Anda di halaman 1dari 83

SKRIPSI

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN


KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST
PARTUM DI RUANG KEBIDANAN RSUD
AMPANA KABUPATEN TOJO UNA UNA
TAHUN 2023

MELINA DIAN ASTUTI HASAN SOLUNGAN


B300221058

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI
KABUPATEN PINRANG
2023
SKRIPSI

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN


KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST
PARTUM DI RUANG KEBIDANAN RSUD
AMPANA KABUPATEN TOJO UNA UNA
TAHUN 2023

MELINA DIAN ASTUTI HASAN SOLUNGAN


B300221058

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI
KABUPATEN PINRANG
2023
SKRIPSI

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN


KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST
PARTUM DI RUANG KEBIDANAN RSUD
AMPANA KABUPATEN TOJO UNA UNA
TAHUN 2023

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Program Studi

Keperawatan

Disusun dan Diajukan Oleh

MELINA DIAN ASTUTI HASAN SOLUNGAN


B300221058

Kepada

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI
KABUPATEN PINRANG
2023

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi Penelitian ini akan dipertahankan dihadapan Tim Penguji sebagai salah

satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan pada Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) Baramuli Kabupaten Pinrang.

Pinrang, Oktober 2023

Menyetujui :

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Nurlina,S.Kep,Ns,M.Kep Irma Aswani SKM,M.Kes

Mengetahui :

Ketua Program Studi Keperawatan Pembantu Ketua I BidangAkademik

Siska Wijayanti P,S,Kep,,M.Kes Dr. Muh.Kardi Rais, SKM, M.Kes

ii
PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Melina Dian Astuti Hasan Solungan

Nim : B 300 221058

Program Studi : Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Perawatan Payudara Dengan Kejadian

Bendungan Asi Pada Ibu Post Partum Di Ruang

Kebidanan Rsud Ampana Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2023

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi dan

diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh

gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Baramuli Kabupaten Pinrang pada

Hari……Tanggal….2023

Tim Penguji

Ketua : Nurlina,S.Kep,Ns,M.Kep (……………………)

Sekertaris : Irma Aswani SKM,M.Kes (.….………………..)

Anggota : Sudirman, SKM.,M.Kes (…………………....)

Drs.Yulis Tinta, M.Kes (……………………)

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Melina Dian Astuti Hasan Solungan

NIM : B3 002 21 058

Jurusan : S-1 Ilmu keperawatan

Judul : Hubungan Perawatan Payudara Dengan Kejadian


Bendungan ASI Pada Ibu Post Partum Di Ruang
Kebidanan RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una
Tahun 2023

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, skripsi ini benar-benar

merupakan hasil karya sendiri bukan menjiplak atau plagiat hasil karya

orang lain, dan saya bersedia menanggung segala resiko yang

ditimbulkan apabila pernyataan ini tidak benar.

Ampana, Oktober 2023

Yang membuat pernyataan

Melina Dian Astuti Hasan Solungan

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)


Baramuli, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Melina Dian Astuti Hasan Solungan
Nim : B3 002 21 058
Program Studi : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Baramuli Hak Bebas
Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya berjudul :
HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUANG KEBIDANAN
RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA UNA TAHUN 2023
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Baramuli
berhak menyimpan , mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan skripsi saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tojo Una Una

Pada Tanggal : Oktober 2023

Yang Menyatakan

Melina Dian Astuti Hasan Solungan

v
ABSTRAK

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN


BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUANG KEBIDANAN
RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA UNA TAHUN 2023
Melina Dian Astuti Hasan Solungan

Latar belakang : Bendungan ASI adalah penyempitan pada saluran ASI

karena peningkatan aliran vena dan limfe . Data World Health

Organization (WHO) tahun 2015 di Amerika Serikat persentase

perempuan menyusui yang mengalami bendungan ASI rata-rata

mencapai 87,05%. Didukung juga dengan data Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI ) 2015, menyebutkan bahwa ibu nifas yang

mengalami bendungan ASI sebanyak 15,60%, serta pada tahun 2016

sebanyak 37,12%

Tujuan : Untuk mengetahui Hubungan Perawatan Payudara dengan

Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Postpartum di Ruang Kebidanan di

RSUD Ampana tahun 2023

Metode penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional

Hasil penelitian : Pada hasil uji chi-squre dengan taraf signifikansi α :

0.05 pada hubungan perawatan payudara dengan kejadian bendungan

ASI, diperoleh p : 0.01 yang artinya nilai p < α ,maka Ho di tolak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perawatan

payudara dengan kejadian bendungan ASI pada ibu post partum di Ruang

Kebidanan RSUD Ampana

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena

atas berkat dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar sarjana Keperawatan pada Program Studi

Keperawatan Sekolah Tinggi llmu Kesehatan (STIKES) Baramuli Pinrang.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,

sangatlah sulit bagi penulis untuk menyeleaikan skripsi ini. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Muh. Alwy Arifin, M. Kes, selaku ketua sekolah Tinggi

llmu Kesehatan (STIKES) Baramuli Pinrang.

2. Bapak Bupati Tojo Una una, Bapak Muhammad lahay,SE.,M.M, dan

Ibu Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Tojo Una

una, Ibu Herlina Leonita Sandewah SH.M.H, yang telah memberikan

izin penilitian.

3. Bapak Direktur RSUD Ampana, dr.Niko,S.Ked.M.M, yang telah

memberikan izin penelitian

4. Ibu pembimbing, Ibu Nurlina,S.Kep,Ns, M.Kep, dan Ibu Irma Aswani

SKM, M.Kes, yang selalu memberikan arahan, saran dan masukan

mulai dari penyusunan proposal sampai dengan terselesaikannya

skripsi ini

vii
5. Kepada Suami, beserta keluarga besar yang senantiasa membantu

dan memberikan do'a dan dukungan moral dan material.

6. Kepada teman-teman Mahasiswa Sengkatan tanpa terkecuali atas

kebersamaan, kekompakan dan dukungannya kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga ALLAH SWT berkenan

membalas segala kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu.

Dan semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan

ilmu, Amin.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Pinrang, Oktober 2023

Penyusun

Melina Dian Astuti Hasan Solungan

viii
DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI ....................... ....................................................... ......... i

LEMBAR PERSETUJUAN ........ ....................................................... ......... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ....... ....................................................... ........ iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN .......................................... ........ iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS......... ................................................ v

ABSTRAK ................................. ................ ...................................... ........ vi

KATA PENGANTAR ................ ................ ...................................... ........ vii

DAFTAR ISI .............................. ................ ...................................... ........ ix

DAFTAR TABEL ....................... ................ ...................................... ......... x

DAFTAR GAMBAR ................... ................ ...................................... ........ xi

DAFTAR LAMPIRAN ................ ................ .................................... .......... xii

BAB I PENDAHULUAN............ ................ ...................................... ..........

A. Latar Belakang ............. ................ .................................... ........... 1

B. Rumusan Masalah ........ ................ .................................... . ......... 4

C. Tujuan Penelitiian ......... ................ .................................... . ......... 4

D. Manfaat Penelitian ........ ................ .................................... ........... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ................ .................................... ............

A. Tinjauan Umum Bendungan ASI . .................................... ............

1. Pengertian .............. ................ .................................... ........... 6

2. Etiologi .................... ................ .................................... ........... 7

3. Patofisiologi ............. ................ .................................... ........... 8

ix
4. Pencegahan ............ ................ ......... 8

5. Penanganan bendungan ASI pada ibu post partum...... ........... 9

B. Tinjauan Umum Post Partum ........ .................................... ........... 9

1. Pengertian ............... ................ .................................... ........... 9

2. Tahapan post partum ............... .................................... .......... 10

3. Perubahan Fisik dan Psikologis Masa Post Partum ....... .......... 10

C. Proses Laktasi ............. ................ .................................... .......... 15

1. Pengertian .............. ................ .................................... .......... 15

2. Stadium Laktasi ....... ................ .................................... .......... 16

3. Proses Pembentukan ASI ......... .................................... .......... 18

4. Refleks yang Mempengaruhi Produksi ASI .................... .......... 19

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan dan

Pengeluaran ASI ..... ................ .................................... .......... 21

D. Tinjauan Umum Perawatan Payudara pada Ibu Post

Partum ....................... ................ .................................... .......... 22

1. Pengertian .............. ................ .................................... .......... 22

2. Tujuan Perawatan Payudara ..... .................................... .......... 23

3. Persiapan Alat.......... ................ .................................... .......... 23

4. Persiapan Ibu ........... ................ .................................... .......... 24

5. Pelaksanaan Perawatan Payudara ................................ .......... 24

6. Pelakasaan dan Frekuensi Perawatan Payudara ........... .......... 27

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel ............. .................................... .......... 28

x
B. Pola Pikir Variabel ....... ................ .................................... ......... 29

C. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif......................... .......... 29

D. Hipotesis Penelitian .... ................ .................................... .......... 30

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ....... ................ .................................... .......... 32

B. Lokasi Penelitian ........ ................ .................................... .......... 32

C. Populasi dan Sampel . ................ .................................... .......... 32

D. Instrumen Penelitian .. ................ .................................... .......... 33

E. Jenis dan Sumber Data ............... .................................... .......... 34

F. Alur Penelitian ............ ................ .................................... .......... 34

G. Pengolahan dan analisis data ..... .................................... .......... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ........................... ................ .................................... .......... 36

B. Pembahasan .............. ................ .................................... .......... 40

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................ ................ .................................... ...... 44

B. Saran ......................... ................ .................................... ...... 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur pada Ibu

Post Partum di Ruang Kebidanan RSUD Ampana

Tahun 2023 ……………………………………………… 36

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan pada

Ibu Post Partum di Ruang Kebidanan RSUD Ampana

Tahun 2023………………………………………………… 37

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Perawatan Payudara pada Ibu

Post Partum di Ruang Kebidanan RSUD Ampana

Tahun 2023…………………………………………………. 38

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Bendungan ASI pada Ibu Post

Partum di Ruang Kebidanan RSUD Ampana Tahun

2023 .…………………………………………………………38

Tabel 5.5 Hubungan Perawatan Payudara Dengan Kejadian

Bendungan ASI pada Ibu Post Partum di Ruang

Kebidanan RSUD Ampana Tahun 2023………………….39

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bendungan ASI……………………………………………………………………………..6

Gambar 2.2 Pengurutan payudara…………………………………………………………………25

Gambar3.1 Keragka konsep …………………………………………………………………………….29

Gambar 4.1 Bagan alur penelitian………………………………………………………………….34

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penentuan criteria objektif

Lampiran 2 Permohonan menjadi responden

Lampiran 3 Persetujuan sebagai responden

LAmpiran 4 Lembar kuesioner

Lampiran 5 Master table

Lampiran 6 Frequency table

Lampiran 7 Crosstabs

Lampiran 8 Surat permohonan izin penelitian

Lampiran 9 Surat izin penelitian

Lampiran 10 Rekomendasi penelitian

Lampiran 11 Surat keterangan selesai penelitian

Lampiran 12 Dokumentasi penelitian

Lampiran 13 Riwayat Hidup

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah bagi ibu post partum diantaranya yaitu

Bendungan ASI. Bendungan ASI adalah penyempitan pada saluran

ASI karena peningkatan aliran vena dan limfe. Bagi wanita yang

telah melahirkan, sekitar dua sampai tiga hari hormon progesteron

dan estrogen turun. Lalu terjadi sekresi prolactin oleh hipofisis yang

menyebabkan alveoli meningkat dengan adanya pembengkakan,

keras, dan terasa nyeri (Rusdiana, Ns, M.Kep, Zubaidah, S.S.T.,

S.Kep., M.P.H, Norfitri, S.S.T., M.Keb, & Pusparina, S.S.T.,

M.M.Kes., M.Kes, 2021).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 di Amerika

Serikat persentase perempuan menyusui yang mengalami

bendungan ASI rata-rata mencapai 87,05% atau sebanyak 8.242 ibu

nifas dari 12.765 orang.pada tahun 2014 ibu yang mengalami

bendungan ASI sebanyak 7.198 orang dari 10.764 orang,pada tahun

2015 terdapat ibu yang mengalami bendungan ASI sebanyak 6.543

orang dari 9.862 orang. (Wahyuni, Afriyani, & Selvia, 2022).

Presentase cakupan kasus bendungan ASI pada ibu nifas

menurut data Association of South East Asian Nation (ASEAN) pada

tahun 2013 menyimpulkan bahwa tercatat 107.654 ibu nifas. Pada

tahun 2014 terdapat 95.698 orang, serta pada tahun 2015 ibu yang

1
mengalami bendungan ASI sebanyak 76.543 orang (Oktarida, 2021)

Berdasarkan data cakupan ASI eksklusif di Indonesia adalah

37,3% pada tahun 2014, 55,7% pada tahun 2015, 54% pada tahun

2016, 61,33% pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 terjadi

penurunan yang signifikan dari 37,3%. Dibandingkan dengan target

Kemenkes RI sebesar 80 persen. Didukung juga dengan data Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI ) 2015, menyebutkan

bahwa ibu nifas yang mengalami bendungan ASI sebanyak 35.985

atau (15,60%), serta pada tahun 2016 sebanyak 77.231 atau

(37,12%). Bendungan asi juga dapat disebabkan oleh beberapa

aspek antara lain, yaitu metode yang salah dalam menyusui, putting

susu terbenam, bayi tidak bisa menghirup puting serta aerola,

bunda yang tidak menyusukan bayinya sesering bisa jadi

ataupun bayi yang tidak aktif menghisap (Ariandini, Kusmiati,

Yusnia, Sunarti, & Rahmawati, 2023).

Capaian presentase cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Tojo

Una-una pada tahun 2013 di Puskesmas Marowo adalah 17,7%.

Berdasarkan survei pendahuluan data yang diperoleh dari RSUD

Ampana . Jumlah ibu post partum pada bulan Maret sampai dengan

bulan April 2023 sebanyak 89 ibu nifas. Beberapa Ibu nifas yang

tidak melakukan perawatan payudara mengatakan ASI tidak lancar.

Ada beberapa hal yang menghambat terjadinya pengeluaran ASI

tidak lancar, diantaranya rendahnya pengetahuan ibu dalam

2
melakukan perawatan payudara, kurangnya pelayanan konseling

tentang cara perawatan payudara dari petugas kesehatan,

kurangnya keinginan ibu untuk melakukan perawatan payudara.

Perilaku ibu yang tidak mengetahui cara perawatan payudara yang

benar, ibu menyusui yang kurang memiliki motivasi dari keluarga,

puting susu tidak menonjol, anak susah menyusui, ASI lama keluar,

produksi ASI terbatas, payudara meradang, payudara kotor, ibu

belum siap menyusui, kulit payudara terutama puting akan mudah

lecet, pembekakan payudara atau bendungan ASI. Bendungan ASI

(Engorgement) itu dikarenakan penyempitan pada duktus laktiferus,

sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang

mengakibatkan terjadinya pembekakan, penyebabnya dikarenakan

adanya kelainan pada puting susu, payudara bengkak, nyeri, dan

panas. Pembekakan biasanya terjadi pada hari ketiga dan keempat

sesudah melahirkan. Jika payudara masih membengkak, nyeri, dan

kemerahan dikarenakan infeksi maka terjadi mastitis. Mastitis

merupakan radang pada payudara, dan jika tetap masih

membengkak disertai ada nanah disebut abses.Abses payudara

yang merupakan kelanjutan dari mastitis. Demi keberlangsungan

proses menyusui, payudara harus dirawat dengan baik dan tepat

agar terhindar dari gangguan serta penyakit yang mungkin akan

terjadi selama proses menyusui. Selain akan membuat payudara

indah kembali, perawatan yang benar dan dilakukan secara teratur

3
akan memudahkan bayi saat menyusui, merangsang produksi ASI,

dan mencegah payudara terluka selama menyusui. Agar lebih

optimal, sebaiknya mulai melakukan perawatan payudara sejak

masa kehamilan. Perawatan payudara pada masa ini bertujuan

untuk mempersiapkan payudara untuk menyusui setelah melahirkan.

Pelaksanaan perawatan payudara setelah melahirkan dimulai sedini

mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan. Perawatan tersebut

lakukan 2 kali sehari (Rasjidi,SPOG, (K) Onk, 2014).

Berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Hubungan Perawatan Payudara dengan

Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Post partum di Ruang kebidanan

di RSUD Ampana”

B. Rumusan Masalah

Adakah “Hubungan Perawatan Payudara dengan Kejadian

Bendungan ASI pada Ibu Postpartum di Ruang Kebidanan di RSUD

Ampana?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Perawatan Payudara dengan

Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Postpartum di Ruang

Kebidanan di RSUD Ampana.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kejadian bendungan ASI pada ibu

4
postpartum di Ruang Kebidanan di RSUD Ampana.

b. Untuk mengetahui perawatan payudara pada ibu

postpartum di Ruang Kebidanan di RSUD Ampana.

c. Untuk menganalisis hubungan perawatan payudara dengan

kejadian bendungan ASI pada ibu postpartum di Ruang

Kebidanan di RSUD Ampana.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat menjadi sumber

informasi bagi peneliti selanjutnya tentang hubungan perawatan

payudara dengan kejadian bendungan ASI pada ibu post

partum

2. Manfaat bagi Institusi

Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit mengenai kejadian

bendungan ASI agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan

khususnya kesehatan ibu dan anak dalam upaya menurunkan

jumlah kasus bendungan ASI pada ibu postpartum.

3. Manfaat praktis

Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan pengalaman

bagi peneliti mengenai hubungan perawatan payudara dengan

kejadian bendungan ASI pada ibu postpartum

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM BENDUNGAN ASI

1. Pengertian

Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena

penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak

dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting

susu. Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada

payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga

menyebabkan bendungan air susu dan rasa nyeri disertai kenaikan

suhu badan (Winkjosastro, 2010).

Gambar 2.1 Bendungan ASI

Sumber : Angelina Jessica,2018.

6
2. Etiologi

Bendungan ASI disebabkan oleh penyempitan duktus laktiferus,

kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau

kelainan pada putting susu. Beberapa faktor yang dapat

menyebabkan bendungan ASI, yaitu:

a. Pengosongan mamae yang tidak sempurna

Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu

yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang

dan selesai menyusu & payudara tidak dikosongkan, maka

masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut

jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.

b. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif Pada masa laktasi, bila Ibu

tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak

aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.

c. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar Teknik yang salah

dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet

dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya

Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.

d. Puting susu terbenam

Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam

menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap putting dan areola,

bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.

7
e. Puting susu terlalu panjang

Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi

menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan

merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya

ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI (Winkjosastro,

2010)

3. Patofisiologi

Sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika

ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal

ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan

pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan

cepat. Namun keadaan ini bisa menjadi bendungan, pada

bendungan payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan

jaringan. Aliran vena dan limfotik tersumbat, aliran susu menjadi

terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat.

Payudara yang terbendung membesar, membengkak, dan sangat

nyeri. Payudara dapat terlihat mengkilat dan edema di daerah

eritema difus. Putting susu teregang menjadi rata, ASI tidak

mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk

menghisap ASI. Ibu kadang- kadang menjadi demam.

4. Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara:

a. Jangan bersihkan payudara dengan sabun

8
b. Gunakan teknik menyusui yang benar.

c. Puting susu dan areola mamae harus selalu kering setelah

selesai menyusui.

d. Jangan pakai bra yang tidak dapat menyerap keringat.

5. Penanganan bendungan ASI pada ibu postpartum

Adapun tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani

bendungan ASI pada ibu postpartum adalah sebagai berikut:

a. Susukan payudara sesering mungkin

b. Kedua payudara disusukan

c. Kompres hangat payudara sebelum disusukan

d. Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui.

e. Sangga payudara menggunakan bra.

f. Kompres dingin pada payudara diantara menyusui.

g. Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg Peroral setiap 4

jam (Winkjosastro 2010).

B. TINJAUAN UMUM POST PARTUM

1. Pengertian

Nifas/ post partum adalah masa pulihnya, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra

hamil, lama masa nifas ini 6-8 minggu (Mokhtar, 2011). Nifas

adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6

9
minggu Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil

yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Winkjosastro , 2010).

2. Tahapan Postpartum

Tahapan masa nifas Menurut (Suherni, Widyasih, &

Rahmawati, 2009)

a. Puerperium dini adalah masa kepulihan yakni seorang ibu di

perbolehkan berjalan-jalan.

b. Puerperium intermedial adalah masa kepulihan menyeluruh

dari organ-organ genetalia kira-kira 6-8 minggu.

c. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna apabila ibu selama hamil (persalinan

mempunyai komplikasi), berlangsung 3 bulan.

3. Perubahan fisik dan psikologis masa postpartum

a. Perubahan fisik

1) Perubahan uterus

Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca

persalinan, setinggi umbilicus, setelah 4 minggu masuk

panggul, setelah 2 minggu kembali pada ukuran sebelum

hamil) (Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009)

a) Lochea

Ada beberapa jenis lochea, yakni (Suherni, Widyasih,

& Rahmawati, 2009) :

10
(1) Lochea Rubra ( Cruenta)

Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, selsel darah desidua (Desidua yakni selaput

tenar rahim dalam keadaan hamil), venix caseosa

(yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau

semacam noda dan sel-sel epitel yang menyelimuti kulit

janin), lanugo (yakni bulu halus pada anak yang baru

lahir), dan mekonium (yakni isi usus janin cukup bulan

yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air ketuban

berwarna hijau)

(2) Lochea Sanguinolenta

Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini

terjadi pada hari ke 3-7 setelah persalinan

(3) Lochea Serosa

Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 setelah persalinan.

(4) Lochea Alba

Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2

minggu setelah persalinan.

2) Perubahan vagina dan perineum

a) Vagina

Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul

rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.

11
b) Perlukaan vagina

Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan

perineum tidak sering dijumpai. Mungkin ditemukan

setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi akibat

ekstrasi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin

harus diputar, robekan terdapat pada dinding lateral dan

baru terlihat pada pemeriksaan speculum.

c) Perubahan pada perineum

Terjadi robekan perineum hampir pada semua persalinan

pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.

Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan

bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat,

sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin

melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih

besar dan pada sirkumfarensia suboksipito bregmatika.

Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi

(penyayatan mulut serambi kemaluan untuk

mempermudah kelahiran bayi) lakukanlah penjahitan dan

perawatan dengan baik (Suherni, Widyasih, & Rahmawati,

2009).

d) Perubahan pada sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan

anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan

12
alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan

kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang

berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang

makan, hemorroid, dan laserasi jalan lahir. Supaya buang

air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau

makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan

yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2

atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau

gliserin spuit atau diberikan obat laksan yang lain

(Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009)

e) Perubahan sistem perkemihan

Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2

sampai 8 minggu, tergantung pada keadaan/status

sebelum persalinan, lamanya partus kalla II yang dilalui,

Bersarnya tekanan kepala yang menekan pada saat

persalinan (Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009).

3) Perubahan tanda-tanda vital

a) Suhu badan

Sekitar hari ke empat setelah persalinan suhu tubuh

mungkin naik sedikit, antara 37,2ºC-37,5°C. Kemungkinan

di sebabkan karena ikutan dari aktivitas payudara. Bila

kenaikan mencapai 38°C pada hari ke dua sampai hari-

hari berikutnya, harus di waspadai infeksi atau sepsis

13
nifas.

b) Denyut nadi

Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60

kali permenit, yakni pada waktu habis persalinan karena

ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya

pada minggu pertama postpartum. Tekanan darah

Tekanan darah <140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut

bisa meningkat dari sebelum persalinan pada 1-3 hari

postpartum.

c) Respirasi

Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal.

(Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009)

b. Perubahan-perubahan psikis ibu nifas

Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang

harus dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi

yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga

lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani

adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase

sebagai berikut (Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009)

1) Fase taking in

Yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung

dari hari pertama sampai kedua setelah melahirkan. Pada

fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri.

14
Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang

dialaminya dari awal sampai akhir.

2) Fase taking hold

Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah

melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa kawatir akan

ketidakmampuan dan tanggung jawab dalam merawat bayi.

Ibu mempunyai perasaan sangat sensitive mudah

tersinggung dan gampang marah.

3) Fase letting go

Yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran

barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.

Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan

bayinya.

C. Proses laktasi

1. Pengertian

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI

diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.

Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia

termasuk manusia.Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan

pemberian ASI eklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai

anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan

kekebalan tubuh secara alami.

15
2. Stadium Laktasi

a. Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali diskresi oleh kelenjar

payudara, mengandung tissue dan residual material yang

terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara

sebelum dan setelah masa puerperium. Diskresi oleh kelenjar

payudara dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat.

Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.

Kolostrum Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan

dengan ASI yang matur, dapat memberikan perlindungan bagi

bayi sampai umur 6 bulan. Kadar karbohidrat dan lemak rendah

jika dibandingkan dengan ASI matur. Mineral, terutama natrium,

kalium dan klorida lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu

matur. Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu

matur, hanya 58 Kal/100 ml kolostrum. Vitamin yang larut dalam

lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur,

sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau

lebih rendah. Bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan

ASI matur tidak. PH lebih alkalis dibandingkan dengan ASI

matur. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin

dibandingkan dengan ASI matur. Terdapat tripsin inhibitor,

sehingga hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi kurang

sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar antibodi

16
padabayi. Volume berkisar 150-300 ml/24 jam (Riskani, 2012).

b. Air Susu Masa Peralihan

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI

yang matur. Diskresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa

laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI

matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai minggu kelima.

Kadar protein Asi peralihan makin merendah sedangkan kadar

karbohidrat dan lemak makin meninggi. Juga volume akan makin

meningkat.

c. ASI Matur

Merupakan ASI yang di skresi pada hari ke-10 dan

seterusnya, komposisi relatif konstan baru mulai minggu ke-3

sampai minggu ke-5). Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI

cukup, ASI ini merupakan makanan satu- satunya yang paling

baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. ASI Matur

Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang

diakibatkan warna dari Garam Ca-caseinat, riboflavin dan

karoten yang terdapat didalamnya. Jika dipanaskan ASI Tidak

menggumpal, terdapat antimikrobial faktor antara lain :

1) Antibodi terhadap bakteri dan virus

2) Sel (fagosit granulosit dan makrofag dan limfosit tipe T)

Enzim (lisozim, laktoperoksidase, lipase, katalase,fosfatase,

amilase, fosfodiesterase, alkalinfosfatase)

17
3) Protein (laktoferin, B12, binding protein)

4) Resistance factor terhadap stafilokokus

5) Komplemen

6) Interferron producing cell

7) Sifat biokimia yang khas, kapasitas bufer yang rendah dan

adanya faktor bifidus

8) Hormon-hormon (Riskani, 2012).

3. Proses pembentukan ASI

a. Laktogenesis I

Pada fase akhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase

laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu

berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat

progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI yang

sebenarnya. Namun hal ini bukan merupakan masalah medis.

Apabila ibu mengeluarkan kolostrum sebelum bayi lahir, hal ini

bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI

sebenarnya nanti

b. Laktogenesis II

Saat melahirkan keluarnya plasenta menyebabkan turunnya

tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL, secara tiba-tiba.

Namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan

produksi ASI besar-besaran. Apabila payudara dirangsang,

jumlah prolaktin dalam darah akan meningkat dan mencapai

18
puncaknya pada periode 45 menit, kemudian kembali ke level

sebelumnya rangsangan 3 jam kemudian. Keluarnya kadar

hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk

memproduksi ASI dan hormon ini juga keluar dalam ASI sendiri.

Penelitian mengindikasikan apabila produksi ASI lebih banyak,

yaitu sekitar pkl 02.00 dini hari hingga pkl 06.00 pagi.

Sedangkan jumlah prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.

c. Laktogenesis III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI

selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah

melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol

otokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan,

payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Dengan

demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seberapa

sering dan seberapabaik bayi menghisap, juga seberapa sering

payudara dikosongkan

4. Refleks yang mempengaruhi produksi ASI

Terdapat banyak releks yang mempengaruhi produksi ASI. Ada

reflex pada ibu dan refleks pada bayi, keduanya berperan besar

dalam proses tubuh untuk menghasilkan ASI. Refleks pada ibu ada

tiga, yaitu:

a. Refleks prolaktin

Bayi menghisap payudara dan menstimulasi ujung syaraf.

19
Syaraf inilah yang kemudian memerintahkan otak untuk

mengeluarkan hormon, yaitu hormon prolaktin. Prolaktin

merangsang alveoli (sel kelenjar) untuk menghasilkan lebih

banyak air susu. Menyusui dengan sering adalah cara terbaik

untuk mendapatkan ASI dalam jumlah banyak.

b. Let-Down Reflex

Hormon oksitosin yang dikeluarkan tubuh menyebabkan sel-

sel otot disekitar alveoli berkontraksi sehingga mendorong air

susu masuk ke saluran penyimpanan dan akhirnya bayi dapat

menghisapnya. Terjadinya refleks ini dipengaruhi oleh kondisi

jiwa ibu. Melalui reflex ini, terjadi pula kontraksi rahim yang

membantu lepasnya plasenta dan mengurangi perdarahan.

Oleh karena itu, bayi perlu disusui segera mungkin. Semakin

bayi menghisap, semakin banyak susu yang dihasilkan.

c. Refleks Prolaktin dan Oksitosin

Sama seperti refleks pada ibu, refleks pada bayi yang

berpengaruh dalam proses menyusui pun ada tiga.

1) Rooting Refleks atau Refleks Mencari Bayi baru lahir bila

disentuh pipinya akan menoleh ke arah sentuhan. Bila

bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan membuka mulut

dan berusaha mencari puting untuk menyusu. Refleks ini

sangat penting selama proses menyusui karena bayi akan

menggunakan refleks ini untuk memulai menyusu.

20
2) Refleks menghisap Bayi sudah bisa menghisap sejak lahir.

Semakin sering menghisap, produksi ASI pun akan semakin

berlimpah. Refleks ini akan terlihat bila ada sesuatu yang

merangsang langit-langit mulutnya, biasanya puting susu.

3) Refleks menelan Saat ada sesuatu yang masuk ke dalam

mulutnya, dalam hal ini air susu, bayi sudah bisa menelanya

(Adlecreutz, 1995)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan

pengeluaran ASI

a. Faktor anatomis buah dada

Produksi ASI akan menjadi dilobulus yang akan berkumpul

menjadi lobus. Apabila jumlah lobus dalam buah dada berkurang,

jumlah lobulus juga akan berkurang sehingga produksi ASI

berkurang karena sel- sel acini yang menghisap zat-zat makanan

dari pembuluh darah akan berkurang.

b. Faktor fisisologis

Terbentuknya ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang

dikeluarkan oleh selalfa dari lobus anterior kelenjar hipophyse.

Hormon ini merangsang sel acini untuk membentuk ASI, apabila

ada kelainan rangsanganl pada sel acini berkurang sehingga

pembentukan ASI berkurang.

c. Nutrisi

Apabila dalam makanan ibu terus menerus kekurangan gizi,

21
persediaan alam tubuh akan habis sehingga kualitas dan

kuantitas ASI menurun.

d. Faktor istirahat

Istirahat diperlukan untuk pelemasan sel-sel jaringan tubuh,

apabila kurang istirahat akan mengalami kelelahan sehingga

pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.

e. Faktor isapan anak

Isapan anak akan merangsang otot puting susu yang

akhirnya merangsang otot polos dalam payudara agar

berkontraksi. Kontraksi sangat penting untuk pembentukan dan

pengeluaran ASI.

f. Faktor obat

Obat yang dapat mempengaruhi adalah obat yang

mengandung hormon. Hormon akan mempengaruhi hormon

prolaktin yang sangat penting mempengaruhi produksi dan

pengeluaran ASI. (Pillitteri, 2010)

D. Tinjauan Umum Perawatan Payudara pada Ibu Postpartum

1. Pengertian

Perawatan payudara pada postpartum merupakan perawatan

payudara yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/ nifas untuk

melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran

susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan

perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah

22
bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. Perawatan payudara

untuk ibu nifas yang menyusui merupakan salah satu upaya

dukungan terhadap pemberian ASI bagi bayi.

2. Tujuan Perawatan Payudara

a. Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari

infeksi

b. Untuk mengenyalkan puting susu,supaya tidak mudahlecet

c. Untuk menonjolkan puting susu

d. Menjaga bentuk buah dada tetap bagus

e. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan

f. Untuk memperbanyak produksi ASI

g. Untuk mengetahui adanya kelainan pada payudara

3. Persiapan Alat

a. Baby oil secukupnya

b. Kapas secukupnya

c. Waslap, 2 buah

d. Handuk bersih, 2 buah

e. Bengkok

f. 2 baskom berisi air (hangat dan dingin)

g. BH yang bersih dan terbuat dari katun


23
4. Persiapan Ibu

a. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan

dengan handuk

b. Baju ibu bagian depan dibuka

c. Pasang handuk

5. Pelaksanaan Perawatan Payudara

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan

perawatan payudara pasca persalinan, yaitu:

a. Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit,

kemudian bersihkan dengan kapas minyak tadi.

b. Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari

telunjuk diputar kedalam 20 kali keluar 20 kali.

c. Penonjolan puting susu yaitu : Puting susu cukup ditarik

sebanyak 20 kali, dirangsang dengan menggunakan ujung

waslap, memakai pompa puting susu

d. Pengurutan payudara:

Gambar 2.2 Pengurutan Payudara

24
Sumber : Angelina Jessica,2018.

1) Telapak tangan diberi baby oil kemudian diratakan.

Peganglah payudara lalu diurut dari pangkal ke putting susu

sebanyak 30 kali

2) Sanggalah payudara kiri anda menggunakan tangan kiri.

Lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan

kanan, mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada

daerah puting susu dengan gerakan spiral.

3) Buatlah gerakan melingkar sambil sedikit menekan dimulai

dari daerah pangkal payudara hingga ke puting susu di

seluruh bagian payudara. Lakakukan hal yang sama pada

payudara berikutnya.

4) Letakkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara.

Pijatlah dari tengah-tengah antara payudara sambil sedikit

mengangkat kedua payudara dan lepaskan kedua secara

perlahan. Dianjurkan mengulangi gerakan ini hingga 30 kali.

5) Gerakan lainnya adalah mengerakkan payudara kiri dengan

25
kedua tangan, ibu jari berada di atas puting, sementara

keempat jari lain berada di bawah. Dengan lembut, lakukan

grakan memeras payudara sambil meluncurkan kedua

tangan ke depan (kearah puting). Lakukan gerakan yang

sama pada payudara lain.

6) Kemudian, cobalah posisi tangan paralel. Sangga payudara

dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut

payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal

payudara kearah puting susu dengan cara memutar tangan.

Ulangi gerakan ini sampai semua bagian payudara terkena

urutan. Semua gerakan pemijatan payudara ini mempunyai

banyak manfaat, diantaranya untuk melancarkan reflex

produksi meningkatkan volume ASI) dan pengeluaran ASI.

Selain itu, dapat mencegah terjadinya bendungan ASI pada

payudara.

7) Perangsangan payudara setelah selesai pengurutan,

payudara disiram dengan air hangat dan dingin secara

bergantian selama ± 5 menit (air hangat dahulu kemudian

air dingin).

8) Kemudian pakailah BH (kutang) yang menyangga payudara.

Diharapkan dengan melakukan perawatan payudara, baik

sebelum maupun sesudah melahirkan, proses laktasi dapat

berlangsung dengan sempurna (Pilleteri A, 2010).

26
6. Pelaksanakan dan Frekuensi perawatan payudara

Pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan dimulai

sedini mungkin yaitu 1 – 2 hari sesudah bayi dilahirkan, hal itu

dilakukan 2 kali sehari. Adapun langkah- langkah perawatan

payudara sebagai berikut :

a. Ibu mencuci tangan.

b. Ibu meletakkan kain bersih pada kedua payudara.

c. Ibu mengompres payudara dengan minyak/baby oil dengan

menggunakan kapas.

d. Ibu mengolesi minyak/baby oil pada kedua telapak tangan ibu.

e. Ibu mengurut dari atas ke arah puting susu.

f. Ibu mengurut dari atas ke samping dan ke arah puting susu.

g. Ibu melakukan pengurutan pada payudara dengan cara

melingkar dimulai dari atas, ke samping dan ke bawah.

h. Ibu melakukan kompres air hangat setelah melakukan

pengurutan dengan menggunakan washlap bergantian dengan

menggunakan air hangat dan air dingin.

i. Ibu kompres air hangat dan air dingin pada kedua payudara

secara bergantian.

j. Ibu mengeringkan payudara setelah.melakukan perawatan

payudara (Anggraini Yeti, 2010)

27
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel

Berdasarkan kerangka teori yang telah di uraikan pada tinjauan

pustaka peneliti mencoba mengembangkan dasar pemikiran variable

yang ada dimana variable independen adalah perawatan payudara,

sedangkan variabel dependen adalah bendungan ASI pada ibu post

partum :

1. Perawatan payudara

Kelenjar air susu pada ibu menyusui dapat meningkat jika pada

masa nifas para ibu melakukan perawatan payudara secara

teratur. Perawatan payudara yang di lakukan sangat berguna bagi

ibu untuk mencegah kekendoran payudara selama menyusui.

Selama proses laktasi ibu bisa memberikan makanan terbaik dan

berkualitas bernama ASI, oleh sebab itu payudara harus dirawat

dengan baik dan tepat agar terhindar dari gangguan serta

penyakit yang mungkin akan menimpa (Riskani, 2012).

2. Bendungan ASI

Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara

karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan

bendungan air susu dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.

28
Payudara yang terbendung membesar, membengkak, dan sangat

nyeri. Payudara dapat terlihat mengkilat dan edema di daerah

eritema difus. Puting susu teregang menjadi rata, ASI tidak

mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk

menghisap ASI. Ibu kadang- kadang menjadi demam

(Winkjosastro, 2010).

B. Pola Pikir Variabel

Berdasarkan konsep pemikiran tersebut di atas,maka dapat di

gambarkan satu model hubungan antara variabel yang akan di teliti

sebagai berikut

Variabel independen Variabel dependen

PERAWATAN BENDUNGAN
PAYUDARA ASI

Gbr 3.1 Kerangka Konsep


Hubungan Perawatan Payudara dengan bendungan ASI

Keterangan

Variabel independen :

Variabel dependen :

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Perawatan Payudara

Perawatan payudara pada postpartum merupakan perawatan

payudara yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/ nifas untuk

29
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran

susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI .

Kriteria Objektif :

Baik : jika jawaban responden ≥ 50%,

Kurang : jika jawaban responden < 50% (Saryono,

2011).

2. Bendungan ASI

Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara

karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan

bendungan air susu dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.

Payudara yang terbendung membesar, membengkak, dan sangat

nyeri. Payudara dapat terlihat mengkilat dan edema di daerah

eritema difus. Puting susu teregang menjadi rata, ASI tidak

mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk

menghisap ASI. Ibu kadang- kadang menjadi demam

(Winkjosastro, 2010).

Kriteria Objektif :

Ya (ada bendungan) : Bila ada pembengkakan yang

disertai nyeri pada payudara serta ASI tidak lancar.

Tidak (tidak ada bendungan) : Bila tidak ada pembengkakan

yang disertai nyeri pada payudara serta ASI tdak lancar (Saryono,

2011)

30
D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis alternative (Ha)

Ada hubungan antara perawatan payudara dengan kejadian

bendungan ASI pada ibu post partum di ruang kebidanan RSUD

Ampana Kabupaten Tojo una-Una Sulawesi Tengah

2. Hipotesis nol (Ho)

Tidak ada hubungan antara perawatan payudara dengan kejadian

bendungan ASI pada ibu post partum di ruang kebidanan RSUD

Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah.

31
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu suatu

metode pengambilan data yang dilakukan pada suatu waktu yang

bersamaan. Metode ini bertujuan agar diperoleh data yang lengkap

dalam waktu yang relatif singkat ( C h a n d r a , 2 0 0 8 )

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di bagian ruang kebidanan RSUD

Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan pada Bulan Agustus 2023

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono 2009 populasi merupakan seluruh subyek atau

obyek dengan karakteristik tertentu yang akan di teliti.Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum periode bulan

Mei sampai dengan bulan Juni 2023 berjumlah 179 ibu.

32
b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi, sehingga jumlah harus dapat mewakili

populasi pada penelitian.

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ibu post

partum di RSUD Ampana pada periode bulan Mei sampai dengan

Juni 2023 sebanyak 64 orang, yang di hitung dengan

menggunakan rumus

n= N
1 + N (d)2

keterangan :

n : Besar sampel N : Besar populasi

d : Tingkat kepercayaan

Sehingga jumlah sampel adalah

n= 179
1 + 179 (0.1)2

n = 179
1 + 1.79

n= 179 = 64
2,79

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen

penelitian dalam bentuk kuesioner yang terdiri dari dua, yakni

kuesioner tentang Perawatan Payudara dan Kuesioner tentang

33
Bendungan ASI. Pada kuesioner tentang Perawatan Payudara

memuat mengenai pernyataan tentang tata cara perawatan payudara

yang baik dan benar dengan pilihan jawaban Benar dan Salah.

Sementara kuesioner tentang Bendungan ASI memuat pertanyaan

tentang aktifitas menyusui dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak.

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data adalah data Primer yakni data yang dikumpulkan oleh

peneliti terhadap responden secara langsung.

F. Alur Penelitian

Alur penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :

Populasi

Sampel

Pengambilan data

Analisis Data

Gambar 4.1 Bagan Alur Penelitian

G. Pengelolaan dan Analisis Data


Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi,

dimana analisis data dilakukan melalui tiga tahap, sebagai berikut :

34
a. Analisis Univariat

Dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan

cara mendeskripsikan setiap variabel yang digunakan dalam

penelitian untuk melihat distribusi frekuensi, baik dalam bentuk

tabel maupun dalam bentuk grafik.

b. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk melihat hubungan variabel bebas

(Perawatan Payudara) dengan variabel terikat (Bendungan ASI),

dengan menggunakan uji statistic person Chi Squere dengan

tingkat kemaknaan jika p < ꭤ (0,05).

Adapun interprestasi ujinya adalah sebagai berikut:

1) Apabila p< 0.05, maka Ho ditolak, artinya ada hubungan

perawatan payudara dengan kejadian bedungan ASI pada ibu

post partum di Ruang Kebidanan RSUD Ampana Kabupaten

Tojo Una una Sulawesi tengah

2) Apabila p> 0.05, artinya tidak ada hubungan perawatan

payudara dengan kejadian bedungan ASI pada ibu post

partum di Ruang Kebidanan RSUD Ampana Kabupaten Tojo

Una una Sulawesi tengah

35
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Analisis Univariat

a. Distibusi Frekuensi Berdasarkan Umur

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi berdasarkan umur pada Ibu Post Partum

di Ruang Kebidanan RSUD Ampana Tahun 2023

Umur Jumlah persentase

20-25 Tahun 22 34.4


26-30 Tahun 19 29.7
31-35 Tahun 15 23.4
36-40 Tahun 8 12.5

Jumlah 64 100
Sumber : Analisis data primer, RSUD Ampana 2023

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa

sebagian besar ibu post partum yang menjadi responden

berumur 20-25 Tahun yaitu sebanyak 22 orang (34.4%),

kemudian yang berumur 26-30 Tahun sebanyak 19 orang

(29.7%), yang berumur 31-35 Tahun sebanyak15 orang (23.4%)

dan yang berumur 36-40 Tahun sebanyak 8 orang (12.5%).

36
b. Distibusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi berdasarkan Tingkat Pendidikan pada

Ibu Post Partum di Ruang Kebidanan RSUD Ampana

Tahun 2023

Pendidikan Jumlah persentase

SD 3 4.7
SMP 13 20.3
SMA 30 46.9
D.III 7 10.9
S.I 11 17.2
Jumlah 64 100

Sumber : Analisis data primer, RSUD Ampana 2023

Berdasarkan table 5.2 menunjukan bahwa sebagian besar

ibu post partum yang menjadi responden berpendidikan SMA,

sebanyak 30 orang (46.9%), kemudian berpendidikan SMP

sebanyak 13 orang (20.3%), S.1 sebanyak 11 orang (17.2%),

D.III sebanyak 7 orang (10.9%) dan berpendidikan SD 3 orang

(4.7%)

c. Distibusi Frekuensi Perawatan Payudara

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi Perawatan Payudara pada Ibu Post

Partum di Ruang Kebidanan RSUD Ampana

Tahun 2023

37
Perawatan Payudara Jumlah persentase

Baik 32 50.0

Kurang 32 50.0

Jumlah 64 100
Sumber : Analisis data primer, RSUD Ampana 2023

Dari table 5.3 di atas diketahui bahwa dari 64 ibu post

partum yang menjadi responden yang melakukan perawatan

payudara dengan baik sebanyak 32 (50%) orang dan yang

melakukan perawatan payudara kurang sebanyak 32 orang (50)

orang.

d. Distibusi Frekuensi Bendungan ASI

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi Bendungan ASI pada Ibu Post Partum di

Ruang Kebidanan RSUD Ampana Tahun 2023

Bendungan ASI Jumlah persentase

Ada Bendungan ASI 39 60.9


Tidak Ada 25 39.1

Jumlah 64 100
Sumber : Analisis data primer, RSUD Ampana 2023

Berdasarkan table 5.4 Jumlah ibu post partum yang menjadi

responden yang mengalami bendungan ASI sebanyak 39 orang

(60.9%) dan yang tidak mengalami bendungan ASI sebanyak 25

orang (39.1%).

38
2. Analisis Bivariat

Untuk mengetahui hubungan antara Perawatan Payudara

dengan kejadian Bendungan ASI pada Ibu Post Partum di Ruang

Kebidanan RSUD Ampana Tahun 2023, dilakukan perhitungan

dengan menggunakan analisis chi-square, dengan hasil yang dapat

dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 5.5

Hubungan Perawatan Payudara dengan Kejadian Bendungan

ASI pada Ibu Post Partum di Ruang Kebidanan

RSUD Ampana Tahun 2023

Bendungan ASI
Total
Perawatan Ada
Tidak Ada
Payudara Bendungan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Baik 8 12.5 24 37.5 32 50

Kurang 31 48.4 1 1.6 32 50

Jumlah 39 60.9 25 39.1% 64 100

Sumber : Analisis data primer, RSUD Ampana 2023

Tabel 5.5 di atas menunjukan bahwa dari 32 responden yang

melakukan perawatan payudara dengan baik 12.5% diantaranya

mengalami bendungan ASI, sedangkan sisanya sebanyak 37.5%

tidak mengalami bendungan ASI. Sementara responden yang

kurang baik melakukan perawatan payudara sebanyak 48.4%

mengalami bendungan ASI sedangkan yang tidak mengalami

39
bendungan ASI sebanyak 1.6%. Dari hasil uji Chi-square

menggunakan SPSS versi 29.0.1.0, menunjukan nilai p : 0.01

dengan taraf signifikansi α : 0.05 yang artinya nilai p < α , dengan

demikian maka Ho di tolak. Dengan demikian dapat di simpulkan

bahwa ada hubungan antara perawatan payudara dengan kejadian

bendungan ASI pada ibu post partum di Ruang Kebidanan RSUD

Ampana tahun 2023.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan survey pendahuluan data yang di peroleh dari

RSUD Ampana, jumlah ibu post partum pada bulan Maret sampai

dengan April 2023 sebanyak 89 ibu nifas, 43 orang (48.3%) di

antaranya tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan ASI

tidak lancar. Sedangkan 46 lainnya melakukan perawatan payudara

dengan baik dengan ASI lancer sebanyak 38 orang (82.6%) dan ASI

tidak lancer sebanyak 8 orang (17.4%). Sehingga penulis melakukan

penelitian mengenai hubungan perawatan payudara dengan kejadian

bendungan ASI. Penelitian ini menggunakan 64 responden ibu nifas di

Ruang Kebidanan RSUD Ampana .

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa dari 64 ibu

post partum terdapat 60.9% mengalami bendungan ASI sedangkan

yang tidak mengalami bendungan ASI sebanyak 39.1%. Menurut

manuaba ,2010 bendungan ASI adalah pembendungan air susu

karena penyempitan ductus lactiferous atau kelenjar-kelenjar yang

40
tidak di kosongkan dengan sempurna atau karena kelainan putting.

Pada hasil uji chi-squre dengan taraf signifikansi α : 0.05 pada

hubungan perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI,

diperoleh p : 0.01 yang artinya nilai p < α ,maka Ho di tolak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perawatan

payudara dengan kejadian bendungan ASI pada ibu post partum di

Ruang Kebidanan RSUD Ampana.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang di lakukan Elis pitria

tahun 2018 di mana ibu post partum yang tidak melakukan perawatan

payudara sebagian besar mengalami bendungan ASI.Juga penelitian

yang dilakukan Ranny septiani dan sumiati(2022) yang berjudul

Efektifitas perawatan payudara (Breast care) terhadap

pembengkakan payudara (Breast engorgement) pada ibu menyusui

menunjukan ada perbedaan bermakna antara nilai skor

pembengkakan payudara sebelum dan setelah dilakukan intervensi

berupa perawatan payudara (Breast Care) dengan Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa nilai Asymp Sig (2–tiled) 0,000 yang berarti <

0,05. Berarti perawatan payudara efektif terhadap pembengkakan

payudara pada ibu menyusui (Septiani & Sumiyati, 2022)

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh

Yenny aulya yang mana di temukan ada perbedaan bendungan ASI

pada kelompok yang diberikan perawatan payudara dan tidak

diberikan perawatan payudara pada ibu nifas di puskesmas kota

41
Bengkulu tahun 2021 (Aulya & Supriaten, 2021).

Perawatan payudara merupakan salah satu bagian

penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk

menyusui , hal ini dikarenakan payudara merupakan organ

esensial penghasil ASI yaitu makanan pokok bayi baru lahir

sehingga perawatannya harus dilakukan sedini mungkin. Dalam

meningkatkan pemberian ASI pada bayi, masalah utama dan

prinsip yaitu bahwa ibu-ibu membutuhkan bantuan dan informasi

serta dukungan agar dapat merawat payudara secara benar untuk

mempersiapkan ASI pada saat menyusui, sehingga menambah

keyakinan bahwa mereka dapat menyusui bayinya dengan baik

dan mengetahui fungsi dan manfaat perawatan payudara (Amalia,

2016)

Menurut Rustam (2009), perawatan payudara adalah suatu cara

merawat payudara yang dilakukan pada saat kehamilan atau masa

nifas untuk produksi ASI, selain itu untuk kebersihan payudara dan

bentuk puting susu yang masuk ke dalam atau datar. Puting susu

demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi ibu untuk menyusui

dengan baik dengan mengetahui sejak awal, ibu mempunyai waktu

untuk mengusahakan agar puting susu lebih mudah sewaktu

menyusui.

Salah satu perawatan payudara adalah dengan Pijat payudara.

Pijat payudara tidak hanya terbatas bagi anda yang menginginkan

42
produksi ASI nya meningkat. Secara umum, pijat payudara sangat

berguna untuk kesehatan payudara. Karena sesungguhnya payudara

yang tidak pernah dilatih, akan memiliki potensi terjadinya

penumpukan cairan toxin yang berujung pada berbagai masalah

kesehatan pada payudara.Ada beberapa manfaat perawatan

payudara, diantaranya adalah memperbaiki dan meningkatkan

peredaran darah, mengurangi gejala kram akibat menstruasi,

mengurangi ketidanyamanan selama kehamilan, meningkatkan

kekencangan kulit payudara dan sekitarnya, meningkatkan produksi

ASI, mempercepat proses pengosongan kantung ASI, mencegah

sumbatan ASI di saluran dan kelenjar susu, mempercepat

kesembuhan saat terjadi pembengkakan, relaksasi payudara dan area

dada, mengencangkan otot penggantung payudara (otot pektoralis)

hingga payudara menjadi lebih kencan dan terangkat,

mengencangkan payudara dan meningkatkan keindahannya secara

menyeluruh, mencegah kanker payudara (karena ini menjadi metode

SADARI), meningkatkan pengeluaran cairan limfe yang akan

mencegah timbulnya kanker dan membuang toksin yang tidak

bermanfaat dari dalam tubuh, SADARI (Periksa Payudara Sendiri)

yang akan membantu deteksi dini adanya benjolan di payudara, dan

mengurangi munculnya guratan dan strechmark payudara.

43
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ibu postpartum yang mengalami bendungan ASI sebanyak 60.9%

dan hanya 39.1% yang tidak mengalami bendungan ASI.

2. Ibu yang melakukan perawatan payudara dengan kategori kurang

baik (50,0%) dan pada kategori baik(50,0%).

3. Ada hubungan antara perawatan payudara dengan kejadian

bendungan ASI pada ibu post partum di Ruang Kebidanan RSUD

Ampana Tahun 2023

B. Saran

1. Bagi tempat penelitian

Diharakan lebih memberikan informasi atau penyuluhan kepada

ibu nifas untuk melakukan perawatan payudara pada hari pertama

post partum.

2. Bagi instansi pendidikan

Diharapkan dapat menambah referensi dan menjadi masukan

yang berarti bagi institusi pendidik dalam penerapan perawatan

payudara.

3. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan penerapannya

pada masyarakat

44
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. (2016). Hubungan Stress Dengan Kelancaran ASI Pada Ibu Menyusui

Pasca Persalinan di RSI A.YAni Surabaya. Journal of Health .

Ariandini, S., Kusmiati, M., Yusnia, N., Sunarti, & Rahmawati, A. (2023). Faktor-

faktoryang mempengaruhi bendungan ASI pada ibu nifas. Journal Of Public

Health Innovation (JPHI) , 03 No 2 (2023), 157-163.

Aulya, Y., & Supriaten, Y. (2021). Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap

Bendungan ASI Pada Ibu Nifas. Menara Medika , 3 (2).

Chandra, B. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: ECG.

Dahlan, M. S. (2015). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:

Epidemiologi Indonesia.

Hidatyat, A. A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berecana

Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mokhtar, R. (2011). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Nurhayati, S.ST., SE.,M.Kes, N. (2017). Cortisol Bendungan ASI dan Maternity

Blues. Malang: Media Nusa Creative.

Oktarida, Y. (2021, Februari). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Bendungan ASI Pada Ibu Nifas Di Praktik Bidan Mandiri. Lentera Perawat , 18.

Pillitteri, A. (2010). Buku Saku Asuhan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC.

pitria, E. (2018). Hubungan Perawatan PAyudara Dengan Bendungan ASI pada

Ibu Post Partum.

Rasjidi,SPOG, (K) Onk, D. (2014). Panduan Kehamilan Muslimah. Jakarta

Selatan: Noura Books.


Riskani, R. (2012). Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat.

Rusdiana, Ns, M.Kep, Zubaidah, S.S.T., S.Kep., M.P.H, Norfitri, S.S.T., M.Keb,

R., & Pusparina, S.S.T., M.M.Kes., M.Kes, I. (2021). Asuhan Keperawatan Nifas.

Sleman: CV. Budi Utama.

Saryono. (2011). Kumpulan instrumen penelitian kesehatan. jogjakarta: Nuha

Medika.

Septiani, R., & Sumiyati. (2022). EFfektivitas perawatan payudara (Breast Care)

terhadap pembengkakan payudara(Breast engorgement)pada ibu menyusui.

Midwifery Journal .

Suherni, Widyasih, & Rahmawati. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:

Fitramaya.

Wahyuni, D., Afriyani, L. D., & Selvia. (2022). Literatur Review Hubungan

Perawatan Payudara terhadap Bendungan ASI.

WHO. (2017). Exclusive Breastfeeding for optimal growth,Development And

Health Of infant. 1-3.

Winkjosastro. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

prawirohardjo.
Lampiran 1

Penentuan Kriteria Objektif

Penentuan skor diperoleh dari presentase jawaban dari responden

menggunakan skala Guttman. Adapun rumus umum menurut skala

Gutman yaitu:

Interval (I) = Range (R) / Kategori (K)

Range (R) = skor tertinggi - skor terendah = 100 - 0 = 100%

Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun Pada kriteria

objektif suatu variabel, kategori yaitu Baik dan Kurang Baik

Kriteria penilaian = skor tertinggi - interval = 100 - 50 = 50%, sehingga,

Baik = jika skor ≥ 50%, Kurang Baik = jika skor < 50%

(Saryono, 2011)
Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Ibu Responden

Di – Tempat

Dengan hormat,

Bersama ini saya yang bertanda tangan dibawah ini Mahasiswa Program

Studi Keperawatan Baramuli Kabupaten Pinrang

Nama : Melina Dian Astuti Hasan Solungan

Nim : B300221058

Akan mengadakan penelitian dengan judul ”Hubungan Perawatan

Payudara dengan Kejadian Bendungan pada Ibu Post Partum di

Ruang Kebidanan RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Tahun

2023”.

Untuk itu saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar

persetujuan dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, akan

saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan

penelitian ini.

Demikian atas perhatian dan bantuan dan kerjasama Ibu saya

ucapkan terimakasih Tojo Una Una, Agustus 2023.

Peneliti

Melina Dian Astuti Hasan Solungan


Lampiran 3

PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan menandatangani lembar ini, saya :

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi

responden di dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Program

Studi Keperawatan Stikes Baramuli Kabupaten Pinrang, atas nama :

Herdiyanti Lawala dengan judul ” Hubungan Perawatan Payudara

dengan Kejadian Bendungan pada Ibu Post Partum di Ruang

Kebidanan RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2023”.

Demikian surat ini saya buat dengan sukarela tanpa paksaan dari
pihak lain dan kiranya dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tojo Una-una, Agustus 2023


Responden

( )
Lampiran 4

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN


ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUANG KEBIDANAN
RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA UNA
TAHUN 2023

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN No Responden :

Nama / Inisial :
Umur :
Pendidikan

Tidak Sekolah SMP/Sederajat D3/S1/S2

SD/Sederajat SMA/Sederajat

Pekerjaan

PNS Pegawai Swasta Lainnya

IRT Wiraswasta

1. Perawatan Payudara

Pernyataan Perawatan Payudara yang


No Ya Tidak
Dilakukan oleh Ibu Post Partum
1 Ibu mencuci tangan.

2 Ibu meletakkan kain bersih pada kedua


payudara.
3 Ibu mengompres payudara dengan
minyak/baby oil dan menggunakan
kapas.
4 Ibu mengolesi minyak/baby oil pada kedua
telapak tangan ibu.
5 Ibu mengurut dari atas ke arah putting susu.
6 Ibu mengurut dari atas ke samping dan kearah
puting susu.
7 Ibu melakukan pengurutan pada payudara
dengan cara melingkar dimulai dari atas,ke
samping dan ke bawah.
8 Ibu melakukan kompres air hangat setelah
melakukan pengurutan dengan menggunakan
washlap bergantian dengan menggunakan air
hangat dan air dingin.
9 Ibu melakukan kompres air hangat dan air
dingin pada kedua payudara secara
bergantian.
10 Ibu mengeringkan payudara
setelah.melakukan perawatan payudara.

2. Bendungan ASI

No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah ibu merasakan ada pembengkakan
pada payudara
2 Jika jawaban “Ya”,apakah disertai rasa
nyeri?
3 Apakah ibu memiliki kesulitan dalam
menyusui?
Lampiran 5

MASTER TABEL

PERAWATAN PAYUDARA

No NAMA/IN PENDIDI PERAWATAN PAYUDARA


UMUR JUMLAH
Responden ISIAL KAN
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
1 NY.M 33 THN SMA 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 4
2 NY.A 23 THN SMA 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3
3 NY.F 25 TH SD 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3
4 NY.I 28 TH SMA 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7
5 NY.R 35 TH D.III 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6
6 NY.Y 37 TH SMP 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 4
7 NY.N 29 TH S.1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
8 NY.A 35 TH SMP 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
9 NY.N 38 TH SMP 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4
10 NY.D 23 THN SMP 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 3
11 NY I 29 THN SMP 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3
12 NY.S 26 THN D.III 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
13 NY.L 22 THN SMA 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 4
14 NY.C 21 THN SMA 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 4
15 NY.H 29 THN S.1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7
16 NY.N 31 THN SMP 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
17 NY.A 27 THN SMA 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4
18 NY.I 39 THN S.1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7
19 NY G 22 THN SMP 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 3
20 NY.A 24 THN SMA 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 4
21 NY.R 23 THN SD 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 4
22 NY.H 34 THN SMA 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
23 NY.K 38 THN SMP 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
24 NY.E 26 THN SMA 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 5
25 NY.D 21 THN D.III 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7
26 NY.A 32 THN SMP 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 5
27 NY.I 28 THN SMA 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 4
28 NY.N 31 THN SMA 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 4
29 NY.S 30 THN S.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
30 NY.R 24 THN SMA 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8
31 NY.L 26 THN SMP 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5
32 NY.O 29 THN SMA 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6
33 NY.K 23 THN S.1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 6
34 NY.H 31 THN SMP 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4
35 NY.D 22 THN SMA 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
36 NY.I 26 THN SMK 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 4
37 NY.F 25 THN SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8
38 NY.K 31 THN SMA 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 4
39 NY.M 35 THN S.1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
40 NY.A 32 THN S.1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7
41 NY.A 28 THN SMA 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4
42 NY.D 30 THN D.III 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5
43 NY.S 25 THN SMA 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7
44 NY.Z 29 THN SMA 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6
45 NY.E 24 THN SMA 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7
46 NY.L 30 THN S.1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2
47 NY.R 25 THN S.1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
48 NY.M 22 THN SMA 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6
49 NY.K 32 THN SMA 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7
50 NY.I 37 THN SD 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4
51 NY.S 23 THN SMA 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7
52 NY.M 35 THN S.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
53 NY.A 32 THN D.III 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3
54 NY.S 33 THN SMP 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7
55 NY.R 40 THN SMA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 2
56 NY.H 37 THN S.1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 4
57 NY.N 25 THN SMA 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7
58 NY.T 24 THN D.III 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6
59 NY.J 30 THN SMA 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
60 NY.R 28 THN SMA 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3
61 NY.I 25 THN SMP 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 4
62 NY.S 28 THN SMA 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3
63 NY.C 37 THN SMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
64 NY.D 21 THN D.III 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 4
BENDUNGAN ASI

No Bendungan ASI
NAMA/INISIAL JUMLAH
Responden
Y1 Y2 Y3
1 NY.M 0 0 0 0
2 NY.A 0 0 0 0
3 NY.F 0 0 0 0
4 NY.I 1 3 1 3
5 NY.R 1 3 1 3
6 NY.Y 0 1 1 1
7 NY.N 1 3 1 3
8 NY.A 0 1 1 1
9 NY.N 0 1 1 1
10 NY.D 0 0 0 0
11 NY I 0 0 0 0
12 NY.S 0 1 1 1
13 NY.L 0 0 0 0
14 NY.C 0 1 1 1
15 NY.H 1 3 1 3
16 NY.N 0 0 0 0
17 NY.A 1 3 1 3
18 NY.I 1 3 1 3
19 NY G 0 1 1 1
20 NY.A 0 1 1 1
21 NY.R 0 0 0 0
22 NY.H 0 1 1 1
23 NY.K 1 3 1 3
24 NY.E 0 1 1 1
25 NY.D 1 3 1 3
26 NY.A 0 1 1 1
27 NY.I 0 0 0 0
28 NY.N 0 0 0 0
29 NY.S 1 3 1 3
30 NY.R 1 3 1 3
31 NY.L 0 1 1 1
32 NY.O 1 3 1 3
33 NY.K 0 1 1 1
34 NY.H 0 1 1 1
35 NY.D 1 3 1 3
36 NY.I 0 0 0 0
37 NY.F 1 3 1 3
38 NY.K 0 0 0 0
39 NY.M 1 3 1 3
40 NY.A 1 3 1 3
41 NY.A 0 1 1 1
42 NY.D 1 3 1 3
43 NY.S 1 3 1 3
44 NY.Z 1 3 1 3
45 NY.E 1 2 0 2
46 NY.L 0 1 1 1
47 NY.R 1 3 1 3
48 NY.M 0 1 1 1
49 NY.K 0 1 1 1
50 NY.I 0 1 1 1
51 NY.S 1 3 1 3
52 NY.M 1 3 1 3
53 NY.A 0 1 1 1
54 NY.S 1 3 1 3
55 NY.R 0 0 0 0
56 NY.H 0 0 0 0
57 NY.N 1 3 1 3
58 NY.T 0 1 1 1
59 NY.J 1 3 1 3
60 NY.R 0 0 0 0
61 NY.I 0 0 0 0
62 NY.S 0 0 0 0
63 NY.C 0 0 0 0
64 NY.D 0 0 0 0
Lampiran 6
Frequency table
UMUR RESPONDEN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 20-25 22 26.8 34.4 34.4
26-30 19 23.2 29.7 64.1
31-35 15 18.3 23.4 87.5
36-40 8 9.8 12.5 100.0
Total 64 78.0 100.0
Missing System 18 22.0
Total 82 100.0

PENDIDIKAN RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 3 3.7 4.7 4.7
SMP 13 15.9 20.3 25.0
SMA 30 36.6 46.9 71.9
D.III 7 8.5 10.9 82.8
S.I 11 13.4 17.2 100.0
Total 64 78.0 100.0
Missing System 18 22.0
Total 82 100.0

PERAWATAN PAYUDARA
Frequ Valid Cumulative
ency Percent Percent Percent
32 50.0 50.0 50.0
32 50.0 50.0 100.0
64 100.0 100.0
BENDUNGAN ASI
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid ADA BENDUNGAN 39 60.9 60.9 60.9
TIDAK ADA BENDUNGAN 25 39.1 39.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
Lampiran 7
Crosstabs
PERAWATAN * BENDUNGAN CROSSTABULATION

PERAWATAN PAYUDARA * BENDUNGAN ASI Crosstabulation


BENDUNGAN ASI

ADA TIDAK ADA Total


BENDUNGAN BENDUNGAN
PERAWATAN KURANG Count 31 1 32
PAYUDARA Expected Count 19.5 12.5 32.0
% within PERAWATAN 96.9% 3.1% 100.0%
PAYUDARA
% within BENDUNGAN ASI 79.5% 4.0% 50.0%
% of Total 48.4% 1.6% 50.0%
BAIK Count 8 24 32
Expected Count 19.5 12.5 32.0
% within PERAWATAN 25.0% 75.0% 100.0%
PAYUDARA
% within BENDUNGAN ASI 20.5% 96.0% 50.0%
% of Total 12.5% 37.5% 50.0%
Total Count 39 25 64
Expected Count 39.0 25.0 64.0
% within PERAWATAN 60.9% 39.1% 100.0%
PAYUDARA
% within BENDUNGAN ASI 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 60.9% 39.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 34.724a 1 <,001
Continuity 31.770 1 <,001
Correctionb
Likelihood Ratio 40.746 1 <,001
Fisher's Exact Test <,001 <,001
Linear-by-Linear 34.182 1 <,001
Association
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
12.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 8

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN


Lampiran 9
Lampiran 10

REKOMENDASI PENELITIAN
Lampiran 11

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN


Lampiran 12

DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 13

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PENULIS

Nama : Melina Dian Astuti Hasan Solungan

Tempat,tanggal lahir : Poso,14 Mei 1984

Alamat : Jl.S.Bongka Perum Wisma Kartika

Status Keluarga : Menikah

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 1 Pasokan, lulus Tahun 1995

2. SMP Korpri Pasokan, lulus Tahun 1998

3. SMA Negeri 1 Pagimana, lulus Tahun 2001

4. Politeknik Kesehatan Palu Jurusan D.III Keperawatan, lulus Tahun

2004

5. Sementara Menyelesaikan Pendidikan S1 Keperawatan di STIKES

Baramuli Pinrang Lulus Tahun 2023.

Anda mungkin juga menyukai