Anda di halaman 1dari 131

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPATUHAN

KUNJUNGAN IBU UNTUK PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU


WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIUH TOHO
KABUPATEN TULANG BAWANG
TAHUN 2023

SKRIPSI

Di susun Oleh :

SENY KOMALASARI SA
215130016P

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2023
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPATUHAN
KUNJUNGAN IBU UNTUK PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIUH TOHO
KABUPATEN TULANG BAWANG
TAHUN 2023

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Kesehatan Masyarakat

Di susun Oleh :

SENY KOMALASARI SA
215130016P

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2023
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Seny Komalasari SA


NPM : 215130016P
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Kesehatan
Institusi : Universitas Mitra Indonesia

Menyatakan bahwa skripsi ini telah di tulis sendiri dengan sungguh-sungguh dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirunjuk telah saya nyatakan dengan
benar.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, maka saya akan
sanggup menerima sanksi berupa pembatasan skripsi dan segala konsekuensinya.

Bandar Lampung, Juli 2023

Seny Komalasari SA
NPM. 215130016P
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPATUHAN


KUNJUNGAN IBU UNTUK PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIUH TOHO
KABUPATEN TULANG BAWANG
TAHUN 2023

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


Seny Komalasari SA
NPM. 215130016P

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi


Pada tanggal: 3 Agustus 2023

Dosen pembimbing,

Dwi Yulia Maritasari, S.KM, M.KM.


NPP 2222387

Mengetahui,
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Ketua,

Febria Listina, SKM., M.Kes.


NPP 2222217
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPATUHAN


KUNJUNGAN IBU UNTUK PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIUH TOHO
KABUPATEN TULANG BAWANG
TAHUN 2023
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Seny Komalasari SA
NPM. 215130016P

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada


tanggal: 3 Agustus 2023

Tim Penguji
Penguji I Tanda Tangan

Nova Mega Rukmana, S.ST, M.Kes


NPP 2222473

Penguji II Tanda Tangan

Dwi Yulia Maritasari, S.KM, M.KM


NPP 2222387
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Tanggal 03 Agustus 2023

Mengetahui,
Fakultas Kesehatan
Dekan,

Achmad Djamil, SKM.,MM.,M.Kes


NPP 2222022
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
SKRIPSI
Skripsi, Juli 2023
Seny Komalasari SA
215130016P

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPATUHAN


KUNJUNGAN IBU UNTUK PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIUH TOHO
KABUPATEN TULANG BAWANG TAHUN 2023

xv + V BAB + 79 hal + 5 tabel + 4 gambar + 6 lampiran

ABSTRAK
Permasalahan terkait dengan tidak terpantaunya pertumbuhan balita
diantaranya yaitu kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk membawa balitanya
ke posyandu yang salah satunya yaitu penimbangan balita secara rutin setiap
bulannya yang dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan balita
seperti gizi buruk, kekurangan vitamin dan mineral, infeksi, dan gangguan
perkembangan selanjutnya. Hasil prasurvey menunjukkan cakupan kunjungan ke
posyandu belum mencapai target hanya sebesar 58,67% dengan target sasaran
100%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan
dengan Kepatuhan Kunjungan Ibu untuk penimbangan balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023.
Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi
adalah seluruh ibu yang memiliki balita dan sampel adalah ibu balita di wilayah
kerja Puskesmas Tiuh Tohou dengan jumlah sampel yang diambil 87 responden
yang diambil dengan teknik proportional random sampling. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner. Cara pengumpulan data dengan wawancara Analisa data
menggunakan univariat dan bivariat dengan analisis statistik menggunakan chi
square.
Hasil analisis univariat didapatkan sebanyak 59,8% ibu balita tidak patuh
dalam kunjungan penimbangan ke posyandu. Hasil uji menunjukan ada hubungan
yang signifikan antara kualitas pelayanan posyandu (p value: 0,023; OR: 3,067),
pelayanan kader (p value: 0,044; OR: 2,708), kondisi fasilitas posyandu (p value:
0,009 dan OR: 3,619), dan kehadiran tenaga kesehatan (p value: 0,023 dan OR:
3,152) dengan kunjungan ibu untuk penimbangan balita ke Posyandu. Pihak
puskesmas diharapkan melaksanakan pelatihan tentang pengelolaan posyandu
kepada para kader, memberikan jadwal rutin kepada tenaga kesehatan agar dapat
rutin mengunjungi posyandu serta memberikan inventarisasi sarana dan prasarana
yang ada di posyandu agar tetap sesuai dengan standar.

Kata Kunci : kualitas pelayanan, pelayanan kader, kondisi fasilitas, kepatuhan


kunjungan ke posyandu
Daftar Pustaka : 43 (2014-2022)
PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH
FACULTY OF HEALTH
UNIVERSITY OF MITRA INDONESIA
SCRIPT
BANDAR LAMPUNG, JULY 2023

Seny Komalasari SA
215130016P

THE RELATIONSHIP BETWEEN QUALITY OF SERVICE AND COMPLIANCE


ON VISITS OF WOMEN TO TODDLER WEIGHING POSYANDU IN THE
WORKING AREA OF TIUH TOHO HEALTH CENTER
TULANG BAWANG DISTRICT YEAR 2023
xv + V Chapter + 79 pages+ 5 tables + 4 pictures+ 6 attachments

ABSTRAK

Problems related to the unmonitored growth of toddlers include the lack of


awareness from the community to bring their toddlers to posyandu, one of which is
regular weighing of toddlers every month which can have an impact on the growth
and development of toddlers such as malnutrition, vitamin and mineral deficiencies,
infections, and developmental disorders. furthermore. The results of the pre-survey
showed that the coverage of visits to posyandu had not reached the target of only
58.67% with a target of 100%. The purpose of this study was to determine the
relationship between quality of service and compliance on visits of women to
toddler weighing to Posyandu in the Working Area of the Tiuh Toho Health Center,
Tulang Bawang Regency in 2023.
This type of quantitative research with a cross sectional approach. The
population is all mothers with toddlers and the sample is mothers under five in the
working area of the Tiuh Tohou Health Center with a total sample of 87 respondents
taken by proportional random sampling technique. The research instrument used a
questionnaire. How to collect data by interviewing Data analysis using univariate
and bivariate with statistical analysis using chi square.
The results of the univariate analysis found that 59.8% of mothers under five
were disobedient during visits to weighing posyandu. The test results showed that
there was a significant relationship between the quality of posyandu services (p
value: 0.023; OR: 3.067), cadre services (p value: 0.044; OR: 2.708), the condition
of posyandu facilities (p value: 0.009 and OR: 3.619), and presence of health
workers (p value: 0.023 and OR: 3.152) with visits by mothers under five to
weighing Posyandu. The puskesmas is expected to training on posyandu
management for cadres, provide routine schedules for health workers and provide
an inventory of existing facilities and infrastructure at the posyandu to keep it up
to standard.

Keywords : service quality, service for cadres, condition of facilities,


compliance with posyandu visits
Literature : 43 (2015-2022)
MOTTO

"Semua impian kita dapat terwujud bila


kita memiliki keberanian untuk mengejarnya"
PERSEMBAHAN

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan, rahmat dan hidayah, sehingga penulis masih diberikan kesempatan
untuk menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar kesarjanaan. Walaupun jauh dari kata sempurna, namun penulis bangga
telah mencapai pada titik ini, yang akhirnya skripsi ini bisa selesai diwaktu yang
tepat. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua Orang Tuaku Alm. Sofuan Hadie SA dan Almh. Hanani DJS yang telah
mengajarkan ku tentang kesabaran, usaha dan syukur. Suamiku Tercinta Aceng
Haidar atas dukungan dan doanya selama ini, Anak-anakku tersayang Aulia
Azzahra Putri, Achmad Arrasyid Putra dan Achmad Arsyil Putra yang selalu
menjadi penyemangat dan kebanggaan ummi, mbak Elly yang senantiasa
membantu di masa-masa “sulit” serta teman-teman yang selalu mendukung dan
menjadi motivasi dalam proses pembelajaran ini.

Terimakasih
Kepada dosen pembimbing ibu Dwi Yulia Maritasari, SKM., M.KM yang telah
mendukung dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
You are the best.

Terimakasih juga untuk pembimbing Akademik sekaligus penguji skripsi ini


ibu Nova Mega Rukmana, S.ST., M.Kes yang telah membantu saya selama
berjalannya perkuliahan.

Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu membantu
dalam kelancaran studiku di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mitra
Indonesia.
BIODATA PENULIS

Identitas Diri
Nama : Seny Komalasari SA
NPM : 215130016P
Tempat dan Tanggal Lahir : Tanjung Karang, 25 Novenber 1982
Alamat : Jl. Lintas Timur Complek Perumahan Tiuh Tohou
Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang
No/ Telp/HP : 082377333325
No. WhatsApp : 082377333325
Email : aseni7006@gmail.com

Riwayat Pendidikan
1. SDN 3 Kaliawi lulus pada tahun 1993
2. SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung lulus pada tahun 2007
3. SMUN 9 Bandar Lampung lulus pada tahun 2000
4. D3 Keperawatan Panca Bhakti lulus pada tahun 2003
5. SI Kesehatan Masyarakat Universitas Mitra Indonesia 2021-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena hanya dengan
rahmat dan pertolongan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Skripsi dengan
judul: “Hubungan Kualitas pelayanan dengan Kepatuhan Kunjungan Ibu untuk
Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna penyusunan skripsi dan
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas
Mitra Indonesia. Proses penyusunan ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. Andi Surya, M.M., selaku Ketua Yayasan Mitra Lampung.
2. Dr. Ir. Hj. Armalia Reni W.A., M.M., selaku rektor Universitas Mitra Indonesia
3. Achmad Djamil, SKM., M.M., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Mitra Indonesia Lampung.
4. Febria Listina, SKM., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Mitra Indonesia Lampung.
5. Dwi Yulia Maritasari, S.KM, M.KM., selaku pembimbing skripsi ini
6. Nova Mega Rukmana, S.ST., M.Kes., selaku penguji skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan staf Pengajar Universitas Mitra Indonesia yang telah
membekali ilmu selama penulis kuliah di Universitas Mitra Indonesia.

Semoga Proposal Skripsi dapat berlanjut ke tahap selanjutnya dan bermanfaat untuk
kita semua. Sekian terimakasih.

Bandar Lampung, Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ vii
MOTTO .............................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... ix
BIODATA PENULIS ......................................................................................... x
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
1.6 Ruang lingkup .................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Posyandu ............................................................................................. 9
2.2 Kepatuhan Kunjungan ke Posyandu ................................................... 13
2.3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan kunjungan ke
Posyandu ............................................................................................. 16
2.4 Penelitian Terkait ................................................................................ 37
2.5 Kerangka Teori ................................................................................... 40
2.6 Kerangka Konsep ............................................................................... 41
2.7 Hipotesis ............................................................................................. 42

BAB II METODELOGI PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 43
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 44
3.3 Subyek Penelitian ............................................................................... 44
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................. 47
3.5 Definisi Operasional ........................................................................... 47
3.6 Etika Penelitian ................................................................................... 49
3.7 Pengumpulan Data .............................................................................. 50
3.8 Pengolahan Data ................................................................................. 54
3.9 Analisa Data........................................................................................ 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................... 58
4.2 Hasil Penelitian ................................................................................... 60
4.3 Pembahasan ........................................................................................ 64

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 79
5.2 Saran ................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terkait ............................................................................. 38


Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Sampel ............................................................. 46
Tabel 3.2 Definisi Operasional ......................................................................... 48
Tabel 4.1 Sumber Daya Kesehatan .................................................................. 59
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Kunjungan ibu untuk
Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Tiuh Tohou Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2023 ....................................................................................... 60
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan Posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang Bawang Tahun
2023 .................................................................................................. 61
Tabel 4.4 Hubungan Kualitas Pelayanan Posyandu dengan Kunjungan Ibu
untuk Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Tiuh Tohou Tahun 2023 ................................................ 62
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................40


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................41
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Prasurvey


Lampiran 2. Surat Balasan Pra Survey
Lampiran 3. Inform Concern
Lampiran 4. Kuisioner Penelitian
Lampiran 5. Surat Keterangan Laik Etik
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Pengumpulan Data
Lampiran 7. Hasil Uji SPSS Univariat dan Bivariat
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 9. Lembar Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Posyandu balita bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak, memberikan informasi dan edukasi tentang kesehatan,
mempromosikan kesehatan anak dan ibu, serta mengidentifikasi masalah
kesehatan yang mempengaruhi anak-anak di masyarakat. Program ini juga
bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemantauan
kesehatan anak balita dan memfasilitasi akses ke layanan kesehatan yang
dibutuhkan (Kemenkes, 2018). Tidak terpantaunya pertumbuhan balita dapat
berdampak buruk pada kesehatan dan perkembangan anak. Jika pertumbuhan
tidak optimal, maka dapat menyebabkan anak mengalami masalah kesehatan
seperti gizi buruk, kekurangan vitamin dan mineral, infeksi, dan gangguan
perkembangan. Selain itu, pertumbuhan yang tidak terpantau dengan baik juga
dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan berinteraksi sosial
(Kemenkes, 2019).
Beberapa permasalahan terkait dengan tidak terpantaunya pertumbuhan
balita diantaranya yaitu kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk membawa
balitanya ke posyandu secara rutin setiap bulannya, meskipun program
posyandu balita telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade, masih ada
banyak tantangan yang dihadapi dalam implementasinya selain dari kurangna
kesadaran masyarakat juga terkiat dengan kurangnya penyedian fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada, dukungan dari petugas kesehatan, dan
kurangnya dukungan dari pemerintah (Kemenkes, 2019). Kurangnya
kepatuhan ibu untuk rutin membawa bayi atau balitanya ke posyandu
memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi balita karena bayi dan
balita termasuk salah satu kelompok yang berisiko terhadap masalah
kesehatan. Kesehatan balita merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
pencegahannya tidak hanya dilakukan secara medis. Gangguan kesehatan
balita mengakibatkan adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya (Supriasa, 2018).
2

Menurut Kemenkes RI (2022), jumlah Posyandu di Indonesia sebanyak


296.777 yang tersebar di seluruh Indonesia. Terkait dengan kepatuhan ibu
untuk memantau pertumbuhan balitanya dengan berkunjung ke posyandu dapat
dilihat dari cakupan penimbangan balita di posyandu. Cakupan penimbangan
balita (D/S) merupakan indikator terpantaunya pertumbuhan balita melalui
penimbangan berat badan setiap bulan sesuai umur. Jumlah balita yang
ditimbang (D/S) dapat menggambarkan jumlah kunjungan balita ke Posyandu
dan keterlibatan atau partisipasi masyarakat sekaligus menilai kinerja kader
kesehatan dalam mengedukasi masyarakat untuk melakukan pemantauan
pertumbuhan di Posyandu.
Indikator yang menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan di posyandu adalah Cakupan D/S. Cakupan D/S di Indonesia pada
tahun 2019 sebesar 68,37%, dan pada tahun 2020 mengalami kenaikan menjadi
61,3% dan untuk tahun 2021 sebesar 69% (Kemenkes RI, 2022). Berdasarkan
data Provinsi Lampung diketahui data cakupan D/S untuk tahun 2019 sebesar
53,52%, tahun 2020 sebesar 67,5% dan tahun 2021 sebesar 72,8%, walaupun
data cakupan meningkat akan tetapi belum mencapai target yang ditentukan
sebesar 100%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung terkait
cakupan D/S untuk Kabupaten Tulang Bawang tahun 2019 sebesar 68,37%,
tahun 2020 sebesar 69,7% dan tahun 2021 secara umum hanya 70,8%%. Data
ini lebih rendah jika dibandingkan dengan beberapa Kabupaten di Lampung
Tengah untuk tahun 2021 seperti Kabupaten Tanggamus 89,9%, Kabupaten
Lampung Selatan 81,9%, Kabupaten Lampung Timur 84,3%, Kabupaten Way
Kanan 77,5%, Kabupaten Pesawaran 79,2% dan Kabupaten Lampung Utara
71,1% (Dinkes Provinsi Lampung, 2021).
Puskesmas Tiuh Tohou menjadi Puskesmas dengan cakupan terendah
dibandingkan dengan 20 Puskesmas lain yang ada di Kabupaten Tulang
Bawang yaitu tahun 2019 sebesar 55,64%, tahun 2020 sebesar 56,30% dan
tahun 2021 secara umum hanya 57,25% dan untuk tahun 2022 masih terendah
dengan cakupan sebesar 58,67%, walaupun meningkat akan tetapi belum
mencapai target yang telah ditentukan sebesar 100%. Data tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan data Puskesmas lain seperti Puskesmas Tulang
3

Bawang 78,2%, Puskesmas Penawar Jaya 75,9%, Puskesmas Menggala 79,4%


dan Puskesmas Rawa Jitu 65,8%. Data inilah yang menjadikan wilayah
Puskesmas Tiuh Toho menjadi lokasi yang akan diangkat menjadi lokasi
penelitian (Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang, 2021)
Faktor yang menjadi penyebab rendahnya kunjungan masyarakat ke
Posyandu untuk penimbangan balita disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku masyarakat baik dari faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari ibu itu sendiri seperti
pengetahuan, sikap, presepsi, dan kepercayaan/keyakinan atas posyandu itu
sendiri sedangkan faktor eksternal seperti kurangnya dukungan dari keluarga,
fasilitas yang kurang memadai, pelayanan kader yang kurang memuaskan,
peran tenaga kesehatan maupun dukungan pemerintah terkait posyandu balita
(Astuti, 2017). Berdasarkan beberapa studi terdahulu serta hasil survei singkat
tergambar bahwa beberapa faktor yang sering muncul menjadi alasan ibu
kurang berminat untuk berkunjung ke posyandu untuk penimbangan balita
diantaranya yaitu kurang memuaskannya pelayanan yang diberikan kader,
kondisi fasilitas di posyandu yang baik dan kurang lengkap serta tenaga
kesehatan atau bidan yang tidak selalu ada di Posyandu (Marwati, E., Sari, I.
P., & Rahmadani, F. 2019).
Kualitas pelayanan kader merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi kunjungan ke posyandu. Kader merupakan ujung tombak dari
program posyandu, yang berperan sebagai penggerak masyarakat untuk datang
ke posyandu dan memfasilitasi kegiatan posyandu. Oleh karena itu, kualitas
pelayanan kader yang baik dapat mempengaruhi motivasi orang tua untuk
membawa anaknya ke posyandu (Wulandari et al., 2019). Beberapa penelitian
menunjukkan adanya hubungan positif antara kualitas pelayanan kader dengan
kunjungan penimbangan ke posyandu. Sebagai contoh, studi di Kabupaten
Aceh Utara menemukan bahwa kualitas pelayanan kader berpengaruh positif
terhadap kunjungan penimbangan ke posyandu (Wulandari et al., 2019). Studi
lain di Desa Harjosari, Kabupaten Lampung Tengah, menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan kader berpengaruh signifikan terhadap kunjungan
penimbangan balita ke posyandu (Saputra et al., 2018). Penelitian di
4

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, juga


menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kader berhubungan positif dengan
kunjungan penimbangan balita ke posyandu (Alkaff et al., 2019).
Kondisi fasilitas di posyandu juga merupakan faktor yang mempengaruhi
kunjungan untuk penimbangan balita ke posyandu. Fasilitas yang baik dan
memadai dapat meningkatkan motivasi orang tua untuk membawa anaknya ke
posyandu. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara
fasilitas di posyandu dengan kunjungan penimbangan ke posyandu,
diantaranya yaitu penelitian di Desa Harjosari, Kabupaten Lampung Tengah,
menunjukkan bahwa fasilitas posyandu berpengaruh signifikan terhadap
kunjungan penimbangan balita ke posyandu (Saputra et al., 2018). Studi di
Kabupaten Aceh Utara juga menunjukkan bahwa kondisi fisik dan fasilitas
posyandu berpengaruh positif terhadap kunjungan penimbangan ke posyandu
(Wulandari et al., 2019). Penelitian di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah,
menunjukkan bahwa fasilitas posyandu seperti ruangan yang nyaman dan toilet
yang bersih berpengaruh positif terhadap kunjungan penimbangan balita ke
posyandu (Widayati et al., 2016).
Kehadiran tenaga kesehatan di posyandu juga merupakan faktor penting
yang mempengaruhi kunjungan penimbangan balita ke posyandu. Tenaga
kesehatan seperti bidan atau perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, termasuk pemeriksaan kesehatan dan pemberian imunisasi
kepada anak-anak yang datang ke posyandu. Beberapa penelitian menunjukkan
adanya hubungan positif antara kehadiran tenaga kesehatan dengan kunjungan
penimbangan balita ke posyandu diantaranya studi di Kabupaten Aceh Utara
menemukan bahwa kehadiran tenaga kesehatan berpengaruh positif terhadap
kunjungan ke posyandu (Wulandari et al., 2019). Penelitian di Kabupaten
Purbalingga, Jawa Tengah, juga menunjukkan bahwa kehadiran tenaga
kesehatan di posyandu berpengaruh positif terhadap kunjungan penimbangan
balita ke posyandu (Widayati et al., 2016). Studi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur, menemukan bahwa kehadiran tenaga kesehatan di posyandu
berhubungan positif dengan peningkatan jumlah kunjungan penimbangan
balita ke posyandu (Novianti et all., 2021).
5

Puskesmas Tiuh Toho adalah salah satu Puskesmas yang ada di


Kabupaten Tulang bawang yang memiliki capaian D/S rendah yaitu 59,46%
pada tahun 2020 dan D/S pada tahun 2021 adalah sebesar 59,89% dan pada
tahun 2022 sebesar 58,67% sedangkan target capaian yang harusnya di capai
adalah 100%. Dari data tersebut diperoleh gambaran awal dimana tingkat
kunjungan ibu ke posyandu balita yang masih jauh dari target yang telah
ditetapkan sehingga diperlukan upaya untuk mengetahui faktor apa saja yang
terkait dengan rendahnya kunjungan ibu untuk penimbangan balita ke
posyandu balita tersebut. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas,
peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
Hubungan kualitas pelayanan dengan Kepatuhan Kunjungan Ibu Balita untuk
penimbangan balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini yaitu:
Data cakupan balita yang datang dan ditimbang di Posyandu (D/S), di
Kabupaten Tulang Bawang terendah yaitu Puskesmas Tiuh Toho sebesar
58,67%. Data Kunjungan ibu utnutk penimbangan balita ke Posyandu
berdasarkan capaian D/S di wilayah Puskesmas Tiuh Toho selama tiga tahun
terakhir yaitu tahun 2020 dengan capaian D/S pada tahun 2021 adalah sebesar
59,46%, tahun 2021 sebesar 59,89% dan pada tahun 2022 sebesar 58,67%.
Keseluruhan hasil tersebut masih jauh dari target capaian yang harusnya yaitu
sebesar 100%. Berdasarkan data tersebut menggambarkan masih rendahnya
kepatuhan ibu untuk melakukan penimbangan balita ke posyandu.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian indentifikasi di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan kualitas
pelayanan dengan Kepatuhan Kunjungan Ibu untuk Penimbangan Balita ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2023”
6

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Diketahui hubungan kualitas pelayanan dengan Kepatuhan Kunjungan
Ibu untuk Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Tiuh Toho Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Diketahui distribusi frekuensi Kepatuhan Kunjungan ibu untuk
Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023.
2. Diketahui distribusi frekuensi kualitas pelayanan posyandu, pelayanan
kader, kondisi fasilitas, dan kehadiran tenaga kesehatan Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang Bawang Tahun
2023.
3. Diketahui hubungan kualitas pelayanan (kualitas pelayanan posyandu,
pelayanan kader, kondisi fasilitas, dan kehadiran tenaga kesehatan)
dengan Kepatuhan Kunjungan Ibu untuk Penimbangan Balita ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang
Bawang Tahun 2023.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Sebagai salah satu referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya dan
informasi bagi semua pihak di FKTP keterkaitan dengan faktor-faktor yang
berhubungan dengan kunjungan ibu untuk penimbangan balita ke posyandu
serta dapat digunakan sebagai informasi dan bahan perbandingan bacaan bagi
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya dalam bidang
manajemen di fasilitas kesehatan sebagai objek penelitian.
7

1.5.2 Manfaat aplikatif


1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan tentang manajemen kebijakan di
Puskesmas terkait dengan program Posyandu khususnya terkait dengan
pencapaian tingkat kunjungan ibu untuk penimbangan balita ke
Posyandu, memperdalam pengetahuan, wawasan serta kemampuan
untuk mengaplikasikan ilmu tentang kebijakan di dunia kesehatan.
2. Bagi Institusi FKTP Puskesmas Tiuh Toho
Sebagai bahan masukan atas hasil analisis terkait faktor apa saja
yang berhubungan dengan rendahnya kunjungan ibu untuk penimbangan
balita ke posyandu sehingga dapat dijadikan dasar dalam menyusun
kebijakan kedepannya terkait dengan upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kunjungan ibu ke posyandu.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menjadi masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
terkait dengan faktor apa saja yang berhubungan dengan rendahnya
kunjungan ibu untuk penimbangan balita ke posyandu sehingga dapat
memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang faktor apa saja
yang terkait dengan rendahnya kunjungan ke posyandu di Indonesia
secara umum.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini meliputi jenis penelitian analitik kuatitatif.
Dilakukan untuk menegtahui apakah ada hubungan antara kualitas pelayanan
dengan kepatuhan kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu .
Objek penelitian adalah kualitas pelayanan kader, kondisi fasilitas, kehadiran
tenaga kesehatan dan kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu
dan subjek penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki bayi di wilayah kerja
Puskesmas Tiuh Toho. Subjek penelitian adalah seluruh ibu yg memiliki balita
di wilayah kerja Puskesmas Tiuh Toho. Penelitian dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Tiuh Toho yang akan dilaksanakan pada tanggal 5-17 Juli 2023.
Data yang digunakan adalah data primer dengan teknik pengumpulan data
8

penyebaran kuesioner atau angket di posyandu-posyandu atau rumah ibu balita


yang sudah terpilih menjadi sampel jika ibu balita tidak datang di posyandu,
menggunakan instrumen penelitian berupa lembar kuesioner dan pengolahan
data dengan menggunakan rumus distrubusi frekuensi dan analisa chi square.
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Posyandu
2.1.1 Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pelayanan kesehatan
dasar adalah pelayanan kesehatan vang mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan yang sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan,
yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare (Kemenkes,
2018).

2.1.2 Tujuan Kegiatan Posyandu


1. Tujuan Umum
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyeIenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan
AKB.
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB (Kemenkes,
2018).

9
10

2.1.3 Kegiatan Posyandu


Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan Utama
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
a) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang
dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas
ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian
imunisasi Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan,
ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
b) Untuk Iebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka
Posyandu atau pada hari Iain sesuai dengan kesepakatan.
2) Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup:
a) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina).
b) Pemberian vitamin A dan tablet besi.
c) Perawatan payudara.
d) Senam ibu nifas.
e) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan,
dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan
payudara, pemeriksaan tinggifundus dan pemeriksaan lochia.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
3) Bayi dan Anak balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksana-kan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak.
11

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk


balita mencakup:
a) Penimbangan berat badan
b) Penentuan status pertumbuhan
c) Penyuluhan
d) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.
b. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga
kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling KB.
Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan
pemasangan.
c. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu
hamil.
d. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah
bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan
meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan
pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin
A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas
ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk
yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2
kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
e. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Penganggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain
12

penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri


oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.
2. Kegiatan Pengembangan/Tambahan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu
dengan kegiatan baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan.
Kegiatan baru tersebut misalnya; perbaikan kesehatan lingkungan,
pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan
masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
Posyandu Plus (Kemenkes, 2018).

2.1.4 Sarana dan Prasarana Posyandu


Mekanisme kerja Posyandu pada prinsipnya dilakukan dengan sistem 5 (lima)
meja pelayanan yaitu melalui pendaftaran (meja 1), penimbangan bayi dan
balita (meja 2), pencatatan hasil melalui pengisisan kartu menuju sehat (meja
3) penyuluhan Perorangan, merujuk dan menyebarluaskan program (meja 4)
sampai kepada pelayanan KB-KIA, Imunisasi dan Pengobatan (Meja 5).
Penyelenggaraan kegiatan Posyandu sesuai dengan paket minimal revitalisasi
Posyandu sesuai dengan paket minimal revitalisasi Posyandu, maka
diperlukan sarana untuk Posyandu berupa antara lain:
1. KMS untuk semua bayi dan anak balita
2. KMS untuk semua ibu hamil
3. Timbangan dacing
4. Pita lingkar lengan atas (LILA)
5. Peralatan alat masak-memasak (Panci, Penggorengan, Kompor, dan lain-
lainnya.
6. Bahan komunikasi, informasi dan Edukasi (KIE)
7. Test Kit iodisasi garam
8. Dukungan transportasi dan kunjungan rumah
9. Obat-obatan: kapsul Vitamin A, Tablet Fe dan sirup Fe Kapsul yodium,
Obat cacing dan Oralit
10. ATK dan format SIP
11. Alat-alat kontrasepsi (Kemenkes, 2018).
13

2.1.5 Kader Posyandu


Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat
yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan
kegiatan Posyandu secara sukarela. Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan
dan digerakkan oleh Kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari
Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal
jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah
yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 5
langkah.

2.1.6 Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Posyandu


Penyelenggaraan Posyandu pada hakekatnya dilaksanakan dalam 1 (satu)
bulan kegiatan, baik pada hari buka Posyandu maupun di luar hari buka
Posyandu. Hari buka Posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan.
Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila
diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.
Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi
yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut
dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai
RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau
tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang dapat
disebut dengan nama "Wisma Posyandu” atau sebutan lainnya (Kemenkes,
2018).

2.2 Kepatuhan Kunjungan penimbangan balita ke Posyandu


2.2.1 Pengertian Kepatuhan Kunjungan penimbangan balita ke Posyandu
Teori kepatuhan (compliance theory) menjelaskan mengenai suatu kondisi
dimana seseorang taat terhadap perintah atau aturan yang telah ditetapkan.
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut
perintah. Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan
dan perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain. Menurut
Notoatmodjo (2017) kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku dari
perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan.
14

Faktor-faktor yang bisa berpengaruh pada kepatuhan menurut Soekanto


dalam Riadi (2021) pada setiap keadaan namun ada juga berpengaruh pada
situasi yang bersifat kuat dan ambigu saja.
1. Kepribadian. Adalah faktor internal yang dimiliki individu. Faktor ini
tergantung pada dimanakah individu tumbuh dan peranan pendidikan
yang diterima.
2. Kepercayaan. Suatu perilaku yang ditampilkan individu kebanyakan
berdasarkan keyakinan yang dianut. Perilaku patuh berdasarkan
kepercayaan juga disebabkan adanya penghargaan dan hukuman yang
berat.
3. Lingkungan. Nilai-nilai yang tumbuh dalam suatu lingkungan nantinya
juga akan mempengaruhi proses internalisasi yang dilakukan oleh
individu

Berdasarkan hal tersebut maka faktor yang berhubungan dengan kepatuhan


biasanya tidak berdiri sendiri namun terkait dengan perilaku yang
mengikutinya dalam hal ini misalnya kepatuhan melakukan kunjungan
penimbangan balita ke Posyandu. Kepatuhan kunjungan peimbangan balita
ke posyandu mengacu pada tingkat kehadiran ibu dan anak balita pada saat
pelaksanaan kegiatan posyandu untuk menimbang balitanya secara teratur
dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dalam hal ini, kepatuhan
kunjungan diukur dengan memperhitungkan jumlah kunjungan yang
dilakukan oleh ibu dan anak untuk Penimbangan balita ke posyandu dalam
periode tertentu (biasanya dalam setahun).

Tujuan dari kepatuhan kunjungan penimbangan balita ke posyandu adalah


untuk memastikan bahwa ibu dan anak balita mendapatkan akses pelayanan
kesehatan dasar dan mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebih
serius di kemudian hari dan memantau pertumbuhan serta perkembangan
balita. Kepatuhan kunjungan penimbangan balita ke posyandu adalah salah
satu indikator keberhasilan program posyandu dalam memberikan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, terutama untuk mencegah
15

terjadinya penyakit pada anak balita dan meningkatkan status kesehatan ibu
dan anak balita (Kemenkes, 2018).

2.2.2 Penimbangan Balita


Penimbangan balita adalah kegiatan penimbangan berat badan dan
pengukuruan Panjang atau Tinggi badan pada balita usia 0-59 bulan.
Penimbangan balita merupakan langkah atau tahap di meja kedua dalam
kegiatan posyandu. Penimbangan yang rutin dilakukan setiap bulan di
Posyandu, hal ini bertujuan untuk mengetahui atau deteksi dini apakah bayi
/balita sakit atau tidak, kelengkapan Imunisasi dan mendapatkan
penyuluhan gizi.

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada kegiatan posyandu bayi dan balita
ini antara lain : mendata nama anak, melakukan penimbangan berat badan
serta pengukuran tinggi badan, pencatatan dan penyuluhan/konseling
(Kemenkes, 2018).

2.2.3 Kriteria Kepatuhan Kunjungan ke Posyandu


Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018), kriteria
kepatuhan kunjungan penimbangan balita ke posyandu adalah sebagai
berikut:
1. Kepatuhan kunjungan penuh: ibu dan anak balita telah mengikuti
seluruh jadwal kunjungan posyandu yang telah ditentukan, yaitu 12 kali
dalam setahun.
2. Kepatuhan kunjungan tidak penuh: telah mengikuti sebagian jadwal
kunjungan posyandu yang telah ditentukan selama setahun, dengan
jumlah kunjungan minimal 8 kali dalam setahun.
3. Kepatuhan kunjungan terlambat: telah mengikuti seluruh jadwal
kunjungan posyandu, tetapi melebihi batas waktu yang telah ditentukan,
yaitu batas waktu maksimal 1 bulan setelah jadwal kunjungan.
4. Kepatuhan kunjungan tidak sama sekali: ibu dan anak balita tidak
mengikuti sama sekali jadwal kunjungan posyandu yang telah
ditentukan selama setahun.
16

Dalam penelitian ini kriteria kepatuhan diukur berdasarkan jumlah


kunjungan penimbangan balita ke posyandu dalam jangka waktu setahun
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Patuh, jika rutin melakukan kunjungan penimbangan ke posyandu setiap
bulannya selama satu tahun atau minimal melakukan kunjungan dengan
jumlah kunjungan minimal 8 kali dalam setahun
2. Tidak patuh jika ibu melakukan kunjungan kurang dari 8 kali dalam
setahun.

2.3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan kunjungan ke


Posyandu
Banyak faktor yang melatar ibu untuk melakukan kunjungan ke posyandu.
Menurut Kemenkes (2018) dan beberapa jurnal ilmiah terdahulu beberapa
faktor yang berhubungan dengan kunjungan penimbangan balita ke Posyandu
diantaranya yaitu

2.3.1 Faktor Internal


Faktor sosial ekonomi seperti Pengetahuan, Sikap, persepsi., sosial ekonomi
pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan ibu memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kunjungan ke posyandu.
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi
melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai insentitas
atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2017).
17

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai


enam tingkat (HL. Bloom dalam Notoatmodjo, 2017)
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Biasanya
digunakan kata kerja menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasikan, dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang sudah memahami suatu
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, dan
sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Misalnya penggunaan
hukum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
situasi atau kasus lain.
d. Analisis (Analisys)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi dan berkaitan satu sama lainnnya. Misalnya kemampuan
untuk memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Artinya,
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru
dari formulasi-formulasi yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian tersebut
18

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri ataupun yang


telah ada. Misalnya, membandingkan antara orang yang menggunakan
obat secara rasional, tidak rasional, dan sebagainya.

Adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu untuk


melaksankaan kunjungan ke posyandu dapat didasarkan atas teori yang
dikemukakan oleh Notoatmodjo (2017) yang menyebutkan bahwa
pengetahuan merupakan dominan perilaku yang sangat penting dalam
membentuk prilaku seseorang. Menurut teori Green dalam Notoatmodjo
(2017) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor
prediposisi terjadinya perubahan prilaku seseorang. Pengetahuan
mempunyai hubungan yang eksponensial dengan tingkat kesehatan.
Semakin tinggi pengetahuan semakin mudah menerima konsep hidup
sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan, jika tingkat
pengetahuan ibu baik maka diharapkan derajat kesehatanya juga baik.
Orang dengan pengetahuan yang yang baik tentang suatu hal cenderung
akan melakukan hal yang sesuai dengan pengetahuannya tersebut
(Notoatmodjo, 2017).

Berdasarkan teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa ibu yang memiliki
pengetahuan yang baik tentang pertumbuhan balita, maka ia akan
cenderung berperilaku untuk melakukan perilaku tersebut, demikian pula
sebaliknya pengetahuan ibu kurang maka ia akan kurang memperhatikan
perilaku tersebut karena menganggap hal itu tidak terlalu penting.

Persepsi tentang manfaat dan pentingnya kunjungan ke posyandu juga


mempengaruhi frekuensi kunjungan. Ibu yang memiliki persepsi yang
positif terhadap posyandu cenderung lebih rajin mengunjungi posyandu
(Sulistyorini, 2020).

2. Sikap
Menurut Azwar (2017), sikap merupakan reaksi respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap
19

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan


pelaksaan motif tertentu. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan :
a. Menerima (receiving) yaitu bahwa orang atau subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan.
b. Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban bila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu
indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuaing) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsibility) yaitu bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan
sikap yang paling tinggi.
Seseorang ibu yang memiliki sikap positif atas kegiatan dari posyadnu
akan cenderung membentuk perilaku sesuai dengan apa yang disikapinya
tersebut. Sikap positif akan membentuk perilaku yang positif pula, ibu
yang memiliki sikap positif terhadap kegiatan posyandu memiliki
kecenderungan untuk patuh melakukan kunjungan (Azwar, 2017).
3. Persepsi
Persepsi adalah proses interpretasi dan penerimaan informasi yang
diterima melalui panca indera dan proses kognitif. Proses ini terjadi secara
simultan dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal,
seperti pengalaman masa lalu, budaya, nilai-nilai, keyakinan, dan
harapan. Menurut teori konstruktivisme, persepsi dipengaruhi oleh
pemahaman individu tentang dunia dan pengalaman masa lalu. Pada teori
ini, persepsi dipandang sebagai proses konstruksi dalam pikiran individu
berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Teori kognitif juga menyatakan
bahwa persepsi dipengaruhi oleh proses mental individu, seperti
perhatian, memori, dan penilaian (Goldstein, E. B., 2018).

Persepsi tentang manfaat dan pentingnya kunjungan ke posyandu juga


mempengaruhi frekuensi kunjungan. Ibu yang memiliki pengetahuan yang
cukup tentang kesehatan dan memiliki persepsi yang positif terhadap
posyandu cenderung rajin mengunjungi posyandu (Sulistyorini, 2020).
20

4. Kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu bagian dari faktor predisposisi atau sering
disebut sebagai faktor yang berkaitan dengan motivasi seseorang atau
kelompok untuk melakukan segala tindakan, berdasar asumsi-asumsi
tentang perubahan perilaku. Seseorang yang mempunyai atau meyakini
suatu kepercayaan tertentu akan mempengaruhi perilakunya dalam
menghadapi suatu penyakit yang akan berpengaruh terhadap kesehatannya
(Notoatmodjo, 2017)
5. Pendidikan
Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), yaitu proses
perubahan sikap dan tata laku sesorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajararan dan pelatihan.
Menurut Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1
menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Pengertian pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang
Sisdiknas tersebut menjelaskan bahwa pendidikan sebagai proses yang di
dalamnya seseorang belajar untuk mengetahui, mengembangkan
kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya untuk
menyesuaikan dengan lingkungan di mana dia hidup.

Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian materi /


bahan pendidikan kepada sasaran pendidikan (anak didik) guna mencapai
perubahan tingkah laku. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan
secara sadar untuk memberi pengaruh positif terhadap perkembangan anak
didik, dengan cara memberikan pengalaman dan pengetahuan
(Notoadmodjo, 2017).
21

Tingkat pendidikan ikut menentukan mudah atau tidaknya seseorang


menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, karena pada
umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin
mudah seseorang bisa menerima informasi sehingga semakin banyak pula
menerima pengetahuan yang dimilikinya, dan jika tingkat pendidikan
rendah, maka dapat menghambat perkembangan perilaku seseorang
terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Menurut (Notoatmodjo, 2017) menyatakan bahwa pendidikan yang rendah


dapat menyebabkan timbulnya pola pemikiran yang irasional dan adanya
kepercayaan-kepercayaan kepada takhayul. Dari pendapat tersebut dapat
dijelaskan bahwa wanita berpendidikan rendah akan sulit menerima hal-
hal baru. Sedangkan ibu yang melakukan pemeriksaan triple eliminasi
karena mendapat informasi yang cukup tentang manfaat dari pemeriksaan
tersebut. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan
formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka masyarakat diharapkan lebih


mudah untuk menerima dan mengerti pesan-pesan kesehatan, begitupun
sebaliknya semakin rendah pendidikan masyarakat maka semakin sulit
pula dalam menerima dan mengerti pesan-pesan kesehatan yang
disampaikan, sehingga ketika petugas kesehatan menyampaikan sesuatu
infromasi tidak dapat langsung diterima oleh masyarakat. Ketika
seseorang memiliki pendidikan yang rendah biasanya ia akan kesulitan
untuk mencetuskan ide-ide, pertanyaan atau kebimbangan yang ada dalam
dirinya, lebih cenderung tertutup dan pisimis jika menghadapi masalah
juga dalam hal pengambilan keputusan lebih susah memutuskan,
akibatnya apabila ada informasi baru proses menerima informasi tersebut
lebih lambat, sebaliknya orang yang berpendidikan tinggi akan lebih
mudah menerima ide atau perubahan dengan sikap terbuka (Notoatmodjo,
2017).
22

Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih
sering membawa anak mereka ke Posyandu. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa Ibu dengan pendidikan yang lebih tinggi dan
pekerjaan yang stabil cenderung lebih sering mengunjungi posyandu
(Sulistyorini, 2020; Kusuma & Widayanti, 2020).

6. Pekerjaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pekerjaan berarti sesuatu yang
dilakukan yang dijadikan pokok penghidupan; sesuatu yang dilakukan
untuk mendapat nafkah. Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama
yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan
digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi
seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap
sinonim dengan profesi. Kerja adalah aktivitas, gawai, kegiatan, operasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan pekerjaan adalah operasi, order,
proyek, kewajiban, tugas, aktivitas, kegiatan, kesibukan, urusan, karier,
profesi, pencaharian seseorang (Pratiwi et all. (2019).

Status pekerjaan ibu menjadi alasan ibu untuk tidak membawa balita nya
ke posyandu karena kurang mempunya waktu untuk anaknya, dan juga
status sosial ekonomi keluarga mempengaruhi ibu dalam mabawa
balitanya ke posyandu jika membuthkan biaya transportasi untuk menuju
ke posyandu jika semakin baik perekonomian keluarga maka daya beli
juga mudah, sebaliknya semakin buruk perekonomian, maka daya beli
akan makanan tambahan lebih sukar. Ibu yang bekerja di luar rumah
mungkin memiliki waktu yang lebih sedikit untuk membawa anak ke
Posyandu (Faridah, dkk, 2018).

7. Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga merupakan pendapatan yang diterima oleh rumah
tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah
tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga.
Secara konkritnya pendapatan keluarga berasal dari :
23

a. Usaha itu sendiri : misalnya berdagang, bertani, membuka usaha


sebagai wiraswastawan
b. Bekerja pada orang lain: misalnya sebagai pegawai negeri atau
karyawan
c. Hasil dari pemilihan: misalnya tanah yang disewakan dan lain-lain.
Pendapatan bisa berupa uang maupun barang misal berupa santunan
baik berupa beras, fasilitas perumahan dan lain-lain. Pada umumnya
pendapatan manusia terdiri dari pendapatan nominal berupa uang dan
pendapatan riil berupa barang (Notoatmodjo, 2017)

Keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi cenderung lebih sering


membawa anak mereka ke Posyandu (Wibowo, dkk., 2021).

2.3.2 Faktor Eksternal


1. Aksesbilitas
Faktor aksesibilitas seperti jarak, transportasi, dan fasilitas posyandu juga
berpengaruh terhadap kunjungan ke posyandu.
a. Jarak Rumah ke Posyandu
Jarak dalam pengertian sehari-hari merujuk pada panjang (secara
fisik) antara dua buah posisi, atau suatu estimasi berdasarkan kriteria
tertentu (misalnya jarak tempuh antara rumah ke posyandu). Jarak
merupakan rentang atau ukuran seberapa jauh dari lokasi dengan
lokasi lainnya, dalam hal ini adalah jarak rumah ibu dengan posyandu.
Jarak rumah ke Posyandu menjadi faktor yang berhubungan dengan
kunjungan terkait dengan usaha yang harus dilakukan untuk mencapai
posyandu tersebut, jika jarak antara rumah dan Posyandu terlalu jauh,
mungkin sulit bagi ibu untuk membawa anak mereka ke Posyandu,
karena memerlukan waktu yang lama atau biaya transporasti yang
mahal untuk mencapainya (Faridah, dkk, 2018).

b. Ketersediaan Transportasi
Ketersediaan transportasi adalah ketersediaan alat atau sarana yang
digunakan untuk memindahkan barang dan manusia, serta
menghubungkan beberapa daerah atau lokasi satu dengan lainnya.
24

Jika ibu tidak memiliki akses ke kendaraan umum atau kendaraan


pribadi, mungkin sulit bagi mereka untuk membawa anak mereka ke
Posyandu (Kemenkes, 2018). Ibu yang tinggal di daerah yang sulit
dijangkau dan memiliki akses terbatas ke transportasi cenderung lebih
jarang mengunjungi posyandu (Kusuma & Widayanti, 2020).

2. Dukungan Keluarga
Dalam teori Lawrence Green dukungan keluarga menjadi salah satu
faktor penguat bagi ibu untuk bertindak. Dukungan keluarga merupakan
bentuk dukungan sosial terdekat yang selama ini berlangsung dalam
kehidupan ibu, suami adalah sosok yang paling dekat dengan wanita,
bahkan menjadi seseorang yang dapat mempengaruhi keputusan yang
diambil. Seorang istri menganggap dukungan suami maupun keluarga
sebagai bentuk dukungan sosial anggota keluarga yang mungkin
menganggap suatu hal berguna atau tidak. L. Green, 2013 dalam
(Notoatmodjo, 2017)
Jenis-jenis dukungan antara lain:
a. Dukungan emosional yaitu dukungan yang mencakup pemberian
empati, cinta, kejujuran, dan perawatan serta memiliki kekuatan yang
hubungannya konsisten dengan status kesehatan. Aspek-aspek dari
dukungan emosional adalah dukungan yang diwujudkan dalam
bentuk afeksi.
b. Dukungan fisik yaitu menjelaskan tentang pemberian perhatian dan
pelayanan dari orang lain atau suami.
c. Dukungan informasional yaitu menjelaskan tentang pemberian saran,
sugesti dan informasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan
suatu masalah. Aspek-aspek dalam dukungan informasional adalah
dalam bentuk nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian
informasi.
d. Dukungan penghargaan yaitu berisi tentang hal-hal untuk
mengevaluasi diri dan perbandingan sosial. Aspek-aspek dukungan
penghargaan adalah dengan adanya ungkapan rasa hormat,
penghargaan dan dorongan untuk maju.
25

Berdasarkan salah satu penelitian yang dilakukan oleh Sari (2021)


menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan
keluarga dengan kunjungan ibu balita ke posyandu. Ibu yang
mendapatkan dukungan sosial yang baik yaitu dukungan dari suami
ataupun keluarga cenderung akan membawa balitanya ke posyandu.

3. Faktor Kualitas Pelayanan


Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai berfokus pada memenuhi
kebutuhan dan persyaratan, serta pada ketepatan waktu untuk memenuhi
harapan pelanggan. Menurut Fandy Tjiptono (2017) mendefinisikan
kualitas pelayanan atau kualitas jasa sebagai ukuran seberapa bagus
tingkat layanan yang diberikan.

Kualitas Pelayanan merupakan faktor yang sangat penting khususnya


bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Aplikasi kualitas Kualitas
Pelayanan sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan
bagian dari strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang
berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar maupun strategi untuk
terus tumbuh. Faktor penyebab buruknya kualitas Kualitas Pelayanan
menurut Fandy Tjiptono (2017), faktor penyebab buruknya kualitas
Pelayanan adalah sebagai berikut :
a. Produksi dan konsumsi yang terjadi secara simultan salah satu
karakteristik unik jasa atau layanan adalah inseparability (tidak dapat
dipisahkan), artinya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat
bersamaan. Hal ini kerap kali membutuhkan kehadiran dan
partisipasi pelanggan dalam proses penyampaian jasa.
Konsekuensinya, berbagai macam persoalan sehubungan dengan
interaksi antara penyedia layanan dan pelanggan bisa saja terjadi.
Beberapa kelemahan yang mungkin ada pada karyawan jasa dan
mungkin berdampak negatif terhadap persepsi kualitas meliputi :
1) Tidak terampil dalam melayani pelanggan;
2) Cara berpakaian yang kurang sesuai konteks;
26

3) Tutur kata karyawan kurang sopan;


4) Mimik muka selalu cemberut.
b. Intensitas tenaga kerja yang tinggi keterlibatan karyawan secara
insentif dalam penyampaian layanan dapat pula menimbulkan
masalah kualitas yaitu berupa tingginya variabilitas yang dihasilkan.
Faktor-faktor yang biasa mempengaruhinya antara lain :
1) Upah rendah (umumnya pemberi layanan yang melayani atau
berinteraksi langsung dengan pelanggan memiliki tingkat
pendidikan dan upah yang paling rendah);
2) Pelatihan yang kurang memadai atau bahkan tidak sesuai dengan
kebutuhan organisasi;
3) Motivasi kerja karyawan rendah.
c. Dukungan terhadap pelanggan internal kurang memadai. Kader
merupakan ujung tombak sistem penyampaian layanan. Dalam
banyak kasus, keramahan dan kesopanan bisa jadi memberikan kesan
pertama bagi ibu balita yang ingin berhubungan dengan sebuah
penyedia jasa. Agar dapat mampu melayani pelanggan secara efektif,
mereka membutuhkan dukungan dari fungsi-fungsi utama
manajemen. Dukungan tersebut bisa juga berupa peralatan (perkakas,
material, pakaian, seragam), pelatihan keterampilan maupun
informasi.
d. Gap komunikasi, bila terjadi gap komunikasi, maka bisa timbul
penilaian atau persepsi negatif terhadap kualitas layanan. Gap-gap
komunikasi bisa berupa :
1) Penyedia layanan memberikan janji berlebihan, sehingga tidak
mampu memenuhinya.
2) Penyedia layanan tidak bisa selalu menyajikan informasi terbaru
kepada para pelanggan.
3) Pesan komunikasi penyedia layanan tidak dipahami.
4) Penyedia layanan tidak memperhatikan atau tidak segera
menindaklanjuti keluhan atau saran.
27

e. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama dalam hal


interaksi dengan penyedia layanan, tidak semua pelanggan bersedia
menerima layanan yang seragam, sering terjadi ada pelanggan yang
menginginkan atau bahkan menuntut layanan yang sifatnya personal
dan berbeda dengan pelanggan lain. Hal ini memunculkan tantangan
bagi penyedia layanan dalam hal individual dan memahami perasaan
pelanggan terhadap penyedia layanan dan layanan spesifik yang
mereka terima.
f. Perluasan atau pengembangan layanan secara berlebihan bila
terlampau banyak layanan baru dan tambahan terhadap layanan yang
sudah ada, hasil yang didapatkan belum tentu optimal, bahkan tidak
tertutup kemungkinan timbul masalah-masalah seputar standar
kualitas layanan. Selain itu, pelanggan juga bisa bingung
membedakan variasi penawaran layanan baik dari segi fitur,
keunggulan maupun tingkat kualitasnya.
g. Visi bisnis jangka pendek (misalnya orientasi pencapaian target dan
penghematan biaya sebesar-besarnya, peningkatan produktivitas
tahunan, dll) bisa merusak kualitas layanan yang sedang dibentuk
untuk jangka panjang.

Sedangkan Christian Gronroos dalam Rolando (2018) mengemukakan


bahwa terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kualitas Kualitas Pelayanan
yaitu:

a. Menjaga dan memperhatikan, bahwa pelanggan akan merasakan


kepuasan kualitas Pelayanan dan sistem operasional yang ada dapat
menyelesaikan problem mereka.
b. Spontanitas, dimana kader menunjukan keinganan untuk
menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah, kader yang
berhubungan langsung dengan ibu balita harus memiliki kemampuan
untuk menjalankan tugas berdasarkan standar yang ada, termasuk
pelatihan yang diberikan untuk dapat memberikan Kualitas Pelayanan
yang lebih baik.
28

c. Perbaikan, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan harus


mempunyai personil yang dapat menyiapkan usaha-usaha khusus
untuk dapat mengatasi kondisi tersebut.

Dimensi kualitas pelayanan publik yang menjadi tolak ukur dalam


memberikan kepuasan pada masyarakat yaitu, reliability, responsiviness,
assurance, empaty, dan tangibles.
a. Bukti langsung (tangibles), meliputi tampilan fisik, perlengkapan,
pegawai dan sarana komunikasi.
b. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan untuk membantu
para ibu dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
d. Jaminan (assurance), mencangkup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya yag dimiliki para staf: bebasdari bahaya, resiko, atau
ragu-ragu.
e. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan
(Tjiptono, 2017).

Kualitas pelayanan posyandu juga mempengaruhi frekuensi kunjungan.


Ibu yang merasa puas dengan kualitas pelayanan posyandu dan merasa
diperlakukan dengan baik cenderung lebih sering mengunjungi posyandu
(Sulistyorini, 2020).

1. Kualitas Pelayanan Posyandu


Kualitas layanan adalah tingkat kepuasan dan kinerja pelayanan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap pasien. Kualitas layanan
kesehatan juga meliputi kepuasan pasien terhadap pelayanan,
keterampilan tenaga kesehatan, keamanan pasien, kemudahan akses,
serta pengobatan dan perawatan yang efektif dan efisien. Kualitas
pelayanan posyandu adalah kinerja pelayanan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang ada di posyandu seperti dokter, bidan ataupun
29

kader selama pelaksanana kegiatan posyandu (Wulandari dan


Fitriahadi, 2021). Kualitas pelayanan posyandu adalah sejauh mana
kinerja dari pelayanan di posyandu yang terdiri atas pelayanan di 5
(lima) meja yaitu : 1) pendaftaran, 2) pengukuran tinggi badan dan
berat badan, 3) pencatatan, 4) penyuluhan gizi, dan 5) pelayanan
kesehatan (Kemenkes, 2018).

Kualitas pelayanan posyandu merupakan faktor penting yang


mempengaruhi kunjungan ke posyandu. Tenaga kesehatan seperti
bidan atau perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, termasuk pemeriksaan kesehatan dan pemberian
imunisasi kepada anak-anak yang datang ke posyandu (Wulandari et
al., 2019).

Kualitas pelayanan posyandu dapat di ukur dari sejauh mana kinerja


para pelaksana posyandu dalam memberikan pelayanan utama dari
posyandu yang meliputi:
a. Kesehatan lbu dan Anak (KIA)
1) Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi
(pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi
fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
b) Untuk lebih meningkatkan kesehatan itu hamil, perlu
diselenggarakan Kelas lbu Hamil pada setiap hari buka
Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.
Kegiatan Kelas lbu Hamil
30

2) lbu Nifas dan Menyusui


Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup:
a) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan,
lnisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi.
b) Pemberian 2 kapsul vitamin A
c) Perawatan payudara.
d) Pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara,
pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan
lochia oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

3) Bayi dan Anak balita


Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus
dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas
tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada
waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya
tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita
dengan pengawasan orangtua di bawah bimbingan kader.
Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai
dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang
diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
a) Penimbangan berat badan
b) Penentuan status pertumbuhan
c) Penyuluhan dan konseling
d) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan
pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh
kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
b. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada
31

tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan


KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan
yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan
pemasangan IUD dan implant.
c. lmunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.
d. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan
yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi,
pemberian makanan tambahan (PMT lokal, suplementasi vitamin
A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi
Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali
berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader
wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.
e. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare
di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila
diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh
petugas kesehatan (Kemenkes, 2018)

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pelayanan poyandu terkait


dengan kepatuhan ibu melakukan kunjungan diantarnya penelitian
Pitaloka dan Ryandini (2019) terhadap ibu balita di di Kelurahan
Gedongombo Kecamatan Semanding menyebutkan bahwa distribusi
kunjungan ibu balita di posyandu di tinjau dari pelayanan posyandu,
dapat disimpulkan semakin baik pelayanan yang diberikan maka
semakin rutin ibu balita dalam mengikuti kegiatan di posyandu,
sebaliknya semakin rendah pelayanan yang diberikan maka semakin
32

tidak aktif kunjungan ibu balita dalam kegiatan di posyandu.


Penelitian Lushinta dkk (2022) di wilayah kerja Puskesmas Sebulu
dengan hasil sebagian besar ibu yang menyatakan pelayanan poyandu
baik aktif melakukan kunjungan ke posyandu demikian pula
sebaliknya sebagian besar ibu yang menyatakan pelayaan posyandu
kurang baik tidak aktif datang ke posyandu atau dengan kata lain ada
hubungan kualitas pelayanan posyandu dengan kunjungan ibu balita
ke posyandu (p value; 0,004).

2. Pelayanan Kader
a. Definisi Pelayanan Kader
Kader posyandu yang merupakan anggota masyarakat yang
dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja
bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela
dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perorangan
maupun pelayanan posyandu secara rutin. Pelayanan kader adalah
kinerja pelayanan yang diberikan oleh kader terhadap pengguna
layanan kesehatan posyandu dalam hal ini ibu bayi dan balita serta
ibu hamil, nifas dan menyusui.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Kader dalam pelayanan posyandu


Tugas dan Tanggungjawab kader:
1) Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
a) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan
warga setempat.
b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu.
c) Mempersiapkan sarana Posyandu.
d) Melakukan pembagian tugas antar kader.
e) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas
Iainnya.
f) Mempesiapkan bahan PMT penyuluhan.
2) Pada hari buka Posyandu, antara lain:
a) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.
33

b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang


berkunjung ke Posyandu.
c) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan
mengisi buku register Posyandu.
d) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling
kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta
memberikan PMT.
f) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan
kesehatan dan KB sesuai kewenangannya.
g) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas
kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil
kegiatan serta tindak lanjut.
3) Di luar hari buka Posyandu, antara lain:
a) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu
hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita.
b) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah
Semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju
Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang Datang
pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan
berat badannya naik.
4) Melakukan tindak lanjut terhadap
a) Sasaran yang tidak datang.
b) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan.
5) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke
Posyandu saat hari buka.

Pelayanan kader merupakan faktor penting yang dapat


mempengaruhi kunjungan ke posyandu. Kader merupakan ujung
tombak dari program posyandu, yang berperan sebagai penggerak
masyarakat untuk datang ke posyandu dan memfasilitasi kegiatan
posyandu. Oleh karena itu, kualitas pelayanan kader yang baik
34

dapat mempengaruhi motivasi orang tua untuk membawa anaknya


ke posyandu (Wulandari et al., 2019).

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara


kualitas pelayanan kader dengan kunjungan ke posyandu. Sebagai
contoh, studi di Kabupaten Aceh Utara menemukan bahwa
kualitas pelayanan kader berpengaruh positif terhadap kunjungan
ke posyandu (Wulandari et al., 2019). Studi lain di Desa Harjosari,
Kabupaten Lampung Tengah, menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan kader berpengaruh signifikan terhadap kunjungan
balita ke posyandu (Saputra et al., 2018). Penelitian di Kecamatan
Simpang Empat, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, juga
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kader berhubungan
positif dengan kunjungan balita ke posyandu (Alkaff et al., 2019).

3. Kondisi Fasilitas posyandu


a. Definisi Kondisi Fasilitas
Kondisi fasilitas kesehatan adalah sejauh mana suatu fasilitas
kesehatan memenuhi standar minimal dalam hal sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien. Kondisi fasilitas kesehatan
meliputi fasilitas ruang tunggu, ruang pemeriksaan, fasilitas
sanitasi, fasilitas laboratorium, serta fasilitas penunjang lainnya
seperti obat dan peralatan medis (Kemenkes, 2018).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan


standar kondisi fasilitas kesehatan di Posyandu melalui Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Beberapa
kondisi fasilitas yang harus dipenuhi di Posyandu antara lain:
1) Ruang pemeriksaan yang cukup, dengan fasilitas kursi, meja,
dan lemari obat.
35

2) Fasilitas sanitasi yang memadai, termasuk kamar mandi dan


tempat mencuci tangan.
3) Fasilitas air bersih dan listrik yang memadai.
4) Perlengkapan medis dasar seperti timbangan bayi, stetoskop,
termometer, pengukur tinggi badan, dan alat untuk
pemeriksaan ibu hamil.
5) Obat-obatan dasar dan vitamin untuk ibu hamil dan anak
balita.
6) Buku KIA dan buku KMS untuk setiap peserta (Kemenkes,
2016).

Fasilitas di posyandu juga merupakan faktor yang mempengaruhi


kunjungan ke posyandu. Fasilitas yang baik dan memadai dapat
meningkatkan motivasi orang tua untuk membawa anaknya ke
posyandu. Salah satu penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa
kondisi fasilitas di Posyandu seperti adanya stadiometer untuk
mengukur tinggi badan, timbangan untuk mengukur berat badan,
dan pita pengukur lingkar kepala pada anak dapat meningkatkan
kunjungan ke Posyandu. Hal ini dikarenakan kondisi fasilitas yang
memadai dapat memudahkan tenaga kesehatan dalam melakukan
pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak serta
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa kondisi fasilitas di
Posyandu seperti ruangan yang nyaman dan bersih, aksesibilitas
yang baik, serta ketersediaan obat-obatan dan vitamin dapat
meningkatkan kepatuhan masyarakat untuk mengunjungi
Posyandu (Kusumawardani, R., & Yuniar, Y., 2018).

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara


fasilitas di posyandu dengan kunjungan ke posyandu, diantaranya
yaitu penelitian di Desa Harjosari, Kabupaten Lampung Tengah,
menunjukkan bahwa fasilitas posyandu berpengaruh signifikan
terhadap kunjungan balita ke posyandu (Saputra et al., 2018).
36

Studi di Kabupaten Aceh Utara juga menunjukkan bahwa kondisi


fisik dan fasilitas posyandu berpengaruh positif terhadap
kunjungan ke posyandu (Wulandari et al., 2019). Penelitian di
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menunjukkan bahwa
fasilitas posyandu seperti ruangan yang nyaman dan toilet yang
bersih berpengaruh positif terhadap kunjungan ke posyandu
(Widayati et al., 2016).

4. Kehadiran Tenaga Kesehatan


a. Definisi Kehadiran tenaga Kesehatan
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
Posyandu satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain
kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada setiap hari buka
Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam
sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu
antara lain sebagai berikut:
1) Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga
Berencana di langkah 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib
petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB Oleh
petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan.
Dengan perkataan Iain jika hari buka Posyandu lebih dari satu
kali dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya
oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.
3) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB
dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.
4) Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya
kepada Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan
melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan
Posyandu.
5) Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap lbu
Hamil, bayi dan anak balita serta melakukan rujukan ke
Puskesmas apabila dibutuhkan.
37

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara


kehadiran tenaga kesehatan dengan kunjungan ke posyandu
diantaranya studi di Kabupaten Aceh Utara menemukan bahwa
kehadiran tenaga kesehatan berpengaruh positif terhadap
kunjungan ke posyandu (Wulandari et al., 2019). Penelitian di
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, juga menunjukkan bahwa
kehadiran tenaga kesehatan di posyandu berpengaruh positif
terhadap kunjungan ke posyandu (Widayati et al., 2016). Studi di
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menemukan bahwa kehadiran
tenaga kesehatan di posyandu berhubungan positif dengan
peningkatan jumlah kunjungan ke posyandu (Novianti et al.,
2021).

2.4 Hasil Penelitian Terkait


Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kesesuaian dengan
penelitian yang dilakukan saat ini antara lain:
38

Tabel 2.1 Penelitian Terkait


No. Desain Populasi Sampel Variabel
Nama/Tahun Judul Hasil Penelitian
Penelitian
1. Pitaloka dan Hubungan Kualitas Cross Populasi dan sampel Kualitas layanan dan Ada hubungan antara
Ryandini, Pelayanan Kesehatan sectional sebanyak 36 frekuensi kunjungan pelayanan posyandu
(2019) Posyandu Terhadap responden ibu balita posyandu dengan kunjungan ibu
Frekuensi balita terhadap kunjungan
Kunjungan Ibu Balita Di ke posyandu
Posyandu VI Flamboyan
Lingkungan Kiring
Kelurahan Gedongombo
Kecamatan Semanding

2. Halimah dan Hubungan kualitas Cross Populasi dan sampel Kualitas layanan kader Terdapat hubungan yang
Adista (2021) pelayanan posyandu sectional sebanyak 150 dan minat kunjungan bermakna antara kualitas
dengan minat kunjungan responden ibu balita ibu pelayanan dengan minat
ibu di posyandu kunjungan ke Posyandu
Kemuning XII Desa Kemuning XII
Cibeber Cilegon DesaCibeber Cilegon (p
value: 0,000).

3. Alkaff et al., Hubungan antara Kualitas Cross Populasi sebanyak 254 Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan kader
(2019) Pelayanan Kader dan sectional balita dengan jumlah Kader, Fasilitas dan fasilitas posyandu
Fasilitas Posyandu sampel yang diambil Posyandu dan berhubungan positif
dengan Kunjungan Balita sebanyak 155 ibu Kunjungan Balita dengan kunjungan balita
di Kecamatan Simpang balita ke posyandu.
Empat Kabupaten
Sijunjung

4. Widayati et al., The Influence of Cross Populasi diambil dari 5 Kualitas layanan Fasilitas posyandu seperti
(2016) Posyandu Service Quality sectional posyandu sebanyak poyandu dan ruangan yang nyaman dan
on Toddler’s Visitation in 324 balita dengan kunjungan balita toilet yang bersih
Purbalingga District jumlah sampel yang berpengaruh positif
39

No. Desain Populasi Sampel Variabel


Nama/Tahun Judul Hasil Penelitian
Penelitian
diambil sebanyak 179 terhadap kunjungan ke
ibu balita posyandu

5. Wulandari et Factors Affecting the Deskriptif, 35 posyandu balita Kualitas Pelayanan Adanya hubungan positif
al., (2019) Visitation of Posyandu by Cross berstatus belum Posyandu antara kehadiran tenaga
Children Under Five sectional mantap (total kesehatan dengan
Years Old in Aceh Utara sampling) kunjungan ke posyandu.
Regency
6 Novianti et al., Factors Affecting the Cross Populasi sebanyak 174 Motivasi ibu, Kehadiran tenaga
(2021) Attendance of Toddlers at sectional balita dengan jumlah kelengkapan fasilitas, kesehatan di posyandu
Integrated Health Post sampel yang diambil kehadiran tenaga berhubungan positif
(Posyandu) in Sidoarjo sebanyak 121 ibu kesehatan dan dengan peningkatan
Regency. balita kunjungan balita jumlah kunjungan ke
posyandu.
7. Lushinta, dkk Persepsi kualitas Cross Populasi sebanyak 731 Kualitas pelayanan dan Ada hubungan kualitas
(2022) pelayanan posyandu sectional ibu balita. Sampel kunjungan ibu balita pelayanan posyandu
dengan kunjungan Ibu sebanyak 85 orang dengan kunjungan ibu
balita pada masa pandemi dengan dengan metode balita ke posyandu
covid-19 proposional accidental
sampling
8. Pitaloka dan Hubungan Kualitas Cross Populasi dan sampel Kualitas pelayanan dan ada hubungan signifikan
Ryandini Pelayanan Kesehatan sectional sebanyak 40 dan 36 kunjungan ibu balita antara pelayanan
(2019( Posyandu Terhadap responden yang posyandu dengan
Frekuensi Kunjungan Ibu diambil dengan teknik kunjungan ibu balita di
Balita Di Posyandu VI simple random Posyandu (ρ= 0,016)
Flamboyan Lingkungan sampling
Kiring Kelurahan
Gedongombo Kecamatan
Semanding
40

2.5 Kerangka Teori


Kerangka teori pada dasarnya adalah hubungan antara konsep-konsep yang
ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmojo, 2017). Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ke Posyandu,
maka kerangka teori dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Internal Eksternal

1. Pengetahuan 1. Aksesbilitas
2. Sikap a. Jarak rumah ke posyandu
3. Persepsi b. Ketersediaan transportasi
4. Kepercayaan 2. Dukungan Keluarga
5. Pendidikan 3. Kualitas Pelayanan
6. Pekerjaan a. Kualitas Pelayanan
7. Pendapatan keluarga Posyandu
(Sukanto dalan Riadi (2021), b. Pelayanan Kader
(Saputra et al., 2018) c. Kondisi Fasilitas
d. Kehadiran tenaga Kesehatan
(Saputra et al., 2018), (Wulandari et
al., 2019), (Kemenkes, 2018)

Kepatuhan Kunjungan ke Posyandu Balita

Sumber: (Sukanto dalan Riadi (2021) Kemenkes, 2018), Saputra et al.,


(2018), Wulandari et al., (2019), Novianti et al., (2021)
Keterangan:
---------- : Variabel yang tidak diteliti
: Variabel yang di teliti
Berdasarkan kerangka teori tersebut dapat dijabarkan bahwa faktor yang
berhubungan dengan Kepatuhan Kunjungan ke Posyandu Balita terdiri tas
fdaktor internal dan eksternal dimana faktor internal terdiri atas pengetahuan,
sikap, persepsi, kepercayaan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga
(Saputra et al., 2018) dan faktor eksternal terdiri atas faktor aksesbilitas
41

(Sukanto dalan Riadi (2021) dan kualitas pelayanan yang terdiri atas kualitas
pelayanan di posyandu, pelayanan kader (Wulandari et al., 2019), kondisi
fasilitas dan kehadiran tenaga kesehatan (Kemenkes, 2018).

2.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam satu penelitian adalah kerangka hubungan antara


konsep-konsep yang diamati melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2017). Berdasarkan kerangka teori yang sudah dijelaskan di
atas, penulis membatasi variabel penelitian melalui kerangka konsep
penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Kualitas Pelayanan
1. Kualitas Pelayanan Posyandu Kepatuhan Kunjungan
2. Pelayanan Kader, untuk Penimbangan
3. Kondisi Fasilitas Balita ke Posyandu
4. Kehadiran tenaga Kesehatan

Berdasarkan kerangka konsep tersebut maka variabel yang diangkat dalam


peneltiain ini adalah kualitas pelayanan yang meliputi kualitas pelayanan
posyandu, pelayanan kader, kondisi fasilitas di posyandu dan kehadiran
tenaga kesehatan pada saat hari pelaksanaan posyandu dimana keempat
variabel terebut menjadi alasan yang paling banyak dikemukakakn oleh ibu-
ibu yang tidak rutin berkunjung ke posyandu pada saat dilakukan survei
pedahuluan di lokasi yang akan dijadikan objek penelitian, sedangkan faktor
lain yang tidak diangkat dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap,
persepsi, kepercayaan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, jarak,
sarana transportasi dan dukungan keluarga terkait dengan informasi yang
diperoleh pada saat prasurvey dimana dari keseluruhan variabel tersebut
didapatkan informasi yang cenderung homogen ataupun jawaban yang
cenderung sama dari keseluruhan ibu seperti pengetahuan dan persepsi
sebagian besar ibu yang sudah baik, serta kondisi perekonomian yang dirasa
kurang mempengaruhi mengingat jasa layanan posyandu yang bersifat gratis
42

serta akses posyandu yang cukup mudah sehingga dianggap kurang terkait
dengan partuhan ibu untuk berkunjumg ke posyandu.

2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui adanya data yang terkumpul
(Arikunto, 2016). Hipotesa dalam penelitian ini adalah:
1. Ha : Ada Hubungan Kualitas Pelayanan Posyandu dengan
Kepatuhan Kunjungan Ibu untuk Penimbangan Balita ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2023
2. Ha : Ada Hubungan Pelayanan Kader dengan Kepatuhan
Kunjungan Ibu untuk Penimbangan Balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang
Bawang Tahun 2023
3. Ha : Ada Hubungan Kondisi Fasilitas dengan Kepatuhan
Kunjungan Ibu untuk Penimbangan Balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang
Bawang Tahun 2023
4. Ha : Ada Hubungan Kehadiran Tenaga Kesehatan dengan
Kepatuhan Kunjungan Ibu untuk Penimbangan Balita ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2023
43

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian (Sugiyono, 2017).

Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional yaitu sebuah


penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan
di antara dua variabel atau lebih dengan rancangan cross sectional untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek,
dengan cara pendekatan, observasional, atau pengumpulan data dikumpulkan
dalam kurun waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2016). Dalam proses
pengumpulan data, peneliti melakukan observasi dan pengukuran variabel
pada satu saat tertentu yang artinya bahwa tiap subjek hanya diobservasi satu
kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat penyebaran
kuisioner.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan


dengan Kepatuhan Kunjungan Ibu untuk Penimbangan Balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023
dengan pengumpulan data terkait dengan variabel penelitian kualitas
pelayanan kader, kondisi fasilitas, kehadiran tenaga kesehatan dan kepatuhan
kunjungan ke posyandu secara langsung kepada responden penelitian yaitu
ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang
Bawang.

43
44

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


3.2.1 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 5-17 Juli 2023

3.2.2 Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kecamatan
Menggala Kabupaten Tulang Bawang.

3.3 Subjek Penelitian


3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang
memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas Tiuh Tohou Kecamatan
Menggala Kabupaten Tulang Bawang. Data cakupan balita di wilayah kerja
Puskesmas Tiuh Tohou pada bulan Juni 2023 berjumlah 985 balita.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 2017). Sampel dari penelitian ini adalah sebagian ibu balita yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Tiuh Toho Kecamatan Menggala Kabupaten
Tulang Bawang
Adapun dalam pengembilan sampel memperhatikan kriteria inklusi dan
eksklusi sampel sebagai berikut:
Kriteria Inklusi:

1. Semua ibu yang memiliki balita berumur lebih dari 1 tahun sampai
dengan 5 tahun yang teregister pada Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Tiuh Tohou Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang
2. Ibu balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tiuh Tohou
Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang
3. Ibu balita yang teregister dan dengan data yang lengkap di Puskesmas
atau posyandu serta memiliki buku KIA.
45

Kriteria Eksklusi:

1. Ibu balita yang pertama kali melakukan kunjungan ke Posyandu karena


belum dapat diukur kepatuhannya
2. Ibu balita yang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi/tidak dapat
membaca dan menulis
3. Ibu balita yang memiliki lebih dari 1 orang balita dalam satu rumah.
Adapun untuk penentuan besar sampel minimum dalam penelitian ini
menggunakan rumus Lameshow dengan Uji Hipotesis Beda 2 Proporsi (two
failed) Crossectional. Berikut ini rumus perhitungannya :

( z 1- 2PQ + z p q + p q )2
1-  1 1 2 2
n=
( p - p )2
1 2

Keterangan:
N = Jumlah sampel yang dibutuhkan = n1 = n2
Z = Nilai Baku distribusi normal pada a atau  tertentu
Z 1 – α = Derajat Kepercayaan 95%=1,96
Z 1 – = Kekuatan Uji 90%=1,28
p1 = Persentase pelayanan kader yang kurang baik dengan ibu
yang melakukan kunjungan sebesar 57,4% atau 0,57
p2 = Persentase pelayanan kader yang baik dengan ibu yang
melakukan kunjungan sebesar 0,81% atau 0,8
(dari kepustakaan penelitian (Faridah, dkk, 2018)
Proporsi rata-rata (P) = (0,80+0,57)/2 = 0,69 Q=1-0,69 =0,31

2
(1.96√0,43 + 1.28 √0.404)
𝑛=
0,2262
4,407
𝑛=
0,051
𝑛 = 86,3 = 87
Dari hasil perhitungan besar minimal, diketahui jumlah sampel
sebanyak 87 responden.
46

3.3.3 Tehnik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan jenis


penelitian Proportional Random Sampling adalah suatu jenis teknik
pengambilan sampel dimana semua anggota mempunyai kesempatan yang
sama untuk dijadikan sampel sesuai dengan proporsinya (Sugiyono, 2017).
Berdasarkan hal tersebut maka seluruh ibu balita di wilayah kerja
puskesmas Tiuh Toho mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan
sampel. Dikarenakan wilayah kerja puskesmas Tiuh Toho terdiri dari 5 desa
sehingga pengambilan sampel di setiap desa didasarkan atas proporsi ibu
balita yang ada di masing-masing desa tersebut (Nursalam, 2017). Dari lima
desa tersebut diambil beberapa sampel yang dipilih secara random atau
acak. Proses pengambilan sampel dengan teknik ini adalah sebagai berikut:

1. Peneliti membagi populasi menjadi beberapa kelompok atau cluster


berdasarkan Desa. Adapun jumlah desa/cluster di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tiuh Toho sejumlah 5 Desa sehingga peneliti membagi
menjadi 5 cluster yaitu Desa Bujung Tenuk, Desa Astra Ksetra, Desa
Gunung Ujung Ilir, Desa Kagungan Rahayu dan Desa Tiuh Toho.
2. Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengambil wakil dari setiap desa yang ada, dimana banyaknya sampel
disesuaikan dengan proporsi jumlah balita yang ada di desa tersebut,
sehingga desa dengan jumlah balita terbanyak akan mendapatkan jatah
jumlah sampel yang juga paling banyak, demikian pula sebaliknya.
3. Untuk menentukan jumlah sampel untuk setiap desa berdasarkan
proporsinya dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Sampel
Jumlah Proporsi Perhitungan Jumlah
No. Nama Desa
Balita Populasi sampel sampel
1 Bujung Tenuk 111 11,2% (12%*96) 11
2 Astra Ksetra 140 14,2% (14,8%*96) 14
3 Ujung Gunung Ilir 294 29,8% (29%*96) 29
4 Kagungan Rahayu 146 14,8% (24,6%*96) 14
5 Tiuh Tohou 195 19,7% (19,7%*96) 19
Total 985 87
47

4. Untuk pengambilan sampel untuk setiap desa dilakukan dengan cara


random sampling terhadap ibu balita yang datang pada saat dilakukan
kegiatan posyandu.

3.4 Variabel Penelitian


Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) (Nursalam, 2017).

3.4.1 Variabel Dependen


Variabel dependen/terikat adalah variabel tergantung, terikat, akibat,
terpengaruh karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel
independen, variabel dependen pada penelitian ini adalah kepatuhan
kunjungan ke Posyandu

3.4.2 Variabel Independen


Variabel independent/bebas, sebab, mempengaruhi atau independen variabel
atau variabel risiko, variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas
pelayanan posyandu, pelayanan kader, kondisi fasilitas dan kehadiran tenaga
kesehatan.

3.5 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena (Hidayat, 2014). Untuk lebih memahami dan
menyamakan pengertian maka pada penelitian ini perlu disusun beberapa
definisi operasional seperti berikut:
48

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Definisi Alat Cara Kategori/ Skala


No Variabel
Operasional Ukur Ukur Hasil Ukur Ukur
Dependen
1. Kepatuhan Tingkat kehadiran Register Melihat 0: Tidak patuh, Nominal
Kunjungan ibu dan anak balita posyandu register jika kunjungan
untuk untuk dan Buku posyandu < 8 kali selama
penimbangan menimbangkan KIA atau buku setahun
Balita ke balira ke posyandu KIA 1: Patuh, jika
posyandu secara teratur dan kunjungan > 8 kali
sesuai jadwal yang dalam setahun
telah ditentukan (Kemenkes, 2018)
(Kemenkes, 2018)
Independen
2. Kualitas Tingkat kinerja Kuesioner Wawancara 0: Kurang, jika Ordinal
pelayanan pelayanan yang di mean < 10,58
posyandu berikan oleh tenaga 1: Baik, jika
kesehatan yang mean > 10,58
terlibat dalam
posyandu yang
terdiri dari 5 meja
(Kemenkes, 2018)
3 Pelayanan Kinerja pelayanan Kuesioner Wawancara 0: Kurang, jika Ordinal
Kader yang diberikan oleh mean < 5,24
kader selama hari 1: Baik, jika
pelaksanaan mean > 5,24
posyandu sesuai
dengan tugas dan
tanggungjawabnya
(Kemenkes, 2018)
4. Kondisi Sejauh mana Kuesioner Wawancara 0: Kurang baik, Ordinal
Fasilitas fasilitas yang jika mean <
tersedia memenuhi 25,48
standar minimal 1: Baik, jika
yang dibutuhkan mean > 25,48
untuk memberikan
pelayanan
kesehatan yang
efektif dan efisien
di posyandu
(Kemenkes, 2018)
5. Kehadiran Kehadiran tenaga Kuesioner Wawancara 0: tidak rutin, jika Ordinal
tenaga kesehatan ke tidak selalu
kesehatan posyandu yang hadir pada
diwajibkan di kegiatan
Posyandu satu kali posyandu
dalam sebulan 1: Rutin hadir,
(Kemenkes, 2018) selalu hadir
pada setiap
kegiatan
posyandu
49

3.6 Etika Penelitian


Penelitian sudah dinyatakan lulus laik etik dari Komisi Etik Penelitian
Universitas Mitra Indonesia dengan No. surat: S.25/101/FKES10/2023.
Menurut (Nursalam, 2017), Prinsip dasar etika penelitian yaitu:
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Peneliti menjelaskan prosedur penelitian setelah itu peneliti
memberikan lembar persetujuan menjadi responden, jika orang tua dan
anak menolak untuk dijadikan responden maka peneliti tidak memaksa
dan tetap menghormatihaknya.
2. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to
full disclosure)
Peneliti memberikan penjelasan secara rinci bertanggung jawab jika
sesuatu yang terjadi pada responden.
3. Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden (right to selft determination)
Peneliti menjelaskan langsung kepada responden yang tertulis
dilembar persetujuan, memberikan kesempatan pada orang tua untuk
bertanya terkait dengan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti dan memberikan kesempatan untuk responden menentukan
pilihanya mengikuti atau menolak. jika responden setuju untuk ikut serta
maka responden menandatangani lembar persetujuan yang diajukan oleh
peneliti.

4. Respect for justice an inclusiveness (keadilan dan keterbukaan)


Peneliti menjamin bahwa responden memperoleh perlakuan yang
adil dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan jenis kelamin,
agama, dan sebagainya.
5. Hak untuk dijaga kerahasian (right to privacy)
Dalam penelitian ini peneliti melindungi privasi dan kerahasian
identitas atau jawaban yang diberikan serta nama inisial yang
dicantumkan oleh responden. responden juga berhak untuk tidak
mencantumkan identitas dan berhak mengetahui kepada siapa saja data
tersebut diperluaskan.
50

3.7 Pengumpulan Data


3.7.1 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan metode
angket dengan cara membagikan kuesioner untuk diisi sendiri oleh responden
setelah diberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner dan diberikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan jika terdapat soal yang belum
jelas. Untuk responden yang tidak jelas atau dengan pendidikan rendah dapat
dilakukan pengisian kuesioner dengan metode wawancara guna memberikan
penjelasan terkait dengan soal yang akan ditanyakan.

3.7.2 Intrumen Penelitian


Instrumen adalah alat yang digunakan saat peneliti menggunakan metode atau
teknik pengumpulan data (Arikunto, 2016). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan alat
pengumpulan data berisi daftar pertanyaan yang telah disusun terkait dengan
variabel penelitian sehingga rerspoden tinggal memberikan jawaban dengan
memberikan jawaban pada kolom yang sudah disediakan (Hidayat, 2014).
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari empat kuesioner sesuai dengan
variabel bebas dalam penelitian yaitu:
1. Kuesioner kualitas pelayanan posyandu
Berisikan 15 pertanyaan tentang kualitas pelayanan di posyandu dengan
mengacu pada dimensi kualitas pelayanan yang terdiri atas tangibles,
reliability, responsiviness, assurance,dan empaty.
2. Kuesioner pelayanan kader
Berisikan 6 pertanyaan terkait dengan tugas dan tanggung jawab kader
yang bersumber dari buku Pedoman Umum Pengelolaan Poyandu
(Sistem Pelayanan 5 Meja) oleh Kemenkes tahun 2018.
3. Kuesioner kondisi fasilitas posyandu
Berisikan 10 pertanyaan terkait dengan kondisi dari fasiltas yang
digunakan selama pemberian pelayanan di posyandu yang bersumber dari
buku Pedoman Umum Pengelolaan Poyandu oleh Kemenkes tahun 2018
51

4. Kuesioner kehadiran tenaga kesehatan


Berisikan satu pertanyaan tentang kehadiran tenaga kesehatan pada setiap
hari pelaksanaan posyandu.
Sedangkan untuk variabel kepatuhan kunjungan akan dilihat dari register atau
catatan kujungan ibu ke posyandu yang ad dalan buku KIA ataupun register
posyandu.
Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data maka instrumen
pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan uji validtas dan
reliabilitas data sebagai berikut:

a. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Untuk mengetahui
validitas suatu instrumen (dalam hal ini kuesioner) dilakukan dengan
cara melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor
totalnya. Suatu variabel atau pertanyaan dikatakan valid bila skor
variabel tersebut berkorelasi secara signifikasi dengan skor totalnya.
Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product
Moment. Keputusan uji :
- Bila rhitung lebih besar dari rtabel artinya variabel valid.
- Bila rhitung lebih kecil atau sama dengan rtabel artinya variabel tidak valid.
(Hastono, 2016)
Uji validitas kuesioner dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Menggala. Dengan sasaran uji kuesioner sebanyak 30 responden. Uji
validitas dilakukan menggunakan program Ms. Exel dengan rumus
product moment. Hasil uji validitas disajikan dalam bentuk tabel yang
dilampirkan dalam penelitian ini. Jika pertanyaan tidak valid, maka
pertanyaan tersebut akan dilakukan pergantian soal atau ditiadakan.
Adapun hasil dari uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
52

1) Hasil uji validitas kuesioner kualitas pelayanan posyandu


a) Validitas Kuesioner kualitas pelayanan posyandu
Berdasarkan hasil uji validitas kuisioner dengan menggunakan
metode rumus product moment (rxy) guna mencari korelasi xy,
dilakukan dengan cara manual dengan membelah hasil jawaban
dari responden menjadi dua bagian yaitu jumlah item ganjil
sebagai X dan jumlah item genap dengan hasil diperoleh nilai
rhitung: 0,896 > dari nilai rtabel: 0,361, sehingga keseluruhan butir
soal adalah valid.
b) Validitas Kuesioner pelayanan kader
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan metode rumus
product moment (rxy) dengan cara manual diperoleh nilai rhitung:
0,709 > dari nilai rtabel: 0,361, sehingga keseluruhan butir soal
adalah valid
2) Validitas kuesioner kondisi fasilitas posyandu, kehadiran tenaga
kesehatan dan kepatuhan kunjungan ke posyandu
Untuk kuesioner kondisi fasilitas posyandu, kehadiran tenaga
kesehatan dan kepatuhan kunjungan ke posyandu tidak dilakukan uji
validitas dikarenakan soalnya dibuat sudah berdasarkan standar dari
Buku Pedoman Penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu dari
Kemenkes RI tahun 2019.

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Pertanyaan
dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dimulai
dengan menguji validitas terlebih dahulu. Jadi, jika pertanyaan tidak
valid, maka pertanyaan tersebut dibuang. Pertanyaaan-pertanyaan yang
sudah valid kemudian baru secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.
Untuk mengetahui reliabilitas dilakukan dengan cara melakukan uji
Crombach Alpha. Keputusan uji :
53

- Bila Crombach Alpha ≥0,6 artinya variabel reliabel.


- Bila Crombach Alpha < 0,6 artinya variabel tidak reliabel (Hastono,
2016)
Uji reliabilitas kuesioner akan dilakukan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Menggala. Dengan pertanyaan dan pernyataan yang sudah
valid secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.
Adapun hasil dari uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1) Hasil uji reliabilitas kuesioner kualitas pelayanan posyandu
a) Reliabilitas Kuesioner kualitas pelayanan posyandu
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner dengan cara manual
diperoleh nilai r Crombach Alpha: 0,945 > dari 0,6, sehingga
keseluruhan butir soal adalah reliabel.
b) Reliabilitas Kuesioner pelayanan kader
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan metode rumus
product moment (rxy) dengan cara manual diperoleh nilai r
Crombach Alpha: 0,829 > dari 0,6, sehingga keseluruhan butir
soal adalah reliabel
2) Reliabilitas kuesioner kondisi fasilitas posyandu, kehadiran tenaga
kesehatan dan kepatuhan kunjungan ke posyandu
Untuk kuesioner kondisi fasilitas posyandu, kehadiran tenaga
kesehatan dan kepatuhan kunjungan ke posyandu tidak dilakukan uji
reliabilitas dikarenakan soalnya dibuat sudah berdasarkan standar
Buku Pedoman Penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu dari
Kemenkes RI tahun 2019.

3.7.3 Cara Pengumpulan Data


Adapun tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Mengajukan permohonan izin melakukan presurvey awal penelitian
kepada institusi Puskesmas Tiuh Toho untuk memperoleh gambaran
awal tinginya angka rujukan.
b. Mengumpulkan data pra survey awal
54

c. Mengumpulkan jurnal terkait dengan objek penelitian


d. Mengumpulkan teori terkait variabel penelitian
e. Menyusun proposal penelitian
f. Melakukan konsultasi Proposal penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengajukan surat ijin penelitian ke lokasi penelitian
b. Melakukan pengumplan data pada ibu balita yang berkunjung ke
posyandu pada saat dilakukan penelitian
c. Pengumpul data adalah peneliti dan dibantu oleh kader yang mengerti
data terkait dengan variabel penelitian.
d. Melakukan rekaputilasi data hasil pengumpulan data
e. Melakukan tahap tabulasi data untuk menghitung distribusi frekuensi
dari tiap kategori variabel penelitian
f. Melakukan tahap pengkodingan untuk mememudahkan dalam proses
pengolahan data
g. Melakukan pengolahan data menggunakan software satistik
mengggunakan program pengolahan data statistik analisa pengolah
data.
h. Menyusun hasil penelitian berdasarkan hasil dari pengolahan data
i. Melakukan konsultasi hasil penelitian.

3.8 Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan dengan (Hidayat, 2014):
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau
kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah:
a. Lengkap: semua pertanyaan sudah terisi jawabannya
b. Jelas: jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca.
c. Relevan: jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan
d. Konsisten: apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi
jawabannya konsisten.
55

2. Coding
Proses memberikan kode pada setiap variabel yang telah terkumpul untuk
memudahkan peneliti dalam pengolahan data selanjutnya. Coding dapat
mempermudah dalam melakukan analisis yaitu dengan merubah data
yang berbentuk huruf menjadi angka. Adapaun koding dari masing-
masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Kepatuhan kunjungan ke Posyandu
1) Jika termasuk dalam kategori tidak patuh diberi kode 0
2) Jika termasuk dalam kategori patuh diberi kode 1
b. Kualitas pelayanan posyandu
1) Jika termasuk dalam kategori kurang baik diberi kode 0
2) Jika termasuk dalam kategori baik diberi kode 1
c. Pelayanan kader
1) Jika termasuk dalam kategori kurang baik diberi kode 0
2) Jika termasuk dalam kategori baik diberi kode 1
d. Kondisi fasilitas
1) Jika termasuk dalam kategori kurang baik diberi kode 0
2) Jika termasuk dalam kategori baik diberi kode 1
e. Kehadiran tenaga kesehatan
1) Jika termasuk dalam kategori tidak rutin diberi kode 0
2) Jika termasuk dalam kategori rutin diberi kode 1
3. Proccessing
Pemprosesan data dilakukan setelah data terkumpul dari hasil
pengumpulan menggunakan lembar ceklist, dilakukan pengecekkan dan
dilakukan pengkodingan selanjutnya dilanjutkan proses pengolahan data
dengan diawali memasukkan data dari tabulasi yang sudah diberi koding
ke paket program komputer pengolahan data statistik yang dilanjutkan
dengan analisa data secara univariat dan bivariat dengan hasil dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel kontingensi untuk analisa
bivariat.
56

3.9 Analisa Data


Analisa data penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif. Data yang
dikumpulkan akan dilakukan analisa univariat dan analisa bivariat.
3.9.1 Analisa Univariat
Analisis dalam penelitian ini dalam bentuk analisa univariat yang
digunakan untuk mengetahui persentase, dari hasil setiap variabel
ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2017).
Analisa ini untuk menggambarkan data variabel yang terkumpul
(memaparkan hasil temuan) tanpa bermaksud memberikan kesimpulan.
Analisa univariat ini akan dilakukan terhadap keseluruhan data dari
variabel penelitian yaitu kualitas pelayanan posyandu, pelayanan kader,
kondisi fasilitas dan kehadiran tenaga kesehatan serta kepatuhan
kunjungan ke posyandu. Hasil analisa ini merupakan diskripsi
(penjabaran) temuan hasil survei berupa data statistik, seperti: frekuensi
distribusi, tabulasi data dan prosentase yang diwujudkan dalam tabel
serta perhitungan-perhitungan deskriptif dari masing-masing variabel
penelitian. Hasil dari analisa ini berupa distribusi frekuensi kategori dari
tiap variabel yang diukur. Proses analisa univariat dapat dilakukan
dengan menggunakan perhitungan analisa deskriptif program Exel Ms.
Office 2016. Analisa univariat ini umumnya disajikan dalam bentuk
distribusi dan persentase dari tiap variabel (Arikunto, 2016).

3.9.2. Analisa Bivariat


Analisa bivariat dilakukan untuk menjelaskan pengaruh yang
kompleks antar satu unsur dengan unsur lain seperti hubungan antar
unsur prosedur dengan unsur waktu pelayanan atau unsur kompetensi
petugas dengan unsur perilaku petugas. Tujuan dari analisa ini adalah
untuk melihat ada tidaknya hubungan unsur satu dengan unsur lain
sebagai dasar untuk menjelaskan suatu masalah. Dalam penelitian ini
analisis bivariat melakukan analisis korelasi atau hubungan antara
variabel kualitas pelayanan posyandu, pelayanan kader, kondisi fasilitas
dan kehadiran tenaga kesehatan dengan variabel kepatuhan kunjungan
ke posyandu.
57

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel maka


dalam penelitian ini digunakan uji chi square dengan berupa distribusi
frekuensi kategori dari tiap variabel yang diukur, dengan hasil
pengujian:
a. Ho diterima apabila p value > 0.05 (tidak ada hubungan yang
signifikan)
b. Ha diterima apabila p value < 0.05 (ada hubungan yang signifikan).

Dalam penelitian ini juga akan dihitung nilai OR (Odd rasio). Odd ratio
adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara
dua kejadian atau faktor dalam statistik. Odd ratio menghitung rasio
antara dua peluang (odds) dari dua kelompok yang berbeda. Interpretasi
untuk Odds Ratio, sebagai berikut (Hastono, 2016) :
1) OR (Odds Ratio) < 1, artinya faktor yang diteliti merupakan faktor
protektif untuk terjadinya efek.
2) OR (Odds Ratio) > 1, artinya faktor yang diteliti merupakan faktor
resiko.
3) OR (Odds Ratio) = 1, artinya faktor yang diteliti bukan merupakan
faktor resiko.
58

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Tiuh Toho


UPTD Puskesmas Tiuh Toho terletak di Kecamatan Menggala Kabupaten
Tulang Bawang Provinsi Lampung. Adapun batas wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tiuh Toho adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Menggala.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Gedumg
Meneng.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Mulyo Asri
(Kabupaten Tulang Bawang Barat).
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah.

Keadaan tanahnya sebagian besar rata dan merupakan dataran rendah.Terletak


di bagian selatan menggala yang jarak tempuhnya ke kabupaten ± 8 km dan
dilewati oleh jalan negara yang menghubungkan Provinsi Lampung dan
Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah kerja Puskesmas Tiuh Toho meliputi 5
(lima) desa yaitu: Desa Ujung Gunung Ilir (UGI), Desa Tiuh Tohou, Desa
Kagungan Rahayu, Desa Bujung Tenuk dan Desa Astra Ksetra.

Jumlah penduduk UPTD Puskesmas Tiuh Toho pada akhir 2022 adalah
sebanyak 15.715 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 4.343 KK. Walaupun
merupakan dataran rendah namun persebaran penduduk di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tiuh Toho tidak merata. Desa yang paling padat
penduduknya yaitu Desa Ujung Gunung Ilir. Mata pencaharian mayoritas
penduduknya adalah petani perkebunan yaitu perkebunan karet dan singkong
sebagian lagi sebagai buruh di perusahaan pengolahan tebu (PT. Sweet Indo
Lampung).

58
59

Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Tiuh Toho sebanyak 69 orang yang


terdiri dari Dokter, Kesehatan Masyarakat, Perawat, Bidan, Perawat Gigi,
Farmasi dan Kesehatan Lingkungan. Jumlah tenaga kesehatan dapat dilihat
dari tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1 Sumber Daya Kesehatan
No Jenis SDM Jumlah
1. Dokter Umum 2
2. Dokter Gigi 1
3. Sarjana Kesehatan Masyarakat 3
4. Sarjana Keperawatan 4
5. Gizi 1
6. Farmasi 1
7. Kesehatan Lingkungan 1
8. Analis Kesehatan 1
9. Perawat Gigi 1
10. Perawat (SPK dan Akper) 13
11. Bidan Kampung dan Bidan Puskesmas (DIII, S.ST) 20
12. Pekarya 1
13. PHL dan TKS (SMA/SMEA) 19
Jumlah 69
Sumber: Puskesmas Tiuh Tohou, 2023

Pelaksanaan kegiatan dan program kesehatan UPTD Puskesmas Tiuh Tohou


hanya mengandalkan dari dana JKN dan BOK. Puskesmas Tiuh Toho memiliki
15 Posyandu dan penyelenggaraan posyandu ini dilakukan bersama – sama
antara petugas kesehatan, petugas ibu – ibu PKK dan kader – kader kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan adalah imunisasi, pelayanan KB, penyuluh
kesehatan, penimbangan bayi, penyuluh kesehatan ibu dan anak. Hampir
semua alat telah terpenuhi dan tersebar keseluruh Puskesmas Pembantu dan
Bidan Desa, tetapi ada beberapa alat yang belum lengkap seperti untuk Poli
Gigi dan selain itu ada sebagian pula alat-alat yang telah usang dan rusak.
60

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Analisa Univariat
4.2.1.1 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Kunjungan ibu untuk Penimbangan
Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023

Setelah dilakukan analisa data tentang distribusi frekuensi kepatuhan


kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023, didapatkan
hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Kunjungan Ibu untuk Penimbangan
Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou
Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023
Kunjungan Ibu Balita Frekuensi (n) Persentase (%)
Tidak patuh 52 59,8%
patuh 35 40,2%
Jumlah 87 100

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa distribusi frekuensi kepatuhan


kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Tiuh Tohou, sebagian besar tidak patuh sebanyak 52 ibu
(59,8%).

4.2.1.2 Distribusi Frekuensi kualitas pelayanan di Posyandu Wilayah Kerja


Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023

Setelah dilakukan analisa data tentang distribusi frekuensi kualitas


pelayanan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2023, didapatkan hasil sebagai berikut:
61

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023
Kualitas Pelayanan Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Pelayanan Posyandu
a. Kurang 44 50,6%
b. Baik 43 49,4%
Jumlah 87 100
2. Pelayanan kader
a. Kurang 45 53,1%
b. Baik 42 46,9%
Jumlah 87 100
3. Kondisi Fasilitas
a. Kurang 53 60,9%
b. Baik 34 39,1%
Jumlah 87 100
4. Kehadiran Nakes
a. Tidak rutin 39 44,8%
b. Rutin 48 55,2%
Jumlah 87 100

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa distribusi frekuensi kualitas pelayanan


posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou yang menyatakan
kualitas pelayanan kurang baik sebanyak 44 ibu (50,6%) dan yang baik
sebanyak 43 ibu (49,9%), Kualitas pelayanan kader yang kurang baik
sebanyak 45 ibu (51,7%) dan yang menyatakan baik 42 ibu (46,9%), kondisi
fasilitas yang menyatakan kurang baik sebanyak 53 ibu (60,9%) dan yang
menyatakan baik sebanyak 34 ibu (39,1%) dan untuk kunjungan tenaga
kesehatan yang menyatakan tenaga kesehatan rutin datang ke posyandu
sebanyak 48 ibu (55,2%) dan yang menyatakan tidak rutin sebanyak 39 ibu
(44,8%).

4.2.2 Analisa Bivariat


Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kunjungan Ibu untuk
Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh
Tohou
Setelah dilakukan analisa data tentang hubungan kualitas pelayanan dengan
kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Tiuh Tohou Tahun 2023, didapatkan hasil sebagai berikut:
62

Tabel 4.4
Hubungan Kualitas Pelayanan Posyandu dengan Kunjungan Ibu
untuk Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Tiuh Tohou
Tahun 2023
Kunjungan Ibu Balita P
Total OR
Variabel Tidak Patuh Patuh value
n % n % n %
Kualitas Pelayanan
Kurang 32 72,7 12 27,3 44 100
3.067
Baik 20 46,5 23 53,5 43 100 0,023
(1.254-7.498)
Total 52 59,8 35 40,2 87 100
Pelayanan Kader
Kurang 32 71,1 13 28,9 45 100
2,708
Baik 20 47,6 22 52,4 42 100 0,044
(1,118-6,557)
Total 52 59,8 35 40,2 87 100
Kondisi Fasilitas
Kurang 38 71,7 15 28,3 53 100
0,009 3,619
Baik 14 41,2 20 58,8 34 100
(1,460-8,869)
Total 52 59,8 35 40,2 87 100
Kehadiran Nakes
Tidak rutin 29 74,4 10 25,6 39 100
3,152
Rutin 23 47,9 25 52,1 48 100 0,023
(1,262-7,871)
Total 52 59,8 35 40,2 87 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa hasil analisis hubungan kualitas


pelayanan posyandu dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu diperoleh
hasil bahwa pada responden yang menyatakan kualitas pelayanan kurang
baik yang tidak patuh melakukan kunjungan sebanyak 32 ibu (72,7%),
sedangkan yang patuh melakukan kunjungan sebanyak 12 ibu (27,3%).
Pada ibu yang menyatakan kualitas pelayanan posyandu baik yang tidak
patuh melakukan kunjungan sebanyak 20 ibu (46,5%), dan yang patuh
melakukan kunjungan sebanyak 23 ibu (53,5%). Berdasarkan uji statistik
diperoleh nilai p value: 0,023 < α: 0,05 yang berarti hipotesis Ha diterima,
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan kualitas pelayanan posyandu
dengan kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Tiuh Tohou Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang
Bawang Tahun 2023. Nilai OR didapatkan sebesar 3,067 yang berarti ibu
yang mengangap pelayanan posyandu yang kurang baik memiliki
kecenderungan 3,067 kali lebih tinggi untuk tidak patuh melakukan
kunjungan ke posyandu balita dibandingkan dengan ibu yang menyatakan
pelayanan posyandu sudah baik.
63

Hasil analisis hubungan pelayanan kader dengan kunjungan ibu untuk


Penimbangan balita ke posyandu diperoleh hasil bahwa pada responden
yang menyatakan pelayanan kader kurang baik yang tidak patuh melakukan
kunjungan sebanyak 32 ibu (71,1%), sedangkan yang patuh melakukan
kunjungan sebanyak 13 ibu (28,9%). Pada ibu yang menyatakan pelayanan
kader baik yang tidak patuh melakukan kunjungan sebanyak 20 ibu
(47,6%), dan yang patuh melakukan kunjungan sebanyak 22 ibu (52,4%).
Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p value: 0,044 < α: 0,05 yang berarti
hipotesis Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan pelayanan
kader dengan kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kecamatan Menggala Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2023. Nilai OR didapatkan sebesar 2,708 yang
berarti ibu yang mengangap pelayanan kader yang kurang baik memiliki
kecenderungan 2,708 kali lebih tinggi untuk tidak patuh melakukan
kunjungan ke posyandu balita dibandingkan dengan ibu yang menyatakan
pelayanan kader sudah baik.

Hasil analisis hubungan kondisi fasilitas posyandu dengan kunjungan ibu


untuk Penimbangan balita ke posyandu diperoleh hasil bahwa pada
responden yang menyatakan kondisi fasilitas kurang baik yang tidak patuh
melakukan kunjungan sebanyak 38 ibu (71,7%), sedangkan yang patuh
melakukan kunjungan sebanyak 15 ibu (28,3%). Pada ibu yang menyatakan
kondisi fasilitas posyandu baik yang tidak patuh melakukan kunjungan
sebanyak 14 ibu (41,2%), dan yang patuh melakukan kunjungan sebanyak
20 ibu (58,8%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p value: 0,009 < α:
0,05 yang berarti hipotesis Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan kondisi fasilitas posyandu dengan kunjungan ibu untuk
Penimbangan balita ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho
Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023. Nilai OR
didapatkan sebesar 3,619 yang berarti ibu yang mengangap kondisi fasilitas
yang kurang baik memiliki kecenderungan 3,067 kali lebih tinggi untuk
64

tidak patuh melakukan kunjungan ke posyandu balita dibandingkan dengan


ibu yang menyatakan kondisi fasilitas posyandu sudah baik.

Hasil analisis hubungan kehadiran tenaga kesehatan ke posyandu dengan


kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu diperoleh hasil
bahwa pada responden yang menyatakan kunjungan tenaga kesehatan tidak
rutin yang tidak patuh melakukan kunjungan sebanyak 29 ibu (74,7%),
sedangkan yang patuh melakukan kunjungan sebanyak 10 ibu (25,6%).
Pada ibu yang menyatakan kunjungan tenaga kesehatan rutin yang tidak
patuh melakukan kunjungan sebanyak 23 ibu (47,9%), dan yang patuh
melakukan kunjungan sebanyak 25 ibu (52,1%). Berdasarkan uji statistik
diperoleh nilai p value: 0,023 < α: 0,05 yang berarti hipotesis Ha diterima,
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan kunjungan tenaga kesehatan ke
posyandu dengan kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou Kecamatan Menggala Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2023. Nilai OR didapatkan sebesar 3,152 yang
berarti ibu yang menyatakan tenaga kesehatan tidak rutin melakukan
kunjungan ke posyandu memiliki kecenderungan 3,152 kali lebih tinggi
untuk tidak patuh melakukan kunjungan ke posyandu balita dibandingkan
dengan ibu yang menyatakan kunjungan tenaga kesehatan ke posyandu
rutin.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Kepatuhan Kunjungan Ibu untuk Penimbangan Balita ke Posyandu
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa distribusi frekuensi
kepatuhan kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Tiuh Tohou, sebagian besar tidak patuh sebanyak 52 ibu
(59,8%). Hasil ini menunjukkan kunjungan ke posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Tiuh Tohou masih kurang baik, dimana hasil ini menunjukkan
angka yang tidak jauh berbeda berdasarkan pendataan oleh pihak puskesmas
dimana kunjungan balita di wilayah kerjanya memang masih jauh dari target
sebesar 100% dari jumlah balita yang terdata.
65

Hasil ini memiliki kesesuaian dengan beberapa penelitian terdahulu


diantaranya penelitian Pitaloka dan Ryandini (2019) terhadap ibu balita di di
Kelurahan Gedongombo Kecamatan Semanding dengan hasil pelayanan
puyandu sebagian besar kurang dan cukup (66,7%). Penelitian Lushinta dkk
(2022) di wilayah kerja Puskesmas Sebulu dengan hasil sebagian besar ibu
yang menyatakan pelayanan posyandu kurang baik tidak aktif datang ke
posyandu atau dengan kata lain. Faridah dkk (2018) di di Wilayah Kerja
Puskesmas Anak Air Kota Padang dengan hasil sebagian besar ibu dnegan
kunjungan yang tidak patuh sebesar 52,6%.

Teori kepatuhan (compliance theory) menjelaskan mengenai suatu kondisi


dimana seseorang taat terhadap perintah atau aturan yang telah ditetapkan.
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut
perintah. Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan
perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain. Menurut Notoatmodjo
(2017) kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang
tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan. Tujuan dari
kepatuhan kunjungan ke posyandu adalah untuk memastikan bahwa ibu dan
anak balita mendapatkan akses pelayanan kesehatan dasar dan mencegah
terjadinya masalah kesehatan yang lebih serius di kemudian hari. Kepatuhan
kunjungan ke posyandu adalah salah satu indikator keberhasilan program
posyandu dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat,
terutama untuk mencegah terjadinya penyakit pada anak balita dan
meningkatkan status kesehatan ibu dan anak balita (Kemenkes, 2018).

Kurangnya kepatuhan ibu dalam melakukan kunjungan ke posyandu balita


tersebut menurut asumsi peneliti terkait kurangnya kesadaran ibu akan
manfaat dari rutin berkunjung ke posyandu serta terkait dengan variabel lain
dalam penelitian ini seperti kurangnya pelayanan kader, kondisi fasilitas
kesehatan dan kunjungan tenaga kesehatan yang tidak rutin, sehingga
diperlukan upaya peningkatan kepatuhan ibu berkunjung ke Posyandu
dengan meningkatkan kualitas pelayanan posyandum kualitas kader,
peningkatan fasilitas dan penjadwalan rutin tenaga kesehatan yang datang ke
posyandu.
66

4.3.2 Kualitas Pelayanan Posyandu


4.3.2.1 Kualitas Pelayanan
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa distribusi frekuensi
kualitas pelayanan posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou,
terbanyak menyatakan kualitas pelayanan kurang baik sebanyak 44 ibu
(50,6%). Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu-ibu masih
menganggap kualitas pelayanan yang diberikan oleh posyandu belum dapat
memenuhi harapan mereka sehingga mereka menganggap bahwa pelayanan
tersebut masih kurang baik.

Hasil ini memiliki kesesuaian dengan beberapa penelitian terdahulu terkait


pelayanan posyandu seperti penelitian oleh Wulandari dan Fitriahadi (2021)
di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta dengan hasil
sebagian besar responden menganggap pelayanan posyandu yang kurang
baik sebanyak 77,1%. Penelitian oleh Pitaloka dan Ryandini (2019) di
Posyandu VI Flamboyan Lingkungan Kiring Kelurahan Gedongombo
Kecamatan Semanding denagn hasil kualitas pelayanan posyandu yang
hanya cukup sebesar 66,7%. Hasil penelitian tentang pelayanan kader

Kualitas layanan adalah tingkat kepuasan dan kinerja pelayanan yang


diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap pasien. Kualitas layanan
kesehatan juga meliputi kepuasan pasien terhadap pelayanan, keterampilan
tenaga kesehatan, keamanan pasien, kemudahan akses, serta pengobatan
dan perawatan yang efektif dan efisien. Kualitas pelayanan posyandu adalah
kinerja pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang ada di
posyandu seperti dokter, bidan ataupun kader selama pelaksanana kegiatan
posyandu (Wulandari dan Fitriahadi, 2021). Kualitas layanan dapat
diartikan sebagai berfokus pada memenuhi kebutuhan dan persyaratan, serta
pada ketepatan waktu untuk memenuhi harapan pelanggan. Menurut Fandy
Tjiptono (2017) mendefinisikan kualitas pelayanan atau kualitas jasa
sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan.
67

Hasil yang terkait dengan kualitas pelayanan yang terbanyak dengan


aggapan kualitas pelayanan yang kurang baik tersebut dapat terkait dengan
pelayanan yang diberikan belum dapat memenuhi ekspektasi ibu sehingga
mereka tidak puas dengan pelayanan yang sudah diterima, sehingga perlu
ditingkatkan kualitas pelayanan dengan memenuhi standar operasional
prosedur pelaksanaan posyandu dengan baik.

4.3.2.2 Pelayanan Kader Posyandu


Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa distribusi frekuensi
kualitas pelayanan kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh
Tohou, terbanyak dengan kualitas pelayanan kader yang kurang baik
sebanyak 45 ibu (51,7%). Hasil ini menunjukkan bahwa sebagain besar ibu
menganggap kader belum maksimal dalam memberikan pelayanan selama
pelaksanaan posyandu.

Hasil penelitian ini memiliki kesesuaian dengan penelitian oleh Faridah dkk
(2018) di Wilayah Kerja Pusksmas Anak Air Kota Padang dengan hasil
sebagian besar kader dengan peran yang kurang baik sebesar 56,7%.
Penelitian Saputra et al., (2018) di Desa Harjosari, Kabupaten Lampung
Tengah, menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kader juga sebagian besar
kurang baik sebesar 56,2%. Penelitian Alkaff et al., (2019) di Kecamatan
Simpang Empat, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, juga menunjukkan
bahwa kualitas pelayanan kader masih kurang baik 54,3%.

Kader posyandu yang merupakan anggota masyarakat yang dipilih dari dan
oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan secara sukarela dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan perorangan maupun pelayanan posyandu secara rutin. Pelayanan
kader adalah kinerja pelayanan yang diberikan oleh kader terhadap
pengguna layanan kesehatan posyandu dalam hal ini ibu bayi dan balita
serta ibu hamil, nifas dan menyusui. Kegiatan rutin Posyandu
diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader Posyandu dengan bimbingan
teknis dari Puskesmas dan sektor terkait (Kemenkes, 2018).
68

Hasil yang diperoleh terkait dengan kurangnya pelayanan kader di posyandu


tersebut menurut asumsi peneliti dapat terkait dengan kurangnya
ketrampilan kader dalam menjalankan perannya dalam kegiatan di
posyandu ataupun karena kurangnya kemampuan kader dalam menanggapi
keluhan dan kebutuhan ibu saat pelaksanaan posyandu sehingga
menimbulkan ketidak puasan ibu terhadap pelayanan yang dilakukan oleh
kader. Hal ini harus diperbaiki dengan memberikan pelatihan secara rutin
kepada kader agar dapat memenuhi semua standar pelayanan yang ada di
Posyandu.

4.3.2.3 Kondisi Fasilitas Posyandu


Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa distribusi frekuensi
kondisi fasilitas posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou,
sebagian besar responden menganggap bahwa kondisi fasilitas di posyandu
masih banyak yang kurang baik sebnayak 53 ibu (60,9%). Hasil ini juga
terlihat dari hasil pengamatan pada pelaksanaan posyandi masih terdapt
beberap fasilitas yang belum lengkap di beberapa posyandu seperti alat
permainan edukatif dan food model yang tidak tersedia atau tersedia namun
dengan kondisi yang sudah mulai rusak.

Hasil penelitian ini memiiki kesesuaian dengan beberapa penelitian


sebelumnya seperti penelitian Widayati et al., (2016) di Purbalingga dengan
hasil kondisi fasilitas posyandu yang sebagian besar juga kurang baik dan
kurang lengak (54,7%). Penelitian Alkaff et al., (2019) di Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Sijunjung dengan hasil yang menunjukkan
kondisi fasilitas yang ada di posyandu juga sebagian besar dalam kondisi
yang kurang baik sebanyak 64%.

Kondisi fasilitas kesehatan adalah sejauh mana suatu fasilitas kesehatan


memenuhi standar minimal dalam hal sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Kondisi
fasilitas kesehatan meliputi fasilitas ruang tunggu, ruang pemeriksaan,
69

fasilitas sanitasi, fasilitas laboratorium, serta fasilitas penunjang lainnya


seperti obat dan peralatan medis (Kemenkes, 2018).

Hasil yang diperoleh terkait dengan kondisi fasilitas yang kurang baik di
Posyandu tersebut dapat disebabkan karena tidak lengkapnya fasilitas yang
ada akibat dari tidak adanya petugas khusus yang diserahi tanggung jawab
untuk merawat fasilitas posyandu yang sudah ada. Hal ini perlu diperbaiki
dengan melakukan perawatan secara rutin atas fasilitas yang ada serta
memberikan tanggungjawab kepada seseorang untuk melakukan tindakan
perawatan.

4.3.2.4 Kehadiran Tenaga Kesehatan


Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa distribusi frekuensi
kehadiran tenaga kesehatan ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh
Tohou, terbanyak menyatakan bahwa tenaga kesehatan sudah rutin
melakukan kunjungan sebanyak 48 ibu (55,2%). Hasil ini menunjukkan
bahwa tenaga kesehatan sudah rutin melakukan kunjungan meskipun masih
terdapat beberapa ibu yang menyatakan bahwa terkadang tenaga kesehatan
tidak hadir dalam beberapa kegiatan posyandu.

Hasil penelitian ini memiliki kesesuaian dengan beberapa peneltian


terdahulu diantaranya yaitu penelitian oleh Novianti et al., (2021) di
Posyandu Desa sidoharjo dengan hasil kehadiran tenaga kesehatan yang
juga rutin sebesar 73,3%. Penelitian oleh Wulandari et al., (2019) di
Kabupaten Aceh Utara dengan hasil yang menunjukkan bahwa tenaga
kesehatan rutin melakukan kunjungan ke posyandu (74%)

Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu


kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan
Puskesmas tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang
buka lebih dari 1 kali dalam sebulan) (Kemenkes, 2018). Kehadiran tenaga
kesehatan memberikan peran penting dalam pelaksanaan kegiatan posyandu
karena dapat memberikan kesan bahwa kegiatan tersebut bermanfaat bagi
70

ibu dan balita karena adanya tenaga kesehatan yang memantau atau
memberikan penyuluhan dalam kegiatan tersebut.

Rutinnya tenaga kesehatan berkunjung ke posyandu balita tersebut


dikarenakan memang terdapat beberapa tenaga kesehatan yang diberikan
tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pembinaan di beberapa
posyandu sehingga mereka harus berkunjung setiap ada kegiatan posyandu
kecuali terdapat halangan tertentu yang memaksakan mereka untuk tidak
dapat hadir, namun umumnya hal tersebut dapat digantikan oleh tenaga
kesehatan lainnya sehingga selalu ada tenaga kesehatan di setiap
pelaksanaan posyandu.

4.3.3 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan kepatuhan Kunjungan Ibu untuk


Penimbangan Balita ke Posyandu
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa pada ibu yang
menganggap kualitas pelayanan posyandu kurang baik lebih banyak yang
tidak patuh melakukan kunjungan dibandingkan dengan yang mengangap
kualitas pelayanan yang sudah baik. Hasil uji statistik juga menunjukkan
bahwa ada hubungan pelayanan posyandu dengan kunjungan ibu untuk
Penimbangan balita ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou
Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023. Selanjutnya
juga diperoleh hasil bahwa ibu yang mengangap pelayanan posyandu yang
kurang baik memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk tidak patuh
melakukan kunjungan ke posyandu balita dibandingkan dengan ibu yang puas
dengan pelayanan posyandu.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pelayanan posyandu terkait dengan


kepatuhan ibu melakukan kunjungan diantarnya penelitian Pitaloka dan
Ryandini (2019) terhadap ibu balita di Kelurahan Gedongombo Kecamatan
Semanding dengan hasil yang dapat disimpulkan semakin baik pelayanan
yang diberikan maka semakin rutin ibu balita dalam mengikuti kegiatan di
posyandu, sebaliknya semakin rendah pelayanan yang diberikan maka
semakin tidak aktif kunjungan ibu balita dalam kegiatan di posyandu (p value
71

< 0,05). Penelitian Lushinta dkk (2022) di wilayah kerja Puskesmas Sebulu
dengan hasil sebagian besar ibu yang menyatakan pelayanan poyandu baik
aktif melakukan kunjungan ke posyandu demikian pula sebaliknya sebagian
besar ibu yang menyatakan pelayaan posyandu kurang baik tidak aktif datang
ke posyandu atau dengan kata lain ada hubungan kualitas pelayanan posyandu
dengan kunjungan ibu balita ke posyandu (p value; 0,004).

Hasil ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa kualitas pelayanan
posyandu juga mempengaruhi frekuensi kunjungan. Ibu yang merasa puas
dengan kualitas pelayanan posyandu dan merasa diperlakukan dengan baik
cenderung lebih sering mengunjungi posyandu (Kristina et al., 2019;
Sulistyorini, 2020). Kualitas pelayanan yang baik di Posyandu dapat
mempengaruhi persepsi ibu tentang pelayanan yang diberikan. Jika ibu
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, mereka cenderung lebih
termotivasi untuk kembali berkunjung ke Posyandu secara teratur. Kualitas
pelayanan yang baik di Posyandu juga melibatkan komunikasi yang efektif
antara petugas kesehatan dan ibu. Jika petugas kesehatan memberikan
informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang manfaat kunjungan rutin
ke Posyandu, ibu akan lebih memahami pentingnya kepatuhan dan merasa
termotivasi untuk melakukannya (Notoatmodjo, 2016).

Dalam penelitian ini juga diperoleh gambaran adanya ibu yang menganggap
kualitas pelayanan kurang baik namun tetap patuh melakukan kunjungan dan
ibu yang merasa kualitas pelayanan baik namun tetap tidak patuh melakukan
kunjungan ke posyandu dimana hal ini dapat disebabkan karena pada ibu
yang menganggap kualitas pelayanan kurang baik namun tetap patuh
melakukan kunjungan lebih terkait dengan kesadaran mereka akan
pemantauan pertumbuhan balitanya sehingga mereka tetap patuh melakukan
kunjungan untuk mengetahui pertumbuhan balitanya sedangkan pada ibu
yang menganggap pelayanan baik namun tidak rutin melakukan kunjungan
lebih disebabkan karena adanya halangan yang membuat mereka tidak dapat
membawa balitanya ke posyandu sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
72

Adanya hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepatuhan ibu untuk


melakukan kunjungan ke posyandu tersebut terkait dengan kepuasan ibu atas
pelayanan yang diberikan sehingga mereka merasa manfaat dari pelaksanaan
posyandu tersebut dapat mereka dapatkan sepenuhnya, dimana hal ini akan
memicu ibu untuk mendapatkan kembali pelayanan yang baik tersebut dalam
kegiatan posyandu berikutnya, sehingga perlu upaya perbaikan pelayanan
dengan pelatihan kepada petugas posyandu serta memberikan tugas khusus
kepada tenaga kesehatan di puskesmas sebagai pembina pelaksanaan posyadu
di wilayah kerjanya untuk rutin memberikan arahan kepada kader saat
plaksanaan posyandu agar mereka dapat memberikan pelayanan sesuai
standar pelaksanaan posyandu sehingga dapat meningkatkan keterampilan
kader dan menjadi standar pelaksanaan yang baku di setiap posyandu.

4.3.4 Hubungan Pelayanan Kader Posyandu dengan kepatuhan Kunjungan


Ibu untuk Penimbangan Balita ke Posyandu
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa pada ibu yang
menganggap pelayanan kader kurang baik memiliki persentase lebih tinggi
untuk tidak patuh dibandingkan dengan ibu yang menganggap pelayanan
kader yang sudah baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan
pelayanan kader dengan kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke
posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou Kecamatan Menggala
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023. Diperoleh hasil juga bahwa ibu yang
mengangap pelayanan kader yang kurang baik memiliki kecenderungan lebih
tinggi untuk tidak patuh melakukan kunjungan ke posyandu balita
dibandingkan dengan ibu yang puas dengan pelayanan kader.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara kualitas


pelayanan kader dengan kunjungan ke posyandu. Sebagai contoh, studi di
Kabupaten Aceh Utara menemukan bahwa kualitas pelayanan kader
berpengaruh positif terhadap kunjungan ke posyandu (Wulandari et al.,
2019). Studi lain di Desa Harjosari, Kabupaten Lampung Tengah,
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kader berpengaruh signifikan
terhadap kunjungan balita ke posyandu (Saputra et al., 2018). Penelitian di
73

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, juga


menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kader berhubungan positif dengan
kunjungan balita ke posyandu (Alkaff et al., 2019).

Kualitas pelayanan kader merupakan faktor penting yang dapat


mempengaruhi kunjungan ke posyandu. Kader merupakan ujung tombak dari
program posyandu, yang berperan sebagai penggerak masyarakat untuk
datang ke posyandu dan memfasilitasi kegiatan posyandu. Oleh karena itu,
kualitas pelayanan kader yang baik dapat mempengaruhi motivasi orang tua
untuk membawa anaknya ke posyandu (Wulandari et al., 2019). Peran kader
yang terampil dan aktif akan mendapat respon positif dari ibu-ibu yang
memiliki balita sehingga ibu-ibu balita mau untuk ke posyandu (Rehing dkk,
2021)

Pada penelitian ini juga diperoleh gambaran adanya ibu yang menganggap
pelayanan kader kurang baik namun tetap patuh melakukan kunjungan dan
ibu yang mennganggap pelayanan kader kurang baik namun tidak patuh
melakukan kunjungan dapat terkait dengan beberapa penyebab diantaranya
yaitu pada ibu yang menganggap pelayanan kader kurang baik namun tetap
patuh melakukan kunjungan dapat disebabkan karena kesadaran ibu sendiri
untuk melakukan penimbangan balitanya secara rutin sebagai upaya
pemantauan pertumbuahan balitanya sedangkan pada ibu yang menganggap
pelayanan kader baik namun tidak patuh melakukan kunjungan dapat
disebabkan karena adanya faktor lain yang membuat mereka tidak sempat
membawa balitanya ke posyandu untuk melakukan penembangan balitanya.

Adanya hubungan antara pelayanan yang diberikan kader dengan kepatuhan


ibu berkunjung ke posyandu tersebut dapat juga terkait dengan kepuasan ibu
atas pelayanan yang mereka terima, pelayanan yang baik dari kader dapat
menimbulkan persepsi yang positif dari ibu akan manfaat dari kegiatan
posyandu tersebut sehingga meningkatkan motivasi ibu dalam berkunjungan
ke posyandu. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pelatihan secara
74

rutin kepada kader guna meningkatkan kemampuan dalam memberikan


pelayanan kepada ibu-ibu yang datang ke posyandu.

4.3.5 Hubungan Kondisi Fasilitas Posyandu dengan kepatuhan Kunjungan


Ibu untuk Penimbangan Balita ke Posyandu
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa pada ibu yang
menganggap kondisi fasilitas di posyandu yang kurang baik dengan
persentase yang lebih besar tidak patuh melakukan kunjungan ke posyandu
dibandingkan dengan ibu yang menganggap bahwa kondisi fasilitas di
posyandu yang baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan
kondisi fasilitas posyandu dengan kunjungan ibu untuk Penimbangan balita
ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou Kecamatan Menggala
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023. Nilai OR: 3,619 yang berarti ibu
yang mengangap kondisi fasilitas posyandu yang kurang baik memiliki
kecenderungan 3,619 kali lebih tinggi untuk tidak patuh melakukan
kunjungan ke posyandu balita dibandingkan dengan ibu yang mengangap
kondisi fasilitas posyandu baik.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara fasilitas di


posyandu dengan kunjungan ke posyandu, diantaranya yaitu penelitian di
Desa Harjosari, Kabupaten Lampung Tengah, menunjukkan bahwa fasilitas
posyandu berpengaruh signifikan terhadap kunjungan balita ke posyandu
(Saputra et al., 2018). Studi di Kabupaten Aceh Utara juga menunjukkan
bahwa kondisi fisik dan fasilitas posyandu berpengaruh positif terhadap
kunjungan ke posyandu (Wulandari et al., 2019). Penelitian di Kabupaten
Purbalingga, Jawa Tengah, menunjukkan bahwa fasilitas posyandu seperti
ruangan yang nyaman dan toilet yang bersih berpengaruh positif terhadap
kunjungan ke posyandu (Widayati et al., 2016).

Fasilitas di posyandu juga merupakan faktor yang mempengaruhi kunjungan


ke posyandu. Fasilitas yang baik dan memadai dapat meningkatkan motivasi
orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu. Salah satu penelitian di
Indonesia menunjukkan bahwa kondisi fasilitas di Posyandu seperti adanya
75

stadiometer untuk mengukur tinggi badan, timbangan untuk mengukur berat


badan, dan pita pengukur lingkar kepala pada anak dapat meningkatkan
kunjungan ke Posyandu. Hal ini dikarenakan kondisi fasilitas yang memadai
dapat memudahkan tenaga kesehatan dalam melakukan pengukuran
pertumbuhan dan perkembangan anak serta memberikan pelayanan yang
lebih baik kepada masyarakat. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa
kondisi fasilitas di Posyandu seperti ruangan yang nyaman dan bersih,
aksesibilitas yang baik, serta ketersediaan obat-obatan dan vitamin dapat
meningkatkan kepatuhan masyarakat untuk mengunjungi Posyandu
(Kusumawardani, R., & Yuniar, Y., 2018).

Pada penelitian ini juga diperoleh gambaran adanya ibu yang menganggap
kondisi falitas kurang baik namun tetap patuh melakukan kunjungan dan ibu
yang menganggap kondisi fasilitas kurang baik namun tidak patuh melakukan
kunjungan dapat terkait dengan beberapa penyebab diantaranya yaitu pada
ibu yang menganggap kondisi fasilitas kurang baik namun tetap patuh
melakukan kunjungan dapat disebabkan karena mereka kurang
mempertimbangkan kelengkapan fasilitas sebagai alasan untuk tidak
melakukan kunjungan, namun lebih mempertimbangkan alasan untuk
melakukan penimbangan balitanya sedangkan pada ibu yang menganggap
kondisi falitas baik namun tidak patuh melakukan kunjungan dapat
disebabkan karena adanya faktor lain yang membuat mereka tidak sempat
membawa balitanya ke posyandu seperti tidak sempat karena waktu yang
tidak sesuai dengan kegiatan mereka atau mereka merasa sudah melakukan
pemantauan pertumbuahan balitanya ke fasilitas kesehatan lain seperti bidan
atau sarana kesehatan lain sehingga menganggap tidak perlu lagi membawa
untuk Penimbangan balita ke posyandu .

Adanya hubungan antara kondisi fasilitas yang ada di posyandu dengan


kepatuhan ibu dalam berkunjung ke posyandu dapt disebabkan karena dari
fasilitas di posyandu yang memgang peran penting dalam pelaksanan fungsi
pelayanan kesehatan, dengan kondisi fasilitas yang baik ibu akan lebih yakin
dengan pelayanan yang diberikan karena menggunakan fasilitas yang
76

memang bermanfaat bagi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan


kesehatan balitanya sehingga mereka akan rutin berkunjung untuk memantau
perkembangan dan pertumbuhaan balita dengan fasilitas yang mereka anggap
baik tersebut. Perawatan fasilitas yang ada di posyandu perlu dilakukan
secara rutin setiap bulannya serta dapat mengajukan permintaan kepada
puskemas jika terdapat fasilitas yang rusak sehingga pelayanan tidak
terganggu akibat kurangnya fasilitas posyandu.

4.3.6 Hubungan Kehadiran Tenaga Kesehatan dengan kepatuhan


Kunjungan Ibu untuk Penimbangan Balita ke Posyandu
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa pda ibu yang
menyatakan bahwa tenaga kesehatan tidak rutin melakukan kunjungan ke
posyandu memiliki persentase yang lebih besar untuk tidak patuh melakukan
kunjungan ke posyandu balita dibandingkan dengan ibu yang menyatakan
tenaga kesehatan rutin melakukan kunjungan ke posyandu Hasil uji statistik
menunjukkan ada hubungan kehadiran tenaga kesehatan dengan kunjungan
ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Tiuh Tohou Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023.
Nilai OR: 3,152 yang berarti ibu yang mengangap kehadiran tenaga kesehatan
yang tidak rutin memiliki kecenderungan 3,152 kali lebih tinggi untuk tidak
patuh melakukan kunjungan ke posyandu balita dibandingkan dengan ibu
yang menyatakan kehadiran tenaga kesehatan rutin.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara kehadiran


tenaga kesehatan dengan kunjungan ke posyandu diantaranya studi di
Kabupaten Aceh Utara menemukan bahwa kehadiran tenaga kesehatan
berpengaruh positif terhadap kunjungan ke posyandu (Wulandari et al.,
2019). Penelitian di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, juga menunjukkan
bahwa kehadiran tenaga kesehatan di posyandu berpengaruh positif terhadap
kunjungan ke posyandu (Widayati et al., 2016). Studi di Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur, menemukan bahwa kehadiran tenaga kesehatan di posyandu
berhubungan positif dengan peningkatan jumlah kunjungan ke posyandu
(Novianti et al., 2021).
77

Kehadiran tenaga kesehatan di posyandu juga merupakan faktor penting yang


mempengaruhi kunjungan ke posyandu. Tenaga kesehatan seperti bidan atau
perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
termasuk pemeriksaan kesehatan dan pemberian imunisasi kepada anak-anak
yang datang ke posyandu. Beberapa penelitian menunjukkan adanya
hubungan positif antara kehadiran tenaga kesehatan dengan kunjungan ke
posyandu diantaranya studi di Kabupaten Aceh Utara menemukan bahwa
kehadiran tenaga kesehatan berpengaruh positif terhadap kunjungan ke
posyandu (Wulandari et al., 2019).

Pada penelitian ini juga diperoleh gambaran adanya ibu yang menyatakan
kehadiran nakes yang tidak rutin namun tetap patuh melakukan kunjungan
dan ibu yang menyatakan kehadiran nakes rutin namun tidak patuh
melakukan kunjungan dapat terkait dengan beberapa penyebab diantaranya
yaitu pada ibu yang menyatakan kehadiran nakes yang tidak rutin namun
tetap patuh melakukan kunjungan dapat disebabkan karena mereka
menganggap dengan adanya kader saja sudah dapat memenuhi harapan
mereka untuk penimbangan balitanya, sedangkan pada ibu yang menganggap
kehadiran nakes rutin namun tidak patuh melakukan kunjungan dapat
disebabkan karena ibu yang sudah membawa balita ke fasilitas kesehatan lain
atau juga dapat terkait dengan tidak sempatnya ibu membawa balita ke
posyandu disebabkan oleh hal lainnya.

Adanya hubungan antara kehadiran tenaga kesehatan dengan kepatuhan ibu


untuk berkunjung ke posyandu tersebut terkait dengan keyakinan ibu akan
informasi dan tindakan yang diberikan oleh orang yang benar-benar
berprofesi sebagai tenaga kesehatan dibandingkan dengan hanya sekedar
kader yang mereka anggap kurang berkompeten jika dibandingan dengan
tenaga kesehatan sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk rutin
berkunjungan jika dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh tenaga kesehatan.
Kehadiran tenaga kesehatan dapat diwujudkan dengan memberikan jadwal
rutin bagai tenaga kesehatan untuk melakukan pembinaan ke posyandu yang
78

ada di wilayah kerja Puskesmas Tiuh Tohou. Pihak puskesmas dapat


memberikan tugas kepada para tenaga kesehatan yang ada di wilayah
kerjanya seperti bidan desa untuk rutin melakukan kunjungan ke posyandu
dengan memberikan jadwal tetap setiap bulannya.
79

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data maka dapat disimpulkan hasil dari penelitian di
Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023
sebagai berikut:
1. Distribusi frekuensi Kepatuhan Kunjungan ibu untuk Penimbangan Balita
ke Posyandu sebagian besar tidak patuh sebanyak 52 ibu (59,8%).
2. Distribusi frekuensi kualitas pelayanan terbanyak menyatakan pelayanan
posyandu kurang baik sebanyak 44 ibu (50,6%), pelayanan kader yang
kurang baik sebanyak 45 ibu (51,7%), kondisi fasilitas yang kurang baik
sebanyak 53 ibu (60,9%) dan tenaga kesehatan rutin datang sebanyak 48 ibu
(55,2%).
3. Ada hubungan kualitas pelayanan posyandu (p value: 0,023; OR: 3,067),
pelayanan kader (p value: 0,044; OR: 2,708), kondisi fasilitas posyandu (p
value: 0,009; OR: 3,619) dan kehadiran tenaga kesehatan (p value: 0,023l
OR: 3,152) dengan kunjungan ibu untuk Penimbangan balita ke posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou Kabupaten Tulang Bawang Tahun
2023.

5.2 Sarana
5.2.1 Bagi Ibu Balita
Diharapkan ibu balita untuk lebih patuh melakukan kunjungan ke posyandu
balita guna memantau pertumbuhan dan perkembangan balita serta
mendapatkan penyuluhan terkait dengan kesehatan ibu dan balita sehingga
dapat terpantau tumbuh kembangnya dengan cara menuliskan secara rutin
jadwal pelaksanaan posyandu agar tidak terlewat setiap pelaksanaanya.

79
80

5.2.2 Bagi Puskesmas Tiuh Tohou


Pihak puskesmas untuk dapat meningkatkan kunjungan ibu balita ke
posyandu dengan melakukan peningkatan dari berbagai aspek seperti yang
diperoleh dari hasil peneltiian ini meliputi:
1. Memberikan pelatihan secara rutin kepada para kader agar dapat
meningkatkan kualitas pelayanannya pada saat pelaksanaan posyandu
dengan kegiatan update keterampilan di posyandu dan pemberian
informasi terkait dengan program-program kesehatan bagi ibu dan balita
secara rutin di jadwalkan minimal dalam satu bulan sekali, pelatihan
tentang pengelolaan posyandu agar keterampilan para tenaga kader dalam
memberikan pelayanan dapat lebih meningkat.
2. Memberikan jadwal Posyandu terbaru kepada para kader dan
menginfokan kembali kepada masyarakat apabila jadwal Posyandu
berubah.
3. Melakukan inventarisasi terkait dengan kelengkapan fasilitas yang ada di
setiap posyandu agar ketersediaan fasilitas menjadi lebih lengkap dengan
dengan kondisi yang layak dan standar untuk digunakan dalama
pelayanan kesehatan yang ada di posyandu.
4. Menyediakan kursi tunggu di Posyandu.
5. Melakukan kalibrasi untuk alat-alat kesehatan yang ada di Posyandu
6. Memberikan jadwal rutin kepada tenaga kesehatan terutama tenaga gizi
yang ada di puskesmas agar dapat rutin mengunjungi posyandu yang ada
di wilayah kerjanya, bahkan juga diperlukan diberikan sangsi jika
terdapat tenaga kesehatan yang tidak melakukan kunjungan tanpa disertai
dengan keterangan yang jelas.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya


Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lanjutan dengan
menggunakan variabel lain yang terkait dengan kepatuhan ibu melakukan
kunjungan ke posyandu sehingga dapat memperkaya literasi terkait dengan
kunjungan ibu ke posyandu serta dapat menjadi bahan perbandingan
penelitian terkait dengan kunjungan ibu balita ke posyandu.
DAFTAR PUSTAKA

Alkaff, M., Darmawati, S., & Suryanti, S. (2019). Hubungan antara Kualitas
Pelayanan Kader dan Fasilitas Posyandu dengan Kunjungan Balita di
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Sijunjung
Arikunto, (2016), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.

Astuti. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu dalam Kegiatan


Posyandu. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(2), 159-164.

Azwar S. (2017). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten


TulanG bawnag Tahun 2021.

Faridah, dkk, (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita


Ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang Tahun
2017. Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) April 2018 Volume 2 Nomor 1 P-ISSN :
25.

Goldstein, E. B. (2018). Sensation and perception (10th ed.). Boston, MA: Cengage
Learning.

Hidayat, Alimul, Aziz. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik. Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.

Halimah dan Adista (2021). Hubungan kualitas pelayanan posyandu dengan minat
kunjungan ibu di posyandu Kemuning XII Desa Cibeber Cilegon. Jurnal
Riset Kebidanan Indonesia. Vol 5, No. 2, Desember 2021, pp. 180-183.

Hastono, S. P. (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan


Nomor 67 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pedoman Pengelolaan Pos


Pelayanan Terpadu (Posyandu). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Kajian Pembaruan Indikator
Kinerja Program Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Pedoman Penyusunan


Standar Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2021. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kusumawardani, R., & Yuniar, Y. (2018). Hubungan Kondisi Fasilitas dengan


Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu dan Balita. Jurnal Keperawatan, 10(1), 20-
29.

Kusuma & Widayanti. (2020). Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke


Posyandu di Kabupaten Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 9(1), 8-16.

Lushinta dkk., (2022). Persepsi kualitas pelayanan posyandu dengan kunjungan


Ibu balita pada masa pandemi covid-19, Mahakam Midwifery Journal Vol
07 No. 1 Mei 2022

Marwati, E., Sari, I. P., & Rahmadani, F. (2019). Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kepatuhan Kunjungan Posyandu Balita di Desa Sukaresmi
Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut. Jurnal Keperawatan Indonesia,
22(2), 83-92.

Notoatmodjo, Soekidjo., (2017), Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,


Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo., (2018), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka


Cipta.

Novianti, I., Widayati, A., & Setiyawan, H. (2021). Factors Affecting the
Attendance of Toddlers at Integrated Health Post (Posyandu) in Sidoarjo
Regency. International Journal of Public Health Science (IJPHS), 10(1), 1-
6.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (Ed.4). Jakarta:


Salemba Medika.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Pitaloka dan Ryandini, (2019). Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Posyandu Terhadap Frekuensi Kunjungan Ibu Balita Di Posyandu VI
Flamboyan Lingkungan Kiring Kelurahan Gedongombo Kecamatan
Semanding. Jurnal MIDPRO. Volume 11 No.2 Desember 2019.

Pratiwi, D. A., Widjanarko, B., & Wibowo, Y. A. (2019). Faktor yang


Berhubungan dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di Kecamatan
Rembang Kabupaten Pati.

Rolando, Jacobis. (2018). Faktor-faktor kualitas pelayanan pengaruhnya terhadap


kepuasan pasien rawat inap peserta jamkesmas di BLU RSUP Prof.dr. R.d.
Kandou Manado. Jurnal EMBA 619 Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 619-
629.

Riadi. (2021). Kepatuhan (Obedience). Artikel kajian Pustaka diakses dari


https://www.kajianpustaka.com/2021/05/kepatuhan-obedience.html.

Ririn, I. S., Riyanto, S., & Sunaryo, S. (2021). The Effect of Service Quality on
Posyandu Cadres on Mother's Visit to Posyandu. International Journal of
Health Sciences (IJHS), 5(1), 11-20.

Saputra, A. D., Wulandari, E. R., & Raharjo, B. B. (2018). Faktor yang


Berhubungan dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di Desa Harjosari,
Kabupaten Lampung Tengah.

Saputra, I., Subekti, S., & Anggriani, Y. (2018). The Influence of Posyandu Service
Quality on Toddler’s Visitation. Journal of Health Promotion and Behavior,
3(1), 37-44.

Sari, Chanif Kurnia, (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Balita


di Posyandu. Jurnal Keperawatan. Volume 13 Nomor 1, Maret 2021

Sari, D. K., Rakhmawati, T., & Setiawati, E. P. (2019). Faktor-faktor yang


Berhubungan dengan Kepatuhan Ibu dalam Mengikuti Program Posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai.
Jurnal Keperawatan Maternitas, 4(2), 142-151

Sulistyorini. (2020). Hubungan Persepsi Ibu tentang Posyandu dengan Perilaku


Kunjungan Balita ke Posyandu Mawar di Dusun Soragan Ngestiharjo
Kasihan Bantul Yogyakarta. Skripsi thesis, STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta.

Sugiyono, (2016), Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Supriasa. (2018). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC


Tjiptono, Fandy (2017), Service, Quality & satisfaction. Yogyakarta: Andi.

Umitra, (2022), Panduan Penyusunan Skripsi, Bandar Lampung: Universitas Mitra


Indonesisa Lampung.

Utomo, A. B., & Sumarni, S. (2019). Hubungan Faktor Kader dengan Kepatuhan
Kunjungan Posyandu. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 10(2), 145-154.

Widayati, A., Nugroho, W. T., & Kusuma, A. E. (2016). The Influence of Posyandu
Service Quality on Toddler’s Visitation in Purbalingga District. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health), 11(1), 57-65.

Wibowo, dkk (2021). Factors Affecting Mother Of Children Under Five Years
Old’s Activity To Posyandu. Journal of Applied Health Management and
Technology Vol 3, No 3 (2021) 88-95

Wulandari dan Fitriahadi, (2021).Gambaran Kualitas Pelayanan Posyandu Balita


di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta. Jurnal Kebidanan –
Vol 10, No 1 (2021), 35-50

Wulandari, A., Perwitasari, D. A., & Kusnanto, H. (2019). Determinan Kunjungan


Posyandu Balita di Kabupaten Aceh Utara. International Journal of Health
Sciences (IJHS), 5(1), 11-20.

Yulianti, N. A., Wardhani, N. K., & Indarjo, M. A. (2019). Faktor yang


Mempengaruhi Kunjungan Posyandu Balita di Kabupaten Ngawi.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin pra Survei Penelitian
Lampiran 2. Inform Concent
PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ........................................................................................................
Usia : ........................................................................................................
Alamat : ........................................................................................................
Pendikan : ……………………………………………………………………

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Semua penjelasan mengenai keikutsertaan dalam penelitian ini telah
disampaikan kepada saya dan telah dipahami dengan sejelas-jelasnya.
Penjelasan tersebut yaitu mengenai kesukarelaan untuk mengikuti penelitian,
prosedur penelitian, kewajiban subyek penelitian, manfaat penelitian, resiko
serta efek samping penelitian dan keamanan kerahasiaan data. Bila memerlukan
penjelasan lebih lanjut, saya dapat menanyakan kepada saudara Senny
Komalasari SA sebagai peneliti.
2. Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut serta dalam
penelitian ini.
3. Apabila pernyataan-pernyataan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman atau
berakibat negative bagi diri saya, maka saya berhak untuk menghentikan atau
mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa adanya sanksi.
4. Saya mengerti bahwa catatan atau data mengenai penelitian ini akan
dirahasiakan. Kerahasiaan ini dijamin illegal.
5. Semua berkas yang mencantumkan identitas subjek penelitian hanya
dipergunakan untuk pengolahan data dan bila penelitian sudah selesai akan
dimusnahkan.
6. Dengan secara sukarela dan tidak ada paksaan dari siapapun, saya bersedia
berperan serta dalam penelitian ini.

Tiuh Toho, Juni 2023

(……………………………)
Lampiran 4. Penjelasan kepada Calon Responden
INFORMED CONSENT
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Senny Komalasari SA
NPM : 215130016P
Adalah Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Mitra
Indonesia Bandar Lampung, pada kesempatan ini saya akan melakukan penelitian
yang berjudul “Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepatuhan Kunjungan
Ibu Balita Ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Toho Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2023”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan
dengan kepatuhan kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Tiuh Toho Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023. Ibu diminta berpartisipasi
sebagai subjek karena memenuhi kriteria sebagai responden untuk penelitian yang
akan saya lakukan yaitu memiliki balita berusia 1-5 tahun dan bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas Tiuh Toho. Proses pengambilan data akan dilakukan
dengan pengisiian kuisioner ataupun dengan wawancara selama kurang lebih 15
menit. Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan kualitas
pelayanan meliputi kualitas pelayanan diposyandu, pelayaan kader, kondisi fasilitas
posyandu, kehadiran tenaga kesehatan ke posyandu serta kepatuhan ibu melakukan
kunjungan ke posyandu.
Penelitian ini nantinya diharapkan dapat menambah informasi dan
pengetahuan Ibu terkait dengan manfaat dari melakukan kunjungan ke posyandu
terhadap tumbuh kembang baltia ibu. Semua data yang berhasil dikumpulkan akan
dijaga kerahasiannya. Data yang diperoleh nantinya hanya akan dipergunakan
untuk keperluan penelitian. Bila Ibu bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
diharapkan dapat menandatangani Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)
sebagaimana terlampir.
Keikutsertaan Ibu dalam penelitin ini bersifat sukarela. Ibu memiliki hak
penuh untuk mengundurkan diri atau menyatakan batal untuk berpartisipasi kapan
saja. Apabila Ibu ingin mengetahui atau mengkonfirmasi yang berhubungan
dengan penelitian ini, Ibu dapat menghubungi saya:
Seny Komalasari di No. Hp. 0823-7733-3325

Besar harapan saya saudara/i berkenan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dengan mengisi lembar kuisioner. Demikian terimakasih

Hormat Saya

Senny Komalasari SA
NPM: 215130016P
Lampiran 3. Instrumen Penelitian

HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN


IBU BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TIUH TOHO KABUPATEN TULANG BAWANG
TAHUN 2023

Petunjuk pengisian
1. Isilah biodata/data umum responden terlebih dahulu
2. Baca soal dengan teliti dan jawab menurut kebiasaan anda
3. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas dapat ditanyakan
4. Berilah tanda (X) pada pertanyaan pada poin pengetahuan

DATA UMUM RESPONDEN


1. Nomor :....................................(diisi oleh peneliti)
2. Nama Ibu (Inisial) :..................................................................
3. Umur Ibu :..................................................................
5. Umur balita :........................bulan

A. Kepatuhan Kunjungan ke Posyandu


Dalam satu tahun terakhir berapa kali anada mengunjungi posyandu
(Jawaban akan di kokonfirmasi berdasrakan catata KMS atau buku KIA)
: > 8 kali

: < 8 kali

B. Kualitas Pelayanan Posyandu


Bagaimanakah pendapat Anda atas pelayanan yang diberikan di
Posyandu!
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
TB : Tidak baik
STB : Sangat Tidak baik
Jawaban
No Pertanyaan
SB B C TB STB
A Bukti Fisik (tabibles)
1 Kondisi peralatan dan perlengkapan baik dan
bersih
2 Ruang pemeriksaan bersih dan rapih
3 Tenaga kesehatan di posyandu dengan
penampilan yang bersih dan rapih
B Kehandalan (Reliability)
4 Jadwal pelaksanana posyandu selalu rutin
dan tepat waktu
5 Pelayanan yang diberikan selalu lengkap
6 Tenaga kesehatan dan petugas di posyandu
selalu menjawab pertanyaan ibu
C Ketanggapan (Responsivennes)
7 Petugas kesehatan selalu mendengarkan
keluhan dari ibu
8 Tenaga kesehatan bersikap sopan dan
ramah selama memberikan pelayanan
9 Tenaga kesehatan mendengarkan semua
pertanyaan ibu
D Jaminan Kepastian (Assurance)
10 Tenaga kesehatan memberikan penjelasan
tentang kondisi balita dengan baik
11 Setiap balita mendapatkan pelayanan yang
lengkap
12 Tenaga kesehatan selalu memberikan
penyuluhan tentang kesehatan balita
E Empaty
13 Tenaga kesehatan memberikan perhatian
pad setiap kondisi balita
14 Tenaga kesehatan mengenal setiap ibu
dnegan baik
15 Tenaga kesehatan selalu menanyakan
kondisi ibu dan balita saat datang ke
posyandu
C. Pelayanan Kader
Bagaimanakah tanggapan Anda atas pelayanan kader di Posyandu
(Pelayanan Kader sistem 5 Meja)

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apakah kader melaksanakan pendaftaran terhadap
semua ibu yang berkunjung ke posyandu
2 Apakah kader melakukan penimbangan semua balita
yang berkunjung ke Posyandu setiap bulannya
3 Apakah kader mencatat hasil penimbangan di buku
KIA atau KMS dan mengisi buku register Posyandu
4 Apakah kader melaksanakan kegiatan penyuluhan dan
konseling kesehatan dan gizi
5 Apakah kader melakukan Pemberian makanan
Tambahan jika tersedia ke semua balita
6 Apakah kader membantu petugas kesehatan
memberikan pelayanan kesehatan
(Buku Pedoman Penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

D. Kondisi Fasilitas Posyandu Balita


Kondisi
No Fasilitas Posyandu
Baik Cukup Kurang
1 Ruang pemeriksaan yang cukup, dengan fasilitas
kursi, meja, dan lemari obat
2 Fasilitas sanitasi yang memadai, termasuk kamar
mandi dan tempat mencuci tangan
3 Fasilitas air bersih dan listrik
4 Timbangan Bayi
5 Stetoskop
6 Termometer
7 Pengukur tinggi badan
8 Alat pemeriksaan ibu hamil
9 APE Kit (Alat Permainan Edukatif)
10 Food Model.
(Buku Pedoman Penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Apakah setiap kegiatan posyandu ada Tenaga Kesehatan (Perawat,
Bidan atau Dokter yang berkunjung dan memberikan pelayanaan)
: Rutin (Selalu hadir setiapkegiatan posyandu)

: Tidak rutin (Kadang-kadang atau jarang datang ke posyandu)


Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Instrumen Penelitian
Rekapitulkasi Hasil Penyebaran kuisioner Kualias Pelayanan Posyandu

No. Item Soal


Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JML
1 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 5 5 3 5 53
2 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 4 62
3 4 5 3 3 4 5 3 3 5 3 3 5 3 3 5 57
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 62
5 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 48
6 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 56
7 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 45
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 44
9 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 59
10 3 3 3 3 4 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4 53
11 3 3 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 58
12 4 5 3 3 4 5 3 3 5 3 3 4 3 3 5 56
13 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 66
14 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 48
15 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 3 57
16 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
17 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 43
18 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 58
19 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 59
20 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 52
21 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 3 57
22 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
23 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
24 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 59
25 3 3 3 3 4 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4 53
26 3 3 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 57
27 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 50
28 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 46
29 3 5 5 3 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 61
30 4 4 4 4 5 2 3 3 4 3 5 4 4 2 2 53
Tabel Pembantu Ganjil genap

RESP GJ GN X2 Y2 XY
1 29 24 841 576 696
2 33 29 1089 841 957
3 30 27 900 729 810
4 33 29 1089 841 957
5 26 22 676 484 572
6 29 27 841 729 783
7 25 20 625 400 500
8 24 20 576 400 480
9 32 27 1024 729 864
10 29 24 841 576 696
11 32 26 1024 676 832
12 30 26 900 676 780
13 37 29 1369 841 1073
14 26 22 676 484 572
15 30 27 900 729 810
16 25 21 625 441 525
17 23 20 529 400 460
18 32 26 1024 676 832
19 32 27 1024 729 864
20 29 23 841 529 667
21 30 27 900 729 810
22 25 21 625 441 525
23 23 21 529 441 483
24 32 27 1024 729 864
25 29 24 841 576 696
26 31 26 961 676 806
27 26 24 676 576 624
28 25 21 625 441 525
29 33 28 1089 784 924
30 31 22 961 484 682
JML 871 737 25645 18363 21669

Hasil Perhitungan: Uji Reliabilitas:

N  XY  ( X)( Y) 2(r gg )
rxy 
[(N  X  ( X) ) (N  Y  ( Y) )]
2 2 2 2 r xx 
1  rgg
rxy = 0,896 rxy = 0,945
Rekapitulkasi Hasil Penyebaran kuisioner Pelayanan Kader

No. Item Soal


Resp 1 2 3 4 5 6 JML
1 1 1 1 1 1 1 6
2 1 1 1 1 1 1 6
3 1 1 1 0 0 0 3
4 1 1 1 1 1 1 6
5 1 1 1 1 1 1 6
6 1 0 1 0 0 0 2
7 1 1 1 0 0 1 4
8 1 1 1 1 1 1 6
9 1 1 1 1 1 1 6
10 1 1 0 0 0 1 3
11 1 1 1 1 1 1 6
12 1 1 1 1 0 1 5
13 1 1 1 1 1 1 6
14 1 1 1 1 1 1 6
15 1 1 1 1 1 1 6
16 1 0 1 0 0 0 2
17 1 1 1 1 1 1 6
18 1 1 1 1 1 1 6
19 1 1 1 1 1 1 6
20 1 0 1 0 0 1 3
21 1 1 1 1 1 1 6
22 1 1 1 1 1 1 6
23 1 1 0 0 0 1 3
24 1 1 1 1 1 1 6
25 1 1 1 1 1 1 6
26 1 1 1 1 1 1 6
27 1 1 1 1 1 1 6
28 0 1 1 0 0 0 2
29 1 1 1 1 1 1 6
30 1 1 1 1 1 1 6
Tabel Pembantu Ganjil genap

RESP GJ GN X2 Y2 XY
1 3 3 9 9 9
2 3 3 9 9 9
3 2 1 4 1 2
4 3 3 9 9 9
5 3 3 9 9 9
6 2 0 4 0 0
7 2 2 4 4 4
8 3 3 9 9 9
9 3 3 9 9 9
10 1 2 1 4 2
11 3 3 9 9 9
12 2 3 4 9 6
13 3 3 9 9 9
14 3 3 9 9 9
15 3 3 9 9 9
16 2 0 4 0 0
17 3 3 9 9 9
18 3 3 9 9 9
19 3 3 9 9 9
20 2 1 4 1 2
21 3 3 9 9 9
22 3 3 9 9 9
23 1 2 1 4 2
24 3 3 9 9 9
25 3 3 9 9 9
26 3 3 9 9 9
27 3 3 9 9 9
28 1 1 1 1 1
29 3 3 9 9 9
30 3 3 9 9 9
JML 78 75 216 213 208

Hasil Perhitungan: Uji Reliabilitas:

N  XY  ( X)( Y) 2(r gg )
rxy 
[(N  X  ( X) ) (N  Y  ( Y) )]
2 2 2 2 r xx 
1  rgg
rxy = 0,709 rxy = 0,829
Lampiran 5. Surat Keterangan Laik Etik
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Pengumpulan Data Kualitas Pelayanan
Lampiran Hasil Pengumpulan data Pelayanan Kader
Lampiran Hasil Pengumpulan Data Kondisi Fasilitas
REKAPITULASI HASIL PENGUMPULAN DATA
Lampiran 7. Hasil Analisa Data SPSS

Frequency Table

Kepatuhan Kunjungan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak patuh 52 59,8 59,8 59,8
Patuh 35 40,2 40,2 100,0
Total 87 100,0 100,0

Kualitas Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 44 50,6 50,6 50,6
Baik 43 49,4 49,4 100,0
Total 87 100,0 100,0

Pelayanan Kader
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 45 51,7 51,7 51,7
Baik 42 48,3 48,3 100,0
Total 87 100,0 100,0

Kondisi Fasilitas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 53 60,9 60,9 60,9
Baik 34 39,1 39,1 100,0
Total 87 100,0 100,0

Kehadiran Nakes
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Rutin 39 44,8 44,8 44,8
Rutin 48 55,2 55,2 100,0
Total 87 100,0 100,0
Crosstabs

Kualitas Pelayanan * Kepatuhan Kunjungan

Crosstab
Kepatuhan Kunjungan
Tidak patuh Patuh Total
Kualitas Pelayanan Kurang Count 32 12 44
Expected Count 26,3 17,7 44,0
% within Kualitas 72,7% 27,3% 100,0%
Pelayanan
Baik Count 20 23 43
Expected Count 25,7 17,3 43,0
% within Kualitas 46,5% 53,5% 100,0%
Pelayanan
Total Count 52 35 87
Expected Count 52,0 35,0 87,0
% within Kualitas 59,8% 40,2% 100,0%
Pelayanan

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6,216a 1 ,013
Continuity Correctionb 5,173 1 ,023
Likelihood Ratio 6,299 1 ,012
Fisher's Exact Test ,017 ,011
Linear-by-Linear 6,144 1 ,013
Association
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,30.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kualitas 3,067 1,254 7,498
Pelayanan (Kurang / Baik)
For cohort Kepatuhan 1,564 1,082 2,259
Kunjungan = Tidak patuh
For cohort Kepatuhan ,510 ,292 ,890
Kunjungan = Patuh
N of Valid Cases 87
Pelayanan Kader * Kepatuhan Kunjungan

Crosstab
Kepatuhan Kunjungan
Tidak patuh Patuh Total
Pelayanan Kader Kurang Count 32 13 45
Expected Count 26,9 18,1 45,0
% within Pelayanan Kader 71,1% 28,9% 100,0%
Baik Count 20 22 42
Expected Count 25,1 16,9 42,0
% within Pelayanan Kader 47,6% 52,4% 100,0%
Total Count 52 35 87
Expected Count 52,0 35,0 87,0
% within Pelayanan Kader 59,8% 40,2% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4,986a 1 ,026
Continuity Correctionb 4,057 1 ,044
Likelihood Ratio 5,031 1 ,025
Fisher's Exact Test ,030 ,022
Linear-by-Linear 4,929 1 ,026
Association
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,90.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pelayanan 2,708 1,118 6,557
Kader (Kurang / Baik)
For cohort Kepatuhan 1,493 1,034 2,157
Kunjungan = Tidak patuh
For cohort Kepatuhan ,552 ,321 ,948
Kunjungan = Patuh
N of Valid Cases 87
Kondisi Fasilitas * Kepatuhan Kunjungan

Crosstab
Kepatuhan Kunjungan
Tidak patuh Patuh Total
Kondisi Fasilitas Kurang Count 38 15 53
Expected Count 31,7 21,3 53,0
% within Kondisi Fasilitas 71,7% 28,3% 100,0%
Baik Count 14 20 34
Expected Count 20,3 13,7 34,0
% within Kondisi Fasilitas 41,2% 58,8% 100,0%
Total Count 52 35 87
Expected Count 52,0 35,0 87,0
% within Kondisi Fasilitas 59,8% 40,2% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 8,025a 1 ,005
Continuity Correctionb 6,805 1 ,009
Likelihood Ratio 8,042 1 ,005
Fisher's Exact Test ,007 ,005
Linear-by-Linear 7,932 1 ,005
Association
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,68.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kondisi 3,619 1,460 8,969
Fasilitas (Kurang / Baik)
For cohort Kepatuhan 1,741 1,126 2,693
Kunjungan = Tidak patuh
For cohort Kepatuhan ,481 ,288 ,803
Kunjungan = Patuh
N of Valid Cases 87
Kehadiran Nakes * Kepatuhan Kunjungan

Crosstab
Kepatuhan Kunjungan
Tidak patuh Patuh Total
Kehadiran Nakes Tidak Rutin Count 29 10 39
Expected Count 23,3 15,7 39,0
% within Kehadiran 74,4% 25,6% 100,0%
Nakes
Rutin Count 23 25 48
Expected Count 28,7 19,3 48,0
% within Kehadiran 47,9% 52,1% 100,0%
Nakes
Total Count 52 35 87
Expected Count 52,0 35,0 87,0
% within Kehadiran 59,8% 40,2% 100,0%
Nakes

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6,257a 1 ,012
Continuity Correctionb 5,205 1 ,023
Likelihood Ratio 6,403 1 ,011
Fisher's Exact Test ,016 ,011
Linear-by-Linear 6,185 1 ,013
Association
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,69.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kehadiran 3,152 1,262 7,871
Nakes (Tidak Rutin / Rutin)
For cohort Kepatuhan 1,552 1,096 2,197
Kunjungan = Tidak patuh
For cohort Kepatuhan ,492 ,270 ,897
Kunjungan = Patuh
N of Valid Cases 87
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai