779 5.271 15
106

Lampiran 6. Master Tabel Penelitian

DATA HASIL PENELITIAN KELOMPOK KASUS

Kunjungan
Peran Bidan ANC
N Nam U Um Pendidika Pekerjaa Tot Ke Ke Kod
P P P P P Kode T T
o a K ur n n P P P P P P P P P P al t TM t e
1 1 1 1 1 M M
1 2 3 4 5 6 7 8 9 15 II
0 1 2 3 4 I III
Ny. 38 Tidak kur
1 21 SMA 0 1x 1x 1x TL 0
RF Mg Bekerja 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 7 ang
36+
Ny. 3 Tidak bai
2 34 SD 1 2x - 1x TL 0
AF Bekerja k
Mg 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 9
38+
Ny. 5 Tidak kur
3 23 SMP 0 2x 2x - TL 0
NH Bekerja ang
Mg 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 8
37+
Ny.S 6 Tidak Kur
4 31 SD 0 - 1x 1x TL 0
A Bekerja ang
Mg 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 7
Ny. 39 Tidak bai
5 24 SMP 1 2x 1x - TL 0
IP Mg Bekerja 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 10 k
37+
Ny. 2 Tidak Kur
6 33 SMP 0 1x 2x 1x TL 0
TK Bekerja ang
Mg 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5
39+
Ny. 1 Tidak Kur
7 27 SD 0 2x 3x - TL 0
SH Bekerja ang
Mg 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 8
36+
Ny. 5 Tidak bai
8 24 SD 1 - 3x 1x TL 0
ND Bekerja k
Mg 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 9
38+
Ny. 3 kur
9 28 SMK Bekerja 0 2x 3x 1x TL 0
HD ang
Mg 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 5
36+
2 Tidak bai
10 Ny. T 33 SD 1 2x 3x - TL 0
Bekerja k
Mg 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 11
107

37+
Ny. 5 Kur
11 23 SMP Bekerja 0 1x 1x 1x TL 0
HJ ang
Mg 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 7
Ny. 37 Tidak Kur
12 33 SD 0 1x 2x 1x TL 0
MD Mg Bekerja 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6 ang
38+
Ny. 3 Tidak Kur
13 28 SD 0 1x 2x 1x TL 0
RJ Bekerja ang
Mg 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 8
38+
Ny. 6 Tidak Kur
14 33 SD 0 - 2x 2x TL 0
SM Bekerja ang
Mg 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 7
37+
Ny. 4 Tidak Bai
15 31 SMP 0 - 3x 1x TL 0
NY Bekerja k
Mg 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8
37+
Ny. 1 Tidak bai
16 20 SD 0 1x 1x 1x TL 0
SN Bekerja k
Mg 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 8
38+
Ny. 3 Tidak bai
17 26 SD 1 2x - 2x TL 0
NM Bekerja k
Mg 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 9
39+
Ny. 2 Kur
18 32 SMA Bekerja 0 - 2x 1x TL 0
SW ang
Mg 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 6
36+
Ny. 6 Tidak Kur
19 34 SMP 0 1x 2x 1x TL 0
MN Bekerja ang
Mg 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 9
36+
Ny. 3 Tidak kur
20 37 SMP 0 1x 2x 1x TL 0
HM Bekerja ang
Mg 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 8
Ny. 39 Tidak Kur
21 25 SD 0 1x 3x 1x TL 0
TN Mg Bekerja 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 7 ang
38+
Ny. 1 Kur
22 19 SD Bekerja 0 1x 1x 1x TL 0
NT ang
Mg 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 7
38+
Ny. 6 Tidak Bai
23 32 SMA 1 1x 2x 1x TL 0
JW Bekerja k
Mg 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
108

DATA HASIL PENELITIAN KELOMPOK KONTROL

Kunjungan
Peran Bidan
ANC
N Nam U Um Pendidik Pekerja Tot Ko K Ko
Ket T T T
o a K ur an an P P P P P P P P P P1 P1 P1 P1 P1 P1 al de et de
M M M
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
I II III
38
+1
Ny. Tidak
1 23 SD 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 baik 1 2x 2x 3x L 1
AY M Bekerja
g 13
38
+4
Ny. Tidak
2 32 SMA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 Baik 0 1x 2x 3x L 1
KH M Bekerja
g 8
39
Ny.
3 M 28 SMP Bekerja 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 baik 1 3x 3x 2x L 1
KK
g 12
4 Ny. 36 26 SMA Bekerja 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 8 kuran 0 1x 2x 2x L 1
+5
NK g
109

M
g
37
+6
Ny. tidak Kura
5 19 SD 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3x 3x 2x L 1
EM M bekerja ng
g 7
38
+5
Ny. tidak
6 34 SD 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 baik 1 2x 2x 3x L 1
GH M bekerja
g 9
39
+2
Ny. tidak kuran
7 33 SD 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1x 3x 2x L 1
NH M Bekerja g
g 6
37
Ny. Tidak
8 M 21 SD 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 Baik 0 2x 1x 2x L 1
RR Bekerja
g 8
39
+1
Ny. Tidak
9 28 SD 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 baik 1 1x 1x 3x L 1
RY M Bekerja
g 13
37
+2
1 Ny. Tidak
25 SD 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 baik 1 2x 1x 2x L 1
0 AN M Bekerja
g 10
37
+6
1 Ny. Tidak
32 SD 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 baik 1 3x 3x 4x L 1
1 YK M Bekerja
g 10
36
+5
1 Ny. Tidak
33 SMP 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 baik 0 2x 3x 3x L 1
2 EP M Bekerja
g 8
37
+3
1 Ny.N
30 SMP Bekerja 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 Baik 1 1x 2x 4x L 1
3 K M
g 13
38
1 Ny.
M 23 SMA Bekerja 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 baik 1 2x 3x 3x L 1
4 NA
g 10
1 Ny. 38 24 SD Tidak 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 8 kuran 0 2x 2x 3x L 1
110

+6

5 AD M Bekerja g
g
38
+4
1 Ny. Tidak
35 SD 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 baik 1 2x 2x 2x L 1
6 DG M Bekerja
g 12
37
+2
1 Ny. Tidak
27 SD 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 baik 1 3x 2x 2x L 1
7 MD M Bekerja
g 11
39
+1
1 Ny. Tidak
23 SMP 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 baik 1 1x 1x 2x L 1
8 HN M Bekerja
g 9
36
+5
1 Ny. Tidak
34 SD 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 baik 1 1x 2x 2x L 1
9 AP M Bekerja
g 12
38
+5
2 Ny. Tidak
21 SD 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 baik 1 1x 2x 2x L 1
0 IN M Bekerja
g 10
38
+1
2 Ny. Tidak
36 SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 baik 1 3x 2x 2x L 1
1 SR M Bekerja
g 11
37
+6
2 Ny. Tidak
22 SMP 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 baik 0 1x 1x 3x L 1
2 FW M Bekerja
g 8
37
+1
2 Ny. Tidak Kura
26 SD 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 2x 3x 2x L 1
3 SA M Bekerja ng
g 8
38
+4
2 Ny.W Tidak
34 SD 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 baik 1 2x 2x 2x L 1
4 L M Bekerja
g 11
2 Ny. 38 25 SD Tidak 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 baik 1 1x 2x 4x L 1
+6
5 DA Bekerja
111

M
g
112

Lampiran 7. Hasil SPSS Penelitian


1. Karakteristik Responden

a. Kelompok Kasus
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 tahun 1 4.3 4.3 4.3
20-35 tahun 21 91.3 91.3 95.7
> 35 tahun 1 4.3 4.3 100.0
Total 23 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 12 52.2 52.2 52.2
SMP 8 34.8 34.8 87.0
SMA/ 3 13.0 13.0 100.0
SMK
Total 23 100.0 100.0

Pekerjan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 4 17.4 17.4 17.4
tidak bekerja 19 82.6 82.6 100.0
Total 23 100.0 100.0

b. Kelompok Kontrol

umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 tahun 1 4.0 4.0 4.0
20- 35 tahun 23 92.0 92.0 96.0
> 35 tahun 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 16 64.0 64.0 64.0
SMP 5 20.0 20.0 84.0
113

SMA/ 4 16.0 16.0 100.0


SMK
Total 25 100.0 100.0

pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 4 16.0 16.0 16.0
tidak bekerja 21 84.0 84.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

2. Analisis Univariat

peran_bidan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 26 54.2 54.2 54.2
baik 22 45.8 45.8 100.0
Total 48 100.0 100.0

kunjungan_k4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak lengkap 23 47.9 47.9 47.9
lengkap 25 52.1 52.1 100.0
Total 48 100.0 100.0

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
total_peran kasus .153 23 .176 .949 23 .280
kontrol .181 25 .034 .930 25 .088
a. Lilliefors Significance Correction

Statistics
total_peran
N Valid 48
Missing 0
Mean 8.90
Median 8.00
114

3. Analisis Bivariat

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
peran_bidan * 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
kunjungan_k4

peran_bidan * kunjungan_k4 Crosstabulation


kunjungan_k4
tidak lengkap lengkap Total
peran_bidan kurang Count 17 9 26
% within peran_bidan 65.4% 34.6% 100.0%
% within kunjungan_k4 73.9% 36.0% 54.2%
% of Total 35.4% 18.8% 54.2%
baik Count 6 16 22
% within peran_bidan 27.3% 72.7% 100.0%
% within kunjungan_k4 26.1% 64.0% 45.8%
% of Total 12.5% 33.3% 45.8%
Total Count 23 25 48
% within peran_bidan 47.9% 52.1% 100.0%
% within kunjungan_k4 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 47.9% 52.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.936a 1 .008
Continuity Correctionb 5.493 1 .019
Likelihood Ratio 7.135 1 .008
Fisher's Exact Test .011 .009
Linear-by-Linear 6.791 1 .009
Association
N of Valid Cases 48
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,54.
b. Computed only for a 2x2 table
115

Lampiran 8. Surat-Surat Penelitian


1. Studi Pendahuluan
116

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

3. Pengajuan Ethical Clearance


117

4. Ethical Clearance
118

5. Penelitian dan Mencari Data


119

6. Balasan Izin penelitian dari Puskesmas Moyo Utara


120

Lampiran 9. Dokumentasi
121

Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa

Kegiatan Meminta Izin Penelitian Di Puskesmas Moyo Utara Kabupaten


Sumbawa
122

Kegiatan Pengambilan Data Penelitian

Kegiatan Penelitian
123

Kegiatan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai