Anda di halaman 1dari 44

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. A HAMIL 34 MINGGU DENGAN ANEMIA


DI RUANG KESEHATAN IBU DAN ANAK
UPT PUSKESMAS JAWILAN
TAHUN 2023

Nama : Lenggi Garnia Kusumah

NPM : 19220300310

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. A HAMIL 34 MINGGU DENGAN ANEMIA
DI RUANG KESEHATAN IBU DAN ANAK
UPT PUSKESMAS JAWILAN
TAHUN 2023

Oleh:

NAMA : Lenggi Garnia Kusumah


NPM : 19220300310

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di hadapan tim
penguji.

Tanggal, ………….. 2023


Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(dr. Sri Wahyuni, SP.A)


NIDN . 032701660
LEMBAR PENGESAHAN
SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. A HAMIL 34 MINGGU DENGAN ANEMIA


DI RUANG KESEHATAN IBU DAN ANAK UPT PUSKESMAS JAWILAN
TAHUN 2023

Oleh:

NAMA : Lenggi Garnia Kusumah


NPM : 19220300310

Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan … tahun … di hadapan tim penguji Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas Indonesia
Maju.

Tanggal, ……………….. 2023

KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi
Dini

Agus Santi Br.G.,S.ST, M.Kes Gaidha K Pangestu, S.Tr.Keb., M.Keb


NIDN. 317088406 NIDN. 0317119401
Menyetujui,
Mengesahkan,
Dosen Penangung Jawab Stase

(dr. Sri Wahyuni, SP.A)


NIDN . 032701660
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “ ASUHAN
KEBIDANAN PADA Ny. A HAMIL 34 MINGGU DENGAN ANEMIA DI RUANG
KESEHATAN IBU DAN ANAK UPT PUSKESMAS JAWILAN TAHUN 2023”. Oleh
karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik Universitas
Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia
Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
8. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb., Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Universitas Indonesia Maju
9. Ageng Septa Rini, S.ST, M.Kes., Selaku Dosen Pembimbing Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju.
10. Aprilya Nency, S.ST, M.Kes., Selaku Dosen Responsi Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Universitas Indonesia Maju.
11. Lina Sukiyanti, S.Tr.Keb., Selaku Dosen CI Responsi Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Universitas Indonesia Maju
12. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Universitas
Indonesia Maju. Yang telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan
membimbing penulis selama mengikuti proses pendidikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengharapkan
masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Jakarta, 06 juni 2023
Penulis
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................................2
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 6
1.1 Latar belakang.............................................................................................................6
1.2 Tujuan..........................................................................................................................7
1.3 Manfaat........................................................................................................................8
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................9
2.1 Kehamilan....................................................................................................................9
2.2 Anemia......................................................................................................................19
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.............................................................................25
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................................29
FORMAT DOKUMENTASI...............................................................................................29
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................37
4.1 Pengkajian Data Subjektif.........................................................................................37
4.2 Pengkajian Data Objektif..........................................................................................38
4.3 Analisi Data...............................................................................................................39
4.4 Penatalaksaan............................................................................................................39
BAB V PENUTUP..................................................................................................................41
5.1 Simpulan....................................................................................................................41
5.2 Saran..........................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................42
LAMPIRAN............................................................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Anemia merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia bagi kelompok
Wanita Usia Subur (WUS) Salah satu penyebab kematian ibu hamil secara tidak
langsung adalah anemia.(1)
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar
sel merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Kadar hemoglobin normal
umumnya berbeda dari laki-laki dan perempuan. Anemia pada kehamilan ialah
kondisi ibu dengan kadar hb < 11,00 gr% pada Trimester I dan III atau kadar hb <
10,5 gr% pada Trimester II, karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil
karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II.(2)
Menurut World Health Organization (WHO) melaporkan diperkirakan
kematian ibu sebesar 303.000 jiwa atau sekitar 216/100.000 kelahiran hidup di
seluruh dunia. Secara global prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 41,8%. Sekitar
setengah dari kejadian anemia tersebut disebabkan karena defisiensi zat besi.
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Afrika sebesar 57,1%, Asia 48,2%, Eropa 25,1%
dan Amerika 24,1%. Di negara-negara berkembang ada sekitar 40% kematian ibu
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan Trimester ke 3 .
Prevalensi anemia di Indonesia Menurut Riskesdas RI tahun 2018 pada ibu
hamil sebesar 48,9%, angka ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi
dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013 sebesar 37,1%. (3)
Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Provinsi Banten, prevalensi anemia
pada ibu hamil adalah sebesar 35,2% pada tahun 2019 dan meningkat di tahun 2020
menjadi 37,7% (Dinkes Provinsi Banten, 2020). Persentase ibu hamil dengan anemia
di Kabupaten Serang selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuatif yaitu tahun 2016
(47,15%), tahun 2017 (35,92%), tahun 2018 (34,20%), tahun 2019 (37,90%) dan
tahun 2020 (41,23%). (4)
Anemia kehamilan sering terjadi pada trimester ketiga. Rata-rata prevalensi
anemia pada trimester ketiga lebih dari 30%, 4,5% ibu hamil menderita anemia pada
trimester satu sebesar 4,5%, pada trimester kedua 44,1% dan pada trimester ketiga
45,7%. Pada trimester ketiga terjadi hemodilusi dan penurunan kadar hemoglobin
yang dimulai sejak usia kehamilan 6-8 minggu dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 32-34 minggu. (4)
Sebanyak 62,3% anemia dikarenakan defisiensi zat besi yang dapat
menyebabkan keguguran, partus prematus, inersia uteri, partus lama, atonia uteri dan
menyebabkan perdarahan serta syok. Kontribusi anemia terhadap kematian di
Indonesia diperkirakan mencapai 10% hingga 12%. Hal ini berarti bahwa 10% hingga
12% kematian ibu di Indonesia dapat diturunkan apabila kejadian anemia pada ibu
hamil dapat. (3)
Berdasarkan Uraian di atas anemia merupakan salah satu factor terjadinya
kematian Ibu dimana penyebab dari anemia adalah defisiensi zat besi yang salah
satunya kurangnya pengetahuan ibu terhadap pentingnya konsumsi zat besi selama
masa kehamilan, baik dari tidak rutinnya konsumsi Fe ataupun pola makan yang tidak
memenuhi gizi seimbang yang dapat menyebabkan ibu hamil tersebut mengalami
anemia. Sehingga penulis tertarik mengambil kasus anemia pada ibu hamil trimester
ke 3 dan memberikan asuhan kebidanan pada Ny. A Hamil 34 minggu dengan anemia
Di Ruang KIA UPT Puskesmas Jawilan.

1.2 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Mampu Melaksnakan Asuhan Kebidanan pada Ny. A Hamil 34 minggu dengan
Anemia di UPT Puskesmas jawilan
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Asuhan Kebidanan
pada Ny. A Hamil 34 minggu dengan Anemia di UPT Puskesmas Jawilan Tahun
2023
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada Asuhan Kebidanan
pada Ny. A Hamil 34 minggu dengan Anemia di UPT Puskesmas Jawilan Tahun
2023
3. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian analisis data pada Asuhan Kebidanan
pada Ny. A Hamil 34 minggu dengan Anemia di UPT Puskesmas Jawilan Tahun
2023
4. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan dan evaluasi pada Asuhan
Kebidanan pada Ny. A Hamil 34 minggu dengan Anemia di UPT Puskesmas
Jawilan Tahun 2023
1.3 Manfaat
1.3.1. Klien
Klien dapat menerima asuhan Kesehatan Kehamilan dengan Anemia yang tepat
agar dapat mengenali permasalahan dari keluhan yang dirasakan sedini mungkin
dalam mendapatkan penanganan segera agar kehamilan berjalan sehat dan aman
sampai persalinan nanti.
1.3.2. Tenaga Kesehatan
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan menambah wawasan penerapan
secara langsung dalam proses Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil dengan Anemia
1.3.3. Tempat Praktik
Makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam memberikan asuhan
Kebidanan Pada Ibu hamil dengan Anemia
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan
1. Definisi
Menurut Situmorang Kehamilan adalah Kehamilan merupakan masa yang
dimulai dari konsepsi hingga lahirnya janin. Lama kehamilan ini berlangsung selama
280 hari (40 minggu atau sama dengan sembilan bulan tujuh hari)
Menurut Rintho Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan pertemuan
sel ovum dan sel sperma di dalam uterus tepatnya di tuba fallopi. Setelah itu terjadi
proses konsepsi dan terjadi nidasi, kemudain terjadi implantasi pada dinding uterus,
tepatnya pada lapisan edomentrium yang terjadi pada hari keenam dan ketujuh
setelah konsepsi Filosofi Asuhan Kehamilan
2. Perubahan Fisiologis Kehamilan
a. Uterus
Uterus Uterus akan membesar di bawah pengaruh hormon selama kehamilan.
Pembesaran ini disebabkan peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh
darah dan perkembangan desidua. Pengukuran tinggi fundus uteri dengan teknik
Mc.Donal untuk mengetahui tafsiran berat badan janin .
Tabel 1
Perkembangan Tinggi Fundus Uteri pada Trimester III Tinggi

Tinggi Fundus Uteri Perabaan TFU Umur Kehamilan


(cm) dalam Minggu
28 cm 3 jari atas pusat 28 minggu
32 cm Pertengan pusat dan px 32 minggu
36 cm 1-2 jari bawah px 36 minggu
40 cm 2-3 jari bawah px 40 minggu

Berikut ini adalah table Tfu menurut Mc. Donald. Yang fungsinya untuk
mengetahui tafsiran usia kehamilan :
 Jika fundus belum melewati pusat : UK (minggu) = hasil ukur +4
 Jika fundus sudah melewati pusat : UK (minggu) = hasil ukur +6
Rumus
Berikut rumus perhitungan Tinggu Fundus Uterus atau TFU Menurut
MC Donald. Dapat dikalkulasi sebagai berikut :
 Ukuran Tinggi Fundus (cm) x 2/7 = ( durasi kehamilan dalam bulan)
 Tinggi fundus (cm) x 8/7 = (durasi kehamilan dalam minggu)
 Tinggi Fundus uteri dalam sintimeter (cm), yang normal harus sama
dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan hari
pertama haid terakhir.
Keterangan Rumus:
Misalnya jika umur kehamilannya 33 minggu, tinggi fundus uteri harus
33cm
b. Sistem kardiovaskuler
Proses ini mencapai puncaknya pada umur kehamilan 32 sampai 34 minggu.
Eritroprotein pada ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak
20-30% yang tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma, hal ini
menyebabkan terjadinya hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin
dari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl. Penurunan kadar Hb hingga di bawah 11 g/dl,
kemungkinan terjadi defisiensi zat besi dikarenakan kurang tercukupinya
kebutuhan zat besi ibu dan janin selama kehamilan
c. Sistem perkemihan
Perubahan struktur ginjal selama kehamilan merupakan akibat aktivitas
hormonal (estrogen dan progesteron), tekanan yang timbul akibat pembesaran
uterus dan peningkatan volume darah. Perubahan ini membuat pelvis dan ureter
mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urine sehingga menyebabkan sering berkemih (5)
d. Perubahan Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung
ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus
atau saluran dan hasil sekresinya disebut dengan hormon. Selama kehamilan
kelenjar hipofisis akan membesar kurang lebih 135%. Hormon prolaktin akan
meningkat 10 kali lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya setelah
persalinan, konsentrasinya pada plasma akan menurun.
e. Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal berpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.
Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan meningkatkan kontraksi otot-otot polos.
Sekresi saliva menjadi asam dan lebih banyak dan meningkat pada trimester
pertama menyebabkan ibu hamil mengeluh mual dan muntah (emesis
gravidarum). Pembesaran uterus lebih menekan diafragma , lambung, dan
intestine. Oleh karena kehamilan yang berkembang terus, lambung dan usus
digeser oleh uterus yang membesar. Rahim yang semakin membesar akan
menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi).
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh
tingginya kadar progesteron. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah
sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada di dalam saluran
makanan. Reabsorpsi makanan baik, tetapi akan menimbulkan obstipasi.
Hemoroid juga cukup sering terjadi pada ibu hamil. Kelainan ini Sebagian besar
disebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan vena di bawah uterus. (6)
f. Sistem Kardiovaskuler
Proses ini mencapai puncaknya pada umur kehamilan 32 sampai 34 minggu.
Eritroprotein pada ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak
20-30% yang tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma, hal ini
menyebabkan terjadinya hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin
dari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl. Penurunan kadar Hb hingga di bawah 11 g/dl,
kemungkinan terjadi defisiensi zat besi dikarenakan kurang tercukupinya
kebutuhan zat besi ibu dan janin selama kehamilan.(5)
g. Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomatropin, estrogen,
dan progesteron. Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga payudara
menjadi lebih besar, areola mengalami hiperpigmentasi. Pada trimester akhir
kehamilan pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara semakin
meningkat. Pada kehamilan 32 minggu warna cairan agak putih seperti air susu
yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu hingga anak lahir, cairan yang
keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak disebut
dengan kolostrum.(6)
3. Kebutuhan Gizi Saat Hamil
Kebutuhan gizi seorang perempuan yang sedang hamil mengalami peningkatan
dibandingkan sebelum masa kehamilan. Apabila kebutuhan energi perempuan
sebelum hamil sekitar 1.900 kkal/hari untuk usia 19—29 tahun dan 1.800 kkal untuk
usia 30—49 tahun maka kebutuhan ini akan bertambah sekitar 180 kkal/hari pada
trimester I dan 300 kkal/hari pada trimester II dan III. Demikian juga dengan
kebutuhan protein, lemak, vitamin, dan mineral, akan meningkat selama kehamilan.
4. Variasi makanan prinsip PGS (pedoman gizi seimbang)
Menurut Kemenkes RI asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil sebagaimana
berikut.
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan serat. Gula dan
pati merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel darah merah, otak,
sistem saraf pusat, plasenta, dan janin. Pemenuhan kebutuhan energi yang
berasal dari karbohidrat dianjurkan sebesar 50—60% dari total energi yang
dibutuhkan, terutama yang berasal dari karbohidrat pati dan serat, seperti nasi,
sereal, roti, pasta, jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar.
b. Protein
Protein merupakan komponen yang penting untuk pembentukan sel-sel tubuh,
pengembangan jaringan, termasuk untuk pembentukan plasenta. Kebutuhan
protein untuk ibu hamil sekitar 17 g/hari. Jenis protein yang dikonsumsi
seperlimanya sebaiknya berasal dari protein hewani, seperti daging, ikan, telur,
susu, yoghurt, dan selebihnya berasal dari protein nabati, seperti tahu, tempe,
kacang-kacangan, dan lain-lain.
c. Lemak
Lemak merupakan zat gizi penting yang berperan meyakinkan perkembangan
janin dan pertumbuhan awal pasca-lahir. Asam lemak omega 3 docosahexanoic
acid (DHA) penting untuk perkembangan dan fungsi saraf janin selama
kehamilan. Konsumsi polyunsaturated fatty acid (PUFA) selama kehamilan
memengaruhi transfer PUFA ke plasenta dan air susu ibu (ASI). Kebutuhan
energi yang berasal dari lemak saat hamil sebaiknya tidak lebih dari 25% dari
kebutuhan energi total per-hari. Selain memperhatikan proporsi energi yang
berasal dari lemak, penting juga memperhatikan proporsi asam lemaknya.
Misalnya, proporsi asam lemak jenuh (lemak hewani) adalah 8% dari kebutuhan
energi total, sedangkan sisanya (12%) berasal dari asam lemak tak jenuh.
Perbandingan kandungan asam lemak omega 6 dan omega 3,eicosa pentaenoic
acid (EPA), dan DHA sebaiknya lebih banyak. Asam linoleat banyak terdapat
pada minyak kedelai, minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak biji
kapas. DHA dan alpha linolenic acid (ALA) banyak terdapat dalam minyak ikan
(ikan laut seperti lemuru, tuna, dan salmon), selain itu juga terdapat dalam
sayuran berdaun hijau tua seperti bayam, brokoli, minyak kanola, biji labu
kuning, dan minyak flaxseed. Kebutuhan minyak dalam pedoman gizi seimbang
dinyatakan dalam empat porsi, di mana satu porsi minyak adalah 5 gram.
d. Vitamin dan mineral Ibu hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral
dibandingkan ibu yang tidak hamil. Vitamin membantu berbagai proses dalam
tubuh seperti pembelahan dan pembentukan sel baru. Contohnya, vitamin A
untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel serta jaringan janin, vitamin
B seperti tiamin, riboflavin, dan niasin untuk membantu metabolisme energi,
sedangkan vitamin B6 untuk membantu protein membentuk sel-sel baru, vitamin
C untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal dari bahan makanan nabati,
dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium. Mineral berperan dalam
berbagai tahap proses metabolisme dalam tubuh, termasuk pembentukan sel
darah merah (besi), dalam pertumbuhan (yodium dan seng), serta pertumbuhan
tulang dan gigi (kalsium).
e. Air
Walaupun tidak menghasilkan energi, air merupakan zat gizi makro yang
berperan sangat penting dalam tubuh. Air berfungsi untuk mengangkut zat-zat
gizi lain ke seluruh tubuh dan membawa sisa makanan keluar tubuh. Ibu hamil
disarankan untuk menambah asupan cairannya sebanyak 500 ml/hari dari
kebutuhan orang dewasa umumnya minimal dua liter/hari atau setara delapan
gelas/hari. Kebutuhan pada ibu hamil lebih banyak lagi karena perlu
memperhitungkan kebutuhan janin dan metabolisme yang lebih tinggi menjadi
10—13 gelas/hari
5. Sumplementasi untuk Ibu Hamil
Sebagian zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil tidak dapat dicukupi hanya dari
makanan yang dikonsumsi ibu hamil sehari-hari, contohnya zat besi, asam folat, dan
kalsium. Oleh karena itu, ibu hamil diharuskan menambah zat-zat gizi tersebut
dalam bentuk suplemen, salah satunya adalah zat besi. Zat besi dibutuhkan untuk
pembentukan komponen darah, yaitu hemoglobin yang terdapat dalam sel darah
merah, yang beredar di dalam darah dan berfungsi antara lain mengangkut oksigen
ke seluruh jaringan tubuh. Pada ibu hamil, kebutuhan zat besi lebih tinggi daripada
sebelum hamil, oleh karena itu dibutuhkan untuk meningkatkan massa hemoglobin
karena adanya penambahan massa tubuh ibu (plasenta, payudara, pembesaran uterus,
dan lain-lain) dan janin. Kebutuhan tambahan total selama kehamilannyan
diperkirakan 1.000 mg. Kekurangan zat besi dapat mengganggu pembentukan sel
darah merah sehingga terjadi penurunan hemoglobin. Selanjutnya, dapat
menyebabkan penurunan kadar oksigen di jaringan yang mengakibatkan jaringan
tubuh ibu hamil dan janin mengalami kekurangan oksigen sehingga menurunkan
kemampuan kerja organ-organ tubuhnya.Dampak yang terjadi pada janin, antara lain
bayi lahir dengan simpanan besi yang rendah sehingga berisiko menderita anemia,
memiliki berat badan lahir lebih rendah dari yang seharusnya, dan lain-lain. Bahan
makanan sumber zat besi yang terbaik adalah makanan yang berasal dari sumber
hewani seperti daging dan hati. Sementara zat besi yang berasal dari sumber
makanan nabati, misalnya serealia, kacang-kacangan, dan sayuran hijau, walaupun
kaya akan zat besi, tetapi zat besi tersebut memiliki bioavailabilitas (ketersediaan
hayati) yang rendah sehingga
hanya sedikit sekali yang dapat diserap oleh usus. Agar sumber zat besi nabati ini
dapat diserap dengan baik harus dikonsumsi bersamaan dengan sumber protein
hewani, seperti daging, atau sumber vitamin C, seperti buah-buahan.
6. Pemantauan berat badan (BB)
Pemantauan berat badan merupakan salah satu indikator atau tanda apakah janin
berkembang dengan baik atau tidak, dan apakah ibu hamil mengonsumsi makanan
yang cukup. Oleh karena itu pertambahan berat badan selama hamil perlu dipantau.
Rata-rata ibu hamil mengalami penambahan berat badan sebesar 10—12,5 kg
selama kehamilan, kebanyakan terjadi setelah minggu ke-20, yaitu
pada trimester II dan III kehamilan. Pada trimester I, terutama dalam 10 minggu
pertama, kenaikan berat badan hanya sedikit atau bahkan tidak naik. Rata-rata
pertambahan berat badan ibu antara usia kehamilan 0—10 minggu adalah sebesar
0,065 kg per-minggu, pada usia kehamilan 10—20 minggu 0,335 kg per-minggu,
pada usia kehamilan 20—30 minggu 0,45 kg per-minggu, dan pada usia 30—40
minggu adalah 0,35 kg per-minggu. Untuk ibu hamil yang tergolong kurus sebelum
hamil diharapkan memiliki kenaikan berat badan antara 12,5—18 kg, untuk ibu
hamil sehat dengan berat badan 11,5—2,5 kg, dan 7—11,5 kg untuk ibu hamil yang
kelebihan berat badan saat sebelum hamil. Kenaikan berat badan menunjukkan
apakah ibu mengonsumsi cukup makanan atau tidak. Bagi ibu hamil yang
mengalami status kurang gizi maka pada trimester II dan III dianjurkan untuk
menambah berat badan setiap minggu kira-kira sebesar 500 g. Adapun ibu hamil
yang memiliki status gizi lebih (kegemukan) dianjurkan untuk menambah berat
badan sebanyak 300 g/minggu. Pemantauan pertambahan berat badan,
membutuhkan data berat badan sebelum hamil, akan tetapi banyak ibu di Indonesia
yang tidak mengetahui berat badannya sebelum masa kehamilan. Pada keadaan
seperti ini maka berat badan pada trimester I dapat dianggap sebagai berat badan
pra-hamil. (6)
7. Pelayanan Kesehatan ibu hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil Pelayanan kesehatan ibu hamil dalam
permenkes RI No. 43 Tahun 2016 tentang standar pelayanan minimal bidang
kesehatan, salah satunya tercantum mengenai standar pelayanan kesehatan ibu hamil
dimana setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama
kehamilan yang dilakukan oleh bidan, dokter maupun dokter spesialis kandungan.
Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil
dengan memenuhi kriteria 10T.
Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil khususnya pada kehamilan
trimester III yaitu sebagai berikut:
1) Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui keluhan yang mungkin dialami ibu dan
mengetahui riwayat kehamilan ibu.
2) Pengukuran berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang
kurang dari 9 kilogram selama masa kehamilan atau kurang dari 1 kilogram
setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
3) Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada kehamilan
dan preeklampsia (hipertensi diserta edema wajah dan atau tungkai bawah dan
atau proteinuria).

4) Pemeriksaan fisik lengkap


Pemeriksaan fisik dalam kehamilan dilakukan untuk mendeteksi adanya tanda
bahaya dalam kehamilan. Pemeriksaan dimulai dari kepala, leher, ekstremitas
sampai pada alat genetalia.
5) Ukur tinggi fundus uteri (TFU)
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
6) Presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya
setiap kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
letak janin. Penilaian DJJ dilakukan di akhir trimester I dan selanjutnya setiap
kali kunjungan antenatal. Denyut jantung janin normal yaitu 120-160x/menit.
7) Pemberian tablet tambah darah (tablet besi)
Mencegah anemia gizi besi setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet tambah
darah minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
Tambahan zat besi untuk ibu hamil bervariasi yaitu pada Trimester I belum
membutuhkan zat besi tambahan, namun mulai Trimester II membutuhkan zat
besi sebanyak 9 mg dan Trimester III sebesar 13 mg.
8) Periksa laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil
adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium
yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan kadar hemoglobin untuk mengetahui
kejadian anemia pada ibu hamil trimester III.(5)

8. Kehamilan Trimester III


Kehamilan trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaaan. Trimester III merupakan suatu trimester yang lebih berorientasi pada
realitas untuk orang tua yang menantikan kelahiran anaknya, kekhawatiran orang tua
berfokus pada kemampuan fisik dan dalam mempersiapkan diri menjadi orang tua.
Ketidaknyamanan fisik dan masa kehamilan dari kehamilan 28 minggu sampai 40
minggu. (5)
1. Kebutuhan Dasar Kehamilan Trimester III
Menurut Kurnia perubahan fisik pada trimester III adalah :
1) Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang
belakang.
1) Payudara
Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan bayi
pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil
akan merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.
2) Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
3) Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa
susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang
membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan
dada). Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu
sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan
lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut
hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma / tulang iga ibu.
4) Sering kencing
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil.
5) Masalah tidur
Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari sehingga
merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
6) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
7) Kontraksi Perut Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di
bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk
atau istirahat.
8) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
9) Kram pada Kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena
kekurangan kalsium.
10) Cairan Vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.Cairan
biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental,
sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.
2. Adaptasi Perubahan Psikologis
1) Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.
2) Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan akan bayinya
3) Kadang-kadang ibu merasakan khawatir bahwa bayinya lahir sewaktu-
waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu.
4) Ibu merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak
normal.
5) Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan
bayinya
3. Kebutuhan dasar kehamilan trimester III
a) Kebutuhan nutrisi Mengonsumsi berbagai macam makanan bergizi selama
kehamilan merupakan hal yang penting karena bertujuan untuk memastikan
semua kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan bagi ibu dan bayi dapat terpenuhi.
Selain itu, mengonsumsi suplemen yang mengandung zat besi, asam folat,
dan multivitamin juga diperlukan untuk ibu hamil untuk membantu
pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan bayi
b) Kebutuhan istirahat Bertambahnya ukuran janin pada trimester III
Kehamilan, terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling
baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil
adalah miring kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal
dengan bantal, perut bawah sebelah kiri diganjal dengan bantal untuk
mengurangi rasa nyeri pada perut. Exercise yang dianjurkan bagi ibu hamil
yaitu senam hamil, berenang dan berjalan-jalan
c) Kebutuhan personal hygiene Seorang ibu hamil dianjurkan untuk mandi dua
kali sehari, menyikat gigi
d) secara benar dan teratur minimal setelah sarapan dan sebelum tidur,
membersihkan payudara dan daerah kemaluan, mengganti pakaian dan
pakaian dalam setiap hari serta mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
sebelum makan, setelah buang air besar dan buang air kecil
e) Kebutuhan seksual Seorang ibu hamil harus diinformasikan bahwa
melakukan hubungan seksual selama kehamilan tidak mempengaruhi bayi
yang akan dilahirkan. Melakukan hubungan seksual dapat dilakukan oleh
ibu hamil, namun pada usia kehamilan belum cukup bulan dianjurkan untuk
menggunakan kondom. Hal tersebut dikarenakan prostaglandin pada sperma
dapat menyebabkan kontraksi yang memicu terjadinya persalinan (7)

2.2 Anemia
1. Definisi
Anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin (HB) sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan. Pengertian anemia menurut
Bakta, anemia secara labolatorik adalah suatu keadaan apabila terjadinya penurunan
kadar Hb di bawah normal, kadar eritrosit dan hematrokit.
Menurut WHO anemia adalah suatu keadaan apabila terjadinya penurunan kadar Hb
lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang bersangkutan anemia juga
didefinisikan suatu penurunan massa sel darah merah atau total Hb, secara lebih tepat
dikatakan kadar Hb normal pada wanita yang sudah menstruasi adalah 12,0 dan untuk
ibu hamil 11,0 g/dl.
Biasanya selama kehamilan, terjadi hiperplasia erythroid dari sumsum tulang,
dan meningkatkan massa RBC. Namun, peningkatan yang tidak proporsional dalam
hasil volume plasma menyebabkan hemodilusi (hydremia kehamilan); Hct menurun
dari antara 38 dan 45% pada wanita sehat yang tidak hamil sampai sekitar 34%
selama kehamilan tunggal-an dan sampai 30% selama akhir kehamilan multifel. Jadi,
selama kehamilan, anemia didefinisikan sebagai Hb 10 g </ dl (Ht<30%). Jika Hb
<11,5 g/dl pada awal kehamilan, wanita mungkin perlu diberikan obat profilaktik
karena hemodilusi berikutnya biasanya mengurangi kadar Hb untuk <10g/dl.
Meskipun hemodilusi, kapasitas pembawa O2 tetap normal selama kehamilan. Hct
biasanya meningkat segera setelah melahirkan. Anemia terjadi pada 1/3 dari
perempuan selama trimester ketiga. Penyebab paling umum adalah definisi zat besi
dan folat.(8)
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 gr/dl pada
trimester I dan III sedangkan pada trimester ke II anemia jika kadar Hb < 10,5 gr/dl.
(9)
2. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia dalam kehamilan, menurut Manuaba antara lain :
a. Hb 11 gr % : Normal
b. Hb 9 – 10 gr % : Anemia Ringan
c. Hb 7 – 8 gr : Anemia Sedang
d. Hb < 7 gr % : Anemia Berat
Menurut Who klasifikasi anemia dalam kehamilan yaitu :
a. Hb 11 gr % : Tidak anemia
b. Hb 10, 9 – 10 gr % : Anemia Ringan
c. Hb 9,9 – 7,0 gr % : Anemia Sedang
d. Hb < 7 gr % : Anemia Sedang
3. Patofisiologi Anemia pada kehamilan
Darah bertambah banyak dalam kehamilan, akan tetapi bertambahnya sel-sel
darah lebih sedikit dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengencerah darah (hemodilusi). Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian
diri secara fisiologis dalam kehamilan. Proses ini mencapai puncaknya pada umur
kehamilan 32 sampai 34 minggu.
4. Faktor risiko anemia pada kehamilan
a) Asupan makanan kurang mengandung zat besi, asam folat, dan vitamin C
b) Sering mual dan muntah
c) Mengalami menstruasi berat sebelum hamil
d) Hamil usia muda
e) Jarak kehamilan yang terlalu dekat
f) Kehilangan banyak darah (misalnya cidera atau luka)
g)
5. Tanda dan gejala serta dampak anemia pada kehamilan
A. Tanda dan gejala anemia meliputi :
a. Pucat pada membran mukosa
b. Keletihan
c. Pusing, pingsan, sakit kepala
d. Nafas dangkal
e. Peningkatan frekuensi jantung (takikardia)
f. Penurunan nafsu makan, dan palpitasi.
Adapun Tanda dan Gejala Anemia menurut Evi Nasla (2022) yaitu :
1) Anemia Ringan
a) Pusing
b) Lemah
c) Mudah kantuk
d) Mudah pingsan
e) Pada pemeriksaan kelopak mata pucat, wajah, bibir dan lidan serta kuku
pucat. (9)
B. Dampak anemia terhadap ibu selama kehamilan diantaranya
a. Ibu menjadi lemah
b. Tidak berenergi
c. Kelelahan
d. Penurunan kinerja
e. Sulit bernafas
f. Peningkatan curah jantung.
C. Dampak anemia terhadap janin diantaranya
a. bayi premature
b. bayi kecil untuk usia gestasi/Intrauterin Growth Retardation (IUGR)
c. Peningkatan mortalitas perinatal. (5)
6. Penyebab Anemia
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang
diperlukan untuk pembentukan Hemoglobin (Hb), sehingga disebut “Anemia
Kekurangan Besi atau Anemia Gizi Besi (AGB)”. Kekurangan zat besi dalam
tubuh tersebut disebabkan antara lain karena :
a. Konsumsi makanan sumber zat besi yang kurang, terutama yang berasal dari
hewani.
b. Kebutuhan yang meningkat, seperti pada masa kehamilan, menstruasi pada
perempuan dan tumbuh kembang pada anak balita dan remaja
c. Menderita penyakit infeksi, yang dapat berakibat zat besi yang diserap tubuh
berkurang (kecacingan), atau hemolysis sel darah merah (malaria)
d. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk menstruasi yang
berlebihan dan seringnya melahirkan.
e. Konsumsi makanan yang rendah sumber zat besi tidak dicukupi dengan konsumsi
TTD sesuai anjuran.(10)

7. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Dengan Anemia


Anemia dalam kehamilan merupakan kehamilan yang berisiko tinggi. Asuhan
kebidanan dapat dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi. Asuhan kebidanan
secara mandiri dilakukan dengan:
a. Memberikan pelayanan ANC
b. Memberikan terapi penambah darah
c. Memberikan konseling informasi dan edukasi sesuai dengan keluhan ibu.
Asuhan kebidanan yang tidak dapat dilakukan secara mandiri dapat dilakukan
asuhan kolaborasi dengan tenaga kesehatan seperti dokter dan tenaga analis untuk
mendeteksi adanya penyulit dan komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi.
Tatalaksana Khusus yaitu melakukan kolaborasi dengan analis kesehatan
untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap, jika didiagnosis anemia defisiensi
besi maka berikan tablet tambah darah dosis terapi yang setara 180 mg besi
elemental per hari, dan berkolaborasi dengan dokter spesialis Obstetri dan
Ginekologi dalam pemeriksaan USG untuk mengetahui tumbuh kembang janin.
8. Pengobatan Anemia Pada Kehamilan
Anemia yang terjadi pada ibu hamil trimester III disarankan untuk melakukan
pemeriksaan hemoglobin ulang setelah satu bulan pemberian tablet penambah darah
dengan dosis 60 mg yang diberikan 3 kali sehari. Pemantauan dilakukan selama 90
hari, jika terjadi peningkatan kadar hemoglobin maka pemberian tablet besi dilakukan
sampai 42 hari pascasalin. Rujukan ke pusat pelayanan yang lebih tinggi dilakukan
untuk mencari penyebab anemia apabila setelah 90 hari pemberian tablet besi dan
asam folat kadar hemoglobin tidak meningkat. (5)

Terapi anemia defisiensi besi adalah dengan preparat besi oral atau parenteral. Terapi
oral ialah dengan pemberian preparat besi : Fero sulfat, fero gluconate, atau Na-fero
bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%
perbulan. Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60mg besi dan 50mg asam
folat untuk profilaksis anemia.
Berdasarkan klasifikasi anemia menurut Saifuddin pengobatannya adalah:
1) Anemia Ringan
a. Tablet Fe 1 x 60 mg/hari
b. Asam Folat 1 x 50 mg/hari
c. Vitamin C 1 x 250 mg/hari
d. Pemeriksaan Hb ulang 2 minggu kemudian
2) Anemia Sedang
a. Tablet Fe 2 x 60 mg/hari
b. Asam folat 1 x 50 mg/hari
c. Vit C 1 x 250 mg/hari
d. Pemeriksaan Hb ulang 2 minggu kemudian, jika Hb naik pengobatan
dilanjutkan, jika Hb tetap atau turun segera rujuk
3) Anemia Berat
a. Tablet Fe 3 x 60 mg/hari
b. Asam Folat 1 x 50 mg/hari
c. Vit C 1 x 250 mg/hari
d. Periksaan Hb ulang 2 minggu kemudian, jika hb naik pengobatan di lanjutkan,
jika Hb tetap atau turun segera rujuk.(9)
9. Upaya Meningkatkan Konsumsi TTD (Tablet Tambah Darah)
Upaya Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi TTD Kepatuhan terhadap konsumsi TTD
di Indonesia masih sangat rendah, yang secara umum diakibatkan oleh rendahnya
pengetahuan mengenai TTD, diantaranya sebagai berikut :
a. Efek samping minum TTD. Pada individu tertentu, konsumsi TTD dapat
menimbulkan gejala seperti mual, nyeri di daerah lambung, muntah dan kadang-
kadang terjadi diare atau sulit buang air besar. Mual, selain bisa muncul karena
minum TTD, dapat juga merupakan kondisi yang umum terjadi Pedoman
Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah 9 pada ibu hamil pada trimester
pertama kehamilan. Oleh karena itu perlu diberikan pengertian bahwa penyebab
mual tersebut bukanlah semata-mata karena TTD. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi mual atau gejala lainnya seperti nyeri lambung
adalah dengan mengonsumsi TTD pada malam hari menjelang tidur. Perlu
disampaikan bahwa gejala-gejala tersebut tidak berbahaya, dan tubuh akan
menyesuaikan sehingga gejala semakin berkurang dengan berjalannya waktu.
b. Meningkatkan penyerapan besi. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi
sebaiknya TTD dikonsumsi bersama dengan buah-buahan sumber vitamin C
(jeruk, papaya, mangga, jambu biji dan lain-lain) dan kalau memungkinkan
dengan daging, ikan atau unggas.
c. Makanan dan obat yang menganggu penyerapan besi. Hindari mengonsumsi TTD
bersamaan dengan :
a) Susu, karena susu hewani umumnya mengandung kalsium dalam jumlah yang
tinggi sehingga dapat menurunkan penyerapan zat besi di mukosa usus
b) Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan tanin yang dapat
mengkelat (mengikat zat besi menjadi senyawa yang kompleks) sehingga
tidak dapat diserap
c) Tablet Kalsium (kalk) dosis yang tinggi, dapat menghambat penyerapan zat
besi.
d) Obat sakit maag yang berfungsi melapisi permukaan lambung sehingga
penyerapan zat besi terhambat. Penyerapan zat besi akan semakin terhambat
jika menggunakan obat maag yang mengandung kalsium. Bila akan
mengonsumsi pangan maupun obat tersebut, sebaiknya dua jam sebelum atau
sesudah mengonsumsi TTD sehingga penyerapan zat besi dari TTD dapat
lebih baik.
e) Mitos atau kepercayaan yang salah. Perlu pula disampaikan bahwa minum
TTD tidak akan menyebabkan bayi menjadi terlalu besar, tekanan darah
meningkat atau terlalu banyak darah. Ada juga masyarakat yang menganggap
bahwa TTD adalah obat. Hal ini dapat berdampak negatif. Obat biasanya
dihubungkan dengan hilangnya suatu gejala setelah minum obat, sementara
efek minum TTD tidak segera dirasakan. Obat juga dihubungkan dengan
pendapat bahwa bila badan terasa segar/enak, maka obat dihentikan, padahal
TTD diminum dalam waktu lama, misalnya selama kehamilan. TTD bukan
obat, sehingga tidak akan berdampak negatif. TTD tidak akan menyebabkan
bayi menjadi terlalu besar, tekanan darah meningkat atau terlalu banyak
darah. (9)

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan Manajemen kebidanan adalah suatu
proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan,
keterampilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk mengambil suatu
keputusan yang terfokus pada klien.
2. Tahapan Manajemen Asuhan
Tahapan Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan Adapun 7 (tujuh) langkah
manajemen
kebidanan menurut Helen Varney adalah:
1) Langkah I (pengumpulan Data Dasar)
Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan langkah
berikutnya. Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang
klien.Memilih informasi data yang tepat diperlukan analisa suatu situasi yang
menyangkut manusia yang kompleks. Untuk memperoleh data dilakukan
dengan cara:
a. Anamnesa Anamnesa melalui melakukan tanggung jawab untuk
memperoleh data meliputi data pasien, keluhan utama waktu masuk,
riwayat penyakit, riwayat ginekologi, ataupun riwayat kesehatan lainnya.
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan fisik Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik yang dilakukan secara inspeksi, palpasi, dan dilakukan
pemerilksaan penunjang.
2) Langkah II (Identifikasi Diagnosa atau Masalah Aktual)
Pada langkah ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interprestasi atas data-data dan kebutuhan klien yang
dikumpulkan di intreprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan
masalah yang spesifik.
3) Langkah III (Identifikasi Diagnosa atau Masalah/Potensial yang
Membutuhkan Antisipasi Masalah Potensial)
Merumuskan diagnosa atau masalah potensial yaitu pada langkah ini, Bidan
mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasrkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi, langkah ini membutuhkan
antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati
kondisi klien. Bidan diharapkan bersiap-siap bila diagnosa atau masalah
potensial benar-benar terjadi. bidan dan tenaga kesehatan harus memberikan
asuhan yang aman dalam menangani kondisi klien.
4) Langkah IV (perlunya Tindakan Segera/kolaborasi)
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain,
mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien.
5) Langkah V (Merencanakan Asuhan yang menyeluruh)
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.Dan
pada langkah ini reformasi data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Untuk menghindari perencanaan asuhan yang tidak terarah, maka dibuat
terlebih dahulu pola pikir seperti tentukan tujuan tindakan yang akan
dilakukan meliputi sasaran dan target hasil yang akan dicapai, agar dapat
dilakukan tindakan segera.
6) Langkah VI (Melaksanakan perencanaan dan penatalaksanaan)
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Pemberian asuhan
dapat dilakukan oleh bidan, klien/keluarga, atau tim kesehatan lainnya namun
tanggung jawab utama tetap pada bidan untuk mengarahkan pelaksanaannya.
Asuhan yang dilakukan secara efisien yaitu hemat waktu, hemat biaya dan
mutu meningkat. Menganjurkan ibu untuk selalau Berdo’a.
7) Langkah VII (Evaluasi)
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah
diberikan, hasil evaluasi dapat menjadi data dasar untuk menegakkan
diagnosa sesuai rencana asuhan efektif, masalah teratasi, masalah telah
berkurang timbul masalah baru, atau apakah kebutuhan klien telah terpenuhi.
(4)
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
Soap adalah sebuah cara untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah pasien,
merupakan suatu yang membutuhkan manajemen atau diagnostik termasuk medis,
sosial ekonomi, dan masalah demografis. Bidan melakukan pencatatan secara
lengkap, singkat, dan jelas mengenai keadaan yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan dalam bentuk catatan perkembangan SOAP. Standar
Asuhan Kebidanan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan.
1. Subjektif (S)
1) Data subjektif (Observasi klien).
2) Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
3) Tanda gejala subjektif diperoleh dari hasil bertanya dari klien, suami, atau
keluarga (identitas umum, keluhan riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat
penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikologis dan pola
hidup).
4) Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. ekspresi
klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan
langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
2. Objektif (O)
1) Data objektif (observasi dan pemeriksaan)
2) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil
laboratorium dan tes diagnose lainnya yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung analisis.
3) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (tanda KU, vital
sign, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan, pemeriksaan dalam dan
pemeriksaan penunjang), pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, perkusi.
4) Data ini memberi bukti gejala klinis dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian,
teknologi (hasil laboratorium, sinar X, rekam CTG, dan lain-lain). Apa yang
diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosis
yang ditegakkan.
3. Assesmant (A)
1) Masalah atau diagnosis yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif dan seing diungkapkan secara terpisah-pisah,
proses pengkajian adalah suatu hal yang penting dalam mengikuti
perkembangan klien dan menjamin suatu perhubungan baru yang cepat
diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang cepat.
2) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data
subjektif dalam suatu identifikasi.
3) Diagnosa/masalah
4) Diagnosis
5) adalah rumusan dari hasil pengkajian kondisi klien : Ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, bayi baru lahir dan gangguan sistem reproduksi.Berdasarkan hasil
analisa data yang didapat.
6) Masalah yang menyimpang sehingga kebutuhan klien terganggu,
kemungkinan mengganggu kehamilan/kesehatan tetapi tidak masuk dalam
diagnosis.
7) Antisipasi masalah lain/diagnosis potensial
4. Planning (P)
1) Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang Untuk
mengusahakan tercapainya kondisi klien yang sebaik mungkin atau menjaga
mempertahankan kesejahterannya. Proses ini termasuk tujuan tertentu dari
kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu.
Perencanaan diambil harus sesuai dengan intruksi dokter. Dalam
perencanaan harus tertuang asuhan yang akan direncanakan, bagaimana
pelaksanaan dan hasil dari suatu asuhan yang telah diberikan. (8)
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

No. Registrasi : 021/V/TM3/2023


Tanggal Pengkajian : 26/05/2023
Waktu Pengkajian : 10.00 Wib
Tempat Pengkajian : UPT Puskesmas Jawilan
Pengkaji : Lenggi Garnia Kusumah

A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama Klien : Ny. A Nama Suami : Tn. I
Umur : 29 th Umur : 29 th
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan
: S1
Pekerjaan : Karyawati Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Kp. Simpang Tiga, Ds. Jawilan Alamat : -
1. Alasan Kunjungan saat ini
Kunjungan Ulang
2. Riwayat kehamilan ini :
a. Riwayat Menstruasi
Hari pertama haid terakhir tanggal : 29-09-2022 (pasti)/tidak,
Taksiran Persalinan : 6-07-23
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut/hari.
Siklus : 28 hari, teratur/tidak teratur
Warna : merah kecoklatan
3. Tanda-tanda kehamilan: Tidak haid, Mual dan payudara mengencang
Tanggal : 1 November 2022 hasil : positif
4. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali usia 16 minggu
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : 11 kali
5. Keluhan yang dirasakan : Pusing, Lemas, mudah cape
a. Rasa lelah : ya
b. Mual dan muntah yang lama : Tidak ada
c. Nyeri Perut : Tidak ada
d. Panas, mengigil : Tidak ada
e. Sakit kepala berat/terus menerus : Tidak ada
f. Penglihatan kabur : Tidak ada
g. Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak ada
h. Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : Tidak ada
i. Pengeluaran pravaginam : cairan, lendir, darah, keputihan : Tidak ada
j. Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
k. Oedema : Tidak ada
6. Diet/makan
Sebelum Hamiil Sesudah Hamil
Makan
a. Frekuensi : 3x/hari 3x/hari
b. Jenis : Nasi, Mie, Sayur, Nasi, Sayur, Telur,
Ikan, Ayam, Daging Mie, dan buah
Minum
a. Frekuensi : 10x/hari 15x/hari
b. Jenis : Air Putih/Mineral Air Putih/Mineral
Keluhan : Tidak ada
7. Pola Eliminasi
BAK : 5 x sehari BAB : 1 x sehari
Konsistensi : Cair Konsistensi : Lunak
Warna : Kekuningan Warna :-

8. Aktifitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur : Siang 2 jam, malam 7 jam.
Seksualitas : 1 x dalam seminggu
Pekerjaan : kantor bagian komputer
9. Riwayat Imunisasi TT
TT1 : 15 November 2022
TT2 : 15 Desember 2022
TT3 :-
TT4 :-
TT5 :-
10. Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak ada

2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


Penyakit Anak
Tgl/ Tempa
Usia Jenis Kehamila
Tahun t Jenis
No Kehamila Persalina Penolong n& Kead
Persali Pertolo Kela BB TB
n n Persalina aan
-nan ngan min
n
Hamil
ini

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita : tidak ada
a. Jantung : Tidak ada
b. Tekanan darah tinggi : Tidak ada
c. Hepar : Tidak ada
d. Diabetes melitus : Tidak ada
e. Anemia berat : Tidak ada
f. Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS : Tidak ada
g. Campak : Tidak ada
h. Malaria : Tidak ada
i. Tuberkulosis : Tidak ada
j. Gangguan mental : Tidak ada
k. Operasi : Tidak ada
l. Lain-lain : Tidak ada
4. Prilaku kesehatan
a. Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya : Tidak
b. Obat-obatan /jamu yang sering digunakan : Tidak
c. Merokok, makan sirih : Tidak
d. Irigasi vagina/ganti pakaian dalam : Tidak
5. Data Psikososial
a. Status perkawinan :
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 11 Bulan
b. Susunan keluarga yang tinggal serumah :
Umur Hubungan
No Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Keterangan
tahun Keluarga
1 Laki-laki 65 th Orang Tua SMA PNS
2 Perempuan 50 th Orang Tua SMP IRT

c. Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami dan Orang tua


d. Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : ya
e. Jenis kelamin yang diharapkan : Semua Jenis Kelamin
f. Respon Ibu terhadap kehamilan : Senang
g. Dukungan suami dan keluarga : Sangat mendukung
h. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas : Tidak ada
6. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada Penyakit keluarga

B. OBJEKTIF :
a. Keadaan umum : Baik kesadaran : CM
b. Keadaan emosional : Baik
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 11/70 mmHg Denyut nadi : 86 x / menit
Suhu tubuh : 36,5 ◦C Pernafasan : 21 x / menit
d. Tinggi badan : 160 cm Berat badan : 74 kg
e. Kenaikan berat badan selama hamil : 10 kg
f. Pemeriksaan fisik
1) Muka : Simetris
kelopak mata : Simetris
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Tidak Ikterik
Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada carries
2) Kelenjar thyroid : Tidak ada
3) Kelenjar getah benning : Tidak ada
4) Dada : Simetris
Jantung : Normal
Paru : Normal
Payudara : Pembesaran : Normal
Puting susu : Menonjol
Simetris : Ya
Benjolan/tumor : Tidak ada
Pengeluaran : (+)
Rasa nyeri : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
5) Punggung dan pinggang : Normal
Posisi tulang belakang : Normal
Pinggang nyeri : Tidak ada
6) Ekstremitas atas dan bawah odema : Tidak ada
Kekakuan sandi : Normal
Kemerahan : Tidak
Varises : Tidak ada
Refleks : +/+
LILA : 28 cm
7) Abdomen :
a. Inspeksi
Bentuk : Normal
bekas luka operasi : Tidak ada
Stric Gravidarum : -
Linea nigra : ada linea alba : -
b. Palpasi
Leopold I : Teraba bulat lunak tidak melenting (bokong)
TFU: 29 cm
Leopold II : Bagian Kanan Teraba keras memanjang seperti papan
(Punggung), bagian kiri teraba bagian terkecil dari janin
Leopold III : Teraba bulat keras dan melenting (kepala)
Leopold IV : Divergen 4/5 bagian
Auskultasi
Punctum maximum : Kuadran 3
Denyut jantung fetus :145 x/mnt teratur/tidak teratur
Taksiran berat janin : 2.635 gram
8) Ano-ganital3
a. Inspeksi
Perineum : luka parut : -
Vulva vagina : Warna : - Luka :-
Fistula : - Varises :-
Pengeluaran pervaginam : - Warna :-
Konsistensi : - Jumlah : -
Kelenjar bartolini : -
Pembengkakan : -
Rasa nyeri : -
Anus : haemoroid : -
b. Periksa dalam
Serviks dan vagina (jika ada indikasi)
Dinding vagina : Tidak dilakuka
Ukuran serviks : Tidak dilakukan
Posisi serviks : Tidak dilakukan
Konsistensi : Tidak dilakukan
Mobilitas : Tidak dilakukan
Lain-lain : Tidak dilakukan
c. Pelvimetri klinis
- Promontorium : Tidak dilakukan
- Spina isiadicha : Tidak dilakukan
- Linea inominata : Tidak dilakukan
- Ujung sekrum/coccygis: Tidak dilakukan
- Dinding samping : Tidak dilakukan
- Kesan panggul : Tidak dilakukan
- Arcus pubis : Tidak dilakukan
d. Adnexa :-
Ukuran :-
Bentuk :-
Posisi :-
Konsistensi :-

g. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 26/5/2023
Darah : Hb : 10 gr/dl Golongan darah :O+
Urine Protein : Negatif Reduksi :-
Pemeriksaan penunjang lain: Tidak ada

C. ANALISIS DATA :
Ny. A G1P0A0 Hamil 34 Minggu Dengan Anemia Ringan
Janin Tunggal Hidup, Preskep.
D. PENATALAKSANAAN :
1. Melakukan Informed Consent
Evaluasi : Pasien bersedia
2. Menjelaskan kepada ibu, keluhan yang di alami merupakan gejala anemia yaitu pusing
dan lemas, mudah kelelahan, kosentrasi menurun, sering pingsan, nafas dangkal dsb.
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan yaitu TTv dalam batas Normal,TB: 160 cm BB :
74 kg, Lila 28 cm, Tfu: 29 cm, Djj: 145x/mnt dan pemeriksaan lab yaitu protein urin
Negatif dan Hb 10 gr/dl.
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
4. Menjelaskan kepada klien bahwa hasil laboratorium yaitu Hbnya 10 gr/dl tidak normal
untuk ibu hamil yang normalnya 11 gr/dl. Menjelaskan bahwa hasil tersebut termasuk
kedalam katagori anemia Ringan. Hb (Hemoglobin) itu sendiri adalah sel darah merah
yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Pada
masa kehamilan, selain menyuplai oksigen dalam tubuh ibu, hemoglobin juga berperan
menyalurkan oksigen ke janin.
5. Menjelaskan kepada ibu, jika anemia pada kehamilan tidak di atasi akan menimbulkan
komplikasi kehamilan seperti keguguran, perdarahan selama kehamilan, persalinan
premature, gangguan janin, gangguan pada saat nanti persalinan dan masa nifas
bahkan kondisi terburuknya bisa menimbulkan kematian ibu dan serta bayi saat proses
persalinan.
Evaluasi : ibu mengerti dari penjelasan bidan
6. Menjelaskan kepada ibu untuk mengatasi anemia pada kehamilan disarankan untuk
mengonsumsi suplemen tambah darah dan memakan makanan yang bergizi seperti
Telur, ikan, daging, sayuran hijau dan buah-buah yang dapat mengikat/menyerap
kandungan zat besi yang kaya akan vit C seperti jeruk, papaya, Mangga matang, jambu
biji dan lainnya.
Evaluasi : ibu akan memakan makanan yang bergizi dan meminum tablet tambah
darah
secara rutin
7. Memberikan terapi oral
 Tamblet tambah darah yaitu 3x 60mg/sehari
 Vitamin C 1x 250mg/hari
8. Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan lab kembali 2 minggu
atau 1 bulan dari pemeriksaan sebelumnya.
Evaluasi : Pasien bersedia melakukan pemeriksaan kembali
9. Melakukan dokumentasi dengan SOAP
Evaluasi : sudah dilakukan dokumentasi

Jakarta, ___________________
Pengkaji,

(__________________________)

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus
pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. A usia 30 th G1P0A) Hamil
34 minggu dengan Anemia. Peneliti membahasa berdasarkan pendekatan asuhan
kebidanan dengan menggunakan SOAP yaitu pengumpulan data dasar, dengan
pendekatan Subjek, Objek, Analisa Data dan Penatalaksanaan yang merupakan
perencanaan dari tindakan yang akan dilakukan kemudian evaluasi perencanaan yang
telah dilaksanakan.
Teknik pengumpulan data ada tiga, yaitu : observasi, wawancara dan
pemeriksaan. Observasi adalah pengumpulan data melalui indra penglihatan (perilaku,
tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran (bunyi batuk, bunyi napas),
penciuman (bau nafas, bau luka) serta perabaan (suhu badan, nadi). Informasi yang
diperoleh mengenai data-data tersebut penulis juga bisa dapatkan dengan mengadakan
wawancara langsung dari Pasien serta sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan Hb dengan hasil 10 gr/dl.
Tahap ini dilakukan identifikasi data dasar (pengkajian) yang merupakan proses
manajemen asuhan kebidanan untuk mengumpulkan informasi baik fisik, psikososial dan
spiritual. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis yang meliputi biodata Pasien
bertujuan memperjelas identitas Pasien, riwayat mestruasi , riwayat kesehatan, riwayat
psikososial dan pola makan pada pasien untuk mendapatkan informasi tentang keluhan-
keluhan yang dirasakan ibu dan kekhawatiran khusus yang muncul akibat adanya
perubahan psikologis maupun psikologi. Dalam tahap pengumpulan data dasar, peneliti
tidak menemukan hambatan yang berarti, karena pada saat pengumpulan data pada Ny.
A memberikan informasi secara terbuka sehingga dapat memudahkan penulis untuk
memperoleh data-data yang diinginkan sesuai dengan permasalahan yang diangkat.

4.1 Pengkajian Data Subjektif


Data diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada keluarga/suami dan
Ny. A Data subjektif diperoleh dari hasil pengkajian terhadap Pasien dengan teknik
wawancara. Data ini berupa keluhan atau persepsi subjektif Pasien terhadap status
kesehatannya. Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa terhadap Pasien. Dimana
Pasien mengatakan Pusing, lemas, dan mudah lelah. Berdasarkan proses pengkajian
data subjektif dan didapatkan bahwa Ny. A usia 30 th G1P0A0 Hamil 34 minggu
dengan Anemia. Perempuan yang mengalami Anemia mengeluhkan pusing, lemas,
mudah lelah hal ini di karenakan kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin (HB) sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan yang akan menimbulkan
gejala, Pusing, keletihan, lemah sesuai dengan keluhan yang dialami hal ini
berdasarkan teori Nasla (2022). Penjelasan diatas maka dapat disimpulkan tidak ada
kesenjangan antara fakta dan teori.

4.2 Pengkajian Data Objektif


Data objektif diperoleh melalui observasi yang dilakukan pada Ny A Data
objektif adalah data yang didapat dari pengamatan, observasi, pengukuran atau
pemeriksaan fisik dengan beberapa metode. Misalnya frekunesi nadi, pernafasan,
tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
Didapatkan keadaan umum Ny. A yaitu baik, kesadaran composmentis, dengan
hasil pemeriksaan TB : 160cm, TD: 110/70 mmHg, Nadi 86x/mnt, Suhu 36.5 °C, R 21
x/mt. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nn. M terlihat Baik, Mata : Sklera : Putih,
Tidak ikterik, Konjungtiva : Anemis, Pemeriksaan abdomen, inspeksi Tidak ada bekas
luka oprasi. Palpasi Leopold I Teraba bokong, TFU 29cm, Leopold II Teraba bagian
kanan punggung janin, Djj 145x/mnt, Leopold III Teraba Kepala Janin, Leopold IV
Divergen 4/5 bagian kepala sudah masuk panggul. Hasil pemeriksaan penunjang Hb 10
gr/dl Hal
Ini sesuai dengan Teori (World Health Organization) mendefinisikan anemia pada ibu
hamil yaitu kondisi ibu dengan kadar Hb <11g/dl. Dimana klasifikasi Hb 10-10,9 gr/dl
katagori anemia ringan dan hasil pemeriksaan fisik terdapat pucat pada konjungtiva dan
ini sesuai dengan Nasla (2022) yaitu Anemia Ringan Karena jumlah sel darah merah
yang rendah menyebabkan berkurangnya pengiriman oksigen kesetiap jaringan dalam
tubuh, anemia dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala yaitu konjungtiva pucat.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara
fakta dan teori

4.3 Analisi Data


Analisis data Ny. A usia 30 tahun G1P0A0 Hamil 34 minggu dengan Anemia Ringan.
Diagnose tersebut berdasarkan data subjektif dan objektif dari Ny. A dimana terdapat
keluhan pusing, lemas dan mudah lelah ini sesuai berdasarkan teori Nasla (2022) yaitu
Perempuan yang mengalami Anemia mengeluhkan pusing, lemas, mudah lelah hal ini
di karenakan kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah
atau massa hemoglobin (HB) sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai
pembawa oksigen ke seluruh jaringan yang akan menimbulkan gejala, Pusing,
keletihan, lemah. Serta diagnose di perkuat dengan hasil pemeriksaan labolatorium
kadar Hb : 10 gr/dl sementara Hb Normal pada ibu hamil yaitu 11 gr/dl. Ini sesuai
dengan teori WHO. Berdasarkan teori diatas tidak ditemukan kesenjangan antara fakta
dan teori

4.4 Penatalaksaan
1. Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. A diberikan sesuai dengan keluhan
yang dirasakan yaitu bidan menjelaskan bahwa keluhan tersebut merupakan tanda
dan gejala anemia yaitu yaitu pusing dan lemas, mudah kelelahan, kosentrasi
menurun, sering pingsan, nafas dangkal dsb. Adapun menurut teori Buku
Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan oleh Nasla (2022) gejala Anemia Ringan
yaitu Pusing, Lemah Mudah kantuk, Mudah pingsan, Pada pemeriksaan kelopak
mata pucat, wajah, bibir dan lidan serta kuku pucat. Berdasarkan hal diatas tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan fakta.
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan yaitu TTv dalam batas Normal,TB: 160 cm
BB : 68 kg, Lila 27 cm, Tfu: 29 cm, Djj: 145x/mnt dan pemeriksaan lab yaitu
protein urin Negatif dan Hb 10 gr/dl. Dan menjelaskan kepada klien bahwa hasil
laboratorium yaitu Hbnya 10 gr/dl tidak normal untuk ibu hamil yang normalnya 11
gr/dl. Menjelaskan bahwa hasil tersebut termasuk kedalam katagori anemia Ringan.
Hb (Hemoglobin) itu sendiri adalah sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Pada masa kehamilan, selain
menyuplai oksigen dalam tubuh ibu, hemoglobin juga berperan menyalurkan
oksigen ke janin. Hal ini sesuai dengan teori Nasla (2022) yaitu Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 gr/dl pada trimester I dan III
sedangkan pada trimester ke II anemia jika kadar Hb < 10,5 gr/dl.
3. Menjelaskan kepada ibu, jika anemia pada kehamilan tidak di atasi akan
menimbulkan komplikasi kehamilan seperti keguguran, perdarahan selama
kehamilan, persalinan premature, gangguan janin, gangguan pada saat nanti
persalinan dan masa nifas bahkan kondisi terburuknya bisa menimbulkan kematian
ibu dan serta bayi saat proses persalinan. Hal ini berdasarkan teori (Saifuddin,
2014)
4. Menjelaskan kepada ibu untuk mengatasi anemia pada kehamilan disarankan untuk
mengonsumsi suplemen tambah darah dan memakan makanan yang bergizi seperti
Telur, ikan, daging, sayuran hijau dan buah-buah yang dapat mengikat/menyerap
kandungan zat besi yang kaya akan vit C seperti jeruk, papaya, Mangga matang,
jambu biji dan lainnya. Hal ini berdasarkan teori Nasla (2022)
5. Memberikan terapi oral yaitu
 Tablet Tambah darah 3 x 60 mg/hari
 Vitamin C 1 x 250 mg/hari
Menurut Teori Nasla (2022) pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil
trimester III dengan anemia ringan yaitu 3 x 60 mg/hari dan pembeian vit C 1 x
250 mg/hari Berdasarkan hal diatas tidak ditemukan kesenjangan fakta dan teori
6. Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan lab kembali 2 minggu
Hal ini sesuai teori Nasla (2022) bahwa pemeriksaan ulang Hb untuk anemia ringan
dilakukan 2 minggu atau 1 bulan setelah pemeriksaan sebelumnya yang dilakukan
oleh petugas lab. Berdasarkan teori diatas tidak ada kesenjangan fakta dan teori
7. Melakukan pendokumentasian dengan SOAP dengan SOAP sesuai dengan Teori,
Standar Asuhan Kebidanan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 Tentang Asuhan Kebidanan.
Berdasarkan hal diatas tidak ditemukan kesenjangan fakta dan teori.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Nn. A usia 30 tahun G1P0A0 Hamil 34 minggu
dengan Anemia Ringan yang dimulai dari pengkajian data sampai evaluasi maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian data subjektif yang diperoleh dari hasil wawancara didapatkan data Ny. A
usia 30 tahun G1P0A0 mengalami keluhan pusing, lemas, mudah lelah.
2. Pengkajian data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik konjungtiva anemis
dan penunjung kadar Hb 10 gr/dl
3. Analisa dan teori dalam menegakkan diagnosa pada Ny. A Usia 30 Tahun G1P0A0
Hamil 34 minggu dengan Anemia Ringan di UPT Puskesmas Jawilan Tahun 2023 tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.
4. Mampu melakukan penatalaksanaan dan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny. A Usia 30
Tahun G1P0A Hamil 34 minggu dengan Anemia Ringan di UPT Puskesmas Jawilan
Tahun 2023

5.2 Saran

1. Klien
Dengan adanya asuhan ini klien dapat menerima asuhan kesehatan Ibu hamil
Anemia dengan tepat dan dapat mengenali permasalahan dari keluhan yang
dirasakan sedini mungkin dalam mendapatkan penanganan segera sebelum
persalinan.

2. Tenaga Kesehatan
Dengan Adanya Makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan menambah wawasan penerapan secara langsung dalam proses Asuhan
Kebidanan dengan Anemia pada Ibu Hamil.
3. Tempat Praktik
Dengan adanya makalah ini dapat di jadikan salah satu referensi dalam
memberikan asuhan Kesehatan Ibu Hamil dengan Anemia
DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyuningsih S, Suhartini T, Yuliana W, Surya H. Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi
Tablet Besi dengan Anemia Ibu Hamil pada Masa Pandemi Covid 19. 2022;(August):22–
30.
2. Siti Nur Aini SNA, Juli Selvi Yanti JSY. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN ANEMIA RINGAN DI PMB Hj. DINCE SAFRINA TAHUN 2020. J
Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal). 2021;1(1):32–44.
3. Khoiriah A. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Makrayu Palembang. Midwifery J J Kebidanan UM Mataram.
2020;5(2):118.
4. Kedokteran F, Lampung U. Wellness and healthy magazine. 2020;2(February):187–92.
5. Reichenbach A, Bringmann A, Reader EE, Pournaras CJ, Rungger-Brändle E, Riva CE, et
al. Asuhan Kebidan Pada Ibu “‘ME’” usia 28 tahun Primigravida dengan Anemia Ringan.
Prog Retin Eye Res. 2019;561(3):S2–3.
6. Kasmiati, Purnamasari D, Ernawati, Juwita. ASUHAN KEHAMILAN [Internet]. Cetakan
I. Ira PA, editor. Literasi Nusantara Abadi Grup; 2023. Available from:
http://repo.poltekkes-maluku.ac.id/id/eprint/218/1/BUKU Asuhan Kehamilan full
%281%29 - Kasmiati lpt.pdf
7. FISIIAfifah, I., & Sopiany HM. PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN DI POLI KANDUNGAN RSU
DEWI SARTIKA KOTA KENDARI TAHUN 2017. Politek Kesehat [Internet].
2017;87(1,2):149–200. Available from:
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/103/1/MIRDAYANTI ASKARI %28NIM.
P00324014059%29.pdf
8. Ummi, Khairani watermark remove. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dengan Anemia
Ringan Di PMB Hj. Mona Tahun 2020. wondershare. 2020;
9. Nasla E. PENGELOLAAN ANEMIA PADA KEHAMILAN. Penerbit NEM; 2022.
10. RI K. Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah 1 [Internet].
Kementrian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan; 2013. 1–46 p. Available
from: https://promkes.kemkes.go.id/download/fpck/files51888Buku Tablet Tambah darah
100415.pdf
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai